View
10
Download
4
Category
Preview:
DESCRIPTION
file
Citation preview
1. Tono diminta dosen pembimbing untuk mengungkap pola penyebaran penyakit
tuberculosis (TBC) dan berbagai faktor yang mempengaruhi munculnya penyakit
TBC berdasarkan evidence based medicine
a. Apa jenis metode penelitian yang baik untuk Tono?
Jawab: Jenis penelitian analitik yaitu studi yang bertujuan untuk menjelaskan
hubungan faktor risiko, atau determinan dengan kejadian penyakit kemudian
dilanjutkan dengan analitik observasional karena peneliti hanya dapat mengukur
fenomena saja tanpa melakukan intervensi terhadap variable.dan barulah dipilih
studi cross sectional karena studi ini selain membutuhkan waktu yang singkat
serta mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan penyakit(efek)
(Sastroasmoro.2011).
b. Apa saja jenis-jenis metode yang dilakukan dalam penelitian?
Jawab: Jenis-jenis metode penelitian (Suryana, 2010) :
1. Metode Eksperimen (Mengujicobakan) adalah penelitian untuk menguji
apakah variable-variabel eksperimen efektif atau tidak.
2. Metode Verifikasi (Pengujian) yaitu untuk menguji seberapa jauh tujuan yang
sudah digariskan itu tercapai atau sesuai atau cocok dengan harapan atau teori
yang sudah berlaku.
3. Metode Deskriptif (Mendeskripsika) yaitu metode yang digunakan untuk
mencari unsur-unsur, cirri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena.
4. Metode Historis (Merekonstruksi) yaitu suatu metode penelitian yang meneliti
sesuatu yang terjadi di masa lampau.
c. Apa saja langkah-langkah evidence based medicine?
Jawab: Lima langkah Evidence-Based Medicine (Murti.2006)
1. Rumuskan pertanyaan klinis tentang pasien (“PICO”)
2. Cari bukti-bukti (misalnya, Cochrane Library, Medline/ PubMed Clinical
Queries.
3. Lakukan penilaian kritis (“VIA”)
4. Terapkan bukti-bukti kepada pasien
5. Lakukan evaluasi kinerja penerapan EBM
d. Apa manfaat dan tujuan dari evidence based medicine?
Jawab:
1. Manfaat evidence based medicine (Wiryo, 2002)
Untuk memperbaiki tata laksana pasien, bila menemukan informasi yang
mutakhir dan shahih tentang kemajuan ilmu pengetahuan, bisa menanamkan
pembelajaran seumur hidup yang berorientasi memecahkan masalah dalam
penanganan pasien.
2. Tujuan evidence based medicine (Royal Society, 2009)
Sebagai tanda bagi klinisi tentang pentingnya perkembangan-perkembangan di
dalam ilmu kedokteran, praktik keluarga dan umum, bedah, psikiatri,
pediatric, dan obstetric dengan memilih literature biomedik yang original dan
meriview artikel-artikel yang hasilnya benar dan bisa digunakan.
2. Tono diwajibkan menelaah miniml 4 jenis laporan penelitian ilmiah yang valid yang
mengungkapkan prevalensi penyakit dan hubungan antara faktor risiko dan kejadian
TBC.
a. Apa saja ciri-ciri penelitian ilmiah yang valid?
Jawab: (Haryanto.2000)
1. Purposiveness : Tujuan yang jelas;
2. Exactitude : Dilakukan dengan hati-hati, cermat, teliti;
3. Testability : Dapat diuji atau dikaji;
4. Replicability : Dapat diulang oleh peneliti lain;
5. Precision and Confidence : Memiliki ketepatan dan keyakinan jika
dihubungkan dengan populasi atau sampel;
6. Objectivity : Bersifat objektif;
7. Generalization : Berlaku umum;
8. Parismony : Hemat, tidak berlebihan;
9. Consistency : Data atau ungkapan yang digunakan harus
selalu sama bagi kata atau ungkapan yang memiliki arti sama;
10. Coherency : Terdapat hubungan yang saling menjalin
antara satu bagian dengan bagian lainnya
b. Apa saja jenis-jenis dari penelitian ilmiah?
Jawab: jenis penelitian dapat dibagi menjadi (Sastroasmoro.2011):
1. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian
a. Penelitian klinis
b. Penelitian lapangan
c. Penelitian laboratorium
2. Berdasarkan pada waktu
a. Penelitian transversal
b. Penelitian longitudinal
3. Berdasarkan pada substansi
a. Penelitian dasar
b. Penelitian terapan
4. Berdasarkan pada ada atau tidaknya analisis hubungan antarvariabel
a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian analitik
c. Jenis penelitian apa yang sebaiknya digunakan oleh Tono untuk mengungkapkan
prevalensi penyakit?
Jawab: Cross sectional karena mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan
penyakit (efek) dan sesuai dengan penelitian yang Tono lakukan serta waktu yang
singkat bila disbanding dengan studi cohort
d. Bagaimana etika penelitian yang baik dalam menyusun laporan ilmiah?
Jawab: Etika bagi seorang penulis ilmiah adalah memasukkan nilai-nilai moral
dan tanggung jawab ketika menggunakan komunikasi ilmiah dengan tujuan-tujuan
mulia. Beberapa landasan etika (Haryanto.2000)
a) Penulis ilmiah harus akurat dalam menulis, penulis ilmiah harus betul-betul
seksama.
b) Penulis ilmiah harus jujur dalam menulis.
c) Penulis ilmiah harus menjunjung tinggi tanggung jawabnya; bekerja sesuai
dengan jadwal yang sudah ditentukan.
d) Penulis ilmiah tidak boleh mengganti fakta dengan dugaan.
e) Penulis ilmiah tidak boleh menyembunyikan kebenaran dengan menggunakan
dwimakna (ambiguitas).
f) Penulis ilmiah tidak boleh menggunakan ide orang lain tanpa member
keterangan secara jelas. Penulis ilmiah harus mencantumkan sumber informasi
suatu gagasan.
g) Penulis ilmiah tidak boleh melanggar hak cipta.
h) Penulis ilmiah tidak boleh berbohong dengan mengacu data statistik
i) Penulis ilmiah tidak boleh memasukkan dugaan pribadi dalam laporannya.
Penulis ilmiah yang kurang obyektif dalam tulisannya disebut tidak etis.
e. Bagaimana pandangan islam mengenai penelitian?
Jawab:
QS:Al-Lukman:27
Artinya: Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi
tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak
akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Q.S Al An’am ayat 74-79 diterangkan ibrahim melukiskan keadaan langit dan
bumi dan sama-sama menjelaskan bahwa kejadian-kejadian alam ini mengandung
hikmah, sebagai tanda keesaan dan kebesaran Allah s.w.t. Nabi Ibrahim a.s terus
mencari keberadaan tuhannya dalam. Di ayat itu diterangkan bagaimana Nabi
Ibrahim a.s mencari Tuhan dengan pendekatan yang jujur dan rasional. Islam
memerintahkan penganutnya untuk belajar dan memikirkan apa yang ada disekitar
mereka seperti langit, hujan, pegunungan, lautan, air, tumbuhan, bintang,
kelahiran, dan untaian geografis bumi lainnya. Hanya melalui ilmu pengetahuan
dan penyelidikan ilmiah, fenomena tersebut dapat dipelajari secara sistemati dan
dapat dijelaskan ke semua orang. Kisah diatas jika dikaitkan di skenario terdapat
kesamaan dalam pandangan islam bahwa ilmu pengetahuan itu membutuhkan
penelitian yang didasari oleh rasa ingin tahu yang tinggi akan sesuatu, mencari
kebenaran yang sahih, dan tidak mudah putus asa dalam melakukan penelitian.
QS: yunus:101
Maksudnya adalah dari kata “perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi”,
maksdnya adalah secara tidak langsung allah telah memerintah kan kita untuk
melakukan penelitian apa yang ada dilangit dan bumi, yang akan bermanfaat bagi
kesejahteraan umat.
3. Tono bingung, karena dia tidak tahu apa saja ke-4 jenis laporan penelitian ilmiah
tersebut. Ia juga tidak tahu bagaimana menelaah laporan hasil penelitian sehingga
dianggap valid sebagai evidence based di bidang kedokteran.
a. Apa saja jenis-jenis laporan penelitian ilmiah?
Jawab:
1. Makalah
Makalah disampaikan pada kelompok tertentu dalam suatu pertemuan ilmiah,
misalnya disampaikan dalam suatu seminar, symposium, lokakarya,
konferensi maupun kongres. Juga dapat ditulis untuk melengkapi tugas-tugas
di pendidikan formal.
2. Kertas Kerja
Adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris obyektif; analisis dalam kertas kerja lebih
serius daripada analisis dalam makalah.
3. Skripsi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain yang harus didukung oleh dan fakta empiris obyektif.
4. Tesis
Karya ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada skripsi; thesis akan
mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
Thesis memperbincangkan pengujian terhadap suatu hipothesa yang biasanya
ditulis oleh mahasiswa pasca sarjana.
5. Disertasi
Adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat
dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis
terinci; yang mana dalil tersebut harus dipertahankan oleh penulisnya dari
penguji. Berisi temuan penulis sendiri; biasanya orisinil.
b. Bagaimana sistematika penulisan laporan ilmiah yang valid?
Jawab:
1. bagian pendahuluan
a. -Hal judul
b. -kata pengantar
c. -daftar isi
2. Bagian inti/isi
a. pendahuluan
i. latar belakang
ii. masalah
iii. tujuan
iv. perumusan hypothesis
v. definisi veriable
b. metode penelitian/bahan Dan cara
i. deskripsi bahan
ii. metode penelitian
o -desain
o -populasi
o -cara pengumuman data
o -rencana analysis data
c. hasil penelitian
i. penyajian data
ii. uji statistika
iii. analisis dan interprestasi
d. kesimpulan dan rekomendasi
3. Penutup
a. daftar pustaka
b. lampiran
c. Bagaimana cara menelaah laporan hasil penelitian yang valid?
Jawab: (Aswin.1997)
1. melakukan penilaian kritis terhadap pendahuluan dalam suatu jurnal ilmiah
2. melakukan penilaian kritis terhadap metode penelitian dalam suatu jurnal
ilmiah
3. melakukan penilaian kritis terhadap hasil penelitian
4. melakukan penilaian kritis terhadap diskusi dalam suatu jurnal ilmiah
d. Bagaimana peran evidence based medicine dibidang penelitian dalam kasus
kedokteran?
Jawab: Perannya sangat penting karena EBM memadukan pengalaman klinis dan
bukti dari hasil penelitian yang shahih dan mutakhir serta bermanfaat untuk pasien
(Sastroasmoro.2011).
2.1 Merumuskan Hipotesis
Tono mahasiswa kepaniteraan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UMP bingung dalam
menyusun makalah ilmiah karena belum memahami cara menelah laporan hasil penelitian
yang valid berdasarkan evidence based medicine da belum mengetahui jenis-jenis laporan
hasil penelitian.
2.2 Learning Issue
No Pokok Bahasan What I
know
What I Don’t
Know
What I have to
prove
How I will
learn
1. evidence based
medicine
Pengertian Peran evidence
based medicine
dalam penelitian
Pentingnya
pengetahuan
tentang evidence
Teks book
Jurnal
based medicine
2. Penelitian
Ilmiah
Pengertian Metode, jenis
dan sistematika
penelitian ilmiah
Pentingnya
pengetahuan
tentang
Penelitian Ilmiah
Teks book
3 Makalah Ilmiah Pengertian Pengertian, ciri-
ciri makalah
ilmiah yang baik
Pentingnya
pengetahuan
tentang makalah
ilmiah
Text book
4 Pengantar
epidemiologi
Pengertian Mengenal pola
penyebaran, dan
pengaruh dari
suatu penyakit
Pentingnya
pengetahuan
tentang
epidemiologi
Text book
1. Evidence Based Medicine (EBM)
Pada tahun 1996 Sackett dan para pakar epidemiologi klinik pada McMaster
University mendefinsikan EBM "the conscientious, explicit and judicious use of
current best evidence in making decisions about the care of the individual patient. It
means integrating individual clinical expertise with the best available external
clinical evidence from systematic research" – EBM adalah penggunaan bukti terbaik
saat ini dengan hati-hati, jelas, dan bijak, untuk pengambilan keputusan pelayanan
individu pasien. EBM memadukan keterampilan klinis dengan bukti klinis eksternal
terbaik yang tersedia dari riset” (Murti.2006).
EBM bertujuan membantu klinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar
diperoleh hasil klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien, dengan cara
memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dan nilainilai pasien (Gambar
1.1). Penggunaan bukti ilmiah terbaik memungkinkan pengambilan keputusan klinis
yang lebih efektif, aman, bisa diandalkan (reliable), efisien, dan costeffective
(Murti.2006)
Gambar 1.1 Triad EBM
Murti.2006
Ada dua strategi digunakan untuk merealisasi tujuan EBM. Pertama, EBM
mengembangkan sistem pengambilan keputusan klinis berbasis bukti terbaik, yaitu
bukti dari riset yang menggunakan metodologi yang benar. Kedua, EBM
mengembalikan fokus perhatian dokter dari pelayanan medis berorientasi penyakit ke
pelayanan medis berorientasi pasien (patient-centered medical care) (Murti.2006).
Ada beberapa alasan perlunya EBM (Murti,2006), yaitu:
1. Jumlah publikasi medis tumbuh sangat cepat, sehingga para dokter dan mahasiswa
kedokteran kewalahan untuk mengidentifikasi bukti yang relevan, berguna,dan
dapat dipercaya. Bukti riset yang dipublikasikan sangat banyak jumlahnya.
Hampir dua juta artikel kedokteran diterbitkan setiap tahun. Padahal, “not all
evidences are created equal”. Tidak semua artikel hasil riset memberikan bukti-
bukti dengan kualitas dan validitas (kebenaran) yang sama.
2. Melunturnya “trust” (kepercayaan) masyarakat terhadap integritas pelayanan
kedokteran dan praktisi yang memberikan pelayanan medis. Muncul keprihatinan
para stakeholders tentang mutu pelayanan kesehatan. WHO dalam Laporan
Tahunan Kesehatan Dunia 2008 Primary Health Care Now More Than Ever,
mengemukakan lima masalah serius pelayanan kesehatan di dunia: (1) inverse
care; (2) impoverishing care; (3) fragmented care; (4) unsafe care; (5)
misdirected care. Sistem pelayanan kesehatan yang fragmented‘ membawa akibat
yang tidak diinginkan: inefisiensi, ketidakefektifan, ketidakadilan, komoditisasi,
Keadaan klinis pasien yang lebih
baik
Nilai-nilai dan ekspektasi pasien
Bukti klinis terbaik yang tersedia
Keterampilan klinis
komersialisasi, deprofesionalisasi, depersonalisasi, dan ketidakpuasan terhadap
pelayanan kesehatan (Murti.2006)
Sebuah strategi yang efisien untuk menerapkan EBM adalah strategi push and pull‖.
Dengan PUSH‖ (JUST IN CASE) dimaksudkan, bukti-bukti riset terbaik tentang
masalah klinis pasien yang sering atau banyak dijumpai di tempat praktik secara
proaktif dicari dan dipelajari sebelum pasien mengunjungi praktik klinis, lalu bukti-
bukti tersebut disimpan ke dalam file atau memori dokter. Dengan pull (JUST IN
TIME) dimaksudkan, buktibukti riset terbaik yang tersimpan dalam file atau memori
dokter ditarik, diambil, dan digunakan ketika pasien mengunjungi praktik klinis.
Intinya, praktik EBM terdiri atas lima langkah (Murti.2006), yaitu:
1. Rumuskan pertanyaan klinis tentang pasien, terdiri atas empat komponen: Patient,
Intervention, Comparison, dan Outcome
2. Temukan bukti-bukti yang bisa menjawab pertanyaan itu. Salah satu sumber
database yang efisien untuk mencapai tujuan itu adalah PubMed Clinical Queries.
3. Lakukan penilaian kritis apakah bukti-bukti benar (valid), penting (importance),
dan dapat diterapkan di tempat praktik (applicability)
4. Terapkan bukti-bukti kepada pasien. Integrasikan hasil penilaian kritis dengan
keterampilan klinis dokter, dan situasi unik biologi, nilai-nilai dan harapan pasien
5. Lakukan evaluasi dan perbaiki efektivitas dan efisiensi dalam menerapkan
keempat langkah tersebut
Kelima langkah EBM bisa disingkat ―5A: asking, acquiring, appraising, applying,
assessing
2. Penelitian Ilmiah
Penelitian (Research) adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, &
mengujikebenaran suatu pengetahuan ygdilakukan dengan menggunakan
metodemetode ilmiah.
Penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan dapat dibagi menjadi
(Sastroasmoro.2011) :
1. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian
a. Penelitian klinis
b. Penelitian lapangan
c. Penelitian laboratorium
2. Berdasarkan pada waktu
a. Penelitian transversal
b. Penelitian longitudinal
3. Berdasarkan pada substansi
a. Penelitian dasar
b. Penelitian terapan
4. Berdasarkan pada ada atau tidaknya analisis hubungan antarvariabel
a. Penelitian deskriptif
b. Penelitian analitik
Pembagian yang sangat sering digunakan orang adalah pembagian desain menjadi
penelitian deskriptif dan analitik. Pembagian ini sering menimbulkan kerancuan olwh
karena itu sering disalahtafsirkan, yaitu disebut sebagai penelitian deskriptif tetapi
dalam pelaksanaan dilakukan analisis data (Sastroasmoro.2011).
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai
fenomena yang ditemukan, baik yang berupa faktor risiko maupun efek mengenai
hasil, sedangkan penelitian analitik peneliti mencoba mencari hubungan antar
variable.
Desain penelitian analitik observasional pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga
jenis (Sastroasmoro.2011) yaitu (1) penelitian cross sectional, (2) penelitian kasus-
kontrol, dan (3) penelitian kohort.
Telah ditemukan bahwa klasifikasi jenis desain penelitian sangat beragam: tiap ahli
membuat klasifikasinya sendiri, kadang dengan mengabaikan klasifikasi yang dibuat
oleh orang lain. Klasifikasi yang sederhana dan banyak dipakai pada studi
epidemiologi maupun penelitian kedokteran klinis dan yang kami anjurkan untuk
dipakai tertera pada gambar 2.1
DESAIN PENELITIAN
OBSERVASIONAL
1. Laporan kasus2. Seri kasus3. Studi cross sectional4. Studi kasus control5. Studi kontrol
INTERVENSIONAL
1. Uji klinis2. Intervensi :
o pendidikan,
o perilaku,
o kesehatan
Gambar 2.1Desain penelitian
Sasroasmoro,2011
3. Makalah Ilmiah
Karya ilmiah merupakan tulisan ilmiah yang mencakup berbagai jenis teks seperti
laporan penelitian, makalah, artikel ilmiah, argumentasi.
Karya ilmiah memiliki sifat objektif, impersonal atau nirpersona, teknis, dan
Praktis. Di samping itu, karya ilmiah terealisasi dalam bahasa tulisan. Dengan
demikian sebagai realisasi karya ilmiah dalam teks bahasa karya ilmiah memiliki lima
ciri, yaitu (Hartisari.2005) :
1) objektif,
2) impersonal atau nirpersona,
3) teknikal,
4) praktikal, dan
5) berdasar pada bahasa tulisan.
Yang dimaksud dengan bahasa objektif adalah representasi dalam bahasa yang
menggambarkan sesuatu pengalaman yang bagi semua khalayak (addressee)
representasi pengalaman linguistik itu (dipandang) sama oleh semua orang seperti
yang ditampilan oleh pemakai bahasa (addresser). Sebaliknya, bahasa yang subjektif
menggambarkan sesuatu pengalaman (oleh pembicara atau penulisnya) yang berbeda
bagi sebanyak orang atau khalayak dalam memandang atau memahami representasi
pengalaman itu. Ini berarti bahasa yang subjektif adalah bahasa yang membawa
pertimbangan, sikap, pendapat atau komentar pribadi dari setiap pemakai bahasa
(Hartisari.2005).
Bahasa yang subjektif atau kesubjektifan dalam bahasa dikodekan oleh berbagai
aspek bahasa yang terdiri atas lima aspek: proses (kata kerja) mental
(sepertimenyadari, mengetahui, menyukai, menyenagi) , epitet (kata sifat atau
ekspresi emosional seperti baik, cantik, cepat, hebat), modalitas(seperti mungkin,
pasti, harus, bermaksud, wajib, sering, jarang), eufemisme/disfeumisme(seperti
‘diamankan’, ‘dirumahkan), dan makna konotatif (Hartisari.2005).
Bahasa tulisan merupakan ciri bahasa karya ilmiah. Dalam sejarahnya perkembangan
bahasa tulisan terkait dengan perkembangan ilmu. Pada awalnya, karya ilmiah
dinyatakan dalam bahasa tulisan. Walaupun kegiatan ilmiah dapat dilakukan dengan
lisan, hingga kini bahasa ilmiah direalisasikan oleh bahasa tulisan. Dengan demikian
karya ilmiah mengikuti tata bahasa bahasa tulisan (Hartisari.2005).
Perbedaan bahasa tulisan dan bahasa lisan bukan hanya membabitkan perbedaan
medium yakni bahasa tulisan dinyatakan dengan huruf, goresan atau gambar di atas
kertas, batu (seperti batu bersurat), pelepah daun tumbuhhan, kulit kayu, kulit hewan,
bambu (seperti aksara bahasa Batak pada buluh suraton) dan bahasa lisan dinyatakan
dengan bunyi atau suara dengan intonasi seperti pada berbalas pantun dan bersyair
tetapi juga perbedaan tata bahasa. Lebih spesifik tata bahasa bahasa tulisan berbeda
dengan tata bahasa bahasa lisan. Karena karyal ilmiah ditulis, tata bahasa teks ilmiah
berdasar pada tata bahasa bahasa tulisan (Hartisari.2005).
Dengan ciri utamanya bahasa tulisan cenderung menggunakan struktur klausa
sederhana yaitu klausa tunggal dan kepadatan leksikal tinggi. Berbeda denga itu
bahasa lisan cenderung menggunakanklausa kompleks dengan kepadatan leksikal
rendah. Konsekuensi dari perbedaan itu adalah bahasa tulisan memiliki kepadatan
kata (lexical density) tetapi klausa sederhana sementara bahasa lisan memiliki
kedalaman atau kekompleksan klausa (grammatical intricacy) tetapi kejarangan kata
(Hartisari.2005).
4. Epidemiologi
“Epidemiologi” berasal dari dari kata Yunani epi= atas, demos= rakyat, populasi
manusia, dan logos = ilmu (sains), bicara. Secara etimologis epidemiologi adalah
ilmu yang mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan peristiwa yang
banyak terjadi pada rakyat, yakni penyakit dan kematian yang diakibatkannya yang
disebut epidemi. Kata “epidemiologi” digunakan pertama kali pada awal abad
kesembilanbelas (1802) oleh seorang dokter Spanyol bernama Villalba dalam
tulisannya bertajuk Epidemiología Española Tetapi gagasan dan praktik epidemiologi
untuk mencegah epidemi penyakit sudah dikemukakan oleh “Bapak Kedokteran”
Hippocrates sekitar 2000 tahun yang lampau di Yunani. Hippocrates mengemukakan
bahwa faktor lingkungan mempengaruhi terjadinya penyakit. Dengan menggunakan
Teori Miasma Hippocrates menjelaskan bahwa penyakit terjadi karena “keracunan”
oleh zat kotor yang berasal dari tanah, udara, dan air. Karena itu upaya untuk
mencegah epidemi penyakit dilakukan dengan cara mengosongkan air kotor,
membuat saluran air limbah, dan melakukan upaya sanitasi (kebersihan). Teori
Miasma terus digunakan sampai dimulainya era epidemiologi modern pada paroh
pertama abad kesembilanbelas (Murti.2011)
Epidemiologi bertujuan (Suyatno.2009) untuk menggambarkan penyakit secara
komprehensif & dinamis, tidak hanya mencakup wabah tetapi juga antara periode
terjadinya wabah secara sporadic dan endemic. Menurut Brownson and Petiti
(Suyatno.2009) studi epidemiologi memiliki beberapa kegunaan, yaitu:
1. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhikesehatan (agent, host, dan
lingkungan) sebagai dasar(ilmiah) untuk tindakan penyakit, kecelakaan (injury)
danpromosi kesehatan.
2. Menentukan penyebab utama kesakitan, kecacatan, dankematian untuk
menetapkan prioritas tindakan dan riset.
3. Mengidentifikasi kelompok penduduk risiko tinggi darisuatu penyakit, sehingga
tindakan dapat segeradiprioritaskan.
4. Mengevaluasi efektifitas program-program kesehatandan upaya pelayanan dalam
rangka peningkatankesehatan penduduk.
Pengertian Pokok yang dipelajari Epidemiologi (Suyatno.2009), yaitu:
1. Frekuensi masalah Kesehatan yaitu banyaknya masalahkesehatan (kesakitan,
kecelakaan dll) pada sekelompok manusia.
2. Penyebaran masalah kesehatan.pengelompokkanmasalah kesehatn menurut
keadaan tertentu,
3. Person (manusia) ; Place(tempat) dan Time (waktu).
4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi yaitu Faktor penyebabsuatu masalah
kesehatan, baik yang menerangkan frekuensi, penyebarannya maupun penyebab
timbulnya masalah kesehatan.
Epidemiologi memiliki tiga pendekatan, yaitu (Suyatno.2009):
1. EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
Yaitu mempelajari mengenai frekuensi, distribusi & perkembangan masalah
kesehatan pada populasi
Karakteristik:
a. Person (Orang)
Faktor ini dipengaruhi oleh :
a) Genetika tetap : jenis kelamin, ras
b) Biologik : umur, status gizi, kehamilan
c) Perilaku individual : agama, kepercayaan, mobilitas
d) Sosial-ekonomi : pekerjaan, status perkawinan, pendidikan
b. Place (tempat)
Faktor ini dipengaruhi oleh :
a) Iklim
b) Sifat tanah/geografi
c) Flora dan fauna
d) Penyebaran dan kepadatan penduduk
e) Sistem pelayanan kesehatan
f) Agama. adat istiadat
c. Time (waktu)
Peristiwa kesehatan/penyakit mengalami perubahan dari waktu ke
waktu,dipengaruhi oleh :
a) Keberadaan penyebab pada waktu tertentu
b) Perubahan lingkungan
c) Perubahan kriteria dan alat diagnosis serta kemajuan IPTEK
d) Perubahan pada penyakit karena usaha pencegahan & penanggulangan
2. EPIDEMIOLOGI ANALITIK
Yaitu mempelajari faktor-faktor yg menentukan distribusi hubungan sebab akibat
masalah kesehatan pada populasi. Jenis Hubungannya yaitu :
a. Hubungan non statistic yaitu kebetulan
b. Hubungan statistic
Hubungan non-kausal (sekunder)
Hubungan Kausal
- Hub. Tak langsung yaitu terjadi akibat faktor lain
- Hubungan langsung
- Berdasarkan urutan waktu
3. STUDI INTERFENSI / EXPERIMENTAL
2.3 Kerangka Konsep
2.4 Kesimpulan
Tono mahasiswa kepaniteraan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UMP bingung dalam
menyusun makalah ilmiah karena belum memahami cara menelah laporan hasil penelitian
yang valid berdasarkan evidence based medicine dan belum mengetahui jenis-jenis laporan
hasil penelitian.
Tono bingung dalam menyusun makalah ilmiah
Belum memahami jenis-jenis laporan hasil penelitian
Belum memahami cara menelah laporan hasil penelitian yang valid berdasarkan
EBM
Recommended