View
14
Download
5
Category
Preview:
DESCRIPTION
manajemen supervisi dan spesivikasi
Citation preview
BAB III
PENGENDALIAN MUTU
(QUALITY CONTROL, GUGUS KENDALI MUTU, QUALITY ASSURANCE) 3.1. Pendahuluan
Salah satu sasaran pengelolaan proyek disamping biaya dan jadwal adalah
terpenuhinya persyaratan mutu. Dalam hubungan ini, suatu perelatan, material, dan cara
kerja dianggap memenuhi persyaratan mutu apabilan dipenuhi semua persyaratan yang
ditentukan dalam criteria dan spesifikasi. Dengan demikian instalasi yang dibangun atau
pruduk yang dihasilkan, yang terdiri dari komponen peralatan dan material yang
memenuhi persyaratan mutu, dapat diharapkan berfungsi secara memuaskan selama
kurun waktu tertentu atau dengan kata lain siap untuk dipakai ( fitness for use ). Untuk
mencapai tujuan tersebut secara efektif dan ekonomis tidak hanya diperlukan
pemeriksaan di tahap akhir sebelum diserahterimakan kepada pemilik proyek, tetapi juga
diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari penyusunan
program, perencanaan, pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian mutu. Kegiatan
tersebut dikenal dengan penjaminan mutu ( Quality Assurance ). Kegiatan Quality
Assurance menjadi topik Bab ini diawali dengan meletakkan dasar pengertian tentang
mutu dan pengelohan mutu, dilanjutkan dengan menyusunanprogram QA dan QC suatu
proyek. Program ini merupakan rencana dan pedoman kegiatan QA/QC selama proyek
berlangsung. Kemudian membahas berbagai standar mutu yang lazim dipakai di
lingkungan industri.
Akhirnya ditutup dengan menyajikan kegiatan pengendalian mutu selama siklus
proyek, yang terdiri dari pengendalian mutu engineering, pembelian, manufacturing
konstruksi, dan tahap akhir proyek sebelum dinyatakan fitness for use untuk kemudian
diserahkan kepada pemilik.
3.2. Mutu dan Pengelolaan Mutu
Dalam arti yang luas nutu atau kualitas bersifat subjektif. Suatu barang yang amat
bermutu bagi seseorang belum tentu bermutu bagi orang lain. Oleh karena itu, dunia
usaha dan industri mencoba memberikan batasan yang dapat diterima oleh kalangan yang
berkepentingan . Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang membuatnya
memenuhi kebutuhan pelanggang atau pemakai ( customers ).
Dari defenisi di atas langkah pertama untuk mengetahui mutu suatu obyek adalah
mengidentifikasi objek, kemudian mengkaji sifat objek tersebut agar memenuhi
keinginan pelanggang. Jadi setelah didefenisikan materi produknya, selanjutnya
dipertanyakan lebih jauh mengenai bentuk, ukuran, warna, ketahanan, kinerja, dan lain-
lain dari produk itu. Setelah jawaban dari pertanyaan tersebut memenuhi keinginan
pelanggan, maka produk yang dimaksud dianggap memenuhi mutu.
Definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasikan dengan proyek adalah fitness for
use. Istilah ini disamping mempunyai arti seperti yang diuraikan diatas, juga
memperhatikan masalah tersedianya produk, keandalan, dan masalah pemeliharaan.
Pengelolaan Mutu
Setelah dimengerti arti mutu proyek, maka langka berikutnya adalah mengelola
aspek mutu tersebut dengan benar dan tepat, sehingga tercapai apa yang disebut dengan
fitness for use. Yaitu, pengelolaan yang bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek
pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan (to do the right things right the first
time ) dengan cara- cara yang efektif dan ekonomis. Pengelolaan mutu proyek merupakan
unsur dari pengelolaan proyek secara keseluruhan, yang antara lain adalah sebagai
berikut :
a. Meletakkan Dasar Filosofi dan kebijakan Mutu Proyek
Umumnya perusahaan–perusahaan besar memiliki dokumen (buku) yang berisi
pedoman dasar, filosofi, dan kebijakan mutu yang harus diikuti selama menjalankan
operasi atau produksinya. Dokumen semacam ini memuat pula persyaratan mutu yang
ditetapkan oleh perusahaan bersangkutan dan peraturan –peraturan dari badan diluar
perusahaan yang berwenang, misalnya pemerintah. Untuk mengelola proyek disiapkan
dokumen yang isinya spesifik ditujukan untuk proyek yang sedang ditangani.
b. Memberikan Keputusan Strategis Mengenai Hubungan Antara Mutu, Biaya
dan Jadwal
Telah disebutkan di penjelasan sebelumnya bahwa terdapat triple constraint pada
proyek yang saling tarik menarik yang terdiri dari jadwal, mutu, dan biaya. Pimpinan
perusahaan harus menggariskan bobot mutu relative terhadap biaya dan jadwal proyek.
Keputusan ini akan menjadi pegangan pengelolaan sepanjang siklus proyek.
c. Membuat Program Penjaminan dan Pengendalian Mutu Proyek
Program yang dimaksud adalah penjabaran pedoman dan filosofi yang tersebut
pada butir a, tetapi disesuaikan dengan keperluan proyek yang spesifik dan tidak
bertentangan dengan program mutu perusahaan secara keseluruhan. Dari pihak pelanggan
,adanya program QA / QC yang lengkap dan menyeluruh serta dokumen yang
membuktikan bahwa program tersebut telah dilaksanakan dengan baik, akan memberikan
keyakinan bahwa mutu proyek atau produk yang dipesannya telah memenuhi syarat yang
diinginkan.
d. Implementasi Program QA / QC
Setelah program QA / QC selesai disusun, implementasi program tersebut
dilaksanakan sepanjang siklus proyek. Agar diperoleh hasil yang efektif, perlu
diselesaikan terlebih dahulu langkah- langkah persiapan, seperti melati personil,
menyusun organisasi serta menyebarluaskan arti dan maksud program QA / QC kepada
semua pihak yang berkepentingan. Untuk proyek E – MK, implementasikan ini
dilaksanakan terutama pada kegiatan- kegiatan desain enggeneering, manufaktur dan
konstruksi .
Gambar 3 – 1 memperlihatkan hubungan dan pembentukan program QA
perusahaan, program QA proyek dan QC proyek yang merupakan unsur –unsur mutu
proyek.
3.3. Penjaminan Mutu
Telah disebutkan diatas bahwa salah satu bagian pengelolaan mutu proyek yang
penting adalah menyusun serta menerapkan program penjaminan mutu. Tujuan utama
kegiatan penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan- tindakan yang dibutuhkan untuk
memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang berkepentingan ( pelanggan ) bahwa
semua tindakan yang diperlukan untuk mencapai tingkatan mutu obyek ( produk ) telah
dilaksakan dengan berhasil. Ini semua dapat ditunjukan dengan catatan dan dokumen
yang berkaitan dengan QA / QC.
Munculnya kegiatan QA / QC dapat ditelusuri dengan adanya hubungan aktif dari pihak
pemasok yang berbeda dengan kebiasaan masa lalu. Pada masa lalu hubungan pemasok
pelanggan dari segi mutu mengikuti pola dimana pemasok mempunyai peranan yang
lebih aktif dibandingkan ketentuan atau keinginan khusus pelanggan. Pelanggan
menyatakan garis besar keinginannya, kemudian pemasok membuat barang tersebut yang
menurut anggapannya akan memenuhi kebutuhan pelanggan. Selanjutnya pada waktu
produk telah jadi atau dalam taraf hampir jadi, baru ditentukan ( misalnya dengan uji
coba ), apakah produk tersebut memenuhi keinginan pelanggan. Hal ini memungkinkan
penolakan produk yang telah siap 100 % ,atau dalam keadaan pabrikasi sudah sampai
tahap tertentu, sehingga pekerjaan ulang (rework) perlu dilakukan .Pekerjaan ulang ini
sering kali cukup mahal. Pola pendekatan demikian dewasa ini tidak dapat dipertahankan,
terutama dibidang industri dimana teknologi dan proses manufaktur dan konstrksi
peralatan atau produk amat kompleks, ditambah lagi dengan situasi pasar yang sangat
kompetitif. Faktor- faktor tersebut mendorong dicarinya cara yang lebih efektif dan
ekonomis. Oleh karena itu,masalah perhatian terhadap mutu bila hanya diandalkan pada
kegiatan – kegiatan inspeksi dan uji coba pada titik – titik atau tahap – tahap tertentu,
akan terlalu luas daerah yang harus diperhatikan .Kegiatan inspeksi pada dasarnya
ditujukan hanya pada titik tertentu untuk mengidentifikasi apakah barang yang diinspeksi
tersebut dapat dilanjutkan proses produksinya . jadi pendekatan masalah mutu harus
proaktif , bukannya reatif. Hal ini menekankan perlunya pendekatan QA dan bukannya
hanya dengan QC. Tabel 3 – 1 memberikan arah kecenderungan orientasi masa lalu dan
masa sekarang terhadap mutu.
Program Penjaminan Mutu – QA
Diatas telah disbutkan bahwa untuk proyek yang besar dan kompleks, data yang
dihasilkan dari uji coba tidak akan mencukupi keperluan penjaminan mutu yang
menyeluruh. Sebagai alternative, maka proyek harus menyiapkan program penjaminan
mutu (QA). Sama halnya dengan aspek biaya dan jadwal ,maka pada mutu diperlukan
suatu program penjaminan mutu yang sistematis, lengkap, dan jelas.Program ini
merupakan dokumen yang memuat peristiwa, jenis kegiatan, serta sumber daya yang
diperlukan untuk menginplementasi kualitas system yang diinginkan oleh badan atau
organisasi yang bersangkutan.
Tabel.3.1. Orientasi masa lalu dan sekarang
No MASA LALUMASA SEKARANG
1 Inspeksi Perencanaan dan pencegahan2 Barang-barang produk pabrik Barang dan Pelatyanan3 Memenuhi spesifikasih Sesuai untuk digunakan prlanggang4 Proses pabrikasih Semua proses5 Bersasarkan empiris Metodologi statistic6 Pemisahan perencanaan dan
implementasiPartisipasi
7 Hubungan tegang dengan pemasok Kerjasama8 Melatih spesialis mutu Memberikan semua pihak yang terkait9 Teknologi Bisnis, pemasaran, biaya10 Klien Semua pelanggang11 Lingkungan Pabrik Lingkungan perusahaan
Program penjaminan mutu proyek disusun sesuai dengan kepentingan masing-masing
proyek yang berbeda dalam lingkup dan intensitasnya. Program QA juga menampung
keinginan dan persyaratan yang diberlakukan oleh badan atau organisasi yang
berwenang. Suatu program mutu yang tersusun dalam dokumen minimal meliputi hal-hal
sebagai berikut :
Perencanaan sistematis yang merinci dan menjabarkan pada setiap tahap proyek
langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mencapai sasaran mutu.
Penyusunan batasan dan criteria spesifikasi dan standar mutu yang akan digunakan
dalam disain engineering, membelian material, dan konstruksi.
Penyusunan organisasi dan pengisian personil untuk melaksanakan kegiatan
penajaminan mutu.
Pembuatan procedure pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu, yang meliputi
pemantauan, pemerikasaan, pengujian, pengukuran, dan pelaporan hasil.
Identifikasi peralatan yang akan digunakan.
Identifikasi bagian kegiatan yang memerlukan bantuan dari fihak ketiga maupun
peranan dan persetujuan dari pemerintah
Gambar.3.1. Program QA / QC Proyek
Dari gambar 3-1 terlihat bagaimana langkah yang harus ditempuh dalam
merencanakan sasaran mutu proyek yang kemudian harus ducapai dengan rangkaian
program inspeksi dan pengujian. Bedasarkan asumsi bahwa perusahaan telah memiliki
program mutu untuk mendukung operasinya yang disusun dengan memperhatikan
keinginan perusahaan yang bersangkutan dan persyaratan peraturan dari instansi yang
berwenang, misalntya Pemerintah atau Departemen yang terkait. Selanjutnya dari
program mutu perusahaan dan dari buku pedoman (manual) mutu proyek dan prosedur
proyek disusun perencanaan sasaran mutu proyek (project quality plan). Sewaktu proses
perencanaan dan penentuan sasaran mutu proyek, baik bagi peralatan, maupun unit secara
keseluruhan, lazimnya disusun tim yang terdiri dari pemilik proyek dan kontraktor
PERSYARATAN MENURUT
PERATURAN INSTANSI
BERWENAGNG
BUKU PEDOMAN DAN PROSEDEURE PERUSAHAAN
TENTANG MUTU ( PROGRAM QA )
PERSYARATAN PERUSAHAAN
TENTANG MUTU PROYEK
PROGRAM MUTU PROYEK (QA)
PROGRAM QC PROYEK
RENCANA TEST DAN INSPEKSI PROYEK
PERSYARATAN MENURUT
PERATURAN YANG BERLAKU TERHADAP
PROYEKS
PERSYARATAN PERUSAHAAN
TENTANG MUTU
peleksana. Di sini kontraktor mengembangkan rencana dan program QA/QC yang telah
dimiliki dengan menampung keinginan dan filosofi pihak pemilik dan pemesan.
Tanggung Jawab Semua Bidang
Penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek dinyatakan selesai.
Pada periode tersebut peneyelenggaraan proyek dibagi menjadi pekerjaan spesifik, yang
kemudian diserahkan kepada bidang atau organisasi sesuai dengan bidang keahlian yang
bersangkutan, seperti bidang-bidang desain engineering, pembelian, proyek kontrol,
konstruksi dan lain-lain. Setiap bidang organisasi diberi tanggung jawab untuk
melaksanakan tugas yabg diserahkan kepadanya . ini mengandung arti disamping
masalah jadwal, biaya, dan kinerja juga termasuk masalah mutu. Masalah mutu adalah
tanggung jawab setiap organisasi yang terlibat dalam proyek, ini terlihat dari kenyataan
bahwa produk atau instansi hasil proyek adalah hasil kerja semua bidang organisasi yang
menanganinya.
Jadi semua pihak di atas bukan saja memiliki tanggung jawab melaksanakan tugas
yang diserahkan kepadanya, tetapi juga harus melaksanakan tugasnya denga benar tepat
dari segi mutu. Atau dengan kata lain harus selalu berorientasi kepada mutu.
3.4. Organisasi QA / QC
Sebelumnya telah disebutkan bahwa dalam rangka menghasilkan produk atau instalasi
yang di inginkan, maka masing-masing bidang bidang memiliki tanggung jawab tertentu
mengenai masalah mutu. Meskipun demikian, masih diperlukan sebuah organisasi yang
bertugas khusus menangani masalah mutu, terutama dalam aspek perencanaan dan
pengendalian. Perencanaan meliputi penyusunan program QA yang komprehensif,
sementara pengendalian untuk memantau apakah program yang telah dibuat telah
dikerjakan dan dipatuhi dengan benar dan sungguh-sungguh. Organisasi ini di lingkungan
proyek lazimnya merupakan sub bidang QA/QC yang melapor ke manejer engineering,
seperti terlihat pada Gambar 3-2.
Kegiatan QA/QC sejajar dengan kegiatan lain, dalam arti tidak langsung
menangani kegiatan engineering, pembelian, atau konstruksi, tetapi mengadakan
pemantauan agar pekerjaan itu memenuhi kriteria dan spesifikasi yang ditentukan.
Sebagai contoh adalah pekerjaan pembangunan instalasi kilang minyak. Bidang
engineering mempersiapkan perhitungan dan gambar-gambar konstruksi, subbidang
QA/QC mengadakan pengecekan apakah standard an kriteria yang berkaitangdengan
mutu telah mendapat cukup perhatian dan tidak ada yang terlewatkan. Lebih jauh lagi,
untuk membuktikan bahwa instalasi kilang atau sebagian instalasi kilang memenuhi
fungsinya, dilakukan inpeksi dan pengetesan oleh subbidang QA/QC, termasuk
pembacaan pengambilan data, serta evaluasi yang dikerjakan oleh ahli dari bidang
pengendalian mutu. Hal ini yang positif dari
Gambar.3.2. Organisasi QA/QC Proyek
kegiatan pengendalian mutu adalah sifatnya yang berkesinambungan berlangsung dari
awal sampai akhir proyek, sehingga subbidang pengendalian mutu mengikuti secara
penuh pengembangan proyek, sehingga subbidang pengendalian mutu mengikuti secara
penuh perkembangan proyek dalam aspek mutu produk atau instansi maupun unit-unit
bagian dari instansi.
Catatan atau dokumen yang memuat hasil pengamatan, penegtesan, dan perbaikan
akan merupakan “Data Historis” yang sangat besar faedahnya bagi kegiatan pemeliharaan
di kemudian hari.
`PIMPRO
MANAJER PENGADAAN
MANAJER KONSTRUKSI
MANAJER ENGINEERING
ENGINEER LISTRIKENGINEER SIPIL KEPALA QA/QC
QA DAN ADMINISTRASI
INSPEKTOR INTERNAL AUDIETKALIBRASI
A. Dukungan dan Partisipasi
Di atas telah digambarkan bagaimana pentingnya peranan kegiatan penjaminan mutu
dalam penyelenggaraan proyek. Meskipun demikian, pengalaman menunjukkan masih
sering dijumpai kurang terlaksananya program yang telah disusun secara baik dan
lengkap, sehingga hasilnya pun tidak seperti yang diharapkan. Untuk mendapatkan hasil
yang maksimal perlu dukungan dan partisipasi dari semua pihak yang terlibat dalam
masalah penjaminan mutu, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pertama-tama
pimpinan perusahaan serta pimpro harus dapat mendorong dan menciptakan iklim yang
positif bagi kegiatan penjaminan mutu sehingga program yang telah disusun dapat
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Langkah yang ideal untuk mendapatkan
partisipasi dari mereka ini adalah dengan memberikan dorongan agar bekerja lebih baik
dan teliti (good workmanship) misalnya dengan memberikan penjelasan yang lebih luas
akan faedah bagi proyek dan bagi mereka sendiri bila mutu dapat dipenuhi. Langkah ini
akan menghasilkan kerja sama yang lebih baik, dibangdingkan dengan “menangkap”
kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan dan memerintahkan untuk memperbaiki atau
mengulangi pekerjaan. Jadi mutu dan usaha untuk mencapainya harus menjadi
kepentingan semua pihak yang ikut serta dalam penyelenggaraan proyrk. Peranan dan
dukungan mereka diperlukan agar tercapai kualitas dan produktivitas yang diinginkan.
B. Diadakan Penyesuaian untuk Memenuhi Keinginan Pemilik
Acap kali dijumpai adanya perbedaab substansi program QA proyek yang dimiliki oleh
perusahaan para peserta (pemilik, kontraktor, subkontraktor, maupun rekanan atau
produsen lain). Dalam menghadapi situasi demikian, pertama-tama harus dikaji adalah
program mereka masing-masing, apakah dapat memenuhi keinginan mutu pemilik
proyek, bila tidak maka diadakan penyesuaian atau penambahan. Sejauh mungkin
dihindari perubahan total, karena akan dapat membingunkan personil mereka yang telah
terbiasa dengan tata cara kerja yang tercantum dalam program yang dimilikinya.
3.5. Kegunaan Quality Assuirance
Kegunaan penjaminan mutu bagi pihak-pihak yang telibat dalam pembangunan proyek
lebih lanjut dirinci sebagai berikut :
Bagi Pemerintah
Untuk menjaga dan menyakinkan agar metode konstruksi, metode konstruksi,
material, dan peralatan yang digunakan dalam membangunan proyek memenuhi
standar dan peraturan yang telah ditentukan. Hal ini dimadsukkan untuk melindungi
kepentingan keamanan dan kesehatan masyarakat.
Memberikan kesempatan pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi atau hasil
proyek dari waktu ke waktu yang potensial dapat menyebabkan kerusakan dan
kecelakaan.
Bagi Pemilik Proyek
Memberikan kepercayaan dan keyakinan bahwa intalasi yang dibangun akan
berfungsi sesuai dengan harapan dalam hal keselamatan (safety), operasi, dan
produksi selama kurun waktu yang telah ditentukan.
Menyediakan dokumen bagi pihak pemerintah maupun pihak lain yang
berkepentingan.
Menyediakan data hasil-hasil inspeksi pengetesan, dan perbaikan pada bagian yang
spesifik dari instalasi. Hal ini merupakan catatan yang berguna bagi kegiatan
pemeliharaan.
Bagi Perancang Instalasi
Menjadi umpang balik pekerjaan desain engineering di masa depan
Bagi Kontraktor
Bila mengikuti prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat akan menghasilkan
pekerjaan sekali jadi. Hal ini berarti mencegah pekerjaan ulang (rework)
Bila dilaksanakan dengan baik, akan mencegah mutu yang melebihi spesifikasi yang
tercantum dalam kontrak EPK, berarti menghindari pengeluaran biaya yang tidak
perlu.
Bagi pemilik proyek bukan hal yang berlebihan bila dikatakan bahwa adanya
suatu program QA/QC yang efektif mutlak diperlukan, untuk mencegah kemungkinan
proyek menghasilkan produk yang mutu, jumlah, maupun jadwalnya, tidak sesuai sasaran
yang disebabkan oleh material atau peralatannya di bawah standar.
Standar
Pada masalah mutu yang erat kaitannya dengan proyek dikenal dua macam standar,
yaitu, standar umum (general standar) dan yang berhubungan dengan industri (industry
related standar). Yang disebut pertama, merupakan petunjuk umum bagi kalangan
industri dalam menyusun dam mengembangkan program QA. Sedangkan yang kedua,
adalah standar yang disusun oleh badan-badan pembeli atau pelanggan (purchasing body)
dengan maksuk agar pemasok mengetahui dam memenuhi keinginan pembeli atau
pelanggan dalam aspek mutu. Contoh standar yang sering dipakai sebagai acuan
diantaranya tertera di Tabel 3-2.
Tabel.3.2. Standar dan kegunaan utama
Standar Kegunaan Utama
Internasional ISO-9001ISO-9002ISO-9003
QA desain, pengembangan,produksi, dan instalasiQA produksi dan instalasiQA inspeksi akhir dan tes
Amerika Serikat ANSI/ASMEANSI/ASME
QA industri dan fasilitas Nuklir.
Inggris BS-5750 System kualitas
3.6. QC, Inspeksi dan Pengetesan
Dengan latar belakang tujuan dan kegunaan kegiatan QA seperti telah dibahas
sebelumnya, maka selanjutnya dapat dirumuskan batasan mengenai kegiatan QA/QC dari
suatu proyek. Defenisi dari Nuclear Regulatory Commision (NRC)-USA perihal QA dan
hubungannya dengan QC adalah sebagai berikut :
“Penjaminan mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan keyakinan bahwa intalasi atau system yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan. Sedangkan pengendalian mutu ( QC) adalah bagian dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk
mengendalikan mutu material, struktur, komponen atau system agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan.
Jadi pengendalian mutu (QC) meliputi tidakan-tindakan berupa pengetesan, pengukuran
dan pemeriksaan untuk memantau apakah kegiatan-kegiatan engineering, pembelian,
manufaktur, konstruksi, dan kegiatan lain untuk mewujudkan system telah dilakukan
sesuai dengan criteria yang digariskan. Demikian juga halnya dengan material, peralatan,
dan instalasi yang dibuat dan dibangun apakah telah sesuai dengan procedure, gambar
dan spesifikasi. Bila terjadi penyimpangan maka segera diadakan koreksi. Jadi tidak
berbeda dengan sasaran proyek lain, yaitu biaya dan jadwal, pada aspek mutu diadakan
langkah-langkah perencanaan, pengendalian dan koreksi.
A. Inspeksi dan Pengetesan
Suatu program QC yang lengkap menjelaskan rencana QC, inspeksi, dan
pengetesan yang komprehensif. Dalan kontes ini yang dimaksud dengan inspeksi adalah
menkaji karakteristik objek dalam aspek mutu, dalam hubungannya dengan suatu standar
yang ditentukan. Lengkapnya adalah sebagai berikut :
a. Menentukan standard an sfesifikasi yang akan digunakan.
b. Mengukur dan menganalisis karakteristik obyek.
c. Membandingkan butir a dan b
d. Mengambil kesimpulan dan keputusan dari langkah c.
e. Membuat catatan proses di atas.
Jadi suatu inspeksi akan menentukan keputusan ( langkah d ) perihal baik atau tidaknya
obyek berdasarkan mutunya, yaitu memenuhi ( conformance ) atau tidak memenuhi ( non
conformance ) spesifikasi. Bagi obyek yang dianggap memenuhi spesifikasi tidak ada
lagi masalah berikutnya perihal mutu. Sedangkan untuk yang tidak memenuhi,
memerlukan pengkajian lebih lanjut, seperti sejauh mana objek tidak memenuhi mutu,
dapatkah diadakan perbaikan untuk meningkatkan mutunya sehingga masuk dalam
klasifikasi Fitness For Use, apakah masih ekonomis untuk diperbaiki dan lain sebagainya
yang memerlukan berbagai studi dan analisis. Pihak pemilik proyek sering kali meminta
kontraktormengajukan rencana inspeksi dan tes untuk mendapat persetujuan terlebih
dahulu sebelum pekerjaan pembangunan dimulai. Pada umumnya rencana inspeksi dan
tes tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Titik Inspeksi dan Tes
Setiap titik inspeksi dan tes hendaknya di tentukan sepanjang siklus pembuatan
sampai dengan instalasi. Pada setiap titik tersebut diperinci apa yang dilakukan,
misalnay menyebutkan macam inspeksi dan tes serta metode dan referensi standar
tertentu. Demikian pula criteria penerimaan dan penolakan. (acceptance and
rejection).
2. Mandatory Hold Point
Pada kegiatan inspeksi proyek sering kali terdapat persyaratan yang dikenal
dengan mandatory requiretments, yaiotu pada ujung tahap tertentu dari proses
pabrikasi atau instalasi harus diverifikasi oleh pihak ketiga sebagai syarat untuk
memenuhi ketentuan hokum denga cara memeberi sertifikat, sertifikat ini
memerlukan inspeksi atau tes.
3. Standar yang Akan Diberlakukan
Semua standard an kriteria yang berkaitan denga inspeksi dan tes serta prosedur
yang menyertainya hendaknya dicantumkan di dalam program yang bersangkutan.
Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan pengadaan contoh (sampling) yang
memberikan penjelasan menegnai tempat/objek yang akan diambil contohnya,
kuantitas , ukuran, serta frekuensi selama siklus pabrikasi/instalasi.
Audit Mutu
Analog denganaudit manajement maka dilakukan pula audit pada aspek mutu untuk
menegtahui sejauh mana program QA/QC terlah dilaksanakan. Hal-hal ini yang diaudit
meliputi bagian berikut ini :
Program menyeluruh meneyluruh untuk mencapai sasaran mutu.
Kriteria fit for use dan aman
Mengikuti peraturan atau hukum dan prosedur.
Memenuhi spesifikasi dan criteria
Identifikasi dan koreksi kekurangan yang menyebabkan proyek tidak memenuhi
mutu.
Dokumen yang mencatat hasil implementasi program QA/QC
B. Metode Pengendalian Mutu
Metode yang dipakai dalam mengendalikan mutu tergantung pada jenis objek dan
ketepatan yang diinginkan. Terdapat tiga metode yang sering dijumpai dalam proyek
pembangunan instalasi, yakni sebagai berikut :
1. Pengecekan dan Pengkajian
Hal ini dilakukan terhadap gambar untuk konstruksi, gambar untuk pembelian
peralatan, pembuatan maket (model), dan perhitungan yang berkaitan dengan desain
engineering. Tindakan tersebut dilakukan untuk mengetahui dan menyakini bahwa
kriteria spesifikasi dan standar yang di tentukan telah dipenuhi.
2. Pemeriksaan/Inspeksi dan Uji Kemanpuan Peralatan
Pekerjaan ini berupa pemeriksaan fisik, termasuk menyaksikan uji coba
berfungsinya suatu peralatan. Kegiatan ini digolongkan menjadi beberapa hal berikut :
Pemerikasaan sewaktu menerima material.
Hal ini meliputi penelitian dan pengkajian material, suku cadang, dan lain-lain yang
baru diterima dari pembelian.
Pemeriksaan selama proses pabrikasi berlangsung.
Pemeriksaan yang dilakukan selama pekerjaan instalasi berlangsung, sebelum
diadakan pemeriksaan akhir.
Pemeriksaan akhir, yaitu pemeriksaan terakhir dalam rangka penyelesaian proyek
secara fisik atau mekanik.
3. Pengujian dengan mengambil contoh.
Cara ini dimaksudkan untuk menguji apakah material telah memenuhi spesifikasi
atau criteria yang ditentukan. Pengujian dapat berupa tes destruktif atau nondestruktif
yang dilakukan terhadap contoh yang diambil dari obyek yang diselidiki.
3.7. Pengendalian Mutu disain Engineering
Seringkali perhatian aspek pengendalian mutu pada tahap desain engineer tidak
cukup mendapatkan perhatian disbanding dengan pada tahap pablikasi atau konstruksi.
Padahal apa yang dikerjakan pada tahap pabrikasi/konstruksi adalah berdasarkan yang
dibuat pada tahap desain engineering. Dengan demikian amat penting suatu pekerjaan
desain engineering dilakukan dengan benar sehingga nantinya dapat menghasilkan
produk yang sesuai dengan harapan fitness for use . Oleh karena itu perencanaan dan
pengendalian mutu yang intensif harus pula mencakup aspek disain engineer.
Tabel.3.3. QA/QC Kegiatan Disain Engineering
No Kegiatan Bidang Disain Engineer Tugas Qa/Qc
1 Mempelajari dokumen kontrak Mempelajari dan meneliti lingkup proyek dalam rangka penyusunan program mutu : Identifikasi filosofi disain. Pemeriksaan spesifikasi,standard dan criteria
desain. Peraturan yang diberlakukan terhadap disain
engineer. Organisasi dan prosedur kerja serta jalur
pelaporan yang berkaitan dengan mutu.
2 Menyiapkan dokumen desain engineering (gambar,spesifikasi,kriteria)
Menelaah ulang spesifikasi dan criteria : Pemenuhan spesifikasi dan kriteria dalam
kontrak. Kepatuhan terhadap peraturan yang
diberlakukan pada aspek mutu. Penyimpanan/arsip.
3 Menyususn material take-off Menelaaah ulang pemenuhan material4 Menyusun paket pengadaan Menelaah ulang pemenuhan aspek mutu5 Memberi masukan perkiraan biaya proyek Menelaah ulang spesifikasi material dan peralatan6 Chage Order Periksa apakah telah ditampung dalam aspek
disain engineering dan dampaknya terhadap integritas disain engineering secara menyeluruh
7 Audit Identifikasi noncomformance dan periksa apakah pembetulan telah dilaksanakan
3.8. Pengendalian Mutu dan Pengadaan
Kegiatan pengadaan mencakup lingkup kerja yang sangat luas dan berhubungan erat
dengan desain e ngineering. Identifikasi kegiatan pengadaan yang berkaitan dengan
aspek mutu dapat dilihat pada tabel.3.4. , meliputi persiapan paket lelang dan PO,
pengkajian program pengendalian calon peserta atau pemenang lelang, dan pemeriksaan
material yang dipesan. Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah menyiapkan
segala sesuatu yang berkaiatan dengan pemesanan peralatan yang harus diproses dahulu
di pabrik penjual, misalnya, generator listrik, kompresor, ketel uap, tower, penukar panas,
unit pendingin berkapasitas besar, dan lain-lain. Umumnya biaya pengadaan peralatan
cukup tinggi dan pabrikasi (manufaktur) nya memakan waktu lama (2-3 tahun). Untuk
menyakinkan bahwa peralatan tersebut memenuhi keinginan dari segi mutu, maka pihak
pemesan atau pembeli akan mengikuti, memantau, dan memeriksa pada berbagai tahap
proses pengadaan, termasuk pabrikasi dengan mengirim personil dari waktu ke pabrik
atau bengkel yang bersangkutan.
Jadi audit dari pihak pemesan peralatan (pemilik proyek/kontraktor utama) harus meliputi
antara lain sebagai berikut :
Verifikasi program mutu produsen, apakah cukup memenuhi keperluan untuk
peralatan yang dipesan. Bila perlu dapat ditambah atau disesuaikan dengan keperluan
yang dianggap penting oleh pemesan.
Memantau apakah program tersebut telah dijalankan dengan baik.
Memeriksa kelengkapan sertifikasi baik mengenai bahan yang berasal dari
subkontraktor (rekanan) ataupun mengenai tahap-tahap proses pabrikasi sampai pada
tahap uji coba operasi.
Memeriksa apakah segala noconformance telah diperbaiki dan dicatat dalam
dokumen.
Tabel .3.4. Ringkasan QA/QC Kegitan Pengadaan
No. Kegiatan Bidang Pengadaan Tugas QA/QC
1. Menyiapkan Paket Lelang
Mengkaji kelengkapan paket lelang tentang mutu material dan peralatan : Keperluan NDT ACC.test Serifikat Check point untuk inspeksi
2.Memilih Calon pemenang lelang (pengadaan dalam jumlah besar)
Meneliti system dan organisasi dan organisasi calon pemenang dalam aspek mutu : Program QA/QC Praktek yang berlaku
3. Rapat pre-awardMenekankan syarat kontark perihal aspek mutu, jadwal inspeksi, dan tes.
4. Menyiapkan PO untuk pemenang
Meneliti : Keperluan inspeksi Sertifikasi Hold point Program tes
5. Memantau kemajuan pabrikasi
Mengunjungi bengkel untuk : Verifikasi sertifikat Kesaksian (witness testing) Inspeksi berkala
6.Menelaah ulang kontrak/PO dengan Manufaktur
Memeriksa kelengkapan lingkup kerja, standar, spesifikasi (kriteria), dan prosedur, antara lain meliputi : Inspeksi dan tes Verifikasi Sertifikasi Prosedur persetujuan
7.Meneliti perangkat dan program mutu perusahaan manufaktur
Mengkaji kualitas dan kuantitas personil dan peralatan, yang meliputi : Peralatan tes dan pengukuran Teknik dan metode yang digunakan Standar dan kriteria yang dipakai
7 Mengendalikan material dari pemasok
Mengkaji kualitasn kuantitas, dan prosedur yang dipakai, meliputi : Kemajuan pemasok. Prosedur pemeriksaan pemasok Pemeriksaan kualitas material versus spesifikasi
8 Memeriksa in-process
Mengadakan verifikasi sesuai spesifikasim meliputi : Meneliti data hasil inspeksi dan tes pada waktu
pabrikasi. Melakukan tes pada titik-titik yang kritis Dokumentasi
9 Memeriksa akhir dan uji coba Menyaksikan pemeriksaan akhir dan uji coba di pabrik, sebelum peralatan dikirim ke lokasi proyek
10 Mengaudit, perbaikan, arsip, dan dokumen
Memeriksa semua kegiatan apakah telah memenuhi prosedur dan peratuarn yang berlaku meliputi pemeriksaan : Semua keperluan yang tercantum dalam kontrak Spesifikasi standard an criteria Perbaikan telah dikerjakan Dokumentasi telah disiapkan secara lengkap
3.9. Pengendalian Mutu Konstuksi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan konstruksi dalam hubungannya
dengan masalah mutu adalah sebagai berikut :
a. Material Konstruksi, yang umumnya tersedia ataupun dapat dibeli dilokasi atau
sekitar lokasi proyek, seperti bahan bangunan, besi beton, consumables, besi
untuk struktur, pipa ukuran kecil dan lain-lain
b. Peralatan (Equitment), yang dibuat dipabrik atas dasar pesanan, seperti
kompresor, generator, mesin-mesin, dan lain-lain. Peralatan demikian umumnya
diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek.
c. Pelatihan dan Sertifkasi tenaga konstruksi, misalnya, melatih ahli mengelas.
Untuk butir a, pemeriksaan mutu dilakukan seperti pada kegiatan pengadaan yang
dibahas sebelumnya. Untuk peralatan seperti yang dimadsukkan dalam butir b, maka bila
produsen bertanggung jawab atas pengiriman sampai ke lokasi pihak pemesan harus siap
memeriksanya pada waktu peralatan tersebut tiba. Pemeriksaan ini meliputi kuantitas,
identitas, dan kemungkinan kerusakan selama perjalanan. Pada proyek-proyrk berskala
besar sering diperlukan tenaga ahli pengelasan dalam jumlah yang cukup besar, dan
karena pengerjaan pengelasan merupakan mata rangtai yang amat menentukan, dilihat
dari segi ketangguhan produk hasil proyek, maka kemanpuan tenaga ahli diatas harus
diteliti dan diverifikasikan, dan bila telah memenuhi persyratan sertifikasi dapat
dikelurkan.
Bagi proyek yang berskala besar dan kompleks dikenal tahap-tahap penyelesian, yaitu,
penyelesaian fisik dan operasional. Penyelesaian operasional didahului oleh penyelesian
fisik. Kedua macam penyelesian tersebut mengharuskan baik kontraktor pelaksana
maupun pemilik untuk mencurahkan perhatiannya pada aspek mutu, terutama dalam
bentuk inspeksi akhir, tes, uji coba, dana pengkajian kinerja operasi.
Masa Jaminan Mutu
Umumnya pasal-pasal kontrak EPK mengatur pula masalah jaminan mutu matrial
dan pekerjaan (workmanship) sampai batas waktu tertentu (lazimnya 1 tahun). Pada
kurun waktu tersebut, kontraktor memberikan pelayanan secara cuma-cuma untuyk
perbaikan kerusakan atau penggantian bagian-bagian yang rusak.
Tabel.3.5. Ringkasan QA/QC Kegiatan Konstruksi
No. Kegiatan Bidang Pengadaan Tugas QA/QC
1. Menelaah ulang kontrak Mengkaji kelengkapan lingkup kerja, standar, spesifikasi, kriteria, dan prosedur yang meliputi antara lain :
Inspeksi dan tes Verifikasi PERSETUJUAN Serifikat
2. Menelaah ulang program mutu Melengkapi program QA/QC kontraktor pelaksana
3. Meneliti perangkat QC kontraktor pelaksana
Mengkaji kualitas dan kuantitas personil serta peralatan yang meliputi ; Peralatan tes dan pengukuran Teknik dan metode yang dipakai
4.Mengendaliakn material dan peralatan dari rekanan (subkontraktor)
Meneliti prosedur dan metode yang dipakai, meliputi : Verifikasi dokumen (sertifikat) hasil
pemeriksaan.
5.Pemeriksaan selama instalasi/konstruksi untuk komponen unit
Memeriksa dipenuhinya spesifikasi dengan inspeksi dan tes
6. Pemeriksaan akhirMemeriksa memenuhinya kriteria dan spesifikasi bagi unit secara keseluruhan
7. Uji coba operasi dan start-up sesuai kontrakMemantau pemenuhan kinerja (performance) instalasi
8. Audit dan perbaikan Meneliti segala pemeriksaan dan perbaiakan
apakah telah dilaksanakan dengan baik.
Ringkasan .
Mutu diartikan sebagai sifat atau karakteristik produk yang dibuat sesuai dengan
kebutuhan pelanggang (customers). Dalam lingkup proyek dipakai juga istilah siap untuk
dipakai atau finess for use.
Pengelolaan mutu proyek pertama-tama meliputi penentuan dasar filosofi dan
kebijakan mutu. Selanjutnya dijabarkan lebih lanjut mengenai hubungan antara mutu dan
biaya, kemudian membuat program QA/QC, dan akhirnya membuat procedure dan
program implementasi QA/QC.s
Semua fihak berkeinginan untuk mengsukseskan program mutu dalam
pembangunan proyek. Bagi pemerintah melindungi kepentingan dan keselamatan
masyarakat, sedangkan bagi pemilik menginginkan agar hasil proyek dalam keadaan
fitness for use. Bagi kontraktor bila mengikuti procedure dengan cermat akan
menghasilkan pekerjaan sekali jadi sehingga mencegah pengulanagan. Hal ini berarti
menghindari pengeluaran biaya yang tidak perlu.
Tiga metode pengendalian mutu proyek yang sering dilakukan ialah pengecekan
dan pengkajian, pemeriksaan/uji kerja peralatan, dan pengujian dengan mengambil
contoh.
Area pengendalian mutu proyek E-MK dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan,
yaitu pengendalian mutu engineering, pengadaan, dan konstruksi. Dalam pada itu
pengendalian sebelum peralatan dan instalasi, diserahkan kepada pemilik.
DOKUMEN SISTEM MUTU
PM
PROSEDUR
INSTRUKSI KERJA
CATATAN / FORMULIR / PRINT OUT / DOKUMEN PENDUKUNG
Apa ?Kebijakan,sasaran dan komitmen
Siapa, Kapan, Apa, Bagaimana Dimana, Mengapa ?
Bagaimana, Dengan Apa ?
Apa, Dimana, Kapan, Siapa ?Mengapa, Bagaimana, Dengan Apa ?Menegaskan bukti pelaksanaan
STRUKTUR DOKUMENTASI
PEDOMAN MUTU
Profil perusahaan (sejarah singkat, ruang lingkup bisnis, kapasitas produksi, domisili, system mutu yang pernah dan sedang diaplikasikan) penghargaan-penghargaan yang pernah diperoleh
Kebijakan mutu (quality policy) Sasaran mutu (quality objectives) Penunjukan wakil manajemen (management representatife) Deskripsi organisasi perusahaan Struktur organisasi dan uraian jabatan/kualifikasi jabatan Garis besar sistem mutu yang ditetapkan, garis besar pelaksanaan elemen-elemen
ISO 9001/2/3 Disebut juga panduan mutu atau manual mutu Merupakan “Company Profile” tentang komitmen mutu suatu perusahaan Memberikan arahan visi mutu bagi semua karyawan
PROSEDUR MUTU
Tujuan prosedur Ruang lingkup prosedur
Defenisi istilah Tanggung jawab Uraian prosedur/tata aturan Referensi silang dengan dokumen pendukung lain, maupun dokumen
referensi/acuan Lampiran, formulir, checklist, atau label yang dipakai
INSTRUKSI KERJA
Bisa berupa diagram alur proses yang sederhana Petunjuk pelaksanaan pekerjaan langkah demi langkah untuk :
Proses produksi Mengoperasikan mesin/alat Melakukan inspeksi dan pengujian Melakukan pemeliharaan mesin/alat Penanganan/penyimpanan atas produk Pengkalibrasian alat dll
Instruksi kerja berisi :
Alat/material/kualifikasi pekerja Langkah pekerjaan (termasuk uraian criteria penerimaan ‘workmanship’
atau dengan contoh barang/prototype/mock-up/show unit dll) Keterkaitannya dengan dokumen lain, antara lain catatan mutu atau
standar-standar atau parameter-parameter
Sebaiknya ditulis oleh pelaksana lansung tugas-tugas tersebut
CATATAN MUTU
Merupakan bukti pelaksanaan system mutu (pelaksanaan dari isi prosedur mutu ataupun instruksi kerja)
Dapat berupa :
Formulir atau bon-bon yang diisi Buku catatan-catatan yang diisi Disket komputer yang berisi bukti-bukti pelaksanaan sistem mutu Print-out file dari komputer Arsip surat menyurat/ faksmili antar departemen, bagian maupun dengan
pemasok atau pelanggan Sertifikat pelatihan-pelatihan, pelaksanaan kalibrasi eksternal dsb
Ditetapkan dalam masa simpan tertentu, tergantung kepentingan maupun telusur masalah dan pembuktian mutu
Disimpan secara tertib, terawat dan mudah, untuk diperoleh saat diperlukan
Matriks Tanggungjawab Penyusunan Sistem Dokumentasi MutuBerdasarkan Standar ISO 9000
Pasal Persyaratan ISO 9000
Top Mgt
QA Dept.
HRD Dept.
PUR Dept.
Sales Dept.
R&D Dept.
Prod Dept.
QC Dept.
Shipping Dept.
Tanggung jawab manajemen
System Mutu Tinjauan Kontrak Pengendalian Desain Pengendalian
Dokumen & Data Pembelian Pengendalian barang
yang dipasok oleh pelanggan/Pembeli
Identifikasi & ketelusuran produk
Pengendalian proses Inspeksi & uji Pengendalian
peralatan Inspeksi,Ukur dan Uji
Status Inspeksi & Uji
Pengendalian produk yang tidak sesuai
Tindakan koreksi & pencegahan
Penanganan,penyimpanan,pengemasan,perawatan,pengiriman
Pengendalian catatan mutu
Audit mutu internal Pelatihan Pelayanan Teknik statistik
Keterangan :
O : Owner/Penanggung JawabR : ReviewP : Partipate/terlibat dalam kegiatan tersebutS : Elemen tersebut harus dipenuhi oleh semua departemenNA : Elemen tersebut tidak diperlukan untuk departemen tersebutQA : Quality AssuranceQC : Quality Control
HRD : Human Resoarces DevelopmenPUR : PurchasingSales : PenjualanR&D : Research and DevelopmenProd : ProductionShipping : Pengumuman
Perbandingan persyaratan-persyaratan ISO 9000No Persyaratan-persyaratan ISO ISO ISO
9001 9002 90031.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.1819.20.
Tanggung jawab manajemenSystem MutuTinjauan KontrakPengendalian DesainPengendalian Dokumen & DataPembelian Pengendalian barang yang dipasok oleh pelanggan/PembeliIdentifikasi & ketelusuran produkPengendalian prosesInspeksi & ujiPengendalian peralatan Inspeksi,Ukur dan UjiStatus Inspeksi & UjiPengendalian produk yang tidak sesuaiTindakan koreksi & pencegahanPenanganan,penyimpanan,pengemasan,perawatan,pengirimanPengendalian catatan mutuAudit mutu internalPelatihanPelayanan Teknik statistic
C 94
C 94
C 94
C 94
C 94
Terbitan pertama standar tahun 1987, C 94 menunjukkan pasal-pasal yang berubah/penyesuaian isi sesuai versi revisi tahun 1994Tanda (-) menunjukkan elemen-elemen yang tidak diperlukan baik pada versi terbitan standar tahun 1987 maupun versi revisi tahun 1994
SKEMA AKREDITASI
`
Akreditasi Pengawasan
Lingkup DSN
Ketua DSN
Lingkup KAN
KAN
PH - KAN
KAIT
PANITIA TEKNIKS
Lembaga SertifikasiLaboratorium PengujiLembaga Inspeksi Teknis
Perusahaan / Pemasok
Permohonan Asssesmen
SertifikatPermintaan
Usulan
PROSES AKREDITASI
PROSES SERTIFIKASI
ISO 9001
PENGENDALIAN SISTEM MUTU PROSES OPERASIONAL AKTIFITAS PENDUKUNG
PembelianPengendalian Peralatan Inspeksi,Ukur & UjiPelatihan
Identifikasi & Mampu Telusur ProdukPengendalian Catatan MutuTeknik Statistik
Tanggung Jawab ManajemenSistem MutuPengendalian Dokumen & DataTindakan Koreksi & PencegahanAudit Mutu Internal
SALES MARKETING
DESIGN
OPERASIONAL
DISTRIBUSI
PURNA JUAL
Tinjauan Kontrak
Pengendalian Desain
Pengendalian DesainPengendalian prosesInspeksi & PengujianStatus Inspeksi & UjiPengendalian Produk Tidak Sesuai
Penanganan, Penyimpanan, Perawatan, Pengemasan, Pengiriman
Pelayanan
SUMBER DAYA MUTU
DATA MUTU
SERTIFIKASI PENILAIAN KESEUAIAN
KOMITE AKREDITASI NASIONALPH – KAN
DANKOMITE AKREDITASI INSTANSI TEKNIS
PENILAIAN LEMBAGA SERTIFIKASI
. . . . . . . . . . . . . . .
PENILAIAN LEMBAGA SERTIFIKASI
Pedoman DSN 06(ISO/IEC Guide 40)
PENILAIANLABORATORIUM
Pedoman DSN 17
(ISO/IEC Guide 58)
PENILAIAN LEMBAGA INSPEKSI TEKNIKS
Pedoman DSN 07
(ISO/IEC Guide 39)
LEMBAGA SERTIFIKASI YANG MENYELENGGARAKAN
Pedoman DSN 14 Pedoman DSN 16 Pedoman DSN 15(EN 45013) (EN 45012) (EN 45011)
SERTIFIKASI SERTIFIKASI SERTIFIKASIPORSONEL SISTEM MUTU PRODUK
. . . . . . . . . . . . . . .
SERTIFIKASISISTEM MUTU LINGKUNGAN
LABORATORIUMPENGUJI,KALIBRASI
Pedoman DSN 01(ISO Guide 25)
LEMBAGAINSPEKSI TEKNIKS
SERTIFIKASIEMS
SERTIFIKASIPERSONEL
SERTIFIKASISISTEM MUTU
SERTIFIKASIEMS
SERTIFIKAT/LAPORAN
PENGUJIAN/KALIBRASI
SERTIFIKASIINSPEKSI TEKNIKS
PERUSAHAAN/PEMASOK
LEMBAGAPELATIHAN
PERSONEL
PASAR
BARANG/JASA
Recommended