View
57
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
PERHITUNGAN BIAYA UNTUK PRODUK BERSAMA (JOINT PRODUCT) DAN PRODUK SAMPINGAN (BY PRODUCT)
Sumber: Buku Akuntansi Biaya karangan Carter; Firdaus AD dan Wasilah
Pendahuluan
Dalam proses atau serangkaian proses yang sama biasanya dapat dihasilkan dua kelompok produk yaitu produk bersama (gabungan) dan produk sampingan. Contohnya perusahaan dalam industri minyak yang menyuling minyak, perusahaan dalam bidang industri kimia, pertambangan, pertanian, perikanan, makanan dll.
Dalam perusahaan yang menghasilkan dua produk atau lebih secara bersamaan (simultan) dalam suatu proses atau serangkaian proses, penentuan biaya (harga pokok) merupakan hal yang rumit. Bahan baku dimasukkan dalam proses produksi, dan biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik akan terjadi dan dibebankan selama periode menjelang waktu atau titik pisah. Biaya-biaya tersebut diperlukan untuk menghasilkan beberapa produk yang berbeda. Biasanya beberapa biaya juga terjadi setelah titik pisah, dimana biaya-biaya ini memberikan manfaat untuk dua atau lebih produk.
Permasalahannya adalah bagaimana biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik dapat dialokasikan kepada produk-produk tersebut pada titik pisah. Produk sampingan dan produk gabungan sulit dihitung biayanya karena biaya bersama yang sesungguhnya tidak dapat dibagi. Biaya yang diakumulasikan sebelum titik pisah batas harus ditanggung oleh masing-masing produk berdasarkan selisih antara harga jual dengan biaya untuk untuk menyelesaikan dan menjual setiap unit produk setelah titik pisah.
Oleh karena tidak dapat dibaginya biaya bersama maka untuk menentukan biaya per unit dari produk bersama digunakanlah metode alokasi yang bersifat arbitrasi.
Pengertian dan Karakteristik
Beberapa definisi dikemukakan sebagai berikut:1. Produk bersama/gabungan (joint product)
Produk bersama adalah produk yang dihasilkan secara bersamaan melalui suatu proses atau serangkaian proses, dimana setiap produk yang dihasilkan dari proses tersebut memiliki lebih dari sekedar nilai nominal.
Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang dihasilkan secara bersamaan dari suatu proses atau melalui serangkaian proses tertentu, dimana masing-masing produk mempunyai nilai penjualan yang relatif besar atau berarti.
2. Produk sampingan (by product) Produk sampingan adalah suatu produk dengan nilai total yang relatif kecil dan dihasilkan secara
bersamaan dengan produk lain yang nilai totalnya lebih besar.Produk sampingan adalah produk yang yang mempunyai nilai penjualan yang relatif tidak berarti
atau kecil yang dihasilkan dari proses bersama dengan produk lainnya yang memiliki nilai penjualan yang relatif besar.
Produk sampingan dapat diklasifikan menjadi dua kelompok menurut kondisi dapat dipasarkannya produk tersebut pada titik pisah batas, yaitu:a. Produk yang dijual dalam bentuk asalnya tanpa diproses lebih lanjut.
Pada umumnya produk ini merupakan barang sisa (scrap), walaupun memungkinkan juga untuk dijual sebagai bahan baku industri lain.
b. Produk yang membutuhkan proses lebih lanjut agar dapat dijual.
Perbandingan karakteristik antara produk bersama dan produk sampingan sebagai berikut:
Produk Bersama Produk SampinganMerupakan produk-produk utama yang dihasilkan dengan sengaja sesuai dengan tujuan produksi, melalui suatu proses atau serangkaian proses dan dilakukan secara simultan
Dihasilkan bersama dengan produk utama dalam suatu proses atau serangkaian proses tanpa dimaksudkan untuk membuat produk-produk ini
Nilai penjualan adalah relatif besar bila dibandingkan dengan produk-produk sampingan yang dihasilkan, dan relatif sama diantara produk-produk utama
Nilai penjualan adalah relatif kecil atau tidak berarti bila dibandingkan dengan produk-produk utama
Biasanya dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang besar
Dihasilkan dalam jumlah unit yang lebih sedikit
Sering kali memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan
Kadang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan
Salah satu produk tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi yang lain
Produk ini tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi produk utama
3. Produk utama (main product)Produk utama adalah produk dengan nilai total yang lebih besar dan biasanya diproduksi dengan
jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan produk sampingan.Produk utama adalah produk-produk yang termasuk dalam kelompok produk bersama dan
mempunyai total nilai penjualan yang lebih besar.Produk utama biasanya diproduksi dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan produk sampingan.
4. Titik pisah batas (split-off point)Titik pisah batas adalah suatu titik dimana produk bersama dapat dipisahkan/diidentifikasikan
sebagai unit-unit individual.
5. Biaya bersama (joint cost)Biaya bersama adalah biaya-biaya yang timbul dalam menghasilkan dua produk atau lebih dalam
suatu proses produksi yang yang dilakukan secara simultan sampai dengan titik pisah batas. Produk-produk yang dihasilkan dalam proses tersebut dapat berupa produk utama atau produk utama dan produk sampingan.
Biaya gabungan terjadi dalam bentuk satu jumlah total biaya yang tidak dapat dibagi untuk semua produk yang dihasilkan, dan bukannya berasal dari penjumlahan biaya individual masing-masing produk.
6. Biaya produk yang terpisah (separable product cost)Biaya produk yang terpisah adalah biaya yang diidentifikasikan dengan produk individual dan
pada umumnya tidak memerlukan alokasi, sedangkan produk bersama memerlukan alokasi ke produk-produk individual.
Hubungan antara biaya bersama dan titik pisah batas sebagai berikut:
Akuntansi untuk Produk BersamaPenentuan harga pokok atas elemen-elemen dari produk bersama merupakan masalah yang
utama dalam akuntansi untuk produk bersama. Penentuan harga pokok ini bertujuan untuk menentukan jumlah atau nilai persediaan yang akan disajikan dalam neraca, penentuan laba dalam laporan laba rugi, serta untuk mengendalikan biaya dan pengambilan keputusan.
Masalah alokasi biaya kepada produk yang dihasilkan merupakan aspek yang pokok dalam akuntansi biaya bersama. Oleh karena itu suatu metode alokasi perlu ditetapkan untuk mengalokasikan biaya-biaya berdasarkan suatu dasar yang layak.
Metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya produksi bersama kepada masing-masing jenis produk, yaitu:1. Metode harga pasar2. Metode biaya rata-rata per unit3. Metode rata-rata tertimbang4. Metode unit kuantitatif/fisik
1. Metode Harga PasarMetode ini lebih layak dan banyak digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama kepada
berbagai jenis produk yang dihasilkan secara simultan. Dasar pemikirannya adalah terdapat hubungan yang erat antara biaya dan harga pasar (harga jual). Tinggi rendahnya harga jual bergantung pada kemampuan dari masing-masing jenis produk yang menyerap biaya bersama.
Dalam penerapannya metode harga pasar terdapat dua variasi berdasarkan kondisi dari produk bersama tersebut, yaitu:a. Produk bersama yang dapat dijual pada titik pisah b. Produk bersama yang tidak dapat dapat dijual pada titik pisah
a. Produk bersama yang dapat dijual pada titik pisah (harga pasar produk bersama diketahui pada titik pisah)
Metode ini mengalokasikan biaya bersama kepada berbagai produk atas dasar harga pasar relatif dari masing-masing produk. Dengan demikian semua produk akan memperoleh laba bruto dengan persentase yang sama terhadap penjualan dari masing-masing produk tersebut.
Alokasi biaya bersama dihitung sbb:Jumlah nilai pasar dari masing-masing produk x Jumlah biaya bersamaJumlah nilai pasar dari semua produk
Biaya Bersama
Titik Pisah
Produk A
Produk B
Kasus:Produk bersama A, B, C, dan D diproduksi dengan biaya bersama sebesar $120.000. Kuantitas yang diproduksi dan harga jual (pasar) pada titik pisah sbb:
Produk Unit produksi Harga jual (pasar) per unit pada titik pisah batas
A 20.000 $0,25B 15.000 $3,00C 10.000 $3.50D 15.000 $5,00
Pengalokasian biaya bersama kepada masing-masing produk sbb:
Produk Unit produksi
Harga pasar per unit pada titik
pisah batas
Total harga pasar
Rasio nilai produk terhadap total harga pasar
Alokasi (pembagian)
biaya produksi bersama
Persentase total biaya produksi
1 2 3=1*2 4 5 6A 20.000 0,25 5.000 3,125 %* 3.750** 75%***B 15.000 3 45.000 28,125% 33.750 75%C 10.000 3.50 35.000 21,875% 26.250 75%D 15.000 5 75.000 46,875% 56.250 75%
Total 60.000 160.000 100% 120.000 75%
* (5.000:160.000)*100% = 3.125%** 3,125% x $120.000 =$3.750*** (3.750 : 5.000) *100% = 75%
Berdasarkan metode harga pasar, setiap produk bersama menghasilkan persentase laba kotor yang sama, dengan asumsi bahwa unit dijual tanpa pemrosesan lebih lanjut.
Total A B C DUnit penjualan 52.000 18.000 12.000 8.000 14.000Unit persediaan akhir 8.000 2.000 3.000 2.000 1.000Harga jual per unit 0,25 3 3,50 5
Penjualan 138.500 4.500 36.000 28.000 70.000Harga pokok penjualan: Biaya produksi Persediaan akhir
120.000 16.125 103.875
3.750 375* 3.375
33.750 6.750 27.000
26.250 5.250 21.000
56.250 3.750 52.500
Laba kotor 34.625 1.125 9.000 7.000 17.500Persentase laba kotor 25% 25% 25% 25% 25%
*$3.750 : 20.000 unit =$0,1875 per unit x 2.000 unit persediaan akhir = $375
b. Produk bersama yang tidak dapat dijual pada titik pisah (harga pasar produk bersama tidak diketahui pada titik pisah)
Jika pada titik pisah, produk bersama dalam kondisi tidak laku dijual sehingga nilai pasar dari produk bersama tidak diketahui, maka biaya bersama dialpkasikan dengan menggunakan harga pasar hipotesis pada titik pisah.
Nilai pasar hipotesis pada titik pisah ini diperoleh dengan mengurangi tambahan biaya pengolahan/pemrosesan yang dikeluarkan setelah titik pisah dari nilai pasar setiap produk final (barang jadi).
Metode ini mudah digunakan namun kritikan atas metode alokasi ini adalah tergantung pada pasar yang dapat berfluktuasi (berubah-ubah).
Jika produk tertentu dapat dijual di titik pisah batas sedangkan yang lain tidak dapat dijual, maka harga pasar pada titik pisah batas digunakan untuk kelompok yang pertama, sedangkan untuk kelompok terakhir digunakan harga pasar hipotesis.
Alokasi biaya bersama dihitung sbb:Jumlah nilai pasar hipotesis dari masing-masing produk x Jumlah biaya bersamaJumlah nilai pasar hipotesis dari semua produk
Kasus:Produk bersama A, B, C, dan D diproduksi dengan biaya bersama sebesar $120.000. Kuantitas yang diproduksi dan harga jual (pasar) pada titik pisah sbb:
Produk Unit produksi Harga pasar final per unit
Biaya pemrosesan lebih lanjut setelah titik pisah batas
A 20.000 0,25 2.000B 15.000 3 10.000C 10.000 3.50 10.000D 15.000 5 28.000
Pengalokasian biaya bersama kepada masing-masing produk sbb:
Produk Unit produksi
Harga pasar final
per unit
Total harga
pasar Final
Biaya Pemrosesan setelah titik pisah batas
Harga pasar
hipotesis
Alokasi biaya
produksi bersama
Total biaya produksi
Persentase total biaya produksi
1 2 3=1*2 4 5=3-4 6 7=4+6 8A 20.000 0,25 10.000 2.000 8.000 4.800* 6.800 68%**B 15.000 3 75.000 10.000 65.000 39.000 49.000 65,3%C 10.000 3.50 45.000 10.000 35.000 21.000 31.000 68,8%D 15.000 5 120.000 28.000 92.000 5.200 83.200 69,3%
Total 60.000 250.000 50.000 200.000 120.000 170.000 68%
*(8.000 : 200.000)*120.000 = 4.800**(6.800 : 10.000) * 100% = 68%
Laporan laba kotor berikut menggunakan jumlah unit terjual yang sama dengan yang digunakan pada ilustrasi kasus sebelumnya, namun harga jual telah dinaikkan akibat dari pemrosesan lebih lanjut.
Total A B C DUnit penjualan 52.000 18.000 12.000 8.000 14.000Unit persediaan akhir 8.000 2.000 3.000 2.000 1.000Harga jual per unit 0,5 5 4,50 8
Penjualan 217.000 9.000 60.000 36.000 112.000Harga pokok penjualan: Biaya produksi Biaya pemrosesan lebih lanjut
Persediaan akhir
120.00050.000
170.00022.227
147.773
4.8002.0006.800680*
6.120
39.00010.00049.000
9.80039.200
21.00010.00031.000
6.20024.800
55.20028.00083.200
5.54777.653
Laba kotor 69.227 2.880 20.800 11.200 34.347Persentase laba kotor 32% 32% 35% 31% 31%
*$6.800 : 20.000 unit =$0,34 per unit x 2.000 unit persediaan akhir = $680
2. Metode biaya rata-rata per unitPerusahaan yang menggunakan metode ini berpendapat bahwa:
a. Semua produk yang dihasilkan melalui proses yang sama seharusnya dibebankan biaya bersama yang besarnya proporsional (sebanding) dengan unit yang diproduksi.
b. Semua produk adalah homogen dan menimbulkan biaya yang sama. Metode ini dapat digunakan sepanjang apabila produk yang dihasilkan diukur dalam unit fisik
yang sama dan harga pasar per unit tidak jauh berbeda. Namun ketika unit yang diproduksi tidak diukur dengan satuan yang sama dan harga pasar per unit berbeda secara signifikan, maka metode ini sebaiknya tidak digunakan.
Metode ini mengalokasikan biaya bersama ke produk bersama sehingga setiap produk menerima alokasi biaya bersama per unit dalam jumlah yang sama, yang disebut sebagai biaya rata-rata per unit.
Metode ini tidak memuaskan karena dalam banyak industri masing-masing unit berbagai produk bersama tidak homogen.
Biaya rata-rata per unit dihitung:Total biaya bersama Total unit produksi
Kasus:Produk bersama A, B, C, dan D diproduksi dengan biaya bersama sebesar $120.000. Kuantitas yang diproduksi sbb:
Produk Unit produksiA 20.000B 15.000C 10.000D 15.000
Pengalokasian biaya bersama kepada masing-masing produk sbb:
Produk Unit produksi Biaya rata-rata/Unit
Alokasi biaya produksi bersama
A 20.000 2* 40.000**B 15.000 2 30.000C 10.000 2 20.000D 15.000 2 30.000
Total 60.000 120.000
*Biaya rata-rata per unit = $120.000 : 60.000 unit = $2 per unit**$2 x 20.000 unit =$40.000
3. Metode biaya rata-rata tertimbangMetode ini digunakan untuk mengatasi kekurangan yang terdapat dalam metode biaya rata-rata
dan metode unit fisik/kuantitatif. Dalam metode ini masing-masing produk bersama diberikan bobot terlebih dahulu, yang
didasarkan pada berbagai fakta, seperti: ukuran unit (fisik), kesulitan dalam memproduksi, waktu yang diperlukan untuk memproduksi, jumlah bahan yang digunakan, dan perbedaan dalam tenaga kerja yang digunakan.
Dasar untuk mengalokasikan biaya gabungan dihitung: Unit produksi x Faktor pembobotan.
KasusProduk bersama A, B, C, dan D diproduksi dengan biaya bersama sebesar $120.000. Kuantitas yang diproduksi sbb:
Produk Unit produksiA 20.000B 15.000C 10.000D 15.000
Faktor pembobotan yang dibebankan pada keempat produk adalah: Produk A : 3 poin Produk B : 12 poin Produk C : 13,5 poin Produk D : 15 poin
Alokasi biaya bersama sebagai berikut:
Produk Unit produksi
Poin Rata-rata tertimbang
Biaya per unit Alokasi biaya produksi bersama
1 2 3=1*2 4 5=3* 4A 20.000 3 60.000 0,20* 12.000**B 15.000 12 180.000 0,20 36.000C 10.000 13,5 135.000 0,20 27.000D 15.000 15 225.000 0,20 45.000
Total 60.000 600.000 120.000*Biaya rata-rata tertimbang per unit = $120.000 : 600.000 unit = $0,2 per unit**60.000 x $0,2 = $12.000
4. Metode unit kuantitatif (fisik)Metode ini mengalokasikan biaya bersama kepada produk-produk dengan menggunakan ukuran
unit atau fisik sebagai dasar alokasi. Ukuran fisik dapat dinyatakan dalam satuan berat, volume, dan ukuran lainnya.
Metode ini menghendaki bahwa produk bersama yang pada akhirnya harus diukur dalam unit pengukur berlainan dikonversikan dalam bentuk satuan pengukur yang sama dengan menggunakan suatu angka penyebut yang umum. Maksudnya metode ini mengalokasikan biaya bersama berdasarkan satuan ukuran yang sama, namun jika produk bersama tidak biasanya diukur dalam satuan yang sama, maka ukuran itu harus dikonversikan ke satuan yang sama.
Alokasi dari biaya bersama untuk masing-masing produk:Jumlah unit dari masing-masing produk x Biaya bersama Jumlah unit dari seluruh produk
KasusAsumsikan bahwa produk yang dihasilkan menggunakan satuan pengukur yang sama, maka alokasi biaya bersama kepada produk-produk yang dihasilkan sbb:
Produk Unit produksi Alokasi biaya produksi bersama
A 20.000 40.000*B 15.000 30.000C 10.000 20.000D 15.000 30.000
Total 60.000 120.000
*20.000 unit : 60.000 unit = $0,33 x 120.000 = 40.000
KasusPerhitungan metode kuantitatif berikut menggunakan berat sebagai dasar alokasi biaya bersama dengan asumsi biaya batubara sebesar $40 per ton. Asumsikan bahwa ketika arang diproduksi, batubara, benzol, ammonia, sulfat, dan gas juga diproduksi masing-masing diukur dengan menggunakan satuan yang berbeda.
Produk Produk yang diperoleh per ton
batu bara
Distribusi limbah ke produk yang
dihasilkan
Total harga pasar Rasio nilai produk terhadap total harga
pasar1 2 3=1+2 4
Arang 1.320 kg 69,474 kg* 1.389,474 27,790**Batu bara 120 6,316 126,316 2,526Benzol 21,9 1,153 23,053 0,461Amonia Sulfat 26 1,368 27,368 0,547Gas 412,1 21,689 433,789 8,676Limbah (air) 100Total 2.000 100 2.000 $40.000
*(1.320/(2.000-100)) x 100 lbs =69,474**1.389,474 /2000 x 40 =$27,790
Akuntansi untuk Produk SampinganMetode yang digunakan untuk menghitung dan memperlakukan biaya/harga pokok dari produk
sampingan dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
Kelompok 1. Biaya produksi bersama tidak dialokasikan ke produk sampinganProduk sampingan dipandang sebagai bagian yang tidak berarti atau penting, sehingga biaya
produksi bersama tidak dialokasikan ke produk sampingan. Pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk sampingan dikreditkan ke pendapatan atau
biaya produk utama.Metode yang biasanya digunakan dalam kelompok ini yaitu:
1. Metode 1; metode pendapatan kotor (gross revenue method)Pendapatan kotor dari penjualan produk sampingan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai:
a. Pendapatan lain-lainb. Tambahan pendapatan penjualanc. Pengurang harga pokok penjualan dari produk utamad. Pengurang biaya produksi produk utama
2. Metode 2 ; metode pendapatan bersih (net revenue method)Penyajian dari penjualan produk sampingan dalam laporan laba rugi seperti metode 1 tetapi
pendapatan penjualan dari produk sampingan yang disajikan tersebut berupa pendapatan bersih. Pendapatan bersih dari produk sampingan diperoleh dari pendapatan dari penjualan produk sampingan dikurangi dengan biaya administrasi dan pemasaran untuk memasarkan produk sampingan, dan dikurangi lagi dengan biaya pemrosesan lebih lanjut produk sampingan setelah titik pisah batas. Pendapatan bersih dari penjualan produk sampingan disajikan di laporan laba rugi sebagai:a. Pendapatan lain-lainb. Tambahan pendapatan penjualanc. Pengurang harga pokok penjualan dari produk utama
d. Pengurang biaya produksi produk utama
Kelompok 2. Sebagian dari biaya bersama dialokasikan ke produk sampingan1. Metode 3; yaitu metode biaya penggantian (replacement cost method)2. Metode 4; yaitu metode pembatalan atau pembalikan (reversal cost method)
Penjelasan metode untuk menghitung biaya produk sampingan sebagai berikut.
Metode 1. Pengakuan Pendapatan Kotor (Gross Revenue Method)Dengan metode pendapatan kotor, biaya persediaan barang jadi dari produk utama dihitung
terlalu tinggi karena menanggung biaya yang seharusnya dibebankan ke produk sampingan.Hal ini dikoreksi di metode pendapatan produk sampingan mengurangi biaya produksi, tetapi
hanya sebagian karena yang dikurangi dari biaya produksi produk utama adalah nilai jual produk sampingan dan bukan biaya produksinya.
Metode 1a. Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pendapatan Lain-lain
Penjualan produk utama (10.000 unit*$2) $20.000Harga pokok penjualan: Persediaan awal (1.000 unit*$1,5) Total biaya produksi (11.000 unit*$1,5) Tersedia untuk dijual Persediaan akhir (2.000 unit*1,5)
$1.50016.50018.000 3.000
$15.000Laba kotor $ 5.000Beban pemasaran dan adm $ 2.000Laba operasi $ 3.000Pendapatan lain-lain: (+) Pendapatan penjualan produk sampingan $ 1.500Laba sebelum pajak $ 4.500
Metode 1b. Pendapatan Produk Sampingan sebagai penambah pendapatan penjualan
Penjualan produk utama (10.000 unit*$2) $20.000(+) Pendapatan penjualan produk sampingan $ 1.500Total pendapatan penjualan $21.500Harga pokok penjualan: Persediaan awal (1.000 unit*$1,5) Total biaya produksi (11.000 unit*$1,5) Tersedia untuk dijual Persediaan akhir (2.000 unit*1,5)
$1.50016.50018.000 3.000
$15.000Laba kotor $ 6.500Beban pemasaran dan adm $ 2.000Laba operasi $ 4.500
Metode 1c. Pendapatan Produk Sampingan sebagai Pengurang Harga Pokok Penjualan
Penjualan produk utama (10.000 unit*$2) $20.000Harga pokok penjualan: Persediaan awal (1.000 unit*$1,5) Total biaya produksi (11.000 unit*$1,5) Tersedia untuk dijual Persediaan akhir (2.000 unit*1,5)
$1.50016.50018.000 3.000
$15.000(-) Pendapatan penjualan produk sampingan $ 1.500
$13.500Laba kotor $ 6.500Beban pemasaran dan adm $ 2.000Laba operasi $ 4.500
Metode 1d. Pendapatan Produk Sampingan Mengurangi Biaya Produksi
Penjualan produk utama (10.000 unit*$2) $20.000Harga pokok penjualan: Persediaan awal (1.000 unit*$1,35) Total biaya produksi (11.000 unit*$1,5) (-) Pendapatan penjualan produk sampingan Biaya produksi bersih Tersedia untuk dijual (12.000 unit*$1,3625**) Persediaan akhir (2.000 unit*1,3625)
16.500 1.500
$1.350
15.00016.350 2.725
$13.637Laba kotor $ 6.375Beban pemasaran dan adm $ 2.000Laba operasi $ 4.375
** = (1.350+ 15.000) : 12.000 = 1,3625
Metode 2. Pengakuan Pendapatan Bersih (Net Revenue Method)Metode ini sama seperti metode 1, yaitu metode pengakuan kotor. Perbedaannya pendapatan
yang disajikan berasal dari penjualan bersih produk sampingan.
Metode 3. Metode biaya penggantian (replacement cost method)Metode ini digunakan dalam hal produk sampingan merupakan bagian yang penting dari hasil
proses produksi, dimana dapat digunakan dalam pabrik sebagai bahan baku atau bahan tidak langsung dan tidak untuk dijual.
Harga pokok yang diperhitungkan dalam produk sampingan sebesar harga ganti (replacement cost) atau harga pasar yang berlaku untuk produk tersebut.
Biaya produksi dari produk utama dikreditkan dengan nilai dari produk sampingan tersebut. Pengurangan biaya produksi produk utama akan mengakibatkan harga pokok per unit persediaan produk utama akan menjadi lebih rendah.
Misalkan diketahui data berikut:
Jumlah biaya produksi untuk 18.000 kg produk utama (18.000 kg x Rp1,5) Rp27.000Pendapatan penjualan produk utama (15.000 kg x Rp3) Rp45.000Biaya pengganti produk sampingan yang digunakan dalam pengolahan produk utama Rp1.800Biaya pemasaran dan administrasi Rp4.000Persediaan akhir produk utama 3.000kg
Penjualan produk utama (15.000 kg x Rp3) Rp45.000Harga pokok penjualan: Biaya produksi (18.000 kg x Rp1,5) (-) Biaya pengganti produk sampingan Tersedia untuk dijual Persediaan akhir (3.000 kg unit x Rp1,4*)
Rp27.000Rp 1.800
Rp25.200Rp4.200
Harga pokok penjualan Rp21.000Laba kotor Rp24.000Beban pemasaran dan administrasi Rp 2.000Laba operasi Rp20.000
*Rp25.200 : 18.000 kg = Rp1,4
Metode 4. Metode Pembatalan/Pembalikan atau Nilai Pasar (Reversal cost method or Market Value Method
Dalam metode ini sebagian dari biaya bersama juga dialokasikan kepada produk sampingan. Dengan menggunakan nilai pasar, selanjutnya biaya produk sampingan dapat ditaksir dengan cara menghitung mundur dari nilai pasar ke biaya.
Pada dasarnya metode ini hampir serupa dengan teknik metode (1.d), dimana dalam laporan laba rugi nilai dari produk sampingan disajikan sebagai pengurang dari jumlah biaya produksi produk utama. Namun demikian dalam metode 1.d, nilai dari produk sampingan berasal dari pendapatan penjualan yang sesungguhnya, sedangkan dalam metode pembalikan menggunakan nilai taksiran. Tambahan biaya produksi yang terjadi setelah titik pisah batas dibebankan ke produk sampingan.
Saldo dari akun ini dapat ditampilkan di laporan laba rugi dengan salah satu cara yang telah dijelaskan di metode 1.
Produk Utama Produk SampinganBiaya produksi bersama: Bahan baku Tenaga kerja Overhead pabrikTotal biaya produksi (40.000 unit)
$ 50.00070.00040.000
$160.000Harga pasar (5.000 unit x $1,8) $9.000Estimasi (taksiran) laba kotor (20% x $9.000) $1.800Taksiran beban pemasaran dan administrasi (5% x $9.000) $ 450
$2.250$6.750
Taksiran biaya produksi produk sampingan setelah pisah batas: Bahan baku Tenaga kerja Overhead pabrik
$1.000$1.200$ 300
Jumlah $2.500Taksiran biaya produk sampingan yang dikreditkan ke produk utama
$ 4.250 $4.250
Harga pokok produk utama $155.750
Tambah biaya produksi aktual (sesungguhnya) produk sampingan setelah titik pisah batas
$2.300
Harga pokok produk sampingan $6.550
Jumlah produksi 40.000 5.000Biaya per unit $3,894 $1.31
Recommended