View
5
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Metode & Teknik Pengumpulan Data, Kriteria Efektifitas Desain
Sistem dan Keahlian Tim Pengembang Sistem Informasi
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sistem Informasi Publik
Kelas E
Kelompok 7
BETARI DANU OKTAVIA 115030100111070
DANTY KUSUMA J.P 115030100111085
SOFI NUR ROCHMAH 115030100111078
DIKA MULYANA WARDANA 115030100111142
MASEGA DIAN LATIEF MUKTI 115030107111024
MERLY MUTIARA SAPUTRI 115030107111072
CINDY TAMARA YUDHA 115030100111109
ILMU ADMINISTRASI PUBLIKFAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYADESEMBER 2013
1
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan jaman sistem manajemen adalah salah satu komponen
penting dari teknologi informasi yang menggunakan teknologi untuk mendukung
operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang
sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan
teknologi Dalam hal ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada
penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk
cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.
Alter berpendapat untuk sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem
kerja. Sistem kerja adalah suatu sistem di mana manusia dan/atau mesin melakukan
pekerjaan dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu
dan/atau jasa bagi pelanggan. Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang
kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan,
mengambil, memanipulasi dan menampilkan) informasi. Informasi tersebut
merupakan data yang telah diolah sehingga menjadi pesan yang dapat disampaikan ke
masyarakat luas.
Sistem informasi manajemen didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis
komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai
kebutuhan yang serupa. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem
utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi
sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Informasi tersebut tersedia
dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan output dari simulasi matematika.
Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka membuat
keputusan untuk memecahkan masalah (Mc. Leod, 1995).
Oleh sebab itu dalam makalah ini akan membahas tentang pengumpulan data
sebelum informasi disampaikan, efektivitas desain sistem serta tim yang memiliki
keahlian untuk mengembangkan suatu sistem informasi manajemen publik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya,
maka rumusan permasalahan dalam makalah ini adalah bagaimanakah metode &
3
teknik pengumpulan data, efektivitas desain sistem, keahlian dan tim pengembang
dalam suatu sistem informasi manajemen publik?
4
PEMBAHASAN
A. Metode Dan Teknik Pengumpulan Data
Menurut ahli metode pengumpulan data berupa suatu pernyataan (statement)
tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian (Gulo, 2002 : 110).
1. Sumber Data
Ada 2 sumber data dalam metode pengumpulan data yaitu :
a. Sumber Data primer
Data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber
yang sudah ada. Data penelitian yang diperoleh sendiri melalui
Wawancara, Observasi, Tes,
Kuesioner (Daftar Pertanyaan)
Pengukuran Fisik
Percobaan Laboratorium
b. Sumber Data Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber kedua, misalnya :
dokumentasi lembaga atau institusi
catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan
keuangan publikasi perusahaan
laporan pemerintah
data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan
alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka
instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup),
pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah
angket, observasi dan wawancara.
5
a. Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk
dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data
melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar
dan tersebar di berbagai wilayah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait
dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan
fisik. Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara
lain :
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan
untuk mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan
jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh
istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak
mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika
terbuka artinya jawaban yang diberikan adalah bebas,
sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya
diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.
b. Observasi
Menurut Supardi (2006:88), “Metode observasi merupakan
metode pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan
mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki”
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan
angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila
penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak
terlalu besar.
6
Participant Observation, dalam observasi ini, peneliti secara
langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau situasi yang
diamati sebagai sumber data. Seorang peneliti yang menempatkan
dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang
dianggap perlu sebagai data penelitian. Kelemahan dari metode ini
adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena
hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna
yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan dalam
teknik observasi ini antara lain lembar cek list, buku catatan, kamera
photo, dll.
c. Wawancara
Menurut Sugiono (2009:317), “Wawancara adalah pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu
dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan
fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui
observasi”.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara
pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber
data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya
dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin
menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada
sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik
pengumpul data. Wawancara terbagi atas :
Wawancara terstruktur, artinya peneliti telah mengetahui
dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden
sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis.
Peneliti juga dapat menggunakan alat bantu tape recorder,
kamera photo, dan material lain yang dapat membantu
kelancaran wawancara.
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara bebas, yaitu
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi
7
pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya
memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari
responden.
3. Kelebihan dan Kekurangan dalam Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa
ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru
tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut
mempunyai kriteria berikut:
Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan
secara sistematik.
Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah
direncanakan.
Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan
dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set
yang menarik perhatian saja.
Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan
reliabilitasnya. Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara
mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
Pertama, dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan
untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu
kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan
cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari
objek dapat dicatat segera, dantidak menggantungkan data dari ingatan
seseorang.
Kedua, pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subjek baik
tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi
secara verbal. Adakalanya subjek tidak mau berkomunikasi, secara verbal
dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu
atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat
ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas,
8
pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam
mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan.
b. Metode Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap
muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
(panduan wawancara). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka
maupun melalui telpon. Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara
lain :
Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan,
menambah pertanyaan baru
Bisa membaca isyarat non verbal
Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah :
Membutuhkan waktu yang lama
Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di
beberapa daerah terpisah
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang
diberikan
Pewawancara perlu dilatih
Bisa menimbulkan bias pewawancara
Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
Kelebihan wawancara via phone:
Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan wawancara via telephone :
Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
Wawancara harus diusahakan singkat
Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang
tidak terdaftar pun dihilangkan dari sampel.
c. Metode Kuesioner
9
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun
sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau
daftar pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap dan biasanya sudah
menyediakan pilihan jawaban (kuesioner tertutup) atau memberikan
kesempatan responden menjawab secara bebas (kuesioner terbuka).
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
penyerahan kuesioner secara pribadi, melalui surat, dan melalui email.
Masing-masing cara ini memiliki kelebihan dan kelemahan, seperti
kuesioner yang diserahkan secara pribadi dapat membangun hubungan dan
memotivasi respoinden, lebih murah jika pemberiannya dilakukan langsung
dalam satu kelompok, respon cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah
organisasi kemungkinan menolak memberikan waktu perusahaan untuk
survey dengan kelompok karyawan yang dikumpulkan untuk tujuan tersebut.
4. Etika dalam Pengumpulan Data
Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data
antara lain :
a. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan
memegang prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden
merupakan salah satu tanggung jawab peneliti.
b. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai
sifat penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus
menyampaikan tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
c. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak
ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian,
maka penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang
tinggi kepada responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa
informasi tersebut dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
d. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan
subjek tidak boleh dilanggar
e. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan
responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
f. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai
alasan eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
10
g. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka,
baik secara fisik maupun mental.
h. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam
melaporkan data yang dikumpulkan selama study.
B. Kriteria Efektifitas Desain Sistem
Desain sistem dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu desain sistem secara
umum (general systems design) dan desain sistem terinci (detailed systems design).
desain sistem secara umum disebut juga dengan desain secara makro (macro design).
Desain sistem terinci disebut juga dengan desain sistem secara phisik (physical system
design) atau desain internal (internal design). Desain sistem dapat diartikan sebagai
berikut :
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
3. Persiapan untuk rancang bangun implentasi
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
5. Sistem dibentuk dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan
sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu
kesatuan yang utuh dan berfungsi
6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen
perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem
Tahap desain sistem mempunyai dua maksud atau tujuan utama, yaitu sebagai
berikut :
1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang
lengkap kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang
terlibat. Tujuan kedua ini lebih condong pada desain sistem yang terinci,
yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya
digunakan untuk pembuatan progam komputernya.
Untuk mencapai tujuan ini, analis sistem harus dapat mencapai sasaran-
sasaran sebagai berikut :
1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah
digunakan. Ini berarti bahwa data harus mudah ditangkap, metode-metode
11
harus mudah diterapkan dan informasi harus mudah dihasilkan serta
mudah dipahami dan digunakan.
2. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai
dengan yang didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan
pada tahap analisis sistem.
3. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung
pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan
yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya
yang tidak dilakukan oleh komputer.
4. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci
untuk masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data
dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-
orang, perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran
secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem secara umum
merupakan persiapan dari desain terinci. Desain secara umum mengidentifikasikan
komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain secara rinci. Desain terinci
dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan
mengimplementasi sistem. Tahap desain sistem secaraumum dilakukan setelah tahap
analisis sistem selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui oleh manajemen.
Sedangkan efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang
diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Seperti yang dikemukakan oleh
Arthur G. Gedeian dkk dalam bukunya Organization Theory and Design yang
mendefinisikan efektivitas adalah That is, the greater the extent it which an
organization`s goals are met or surpassed, the greater its effectiveness (Semakin
besar pencapaian tujuan-tujuan organisasi semakin besar efektivitas) (Gedeian,
1991:61). Ada beberapa kriteria efektifitas desain sistem, antara lain :
1. Kebutuhan-kebutuhan biaya efektivitas (cost-effectiveness requirements)
Suatu sistem informasi dikembangkan dengan biaya yang tidak sedikit. Suatu
organisasi mengembangkan sistem informasi bukan hanya menginginkan
mendapatkan fisik dari sistem informasi itu saja, tetapi lebih dari itu yaitu
informasi yang dihasilkan darinya. Dengan demikian desain sistem informasi
perlu dipertimbangkan antara biaya untuk memperolehnya dengan manfaat
informasi yang dihasilkan.
12
2. Faktor-faktor manusia (human factors)
Analis sistem harus mencoba untuk dapat mendesain sistem yang dapat
diterima oleh semua pemakainya, tidak hanya satu atau dua orang pemakai saj.
Untuk maksud ini, sistem informasi harus dapat bersahabat dengan semua
pemakainya, tidak sebaliknya menyulitkan pemakai. Perlu diingat bahwa pada
awalnya tidak semua manusia dalam organisasi tertarik dan mendukung
pengembangan sistem informasi. Sistem informasi yang didesain dengan
memperhatikan faktor-faktor manusianya akan didapatkan sistem informasi
dengan user interface yang baik dan dapat meningkatkan produktivitas
pemakainya.
3. Kebutuhan-kebutuhan kelayakan (feasibility requirements)
Lima macam kelayakan harus tetap diperhitungkan dalam desain sistem
informasi. Lima macam kelayakan ini adalah kelayakan teknik (technical
feasibility), kelayakan ekonomi (economic feasibility), kelayakan hukum (law
feasibility atau legal feasibility), kelayakan operasi (operatioanl feasibility),
dan kelayakan skedul (schedule feasibility). Walaupun kelayakan-kelayakan
ini telah dinilai pada tahap perencanaan sistem, tetap dalam tahap desain
sistemjuga harus dipertimbangkan kembali, karena kemungkinan apa yang
direncanakan di tahap perencanaan sistem mungkin di tahap desain sistem
mengalami perubahan-perubahan.
C. Keahlian Dan Tim Pengembang
Sistem analis adalah orang yang menganalisis sistem dengan mempelajari
masalah-masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai serta
mengidentifikasikan pemecahan yang beralasan (lebih memahami aspek-aspek bisnis
dan teknologi komputer). Nama lainnya adalah system designer, business analyst,
system consultant, system engineer, software engineer, sistem analyst programmer,
information system engineer.
Programmer adalah orang yang menulis kode program untuk suatu aplikasi
tertentu berdasarkan rancangan yang dibuat oleh system analis (lebih memahami
teknologi komputer).Tugas dan tanggung jawab sistem analis dan programmer, antara
lain :
1. Sistem analis :
13
Tanggungjawab analis sistem tidak hanya pada pembuatan program
komputer saja, tetapi pada sistem secara keseluruhan.
Pengetahuan analis sistem harus luas, tidak hanya pada teknologi
komputer,tetapi juga pada bidang aplikasi yang ditanganinya.
Pekerjaan analis sistem dalam pembuatan program terbatas pada
pemecahan masalah secara garis besar.
Pekerjaan analis sistem melibatkan hubungan banyak orang, tidak
terbataspada sesama analis sistem,programer tetapi juga pemakai sistem
dan manajer.
2. Programmer :
Tanggungjawab pemrogram terbatas pada pembuatan program
komputer.
Pengetahuan programer cukup terbatas pada teknologi komputer, sistem
komputer, utilitas dan bahasa-bahasa program yang diperlukan.
Pekerjaan programer sifatnya teknis dan harus tepat dalam pembuatan
instruksi-instruksi program.
Pekerjaan programer tidak menyangkut hubungan dengan banyak
orang,terbataspada sesama pemrogram dan analis sistem yang
mempersiapkan rancang bangun (spesifikasi) program.
Pengetahuan dan keahlian analis system
Analis sistem harus mempunyai pengetahuan yang luas dan keahlian
yang khusus. Beberapa analis setuju bahwa pengetahuan-pengetahuan dan
keahlian berikut sangat diperlukan bagi seorang analis sistem yang baik :
Pengetahuan dan keahlian tentang teknik pengolahan data, teknologi
komputer dan pemograman computer.
Keahlian teknis yang harus dimiliki adalah termasuk keahlian
dalam penggunaan alat dan teknik untuk pengembangan perangkat lunak
aplikasi serta keahlian dalam menggunakan komputer.Pengetahuan
teknis yang harus dimiliki meliputi pengetahuan tentangperangkat keras,
teknologi komunikasi data, bahasa-bahasa komputer, sistem operasi,
utiliti, dan paket-paket perangkat lunak lainnya.
Pengetahuan tentang bisnis secara umum.
14
Aplikasi bisnis merupakan aplikasi yang sekarang paling banyak
diterapkan,maka analis sistem harus mempunyai pengetahuan tentang
ini.Pengetahuan ini dibutuhkan supaya analis sistem dapat
berkomunikasi dengan pemakaisistem.Pengetahuan tentang bisnis ini
meliputi akuntansi keuangan,akuntansi biaya, akuntansi manajemen,
sistem pengendalian manajemen, pemasaran produksi, manajemen
personalia, keuangan, perilaku organisasi, kebijaksanaan perusahaan dan
aspek-aspek bisnis lainnya.
Pengetahuan tentang metode kuantitatif.
Dalam membangun model-model aplikasi, analis sistem banyak
menggunakan Metode-metode kuantitatif seperti linier programming,
dynamic programming,regresion, network, decision tree, trend, simulasi.
Ahli memecahkan masalah kompleks ke dalam masalah kecil.
Analis sistem harus mempunyai kemampuan untuk meletakkan
permasalahan-permasalahan komplek yang dihadapi oleh bisnis,
memecah-mecah masalahtersebut ke dalam bagian-bagiannya,
menganalisisnya dan kemudian harus dapat merangkainya kembali
menjadi suatu sistem yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan
tersebut.
Ahli berkomunikasi dan membina hubungan
Analis sistem harus mempunyai kemampuan untuk mengadakan
komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Keahlian ini diperlukan di
dalam wawancara, presentasi, rapat dan pembuatan laporan-laporan.
Memahami metodologi pengembangan sistem informasi.
Manusia merupakan faktor yang kritis di dalam sistem dan watak
manusia satu dengan yang lainnya berbeda. Analis sistem yang kaku
dalam membina hubungan kerja dengan personil-personil lainnya yang
terlibat, akan membuat pekerjaannya menjadi tidak efektif. Apalagi bila
analis sistem tidak dapat membina hubungan yang baik dengan pemakai
sistem, maka akan tidak mendapat dukungan dari pemakai sistem atau
manajemen dan kecenderungan pemakai sistem akan mempersulitnya.
Pengembangan sistem (I)
15
Dalam proyek pengembangan sistem yang kecil dan sederhana,
kemungkinan hanya ada seorang analis sistem yang merangkap sebagai
pemrogram (analis/pemrogram)atau seorang programer yang merangkap
sebagai analis sistem (pemrogram/analis).Akan tetapi untuk proyek
pengembangan sistem yang besar atau komplek, pekerjaan ini biasanya
dilakukan oleh sejumlah orang dalam bentuk tim. Anggota dari tim
pengembangan sistem ini tergantung dari besar kecilnya ruang lingkup proyek
yang akan ditangani. Tim ini secara umum dapat terdiri dari personil-personil
sebagai berikut :
a. Manajer analis sitem (manage of systems analyst)
Manajer analis sistem disebut juga sebagai koordinator proyek dan
mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai berikut :
Sebagai ketua atau koordinator tim pengembangan system
Mengarahkan, mengontrol dan mengatur anggota tim
pengembangan sistem lainnya.
Membuat jadual pelaksanaan proyek pengembangan sistem yang
akan dilakukan.
Bertanggungjawab dalam mendefinisikan masalah, studi
kelayakan, disain sistem dan penerapannya.
Memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan sistem.
Mewakili tim untuk berhubungan dengan pemakai sistem dalam
hal perundingan-perundingan dan pemberian-pemberian nasehat
kepada manajemen dan pemakai sistem.
Membuat laporan-laporan kemajuan proyek (progress report).
Mengkaji ulang dan memeriksa kembali hasil kerja dari tim.
b. Ketua analis sistem (lead systems analyst)
Ketua analis sistem biasanya menjabat sebagai wakil dari manajer
analis sistem.Tugasnya adalah membantu tugas dari manajer analis
sistem dan mewakilinya bila manajer analis sistem berhalangan.
c. Analis sistem senior
Analis sistem senior (senior systems analyst) merupakan analis
sistem yang sudah berpengalaman.
d. Analis sistem junior (junior systems analyst)
16
Analisis sistem junior merupakan analis sistem yang belum
berpengalaman dan masih membutuhkan bimbingan-bimbingan dari
analis sistem yang lebih senior.Analis sistem junior ini sering juga
disebut dengan analis sistem yang masih dilatih (systems analyst
trainee).
e. Programer aplikasi senior (senior applications programmer)
Programer apliakasi senior merupakan pemrogram komputer yang
sudahberpengalaman dengan tugas merancang spesifikasi dari
program aplikasi dan mengkoordinasi kerja dari pemrogram
lainnya.Pemrogram aplikasi senior kadang-kadang juga disebut
dengan pemrogram/analis.
f. Programmer aplikasi (application programmer)
Programer aplikasi merupakan programer komputer yang cukup
berpengalaman dan dapat melakukan tugasnys tanpa harus dibimbing
secara langsung lagi.
g. Programer aplikasi yunior (junior applications programmer)
Programer aplikasi yunior merupakan pemrogram komputer yang
belum berpengalaman dan masih dibawah bimbingan langsung dari
pemrogram yang lebih senior. Programer aplikasi yunior biasanya
hanya dilibatkan pada pembuatan modul-modul program yang
sederhana, seperti misalnya pembuatan bentuk-bentuk I/O.
Pemrogram aplikasi yunior ini sering juga disebut dengan
pemrogram aplikasi yang masih dilatih (applications programmer
trainee)
Team pengembangan sistem (II)
a. Pengguna Sistem
User
Sebagai end-user (operator) dan user-manager yang mengawasi
pekerjaan end-user.
Manajemen
Memegang pernan penting dalam menyetujui rencana pengembangan
sistem dan penyediaan dana.
17
b. Perancang Sistem
Project Coordinator
Bertanggungjawab agar tim dapat bekerja secara harmonis dan optimal
serta mengontrol agar pelaksanaannya sesuai rencana.
System Analyst & Design
Personil yang memberikan solusi dan mendesain sistem baru.
Programmer
Personil yang membuat program berdasarkan rencangan dari sistem
analis.
Network Designer
Bertanggungjawab terhadap desain jaringan, seperti LAN, MAN,
WAN.
Technician (Hardware)
Personil yang menetapkan konfigurasi-konfigurasi hardware yang tepat
agar dapat bekerja secara optimal.
Database Administrator
Personil yang bertanggjawab terhadap suatu sistem database,
mencakup pola struktur data, integritas data, memberikan hak akses
kepada user, backup, recovery dan mengoptimalkan performa
database.
Documenter
Personil yang membuat dokumentasi sistem, mencakup buku
operasional aplikasi, teknis dan sistem.
Software Tester
Personil yang menjamin bahwa program aplikasi yang dibuat
programmer sesuai spesifikasi.
Graphic Designer
Pesonil yang memiliki keahlian dalam mendesain untuk aplikasi
berbasis GUI (Graphic Interface).
18
PENUTUP
Kesimpulan
Menurut ahli metode pengumpulan data berupa suatu pernyataan (statement)
tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya. Pengumpulan data dilakukan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
penelitian (Gulo, 2002 : 110). Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara
yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga
dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya. Ada beberapa kriteria efektifitas desain sistem, antara
19
lain kebutuhan-kebutuhan biaya efektivitas (cost-effectiveness requirements), faktor-
faktor manusia (human factors), kebutuhan-kebutuhan kelayakan (feasibility
requirements)
Sistem analis adalah orang yang menganalisis sistem dengan mempelajari
masalah-masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai serta
mengidentifikasikan pemecahan yang beralasan (lebih memahami aspek-aspek bisnis
dan teknologi komputer). Nama lainnya adalah system designer, business analyst,
system consultant, system engineer, software engineer, sistem analyst programmer,
information system engineer. Programmer adalah orang yang menulis kode program
untuk suatu aplikasi tertentu berdasarkan rancangan yang dibuat oleh system analis
(lebih memahami teknologi komputer).
DAFTAR PUSTAKA
Davis, William S., Systems Analysis And Design : A Structured Approach,
Addison-Wesley Publishing Company, 1983.
HM., Yogiyanto, Analisis dan Disain Sistem Informasi : Pendekatan
Terstruktur, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1995.
Martin, Merle P., Analysis And Design of Business Information
Sytems,Macmillan Publishing Company, New York, 1991.
Uma Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta : Salemba
Empat
20
Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
D. Bandung: Alfa Beta.
Supardi, M.d, (2006). Metodologi Penelitian. Mataram : Yayasan Cerdas Press
Diakses melalui http://www.unhas.ac.id/~rhiza/arsip/kuliah/Arsitektur-
Komputer/sist%20dan%20analisis%20sist/Microsoft_Word_-_Modul_3_APSI_-
_Desain_Sistem_Secara_Umum.pdf pada 9 Desember 2013.
21
Recommended