View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
Bahan Pembinaan
Coffee Morning GKK Pos Kelapa Gading
Ringkasan dan tambahan
untuk bahan diskusi
Dari Buku:
“The Salomon Secrets” Tulisan: Robert Jeffress
Oleh:
Dennie Olden Frans Jakarta 2014
10
2
Pengantar
Bahan ini ditulis berdasarkan buku “The Salomon Secrets” Tulisan:Robert Jeffress.
Seorang manusia pada akhirnya akan
diperhadapkan dengan satu keputusan, apakah ia mau
takut akan Tuhan atau tidak. Penulis Amsal
mengatakan, “Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan” dan
pengertian dimulai dari pengenalan akan Tuhan (Ams. 9:10). Sebagai
manusia apakah kita menyadari bahwa manusia diberi hidup adalah
dengan tujuan utama yaitu memuliakan TUHAN? Dengan fokus kita
hanya untuk kemuliaan Tuhanlah, maka kita akan dapat menemukan
hikmat yang sejati dari Sang Pencipta.
Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia
memperdengarkan suaranya. (Ams 1:20). Firman Tuhan ini
mengingatkan kita, bahwa dimanapun kita berada di bumi ini, akan
selalu ada hikmat yang dapat kita temukan melalui setiap ciptaan-Nya,
dan segala sesuatu yang diciptakan manusia. Ketika kita berkendara di
jalanan, kita bisa temukan desain bangunan-bangunan yg indah,
dimana manusia menciptakannya dengan hikmat yang Tuhan telah
sediakan baginya. Kuncinya hanya, apakah kita mau mencari hikmat
yang Tuhan telah sediakan bagi kita sebagai manusia yang merupakan
gambar dan rancang Allah yang ada pada diri kita.
Kiranya melalui ringkasan bahan sharing yang telah
dirangkum oleh hamba-Nya, Bpk. Pdt. Dennie Olden Frans
berdasarkan buku "Solomon Secrets (karangan Robert Jeffress)",
biarlah ini boleh menjadi pedoman pembelajaran bagi kita yang ingin
mempelajari lebih jauh tentang hikmat yang telah Tuhan sediakan
bagi kita melalui salah satu tokoh besar yang dicatat dalam Alkitab.
Mari kita gunakan kesempatan dan waktu yang Tuhan bri bagi kita
untuk menggali lebih jauh sumber hikmat dari Sang Pencipta, dengan
10
3
semua akal budi dan talenta yang telah Tuhan sediakan bagi kita
sebagai ciptaanNya. Amsal 8:1-3: Bukankah hikmat berseru-seru, dan
kepandaian memperdengarkan suaranya ? .. Di atas tempat-tempat
yang tinggi di tepi jalan, di persimpangan jalan-jalan, di sanalah ia
berdiri, ... di samping pintu-pintu gerbang, di depan kota, pada jalan
masuk, ia berseru dengan nyaring.
Yang menjadi pertanyaan bagi kita, darimanakah sumber hikmat kita?
Dari Sang Pencipta sendiri atau dari ciptaanNya?
Selamat mempelajari dan menggali lebih jauh
hikmat sejati yang dari Tuhan.
Soli Deo Gloria ...
Pengurus Coffee Morning GKK-KG-Jakarta
The Min Sing
Buku yang sangat bagus mengungkapkan ini mengungkapkan
beberapa hal menarik tentang Salomo berdasarkan kitab Amsal.
Saduran, ringkasan dan penambahan dalam tulisan ini dibuat
atau ditulis untuk keperluan sendiri sebagai bahan diskusi
Bersama setiap hari Sabtu pagi, dalam persekutuan doa jemaat
Gereja Kristus Ketapang
Pos Kelapa Gading Jakarta pada tahun 2014.
Untuk lebih lengkap, disarankan untuk membaca bukunya
secara langsung yang ditertemahkan dan diterbitkan oleh Yayasan Perkabaran Injil Immanuel : Jakarta., 2005
4
Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading
Jika Anda Tidak Tahu Kemana Anda Akan Pergi,
Anda Akan Tiba Di Tempat Lain! berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert jeffress)
------------------------------------------------------------------------
Firman Tuhan: “Rancangan terlaksana oleh pertimbangan,
sebab itu berperanglah dengan siasat.” (Amsal 20:18)
“Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan,
tetapi terlaksana kalau penasihat banyak.” (Amsal 15:22)
“Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan,Tetapi
setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.”
(Amsal 21:5)
“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN,
maka terlaksanalah segala rencanamu.” (Amsal 16:3)
--------------------------------------------------------------------------------------------
Dimanakah Anda Ingin Berada Dalam Waktu Sepuluh Tahun Mendatang?
Pertanyaan penting dalam kehidupan kita yang sementara ini,
ialah: “Kemanakah kita akan pergi,..seperti apakah kehidupan
yang Anda inginkan…?” Untuk memulai, cobalah
pertimbangkanlah:
• Bagaimana Keadaan Keuangan Anda? Berapa banyak yang Anda peroleh sepuluh tahun dari sekarang? Berapa
banyak yang Anda gunakan untuk hal-hal berharga…?
• Bagaimana dengan pekerjaan Anda? Pekerjaan seperti apakah yang Anda miliki, tujuan apa yang akan Anda capai…?
Bagaimana sepuluh tahun mendatang?
• Bagaimana Keluarga Anda? Seperti apa hubungan Anda dengan pasangan Anda sepuluh tahun mendatang? Berapa banyak Anda
menggunakan waktu bersama mereka?
• Bagaimana keadaan rohani Anda sepuluh tahun akan datang? Bagaimana hubungan Anda dengan Allah dibanding sekarang?
Kebiasaan apa yang tidak lagi menjadi bagian kehidupan Anda?
5
• Bagaimana dengan Pelayanan? Apakah Anda menjadi seorang yang mengasihi Tuhan dengan melayaninya? Atau seberapa bedakah dengan
sekarang?
Mungkin, kita berkata, ach…itu hanyalah impian saja. Tetapi, jangan
pernah meremehkan impian, sebab semua keberhasilan besar dimulai oleh
impian-impian besar. Impian memang penting, tetapi semuanya belum
cukup untuk mengubah kehidupan kita. Sebuah impian tanpa rencana
hanyalah sebuah harapan. Kita perlu “peta” untuk membawa kita kepada
sebuah keberhasilan.
Kerugian dari Tidak Melakukan Apapun ! Kita tidak akan pernah sampai pada sebuah tujuan
dengan kebetulan. Tanpa perencanaan dan tindakan
untuk mencapainya, kita cenderung hanyut menjauhi
impian-impian kita. Bayangkanlah bagaimana perasaan
anda jika 10 tahun akan datang, keberadaan pekerjaan
Anda biasa-biasa saja dan mungkin lebih buruk dari sekarang?
Bagaimana dengan keluarga kita sekian tahun akan datang? Apakah
hubungan semakin baik atau tidak ada keharmonisan? Bagaimana
dengan keadaan kerohanian kita? Apakah kita menjadi semakin jauh
dari Tuhan? Bahkan hidup di bawa murka Tuhan? Atau menjadi
seorang yang begitu mengasihi Tuhan, melayaninya dan hidup di
dalam berkat Tuhan?
Untuk mencapai sebuah tujuan; Hati-hati, kita akan
bertemu dengan dua pandangan yang sama-sama akan
mematikan segala impian-impian kita. Pertama, kita yakin
bahwa kita masih mempunyai banyak waktu! Atau
sebaliknya, kita merasa terlambat dan tidak ada waktu lagi,
sehingga tidak melakukan apapun.
Bagaimana MerencanakanLangkah-langkah sederhana dimana kelak kita berada?
Bagaimana keberadaan kehidupan kita?
• Rohani: “aku ingin bertumbuh dalam hubunganku dengan Allah.”
• Jasmani: “Aku ingin menjalani hidup dengan teratur dan sehat.”
• Perkembangan pribadi: “Aku ingin lebih banyak belajar.”
6
• Keluarga: “Aku ingin membangun keluarga yang harmonis.”
• Pekerjaan: “Aku ingin membuka usaha sendiri.”
• Keuangan: “Aku ingin memiliki cukup keuangan untuk masa depan keluarga.”
• Sosial: “Aku ingin membangun lebih banyak persahabatan.”
• Pelayanan: “Aku ingin terlibat dalam pelayanan gereja.”
Periksalah ada skala 1-10, 10 sebagai angka tertinggi, tentang apa
yang kita capai dalam 8 bidang kehidupan yang sangat penting ini:
Rohani 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jasmani 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keluarga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perkembangan Pribadi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sosial 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pelayanan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dll…………………. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-------------------------------------------------------------------------------------------- 10. terbaik, 9. Baik sekali, 8.baik, 7.cukup baik, 6.cukup, 5.kurang,
4. kurang sekali, 3. buruk, 2. buruk sekali, 1. sangat buruk sekali. --------------------------------------------------------------------------------------------
Pikirkanlah, dimana saya berada dan akan berada?!
Rohani:…………………………………………………..
Jasmani:…………………………………………………
P.Pribadi:……………………………………………….
Keluarga:………………………………………………..
Pekerjaan: ………………………………………………
Keuangan: ………………………………………………
Sosial: …………………………………………………..
Pelayanan: ……………………………………………..
Mengetahui kedudukan sekarang menolong kita untuk melihat
tujuan-tujuan ke depan. Dan untuk membawa maksud dari kehidupan
kita kepada tempat dimana seahrusnya kita berada, perhatikanlah
langkah-langkah apa yang akan kita harus lakukan:
7
Rohani: Saya akan membaca Alkitab setiap hari, mulai hari ini.
Jasmani: Saya akan berolah raga secara teratur dan makan secara
teratur dan sebagainya.
P. Pribadi: Saya akan mempelajari hal tertentu sesuai dengan
pekerjaanku.
Keluarga: Saya akan mengasihi keluargaku
Pekerjaan: Saya akan mencari peluang baru untuk membuka sebuah
usaha sendiri.
Keuangan: Saya akan berusaha untuk menggunakan keuangan sesuai
dengan kebutuhan.
Sosial: Saya akan bergaul lebih luas dengan lingkunganku dengan
baik.
Pelayanan: Mulai hari ini, saya akan ikut dalam pelayanan PI/Misi dan
Sosial.
“Bagaimana caranya memakan habis seekor Gajah?”
Salah satu cara untuk mencapai sebuah kerinduan besar ialah
memecahkannya menjadi tujuan-tujuan kecil yang dapat diukur
dengan waktu dan kemampuan kerja kita. Tujuan-tujuan yang lebih
kecil menjadi daftar “tugas” kegiatan-kegiatan harian kita yang
mengantarkan kita pada maksud utama dari kehidupan kita. Akhir
kata …
Perencanaan adalah baik, langkah-langkah mencapai tujuan dimana
kita berada selama hidup sementara di dunia ini adalah benar,
tetapi di atas segalanya ialah:
“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN,
maka terlaksanalah segala rencanamu.”
(Amsal 16:3)
CATATAN:
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
8
Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading
Untuk Lebih Berhasil, Teruslah Berusahalah
Walau harus sering gagal! (berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert jeffress)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.
Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi;
Siapa tidur pada waktu panen membuat malu.” (Amsal 10:4-5)
• “Hati si pemalas penuh keiginan, tetapi sia-sia, Sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.” (Amsal 13:4)
• “Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan, Tetapi tidak juga mengembalikan ke mulutnya.” (Amsal 19:24)
• “Berkatalah si pemalas: “ada singa di jalan! Ada singa di lorong!” Seperti pintu berputar pada engselnya,
demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.”
(Amsal 26:13-14)
------------------------------------------------------------------------------------------------
Pastikanlah bahwa kita terus melangkah!
Thomas Alfa Edison berkata: “Banyak orang yang gagal dalam
hidup adalah orang-orang yang tidak menyadari betapa
dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.”
Mungin setelah diskusi kunci 1, tentang perencanaan kita
terdorong untuk mengejar impian kita. Dan mungkin kita telah
mencoba memikirkan sasaran dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan.
Puji Tuhan! Kita telah maju selangkah, jika dibanding dengan orang-orang
yang menjalani kehidupan tanpa tujuan yang jelas. Itu adalah kabar baik.
Tetapi kabar “buruknya” ialah kita akan berhadapan dengan rintangan-
rintangan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dan kita sadar bahwa
rintangan-rintangan itu dapat menimbulkan hambatan-hambatan, tetapi
orang bijak tidak akan berhenti atau mundur, karena beberapa tantangan,
tetapi dengan tekun terus melangkah. Orang bijak berkata: “keberanian
adalah keinginan untuk memulai sesuatu, tetapi ketekunan adalah tekad
untuk meneruskan sesuatu.”
Bagaimana Ketekunan dalam kesaksian Alkitab? Alkitab Firman Tuhan penuh dengan contoh-contoh tentang
ketekunan. Antara lain:
Aduh…
enaknya
9
1. Merobohkan Tembok-tembok. Renungkanlah kisah tentang Yosua dan tembok-tembok Yerikho.
Tujuan: Merebut tanah Kanaan. Halangan: Tembok besar yang
mengelilingi kota Yerikho. Rencana penaklukkan diberikan Tuhan,
yaitu dengan mengelilingi kota. Apa dengan itu cukup? Tentu hal
penting lain ialah; teruslah melangkah, dan untuk itu, perlu
ketekunan.
2. Menjadi kotor untuk menjadi bersih Ingatkah kita kisah Naaman? Seorang panglima tentara Siria? Tujuan:
untuk mendapatkan kesembuhan. Halangan: Ia harus ke Israel, dan
harus berendam di sungai Yordan 7 kali. Naaman marah, karena merasa,
bukanlah sungai-sungai di Siria lebih bagus dan bersih? Mengapa harus
di sini? Ia ingin penyelesaian kilat. Untuk sebuah tujuan, Naaman,
akhirnya berupaya melawan halangan baik dari dirinya sendiri, maupun
dari tempat dimana ia harus melakukan sesuatu. Bayangkan 7 kali ia
berendam. Kalau tidak ada ketekunan, dan kemauan untuk terus
maju, dapat saja ia berhenti ada kali yang ke enam. Dan merasa itu
adalah pekerjaan sia-sia? Tetapi jika ia berhenti, bukankah ia telah
berada begitu dekat dari sebuah tujuan?
Pahamilah Nilai sebuah ketekunan! Perhatikanlah, penulis Amsal tidak memperbandingkan: orang
cantik dengan orang buruk rupa, orang kaya dan orang miskin,
orang berutung dan tidak beruntung. Tetapi sebaliknya Salomo
membedakan antara orang rajin dan orang malas. Ketekunan
akan memperlihatkan perbedaan antara keberhasilan dan kegagalan. Orang
pandai tapi malas tidak akan berhasil, sebaliknya orang bodoh tetapi tekun
serta terus melangkah mencapai tujuannya akan lebih pasti untuk berhasil
bahkan mungkin bertambah sebuah kepandaian dari pada orang pandai tapi
malas. Renungkanlah apa yang telah Allah karuniakan kepada Anda!
Apakah yang dapat kita tambahkan kepadanya supaya berhasil…?
Jawabannya sederhana…ketekunan.
Lupakanlah masa lalu dan pusatkanlah Perhatian pada Masa depan! Banyak kegagalan untuk mencapai sebuah tujuan, oleh karena
dua hal berbeda yang sama akibatnya. Pertama, tidak berani
melangkah oleh karena kegagalan masa lalu dan yang kedua ialah
tidak melangkah maju karena memusatkan perhatian pada keberhasilan masa
10
lalu. (lihat siap Paulus Filipi 3:13-14). Kenangan sentimentil tentang masa
lalu tidak akan pernah menggerakkan kita satu inci lebih dekat dengan
tujuan, bahkan dapat terjadi mencegah kita untuk melakukan kemajuan
apapun.
Belajarlah tentang pentingnya Permulaan! Sebelum kita memulai meneruskan langkah kita kepada tujuan,
kita harus memulainya. Kita sadar bahwa untuk memulai
memerlukan energi lebih besar untuk membuat suatu benda
bergerak dari pada membuatnya terus bergerak. Demikian juga
halnya dalam upaya mencapai tujuan. Tantangan dapat
menghambat perjalanan. Tetapi, bagaimanapun kita harus terus maju, atau
selalu sedia untuk memulai lagi. Pemalas akan menggunakan banyak alasan
untuk dapat menunda memulai sebuah proyek. Dan akhirnya ia akan
membayar harga untuk itu. Akhir dari sebuah penundaan untuk memulai
adalah: “Aku memandangnya dan memperhatikan,aku melihat dan menarik
suatu pelajaran. “Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat
tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring. Maka datanglah kemiskinan
seperti seperti seorang penyerbu…”.(Amsal 24:30-34). Kita dapat bersikap
jujur, bahwa memang ada “dia” si pemalas kecil dalam diri kita. Dan
olehnya kita selalu disuguhkan alasan yang tidak pernah habis untuk
memulai sesuatu. Aku sibuk sehingga tidak bisa renungan pagi, Tuhan pasti
mengerti. Program olahraga tidak jadi, “jangan-jangan aku dirampok lari
pagi…dst. Kita tidak perlu menjadi orang luar biasa untuk memulai, tetapi
kita perlu memulai untuk menjadi luar biasa.
Bersiaplah menghadapi kemunduran! Kemunduran adalah suatu proses yang biasa dalam sebuah
upaya untuk maju. Dan tidak ada kata maju jika tidak ada
kata mundur. Itulah sebabnya, untuk sebuah keberhasilan,
teruslah berusaha walaupun harus sering gagal. Thomas
Alfa Edison melewati 1800 kali kegagalan sebelum ia
berhasil sebuah bola lampu. Babe Ruth melakukan 1330 kali pukulan
gagal tetapi ia dianggap sebagai salah seorang pemain baseball
terbesar sepanjang waktu. Semakin banyak lamaran kerja yang anda
kirim, semakin besar kesempatan untuk mendapatkan kerja seperti
yang diinginkan, dll. Ingatlah, semakin sering gagal karena memulai
sesuatu, semakin besar peluang untuk berhasil dalam sesuatu.
Ketekunan tidak hanya membutuhkan keberanian untuk memulai
bergerak kea rah impian kita, melainkan juga tekad untuk terus maju
11
walau ada sejumlah kemunduran sementara. Sebab kemunduran tidak
akan terus menjadi bagian dari orang yang berupaya untuk terus maju.
Bersiaplah untuk bekerja keras! “Si pemalas mencelupkan tangannya ke dalam pinggan,
tetapi tidak juga mengembalikannya ke mulutnya.” (Ams
19:24)
Jeffress menulis:
“Ada satu kata ajaib.
Aku ingin berikan kepadamu.
Itu membuat orang bodoh menjadi pandai.
Membuat orang pandai lebih pandai lagi.
Itu membuat orang yang sangat pandai teguh.
Itu adalah kata yang misterius.
Itu membuka semua jenis pintu.
Itu adalah kerja.”
Abraham Lincoln pernah berkata: ”saya lebih suka gagal dalam usaha yang
akhirnya akan berhasil dari pada
berhasil dalam usaha
yang akhirnya
akan gagal.”
Catatan:
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
12
Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading
Berapapun yang Anda peroleh, Gunakanlah kurang dari perolehan!
(berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert jeffress)
--------------------------------------------------------------------------------------------“harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak,
tetapi orang yang bebal memboroskannya. (Amsal 21:20)
• “Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak
menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau kalau aku miskin, aku
mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.” (Amsal 30:8-9)
• “Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia
menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanan pada waktu
panen.’ (Amsal 6:6-8)
• “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan penuh melimpah-limpah,
dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.” (Amsal 3:9-10)
------------------------------------------------------------------------------------
Mengapa Uang?
Orang selalu tertarik pada uang… mengapa?
Pikirkanlah tentang semua hal luar biasa yang dapat
dilakukan uang: Meringankan beban, memberi rasa
aman, menolong memenuhi impian-impian kita dan
menawarkan berbagai macam hal. Karenanya, tidak
heran beberapa orang memilih “menyembah” uang
bukannya Allah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata:
“Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan.
Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang
lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang
lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon.” Matius
6:24. “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu
uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka.” (1 Timotius 6:10).
13
Tujuan Alkitabiah yang masuk akal… Tetapi adalah fakta, bahwa ada banyak anak-anak Tuhan yang
tidak sampai terjerumus karena uang, karena tahu persis bahwa
Tuhanlah sumber segala berkat. Sehingga Salomo, sebagai orang
terkaya pada masanya, dengan mengetahui keuntungan maupun
keterbatasan kekayaan ia memberi sebuah tujuan keuangan yang masuk akal
bagi kita masing-masing. “Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku
kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu?Atau kalau aku
miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.” Amsal 30:8-9.
…Rahasia Seorang Jutawan? Jawabannya ialah; untuk membangun persediaan keuangan:
menggunakan kurang dari yang diperoleh dalam jangka
waktu tertentu. Atau menggunakan lebih sedikit dari yang
Anda peroleh. Ada cerita yang memprihatikan tentang
seorang pekerja saluran air. Ia mengatakan: “saya menggali
lobang untuk mendapatkan uang untuk membeli makanan untuk dapat
kekuatan untuk menggali lobang itu.” Itulah sebabnya Salomo menyatakan:
harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang
yang bebal memboroskannya. (Ams.21:20)
Menabung atau Menimbun! Ada perbedaan antara menabung uang dan menimbun uang.
Menabung adalah menyisihkan persentase yang masuk akal
dari penghasilan kita untuk kebutuhan di masa depan. Itu
adalah menciptakan margin keuangan! Menimbun adalah
menyimpan sebanyak mungkin uang sebagai usaha untuk
melindungi diri dari kesulitan yang mungkin terjadi dalam kehidupan. Tapi
akibatnya ialah, mereka bukan saja merampok kenikmatan masa kini dari
diri mereka sendiri melainkan juga dari orang-orang lain yang ada di
dekatnya. Salomo dalam kitab Pengkhotbah menyatakan: “Aku membenci
segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab
aku harus meninggalkannya kepada orang-orang yang datang sesudah aku”
(Pengkhotbah 2:18). Atau seseorang yang bekerja keras semasa hidupnya,
dan menyimpan semua hasil keringatnya, dan setelah itu, ia harus
meninggalkannya tanpa menikmatinya, sebab ajal telah datang
menjemputnya.
14
Buatlah margin keuangan Menggunakan lebih sedikit dibanding dengan yang Anda
peroleh adalah menciptakan “margin”. Margin adalah
daerah antara tempat kita dan keterbatasan kita berada.
Margin adalah daerah penyangga antara penghasilan dan
pengeluaran. Margin keuangan menyelamatkan kita dari
piliha-pilihan yang sulit dan menyakitkan.
Misalnya, margin keuangan dapat memberikan kebebasan, misalnya:
• Berani melepaskan pekerjaan yang membuat anda frustrasi selama bertahun-tahun…
• Memulai usaha baru yang anda impikan selama ini…
• Atau bertahan untuk memperoleh kenaikan gaji yang lebih baik…
• Atau mendapatkan kebebasan bersama keluarga dan dalam melayani Tuhan…dll.
Bukankah ada banyak orang bertahan dalam suatu pekerjaan yang tidak
disukai sebab mereka tidak mempunyai sepeserpun uang
untuk melakukan sesuatu…? Dst, itu adalah uang bertahan
untuk semua orang! Orang yang menghabiskan setiap rupiah
yang mereka peroleh sedang berjalan di tepi kehancuran. Hanya diperlukan
satu keadaan yang tidak terduga untuk mendorong mereka jatuh ke jurang.
Sebaliknya orang yang mempunyai margin keuangan mempunyai banyak
pilihan serta kebebasan yang menyertai pilihan-pilihan itu. Salomo berkata
bahwa menyisihkan penghasilan sekarang untuk kebutuhan-kebutuhan di
masa depan adalah metode yang dipilih Allah untuk menyediakan kebutuhan
masa depan kita. Dalam hikmat TUHAN Salomo menuliskan: “Hai
pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah
bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia
menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanan pada
waktu panen.”(Amsal 6:6-8). (lihat Kejadian 41)
Margin keuangan Memampukan kita untuk menikmati sukacita mendukung Pekerjaan Allah
Dalam 1 Kor. 16:2, Paulus mengungkapkan: “pada hari
pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing sesuai dgn
apa yang kamu peroleh- menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah,
supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan kalau aku datang.” Teks ini
15
sebenarnya mau mengatakan, hanya orang Kristen yang telah menggunakan
lebih sedikit dari peng-hasilannya yang dapat mendukung kebutuhan-
kebutuhan pelayanan.
Alfabet Margin a. Sesuaikan pengeluaran anda sampai tingkat di bawah penghasilan
Anda.
b. Berhati-hatilah dengan utang. Tidak ada yang lebih cepat menelan margin keuangan kita disbanding utang. Salomo berkata, janganlah
kamu termasuk orang yang…menjadi penanggung utang … orang
akan mengambil tempat tidurmu dari bawahmu, bila engkau tidak
mempunyai apa-apa untuk membayarnya kembali…(Amsal 22:26-
27)
c. Konsistensi. Menyisihkan sebagian penghasilan anda untuk kebutuhan masa datang secara konsisten bukan tindakan yang
menyatakan tidak ada iman tetapi tindakan kepatuhan.
d. Kesegeraan. Dan ingatlah, waktu terbaik untuk menabung adalah beberapa tahun lalu sejak anda punya penghasilan. Namun waktu
terbaik kedua ialah mulailah sekarang.
e. Perhatikan juga hal Keragaman. Jika anda menyimpan telur dalam satu keranjang dan keranjangnya jatuh, anda tidak punya
sebutirpun.
f. Memberi kepada sumber Pemberian. “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala
penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan akan diisi penuh
sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap
dengan air buah anggurnya.” (Amsal 3:9-10). Ingat apa yang
dikatakan nabi Maleakhi ( Maleakhi 3:8-11). Mari kita menyadari
apa yang kita miliki adalah pemberian-Nya. Dan ingatlah bahwa
TUHAN dapat menggunakan cara apapun sebab IA berkuasa. Allah
akan mengambil apa yang merupakan hak-Nya. Kepatuhan kepada
sumber berkat, menjadikan anda memiliki berkat. Bacalah Lukas
12:
Bagaimana dengan kita…?
Catatan:
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
16
Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading
Dengarkanlah kata orang-orang…!
(berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert jeffress)
--------------------------------------------------------------------------------------------“Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan,
Tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.” (Amsal 12:1)
• “Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, Akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi.” (Amsal 29:1)
• “Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan, akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan
membuang dirinya sendiri,Tetapi siapa mendengar teguran , memperoleh akal
budi.” (Amsal 15:31-32)
• “Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.” (Amsal 27:6)
• “Dengarkanlah nasehat dan terimalah didikan supaya engkau menjadi bijak di masa depan.” (Amsal 19:20)
• “Karena Tuhan memberikan ajaran kepada yang dikasihinya, Seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.” (Amsal 3:12)
--------------------------------------------------------------------------------------------
Dalam kitab Amsal, kita bertemu dengan banyak sekali
tulisan Salomo yang berhubungan dengan pengajaran,
didikan dan juga teguran atau nasihat. Suatu teguran adalah
suatu keadaan yang dimunculkan Allah dalam kehidupan
kita untuk memperingatkan kita tentang dosa dan
mendorong kita untuk berbalik dari dosa tersebut. Jelas, kita
mempunya pilihan tentang bagaimana kita menanggapi teguran-teguran
tersebut. Kita dapat menerima koreksi dan membuat beberapa perubahan
yang diperlukan, atau kita menolaknya dan meneruskan kelakuan kita.
Lihatlah bagaimana Salomo memperbandingkan tanggapan seorang bodoh
dengan tanggapan seorang bijaksana dan apa akibatnya.
Mengapa kita menentang teguran? Berdasarkan kitab Amsal, ada beberapa alasan mengapa kita mengalami
kesukaran menerima koreksi dari; atasan kita, saran dari sahabat kita, nasihat
dari pasangan kita, kritik-kritik dari musuh kita bahkan disiplin dari Allah:
1. KESOMBONGAN. Harus diakui sejujurnya, tidak seorangpun yang menyukai dikritik. Dan sifat alami
17
manusia adalah menolak kritik dengan reaksi yang negatif. Seorang
presiden Amerika pernah menanggapi kritik dengan: “Jika anda lebih
pandai sehingga terus mengeritik, mengapa bukan anda yang menjadi
presiden?” Sama seperti reaksi Rehabeam ketika mendengarkan
permintaan orang Israel untuk memperoleh keringanan pajak, ketika ia
merebut tahta ayahnya Salomo. Ia menjawab: “Kelingkingku lebih besar
dari pinggang ayahku!” 1 Raja-raja 12:10. Ungkapan yang tidak mau
menerima saran, mengakibatkan malapetaka besar bagi Rehabeam.
Salomo mengerti bahaya kesombongan sehinga ia menuliskan:
“Keangkuhan merendahkan orang tetapi orang yang rendah hati
menerima pujian.” (Amsal 29:23).
2. KETAKUTAN. Ketakutan juga menjadi penyebab
mengapa seseorang tidak menerima teguran.
Seringkali sebuah teguran dianggap sebagai
masalah sehingga banyak orang menghidar darinya,
akibatnya merugikan diri sendiri, dan pada akhirnya
dapat menjadi sebuah masalah , jauh lebih besar
dari pada “sebuah teguran, atau saran.”
3. KEMALASAN. Semua kita menyadari, bahwa
sebuah tujuan dari sebuah saran, teguran, nasehat
pasti membutuhkan perubahan atau perbaikan.
Sebuah perubahan atau perbaikan membutuhkan
usaha. Dan seringkali sebuah saran ditentang oleh
karena tidak mau berubah. Siapa saja yang tidak mengijinkan sebuah
saran, nasihat, teguran yang betujuan menggerakkan kita untuk bertindak
menghasilkan sesuatu, maka dapat mendatangkan bencana. Salomo dalam
hikmat TUHAN menuliskan: “…bahkan kamu mengabaikan nasihatku
dan tidak mau menerima teguranku, maka aku akan mentertawakan
celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedasyatan datang atasmu
seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angina puyuh…” (Amsal
1:25-27).
Menanggapi teguran menyakitkan Dengan bijaksana! Kitab Amsal dengan sangat jelas mengajarkan kita bagaimana
menanggapi teguran:
1. Nantikanlah teguran. Kritik, teguran, saran dan nasihat memang tidak dapat kita hindarkan dari dunia kita. Mengapa?
Sebab kita memang tidak sempurna. Dan karena
18
ketidaksempurnaan inilah maka kita menerima teguran dan juga perlu
teguran, nasihat, saran. Namun sebaliknya, sering terjadi karena
ketidaksempurnaan ini jugalah yang menjadikan kita melakukan
kesalahan-kesalahan dan menolak teguran, nasihat dan saran. Walau
kesalahan tidak dapat kita dihindari tetapi toh dapat diampuni. “Sebab
DIA sendiri tahu apa kita, DIA ingat bahwa kita ini debu…” (Mazmur
103:14).
2. Evaluasi Teguran. Tidak semua kesukaran yang kita alami adalah teguran. Atau kritik yang kita
alami karena sebuah kesalahan. Justru sebaliknya
karena keberhasilan. Di sisi lain, kita juga
cenderung menentang tiap kritik atau saran dan
teguran yang disampaikan kepada kita. Karena itu
kita sungguh membutuhkan pertolongan untuk dapat mengevaluasi
sebuah teguran. Dan untuk itu, kita sangat memerlukan pertolongan
TUHAN. Kita perlu sahabat yang dapat diercayai, “Seorang kawan
memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara
berlimpah-limpah.” (Amsal 27:6), serta kita perlu jujur dengan diri kita
sendiri. Lihatlah kelemahan kita. Mungkin ada pola kesalahan yang
berulangkali kita lakukan. Salomo berkata: “Seperti anjing kembali
kepada muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi
kesalahannya.” (Amsal 26:11).
3. Sambutlah teguran. Kita masing-masing harus memutuskan bagi diri kita sendiri apakah
menyambut teguran, atau menolaknya. Penulis
Amsal mengungkapkan bahwa: “Siapa bersitegang leher, walaupun
telah mendapat teguran, Akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa
dapat dipulihkan lagi.” (Amsal 29:1). Dan, “Orang yang mengarahkan
telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan Akan tinggal
di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang
dirinya sendiri, Tetapi siapa mendengar teguran , memperoleh akal
budi.” (Amsal 15:31-32)
4. Percayakanlah teguran-teguran Kepada Allah.
Akhirnya, satu-satunya cara supaya dapat terhindar
dari kesombngan, ketakutan dan penolakan secara
alami yang membanjiri hati kita saat teguran datang
adalah mempercayai Allah bahwa IA telah
mengijinkan semua teguran itu masuk kedalam
19
kehidupan kita untuk sebuah maksud. 2 Samuel 16:5-11, adalah suatu
sikap yang luar biasa dari Daud, ayah Salomo terhadap kritik pedas
bahkan kutukan yang dilancarkan Simei Bin Gera. Abisai anak Zeruya
berkata kepada raja: “mengapa anjig mati ini mengutuki tuanku raja?
Izinkan aku menyeberang dan memenggal kepalanya.” Bukankah sangat
mudah bagi Daud menganggukkan kepada dan kemudian kepala Simei
lepas dari tempatnya, dan bungkamlah si pengkritik untuk selama-
lamanya? Tetapi Daud berkata: “apa urusanku dengan kamu, hai anak-
anak Zeruya? Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila TUHAN berfirman
kepadanya: kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa
engkau berbuat demikian…?” Sangatlah perlu bagi kita untuk melihat
sesuatu lebih jauh dari apa yang nampak. Daud memandang penuduh,
sebagai alat di tangan TUHAN untuk menolong mendatangkan
perubahan yang diperlukan dalam kehidupannya.
“Karena Tuhan memberikan ajaran kepada yang
dikasihinya, Seperti seorang ayah kepada anak yang
disayangi.” (Amsal 3:12)
Catatan:
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
20
Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading
Carilah Makanan
di Padang Rumput Anda sendiri! (berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert jeffress)
--------------------------------------------------------------------------------------------
• ”Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah air dari sumurmu yang membual.” Amsal 5:15
• “Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu, dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu; Kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan
menjaga engkau…
supaya engkau terlepas dari perempuan jalang, dari perempuan asing, yang licin
perkataannya, yang meninggalkan teman hidup masa mudanya dan
melupakan perjanjian Allah;…” Amsal 2:10-11, 16-17
• “Karena bibir perempuan jalang menitikkan tetesan madu dan langit-langit mulutnya
Lebih licin dari pada minyak, tetapi kemudian pahit seperti empedu dan tajam
seperti pedang bermata dua. Kakinya turun menuju maut, langkahnya
menuju dunia orang mati…” (Amsal 5:3-5)
• Bersukacitalah dengan istri masa mudamu: rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau dan engkau senantiasa birahi
kerena cintanya….karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan
segala langkah orang diawasinya.”(Amsal 5:18-21)
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebuah kecelakaan besar terjadi di Florida (AS), bukan oleh
karena senjata api, atau senjata tajam. Atau juga karena
perkelahian, tetapi oleh karena sebuah tindakan ‘main-main”
dari beberapa anak remaja, yang memindahkan tanda “stop”
dari sebuah perempatan yang ramai, dan mobil yang melintas
dengan kecepatan tinggi tidak dapat dikendalikan, dan tabrakan
pun tidak dapat dihindari. Sering kali “kecelakaan” juga terjadi dalam ke-
hidupan kita sebab tanda “stop” dengan sengaja dilanggar, atau tidak lagi
memperhatikan dan peduli dengan rambu-rambu. Sering kali orang maju
terus walau FT telah mengingatkan untuk berhenti. Dan ini adalah kemajuan
yang mengakibatkan kemunduran yang fatal.
Sampai saat ini kita telah membicarakan empat kunci, dan semua
kunci itu adalah pedal gas untuk maju. Tapi semua pedal gas tanpa
pedal rem, akan mendatangkan bahaya, memang maju adalah hal yang
sangat penting, tetapi
21
jangan lupa rem jika ada tanda stop. Maju tanpa rem walau sudah ada tanda
stop, bukanlah sebuah kemajuan, tetapi dapat terjadi itu adalah sebuah
kemunduran. Salomo dengan terang menyatakan salah satu tanda “STOP”
yang harus diperhatikan ialah “SEX di luar pernikahan.”
Salomo mengabaikan Hikmat! Apa yang ditulis oleh Salomo adalah sebuah pelajaran dari
pengalaman kehidupan, yang mengabaikan tanda stop. Kitab
1 Raja-raja 11:3-4, 11 menuliskan Salomo mempunyai 700
istri dari kaum bangsawan dan 300 gundik. Istri-istrinya itu
menarik hatinya dari pada TUHAN. Sebab pada waktu
Salomo sudah tua, istri-istrinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-
allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN,
Allahnya.Akibatnya : “oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak
berpegang pada perjanjian dan segala ketetapanku yang telah
kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan
kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu.” (1
Raja-raja 11:11). Salomo diberikan TUHAN hikmat tapi ia tidak
menghiraukan hikmat pemberian Allah dalam hal godaan seksual. Semua
nasihat hikmat tentang hal ini dalam kitab Amsal mengingatkan kita bahwa
ada bahaya yang bukan hanya menjadikan kita mundur dari upaya untuk
maju dan berhasil dalam kehidupan akan tetapi menghancurkan kita. Adalah
sangat menyedihkan jika kita meninggalkan keluarga, menghancurkan karier
dan masa depan hanya karena mengikuti gaya hidup yang dijamin akan
gagal.
4 Pemikiran keliru! Kitab Amsal mengemukakan minimal ada lima pikiran:
a. Hal itu tidak mungkin terjadi pada saya.
Hal penting yang harus untuk menghindari kita dari
“tabrakan” adalah kesadaran bahwa kita dapat melakukan
dosa apapun. Mengapa? Karena sejak kejatuhan Adam
dan Hawa dalam dosa, kita telah mewarisi sifat-sifat
alamiah yang rusak. (Roma 3:10-12,23). Selain sifat yang
demikian, kita juga mempunyai musuh yang aktif dan bertekad
untuk menghancurkan kita, itulah setan. (1 Petrus 5:8) Ingatlah
setan adalah pemancing yang baik. Ia tahu persis umpan seks jenis
apa yang dapat menarik perhatian kita.
22
b. Kami hanya bersahabat.
Tidak dapat dipungkiri, ada banyak fakta menunjukkan Sebagian
besar hubungan gelap dimulai dari persahabatan.
Salomo mengerti betapa mudahnya sahabat menjadi
kekasih. Itulah sebabnya ia berkata: “jagalah hatimu
dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah
terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23). Dan ingatlah banyak hubungan gelap tidak dimulai dari “tempat tidur”, tetapi dimulai dari “hati”.
c. Jika “rasanya begitu nikmat” tidak mungkin itu begitu buruk.
Kekuatan sebuah godaan terletak pada
kenikmatan godaan itu. Hal yang sama juga
berlaku dalam hal sex. Itulah sebabnya Salomo
menyatakan: “Karena bibir perempuan jalang
menitikkan tetesan madu dan langit-langit
mulutnya Lebih licin dari pada minyak, tetapi
kemudian pahit seperti empedu dan tajam seperti pedang
bermata dua. Kakinya turun menuju maut, langkahnya
menuju dunia orang mati…” (Amsal 5:3-5). Salomo mau
mengingatkan bahwa; di tengah-tengah umpan ada sebuah
kait. Dan di tengah-tengah sebuah apel, ada pisau silet.
d. Aku dapat berhenti kapan saja.
Sesuatu yang dianggap nikmat, bukan hanya
membuat nikmat tetapi juga kecanduan. Amsal 7:6-
26, mengungkapkan: mula-mula menyeberang jalan,
lalu melangkah ke rumah perempuan jalang, lalu
dipegang, dst. Dan kemudian terus terulang, dan
akhirnya seperti lembu yang dibawa ke penjagalan.
Bersukacitalah dengan istri masa mudamu:
rusa yang manis, kijang yang jelita;…
karena segala jalan orang terbuka di depan mata
TUHAN, dan segala langkah orang diawasinya.”
(Amsal 5:18-21)
23
Bidang Pembinaan GKK kelapa Gading
Anda tidak pernah diharuskan menjelaskan apa yang
tidak Anda katakan! (berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert jeffress)
• ”Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, Siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.” Amsal 13:3
• “Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.” Amsal 21:23
• “Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya.” Amsal 18:7
• “Perkataan fitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke dalam hati.” Amsal 18:8
• “Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan seorang pemfitnah menceraikan sahabat karib.” Amsal 16:28
• “Buanglah mulut serong dari padamu, dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu.” Amsal 4:24
• “Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan.” Amsal 12:18
• “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.” Amsal 10:19
--------------------------------------------------------------------------------------------
Penulis Amsal, mengemukakan banyak sekali nasihat hikmat berhubungan
dengan perkataan. Sebab perkataan dapat menghancurkan kita, dan juga
orang lain. Atau sebaliknya, kata-kata kita juga dapat mempengaruhi
keberhasilan kita dalam kehidupan. Nasihat Salomo minimal
mengemukakan kepada kita empat jenis perkataan yang harus kita hindari
jika kita ingin berhasil dalam kehidupan kita.
1. Perkataan Palsu Secara jelas Alkitab menyatakan Allah membenci kebohongan
dan para pembohong. Amsal 6:16-19 menuliskan ada tujuh hal
yang paling dibenci Allah. Dan dari ketujuh daftar tersebut
adalah lidah dusta dan saksi dusta. Mengapa? Karena
kebohongan adalah lawan dari sifat Allah. Tuhan Yesus berkata;
Iblis adalah pendusta dan bapa segala dusta. (Yohanes 8:44).
Dan hal itu telah dilakukan iblis sejak dari taman Eden. Dan
kebohongan itu menjangkau minimal tiga penyimpangan kata-kata yang
umumnya terjadi:
24
• Penyimpangan kata-kata Sering muncul dalam kata-kata sanjungan. Salomo menuliskan: “orang yang menjilat sesamanya memben-
tangkan jerat di depan kakinya.” Amsal 29:5. Pemutarbalikkan kata-
kata.
• Pemutarbalikan kata-kata. Salomo menuliskan: “Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya daripada seorang yang
serong bibirnya…”
• Pernyataan yang dilebih-lebihkan.
2. Kata-kata yang memecah belah Jenis perkataan lain yang sama bahayanya dan yang
dikecam oleh Salomo adalah kata-kata yang
menyebabkan perpecahan. Khususnya tentang gosip
dan fitnah. Amsal menuliskan: “…jangan bergaul
dengan orang yang bocor mulut.” Amsal 20:19.
“Orang yang curang menimbulkan pertengkaran, dan
seorang pemfitnah menceraikan sahabat karib.” Amsal 16:28.
Mengenai gossip; gossip selalu menarik perhatian. Dan ia selalu meminta anda membalasnya dengan keterangan yang sama menariknya.
Dan akibatnya, saudara akan kehilangan teman, bahkan sahabat karib
sekalipun. Demikian juga dengan perkataan fitnah. Fitnah adalahlah
saudara dekat dari gossip. Jika gossip melibatkan komunikasi rahasia,
maka fitnah sering dilakukan terang-terangan. Seorang pemfitnah telah
mengangkat dirinya menjadi hakim dan pelaksana hukuman atas orang
lain. Dan merampas tempat yang hanya disediakan Allah bagi diri-Nya
sendiri. Perhatikan apa yang dikatakan oleh Yakobus dalam Yakobus
4:11-12. “Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah!
Barang siapa memfitnah Saudaranya atau menghakiminya, ia mencela
hukum dan menghakiminya; …hanya ada satu pembuat hukum dan
Hakim, yaitu Dia yang berkuasa menyelamatkan dan membinasakan…”
Para pemfitnah dan tukang gossip berusaha membela perkataannya
dengan alasan “itu memang benar!” Tetapi karena sesuatu itu benar
tidak berarti itu harus diucapkan bukan? apalagi dengan cara dan tujuan
yang jelas-jelas menghancurkan.
3. Pembicaraan yang tidak matang Salomo sangat mengerti bahaya dari berbicara terlalu
cepat. Atau sering orang lebih cepat berkata-kata dari pada
memikirkan apa yang dikatakan. Salomo menuliskan:
“Pembicara pertama dalam suatu pertikaian tampak benar,
25
lalu datanglah orang lain dan menyelidiki perkaranya.” Amsal 18:17.
Atau ada juga orang terlalu cepat menjawab sehingga ia sendiri belum
sempat mendengar perkataan apa yang membuat ia menjawab. Salomo
menulis: “Jikalau seorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah
kebohongan dan kecelaannya.” Amsal 18:13. itulah sebabnya “orang
berkata” “Kita diberi satu mulut dan dua telinga, supaya lebih banyak
mendengar sebelum bicara.”
4. Pembicaraan yang tidak perlu Seringkali ketidakberhasilan dalam kehidupan disebabkan
oleh banyaknya perkataan. Ada sebuah stastistik menarik.
Pada umumnya seseorang mengucapkan 10.000, kata
dalam satu hari, kata sebanyak itu, cukup untuk mengisi
sebuah buku kecil. Tetapi sebaliknya, pada umumnya
orang tidak selesai membaca sebuah buku dalam setahun.
Bahkan ada banyak di antaranya, adalah perkataan-perkataan yang tidak
perlu! Itulah sebabnya Amsal menyatakan: “di dalam banyak bicara
pasti ada pelanggaran, tetapi siapa menahan bibirnya, berakal budi.”
Amsal 10:19. Dan “Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya,
siapa lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.” Amsal 13:3
Menjinakkan lidah! Sekarang bagi kita, pertanyaan penting ialah bagaimana
menjinakkan lidah? Berdasarkan nasihat-nasihat kitab
Amsal, kita bertemu dengan beberapa pokok penting
yang dapat menjadi “resep” untuk menjinakkan lidah.
1. Menahan diri dari kata-kata yang tidak perlu Ingatlah, jika ada banyak kata, pelanggaran tak dapat dihindari. Ingatlah
“Anda tidak pernah diharuskan menjelaskan apa yang anda sendiri tidak
katakan.”
2. Jangan mengecam siapapun Setiap hari kita sangat membutuhkan koreksi bukan sebuah kecaman.
Jangankan sebuah kecaman, Sebuah koreksi saja sering kali menjadikan
kita tidak menerimanya, walaupun ada beda antara koreksi dan
kecaman. Jika engkau tidak berkenan dengan sebuah kecaman jangan
mengecam. Salomo menuliskan beda antara koreksi dan kecaman : “ada
orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang, tetapi ada lidah
orang bijak yang mendatangkan kesembuhan.” Amsal 12:18.
3. Singkirkanlah: semua kebohongan, kata-kata berlebihan dan pemutarbalikan kata-kata dalam percakapan anda.
26
4. Ingatlah, tentang perlunya penyucian hati Anda. Ada yang berkata, kita tidak tahu apa yang ada dalam hati dan yang
sedang dipikirkan seseorang. Tetapi sebenarnya kita dapat mengetahui
isi hati seseorang dari lidahnya. “Lidah kita seperti sebuah ember yang menjangkau dalam sampai ke sumur hati kita dan membawa keluar apa yang ada di dalamnya.” Orang yang dipikirannya diisi oleh hawa nafsu sex, sering memunculkan cerita-cerita jorok, dan seterusnya. Itulah sebabnya
Tuhan Yesus berkata: “bukan yang masuk ke dalam mulut yang
menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut…” Mat. 15:11.
5. Ingatlah tanggung jawab Anda kepada Tuhan atas
segala kata-kata Anda. Sebab suatu hari kelak, kita akan memberi
pertanggungjawaban atas semua yang kita katakan. Tuhan Yesus berkata:
“Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggung jawabkan
pada hari penghakiman…”
Matius 12:36-27.
Sebuah sajak Arab kuno menuliskan: “Jika engkau tergoda untuk menyingkapkan sebuah kisah… suruhlah melewati tiga gerbang emas… gerbang pertama ialah: “benarkah itu…? Jika ia lolos…, masuklah gerbang sempit berikutnya: “perlukah itu?” jika lolos juga gerbang terakhir yang lebih sempit ialah: “baikkah itu?”.
Jika melewati ketiga gerbang itu, engkau dapat menceritakan kisah tersebut tanpa rasa takut apa akibat kata-katamu…
Catatan:
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
27
Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading
Tetaplah Berkepala Dingin Saat Keadaan Menjadi Panas!
(berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert Jeffress)
• Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin.” Amsal 17:27
• “Orang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.” Amsal 14:29
• Orang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” Amsal 16:32
• “Jawaban yang lemah lembut meredakah kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.” Amsal 15:1
• “Siapa tdak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.” Amsal 13:24
• “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa; janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu dan janganlah beri
kesempatan kepada iblis.” Efesus 4:26-27
--------------------------------------------------------------------------------------------
Ada sebuah kesaksian, seorang pria diperintahkan hakim
untuk menghadiri sebuah lokakarya pengendalian
kemarahan karena ia telah menganiaya pacarnya. Pria
tersebut tiba dalam keadaan mabuk di seminar tersebut.
Akibatnya menjadikan pemimpin lokakarya tersebut
meninjunya, merubuhkannya ke lantai dan terus
memukulinya. Kemarahan bisa begitu sukar dikendalikan, bahkan bagi yang
diakui sebagai “ahli.” Namun Salomo menasihatkan bahwa pengendalian
kemarahan (bukan tidak boleh marah), adalah hal yang penting dalam upaya
untuk mencapai keberhasilan. Salomo memberikan kepada kita beberapa
cara praktis seperti yang nampak dalam teks firman Tuhan di atas:
Apakah Kemarahan itu? Seorang ibu, rumah tangga menerima undangan dari teman
karibnya. Perkerjaan rumah tangga belum selesai, waktu
sudah mendesak. PR anak-anak belum selesai dan suami baru
pulang kerja. Lalu ia mendorong ibu untuk menghadiri
undangan tersebut, dengan mengatakan ia pegilah rileks
sejenak, kamu sudah begitu capek. Saya akan menjaga anak-anak dan
menolong mereka mengerjakan PR dan lainnya. Lalu ibu membuat daftar:
makan malam dipanaskan, anak-anak harus makan, piring-piring dicuci,
28
mandikan anak-anak, PR jangan dilupakan. Lalu sang bapak, berkata nanti
akan saya bereskan. Tiga jam setelah ibu kembali, anak-anak ribut dan
sedang asyik main games, belum buat PR, ruangan tamu berantakan, piring-
piring masih kotor dan dapur juga masih berantakan sebab sisa makanan
berhamburan di lantai dan peralatan makan ada di mana-mana. Dan…
suaminya sedang meringkuk di sofa, tidur nyenyak sementara TV masih
menyala dengan volume lumayan keras. Ia terbangun saat TV dimatikan dan
mendengar suara si ibu. “Kok, sudah pulang ya?.” Bagaimana selanjutnya?
Muka ibu merah padam, denyut nadi semakin cepat.. dan meluncurlah
buuanyaakk kata-kata…! Itulah kemarahan! Kemarahan adalah reaksi
jasmani dan emosional alami untuk merasakan keadilan. Definisi Jeffress,
ini mengemukakan tiga hal penting sehubungan dengan kemarahan:
• Kemarahan bersifat alami. Namun tidak berarti sesuatu yang alami berarti hal tersebut selalu benar. Tapi ingat,
Alkitab juga mencatat kemarahan Allah, begitu juga
Tuhan Yesus dalam PB, dan itu adalah “reaksi” dari
kekudusan, keadilan dan kasih-Nya. Walau kita telah
jatuh dalam dosa karena pemberontakan, kita masih memiliki rasa pada
keadilan dan kebenaran. Kemarahan selalu menjadi reaksi atas hal-hal
tersebut. Dengarkanlah seorang anak kecil ia dapat mengatakan “mama,
itu tidak adil, saya marah kepada mama…” tidak pernah diajar tentang
marah dan keadilan ia muncul sebagai reaksi alami.
• Kemarahan adalah masalah perasaan. Kemarahan kadang muncul karena informasi yang tidak lengkap dan tidak tepat.
Coba kita kembali ke cerita tentang ibu di atas. Bagaimana jika
sebelum marah kepada suaminya yang tertidur di sofa, si ibu
bertanya dulu? Dan suaminya menjawab, “Maafkan aku, aku
merasa tidak enak badan, dan minum obat flu yg kemudian membuatku
tertidur, maafkan ya?”
• Kemarahan selalu mengakibatkan sebuah tanggapan. Izinkan saya mengajukan pertanyaan. Apakah kasih itu salah? Jawabannya
tergantung dari sasaran kasih Anda. Demikian juga halnya dengan
“marah”, tergantung dari bagaimana kita menanggapi kemarahan
tersebut. Itulah sebabnya Paulus berkata: “Apabila kamu menjadi marah,
janganlah kamu berbuat dosa; janganlah matahari terbenam sebelum
padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada iblis.” Efesus
4:26-27.
Dua orang sahabat sedang duduk di café dan berdiskusi
tentang apa beda : Jengkel, marah dan murka. Sepanjang
diskusi mereka belum menemukan perbedaannya. Akhirnya
tepat jam 01.00 tengah malam, seseorang berdiri dan
29
berkata kepada temannya, mari kita menelpon seseorang. Mereka memutar
nomor telepon umum secara acak dan mencatat nomor tersebut, setelah
tersambung ia berkata: “hallo, saya ingin bicara dgn Jones.”, kedengaran
jawaban seorang pria yang mengantuk, “tidak ada seorang bernama Jones di
sini.” Terdengar jawaban, seorang pria, sambil menutup telepon. “itulah
orang yang jengkel.” Kata temannya. Setelah bercakap-cakap, sekitar jam
02.00, mereka menghubungi nomor yang sama. “Bolehkah bicara dengan
Jones?” terdengar suara keras dari telepon: “tidak seorang pun bernama
Jones di sini, tahu?” Kedua sahabat itu serentak berkata: “nah, itu jawaban
orang marah.”. Setelah satu jam kemudian, sekitar jam 03.00, mereka
menghubungi nomor yang sama. Agak lama terhubung. Orang yang sangat
mengantuk terdengar orang yang sama mengangkat telepon. Dan Pertanyaan
yang sama disampaikan: “Apakah bisa bicara dengan Jones?”
Saudara…tahu apa cerita selanjutnya? Itulah orang yang sedang murka!
Menangani Kemarahan kita! Salomo menyatakan bahwa kemarahan dapat menjadi
penghambat bahkan menghancurkan keberhasilan. Oleh
karena itu, ada beberapa cara menangani:
1. Ambil suatu “waktu istirahat” emosional Kadang kala, adalah bijak jika kita memberi waktu “istirahat”
dan menyingkirkan diri dari “detonator” untuk menghindari “ledakan”
kemarahan, sebab dengan memberi waktu “istirahat” akan menenangkan
kita. (Amsal 14:29, 16:32, 19:11).
2. Menganalisa Penyebab Kemarahan Tujuan dari waktu istirahat emosional, bukan untuk menghindari
kemarahan, tetapi memberi waktu dan ruang untuk menganalisa
permasalahannya. Apakah yang menjadi penyebab kemarahanku,
haruskah aku begitu marah, apakah aku sudah mempunyai informasi
yang lengkap dan tepat? Ingatlah bagaimana dengan kemarahan Daud
ketika Natan datang menasihatinya, dengan sebuah cerita tentang
seorang kaya yang mengambil domba satu-satunya milik orang miskin
dan untuk menjamu tamunya. Betapa marahnya Daud terhadap orang
dalam cerita Natan tsb. Sampai-sampai ia berkata, : “Demi Tuhan yang
hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati… karena ia telah
melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan.” Lalu,
Natan mengangkat tangannya dan menunjuk: “Engkaulah orang itu…!
Bukankah titah ini akan menghancurkan diri sendiri?
3. Terbuka untuk pengampunan Pengampunan adalah hal mendasar yang diajarkan oleh Alkitab.
Pengampunan tidak berarti membiarkan sebuah kesalahan. Karya
30
Kristus di kayu salib adalah karya pengampunan, tetapi sekaligus juga
nampak di sana kasih dan keadilan Allah. Kesalahan dan dosa tidak
dibiarkan namun tidak juga meniadakan kasih. Di saliblah keadilan dan
kasih Allah dinyatakan secara bersamaan.
4. Jangan terikut dengan kebiasaan Marah. Bagi Salomo, kemarahan dapat menjadi penyakit “menular”. Itulah
sebabnya ia sungguh-sungguh memperingatkan kita untuk tidak hidup
dengan orang yang tidak dapat mengendalikan amarahnya. “jangan
bergaul dengan seorang pemarah, supaya engkau jangan menjadi biasa
dengan tingkah lakunya dan memasang jerat bagi dirimu sendiri.”
(Amsal 22:24-25)
Menangani kemarahan org lain? Berdasarkan Amsal Salomo, ada cara menanganinya:
1. Dengarkanlah dengan hati-hati. Dengarkanlah minimal tiga kali sebelum anda menjawab.
Mendengarkan, mengurangi kemarahan. Kedua,
mendengarkan memberi waktu anda berpikir, ketiga,
mendengarkan menjadikan anda punya kesempatan mengumpulkan
informasi penting. Sebab sering kemarahan terjadi karena informasi
yang tidak lengkap dan tidak tepat.
2. Berusahalah untuk memahami kesalahan orang lain. “Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi pelanggaran.” (Amsal
10:12). Salah satu cara praktis adalah mengasihi dari pada membenci.
3. Jawablah dengan halus dan pelan. Orang yang sedang memarahi anda, bayangkanlah bahwa Anda mempunyai 2 ember di samping yang berisi
bensin dan air. Lebih baik menyiram dgn kata-kata lembut dari pada
ikut-ikutan marah. “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman,
tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.” Amsal 15:1.
4. Mintalah Maaf. Tidak ada yang dapat menyurutkan kemarahan lebih cepat, dari kata-kata: “maafkanlah saya.!” Bukankah kita tidak akan
pernah kehabisan “persediaan maaf?” dan tidak akan rugi? Kata ajaib itu
selalu ada, dan tidak akan pernah berkurang. Jadi, maafkanlah dan
mintalah maaf. Anda akan pasti lebih berhasil dalam kehidupan!
Catatan:
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
31
Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading
Keberhasilan tanpa Pewarisan Adalah kegagalan!
(berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert Jeffress
--------------------------------------------------------------------------------------------
• “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut
baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan
menyimpang dari pada jalan itu.” Amsal 22:6
• “Hai anak-anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu.
Tambatkanlah senantiasa semuanya itu pada hatimu,
kalungkanlah pada lehermu. Jikalau engkau berjalan
engkau akan dipimpinnya, jikalau engkau berbaring,
engkau akan dijaganya, jikalau engkau bangun,
engkau akan disapanya.” Amsal 6:20-23
• “Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya dengan rotan, tetapi
engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.” Amsal 23:13-14
• “Didiklah anakmu, maka ia akan memberi ketenteraman kepadamu dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Amsal 29:17
• “Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatanNya. Karena TUHAN memberi ajaran kepada
yang dikasihiNya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayanginya.”
Amsal 3:11-12
--------------------------------------------------------------------------------------------
PERINGATAN:
Tentu tidak semua orang merasa, bahwa pokok ini, relevan dengan dirinya.
Sebab ada yang berkata, aku belum punya anak, atau aku tidak mempunyai
anak. Bahkan aku sudah tua anak-anak sudah menjadi keluarga dan sudah
punya anak. Tetapi kebenaran firman TUHAN ini tentu tetap cocok untuk
semua orang. Sebab kita dapat menjadi berkat bagi orang lain dengan
kebenaran firman TUHAN ini. Dalam keseluruhan nasihat
Salomo dalam kitab Amsal, nampak dengan jelas ia
memberikan perhatian yang begitu serius kepada anak-anak,
mengapa? Ada beberapa alasan mendasar;
Pandanglah anak-anak Anda sebagai Pemberian TUHAN
32
Kita semua sangat menyadari menjadi orang tua dalam membesarkan
anak-anak bukanlah hal yang mudah. Tetapi itu adalah bagian dari apa yang
namanya orang tua. Dalam terang kitab Amsal, nampak jelas bahwa orang
tua yang berhasil tidak melihat anak sebagai gangguan atau
kesulitan, melainkan sebagai pemberian Allah. Ayah
Salomo, Daud mengungkapkan kebenaran ini;
“Sesungguhnya anak-anak lelaki adalah pemberian Allah.”
(Mazmur 127:3). Dalam istilah Ibrani kata “pemberian”
sama artinya dengan “warisan”. Jika itu adalah pemberian
atau warisan, maka pemilik sebenarnya adalah Allah. Tetapi
IA mempercayakannya kepada kita. Dalam konteks
Pemberian atau warisan, ada tidak hal yang harus diperhatikan:
1. Anak-anak adalah pemberian yang sangat berharga. Dan hanya sesuatu yang sangat berhargalah yang selalu diwariskan. Apalagi warisan ini
adalah warisan yang berharga menurut pemandangan TUHAN.
2. Anak-anak adalah pemberian TUHAN yang harus dipertanggungjawabkan. Sudahkah kita memper-lakukan mereka
sebagaimana seharusnya? Sudahkah kita mengemban tanggung jawab
sebagai penerima pemberian yang dipercayakan TUHAN, atau tidak?
Sudahkah kita memimpinnya untuk hidup benar dan mengasihi
TUHAN? Kelak segala sesuatu yang kita perbuat akan
dipertanggungjawabkan di depan TUHAN. Mengapa, sebab pemberian
ini adalah pemberian sementara, karena suatu hari kelak kita akan
berdiri di hadapan sang Pemberi. (2 Kor. 5:10).
3. Anak-anak kita adalah pemberian sementara. Mengapa sebab segala sesuatu ada waktunya. Tidak peduli kematian itu karena apa, tetapi
umumnya orang tua akan terkejut dan menyesal. Terkejut; karena tidak
lagi mendengar tawa dan ributnya anak-anak. Tapi juga penyesalan,
karena kata-kata kasar yang diucapkan dan kasih sayang yang ditahan-
tahan atau kesempatan untuk mengasihi yang telah hilang. Jika rasa
terkejut akhirnya hilang, sayangnya penyesalan sangat lama hilangnya.
Tetapi kalaupun anak-anak tidak diambil sebelum waktunya….
Ternyata waktu kita bersama mereka pun begitu singkatnya. Sebelum
kita menyadarinya, mereka telah meninggalkan rumah ayah-ibunya dan
memulai kehidupan mereka sendiri. Ternyata saya hanya menjadi “ayah
dan ibu” dalam waktu yang sangat singkat. Haruskah saya
menghabiskan waktu yang singkat bahkan yang kita tidak tahu, dengan
hal yang tidak berguna? Atau mungkin kita berkata, saya sudah
terlambat! Sesungguhnya tidak ada kata terlambat selama kita masih
diberi Tuhan kesempatan utk menjalani hidup.
33
Memahami, menerima dan membangun bakat Anak Anda! Amsal 22:6, adalah kebenaran yang mengajarkan bukan
hanya “seperti biasanya” ditafsirkan sebagai nasihat moral
dan rohani. Tapi Amsal ini juga mengajarkan tentang minat
dan kecenderungan unik anak kita. Didiklah anak menurut apa yang patut
baginya, atau sesuai dengan keberadaannya. Jika anak Anda cenderung
menyukai musik, ia pasti tertarik pada bangku piano. Jika berbakat
pemimpin ia akan selalu berusaha menjadi pemimpin dalam kelompok
dimana ia hadir dan bermain. Jika cenderung suka berpikir, disbanding
atletik, ia akan tertarik dengan hal-hal intelektual tapa peduli ada berapa
banyak kegiatan olahraga yang kita jadwalkan baginya. Menemukan,
menerima dan meningkatkan bakatnya adalah yang paling tepat dari pada
berusaha mengubahnya.
Dr. John Maxwell mengajukan 10 perta-nyaan yang seharusnya
dapat dijawab oleh tiap orang tua.
1. Apakah yang membuat anak saya bahagia? 2. Siapakah Pahlawan anak saya? 3. Apakah yang paling ditakuti anak saya? 4. Kegiatan apa saja yang memberi energi kepada anak saya? 5. Kegiatan apakah yg melelahkan anak saya?
6. Jika anak saya mendapat kesempatan untuk memilih tujuan liburan tahun ini, kemana ia ingin pergi?
7. Jika anak saya dapat memilih satu kegiatan, untuk dikerjakan bersama dengannya, apakah kegiatan itu?
8. Musik seperti apakah yang disukai anak saya? 9. Selain pergi ke sekolah atau tidur, kegiatan apakah yang paling banyak
mengambil waktu anak saya selama seminggu?
10. Ingin jadi apakah anak saya jika ia besar nanti?
Jika anda tidak tahu jawabannya, perlu bertanya ke dalam diri kita, kenalkah
kita dengan anak kita? Mungkin baik bagi kita untuk buat “wawancara”
dengan anak kita, untuk mengetahui keberadaannya, sehingga kita dapat
menuntun seseuai dengan yang patut baginya. Shakespeare pernah berkata:
“Ayah yang bijaksana adalah mengenal anaknya sendiri.”
Terus bertekun menuntun anak-anak untuk mengenal TUHAN Saat kita memandang dan berikir tentang anak-anak kita, pernahkah terpikir
akan kemana akhir kehidupan mereka?
34
1. berdoalah bagi anak-anak kita. Sudahkah mereka mengenal Juruselamatnya secara pribadi? Jika belum, marilah kita terus bertekun
mendoakannya.
2. Jangan menghalangi anak untuk mengenal TUHANnya. (matius 19:14) 3. Adakanlah waktu untuk menjelaskan Injil kepada mereka. Jadilah
penuntun anak-anak untuk bertemu TUHAN YESUS.
Mengajarkan nilai-nilai rohani! Para orang tua, jika berbicara mengajarkan nilai-nilai
rohani, dapat diibaratkan kita sedang berenang melawan
arus. Mengapa? sebab ada arus berbeda yang begitu kuat
yang diajarkan dunia kepada anak-anak kita. Tetapi hal itu
memang harus terus-menerus kita lakukan, jika kita tidak ingin terbawa arus.
Tentu kita, selalu memohon petolongan DIA yang berkuasa atas segala-
galanya.
Memberikan teladan yang saleh! Cara mengajarkan nilai-nilai rohani ialah melakukannya bersama-sama
dengan anak-anak kita.
Berusahalah Mendisiplinkan anak-anak secara konsisten Selalu kita menyadari, disiplin tidak dilakukan kepada anak tetapi untuk
anak. Bukan karena kita membenci mereka tetapi karena betapa kasihnya
kita kepada mereka.
1. Disiplin harus dimulai sejak dini 2. Disiplin harus sesuai dengan anak dan pelanggarannya. 3. Disiplin harus berdasarkan kasih Orang tua yang bijak, pasti mengerti bahwa tiap anak berbeda, dan tiap
pelanggaran juga berbeda begitu juga cara pendisiplinan yang berbeda.
Kadang anak memerlukan hukuman jasmani, tentu bukan dengan kemarahan
meluap-luap dan melukai mereka. Kadang cukup dengan koreksi verbal,
namun sewaktu-waktu hanya sebuah pelukan dan kata-kata yang menghibur.
Luangkan waktu bersama anak-anak!
Pada akhirnya, keberhasilan tanpa pewarisan adalah kegagalan. Demikian
juga halnya, pewarisan tanpa menyiapkan penerima warisan pun adalah
kegagalan.
Catatan:
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
35
Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading
Jalan ke atas adalah
Ke bawah!
berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert Jeffress)
• ”Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang rendah hati menerima pujian.” Amsal 29:23
• ”Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.” Amsal 11:2
• ”Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.” Amsal 18:12
• ”Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan. Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi
rampasan dengan orang congkak.” Amsal 16:18-19
--------------------------------------------------------------------------------------------
Bagaimana caranya kita memahami apa artinya kerendahan hati? Salah satu cara ialah, mencari lawan dari kata kesombongan.
Jika demikian, apakah kesombongan itu? Kesombongan
adalah sikap yang menghargai diri sendiri karena
keberhasilan kita dan mempersalahkan orang lain karena
kegagalan kita. Orang sombong percaya bahwa setiap hal
baik dalam kehidupan ini adalah hasil dari kerja kerasnya sendiri. Ia merasa
yakin bahwa dalam konflik apapun, ia benar dan orang lain yang salah.
Persamaan dari kata kesombongan adalah keangkuhan. Seorang yang
angkuh mempunyai perkiraan yang besar akan diri sendiri. Suatu waktu,
Muhammad Ali saat ia berhasil mempertahankan juara bertahan kelas berat
tinju dunia, ia duduk di ruang kelas satu pesawat jumbo jet yang sedang
bersiap-siap untuk lepas landas. Dengan sopan seorang pramugari
memintanya untuk memasang ikat pinggang keselamatan. Ali memandang
wanita itu dan berkata: ”Superman tidak membutuhkan ikat pinggang
apapun.” Itulah kesombongan! Tanpa ragu si pramugari menjawab:
”Superman juga tidak membutuhkan pesawat apapun.”
Kerendahan hati melibatkan... Sebaliknya kerendahan hati adalah sikap yang mengakui bahwa hal baik
apapun dalam kehidupan kita adalah hasil dari apa yang Allah dan orang-
orang lain telah lakukan dalam kehidupan kita. Secara khusus kerendahan
hati melibatkan tiga hal:
36
1. Penilaian diri secara tepat. Jika kita menilai diri kita sendiri, apakah yang akan
kita katakan, Apakah kita terjebak dalam dua ekstrim
ini? Apakah kita akan berkata: ”Aku hanyalah orang
yang tidak berharga bagaimana mungkin Allah
memakai aku...?” Atau berkata: ”Aku begitu hebat, bagaimana mungkin
dunia berputar tanpa aku...?” Dan kalau kita jujur, semua orang punya
kelebihan dan juga punya kelemahan. Atau kita tidak memiliki semua
karunia. Artinya kita membutuhkan orang lain. Jika demikian tidak ada
yang perlu disombongkan. Sebab kita tidak dapat melakukan segala
sesuatu bahkan dengan apapun yang ada pada kita.
2. Penghargaan sejati terhadap orang lain Kerendahan hati sejati dibangun di atas dasar
pengakuan bahwa setiap hal baik dalam kehidupan kita
tidak terjadi hanya oleh karena kita, tetapi juga oleh
karena orang lain yang TUHAN Allah tempatkan bagi
kita. Yakobus menulis: ”Setiap pemberian yang baik
dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari
Bapa segala terang.” Yakobus 1:17.
3. Penundukan layak dari hak-hak kita Kristus adalah teladan sejati dari kerendahan hati.
Paulus menuliskan, dalam Filipi 2:5-8, ”Hendaklah
kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat di dalam Kristus Yesus, yang
walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Dan dalam keadaan sebagai manusia, ia telah merendahkan diri-Nya
dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Inti dari
kerendahan hati adalah sedia melepaskan hak-hak kita dengan penuh
kerelaan untuk mencapai sebuah tujuan yang lebih besar dalam
kehidupan. Itulah teladan Kristus. Kesediaan meninggalkan kemuliaan
sorga dan menderita di kayu salib, demi sebuah tujuan besar. Dan itulah
karya termulia dari nama yang termulia yang pernah ada dalam
sepanjang abad. Salomo menuliskan: ”Tinggi hati mendahului
kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.” Amsal
18:12.
37
Kerendahan hati sejati ... bagaimana mencapainya? Pemahaman tentang kerendahan hati tidaklah
bermanfaat jika tidak menjadi sebuah tindakan nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagaimana menggapainya...?
1. Akuilah kesalahan Salah satu batu uji bahwa kita adalah orang yang rendah
hati ialah kesediaan mengakui kesalahan. Mengapa?
Sebab salah satu ciri dari orang yang tidak rendah hati,
adalah berupaya menyembunyikan kesalahan. Sebaliknya ia
membeberkan apa yang dianggapnya sebuah prestasi. Banyak kejatuhan
dan kehancuran terjadi bukan karena sebuah kesalahan atau
pelanggaran, tetapi justru sebaliknya oleh karena upaya
menyelubunginya. Salomo menuliskan: ”Siapa menyembunyikan
pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan
meninggalkannya akan disayangi.” Amsal 28:13
2. Berbagi Penghargaan dengan orang lain Orang rendah hati bukan hanya sedia mengakui kesalahan
tetapi juga sedia berbagi ”penghargaan” atas keberhasilan
yang telah dicapai. Para Manajer, tak ada yang lebih
mampu mendorong semangat orang-orang yang bekerja
bagi anda dibanding kerelaan anda untuk mengungkapkan
penghargaan atas upaya mereka mencapai tujuan-tujuan Anda. Hai para
orang tua, jika anak kita sangat maju dalam sebuah bidang, janganlah
lupa berterima kasih dan berbagi penghargaan dengan seseorang yang
ada di balik keberhasilan itu. Demikian juga para pelayan, berhentikan
bangga dengan pujian karena sebuah pertumbuhan, tetapi ingatkanlah
diri kita bahwa kita hanyalah salah satu dari sekian banyak pemain
dalam sebuah regu. Menurut sebuah Serial di CNN tentang mantan
presiden USA Ronald Reagen, walau banyak orang Amerika
memperdebatkan keputusan-keputusan politiknya, namun sebagian
besar orang Amerika menganggapnya sebagai salah satu presiden
terbesar pada abad ini. Menurut mereka, salah satu rahasianya adalah
pada sebuah plakat di meja Reagen yg berbunyi: ”Tidak ada batas bagi
perbuatan baik yang dapat dilakukan seseorang jika ia rela membiarkan
orang lain mendapatkan penghargaan.”
38
3. Menolak untuk membunyikan klakson anda! Salomo berkata: ”Biarlah orang lain memuji engkau dan
bukan mulutmu, orang yang tidak kau kenal dan bukan
bibirmu sendiri.” Amsal 27:2. Tuhan Yesus memberi beberapa
nasihat praktis: ”Kalau seorang mengundang engkau ke pesta
pernikahan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab
mungkin orang itu telah mengundang seseorang yang lebih
terhormat dari pada kamu.... supaya orang itu...jangan datang
dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu
engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.”
(Lukas 14:8-9). Ada cerita seorang pria yang begitu bangga membawa
kekasihnya ke sebuah pertemuan. Ia menggandeng pasangannya itu dan
duduk di sebuah tempat yang ”terhormat”. Ia berpikir, toh ini adalah
pertemuan dan semua yang diundang pasti sama dalam acara seperti ini.
Tiba-tiba seorang pelayan, berkata: ”maaf, saya tidak dapat menemukan
nama Anda di daftar ini.” sambil menunjukkan daftar tamu. Tapi
kemudian dengan cepat si pria berkata, ”bukankah ini adalah nama
saya?”. Si pelayan menjawab, ”maafkan saya tidak melihatnya, tetapi
mari saya antar Anda ke tempat dimana nama anda tertulis.” Si pelayan
kemudian langsung mengantar pasangan ini ke kursi paling belakang,
sementara tamu yang lain tertawa terkekeh-kekeh dan menggelengkan
kepalanya.
4. Rela melepaskan hak Pikirkanlah kalimat TUHAN YESUS: ”Anak manusia
datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.”
(Matius 20:28). Pikirkanlah! Yesus adalah Allah yang
mempunyai hak mutlak memandang kita sebagai alat-alat
untuk mencapai tujuanNya. Itu adalah hak Sang Pencipta.
Tetapi IA berkata bahwa IA datang ke bumi ciptaanNya
untuk memenuhi kebutuhan kita, bukan diri sendiri! Sangatlah aneh jika
sekarang kita mengatakan Kristen atau pengikut Kristus tetapi hanya
minta dilayani dan tidak meneladani-Nya untuk melayani. Mengapa
tidak dapat melayani? Dapat terjadi karena merasa ”memang
sepantasnya aku dilayani.” dan sudah pasti ini bukan kerendahan hati.
Saudaraku, jika kita Ingin berhasil dalam kehidupan, Salomo
menuliskan:
”Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang
yang rendah hati, menerima pujian.”
Amsal 29:23
39
Bidang Pembinaan GKK Kelapa Gading
Rasa Takut adalah baik!
berdasarkan “The Salomon Secrets” Oleh: Robert Jeffress)
• “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal yang
Mahakuasa adalah pengertian.” Amsal 9:10
• ”Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, ...” Amsal 1:7
• ”Takut akan TUHAN memperpanjang umur.” Amsal 10:27
• ”karena takut akan TUHAN, orang menjauhi kejahatan.” Amsal 16:6
• ”Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN, adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.” Amsal 22:4
• ”Akhir dari segala yang di dengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban
setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan
yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu
jahat.” Pengkhotbah 12:13-14
--------------------------------------------------------------------------------------------
Tibalah saatnya kita memasuki, kunci 10, yang membahas
tentang ”Rasa takut adalah baik.” Apakah yang dimaksud
dengan takut akan Allah? Jika kita menyimak apa yang
dinasihatkan oleh Salomo, maka kita bertemu dengan
beberapa hal yang penting tentang takut akan Allah. Dan jika
hal ini menjadi bagian dari kehidupan kita, maka kita akan
mengalami kehidupan yang berhasil!
Takut akan TUHAN berarti... Rasa Hormat terhadap Allah yang berkuasa. (Hormat dan pengakuan
terhadap kemahakuasaan Allah.) Pada suatu malam
cerah berbintang, waktu melintasi laut tengah, Napoleon
Bonaparte melewati tentaranya yang ada di geladak
kapal yang sedang mencemooh pemikiran tantang
adanya Allah di surga. Mendengar itu, Napoleon
berhenti dan berkata sambil menunjuk ke bintang-
bintang: ”tuan-tuan, anda harus menyingkirkan semua
ini terlebih dahulu.” Tentu kita tidak dapat
menyingkirkan semuanya itu. Seluruh alam semesta
menyerukan kebenaran kuasa Allah, itulah sebabnya ayah Salomo, Daud
mengatakan: ”langit menceritakan kemuliaan Allah dan cakrawala
40
memberitakan pekerjaan tangan-NYA.” Mzm. 19:2. Kita hidup dalam
galaksi Bimasakti. Jika Anda dapat naik sebuah pesawat yang dapat
bergerak sama dengan kecepatan cahaya, maka akan diperlukan waktu
125.000 tahun bagi anda untuk menyeberangi galaksi bimasakti dari ujung
yang satu ke ujung lainnya. Dan galaksi kita adalah salah satu dari miliaran
galaksi di alam semesta. Para ahli evolusi berkata kehidupan merupakan
hasil dari kemungkinan acak. Tapi seorang ahli menyatakan kemungkinan
itu ibarat, seseorang yang ditutup matanya dan diminta menemukan satu
butir pasir yang sudah ditandai dan diletakkan di padang pasir / gurun
Sahara, dan hanya boleh melakukannya tiga kali. Betapa berkuasanya Allah
Sang pencipta. Dan betapa terbatasnya kita ciptaannya. Siapakah saya dan
Anda, yang berlaku tidak hormat akan DIA sang Pencipta yang berdaulat
atas seluruh ciptaanNYA, atas hidup dan mati kita?
Takut akan TUHAN berarti... Rasa Hormat terhadap Allah yang Maha Kudus!
Kekudusan adalah salah satu kata dalam agama yang sering digunakan tetapi
jarang dimengerti. Dalam PL kata ini berarti ”memisahkan,
terpotong”. Atau berarti yang kudus itu terpisah atau berbeda
dengan kita. Ia begitu mulia, kudus dan penuh keagungan. Martin
Luther pernah menyatakan, ”... dengan lidah apakah saya dapat
menyapa keagungan Allah, siapakah aku ini, sehingga aku harus
mengangkat mataku atau tanganku kepada yang maha mulia?..
aku ini debu dan abu serta penuh dengan dosa dan aku berbicara dengan
Allah yang hidup, kekal dan benar.” Ada jurang besar antara kita dengan
Allah yang Mahakudus. Jurang yang tidak dapat terseberangi, sebab kita
tidak dapat menghampiri kekudusan-Nya. Hanya jembatan ”SALIB
KRISTUS” lah yang melayakkan kita menyeberang dan berdiri di
hadapanNya.
Takut akan TUHAN berarti ... mengatur kembali tingkah laku kita.
Kelak suatu waktu, semua akan berdiri di depan tahta
pengadilan Allah. Dari pada menghampir-Nya dengan
keberadaan seperti budak yang penuh ketakutan akan
hukuman yang akan diterima karena dosa dan kesalahan,
adalah lebih indah menghadap hadirat-Nya sebagai anak, yang
penuh hormat, menghadap Bapa kekal yang oleh karena
Putra-Nya yang tunggal telah menebus kita dan mengangkat menjadi
anakNya.
41
Kata ”Abba” adalah sebuah kata Aram yang dapat diterjemahkan ”Ayah”
atau ”Bapa”. Sebuah perubahan status yang luar biasa dari budak dosa
menjadi anak Allah. Tetapi apakah ini berlawanan dengan apa yang
dibicarakan di atas? Mari kita simak
Recommended