View
215
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pembingkaian berita terhadap warga asal Maluku sebagai pelaku dari dua
kasus pembunuhan berbeda di Salatiga, dalam Jateng.Tribunnews.com,
periode 18–19 Juli 2016 dan 28-29 Juli 2016. Sebelum memasuki analisa
penelitian, peneliti akan memberikan gambaran sekilas tentang Surat
Kabar Jateng.Tribunnews.com
4.1.1. Sejarah Singkat Jateng.Tribunnews.com
Jateng.Tribunnews.com merupakan salah satu anak
perusahaan dari Kompas Gramedia (KG). Perusahaan Kompas
Gramedia (KG) didirikan oleh Petrus Kanisius Ojong dan Jakoeb
Oetama pada tanggal 28 Juni 1965. Dengan seiring
berkembangnya waktu, perusahaan ini mampu menghasilkan
berbagai macam surat kabar. Kompas Gramedia mempunyai dua
jenis surat kabar berdasarkan dari isi beritanya, yakni surat kabar
Nasional dan surat kabar lokal. Surat kabar yang bersifat nasional
adalah KOMPAS dan surat kabar yang berbasis lokal atau regional
dan salah satunya adalah Jateng.TribunNews.com.
Tribun Network merupakan Group of Newspaper Kompas
Gramedia. Tribun Network sendiri memiliki surat kabar yang
tersebar luas pada beberapa propinsi di Indonesia, yaitu di
Sumatera terdapat Serambi Indonesia (Aceh), Sriwijaya Pos
(Palembang), Bangka Pos (Bangka Belitung), Tribun Batam
(Batam), Tribun Pekanbaru (Riau), Tribun Jambi (Jambi), dan
Tribun Lampung (Lampung). Di Pulau Jawa terdapat Tribun Jabar
(Bandung), Harian Surya (Surabaya), Tribun Jateng (Semarang)
dan Tribun Jogja (Yogyakarta). Di Kalimantan terdapat
32
Banjarmasin Post (Kalimantan Selatan), Tribun Kaltim
(Kalimantan Timur) dan Tribun Pontianak (Kalimantan Barat). Di
Sulawesi yaitu Tribun Manado (Sulawesi Utara), dan yang terakhir
adalah di Nusa Tenggara Timur yaitu Pos Kupang (Kupang)
(Company Profile Tribun Jogja, 2012).
PT. Media Tribun hadir di kota Semarang pada tahun 2012.
Nama tribun dicetuskan pertama kali oleh para pemimpin di PT
Indo Persada Prima Media yakni induk Tribun di seluruh daerah.
PT inilah yang melahirkan nama Tribun di bawah naungan
Kompas Gramedia. PT Indo Persada Prima Media Group ini yang
mengelola usaha - usaha koran daerah tergantung posisi masing-
masing. Filosofi nama Tribun diambil dari istilah lain dari
panggung atau stadion. Pertama, Tribun itu selalu berada di posisi
yang lebih tinggi daripada arena dan selalu bisa melihat ke semua
arah, dari sini Tribun memberikan pandangan lebih luas karena
posisinya yang diatas, dimana mereka bisa melihat segala sesuatu
hal dengan jelas. Nama Tribun pertama kali digunakan tahun 2004
oleh Tribun Kaltim. Sedangkan Tribun Jateng merupakan unit pers
daerah dengan urutan ke 11 yang memakai nama Tribun.
Bagi Tribun Jateng masyarakat ditempatkan sebagai orang
spesial di panggung kehormatan. Hal ini dikarenakan nama tribun
yang diartikan panggung kehormatan dan menjadi tempat untuk
memberitahu, memperlihatkan dan menunjukkan hal - hal spesial
yang dilakukan oleh insan tersebut. Oleh karena itu, nama yang
digunakan oleh Tribun Jateng bisa didefinisikan bahwa pembaca
Harian Tribun Jateng ditempatkan sebagai orang yang terhormat
dan menyajikan berita secara lengkap. Tribun Jateng versi surat
kabar terbit pertama kali pada tanggal 29 April 2013 dengan
tampilan sebanyak 24 halaman, Dan pada tanggal 1 November
2013 Tribun Jateng sudah mengeluarkan Koran digital terlebih
dengan nama “Jateng.TribunNews.com.”
33
4.1.2. Visi - Misi
Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang menjadi
dasar dari pekerjaan mereka. Dengan visi menjadi kelompok usaha
penerbitan surat kabar, media online dan percetakan daerah
terbesar dan tersebar di Jawa Tengah, serta misi untuk menciptakan
informasi yang terpercaya untuk memberikan spirit baru dan
mendorong terciptanya demokratisasi di daerah dengan
menjalankan bisnis yang beretika, efisien dan menguntungkan
perusahaan haruslah berguna bagi perusahaan dan juga masyarakat.
Jateng.TribunNews.com ingin memajukan daerah Jawa Tengah.
Selain memiliki visi dan misi, Jateng.TribunNews.com memiliki
Tag-line yang bertujuan mendampingi dan mengkritik pemerintah
untuk mendorong terciptanya demokratisasi di wilayah Jawa
Tengah yaitu “Spirit BARU Jawa Tengah”
4.1.3. Kategori Rubrik
Di dalam setiap surat kabar pasti memiliki sajian berita
yang berbeda-beda, salah satunya penyajian berita dalam
Jateng.TribunNews.com, yang menyajikan teknik penyajian rubrik
berita yang bermacam - macam. Berikut adalah rubrik-rubrik
dalam Jateng.TribunNews.com :
1. Halaman Muka Tribun Jogja (Headline): Halaman ini berisi
dengan berita - berita yang sedang terjadi atau hangat
diperbincangkan baik secara nasional, lokal hingga
internasional. Disajikan dengan gambar dan desain cover yang
menarik hati pembaca.
2. Rubrik Internasional: Rubrik ini berisi berita - berita yang
terjadi di berbagai belahan dunia termasuk berita - berita
tentang dalam negeri di mata dunia.
34
3. Tribun Bizz: Rubrik ini menyajikan berita - berita terkait
bisnis yang sedang berkembang atau teknologi terbaru baik
dunia otomotif hingga elektronik.
4. Tribun Shopping: Rubrik Shopping menyajikan artikel yang
ada kaitannya dengan dunia belanja, fashion hingga tips gaya
berbusana yang sedang trend.
5. Rubrik Hotline Public Services: Sesuai dengan namanya,
rubrik ini berisi pertanyaan ataupun keluhan dari masyarakat
terkait dengan pelayanan publik baik pemerintahan ataupun
swasta.
6. Rubrik Seleb Lifestyle: Rubrik ini merupakan kumpulan berita
- berita mengenai dunia selebritis, terkait kehidupan
personalnya, baik selebritis nasional hingga internasional.
7. Rubrik I-tribunners: Dalam rubrik ini ditampilkan komentar-
komentar pembaca dari dunia maya mengenai sebuah berita
atau isu yang sedang hangat diperbincangkan, seperti facebook
dan twitter. Dalam Rubrik ini juga Kolom Citizen Journalism
dimuat.
8. Rubrik Malioboro Blitz: Rubrik ini berisi berita dari wilayah
Yogyakarta baik pendidikan, politik, kriminal, maupun budaya,
serta berita - berita seputar kawasan Malioboro yang dianggap
sebagai jantung kota Yogyakarta.
9. Rubrik Superball dan Soccerland: Rubrik ini berisi berita-
berita mengenai seputar dunia sepakbola dan mengupas
beberapa tokoh olahraga, baik dari internasional, nasional
hingga regional.
10. Rubrik Smart Women: Rubrik ini berisi tentang dunia karir
atau kehidupan sosok wanita inspiratif yang bertujuan untuk
menginspirasi dan menggerakkan wanita untuk maju dalam
karir atau kesehariannya.
35
11. Rubrik Culinary Guide: Rubrik ini berisi menu makanan atau
minuman andalan dari sebuah kafe, resto yang ditujukan
kepada pembaca Tribun Jogja.
12. Rubrik Art and Culture: Rubrik ini berisi terkait berita - berita
dalam dunia kesenian atau kebudayaan yang ada dengan ulasan
yang ringan dan santai.
13. Rubrik Community Life: Rubrik ini berkaitan tentang
komunitas - komunitas yang ada dan berkembang di jogja.
14. Rubrik Music Zone: Rubrik ini berisi mengenai berita - berita
seputar perkembangan dunia musik lokal, nasional hingga
internasional.
15. Rubrik Home: Rubrik Home ini menampilkan artikel - artikel
yang menyangkut hunian atau hotel hingga design interior di
dalamnya.
4.2. Pembingkaian berita terhadap warga asal Maluku sebagai pelaku
dari dua kasus pembunuhan berbeda di Salatiga, dalam
Jateng.Tribunnews.com, periode 18 – 19 Juli 2016.
Pada bagian ini, penulis ingin menguraikan data hasil dari penelitian pada
kasus pertama yang diberitakan oleh Jateng.Tribunnes.com, periode 18–19 Juli
2016. Hal yang akan dibahas disini mengacu permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini. Data yang didapatkan selama periode periode 18–19 Juli 2016,
dipaparkan langsung dalam bentuk perangkat Framing model Gerald Pan
M.Kosicki.
4.2.1. Analisis Framing Pada Kasus Pembunuhan Pemilik
Studio Dalam Pemberitaan Jateng.Tribunnews.Com Periode 18 Juli
2016 Dengan Judul “Salatiga geger, penyewa studio musik bunuh
pemilik gara–gara hal sepele”
38
PeriodeBerita
Unit / Elemen Yang Diamati
18 Juli
2016
Sintaksis Skrip Tematik Retoris
Headline :
Salatiga geger,
penyewa studio
musik bunuh
pemilik gara – gara
hal sepele.
Lead :
Warga jalan
cungkup Rt 03 / Rw
06 Salatiga
Kecamatan
Sidurejdjo Kota
Salatiga di
gegerkan oleh aksi
pembunuhan.
Latar :
Emanuel Joko
Suyanto alias Joko
Bass tewas ditusuk
oleh pelaku.
Kutipan:
“Dia sudah tiga
Who : Joko
Bass
What : tewas
dibunuh oleh
penyewa
studio.
When :
Senin 18-7-
2016 pukul
22.00.
Where :
Salatiga –
Cungkup
Why :
ditusuk oleh
pelaku
(penyewa
studio).
Korban
tergeletak
dan
bersimbah
darah
How: pelaku
Detail :
*kondisi korban
terkapar dan
bersimbah
darah.
* Korban
mengalami luka
tusukan pada
bagian
punggung.
* pelaku sudah
tiga kali
melakukan
penyewaan
studio.
* kejadian
berlangsung
saat pelaku
menyewa studio
untuk ketiga
kalinya.
* pelaku sudah
membawa belati
saat dating
Grafis :
Adanya
gambar
dengan
keterangan
bahwa
Kasat
Reskrim
Polres
Salatiga
Sedang
memegang
barang
bukti
berupa
pisau belati.
Leksikon :
*Bersimbah
darah
* Tewas
*
Tersungkur
* Geger
39
kali. Pertama
sebulan lalu, kedua
dua hari yang lalu
dan terakhir tadi
malam. Semalam
mereka menyewa
sekitar pukul 19.00
dan semestinya
berakhir pukul
22.oo tapi mereka
meminta tambahan
waktu, kata
bintang”
meminta
tambahan
waktu untuk
menyewa
studio,
namun
ditolak oleh
korban.
Karena
merasa
tersinggung
kedua pelaku
menusuk
korban di
bagian
punggung
hingga
korban
tersungkur.
Korban tidak
menyangka
kalau saat itu
pelaku
membawa
belati.
menyewa
studio.
*penusukan
dilakukan atas
dasar
ketersinggunga
pelaku karena
permintaannya
tidak dipenuhi
oleh korban.
*Korban sempat
dilarikan ke
rumah sakit,
namun
nyawanya tidak
tertolong dan
akhirnya
meninggal
dunia.
Kata Ganti :
*Kata Korban –
Merujuk pada
pemilik studio (
Joko Bass)
*Kata “Dia”,
“Mereka”,
“Keduanya”
dan kata
“pelaku” –
40
1. Analisis Elemen Sintaksis.
Melalui elemen ini dapat dilihat bahwa pemberitaan pada periode
18/7/2016 ini mencoba untuk menarik perhatian pembaca sekaligus
menonjolkan inti berita dengan judul yang menarik. “Salatiga Geger,
Penyewa Studio Musik Bunuh Pemilik Gara - gara Hal Sepeleh” daya
Tarik terhadap pembaca dari judul tersebut ditonjolkan melalui kata
“geger”. Pemilihan kata ini menggiring opini pembaca bahwa kejadian
yang diangkat dalam pemberitaan ini merupakan kejadian luar biasa yang
memang membutuhkan perhatian khusus untuk disimak oleh pembaca.
Kata “geger “dalam hal ini memberi pesan pada pembaca bahwa kejadian
tersebut merupakan kejadian yang langkah atau jarang sekali terjadi atau
bahkan juga merupakan suatu kejadian yang baru dalam ruang lingkup
kehidupan masyarakat Salatiga. Hal ini tentunya membuat pembaca
menarik kesimpulan bahwa ruang lingkup kehidupan masyarakat Salatiga
jauh dari hal-hal yang bersifat kriminalitas, sehingga kekejian ini membuat
warga Salatiga geger.
Hal kedua yang menjadi daya tarik, ditampilkan melalui kalimat “hal-
hal sepele” pada judul berita oleh pembuat teks. Diawali dengan “geger”
dan di tutup dengan “Hal-hal sepele”. Penempatan judul seperti ini
tentunya merangsang daya tarik pembaca untuk mengetahui hal sepele
merujuk pada
penyewa studio.
41
seperti apa yang akhirnya berujung pada pembunuhan dan menggegerkan
warga kota Salatiga?. Dengan demikian penulis menilai dan
menyimpulkan bahwa kedua hal tersebut merupakan letak awal
pembentukan kekuatan framing yang dibuat oleh pembuat teks agar
mempengaruhi pembaca untuk memahami makna tertentu dari realita yang
diangkat dalam pemberitaan ini.
Selanjutnya melalui elemen sintaksis pembuat teks dengan perlahan
menggiring serta mengantar opini pembaca untuk melihat kejadian ini
melalui sudut pandang tertentu, dalam hal ini pembuat teks memulainya
dengan sebuah pengantar yang menjelaskan identitas serta keadaan yang
dialami korban pembunuhan sebagai pembuka dari teks berita. Selain
dengan menggambarkan hal tersebut, pada awal pemberitaan pembuat teks
juga mencantumkan kutipan keterangan yang diberikan oleh narasumber
atau saksi mata dalam kejadian yang diangkat sebagai berita. Cara ini
dilakukan oleh pembuat teks menonjolkan bahwa teks berita yang ada
bukan pendapat pribadi semata melainkan adanya opini dari pihak lain
yang tentunya memiliki hak untuk memberikan opininya dalam kasus ini.
Pengutipan ini juga bertujuan sebagai data penguat fakta yang ada dalam
pemberitaan oleh pembuat teks berita.
2. Analisis Elemen Skript
Elemen ini merupakan elemen yang berhubungan dengan bagaimana
pembuat teks mengisahkan peristiwa kedalam sebuah pemberitaan. Dari
hasil pengamatan penulis atas teks berita ini, ditemukan bahwa peristiwa
ini dikisahkan dengan menonjolkan secara detail tentang siapa yang
menjadi korban, waktu dan tempat kejadian yang dapat dilihat pada
paragraf pertama dari teks berita diatas. Akar masalah serta bagaimana
kejadian itu terjadi dapat dilihat pada paragraf ketiga sampai paragraf
keenam dari teks berita, sedangkan keadaan yang dialami oleh korban
digambarkan pembuat teks pada awal paragraf kedua dan bagian akhir dari
42
paragraf keenam. Dari keseluruhan teks berita ini penulis melihat
minimnya informasi mengenai pelaku dari peristiwa yang diberitakan.
Atas apa yang ditonjolkan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
penonjolan yang dilakukan lebih ditekankan pada pihak korban. Dengan
melihat penekanan mendetail terhadap korban dalam pemberitaan ini,
secara tidak langsung pemberitaan ini menggiring opini pembaca untuk
cenderung menilai kejadian ini dari sisi korban, sehingga menutup ruang
bagi pembaca berita untuk melihat kejadian ini dari sudut pandang pelaku,
karena keberadan pelaku dari apa yang dikisahkan pembuat teks dalam
berita ini sangat minim.
3. Analisis Elemen Tematik
Elemen ini berhubungan dengan bagaimana pembuat teks
mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi kalimat
atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan.
Dengan demikian maka hal yang dimaksud dari elemen ini terlihat melalui
kontrol informasi yang ingin disampaikan serta bentuk-bentuk kalimat
yang digunakan oleh pembuat teks dalam memberitakan sebuah peristiwa.
Pada elemen ini kontrol terhadap informasi dilakukan yang ditonjolkan,
dilakukan pembuat teks dengan menggambarkan secara menyeluruh awal
kejadian dan menghubungkan kejadian tersebut dengan beberapa kejadian
sebelum terjadi pembunuhan terhadap pemilik studio, sebagaimana yang
diberitakan oleh pembuat teks. Secara detail terlihat bahwa pembuat teks
menginformasikan tentang awal mula peristiwa terjadi. Informasi
mendetail juga ditunjukan dengan menggambarkan pemicu terjadinya
penusukan oleh pelaku.
Kontrol informasi atas pelaku digambarkan melalui beberapa kalimat
yang menunjukan bahwa pelaku telah membawa belatik saat menyewa
studio. Atas penonjolan informasi pada pihak pelaku dalam pemberitaan
ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa hal tersebut pada akhirnya
43
menggiring opini pembaca bahwa kejadian ini telah direncanakan
sebelumnya oleh para pelaku. Penulis berkesimpulan demikian karena dari
hasil pengamatan terhadap teks berita ini penulis menemukan adanya
penggambaran secara jelas tentang hal-hal yang memicu terjadinya
penikaman serta penggambaran yang sangat jelas mengenai kondisi
korban. Hal tersebut secara tidak langsung menancapkan dalam benak
pembaca bahwa pelaku melakukan aksinya dengan sadis, membabi buta
dan kejam tanpa prikemanusiaan.
4. Analisis Elemen Retoris
Elemen ini menunjukan atau menggambarkan makna yang
dikehendaki oleh pembuat teks dari sebuah pemberitaan. Berdasarkan
pengamatan penulis terhadap berita ini, dipahami bahwa makna yang
diinginkan dari pemberitaan ini bahwa kasus ini merupakan kasus yang
sangat serius dan harus menjadi perhatian bagi masyarakat khususnya
masyarakat kota Salatiga. Hal berikut yang dikehendaki pembuat teks dari
pemberitaan ini adalah penekanan secara khusus bagi pembaca agar
memaknai pelaku dari kasus ini sebagai sosok yang brutal dan kejam atau
dengan kata lain penulis melihat bahwa pembuat teks menanamkan
ideologi kepada pembaca bahwa para pelaku pembunuhan sebagaimana
yang tercantum dalam teks berita ini adalah sosok yang tidak mimiliki
jiwa kemanusiaan.
4.2.2. Analisis Framing Pada Kasus Pembunuhan Pemilik Studio
Dalam Pemberitaan Jateng.TribunNews.Com Periode 19 Juli
2016 Dengan Judul “Dua orang mahasiswa aniaya pemilik
studio hingga tewas di Salatiga”
46
Tabel 4.3.Pembingkaian Berita Periode 19 Juli 2016
Periode
Berita
Unit / Elemen Yang Diamati
19 Juli
2016
Sintaksis Skrip Tematik Retoris
Headline :
Dua orang
mahasiswa
aniaya pemilik
studio hingga
tewas di
Salatiga
Lead :
Dua orang
mahasiswa ,
Andi Achyar
Abdullah Kuba
(24) Radikal
Suneb (25)
melakukan
penganiayaan
dan
pembunuhan
terhdap
pemilik studio
music JB gang
cungkupa no 5
RT 03/06
Who : Joko Bass
( Korban). Andi
Achyar Abdullah
dan Radikal
Suneb ( Pelaku ).
What :
penganiayaan
dan pembunuhan
terhadap pemilik
studio
When : Senin
18-7-2016 pukul
22.00.
Where : Salatiga
– Cungkup
Why : pelaku
sakit hati kepada
pada korban.
How: pelaku
sudah
mempersiapkan
dan membawa
Detail :
*studio
didatangai
para pelaku,
dimananya
keduanya
beretnis
Ambon.
* para pelaku
datang dengan
membawa
sangkur yang
sebelumnya
telah
dipersiapkan.
* para pelaku
menyewa
studio hingga
pukul 22.00
* pelaku
meminta
korban untuk
Grafis :
Adanya
gambar
dengan
keterangan
terlihat foto
salah satu
pelaku yang
tertangkap
serta gambar
belati sebagai
ilustrasi
barang bunkti
Metafora :
*Mahasiswa
* Tewas
* Aniaya
* Bunuh
* Tusuk
47
kelurahan
Sideredjo
Salatiga pada
senin 18/7
sekitar pukul
22.00 wib
karena sakit
hati.
Latar :
Emanuel Joko
Suyanto alias
Joko Bass
tewas ditusuk
oleh pelaku.
sangkur. Mereka
dating menyewa
studio hingga
pukul 22.00.
setelah itu
meminta korban
menyalakan
Bass tapi korban
menolak dengan
alasan sudah
malam dan ingin
menutup studio.
Karena sakit hati
permintaan
mereka ditolak,
pelaku A (Andi )
menjaga pintu
masuk untk
menghalangi
saksi sedangkan
pelaku Radika )
menganiaya
korban. Setelah
menusuk korban
pelaku R
menyuruh
pelaku A
menyampaikan
pada penjaga
studio lainnya
bahwa ada yang
menyalakan
bass, namun
ditolak
sehingga
pelaku merasa
sakit hati
* kedua pelaku
mengambil
peran masing-
masing dan
pelaku R (
Radilkal )
bertindak
sebagai
eksekutor.
*Korban
mengalami
luka tusuk
sedalam 16cm
pada bagian
punggung dan
14cm pada
bagian
pinggang.
*Korban
sempat
dilarikan ke
rumah sakit,
namun
48
terseterum dalam
studio sehingga
meterean listrik
dimatikan,
seteleh itu
keduanya
melarikan diri.
nyawanya
tidak tertolong
dan akhirnya
meninggal
dunia.
Kata Ganti :
*Kata Korban
– Merujuk
pada pemilik
studio ( Joko
Bass)
*Kata “Dia”,
“Mereka”,
“Keduanya”
dan kata
“pelaku” –
merujuk pada
Andi Achyar
Abdullah dan
Radikal
1. Analisis Elemen Sintaksis
Melalui elemen ini dapat dilihat bahwa pemberitaan pada periode 19-
7/2016 ini merupakan berita lanjutan atas kasus yang sama, yakni tentang
pembunuhan pemilik studio musik di Salatiga. Pemberitaan pertama
dilakukan oleh Jateng.TribunNews.com pada 18-7/2016. Pada pemberitaan
pertama keseluruhan elemen sintaksis berita belum menggambarkan
secara luas atau secara detail tentang identitas pelaku, namun pada
49
pemberitaan yang kedua, informasi mengenai pelaku pembunuhan
terhadap pemilik studio digambarkan dengan jelas, bahkan pada
pemberitaan kedua ini informasi mengenai asal kedaerahan para
pelakupun ditonjolkan dalam elemen sintaksis sehingga diketahui bahwa
kedua pelaku berasal dari Ambonn - Maluku.
Selain kejelasan informasi mengenasi identitas pelaku, hal menarik
lainnya yang penulis dapatkan dari elemen ini adalah status dari kedua
pelaku. Kata “Mahasiswa“ pada judul berita, yang secara langsung
mengantar pemahaman pembaca bahwa para pelaku berasal dari kalangan
terpelajar. Dengan penanaman paham yang demikian tentunya
menciptakan suatu pandangan bahwa peristiwa ini tidak sepantasnya
dilakukan oleh orang yang berasal dari kalangan terpelajar. Atas dasar
tersebut penulis menyimpulkan bahwa hal ini langsung membawa
pandangan baru dalam benak masyarakat bahwa dengan status sebagai
mahasiswa tidak menjamin baik buruknya tindakan yang dilakukan, dan
secara khusus menciptakan pandangan negatif bagi masyarakat Salatiga
terhadap warga Maluku, khususnya pada kalangan pelajar atau mahasiswa
asal Ambon – Maluku yang menempuh pendidikan tinggi dan berdomisili
di Salatiga.
2. Analisis Elemen Skript
Elemen ini merupakan elemen yang berhubungan dengan bagaimana
pembuat teks mengisahkan peristiwa kedalam sebuah pemberitaan. Dari
hasil pengamatan penulis atas teks berita ini, ditemukan bahwa peristiwa
ini tidak saja menonjolkan secara detail tentang pihak korban (pada
paragraf kedua), sebagaimana pada pemberitaan pertama (edisi 18-07-
2016). Pada pemberitaan kedua, pembuat teks mulai menonjolkan secara
detail tentang siapa identias para pelaku waktu dan tempat kejadian, yang
dapat dilihat pada paragraf pertama dari teks berita diatas. Atas apa yang
ditonjolkan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa penonjolan yang
dilakukan lebih secara eksplisit pada pihak pelaku. Dengan melihat
50
penekanan mendetail terhadap pihak pelaku dalam pemberitaan ini, secara
tidak langsung pemberitaan ini menggiring opini pembaca untuk
cenderung menilai kejadian ini dari sudut pandang pelaku serta tindakan
yang dilakukan, sehingga menutup membuka ruang terciptanya penilaian
buruk.
3. Analisis Elemen Tematik
Elemen ini berhubungan dengan bagaimana pembuat teks
mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi kalimat
atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan.
Dengan demikian maka hal yang dimaksud dari elemen ini terlihat melalui
kontrol informasi yang ingin disampaikan serta bentuk-bentuk kalimat
yang digunakan oleh pembuat teks dalam memberitakan sebuah peristiwa.
Pada elemen ini kontrol terhadap informasi dilakukan yang ditonjolkan,
dilakukan pembuat teks dengan menggambarkan secara menyeluruh awal
kejadian dan menghubungkan kejadian tersebut dengan beberapa kejadian
sebelum terjadi pembunuhan terhadap pemilik studio, sebagaimana yang
diberitakan oleh pembuat teks. Secara detail terlihat bahwa pembuat teks
menginformasikan tentangn awal mula peristiwa terjadi. Informasi
mendetail juga ditunjukan dengan menggambarkan hal pemicu terjadinya
penusukan oleh pelaku.
Kontrol informasi atas pelaku digambarkan melalui beberapa kalimat
yang menunjukan bahwa pelaku telah mempersiapkan membawa senjata
tajam berupa sangkur saat akan pergi menyewa studio. Atas penonjolan
informasi pada pihak pelaku dalam pemberitaan ini, penulis mengambil
kesimpulan bahwa hal tersebut pada akhirnya menggiring opini pembaca
bahwa kejadian ini telah direncanakan sebelumnya oleh para pelaku.
Penulis berkesimpulan demikian karena dari hasil pengamatan terhadap
teks berita ini penulis menemukan adanya penggambaran secara jelas
tentang hal-hal yang memicu terjadinya penganiayaan yang berlanjut
dengan penikaman serta penggambaran yang sangat jelas mengenai
51
kondisi korban, dengan cara mencantumkan posisi serta ukuran dari luka
tusukan pada tubuh korban oleh pembuat teks. Hal tersebut secara tidak
langsung menancapkan dalam benak pembaca bahwa pelaku melakukan
aksinya dengan sadis, dan kejam.
4. Analisis Elemen Retoris
Elemen ini menunjukan atau menggambarkan makna yang
dikehendaki oleh pembuat teks dari sebuah pemberitaan. Berdasarkan
pengamatan penulis terhadap berita ini, dipahami bahwa makna yang
diinginkan dari pemberitaan ini bahwa kasus ini merupakan kasus yang
sangat serius dan harus menjadi perhatian bagi masyarakat khususnya
masyarakat kota Salatiga. Hal berikut yang dikehendaki pembuat teks dari
pemberitaan ini adalah penekanan secara khusus bagi pembaca agar
memaknai pelaku dari kasus ini sebagai sosok yang brutal dan kejam atau
dengan kata lain penulis melihat bahwa pembuat teks menanamkan
ideologi kepada pembaca bahwa para pelaku pembunuhan sebagaimana
yang tercantum dalam teks berita ini adalah sosok yang tidak mimiliki
jiwa kemanusiaan.
52
4.3. Pembingkaian berita terhadap warga asal Maluku sebagai pelaku
dari dua kasus pembunuhan berbeda di Salatiga, dalam
Jateng.Tribunnews.com, periode 28–29 Juli 2016.
Pada bagian ini, penulis ingin menguraikan data hasil dari penelitian pada
kasus kedua yang diberitakan oleh Jateng.Tribunnes.com, periode 28–29 Juli
2016. Hal yang akan dibahas disini mengacu pada menjawab permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini. Data yang didapatkan selama periode periode 28–
29 Juli 2016, dipaparkan langsung dalam bentuk perangkat Framing model
Gerald Pan M. Kosicki.
4.3.1. Analisis Framing Pada Kasus Pembunuhan Di Happy PuppySalatiga Dalam Pemberitaan Jateng.TribunNews.Com Periode 28 Juli2016 Dengan Judul “Gara-Gara Wanita, Mahasiswa Tewas DianiayaDi Tempat Karoke Di Salatiga”
53
Gambar 4.
Dokumentasi Berita Periode 28 Juli 2016
Tabel 4.4.
Pembingkaian Berita Periode 28 Juli 2016
54
Periode
Berita
Unit / Elemen Yang Diamati
28 Juli
2016
Sintaksis Skrip Tematik Retoris
Headline :
Gara-Gara
Wanita,
Mahasiswa
Tewas
Dianiaya Di
Tempat
Karoke Di
Salatiga
Lead : Daltas
Deo Hany (26)
Warga Desa
Pabelan
RT06/RW01,
kecamatan
Pabelan,
Kabupaten
Semarang,
meninggal
dunia, kamis
28/7 pukul
06.00.
sebelumnya ia
mengalami
perawatan
intensif di
RSUD
Who Deo
Hany (
Korban). Frli
Rivaldi Rizki (
Pelaku ).
What :
penganiayaan
yang
menyebabkan
meninggalnya
Deo Hany
When : Kamis,
28-7-2016
pukul 22.00.
Where :
Salatiga –
Happy Puppy
Karoke
Why : pelaku
tidak terima
karena diusir
oleh korban.
How: Saat
sedang
berkaroke
dengan ngan
beberapa
Detail :
* Korban dan
beberapa
temannya (3
diantaranya
wanita )
sedang
mencari
hiburan di
tempat karoke
tersebut.
* tiba- tiba
kedua pelaku
masuk dan
meminta
nomor telepon
dari teman
wanita yang
datang
bersama
korban
* Karena
merasa
terganggu,
korban
megusir para
pelaku, namun
Grafis :
Adanya gambar
ilustrasi yang
menampilkan
sosok wanita
sedang bersama
beberapa pria di
sebuah ruangan.
Komposisi warna
gambar tidak
begitu terang,
dimana
merepresentasikan
tempat kejadian.
Metafora :
*Mahasiswa
* Diseret
* Dianianya
* Dikeroyok
* Berdendang
* Pemuda
* Luka Serius
* Bulan-bulanan
* Tangan Kosong
55
Salatiga.
Latar :
Deo menjadi
korban
pengeroyokan
saat asik
mencari
hibutan
bersama
beberapa
temannya di
tempat karoke
Heppy Puppy
Salatiga.
Kutipan :
“Karena
merasa
terganggu,
korban
mengusir
kedua pemuda
itu (pelaku).
Merasa tak
terima,
keduanya lalu
menyeret
korban ke
lorong Happy
Puppy.
Disitulah
korban di
temannya ( 3
diantaranya
wanita ), tiba-
tiba kedua
pelaku masuk
dan meminta
nomor telepon
dari teman
wanita yang
datang
bersama
korban.
Karena merasa
terganggu,
korban
megusir para
pelaku, namun
karena tidak
terima para
pelaku
menganiaya
korban.
karena tidak
terima para
pelaku
menganiaya
korban.
* Korban
dianianya
tanpa
menggunakan
alat ( tangan
kosong )
hingga
mengalami
lebam pada
bagian wajah.
Kata Ganti :
*Kata Korban
– Merujuk
pada ( Deo
Hany)
*Kata “Dia”,
“Mereka”,
“Keduanya”
dan kata
“pelaku” –
merujuk pada
Frli Rivaldi
Rizki
56
keroyok
sampai wajah
dan kepalanya
mengalami
luka serius,
terang Zasid”
1. Analisis Elemen Sintaksis
Melalui elemen ini dapat dilihat bahwa pemberitaan pada periode
28/7/2016 ini mencoba untuk menarik perhatian pembaca sekaligus
menonjolkan inti berita dengan judul yang menarik. “Gara-Gara Wanita,
Mahasiswa Tewas Dianiaya Di Tempat Karoke Di Salatiga” penulis
katakan menarik karena dengan judul ini pembuat teks kembali
menggiring opini pembaca bahwa tempat hiburan malas seperti karoke dan
lainnya memang identik dengan hal-hal yang bersifat kriminal, terutama
dengan perkelahian yang tak jarang berakhir dengan meninggalnya
pengunjung hiburan malam yang saling bertikai. Hal kedua yang di
tanamkan dalam benak pembaca bahwa sebagian besar pertikaian yang
terjadi pada tempat hiburan malam seperti karoke dipicu oleh sosok
wanita.
“Gara – Gara wanita” merupakan pemilihan kata yang unik oleh
pembuat teks untuk mengatarkan pembaca memandang kejadian ini pada
makna yang ini di tekankan. Melalui elemen ini penulis melihat bahwa
pembuat teks menggiring pembaca untuk memahami bawa yang terjadi
bukanlah perebutan terhadap wanita – wanita pemandu karoke atau
pekerja pada sebuah tempat hiburan, melainkan adanya upaya untuk
mengganggu kesenangan pengunjung lain yang membawa teman wanita
untuk bersenang-senang. melalui hal tersebut, penulis menyimpulkan
bahwa pada bagian tersebutlah pembuat teks membawa opini publik untuk
melihat kejadian ini dari posisi serta tindakan-tindakan yang dilakukan
57
oleh pelaku. Hal ini dapat penulis amati melalui latar dari teks berita yang
secara eksplisit menonjolkan sisi para pelaku, sedangkan penonjolan
terhadap korban hanya berupa sepenggal tindakan korban atas perbuatan
awal pelaku. Selebihnya penonjolan informasi tentang korban berupa
keadaan setelah korban dianiaya oleh para pelaku.
Pembuat teks juga mencantumkan kutipan keterangan yang diberikan
oleh narasumber atau saksi mata dalam kejadian yang diangkat sebagai
berita. Cara ini dilakukan oleh pembuat teks menonjolkan bahwa teks
berita yang ada bukan pendapat pribadi semata melainkan adanya opini
dari pihak lain yang tentunya memiliki hak untuk memberikan opininya
dalam kasus ini. Pengutipan ini juga bertujuan sebagai data penguat fakta
yang ada dalam pemberitaan oleh pembuat teks berita. Dengan adanya
dukungan fakta ini maka opini pembaca akan digiring untuk memberi
penilaian yang negatif terhadap pelaku.
2. Analisis Elemen Skript
Elemen ini merupakan elemen yang berhubungan dengan bagaimana
pembuat teks mengisahkan peristiwa kedalam sebuah pemberitaan. Dari
hasil pengamatan penulis atas teks berita ini, ditemukan bahwa peristiwa
ini dikisahkan dengan menonjolkan secara detail tentang siapa yang
menjadi korban, waktu dan tempat kejadian, yang digambarkan pembuat
teks pada paragraf awal dari teks berita diatas. Pembuat teks juga
menggambarkan akar masalah serta bagaimana kejadian itu terjadi, yang
dapat dilihat pada paragraf keempat sampai dengan paragraf keenam dari
teks berita ini, sedangkan keadaan yang dialami oleh korban secara jelas
digambarkan oleh pembuat teks pada awal paragraf kedua dan selanjutnya
dijelaskan pada paragraf keenam.
Atas apa yang ditonjolkan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
penonjolan yang dilakukan lebih ditekankan pada pihak pelaku. Hal ini
dibuat pembuat teks agar pembaca menikmati segala tindakan pelaku
58
dalam peristiwa yang diangkat menjadi berita. Semakin pembaca
menikmati penonjolan yang dibuat pembuat teks, maka semakin kuat pula
respon serta dukungan opini yang seragam antara pembaca dengan
maksud yang dikehendaki oleh pembuat teks dalam peristiwa ini.
3. Analisis Elemen Tematik
Elemen ini berhubungan dengan bagaimana pembuat teks
mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi kalimat
atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan.
Dengan demikian maka hal yang di maksud dari elemen ini terlihat
melalui kontrol informasi yang ingin disampaikan serta bentuk-bentuk
kalimat yang digunakan oleh pembuat teks dalam memberitakan sebuah
peristiwa. Pada elemen ini kontrol terhadap informasi dilakukan pembuat
teks dengan menggambarkan secara menyeluruh awal kejadian dan
menghubungkan kejadian tersebut dengan beberapa kejadian sebelum
terjadi pembunuhan terhadap Deo, sebagaimana yang diberitakan oleh
pembuat teks. Secara detail terlihat bahwa pembuat teks
menginformasikan tentang awal mula peristiwa terjadi. Informasi
mendetail juga ditunjukan dengan menggambarkan pemicu terjadinya
penusukan oleh pelaku.
Kontrol informasi atas pelaku digambarkan melalui beberapa kalimat
yang menunjukan bahwa pelaku menjadi pengganggu dalam aktifitas yang
dilakukan korban dan teman-temannya. Atas penonjolan informasi pada
pihak pelaku dalam pemberitaan ini, penulis mengambil kesimpulan
bahwa hal tersebut pada akhirnya menggiring opini pembaca bahwa
kejadian ini adalah tindakan yang murni dipicu oleh kelakuan para pelaku
dan lewat hal tersebut secara tidak langsung menonjolkan bahwa apa yang
dilakukan korban merupakan tindakan pembelaan diri dan perlawanan
terhadap tindakan tidak menyenangkan para pelaku. Penulis
berkesimpulan demikian karena dari hasil pengamatan terhadap teks berita
ini penulis menemukan adanya penggambaran secara jelas tentang hal-hal
59
yang memicu terjadinya penganianyaan, serta penggambaran yang sangat
jelas mengenai kondisi korban. Hal tersebut secara tidak langsung
menancapkan dalam benak pembaca bahwa para pelaku merupakan sosok
pengganggu kesenangan orang lain dan sadis dalam melakukan aksi
kekerasan.
4. Analisis Elemen Retoris
Elemen ini menunjukan atau menggambarkan makna yang
dikehendaki oleh pembuat teks dari sebuah pemberitaan. Berdasarkan
pengamatan penulis terhadap berita ini, dipahami bahwa makna yang
diinginkan dari pemberitaan ini bahwa kasus ini merupakan kasus yang
sangat serius dan harus menjadi perhatian bagi masyarakat khususnya
masyarakat kota Salatiga. Hal berikut yang dikehendaki pembuat teks dari
pemberitaan ini adalah penekanan secara khusus bagi pembaca agar
memaknai pelaku dari kasus ini sebagai sosok yang brutal dan kejam atau
dengan kata lain penulis melihat bahwa pembuat teks menanamkan
ideologi kepada pembaca bahwa para pelaku pembunuhan sebagaimana
yang tercantum dalam teks berita ini adalah sosok yang tidak mimiliki
jiwa kemanusiaan.
4.3.2. Analisis Framing Pada Kasus Pembunuhan Di Happy Puppy
Salatiga Dalam Pemberitaan Jateng.Tribunnews.Com Periode
29 Juli 2016 Dengan Judul “Tiba-Tiba Dua Pemuda Masuk Ke
Ruang Karoke, Deo Pun Tewas karena Persoalan Ini”.
61
Gambar 5.
Dokumentasi Berita Periode 29 Juli 2016
Tabel 4. 5
Pembingkaian Berita Periode 29 Juli 2016
62
Periode
Berita
Unit / Elemen Yang Diamati
29 Juli
2016
Sintaksis Skrip Tematik Retoris
Headline:
Tiba-Tiba
Dua Pemuda
Masuk Ke
Ruang
Karoke, Deo
Pun Tewas
karena
Persoalan Ini
Lead: Daltas
Deo Hany
(26) Warga
Desa Pabelan
RT06/RW01,
kecamatan
Pabelan,
Kabupaten
Semarang,
meninggal
dunia, kamis
28/7 pukul
06.00.
sebelumnya ia
mengalami
perawatan
intensif oleh
tim dokter
Who Deo
Hany
(Korban). Frli
Rivaldi Rizki
(Pelaku).
What:
penganiayaan
yang
menyebabkan
meninggalnya
Deo Hany
When: Kamis,
28-7-2016
pukul 22.00.
Where:
Salatiga –
Happy Puppy
Karoke
Why: pelaku
tidak terima
karena diusir
oleh korban.
How: Saat
sedang
berkaroke
Detail:
* Korban dan
beberapa
temannya (3
diantaranya
wanita)
sedang
mencari
hiburan di
tempat karoke
tersebut.
* tiba- tiba
kedua pelaku
masuk dan
meminta
nomor telepon
dari teman
wanita yang
datang
bersama
korban
* Karena
merasa
terganggu,
korban
megusir para
Grafis:
Adanya gambar
ilustrasi yang
menampilkan
sosok wanita
sedang bersama
beberapa pria di
sebuah ruangan.
Komposisi warna
gambar tidak
begitu terang,
dimana
merepresentasikan
tempat kejadian.
Metafora:
*Tewas
* Dikeroyok
* Refreshing
* Diusir
* Luka Serius
63
RSUD
Salatiga.
Latar:
Deo dilarikan
ke rumah
sakit dan
harus
menjalani
perawatan
intensif
karena
mengalami
luka parah
dibagian
wajah dan
kepala karena
dikeroyok di
tempat
hiburan
malam Happy
Puppy
Salatiga.
Kutipan:
“disana dia
ditemani tiga
wanita yang
merupakan
karyawan
swasta. Saat
dengan ngan
beberapa
temannya (3
diantaranya
wanita), tiba-
tiba kedua
pelaku masuk
dan meminta
nomor telepon
dari teman
wanita yang
datang
bersama
korban.
Karena merasa
terganggu,
korban
megusir para
pelaku, namun
karena tidak
terima para
pelaku
menganiaya
korban.
pelaku, namun
karena tidak
terima para
pelaku
menganiaya
korban.
* Korban
dianianya
tanpa
menggunakan
alat (tangan
kosomng)
hingga
mengalami
lebam pada
bagian wajah.
Kata Ganti:
*Kata Korban
– Merujuk
pada (Deo
Hany)
*Kata “Dia”,
“Mereka”,
“Keduanya”
dan kata
“pelaku” –
merujuk pada
Frli Rivaldi
Rizki
64
sedang karoke
tiba-tiba
didatangi dua
pemuda.
Keduanya
meminta
nomor ponsel
dari salah satu
wanita.
Setelah
mendapatkan
nomor dan
pergi, selang
beberapa lama
kemudian
keduanya
datang ke
room itu,
terang Zasid”
1. Analisis Elemen Sintaksis
Melalui elemen ini dapat dilihat bahwa pemberitaan pada periode
29/7/2016 ini merupakan berita lanjutan atas kasus yang sama, yakni
tentang kasus di Happy Puppy di Salatiga. Pemberitaan pertama dilakukan
oleh Jateng.TribunNews.Com pada 28-7/2016. Secara umum isi dan
pemberitaan pertama dan kedua memiliki kesamaan. Namun setelah
dilakukan pengamatan elemen ini, penulis melihat bahwa judul berita pada
pemberitaan kedua kembali dibuat sekreatif mungkin oleh pembuat teks
untuk tetap menarik perhatian pembaca. “Tiba-Tiba Dua Pemuda Masuk
Ke Ruang Karoke, Deo Pun Tewas karena Persoalan Ini”. Melalui judul
65
ini, pembuat teks menggugah rasa penasaran dalam diri pembaca untuk
menaruh perhatian pada pembertaan ini.
Sekalipun isi berita pada periode sebelumnya dengan periode ini
secara garis besar sama, namun judul ini pembuat teks seolah-olah ingin
memberi informasi berupa fakta baru yang menjadi akar masalah dari
kasus yang diberitakan, atau dengan kata lain adanya hal baru yang tidak
terungkap pada pemberitaan sebelumnya. Melalui hal tersebut penulis
menyimpulkan bahwa hal ini merupakan strategi pembuat teks untuk
menyampaikan pada pembaca bahwa peristiwa ini merupakan peristiwa
yang membutuhkan perhatian khusus dari pembaca, terutama warga Kota
Salatiga. dengan demikian secara tidak langsung pembuat teks mendorong
pembaca untuk memaknai peristiwa ini sebagaimana yang ia harapkan.
Pembuat teks juga mencantumkan kutipan keterangan yang diberikan
oleh narasumber atau saksi mata dalam kejadian yang diangkat sebagai
berita. Cara ini dilakukan oleh pembuat teks menonjolkan bahwa teks
berita yang ada bukan pendapat pribadi semata melainkan adanya opini
dari pihak lain yang tentunya memiliki hak untuk memberikan opininya
dalam kasus ini. Pengutipan ini juga bertujuan sebagai data penguat fakta
yang ada dalam pemberitaan oleh pembuat teks berita. Dengan adanya
dukungan fakta ini maka opini pembaca akan digiring untuk memberi
penilaian yang negatif terpa pelaku.
2. Analisis Elemen Skript
Elemen ini merupakan elemen yang berhubungan dengan bagaimana
pembuat teks mengisahkan peristiwa kedalam sebuah pemberitaan. Dari
hasil pengamatan penulis atas teks berita ini, ditemukan bahwa peristiwa
ini dikisahkan dengan menonjolkan secara detail tentang siapa yang
menjadi korban, waktu dan tempat kejadian yang ditunjukan pembuat teks
dalam paragraf pertama dan kedua. Faktor utama penyebab kejadian serta
bagaimana kejadian itu terjadi sampai dengan keadaan yang dialami oleh
66
korban di gambarkan pada paragraf ketiga sampai paragraf ketujuh dari
teks berita diatas. Dari teks berita ini penulis melihat minimnya informasi
mengenai pelaku dari peristiwa yang diberitakan.
Atas apa yang ditonjolkan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
penonjolan yang dilakukan lebih ditekankan pada pihak pelaku. Hal ini
dibuat pembuat teks agar pembaca menikmati segala tindakan pelaku
dalam peristiwa yang diangkat menjadi berita. Semakin pembaca
menikmati penonjolan yang dibuat pembuat teks, maka semakin kuat pula
respon serta dukungan opini yang seragam antara pembaca dengan
maksud yang dikehendaki oleh pembuat teks dalam peristiwa ini.
3. Analisis Elemen Tematik
Elemen ini berhubungan dengan bagaimana pembuat teks
mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi kalimat
atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan.
Dengan demikian maka hal yang dimaksud dari elemen ini terlihat melalui
kontrol informasi yang ingin disampaikan serta bentuk-bentuk kalimat
yang digunakan oleh pembuat teks dalam memberitakan sebuah peristiwa.
Pada elemen ini kontrol terhadap informasi dilakukan pembuat teks
dengan menggambarkan secara menyeluruh awal kejadian dan
menghubungkan kejadian tersebut dengan beberapa kejadian sebelum
terjadi pembunuhan terhadap Deo, sebagaimana yang diberitakan oleh
pembuat teks. Secara detail terlihat bahwa pembuat teks
menginformasikan tentangn awal mula peristiwa terjadi. Informasi
mendetail juga ditunjukan dengan menggambarkan pemicu terjadinya
peristiwa ini.
Kontrol informasi atas pelaku digambarkan melalui beberapa kalimat
yang menunjukan bahwa pelaku menjadi pengganggu dalam aktifitas yang
dilakukan korban dan teman-temannya. Atas penonjolan informasi pada
pihak pelaku dalam pemberitaan ini, penulis mengambil kesimpulan
67
bahwa hal tersebut pada akhirnya menggiring opini pembaca bahwa
kejadian ini adalah tindakan yang murni dipicu oleh kelakuan para pelaku
dan lewat hal tersebut secara tidak langsung menonjolkan bahwa apa yang
dilakukan korban merupakan tindakan pembelaan diri dan perlawanan
terhadap tindakan tidak menyenangkan para pelaku. Pada pemberitaan
kedua ini, pembuat teks juga menambahkan beberapa hal yang dialami
sebagai control informasi terhadap korban. Jika pada pemberitaan pertama
diberitakan bahwa korban hanya mengalami luka lebam pada wajah, maka
pada pemberitaan kedua disampaikan bahwa korban juga mengalami luka
yang serius pada bagian kepala sehingga mendapatkan intensif. Hal
tersebut secara tidak langsung menancapkan dalam benak pembaca bahwa
para pelaku merupakan sosok pengganggu kesenangan orang lain dan
sadis dalam melakukan aksi kekerasan.
4. Analisis Elemen Retoris
Elemen ini menunjukan atau menggambarkan makna yang
dikehendaki oleh pembuat teks dari sebuah pemberitaan. Berdasarkan
pengamatan penulis terhadap berita ini, dipahami bahwa makna yang
diinginkan dari pemberitaan ini bahwa kasus ini merupakan kasus yang
sangat serius dan harus menjadi perhatian bagi masyarakat khususnya
masyarakat kota Salatiga. Hal berikut yang dikehendaki pembuat teks dari
pemberitaan ini adalah penekanan secara khusus bagi pembaca agar
memaknai pelaku dari kasus ini sebagai sosok yang brutal dan kejam atau
dengan kata lain penulis melihat bahwa pembuat teks menanamkan
ideologi kepada pembaca bahwa para pelaku pembunuhan sebagaimana
yang tercantum dalam teks berita ini adalah sosok yang tidak memiliki
jiwa kemanusiaan.
68
4.4. Pembingkaian Berita Terhadap Warga Asal Maluku Sebagai Pelaku
Dari Dua Kasus Pembunuhan Berbeda Di Salatiga Dalam
Jateng.Tribunnews.com Periode 18-19 Juli 2016 Dan 28-29 Juli2016.
Dari beberapa pemberitaan yang penulis amati pada periode 18-19 Juli
2016 dan periode 28-29 Juli 2016 pada Jateng.Tribunnews.com, maka yang
penulis dapatkan adalah; arah pemberitaan yang ditunjukkan cenderung
mengarahkan pandangan pembaca berita pada hal-hal negatif terhadap orang
Maluku, khususnya yang berdomisli di Kota Salatiga. Hal ini dapat dilihat melalui
komentar yang di berikan oleh warga Salatiga pada halaman facebook Polres
Salatiga ketika kedua berita ini diposting pada halaman facebook tersebut;
“Wong luar Jawa seng kuliah neng Salatiga njaluk diusiriki, adoh-adoh seko daerah golek masalah wae”
Tanggapan lainnya menyebutkan bahwa pendatang harus diberi pelajaran
karena dirasa merusak ketenangan di Salatiga, sebagaimana yang diungkapkan
oleh Heru Purwanto;
“Rasa toleransi yang tinggi dari warga Salatiga sudahdisalahartikan kalau kita takut sama mereka. Sudah saatnya kitatunjukkan ke mereka siapa tuan rumah sesungguhnya”
Ada yang menyatakan secara langsung bahwa orang Ambon yang ada di
Jawa sangat mengerikan sebagaimana yang diungkapkan oleh pemilik akun
facebook Aditya Permana;
“Begitu Angkernya Orang Ambon di Jawa. Dari cenglu gapakai helem sampai pembunuhan”
Selain beberapa komentar di atas, komentar yang menyebutkan suku
secara langsung juga diungkapkan oleh Sigit Aditya;
“Wong Ambon meneh biang resek”
Ada pula komentar yang menghubungkan antara kasus penusukan pemilik
studio dengan kasus kedua ini, sebagaimana yang diungkapkan oleh Gunawan
Bahana;
“Salatiga semakin menyeramkan, yang lalu penusukan hinggakorban meninggal, sekarang penganiayaan hingga korbanmeninggal, yang pelakunya semua itu dari luar Salatiga, yangsudah mengotori Salatiga.”
69
Komentar-komentar di atas merupakan contoh bahwa adanya respon dari
khalayak ketika mengkonsumsi pemberitaan terhadap sebuah peristiwa yang
disajikan oleh media. Pembingkaian yang berbeda-beda oleh media-media di atas
terhadap dua kasus ini pada akhirnya memberikan asumsi khususnya masyarakat
Salatiga bahwa orang luar Jawa terutama Ambon-Maluku merupakan perusak
kerukunan di Salatiga. Komentar demikian dan pandangan negatif warga terhadap
orang luar, khususnya Maluku. Pandangan seperti ini memberikan dampak
tersendiri bagi warga asal Maluku yang ada di Salatiga, khususnya para
mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat lokal.
Peristiwa yang diangkat dalam dua periode pemberitaan ini dikemas
sebagai peristiwa yang penting dan membutuhkan perhatian khusus dari pembaca,
terutama warga Kota Salatiga. Dengan demikian maka secara tidak langsung
Framing dari kedua pemberitaan ini menggirig opini negatif masyarakat untuk
menjadikan orang Maluku, terutama yang berdomisili di kota Salatiga sebagai
perhatian khusus setiap lapisan masyarakat yang ada di Salatiga.
Arah dari pemberitaan menyoroti posisi korban dari kedua peristiwa
tersebut secara implisit, mulai dari identitas, perlakuan yang diterima, sampai
dengan kodisi yang dialami oleh para korban, sedangkan kontrol informasi dalam
pemberitaan menyeroti sisi pelaku dari kedua pemberitaan ini secara eksplisit,
dimana pemberitaan hanya menggambarkan identias para pelaku dan perlakuan
pelaku terhadap korban sehingga Framing yang dihasilkan adalah penyudutan
terhadap posisi pelaku. Pada akhirnya, melalui framing seperti ini menanamkan
kesan pada masyarakat, khususnya di Kota Salatiga bahwa ruang lingkup orang
Maluku selalu bersentuhan dengan kekerasan, kriminalitas, serta berbagi tindak
kejahatan tanpa adanya rasa kemanusian.
Melihat rentang waktu antar kedua peristiwa ini sangatlah dekat (10 hari),
maka posisi orang Maluku pada kasus pertama semakin diperkuat dengan
munculnya pemberitaan pada kasus kedua. Framing negatif secara beruntun
dalam rentang waktu yang dekat memberikan keyakinan bagi masyarakat bahwa
orang Maluku memang benar adanya sebagaimana yang mereka ketahui melalui
70
pemberitaan yang dilakukan oleh Jateng.Tribunnews.com. Keyakinan seperti ini
akan semakin kokoh dalam benak masyarakat, khususnya masyarakat Kota
Salatiga jika mereka membandingkan kedua peristiwa ini dengan beberapa
peristiwa kriminal maupun kekerasan lainnya yang pernah terjadi sebelumnya di
Salatiga, yang melibatkan warga asal Maluku di Salatiga.
Recommended