BENTANG ALAM - sgcobinsus.files.wordpress.com · Sedangkan bentang alam mayor adalah yang dapat...

Preview:

Citation preview

BENTANG ALAM

KARST

http://cyberfi-jakarta.blogspot.com Lembaga Pelatihan OSN

By : Asri Oktaviani

Pengertian tentang topografi kars yaitu :

suatu topografi yang terbentuk pada

daerah dengan litologi berupa batuan

yang mudah larut, menunjukkan relief

yang khas, penyaluran tidak teratur,

aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke

dalam tanah dan meninggalkan lembah

kering dan muncul kembali di tempat

lain sebagai mata air yang besar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi

Bentang Alam Karst

1. Faktor Fisik

2. Faktor Kimiawi

3. Faktor Biologis

4. Faktor Iklim dan Lingkungan

1. Faktor Fisik

Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi pembentukan topografi karst meliputi :

a. Ketebalan batugamping, yang baik untuk perkembangan karst adalah batu gamping yang tebal, dapat masif atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan membentuk unit batuan yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi karst sebelum habis terlarutkan.

Namun yang paling baik adalah batuan

yang masif, karena pada batugamping

berlapis biasanya terdapat lempung yang

terkonsentrasi pada bidang perlapisan,

sehingga mengurangi kebebasan sirkulasi

air untuk menembus seluruh lapisan.

b. Porositas dan permeabilitas, berpengaruh dalam sirkulari air dalam batuan. Semakin besar porositas sirkulasi air akan semakin lancar sehingga proses karstifikasi akan semakin intensif.

c. Intensitas struktur (kekar), zona kekar adlah zona lemah yang mudah mengalami pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan, proses pelarutan berlangsung intensif.

Kekar yang baik untuk proses karstifikasi

adalah kekar berpasangan (kekar gerus),

karena kekar tsb berpasangan sehingga

mempertinggi porositas dan permeabilitas.

Namun apabila intensitas kekar sangat

tinggi batuan akan mudah tererosi atau

hancur sehingga proses karstifikasi

terhambat.

a. Kondisi kimia batuan, dalam

pembentukan topografi kars diperlukan

sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan

yang paling baik diperlukan 90% kalsit.

b. Kondisi kimia media pelarut, dalam

proses karstifikasi media pelarutnya

adalah air, kondisi kimia air ini sangat

berpengaruh terhadap proses karstifikasi

2. Faktor Kimiawi

Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi

mudah larut dalam air yang mengandung

asam.

Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari

tanah membentuk larutan yang bersifat

asam yaitu asam karbonat (H2CO3).

Larutan inilah yang sangat baik untuk

melarutkan batugamping.

Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi

dapat menghasilkan humus yang

menutup batuan dasar, mengakibatkan

kondisi anaerobic sehingga air

permukaan masuk ke zona anaerobic,

tekanan parsial CO2 akan meninggkat

sehingga kemampuan melarutkannya

juga meningkat.

3. Faktor Biologis

Kondisi lingkungan yang mendukung

adalah adanya lembah besar yang

mengelilingi tempat yang tinggi yang

terdiri dari batuan yang mudah larut

(batugamping) yang terkekarkan intensif.

Kondisi lingkungan di sekitar

batugamping harus lebih rendah

sehingga sirkulasi air berjalan dengan

baik, sehingga proses karstifikasi

berjalan dengan intensif.

4. Faktor Iklim dan Lingkungan

Proses Pembentukan

Topografi Karst

Kondisi batuan yang menunjang

terbentuknya topografi karst ada 4, yaitu:

a. Mudah larut dan berada di atau dekat

permukaan.

b. Masif, tebal dan terkekarkan.

c. Berada pada daerah dengan curah

hujan yang tinggi.

d. Dikelilingi lembah

Proses pelarutan pada batugamping,

meninggalkan morfologi sisa pelarutan,

perkembangan morfologi sisa ini dapat

dibagi menjadi 4 fase, yaitu :

a. Terjadi pelarutan pada

batuan terkekarkan

sehingga membentuk

lembah yang kemudian

merupakan zona yang

lebih cepat mengalami

pelarutan (zona A)

dibandingkan dengan

zona B yang tidak

mengalami pengkekara.

b. Karena zona A lebih

cepat mengalami

pelarutan, maka zona

ini segera terbentuk

lembah yang dalam,

sementara pada zona B

masih berupa dataran

tinggi dengan gejala

pelarutan di beberapa

tempat.

c. Pelarutan pada kedua

zona terus berjalan

sehingga pada fase ini

mulai terbentuk

kerucut-kerucut karst

pada zona B. Pada

kerucut karst ini tingkat

pelarutan/erosi

vertikalnya lebih kecil

dibandingkan lembah di

sekitarnya.

d. Karena adanya erosi

lateral oleh sungai

maka zone A berada

pada batas permukaan

erosi dan pada zona B

erosi vertikal telah

berjalan lebih lanjut

sehingga hanya tinggal

beberapa morfologi

sisa saja, morfologi sisa

ini disebut menara

karst.

Bentang Alam

Hasil Proses Karstifikasi

Bentuk morfologi yang menyusun suatu

bentang alam karst dapat dibedakan

menjadi 2, yaitu bentuk-bentuk

konstruksional dan bentuk-bentuk sisa

pelarutan

1. Bentuk-bentuk Konstruksional

Bentuk-bentuk konstriksional adalah

topografi yang dibentuk oleh proses

pelarutan batugamping atau pengendapan

mineral karbonat yang dibawa oleh air.

Berdasarkan ukurannya dapat dibedakan

menjadi 2, yaitu :

• Bentuk-bentuk minor

• Bentuk-bentuk mayor

Bentang alam karst minor adalah bentang alam yang tidak dapat diamati pada peta topografi atau foto udara.

Sedangkan bentang alam mayor adalah yang dapat diamati dari peta topografi atau foto udara.

Bentuk-bentuk topgrafi karst mayor

antara lain :

1. Surupan (doline), yaitu depresi tertutup

hasil pelarutan dengan diameter mulai

dari beberapa meter sampai beberapa

kilometer, kedalaman bisa sampai

ratusan meter dan mempunyai bentuk

bundar atau lonjong.

2. Uvala, adalah gabungan dari beberapa

doline.

Doline

3. Polje, adalah depresisi tertutup yang besar dengan lantai datar dan dinding curam, bentuknya tidak teratur dan biasanya memanjang searah jurus perlapisan, pembentukannya dikontrol oleh litologi dan struktur, dan mengalami pelebaran saat terisi oleh air.

Polje

4. Jendela karst, adalah lubang pada atap

gua yang menghubungkan dengan

udara luar, terbentuk karena atap gua

runtuh.

5. Lembah karst, adalah lembah atau alur yang besar, terbentuk oleh aliran permukaan yang mengerosi batuan yang dilaluinya. Ada 4 macam lembah karst, yaitu :

a. Allogenic valley, lembah karst dengan hulu pada batuan kedap air (bukan batugamping) yang kemudian masuk ke dalam daerah karst.

b. Blind valley, lembah karst yang alirannya tiba-tiba hilang karena masuk ke dalam batuan.

c. Pocket valley, yaitu lembah yang

berasosiasi dengan mata air yang besar dan

keluar dari batuan kedap air (bukan

batugamping) yang berada di bawah lapisan

batugamping.

d. Dry valley, lembah yang mirip dengan

lembah fluviatil tetapi bukan sebagai

penyaluran air permukaan karena air yang

masuk langsung meresap ke batuan

dasarnya (karena banyak rekahan)

6. Gua, adalah ruang bawah tanah yang

dapat dicapai dari permukaan dan cukup

besar bila dilalui oleh manusia.

7. Terowongan dan jembatan alam,

adalah lorong di bawah permukaan yang

terbentuk oleh pelarutan dan

penggerusan air tanah.

Bentuk-bentuk Sisa Pelarutan

Yang dimaksud dengan sisa pelarutan

adalah morfologi yang terbentuk karena

pelarutan dan erosi sudah berjalan sangat

lanjut sehingga meninggalkan sisa erosi

yang khas pada daerah karst.

Macam-macam morfologi sisa antara lain :

1. Kerucut karst, adalah bukit karst yang

berbentuk kerucut, berlereng terjal dan

dikelilingi oleh depresi.

2. Menara karst, adalah bukit sisa

pelarutan dan erosi yang berbentuk

menara dengan lereng yang terjal tegak

atau menggantung, terpisah satu dengan

yang lainnya dan dikelilingi dataran

aluvial.

Menara karst