View
220
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
48
BAB IV
Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Secara Administrasi Kecamatan Semarang Tengah terdiri dari 15
Kelurahan yaitu: Kelurahan Kranggan, Kelurahan Gabahan, Kelurahan
Miroto, Kelurahan Brumbungan, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Kembangsari,
Kelurahan Sekayu, Kelurahan Pandansari, Kelurahan Purwodinatan,
Kelurahan Karangkidul, Kelurahan Pekunden, Kelurahan Bangunharjo,
Kelurahan Kauman, Kelurahan Pendrikan Kidul, Kelurahan Pendrikan Lor.
Dan dilewati oleh Kali Semarang hampir di seluruh kelurahan di kecamatan
ini. Luas wilayah di kecamatan ini 6,05 km2 (sumber : BPS Kota Semarang,
2001) dan terletak di BWK I memiliki pengembangan fungsi utama sebagai
perkantoran, perdagangan dan jasa.
GAMBAR 4.1 Peta kecamatan Semarang Tengah
Sumber : Peta Administrasi Kec.Semarang Tengah,
Kecamatan Semarang Tengah Dalam angka 2013
49
4.2 Sejarah Kali Semarang
Semarang memiliki kawasan permukiman etnis yang berada dipesisir
Kali Semarang karena pada zaman tersebut transportasi utama adalah
transportasi air. Melalui Kali Semarang sendirilah secara tidak langsung
menceritakan sejarah perkembangan Kota Semarang dari masa ke masa
untuk mempermudah penalaran akan periode waktu ketika bangunan-
bangunan dibangun melalui tampilan fasad pada bangunan yang tersisa.
GAMBAR 4.2 Batas wilayah kelurahan kecamatan Semarang Tengah
Sumber : http://kecsmgtengah.readyplanet.asia
GAMBAR 4.3 Peta Semarang Masa Lalu
Sumber : : www.arkeologijawa.com
50
Peta sejarah perkembangan Kota Semarang menyatakan bahwa
terdapat berbagai kampung etnis yang berada disekitar Kali Semarang,
seperti halnya Kampung Cina yang terletak di sebelah timur Kali Semarang.
Permukiman Eropa yang terletak disebelah utara Kampung Cina. Kampung
Melayu yang terletak di tepi timur dan tepi barat Kali Semarang. Dan
Kampung Jawa yang terletak di pertemuan Kali Semarang.
Pada gambar diatas menunjukkan dimana Kali Semarang di masa
lampau menjadi pelabuhan penting dan menjadi transportasi utama. Namun
seiring dengan perkembangan zaman,pembangunan bergerak mengikuti pola
pembukaan jalan baru yang menyebabkan Kali Semarang semakin di
tinggalkan ditandai dengan kesemrawutan permukiman disepanjang bantaran
Kali Semarang. Hal tersebut tentunya akan mengurangi kualitas hidup
masyarakat yang bermukim disana seperti yang dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 4.4 Gambaran Kali Semarang Masa Lalu
Sumber : muspriyanto, 2006
51
4.3 Sejarah Pecinan Semarang
Sejarah mencatat bahwa kedatangan kaum etnis cina ke Semarang
pertama kali mendiami kawasan Simongan dengan struktur perbukitan dan
menghadap ke sungai dan sisa-sisa permukiman etnis cina di Simongan saat
ini masih dapat dinikmati melalui keberadaan Klenteng Sam Poo Kong.
Terjadinya perpindahan lokasi permukiman etnis cina dari kawasan
Simongan dilatarbelakangi untuk memudahkan pengawasan yang dilakukan
oleh Belanda terhadap kaum cina. Sehingga kampung etnis cina dipindah
kearah utara tepat arah selatan permukiman Belanda dengan posisi arah
timur Kali Semarang (Liem, 1933)
Pemekaran kawasan permukiman Belanda atau Kota Lama
menyebabkan lokasi permukiman cina harus kembali digeser kea rah barat
Kali Semarang sehingga semakin memunjukkan bahwa Kali Semarang
menjadi pemisah permukiman Belanda dengan permukiman cina.
Gambar 4.5 Gambaran Kali Semarang Masa Kini
Sumber : dokumentasi pribadi, 2013
52
Sejarah pembentukan Kawasan Pecinan hingga saat ini didasarkan
pada pembentukan rumah deret mengelilingi Balekambang yang berbentuk
tengah lapangan yang dipercaya memberi keberuntungan bagi
masyarakatnya. Akibatnya tidak ada bangunan yang menghadap ke Kali
Semarang, hanya pada kawasan Gang Lombok yang memang dibangun
sebelum pemindahan kawasan pecinan sehingga masih memiliki arah hadap
ke sungai.
Dan seiring dengan semakin berkembangnya permukiman cina
sehingga menyebabkan dibangunnya rumah deret pada lahan yang pada
mulanya berfungsi sebagai balekambang. Hal tersebut masih dapat dinikmati
hingga saat ini bahwa bangunan berpola deret berada pada koridor inti
pecinan dengan pola grid sementara bangunan yang terletak pada kawasan
peri-peri pecinan cenderung berpola linear karena struktur bangunan
mengikuti arus aliran Kali Semarang atau jalan.
Perkembangan dan perubahan lokasi kawasan Pecinan Semarang
hingga saat ini diulas pada tabel berikut dibawah ini.
53
Permukiman cina di timur Kali Semarang
Permukiman cina di barat Kali Semarang
Permukiman cina saat ini
Perpindahan permukiman cina dari Simongan ke timur Kali Semarang untuk memudahkan pengawasan oleh Belanda yang bermukim di bagian utara permukiman cina yakni Kota Lama
Perpindahan permukiman etnis cina kearah Barat Kali Semarang diikuti dengan penggeseran arus aliran Kali Semarang selebar 200m hingga menjadi Kali Semarang seperti saat ini
Pada perkembangannya, permukiman cina semakin meluas sehingga menyebabkan pergeseran paradigma keberadaan Balekambang
permukiman awal yang terbentuk pada permukiman cina yakni kawasan Gang Lombok yang menghadap kearah Kali Semarang
Permukiman yang terbentuk yakni bangunan deret pada Gang Baru, Gang Pinggir dan Gang Warung
Perubahan paradigma tersebut ditandai dengan terbentuknya bangunan-bangunan deret membentuk gang-gang pada lahan yang pada mulanya ialah balekambang
Karena semakin melebarnya permukiman Belanda memaksa permukiman etnis cina untuk dipindah kearah barat Kali Semarang. Yang menjadikan Kali Semarang pemisah dengan permukiman colonial
Bangunan deret pada gang-gang tersebut tidak lagi menghadap kearah Kali Semarang melainkan Balekambang atau lapangan besar yang dipercaya membawa keberuntungan
Bangunan deret membentuk pola grid tersebut yakni Gg Belakang, Gg Besen, Gg Tengah, Gg Gambiran
Temuan : Kali Semarang sebagai edges (batas) Pecinan
Temuan : Koridor peri-peri berpola linear karena mengikuti arus aliran Kali Semarang
Temuan : Koridor inti/koridor core Pecinan berpola grid.
Tabel 4.1
Perubahan struktur kawasan pecinan semarang
Sumber : analisa penulis, 2014
54
4.4 Kondisi Fisik Kali Semarang
Peta hasil analisa penulis diatas mencoba menggambarkan
mengenai letak dan posisi kampung etnis yang berada di sekitar Kali
Semarang setelah mengalami perubahan dari masa ke masa.
Dimana legenda dari peta diatas meliputi :
a. Wilayah merah : Kampung Cina (Pecinan)
b. Wilayah hijau : Permukiman Belanda (Kota Lama)
c. Warna merah muda : Kampung Melayu
d. Warna coklat muda : permukiman jawa
GAMBAR 4.6 Peta lokasi Kampung Etnis disepanjang Kali Semarang
Sumber : analisa penulis, 2014
KAMPUNG MELAYU
KOTA LAMA
PECINAN
PERMUKIMAN JAWA
55
Bentuk, ornamen, langgam, warna dan corak dari bangunan-
bangunan di masing-masing kampung etnis menampilkan karakteristik dan
kekhasannya sehingga secara visual masyarakat mampu membedakan jenis
kampung apa, kampung etnis apa dan perkiraan pembangunan dari
bangunan tersebut.
Bentuk, ornamen, langgam, warna dan corak yang khas pada
bangunan tersebut dapat memunculkan zona-zona tertentu di kawasan
menjadi zona yang kuat dan lemah. Dalam hal ini dilakukan grand tour atau
pengamatan menyeluruh untuk mengetahui zona kuat dan zona lemah
kawasan. Seperti yang dijelaskan pada gambar di bawah ini.
Grand tour yang dilakukan dengan melakukan pengamatan
menyeluruh disepanjang Kali Semarang dengan menyurusi sepanjang aliran
Kali Semarang untuk mendapatkan zona kuat dan zona lemah. Dan zona
kuat itulah yang dijadikan daya tarik dan untuk mendapatkan arti penting
penelitian.
56
Gambar 4.7 Zona kuat dan lemah tepi Kali Semarang
Sumber : dokumentasi dan analisa penulis, 2014
KOMPLEK SEKOLAH DAN GEREJA
KEBON DALEM (ZONA KUAT)
JL. WOTGANDUL (ZONA LEMAH)
JL. PETUDUNGAN (ZONA LEMAH)
permukiman cina
permukiman jawa
permukiman jawa
57
JL. PETUDUNGAN (ZONA LEMAH)
JL. WOTGANDUL (ZONA LEMAH)
permukiman cina
permukiman
jawa permukiman jawa
Gambar 4.7 Kondisi fisik permukiman tepi Kali Semarang
Sumber : dokumentasi dan analisa penulis, 2014
58
Gambar 4.8 Peta zonasi kuat dan lemah kawasan
Sumber : analisa penulis, 2014
Zona kuat
Zona lemah
Dapat disimpulkan bahwa zona
kuat kawasan ditemukan pada
beberapa titik kawasan
permukiman etnis cina yakni
pada kawasan Kebon Dalem dan
kawasan Gang Lombok.
Zona lemah banyak ditemukan
pada permukiman etnis jawa
dimana pada kondisi fisik
bangunan tidak ditemukan
karakteristik bentuk, langgam,
ornamen, warna dalam menarik
kualitas visual kawasan
59
4.5 Tinjauan Gang Lombok, Semarang
4.5.1 Kondisi Fisik Kali Semarang
Kondisi Kali Semarang pada bagian hulu sungai masih berfungsi
dengan baik meskipun kondisi air kecokelatan dan ketinggian air tidak
membahayakan daerah tepian sungai. Tetapi pada bagian hilir sungai
dimana ketika sudah memasuki kawasan pecinan, pasar johar dan kawasan
kota lama kondisi air menjadi kehitaman, penuh sampah dengan ketinggian
air hampir menyamai ketinggian jalan lingkungan sehingga terjadi banjir.
Untuk mengetahui penampang badan sungai dengan bangunan
disekitarnya perlu dilakukan potongan penampang sungai pada empat
segmen.
Gambar 4.9 Aliran Kali Semarang dari hulu ke hilir
Sumber : dokumentasi penulis
Gambar 4.10 Potongan Penampang Badan Sungai
Sumber : analisa penulis
60
POTONGAN A-A POTONGAN B-B
Jl.Wot Gandul
Jl. Kebon Dalem
D/H <1 D/H<1 D/H>1 D/H>1
L=4.5, T=6m, jadi L=1.5T. Skala ketinggian bangunan rata-rata pada area ini L/T<1 sehingga kesan ruang yang diperoleh adalah tertekan dan sempit namun keberadaan sungai menambah kesan lapang. Ketinggian bangunan 1-2 lantai. Dengan kondisi sungai masih berwarna kecoklatan dan air masih dapat mengalir dan tidak banyak sampah
L=5, T=8m, jadi L=1.6T. Skala ketinggian bangunan rata-rata pada area ini L/T>1 sehingga kesan ruang yang diperoleh adalah kesan terbuka dan netral. Lebatnya pohon pada daerah ini menyebabkan terhalangnya jarak pandang mata. Kondisi sungai sudah mulai Nampak kehitaman namun tidak dipenuhi sampah
Karakteristik bangunan menampilkan karakteristik etnis cina dengan bentuk nok melengkung dan hampir seluruh bangunan masih dipergunakan sebagai tempat tinggal
Karakter bangunan cenderung modern karena pada sisi ini merupakan yayasan katolik sehingga lebih menampilkan arsitektur gereja yang menampilkan skala yang besar pada bangunan sekolah maupun gereja.
Tabel 4.2
Potongan Penggal Jalan Kawasan Pecinan
Sumber : analisa penulis, 2014
61
POTONGAN C-C POTONGAN D-D
Gang Pinggir
Gang Lombok
D/H=1 D/H=1 D/H<1 D/H<1
L=6.3, T=6.5m, jadi L=0.6T. Skala ketinggian bangunan rata-rata pada area ini L/T=1 sehingga kesan ruang yang diperoleh adalah proporsi seimbang. Dengan lebar sungai yang cukup untuk menambah kesan lapang di kawasan. Tinggi bangunan 1-2 lantai dengan kondisi banyak pepohonan yang sedikit menghalangi pandangan visual
L=11, T=4.5m, jadi L/T>2. Skala ketinggian bangunan rata-rata pada area ini L/T<1 sehingga kesan ruang yang diperoleh adalah sempit ditambah dengan keberadaan replika kapal Cheng Ho ditengah sungai dan pepohonan menyebabkan terbatasnya penglihatan manusia.
Karakteristik bangunan kurang menampilkan karakteristik etnis cina namun merupakan bangunan kuno. Banyak bangunan yang tidak terawat tetapi tetap ditinggali. Salah satu badan jalan ditutup dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan sama sekali
Karakter bangunan sudah menerapkan karakteristik etnis cina dengan nok melengkung dan klenteng Tay Kak Sie yang besar sudah mampu menampilkan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan etnis cina
Tabel 4.2
Potongan Penggal Jalan Kawasan Pecinan (lanjutan)
Sumber : analisa penulis, 2014
62
4.5.2 Kondisi Fisik Vegetasi Kawasan
POTONGAN A-A POTONGAN B-B
Jl.Wot Gandul
Jl. Kebon Dalem
Dengan kondisi sungai masih berwarna kecoklatan dan air masih dapat mengalir dan tidak banyak sampah. Ketinggian air sungai dengan badan badan jalan sekitar 1.5 – 2m dalam kondisi normal. Vegetasi tidak berada pada bibir sungai yang menimbulkan kesan panas dan terik ketika siang hari.
Lebatnya pohon pada daerah ini menyebabkan terhalangnya jarak pandang mata. Kondisi sungai sudah mulai Nampak kehitaman namun tidak dipenuhi sampah. Ketinggian sungai dengan badan jalan hanya sekitar 1 – 1.5m.
Tidak terdapat fasilitas pagar pembatas antara sungai dengan badan jalan yang menimbulkan kerawanan akan keselamatan warga. Tanggul terbuat dari batu kali.
Pagar pembatas pada kawasan hanya sebatas pada sebuah kawasan yayasan sekolah Katolik Kebon Dalem. Selain pada kawasan tersebut tidak terdapat pagar pembatas. Ornamen yang Nampak pada desain jembatan dan desain pembatas pagar memiiki karakteristik etnis cina
Tabel 4.3
Kondisi Vegetasi di sepanjang Kali Semarang
Sumber : analisa penulis, 2014
63
POTONGAN C-C POTONGAN B-B
Gang Pinggir
Gang Lombok
kondisi pepohonan yang berjajar dan tidak berhimpitan menimbulkan kesan lapang dan tidak sempit. Kondisi sungai sangat memprihatinkan dengan banyaknya sampah sampai harus dilakukan penyaringan seadanya agar tidak mengalir ke arah laut, kondisi sungai kehitaman dengan beda ketinggian air sungai dengan badan jalan hanya 1m ketika kondisi normal
Kerapatan vegetasi pada bibir sungai dan keberadaan kapal ceng ho menyebabkan kawasan terlihat sempit. Kondisi sungai sangat memprihatinkan dimana warna sungai yang kehitaman dengan banyak nya sampah dengan jarak antara air sungai dengan badan jalan hanya 1m ketika kondisi normal
Tidak terdapat pembatas jalan pada areal ini. Hanya tumpukan sampah sejauh mata memandang bahkan pada salah satu sisi jalan ditutup dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan karena ditutupi oleh sampah dan barang tidak terpakai
Pembatas antara jalan dengan sungai hanya pada kawasan Klenteng Tay Kak Sie sementara pada daerah lainnya tidak terdapat pagar pembatas
Tabel 4.3
Kondisi Vegetasi di sepanjang Kali Semarang (lanjutan)
Sumber : analisa penulis, 2014
64
4.5.3 Kondisi Fisik Kali Semarang pada Gang Lombok
Posisi kawasan Gang Lombok pada Semarang Utara sudah termasuk
kedalam bagian hilir sungai menjadikan kondisi fisik sungai pada kawasan ini
memprihatinkan dengan banyaknya sampah tergenang. Menurut beberapa
sumber penghuni yang telah menempati kawasan tersebut puluhan tahun
menyatakan bahwa jarangnya dilakukan pengerukan sampah menyebabkan
pendangkalan yang berujung pada banjir.
Kondisi sungai di Gang Lombok merupakan kondisi sungai terparah
dibanding kawasan-kawasan pecinan lain seperti daerah Wot Gandul, Gang
Pinggir, dan Kebon Dalem. Banyaknya sampah pada sungai, arus aliran
sungai yang terhambat diperparah dengan keberadaan replika kapal ceng ho
yang berada tepat dihadapan Klenteng Tay Kak Sie dan berada tepat
ditengah-tengah sungai.
Replika kapal ceng ho yang dibangun pada tahun 2007 dan telah
mengalami perombakan dari yang sebelumnya menggunakan material
bambu dan kini dipugar menjadi material kayu itu menyebabkan semakin
Gambar 4.10 Ketinggian sungai hampir setinggi badan jalan pada Gang Lombok
Sumber : dokumentasi penulis, 2014
65
parahnya terhambatnya arus aliran sungai.Setelah melewati replika kampal
ceng ho tersebut kondisi sungai semakin hitam pekat dan dipenuhi sampah
yang menggenang. Pada beberapa bagian replika kapal ceng ho tersebut
Nampak menjadi sarang sampah-sampah yang tidak bisa mengalir ke sisi
utara.
Pada bagian bagian bawah replika kapal cengho yang bersentuhan
langsung dengan air sungai nampak terkikis secara perlahan menjadi daerah
penyumbat sampah. Pembangunan kapal yang tergolong besar ini secara
langsung semakin memperparah kondisi Kali Semarang pada bagian hilir
dalam mengalirkan air sungai.
4.6 Gang Lombok sebagai kampung etnis cina
Gang Lombok merupakan salah satu penggal jalan pada
Kelurahan Purwodinatan yang tergolong ke dalam kampung etnis cina.
Secara umum fungsi bangunan pada koridor Gang Lombok merupakan
bangunan tempat tinggal, bangunan yang juga dipergunakan sebagai lokasi
Gambar 4.11 Replika Kapal Cheng Ho yang mengganggu aliran sungai
Sumber : dokumentasi penulis, 2014
66
usaha, bangunan tempat ibadah, dan masih banyak bangunan yang tidak
terawat karena tidak berpenghuni. Daya tarik tersendri dari Gang Lombok
adalah daya tarik pariwisata dimana terdapat replika kapal Cheng Ho tepat di
depan sebuah klenteng namun keberadaan replika kapal tersebut
mengganggu aliran air pada Kali Semarang.
Bangunan pada Gang Lombok secara umum menampilkan
karakteristik etnis cina yang khas melalui ornamen, warna, langgam, bentuk
bangunan, bukaan dan struktur bangunan. Namun meskipun diperuntukkan
sebagai potensi wisata cukup besar pada penggal jalan Gang Lombok, masih
banyak ditemukan permukiman tidak terawat yang cenderung memberikan
kesan kumuh. Namun sebagai kawasan heritage, kampung ini memiliki latar
belakang sejarah, artefak (wujud fisik), dan aktifitas-aktifitas yang
berlangsung di dalamnya sebagai sebuah keterpaduan antara permukiman
dan pusat kegiatan perdagangan penduduk yang bermukim.
GAMBAR 4.12
Peta lokasi penggal Gang Lombok
Sumber : analisa penulis, 2013
67
Sejarah pembangunan replika Kapal Cheng Ho
2003 2007 2013
Dari analisa perubahan kondisi lokus penelitian, secara khusus merupakan penggal jalan Gang Lombok, sedari tahun 2003 hingga 2013 permukiman pada Gang Lombok sudah cukup padat dikarenakan lokasi lokus penelitian termasuk kedalam pusat kegiatan perekonomian di Kota Semarang. Perubahan selama sepuluh tahun yang dapat dicermati melalui mata telanjang ialah pada tahun 2003 belum terdapat replika kapal Cheng Ho. Karena menurut sejarah, replika kapal tersebut dibangun pada tahun 2005 oleh Yayasan Tay Kak Sie dalam rangka 600 tahun pendaratan Laksamana Cheng Ho di Semarang. Lokasi perletakan Kapal Cheng Ho sendiri berdiri tepat dihadapan Klenteng Tay Kak Sie. Pembangunan replika kapal ini sendiri menimbulkan permasalahan baru yakni terganggunya arus aliran sungai
GAMBAR 4.13 Lokus Penelitian dari tahun ke tahun
Sumber : Google earth, 2013
68
4.61 Kondisi Fisik Bangunan Gang Lombok
Gang Lombok berada di sisi
timur Kali Semarang. Sudut
Gang Lombok yang masih
tidak terawat dikarenakan
timbunan sampah. Bangunan
yang berada di sebrang Gang
Lombok secara umum sudah
tidak berpenghuni
Tampilan luar Klenteng Tay
Kak Sie yang menjadi daya
tarik wisatawan melalui
karakteristik etnis cina
didalamnya. Sebagai tempat
wisata, maraknya tempat
usaha dimana kebanyakan
merupakan tempat usaha
kuliner sebagai pendukung
lokasi wisata
Klenteng Tay Kak Sie dengan
segala ornamen, warna,
langgam, struktur, dan fasad
yang kental dengan
karakteristik etnis cina
menjadikan lokasi ini memiliki
potensi pariwisata yang baik.
Gambar 4.14 Kondisi fisik bangunan Gang Lombok
Sumber : dokumentasi penulis, 2014
69
Replika kapal Cheng Ho yang
dibangun oleh Yayasan Tay
Kak Sie pada tahun 2005.
Kapal yang memiliki panjang
41 m, lebar 12 m, dan tinggi 3
m tersebut cukup menarik
minat pengunjung dan
meningkatkan visual dari
permukiman etnis cina
tersebut
Fasilitas pendidikan pada
sudut Gang Lombok terdiri dari
TK, SD, SMP Kuncup Melati.
Merupakan bangunan empat
lantai
Salah satu rumah tinggal yang
dipergunakan sebagai tempat
usaha. Pada umumnya tempat
usaha tersebut menjajakan
makanan khas Semarang
yakni lumpia
Gambar 4.14 Kondisi fisik bangunan Gang Lombok (lanjutan)
Sumber : dokumentasi penulis, 2014
70
Gambar 4.14 Kondisi fisik bangunan Gang Lombok (lanjutan)
Sumber : dokumentasi penulis, 2014
Tepat disebrang Gang Lombok
berdiri bangunan-bangunan
tua yang Nampak tidak terawat
karena bagian fasad depan
bangunan membelakangi Kali
Semarang
Tepat disebrang Gang Lombok
berdiri bangunan-bangunan
tua yang Nampak tidak terawat
karena bagian fasad depan
bangunan membelakangi Kali
Semarang
Bangunan-bangunan yang
tidak terawat tersebut
menimbulkan kesan
kekumuhan disebabkan oleh
banyaknya sampah
menumpuk dan berserakan
71
Gambar 4.15 Fisik Bangunan dan langgamnya pada Gang Lombok
Sumber : dokumentasi penulis, 2014
GEDONG (arsitektur cina-belanda)
Rumah deret (arsitektur cina-lokal)
Kompleks klenteng Tay Kak Sie (arsitektur cina) Sekolah Kuncup Melati (arsitektur
modern)
Kompleks klenteng Tay Kak Sie
(arsitektur cina)
Rumah deret (arsitektur cina-lokal)
Recommended