View
168
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Bahan kimia pembersih
a. SABUN
Lebih dari 2.000 tahun yang lalu, manusia telah mulai mengenal sabun berdasarkan pada
proses saponifikasi, yaitu reaksi antara minyak atau lemak baik yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan (nabati) maupun yang berasal dari hewan (hewani) dengan basa-basa tertentu yang
dihasilkan dari abu (alkali) tumbuh-tumbuhan (natrium hidoksida dan kalium hiodroksida).
Reaksi ini ternyata dapat menghasilkan sebuah senyawa yang dapat digunakan untuk
membersihkan kotoran yang kemudian dikenal sebagai sabun, serta senyawa berasa manis yang
disebut olsuss yang kemudian disebut sebagai gliserol. Gliserol ini dimanfaatkan lebih lanjut
untuk bahan peledak, pelarut, dan sebagainya.
Minyak nabati yang biasa digunakan biasanya berupa minyak kelapa, minyak sawit, minyak
biji kapas, minyak jarak, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak jagung. Minyak dan lemak
hewani yang biasa digunakan biasanya berupa minyak ikan, lemak kambing atau domba, lemak
sapi, dan lain-lain.
b. DETERGEN
Komponen pembersih utama berikutnya adalah detergen. Dewasa ini hampir semua jenis
pembersih menggunakan detergen. Dahulu orang mengandalkan sabun sebagai bahan pembersih
satu-satunya yang paling andal. Tetapi kemudian diketahui bahwa pada air yang memiliki kadar
garam tinggi (air sadah) dan air yang dingin penggunaan sabun ternyata tidak efektif. Di dalam
air ini biasanya terkandung ion kalsium atau ion magnesium yang menyebabkan daya pembersih
sabun menjadi berkurang. Hal ini dikarenakan ion kalium atau ion magnesium dalam air sadah
menggantikan posisi ion natrium atau ion kalsium pada molekul sabun. Oleh karena itu, orang
kemudian berusaha menciptakan bahan pembersih yang memiliki daya pembersih efektif di
dalam semua jenis larutan. Sampai pada sekitar tahun 1940-an akhirnya orang berhasil
menciptakan detergen.
Bahan-bahan yang terkandung dalam detergen, secara umum sebagi berikut:
1. Surfaktan
Bahwa bahan utama dari semua sabun adalah surfaktan, begitu juga dengan detergen. Bahan
kimia yang digunakan dapat berupa sodium lauryl sulfonat. sodium lauryl sulfonate memiliki
beberapa nama dagang yaitu nama texapone, emal, luthensol, dan neopelex. Secara fungsional
bahan ini berfungsi dalam meningkatkan tingkat kebersihan. Cirri dari bahan aktif ini
mempunyai busa banyak danbentuknya gel ( pasta ).
Secara garis besar, terdapat empat ketegori surfaktan yaitu :
a. Anionik
Ø Alkyl Benzene Sulfonate ( ABS )
Ø Linear Alkyl Benzene Sulfonate ( LAS )
Ø Alpha Olein Sulfonate ( AOS )
b. Kationik : garam ammonium
c. Non ionic : Nonyl Phenol Polyethoxyle
d. Amhoterik : Achyl Ethylenediamines
Fungsi surfaktan anionik adalah sebagai zat pembasah yang akan menyusup ke dalam
ikatan antara kotoran dan serat kain. Hal ini akan membuat kotoran menggulung, lama kelaman
menjadi besar, kemudian lepas ke dalam air cucian dalam bentuk butiran. Agar butiran ini tidak
pecah kembali dan menempel di kain, perlu ditambahkan jenis surfaktan lain yang akan
membungkus butiran tersebut dan membuatnya tolak menolak dengan air, sehingga posisinya
mengambang. Ini untuk memudahkannya terbuang bersama air cucian.
2. Pembentukan ( builder )
builder berfungsi meningkatkan efisiensi pencucidari surfaktan dengan cara menon-aktifkan
mineral penyebab kesadahan air. Berikut beberapa builder:
a. Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate ( STTP )
b. Asetat : Nitril Tri Acetate ( NTA ), Ethylene Diamine Tetra Acetate ( EDTA )
c. Silikat : Zeolit
d. Sitrat : asam Sitrat
3. Pengisi ( Filter )
Filter adalah bahan tambahan detergen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya
cuci, tetapi ,menambah kuantitas. Bahan pengisi menetralisir kesadahan air atau melunakkan air,
mencagah menempelnya kembali kotoran pada bahan yang dicuci dan mencegah terbentuknya
gumpalan dalam air cucian.
4. Aditif
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya
pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dan lain sebagainya. Bahan aditif ini tidak berhubungna
langsung dengan daya cuci detergen. Pemberian bahan aditif ini, lebih kepada tujuan
komersialisasi produk. Contohnya enzim, boraks, sodium klorida, carboxy methyl cellulose
( CMC ). Penambahna CMC ( berbentuk sebuk putih ) berfungsi untuk mencegah kptoran
kembali ke pakaian.
c. PASTA GIGI
Pasta gigi digunakna untuk membersihkan kotoran yang menempel pada gigi. Akibat gigi ynag
kotor atau kurang terawatt dapat menimbulkan berbagai macam penyakit gigi,gisi, dan mulut.
Kandungan bahan-bahan pada pasta gigi pada umumnya terdiri dari :
a. Bahan Pembersih ( Polishing Agent )
Bahan ini terdari dari bahan-bahan abrasit seperti kapur presipitasi, trikalsium fosfat, aluminium
fosfat, magnesium trisilikat, kalsium karbonat, fluoride, dll. Hampir seluruh dari total berat pasta
gigi tersiri dari bahan-bahan pembersih ini. Fungsi dari bahan pembersih ini adalah
membersihkan kotoran yang membandel pada gigi dan membantu menghilangkan disklorisasi
pada gigi.
b. Bahan Pelembab ( moistener Agent )
Penembahan bahan ini berguna untuk menghindari terjadinya pengeringan pengerasan pasta.
Bahan yang sering digunakan adalah gliserin, sorbitol, propilen glikol, dan lain sebagainya.
c. Bahan Pembuat Busa ( Detergent and Foaming Agent )
Bahan ini befungsi untuk membantu aksi pembersih dengan cara membasahi gigi dari partikel
makanan yang tertinggal, juga berfungsi untuk mengemulsikan mucus ( lendir ). Deterjen yang
peling sering digunakan adalah sodium lauril sulftat dan magnesium lauril sulfat.
d. Bahan Pengikat ( Bunch Agent )
Bahan ini sangat esensial untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan pasta ( pasta menjadi
stabil ). Bahan yang lazim digunakan adalah pati ( starch ), gum tragacanth, sodium alginate
( manucol SA ), modified iris most dan bahan sintetik seperti propilen glukol.
e. Bahan Pemanis ( sweetener Agent )
Bahan pemeberi rasa manis yang sering ditambahkan pada pasta adalah sakarin dengan
konsentrasi antara 0,1-1,3 %, gula juga dapat digunakan namun sayangnya cenderung
mengkristal.
f. Bahan Pemberi Rasa ( flavor Agent )
Untuk pasta gigi anak-anak, bahan pemberi rasa ditambahkan dari minyak essensial buah-buahan
seperti anggur,stroberi, melon dan sebagainya. Pemberi rasa segar ditambahkan minyak
peppermint, untuk menghindarkan rasa mual ketika menyikat gigi.
g. Bahan Pengawet ( Preservative Agent )
Bahan pengawet ditambahkan untuk menjaga struktur fisik, kimiawi dan biologi pasta. Sifat dari
bahan pengawet yang ditambahkan tidak boleh bersifat toksik ( racun ). Bahan yang bias
ditambahkan adalah sodium benzoate atau sodium hidroksibenzoat.
d. Shampoo
Bahan pembersih, umumnya berupa sistem surfaktan. Kadang selain surfaktan, ditambahkan pula sedikit booster busa untuk mengubah sifat busa yang dihasilkan surfaktan. Bahan surfaktan yang umum digunakan adalah surfaktan anionik, seperti natrium lauril eter sulfat (juga sering disebut natrium lauret sulfat), natrium lauril sulfat, dan senyawa amonium.
Bahan conditioner, biasanya digunakan bahan berupa surfaktan kationik, seperti olealkonium klorida, distearildimonium klorida, dan isostearil etildimonium etosulfat.
Bahan aditif fungsional, termasuk di dalamnya bahan yang dapat mengontrol viskositas sampo. Dapat dibayangkan apabila sampo terlalu encer, sampo akan sukar dipakai, demikian pula jika sampo, misalnya, sekental pasta gigi. Bahan yang umum digunakan adalah surfaktan amfoterik, seperti kokamidopropil betain atau kokamidopropil hidroksisultain. Aditif lain adalah pengontrol pH, agar sampo mempunyai pH antara 3,5 dan 4,5. Pengawet, sampo tanpa pengawet akan merupakan tempat ideal bagi berkembangnya berbagai jenis bakteri. Hal ini akan membuat produknya cepat rusak dan dapat membahayakan kesehatan. Pengawet yang umum digunakan adalah natrium benzoat, paraben, tetranatrium EDTA. Bahan aditif estetik, termasuk di dalamnya pewarna, parfum yang membuat sampo enak dipakai. Bahan-bahan aktif medis, misalnya beberapa sampo mengandung seng piritionin yang dapat mengobati ketombe, atau pantenol yang penting untuk pertumbuhan rambut dan yang meningkatkan kelembaban rambut. Selain itu terdapat juga nutrisi yang dicampurkan kedalam sampo dengan berbagai manfaat yang terkandung didalam nutrisi tersebut. Beberapa nutrisi yang bagus untuk menjaga kesehatan rambut dan kulit kepala kita adalah: Vitamin E, yang banyak terdapat dalam kacang-kacang dan biji-bijjian. Vitamin E adalah vitamin yang sangat diperlukan untuk memperindah rambut. Minyak yang menutupi pori-pori dapat dikurangi dengan mengkonsumsi vitamin E. Zink, yang banyak terdapat pada sayuran berdaun hijau seperti bayam Biotin, yang banyak terdapat dalam ikan salmon, makarel dan telur. Khasiat telur untuk kesehatan rambut sudah dipercaya berabad-abad lamanya. Bahkan, zaman dulu wanita biasa menggunakan kuning telur untuk merawat keindahan rambutnya.
BAHAN KIMIA PEMUTIH
a. Bahan Pemutih Pakain
Bahan pemutih pakaian adalah senyawa klorin, senyawa ini dapat mengoksidasi zat warna yang melekat pada pakaian sehingga pakain menjadi putih. Peristiwa ini disebut juga mengelantang.
Natrium Hipoklorit
NaCIO 5,25 %
Surfaktan, Aninoic, Builder
b. Bahan Pemutih Kulit (Wajah)
Bahan pemutih untuk wajah manusia biasanya di gunakan para wanita agar wajahnya kelihatan lebih putih. Bahan pemutih untuk wajah sangat berbeda dengan bahan pemutih alumunium stearat merupakan salah satu contoh bahan pemutih kulit. Banyak pemutih wajah yang menggunakan merkuri. Merkuri dalam tubuh bersifat racun. Untuk pencegahan, gunakan pemutih wajah yang tidak mengandung merkuri. Atau lebih baik menggunakan bahan-bahan pemutih wajah alami. Pemutih pakaian sebagaian besar dibuat dari jenis bahan kimia yang sangat kuat. Umumnya bersifat korosif. Oleh karena itu, hindari kontak langsung dalam waktu lama
c. Bahan Pemutih Makanan
Bahan Pemutih untuk makanan biasanya digunakan untuk memutihkan terigu, tepung sagu, tepung jagung, dan beras agar makanan yang dihasilkan kelihatan bersih dan tidak kusam warnanya.
Beberapa contoh bahan pemutih makanan, yaitu Benzoil, Peroksida, Kalium Bromat, Kalsium Iodat, dan Asam Askorbat. Bahan Pemutih makanan ini akan mengoksidasi pigmen karotenoid pada makanan sehingga makanan menjadi putih. Fungsi bahan pemutih makanan adalah mengoksidasi gugus Sulfhibrid dalam gluten ( Protein pada tepung ) menjadi ikatan disulfida. Ikatan ini bersifat menahan gas pada roti/kue sehingga roti/kue itu mengembang dan berongga-rongga.
BAHAN KIMIA PEWANGI
A. Bahan pewangi alami yang sudah kita kenal di antaranya diperoleh dari daun kayu
putih, kulit kayu manis, batang kayu cendana, bunga kenanga, bunga melati, dan buah pala.
Berbagai bahan kimia pewangi dan aroma yang dihasilkannya :
1. Amil salisilat - Melati
2. Isoamil asetat - Pisang
3. Propil asetat - Pir
4. Sitronelol - Sitrus
5. Etil Format - Rum
6. Butil asetat - Arbei
7. Geraniol - Mawar
8. Sobomil asetat - Pinus
9. Etil butirat - Nanas
10. Amil valerat - Pisang ambon
11. Oktil asetat - Jeruk
12. Metil salisilat - Minyak gandapura
B. Bahan pewangi sintetik biasanya dipakai dalam berbagai pewangi atau parfum dalam
kemasan. Selain zat yang menimbulkan aroma wangi, pewangi yang dijual di pasaran biasanya
mengandung zat-zat lain, seperti alkohol untuk pewangi yang berbentuk cair dan tawas untuk
pewangi yang berbentuk padat. Selain alkohol, masih terdapat beragam zat tambahan lainnya
yang sengaja ditambahkan ke dalam pewangi agar parfum mudah disemprotkan (zat tersebut
berfungsi sebagai propelan). Di antara zat-zat tambahan yang dapat berfungsi sebagai propelan
tersebut ada yang dapat mencemari lingkungan. Propelan tertentu jika lepas ke udara kemudian
masuk ke atmosfer bagian atas akan merusak lapisan ozon (suatu lapisan di udara bagian atas
yang melindungi manusia dari sinar-sinar berenergi tinggi, seperti sinar ultra violet). Untuk itu,
kita harus selektif ketika membeli produk berupa parfum, jangan sampai mengandung bahan
kimia yang dapat mencemari lingkungan.
Recommended