View
226
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
tugas bioetik
Citation preview
TUGAS BIOETIKA
REVIEW FILM GATTACA
Oleh:
Mafrida Puspitasari G1H012044
Anindita Nur Asilatin G1H012045
Adani Taqiyyah N.Z. G1H012046
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
PURWOKERTO
2015
Sinopsis Film “Gattacca”
Vincent terlahir ke dunia tanpa bantuan sains, ia lahir secara normal. Namun, Vincent
terlahir ke dunia ini dengan berbagai kekurangan, terutama kondisi jantungnya yang lemah.
Selain itu Vincent hanya diprediksikan dapat hidup hanya sampai umur 30 tahunan. Marie, ibu
Vincent yang awalnya sangat yakin dengan keputusannya melahirkan anak secara alami kini
pesimis dengan masa depan putra pertamanya itu. Sementara sang ayah Antonio, skeptis
terhadap Vincent dan merasa lebih antusias dengan persiapan kelahiran putra keduanya, Anton
yang kini menggunakan teknologi modifikasi gen. Tetapi rupanya dengan segala keterbatasan
yang ada pada dirinya, Vincent berusaha mati-matian mewujudkan cita-citanya menjadi
astronot Gattaca, institusi antariksa swasta prestisius.
Dunia Gattaca hanya membedakan dua kelas, yang punya DNA unggulan dan yang tidak
punya DNA unggulan. Demi mengejari cita-cita nya menjadi astronot, ia rela memalsukan
identitasnya dan menghilangkan jejaknya sebagai Vincant. Dia menggunakan DNA orang lain,
milik temannya yang memiliki gen unggulan, Jerome Morrow. Setelah dia berhasil memasuki
Gattaca dengan menggunakan DNA Morrow: air seni, detak jantung rekaman, retina mata,
sampel darah. Beberapa saat sebelum impiannya terbang ke titanius terwujud, terjadi
pembunuhan di Gattaca, dimana kemudian FBI turun tangan. Vincent secara tidak sengaja
meninggalkan DNA miliknya sendiri di Gattaca, seperti sehelai rambut dan gelas bekas minum,
yang membuat terduga pelaku pembunuhan ditujukan ke Vincent Freeman. Beberapa kali
dilakukan tes dan hampir tertangkap, namun Vincent selalu lolos.
Ketua penyidik, yang tidak lain adalah adik dari Vincent, si golongan sempurna,
menyadari kalau Vincent adalah kakaknya. Kemudian dia menemui Vincent. Vincent menolak
diduga sebagai pembunuh. Penyelesaian konflik ini simpel, beradu renang di laut, seperti ketika
mereka masih kecil. Malam itu, mereka berdua berenang menjauhi pantai, yg menyerah akan
kalah. Akhirnya si cacat menang dan menyelamatkan adiknya. Irene sang kekasih pun
mengetahui identitas asli Vincent. Kemudian di hari penerbangan. Dr. Lamar mencegat Vincent
yang mau masuk ke pesawat. Itu karena kebijakan dari FBI untuk sekali lagi meyakinkan DNA
para awak Gattaca. Di hari itu penerbangan itu pula, Morrow menyiapkan darah, air seni, contoh
DNA selama dua kali umur Vincent, untuk digunakan saat pulang nanti. Disaat Vincent dengan
identitas Morrow sudah berhasil masuk ke pesawat luar angkasa, sewaktu mesin ulang alik
menyala, menyala pula tungku Morrow. Tungku itu membakat dirinya sendiri, bersama medali
prestasi yang didapatkannya saat sebelum cacat kaki. Mengorbankan identitasnya demi Vincent.
Teori keadilan
Gagasan kalau informasi genetik dapat dipakai untuk mengendalikan nasib seseorang
mengingatkan kita seperti mimpi buruk bagi umat manusia, seperti yang ditampilkan dalam film
Gattaca, tahun 1997. Dalam masa depan yang tidak dapat diprediksikan bahkan suram, film ini
menceritakan sebuah karakter yang memakai segala cara untuk menutupi identitasnya agar bisa
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya tidak boleh ia dapatkan karena DNA nya. Tetapi dapat
kita lihat disisi lain walaupun dia memiliki kekurangan pada DNA nya, tetap memiliki hak yang
sama untuk meraih mimpi. Dengan usaha, semangat dan niat mimpi yang tak mungkin terjadi
menjadi hal yang mungkin untuk diraih. Mungkin melihat dari caranya terlihat sepirti kurang etik
karena memalsukan identitas DNA oranglain. Kita harus memberikan setiap individu dalam
masyarakat kesempatan yang sama dan adil dalam hidup: ini adalah keadilan.
Manfaat dan Risiko
Bisakah kita bayangkan bila nasib manusia sebenarnya sudah ditentukan sejak ia lahir?
Elemen genetika dengan kelebihan dan kekurangannyanya, yang bisa dideteksi oleh peralatan
mutakhir secara akurat, menjadi patokan baku nasib seseorang. Dalam “Gattaca” penandaan
identitas seseorang dilakukan dengan uji darah maupun urine. Artinya, secara teoritis tidak
mungkin dipalsukan mengingat data sudah tercatat pada saat individu lahir. Selain itu, pengujian
selalu dilakukan di tempat bersama individu bersangkutan. Pada film ini diceritakan kolaborasi
seseorang yang ditakdirkan sebagai tak punya masa depan (VIncent Freeman) dengan seseorang
yang terlahir sebagai ‘manusia sempurna’ (Jerome E. Morrow) tapi pada kenyataannya harus
hidup cacat akibat kecelakaan mobil. Meski hidup di atas kursi roda, secara hukum, ia tetap
dianggap sebagai ‘manusia sempurna’ karena identitas diri diuji dengan pembuktian genetikal
yang diambil dari darah ataupun urine.
Untuk menjadi seorang astronot, seseorang harus memiliki ‘modal dasar’ genetika yang
sempurna. Kolaborasi kedua sosok tersebut, dengan ketelitian dan dukungan teknologi canggih
yang mereka kembangkan dan jalankan dengan disiplin penuh, akhirnya berhasil mengelabui
segala sistem deteksi yang ada. Pada dasarnya secara system yang dilakukan oleh mereka
mungkin dapat disebut salah, namun jika dilihat secara ilmiah tidak ada masalah dengan
kemajuan teknologi untuk memperbaiki hal yang diprediksi tidak mungkin terjadi menji suatu
hal yang mungkin. Karena pada dasarnya teknologi yang menguntungkan seharusnya dibuat
untuk mengatasi masalah dalam cara yang lebih baik dari yang sekarang. Hanya saja perlu
adanya penyeimbangan manfaat dan risiko teknologi ilmiah yang tidak selalu mudah, tetapi
langkah pertamanya adalah dengan mengidentifikasi manfaat yang dan risiko yang mungkin
terjadi.
Recommended