View
213
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subyek
a. Jumlah subyek berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.1 Subyek Penelitian berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin f %
P 15 60%
L 10 40%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel 4.1 sebagian besar subyek penelitian adalah Siswa
berjenis kelamin perempuan 60%.
b. Jumlah subyek berdasarkan usia
Tabel 4.2 Subyek Penelitian berdasarkan usia
Usia f %
<6 Tahun 9 36%
>6 Tahun 16 64%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar subyek penelitian ini adalah
siswa dengan usia 6 tahun (64%).
34
4.2 Kondisi Awal Motorik Kasar
Berdasarkan kondisi awal Motorik Kasar anak sebelum penelitian
tindakan kelas dilakukan, hasil Tes Perbuatan pertama tanggal 14 Agustus 2015
yang telah dilakukan di TK B Dharma Wanita 1 Kalongan Purwodadi dalam
kegiatan motorik kasar berlari lurus dengan rintangan, sebagian besar (44%) anak
dalam kegiatan berlari lurus dengan melewati 4 rintangan yang dibuat
menggunakan styrofoam dengan panjang jalur rel 1 meter yang dibuat
menggunakan lakban hitam, berada pada Kategori Kurang, padahal semua anak
diharapkan sudah dapat menguasai motorik kasar berlari lurus pada usia 5-6
tahun. (Permendikbud No.137 tahun 2014), ini menunjukkan bahwa
perkembangan motorik kasar anak TK B Dharma Wanita 1 Kalongan Purwodadi
masih rendah, belum sesuai dengan perkembangan motorik kasar anak pada
umumnya, sehingga perlu adanya tindakan yang dilaksankan agar motorik kasar
berlari lurus dengan rintangan anak mencapai hasil yang optimal yaitu 80%.
Tabel 4.3 Prasiklus Tes Perbuatan Motorik Kasar berlari lurus dengan
rintangan TK B Dharma Wanita 1 Kalongan Purwodadi
No Kategori f Prosentase
1 Kurang(6-9) 11 44%
2 Cukup(10-13) 6 24%
3 Baik(14-18) 8 32%
Jumlah 25 100 %
Pada tabel 4.3 Kondisi awal Motorik Kasar sebagian besar berada pada
kategori Kurang (44%).
35
Gambar 4.1 Diagram Batang prosentase kemampuan motorik kasar berlari lurus
dengan rintangan (Prasiklus).
4.3 Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH)
b. Menentukan materi dan tema kegiatan
c. Menyiapkan bahan lakban berwarna hitam, cuter, 4 rintangan yang di buat
menggunakan styrofoam, menyiapkan lembar observasi
d. Membuat lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam
kegiatan pembelajaran
4.4 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai
dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat ditahap perencanaan
oleh peneliti dengan dibantu guru kelas dan satu asisten. Tahap pelaksanaan pada
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
Kurang Cukup Baik
Kurang
Cukup
Baik
36
Siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan. Adapun gambaran pelaksanaan pembelajaran
sebagai berikut:
4.4.1 Pelaksanaan Siklus I
a. Siklus I Tahap Tindakan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 24
September 2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap
perencanaan penelitian.
a) Kegiatan Awal
Pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan
mengabsen anak, menyanyikan lagu selamat datang, di sekolah,
lihat kebunku, mengingatkan hari, tanggal, dan tahun kepada
anak, menyampaikan tema/sub tema yang akan dipelajari,
mengajak anak berkeliling lingkungan sekolah untuk mengamati
ciptaan Tuhan.
b) Kegiatan Inti
Guru mengajak anak untuk melakukan senam pemanasan dan
berlatih melakukan kegiatan berdiri statis selama 30 detik,
berjalan dinamis dengan merentangkan kedua tangan, berjalan
lurus mengikuti lakban hitam sepanjang 1 meter, berlari lurus
mengikuti lakban hitam sepanjang 1 meter, berlari lurus dengan
waktu ditentukan melewati jalur rel yang telah di buat guru dan
peneliti menggunakan lakban namun belum memiliki rintangan
dan berlari lurus dengan rintangan sebelum melakukan kegiatan
37
inti bermain berlari lurus dengan rintangan, tujuan melakukan
kegiatan senam pemanasan, berdiri statis selama 30 detik dan
berjalan dinamis dengan merentangkan kedua tangan, berlari lurus
mengikuti lakban hitam sepanjang 1 meter, berlari lurus dengan
waktu ditentukan melewati jalur rel yang telah di buat guru dan
peneliti menggunakan lakban namun belum memiliki rintangan
dan berlari lurus dengan rintangan supaya kegiatan berlari lurus
dengan rintangan dapat berjalan lancar dan anak-anak tidak
mengalami keram saat melakukan kegiatan motorik kasar berlari
lurus dengan rintangan mengikuti jalur rel kereta api.
c) Kegiatan Akhir
Guru menanyakan kepada anak pengalaman main yang
telah dilakukan selama belajar dan bermain bersama di sekolah.
Guru menanyakan perasaan anak selama bermain bersama. Doa
pulang.
b. Siklus I Tahap Tindakan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 25 September
2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan
penelitian, Adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan
mengabsen anak, menyanyikan lagu selamat datang, dan bungaku,
mengingatkan hari, tanggal, dan tahun kepada anak,
38
menyampaikan tema/sub tema yang akan dipelajari, mengajak
anak untuk menyiram tanaman.
b) Kegiatan Inti
Guru mengajak anak untuk melakukan senam pemanasan,
latihan berdiri statis selama 30 detik, kemudian melakukan latihan
kegiatan berjalan dinamis mengikuti lakban hitam sepanjang 1
meter dengan merentangkan kedua tangan, berlari lurus mengikuti
lakban hitam sepanjang 1 meter, berlari lurus dengan waktu
ditentukan melewati jalur rel yang telah di buat guru dan peneliti
menggunakan lakban namun belum memiliki rintangan dan
berlari lurus dengan rintangan yang sudah di buat guru dan
peneliti tujuan melakukan kegiatan senam pemanasan, berdiri
statis selama 30 detik dan berjalan dinamis dengan merentangkan
kedua tangan, berlari lurus dengan waktu yang ditentukan
mengikuti jalur rel yang telah di buat guru dan peneliti sepanjang
1 meter tapi belum diberi rintangan, supaya dalam melakukan
kegiatan motorik kasar berlari lurus dengan rintangan mengikuti
jalur rel kereta api dapat berjalan lancar dan anak-anak tidak
mengalami keram saat melakukan kegiatan ini.
c) Kegiatan Akhir
Guru menanyakan kepada anak pengalaman main yang telah
dilakukan selama belajar dan bermain bersama di sekolah. Guru
menanyakan perasaan anak salama bermain bersama. Doa pulang.
39
c. Siklus I Tahap Tindakan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 26 September
2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan
penelitian, Adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan
mengabsen anak, menyanyikan lagu selamat datang, di sekolah,
menanam jagung, mengingatkan hari, tanggal, dan tahun kepada
anak, menyampaikan tema/sub tema yang akan dipelajari,
mengajak anak untuk menirukan gerakan pohon yang sedang
tertiup angin.
b) Kegiatan Inti
Guru mengajak anak untuk melakukan senam pemanasan,
sebelum melakukan kegiatan inti bermain berlari lurus dengan
rintangan, anak-anak mengulang kembali latihan kegiatan berdiri
statis selama 30 detik di lanjutkan kegiatan berjalan lurus dan
kemudian berlatih melakukan kegiatan berjalan lurus mengikuti
jalur yang dibuat guru menggunakan lakban hitam sepanjang 1
meter dengan merentangkan kedua tangan, berlari lurus mengikuti
lakban hitam sepanjang 1 meter, berlari lurus dengan waktu yang
ditentukan mengikuti jalur rel yang telah di buat guru dan peneliti
sepanjang 1 meter tapi belum diberi rintangan, tujuan melakukan
semua latihan ini supaya dalam melakukan kegiatan motorik kasar
40
berlari lurus dengan rintangan mengikuti jalur rel kereta api dapat
berjalan lancar dan anak-anak tidak mengalami kram saat
melakukan kegiatan ini.
c) Kegiatan Akhir
Guru menanyakan kepada anak pengalaman main yang telah
dilakukan selama belajar dan bermain bersama di sekolah. Guru
menanyakan perasaan anak salama bermain bersama. Doa pulang.
4.4.2 Observasi dan hasil tindakan pelaksanaan siklus I
Selama kegiatan siklus I kegiatan yang peneliti berikan yang
berupa berdiri statis, berjalan dinamis, berjalan lurus, berlari lurus, berlari
lurus dengan waktu yang ditentukan dan berlari lurus dengan rintangan,
guru dan peneliti melakukan pengamatan. Pengamatan dilakukan pada
saat kegiatan berlangsung dengan mencatat perkembangan yang dialami
anak dan mendokumentasikan hasil observasi.
Pelaksanaan siklus I dilakukan pada tanggal 24, 25, dan 26
september 2015. Pada kegiatan hari pertama anak-anak merasa senang
karena setelah melakukan kegiatan senam pemanasan, berlatih berdiri
statis selama 30 detik, berjalan dinamis, berjalan lurus, berlari lurus,
berlari lurus dengan waktu yang ditentukan mengikuti jalur rel yang telah
di buat guru dan peneliti sepanjang 1 meter tapi belum diberi rintangan
dan berlari lurus dengan rintangan, anak-anak di beri kesempatan bermain
bebas di luar kelas selama 5 menit, sebelum melanjutkan kegiatan belajar
di dalam kelas.
41
Biasanya dalam pembelajaran anak jarang diberi kesempatan
bermain bebas setelah melakukan kegiatan motorik. Pada saat melakukan
kegiatan berdiri statis, berjalan dinamis dan berjalan lurus anak-anak
melakukan kegiatan ini dengan perasaan senang, tertib dan mengikuti
perintah dari guru dan peneliti yang mengawasi dengan baik.
Dari tindakan yang dilakukan pada siklus I maka diperoleh data
dari observasi. Data nilai anak pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Tabel Tindakan Siklus I
Hasil Penilaian Siklus I
Kategori
Tindakan I Tindakan II Tindakan III
f % f % f %
Kurang (6-9) 11 44% 10 40% 8 32%
Cukup (10-13) 5 20% 4 16% 4 16%
Baik (14-18) 9 36% 11 44% 8 52%
Dari hasil Tes Perbuatan siklus I pada tabel III Gambar Tabel 4.4 yang
diperoleh, kenaikan prosentase terletak pada kategori Baik, sedangkan kategori
Cukup dan Kurang menurun. Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel III dapat
dibuat diagram seperti pada gambar 4.2.
42
Gambar 4.2 Diagram Batang prosentase Hasil Belajar Siklus I
Dari diagram Batang 4.2 prosentase keterampilan motorik kasar berlari
lurus dengan rintangan melalui bermain jalur rel kereta api pada siklus I
pertemuan III anak yang mencapai kriteria Kurang (K) 8 anak atau 32%,
sedangkan anak yang mencapai kriteria Cukup (C) sebanyak 4 orang atau16% dan
anak yang mendaptkan kriteria Baik (B) sebanyak 11 anak atau 52%. Hasil
tindakan siklus I sudah mengalamai peningkatan namun belum mencapai
indikator yang di tentukan.
4.4.3 Refleksi
Refleksi dari hasil observasi pada siklus I masih ada beberapa anak yang
masih mendapat kriteria Cukup (C) sebanyak 4 orang anak dan Kurang (K) 8
orang anak, sehingga perlu dilakukan perbaikan agar hasil belajar anak mencapai
kategori Baik yaitu 80%. Dari hasil observasi kegiatan anak selama siklus I, masih
ada beberapa anak yang belum dapat mengikuti semua kegiatan pembelajaran
dengan baik, seperti senam pemanasan, berdiri statis, berjalan dinamis, berlari
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Tindakan 1 Tindakan 2 Tindakan 3
Kurang
Cukup
Baik
43
lurus, berlari lurus dengan menggunakan waktu dan berlari lurus dengan rintangan.
Selain itu anak juga masih banyak yang berbicara bersama temannya, maka
peneliti perlu menggadakan perbaikan pada pembelajaran siklus II agar ada
peningkatan pada keterampilan motorik kasar berlari lurus dengan rintangan. Hal
yang dapat dilakukan sebagai perbaikan pada siklus II, antara lain:
a. Peneliti lebih meningkatkan penguasan kelas agar anak tidak berbicara atau
bercerita bersama temannya saat diberi penjelasan mengenai kegiatan
pembelajaran yangg akan di laksanakan.
b. Lebih efektif membagi waktu agar kegiatan bisa terlaksana semua dan anak
tidak merasa bosan.
c. Lebih tegas terhadap peraturan yang sudah disepakati bersama.
4.5 Tahap Perencanaan Siklus II
Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH)
b. Menentukan materi dan tema kegiatan
c. Menyiapkan bahan lakban berwarna hitam, cuter, 4 rintangan yang di
buat menggunakan styrofoam, menyiapkan lembar observasi
d. Membuat lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam
kegiatan pembelajaran
4.5.1 Tahap Tindakan
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai
dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat ditahap perencanaan
oleh peneliti dengan dibantu guru kelas dan satu asisten. Tahap pelaksanaan pada
44
Siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan. Adapun gambaran pelaksanaan
pembelajaran sebagai berikut
a. Siklus II Tahap Tindakan I
Pertemuan pertama Siklus II Tahap Tindakan I dilaksanakan pada hari
Sabtu, tanggal 01 Oktober 2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada
tahap perencanaan penelitian, Adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan mengabsen anak,
menyanyikan lagu selamat datang, di sekolah, menanam jagung,
mengingatkan hari, tanggal, dan tahun kepada anak, menyampaikan
tema/sub tema yang akan dipelajari, mengajak anak untuk menirukan
gerakan pohon yang sedang tertiup angin.
b) Kegiatan Inti
Guru mengajak anak untuk melakukan senam pemanasan, mengulang
kembali latihan kegiatan berdiri statis selama 30 detik di lanjutkan kegiatan
berjalan lurus, berlatih melakukan kegiatan berjalan lurus mengikuti jalur
yang di buat menggunakan lakban hitam sepanjang 1 meter dengan
merentangkan kedua tangan, kemudian dilanjutkan dengan latihan berlari
lurus mengikuti jalur ubin yang ada di teras kelas sepanjang 1 meter, berlari
lurus dengan waktu yang ditentukan mengikuti jalur rel yang telah di buat
guru dan peneliti sepanjang 1 meter tapi belum diberi rintangan, tujuan
melakukan semua latihan ini supaya dalam melakukan kegiatan motorik
kasar berlari lurus dengan rintangan mengikuti jalur rel kereta api dapat
45
berjalan lancar dan anak-anak tidak mengalami keram saat melakukan
kegiatan ini.
c) Kegiatan Akhir
Guru menanyakan kepada anak pengalaman main yang telah dilakukan
selama belajar dan bermain bersama di sekolah. Guru menanyakan
perasaan anak salama bermain bersama. Doa pulang.
b. Siklus II Tahap Tindakan II
Siklus II Tahap Tindakan II dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 02
Oktober 2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan
penelitian, Adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan mengabsen anak,
menyanyikan lagu selamat datang, di sekolah, mengamati pertumbuhan
jagung, mengingatkan hari, tanggal, dan tahun kepada anak, menyampaikan
tema/sub tema yang akan dipelajari, mengajak anak untuk menirukan
gerakan pohon yang sedang tertiup angin.
b) Kegiatan Inti
Guru mengajak anak untuk melakukan senam pemanasan sebelum
melakukan kegiatan inti bermain berlari lurus dengan rintangan, mengulang
kembali latihan kegiatan berdiri statis selama 30 detik di lanjutkan kegiatan
berjalan lurus, berlatih melakukan kegiatan berjalan lurus mengikuti jalur
yang dibuat menggunakan lakban hitam sepanjang 1 meter dengan
merentangkan kedua tangan, kemudian dilanjutkan dengan latihan berlari
46
lurus mengikuti jalur ubin yang ada di teras kelas, berlari lurus dengan
waktu yang ditentukan mengikuti jalur rel yang telah di buat guru dan
peneliti sepanjang 1 meter tapi belum diberi rintangan, tujuan melakukan
semua latihan ini supaya dalam melakukan kegiatan motorik kasar berlari
lurus dengan rintangan mengikuti jalur rel kereta api dapat berjalan lancar
dan anak-anak tidak mengalami keram saat melakukan kegiatan ini.
c) Kegiatan Akhir
Guru menanyakan kepada anak pengalaman main yang telah dilakukan
selama belajar dan bermain bersama di sekolah. Guru menanyakan perasaan
anak salama bermain bersama. Doa pulang.
c. Siklus II Tahap Tindakan III
Siklus II Tahap Tindakan III dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 03
Oktober 2015. Sesuai dengan RKH yang telah dibuat pada tahap perencanaan
penelitian, Adapun kegiatan pembelajaran sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
Pembelajaran dimulai dengan membaca doa dan mengabsen anak,
menyanyikan lagu selamat datang, di sekolah, mengamati tumbuhan jagung,
mengingatkan hari, tanggal, dan tahun kepada anak, menyampaikan
tema/sub tema yang akan dipelajari, mengajak anak untuk menirukan
gerakan pohon yang sedang tertiup angin.
b) Kegiatan Inti
Guru mengajak anak untuk melakukan senam pemanasan sebelum
melakukan kegiatan inti bermain berlari lurus dengan rintangan, mengulang
47
kembali latihan kegiatan berdiri statis selama 30 detik di lanjutkan kegiatan
berjalan lurus, berlatih melakukan kegiatan berjalan lurus mengikuti jalur
yang dibuat menggunakan lakban hitam sepanjang 1 meter dengan
merentangkan kedua tangan, kemudian dilanjutkan dengan latihan berlari
lurus mengikuti jalur ubin yang ada di teras kelas, berlari lurus dengan
waktu yang ditentukan mengikuti jalur rel yang telah dibuat guru dan
peneliti sepanjang 1 meter tapi belum diberi rintangan, tujuan melakukan
semua latihan ini supaya dalam melakukan kegiatan motorik kasar berlari
lurus dengan rintangan mengikuti jalur rel kereta api dapat berjalan lancar
dan anak-anak tidak mengalami keram saat melakukan kegiatan ini.
c) Kegiatan Akhir
Guru menanyakan kepada anak pengalaman main yang telah dilakukan
selama belajar dan bermain bersama di sekolah. Guru menanyakan perasaan
anak salama bermain bersama. Doa pulang.
4.5.2 Observasi dan hasil tindakan pelaksanaan siklus II
Dari tindakan yang sudah dilakukan pada siklus II maka dapat diperoleh
data melalui penilaian kegiatan pembelajaran berlangsung dan data anak
dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Tabel Siklus II
Hasil Penilaian Siklus II
Kategori
Tindakan I Tindakan II Tindakan III
f % F % f %
Kurang (6-9) 7 28% 5 20% 2 8%
Cukup (10-13) 3 12% 2 8% 2 8%
Baik (14-18) 15 60% 18 72% 21 84%
48
Dari hasil perbaikan siklus II pada tabel 4.5, kenaikan prosentase terletak
pada kriteria Baik. Dalam siklus II Tindakan III masih ada 2 orang anak yang
memiliki kategori Cukup (C) dan 2 orang anak memiliki kategori Kurang (K).
Berikut gambar 4.3 grafik hasil Ketuntasan siklus II.
Gambar 4.3
Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan gambar diagram Batang 4.3 hasil pengamatan yang dilakukan
dengan lembar observasi dari siklkus II pertemuan III anak yang mencapai
kategori Kurang (K) 2 anak atau 8%, sedangkan yang berada pada kategori Cukup
(C) 2 anak atau 8% dan anak yang mencapai kategori Baik (B) 21 anak atau 84%.
Dari hasil tersebuat dapat dikatakan berhasil karena sudah mencukupi indikator
keberhasilan yang ditentukan yaitu 80%.
4.5.3 Refleksi
Berdasarkan refleksi dan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus
II sebagian besar sudah mencapai kategori Baik. Dari hasil pelaksanaan
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Tindakan 1 Tindakan 2 Tindakan 3
Kurang
Cukup
Baik
49
pembelajaran siklus II menunjukan terjadinya peningkatan keterampilan berlari
lurus dengan rintangan melalui bermain jalur rel kereta api. Hal ini menunjukan
bahwa indikator yang diharapkan telah tercapai.
4.6 Pembahasan hasil penelitian
Analisa penelitian tindakan kelas pada Prapenelitian, siklus I, siklus II
berlari lurus dengan rintangan melalui bermain jalur rel kereta api diperoleh
hasil belajar seperti tabel 4.6
Gambar tabel 4.6
Hasil Perbandingan Siklus I Dan Siklus II
No Nilai Siklus I Siklus II
f % f %
1 Kurang (6-9) 8 32% 2 8%
2 Cukup (10-13) 4 16% 2 8%
3 Baik (14-18) 13 52% 21 84%
Jumlah 25 100% 25 100%
Berdasarkan tabel 4.6 anak yang mencapai keterampilan motorik kasar
berlari lurus dengan rintangan melalui bermain jalur rel kereta api pada siklus I
Tindakan III Siswa yang berada pada kategori Baik 13 anak atau 52%,
selanjutnya pada siklus II Tindakan III kategori Baik meningkat menjadi 8 anak
atau 84%.
50
Gambar Diagram Batang 4.4 Hasil Penelitian Perkembangan Motorik
Kasar Berlari Lurus Dengan RintanganSiklus I, Siklus II
Berdasarkan data yang diperoleh melalui siklus I, dan siklus II
pada Gambar 4.4 membuktikan bahwa kegiatan berlari lurus dengan
rintangan melalui bermain jalur rel kereta api dapat membantu guru untuk
meningkatkan kemampuan motorik kasar siswa.
Dalam penelitian ini menunjukan bahwa melalui bermain jalur rel
kereta api dapat meningkatkan motorik kasar berlari lurus anak Kelompok
TK B Dharma Wanita 1 Kalongan Purwodadi. Hal ini dapat diketahui
melalui peningkatan prosentase keberhasilan dari hasil siklus I dan siklus
II seperti sudah tertera pada gambar grafik 4.7 pada siklus II Tindakan III
sebesar 84%.>80%.
4.7 Pembahasan
Penggunaan permainan berlari lurus dengan rintangan melalui
bermain jalur rel kereta api bertujuan untuk meningkatkan motorik kasar
anak untuk melakukan kegiatan sehari-hari salah satunya berlari lurus.
Dengan hasil penelitian ini dapat dibuktikan terjadi peningkatan terhadap
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Siklus I Siklus II
Kurang
Cukup
Baik
51
perkembangan motorik kasar berlari lurus dengan rintangan anak di TK B
Dharma Wanita 1 Kalongan Purwodadi dapat dilihat dari lembar penilaian
yang digunakan untuk menilai pada saat proses tindakan pada saat
penelitian, kemampuan motorik kasar berlari lurus dengan rintangan pada
siklus I 52 % meningkat menjadi 84% atau 21 anak dari 25 anak berada
pada kategori Baik pada Siklus II, serta pengaruh dari usia sebagian besar
16 anak atau 64% berusia 6 Tahun dan sebagian besar siswa 15 atau 60 %
berjenis kelamin perempuan, serta melakukan tindakan Berdiri Statis,
Berjalan Dinamis, Berjalan Lurus, Berlari Lurus, Berlari lurus Dengan
Waktu yang Ditentukan, Berlari Lurus Dengan Rintangan. Sehingga
penelitian ini mendukung penelitian yang terdahulu dari penelitian
Ayuning (2012) berjudul “peningkatkan motorik kasar berlari melalui
aktivitas bermain halang rintang anak kelompok B2 TK Negeri Pembina
Panjatan Kulon Progo”, yang menunjukan bahwa melalui permainan berlari
lurus dengan rintangan melalui bermain jalur rel kereta api didalam
pembelajaran anak usia dini dapat meningkatkan motorik kasar anak. Hasil
penelitian ini sesuai dengan pendapat (Ray,2013) yang mengatakan bahwa
bermain rel kereta api dapat meningkatkan motorik kasar.
Recommended