Baitul maal wat

Preview:

Citation preview

BAITUL MAAL WAT

TAMWIL (BMT)

LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH

ANGGOTA KELOMPOKIra Ayu K.W. 128554002Siti Risfatul M. 128554004Nur Istiqomah 128554029Agista Nugraheny 128554038

PENGERTIAN BMT

sistem ekonomi yang salam yaitu keselamatan (berintikan keadilan)

Mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin,

Lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syari’ah)

Menurut Hosen dan Hasan

Ali (PKES, 2008:11)

PENGERTIAN BMT

Menurut Heri Sudarsono (2007)

Lembaga yang

mengarah pada

usaha-usaha

pengumpulan dan

penyaluran dana

yang non profit

seperti halnya zakat,

infaq dan sodaqoh.

Secara konseptual,BMT memiliki dua fungsi :

Baitul Maal (Bait = Rumah, Maal = Harta)

Menerima titipan dana zakat, infak

dan shadaqah

Baitul Tamwil (Bait = Rumah, at Tamwil =

Pengembangan Harta)Melakukan kegiatan

pengembangan usaha-usaha produktif

dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha

mikro dan kecil.

Sejarah Perkembangan BMT

Masa Rasulullah SAW (1-11 H/622-632 M)

Baitul Mal lebih mempunyai pengertian sebagai pihak (al-jihat) yang menangani setiap harta benda kaum muslimin,

baik berupa pendapatan maupun pengeluaran. Saat itu Baitul Mal belum mempunyai tempat khusus untuk

menyimpan harta, karena saat itu harta yang diperoleh belum begitu banyak. . Rasulullah SAW senantiasa

membagikan ghanimah dan seperlima bagian darinya (al-akhmas) setelah usainya peperangan, tanpa

menunda nundanya lagi. Dengan kata lain, beliau segera ‑menginfakkannya sesuai peruntukannya masing-masing

Masa Khalifah Umar bin Khatthab (13-23 H/634-644 M)

Umar

bin K

hath

thab

teta

p mem

eliha

ra Ba

itul M

al se

cara

hati-

hati, m

ener

ima p

emas

ukan

dan s

esua

tu ya

ng ha

lal se

suai

deng

an at

uran

syar

iat da

n men

distri

busik

anny

a kep

ada y

ang

berh

ak m

ener

iman

ya.

“Tida

k diha

lalka

n bag

iku da

ri ha

rta m

ilik A

llah i

ni m

elaink

an

dua p

oton

g pak

aian m

usim

pana

s dan

sepo

tong

paka

ian

mus

im di

ngin

serta

uang

yang

cuku

p unt

uk ke

hidup

an se

hari-

hari

sese

oran

g di a

ntar

a ora

ng-o

rang

Qur

aisy b

iasa,

dan a

ku

adala

h seo

rang

bias

a sep

erti ke

bany

akan

kaum

mus

limin.

(Dah

lan, 1

999)

Masa Khalifah Utsman bin

Affan (23-35 H/644-656 M) Kondisi yang sama juga berlaku pada masa Utsman bin

Affan. Namun, karena pengaruh yang besar dan

keluarganya, tindakan Usman banyak mendapatkan

protes dari umat dalam pengelolaan Baitul Mal

, “Usman telah mengangkat sanak kerabat dan

keluarganya dalam jabatan-jabatan tertentu pada enam

tahun terakhir dari masa pemerintahannya. Ia

memberikan khumus (seperlima ghanimah) kepada

Marwan yang kelak menjadi Khalifah ke-4 Bani Umayyah,

memerintah antara 684-685 M dari penghasilan Mesir

serta memberikan harta yang banyak sekali kepada

kerabatnya dan ia (Usman) menafsirkan tindakannya itu

sebagai suatu bentuk silaturahmi yang diperintahkan

oleh Allah SWT

Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)

Baitul Mal ditempatkan kembali pada posisi yang sebelumnya. Ali, yang juga mendapat santunan

dari Baitul Mal, seperti disebutkan oleh lbnu Kasir, mendapatkan jatah pakaian yang hanya bisa menutupi tubuh sampai separo kakinya, dan sering bajunya itu penuh dengan tambalan.

Masa Khalifah-Khalifah Sesudahnya

Ketika Dunia Islam berada di bawah kepemimpinan Khilafah Bani Umayyah, kondisi Baitul Mal berubah. Al Maududi menyebutkan, jika pada masa sebelumnya

Baitul Mal dikelola dengan penuh kehati-hatian sebagai amanat Allah SWT dan amanat rakyat, maka pada masa

pemerintahan Bani Umayyah Baitul Mal berada sepenuhnya di bawah kekuasaan Khalifah tanpa dapat dipertanyakan atau dikritik oleh rakyat (Dahlan, 1999

Sejarah BMT di Indonesia1984

mahasiswa ITB di Masjid Salman yang mencoba menggulirkan lembaga pembiayaan berdasarkan syari’ah bagi usaha kecil

PINBUK

Berdayakan oleh ICMI sebagai sebuah gerakan yang secara operasional ditindaklanjuti oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil

BMT Cen

ter

Anggotanya ada sekitar 138 unit dengan 348 kantor cabang (niriah.com). Itu baru yang menginduk atau menjadi anggota BMT Center, padahal yang tidak menjadi anggota, sangat jauh lebih banyak.

Bagan Alir Pendirian BMT

Ide Awal PelatihanMagang Tim Kecil

Cari Modal Dukungan

Pendampingan

PengurusSarana Prasarana

Urus BH

Siap Operasi

Struktur BMT

Dewan Syariah Pembina Manajemen

Musyawarah AnggotaPemegang Simpanan Pokok

Manager

Tanwil Maal

Pembukuan Kasir

Anggota

Pemasaran

BMT harus mempunyai ciri: 1. Pengurus, pengelola dan para

anggota harus benar-benar memiliki sikap amanah dan saling percaya dan mempercayai. Di samping kegiatan usaha bisnis juga melakukan kegiatan syiar keagamaan dalam rangka pembinaan kualitas keberagamaan anggota.

2. Semua transaksi yang dilakukan harus berprinsip syariah dan jauh dari unsur riba.

3. Pengurus dan anggota perlu melakukan kegiatan pembelajaran, agar dapat tetap eksis di dalam kompetisi dengan usaha keuangan mikro yang lain dan menghadapi persaingan global.

4. BMT harus mudah didirikan, tidak berbelit-belit, luwes tetapi tetap menjaga profesionalitas dan kemandirian

PERSAMAAN DAN

PERBEDAAN BMT

DENGAN KOPERASI

PERSAMAAN

by Imr@n

1. Tujuan yang terkandung adalah sama-sama berusaha untuk mensejahterakan anggota pada khususnya & masyarakat pada umumnya terutama bagi golongan masyarakat kecil dalam rangka mengentaskan kemiskinan bagi perbaikan ekonomi rakyat.

2. Sistem kerja BMT dan koperasi sama, masing-masing menggunakan instrumen berupa tabungan/iuran anggota ketika awal masuk sebagai anggota yg dinamakan sebagai tabungan/iuran pokok, tabungan/iuran wajib setiap bulan dan iuran sukarela

PERSAMAAN

3.Keduanya mempunyai fungsi yang sama dalam penghimpunan dan penyaluran

dana.

PERBEDAAN

1. Akad yang dilakukan BMT memiliki konsekuensi dunia akhirat.

2. Dalam struktur organisasi BMT ada Dewan Pengawas Syari’ah

3. Produk dan usaha yang dijalankan tidak lepas dari saringan

syari’ah 4. Tidak dikenal istilah bunga,

yang ada infaq dan bagi hasil.   

• Aspek PembiayaanKoperasi konvensional memberikan bunga pada setiap nasabah sebagai keuntungan koperasi. Sedangkan pada koperasi syariah, bagi hasil adalah cara yang diambil untuk melayani para nasabahnya

• Aspek PengawasanAspek pengawasan yang diterapkan pada koperasi konvensional adalah pengawasan kinerja, ini berarti koperasi hanya diawasi kinerja para pengurus dalam mengelola koperasi. Berbeda dengan koperasi syariah, selain diawasi pada pengawasan kinerjanya, tetapi juga pengawasan syariah

• Aspek Penyaluran produk

Koperasi konvensional tidak tahu menahu apakah uang ( barang ) yang digunakan para nasabah untuk melakukan usaha mengalami rugi atau tidak, berbeda di koperasi syariah, koperasi ini tidak mengkreditkan barang-barangnya, melainkan menjualnya secara tunai maka transaksi jual beli atau yang dikenal dengan murabahah terjadi pada koperasi syariah, uang / baramg yang dipinjamkan kepada para nasabahpun tidak dikenakan bunga, melainkan bagi hasil,

• Aspek Fungsi sebagai lembaga zakatKoperasi konvesional tidak menjadikan usahanya sebagai penerima dan penyalur zakat, sedangkan koperasi syariah, zakat dianjurkan bagi para nasabahnya, karena koperasi ini juga berfungsi sebagai institusi Ziswaf .

Operasional BMTBMT mengunakan sistem bagi hasil dengan pembiayan pola keuntungan

maupun kerugian antara BMT dengan anggota

penyimpan berdasarkan perhitungan yang

disepakati bersama.

BMT biasanya berada di lingkungan masjid, pondok, pasar, dll.

Dan yang membiayai adalah para dermawan (aghniya),

pemuka agama, pengurus majlis taklim, dll.

Peran dari sekelompok tersebut adalah memberikan bantuan atau sumbangan

berupa pemikiran pembiayaan modal, gedung,

dll.

STUDY PINBUK 1998Kekuatan BMT : Kelemahan BMT :

•Mandiri dan mengakar di tengah masyarakat•Bentuk organisasi nya sederhana•Sistem dan pembiayaan prosedur mudah•Memiliki jangkauan pelayanan kepada pengusaha mikro

• Skala usaha kecil• Permodalan

terbatas• SDM lemah• Sistem dan

prosedur yang belum baku• Bantuan dalam

inkubasi bisnis

Pola Tabugan dan Pembiayaan

Tabungan persiapan qurbanTabungan pendidikanTabungan persiapan nikahTabungan haji/umrohSimpanan berjangka/depositoSimpanan sukarelaSimpanan aqiqohdll

Pola pembiayaan terdiri dari bagi hasil dan jual beli dengan mark up (tambahan atas modal) serta pembiayaan non profit.

Terdapat dua jenis pembiayaan, yakni bagi hasil dan tambahan atas modal.

Bagi Hasil :

-Musyarakah-Mudharabah-Murabahah-Muzaraah-Musaaqot

Tambahan atas modal:-Bai Bitsaman Ajil (BBA)-Bai As Salam-Al Istishna-Ijarah -Bai Ut Takjiri-Musyaraqah mutanaqisah

Pembiayaan Non Profit

• Sistem ini disebut juga pembiayaan kebajikan.

• Sistem ini lebih bersifat sosial dan tidak profit oriented.

• Pembiayaan ini sering dikenal dengan Qard • Bertujuan untuk kegiatan produktif yang

secara aplikatif peminjam dana hanya perlu mengembalikan modal yang dipinjam dari BMT apabila sudah jatuh tempo, yang tentu dengan beberapa criteria UMK yang harus dipenuhi.

AYO KAMU TANYA APA

Recommended