View
0
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
63
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Profil Sekolah Dasar.
Lokasi SDN 2 Botomulyo yang merupakan
salah satu dari 3 SD di Desa Botomulyo Botomulyo
Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal. Desa
Botomulyo memiliki 3 SD yaitu SDN 1 Botomulyo
yang terletak di Dukuh Debong Lor, SDN 2
Botomulyo yang terletak di Dukuh Penjalin, dan
SDN 3 Botomulyo yang terletak di Dukuh Debong
Kidul. SDN 2 Botomulyo letaknya sangat strategis,
selain dekat dengan lapangan olah raga desa (Roda
Remaja), gedung olah raga juga sekolah ini dilalui
oleh jalan poros desa.
SDN 2 Botomulyo merupakan SD Inpres
yang berdiri tahun 1980 SK Izin Operasional
tanggal 1 Januari 1980. Sekolah ini terakreditasi B
pada tanggal 1 Januari 2011. Selama ini sudah
mengalami beberapa kali pergantian kepala
sekolah. SDN 2 Botomulyo yang berdiri diatas
tanah bengkok/tanah Desa Botomulyo seluas
2.150 m2, jadi sekolah hanya berhak menempati
bukan memiliki.
Visi SDN 2 Botomulyo adalah Mewujudkan
siswa berprestasi, berbudi pekerti luhur, mandiri
serta dapat menguasai IMTAQ dan IPTEK.
64
Sedangkan misinya adalah: 1) meningkat dalam
penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut
siswa 2) meningkat dalam sikap / kesopanan,
perilaku dan budi pekerti 3) meningkat dalam
prestasi akademik maupun non akademik 4)
meningkat dalam kedisiplinan dan tanggung jawab
5) meningkat dalam kerukunan, kebersamaan, dan
kepedulian terhadap sesama 6) meningkat dalam
prestasi keterampilan, olahraga , kesenian dan
keagamaan 7) meningkat dalam sikap peduli
terhadap lingkungan.
Berdasarkan laporan bulan Maret jumlah
murid SDN 2 Botomulyo tahun pelajaran
2015/2016 adalah 150 terdiri dari 76 laki-laki dan
74 perempuan. Kepala sekolah dan guru berjumlah
9 orang, usia 21-30 tahun 1 orang, 31-40 tahun 1
orang, 41 – 50 tahun 2 orang, dan 51 – 60 tahun 5
orang. Berdasarkan kualifikasi pendidikan D2 1
orang dan S1 8 orang, masa kerja sebagai guru < 1
tahun 1 orang, 1 – 10 tahun 2 orang, 11 – 20 tahun
1 orang, 21 – 30 tahun 2 orang dan 30 – 40 tahun
3 orang. Status kepegawaian SDN 2 Botomulyo 6
orang sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) sedangkan
3 orang masih guru wiyata bhakti/Guru Tidak
Tetap (GTT) dan seorang penjaga sekolah yang
sudah berstatus PNS.
65
Sekolah ini sering mengirim atlet sepak bola,
karena didesa ini ada Sekolah Sepak Bola (SSB)
Roda Remaja, prestasi sementara masih ditingkat
kabupaten sedangkan dipropinsi masih kandas.
Kemampuan tenis meja juga tidak boleh
diremehkan, SD ini sering menjuarai
pertangdingan tingkat kecamatan. Lomba dibidang
religi yaitu pada lomba rebana, Qiroati dan hafidz
al Qur’an walaupun belum pernah juara di tingkat
kabupaten namun untuk hafidz selalu juara satu
kecamatan.
4.2. Hasil Penelitian.
4.2.1. Tindakan (Siklus) 1.
4.2.1.1. Identifikasi Masalah.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
guru sebagian besar belum memiliki kemampuan
dalam pengetikan dasar, aplikasi powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual. Hal ini dapat
dilihat pada nilai yang didapat dari hasil studi
dokumen, wawancara dan observasi yang
dilakukan kepala sekolah di dalam Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). Nilai tersebut disajikan
dalam tabel berikut:
66
Tabel 4.1 Nilai kemampuan guru dalam menggunakan media audio visual Pra Siklus
No Jenis Guru Nilai
A B C D E
1 Guru kelas 1 60 30 15 35 45
2 Guru kelas 2 56 30 40 40 55
3 Guru kelas 3 70 55 30 35 65
4 Guru kelas 4 75 65 65 55 70
5 Guru kelas 5 65 40 20 30 60
6 Guru PAI 75 65 60 55 70
7 Guru Penjasorkes 54 30 15 30 55
Rata-rata 65 45 35 40 60
Keterangan:
A. Pengetikan dasar
B. Aplikasi powerpoint
C. Internet
D. Pembuatan media audio visual
E. Pengoperasian media audio visual
Dari tabel tersebut dapat kita baca bahwa
guru yang sudah menguasai pengetikan dasar
sudah ada 2 orang yang 5 orang masih dibawah
standar kemampuan yang diharapkan. Guru yang
sudah dapat membuka dan mengoperasikan
aplikasi powerpoint hanya 2 orang itupun belum
mahir, baru bisa membuka dan menulis pada slide
saja yang lain sama sekali belum bisa. Untuk
jaringan internet 1 orang sudah dapat dan biasa
menggunakan internet, tetapi apabila terjadi
masalah pada jaringan masih harus memanggil
67
teknisi dari luar, sedangkan yang lain 1 orang
sudah bisa sedikit-sedikit dan yang lain masih
bingung. Pembuatan media audio visual
kebanyakan para guru masih belum bisa karena
mereka hanya mengandalkan media yang sudah
ada, terkadang malah tidak menggunakan media
sama sekali dalam mengajar. Pada pengoperasian
hampir 4 orang sudah layak dan bisa
mengoperasikan media audio visual sedangkan
yang lain masih perlu pembinaan dan bimbingan.
4.2.1.2. Aktivitas Tindakan (Siklus) 1.
Evaluasi tersebut kemudian dijadikan
bahan untuk mencari upaya perbaikan (tahap
tindakan) pada siklus penelitian. Rata-rata guru
belum menguasai pengetikan dasar, aplikasi
powerpoint, internet, pembuatan media audio
visual, dan pengoperasian media audio visual.
Tindakan yang akan dilakukan peneliti adalah
pelatihan penggunaan media audio visual di
kalangan guru-guru di SDN 2 Botomulyo.
Sebelum melakukan tindakan pelatihan,
peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan
orientasi sebagai studi pendahuluan. Pada saat
awal kegiatan pelatihan. Peneliti mengamati
aktivitas guru dalam mengoperasikan media audio
visual. Dalam kegiatan ini guru ”didiagnosis”
68
sehingga peneliti menemukan derajat kemampuan
guru-guru dalam pengetikan dasar, aplikasi
powerpoint, internet, pembuatan media audio
visual, dan pengoperasian media audio visual.
Selain itu peneliti juga menemukan penyebab dari
kemampuan yang rendah tersebut yaitu perasaan
takut salah dan takut rusak sehingga
menyebabkan guru tidak percaya diri untuk
berbuat atau melakukan sesuatu yang baru yang
berkaitan dengan media.
Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini
dilaksanakan pada Sabtu tanggal 16 April 2016
bertempat di SDN 2 Botomulyo, melalui beberapa
kegiatan, antara lain :
1. Peneliti menunjuk instruktur dari unsur
dinas pendidikan yang kompeten dalam hal
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual bertindak
sebagai nara sumber.
2. Instruktur/Guru komputer melakukan
penjelasan mengenai cara pengetikan dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
a. Materi diawali dengan membuka
komputer/laptop, membuka microsof
69
office, microsof office powerpoint,
membuat slide, menulis kalimat teks,
menambahkan gambar atau animasi.
gambar atau animasi dapat dicari
melalui dokumen yang sudah ada atau
browsing lewat internet.
Menghubungkan dengan file atau
dokumen lain menggunakan fasilitas
hyperlink pada microsof office
powerpoint dengan menunjuk pada
tab menu insert kemudian memilih
gambar icon hyperlink (bola dunia dan
rantai). Selanjutnya memilih dokumen
yang sesuai dengan materi.
b. Membuka internet diawali dengan
mengaktifkan/menyambungkan wifi
yang ada, lalu buka google chrome,
lalu ketik kata kunci yang ingin dicari
pada samping icon find (kaca
pembesar)
Semua guru mempraktikan cara
mengoperasikan komputer, kemudian melakukan
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
Dalam pelaksanaan pelatihan, peneliti
mengobservasi kegiatan pelatihan dengan
70
menggunakan lembar pengamatan. Hasil pelatihan
berupa kemampuan guru dalam pengetikan dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan media
audio visual, dan pengoperasian media audio
visual dan observasi/pengamatan terhadap sikap
peserta pelatihan dilakukan oleh peneliti dibantu
oleh tim kolaborasi, dan instruktur atau nara
sumber pelatihan.
4.2.1.3. Hasil dan Refleksi Tindakan (Siklus) 1.
Pengamatan atau obsevasi dilakukan oleh
peneliti dengan menggunakan lembar observasi.
Selama pengamatan peneliti dibantu atau
berkolaborasi dengan guru komputer pengamatan
meliputi:
a. Keaktifan para guru dalam mengikuti
pelatihan menggunakan media audio visual.
b. Kompetensi para guru dalam pengetikan
dasar menggunakan microsof office words.
c. Kemampuan guru dalam mengoperasikan
aplikasi powerpoint.
d. Kemampuan guru dalam mengoperasikan
jaringan internet.
e. Kemampuan guru pembuatan media audio
visual.
f. Kemampuan guru dalam dan pengoperasian
media audio visual.
71
Dari hasil pengamatan serta rekap dari
tingkat keaktifan dan kemampuan guru dalam
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
Hasil pengamatan tindakan/siklus I dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil pengamatan evaluasi
pelaksanaan pelatihan. Kegiatan Pelatihan
ini mendapat nilai 80 indikator Baik (B)
b. Berdasarkan pengamatan dan wawancara
yang dilakukan peneliti dan observer
sebelum dan setelah dilakukan pelatihan
siklus I ada perbedaan menuju peningkatan
yaitu tentang tingkat kemampuan guru
dalam pengetikan dasar semula nilai rata-
ratanya 65 menjadi 75. Aplikasi powerpoint
semula nilai rata-ratanya 45 menjadi 60.
Internet semula nilai rata-ratanya 35
menjadi 65. pembuatan media audio visual
semula nilai rata-ratanya 40 menjadi 60.
dan pengoperasian media audio visual
semula nilai rata-ratanya 60 menjadi 75.
Rata-rata sebelum pelatihan nilai rata-
ratanya 49 menjadi 67.
72
Tabel 4.2. Nilai kemampuan guru dalam menggunakan media audio visual Siklus I
No Uraian Kemampuan Siklus 1
1 Pengetikan dasar 75
2 Aplikasi powerpoint 60
3 Internet 65
4 Pembuatan media audio visual 60
5 Pengoperasian media audio visual 75
Rata-rata 67
4.2.1.4. Masalah dan Tindak Lanjut.
Setelah siklus pertama selesai maka
diadakan refleksi mengenai kelemahan atau
kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pada
siklus pertama.
.......Dengan adanya pelatihan ini saya senang
sekali selain mendapat pengalaman tentang
pengetikan dasar, membuat media audio visual
menggunakan power point, dapat mencari atau
mengelink dokumen dalam komputer dengan
cepat dan mudah juga saya sekarang dapat browsing di internet baik untuk mencari materi
atau informasi dinas. Sayang pelatihan ini belum
cukup karena masih butuh pemahaman dan
latihan yang lebih intensif. Pengelingan gambar
dan suara/musik itu yang belum begitu mahir juga cara mendownlod kadang-kadang pada waktu
mendowlod video tidak bisa diunduh dengan
sempurna...2
Hal ini dibenarkan oleh kepala sekolah
selaku penanggungjawab di SDN 2 Botomulyo yang
merasa senang sekali dengan adanya penelitian ini
yang sangat membantu tugas dan
73
tanggungjawabnya dalam membina dan
membimbing guru-guru di SDN 2 Botomulyo.
.......maklum karena baru latihan sekali dan
padatnya kegiatan yang menyita waktu dan
konsentrasi guru. Sebaiknya pelatihan ini
dilaksanakan berulang-ulang dua atau tiga kali
sehingga guru lebih mahir dan lebih cakap. saya senang sekali dengan adanya pelatihan ini selain
dapat meringankan beban saya juga guru saya
mendapat pengalaman tentang membuat media
audio visual menggunakan power point, dapat
mencari atau mengelink dokumen dalam komputer dengan cepat dan juga dapat
pengalaman browsing di internet baik untuk
mencari materi atau informasi dinas....3
Refleksi dilaksanakan bersama-sama
kolaborasi untuk menentukan tindakan perbaikan.
Dari hasil refleksi dapat diambil kesimpulan
bahwa pelatihan pada tindakan 1 belum berhasil
terbukti bahwa pencapaiannya masih dibawah
standar. Oleh karena itu perlu diadakan kembali
pelatihan pengetikan dasar aplikasi powerpoint
internet pembuatan media audio visual
pengoperasian media audio visual yang lebih
serius dan sungguh-sungguh lagi dari pada siklus
pertama supaya standar keberhasilan mencapai
75%.
Perencanaan merupakan langkah awal yang
dilakukan peneliti saat memulai tindakan. Agar
perencanaan mudah dipahami dan dilaksanakan
oleh peneliti yang akan dilakukan, maka peneliti
membuat rencana tidakan sebagai berikut :
74
1. Merumuskan masalah yang akan dicari
solusinya. Dalam penelitian ini masalah
adalah rendahnya kompetensi sebagian
besar guru dalam kemampuan guru-guru
dalam pengetikan dasar, aplikasi
powerpoint, internet, pembuatan media
audio visual, dan pengoperasian media
audio visual.
2. Merumuskan tujuan penyelesaikan
masalah/tujuan menghadapi melakukan
inovasi/tindakan. Dalam penelitian ini
peneliti mengambil rencana untuk
melakukan tindakan dengan
melaksanakan pelatihan tahap kedua
kepada guru-guru membuat persiapan
perencanaan pelatihan menggunakan
media audio visual untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam menggunakan
media audio visual.
3. Merumuskan indikator keberhasilan
pelatihan yaitu meningkatnya kemampuan
guru-guru dalam pengetikan dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
4. Indikator keberhasilan penerapan tindakan
peneliti menetapkan 75 % artinya tindakan
75
ini dinyatakan berhasil bila 75% guru
memiliki kompetensi dalam pengetikan
dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual. untuk
mendukung penggunaan media audio
visual.
Langkah-langkah yang diambil peneliti
dalam melakukan tindakan lain adalah melakukan
sosialisasi kepada para guru mengenai penelitian
yang akan dilaksanakan, serta menyampaikan
tujuan dari penerapan tindakan yang akan
dilakukan oleh peneliti.
Kepada para guru disampaikan mengenai
pelaksanaan pelatihan untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam menggunakan media
audio visual. Jadwal kegiatan yang berhubungan
dengan jadwal peneliti yang disingkronkan dengan
kegiatan atau jadwal pengawas dan Kepala UPT
Dinas Pendidikan Kecamatan Cepiring. Jadi waktu
yang di sepakati peneliti, nara sumber (pengawas
dan Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan
Cepiring), Kepala Sekolah SDN 2 Botomulyo dan
Guru-guru SDN 2 Botomulyo.
76
4.2.2. Tindakan (Siklus) 2.
4.2.2.1. Identifikasi Masalah.
Dari siklus pertama yang masih banyak
kekurangan dan kegagalan, peneliti menemukan
kelemahan pada para peserta yaitu peserta sudah
dapat mengoperasikan aplikasi powerpoint,
menngunakan fasilitas hyperlink pada aplikasi
powerpoint dan mengoperasikan jaringan internet
namun kemampuannya belum maksimal, terbukti
masih sering lupa pada langkah-langkah
pengoperasiannya sehingga tidak dapat membuat
media audio visual sesuai yang dikehendaki.
Peneliti merencanakan untuk mengumumkan
hasil observasi mengenai tingkat peningkatan
kompetensi guru-guru dalam pelatihan
menggunakan audio visual pada rapat supervisi
sekolah. Hal ini disosialisasikan kepada semua
pada saat refleksi siklus pertama.
1. Peneliti meninjau kembali rancangan
kegiatan pelatihan menggunakan audio
visual.
2. Peneliti menyusun rencana perbaikan.
3. Peneliti menyiapkan blangko observasi,
angket dan observasi.
77
4.2.2.2. Aktivitas Tindakan (Siklus) 2.
Peneliti melaksanakan pelatihan
menggunakan audio visual berdasarkan rencana
perbaikan hasil refleksi siklus pertama pada Hari
Selasa tanggal 3 Mei 2015 bertempat di SDN 2
Botomulyo, melalui beberapa kegiatan, antara lain
:
1. Peneliti menunjuk instruktur dari unsur
dinas pendidikan yang kompeten dalam hal
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual bertindak
sebagai nara sumber.
2. Instruktur/Guru komputer melakukan
penjelasan mengenai cara pengetikan dasar,
aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
a. Materi diawali dengan membuka
komputer/laptop, membuka microsof
office, microsof office powerpoint,
membuat slide, menulis kalimat teks,
menambahkan gambar atau animasi.
gambar atau animasi dapat dicari
melalui dokumen yang sudah ada atau
browsing lewat internet.
Menghubungkan dengan file atau
78
dokumen lain menggunakan fasilitas
hyperlink pada microsof office
powerpoint dengan menunjuk pada
tab menu insert kemudian memilih
gambar icon hyperlink (bola dunia dan
rantai). Selanjutnya memilih dokumen
yang sesuai dengan materi.
Penyampaian materi yang kedua ini
lebih menekankan pada memberi
contoh dan praktek
b. Membuka internet diawali dengan
mengaktifkan/menyambungkan wifi
yang ada, lalu buka google chrome,
lalu ketik kata kunci yang ingin dicari
pada samping icon find (kaca
pembesar)
Semua guru mempraktikan cara
mengoperasikan komputer, dan melakukan
kegiatan pengetikan dasar, aplikasi powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual.
4.2.2.3. Hasil dan Refleksi Tindakan (Siklus) 2.
Peneliti mengamati, memberikan penilaian
tentang keaktifan dan ketrampilan guru dalam
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
79
media audio visual. Pengamatan atau obsevasi
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
lembar observasi. Selama pengamatan peneliti
dibantu atau berkolaborasi dengan guru
komputer. Pengamatan meliputi tersebut meliputi:
a. Keaktifan para guru dalam mengikuti
pelatihan menggunakan media audio visual.
b. Kompetensi para guru dalam pengetikan
dasar menggunakan microsof office words.
c. Kemampuan guru dalam mengoperasikan
aplikasi powerpoint.
d. Kemampuan guru dalam mengoperasikan
jaringan internet.
e. Kemampuan guru pembuatan media audio
visual.
f. Kemampuan guru dalam dan pengoperasian
media audio visual.
Dari hasil pengamatan serta rekap dari
tingkat keaktifan dan kemampuan guru dalam
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual.
Hasil pengamatan tindakan/siklus 2 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Berdasarkan hasil pengamatan evaluasi
pelaksanaan pelatihan. Kegiatan Pelatihan
80
ini mendapat nilai 85 indikator Baik (B),
terjadi peningkata dari pelatihan
sebelumnya yang nilainya 80.
b. Berdasarkan pengamatan dan wawancara
yang dilakukan peneliti dan observer
sebelum dan setelah dilakukan pelatihan
siklus II ada perbedaan menuju peningkatan
yaitu tentang tingkat kemampuanan guru
dalam pengetikan dasar semula nilai rata-
ratanya 75 menjadi 83. Aplikasi powerpoint
semula nilai rata-ratanya 60 menjadi 78.
Internet semula nilai rata-ratanya 65
menjadi 80. pembuatan media audio visual
semula nilai rata-ratanya 60 menjadi 76.
dan pengoperasian media audio visual
semula nilai rata-ratanya 75 menjadi 82.
Rata-rata pelatihan tindakan (siklus) II nilai
rata-ratanya 67 menjadi 80.
Tabel 4.3. Nilai kemampuan guru dalam menggunakan media audio visual Siklus II
No Uraian Kemampuan Siklus 2
1 Pengetikan dasar 83
2 Aplikasi powerpoint 78
3 Internet 80
4 Pembuatan media audio visual 76
5 Pengoperasian media audio visual 82
Rata-rata 80
81
Dari hasil rekapitulasi tingkat kompetensi
guru dalam pengetikan dasar, aplikasi powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual selama
mengikuti pelatihan diperoleh data terjadi
peningkatan kemampuan guru terbukti tidak ada
guru yang memiliki kompetensi rendah lagi.
Menurut komentar guru kelas II
.......nah, kalau sekarang saya sudah sangat jelas
apalagi dengan alur yang sudah dipaparkan
secara rinci pada pelatihan yang kedua ini. Insya
Allah akan saya kembangkan untuk membuat KBM di Kelas supaya pembelajaran menjadi lebih
menarik dan menyenangkan. Saran saja kepada
sekolah untuk menyediakan media audio visual
dalam jumlah yang cukup, kelasnya ada 6
medianya baru ada 2, itupun yang satu rusak
karena jarang digunakan....4
Hal ini juga senada dengan pengakuan yang
dituturkan oleh guru kelas V
.......pelatihan sudah selesai, pengalaman sudah didapat PR nya hanya satu yaitu membuat KBM
yang beda dengan pembelajaran model
sebelumnya yang terbilang jadul. Mudah-
mudahan pihak terkait mau membantu sekolah untuk melengkapi kekurangan sarana prasana
media audio visual, supaya pemakaiannya tidak
saling berebut...5
4.2.2.4. Masalah dan Tindak Lanjut.
Setelah siklus kedua selesai maka diadakan
refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan
dalam pelaksanaan tindakan pada siklus kedua
adalah sebagai berikut:
82
1. Peneliti menganalisis hasil pengamatan dan
membuat kesimpulan sementara.
2. Peneliti membuat perbaikan tindakan
pelatihan untuk pencapaian indikator pada
lembar penilaian.
Setelah kedua siklus dilakukan maka dapat
digambarkan perbandingan pelaksanaan siklus 1
dan siklus 2 pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Perbandingan siklus I dan Siklus II nilai
kemampuan guru dalam menggunakan media audio visual
No Uraian Kemampuan Nilai
Siklus 1 Siklus 2
1 Pengetikan dasar 75 83
2 Aplikasi powerpoint 60 78
3 Internet 65 80
4 Pembuatan media audio visual 60 76
5 Pengoperasian media audio visual
75 82
Rata-rata 67 80
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian.
4.3.1. Peningkatan Kompetensi Penggunaan Media
Audio Visual.
Kegiatan pelatihan ternyata dapat
meningkatkan kompetensi guru dalam pengetikan
dasar, aplikasi powerpoint, internet, pembuatan
83
media audio visual, dan pengoperasian media
audio visual. Selain itu kegiatan pelatihan juga
dapat meningkatkan kompetensi guru dalam
merencanakan, mengoperasikan dan mengevaluasi
penggunaan media audio visual di SDN 2
Botomulyo. Hal ini sesuai dengan pendapat
Stringer 1996 dalam Mulyasa (2012:9) menyatakan
bahwa PTS dapat diartikan sebagai sebuah usaha
untuk memperbaiki kondisi dan memecahkan
berbagai persoalan pendidikan yang dihadapi
sekolah. Jadi masalah atau kendala yang ada
dalam sekolah harus dipecahkan dan diatasi
secepat mungkin supaya proses penyampaian
materi dari guru kepada siswa dapat berjalan
lancar tanpa hambatan dan rintangan.
Dengan demikian penelitian ini memperkuat
keberhasilan dari penelitian sebelumnya yaitu
penelitian Yuastutik (2014). Guru tidak boleh takut
dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
atau tidak boleh “gaptek” (gagap teknologi) karena
TIK dapat menghubungkan/menjembatani kita
dengan dunia. Seandainya kita takut dengan TIK
maka kita akan jauh dari kemudahan yang ada di
dunia ini.
Guru yang semula alergi dengan komputer
dan media audio visual sekarang ketagihan untuk
menggunakan media audio visual pada kegiatan
84
belajar mengajar, bahkan sekarang mereka tidak
malu-malu untuk membawa laptop ke sekolah
bahkan ke dalam kelas. Diskusi mereka sekarang
bukan ngobrol yang tidak tentu arah tujuan,
melainkan diskusi tentang aplikasi powerpoint,
internet, pembuatan media audio visual, dan
pengoperasian media audio visual Ternyata
kegiatan pelatihan membawa dampak yang sangat
signifikan dalam merubah perilaku, motivasi dan
tindakan guru dalam mengelola kegiatan belajar
mengajar. Guru sudah berebut untuk
menggunakan media audio visual yang dimiliki
sekolah karena jumlahnya terbatas. Oleh karena
itu tidak sia-sia seandainya sekolah
menganggarkan dana untuk membiayai kegiatan
pelatihan pada masa yang akan datang guna
mendongkrak mutu dan prestasi sekolah. Hal
tersebut juga diungkapkan oleh Anwar Prabu
Mangkunegara (2009:52). Setelah selesai
pelatihan, kemampuan yang sudah dilatihkan dan
dikuasai hendaknya diterapkan dan diamalkan
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kerja.
Tidak hanya guru, siswapun merasa senang
apabila gurunya memiliki ketrampilan
menggunakan media audio visual,
pembelajarannya semakin jelas, menarik dan
85
mudah dipahami. Hal ini menurut pengakuan
guru olah raga
.......mengajar menggunakan media audio visual memang menyenangkan, menarik dan anak-anak
lebih cepat dalam menerima materi yang bersifat
teori maupun praktek........6
Guru PAI juga tidak mau tinggal diam, beliau
berkomentar
.......praktek sholat yang diajarkan dengan media
audio visual sangat efektif, satu kali pertemuan
saja siswa sudah mudeng. Apalagi bila berupa film
anak-anak langsung diam dan mendengarkan agar dapat menyaksikan film/video pembelajaran
tersebut dengan baik, terutama di kelas
rendah........7
Memang tidak salah apa yang dituturkan
oleh kedua guru mata pelajaran tersebut, guru
yang mengajar menggunakan media audio visual
memang disukai murid. Bahkan murid-murid yang
belum pernah diajar dengan menggunakan media
audio visual, mereka tidak segan-segan untuk
meminta guru untuk menggunakan media audio
visual di kelasnya. Kondisi tersebut membuat guru
termotivasi untuk belajar menggunakan media
audio visual sedikit demi sedikit.
4.3.2. Pelatihan Sebagai Upaya Peningkatan
Kompetensi Penggunaan Media Audio Visual.
Pelatihan adalah proses meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan. Pelatihan mungkin
86
juga meliputi pengubahan sikap sehingga
seseorang dapat melakukan pekerjaannya lebih
efektif. Pelatihan bisa dilakukan pada semua
tingkat organisasi Kaswan (2013:2). Pelatihan
tidak hanya dilaksanakan di dunia pendidikan
melainkan semua instansi dapat melakukan
pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru
atau pekerja sehingga guru atau pekerja dapat
melaksanakan pekerjaannya secara maksimal dan
bermutu dalam waktu yang singkat. Menurut
Oemar Hamalik (2005:10) pelatihan adalah suatu
proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya)
yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk
pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang
dilakukan oleh tanaga profesional kepelatihan
dalam satuan waktu yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam
bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan
efektivitas dan produktivitas dalam suatu
organisasi. Pelatihan dilakukan sengaja oleh
atasan agar bawahannya dapat melakukan
pekerjaannya secara baik dan benar.
Pelatihan menggunakan media audio visual
dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
pengetikan dasar, aplikasi powerpoint, internet,
pembuatan media audio visual, dan pengoperasian
media audio visual. Selain itu juga pelatihan dapat
87
meningkatkan kemampuan, ketrampilan guru juga
untuk mengubah perilaku guru supaya termotivasi
untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan media audio
visual.
Sesuai dengan pendapat para ahli bahwa
pelatihan dapat dilakukan di instansi manapun
termasuk di instansi pendidikan supaya mutu dan
prestasinya meningkat. Pelatihan dapat dilakukan
oleh siapapun kepala sekolah, pengawas, kepala
dinas bahkan juga oleh pihak lain termasuk
peneliti. Bentuk pelatihanpun bermacam-macam
seperti workshop, seminar, lokakarya dan masih
banyak lagi istilah lain yang sama dengan
pelatihan
Pelatihan yang dilaksnakan dengan baik
selain dapat menambah pengetahuan,
meningkatkan ketrampilan juga dapat mengubah
sikap para pegawai. Guru SDN 2 Botomulyo
setelah pelatihan ini tahu tentang media audio
visual, microsof office words, power point, internet,
pembuatan media audio visual dengan
menggunakan power point. Guru SDN 2
Botomulyo juga terampil mengoperasikan microsof
office words, power point, internet, membuat media
audio visual dan mengoperasikannya didalam
kegiatan belajar mengajar. Selain kedua tujuan itu
88
masih ada satu tujuan yang tidak kalah penting
yaitu pengubahan sikap guru SDN 2 Botomulyo
yang semula enggan menyebut, menyentuh apalagi
menggunakan sama sekali tidak mau. Sekarang
mereka sudah termotivasi untuk berlomba-lomba
meningkatkan mutu pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual.
Recommended