View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga
Komite Sekolah dibentuk melalui musyawarah
yang terdiri dari : perwakilan orang tua murid tiap
kelas, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah setempat
(lurah dan camat), serta perwakilan dinas pendidikan.
Pada awalnya musyawarah pembentukan Komite
Sekolah dibuka oleh kepala sekolah, dilanjutkan
pengarahan dari dinas pendidikan. Selanjutnya
musyawarah dipandu oleh dinas.
Hasil wawancara dengan guru terungkap :
“Keberadaan komite sekolah di SD Negeri Mangunsari 01
Salatiga sangat penting, Komite sekolah berperan sebagai
jembatan antara pihak sekolah dan masyarakat/orang tua
murid, sehingga program sekolah dapat berjalan dengan baik dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah. Beberapa
program sekolah memerlukan persetujuan komite
sekolah, sehingga tanpa persetujuan komite sekolah
program-program sekolah tidak dapat berjalan dengan
baik, dan pada akhirnya tujuan sekolah tidak dapat tercapai secara optimal.” (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 23 November 2016)
Tujuan didirikannya Komite Sekolah SD
Mangunsari 01 adalah sbb;
38
1. Meningkatkan peran serta dan tanggung jawab
pemerintah daerah beserta seluruh komponen
masyarakat termasuk alumni dalam
penyelenggaraan pendidikan di SD Mangunsari 01
Salatiga;
2. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa
orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
melahirkan program serta kebijakan pendidikan di
SD Mangunsari 01 Salatiga;
3. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta
orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan;
4. Menciptakan suasana dan kondisi yang
transparan, akuntabel dan demokratis dalam
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang
bermutu;
5. Sebagai mitra kerja sekolah untuk membangun
pendidikan yang berkualitas.
Terkait dengan program kerja, Komite Sekolah
secara khusus tidak memiliki program kerja sendiri.
Program kerja Komite Sekolah mengalir mengacu pada
program sekolah. Di awal tahun pelajaran Komite
Sekolah diundang dalam rapat penyusunan program
sekolah, dan di akhir tahun pelajaran mengadakan
evaluasi atas pelaksanaan program sekolah.
39
Sedangkan dalam pelaksanaan program kerja
tahunan, Komite Sekolah tidak melaksanakan
program kerjanya sendiri tetapi mendukung dan ikut
melaksanakan program kerja sekolah sejauh itu
memang menjadi ranah Komite Sekolah. Meskipun
demikian dalam hal tertentu Komite Sekolah
menyampaikan saran dan gagasan yang mungkin
dapat dilaksanakan oleh sekolah.
Dalam kegiatannya, Komite Sekolah
melaksanakan evaluasi terhadap program kerja
sekolah. Hasil wawancara dengan Komite Sekolah
disebutkan :
“Komite Sekolah tidak secara khusus melaksanakan evaluasi terhadap program kerjanya, tetapi secara
bersama-sama dengan pihak sekolah mengadakan
evaluasi terhadap program kerja sekolah. Evaluasi ini
tidak dilakukan secara kaku, tetapi lebih sebagai saran
dan masukan demi terwujudnya pendidikan yang lebih
berkualitas. Selama berjalannya kegiatan sekolah komite sekolah bisa saja memberikan evaluasi kepada sekolah
yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan, baik itu
masalah sarpras, lingkungan sekolah, tenaga pendidik
maupun karyawan non pendidik. baru pada akhir tahun
pelajaran sekolah bersama dengan Komite Sekolah mengadakan evaluasi yang lebih menyeluruh atas semua
program sekolah, baik yang sudah maupun yang belum dapat dilaksanakan oleh sekolah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Senada dengan pernyataan di atas, Hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah terungkapkan :
“Komite sekolah tidak memiliki program kerja tersendiri.
Dalam setiap awal tahun pelajaran, sekolah menyusun program kerja sekolah dalam rapat bersama antara
sekolah dan komite sekolah. Dalam rapat tersebut komite
sekolah memberikan masukan dan pertimbangan. Dan
apabila sudah ditetapkan menjadi program kerja sekolah,
40
komite sekolah membubuhkan tanda tangan sebagai
tanda persetujuan dan pengesahan. Masukan dan pertimbangan komite sekolah tidak sebatas pada saat
rapat awal tahun pelajaran, tetapi juga pada saat rapat-
rapat tertentu yang dipandang perlu mengundang komite
sekolah. Jadi dalam beberapa hal program kerja komite juga sama dengan program kerja sekolah.” (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Berkaitan dengan pernyataan di atas, hasil
wawancara dengan salah satu diungkapkan :
“Secara organisasi peran itu sudah dijalankan dengan cukup baik, meskipun belum maksimal. Hal ini
disebabkan karena faktor kesibukan dan terbatasnya
waktu yang dimiliki oleh Komite Sekolah. Beberapa
pengurus kunci dari komite sekolah sibuk dalam
pekerjaan dan profesinya masing-masing. Meskipun
demikian faktor ketua sangat berperan. Ketua komite sangat aktif berperan dan memiliki kepedulian yang besar
untuk memajukan sekolah. Dalam setiap pertemuan
ketua komite selalu hadir, misalnya dalam rapat
penyusunan RKAS, pelepasan siswa kelas VI, dan musyawarah dengan orang tua murid.” (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016)
Terkait dengan peran Komite Sekolah selama
ini, hasil wawancara dengan Kepala Sekolah
dinyatakan :
“Komite sekolah memiliki empat peran, yaitu sebagai
badan pertimbangan, pendukung, pengontrol, dan
mediator. Sejauh ini keempat peran tersebut sudah
dijalankan dengan baik. Bahkan dalam hal tertentu,
misalnya dalam waktu terakhir ini sekolah memperoleh dana alokasi khusus dari pemerintah untuk penambahan
prasarana sekolah. Dana tersebut belum cair tetapi
sekolah dituntut untuk segera melaksanakan
pembangunan dikaitkan dengan SPJ. Dalam situasi
demikian, komite sekolah menyediakan diri untuk
mencarikan dana talangan tanpa ikatan apapun.” (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016)
41
Terkait dengan kegiatan pemberdayaan Komite
Sekolah, narasumber guru mengungkapkan :
“Anggota komite sekolah sangat beragam, ada PNS,
wiraswasta, profesional, dan juga ibu rumah tangga.
Mereka memiliki pemahaman dan wawasan yang beragam tentang pendidikan. Tingkat kesibukan dan aktivitasnya
pun beragam. Sehingga sekolah memaklumi apabila
mereka tidak dapat secara penuh terlibat dalam aktivitas
komite sekolah. Meskipun demikian sekolah selalu
melibatkan komite dalam rapat-rapat sekolah ataupun pertemuan dengan orang tua murid yang memerlukan
persetujuan komite sekolah. Misalnya dalam rapat
penyusunan program sekolah, rapat penyusunan KTSP,
rapat pertemuan awal dan akhir tahun pelajaran. Apabila
mengantar lomba siswa atau antar sekolah yang jumlah
siswanya cukup banyak dan jaraknya cukup jauh maka ada komite sekolah atau orang tua murid yang
menyediakan diri menyediakan sarana transportasi.
Sekolah juga pernah mengikutkan komite sekolah dalam
diklat komite sekolah, baik yang diselenggarakan oleh
dinas pendidikan ataupun Dewan Pendidikan Salatiga. Selain itu juga mengikutsertakan komite sekolah dalam
musyawarah komite sekolah se Kota salatiga.” (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016)
4.1.2 Peran Komite Sekolah sebagai pemberi
pertimbangan (advisor)
Dibentuknya Komite Sekolah dimaksudkan agar
ada suatu organisasi masyarakat sekolah yang
mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli
terhadap peningkatan kualitas sekolah. Komite
Sekolah dibentuk dan dikembangkan secara khas dan
bermula dari budaya, demografis, ekologis, nilai
kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun sesuai
dengan potensi masyarakat setempat. Oleh karena itu,
Komite Sekolah yang dibangun harus merupakan
42
pengembangan kekayaan filosofis masyarakat secara
kolektif. Artinya, Komite Sekolah mengembangkan
konsep yang berorientasi kepada pengguna (client
model), berbagai kewenangan (power sharing and
advocacy model) dan kemitraan (partnership model)
yang difokuskan pada peningkatan mutu pelayanan
pendidikan.
Berdasarkan hasil wawancara peran Komite
Sekolah dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) disebutkan :
“Draf RKAS disiapkan oleh sekolah dan pengurus komite
yang berasal dari unsur tenaga pendidik. Setelah itu sekolah mengundang komite sekolah untuk membahas
draf tersebut. Setelah terjadi kesepakatan maka draf itu
dijadikan rancangan RKAS yang nantinya akan
disampaikan kepada orang tua murid melalui
perwakilannya. Penyampaian rancangan RKAS
dilaksanakan Oleh Komite Sekolah. Setelah disetujui makan rancangan itu dijadikan RKAS untuk tahun
pelajaran berjalan. Rapat pembahasan RKAS diinisiasi dan
dipimpin oleh kepala sekolah dengan mengundang komite
sekolah. Dalam rapat itu semua yang hadir bebas
menyampaikan pendapatnya. sangat demokratis dan tidak ada kesan pemaksaan suatu kehendak”. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Senada dengan hal di atas, Hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah diungkapkan :
“Bagi sekolah, keberadaan komite sekolah sangat
diperlukan. Komite sekolah dibentuk secara demokratis
melalui musyawarah seluruh komponen sekolah, baik itu
orang tua murid, tokoh masyarakat, perwakilan dinas
pendidikan, dan perwakilan sekolah. Komite sekolah sangat membantu dalam hal penyelenggaraan pendidikan
di sekolah, baik dalam hal memotivasi maupun monitoring
pelaksanaan pendidikan di sekolah. Lebih-lebih dalam hal
pemenuhan kebutuhan sekolah, baik berupa dana
ataupun sarana prasarana. Komite selalu memberikan
43
masukan berupa saran dan kritik yang membangun bagi kemajuan sekolah.” (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Terkait dengan peran Komite Sekolah sebagai
badan pertimbangan dalam perencanaan sekolah,
khususnya RKAS, hasil wawancara dengan Kepala
Sekolah mengungkapkan :
“Sekolah menyusun draf rencana sekolah termasuk RKAS. Draf tersebut dibahas dalam rapat bersama di awal tahun
pelajaran antara pihak sekolah dan komite sekolah. Dalam
rapat ini komite sekolah memberikan saran masukan dan
pertimbangan. Setelah diterima bersama maka
disampaikan dalam rapat pleno dengan orang tua murid.
Kepala sekolah dan komite sekolah secara bergantian memberikan penjelasan tentang rencana sekolah tersebut
kepada orang tua murid. Setelah diterima maka
ditetapkan menjadi rencana sekolah tahun pelajaran tersebut.” (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Berdasarkan dari hasil wawancara, peran komite
sekolah dalam penyusunan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) di SD Negeri Mangunsari 01
Salatiga dikategorikan baik.
Dalam hal menyampaikan masukan atau
pertimbangan dalam penyusunan RKAS hasil
wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
“Pertimbangan komite sekolah didasarkan pada visi, misi,
dan tujuan sekolah yang kemudian mengerucut menjadi
kebutuhan sekolah. Kebutuhan sekolah didasarkan pada
hasil evaluasi diri yang dilakukan oleh sekolah. Kebutuhan sekolah itu juga didasarkan pada analisis yang
dilakukan oleh sekolah. Kebutuhan ini tentu didasarkan
juga pada faktor urgensi dan prioritas. Hal-hal tersebut
yang menjadi pertimbangan komite dalam penyusunan RKAS.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016).
44
Berdasarkan hasil wawancara, peran Komite
Sekolah pada setiap penyusunan RKAS adalah pihak
sekolah selalu meminta pengesahan ketua Komite
Sekolah. Selain RKAS, Komite Sekolah memberikan
masukan atau usulan terhadap pengelolaan
pendidikan. Hasil wawancara mengugkapkan :
“Komite tidak mau terlalu dalam mencampuri urusan
teknis edukatif yang lebih menjadi urusan sekolah.
Meskipun demikian tetap memberikan masukan baik
diminta ataupun tidak diminta oleh sekolah, demi kemajuan sekolah. Masukan lebih banyak disampaikaikan
secara lisan, baik melalui forum resmi rapat maupun
forum tidak resmi, misalnya secara spontan komite datang ke sekolah” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016).
Lanjutan :
“Contohnya, dalam rangka meningkatkan kualitas
akademik siswa kelas 4 dan 5 komite mengusulkan agar diadakan tambahan jam pelajaran (les). Usulan ini
berangkat dari aspirasi beberapa orang tua siswa kelas 4
dan 5. Mereka juga menginginkan agar yang diberi
tambahan jam belajar tidak hanya siswa kelas 6 yang
akan menghadapi ujian akhir. Contoh lain, dalam hal ketertiban dan kedisiplinan guru, khususnya jam datang
dan jam pulang bagi guru. Dari pengamatan selama ini,
terkadang ada guru yang datangnya terlambat dan
pulangnya sebelum jam dinas. Komite memberi masukan
agar kepala sekolah mengadakan pembinaan terhadap
guru yang kurang disiplin tersebut, karena akan membawa citra yang kurang baik bagi korp guru di sekolah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016).
Berdasarkan pernyataan di atas, Hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Dalam rapat dengan pihak sekolah, Komite Sekolah
selalu memberikan masukan agar kualitas pendidikan di
sekolah ini meningkat. Menjelang ulangan akhir semester
atau ujian, komite mengusulkan agar dilakukan tambahan jam pelajaran. Atas usulan ini, orang tua juga
45
siap untuk mengusahakan dana tambahan. Komite juga
menawarkan reward bagi siswa yang berprestasi di tingkat kecamatan dan kota dengan memberikan dana pembinaan.” (wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 16 November 2016)
Pemberian pertimbangan yang dilakukan oleh
Komite Sekolah sangat penting karena Komite Sekolah
adalah wakil dari masyarakat yang menjadi partner
sekolah dalam meniti masa depan sekolah tersebut.
Pemberian pertimbangan oleh Komite Sekolah ini
dimaksudkan agar apapun yang ditentukan oleh
sekolah tidak menyimpang dari apa yang dikehendaki
oleh masyarakat, yaitu sekolah yang didukungnya
mampu merealisasikan aspirasi masyarakat dan
berusaha untuk menciptakan generasi yang
bermanfaat bagi masyarakat.
Selain itu, Komite Sekolah juga memberikan
masukan atau usulan kepada kepala sekolah dalam
meningkatkan proses pembelajaran. Hasil wawancara :
“Diakui bahwa komite sekolah tidak banyak memberikan
masukan dalam hal teknis pembelajaran, karena jujur
diakui komite sekolah kurang memahami seluk-beluk teknisnya. Hal tersebut diserahkan sepenuhnya kepada
pihak sekolah dalam hal ini guru. Masukan lebih pada hal
bersifat umum, misalnya guru dapat hadir di kelas tepat
waktu, tidak membebani siswa dengan banyak pekerjaan
rumah dan tugas. Masukan biasanya disampaikan dalam forum tidak resmi”. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016).
memberikan masukan atau usulan kepada kepala
sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran,
Komite Sekolah juga memberikan masukan atau
46
usulan kepada guru dalam proses pembelajaran. Hasil
wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
“Dalam hal teknis edukatif pembelajaran komite
menyerahkan kepercayaan kepada guru, karena guru
lebih paham dan kompeten dalam hal tersebut. Masukan kalaupun ada biasanya disampaiakan pada saat
penerimaan rapor di akhir semester ataupun akhir tahun pelajaran”. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016).
Senada dengan pernyataan di atas, Hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Komite sekolah mempercayakan kepada sekolah untuk
melaksanakan program kurikulum, karena menganggap
pihak sekolah lebih menguasai. Hanya dalam hal tertentu komite sekolah memberikan masukan, misalnya upaya
meningkatkan prestasi siswa dengan memberikan
tambahan pelajaran/les kepada siswa kelas IV dan V,
kecuali kelas VI yang sudah berjalan rutin. Dalam
pelaksanaan program ekstra kurikuler komite juga memberikan masukan, misalnya melengkapi kostum drumband.” (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 16 November 2016)
Terkait dengan penyusunan visi, misi, tujuan,
dan program sekolah Komite Sekolah juga berperan
dalam memberikan masukan. Hasil wawancara
dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
“Masukan pada awalnya diberikan oleh pengurus komite
yang berasal dari unsur guru. Setelah itu baru dibahas
dalam forum rapat sekolah dan komite. Dalam rapat ini
baru komite yang bukan berasal dari unsur guru akan memberikan masukan dan pertimbangan”. (wawancara:
Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Selain itu terkait dengan kondisi tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan di sekolah, hasil wawancara
dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
47
“Komite akan memberi pertimbangan jika sekolah
menyampaikan keluhan dan kesulitan, karena pihak sekolah lebih paham tentang hal itu. Jika sekolah
menyampaikan keluhan, terutama kebutuhan kekurangan
tenaga guru atau karyawan, komite tentu akan
memberikan masukan dan solusi, termasuk
menyampaikan usulan kepada pemerintah melalui dinas pendidikan”. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Komite Sekolah juga berperan dalam memberikan
pertimbangan kepada sekolah untuk melengkapi
sarana dan prasarana di sekolah. Hasil wawancara
dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
“Kebutuhan sarana prasarana dimasukkan dalam RKAS di awal tahun pelajaran, baik sarpras untuk PBM maupun
non PBM. Namun demikian skala prioritas tetap
diarahkan pada kebutuhan PBM, misalnya kursi dan meja
murid, alat bantu mengajar, buku teks pokok,
kelengkapan alat praktikum, kelengkapan buku perpustakaan. setelah itu baru sarpras pendukung,
misalnya penataan lingkungan sekolah, kelengkapan ruang kepala sekolah dan guru”. (wawancara: Ketua
Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Dalam penggalian sumber dana di luar
pemerintah Komite Sekolah juga memiliki peranan
penting dalam memberikan pertimbangan. Hasil
wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
“Sejauh ini baru penggalian dana dari orang tua murid. Itu
saja perlu pertimbangan matang, hati-hati, disampaikan
secara jelas kebutuhan dan kegunaannya. Dan yang lebih
penting didasarkan pada musyawarah. Kalaupun ada orang tua yang tidak memberikan dana juga tidak jadi
masalah. Penggalian sumber dana di luar pemerintah dan
orang tua siswa sampai sejauh ini belum dilakukan”. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016).
48
Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa
Komite Sekolah memiliki peran yang baik sebagai
badan pemberi pertimbangan (Advisory Agency) di SD
Mangunsari 01 Salatiga.
4.1.3 Peran Komite Sekolah sebagai Pendukung
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di
SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga, Komite Sekolah
telah berusaha sebagai pendukung (supporting agency)
baik yang berwujud finansial, material, pemikiran,
maupun tenaga.
Dalam kegiatan ekstra kurikuler, hasil
wawancara dengan Komite Sekolah menunjukkan
bahwa Komite Sekolah telah memberikan dukungan
kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstra
kurikuler tersebut.
“Kegiatan ekstra kurikuler diprogramkan oleh sekolah.
Komite selalu mendukung setiap program sekolah yang
bertujuan untuk peningkatan kualitas sekolah. Dukungan
itu juga termasuk dalam hal bantuan kelengkapan alat kegiatan, misalnya instrumen dan kostum drumband.
Demikian juga misalnya beberapa orang tua murid ada
yang menyediakan sarana transportasi untuk lomba kegiatan ekstra kurikuler. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016).
Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran dan
upaya peningkatan prestasi akademik siswa, hasil
wawancara dengan salah satu guru mengungkapkan :
“Komite mendukung kegiatan pembelajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas anak didik.
Dukungan itu misalnya menyetujui pengalokasian
49
anggaran untuk melengkapi sarana prasarana
pembelajaran serta menandatangani dokumen KTSP. Kecuali itu komite juga berkeinginan besar agar
pembelajaran membuahkan hasil yang optimal. Hal ini
ditunjukkan dengan motivasi yang diberikan oleh ketua
komite sekolah kepada siswa kelas VI yang berprestasi
dalam ujian sekolah. Apabila menduduki peringkat I tingkat kecamatan diberi reward satu juta rupiah, dan
peringkat I tingkat kota diberi reward lima juta rupiah.” (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016)
Komite Sekolah juga berperan memantau kondisi
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah,
Hasil wawancara dengan Komite Sekolah
mengungkapkan :
“Komite sekolah tidak memantau secara langsung kondisi
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.
Komite sekolah mendengar dan menerima laporan tentang kondisi itu dari sekolah. Komite sekolah akan memberikan
masukan dan pertimbangan kepada pihak sekolah. Kalau
perlu komite sekolah akan memberikan rekomendasi atau
usulan kepada pihak pemerintah kota melalui dinas
pendidikan. Kalau kekurangan itu belum dipenuhi oleh pemerintah, komite menyarankan kepada sekolah untuk
mencukupi melalui rekrutmen tenaga honorer GTT dan
PTT. Sejauh ini peran tersebut sudah dilaksanakan oleh komite.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Komite Sekolah juga berperan memantau kondisi
sarana dan prasarana di sekolah. Hasil wawancara
dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
“Komite tidak secara khusus mengadakan pemantauan
secara berkala terhadap kondisi sarpras di sekolah, tetapi
memperoleh laporan dari sekolah. Laporan itu disampaikan dalam rapat ataupun forum non formal. Jika
sekolah menyampaikan kebutuhan, maka komite akan
membantu mencari solusinya. Solusi itu yang utama
mengajukan permohonan kebutuhan kepada dinas,
misalnya kebutuhan LCD, laptop, dan kamar mandi/ WC untuk murid. Sedangkan yang lainnya disampaikan
50
kepada orang tua murid melalui musyawarah. Urusan
kepada dinas diserahkan kepada sekolah dengan diketahui komite sekolah, sedangkan penyampaian
kepada orang tua siswa dilakukan oleh komite sekolah melalui pertemuan dengan orang tua siswa.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Senada dengan pernyataan di atas, hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Pengelolaan sarana prasarana sekolah, dari perencanaan,
pengajuan, dan perawatannya lebih banyak dilakukan oleh pihak sekolah. Sedangkan pengadaannya lebih
banyak dilakukan oleh pemerintah. Peran Komite sekolah
memberikan masukan. Tetapi dalam kesempatan tertentu,
misalnya pada waktu terakhir ini, sekolah memperoleh
DAK untuk penambahan dan rehab jamban. Pelaksanaannya secara swakelola antara sekolah dan
komite sekolah. Pada awalnya dana belum cair dan komite
sekolah mengupayakan dana talangan. Komite juga
pernah mengadakan pintu dan korden ruang guru dan kepala sekolah.” (wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Komite Sekolah juga berperan dalam mendukung
anggaran pendidikan di sekolah dengan cara
memobilisasi dukungan dana penyelenggaraan
pendidikan di luar sumber pemerintah. Hasil
wawancara dengan Komite Sekolah mengungkapkan :
“Secara khusus komite tidak memantau anggaran
sekolah. Komite memberikan kepercayaan penuh kepada
sekolah dalam mengelola anggaran pendidikan di sekolah. Jika ada laporan dari sekolah, baru komite akan
memberikan masukan dan pertimbangan. Laporan dari
sekolah biasanya dilakukan pada akhir semester atau
akhir tahun pelajaran. Selama ini mobilisasi dana di luar
sumber dari pemerintah terbatas pada orang tua siswa. Komite senantiasa berusaha agar orang tua siswa
berperan serta dalam penggalangan dana untuk
pendidikan di sekolah. Tetapi upaya ini tidak mudah,
sebab orang tua siswa sebagian besar berpendirian bahwa
dana penyelenggaraan pendidikan sudah dicukupi oleh
pemerintah melalui Bantuan Operasional Sekolah atau
51
BOS. Terlebih pemerintah sendiri juga mencanangkan
slogan Sekolah Gratis. Slogan ini jelas berpengaruh besar pada upaya penggalangan dukungan dana dari masyarakat khususnya orang tua siswa.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Senada pernyataan di atas, Hasil wawancara
dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Komite sekolah menyerahkan pengelolaan anggaran
pendidikan kepada sekolah. Dalam rapat bersama awal
tahun pelajaran komite sekolah memberikan masukan.
Komite percaya kepada sekolah, dan sejauh ini tidak ada penyimpangan. Apalagi supervisi dan pemeriksaan dari
pihak internal dinas pendidikan maupun eksternal,
misalnya inspektorat dan BPKP, dilaksanakan secara
rutin. Meskipun demikian minimal satu tahun sekali pada
akhir tahun pelajaran komite mengesahkan laporan
anggaran dan di dalamnya dilaksanakan pemeriksaan.” wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Terkait dengan evaluasi pelaksanaan dukungan
pendanaan di sekolah, hasil wawancara dengan
Komite Sekolah mengungkapkan :
“Evaluasi dilakukan bersama setiap ada rapat bersama
antara sekolah dan komite sekolah. Sekolah menyampaikan evaluasi dukungan dana di sekolah, baik
yang bersumber dari pemerintah maupun yang bersumber
dari orang tua siswa. Komite menanggapi dengan memberikan saran masukan. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Dari hasil uraian di atas menunjukkan bahwa
Komite Sekolah memiliki peran sebagai badan
pendukung (Supporting Agency) di SD Mangunsari 01
Salatiga dengan cukup baik.
52
4.1.4 Peran Komite Sekolah sebagai Mediator
Dalam kaitannya dengan fungsi manajemen
pendidikan kegiatan koordinasi, keterlibatan, dan
partisipasi merupakan kegiatan yang penting dalam
perencanaan. Sebagai mediator Komite Sekolah SD
Negeri Mangunsari 01 berperan sebagai penghubung
antara sekolah dengan masyarakat, atau antara
sekolah dengan pemerintah dalam hal ini dinas
pendidikan. Komite Sekolah juga berperan sebagai
penghubung dalam sosialisasi program sekolah,
sehingga berbagai kebijakan dan program yang telah
ditetapkan sekolah dapat diketahui dan
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
Sumber daya pendidikan yang ada dalam
masyarakat begitu besar, namun pemanfaatannya
kurang optimal. Hal ini disadari oleh Komite Sekolah
SD Mangunsari 01 Salatiga. Terkait dengan sumber
daya pendidikan, hasil wawancara dengan Kepala
Sekolah mengungkapkan :
“Peran ini terutama dalam hal penggalangan sumber daya
material dan dana dari orang tua tua murid, meskipun
dirasakan masih sangat terbatas. Keterbatasan ini
dikarenakan sudah melekat image bahwa sekolah tidak
boleh menarik dana dari masyarakat, khususnya orang tua siswa karena kebutuhan sekolah sudah dicukupi oleh pemerintah melalui dana BOS.” wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016)
53
Hasil wawancara Komite Sekolah terkait dengan
peranannya sebagai badan penghubung antara Komite
Sekolah dengan masyarakat mengungkapkan :
“Sampai saat ini peranan Komite Sekolah sebagai badan
penghubung antara komite sekolah dan masyarakat masih
terbatas pada orang tua murid, belum menjangkau masyarakat dalam arti luas misalnya masyarakat
lingkungan sekolah, dunia usaha dan industri, tokoh
masyarakat dan tokoh agama. Lagi pula komite sekolah di
sini masih sangat bergantung pada figur ketua komite
sekolah. Selama ini hubungan antara komite sekolah dan
masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, berlangsung dengan baik. Yang pernah dilakukan, antara orang tua
murid dan komite sekolah memiliki rencana membuat
taman di halaman sekolah agar lingkungan sekolah
bertambah asri. Rencana ini tanpa sepengetahuan pihak
sekolah. Setelah disepakati, baru dikomunikasikan dengan pihak sekolah dan selanjutnya setelah pihak sekolah
menyetujui maka komite sekolah merealisasikan rencana tersebut.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Selain itu, Komite Sekolah juga memiliki
peranannya sebagai badan penghubung antara komite
sekolah dengan sekolah, Hasil wawancara Komite
sekolah mengungkapkan :
“Komite sekolah senantiasa terbuka untuk menjalin kerja
sama dan komunikasi dengan pihak sekolah, baik diminta
ataupun tidak. Faktor figur ketua komite sekolah sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas hubungan
antara komite sekolah dan sekolah. Kebetulan rumah
tempat tinggal ketua komite sekolah berada tepat di depan
lokasi sekolah, sehingga hal ini lebih memungkinkan terjadinya hubungan yang lebih baik.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Selain sebagai penghubung dengan masyarakat
atau sekolah, Komite Sekolah juga memiliki peran
sebagai badan penghubung antara sekolah dengan
54
lembaga atau instansi lain dalam rangka kemajuan
sekolah. Meskipun dalam hal ini peran itu belum
dapat dijalankan dengan baik. Hasil wawancara
mengungkapkan :
“Sampai saat ini peran ini belum dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh. Selain masalah ini lebih dipercayakan
kepada pihak sekolah, karena dianggap pihak sekolah lebih
memahami, juga karena faktor kesibukan dan kepentingan pekerjaan masing-masing pengurus komite sekolah.
Meskipun demikian, komite sekolah siap membantu apabila
sekolah memerlukan, tetapi tidak dalam pihak yang
mengambil inisiatif. Pernah terjadi, karena ada rencana
mutasi kepala sekolah, komite sekolah mendatangi dinas pendidikan untuk mengadakan percakapan tentang figur
yang tepat untuk menggantikan kepala sekolah yang akan dimutasi.. ” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Peran lain sebagai penghubung, Komite Sekolah
juga memiliki peran dalam menampung dan
menindaklanjuti aspirasi masyarakat untuk
kemajuan pendidikan di sekolah. Hasil wawancara
mengungkapkan:
“Aspirasi dari orang tua murid, baik yang berupa aduan,
saran, maupun usulan ditampung oleh komite sekolah dan
selanjutnya disampaikan kepada pihak sekolah.
Penyampaian aspirasi kepada pihak sekolah dapat dilakukan pada saat diadakan rapat bersama antara pihak
sekolah, orang tua murid, dan komite sekolah. Dapat juga
dilakukan di luar rapat. Hal ini bergantung pada faktor
urgensinya. Apabila aspirasi itu bersifat mendesak, maka
cukup disampaikan kepada kepala sekolah tanpa harus
melalui rapat. Aspirasi dari masyarakat bisa menjadi bahan pertimbangan dan masukan dalam penyusunan program
sekolah. Sampai sejauh ini peran ini dapat berjalan dengan baik.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 5 November 2016)
55
Terkait dengan kegiatan Komite Sekolah dalam
mensosialisasikan kebijakan dan program sekolah
kepada masyarakat, hasil wawancara
mengungkapkan :
“Sosialisasi dilakukan dalam rapat bersama antara pihak
sekolah, orang tua murid, dan komite sekolah. Selama ini
yang lebih berperan dalam sosialisasi itu memang pihak
sekolah, sedangkan komite sekolah bersifat menegaskan dan menguatkannya. Selain melalui rapat, sosialisasi
dilakukan dalam bentuk edaran yang dibuat oleh pihak sekolah dan diketahui oleh komite sekolah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Selain sosialisasi kebijakan dan program sekolah
kepada masyarakat, Komite Sekolah juga
mengadakan rapat atau pertemuan rutin dengan
sekolah. Hasil wawancara mengungkapkan :
“Selama ini inisiatif untuk mengadakan rapat rutin
dilakukan oleh pihak sekolah, sedangkan komite sekolah
diundang. Tetapi dalam hal tertentu pernah komite sekolah
mengusulkan untuk mengadakan rapat khusus untuk membahas hal tertentu yang dipandang mendesak.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Senada dengan pernyataan di atas, Hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Peran ini sudah dijalankan dengan baik. Komite sekolah
sangat dirasakan perannya dalam menjembatani
komunikasi antara pihak sekolah dan masyarakat, khususnya orang tua murid. Komite menampung dan
meneruskan semua aspirasi masyarakat kepada sekolah
dan dijadikan bahan masukan dan pertimbangan bagi
penyusunan program sekolah. Dalam hal tertentu komite
juga berperan sebagai penghubung antara sekolah dan dinas pendidikan.” wawancara: Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016)
56
Dari uraian di atas ditunjukkan bahwa Komite
Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga sudah
menjalankan peran sebagai badan penghubung
(Mediator) di SD Negeri Mangunsari 01 dengan cukup
baik, namun diharapkan dapat ditingkatkan di waktu
yang akan datang.
4.1.5 Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol
Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga telah
berusaha untuk menjalankan peran sebagai badan
pengontrol terhadap pelaksanaan program
pendidikan maupun penyelenggaraan pendidikan
pada umumnya.
Berdasarkan hasil wawancara, peran Komite
Sekolah dalam mengontrol proses pengambilan
keputusan di sekolah dinyatakan :
“Dalam beberapa kesempatan komite sekolah dilibatkan
oleh sekolah dalam rapat sekolah. Dalam rapat tersebut
komite dapat melihat bagaimana mekanisme pengambilan keputusan dalam rapat di sekolah yang dipimpin oleh
kepala sekolah. Tidak setiap pengambilan keputusan di
sekolah harus sepengetahuan dan memperoleh
pertimbangan komite sekolah. Komite sekolah menyerahkan
kepada sekolah untuk mengambil keputusan yang memang
dipandang tidak memerlukan pertimbangan komite sekolah. Tetapi pada kesempatan berikutnya kepala sekolah
memberitahukan kepada komite sekolah beberapa hal yang sudah diputuskan oleh kepala sekolah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Selain itu, Komite Sekolah juga berperan sebagai
badan yang mengontrol perencanaan pendidikan di
sekolah. Hasil wawancara mengungkapkan :
57
“Komite sekolah dilibatkan dalam penyusunan perencanaan
pendidikan di sekolah. Perencanaan itu disusun bersama antara sekolah dan komite sekolah, meskipun dalam hal ini
pihak sekolah sudah menyiapkan draf materinya. Dalam
perjalanannya, komite sekolah baik secara formal maupun
tidak formal juga memantau sejauh mana perencanaan itu dapat direalisasikan.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Selain sebagai pengontrol perencanaan
pendidikan di sekolah, Komite Sekolah juga berperan
sebagai pengontrol proses penyusunan program di
sekolah, Hasil wawancara mengungkapkan :
“Sama dengan pada saat menyusun perencanaan, Komite
Sekolah juga dilibatkan dalam penyusunan program
sekolah. Penyusunan program dilaksanakan bersamaan
dengan penyusunan perencanaan. Penyusunan program
dilakukan oleh sekolah dan Komite Sekolah, meskipun
dalam hal ini materi program sekolah sudah disiapkan oleh pihak sekolah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Sejalan dengan pernyataan di atas peran
pengawasan dari komite sekolah terhadap program
kerja sekolah, ditunjukkan dengan hasil wawancara
dengan salah satu guru yang menyatakan :
“Peran itu dijalankan mulai dari rapat bersama penyusunan
program kerja sekolah. Selanjutnya dalam perjalanannnya
pengawasan itu tetap dijalankan, baik melalui pengamatan
dan kunjungan ke sekolah maupun melalui forum rapat yang diadakan oleh sekolah.” (wawancara: Guru SD Mangunsari 01 Salatiga dilakukan 5 November 2016)
Terkait dengan organisasi sekolah, Komite
Sekolah juga memiliki peran dalam memantau
organisasi sekolah yang ada di ada di SD Mangunsari
01. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil
wawancara :
58
“Organisasi sekolah sepenuhnya diserahkan kepada sekolah
karena pihak sekolah yang lebih memahami hal tersebut. Kalau ada fungsi atau personal yang tidak lengkap atau
kosong dalam organisasi tersebut, misalnya ada guru yang
purna tugas atau mutasi, maka pihak sekolah akan
memberitahukan kepada komite sekolah. Di sini kemudian
baru komite memberikan masukan dan pertimbangan. Yang jelas bagaimana agar organisasi sekolah tetap lengkap dan
dapat berjalan dengan baik, sehingga jalannya pelayanan pendidikan di sekolah tidak terganggu.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Komite Sekolah juga sudah menjalankan
perannya dalam mengontrol penjadwalan program
sekolah. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang
mengungkapkan :
“Melalui dokumen RKAS komite sekolah dapat mengontrol
penjadwalan program sekolah, mana program yang sudah,
sedang, dan akan dilaksanakan. Terkadang komite sekolah dengan tidak memberi tahu terlebih dahulu datang ke
sekolah untuk menanyakan dan melihat secara langsung
pelaksanakan program pendidikan di sekolah. Kecuali
dengan cara seperti tersebut, komite sekolah melaksanakan
kontrol penjadwalan program sekolah itu dalam forum rapat dengan pihak sekolah. (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Sedangkan dalam memantau anggaran untuk
pelaksanaan program sekolah dan sumber daya
sekolah dalam pelaksanaan program sekolah, hasil
wawancara mengungkapkan :
“Untuk anggaran pelaksanaan program sekolah, komite
Sekolah dilibatkan dalam penyusunan anggaran sekolah
yang tertuang dalam RKAS dalam rapat bersama antara
sekolah dan komite sekolah. Rapat ini sudah merupakan
salah satu pemantauan komite sekolah terhadap alokasi anggaran untuk pelaksanaan program sekolah. Dalam
perjalanannya komite sekolah juga mengadakan
pemantauan, baik secara formal dalam rapat bersama
dengan pihak sekolah ataupun secara tidak formal komite
sekolah berkunjung ke sekolah untuk menanyakan
perkembangan dan kemajuan sekolah pada umumnya.
59
Sedangkan untuk sumber daya sekolah Pemantauan komite
sekolah terhadap sumber daya sekolah non anggaran sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah. Baik itu
dalam hal rekrutmen tenaga, pembinaan, dan evaluasinya.
Komite sekolah siap membantu memberikan saran
pertimbangan dan solusi apabila pihak sekolah mengalami kesulitan.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Senada dengan pernyataan di atas, hasil
Wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Peran ini dijalankan pada saat rapat bersama antara komite dan sekolah. Komite akan memeriksa, mengontrol,
dan sekaligus memberikan masukan pertimbangan atas
bahan perencanaan pendidikan yang dibuat oleh sekolah.
Sedangkan untuk pelaksanaan program sekolah Setidaknya
tiga kali dalam satu tahun komite mengadakan rapat
dengan sekolah. Dalam rapat itu juga dilakukan pantauan terhadap program sekolah, baik sudah, sedang, dan akan
dilaksanakan. Apabila tidak dapat dilaksanakan ditanyakan
penyebabnya dan dicarikan solusinya. Pantauan itu juga
dilakukan tidak melalui forum rapat, tetapi dengan cara
komite sekolah mengadakan kunjungan ke sekolah, menanyakan kegiatan sekolah yang sedang berlangsung serta perkembangan sekolah sampai saat ini.” (wawancara:
Kepala Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Terkait dengan partisipasi stakeholder sekolah
dalam pelaksanaan program sekolah, Komite
Sekolah juga melakukan kegiatan pemantauan.
Hasil wawancara mengungkapkan :
“Secara khusus komite sekolah tidak mengadakan
pemantauan. Komite sekolah biasanya memperoleh laporan
dari pihak sekolah tentang partisipasi stakeholder,
terutama stakeholder dari luar sekolah, dalam program
sekolah. Misalnya instansi pemerintah terkait (Puskesmas, kelurahan), lembaga pendidikan formal ( PPL PGSD UKSW, PPL STAIN). (wawancara: Ketua Komite Sekolah 9 November 2016)
60
Senada dengan pernyataan di atas, hasil
wawancara dengan Kepala Sekolah mengungkapkan :
“Setelah selesai kegiatan ulangan akhir semester atau ujian
untuk siswa kelas VI, komite selalu menanyakan hasil yang
diperoleh para siswa. Di pihak lain, sekolah selalu memberikan informasi tentang hasil penilaian akhir siswa,
baik soal kenaikan kelas, kelulusan, sampai dengan lulusan
yang diterima di SMP. Komite sekolah juga selalu hadir
dalam setiap penyerahan kembali siswa kelas VI kepada orang tua murid.” wawancara: Kepala Sekolah Sekolah dilakukan 5 November 2016)
Sedangkan untuk kegiatan pemantauan hasil
ujian sekolah, hasil wawancara mengungkapkan :
“Secara rutin sehabis penilaian ujian sekolah dan sudah diperoleh nilainya, pihak sekolah menyampaikan nilai hasil
ujian sekolah itu kepada komite sekolah. Penyampaian nilai
hasil ujian itu dilaksanakan dalam rapat sekolah. Di sini
komite sekolah akan memberikan saran dan masukan,
apabila nilainya baik agar dipertahankan dan diusahakan terus meningkat di tahun berikutnya. Apabila hasilnya ada
yang kurang baik, ditanyakan apa sebabnya dan dicarikan
solusi pemecahannya demi peningkatan di tahun
mendatang. Secara khusus ketua komite sekolah
memberikan reward kepada siswa yang berprestasi dalam
ujian sekolah. Apabila menduduki peringkat pertama tingkat kecamatan diberi hadiah pembinaan sebesar satu
juta rupiah, dan peringkat pertama tingkat kota sebesar lima juta rupiah.” (wawancara: Ketua Komite Sekolah dilakukan 9 November 2016)
Dari uraian di atas ditunjukkan bahwa Komite
Sekolah SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga telah
menjalankan peran sebagai badan pengontrol
(Controlling Agency) dengan baik.
61
4.2 Pembahasan
4.2.1 Peran Komite Sekolah sebagai pemberi
pertimbangan (advisor)
Peran serta masyarakat dalam pendidikan telah
dikemukakan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 54. Secara
lebih spesifik, pada pasal 56 disebutkan bahwa
masyarakat dalam dewan pendidikan dan Komite
Sekolah/Madrasah yang berperan sebagai berikut: (a)
Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu
pelayanan pendidikan seperti perencanaan,
pengawasan, dan evaluasi program sekolah melalui
dewan pendidikan dan Komite Sekolah/ Madrasah, (b)
Dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk
dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan
pendidikan dengan memberikan pertimbangan,
arahan, serta dukungan tenaga, sarana dan prasarana
serta pengawasan pendidikan di tingkat nasional,
propinsi, dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai
hubungan hirarkis, (c) Komite Sekolah/Madrasah
sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan
pertimbangan, arahan, dukungan tenaga serta sarana
dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada
tingkat satuan pendidikan.
62
Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan
(advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan di tingkat satuan pendidikan,
setidaknya memberikan masukan, pertimbangan dan
rekomendasi kepada satuan pendidikan.
Berdasarkan dari hasil penelitian, peran Komite
Sekolah SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga
dikategorikan baik dan cukup banyak memberikan
pertimbangan kepada sekolah dalam penyelenggaraan
sekolah. Hal tersebut tampak misalnya dalam
penyampaian RKAS. Draf RKAS setelah disetujui
bersama antara sekolah dan Komite Sekolah dijadikan
RKAS untuk tahun pelajaran berjalan. Rapat
pembahasan RKAS diinisiasi dan dipimpin oleh kepala
sekolah dengan mengundang Komite Sekolah. Dalam
rapat itu semua yang hadir bebas menyampaikan
pendapatnya. sangat demokratis dan tidak ada kesan
pemaksaan suatu kehendak.
4.2.2 Peran Komite Sekolah sebagai Pendukung
Komite Sekolah adalah badan mandiri yang
dibentuk guna mewadahi peran serta masyarakat
dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan
efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan,
baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan
sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah
(Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).
63
Peran Komite Sekolah SD Mangunsarin 01
sebagai pendukung diwujudkan dalam hal
perencanaan. Perencanaan dalam hal ini sebagai
pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran,
ataupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah, mendorong perhatian dan komitmen
masyarakat terhadap penyelengaraan pendidikan yang
bermutu, seperti; pengelolaan sarana prasarana
sekolah. Dalam hal dukungan terhadap sarana
prasarana sekolah, dari perencanaan, pengajuan, dan
perawatannya lebih banyak dilakukan oleh pihak
sekolah. Sedangkan pengadaannya lebih banyak
dilakukan oleh pemerintah. Peran Komite sekolah
memberikan masukan. Tetapi dalam kesempatan
tertentu, misalnya pada waktu terakhir ini, sekolah
memperoleh DAK untuk penambahan dan rehab
jamban. Pelaksanaan rehab itu dilakukan secara
swakelola antara sekolah dan komite sekolah.
4.2.3 Peran Komite Sekolah sebagai Mediator
Pendidikan memegang peranan yang sangat
penting dalam proses peningkatan kualitas sumber
daya manusia dan merupakan suatu proses yang
terintegrasi antara seluruh komponen yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan, termasuk di
dalamnya adalah Komite Sekolah.
64
Komite Sekolah SD Mangunsari 01 dalam
perannya sebagai penghubung antara sekolah dan
instansti lain yang terkait, masih dirasa belum
maksimal. Namun dalam hal peran penghubung
antara sekolah dan masyarakat, dalam hal ini orang
tua siswa, sudah cukup baik. Peran tersebut antara
lain dalam hal gagasan orang tua siswa akan
membuat taman di halaman sekolah agar lingkungan
sekolah bertambah asri. Rencana ini tanpa
sepengetahuan pihak sekolah. Setelah disepakati oleh
orang tua siswa dan Komite Sekolah, baru
dikomunikasikan dengan pihak sekolah dan setelah
pihak sekolah menyetujui maka Komite Sekolah
merealisasikan rencana tersebut.
4.2.4 Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol
Salah satu tujuan pembentukan Komite Sekolah
adalah meningkatkan tanggung jawab dan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan. Hal ini mengartikan bahwa peran
serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam
peningkatkan mutu pendidikan, bukan hanya sekadar
memberikan bantuan berwujud material saja, namun
juga diperlukan bantuan yang berupa pemikiran dan
gagasan-gagasan inovatif demi kemajuan sekolah.
Namun peran itu menuntut tanggung jawab agar
segala gagasan dan implementasinya berjalan sesuai
65
dengan yang diharapkan. Di sinilah arti pentingnya
peran pengontrol dari Komite Sekolah.
Komite Sekolah SD Mangunsari 01 telah berperan
sebagai pengontrol dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelenggaraan sekolah. Komite
Sekolah dilibatkan dalam penyusunan anggaran
sekolah yang tertuang dalam RKAS dalam rapat
bersama antara sekolah dan Komite Sekolah. Rapat ini
merupakan salah satu bentuk pemantauan Komite
Sekolah terhadap alokasi anggaran untuk
pelaksanaan program sekolah. Dalam perjalanannya
Komite Sekolah juga mengadakan pemantauan, baik
secara formal dalam rapat bersama dengan pihak
sekolah ataupun secara tidak formal Komite Sekolah
berkunjung ke sekolah untuk menanyakan
perkembangan dan kemajuan sekolah.
Recommended