View
232
Download
10
Category
Preview:
Citation preview
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
BAB VI ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH
6.1 Perumusan Kebijakan Strategis Operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Tata ruang yang telah disusun harus dijadikan pedoman pelaksanaan pembangunan. Beberapa hal yang terkait dengan hal tersebut adalah pembentukan dan tugas Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, Pokja-pokja Pemanfaatan Ruang dan pengendalian terhadap ruang.
Dalam rangka mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang dan kerjasama antar sektor/antar daerah bidang penataan ruang dibentuk Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disebut BKPRD, yang bersifat ad hoc. Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja BKPRD diatur dengan Peraturan Gubernur dan disesuikan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
6.1.1 Koordinasi penataan ruang Kegiatan penataan ruang di Provinsi Jawa Timur memerlukan koordinasi yang baik, sehingga diperlukan pembentukan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Provinsi Jawa Timur. Untuk itu maka susunan keanggotaan BKPRD adalah :Penanggung Jawab : Gubernur Provinsi Jawa TimurKetua : Wakil Gubernur Provinsi Jawa timurKetua Harian : Sekretaris Gubernur Popinsi Jawa TimurSekretaris : Kepala Badan Perencanaan Provinsi Jawa TimurWakil Sekretaris : Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa TimurAnggota :
1. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur; 2. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur;
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 1
1
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
3. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur;4. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur;5. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur;6. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur;7. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Timur;8. Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur;9. Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Provinsi Jawa Timur;10.Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur;11.Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur;12.Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur; serta13.Kepala Unit Kerja/Instansi yang terkait.
BKPRD setidaknya bersidang 3 (tiga) bulan sekali membahas tentang hal-hal prinsip dan pembentukan alternatif kebijaksanaan serta cara pemecahan masalah untuk diputuskan oleh Gubernur. Dalam rangka mendayagunakan cara kerja BKPRD maka dapat dibentuk Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang dengan susunan sebagai berikut :Ketua : Kepala Bidang Pengembangan Regional pada Badan Perencanaan Provinsi Jawa Timur.Wakil Ketua : Kepala Sub Bagian Peraturan Perundang-undangan pada Bagian Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi
Jawa Timur.Sekretaris : Kepala Sub Bidang Prasarana Perhubungan pada Badan Perencanaan Provinsi Jawa Timur.Anggota :
1. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Ekonomi dan Pembangunan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur;
2. Kepala Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur;3. Kepala Bidang Bina Manfaat pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur;4. Kepala Bidang Bina Program pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur;5. Kepala Bidang Pengembangan Program dan Sumber Daya Manusia pada Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi
Jawa Timur;6. Kepala Bidang Perikanan pada Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur;7. Kepala Sub Bidang Lingkungan Hidup pada Badan Perencanaan Provinsi Jawa Timur;
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 2
2
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
8. Kepala Seksi Perencanaan dan Pemetaan Tata Ruang pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur;
9. Kepala Sub Bagian Administrasi Pembangunan pada Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur; serta
10.Kepala Unit Kerja/Instansi.
Adapun ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sehubungan dengan dibentuknya Kelompok Kerja Perencanaan Tata Ruang tersebut, meliputi :
1. Menyiapkan perumusan kebijaksanaan Gubernur Provinsi Jawa Timur dan penataan ruang wilayah Provinsi Jawa Timur serta strategi pengembangannya;
2. Menginvestasikan dan meringkas permasalahan yang timbul dalam penataan ruang wilayah Provinsi Jawa Timur serta merumuskan alternatif pemecahannya;
3. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan, peraturan perundang-undangan penataan ruang serta kebijaksanaan dan strategi penataan ruang wilayah Provinsi Jawa Timur kepada seluruh instansi dan masyarakat secara terkoordinasi; serta
4. Melaporkan kegiatan kepada BKPRD Provinsi Jawa Timur dan mengusulkan pemecahan masalah untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD.
Untuk mengendalikan kegiatan Perencanaan Tata Ruang yang dilakukan, maka dibentuk Kelompok Kerja Pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan susunan sebagai berikut :Ketua : Kepala Bidang Tata Ruang pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur.Wakil Ketua : Kepala Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur.Sekretaris : Kepala Seksi Perencanaan dan Pemetaan Tata Ruang pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata
Ruang Provinsi Jawa Timur.Anggota :
1. Kepala Bidang Analisis Dampak Lingkungan pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur;2. Kepala Bidang Pengembangan Wisata dan Kelestarian Budaya pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa
Timur;
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 3
3
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
3. Kepala Sub Bidang Sarana dan Prasarana pada Badan Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Timur;4. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian Tata Ruang pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang
Provinsi Jawa Timur;5. Kepala Seksi Penyuluhan Pengairan Perdesaan dan Iuran Pengelolaan Air Irigasi (IPAIR) pada Dinas Pengairan Provinsi
Jawa Timur;6. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum pada Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Timur;7. Kepala Sub Bagian Dokumentasi Hukum pada Bagian Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur;8. Kepala Sub Bagian Tata Pemerintahan Umum pada Bagian Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur;
serta9. Kepala Unit Kerja/Instansi terkait.
6.1.2 Penataan RuangLebih lanjut guna mengatur penataan ruang di daerah, maka dalam Permendagri No. 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah pasal 8 disebutkan bahwa :
1. Penyusunan rencana tata ruang dilakukan melalui serangkaian pekerjaan teknis yang meliputi :a. Penentuan arah dan visi pengembangan wilayah;b. Pengidentifikasian potensi dan masalah serta analisa pengembangan wilayah;c. Perumusan struktur dan pola ruang; dand. Perumusan rencana tata ruang.
2. Penyusunan rencana tata ruang di daerah berpedoman pada Pedoman Teknis sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Dalam proses penyusunan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan diskusi dan lokakarya atau sarasehan dengan mengundang instansi terkait, pakar, tokoh masyarakat, organisasi profesi dan kemasyarakatan serta dunia usaha.
4. Kepala Daerah wajib mengumumkan rancangan final rencana tata ruang kepada masyarakat.
Hal-hal yang terkait dengan pemanfaatan ruang dalam pasal 11 Permendagri No. 8 Tahun 1998 disebutkan bahwa :
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 4
4
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
1. Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang, Kepala Daerah mempersiapkan kebijaksanaan yang berisi pengaturan bagi wilayah atau kawasan yang akan dimanfaatkan sesuai dengan fungsi lindung dan budidaya yang ditetapkan dalam rencana tata ruang;
2. Pengaturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa penetapan Keputusan Kepala Daerah tentang ketentuan persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung dan kawasan budidaya;
3. Ketentuan persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang dalam kawasan lindung dan kawasan budidaya, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; dan
4. Penetapan ketentuan persyaratan teknis yang dilakukan oleh Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa kebijaksanaan umum dengan mempertimbangkan rona dari kemampuan wilayah serta nilai budaya setempat.
Penentuan ketentuan persyaratan teknis yang dilakukan oleh Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa kebijaksanaan operasional dengan berpedoman pada kebijakan umum ditetapkan oleh Presiden.
Penataan ruang dilaksanakan secara menerus dan sinergis antara perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.(1)Perencanaan sebagaimana dimaksud meliputi:
a. Penentuan arah dan visi pengembangan wilayah;b. Pengidentifikasian potensi dan masalah serta analisa pengembangan wilayah;c. Perumusan struktur dan pola ruang; dand. Perumusan rencana tata ruang.
(2) Pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud meliputi :a. Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang, Kepala Daerah mempersiapkan kebijaksanaan yang berisi pengaturan bagi
wilayah atau kawasan yang akan dimanfaatkan sesuai dengan fungsi lindung dan budidaya yang ditetapkan dalam rencana tata ruang;
b. Pengaturan berupa penetapan Keputusan Kepala Daerah tentang ketentuan persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung dan kawasan budidaya;
c. Ketentuan persyaratan teknis bagi pemanfaatan ruang dalam kawasan lindung dan kawasan budidaya, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku; dan
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 5
5
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
d. Penetapan ketentuan persyaratan teknis yang dilakukan oleh Gubernur berupa kebijaksanaan umum dengan mempertimbangkan rona dari kemampuan wilayah serta nilai budaya setempat.
6.1.3 Kerjasama Antar WilayahPengembangan kerja sama antar pemerintah daerah dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Kecukupan skala, yaitu kewenangan kelembagaan kerja sama antardaerah harus disesuaikan dengan lingkup geografis dari permasalahan yang akan diselesaikan atau tujuan kerjasama antar daerah.
2. Kompetensi, yaitu kelembagaan kerja sama antardaerah harus mampu menunjukkan tanggung jawab dan kompetensinya dalam menyelesaikan permasalahan untuk menuju ke tujuan dibentuknya kerja sama.
3. Keefektifan, yaitu kualitas output yang diperoleh dnegan cara mengukur seberapa jauh tujuan yang diinginkan tercapai.4. Akuntabilitas, yaiut sikap tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang diinginkan, mencakup sejauh mana kinerja suatu
organisasi dapat dipantau dan dikontrol oleh pihak lainnya. 5. Transparansi, yaitu eksistensi prosedur yang memungkinkan adanya transparansi dalam tubuh lembaga kerja sama.6. Integrasi, yaitu integrasi institusi berupa penyatuan antara dua atau beberapa institusi yang awalnya berlainan, serta
integrasi spasial, yaitu pengelolaan rencana spasial pada tingkat regional yang menjadi payung dalam seluruh kegiatan yang dikerjasamakan.
7. Ekuitas, yaitu adanya posisi, akses, dan peluang yang setara dan seimbang antar apihak yang melakukan kerja sama.
Adapun model alternatif kerja sama yang dapat dikembangkan antara lain:1. Interjurisdictional agreement, yaitu beberapa pemerintah kabupaten/kota yang berdekatan secara geografis
membentuk perjanjian kerja sama untuk mengatasi masalah bersama, seperti masalah lingkungan dan infrastruktur.2. Intermunicipal service contract, yaitu satu atau lebih pemerintah lokal memberikan ijin (permit) kepada pemerintah
lokal lain untuk menjalankan kewenangan mewakili kepentingan pemerintah lokal tersebut berdasarkan suatu biaya atau fee.
3. Project based interjurisdiction co-operation, yaitu kerja sama antar pemerintah lokal yang bertetangga yang disusun untuk kepentingan aktivitas bersama menangani proyek lintas batas. Pada model ini jangka waktu kerja sama tergantung dari usia proyek yang dikelola. Berakhirnya proyek menandai berakhirnya kerja sama.
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 6
6
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
Kerja sama pengembangan antardaerah di Jawa Timur dilakukan antara pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan antarkabupaten/kota di Jawa Timur, terkait dengan pengembangan ekonomi secara umum, pariwisata, lingkungan, dan sinkronisasi secara spasial wilayah-wilayah perbatasan.
6.1.4 Pengelolaan Aset1. Mengembangkan sistem pendaftaran tanah yang efisien dan transparan, termasuk pembuatan peta dasar dalam rangka
percepatan pendaftaran tanah terutama dalam penertiban identifikasi aset-aset tanah milik pemerintah/sektor publik.2. Mengembangkan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah publik secara berkeadilan dan
berkelanjutan dengan mengacu pada tata ruang untuk kepentingan publik. a. Penguasaan tanah dengan sistem bank lahan, yaitu pemerintah melalui lembaga bank tanah dapat memperoleh
tanah melalui jual beli tanah, pengadaan tanah/pencabutan hak atas tanah, dan cara-cara lainnya, misalnya tukar-menukar/tukar guling, atau perolehan melalui atau sebagai akibat penelantaran tanah. Pemerintah dapat menggunakan lahan/tanah untuk kepentingan publik yang dialokasikan penggunaannya dikemudian hari. Contoh pada pemanfaatan lahan untuk pembangunan perumahan murah/bersubsidi, di mana lahan yang sudah dibeli tidak dapat dipindahtangankan sehingga hunian yang dibangun di atasnya bukan hak milik tetapi hak guna usaha yang setiap waktu harus diperpanjang. Manfaat lain dari sistem bank lahan adalah untuk mengendalikan harga lahan.
b. Konsolidasi tanah di perkotaan yaitu peningkatan efisiensi penataan ruang melalui penataan ulang bidang-bidang lahan untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan penyediaan lahan untuk pembangunan bagi masyarakat termasuk berbagai infrastrukturnya serta fasilitas untuk kepentingan publik yaitu sekolah, tempat ibadah, layanan kesehatan atau pasar. Konsolidasi lahan dilakukan melalui identifikasi dan penilaian status legalitas, hak milik dan hak jual atas suatu bidang persil; menyepakati proses konsolidasi sesuai dengan batas area lingkungan yang terkena proyek, serta menyusun layout bidang - bidang persil yang baru, lokasi jalan yang baru, serta fasilitas umum dan sosial lainnya, identifikasi jalan dan fasilitas umum dan fasilitas sosial eksisting yang lokasi akan dipindah. Kemudian pihak yang sebagian lahannya terambil diberi kompensasi sesuai dengan perubahan persil, pembaharuan pendataan lahan dan pemetaan final, serta pendaftaran dan penerbitan atas bidang persil dan pemilik bidang persil baru.
c. Konsolidasi tanah di pedesaan untuk mengatasi masalah pembangunan di pedesaan khususnya pembangunan sektor pertanian. Mekanisme yang ditempuh adalah corporate farming, yaitu dengan cara menghubungkan sekelompok petani yang memiliki lahan yang berdekatan dengan pengusaha pertanian yang memiliki citra
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 7
7
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
agrobisnis yang diakui untuk bekerja sama melalui pola kemitraan yang bersifat saling menguntungkan. Corporate farming ini dilakukan dengan perjanjian atau MoU yang jelas antara pengusaha sebagai pengelola proyek dan petani sebagai rekanan mereka. Pemerintah berposisi sebagai wasit atau fasilitator agar dalam realisasi MoU tersebut tidak terjadi kerugian salah satu pihak akibat pelanggaran atau pengabaian perjanjian baik dari pengusaha ataupun petani. Dengan demikian petani yang memiliki lahan sempit mendapat keuntungan dari pihak pengusaha karena pihak pengusaha akan mengelola lahan yang tadinya sempit digabungkan menjadi besar yang dijadikan modal usaha dan keuntungannya dapat dirasakan sama-sama.
d. Pendekatan pembangunan dengan sistem compact untuk mengatasi kelangkaan lahan terutama di perkotaan. 3. Pengembangan sistem informasi pertanahan yang handal, dan mendukung terlaksananya prinsip-prinsip good
governance dalam rangka peningkatan koordinasi, pelayanan, dan pengelolaan pertanahan yang merupakan aset milik pemerintah.
4. Regulasi/pengaturan penataagunaan tanah.
6.2 Prioritas dan Tahapan PembangunanYang dimaksud prioritas dan tahapan pembangunan adalah penentuan prioritas pelaksanaan pembangunan rancangan rencana, serta mengingat beberapa hal sebagai berikut :
1. Adanya keterbatasan dana pembangunan yang tersedia pada setiap tahapan pembangunan lima tahun;2. Adanya komponen kawasan yang mempunyai efek ganda cukup besar untuk mengarahkan perkembangan
wilayah perencanaan sesuai dengan struktur yang direncanakan, misalnya : jaringan jalan, utilitas dan sebagainya;3. Jumlah batas ambang penduduk yang ada untuk mendukung keberadaan suatu komponen pengembangan,
macam dan jenis fasilitas pelayanan lingkungan; serta4. Adanya pentahapan pembangunan di wilayah perencanaan yang telah ditetapkan dalam konsep pengembangan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur.Tidak semua kebutuhan fasilitas dapat dibangun karena ada beberapa pertimbangan dalam penentuan program yang dilaksanakan pada wilayah perencanaan. Dasar-dasar pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Adanya keterbatasan dana yang tersedia;2. Adanya sarana dan prasarana yang telah ada yang masih dimanfaatkan;3. Adanya permasalahan yang sifatnya mendesak untuk dilaksanakan; serta
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 8
8
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
4. Adanya komponen kawasan yang mempunyai multiplier effect yang besar untuk merangsang tercapainya struktur yang diinginkan, misalnya jaringan jalan.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka dapat ditentukan prioritas pelaksanaan pembangunan di Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu struktur ruang dan pola ruang wilayah.
Pelaksanaan pembangunan dilakukan selama kurun waktu 20 tahun, yang dibagi menjadi 5 tahapan, yaitu Penyusunan RTRW : 2008Penetapan Perda RTRW : 2009Tahap I : 2010 - 2014Tahap II : 2015 - 2019Tahap III : 2020 - 2024Tahap IV : 2025 – 2029
Target setiap tahap dalam empat tahap pembangunan lima tahunan ditetapkan sebagai berikut :
Tahap I 2010 – 2014i. Peningkatan fungsi dan skala infrastruktur utama dan pendukung fungsi PKN dan PKWii. Pengembangan transportasi untuk mendukung pengembangan 31 kecamatan sentra produksi agropolitan
serta sentra produksi sumber daya alam lainnya dalam kawasan strategis ekonomi dan kawasan andalan yang dikaitkan dengan simpul/pusat pengembangannya berupa pengembangan jalan bebas hambatan, jaringan jalan arteri, jaringan jalan kolektor, jaringan jalan strategis nasional, jaringan kereta api, pelabuhan dan bandar udara untuk mendukung sentra produksi yang dikatikan dengan 38 simpul – simpul/kota pengembangannya
iii. Pengembangan transportasi antarpulau untuk mendukung penanganan kawasan tertinggal Kepualauan Madura
iv. Pembentukan cluster-cluster produk unggulan pertanian cikal bakal agropolitan v. Mengamankan lahan produktif pertanian untuk mencegah/mengendalikan konversi lahan pertanian produktif
dan beririgasi teknis.
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 9
9
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
vi. Merehabilitasi kerusakan catchment area dan sumber air vii. Mempertahankan sumber air dan merehabilitasi daerah resapan untuk menjaga ketersediaan air sepanjang
tahun viii. Penetapan dan pengembangan kawasan-kawasan strategisix. Mengintegrasikan kegiatan industri ke dalam zona/kawasan industri yang telah ditetapkan.
Tahap 2 2015 – 2019
i.Peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur pendukung kegiatan PKN dan PKW ii.Pengembangan transportasi antarpulau dan eksport untuk mendukung pengembangan komoditi unggulan
berorientasi eksport dan perdagangan antar pulauiii.Meningkatkan aksesibilitas Jawa Timur untuk mendukung sistem agropolitaniv.Peningkatan penyediaan lahan pertanian produktif untuk mencapai target 20,03% sawah pertanian beririgasiv.Mengkoordinasikan penanganan kawasan berfungsi lindung yakni taman nasional, cagar alam, hutan lindung
dan lainnya lintas Provinsi dan kabupaten kotavi.Pengejawantahan konsep kawasan strategis pada masing-masing peruntukan budidaya dan lindung yang
sesuai dan telah dicanangkan.
Tahap 3 2020 – 2024i.Terbentuknya sistem kota melalui PKN dan PKW dengan struktur kota yang efisien ii.Memantapkan interaksi antar wilayah utara – selatan dan selatan – selatan Jawa Timur dengan pengembangan
sistem transportasi darat, laut, dan udaraiii.Pemantapan prasarana yang mendorong sistem intermoda terpadu transportasi pendukung sistem agropolitaniv.Mengendalikan pertumbuhan pusat permukiman yang berpotensi mengancam keberadaan kawasan lindung
dan kawasan produksi panganv.Mengendalikan kegiatan industri vi.Pengelolaan WS dan/atau DAS secara terpaduvii.Memantapkan pengelolaan kawasan strategis dengan meningkatkan koordinasi dalam pengendalian
pemanfaatan ruang, lintas sektor dan lintas wilayah, serta antarpemangku kepentingan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 10
10
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
Tahap IV 2025 – 2029i.Terwujudnya fungsi pusat kegiatan PKN dan PKWii.Terwujudnya sistem prasarana nasional dan wilayah dalam wilayah provinsiiii.Terwujudnya ruang wilayah Provinsi Jawa Timur berbasis agribisnisiv.Terwujudnya Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasionalv.Mempertahankan dan merehabilitasi kawasan lindung sebesar yang ditargetkan yaitu 17,18% dari seluruh luas
Jawa Timur.vi. Mempertahankan dan merehabilitasi kawasan yang berfungsi hutan sebesar yang ditargetkan yaitu 37%dari
seluruh luas Jawa Timurvii.Terwujudnya pola ruang wilayah provinsi berupa kawasan lindung nasional dan provinsi serta kawasan
budidaya provinsiviii.Terwujudnya kawasan strategis provinsiix. Terwujudnya ruang wilayah Provinsi Jawa Timur berbasis agribisnis dan jasa komersial yang berdaya saing
global dalam pembangunan berkelanjutan.
Pentahapan pembangunan dilakukan dengan mengimplementasikan indikasi program utama lima tahunan yang berdasarkan pada struktur keruangan dan pola pemanfaatan ruang. Tabel indikasi program utama adalah sebagai berikut :
Tabel 6.1 Indikasi Program Utama Lima Tahunan
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
A. Perwujudan Struktur Ruang 1. Perwujudan Sistem Pusat Pelayanan
1.1. Sistem Perkotaan 1. Perencanaan tata ruang dan zonasi Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dan 2 unit APBN, Dept. PU, Bapeda
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 11
11
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
kawasan perkotaan PKN Malang masterplan APBD Provinsi dan Kab/Kota
Provinsi, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi
2. Pengembangan perdagangan dan jasa Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila –3. Pengembangan industri, pariwisata, dan
pendidikan Kawasan Perkotaan Malang –
4. Perencanaan tata ruang dan zonasi kawasan perkotaan PKW
Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan
10 unit masterplan
APBD Provinsi dan Kab/Kota
Dept. PU, Bapeda Provinsi, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi
5. Perencanaan tata ruang dan zonasi kawasan agropolitan dan agroindustri
1. Sistem Agropolitan Wilis2. Sistem Agropolitan Bromo Tengger
Semeru (BTS)3. Sistem Agropolitan Ijen4. Sistem Agropolitan Madura5. Sistem Agroindustri Gelang (Gresik dan
Lamongan) Utara
5 unit masterplan
APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota
Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perkebunan Provinsi dan dan Kab/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi dan Kab/Kota
1.2. Sistem Perdesaan1. Pengembangan sentra produksi pertanian
Kep. Madura, Kab. Gresik, Kab. Lamongan, Kab. Magetan, Kab. Ngawi, Kab. Madiun, Kab. Ponorogo, Kab. Lumajang, Kab. Jember, Kab. Bondowoso, Kab. Banyuwangi, dan Kab. Situbondo
– APBN, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perkebunan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam, Koperasi dan UMKM
2. Pengembangan desa mandiri pangan –
3. Pengembangan dan rehabilitasi infrastruktur pertanian dan pedesaan, melalui perbaikan jaringan irigasi dan jalan usaha tani, pasar tani, serta infrastruktur pedesaan lainnya, seperti transportasi, listrik, air, komunikasi
–
2. Perwujudan Sistem PrasaranaSistem Jaringan Transportasi
2.1.1. Sistem Jaringan Transportasi Darat A. Jaringan Jalan
1. Pemantapan jaringan jalan bebas 1. Surabaya – Gempol 1. 49,00 km APBN, Ditjen Bina Marga
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 12
12
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
hambatan antar kota 2. Surabaya – Gresik3. Jembatan Surabaya – Madura (Jembatan
Suramadu)
2. 20,70 km3. 5,4 km
Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. PU, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, BPN Provinsi dan Kab/Kota, Jasa Marga
2. Penyelesaian pengembangan jaringan jalan bebas hambatan antar kota
1. Solo – Mantingan2. Mantingan – Ngawi3. Ngawi – Kertosono4. Kertosono – Mojokerto5. Mojokerto – Surabaya6. Gempol – Pandaan7. Pandaan – Malang8. Gempol – Pasuruan9. Pasuruan – Probolinggo10. Probolinggo – Banyuwangi11. Gresik – Tuban12. Demak –Tuban
1. 58,00 km2. 27,00 km3. 84,00 km4. 38,00 km5. 37,00 km6. 14,00 km7. 30,00 km8. 32,00 km9. 40,00 km10. 156,00
km11. –12. –
3. Pemantapan jaringan jalan bebas hambatan dalam kota
Simpang Susun (SS) Waru – Bandara Juanda 13,50 km
4. Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan dalam kota
1. Waru (Aloha) – Wonokromo – Tanjung Perak
2. Bandara Juanda – Tanjung Perak
1. 18,40 km2. 23,00 km
5. Percepatan penyelesaian jaringan jalan bebas hambatan yang strategis
Porong – Gempol (relokasi) –
6. Pemantapan jalan nasional sebagai jaringan jalan arteri primer
1. Surabaya – Malang2. Surabaya – Mojokerto – Jombang –
Kertosono – Nganjuk – Caruban – Ngawi – Mantingan
3. Surabaya – Lamongan – Widang – Tuban – Glondong – Bulu (Batas Jateng)
4. Surabaya – Sidoarjo – Gempol – Pasuruan – Probolinggo – Situbondo – Banyuwangi
5. Kamal – Bangkalan – Sampang – Pamekasan – Sumenep – Kalianget
6. Tanjung Bulupandan – Tanjung Bumi – Ketapang – Sumenep
– APBN, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Ditjen Bina Marga Dept. PU, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, BPN Provinsi dan Kab/Kota
7. Percepatan pengembangan jaringan jalan arteri primer untuk mendukung fungsinya sebagai pengganti ruas jalan arteri primer Surabaya – Sidoarjo – Gempol – Pasuruan
ruas jalan pengganti raya Porong –
8. Peningkatan kelas jalan alternatif yang menghubungkan Surabaya – Pasuruan
Waru – Taman – Bypass Krian – Tarik – Mojokerto – Ngoro – Japanan
– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama
9. Pemantapan jalan nasional sebagai jaringan jalan kolektor primer
1. Gresik – Sadang – Tuban2. Babat – Bojonegoro – Padangan – Ngawi3. Ngawi – Maospati – Madiun – Caruban4. Mojokerto – Mojosari – Gempol5. Glonggong – Pacitan – Panggul – Durenan
– Tulungagung – Blitar – Kepanjen – Turen
–
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 13
13
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
– Lumajang – Wonorejo – Jember – Jajag – Rogojampi – Banyuwangi
6. Tulungagung – Kediri – Kertosono7. Malang – Kepanjen8. Wonorejo – Probolinggo9. Srono – Muncar10. Kamal – Labang – Kwanyar – Modung –
Blega (Lintas Selatan Madura)
Pendanaan
10. Pemantapan jalan provinsi sebagai jaringan jalan kolektor primer
1. Nganjuk – Bojonegoro – Ponco – Jatirogo – Batas Jawa Tengah
2. Ponco – Pakah3. Kandangan – Pulorejo – Jombang – Ploso –
Babat4. Mojokerto – Gedek – Lamongan5. Mojokerto – Mlirip6. Mojokerto – Jampirogo7. Wonokormo – Legundi8. Turen – Malang – Pendem – Kandangan –
Pare – Kediri9. Batu – Pacet – Mojosari – Krian10. Karanglo – Pendem11. Pare – Pulorejo12. Pandaan – Tretes13. Purwodadi – Nongkojajar14. Purwosari – Kejayan – Pasuruan15. Kejayan – Tosari16. Pilang – Sukapura17. Lumajang – Kencong – Kasihan – Balung –
Ambulu – Mangli18. Kasihan – Puger19. Jember – Bondowoso – Garduatak20. Gentengkulon – Wonorekso – Rogojampi21. Jangkar – Asembagus22. Pantai Serang – Blitar – Srengat – Kediri –
Nganjuk23. Arjosari – Nawangan24. Pacitan – Arjosari – Kembang – Dengok25. Maospati – Magetan – Cemorosewu26. Tanjung Bumi – Ketapang – Sotobar –
Sumenep – Lumbang27. Ponorogo – Bitting
– APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama
11. Pemantapan jaringan jalan strategis nasional
1. Bangkalan – Tanjung Bumi2. Krian – Legundi – Pertigaan Bunder3. Padangan – Cepu4. Madiun – Ponorogo – Dengok – Trenggalek5. Situbondo – Garduatak – Silapak –
Paltuding – Banyuwangi
– APBN, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan12. Pengembangan jaringan jalan
strategis nasional1. Durenan – Prigi2. Panggul – Prigi – Ngrejo – Batas Kab.
Tulungagung – Pantai Serang – Batas Kab. Blitar – Wonogoro – Sendang Biru – Talok
–
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 14
14
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
3. Jarit – Puger – Sumberejo – Glenmore13. Pemantapan prasarana terminal
penumpang tipe A1. Terminal Pacitan di Kabupaten Pacitan2. Terminal Seloaji di Kabupaten Ponorogo3. Terminal Tulungagung di Kabupaten
Tulungagung4. Terminal Tawangalun di Kabupaten
Jember5. Terminal Brawijaya di Kabupaten
Banyuwangi6. Terminal Ngawi di Kabupaten Ngawi7. Terminal Kambang Putih di Kabupaten
Tuban8. Terminal Sumenep di Kabupaten
Sumenep9. Terminal Tamanan di Kota Kediri10. Terminal Patria di Kota Blitar11. Terminal Arjosari di Kota Malang12. Terminal Bayuangga di Kota Probolinggo13. Terminal Purbaya di Kota Madiun14. Terminal Purabaya dan Terminal Tambak
Oso Wilangun di Kota Surabaya
14 lokasi APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama
Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota
14. Pemantapan prasarana terminal penumpang tipe B
1. Terminal Lorok di Kabupaten Pacitan2. Terminal Trenggalek di Kabupaten
Trenggalek3. Terminal Pare dan Terminal Purwoasri di
Kabupaten Kediri4. Terminal Kepanjen di Kabupaten Malang5. Terminal Minak Koncar di Kabupaten
Lumajang6. Terminal Arjasa dan Terminal Ambulu di
Kabupaten Jember7. Terminal Sri Tanjung di Kabupaten
Banyuwangi8. Terminal Bondowoso di Kabupaten
Bondowoso9. Terminal Besuki, dan Terminal Panarukan
di Kabupaten Situbondo10. Terminal Pandaan di Kabupaten Pasuruan11. Terminal Anjuk Ladang dan Terminal
Kertosono di Kabupaten Nganjuk12. Terminal Caruban di Kabupaten Madiun13. Terminal Magetan di Kabupaten Magetan14. Terminal Padangan di Kabupaten
Bojonegoro15. Terminal Lamongan dan Terminal Babat di
Kabupaten Lamongan16. Terminal Bunder di Kabupaten Gresik17. Terminal Gadang dan Terminal
Landungsari di Kota Malang18. Terminal Untung Suropati di Kota
Pasuruan
21 lokasi
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 15
15
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
19. Terminal Sampang di Kabupaten Sampang
20. Terminal Pamekasan di Kabupaten Pamekasan
21. Terminal Batu di Kota Batu 15. Peningkatan kelas prasarana
terminal penumpang menjadi tipe A
1. Terminal Situbondo di Kabupaten Situbondo
2. Terminal Sidoarjo di Kabupaten Sidoarjo3. Terminal Kepuhsari di Kabupaten Jombang4. Terminal Rajegwesi di Kabupaten
Bojonegoro5. Terminal Burneh di Kabupaten Bangkalan6. Terminal Kertajaya di Kota Mojokerto7. Terminal Joyoboyo di Kota Surabaya
7 lokasi
16. Pengembangan terminal agribisnis di setiap simpul koleksi dan distribusi untuk pengembangan agropolitan dan agroindustri
1. Sistem Agropolitan Wilis2. Sistem Agropolitan Bromo Tengger
Semeru (BTS)3. Sistem Agropolitan Ijen4. Sistem Agropolitan Madura
4 lokasi APBD Provinsi, dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota
17. Pembangunan dan pengembangan secara bertahap angkutan massal berbasis jalan sebagai sistem ulang alik dan bagian dari kawasan perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang dalam satu jaringan transportasi massal yang terintegrasi
1. Surabaya – Lamongan – Babat2. Surabaya – Mojokerto – Jombang3. Surabaya – Porong – Bangil – Pasuruan4. Surabaya – Gresik5. Pasar Turi – Stasiun Gubeng6. Lawang – Malang – Kepanjen7. Madiun – Ponorogo – Slahung8. Surabaya – Tarik (Sidoarjo)
8 rute APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota
B. Jaringan Kereta Api 1. Pemantapan sistem jaringan
kereta api1. Surabaya (Pasar Turi) – Lamongan – Babat
– Bojonegoro – Cepu2. Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng) –
Wonokromo – Jombang – Kertosono – Nganjuk – Madiun – Solo
3. Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng) – Wonokromo – Sidoarjo – Bangil – Pasuruan – Probolinggo – Jember – Banyuwangi
4. Surabaya (Semut) – Surabaya (Gubeng) – Wonokromo – Sidoarjo – Bangil – Lawang – Malang – Blitar – Tulungagung – Kediri – Kertosono – Surabaya
4 rute APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, PT. KAI
2. Pengembangan jalur kereta api cepat
Jakarta – Surabaya 1 rute
3. Pengembangan jalur 1. Surabaya – Lamongan – Babat – 4 rute
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 16
16
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
perkeretaapian ganda Bojonegoro – Cepu2. Surabaya – Mojokerto – Jombang –
Kertosono – Nganjuk – Madiun – Sragen3. Surabaya – Bangil – Lawang – Singosari –
Malang4. Bangil – Pasuruan – Probolinggo – Jember –
Banyuwangi5. Malang – Kepanjen – Blitar – Tulungagung
– Kertosono4. Revitalisasi jaringan kereta api di
Pulau Madura, dari Bangkalan ke Sumenep, dalam satu jaringan transportasi massal kereta api yang terintegrasi dengan jaringan perkeretaapian di Surabaya
1. Bangkalan – Kamal – Sampang – Pamekasan - Sumenep
2. Waru – Tanjung Perak
2 rute
5. Optimalisasi konservasi jalur perkeretaapian mati sebagai alternatif jalur kereta api bila jalur Porong ditutup
Sidoarjo – Tulangan – Tarik 1 rute
6. Percepatan pembangunan baru jaringan jalur KA Porong – Gempol akibat luapan lumpur lapindo
Sidoarjo (Tulangan) – Gunung Gangsir 1 rute
7. Konservasi jalur perkeretaapian mati
1. Bojonegoro – Jatirogo2. Madiun – Ponorogo – Slahung3. Mojokerto – Mojosari – Porong4. Ploso – Mojokerto – Krian5. Malang – Turen – Dampit6. Malang – Pakis – Tumpang7. Babat – Jombang8. Babat – Tuban9. Kamal – Bangkalan – Sampang –
Pamekasan10. Jati – Probolinggo – Paiton11. Klakah – Lumajang – Pasirian12. Lumajang – Gumukmas – Balung –
Rambipuji13. Panarukan – Situbondo – Bondowoso –
Kalisat, 14. Rogojampi – Benculuk
14 rute
8. Pemantapan prasarana angkutan massal kereta api komuter yang dioperasionalkan saat ini
Surabaya – Porong 1 rute
9. Pembangunan dan pengembangan secara bertahap angkutan massal berupa kereta api komuter sebagai sistem ulang alik dan bagian dari kawasan perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang dalam satu jaringan transportasi massal yang terintegrasi
1. Surabaya – Lamongan – Babat2. Surabaya – Mojokerto – Jombang3. Surabaya – Porong – Bangil – Pasuruan4. Surabaya – Gresik5. Pasar Turi – Stasiun Gubeng – Stasiun
Waru6. Lawang – Malang – Kepanjen7. Malang – Turen8. Madiun – Ponorogo – Slahung
8 rute
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 17
17
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
10. Pemantapan prasarana dryport yang sudah ada
Rambipuji di Kabupaten Jember 1 lokasi
11. Pengembangan prasarana dryport 1. Kota Malang2. Kota Kediri 3. Kabupaten Jombang
3 lokasi
12. Pemantapan prasarana terminal barang yang sudah ada
1. Terminal barang Waru di Kabupaten Sidoarjo
2. Terminal barang Babat di Kabupaten Lamongan
3. Terminal barang Pasar Turi di Kota Surabaya
3 lokasi
13. Pengembangan prasarana terminal barang
Terminal barang Kalimas di Kota Surabaya 1 lokasi
14. Pemantapan dan pengembangan prasarana stasiun kereta api yang sudah ada
1. Stasiun Nganjuk dan stasiun Kertosono di Kabupaten Ngajuk
2. Stasiun Jombang di Kabupaten Jombang3. Stasiun Tulungagung di Kabupaten
Tulungagung4. Stasiun Bojonegoro di Kabupaten
Bojonegoro5. Stasiun Lamongan di Kabupaten
Lamongan6. Stasiun Sidoarjo di Kabupaten Sidoarjo7. Stasiun Bangil di Kabupaten Pasuruan8. Stasiun Klakah di Kabupaten Lumajang 9. Stasiun Jember di Kabupaten Jember10. Stasiun Banyuwangi Baru di Kabupaten
Banyuwangi11. Stasiun Madiun di Kota Madiun12. Stasiun Kediri di Kota Kediri13. Stasiun Blitar di Kota Blitar14. Stasiun Mojokerto di Kota Mojokerto15. Stasiun Surabaya Pasar Turi, Stasiun
Surabaya Kota, Stasiun Sidotopo, Stasiun Kalimas, Stasiun Wonokromo, Stasiun Surabaya Gubeng di Kota Surabaya
16. Stasiun Probolinggo di Kota Probolinggo17. Stasiun Pasuruan di Kota Pasuruan
17 lokasi
15. Pembangunan stasiun kereta api di Pulau Madura
1. Stasiun Bangkalan di Kabupaten Bangkalan
2. Stasiun Sampang di Kabupaten Sampang 3. Stasiun Pamekasan di Kabupaten
Pamekasan 4. Stasiun Sumenep di Kabupaten Sumenep
4 lokasi
C. Jaringan Sungai, Danau, dan Penyeberangan 1. Pemantapan, pemeliharaan dan
perbaikan pelabuhan penyeberangan yang sudah ada
1. Pelabuhan penyeberangan Ujung di Kota Surabaya
2. Pelabuhan penyeberangan Kamal di Kabupaten Bangkalan
3. Pelabuhan penyeberangan Ketapang di
8 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota,
Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, PT. Pellindo
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 18
18
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
Kabupaten Banyuwangi4. Pelabuhan penyeberangan Jangkar di
Kabupaten Situbondo5. Pelabuhan penyeberangan Kalianget di
Kabupaten Sumenep6. Pelabuhan penyeberangan Kangean di
Kabupaten Sumenep7. Pelabuhan penyeberangan Sapudi di
Kabupaten Sumenep8. Pelabuhan penyeberangan Bawean di
Kabupaten Gresik
Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
2. Pembangunan dan pengembangan pelabuhan penyeberangan
1. Pelabuhan penyeberangan Bawean di Kabupaten Gresik
2. Pelabuhan penyeberangan Paciran di Kabupaten Lamongan;
3. Pelabuhan penyeberangan Kalianget, P.Raas, P.Sapeken di Kabupaten Sumenep;
4. Pelabuhan penyeberangan Ketapang di Kabupaten Bayuwangi;
5. Pelabuhan penyeberangan Jangkar di Kabupaten Situbondo;
6. Pelabuhan penyeberangan P.Gili Ketapang di Kabupaten Probolinggo;
7. Pelabuhan penyeberangan Probolinggo di Kota Probolinggo
7 lokasi
2.1.2. Transportasi LautA. Pelabuhan Umum
1. Pengembangan pelabuhan internasional hub Tanjung Perak di Kota Surabaya dalam satu sistem dengan rencana pengembangan pelabuhan di Teluk Lamong dan pelabuhan Tanjung Bulupandan
1. Wilayah di antara Teluk Lamong sampai Kabupaten Gresik
2. Tanjung Bulu Pandan di Kabupaten Bangkalan
2 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, PT. Pellindo
2. Pengembangan pelabuhan internasional
1. Pelabuhan Brondong di Kabupaten Lamongan 2. Pelabuhan Sendangbiru di Kabupaten Malang
2 lokasi
3. Pemantapan pelabuhan nasional yang sudah ada
1. Pelabuhan Gresik di Kabupaten Gresik2. Pelabuhan Tanjung Wangi di Kabupaten
Banyuwangi3. Pelabuhan Probolinggo di Kota
Probolinggo 4. Pelabuhan Pasuruan di Kota Pasuruan 5. Pelabuhan Sapudi di Kabupaten Sumenep 6. Pelabuhan Kalbut di Kabupaten Situbondo 7. Pelabuhan Sapeken di Kabupaten
Sumenep8. Pelabuhan Bawean di Kabupaten Gresik9. Pelabuhan Kangean di Kabupaten
Sumenep
9 lokasi
4. Pemantapan pelabuhan regional yang sudah ada
1. Pelabuhan Banyuwangi di Kabupaten Banyuwangi
5 lokasi
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 19
19
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
2. Pelabuhan Panarukan di Kabupaten Situbondo
3. Pelabuhan Branta di Kabupaten Pamekasan
4. Pelabuhan Telaga Biru di Kabupaten Bangkalan
5. Pelabuhan Kalianget di Kabupaten Sumenep
5. Pemantapan pelabuhan lokal yang sudah ada
1. Pelabuhan Masalembu di Kabupaten Sumenep
2. Pelabuhan Taddan Camplong di Kabupaten Sampang
3. Pelabuhan Besuki di Kabupaten Situbondo4. Pelabuhan Jangkar di Kabupaten
Situbondo5. Pelabuhan Gayam di Kabupaten Sumenep 6. Pelabuhan P. Raas di Kabupaten Sumenep 7. Pelabuhan Sepulu di Kabupaten
Bangkalan
7 lokasi
2.1.3. Transportasi Udara A. Bandar Udara Umum
1. Peningkatan bandar udara pusat penyebaran
1. bandar udara Juanda di Kabupaten Sidoarjo
2. bandar udara Abdurrahman Saleh di Kabupaten Malang
2 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, Angkasa Pura
2. Alternatif pembangunan baru bandar udara di Kabupaten Lamongan sebagai pengembangan bandar udara Juanda
Kabupaten Lamongan 1 lokasi
3. Pengembangan bandar udara bukan pusat penyebaran
1. bandar udara Blimbingsari di Kabupaten Banyuwangi
2. bandar udara Trunojoyo di Kabupaten Sumenep
3. bandar udara Jember di Kabupaten Jember4. bandar udara P. Bawean di Kabupaten
Gresik
4 lokasi APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
B. Bandar Udara Khusus1. Pemantapan bandar udara yang
sudah adabandar udara Pagerungan Kabupaten Sumenep
1 lokasi
2. Pengembangan bandara khusus 1. Kabupaten Pacitan2. Kabupaten Blitar3. Kabupaten Bojonegoro
3 lokasi
Sistem Jaringan Energi2.2.1. Sumber Energi
1. Pengembangan energi panas bumi 1. Melati dan Rejosari (Kabupaten Pacitan) 2. Telaga Ngebel (Kabupaten Ponorogo)3. G. Pandan (Kabupaten Madiun)
8 lokasi APBN, APBD Provinsi
Dept. ESDM, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, PLN
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 20
20
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
4. G. Arjuno Welirang (Kabupaten Mojokerto)5. Cangar dan Songgoriti (Kota Batu)6. Tirtosari (Kabupaten Sumenep)7. Argopuro dan Tiris-G. Lamongan
(Kabupaten Probolinggo)8. Belawan-Ijen (Kabupaten Bondowoso)
dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
2. Pengembangan energi gelombang laut
1. Kabupaten Pacitan, 2. Kabupaten Trenggalek, 3. Kabupaten Tulungagung, 4. Kabupaten Blitar, 5. Kabupaten Malang, 6. Kabupaten Lumajang, 7. Kabupaten Jember, 8. Kabupaten Banyuwangi,9. Kabupaten Tuban, 10. Kabupaten Bangkalan,11. Kabupaten Sampang, 12. Kabupaten Pamekasan, 13. Kabupaten Sumenep
13 lokasi Dept. Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kab/Kota, PLN
2.2.2. Kelistrikan 1. Pengembangkan pembangkit untuk
peningkatan kapasitas tenaga listrik di Jawa Bali (termasuk Pulau Madura)
1. Grindulu PS (4x250MW)2. PLTU Paiton 3-4 (800 MW)3. PLTU Tanjung Awar-Awar (2x300MW)4. PLTU Jatim Selatan (2x315MW)5. PLTU Paiton Baru (1x660MW)6. Madura (2x100 MW)
6 lokasi
2. Penambahan trafo IBT 500 MVA 500/150 kv
1. Kediri 2. Paiton
2 lokasi
3. Pembangunan GITET baru berikut transmisi terkait sistem Jawa Bali
1. Surabaya Selatan2. Ngimbang3. KebonAgung4. Ngoro
4 lokasi
5. Percepatan pengembangan SUTET terkait dengan pembangkit PLTU IPP Paiton Expansion (1x800 MW)
SUTET Paiton-Grati Sirkit 3 1 lokasi
6. Percepatan penyelesaian SUTET Grati-Surabaya Selatan 1 lokasi7. Pembangunan transmisi 500 kV
termasuk overhead line 500 kv menyeberangi selat Bali (Jawa Bali Crossing) sebagai solusi jangka panjang pasokan listrik ke pulau Bali
Paiton-Kapal 1 lokasi
8. Pengembangan transmisi 70 kV baru Driyorejo-Miwon 1 lokasi9. Perkuatan transmisi 150 kV eksisting
dilokasi tersebar di sistem Jawa Bali dalam rangka memenuhi kriteria keandalan
1. Babat-Tuban2. Bambe/Bringkang-Karangpilang 3. Buduran II/Sedati-Inc (Bngil- Waru)4. Cerme-Inc(Sgmdu-Lmgan) 5. Grati-Gondangwetan6. Jatim Selatan PLTU-Pacitan II7. Jatim Selatan PLTU-Wonogiri8. Jombang-Jayakertas9. Kabel Jawa Madura-Suramadu
40 lokasi
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 21
21
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
10. Kalisari-Surabaya Selatan 11. Ketapang-Gilimanuk 12. Kraksaan-Probolinggo 13. New Ngimbang-Babat 14. New Ngimbang-Mliwang15. Paciran/Brondong–Lamongan16. Pacitan II-Ponorogo17. Padangsambian-Pesanggaran18. Paiton New-Paiton Old19. Perak-Ujung20. Sambi Kerep/Tandes II-Inc. (Waru-Gresik)21. Simogunung/Gsari-(Swhan-Waru)22. Tanjung Awar-awar PLTU-Tuban 23. Tulungagung II-Kediri 24. Wlingi II-Kediri 25. Banyuwangi-Gilimanuk 26. Banyuwangi-Ketapang 27. Blimbing II-Inc. (Pier-Pakis)28. Ponorogo II-Manisrejo 29. Purwosari/Sukorejo II-Inc. Pier-Pakis) 30. Waru-Darmo Granti31. New Porong-NgoroSidoarjo/Porong I-Bangil32. Ijen PLTP-Banyuwangi33. New Banyuwangi-Genteng34. Ponorogo II-New Tulungagung35. Madura PLTU-Inc. (Spang-Pksan)36. Kalikonto PLTA-Bumi Cokro37. Wilis/Ngbel PLTP-Pacitan II38. Arjuno PLTP-Mojokerto39. Iyang Argopuro PLTP-Probolinngo40. Turen II-Inc. (Kbagn Pakis)
10. Pengembangan gardu induk 500/150 1. Kediri2. Paiton3. Surabaya Selatan4. Grati 5. Krian 6. Kebonagung 7. Ngoro
7 lokasi
11. Pengembangan gardu induk 150/70 1. Sekarputih, 2. Bangil (GIS)
2 lokasi
12. Pembangunan GI Baru dan program penambahan trafo distribusi 150/20 kV dalam rangka memenuhi pertumbuhan kebutuhan listrik
Bondowoso, Buduran, Driyorejo, Segoromadu, Sekarputih, Sengkaling, Situbondo, Sumenep, Tulungagung II, Wlingi II, Blimbing II, Gondang Wetan, Ponorogo II, Purwosari/Sukorejo II, Sidoarjo, Ujung, Kebonagung, New Porong, Buduran I/Sedati, Petrokimia, Banyuwangi, Genteng, Kedinding, Kraksaan, Kupang, Lawang, Manyar, Surabaya Selatan, Tuban, Wlingi I, Cerme, Jombang, Paiton, Pier, PLTP Ijen, Sekarputih, Simpang, Undaan, Driyorejo, Banyuwangi, Rungkut, Wonokromo,
–
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 22
22
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
Bangkalan, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Perak, PLTA Kesamben, PLTA Kalikonto, Sekarputih, Tanggul, Wlingi II, Babat, Lamongan, Mojoagung, Ngawi, Ponorogo II, Rungkut, Tulungagung II, Balongbendo, Bangil, Buduran, Gondangwetan, Kasih Jatim, Lumajang, Ngagel, Ngoro, Pamekasan, Pemaron, Perak, Sawahan, Sawahan, Sidoarjo, Surabaya Selatan, Banyuwangi, Gunungsari/Simogunung, Jombang, Karangkates, Karangpilang, Kedinding, Kediri Baru, Kertosono II, Krian, Lawang, Manyar, Ngimbang, Paciran/Brondong, Padang Sambian, Petrokimia, PLTP Iyang Argopuro, Probolinggo, Rungkut, Segoromadu, Simpang, Situbondo, Sukolilo, Ujung, Undaan, Waru, Babat, Balongbendo, Bangkalan, Banyuwangi, Bringkang/Bambe, Bulukandang, Gembong, Jayakertas, Jember, Kalisari, Kasih Jatim, Kraksaan, New Porong, Ngagel, Ponorogo II, Sampang, Sedati/Buduran II, Sengkaling, Sidoarjo, Sumenep, Tulungagung II, Turen II, Babadan, Babat, Banyuwangi, Baturiti, Bondowoso, Darmogrand, Kediri Baru, Kertosono II, Mojoagung, Mojoagung, Ngimbang, Pacitan II, Rungkut, Tuban, Wlingi
13. penambahan trafo distribusi 70/20 KV 1. Blimbing 2. Tarik3. Trenggalek4. Nganjuk5. Turen 6. Dolopo7. Selorejo PLTA8. Pare9. Trenggalek10. Sengguruh PLTA 11. Magetan 12. Siman13. Trenggalek14. Blitar Baru 15. Ponorogo16. Turen17. Caruban 18. Mranggen 19. Polehan 20. Sengguruh PLTA 21. Tulungagung PLTA22. Blitar Baru23. Dolopo24. Mranggen25. Sukorejo26. Sengguruh PLTA
27 lokasi
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 23
23
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
27. Siman2.2.3. Migas
1. Pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi
1. Jaringan pipa gas Beji – Gunung Gangsir – Pandaan
2. Wunut – R/S Porong 3. Wunut – Taman 4. R/S Porong – Kota Sidoarjo5. Cerme – Legundi 6. Manyar – Panceng 7. Kota Pasuruan8. Pandaan9. Jetis10. Mojokerto – Jombang11. Panceng – Tuban 12. Jombang – Nganjuk 13. Kertosono – Kediri14. Bunder – Lamongan15. Lamongan – Babat16. Pandaan – Purwodadi17. Babat – Bojonegoro18. Purwodadi – Lawang 19. Nganjuk – Madiun
1. 5,37 Km2. 8,7 Km3. 28,8 Km4. 15,3 Km5. 20,67 Km6. 30,13 Km7. 11,08 Km8. 5,6 Km9. 20,1 Km10. 50,09 Km11. 70,2 Km12. 40,1 Km13. 40,3 Km14. 30,08 Km15. 29,16 Km16. 35,07 Km17. 35,16 Km18. 15,08 Km19. 50,07 Km
Dept. ESDM, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, Pertamina
2. Pengembangan sumber dan prasarana minyak dan gas bumi
Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pemekasan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tuban, dan Kabupaten/kota lain berdasarkan hasil eksplorasi
–
Sistem Jaringan Telekomunikasi1. Optimalisasi, rehabilitasi dan
pengembangan jaringan telekomunikasi yang melintasi pusat pertumbuhan wilayah
Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang
– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Depkominfo, Dinas Informasi dan Komunikasi, PT. Telkom2. Peningkatan jangkauan pelayanan jaringan
telekomunikasi hingga pelosok perdesaan melalui pelaksanaan konsep desa berdering (ringing village) dan desa pintar (smart village)
Kawasan perdesaan di seluruh kab –
3. Pengembangan dan peningkatan jaringan telematika di daerah terpencil
wilayah kepulauan dan pulau-pulau kecil yang terpencil dan terisolir di seluruh kab
–
4. Pengembangan tower BTS (Base Transceiver Station) terpadu
Seluruh kab/kota di Jawa Timur –
Sistem Jaringan Sumber Daya Air1. Optimalisasi pengembangan daerah
tangkapan air (catchment area) dan sumber air permukaan
1. Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan
2. Saluran Pelayaran di Kabupaten Sidoarjo
3. Singolatri dan Kedawang di Kabupaten Banyuwangi
4. Telaga Ngebel di Kabupaten Ponorogo
5. Waduk meliputi Waduk Kresek di
– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama
Dinas PU Cipta karya dan Pengairan Provinsi dan Kab/Kota, PDAM, Jasa Tirta Tirta
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 24
24
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
Kabupaten Madiun, Waduk Kedung Bendo di kabupaten Pacitan, Waduk Jipang di Kabupaten Bojonegoro, Waduk Beng di Kabupaten Jombang, Waduk Genting di Kabupaten Malang, Waduk Bajulmati di Kabupaten Banyuwangi, Waduk Nipah di Kabupaten Sampang, Waduk Blega di Kabupaten Bangkalan, Waduk Kedung Brubus di Kabupaten Madiun, Waduk Gonggang di Kabupaten Magetan, Waduk Bendo di Kabupaten Ponorogo, Waduk Banjaranyar di Kabupaten Gresik, Waduk Tawun di Kabupaten Bojonegoro, Waduk Pejok di Kabupaten Bojonegoro, Waduk Tugu di Kabupaten Trenggalek dan Waduk Antrogan di Kabupaten Jember.
Pendanaan
2. Optimalisasi pengembangan sumber air tanah pada CAT (Cekungan Air Tanah) untuk meningkatkan cadangan air baku
1. CAT Brantas2. CAT Bulukawang3. CAT Besuki4. CAT Bondowoso – Situbondo 5. CAT Banyuwangi6. CAT Blambangan7. CAT Bangkalan8. CAT Jember – Lumajang9. CAT Ketapang10. CAT Lasem11. CAT Ngawi – Ponorogo12. CAT Panceng13. CAT Pasuruan14. CAT Probolinggo15. CAT Randublatung16. CAT Surabaya – Lamongan17. CAT Sumberbening18. CAT Sampang – Pamekasan19. CAT Sumenep20. CAT Tuban21. CAT Toranggo22. CAT Wonosari23. CAT Wonorejo
23 lokasi
3. Optimalisasi pengembangan jaringan irigasi primer
1. Jaringan irigasi Bondoyudo2. Jaringan irigasi Rondoningo3. Jaringan irigasi Mrican4. Jaringan irigasi Lodoyo
4 lokasi
4. Optimalisasi pengembangan jaringan air baku untuk industri
1. Jaringan Telaga Sarangan - Magetan 2. Jaringan irigasi Delta Brantas3. Sumber mata air Umbulan4. Pengambilan air tanah dalam untuk
kebutuhan kawasan industri di PIER (Pasuruan), Ngoro (Mojokerto), dan Paiton (Probolinggo)
4 lokasi
5. Optimalisasi pengembangan jaringan air 1. Sumber mata air Umbulan untuk 3 lokasi
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 25
25
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana
Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
baku untuk air minum regional Kabupaten dan Kota Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya dan Gresik
2. Wendit untuk Kota dan Kabupaten Malang, Sumber Brantas dan Banyuning untuk Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang
3. Penjernihan air Jagir di Wonokromo6. Optimalisasi pengembangan jaringan
pengendali banjir1. Waduk Widas di Kabupaten Madiun2. Bozem di Surabaya dan Madiun3. Waduk penampung banjir Jabung/Jabung
retarding basin di Kali Lamongan4. Pemenuhan air baku floodway sedayu
lawas – babat barrage – jabung retarding basin, sembayat barrage, bojonegoro barrage, waduk tawun di Kabupaten Bojonegoro
4 lokasi
7. Optimalisasi pengembangan WS Lintas Provinsi
WS Bengawan Solo 1 lokasi
8. Optimalisasi pengembangan WS Strategis Nasional
WS Brantas 1 lokasi
9. Optimalisasi pengembangan WS Lintas Kabupaten/Kota
1. WS Welang – Rejoso 2. WS Pekalen – Sampean 3. WS Baru – Bajulmati 4. WS Bondoyudo – Bedadung 5. WS Kepulauan Madura.
5 lokasi
10. Optimalisasi pengembangan daerah tangkapan air (catchment area) di wilayah DAS meliputi percepatan rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi tanah secara vegetatif maupun sipil teknis
1. DAS Brantas2. DAS Sampean3. DAS Solo
3 lokasi
Sistem Prasarana Wilayah Lainnya1. Perencanaan, persiapan, dan pembangunan
kawasan pengelolaan sampah dan limbah terpadu
Kabupaten Gresik 1 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Persampahan dan pertamanan2. Pengelolaan dan penanggulangan masalah
sampah terutama di wilayah perkotaan Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang
2 lokasi
3. Perencanaan pengelolaan secara regional dan terpadu di 8 wilayah
1. Greater Surabaya (Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik)
2. Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, dan Kab. Malang)
3. Mojokerto (Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto)
4. Madiun (Kota Madiun dan Kabupaten Madiun)
5. Kediri (Kota Kediri dan Kabupaten Kediri)6. Blitar (Kota Blitar dan Kabupaten Blitar)7. Pasuruan (Kota Pasuruan dan Kabupaten
Pasuruan)8. Probolinggo (Kota Probolinggo dan
Kabupaten Probolinggo)
8 lokasi
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 26
26
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4B Perwujudan Pola Ruang1 Perwujudan Kawasan Lindung
1.1 Hutan Lindung
Penetapan sistem deliniasi persebaran hutan lindung
Pada seluruh kawasan hutan lindung di wilayah Provinsi Jawa Timur yang berada pada batas administrasi kabupaten/kota:1) Kota Batu; 2) Kota Kediri;3) Bangkalan; 4) Banyuwangi; 5) Blitar; 6) Bojonegoro;7) Bondowoso; 8) Jember; 9) Jombang; 10) Kediri; 11) Gresik;12) Lamongan; 13) Lumajang; 14) Madiun; 15) Malang; 16) Magetan; 17) Mojokerto; 18) Nganjuk;19) Ngawi;20) Pacitan; 21) Pamekasan; 22) Pasuruan; 23) Ponorogo; 24) Probolinggo; 25) Sampang; 26) Situbondo; 27) Sumenep; 28) Tuban; 29) Trenggalek; dan 30) Tulungagung.
30 wilayah kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Perhutani
Penetapan wilayah prioritas rehabilitasi hutan
Perencanaan wilayah prioritas rehabilitasi hutan
Pengembangan kawasan hutan lindung untuk mendukung fungsi perlindungan lingkungan
1.2 Kawasan Perlindungan Setempat
1.2.1 Sempadan Pantai
Memantapkan kawasan lindung di daratan untuk menunjang kawasan lindung pantai
Kawasan pesisir sepanjang pantai di wilayah Jawa Timur baik yang berbatasan dengan Laut Jawa, Selat Bali maupun Samudera Hindia dan di kawasan kepulauan, meliputi wilayah kabupaten/kota:
21 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta,
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Dinas PU Pengairan
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 27
27
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-41) Kabupaten Pacitan2) Kabupaten Trenggalek3) Kabupaten Tulungagung4) Kabupaten Blitar5) Kabupaten Malang6) Kabupaten Lumajang7) Kabupaten Jember8) Kabupaten Banyuwangi9) Kabupaten Situbondo10) Kabupaten Probolinggo11) Kabupaten Pasuruan12) Kota Pasuruan13) Kabupaten Sidoarjo14) Kota Surabaya15) Kabupaten Gresik16) Kabupaten Lamongan17) Kabupaten Tuban18) Kabupaten Bangkalan19) Kabupaten Sampang20) Kabupaten Pamekasan21) Kabupaten Sumenep
dan/atau kerjasama pendanaan
Pengendalian kegiatan budidaya di kawasan pantai
Perencanaan fungsi perlindungan pantai secara alami ataupun buatan
Pembangunan prasarana pengamanan pantai terutama pada daerah-daerah rawan abrasi air laut pada wilayah strategis, daerah tertinggal, serta pulau-pulau kecil
Pengembangan kawasan lindung sepanjang pantai yang memiliki nilai ekologis sebagai daya tarik wisata dan penelitian
1.2.2 Sempadan Sungai
Penetapan delineasi kawasan sempadan sungai
Sepanjang aliran sungai di Jawa Timur
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas PU Pengairan
Penertiban kawasan bantaran sungai
Perencanaan kawasan sempadan sungai untuk kegiatan yang menunjang fungsi lingkungan hidup
Pengembangan kawasan sempadan sungai untuk kegiatan non budidaya dan penelitian
1.2.3 Kawasan sekitar danau atau waduk
Penetapan delineasi kawasan perlindungan sekitar waduk/danau
Sekitar danau/waduk di Jawa Timur
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas PU Pengairan
Perencanaan pembatasan kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan kawasan sekitar waduk/danau
Pengembangan kawasan sekitar danau atau waduk untuk peningkatan nilai ekonomis kawasan
1.2.4 Kawasan sekitar mata air Penetapan delineasi kawasan perlindungan
sekitar mata air Sekitar mata air di Jawa TimurAPBN, APBD Propinsi,
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan, Perhutani Pembatasan kegiatan yang tidak berkaitan
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 28
28
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4dengan perlindungan kawasan sekitar mata air
investasi swasta, dan/atau
dan Dinas PU Pengairan
Pengembangan kawasan untuk peningkatan nilai ekonomis kawasan
1.2.5 Kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal
Penetapan kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal sebagai aset budaya local heritage yang dipreservasi
1) Kawasan permukiman budaya Suku Samin di Bojonegoro
2) Kawasan permukiman budaya Suku Tengger di Probolinggo
3) Kawasan permukiman budaya suku Osing di Banyuwangi
4) Kawasan permukiman budaya di Gunung Kawi
4 lokasi
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Perencanaan pembatasan perubahan keaslian kawasan dengan modernisasi ke bentuk lain.
Perlindungan terhadap kawasan lindung spiritual dan kearifan lokal tersebut, ditetapkan dalam peraturan yang terdapat di rencana tata ruang kabupaten/kota
1.3 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya1.3.1 Kawasan suaka margasatwa Merehabilitasi suaka marga satwa 1) Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang
terletak di Kecamatan Krucil, Sumber Malang, Panti dan Sukorambi, Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Probolinggo dan Jember.
2) Suaka Margasatwa Pulau Bawean terletak di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik.
2 lokasi
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Konservasi sumberdaya hutan, flora-fauna serta ekosistemnya
Pengembangan pengelolaan kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya lintas kabupaten/kota dan propinsi
1.3.2 Kawasan cagar alam
Merehabilitasi cagar alam 1) Besowo Gadungan di Kabupaten Kediri;2) Cagar Alam Ceding di Kabupaten
Bondowoso;18 lokasi
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 29
29
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-43) Cagar Alam Watangan Puger I di Kabupaten
Jember;4) Cagar Alam Sungai Kolbu di Kabupaten
Probolinggo;5) Curah Manis I – VIII di Kabupaten Jember;6) Gunung Abang di Kabupaten Pasuruan;7) Guwo Lowo/Nglirip di Kabupaten Tuban;8) Gunung Picis di Kabupaten Ponorogo;9) Gunung Sigogor di Kabupaten Ponorogo;10) Kawah Ijen Merapi Ungup - Ungup di
Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi;
11) Manggis Gadungan di Kabupaten Kediri;
12) Nusa Barong di Kabupaten Jember;13) Pulau Bawean di Kabupaten Gresik;14) Pulau Noko dan Pulau Nusa di
Kabupaten Gresik;15) Pulau Saobi di Kepulauan Kangean
Kabupaten Sumenep;16) Pulau Sempu di Kabupaten Malang;17) Rogojampi II di Kabupaten
Banyuwangi; dan18) Pancuran Ijen I dan II di Kabupaten
Bondowoso.
pendanaan
Pengembangan fungsi ekonomi dan pendidikan untuk kepariwisataan dan penelitian
1.3.3 Kawasan hutan bakau/mangrove
Rehabilitasi ekosistem dan habitat yang rusak di kawasan hutan, pesisir (terumbu karang, mangrove, padang lamun, dan estuaria), perairan, bekas kawasan pertambangan
Sepanjang pantai Utara, pantai Timur dan Pantai Selatan Jawa Timur serta wilayah pesisir kepulauan
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Perencanaan pengembangan kawasan hutan
bakau/mangrove untuk kegiatan perlindungan ekosistem dan lingkungan
1.3.4 Taman Nasional Pemantapan fungsi kawasan lindung
termasuk pengembangan flora fauna khas1) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
yang berada di wilayah Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang;
2) Taman Nasional Baluran yang terletak di Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo dan Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi;
3) Taman Nasional Meru Betiri yang terletak di perbatasan Jember dan Banyuwangi Selatan; dan
4) Taman Nasional Alas Purwo di Kecamatan Tegal Dlimo, Bayuwangi Selatan.
4 lokasi
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Perencanaan pengembangan kawasan taman nasional dengan partisipasi masyarakat sekitar
Pengembangan kawasan penelitian terbatas untuk pengembangan fungsi pendidikan pada kawasan taman nasional
1.3.5 Taman Hutan Raya
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 30
30
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4 Pemantapan dan rehabilitasi fungsi taman
hutan rayaTaman Hutan Raya R. Soeryo di Kabupaten Mojokerto, Pasuruan, Malang, Jombang dan Kota Batu Propinsi Jawa Timur
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Perencanaan kawasan untuk pengembangan fungsi ekonomi dan pendidikan untuk kepariwisataan dan penelitian
1.3.6 Taman Wisata Alam Pemantapan dan rehabilitasi fungsi taman
wisata alam 1) Taman Wisata Tretes di Kabupaten Pasuruan;
2) Taman Wisata Gunung Baung di Kabupaten Pasuruan; dan
3) Taman Wisata Kawah Ijen di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi
3 lokasi
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Perencanaan taman wisata alam dengan partisipasi masyarakat
Pengembangan kegiatan pariwisata, meningkatkan atraksi dengan mengembangkan fasilitas penelitian flora, dan pengembangan fasilitas perkemahan
1.3.7 Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
Pemeliharaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
1) Lingkungan non bangunan:a) Monumen keganasan PKI di Kabupaten
Madiun;b) Monumen Trisula di Kabupaten Blitar;c) Petilasan Sri Aji Joyoboyo di Kabupaten
Kediri;d) Petilasan Gunung Kawi Kabupaten
Malang; dane) Situs Purbakala Trinil di Kabupaten
Ngawi.
2) Lingkungan bangunan non gedung:a) Arca Totok Kerot di Kabupaten Kediri;b) Candi Penataran dan Candi Simping di
Kabupaten Blitar;c) Candi Singosari, Candi Jago, Candi Kidal,
Candi Badut di Kabupaten Malang;d) Candi Jawi di Kabupaten Pasuruan;e) Candi Cungkup, Makam Gayatri di
Kabupaten Tulungagung;
32 lokasi
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 31
31
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4f) Candi Dadi di Kabupaten Tulungagung;g) Candi Jolotundo di Kabupaten Mojokerto; h) Makam Asta Tinggi di Kabupaten
Sumenepi) Makam Sunan Ampel di Kota Surabaya;j) Kompleks Makam KH. Hasyim Asy’ari,
KH. Wachid Hasyim dan Makam Sayyid Sulaiman di Kabupaten Jombang;
k) Makam Batu Ampar di Kabupaten Pameksan;
l) Makam Syaikhul Khalil dan Pesarean Air mata Ibu Kabupaten Bangkalan;
m) Makam Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Giri (Giri Kedaton), Makam Fatimah Binti Maimun, Makam Kanjeng Sepuh dan Kawasan Gunung Surowiti di Kabupaten Gresik;
n) Makam Sunan Drajat di Kabupaten Lamongan;
o) Makam Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo;
p) Makam Sunan Bonang di Kabupaten Tuban;
q) Recolanang di Kabupaten Mojokerto;r) Situs Sarchopagus dan Megalith di
Kabupaten Bondowoso; dan s) Kawasan Trowulan di Kabupaten
Mojokerto.
3) Lingkungan bangunan gedung dan halamannya:a) Pelestarian bangunan bersejarah dan
cagar budaya Kota Surabaya;b) Benteng Pendem Van den Bosch di
Kabupaten Ngawi;c) Pelestarian bangunan Pabrik Gula di
Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang;
d) Makam Proklamator, Museum Bung Karno dan Petilasan Aryo Blitar di Kota Blitar.
e) Monumen PETA (Suprijadi) di Kota Blitar.
Pemantapan pengembangan sebagai daya tarik wisata sejarah serta untuk pengembangan penelitian dan pendidikan bagi masyarakat
1.4 Kawasan Rawan Bencana Alam1.4.1 Kawasan rawan longsor
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 32
32
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya
Kawasan rawan longsor di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Kabupaten Ngawi;2) Kabupaten Tuban;3) Kabupaten Bojonegoro;4) Kabupaten Magetan;5) Kabupaten Madiun;6) Kabupaten Nganjuk;7) Kabupaten Ponorogo;8) Kabupaten Pacitan;9) Kabupaten Trenggalek;10) Kabupaten Kediri;11) Kabupaten Tulungagung;12) Kabupaten Blitar;13) Kabupaten Malang;14) Kabupaten Lumajang;15) Kabupaten Pasuruan;16) Kabupaten Probolinggo;17) Kabupaten Jember;18) Kabupaten Situbondo;19) Kabupaten Bondowoso; dan20) Kabupaten Banyuwangi.
20 kabupaten
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan
Pemantapan dan penanggulangan bencana longsor
Penanganan pasca bencana longsor
Peningkatan tanggap darurat
1.4.2 Kawasan Rawan Gelombang Pasang
Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya
Kawasan pesisir sepanjang pantai di wilayah Jawa Timur baik yang berbatasan dengan Laut Jawa, Selat Bali maupun Samudera Hindia dan di kawasan kepulauan, meliputi wilayah kabupaten/kota:1) Kabupaten Pacitan2) Kabupaten Trenggalek3) Kabupaten Tulungagung4) Kabupaten Blitar5) Kabupaten Malang6) Kabupaten Lumajang7) Kabupaten Jember8) Kabupaten Banyuwangi9) Kabupaten Situbondo10) Kabupaten Probolinggo11) Kabupaten Pasuruan12) Kota Pasuruan13) Kabupaten Sidoarjo14) Kota Surabaya15) Kabupaten Gresik16) Kabupaten Lamongan17) Kabupaten Tuban18) Kabupaten Bangkalan19) Kabupaten Sampang20) Kabupaten Pamekasan21) Kabupaten Sumenep
21 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan
Pemantapan strategi mitigasi bencana gelombang pasang
Penanganan pasca bencana gelombang pasang
Peningkatan tanggap darurat
1.4.3 Kawasan rawan banjir
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 33
33
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya
Kawasan rawan banjir di wilayah:1) Kabupaten Gresik;2) Kabupaten Bojonegoro;3) Kabupaten Nganjuk;4) Kabupaten Ngawi;5) Kabupaten Magetan;6) Kabupaten Madiun7) Kabupaten Pacitan;8) Kabupaten Trenggalek;9) Kabupaten Tulungagung;10) Kabupaten Blitar;11) Kabupaten Kediri;12) Kabupaten Malang;13) Kabupaten Mojokerto;14) Kabupaten Jombang;15) Kabupaten Sidoarjo;16) Kabupaten Pasuruan;17) Kabupaten Surabaya;18) Kabupaten Probolinggo;19) Kabupaten Lumajang;20) Kabupaten Jember;21) Kabupaten Bondowoso;22) Kabupaten Situbondo;23) Kabupaten Banyuwangi;24) Kabupaten Bangkalan;25) Kabupaten Sampang;26) Kabupaten Tuban; 27) Kabupaten Pasuruan;28) Kabupaten Lamongan;29) Kabupaten Ponorogo; dan30) Kota Surabaya.
30 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan
Pemantapan strategi mitigasi bencana
Penanganan pasca bencana
Peningkatan tanggap darurat
1.5 Kawasan Lindung Geologi
1.5.1 Kawasan Cagar Alam Geologi1.5.1.1Kawasan Rawan Bencana Alam
Geologi
Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya
1) Kawasan rawan letusan gunung berapi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :a) Kawasan sekitar Gunung Ijen;b) Kawasan sekitar Gunung Semeru;c) Kawasan sekitar Gunung Bromo;d) Kawasan sekitar Gunung Lamongan;e) Kawasan sekitar Gunung Arjuno-
Welirang;f) Kawasan sekitar Gunung Kelud; dan
7 lokasi dan 13 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan
Pemantapan strategi mitigasi bencana
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 34
34
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
g) Kawasan sekitar Gunung Raung.2) Kawasan rawan gempa bumi berada di
wilayah:a) Kabupaten Ngawi;b) Kabupaten Magetan;c) Kabupaten Madiun;d) Kabupaten Ponorogo;
Penanganan pasca bencana
Peningkatan tanggap darurat
1.5.1.2Kawasan Karst
Penetapan delineasi kawasan karst yang dilindungi
1) Blitar; 2) Bangkalan; 3) Tulungagung; 4) Trenggalek; 5) Malang; 6) Ngawi; 7) Ponorogo; 8) Pacitan; 9) Sampang; dan 10) Tuban.
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan Perencanaan dan pengembangan reboisasi
lahan yang rusak agar sifat peresapannya masih tetap berfungsi
1.6 Kawasan Lindung Lainnya Penetapan delineasi kawasan lindung
lainnya untuk perlindungan terumbu karangKawasan terumbu karang yang tersebar di kabupaten:1) Kabupaten Probolinggo2) Kabupaten Situbondo3) Kabupaten Banyuwangi4) Kabupaten Jember5) Kabupaten Malang 6) Kabupaten Pacitan
6 kabupaten
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Disbudpar
Perencanaan kawasan hulu supaya jernih dan mengurangi sedimentasi akibat pencemaran dan perusakan lingkungan
Pengembangan manfaat kawasan untuk kegiatan penelitian dan pariwisata
2 Perwujudan Kawasan Budidaya2.1 Kawasan Hutan Produksi
Penetapan delineasi kawasan hutan produksi
Kawasan hutan produksi di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten/kota:1) Kota Batu; 2) Kabupaten Bangkalan; 3) Kabupaten Banyuwangi; 4) Kabupaten Blitar; 5) Kabupaten Bojonegoro;6) Kabupaten Bondowoso; 7) Kabupaten Jember;
30 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Dinas Kehutanan, Perhutani
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 35
35
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-48) Kabupaten Jombang; 9) Kabupaten Kediri; 10) Kota Kediri;11) Kabupaten Gresik;12) Kabupaten Lamongan; 13) Kabupaten Lumajang; 14) Kabupaten Madiun; 15) Kabupaten Malang; 16) Kabupaten Magetan; 17) Kabupaten Mojokerto; 18) Kabupaten Nganjuk;19) Kabupaten Ngawi;20) Kabupaten Pacitan; 21) Kabupaten Pamekasan; 22) Kabupaten Pasuruan; 23) Kabupaten Ponorogo; 24) Kabupaten Probolinggo; 25) Kabupaten Sampang; 26) Kabupaten Situbondo; 27) Kabupaten Sumenep; 28) Kabupaten Tuban; 29) Kabupaten Trenggalek; dan 30) Kabupaten Tulungagung.
Pengembangan hutan tanaman industri, terutama pada kawasan hutan non-produktif, termasuk kemudahan perijinan usaha dan permodalan/pinjaman
Pengembangan hasil hutan non-kayu dan jasa lingkungan
2.2 Kawasan hutan rakyat
Identifikasi, deliniasi dan penetapan kawasan hutan rakyat
Rencana kawasan hutan rakyat di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten/kota:1) Kabupaten Bangkalan;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Blitar;4) Kabupaten Bojonegoro;5) Kabupaten Bondowoso;6) Kabupaten Gresik;7) Kabupaten Jember;8) Kabupaten Jombang;9) Kabupaten Kediri;10) Kota Batu; 11) Kota Pasuruan;12) Kabupaten Lamongan; 13) Kabupaten Lumajang; 14) Kabupaten Madiun; 15) Kabupaten Magetan; 16) Kabupaten Malang; 17) Kabupaten Mojokerto; 18) Kabupaten Nganjuk;19) Kabupaten Ngawi;
31 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Dinas Kehutanan
Perencanaan pemanfaatan hutan rakyat dan penetapan peraturan pemanfaatan hutan rakyat
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 36
36
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
20) Kabupaten Pacitan; 21) Kabupaten Pamekasan; 22) Kabupaten Pasuruan; 23) Kabupaten Ponorogo; 24) Kabupaten Probolinggo; 25) Kabupaten Sampang;
Pengembangan peningkatan nilai ekonomi secara terkendali dengan kemitraan masyarakat – sector privat
2.3 Kawasan peruntukkan pertanian2.3.1 Kawasan pertanian lahan
basah
Delineasi dan penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan
Kawasan pertanian di wilayah Provinsi Jawa Timur direncanakan di untuk dikembangkan di kabupaten: 1) Kabupaten Tuban;2) Kabupaten Bojonegoro;3) Kabupaten Lamongan;4) Kabupaten Gresik;5) Kabupaten Ngawi;6) Kabupaten Magetan;7) Kabupaten Madiun;8) Kabupaten Nganjuk;9) Kabupaten Jombang;10) Kabupaten Mojokerto;11) Kabupaten Sidoarjo;12) Kabupaten Bangkalan;13) Kabupaten Pasuruan;14) Kabupaten Pacitan;15) Kabupaten Ponorogo;16) Kabupaten Trenggalek;17) Kabupaten Tulungagung;18) Kabupaten Blitar;19) Kabupaten Kediri;20) Kabupaten Malang;21) Kabupaten Lumajang;22) Kabupaten Probolinggo;23) Kabupaten Situbondo;24) Kabupaten Bondowoso;25) Kabupaten Jember;26) Kabupaten Banyuwangi;27) Kabupaten Sampang;28) Kabupaten Pamekasan; dan 29) Kabupaten Sumenep.
29 kabupaten
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pertanian
Pengembangan kawasan pertanian di perdesaan
2.3.2 Kawasan pertanian lahan kering dan hortikultura
Pengembangan kawasan pertanian lahan kering
Di seluruh kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Timur
38 kabupaten/kot
APBN, APBD
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 37
37
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
a
Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
dan Dinas Perkebunan
2.4 Kawasan Peruntukkan Perkebunan
Pengembangan kawasan perkebunan pendukung kawasan strategis agropolitan
Pengembangan kawasan perkebunan di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Kabupaten Pacitan;2) Kabupaten Trenggalek;3) Kabupaten Tulungagung;4) Kabupaten Ponorogo;5) Kabupaten Magetan;6) Kabupaten Ngawi;7) Kabupaten Madiun;8) Kabupaten Nganjuk;9) Kabupaten Jombang;10) Kabupaten Gresik;11) Kabupaten Bojonegoro;12) Kabupaten Tuban;13) Kabupaten Lamongan;14) Kabupaten Kediri;15) Kabupaten Blitar;16) Kabupaten Malang;17) Kabupaten Pasuruan;18) Kabupaten Probolinggo;19) Kabupaten Lumajang;20) Kabupaten Jember;21) Kabupaten Bondowoso;22) Kabupaten Situbondo;23) Kabupaten Banyuwangi; dan24) Kabupaten Bangkalan.
24 kabupaten
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan
2.5 Kawasan Peruntukkan Peternakan
Pengembangan sentra peternakan pendukung agropolitan.
Pengembangan kawasan peternakan di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Sentra peternakan ternak besar berada di
wilayah: Kabupaten Blitar, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Tuban; dan
3 sentra peternakan di 38 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas Peternakan
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 38
38
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-42) Sentra peternakan ternak kecil terletak di
seluruh Kabupaten di Jawa Timur.3) Sentra peternakan unggas terletak di
Kabupaten Blitar, Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Tulungagung.
2.6 Kawasan peruntukkan perikanan
Pengembangan sentra perikanan dan minapolitan
Pengembangan kawasan perikanan di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Pengembangan minapolitan di Muncar
Kabupaten Banyuwangi, Mayangan Kota Probolinggo, Sendang Biru Kabupaten Malang dan Tamperan Kabupaten Pacitan;
2) Pengembangan Komoditi Utama Perikanan di Pantai Selatan meliputi Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Sendangbiru Kabupaten Malang dan Puger Kabupaten Jember dan kawasan potensial lainnya meliputi Ujungpangkah Kabupaten Gresik, Brondong Kabupaten Lamongan, Pondokmimbo Kabupaten Situbondo, Bulu Kabupaten Tuban dan Pasongsongan Kabupaten Sumenep
3) Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) meliputi Prigi di Kabupaten Trenggalek, dan Brondong di Kabupaten Lamongan;
4) Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) di Muncar
11 kabupaten
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda, Dinas Kelautan dan Perikanan
Pengembangan sarana dan prasarana untuk pengembangan perikanan dan teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan
2.7 Kawasan peruntukkan pertambangan2.7.1 Kawasan pertambangan
mineral
Pengembangan kawasan pertambangan mineral dan batubara berdasarkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dengan prinsip kelestarian lingkungan
Pertambangan mineral logam terdapat di:1) Kabupaten Blitar;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Jember;4) Kabupaten Lumajang;5) Kabupaten Malang;6) Kabupaten Pacitan;7) Kabupaten Ponorogo;8) Kabupaten Trenggalek; dan 9) Kabupaten Tulungagung.
Pertambangan mineral non logam terdapat di:1) Kabupaten Blitar;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Jember;
29 kabupaten
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda, Dinas ESDM
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 39
39
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-44) Kabupaten Lumajang;5) Kabupaten Malang;6) Kabupaten Pacitan;7) Kabupaten Ponorogo;8) Kabupaten Trenggalek;9) Kabupaten Tulungagung; 10) Kabupaten Bojonegoro;11) Kabupaten Bondowoso;12) Kabupaten Gresik; 13) Kabupaten Lamongan;14) Kabupaten Tuban;15) Kabupaten Jombang;16) Kabupaten Kediri;17) Kabupaten Mojokerto; 18) Kabupaten Madiun;19) Kabupaten Magetan;20) Kabupaten Nganjuk;21) Kabupaten Ngawi;22) Kabupaten Pasuruan;23) Kabupaten Probolinggo;24) Kabupaten Situbondo;25) Kabupaten Sidoarjo; 26) Kabupaten Sumenep;27) Kabupaten Bangkalan;28) Kabupaten Pamekasan; dan29) Kabupaten Sampang.
Pertambangan batubara terdapat di:1) Kabupaten Blitar;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Jember;4) Kabupaten Lumajang;5) Kabupaten Malang;6) Kabupaten Pacitan;7) Kabupaten Ponorogo;8) Kabupaten Trenggalek; dan 9) Kabupaten Tulungagung.
Penetapan wilayah prioritas rehabilitasi pertambangan
Penetapan kawasan andalan pertambangan dan pengolahannya
2.7.2 Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi
Pengembangan kawasan pertambangan minyak dan gas bumi
1) Kabupaten Bojonegoro;2) Kabupaten Gresik;3) Kabupaten Sumenep;4) Kabupaten Tuban;5) Kabupaten Bangkalan;6) Kabupaten Lamongan;7) Kabupaten Sampang;8) Kabupaten Pamekasan;9) Kabupaten Sidoarjo;10) Kabupaten Jombang;11) Kabupaten Nganjuk;12) Kabupaten Ngawi;13) Kabupaten Mojokerto;
18 kabupaten APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda, Dinas ESDM
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 40
40
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-414) Kota Surabaya;15) Kabupaten Pasuruan;16) Kabupaten Probolinggo;17) Kabupaten Situbondo; dan18) Kabupaten Tulungagung
Pengembangan pemanfaatan dan konservasi air bawah tanah
Di seluruh area pertambangan Peningkatan eksplorasi dan eksploitasi potensi minyak dan gas bumi dengan pengelolaan mandiri dan berwawasan lingkungan
2.8 Kawasan peruntukkan industri2.8.1 Kawasan peruntukkan
industri
Delineasi dan penetapan kawasan peruntukkan industri
1) Kab. Bangkalan;2) Kab. Banyuwangi; 3) Kab. Blitar; 4) Kab. Bojonegoro;5) Kab. Bondowoso;6) Kab. Gresik;7) Kab. Jember; 8) Kab. Jombang; 9) Kab. Kediri;10) Kab. Lamongan;11) Kab. Lumajang;12) Kab. Madiun;13) Kab. Magetan;14) Kab. Malang;15) Kab. Mojokerto;16) Kab. Nganjuk;17) Kab. Ngawi;18) Kab. Pacitan;
38 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 41
41
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-419) Kab. Pamekasan;20) Kab. Pasuruan; 21) Kab. Ponorogo;22) Kab. Probolinggo;23) Kab. Sampang;24) Kab. Sidoarjo;25) Kab. Situbondo;26) Kab. Sumenep;27) Kab. Trenggalek;28) Kab. Tuban;29) Kab. Tulungagung;30) Kota Batu;31) Kota Blitar;32) Kota Kediri;33) Kota Madiun;34) Kota Malang;35) Kota Mojokerto;36) Kota Pasuruan;37) Kota Probolinggo; dan38) Kota Surabaya.
Perencanaan kawasan peruntukkan industri
2.8.2 Kawasan industri
Perencanaan kawasan industri
1) Kabupaten Bangkalan;2) Kabupaten Sidoarjo;3) Kabupaten Tuban;4) Kawasan Industri Malang dan singosari,
lawang dan sendang bitu di Kabupaten Malang; dan
5) Kota Madiun.
5 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Pengembangan kawasan industri
1) Kabupaten Gresik;2) Kabupaten Lamongan;3) Kawasan Industri Jetis (Jetis Industrial Park)
dan Kawasan Industri Mojoanyar (Mojoanyar Industrial Park) di Kabupaten Mojokerto;
3 kabupaten
2.9 Kawasan peruntukkan wisata Perencanaan kawasan wisata dan
pemanfaatannya
Seluruh kawasan tujuan wisata di Jawa Timur
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pengembangan kawasan wisata
2.10 Kawasan peruntukkan permukiman Relokasi pemukiman yang terkena dan/atau
rawan bencana alam Di seluruh kabupaten/kota38 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama
Bappeda, Dinas PU Cipta Karya
Pengembangan rusun di kawasan perkotaan Kawasan Gerbangkertosusila Kawasan perkotaan lain
14 kabupaten/kota
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 42
42
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4
pendanaa2.11 Kawasan andalan
Perencanaan kawasan andalan di provinsi jawa timur
1) Kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan
2) Kawasan Malang dan sekitarnya3) Kawasan Probolinggo-Pasuruan, Lumajang4) Kawasan Tuban-Bojonegoro5) Kawasan Kediri-Tulungagung-Blitar6) Kawasan Situbondo-Bondowoso-Jember7) Kawasan Madiun dan sekitarnya8) Kawasan Banyuwangi dan sekitarnya9) Kawasan Madura dan Kepulauan10) Kawasan Andalan Laut, Madura, dan
sekitarnya
10 kawasan andalan di Jawa Timur
APBN,APBD Provinsi dan swasta
Bappeda Provinsi Jawa Timur Pengembangan kawasan andalan di provinsi
jawa timur sesuai sektor unggulannya
3 Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pengembangan kota-kota pesisir di
Kepulauan Provinsi Jawa Timur.
Seluruh kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil di Provinsi Jawa Timur
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Peningkatan konservasi kawasan pesisir dan pulau-pulai kecil yang menjadi fungsi perlindungan, baik perlindungan bagi kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, maupun cagar alam;
Pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
Peningkatan upaya-upaya untuk mempertahankan dan memperbaiki ekosistem pesisir
Peningkatan operasionalisasi perwujudan pengembangan kawasan andalan dengan sektor unggulan kelautan dan perikanan
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4C. Perwujudan Kawasan Strategis Provinsi1 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan
Ekonomi1. Perencanaan dan pengembangan zonasi di
kawasan high tech industrial park berupa : zona pengembangan industri utama, zona pengembangan research, zona pendidikan tinggi, zona multimedia.
Kota Surabaya dan Kab. Sidoarjo – APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 43
43
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-42. Perencanaan dan Pengembangan zonasi di
Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU) berupa zona pengembangan pelabuhan utama, zona pengembangan logistik dan perdagangan, zona industri pengolahan.
LIS (Lamongan Integrated Shorebase) di Kab. Lamongan dan Kawasan Ekonomi di Kab. Malang
– Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam
3. Perencanaan dan pengembangan zonasi di kawasan koridor metropolitan, berupa zona pusat pertumbuhan, zona penyangga, dan zona wilayah pelayanan.
Kab. Bangkalan, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Pasuruan, Kab. Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.
– Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam.
4. Perencanaan dan pengembangan zonasi di kawasan agropolitan berupa zona pusat produksi, zona pusat industri pengolahan, zona pusat koleksi dan distribusi.
Kab. Ngawi, Kota/Kab. Madiun, Kab. Magetan, Kab. Ponorogo, Kab. Malang, Kab. Lumajang, Kab. Probolinggo, Kab. Pasuruan, Kab. Sidoarjo, Kab Jember, Kab. Banyuwangi, Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo, Kep. Madura, Kota Surabaya, Kab. Gresik, dan Kab. Lamongan.
– Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perkebunan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam, Koperasi dan UMKM, BRI dan Perbankan/Perkreditan.
5. Perencanaan dan pengembangan zonasi Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU) berupa zona inti produksi, zona koleksi, zona outlet, zona pelayanan, zona penyangga, zona terpengaruh.
Kab. Sidoarjo – Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota Bapepam, Koperasi dan UMKM
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 44
44
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (kawasan tertinggal)
1. Pengembangan potensi-potensi ekonomi lokal seperti kerajinan rakyat, kebudayaan rakyat, pertanian rakyat di kawasan tertinggal dll.
Kep. Madura, Kab. Tuban, Kab. Bojonegoro, Kab. Pacitan, Kab. Probolinggo, Kab Bondowoso, dan Kab. Jombang
– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. PU, Dept. PDT Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PDT Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota
2. Pengembangan sentra industri atau pusat UMKM dan kemitraan di kawasan tertinggal
–
3. Pengembangan aksesibilitas atau pembukaan isolasi daerah tertinggal dengan pembukaan pelabuhan, fasilitas enyeberangan, jaringan darat, dll.
–
4. Pengembangan pelayanan utilitas dasar di kawsan tertinggal dengan subsidi dan insentif dari pemerintah
–
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya1. Penataan kawasan dengan optimasi nilai
pengalaman budaya dan penonjolan nilai sejarah
Kab. Mojokerto, Kab. Pasuruan, Kab. Lumajang, Kab. Malang, Kab. Situbondo, Kab. Bondowoso, dan Kab. Banyuwangi
– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. PU, Dept. Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dan Kab/Kota
2. Pelestarian dan aktualisasi aset dan adat budaya daerah
–
3. Penyusunan zoning regulation kawasan –
3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan SDA dan/atau teknologi tinggi
1. Pengembangan dan optimasi energi panas bumi Ngebel di Kabupaten Ponorogo, Belawan Ijen di Kabupaten Bondowoso, dan Dataran Tinggi Yang di Kabupaten Probolinggo.
– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. PU, Dept. ESDM, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, PLN
2. Pengembangan dan pengendalian kawasan pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD
Paiton di Probolinggo/Situbondo, Singosari di Gresik, Lekok di Pasuruan, Jenu dan Tanjung Awor-awor di Tuban, dan Ngadirojo di Pacitan
–
3. Pengembangan dan pengendalian kawasan pertambangan minyak dan gas bumi
Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya
–Dept. PU, Dept. ESDM, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, PLN, Pertamina
4. Pengembangan program kegiatan ekonomi penunjang atau turunan dari kegiatan ekonomi utama di kawasan SDA/teknologi tinggi
Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya, Probolinggo, Situbondo, Pasuruan.
–
5. Rehabilitasi kawasan pertambangan Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya
–
6. Pengembangan perencananaan peraturan Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, –
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 45
45
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-4zonasi kawasan Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan
sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya
4. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan1. Pengembangan daya dukung dan daya tampung
lingkungan di kawasan perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup.
DAS Sampean – APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. PU, Dept Kehutanan, Dept Kelautan dan Perikanan, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kab/kota, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dan Kab/kota, Dinas SDA Provinsi dan Kab/kota
2. Pengembangan zona-zona penyangga untuk memisahkan kawasan lindung dan aktivitas budidaya
– Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas SDA Provinsi dan Kab/kota
3. Pengembangan kegiatan penghijauan/reboisasi – Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas SDA Provinsi dan Kab/kota
4. Pengembangan wisata alam dan wisata minat khusus yang tidak mengganggu fungsi utama lindung kawasan
– Dept. PU, Dept. Kehutanan, Dept. Kelautan dan Perikanan, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kab/kota Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dan Kab/Kota, Dinas SDA Provinsi dan Kab/Kota
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 46
46
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana Waktu Pelaksanaan
PJM-1 PJM-2 PJM-3 PJM-45. Perlindungan sumber daya alam dari
pemanfaatan yang eksploitatif dan tidak terkendali
– Dept. PU, Dept Kehutanan, Dept Kelautan dan Perikanan, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kab/kota, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dan Kab/kota, Dinas SDA Provinsi dan Kab/kota
6. Pengembangan pelestarian flora, fauna, dan ekosistem unik kawasan
–
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 47
47
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
Tabel 6.2 Indikasi Program Utama Per Tahun (Lima Tahun Pertama)
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5A. Perwujudan Struktur Ruang1. Perwujudan Sistem Pusat Pelayanan
1.1. Sistem Perkotaan Perencanaan tata ruang dan zonasi
kawasan perkotaan PKNKawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang
2 unit masterplan
APBN, APBD Provinsi, APBD Kab/Kota
Dept. PU, Bapeda Provinsi, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi
Perencanaan tata ruang dan zonasi kawasan perkotaan PKW
Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, dan Pacitan
10 unit masterplan
APBD Provinsi dan Kab/Kota
Dept. PU, Bapeda Provinsi, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi
Perencanaan tata ruang dan zonasi kawasan agropolitan dan agroindustri
1. Sistem Agropolitan Wilis2. Sistem Agropolitan Bromo Tengger
Semeru (BTS)3. Sistem Agropolitan Ijen4. Sistem Agropolitan Madura5. Sistem Agroindustri Gelang (Gresik dan
Lamongan) Utara
5 unit masterplan
APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota
Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perkebunan Provinsi dan dan Kab/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi dan Kab/Kota
1.2. Sistem Perdesaan Pengembangan sentra produksi pertanian Kep. Madura, Kab. Gresik, Kab. Lamongan,
Kab. Magetan, Kab. Ngawi, Kab. Madiun, Kab. Ponorogo, Kab. Lumajang, Kab. Jember, Kab. Bondowoso, Kab. Banyuwangi, dan Kab. Situbondo
– APBN, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perkebunan
Pengembangan desa mandiri pangan – Pengembangan dan rehabilitasi
infrastruktur pertanian dan pedesaan, melalui perbaikan jaringan irigasi dan jalan usaha tani, pasar tani, serta infrastruktur pedesaan lainnya, seperti transportasi, listrik, air, komunikasi
–
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 48
48
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam, Koperasi dan UMKM
2. Perwujudan Sistem Prasarana 2.1 Sistem Jaringan Transportasi 2.1.1 Sistem Jaringan Transportasi Darat2.1.1.1 Jaringan JalanA. Jalan
Pemantapan jaringan jalan bebas hambatan dalam kota
Simpang Susun (SS) Waru – Bandara Juanda 13,50 km APBN, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Ditjen Bina Marga Dept. PU, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, BPN Provinsi dan Kab/Kota, Jasa Marga
Percepatan penyelesaian pengembangan jaringan jalan bebas hambatan yang strategis
Porong – Gempol (relokasi) –
Penyelesaian pengembangan jaringan jalan bebas hambatan antar kota dan dalam kota
1. Solo – Mantingan 2. Mantingan – Ngawi 3. Ngawi – Kertosono 4. Kertosono – Mojokerto 5. Mojokerto – Surabaya 6. Gempol – Pandaan 7. Pandaan – Malang 8. Gempol – Pasuruan 9. Pasuruan – Probolinggo 10. Probolinggo – Banyuwangi11. Gresik – Tuban12. Tuban – Demak13. Waru (Aloha) – Wonokromo – Tanjung
Perak14. Bandara Juanda – Tanjung Perak
1. 58,00 km2. 27,00 km3. 84,00 km4. 38,00 km5. 37,00 km6. 14,00 km7. 30,00 km8. 32,00 km9. 40,00 km10. 156,00
km 11. –12. –13. 18,40 km14. 23,00 km
APBN, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Ditjen Bina Marga Dept. PU, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, BPN Provinsi dan Kab/Kota, Jasa Marga
Percepatan pengembangan jaringan jalan arteri primer untuk mendukung fungsinya sebagai pengganti ruas jalan arteri primer Surabaya – Sidoarjo – Gempol – Pasuruan
ruas jalan pengganti raya Porong – Ditjen Bina Marga Dept. PU, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, BPN Provinsi dan Kab/Kota Pengembangan jaringan jalan strategis
nasional1. Durenan – Prigi2. Panggul – Prigi – Ngrejo – Batas Kab.
Tulungagung – Pantai Serang – Batas Kab. Blitar – Wonogoro – Sendang Biru – Talok
3. Jarit – Puger – Sumberejo – Glenmore
–
B. Terminal Pengembangan terminal agribisnis di
setiap simpul koleksi dan distribusi untuk pengembangan agropolitan dan agroindustri
1. Sistem Agropolitan Wilis2. Sistem Agropolitan Ijen
2 lokasi APBD Provinsi, dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau
Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 49
49
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5Kerjasama Pendanaan
C. Angkutan Massal Pembangunan dan pengembangan secara
bertahap angkutan massal berbasis jalan sebagai sistem ulang alik dan bagian dari kawasan perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang dalam satu jaringan transportasi massal yang terintegrasi
1. Lawang – Malang – Kepanjen2. Surabaya – Tarik (Sidoarjo)
2 rute APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota
2.1.1.2 Jaringan Kereta Api Pengembangan jalur perkeretaapian
gandaBangil – Pasuruan – Probolinggo – Jember - Banyuwangi
1 rute
Revitalisasi jaringan kereta api di Pulau Madura, dari Bangkalan ke Sumenep, dalam satu jaringan transportasi massal kereta api yang terintegrasi dengan jaringan perkeretaapian di Surabaya
1. Bangkalan – Kamal – Sampang – Pamekasan - Sumenep
2. Waru – Tanjung Perak
2 rute
Optimalisasi konservasi jalur perkeretaapian mati sebagai alternatif jalur kereta api bila jalur Porong ditutup
Sidoarjo – Tulangan – Tarik 1 rute APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, PT. KAI Percepatan pembangunan baru jaringan
jalur KA Porong – Gempol akibat luapan lumpur lapindo
Sidoarjo (Tulangan) – Gunung Gangsir (relokasi)
1 rute
Konservasi jalur perkeretapian mati 1. Panarukan – Situbondo – Bondowoso – Kalisat
2. Madiun – Ponorogo – Slahung
2 rute
Pemantapan prasarana angkutan massal kereta api komuter yang dioperasionalkan saat ini
Surabaya – Porong 1 rute
Pembangunan dan pengembangan secara bertahap angkutan massal berupa kereta api komuter sebagai sistem ulang alik dan bagian dari kawasan perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang dalam satu jaringan transportasi massal yang terintegrasi
1. Surabaya – Mojokerto – Jombang2. Surabaya – Gresik
2 rute
Pembangunan stasiun baru dan pengembangan stasiun yang ada
1. Stasiun Madiun di Kota Madiun2. Stasiun Bangkalan di Kabupaten
Bangkalan3. Stasiun Sampang di Kabupaten Sampang 4. Stasiun Pamekasan di Kabupaten
Pamekasan 5. Stasiun Sumenep di Kabupaten Sumenep
5 lokasi
Pengembangan terminal barang 1. Terminal Barang Pasar Turi di Kota Surabaya
2. Terminal Barang Kalimas di Kota Surabaya
3 lokasi
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 50
50
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 53. Terminal Barang Babat di Kabupaten
Lamongan 2.1.1.3 Jaringan Sungai, Danau, dan
Penyeberangan Pemantapan, pemeliharaan, perbaikan,
dan pembangunan prasarana pelabuhan penyeberangan
1. Bawean di Kabupaten Gresik2. Paciran di Kabupaten Lamongan 3. Kalianget di Kabupaten Sumenep4. P.Raas di Kabupaten Sumenep5. P.Sapeken di Kabupaten Sumenep6. Ketapang di Kabupaten Banyuwangi7. Jangkar di Kabupaten Situbondo8. P.Gili Ketapang di Kabupaten Probolinggo9. Probolinggo di Kota Probolinggo
9 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, PT. Pellindo
2.1.2. Sistem Jaringan Transportasi Laut Pengembangan pelabuhan internasional
hub Tanjung Perak di Kota Surabaya dalam satu sistem dengan rencana pengembangan pelabuhan di Teluk Lamong dan pelabuhan Tanjung Bulupandan
1. Wilayah di antara Teluk Lamong sampai Kabupaten Gresik
2. Tanjung Bulu Pandan di Kabupaten Bangkalan
2 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, PT. Pellindo
Pengembangan pelabuhan internasional 1. Pelabuhan Brondong di Kabupaten Lamongan 2. Pelabuhan Sendangbiru di Kabupaten Malang
2 lokasi
2.1.3 Sistem Jaringan Transportasi Udara Peningkatan bandar udara pusat
penyebaran 1. bandar udara Juanda di Kabupaten
Sidoarjo2. bandar udara Abdurrahman Saleh di
Kabupaten Malang
2 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. Perhubungan, Dinas Perhubungan Provinsi dan Kab/Kota, Angkasa Pura
Pengembangan bandar udara bukan pusat penyebaran
1. bandar udara Blimbingsari di Kabupaten Banyuwangi
2. bandar udara Trunojoyo di Kabupaten Sumenep
3. bandar udara Jember di Kabupaten Jember4. bandar udara P. Bawean di Kabupaten
Gresik
4 lokasi APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Pemantapan dan pengembangan bandar udara khusus
1. bandar udara Pagerungan di Kabupaten Sumenep
2. Kabupaten Pacitan3. Kabupaten Blitar4. Kabupaten Bojonegoro
4 lokasi
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 51
51
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 52.2 Sistem Jaringan Energi
Pengembangan energi panas bumi 1. Telaga Ngebel (Kabupaten Ponorogo),2. Argopuro dan Tiris-G. Lamongan
(Kabupaten Probolinggo)
2 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. ESDM, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota,, PLN
Percepatan pengembangan SUTET terkait dengan pembangkit PLTU IPP Paiton Expansion (1x800 MW)
SUTET Paiton-Grati Sirkit 3 1 lokasi
Pengembangkan pembangkit untuk peningkatan kapasitas tenaga listrik di Jawa Bali (termasuk Pulau Madura)
1. Grindulu PS (4x250MW)2. PLTU Tanjung Awar-Awar (2x300MW)3. PLTU Jatim Selatan (2x315MW)4. PLTU Paiton Baru (1x660MW)5. Madura (2x100 MW)
5 lokasi
Percepatan penyelesaian SUTET Grati-Surabaya Selatan 1 lokasi2.3 Sistem Jaringan Telekomunikasi
Optimalisasi, rehabilitasi dan pengembangan jaringan telekomunikasi yang melintasi pusat pertumbuhan wilayah
Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang
– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Depkominfo, Dinas Informasi dan Komunikasi, PT. Telkom
Peningkatan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi hingga pelosok perdesaan melalui pelaksanaan konsep desa berdering (ringing village) dan desa pintar (smart village)
Kawasan perdesaan di seluruh kab –
Pengembangan dan peningkatan jaringan telematika di daerah terpencil
wilayah kepulauan dan pulau-pulau kecil yang terpencil dan terisolir di seluruh kab
–
2.4 Sistem Jaringan Sumber Daya Air Optimalisasi pengembangan jaringan
irigasi primer 1. Jaringan irigasi Bondoyudo2. Jaringan irigasi Rondoningo3. Jaringan irigasi Mrican4. Jaringan irigasi Lodoyo
4 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dinas PU Cipta karya dan Pengairan Provinsi dan Kab/Kota, PDAM, Jasa Tirta
Optimalisasi pengembangan jaringan air baku untuk industri
1. Jaringan Telaga Sarangan - Magetan 2. Jaringan irigasi Delta Brantas3. Sumber mata air Umbulan4. Pengambilan air tanah dalam untuk
kebutuhan kawasan industri di PIER (Pasuruan), Ngoro (Mojokerto), dan Paiton (Probolinggo)
4 lokasi
Optimalisasi pengembangan jaringan air baku untuk air minum regional
1. Sumber mata air Umbulan untuk Kabupaten dan Kota Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya dan Gresik
2. Wendit untuk Kota dan Kabupaten Malang, Sumber Brantas dan Banyuning untuk Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kota Malang
3. Penjernihan air Jagir di Wonokromo
3 lokasi
Optimalisasi pengembangan jaringan pengendali banjir
1. Waduk Widas di Kabupaten Madiun2. Bozem di Surabaya dan Madiun3. Waduk penampung banjir Jabung/Jabung
retarding basin di Kali Lamongan4. Pemenuhan air baku floodway sedayu
lawas – babat barrage – jabung retarding
4 lokasi
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 52
52
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5basin, sembayat barrage, bojonegoro barrage, waduk tawun di Kabupaten Bojonegoro
2.5 Sistem Prasarana Wilayah Lainnya Perencanaan, persiapan, dan
pembangunan kawasan pengelolaan sampah dan limbah terpadu
Kabupaten Gresik 1 lokasi APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Persampahan dan pertamanan Pengelolaan dan penanggulangan
masalah sampah terutama di wilayah perkotaan
Kawasan Perkotaan Gerbangkertosusila dan Malang
2 lokasi
Perencanaan pengelolaan secara regional dan terpadu di 8 wilayah
1. Greater Surabaya (Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik)
2. Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu, dan Kab. Malang)
3. Mojokerto (Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto)
4. Madiun (Kota Madiun dan Kabupaten Madiun)
5. Kediri (Kota Kediri dan Kabupaten Kediri)6. Blitar (Kota Blitar dan Kabupaten Blitar)7. Pasuruan (Kota Pasuruan dan Kabupaten
Pasuruan)8. Probolinggo (Kota Probolinggo dan
Kabupaten Probolinggo)
8 lokasi
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5B Perwujudan Pola Ruang
1 Perwujudan Kawasan Lindung1.1 Hutan Lindung
Penetapan sistem deliniasi persebaran hutan lindung
Pada seluruh kawasan hutan lindung di wilayah Provinsi Jawa Timur yang berada pada batas administrasi kabupaten/kota:1) Kota Batu; 2) Kota Kediri;3) Bangkalan; 4) Banyuwangi; 5) Blitar; 6) Bojonegoro;7) Bondowoso; 8) Jember; 9) Jombang; 10) Kediri; 11) Gresik;12) Lamongan;
30 wilayah kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Perhutani
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 53
53
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 513) Lumajang; 14) Madiun; 15) Malang; 16) Magetan; 17) Mojokerto; 18) Nganjuk;19) Ngawi;20) Pacitan; 21) Pamekasan; 22) Pasuruan; 23) Ponorogo; 24) Probolinggo; 25) Sampang; 26) Situbondo; 27) Sumenep; 28) Tuban; 29) Trenggalek; dan 30) Tulungagung.
Penetapan wilayah prioritas rehabilitasi hutan
1.2 Kawasan Perlindungan Setempat
1.2.1 Sempadan Pantai
Memantapkan kawasan lindung di daratan untuk menunjang kawasan lindung pantai
Kawasan pesisir sepanjang pantai di wilayah Jawa Timur baik yang berbatasan dengan Laut Jawa, Selat Bali maupun Samudera Hindia dan di kawasan kepulauan, meliputi wilayah kabupaten/kota:1) Kabupaten Pacitan2) Kabupaten Trenggalek3) Kabupaten Tulungagung4) Kabupaten Blitar5) Kabupaten Malang6) Kabupaten Lumajang7) Kabupaten Jember8) Kabupaten Banyuwangi9) Kabupaten Situbondo10) Kabupaten Probolinggo11) Kabupaten Pasuruan12) Kota Pasuruan13) Kabupaten Sidoarjo14) Kota Surabaya15) Kabupaten Gresik16) Kabupaten Lamongan17) Kabupaten Tuban18) Kabupaten Bangkalan19) Kabupaten Sampang20) Kabupaten Pamekasan21) Kabupaten Sumenep
21 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Dinas PU Pengairan
Pengendalian kegiatan budidaya di kawasan pantai
1.2.2 Sempadan Sungai
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 54
54
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5
Penetapan delineasi kawasan sempadan sungai
Sepanjang aliran sungai di Jawa Timur
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas PU Pengairan
Penertiban kawasan bantaran sungai
1.2.3 Kawasan sekitar mata air
Penetapan dan/atau pertegasan batas lapangan kawasan perlindungan sekitar mata air
Sekitar mata air di Jawa Timur
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan, Perhutani dan Dinas PU Pengairan
Pembatasan kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan kawasan sekitar mata air
1.3 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya1.3.1 Kawasan suaka margasatwa
Merehabilitasi suaka marga satwa 1) Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang
terletak di Kecamatan Krucil, Sumber Malang, Panti dan Sukorambi, Kabupaten Situbondo, Bondowoso, Probolinggo dan Jember.
2) Suaka Margasatwa Pulau Bawean terletak di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik.
2 lokasi
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Konservasi sumberdaya hutan, flora-fauna
serta ekosistemnya
1.3.2 Kawasan cagar alam Merehabilitasi cagar alam 1) Besowo Gadungan di Kabupaten Kediri;
2) Cagar Alam Ceding di Kabupaten Bondowoso;
3) Cagar Alam Watangan Puger I di Kabupaten Jember;
4) Cagar Alam Sungai Kolbu di Kabupaten Probolinggo;
5) Curah Manis I – VIII di Kabupaten Jember;6) Gunung Abang di Kabupaten Pasuruan;7) Guwo Lowo/Nglirip di Kabupaten Tuban;8) Gunung Picis di Kabupaten Ponorogo;9) Gunung Sigogor di Kabupaten Ponorogo;10) Kawah Ijen Merapi Ungup - Ungup di
Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi;
11) Manggis Gadungan di Kabupaten Kediri;
18 lokasi APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 55
55
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 512) Nusa Barong di Kabupaten Jember;13) Pulau Bawean di Kabupaten Gresik;14) Pulau Noko dan Pulau Nusa di
Kabupaten Gresik;15) Pulau Saobi di Kepulauan Kangean
Kabupaten Sumenep;16) Pulau Sempu di Kabupaten Malang;17) Rogojampi II di Kabupaten
Banyuwangi; dan18) Pancuran Ijen I dan II di Kabupaten
Bondowoso.1.3.3 Kawasan hutan
bakau/mangrove
Rehabilitasi ekosistem dan habitat yang rusak di kawasan hutan, pesisir (terumbu karang, mangrove, padang lamun, dan estuaria), perairan, bekas kawasan pertambangan
Sepanjang pantai Utara, pantai Timur dan Pantai Selatan Jawa Timur serta wilayah pesisir kepulauan
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
1.3.4 Taman Nasional
Pemantapan fungsi kawasan lindung termasuk pengembangan flora fauna khas
1) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang berada di wilayah Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang;
2) Taman Nasional Baluran yang terletak di Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo dan Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi;
3) Taman Nasional Meru Betiri yang terletak di perbatasan Jember dan Banyuwangi Selatan; dan
4) Taman Nasional Alas Purwo di Kecamatan Tegal Dlimo, Bayuwangi Selatan.
4 lokasi
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
1.3.5 Taman Hutan Raya
Pemantapan dan rehabilitasi fungsi taman hutan raya
Taman Hutan Raya R. Soeryo di Kabupaten Mojokerto, Pasuruan, Malang, Jombang dan Kota Batu Propinsi Jawa Timur
1 lokasi
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
1.3.6 Taman Wisata Alam
Pemantapan dan rehabilitasi fungsi taman wisata alam
1) Taman Wisata Tretes di Kabupaten Pasuruan;
2) Taman Wisata Gunung Baung di Kabupaten 3 lokasi
APBN, APBD Propinsi,
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kehutanan dan Dinas
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 56
56
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5
Pasuruan; dan 3) Taman Wisata Kawah Ijen di Kabupaten
Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi
investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Kebudayaan dan Pariwisata
1.3.7 Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
Pemeliharaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
1) Lingkungan non bangunan:a) Monumen keganasan PKI di Kabupaten
Madiun;b) Monumen Trisula di Kabupaten Blitar;c) Petilasan Sri Aji Joyoboyo di Kabupaten
Kediri;d) Petilasan Gunung Kawi Kabupaten
Malang; dane) Situs Purbakala Trinil di Kabupaten
Ngawi.
2) Lingkungan bangunan non gedung:a) Arca Totok Kerot di Kabupaten Kediri;b) Candi Penataran dan Candi Simping di
Kabupaten Blitar;c) Candi Singosari, Candi Jago, Candi Kidal,
Candi Badut di Kabupaten Malang;d) Candi Jawi di Kabupaten Pasuruan;e) Candi Cungkup, Makam Gayatri di
Kabupaten Tulungagung; f) Candi Dadi di Kabupaten Tulungagung;g) Candi Jolotundo di Kabupaten Mojokerto; h) Makam Asta Tinggi di Kabupaten
Sumenepi) Makam Sunan Ampel di Kota Surabaya;j) Kompleks Makam KH. Hasyim Asy’ari,
KH. Wachid Hasyim dan Makam Sayyid Sulaiman di Kabupaten Jombang;
k) Makam Batu Ampar di Kabupaten Pameksan;
l) Makam Syaikhul Khalil dan Pesarean Air mata Ibu Kabupaten Bangkalan;
m) Makam Maulana Malik Ibrahim, Makam Sunan Giri (Giri Kedaton), Makam Fatimah Binti Maimun, Makam Kanjeng Sepuh dan Kawasan Gunung Surowiti di Kabupaten Gresik;
n) Makam Sunan Drajat di Kabupaten Lamongan;
o) Makam Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo;
p) Makam Sunan Bonang di Kabupaten Tuban;
32 lokasi APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 57
57
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5q) Recolanang di Kabupaten Mojokerto;r) Situs Sarchopagus dan Megalith di
Kabupaten Bondowoso; dan s) Kawasan Trowulan di Kabupaten
Mojokerto.
3) Lingkungan bangunan gedung dan halamannya:a) Pelestarian bangunan bersejarah dan
cagar budaya Kota Surabaya;b) Benteng Pendem Van den Bosch di
Kabupaten Ngawi;c) Pelestarian bangunan Pabrik Gula di
Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang;
d) Makam Proklamator, Museum Bung Karno dan Petilasan Aryo Blitar di Kota Blitar.
e) Monumen PETA (Suprijadi) di Kota Blitar.1.4 Kawasan Rawan Bencana Alam
1.4.1 Kawasan rawan longsor
Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya
Kawasan rawan longsor di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di wilayah kabupaten:1) Kabupaten Ngawi;2) Kabupaten Tuban;3) Kabupaten Bojonegoro;4) Kabupaten Magetan;5) Kabupaten Madiun;6) Kabupaten Nganjuk;7) Kabupaten Ponorogo;8) Kabupaten Pacitan;9) Kabupaten Trenggalek;10) Kabupaten Kediri;11) Kabupaten Tulungagung;12) Kabupaten Blitar;13) Kabupaten Malang;14) Kabupaten Lumajang;15) Kabupaten Pasuruan;16) Kabupaten Probolinggo;17) Kabupaten Jember;18) Kabupaten Situbondo;19) Kabupaten Bondowoso; dan20) Kabupaten Banyuwangi.
20 kabupaten
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan
Pemantapan dan penanggulangan bencana longsor
1.4.2 Kawasan Rawan Gelombang Pasang
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 58
58
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5
Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya
Kawasan pesisir sepanjang pantai di wilayah Jawa Timur baik yang berbatasan dengan Laut Jawa, Selat Bali maupun Samudera Hindia dan di kawasan kepulauan, meliputi wilayah kabupaten/kota:1) Kabupaten Pacitan2) Kabupaten Trenggalek3) Kabupaten Tulungagung4) Kabupaten Blitar5) Kabupaten Malang6) Kabupaten Lumajang7) Kabupaten Jember8) Kabupaten Banyuwangi9) Kabupaten Situbondo10) Kabupaten Probolinggo11) Kabupaten Pasuruan12) Kota Pasuruan13) Kabupaten Sidoarjo14) Kota Surabaya15) Kabupaten Gresik16) Kabupaten Lamongan17) Kabupaten Tuban18) Kabupaten Bangkalan19) Kabupaten Sampang20) Kabupaten Pamekasan21) Kabupaten Sumenep
21 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan
Pemantapan strategi mitigasi bencana gelombang pasang
1.4.3 Kawasan rawan banjir
Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya
Kawasan rawan banjir di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten/kota:1) Kabupaten Gresik;2) Kabupaten Bojonegoro;3) Kabupaten Nganjuk;4) Kabupaten Ngawi;5) Kabupaten Magetan;6) Kabupaten Madiun7) Kabupaten Pacitan;8) Kabupaten Trenggalek;9) Kabupaten Tulungagung;10) Kabupaten Blitar;11) Kabupaten Kediri;12) Kabupaten Malang;13) Kabupaten Mojokerto;14) Kabupaten Jombang;
30 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 59
59
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5
Pemantapan strategi mitigasi bencana
1.5 Kawasan Lindung Geologi1.5.1 Kawasan Cagar Alam
Geologi1.5.1.1Kawasan Rawan Bencana
Alam Geologi
Penetapan zona-zona bahaya dan tingkatannya
1) Kawasan rawan letusan gunung berapi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :a) Kawasan sekitar Gunung Ijen;b) Kawasan sekitar Gunung Semeru;c) Kawasan sekitar Gunung Bromo;d) Kawasan sekitar Gunung Lamongan;e) Kawasan sekitar Gunung Arjuno-
Welirang;f) Kawasan sekitar Gunung Kelud; dang) Kawasan sekitar Gunung Raung.
2) Kawasan rawan gempa bumi berada di wilayah:a) Kabupaten Ngawi;b) Kabupaten Magetan;c) Kabupaten Madiun;d) Kabupaten Ponorogo;e) Kabupaten Nganjuk;f) Kabupaten Kediri;g) Kabupaten Jombang;h) Kabupaten Mojokerto;i) Kabupaten Blitar;j) Kabupaten Malang;k) Kabupaten Pasuruan
7 lokasi dan 13 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Penanggulangan Bencana, Dinas Kehutanan, Dinas PU Pengairan
Pemantapan strategi mitigasi bencana
1.6 Kawasan Lindung Lainnya
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 60
60
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5
Penetapan delineasi kawasan lindung lainnya untuk perlindungan terumbu karang
Kawasan terumbu karang yang tersebar di kabupaten:1) Kabupaten Probolinggo2) Kabupaten Situbondo3) Kabupaten Banyuwangi4) Kabupaten Jember5) Kabupaten Malang 6) Kabupaten Pacitan
6 kabupaten
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan Disbudpar Perencanaan kawasan hulu supaya jernih
dan mengurangi sedimentasi akibat pencemaran dan perusakan lingkungan
2 Perwujudan Kawasan Budidaya
2.1 Kawasan Hutan Produksi
Penetapan delineasi kawasan hutan produksi
Kawasan hutan produksi di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten/kota:1) Kota Batu; 2) Kabupaten Bangkalan; 3) Kabupaten Banyuwangi; 4) Kabupaten Blitar; 5) Kabupaten Bojonegoro;6) Kabupaten Bondowoso; 7) Kabupaten Jember; 8) Kabupaten Jombang; 9) Kabupaten Kediri; 10) Kota Kediri;11) Kabupaten Gresik;12) Kabupaten Lamongan; 13) Kabupaten Lumajang; 14) Kabupaten Madiun; 15) Kabupaten Malang; 16) Kabupaten Magetan; 17) Kabupaten Mojokerto; 18) Kabupaten Nganjuk;19) Kabupaten Ngawi;20) Kabupaten Pacitan; 21) Kabupaten Pamekasan; 22) Kabupaten Pasuruan; 23) Kabupaten Ponorogo; 24) Kabupaten Probolinggo; 25) Kabupaten Sampang; 26) Kabupaten Situbondo; 27) Kabupaten Sumenep; 28) Kabupaten Tuban; 29) Kabupaten Trenggalek; dan 30) Kabupaten Tulungagung.
30 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Dinas Kehutanan, Perhutani
Pengembangan hutan tanaman industri, terutama pada kawasan hutan non-produktif, termasuk kemudahan perijinan usaha dan permodalan/pinjaman
2.2 Kawasan hutan rakyat
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 61
61
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5
Identifikasi, deliniasi dan penetapan kawasan hutan rakyat
Rencana kawasan hutan rakyat di Jawa Timur, berada di wilayah:1) Kabupaten Bangkalan;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Blitar;4) Kabupaten Bojonegoro;5) Kabupaten Bondowoso;6) Kabupaten Gresik;7) Kabupaten Jember;8) Kabupaten Jombang;9) Kabupaten Kediri;10) Kota Batu; 11) Kota Pasuruan;12) Kabupaten Lamongan; 13) Kabupaten Lumajang; 14) Kabupaten Madiun; 15) Kabupaten Magetan; 16) Kabupaten Malang; 17) Kabupaten Mojokerto; 18) Kabupaten Nganjuk;19) Kabupaten Ngawi;20) Kabupaten Pacitan; 21) Kabupaten Pamekasan; 22) Kabupaten Pasuruan; 23) Kabupaten Ponorogo; 24) Kabupaten Probolinggo; 25) Kabupaten Sampang; 26) Kabupaten Sidoarjo;27) Kabupaten Situbondo; 28) Kabupaten Sumenep;29) Kabupaten Trenggalek;30) Kabupaten Tuban; dan31) Kabupaten Tulungagung.
31 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Dinas Kehutanan
Perencanaan pemanfaatan hutan rakyat dan penetapan peraturan pemanfaatan hutan rakyat
2.3 Kawasan peruntukkan pertanian2.3.1 Kawasan pertanian lahan
basah
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 62
62
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5
Delineasi dan penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan
Kawasan pertanian di wilayah Provinsi Jawa Timur direncanakan di untuk dikembangkan di kabupaten: 1) Kabupaten Tuban;2) Kabupaten Bojonegoro;3) Kabupaten Lamongan;4) Kabupaten Gresik;5) Kabupaten Ngawi;6) Kabupaten Magetan;7) Kabupaten Madiun;8) Kabupaten Nganjuk;9) Kabupaten Jombang;10) Kabupaten Mojokerto;11) Kabupaten Sidoarjo;12) Kabupaten Bangkalan;13) Kabupaten Pasuruan;14) Kabupaten Pacitan;15) Kabupaten Ponorogo;16) Kabupaten Trenggalek;17) Kabupaten Tulungagung;18) Kabupaten Blitar;19) Kabupaten Kediri;20) Kabupaten Malang;21) Kabupaten Lumajang;22) Kabupaten Probolinggo;23) Kabupaten Situbondo;24) Kabupaten Bondowoso;25) Kabupaten Jember;26) Kabupaten Banyuwangi;27) Kabupaten Sampang;28) Kabupaten Pamekasan; dan 29) Kabupaten Sumenep.
29 kabupaten
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas Pertanian
Pengembangan kawasan pertanian di perdesaaan
2.3.2 Kawasan pertanian lahan kering dan hortikultura
Pengembangan kawasan pertanian lahan kering
Di seluruh kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Timur
38 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan
2.4 Kawasan Peruntukkan Perkebunan Pengembangan kawasan perkebunan
pendukung kawasan strategis agropolitanPengembangan kawasan perkebunan di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Kabupaten Pacitan;2) Kabupaten Trenggalek;3) Kabupaten Tulungagung;4) Kabupaten Ponorogo;
24 kabupaten APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama
Bappeda Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 63
63
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 55) Kabupaten Magetan;6) Kabupaten Ngawi;7) Kabupaten Madiun;8) Kabupaten Nganjuk;9) Kabupaten Jombang;10) Kabupaten Gresik;11) Kabupaten Bojonegoro;12) Kabupaten Tuban;13) Kabupaten Lamongan;14) Kabupaten Kediri;15) Kabupaten Blitar;16) Kabupaten Malang;17) Kabupaten Pasuruan;18) Kabupaten Probolinggo;19) Kabupaten Lumajang;20) Kabupaten Jember;21) Kabupaten Bondowoso;22) Kabupaten Situbondo;23) Kabupaten Banyuwangi; dan24) Kabupaten Bangkalan.
pendanaan
2.5 Kawasan Peruntukkan Peternakan
Pengembangan sentra peternakan pendukung agropolitan.
Pengembangan kawasan peternakan di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Sentra peternakan ternak besar berada di
wilayah: Kabupaten Blitar, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Jember, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Tuban; dan
2) Sentra peternakan ternak kecil terletak di seluruh Kabupaten di Jawa Timur.
3) Sentra peternakan unggas terletak di Kabupaten Blitar, Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Tulungagung.
3 sentra peternakan di 38 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda Provinsi Jawa Timur dan Dinas Peternakan
2.6 Kawasan peruntukkan perikanan
Pengembangan sentra perikanan dan minapolitan
Pengembangan kawasan perikanan di wilayah Provinsi Jawa Timur berada di kabupaten:1) Pengembangan minapolitan di Muncar
Kabupaten Banyuwangi, Mayangan Kota Probolinggo, Sendang Biru Kabupaten Malang dan Tamperan Kabupaten Pacitan;
11 kabupaten
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau
Bappeda, Dinas Kelautan dan Perikanan
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 64
64
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 52) Pengembangan Komoditi Utama Perikanan
di Pantai Selatan meliputi Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Sendangbiru Kabupaten Malang dan Puger Kabupaten Jember dan kawasan potensial lainnya meliputi Ujungpangkah Kabupaten Gresik, Brondong Kabupaten Lamongan, Pondokmimbo Kabupaten Situbondo, Bulu Kabupaten Tuban dan Pasongsongan Kabupaten Sumenep
3) Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) meliputi Prigi di Kabupaten Trenggalek, dan Brondong di Kabupaten Lamongan;
4) Pelabuhan erikanan Pantai (PPP) di Muncar
kerjasama pendanaan
2.7 Kawasan peruntukkan pertambangan2.7.1 Kawasan pertambangan
mineral
Pengembangan kawasan pertambangan mineral dan batubara berdasarkan potensi bahan galian, kondisi geologi dan geohidrologi dengan prinsip kelestarian lingkungan
Pertambangan mineral logam terdapat di:1) Kabupaten Blitar;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Jember;4) Kabupaten Lumajang;5) Kabupaten Malang;6) Kabupaten Pacitan;7) Kabupaten Ponorogo;8) Kabupaten Trenggalek; dan 9) Kabupaten Tulungagung.
Pertambangan mineral non logam terdapat di:1) Kabupaten Blitar;2) Kabupaten Banyuwangi;3) Kabupaten Jember;4) Kabupaten Lumajang;5) Kabupaten Malang;6) Kabupaten Pacitan;7) Kabupaten Ponorogo;8) Kabupaten Trenggalek;9) Kabupaten Tulungagung; 10) Kabupaten Bojonegoro;11) Kabupaten Bondowoso;12) Kabupaten Gresik; 13) Kabupaten Lamongan;
29 kabupaten
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda, Dinas ESDM
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 65
65
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 514) Kabupaten Tuban;15) Kabupaten Jombang;16) Kabupaten Kediri;17) Kabupaten Mojokerto; 18) Kabupaten Madiun;19) Kabupaten Magetan;20) Kabupaten Nganjuk;21) Kabupaten Ngawi;22) Kabupaten Pasuruan;23) Kabupaten Probolinggo;24) Kabupaten Situbondo;25) Kabupaten Sidoarjo; 26) Kabupaten Sumenep;27) Kabupaten Bangkalan;28) Kabupaten Pamekasan; dan29) Kabupaten Sampang.
Pertambangan batubara terdapat di:10) Kabupaten Blitar;11) Kabupaten Banyuwangi;12) Kabupaten Jember;13) Kabupaten Lumajang;14) Kabupaten Malang;15) Kabupaten Pacitan;16) Kabupaten Ponorogo;17) Kabupaten Trenggalek; dan 18) Kabupaten Tulungagung.
Penetapan wilayah prioritas rehabilitasi pertambangan
2.7.2 Kawasan pertambangan minyak dan gas bumi
Pengembangan kawasan pertambangan minyak dan gas bumi
1) Kabupaten Bojonegoro;2) Kabupaten Gresik;3) Kabupaten Sumenep;4) Kabupaten Tuban;5) Kabupaten Bangkalan;6) Kabupaten Lamongan;7) Kabupaten Sampang;8) Kabupaten Pamekasan;9) Kabupaten Sidoarjo;10) Kabupaten Jombang;11) Kabupaten Nganjuk;12) Kabupaten Ngawi;13) Kabupaten Mojokerto;14) Kota Surabaya;15) Kabupaten Pasuruan;16) Kabupaten Probolinggo;17) Kabupaten Situbondo; dan18) Kabupaten Tulungagung
18 kabupaten
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda, Dinas ESDM
Pengembangan pemanfaatan dan konservasi air bawah tanah Di seluruh area pertambangan
2.8 Kawasan peruntukkan industri2.8.1 Kawasan peruntukkan
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 66
66
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5industri
Delineasi dan penetapan kawasan peruntukkan industri
1) Kab. Bangkalan;2) Kab. Banyuwangi; 3) Kab. Blitar; 4) Kab. Bojonegoro;5) Kab. Bondowoso;6) Kab. Gresik;7) Kab. Jember; 8) Kab. Jombang; 9) Kab. Kediri;10) Kab. Lamongan;11) Kab. Lumajang;12) Kab. Madiun;13) Kab. Magetan;14) Kab. Malang;15) Kab. Mojokerto;16) Kab. Nganjuk;17) Kab. Ngawi;18) Kab. Pacitan;19) Kab. Pamekasan;20) Kab. Pasuruan; 21) Kab. Ponorogo;22) Kab. Probolinggo;23) Kab. Sampang;24) Kab. Sidoarjo;25) Kab. Situbondo;26) Kab. Sumenep;27) Kab. Trenggalek;28) Kab. Tuban;29) Kab. Tulungagung;30) Kota Batu;31) Kota Blitar;32) Kota Kediri;33) Kota Madiun;34) Kota Malang;35) Kota Mojokerto;36) Kota Pasuruan;37) Kota Probolinggo; dan38) Kota Surabaya.
38 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Perencanaan kawasan peruntukkan industri
2.8.2 Kawasan industri
Perencanaan kawasan industri
1) Kabupaten Bangkalan;2) Kabupaten Sidoarjo;3) Kabupaten Tuban;4) Kawasan Industri Malang dan singosari,
lawang dan sendang bitu di Kabupaten Malang; dan
5) Kota Madiun.
5 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Pengembangan kawasan industri 1) Kabupaten Gresik;2) Kabupaten Lamongan; 3 kabupaten
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 67
67
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 53) Kawasan Industri Jetis (Jetis Industrial
Park) dan Kawasan Industri Mojoanyar (Mojoanyar Industrial Park) di Kabupaten Mojokerto;
2.9 Kawasan peruntukkan wisata
Perencanaan kawasan wisata dan pemanfaatannya
Seluruh kawasan tujuan wisata di Jawa Timur
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengembangan kawasan wisata
2.10 Kawasan peruntukkan permukiman
Relokasi pemukiman yang terkena dan/atau rawan bencana alam Di seluruh kabupaten/kota
38 kabupaten/kota
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama pendanaan
Bappeda, Dinas PU Cipta Karya
Pengembangan rusun di kawasan perkotaan Kawasan Gerbangkertosusila Kawasan perkotaan lain
14 kabupaten/kota
2.11 Kawasan andalan
Perencanaan kawasan andalan di provinsi jawa timur
1) Kawasan Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan
2) Kawasan Malang dan sekitarnya3) Kawasan Probolinggo-Pasuruan, Lumajang4) Kawasan Tuban-Bojonegoro5) Kawasan Kediri-Tulungagung-Blitar6) Kawasan Situbondo-Bondowoso-Jember7) Kawasan Madiun dan sekitarnya8) Kawasan Banyuwangi dan sekitarnya9) Kawasan Madura dan Kepulauan10) Kawasan Andalan Laut, Madura, dan
sekitarnya
10 kawasan andalan di Jawa Timur
APBN,APBD Provinsi dan swasta
Bappeda Provinsi Jawa Timur
Pengembangan kawasan andalan di provinsi jawa timur sesuai sektor unggulannya
3 Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Pengembangan kota-kota pesisir di Kepulauan Provinsi Jawa Timur. Seluruh kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
di Provinsi Jawa Timur
APBN, APBD Propinsi, investasi swasta, dan/atau kerjasama
Dinas Kelautan dan Perikanan
Peningkatan konservasi kawasan pesisir dan pulau-pulai kecil yang menjadi fungsi
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 68
68
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I (Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5perlindungan, baik perlindungan bagi kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, maupun cagar alam;
pendanaan
Pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I(Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5C. Perwujudan Kawasan Strategis Provinsi1. Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan
Ekonomi1. Perencanaan dan pengembangan zonasi di
kawasan high tech industrial park berupa : zona pengembangan industri utama, zona pengembangan research, zona pendidikan tinggi, zona multimedia.
Kota Surabaya dan Kab. Sidoarjo – APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam
2. Perencanaan dan Pengembangan zonasi di Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU) berupa zona pengembangan pelabuhan utama, zona pengembangan logistik dan perdagangan, zona industri pengolahan.
LIS (Lamongan Integrated Shorebase) di Kab. Lamongan dan Kawasan Ekonomi di Kab. Malang
– Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam
3. Perencanaan dan pengembangan zonasi di kawasan koridor metropolitan, berupa zona pusat pertumbuhan, zona penyangga, dan zona wilayah pelayanan.
Kab. Bangkalan, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Pasuruan, Kab. Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.
– Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam.
4. Perencanaan dan pengembangan zonasi di kawasan agropolitan berupa zona pusat produksi, zona pusat industri pengolahan, zona
Kab. Ngawi, Kota/Kab. Madiun, Kab. Magetan, Kab. Ponorogo, Kab. Malang, Kab. Lumajang, Kab. Probolinggo, Kab. Pasuruan, Kab.
– Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 69
69
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I(Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5
pusat koleksi dan distribusi. Sidoarjo, Kab Jember, Kab. Banyuwangi, Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo, Kep. Madura, Kota Surabaya, Kab. Gresik, dan Kab. Lamongan.
Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Pertanian Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perkebunan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Bapepam, Koperasi dan UMKM, BRI dan Perbankan/Perkreditan.
5. Perencanaan dan pengembangan zonasi Kawasan Ekonomi Unggulan (KEU) berupa zona inti produksi, zona koleksi, zona outlet, zona pelayanan, zona penyangga, zona terpengaruh.
Kab. Sidoarjo – Dept. PU, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Bina Marga Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota Bapepam, Koperasi dan UMKM
Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi (kawasan tertinggal)
1. Pengembangan potensi-potensi ekonomi lokal seperti kerajinan rakyat, kebudayaan rakyat, pertanian rakyat di kawasan tertinggal dll.
Kep. Madura, Kab. Tuban, Kab. Bojonegoro, Kab. Pacitan, Kab. Probolinggo, Kab Bondowoso, dan Kab. Jombang
– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. PU, Dept. PDT Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Dinas PDT Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota
2. Pengembangan aksesibilitas atau pembukaan isolasi daerah tertinggal dengan pembukaan pelabuhan, fasilitas penyeberangan, jaringan darat, dll.
–
3. Pengembangan pelayanan utilitas dasar di kawasan tertinggal dengan subsidi dan insentif dari pemerintah
–
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya1. Penataan kawasan dengan optimasi nilai
pengalaman budaya dan penonjolan nilai sejarah
Kab. Mojokerto, Kab. Pasuruan, Kab. Lumajang, Kab. Malang, Kab. Situbondo, Kab. Bondowoso, dan Kab. Banyuwangi
– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta,
Dept. PU, Dept. Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas PU Cipta Karya Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kebudayaan
2. Pelestarian dan aktualisasi aset dan adat budaya daerah
–
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 70
70
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
No. Program Utama Lokasi Besaran Sumber Dana Instansi Pelaksana
Waktu Pelaksanaan PJM I(Tahun 2010-2014)
1 2 3 4 5dan/atau Kerjasama Pendanaan
dan Pariwisata Provinsi dan Kab/Kota
3. Penyusunan zoning regulation kawasan –
3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan SDA dan/atau teknologi tinggi
1. Pengembangan dan optimasi energi panas bumi Ngebel di Kabupaten Ponorogo, Belawan Ijen di Kabupaten Bondowoso, dan Dataran Tinggi Yang di Kabupaten Probolinggo.
– APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. PU, Dept. ESDM, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, PLN
2. Pengembangan dan pengendalian kawasan pembangkit PLTG, PLTU, dan PLTD
Paiton di Probolinggo/Situbondo, Singosari di Gresik, Lekok di Pasuruan, Jenu dan Tanjung Awor-awor di Tuban, dan Ngadirojo di Pacitan
–Dept. PU, Dept. ESDM, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas ESDM Provinsi dan Kab/Kota, PLN, Pertamina
3. Pengembangan dan pengendalian kawasan pertambangan minyak dan gas bumi
Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya
–
4. Pengembangan program kegiatan ekonomi penunjang atau turunan dari kegiatan ekonomi utama di kawasan SDA/teknologi tinggi
Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya, Probolinggo, Situbondo, Pasuruan.
–
5. Pengembangan perencananaan peraturan zonasi kawasan
Sidoarjo dan sekitarnya, Gresik dan sekitarnya, Tuban dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, Bojonegoro dan sekitarnya, Sumenep dan sekitarnya
–
4. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan1. Pengembangan daya dukung dan daya tampung
lingkungan di kawasan perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup.
DAS Sampean – APBN, APBD Provinsi dan Kab/Kota, Investasi Swasta, dan/atau Kerjasama Pendanaan
Dept. PU, Dept Kehutanan, Dept Kelautan dan Perikanan, Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi dan Kab/Kota, Bapeda Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kehutanan Provinsi dan Kab/Kota, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan Kab/kota, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi dan Kab/kota, Dinas SDA Provinsi dan Kab/kota
2. Perlindungan sumber daya alam dari pemanfaatan yang eksploitatif dan tidak terkendali
–
3. Pengembangan pelestarian flora, fauna, dan ekosistem unik kawasan
–
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 71
71
NA S K A H KA J I A N AK A D E M I S
RENCANA TATA RUANG WILAYAHP R O V I N S I J A W A T I M U R VI - 72
72
Recommended