View
5
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
bakteri penyebab penyakit tanaman
Citation preview
1. Bakteri
Adanya penyakit yang diderita tanaman dapat menyebabkan tanaman
tidak bisa memberikan hasil yang baik secara kualitas dan kuantitas. Sehingga
mengakibatkan kerugian hasil panen yang diharapkan oleh orang yang
membudidayakan tanaman tersebut.
Dilihat dari penyebab penyakit, maka penyakit dibagi menjadi: penyakit
abiotik merupakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh penyebab penyakit
noninfeksius atau tidak dapat ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain,
sehingga penyakit abiotik juga disebut penyakit noninfeksius. Sedangkan
penyakit biotik merupakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh suatu
organisme infeksius bukan binatang, sehingga dapat ditularkan dari satu tanaman
ke tanaman lainnya. Organisme yang dapat menyebabkan suatu penyakit tanaman
disebut patogen tanaman. Patogen tanaman salah satunya adalah bakteri.
Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik bersel tunggal. Ada
kurang lebih 200 jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tanaman. Jenis-
jenis bakteri ini terutama berbentuk batang dan hanya terdiri dari enam genus
(marga), yaitu :
i. Agrobacterium dari famili Rhizobiaceae gram negatif
ii. Corynebacterium dari famili Corynebacteriaceae gram positif
iii. Erwinia dari famili Enterobacteriaceae gram negatif
iv. Pseudomonas dari famili Pseudomonadaceae gram negatif
v. Streptomyces dari famili gram positif
vi. Xanthomonas dari famili Pseudomonadaceae gram negatif
Secara normal bakteri berada pada permukaan tanaman dan hanya akan
menyebabkan masalah saat kondisi yang disukai untuk pertumbuhan dan
penggandaan. Kondisi ini meliputi kelembaban yang tinggi, berkerumun, dan
sirkulasi udara yang kurang di sekitar tanaman. Tanaman yang berkabut akan
menyediakan selaput air pada daun dimana bakteri dapat mengganda.
Pengairan yang terlalu banyak, terlau sedikit, atau tidak tetap dapat
menempatkan tanaman dalam ketegangan dan mungkin mempengaruhi daun
tersebut terhadap infeksi hasil bakteri. Kondisi lain yang menghasilkan
ketegangan meliputi intensitas cahaya yang rendah, suhu yang berfluktuasi,
pengeringan tanah yang sedikit, pot yang terlalu kecil atau terlalu besar, dan
kekurangan atau kelebihan nutrien.
Penyakit hasil bakteri cenderung lazim terjadi pada tanaman berdaun
selama bulan-bulan musim dingin saat intensitas dan durasi cahaya berkurang.
Selama masa ini, tanaman tidak tumbuh secara aktif dan mudah tegang.
2. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Ada beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri:
Bintik dan Tipburn Daun (Xanthomonas)
Bintik daun bakteri dan tipburn (Xanthomonas campestris pv.
dieffenbachiae) pada daun Dieffenbachia. Mencermati pinggiran daun yang
menguning. Daerah pada daun yang lebih dulu terinfeksi berubah warnanya
menjadi coklat. Bakteri diisolasi dari pemotongan segiempat pada daun.
Tanaman yang rentan akan hal ini adalah Philodendron spp.,
Dieffenbachia spp., Anthurium spp., dan lainnya.
Penyakit ini aktif terutama pada kondisi panas dan lembab. Gejala paling
umum adalah menguningnya pinggiran daun yang dimulai dari ujung daun.
Dalam keadaan panas dan lembab, pinggiran daun biasanya menjadi coklat
kemerah-merahan bukan kuning. Gejala awal dari infeksi ini adalah bintik kecil
yang tembus cahaya yang kemudian berubah warnanya menjadi kuning. Pusat
bintik ini yang diinfeksi pertama kali sering berubah warna menjadi coklat.
Karena penyekit ini semakin parah, daun yang terinfeksi menjadi kuning dan
gugur
Bintik Daun (Pseudomonas circhorii)
Bintik daun akibar bakteri (Pseudomonas cichorii) pada Epipremnum
aureum (Pothos). Lingkaran kuning dapat terlihat di sekeliling bintik-bintik pada
bagian bawah daun Pothos ini.
Tanaman yang rentan akan penyakit ini antara lain Epipremnum aureum
(Pothos), Philodendron panduraeforme (Fiddleaf Philodendron), Aglaoneme spp.
(Cemara Cina), dan Monstera spp. (daun terpisah Philodendron.)
Gejalanya bervariasi dan dalam hal ini termasuk luka hitam kecoklatan,
daerah gelap dan terang pada daun Epipremnum aureum, dan lingkaran kuning di
sekitar daerah yang terinfeksi pada daun Monstera deliciosa.
Penyakit Daun (Xantomonas spp.)
Tumbuhan yang rentan termasuk Syngonium spp., Aglaonema roebellinii
(sering disebut Schismatoglottis), dan mungkin Aglaonema spp. Lainnya (Cemara
Cina).
Syngonium spp. Sering diserang bakteria. Gejalanya termasuk luka yang
tembus cahaya pada ujung daun dan sepanjang tepi daun. Luka ini semakin
panjang dan melebar hingga daun bagian tengah. Luka ini awalnya hijau gelap,
kemudian derubah menjadi kuning dan akhirnya menjadi coklat ketika mati.
Daerah yang berpenyakit biasanya dikelilingi oleh lingkaran kuning cerah yang
memisahkan daerah terinfeksi itu dari bagian daun yang sehat. Serpihan putih dari
bakteri kering biasanya terdapat pada luka yang lebih dulu terinfeksi pada bagian
bawah daun.
Penyakit Daun Akibat Bakteri (Erwinia chrysanthemi)
Penyakit ini menginfeksi banyak tumbuhan termasuk Aglaonema spp.
(cemara Cina), Dieffenbachia spp., Philodendron spp., dan Syngonium spp.
Bakteri yang menyebabkan penyakit ini menyerang beberapa tanaman
secara sistematis, terutama Dieffenbachia spp. Gejala dari infeksi yang sistematis
ini adalah menguninfnya daun yang baru tumbuh, layu, dan batang yang mudah
gugur serta berbau jika busuk.
Penyebaran bakteri ini melalui udara dapat menyebabkan infeksi foliar.
Gejalanya muncul dengan cepat, jatuhnya daun pada Philodendron spp., bintik
daun tertentu pada Syngonium spp., atau semua gejala ini pada Philodewndron
selloum.
Erwinia chrysanthemi tumbuh dengan baik pada tempat yang memiliki
suhu antara hangat hingga panas, basah, dan lembab. Penyerangan dari bakteri ini
sering menghasilkan kematian pada dedaunan tumbuhan.
Bintik Daun dan Bintik pada Batang (Xanthomonas campestris pv.
hederae)
Bakteri ini menyerang Hedera helix. Bintik pada daun biasanya berwarna
hijau cerah dan tembus cahaya dengan tepi yang kemerah-merahan; bintik yang
tua menjadi coklat atau hitam. Tangkai daun menjadi hitam dan mengerut.
Kerusakan ini berlanjut hingga ranting dan batang kayu, sehingga menyebabkan
bintik pada batang.
Penyakit Darah pada Pisang
Penyakit Darah Pisang kebanyakan mulai menunjukkan tanda serangan
pada tanaman yang sudah berbuah, sedang pada tanaman yang masih muda belum
menampakkan tanda serangan yang jelas. Pada tanaman dewasa (tanaman pisang
yang sudah berbuah) tanda serangan dapat dilihat pada daun ketiga atau keempat
dari atas (pucuk) yang mulai menguning serta disusul dengan daun berikutnya lalu
mengering. Akibat dari semua daun menguning, maka pertumbuhan buah tidak
sempurna. Apabila buah-buah pisang tersebut di potong atau di belah terlihat
adanya cairan atau getah kental berwarna coklat kemerahan yang berbau busuk.
Pada bagian dalam bungkul dan batang pisang yang sudah terkena penyakit,
apabila dipotong bagian tengah terlihat bintik-bintik berwarna coklat kemerahan.
Akhirnya berlanjut tanaman pisang akan menjadi kering dan mati
Mengingat bakteri yang menyebabkan Blood Disease Bacterium (BDB)
merupakan bakteri tular tanah yang mempunyai banyak tanaman inang dan
mampu bertahan lama di dalam tanah meskipun tanpa tanaman inang, maka lahan
yang sudah terinfestasi oleh bakteri tersebut, baik yang berasal dari pertanaman
pisang maupun dari bekas pertanaman lain yang juga menjadi inangnya, akan
memungkinkan timbulnya kembali penyakit layu bakteri pada tanaman pengganti
berikutnya.
Ada beberapa upaya yang bisa dilaksanakan untuk mengendalikan
Penyakit Darah Pisang pada tingkat serangan tertentu sebagai berikut: perketat
karantina, buah pisang dapat diangkut ke mana-mana untuk tidak terjadi serangan
(menular) pada lokasi lain. Sanitasi, sanitasi sangat penting bagi petani yang
mempunyai areal tanaman pisang, agar diperhatikan lingkungan kebun pisang
agar selalu bersih, jangan sembarangan menempatkan batang-batang pisang yang
sudah di tebang. Desinfektan peralatan, peralatan yang akan dipergunakan harus
disteril/dibersihkan dulu. Pemupukan, pemupukan dengan bahan organik akan
meningkatkan aktivitas mikroorganisme antagonis untuk membunuh bakteri
perusak. Isolasi spot, apabila tanaman pisang sedang/akan keluar bunga
dilakukan proteksi terhadap bunga tanaman pisang dari vektor serangga yaitu : di
bungkus dengan kain, kertas agar tidak di kunjungi oleh serangga penular sampai
selesai pembungaan. Eradikasi, apabila sudah terjadi serangan berat pada
tanaman pisang, diadakan pemusnahan (menebang semua pisang yang ada pada
lahan tersebut, dan diganti dengan tanaman pisang yang tahan terhadap penyakit
darah pisang).
Layu Bakteri pada Tomat
Gejala serangan penyakit layu bakteri yang disebabkan Pseudomonas
solanacearum ditandai dengan adanya daun yang layu dimulai dengan daun yang
muda atau pucuk kemudian berlanjut pada seluruh bagian tanaman. Serangan ini
biasanya mulai nampak pada waktu tanaman umur 6 minggu. Jika tanaman di
cabut kemudian batangnya dipotong akan terlihat berkas pembuluh berwarna
coklat dan apa bila ditekan dari lingkaran berkas pembuluh akan keluar massa
bakteri yang berwarna ke abu-abuan. Massa bakteri akan terlihat lebih jelas lagi
apabila potongan batang tersebut dimasukan dalam air jernih dimana setelah
batang tersebut dimasukkan beberapa menit kemudian akan terlihat benang-
benang putih halus yang keluar dan bila digoyangkan benang tersebut akan putus.
Benang-benang putih tersebut merupakan massa bakteri.
Bakteri penyakit layu yang disebabkan Pseudomonas solanacearum
mempunyai banyak tumbuhan inang, antara lain tomat, cabe, terung, tembakau,
kacang tanah dan jenis tanaman terung terungan (Solanaceae). Bakteri ini dapat
terangkut oleh air , melalui tanah dan alat-alat pertanian yang digunakan serta
bibit yang di gunakan bila mengandung penyakit dapat juga menular kannya.
Bakteri ini dapat menginfeksi bagian-bagian tanaman yang utuh yang berada
dalam tanah dan proses infeksinya akan lebih cepat terutama pada bagian-bagian
tanaman yang terluka.
Bakteri Pseudomonas solanacearum merupakan penghuni tanah tetap
(Soil inhabitat) atau lingkungan air tawar dan air laut. Bakteri ini akan
menginfeksi bagian tanaman yang utuh terlebih pada bagian yang luka akibat
serangan nematoda. Seperti kita ketahui bersama, nematoda dapat berinteraksi
sinergistik dengan bakteri Pseudomonas solanacearum dalam menyerang
tanaman. Mencermati keadaan tersebut diatas maka usaha pengendalianya dapat
dilakukan dengan beberapa upaya di antaranya rotasi tanaman, membuat drainase,
menanam benih yang sehat dan tahan dan penggunaan bakterisida.
Recommended