View
226
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
Cinta
Citation preview
Berkas Keluarga
Nama mahasiswa Ahmad Muhajirin
Nama tutor dan
kelompok
dr. Adelgrit Trisia
2(dua)
15 Oktober 2011
Nama keluarga binaan : Tn. BUDI SETIAWAN
Nama anggota keluarga yang menjadi responden : Ibu
Munawwaroh
Usia responden dan kedudukan dalam keluarga : 31 tahun, istri
Alamat keluarga binaan : Jl. Bereng Bengkel no 11 RT 03 RW 03
Kelurahan Kalampangan Kecamatan
Sabangau, Palangka Raya
BERKAS KELUARGA
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Dinamika keluarga
Bentuk keluarga Bentuk Keluarga Diperluas
Keluarga Inti
Keluarga bapak Samsuri dan ibu Martinah adalah keluarga inti yang memiliki dua
orang anak . Bapak dan ibu yang telah menikah kurang lebih 42 thn yang di
karuniai dua orang anak yaitu Yuliani Fitri dan Alfianor. Anak mereka yang
pertama, Yuliani Fitri telah menikah dan tinggal terpisah dari mereka, tetapi
Alfianor hingga sekarang masih tinggal bersama kedua orangtua.
Siklus
kehidupan
keluarga
Newly Married couple; 1.3 Newborn Children; 2The Family with
young children; 4
The family with school-age children; 6
Family with ado-lescent; 7
Launching Family; 8
Middle age parents to re-tire time; 15
Family in later years; 15
Keluarga Bapak Budi Setiawan sedang berada dalam siklus “the family with
young children”
Bentuk keluarga Bentuk Keluarga Diperluas
Keluarga Inti
Keluarga bapak Samsuri dan ibu Martinah adalah keluarga inti yang memiliki dua
orang anak . Bapak dan ibu yang telah menikah kurang lebih 42 thn yang di
karuniai dua orang anak yaitu Yuliani Fitri dan Alfianor. Anak mereka yang
pertama, Yuliani Fitri telah menikah dan tinggal terpisah dari mereka, tetapi
Alfianor hingga sekarang masih tinggal bersama kedua orangtua.
Keharmonisan
hubungan antar
anggota
keluarga
Hubungan antar anggota keluarga yang terjadi pada keluarga Bapak Budi
Setiawan ini harmonis, terlihat seperti family map di atas. Ayah, ibu, anak dan
nenek berkomunikasi secara langsung,tanpa perantara anggota keluarga yang
lain. si Raihan(anak responden) lebih sering berkomunikasi dan bermain
dengan ayahnya(suami responden).
Genogram (Data terlampir)
2. Lingkungan kehidupan keluarga
Ayah
Nenek
Anak
Ibu
Kondisi rumah Merupakan rumah type satu lantai, dengan lantai terbuat dari
semen/beton, dindingnya dari papan dan menggunakan atap seng.
Ukuran rumah ± 9×6 meter, dengan 3 kamar tidur ukuran @ ± 2×3
meter, satu dapur, dan ruang tamu. Untuk WC/toilet terpisah sajauh ±
10 meter dengan bangunan utama rumah, menggunakan type jamban
jongkok. Kamar mandi kurang terawat, terlihat rendaman pakaian
kotor dalam ember, banyak pakaian yang digantung di dalam kamar
mandi dan lantainya sedikit berlumut.
Lingkungan tempat
tinggal
Merupakan perumahan transimigran yang disediakan oleh pemerintah, namun rumah keluarga Bapak Budi(suami responden) ini sudah mengalami renovasi sebanyak dua kali. Lingkungannya cukup bersih, terlihat dari sampah yang tidak berserakan, ditumpuk pada satu tempat. Perumahannya tidak padat, jarak satu rumah ke rumah yang lainnya tidak terlalu jauh dan juga tidak terlau dekat,tetapi susunan antar rumah kurang teratur. Letak rumah agak turun kebawah dari pinggir jalan,terdapat parit yang tidak berair. Tanahnya berpasir dan tidak becek, banyak ditanami pohon-pohon rindang seperti seperti nangka dan jambu air. Daerahnya aman, karena tidak pernah terjadi pencurian dan kasus kriminal lainnnya. Jalan menuju ke tempat responden sempit, hanya cukup untuk satu ukuran mobil.
Air bersih dan sanitasi Sumber air berasal dari sumur bor pribadi, keadaanya bersih, jernih
dan tidak berbau. Jarak septictank ke sumber air sejauh ±10 meter.
Letak WC terpisah dengan bangunan rumah dan kamar mandinya,
dengan kadaan lantai sedikit berlumut. Bak mandi penampungan air
berbentuk bak besar yang terbuat dari beton semen.
3. Gaya hidup keluarga
Pola diet Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga ibu Munawwaroh makan tiga
kali sehari secara teratur. Makanan yang sering dikonsumsi yaitu
sayur dan ikan. Setiap hari, bu Munawwaroh yang mempersiapkan
makanan untuk keluarga. Keluarga ini melakukan diet daging karena
suami responden menderita hipertensi sedangkan responden sendir
menderita hipotensi. Responden disarankan oleh dokter untuk
mengonsumsi makanan yang banyak mengandung garam.
Kebiasaan berolahraga Menurut keterangan Ibu Munawwaroh dulu suaminya setiap sore
menyempatkan diri untuk bermain sepak bola, tetapi sekarang tidak
lagi semenjak menderita sakit magh. Ibu Munawwaroh sendiri hanya
kadang-kadang berolahraga jika ada waktu dan mau saja yaitu
bermain bulu tangkis. Biasanya keluarga Ibu Munawwaroh pergi
refreshing ke pal 21 (taman gaul).
Kebiasaan buruk Menurut keterangan Ibu Munawwaroh keluarganya tidak mempunyai
kebisaan buruk, suaminya tidak perokok ataupun mengonsumsi
alkohol. Hanya saja Raihan(anak responden) mempunyai kebiasaan
tidak suka minum air putih.
Primer / sekunder /
tersier
Untuk kebutuhan primer keluarga ini sudah mampu utnuk memenuhinya,
baik itu kebutuhan sandang,pangan dan papan. Untung kebutuhan
sandang terlihat dari pola makan tiga kali sehari dengan pemenuhan lauk-
pauk dan sayuran yang cukup. Untuk kebutuhan pangan terlihat dari
kebutuhan pakaian yang sudah terpenuhi. Untuk kebutuhan papan terlihat
dari keadaan rumah yang sudah layak dengan penghuni sebanyak empat
orang.
Untuk pemenuhan kebutuhan sekunder, keluarga ini juga mampu
memenuhinya, terbukti dengan adanya beberapa alat elektronik di rumah
tersebut seperti TV, kulkas, mesin cuci, sepeda dan sepeda motor.
Untuk kebutuhan tersier sendiri keluarga ini dapat memenuhinya
beberapa seperti perhiasan cincin yang dimiliki.
4. Pemenuhan kebutuhan
5. Ketersediaan Layanan
Ketersediaan
Kemampuan
Kepuasan
keluarga
Tersedia Puskesmas Kalampangan sebagai layanan utama tempat berobat
keluarga ini. Juga terdapat layanan kesehatan lain seperti praktik dokter umum
yang tidak terlalu jauh dari rumah, kadang keluarga ini juga berobat ke RSUD
Doris Sylvanus.
Keluarga ini menggunakan Jaminan Layanan Kesehatan Masyarakat
(JAMKESMAS) jika berobat ke instansi layanan kesehatan yang disediakan
pemerintah. Namun kadang-kadang juga berobat dengan biaya sendiri.
Berdasarkan pengakuan responden jika berobat ke Puskesmas Kalampangan
menurutnya pelayanan di Puskesmas ini biasa-biasa saja, sedangkan jika
berobat ke RSUD Doris Sylvanus merasa kurang puas karena kurang dilayani
dengan baik seperti saat responden ingin tes di laboratorium. Katanya saat itu
diulur-ulur waktu tesnya, padahal sangat mendesak sekali sehingga keluarga ini
melakukan tes di luar. Dan untuk penyakit anaknya, responden mengatakan
bahwa ia lebih sering berkonsultasi dengan dokter praktik yang berada tidak
jauh dari rumahnya.
Dasar teori :
1. Dinamika Keluarga
1.1 Pengertian dinamika keluarga
Dinamika keluarga adalah adanya interaksi (hubungan) antara individu dalam
lingkungan sehingga individu tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik
dalam lingkungan keluarga maupun kelompok sosial yang sama.1 Dukungan sosial
Sebuah keluarga adalah salah satu cara utama yang positif dampak kesehatan keluarga.
Hubungan sosial, seperti yang ditemukan dalam keluarga dekat, telah dibuktikan untuk
mengurangi kemungkinan timbulnya penyakit kronis, cacat, penyakit mental, dan
kematian.2 Studi kohort prospektif telah menegaskan efek menguntungkan langsung
dari berbagai bentuk dukungan sosial terhadap kesehatan mental global, kejadian gejala
depresi, pemulihan dari episode depresi unipolar, gangguan psikologis, saring
psikologis, gejala fisik dan semua-penyebab kematian.3
1.2 Bentuk keluarga
1.2.1Tradisional
Keluarga inti
Keluarga pasangan suami istri bekerja
Keluarga tanpa anak
Keluarga dengan orang tua tunggal
Hanya terdapat satu orang tua yaitu ayah atau ibu
Memerankan peran ayah dan ibu
Bentuk variasi yang non tradisionil adalah orang tua tunggal tanpa
menikah
Keluarga besar à tiga generasi
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara termasuk kakek,
nenek dll
Penyebabnya pada umumnya :
Perceraian
Umur harapan hidup meningkat
Kehamilan dikalangan remaja
Bujangan dewasa yang tinggal sendirian
Klien yang ada dirumah jompo à individu yang tidak berdaya
Pasangan usia pertengahan atau lansia
Jaringan keluarga besar
1.2.2 Non Tradisional
Keluarga orang tua tunggal tanpa menikah
Pasangan mempunyai anak tanpa menikah
Pasangan tanpa menikah
Keluarga homoseksual
Commune family à keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan
monogami yang menggunakan fasilitas secara bersama.
1.3 Siklus kehidupan keluarga
Konsep yang mencoba untuk menjelaskan pengaruh waktu pada keluarga melalui fase
perkawinan (dan perceraian) dan kelahiran dan kematian, tercermin dalam pendapatan
keluarga serta konsumsi.4
1.4 Genogram
2. Lingkungan kehidupan keluarga
1. Rumah
Menurut WHO (2004), rumah sehat dapat diartikan rumah berlindung,bernaung,dan
tempat untuk beristirahat, sehingga menimbulkan kehidupan yang sempurna baik fisik,
rohani, sosial.
Menurut Depkes RI (2002), indikator rumah yang dinilai adalah komponen rumah yang
terdiri dari :
langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga dan ruang
tamu, ventilasi, dapur dan pencahayaan dan aspek perilaku. Aspek perilaku penghuni
adalah pembukaan jendela kamar tidur, pembukaan jendela ruang keluarga,
pembersihan rumah dan halaman.
2. Lingkungan
“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya”
(UUPL No. 23 Tahun 1997).
Syarat lingkungan sehat
Ada 3 syarat pokok yang harus diperhatikan yaitu:
1. Kebersihan
2. Kerapihan
3. Keindahan
3. Sanitasi
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan kegiatan pada
usaha kesehatan lingkungan hidup manusia (Widyati, 2002). Sanitasi adalah upaya
kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari
subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan,
menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan
(Depkes RI, 2004).
3. Gaya hidup keluarga
1. Diet
Pada dasarnya arti diet yang sebenarnya adalah pengaturan pola makan. Diet tidak
selalu identik dengan pembatasan makanan. Tujuan diet bisa untuk menurunkan berat
badan, bagi yang kelebihan berat badan, untuk meningkatkan berat badan bagi yang
kekurangan berat badan, atau untuk mengendalikan suatu gangguan penyakit agar tidak
semakin parah serta untuk membantu penyembuhan suatu penyakit. Menerapkan pola
makan yang sehat ini harus dilandasi dengan pengetahuan gizi yang baik.5
2. Kebiasaan buruk
Merokok
Penggunaan alcohol
Kurang tidur
Penyalahgunaan obat kimia
Obesitas.6
4. Pemenuhan kebutuhan
4.1 Kebutuhan Manusia Berdasarkan Tingkat Kepentingan / Prioritas
1. Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan
orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah seperti sembilan
bahan makanan pokok / sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan lain
sebagainya.
2. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah
semua kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi dengan baik.
Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer. Misalnya seperti
makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian yang baik, perumahan
yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori mewah.
3. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak
sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer
dan kebutuhan skunder. Contohnya adalah mobil, antena parabola, pda phone,
komputer laptop notebook, tv 50 inchi, jalan-jalan ke hawaii, apartemen, dan
lain sebagainya.7
5. Layanan kesehatan
5.1 Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Secara nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di
satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja
dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah desa/
kelurahan atau dusun.8
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya
kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat pada tahun 2010. Kecamatan
sehat mencakup 4 indikator utama, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk. Misi
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas adalah mendukung
tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan
Indonesia Sehat 2010. Untuk mencapai visi tersebut, puskesmas menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.9
Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan perorangan di puskesmas
adalah kepuasan pasien. Kepuasan didefinisikan sebagai penilaian pasca konsumsi,
bahwa suatu produk yang dipilih dapat memenuhi atau melebihi harapan konsumen,
sehingga mempengaruhi proses pengambilan keputusan untuk pembelian ulang produk
yang sama. Pengertian produk mencakup barang, jasa, atau campuran antara barang
dan jasa. Produk puskesmas adalah jasa pelayanan kesehatan.9
Model kepuasan yang komprehensif dengan fokus utama pada pelayanan barang dan
jasa meliputi lima dimensi penilaian, sebagai berikut.10,11
1. Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan
kepada konsumen dengan cepat. Dalam pelayanan puskesmas adalah lama waktu
menunggu pasien mulai dari mendaftar sampai mendapat pelayanan tenaga kesehatan.
2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan
kepada konsumen dengan tepat. Dalam pelayanan puskesmas adalah penilaian pasien
terhadap kemampuan tenaga kesehatan.
3. Assurance (jaminan), yaitu kemampuan petugas memberikan pelayanan kepada
konsumen sehingga dipercaya. Dalam pelayanan puskesmas adalah kejelasan tenaga
kesehatan memberikan informasi tentang penyakit dan obatnya kepada pasien.
4. Emphaty (empati), yaitu kemampuan petugas membina hubungan, perhatian, dan
memahami kebutuhan konsumen. Dalam pelayanan puskesmas adalah keramahan
petugas kesehatan dalam menyapa dan berbicara, keikutsertaan pasien dalam
mengambil keputusan pengobatan, dan kebebasan pasien memilih tempat berobat dan
tenaga kesehatan, serta kemudahan pasien rawat inap mendapat kunjungan keluarga /
temannya.
5. Tangible (bukti langsung), yaitu ketersediaan sarana dan fasilitas fisik yang dapat
langsung dirasakan oleh konsumen. Dalam pelayanan puskesmas adalah kebersihan
ruangan pengobatan dan toilet.
Diskusi : Dalam keluarga responden, kesehatan anggota keluarga dapat dikatakan cukup baik.
Karena, anggota keluarga responden tidak ada yang merokok dan mengkonsumsi alkohol. Hanya
saja rata-rata ada penyakit yang di derita saudara dan anggota keluarga ini keluarga adalah
panyakit yang merupakan turunan, seperti asma, kolesterol dan sebagainya. Pada pemenuhan gizi
keluarga sudah dapat dikatakan terpenuhi karena dalam keseharian keluarga responden makan tiga
kali sehari dengan menu yang sudak memenuhi kecukupan gizi. Untuk kelayakan tempat tinggal,
keluarga responden telah memiliki tempat yang layak dan cukup untuk menampung semua
anggota keluarga inti. Pemenuhan kebutuhan air untuk keluarga juga telah terpenuhi, karena telah
memiliki sumber air bersih dari sumur bor. Meski begitu, ada beberapa hal yang masih harus
diperbaiki oleh keluarga ini.
Hal-hal yang perlu diperbaiki yaitu :
1. Melakukan pola diet garam dan daging bagi orang tua responden yang menderita hipertensi
2. Mengubah kebiasaan anak responden yang susah untuk minum air putih
3. Lebih menjaga kebersihan toilet, rumah, halaman, dan air dan lingkungan sekitar lagi
4. Memenuhi kebutuhan garam yang cukup bagi responden yang menderita hipotensi
5. Meningkatkan kebiasaan olahraga teratur dan efektif bagi masing-masing anggota
keluarga
6. Makan tepat waktu bagi suami responden yang menderita sakit magh
Simpulan: Berdasarkan wawancara dengan responden serta berdasarkan pengamatan langsung
lingkungan kehidupan keluarga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya keluarga ini tergolong
dalam keluarga yang sehat dengan keadaan lingkungan yang cukup kondusif dan pola makan yang
sukup baik, hanya saja harus menderita penyakit yang faktor resikonya adalah turunan.
Rencana kegiatan : Kami akan melakukan intervensi berupa penyuluhan dan edukasi tentang :
Penyakit turunan berdasarkan yang diderita keluarga, faktor resiko dan penanganannya.
Bagaimana lingkungan yang bersih dan sehat
Pola makan yang memenuhi gizi seimbang empat sehat lima sempurna
Kebiasaan olahraga yang baik untuk kesehatan
Penanggung jawab Tanda tangan tutor
Ahmad Muhajirin dr. Adelgrit Trisia
Daftar Pustaka
1. Syahrina, IA. Pertemuan II-Psikodinamika Keluarga 20081(ppt).[update 23 Oktober 2011]
available from: http://images.syahrina165.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/
SQqQ4AoKCqkAAGDhIdQ1/Pertemuan%20II%2020081.pptx?nmid=127696777
2. George L. Kesehatan-Mempromosikan Efek Obligasi Sosial .[ update 23 Oktober 2011]
available from: http://www.cossa.org/caht-bssr/linda george.pdf
3. Anak panah, W., Kaplan, B., Yakobus, S., et. al. Para Epidemiologi Bukti untuk Hubungan
Antara Dukungan Sosial dan Kesehatan. American Journal of Epidemiology. 117,5 (1983).
[ update 23 Oktober 2011] available from:
http://aje.oxfordjournals.org/content/117/5/521.full.pdf
4. Anonymous. family life cycle.[update 23 Oktober 2011] available from:
http://www.businessdictionary.com/definition/family-life-cycle.html
5. Anonymous. Diet.[update 23 Oktober 2011] available from:
http://ictjogja.net/kesehatan/D1_1.htm
6. Anonymous. Mereka menghilangkan kebiasaan buruk. [update 23 Oktober 2011] available
from: http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://
www.doctoryourself.com/badhabits.html
7. Godam64. Kebutuhan Hidup/Ekonomi Manusia - Kebutuhan Primer, Sekunder, Tersier,
Jasmani, Rohani, Sekarang, Masa Depan, Pribadi dan Sosial.[update 23 Oktober 2011]
http://organisasi.org/kebutuhan_hidup_ekonomi_manusia_kebutuhan_primer_sekunder_ter
sier_jasmani_rohani_sekarang_masa_depan_pribadi_dan_sosial
8. Depkes. Kebijakan dasar Puskesmas (Menuju Indonesia Sehat 2010). Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta. 2003
9. Arikunto. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi 9 Rieneka Cipta.Jakarta.
1993
10. Supranto J. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar.
Rineka Cipta. 2001.
11. Parasuraman, A Zeithaml, Valerie A.dan L Berry. Delivering Quality Service The Free
Press A Divission of Mac Millan inc. New York. 1991.
LAMPIRAN
GENOGRAM
Keterangan:
dan = Hipertensi = Tifus
= Kolesterol = Asam urat
Dan = Tidak ada = tinggal dalam satu rumah
= Asma, meninggal
= Magh = meninggal
= Staip(Kejang)
= Responden (Hipotensi)
= Stroke
= Syndrom nefrotik (anak responden)
FOTO-FOTO
Tn. S (meninggal)Ny. S 80thn
Ny. Samini 36thn Petani
Tn.G(meninggal)
Ny. HPR 50thn
Ny. EPR 45thnPedagang
Tn. SS 40thnPNS
Ny.EH 38thn IRT
Ny EH 38thn IRT
Tn. SSwasta(buru)
Tn. BS 35thnTukang listrik
Tn. SP 34thn Tukang bangunan
T.n. SK 31thnTukang listrik
RSP 4thnBalita
Ny. M 31thnIRT
Ny. R 41thn
Tn. M 38thnTentara
Ny. S 36thnIRT
Rumah tampak depan Warung responden
Rumah tampak samping Rumah tampak belakang
TV 1 TV 2
Kulkas Mesin cuci
Sepeda & Sepeda motor Dapur
Dapur Kandang ayam di belakang rumah
WC tampak luar WC tampak dalam
Kamar mandi
LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN 1
MODUL EBPK3H
Nama : Ahmad Muhajirin
NIM : FAA 111 0037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS PALANGA RAYA
TAHUN 2011
Recommended