View
224
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
77
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
V.1 Konsep Aspek Manusia
V.1.1 Pelaku, Karakter dan Kegiatan
Terdapat empat jenis pelaku dalam hotel transit dijelaskan dalam tabel
perbandingan, diantaranya;
Tabel V.1 Pelaku, Karakter dan Kegiatan
Jenis Pelaku Karakter Kegiatan utama
1. Tamu Hotel; - Konsumen fasilitas utama,
menginap, serta fasilitas
pendukung lainnya.
- Wisatawan bisnis yang
sangat efektif dasi segi waktu.
Datang/parkir → memesan
kamar → menunggu/
makan dan minum/ buang
air/ menggunakan fasilitas
hotel lainnya.
2. Pengunjung Hotel; - Memanfaatkan fasilitas
penunjang hotel transit
sebagai aspek kebutuhan akan
suatu penyelenggaraan
kegiatan dalam skala besar
maupun kelompok kecil.
Datang/parkir →
menggunakan fuction
room/ ruang rapat/ makan
dan minum/ buang air/
menggunakan fasilitas
hotel lainnya.
3. Pengelola Hotel; - Bertanggung jawab atas
pelaksanaan operasional
hotel, yang menaungi setiap
divisi-divisi pelayanan.
Datang/parkir → bekerja
dalam ruang kantor/ buang
air.
4. Pegawai Hotel; - Bergerak dalam masing-
masing divisi menjalankan
setiap fungsi hotel transit.
- Berperan sebagai tampilan
suatu sistem pelayanan hotel
kepada tamu dan pengunjung
hotel. Karakter pegawai hotel
harus dapat melayani dengan
ramah.
Datang/parkir → bersiap-
siap sebelum bekerja →
bekerja dalam divisi
masing-masing → makan
dan minum/ buang air.
78
V.1.2 Kebutuhan Ruang
Hubungan ruang-ruang lebih disederhanakan dengan pengelompokan
area yang ditata dengan jelas sesuai dengan pembagian ruang seperti pada skema
gambar dibawah ini;
Gambar V.1 zoning ruang dan peletakan area lantai podium
Area Publik
Merupakan area yang berisi ruangan atau fasilitas-fasilitas penunjang
fasilitas utama sebagai penginapan. Letaknya dibuat supaya menjadi area yang
ramai akan aktivitas public. Area publik diantaranya; Front Office (lobby, ruang
tunggu, resepsionis, kasir, coffee shop, bar, restoran, business center, ATM
center, drug store, toilet).
Area Servis
Sesuai dengan fungsinya sebagai hotel, maka yang harus ditonjolkan
adalah fasilitas pelayanan yang menaungi kebutuhan setiap pengunjungnya.
Area ini merupakan tempat aktivitas utama para pengelola hotel. Keberadaan
area ini berada dibelakang area publik, karena area ini tidak perlu diperlihatkan
untuk para pengunjung hotel. Untuk akses pengelola hotel memiliki akses masuk
khusus dan tempat parkir khusus sehingga memudahkan pencapaian ke area
bekerja. Area servis diantaranya; kantor pengelola, dapur hotel, gudang
penyimpanan makanan, ruang staff pegawai, toilet pegawai, ruang mekanikal
dan elektrikal, ruang house keeping, ruang laundry, ruang linen.
79
Area Privat
Area ini merupakan area kamar hotel sejumlah 172 kamar yang terbagi
menjadi 4 tipe kamar, yaitu; Single room (88 kamar), Double room (68 kamar),
Twin room (8 kamar), Suite room (8 kamar). Kamar hotel terdapat pada 6 lantai
diatas lantas dasar, setiap lantai tipikal terdiri dari 36 kamar pada lantai 1-4 dan
28 kamar pada lantai 5.
Juga terdapat area semi privat yang diperutukan oleh pengunjung hotel
khususnya yang membutuhkan tempat untuk kegiatan pertemuan bisnis dengan
kapasitas 240 orang dalam fuction room yang dapat disekat menjadi 2 ruangan
function room. Serta area privat berupa 3 ruangan meeting room.
Bubble Hubungan Ruang Makro:
V.1.3 Program Ruang
Tabel V.2 Kebutuhan Dimensi Ruang
Dimensi Ruang Lantai Dasar
Jenis Rg Luas Total (m2)
Teras lobby 75
Lobby 135
Rg Keamanan 18
Resepsionis 24
Kasir 10
Rg Tunggu 27
80
Lobby lift 18
Lift tamu 15
Lift barang 9
Ante room 7.5
Restaurant 500
Coffee Shop 250
Bar 42
Kios ATM 18
Bussiness center 72
Drug Store 18
Money Changer 10
Travel Agent 16
Toilet
Lobby
W 15
P 15
Mushola 21
Hot Kitchen 50
Cold Kitchen 13.5
Gdg makanan 27
Chef Room 8.75
Dish washing room 27
Bakery/pasrty 18
Frezzer/ chiller 18
Loading doc 24
Rg. Loker karyawan 31.5
Toilet karyawan 6
TPS dapur 7.5
Rg Laundry 110
Rg. Linen 41.25
Rg Chiller 33.25
Rg. Genset 55
Rg Trafo 13.5
Rg Panel induk 13.5
Rg Pompa 7.5
Rg AHU 9.9
Rg Panel 9
Rg. Housekeeping 9
Rg. Gudang 9.9
81
Tangga darurat 45
Jenis Rg Luas Total (m2)
Single Room 2464
Double Room 1904
Twin Room 256
Suite Room 448
Lobby lift 18
Lift tamu 15
Lift barang 9
Ante room 7.5
Rg. Housekeeping 9.9
Rg Panel 9
Rg. Linen 9
Rg. Gudang 9.9
Jenis Rg Luas Total (m2)
Teras Lobby 16
Lobby 225
Rg Rapat 144
Function Room 204
Rg Audio 8.25
Gudang perlengkapan 30
Pantry 26.25
Toilet
Function Room
W 18
P 18
Jenis Rg Luas Total (m2)
Rg GM 13.8
Rg Sales Marketing 13.8
Rg Staff Sales 16.5
Rg. Pelayanan Admin 38.5
Rg, Bendahara 17.5
Pantry 6.25
Toilet W 7.5
P 7.5
Jenis Rg Luas Total (m2)
Mobil 850
Motor 42
82
Bus 120
Total Luas 8885.7 m2
Sirkulasi 20 % 1777.14 m2
Total Luasan Ruang 10662.84 m2
V.2 Konsep Aspek Tapak
V.2.1 Kondisi Lingkungan Sekitar Tapak dan View
Gambar V.2 View terbaik tapak
View tapak dioptimalkan ke arah jalan raya utama di sisi Barat, karena
sebagai fungsinya bangunan hotel transit sebagai bangunan komersial.
Menghadap langsung kea rah pintu masuk (main entrance).
V.2.2 Pencapaian dan Pintu Masuk ke Tapak
Gambar V.3 Skema Pencapaian dan Sirkulasi didalam Tapak
Pencapaian ke dalam tapak dari sirkulasi kendaraan jalur jalan raya yang
linier pencapaian ke dalam tapak yang baik karena arahnya sudah mudah
dicapai dari jalan raya karena orientasi langsung.
83
Sirkulasi dibagi tiga, sirkulasi pejalan kaki, kendaraan pengunjung dan
kendaraan servis. Sirkulasi pejalan kaki dibuat lebih dekat berbatasan dengan
Mall di Utara tapak. Sirkulasi kendaraan pengunjung dan servis masuk dari pintu
yang sama, namun dibedakan pada bagian drop-off.
V.2.3 Matahari dan Angin
Gambar V.4 Pergerakan Matahari dan Angin
Pergerakan matahari bergerak seimbang mengenai seluruh sisi bangunan
dari empat sisi. Maka dengan desain peletakan kamar hotel yang memanjang di
arah Selatan-Utara dibuat fasade dinding ganda, yaitu menerapkan double skin
fasade untuk meredam radiasi panas matahari namun pencahayaan tetap dapat
masuk ke dalam ruangan.
Kecepatan angin yang relatif kecil namun frekuensinya sering berasal
dari Barat daya tapak. Angin tersebut dapat tersalurkan baik ke fasade bangunan
dengan yang diterapkan double skin sebagai pendorong panas yang terperangkap
di dalam rongga dinding ganda, sehingga panas bisa direduksi, menghasilkan
ruangan di dalamnya dengan suhu yang dapat diturunkan.
V.2.4 Kebisingan
Kebisingan utama dari jalan raya di Barat tapak, dapat diminimalkan
dengan zoning area di dalam bangunan. Pada bagian dekat sumber bising
diletakkan area publik yaitu sebagai lobby hotel.
Pada fasade bangunan, dapat digunakan material yang dapat meredam
bising seperti bahan solid dan di desain minim bukaan.
84
V.2.5 Zoning Tapak
Gambar V.5 Zoning Tapak
Zoning tapak diperhitungkan berdasarkan arah matahari, angin dan
kebisingan. Area publik berada di depan tapak untuk memberikan fungsi publik
yang sesuai karena tidak terlalu bermasalah terhadap kebisingan. Area parkir
dekat dengan batasan lahan di Utara tapak yang berbatasan dengan Mall yang
merupakan area parkir. Area servis terletak di belakang tapak, area privat pada
sisi Selatan karena berbatasan dengan lahan yang belum diolah untuk
pembangunan serta letaknya yang jauh dari sumber bising.
V.2.6 Orientasi Massa Bangunan
Gambar V.6 Alur penentuan orientasi bangunan
Pertama-tama bangunan
diposisikan menghadap
orientasi Timur-Barat pada
sisi bangunan terpendek
menghadap jalan raya utama.
Setelah studi bentuk massa
berdasarkan arah angin,
orientasi bangunan diarahkan
ke Barat Daya untuk
menoptimalkan aliran angin
pada bangunan di atas tapak.
Bentuk massa silindris,
dengan adanya atrium di
tengah massa bangunan untuk
pergerakan angin ke dalam
bangunan dan pencahayaan
alami melalui skylight atrium.
85
Orientasi massa bangunan tetap mengarah ke jalan utama, dengan segala
pertimbangan iklim dan radiasi matahari. Oleh sebab itu, untuk bekerja pada
iklim di lokasi, maka diterapkan melalui selubung bangunan yang dapat menjadi
solusi pengendalian terhadap iklim dan orientasi tapak.
V.3 Konsep Aspek Bangunan
V.3.1 Massa Bangunan
Konsep massa bangunan
memperhatikan arah matahari, pergerakan
angin serta desain fasade yang sesuai untuk
mendikung terciptanya penghematan energi,
Gubahan massa silindris dan memiliki void
berupa atrium ditengah bangunan.
V.3.2 Sirkulasi Dalam Bangunan
Pola Penataan Ruang:
Gambar V.7 Skema zoning vertikal bangunan
Sumber. Analisa data kebutuhan ruang dan kapasitas
86
Perancangan Denah Tipikal:
Desain denah tipikal unit kamar dengan sistem sirkulasi Single loaded
disusun dengan bukaan tiap jarak sesuai modul secara selang seling pada pada
tiap sisinya. Hal tersebut diharapkan supaya pengudaraan alami dapat optimal
masuk ke dalam koridor sehingga konsep meminimalkan penggunaan AC pada
operasional bangunan, yaitu AC tidak digunakan pada koridor. Dibawah ini
merupakan penjelasan melalui skema dari bukaan ke dalam koridor.
Gambar V.8 Skema pengudaraan alami ke dalam koridor
Jenis-Jenis tipe Kamar Hotel
Hotel transit ini memberikan empat tipe kamar hotel berdasarkan
klasifikasi tempat tidur terhadap kebutuhan pengguna.
A B C
87
Tabel V.3 Klasifikasi Jenis Kamar Hotel
No Jenis Kamar Dimensi Kamar Jumlah Penghuni Dimensi Bed
A Single Room 3,9 x 7,2 m2 2 orang 2 Single bed
B Double Room 3,9 x 7,2 m2 1-2 orang 1 double bed
C Twin Room 4,5 x 7,2 m2 2 orang 2 twin bed terpisah
D Suite Room 7,8 x 7,2 m2 2 kamar, 2-4 orang 2 double bed
V.3.3 Struktur Bangunan
Upper Structure
Gambar V.9 Skema sistem struktur bangunan
Menggunakan sistem portal kolom dan balok pada lantai tipikal 5 lantai,
pada denah podium di bagian lobby dan function area menggunakan bentang
D
88
lebar. Pada area core lift, tangga darurat dan koridor lantai tipikal menggunakan
sistem shear wall dengan tujuan membuat area bebas kolom.
Sub Structure
Menggunakan struktur pondasi tiang pancang karena pekerjaannya
mudah, lebih efisien dalam penggunaan waktu pekerjaan dah kekuatan upper
structure untuk bangunan hotel enam lapis dapat di topang dengan baik.
V.3.4 Material Bangunan
Dinding : Beton precast
Lantai : Lobby (kayu komposit), Kamar (keramik), Ballroom (karpet)
Kusen : Aluminium
Plafond : GRC
Atap : Dak beton
V.3.5 Sistem Utilitas
1. Penghawaan AC:
AC central (podium, koridor, ballroom), AC split (kamar hotel).
2. Air Bersih:
PDAM dengan distribusi tangki dan pompa untuk didistribusikan ke semua unit
kamar hotel, toilet pengunjung dan pegawai, dapur hotel dan fasilitas retail.
3. Air Kotor:
Air bekas kamar mandi, bak cuci dan toilet disalurkan ke bak penangkap lemak
kemudian disalurkan ke saluran roil kota. Air hujan disalurkan ke bak kontrol
untuk kemudian dibuang ke roil kota.
4. Air Kotoran:
Berasal dari kloset kamar mandi disalurkan ke septiktank kemudian disalurkan
ke sumur resapan.
5. Sampah:
Menggunakan sistem door to door, sampah dari hunian ditampung sementara di
bak ssampah sementara di tiap lantai tipikal kemudian di dibawa oleh pegawai
kebersihan dengan menggunakan lift barang ke bak penampungan sampah pusat.
Sampah dari dapur hotel dan fasilitas hotel lainnya ditampung sementara di
89
penampungan lantai dasar, kemudian dibawa ke tempat penampungan sampah
pusat sebelum diangkut oleh truk sampah ke TPS kota.
7. Instalasi Listrik:
Aliran listrik dari PLN dialirkan ke trafo kemudian ke Panel utama lalu
didistribusikan ke panel-panel hunian dan fasilitas lainnya. Disediakan mesin
genset untuk cadangan aliran listrik jika terjadi pemadaman.
8. Penanggulangan Kebakaran:
Hydrant, sprinkler
9. Keamanan:
Keamanan gedung diawasi oleh petugas keamanan dibantu oleh sistem teknologi
CCTV camera dan sistem kartu untuk pintu kamar hotel.
10. Penangkal Petir:
Sistem menara tiang penangkal sistem Thomas.
V.3.6 Sistem Shading Device
Menerapkan sistem external air curtain, yaitu pengaliran udara yang
terjadi di rongga ventilasi antar fasade utama dan fasade shading device untuk
mendorong udara panas yang terdapat di rongga ventilasi tersebut tanpa
pengaliran ke ruang dalam bangunan.
Berdasarkan pada arah mata angin frekuensi terbesar dari Barat Daya
serta letak massa bangunan menghadap Barat Daya untuk memaksimalkan
pengaliran udara ke dalam rongga fasade, maka aliran inlet-outlet terjadi secara
vertikal seperti pada skema gambar dibawah. Material inlet-outlet udara pada
rongga fasade ganda berupa kisi-kisi bambu kayu komposit yang
memungkinkan terjadinya pengaliran udara di rongga fasade shading device.
Gambar V.10 Skema sistem inlet-outlet pada fasade shading device di fasade lantai tipikal
90
Sistem fasade shading device menggunakan simulasi ecotech untuk
mengetahui radiasi panas matahari ke dalam banguanan dari masing-masing sisi.
BARAT UTARA
TIMUR SELATAN
Seperti yang sudah dijelaskan di dalam bab analisa, aplikasi fasade
shading device yang digunakan disesuaikan dengan tingkatan radiasi panas yang
dialami pada fasade tersebut, yaitu;
Pada sisi bagian hasil analisa berwarna merah diaplikasikan fasade
shading device material massif untuk penyerapan radiasi panas lebih tinggi.
Pada sisi bagian hasil analisa berwarna biru diaplikasikan fasade shading
device bambu komposit yang disusun seperti railing pada fasade karena untuk
penyerapan radiasi panas lebih rendah.
Recommended