View
232
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
BUPATI BINTAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PERATURAN BUPATI BINTAN
NOMOR 18 TAHUN 2015
TENTANG
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)
KABUPATEN BINTAN TAHUN 2016
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BINTAN,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 26 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, perlu menetapkan Peraturan Bupati
tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Bintan Tahun 2016.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan
Daerah Otonom Kabupaten dalam lingkungan Daerah Provinsi
Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1956 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3896);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pembentukan
Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 111, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4237);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4287);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2006 tentang
Perubahan Nama Kabupaten Kepulauan Riau Menjadi
Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 16, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4605);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Perbantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4816);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tatacara
dan Tahapan Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 2 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Bintan Tahun 2010-2015 (Berita Daerah
Kabupaten Bintan Tahun 2013 Nomor 2);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN BUPATI BINTAN TENTANG RENCANA KERJA
PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2016
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun
2010-2015, yang selanjutnya disingkat RPJMD 2010-2015,
adalah dokumen perencanaan pembangunan Daerah untuk
periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2010 sampai
dengan tahun 2015;
2. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2016, yang
selanjutnya disingkat RKPD 2016, adalah dokumen
perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun yaitu tahun
2016;
Pasal 2
1. RKPD 2016 merupakan penjabaran dari RPJMD 2010-2015
yang memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas
pembangunan Daerah, rencana kerja dan pendanaannya,
baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah Daerah
maupun dengan mendorong partisipasi masyarakat;
2. RKPD 2016 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
pedoman bagi penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah tahun 2016;
3. RKPD 2016 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijabarkan
dalam Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah (RKA-SKPD) tahun 2016.
Pasal 3
Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah mengendalikan
pelaksanaan RKPD 2016.
Pasal 4
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Bintan menghimpun dan menganalisa hasil pemantauan dan
pelaksanaan RKPD 2016 dari masing-masing pimpinan Satuan
Kerja Perangkat Daerah sesuai dengan tugas dan
kewenangannya.
Pasal 5
RKPD 2016 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tercantum
dalam Lampiran ini dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 6
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Bintan.
Ditetapkan di Bandar Seri Bentan
pada tanggal 1 Juni 2015
BUPATI BINTAN
ANSAR AHMAD
Diundangkan di Bandar Seri Bentan
pada tanggal Juni 2015
BERITA DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2015 NOMOR
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BINTAN
LAMIDI
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................. i DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ I‐1 1.1 Latar Belakang ................................................................................. I‐1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan ............................................................... I‐3 1.3 Hubungan Antar Dokumen ……………………………………………………………. I‐4 1.4 Sistematika Dokumen RKPD ............................................................ I‐5 1.5 Maksud dan Tujuan ......................................................................... I‐6 BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan ............................................................... II‐1 2.1 Visi dan Misi RPJMD ............................................................................ II‐1 2.2 Gambaran Umum Kondisi Daerah .................................................... II‐2 2.2.1 Kondisi Geografis dan Demografis Wilayah ................................ II‐2 2.2.2 Gambaran Kesejahteraan Masyarakat ........................................ II‐6 2.2.3 Gambaran Pelayanan Umum ...................................................... II‐12 2.2.4 Gambaran Daya Saing Daerah ..................................................... II‐20 2.3 Evaluasi Pelaksanaan dan Realisasi RPJMD ...................................... II‐28 2.4 Isu Strategis dan Permasalahan Pembangunan ................................ II‐45 BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah Dan Kebijakan Keuangan Daerah .. III‐1 3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ..................................................... III‐1 3.1.1 Kondisi Ekonomi Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2015 ........... III‐6 3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan 2016 ................................................................ III‐10 3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah .................................................... III‐17 3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan ................ III‐17 3.2.2 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ............................................ III‐19 3.2.3 Arah Kebijakan Belanja Daerah ................................................... III‐25 3.2.4 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ........................................... III‐26 BAB IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah ............................................ IV‐1 4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan .................................................. IV‐1 4.2 Prioritas Pembangunan ................................................................... IV‐5 4.3 Penjelasan Program Pembangunan Daerah Tahun 2016 ................. IV‐31 BAB V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah ...................................... V‐1 1.01.01 Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga .......................................... 4 1.02.01 Dinas Kesehatan ................................................................................ 20 1.02.02 Rumah Sakit Umum Daerah ………………………………………………………… 27
ii
1.03.01 Dinas Pekerjaan Umum ..................................................................... 29 1.06.01 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ..................................... 49 1.07.01 Dinas Perhubungan ........................................................................... 55 1.08.02 Badan Lingkungan Hidup .................................................................. 61 1.08.04 Dinas Kebersihan dan Pertamanan ................................................... 65 1.10.01 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ............................................ 71 1.13.01 Dinas Sosial ....................................................................................... 75 1.14.01 Dinas Tenaga Kerja ............................................................................ 80 1.15.01 Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan .............. 85 1.16.02 Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah .............................. 91 1.17.01 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan .................................................... 96 1.19.01 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat....... 101 1.19.03 Satuan Polisi Pamong Praja ............................................................... 108 1.19.03 Badan Penanggulangan Bencana Daerah …………………………………….. 112 1.20.03 Sekretariat Daerah ............................................................................ 116 1.20.04 Sekretariat DPRD ............................................................................... 126 1.20.05 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan daerah .................... 131 1.20.06 Badan Kepegawaian Daerah ............................................................. 140 1.20.07 Inspektorat Daerah ........................................................................... 145 1.20.09 Kecamatan Bintan Timur .................................................................. 149 1.20.10 Kecamatan Gunung Kijang ................................................................ 153 1.20.11 Kecamatan Teluk Bintan ................................................................... 157 1.20.12 Kecamatan Bintan Utara ................................................................... 161 1.20.13 Kecamatan Teluk Sebong .................................................................. 165 1.20.14 Kecamatan Tambelan ....................................................................... 169 1.20.15 Kecamatan Seri Kuala Lobam ............................................................ 173 1.20.16 Kecamatan Toapaya .......................................................................... 177 1.20.17 Kecamatan Bintan Pesisir .................................................................. 181 1.20.18 Kecamatan Mantang ......................................................................... 185 1.21.01 Badan pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan ..................... 189 1.22.01 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana .......................................................................... 194 1.24.01 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah ............................................ 201 2.01.01 Dinas Pertanian dan Kehutanan ...................................................... 205 2.03.01 Dinas Pertambangan dan Energi ....................................................... 212 2.05.01 Dinas Kelautan dan Perikanan .......................................................... 218 BAB VI Penutup .................................................................................................... VI‐1
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah penduduk Laki‐laki dan Perempuan di Kabupaten Bintan Tahun
2014................................................................................................................ II‐4
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Dependency Rasio di
Kabupaten Bintan, Tahun 2013 dan 2014 ................................................................ II‐5
Tabel 2.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014 ....................... II‐7
Tabel 2.4 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014 ............................................. II‐8
Tabel 2.5 Laju Pertumbuhan Persektor Kabupaten Bintan Menurut Lapangan Usaha Tahun
2013‐2014................................................................................................................. II‐9
Tabel 2.6 Laju Inflasi (IHK) Kabupaten Bintan (berdasarkan IHK Kota Tanjungpinang) Tahun
Dasar 2007, Tahun 2013‐2014 ................................................................................. II‐9
Tabel 2.7 Laju Inflasi (IHK) Kabupaten Bintan (berdasarkan IHK Kota Tanjungpinang) Tahun
Dasar 2007, Tahun 2014 (Semester I dan II) ............................................................ II‐10
Tabel 2.8 Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014 ............................................ II‐11
Tabel 2.9 Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014 ............................................. II‐11
Tabel 2.10 Perkembangan Rata‐rata Lama Sekolah dan Indeks Pendidikan di Kabupaten
Bintan Tahun 2013‐2014 .......................................................................................... II‐13
Tabel 2.11 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Melek Huruf dan Buta Huruf di
Kabupaten Bintan pada Tahun 2013‐2014 ............................................................... II‐14
Tabel 2.12 Perkembangan Angka Harapan Hidup dan Indeks Kesehatan di Kabupaten Bintan
Tahun 2013‐2014 ..................................................................................................... II‐15
Tabel 2.13 Perkembangan IPM Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 ....................................... II‐17
Tabel 2.14 Proporsi Penduduk Miskin Terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten Bintan, Tahun
2003‐2014................................................................................................................. II‐19
Tabel 2.15 Jumlah Anggaran Penangulanggan Kemiskinan dirinci berdasarkan sumber
Pembiayaan Tahun 2013‐2014 ................................................................................. II‐19
Tabel 2.16 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang bekerja Menurut Lapangan
Pekerjaan Kabupaten Bintan .................................................................................... II‐24
iv
Tabel 2.17 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 .............. II‐25
Tabel 2.18 Pendapatan Riil Perkapita dan Indeks Daya Beli Masyarakat Kabupaten
Bintan,Tahun 2013‐2014 .......................................................................................... II‐26
Tabel 2.19 Kawasan Produktif di Kabupaten Bintan .................................................................. II‐27
Tabel 2.20 Capaian Misi RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2010 ‐ 2015 Sampai Dengan Tahun
2014….. ..................................................................................................................... II‐31
Tabel 3.1 Kontribusi PDRB Kabupaten Bintan Tahun 2014 dan Proyeksi Tahun 2015
Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000 ................................................................. III‐7
Tabel 3.2 Indikator Makro Ekonomi Kabupaten BintanTahun 2014 – 2016 ............................ III‐17
Tabel 3.3 Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kabupaten Bintan Tahun 2014 s.d
tahun 2017……………………………………… ...................................................................... III‐18
Tabel 3.4 Proyeksi Pendapatan Daerah Tahun 2016 ............................................................... III‐23
Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2011 s.d. Tahun 2016 ............... III‐28
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan .......................................................................... IV‐1
Tabel 4.2 Jumlah Program Pembangunan dan Anggaran Pemerintah Kabupaten Bintan
dalam Mendukung Sasaran Pokok Nasional Tahun 2016 ........................................ IV‐7
Tabel 4.3 Arah Kebijakan dan Strategi terkait Pro Growth, Pro Job, Pro Poor, dan Pro
Environment. ............................................................................................................ IV‐8
Tabel 4.4 Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2016 Menurut RPJMD
dan RKPD 2016…………………………………………………………………………………………………… . IV‐9
Tabel 4.5 Program Pembangunan dan Target Capaian tahun 2016…………………………………….. IV‐31
Tabel 5.1 Rekapitulasi Belanja Langsung Tahun 2016 ............................................................. V‐1
v
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 : Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Dependency Rasio di
Kabupaten Bintan, Tahun 2013‐2014 .......................................................... II‐5
Grafik 2.2 : Indek Pendidikan Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 .................................. II‐14
Grafik 2.3 : Angka Melek Huruf Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 …………………………………… II‐14
Grafik 2.4 : Indeks Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 .......................................... II‐15
Grafik 2.5 : Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bintan Tahun
2013‐2014………………............................................................................................... II‐17
Grafik 2.6 : Indeks Daya Beli Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014 ……………………………… II‐26
Grafik 2.7 : Capaian Misi RPJMD Kabupaten Bintan Sampai Dengan Tahun
2014……………………………………………………………………………………………………… ... II‐45
RKPD Kabupaten Bintan 2016
I‐1
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Undang‐Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang‐Undang Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Pemerintahan Daerah, mengamanatkan bahwa dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah daerah berkewajiban
menyusun perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem
perencanaan pembangunan nasional. Sesuai dengan amanat tersebut, maka
setiap pemerintah daerah diharuskan menyusun rencana pembangunan
yang sistematis, terarah, terpadu dan berkelanjutan dengan
mempertimbangkan keunggulan komparatif wilayah dan kemampuan
sumberdaya keuangan daerah.
Perencanaan pembangunan daerah yang harus disusun oleh setiap
daerah di Indonesia adalah Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).
RKPD adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu
(1) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada
RKP Nasional dan RKPD Provinsi. RKPD memuat kerangka ekonomi Daerah,
prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik
yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun bersama partisipasi
masyarakat. Sebagai suatu dokumen resmi rencana daerah, RKPD
mempunyai kedudukan yang strategis, yaitu menjembatani antara
perencanaan strategis jangka menengah dengan perencanaan dan
penganggaran tahunan.
Periode pembangunan berdasarkan RPJMD Kabupaten Bintan tahun
2010‐2015 akan berakhir pada tahun 2015, berdasarkan pedoman transisi
dan kaidah pelaksanaan yang diatur dalam Bab X RPJMD Kabupaten Bintan
tahun 2010‐2015 disebutkan bahwa dalam rangka menjaga kesinambungan
pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir, maka
RKPD Kabupaten Bintan 2016
I‐2
RPJMD 2010‐2015 menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun
pertama di bawah kepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada periode
berikutnya (2015‐2020). Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun
pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD kepala daerah dan
wakil kepala daerah terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya.
Melalui pedoman transisi ini, maka diharapkan masalah‐masalah
pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir
periode RPJMD dan masalah‐masalah pembangunan yang akan dihadapi
dalam tahun pertama masa pemerintahan baru dapat terselesaikan.
Penyusunan RKPD tahun 2016 dilaksanakan melalui 3 tahapan yaitu
penyusunan Rancangan Awal RKPD, penyusunan Rancangan RKPD dan
penyusunan Perbup RKPD dengan menggunakan pendekatan teknokratik,
partisipatif, bottom‐up dan top‐down. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin
terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar wilayah, antar
ruang, antar waktu, serta antar urusan pemerintahan.
Proses penyusunan RKPD Kabupaten Bintan tahun 2016 mengacu
pada amanat PP No. 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan
Permendagri 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dengan
melaksanakan tahap‐tahap sebagai berikut:
1. Bappeda menyusun rancangan awal RKPD berdasarkan hasil evaluasi
pembangunan tahun 2014, rancangan awal rencana kerja SKPD, RPJMD
Kabupaten Bintan tahun 2010‐2016, rancangan RKPD Provinsi Kepulauan
Riau tahun 2016 dan rancangan RKP Nasional tahun 2016;
2. Rancangan RKPD menjadi bahan musrenbang RKPD yang dilaksanakan
untuk keterpaduan rancangan Renja SKPD dan Rencana Pembangunan
Kecamatan;
RKPD Kabupaten Bintan 2016
I‐3
3. Bappeda merumuskan rancangan akhir RKPD berdasarkan hasil
musrenbang RKPD;
4. Bappeda menyusun rancangan akhir RKPD yang dilengkapi dengan
pendanaan yang menunjukkan prakiraan maju;
5. RKPD Kabupaten Bintan ditetapkan dengan Peraturan Bupati Bintan.
1.2 Dasar Hukum Penyusunan
1. Undang‐Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia,‐
2. Undang‐Undang Nomor : 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera
Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25),‐
3. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang‐Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Undang‐Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2014 Tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016;
RKPD Kabupaten Bintan 2016
I‐4
11. Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bintan
Tahun 2010‐2015.
1.3 Hubungan Antar Dokumen
RKPD merupakan dokumen perencanaan daerah untuk satu tahun
yang merupakan penjabaran dari RPJMD dan mengacu pada RPJP. RKPD
memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, program prioritas
pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta perkiraan
maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif.
Keterkaitan antara RPJPD dengan RPJMD dan dijabarkan dalam RKPD
bertujuan untuk mewujudkan perencanaan dan penganggaran terpadu.
Dimana pengambilan keputusan penetapan program dan kegiatan yang
direncanakan, merupakan satu kesatuan proses perencanaan dan
penganggaran yang terintegrasi, konsisten dan mengikat untuk menjamin
tercapainya tujuan dan sasaran program dan kegiatan pembangunan
daerah.
Dalam proses penyusunan RKPD Kabupaten Bintan terdapat
beberapa prinsip yang dipegang sampai akhir penyusunan RKPD, sehingga
menghasilkan program dan kegiatan prioritas :
Kombinasi Top Down dan Bottom Up Planning:
Penyusunan RKPD mengintegrasikan kebijakan pemerintah daerah
dengan aspirasi dari masyarakat yang berkaitan dengan upaya
pencapaian visi dan misi Kabupaten Bintan melalui forum SKPD.
Keadilan dan Sinergitas
Penyusunan RKPD memperhatikan prinsip keadilan guna mengurangi
kesenjangan dan menciptakan sinergitas.
Pertimbangan kemampuan fiskal daerah
RKPD Kabupaten Bintan 2016
I‐5
Penyusunan RKPD mempertimbangkan kemampuan keuangan
pemerintah daerah dan menggali potensi pendanaan dari masyarakat
dalam penentuan prioritas program dan kegiatan pembangunan.
Perencanaan partisipatif
Penyusunan RKPD dilaksanakan dengan prinsip perencanaan
partisipatif yang melibatkan stakeholder pembangunan baik unsur
pemerintah daerah maupun masyarakat (Musrenbang Desa/Kelurahan,
Musrenbang Kecamatan, dan Musrenbang Kabupaten).
1.4 Sistematika Dokumen RKPD
Sistematika dokumen RKPD sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, menjelaskan (1) Latar Belakang yang menguraikan
mengenai pengertian, proses penyusunan, kedudukan dan
keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan
lainnya, (2) Dasar Hukum, (3) Hubungan Antar Dokumen, (4)
Sistematika Dokumen RKPD, serta (5) Maksud dan Tujuan
Penyusunan.
BAB II : Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 dan Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan yang meliputi penjelasan tentang
(1) Visi dan Misi RPJMD Kab. Bintan, (2) Gambaran Umum Kondisi
Daerah, (3) Evaluasi Pelaksanaan dan Realisasi RPJMD, dan (4) Isu
Strategis dan Masalah Mendesak yang harus diselesaikan pada
tahun 2016.
BAB III : Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan
Daerah, memuat (1) Arah Kebijakan Ekonomi Daerah, (2) Arah
Kebijakan Keuangan Daerah.
BAB IV : Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah, memuat (1)Tujuan
dan Sasaran Pembangunan, dan (2) Prioritas Pembangunan.
BAB V : Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah, memuat rincian
program dan kegiatan pokok RKPD tahun rencana, instansi
RKPD Kabupaten Bintan 2016
I‐6
pelaksana/SKPD, indikator capaian masing‐masing program dan
kegiatan serta pagu indikatifnya.
BAB VI : Penutup
1.5 Maksud dan Tujuan
RKPD tahun 2016 dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam
penyusunan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan PPA Sementara
yang akan disampaikan kepada Panitia Anggaran DPRD untuk dibahas,
disepakati dan dituangkan dalam Nota Kesepakatan KUA dan PPA antara
Bupati dan Pimpinan DPRD. Selanjutnya akan dijabarkan dalam RKA SKPD
sebagai lampiran Ranperda APBD untuk dibahas dan memperoleh
persetujuan DPRD.
Adapun tujuannya adalah untuk mewujudkan program
pembangunan Kabupaten Bintan yang terintegrasi dan berkelanjutan sesuai
dengan visi, misi, dan amanat RPJMD yang dilaksanakan dengan :
1. Menciptakan kepastian kebijakan sebagai komitmen Pemerintah dalam
penyelenggaran urusan Pemerintahan melalui penjabaran rencana
strategis ke dalam rencana operasional dan memelihara konsistensi
antara capaian tujuan perencanaan strategis jangka menengah dengan
tujuan perencanaan dan penganggaran tahunan pembangunan daerah;
2. Memberikan gambaran mengenai proyeksi Rencana Kerangka Ekonomi
Daerah tahun 2016 sebagai patokan dalam penyusunan rencana
pendapatan yang akan digunakan untuk membiayai belanja dan
pembiayaan pembangunan daerah;
3. Memberikan arah bagi seluruh stakeholder pembangunan daerah
dalam merumuskan dan menyusun perencanaan serta partisipasi dalam
pembangunan daerah tahun 2016;
4. Menyatukan tujuan kegiatan semua SKPD melalui penetapan target
Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam rangka pencapaian visi dan misi
Kabupaten Bintan sehingga menjadi instrumen bagi Pemerintah Daerah
RKPD Kabupaten Bintan 2016
I‐7
dalam menyusun Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ),
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan Laporan
Kinerja Pemerintah Daerah (LKPD);
5. Menetapkan program prioritas untuk masing‐masing urusan
pemerintahan dalam rangka pencapaian target Indikator Kinerja Utama
(IKU) yang ditetapkan.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐1
BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2014
dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
2.1 Visi dan Misi RPJMD
Visi Kabupaten Bintan Tahun 2010‐2015 adalah sebagai berikut :
“Menuju Bintan Yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya”
Bintan
Yang Maju
: Bahwa pelaksanaan pembangunan daerah senantiasa
dilandasi dengan keinginan bersama untuk
mewujudkan masa depan yang lebih baik didukung oleh
sumberdaya manusia yang unggul. Maju juga diarahkan
pada terbentuknya daerah yang mandiri berbasis
pengembangan sumber daya kelautan dan perikanan
beserta segenap potensinya secara berkelanjutan,
namun tetap mengedepankan pentingnya kerjasama
dan sinergitas.
Sejahtera
: Menunjukkan kondisi kemakmuran masyarakat Bintan
yang terpenuhi kebutuhan ekonomi (materiil) dan
spiritualnya.
Berbudaya : Perwujudan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai
budaya yang harus dijaga kelestariannya sebagai
pedoman pengembangan masyarakat. Perwujudan
masyarakat yang memiliki sifat dan sikap yang terpuji
dalam kehidupan sosial ekonomi, memiliki moral yang
tinggi serta menjunjung norma‐norma agama dan
norma‐norma adat yang berlaku.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐2
Misi Kabupaten Bintan
Misi pemerintah daerah dalam periode 2010 – 2015 diarahkan untuk
mewujudkan Bintan yang lebih maju, sejahtera dan berbudaya. Usaha‐usaha
perwujudan visi Kabupaten Bintan 2015 akan dijabarkan dalam misi
pembangunan Bintan tahun 2010 – 2015 sebagai berikut :
1. Melanjutkan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
cerdas, sehat, berdaya saing, berbudaya serta beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mewujudkan pembangunan perekonomian daerah yang berbasis pada
pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan.
3. Melanjutkan pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis.
4. Melanjutkan upaya penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik
(good governance), demokratis dan bertanggung jawab didukung
dengan kepastian hukum dan penegakan HAM.
5. Melanjutkan pembangunan yang adil dan merata melalui peningkatan
kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang
perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan.
6. Melanjutkan upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
dengan mengedepankan kearifan lokal dan pengarusutamaan gender.
7. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan (Sustainable Development).
2.2 Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.2.1 Kondisi Geografis dan Demografis Wilayah
Kondisi Geografis
Kabupaten Bintan secara geografis terletak antara 006’17”‐134’52”
Lintang Utara dan 10412’47” Bujur Timur di sebelah Barat‐10802’27” Bujur
Timur di sebelah Timur, dengan batas‐batas sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Natuna, Anambas dan Malaysia.
Sebelah Selatan : Kabupaten Lingga.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐3
Sebelah Barat : Kota Batam dan Kota Tanjungpinang.
Sebelah Timur : Provinsi Kalimantan Barat
Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Bintan seluruhnya
mencapai 87.717,84 Km2, luas daratannya hanya 1,50% atau sebesar
1.319,51 Km2 saja dan luas lautnya 86.398,33 Km2 (98,50%). Kecamatan
terluas daratannya adalah Kecamatan Gunung Kijang dengan luas 503,12
Km2 dan Kecamatan terkecil adalah Tambelan yaitu 169,42 Km2. Kabupaten
Bintan saat ini terdiri dari 240 buah pulau besar dan kecil. Hanya 49 buah
diantaranya yang sudah dihuni, sedangkan sisanya walaupun belum
berpenghuni sebagian sudah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian,
khususnya usaha perkebunan. Dilihat dari topografinya, pulau‐pulau di
Kabupaten Bintan sangat bervariasi. Umumnya dibentuk oleh perbukitan
rendah membundar yang dikelilingi oleh daerah rawa‐rawa.
Wilayah Kabupaten Bintan merupakan bagian dari paparan
kontinental yang terkenal dengan nama Paparan kontinental yang dibebut
Paparan Sunda. Morfologi pulau Bintan tidak memiliki perbedaan ketinggian
yang menyolok yaitu antara 0‐350 meter dari muka laut. Penonjolan puncak‐
puncak bukit antara lain Gunung Bintan 348 meter, Gunung Bintan Kecil 196
meter. Bukit‐bukit lainnya merupakan bukit‐bukit dengan ketinggian
dibawah 100 meter. Bukit‐bukit tersebut merupakan daerah hulu‐hulu
sungai yang sebagian besar mengalir kearah Utara dan Selatan dengan pola
sub paralel, sedangkan pola anak‐anak sungainya berpola sub radial. Sungai‐
sungai itu umumnya pendek‐pendek, dangkal dan tidak lebar. Pada
umumnya wilayah Kabupaten Bintan beriklim tropis. Pada tahun 2013di
wilayah Kabupaten Bintan temperatur rata‐rata terendah sebesar 24 derajat
celcius dan tertinggi rata‐ratasebesar 30derajat celcius dengan kelembaban
nisbi rata‐rata tercatat sekitar 72‐96%. Kecepatan arah angin rata‐rata
18km/jam dengan arah angin cenderung ke Timur Laut.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐4
Gambaran Demografis
Penduduk Kabupaten Bintan berdasarkan estimasi tahun 2014
berjumlah sebesar 151.123 jiwa terdiri dari 38.882 rumah tangga (KK).
Jumlah penduduk laki‐laki sebesar 77.909 jiwa (51,15%) dan penduduk
perempuan sebesar 73.214 jiwa (48,44%). Perbandingan antara jumlah
penduduk laki‐laki dengan perempuan (sex ratio) sebesar 105.71. Artinya
setiap 100 perempuan berbanding dengan 105 penduduk laki‐laki, jumlah
penduduk laki‐laki 2.71%lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk
perempuan. Persentase ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan
dari tahun sebelumnya. Kecamatan yang terpadat penduduknya masih
tercatat kecamatan Bintan Timur dengan jumlah penduduk tertinggi 41.150
jiwa (27,22%), sedangkan yang terendah adalah dikecamatan Mantang
sebanyak 4,168 jiwa (2,75%).
Tabel 2.1 : Jumlah penduduk Laki‐laki dan Perempuan di Kabupaten Bintan Tahun 2014
Kecamatan Penduduk
Jumlah Laki‐laki Perempuan
1. Bintan Timur 21.343 19.807 41.150
2. Gunung Kijang 7.159 5.968 13.127
3. Teluk Bintan 4.850 4.301 9.151
4. Toapaya 6.057 5.226 11.283
5. Teluk Sebong 9.331 8.265 17.596
6. Seri Kuala Lobam 8.500 10.257 18.757
7. Bintan Utara 11.236 11.234 22.470
8. Tambelan 2.611 2.470 5.081
9. Mantang 2.267 1.901 4.168
10. Bintan Pesisir 4.555 3.785 8.340
KABUPATEN BINTAN 77.909 73.214 151.123
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐5
Tabel 2.2 : Jumlah Penduduk Kabupaten Bintan Tahun 2014
No Kelompok Umur Tahun
2013 2014
1. 0‐4 16.170 16.350
2. 5‐9 16.351 16.566
3. 10‐14 13.866 14.085
4. 15‐19 10.009 10.159
5. 20‐24 10.500 10.595
6. 25‐29 15.087 15.235
7. 30‐34 15.856 16.022
8. 35‐39 13.753 13.914
9. 40‐44 10.992 11.141
10. 45‐49 8.295 8.437
11. 50‐54 5.834 5.944
12. 55‐59 4.332 4.419
13. 60‐64 3.201 3.270
14. 65‐69 2.237 2.288
15. 70‐75 1.408 1.442
16. 75+ 1.229 1.256
Jumlah 149.120 151.123
Dependency Rasio 52,38 52,44
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Grafik 2.1 : Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Dependency Rasio di Kabupaten Bintan, Tahun 2013‐2014
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
05
1015202530354045
Laki‐laki Perempuan Jumlah
JUMLA
HPEN
DUDUK
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐6
Angka beban ketergantungan (Dependency Ratio) atau perbandingan
antara penduduk yang belum produktif ataupun yang sudah tidak produktif
lagi (usia 0‐14 tahun ditambah penduduk usia 65 tahun ke atas) dibagi dengan
penduduk usia produktif (usia 15‐64 tahun) Kabupaten Bintan menunjukkan
peningkatan dari tahun 2013 sampai tahun 2014. Kabupaten Bintan pada
tahun 2013 Dependency Ratio nya mencapai 52.38 sedangkan tahun 2014
yaitu 52,44. Artinya bahwa pada tahun 2014, untuk setiap 100 penduduk usia
produktif di Kabupaten Bintan menanggung sekitar 52 penduduk usia
belum/tidak produktif.
2.2.2 Gambaran Kesejahteraan Masyarakat
Pertumbuhan Ekonomi/PDRB
Pengembangan ekonomi wilayah tidak hanya ditujukan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi juga harus mampu
meningkatkan kesejahteraan penduduk dan mampu menciptakan
pemerataan pendapatan. Tingkat kesejahteraan penduduk dapat
ditunjukkan dengan PDRB per kapita, meskipun angka ini tidak menjelaskan
adanya tingkat distribusi pendapatan penduduk.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS),
PDRB Kabupaten Bintan pada tahun 2014 atas Dasar Harga konstan tercatat
sebesar Rp3,96 trilyun,‐ meningkat daripada tahun 2013 yang hanya
tercatat sebesar Rp3,74 trilyun,‐ yang diukur dari sembilan sektor lapangan
usaha yaitu sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri
pengolahan listrik, gas dan air bersih; bangunan/konstruksi; perdagangan,
hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan dan jasa‐jasa.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐7
Tabel 2.3 : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha,
Tahun 2013‐2014
Lapangan Usaha 2013 2014
SEKTOR PRIMER 595.457,57 617.361,28
1. Pertanian 214.524,80 230.145,87
2. Pertambangan & penggalian 380.932,77 387.215,40
SEKTOR SEKUNDER 2.100.414,70 2.226.604,53
3. Industri pengolahan 1.943.145,74 2.057.948,13
4. Listrik,gas dan air bersih 9.955,93 10.632,74
5. B a n g u n a n 147.313,04 158.023,67
SEKTOR TERSIER 1.049.874,81 1.121.407,43
6. Perdagangan, hotel dan restoran
748.230,29798.061,52
7. Pengangkutan dan komunikasi
135.349,63143.765,09
8. Keuangan, persewaan dan jasa 57.287,60 61.780,93
9. J a s a ‐ j a s a 109.007,29 117.799,88
PDRB 3.745.747,08 3.965.373,24
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Sektor‐sektor yang memiliki nilai kontribusi besar terhadap PDRB adalah
sektor Industri Pengolahan sebesar 50,53%, sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran sebesar 20,76%, sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar
9,94% dan sektor Pertanian sebesar 5,78%, sektor Pengangkutan dan
Komunikasi sebesar 3,80%, sektor Bangunan 4,58%, sedangkan sektor lain
seperti Listrik, Gas dan Air Bersih Keuangan, Persewaan dan Jasa, masing‐
masing memberikan kontribusi kurang dari 3,00%. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐8
Tabel 2.4 : Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014
LAPANGAN USAHA
TAHUN
2013 2014
SEKTOR PRIMER 16,36 15,72
1. Pertanian, petenakan, kehutanan, perikanan
5,745,78
2. Pertambangan & penggalian 10,62 9,94
SEKTOR SEKUNDER 55,98 55,43
3. Industri pengolahan 51,13 50,53
4. Listrik, gas dan air bersih 0,30 0,32
5. B a n g u n a n 4,55 4,58
SEKTOR TERSIER 27,67 38,85
6. Perdagangan, hotel dan restoran
19,9620,76
7. Pengangkutan dan komunikasi
3,723,80
8. Keuangan, persewaan dan jasa
1,401,48
9. J a s a ‐ j a s a 2,59 2,81
PDRB 100,00 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang diukur dari kenaikan PDRB
(Produk Domestik Regional Bruto) berdasarkan harga konstan pada tahun
2013 LPE mencapai 6,24% namun pada tahun 2014 menurun menjadi 5,86%.
Penurunan LPE di Kabupten Bintan pada tahun 2014 disinyalir imbas dari
kondisi makro perekonomian di tingkat regional, nasional serta dunia masih
labil dan fluktuatif, pelarangan ekspor bahan mentah pertambangan
menurunkan aktifitas pertambangan yang turut berimbas pada pertumbuhan
sektor Pertambangan dan Penggalian. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak
subsidi, kenaikan Tarif Dasar Listrik, isu stabilitas ekonomi nasional menjelang
dan pasca pemilu legislatif dan presiden juga turut mempengaruhi Laju
Pertumbuhan Ekonomi sepanjang Tahun 2014.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐9
Tabel 2.5 : Laju Pertumbuhan Persektor Kabupaten Bintan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013‐2014
Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan Sektor (%)
2013 2014
SEKTOR PRIMER 5,62 3,68
1. Pertanian 6,44 7,28
2. Pertambangan & penggalian 5,17 1,65
SEKTOR SEKUNDER 6,23 6,01
3. Industri pengolahan 6,11 5,91
4. Listrik,gas dan air bersih 5,81 6,80
5. B a n g u n a n 7,98 7,27
SEKTOR TERSIER 6,61 6,81
6. Perdagangan, hotel dan restoran 6,81 6,66
7. Pengangkutan dan komunikasi 6,81 6,22
8. Keuangan, persewaan dan jasa 5,53 7,84
9. J a s a ‐ j a s a 5,50 8,07
PDRB 6,24 5,86
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Tingkat Kestabilan Harga (Inflasi)
Tingkat kestabilan harga (inflasi) juga merupakan salah satu ukuran
kinerja perekonomian Pemerintah Daerah dalam mengendalikan gejolak
harga terutama untuk komoditi yang strategis yang diukur dengan mengukur
Indeks Harga Konsumen (IHK). Berdasarkan data BPS Kabupaten Bintan inflasi
tahun 2013 (berdasarkan IHK Kota Tanjungpinang) Laju inflasi tahun kalender
(Januari–Desember) / ‘year on year’ Tahun 2014 di Kota Tanjungpinang
sebesar 7,49%, mengalami penurunan menjadi 7,49%.
Tabel 2.6 : Laju Inflasi (IHK) Kabupaten Bintan (berdasarkan IHK Kota Tanjungpinang) Tahun Dasar 2007, Tahun 2013‐2014
No Kebutuhan Pokok 2013 2014
1. Bahan Makanan 13,31 6,18
2. Makanan Jadi 11,30 5,97
3. Perumahan 6,51 7,77
4. Sandang 0,26 6,92
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐10
No Kebutuhan Pokok 2013 2014
5. Kesehatan 5,34 3,51
6. Pendidikan 2,97 7,14
7. Transport 14,26 12,40
UMUM 10,09 7,49
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Pada semester I tahun 2014, komponen yang paling tinggi inflasinya
yaitu sandang yang mencapai 4,64% diikuti dengan makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau yang mencapai 2,15%. Sedangkan pada semester II
terjadi kenaikan inflasi hampir di semua komponen mengalami inflasi. Inflasi
tertinggi adalah transport, komunikasi dan jasa keuangan yang mencapai
11,01% sedangkan bahan makanan mencapai 8,00%, dan Perumahan, Air,
Listrik, Gas dan Bahan Bakar 6,56%. Sehingga Indeks Harga Konsumen (IHK)
Kota Tanjungpinang pada tahun 2014 (Januari–Desember) pembentukan
inflasi selama periode itu yakni pada kelompok transportasi sebesar 12,40%,
kelompok perumahan sebesar 7,77%. Secara umum kenaikan inflasi ini
disebabkan oleh kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar
Minyak bersubsidi sehingga secara langsung berpengaruh terhadap
kenaikan biaya transportasi dan produksi.
Tabel 2.7 : Laju Inflasi (IHK) Kabupaten Bintan (berdasarkan IHK Kota Tanjungpinang) Tahun Dasar 2007, Tahun 2014 (Semester I dan II)
No Kebutuhan Pokok Semester I (Jan‐
Jun) Semester II (Jul‐
Des)
1. Bahan Makanan ‐1,69 8,00
2. Makanan Jadi 2,15 3,74
3. Perumahan 1,13 6,56
4. Sandang 4,64 2,18
5. Kesehatan 8,38 1,60
6. Pendidikan 0,31 6,30
7. Transport 0,55 11,01
UMUM 0,89 6,54
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐11
PDRB per Kapita
Indikator kinerja lain yang terkait dengan besaran Produk Domestik
Regional Bruto adalah PDRB perkapita. Angka PDRB perkapita Kabupaten
Bintan memperlihatkan rata‐rata pendapatan yang diterima oleh masing‐
masing penduduk dan dapat merepresentasikan tingkat kesejahteraan
masyarakat di Kabupaten Bintan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.8 : Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014
NO RINCIAN TAHUN
2013 2014
1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah)
3.745.747,08 3.965.373,24
2. Penyusutan Barang Modal (Juta Rupiah)
168.597,57 178.483,04
3. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah)
3.577.149,51 3.786.890,20
4. Pajak Tak Langsung Netto (Juta Rupiah)
221.388,26 223.819,98
5. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Faktor (Juta Rupiah)
3.355.761,25 3.563.070,22
7. Per Kapita Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah)
25.119.012,10 26.239.376,12
8. Per Kapita Pendapatan Regional (Juta Rupiah)
22.503.763,74 23.577.286,20
Sumber:BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Tabel 2.9 : Pendapatan Regional dan Angka Perkapita Kabupaten Bintan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2013‐2014
NO RINCIAN TAHUN
2013 2014
1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah)
5.822.931,36 6.274.389,20
2. Penyusutan Barang Modal (Milyar Rupiah)
262.092,47 282.412,77
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐12
NO RINCIAN TAHUN
2013 2014
3. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar (Juta Rupiah)
5.560.838,89 5.991.976,44
4. Pajak Tak Langsung Netto (Milyar Rupiah)
344.157,95 354.149,18
5. Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Faktor (Juta Rupiah)
5.216.680,93 5.637.827,26
7. Per Kapita Produk Domestik Regional Bruto (Juta Rupiah)
39.048.627,65 41.518.426,74
8. Per Kapita Pendapatan Regional (Juta Rupiah)
34.983.107,12 37.306.215,86
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Selama ini Produk Domestik Regional Bruto pendapatan per kapita
masih tetap dipakai sebagai salah satu tolok ukur kemajuan pembangunan
suatu daerah. PDRB per kapita merupakan PDRB atas dasar harga berlaku
dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Selang lima tahun
terakhir ini PDRB per kapita Kabupaten Bintan atas dasar harga berlaku
mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2013 ini mencapai
Rp34,98 juta sampai pada tahun 2014 menjadi Rp37,30 Juta
2.2.3 Gambaran Pelayanan Umum
Pendidikan
Tolok ukur bidang pendidikan adalah indikator mutu pendidikan yang
dapat dilihat dari tingginya angka partisipasi. Angka partisipasi tersebut terdiri
atas angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM). Dari
hasil evaluasi kinerja Wajib Belajar Dikdas 9 tahun diketahui bahwa APM
pendidikan SD 97,91% pada tahun 2013 dan 94,11% pada tahun 2014. Artinya
pada tahun 2014 ada sebanyak 94,11% penduduk yang berusia 7‐12 tahun
telah tertampung di SD. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk
pendidikan SD pada tahun 2013 menjadi 105,48% meningkat pada tahun 2014
menjadi sebesar 105,63&. Untuk APK jenjang SMP/MTs pada tahun 2013
sebesar 90,81% sedangkan pada tahun 2014 menunjukkan angka 96,91%.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐13
Pada tahun 2013 APM SMP/MTs sebesar 85,59%, sedangkan pada tahun 2014
menunjukkan angka 71,18%. Untuk APK jenjang SMA tahun 2013 mencapai
82,23% sedangkan pada tahun 2014 meningkat hingga 94,73%, hal ini
menunjukan bahwa pada tahun 2014 terdapat peningkatan sebesar 12,5%.
Sedangkan APM jenjang SMA pada tahun 2013 menunjukkan angka 67,42%
dan terus menurun hingga pada tahun 2014 mencapai 62,20%.
Jika dilihat berdasarkan komponennya peningkatan capaian angka IPM
Kabupaten Bintan dewasa ini merupakan kontribusi terbesar dari Indeks
Pendidikan yang semakin baik. Menurut data BPS tahun 2013 capaian Indeks
Pendidikan pada tahun 2013 Indeks Pendidikan Kabupaten Bintan mencapai
84,9 dengan rata‐rata lama sekolah 9,01 tahun. Sedangkan pada tahun 2014
Indeks Pendidikan mencapai 85,3 dengan rata‐rata lama sekolah 9,06. Dengan
telah dicapainya angka 9 tahun untuk rata‐rata lama sekolah maka Kabupaten
Bintan dapat Program Wajib Belajar 9 Tahun telah terwujud. Di sisi lain juga
menunjukkan bahwa penurunan angka drop out yang cukup signifikan dari
tahun ke tahun sehingga mampu menunjang pencapaian rata‐rata lama
sekolah yang membanggakan.
Tabel 2.10 : Perkembangan Rata‐Rata Lama Sekolah dan Indeks Pendidikan di Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014
No. Tahun Rata‐Rata Lama Sekolah Indeks Pendidikan
1. 2013 9,01 84,9
2. 2014 9,06 85,3
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐14
Grafik 2.2 : Indek Pendidikan Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Berdasarkan data BPS Kabupaten Bintan diperoleh gambaran capaian
Persentase Melek Huruf (AMH) penduduk 15 tahun ke atas mencapai 97,32%
pada tahun 2013 dan meningkat pada tahun 2014 pada angka 97,68%.
Sehingga persentase Buta Huruf juga dapat ditekan dari 2,68% di tahun 2013
menjadi 2,32% ditahun 2014.
Tabel 2.11 : Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Melek Huruf
dan Buta Huruf di Kabupaten Bintan pada Tahun 2013‐2014
No. Tahun Melek Huruf(%) Buta Huruf(%)
1. 2013 97,32 2,68
2. 2014 97,68 2,32
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, 2015
Grafik 2.3 : Angka Melek Huruf Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014
Sumber :BPS Kabupaten Bintan, 2015
83.21 83.35
84.985.3
82
82.5
83
83.5
84
84.5
85
85.5
2013 2014Target RPJMD Realisasi
97.32
97.68
97.1
97.2
97.3
97.4
97.5
97.6
97.7
97.8
2013 2014
IND
EKS
PEN
DID
IKA
N
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐15
Kesehatan
Pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Bintan dari tahun
2013 sampai tahun 2014 menunjukkan peningkatan. Perkembangan positif ini
sangat mempengaruhi angka Indeks Kesehatan (IK) Kabupaten Bintan.
Menurut data BPS Kabupaten Bintan capaian AHH Kabupaten Bintan tahun
2013 AHH mencapai 69,91 dengan IK sebesar 74,9. Tahun 2014 AHH mencapai
69,98 dengan IK mencapai 75,0. Angka Harapan Hidup (AHH) dipengaruhi oleh
berbagai faktor antara lain Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup
(AMH). Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Bintan berusaha keras untuk
menekan Angka Kematian Bayi maupun Angka Kematian Ibu saat melahirkan
setiap tahunnya dalam rangka membantu mendorong Angka Harapan Hidup.
Tabel 2.12 : Perkembangan Angka Harapan Hidup dan Indeks Kesehatan di Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014
No Tahun Angka Harapan Hidup Indeks Kesehatan
1. 2013 69,91 74,9
2. 2014 69,98 75,0
Sumber: BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Grafik 2.4 : Indeks Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014
Sumber: BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Terkait dengan usaha peningkatan pelayanan kesehatan terutama
bagi masyarakat miskin, Pemerintah Kabupaten Bintan sangat proaktif dalam
mendukung implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional. Sejak tahun 2012
74.9
75
74.85
74.9
74.95
75
75.05
2013 2014
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐16
telah terdaftar sebanyak 29.210 jiwa peserta Jamkesmas dan pada tahun
2014 program Jaminan Kesehatan Nasional mulai dilaksanakan dengan
peserta awal yang berasal dari Jamkesmas, Askes dan TNI‐Polri.
Sebagai tahap awal pada tahun 2015 ini program Jamkesda Bintan
secara bertahap akan terintegrasi dengan Jaminan Kesehatan Nasional yang
menggunakan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan KBS Kesehatan. Proses pengintegrasian tersebut akan terus
dilakukan khususnya bagi masyarakat miskin yang belum menjadi anggota
BPJS Kesehatan dan bagi masyarakat miskin yang belum menjadi anggota BPJS
namun memiliki Kartu Bintan Sejahtera masih tetap dapat memanfaatkan
pelayanan kesehatan.
Selanjutnya, bagi masyarakat miskin yang belum menjadi anggota BPJS
maupun yang tidak memiliki KBS Kesehatan diberikan kesempatan untuk
menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang diterbitkan oleh
Desa/Kelurahan untuk dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
berlaku selama 3 bulan. Selain mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan,
Pemerintah Kabupaten Bintan juga memberikan bantuan transportasi,
akomodasi dan konsumsi bagi masyarakat miskin yang menjadi peserta BPJS
PBI maupun yang menggunakan KBS dan SKTM yang dirujuk ke luar daerah
Kabupaten Bintan.
Berkaitan dengan itu pula, Pemerintah Kabupaten Bintan telah
menyiapkan 2 unit rumah singgah untuk memfasilitasi pasien yang dirujuk ke
Jakarta dan Kalimantan Barat untuk pasien dari Kecamatan Tambelan. Selain
itu, telah dilakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,
Rumah Sakit Kanker Darmais, Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dan Rumah
Sakit Islam Cempaka Putih di Jakarta. Sedangkan di Kalimantan Barat
dilakukan kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Aziz
Singkawang.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐17
Indeks Pembangunan Manusia
Untuk mengukur kualitas sumberdaya manusia digunakan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan indeks komposit yang
mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang paling mendasar dilihat
dari kulitas fisik dan non fisik yang meliputi indeks pendidikan, indeks
kesehatan, dan indeks ekonomi. Pada tahun 2013 IPM Kabupaten Bintan
mencapai 75,99% dan tahun 2014 yaitu 76,51% yang telah melampaui target
akhir RPJMD yang ditargetkan yaitu hanya sebesar 76,06%.
Tabel 2.13 : Perkembangan IPM Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014
No. Tahun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Target Realisasi
1. 2013 75,63 75,99
2. 2014 75,82 76,51
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Grafik 2.5 : Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
75.63
75.82
75.99
76.51
75
75.2
75.4
75.6
75.8
76
76.2
76.4
76.6
2013 2014
Target RPJMD Realisasi
IND
EKS
PEM
BA
NG
UN
AN
MA
NU
SIA
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐18
Penanggulangan Kemiskinan
Pemerintah Kabupaten Bintan sangat komitmen untuk mempercepat
pembangunan manusia dan memberantas kemiskinan seperti yang telah
dicanangkan melalui deklarasi milenium atau yang lebih dikenal dengan
Millenium Development Goals (MDGs).
Dari 8 tujuan MDGs yang disepakati kewajiban pemerintah daerah
hanya memiliki 7 tujuan MDGs yakni menanggulangi kemiskinan dan
kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan
gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak,
meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit
menular lainnya dan memastikan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan
pencapaian tujuan membangun kemitraan global untuk pembangunan
dilaksanakan oleh pemerintah pusat.
Pencapaian target MDGs tersebut telah diimplementasikan dengan
mengintegrasikannya ke dalam program dan kegiatan yang kita rencanakan
dan tetapkan bersama. Secara garis besar pencapaian MDGs dapat saya
gambarkan, : dari tujuh tujuan MDGs yang pencapaiannya diukur dengan 49
indikator, 43 indikator atau 87,76% pada tahun 2014 targetnya telah berhasil
dicapai, 6 indikator atau 12,24% pencapaian targetnya on track dan akan
tercapai pada tahun 2015. Sedangkan target indikator yang perlu dicapai
dengan kerja keras tidak ditemukan lagi.
Dari berbagai upaya pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan telah menunjukkan
manfaat (outcome) yang menggembirakan, angka kemiskinan dapat ditekan
menjadi 6,32% atau sebesar 9.600 jiwa pada tahun 2014.
Selanjutnya Pemerintah Kabupaten Bintan bersama Provinsi
Kepulauan Riau maupaun Pemerintah Pusat terus berupaya dalam menekan
angka kemiskinan melalui program‐program percepatan penanggulangan
kemiskinan yang dilakukan dengan (1) Mengurangi beban pengeluaran
masyarakat miskin; (2) Meningkatkan kemampuan dan pendapatan
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐19
masyarakat miskin; (3) Mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha
Mikro dan Kecil; (4) Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan
kemiskinan.
Tabel 2.14 : Proporsi Penduduk Miskin Terhadap Jumlah Penduduk Kabupaten Bintan, Tahun 2003‐2014
Tahun Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Laju Pertumb. Penduduk (%)
Jumlah Penduduk
Miskin (Jiwa)
Persentase Penduduk Miskin
2013 149.120 1,30 9.325 6,23
2014 151.123 1,34 9.600 6,32
Sumber : BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Pada tahun 2014 Kabupaten Bintan telah mengalokasikan dana untuk
program pengentasan kemiskinan sharing dana Provinsi Kepulauan Riau
sebesar Rp12,627,834,085,‐ dikuti dengan Provinsi Kepulaan Riau sebesar
Rp25,255,668,171,‐ dengan total keselurahan mencapai
Rp37,883,502,256,‐ jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yaitu
sebesar Rp34.458.296.242,‐.
Tabel 2.15 : Jumlah Anggaran Penangulanggan Kemiskinan dirinci berdasarkan sumber Pembiayaan Tahun 2013‐2014
No Tahun Sumber Dana
Jumlah APBD I APBD II
1 2014 25,255,668,171 12,627,834,085 37,883,502,256
2 2013 22.804.823.011 11.653.473.231 34.458.296.242
Sumber : Bappeda Kabupaten Bintan, Tahun 2014
Pada tahun 2014 telah diberikan bantuan rehabilitasi Rumah Tidak
Layak Huni sebanyak 508 unit meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 455
unit. Pada tahun 2014 penganggaran rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH) dibantu oleh Kementerian Sosial RI sebanyak 60 unit dengan total
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐20
anggaran sebesar Rp 600 juta dan 448 unit rumah melalui cost sharing
dengan APBD Propinsi Kepulauan Riau yakni sebesar Rp600 juta dan sebesar
Rp300 juta melalui APBD Kabupaten Bintan.
2.2.4 Gambaran Daya Saing Daerah
Salah satu indikator kinerja pembangunan suatu daerah diukur
melalui indikator‐indikator makro ekonomi. Pencapaian perekonomian suatu
daerah merupakan gambaran dari prestasi pemerintahan daerah dalam
memanfaatkan potensi yang ada di daerah tersebut, serta usaha dalam
mengatasi kendala‐kendala yang ada di daerah. Beberapa indikator
pencapaian pembangunan ekonomi adalah: Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB), Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dan tingkat inflasi. Sektor yang
memiliki kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Bintan tidak terlepas dari potensi yang dimiliki oleh
Kabupaten Bintan yaitu Industri, Pariwisata dan Pertanian, dengan uraian
sebagai berikut :
Potensi Unggulan Daerah
Salah satu stimulan peningkatan potensi unggulan daerah Kabupaten
Bintan adalah dengan ditetapkannya Kabupaten Bintan sebagai salah satu
Kawasan Free Trade Zone. Pembentukan Free Trade Zone di Kabupaten Bintan
berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2007 tentang Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Adapun daerah yang termasuk
dalam Free Trade Zone Bintan adalah kawasan Bintan Utara dengan liputan
wilayah hampir setengah Pulau Bintan. Terdapat 5 lokasi lain yang berupa
enclave yaitu kawasan Anak Lobam, kawasan Maritim Bintan Timur, kawasan
galang Batang, kawasan Galang Batang, kawasan Senggarang dan kawasan
Industri Dompak Barat. Dengan adanya pemekaran wilayah, maka Kota
Tanjungpinang menjadi suatu wilayah administratif yang berdiri sendiri.
Dalam hal ini kawasan Senggarang dan kawasan industri Dompak Barat
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐21
termasuk ke dalam Free Trade Zone Bintan wilayah kota Tanjungpinang.
Kawasan Industri Lobam termasuk dalam lingkup Kawasan Bintan Bagian
Utara.
Free Trade Zone Bintan dengan luas 62.017,20 Ha tersebut saat ini 23.000 Ha
merupakan kawasan wisata internasional Lagoi yang dikelola sendiri oleh
Penanam Modal Asing dengan core wisata pantai dan golf. Sedangkan seluas
4.000 Ha merupakan kawasan industri Lobam.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang kawasan Batam, Bintan dan Karimun maka kawasan Free Trade Zone
Batam Bintan Karimun mecakup 26 Kecamatan yang 7 kecamatan diantaranya
termasuk sebagian wilayah Kabupaten Bintan. Adapun Strukutur Ruang
Kawasan Free Trade Zone Bintan terdiri dari sistem pusat kegiatan (PK) Primer
yaitu:
1. Pusat Kegiatan Berorientasi Ekspor, yaitu kawasan industri Galang Batang
Kecamatan Gunung Kijang, Kawasan Industri Lobam di Kecamatan Seri
Kuala Lobam, Kawasan Maritim Bintan Timur di Kecamatan Bintan Timur.
Fungsi utama Pusat Kegiatan Berorientasi Ekspor ini adalah
pengembangan industri skala besar. Sedangkan fungsi pendukungnya
sebagai simpul transportasi, pemukiman karyawan, perdagangan dan
jasa lokal.
2. Pusat Kegiatan Pariwisata Mancanegara dan Domestik, yaitu Kawasan
Wisata Internasional Lagoi di Kecamatan Teluk Sebong, Kawasan Wisata
Penghujan‐Kuala Sempang di Kecamatan Seri Kuala Lobam, Kawasan
Wisata Trikora di Kecamatan Gunung Kijang, dan Kawasan Wisata Sakera
di Kecamatan Bintan Utara. Fungsi utama Pusat Kegiatan Pariwisata
Mancanegara dan Domestik ini adalah pengembangan kepariwisataan.
Sedangkan fungsi pendukungnya sebagai pemukiman dan simpul
transportasi penumpang.
3. Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa, yaitu Pusat Kegiatan Perdagangan
dan Jasa Bandar Seri Bentan di Kecamatan Teluk Bintan, dan Pusat
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐22
Kegiatan Perdagangan dan jasa tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara.
Fungsi utama Pusat Kegiatan Perdagangan dan jasa ini adalah
perdagangan dan jasa internasional. Sedangkan fungsi pendukungnya
adalah pemukiman, simpul transportasi penumpang dan wisata belanja.
4. Pusat Kegiatan Transportasi Laut, yakni pelabuhan Bandar Seri Udana dan
Pelabuhan Tanjung Uban di Kecamatan Bintan Utara, Pelabuhan Bandar
Seri Bentan di Kecamatan teluk Bintan, dan Pelabuhan Kijang di
Kecamatan Bintan Timur. Fungsi Utama Pusat Kegiatan Transportasi Laut
ini adalah pertransportasian. Sedangkan fungsi pendukungnya adalah
pelayanan perpindahan penumpng dan barang.
5. Pusat Kegiatan Pertahanan dan Keamanan Negara, yakni Mentigi di
Kecamatan Bintan Utara, Gunung Bintan Kecil di Kecamatan Teluk
Sebong, dan Tanjung Berakit dan Tanjung Sading di Kecamatan Teluk
Sebong. Fungsi utama Pusat Kegiatan Kegiatan Pertahanan dan
Keamanan Negara ini adalah pertahanan dan keamanan negara.
Sedangkan fungsi pendukungnya adalah menjaaga kedaulatan KNRI yang
meliputi pertahanan dan keamanan laut serta udara.
6. Pusat Kegiatan Kesehatan, Kawasan Bandar Seri Bentan di Kecamataan
Teluk Bintan, dan Kawasan Perkotaan Tanjung Uban dan Kawasan Seri
Kuala Lobam di Kecamatan Bintan Utara. Fungsi utama Pusat Kegiatan
Kesehatan ini adalah pelayanan kesehatan berkualitas internasional.
Sedangkan fungsi pendukungnya penyediaan pelayanan perkotaan.
Kabupaten Bintan masih mengandalkan sektor industri pengolahan
masih sebagai penyumbang PDRB terbesar pada 5 tahun terakhir dengan
kontribusi mencapai 50% lebih. Spill over effect pembangunan Singapura dan
Malaysia yang merupakan kutub utama pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara
telah berimbas pada perkembangan Industri di Kabupaten Bintan sebagai
pendukung sektor industri Singapura. Sedangkan Sektor Pariwisata sebagai
penyumbang PDRB terbesar ke dua setelah sektor industri pengolahan
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐23
merupakan penyumbang Pendapatan Asli Daerah terbesar di Kabupaten
Bintan dalam 5 tahun terakhir. Kontribusi sektor Pariwisata (Pajak Hotel
Restoran dan Hiburan) terus mengalami peningkatan, pada tahun 2010
mencapai Rp63,2 Miliar dan terus meningkat sampai pada tahun 2014
mencapai Rp93,6 Miliar dengan rata‐rata kontribusi sebesar 54,64% dari total
PAD Kabupaten Bintan pada tahun 2010‐2014. Investasi di Kabupaten Bintan
juga menunjukkan peningkatan, pada tahun 2010 nilai investasi PMA
US$744.94 juta dengan total 121 perusahaan sedangkan nilai investasi PMDN
Rp67,06 miliar dengan total 8 perusahaan terus meningkat hingga tahun 2014
nilai investasi PMA US$916.74 juta dengan total 174 perusahaan sedangkan
nilai investasi PMDN Rp1,457 trilyun,‐ dengan total 17 perusahaan. Potensi
unggulan daerah yang menunjukkan tren peningkatan yang sangat signifikan
juga terdapat pada sektor pertanian pada sentra produksi komoditastanaman
pangan dan hortikultura unggulan antara lain padi, sayuran, buah naga, salak
dan lain sebagainya. Jenis‐jenis tanaman perkebunan seperti karet, kelapa,
dan cengkeh dapat dijumpai disemua kecamatan dengan luas yang bervariasi.
Disisi lain terdapatnya potensi kelautan dan perikanan yang sangat besar
untuk kegiatan perikanan tangkap maupun budidaya juga merupakan andalan
untuk dapat dikembangkan di Kabupaten Bintan.
Angka Kerja dan Ketenagakerjaan
Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Bintan berdasarkan
persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang bekerja Menurut
Lapangan Pekerjaan Kabupaten Bintan, Mata pencaharian penduduk
Kabupaten Bintan pada tahun 2013 dan tahun 2014 masih di dominasi sektor
pertanian yang didalamnya termasuk sub sektor perikanan, namun pada
beberapa sektor terjadi pergeseran struktur mata pencaharian penduduk
Kabupaten Bintan. Sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan yang
pada tahun 2013 menempati peringkat ketiga mata pencaharian penduduk
Kabupaten Bintan dengan 14,14% mengalami pergeseran pada tahun 2014
dengan menempati peringkat kedua mata pencaharian penduduk Kabupaten
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐24
Bintan dengan angka 21,07%. Sedangkan sektor perdagangan, rumah makan
dan hotel menunjukkan pada tahun 2013 yang menempati peringkat kedua
terbesar dengan angka 17,92% bergeser pada tahun 2014 menjadi peringkat
ketiga dengan angka 19,01%. Walaupun turun secara peringkat namun secara
persentase mengalami peningkatan sebesar 1,09% hal ini sejalan dengan
perkembangan sektor kepariwisataan di Kabupaten Bintan. sedangkan sektor
pertambangan dan penggalian mengalami pengurunan 2,25% dari
sebelumnya pada tahun 2013 mencapai 3,27% menjadi 1,02%.
Tabel 2.16 : Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Kabupaten Bintan,
No Mata Pencaharian Penduduk 2013 2014
1. Pertanian 32,27 25,32
2. Pertambangan dan Penggalian 3,27 1,02
3. Industri dan perdagangan 13,42 12,28
4. Listrik, Gas dan Air 1,32 1,47
5. Bangunan 10,38 8,09
6. Perdagangan, Rumah Makan dan Hotel 17,92 19,01
7. Angkutan, Pegudangan dan Komunikasi 5,60 6,59
8. Keuangan, Asuransi dan Usaha Persewaan 1,68 5,15
9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 14,14 21,07
10. Lainnya ‐ ‐
Jumlah 100,00 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bintan, 2015
Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bintan Penduduk Usia Kerja
pada tahun 2014 meningkat dibandingkan dengan tahun 2013. Penduduk Usia
Kerja pada tahun 2013 sejumlah 102.914 orang sedangkan pada tahun 2014
yaitu 104.312 orang. Begitu pula dengan Angkatan Kerja menunjukkan
peningkatan dari 63.726 orang pada tahun 2013 menjadi 67.749 pada tahun
2014. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan perbandingan
antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. TPAK di Kabupaten Bintan
juga menunjukkan pemingkatan dari tahun yaitu 61,92% kemudian
meningkat kembali pada tahun 2014 menjadi 64,95%. Sedangkan Tingkat
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐25
Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Bintan mengalami peningkatan
dari 6,57% pada tahun 2013 menjadi 6,80 % pada tahun 2014. Kebijakan
pemerintah tentang pelarangan ekspor mineral mentah juga berimbas pada
penurunan aktivitas pertambangan sehingga berdampak langsung terhadap
penurunan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertambangan dan
penggalian.
Tabel 2.17 : Perkembangan Ketenagakerjaan di Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014
Uraian 2013 2014*
1. Penduduk Usia Kerja (orang) 102.914 104.312
2. Angkatan Kerja (orang) 63.726 67.749
3. Bekerja (orang) 59.537 63.142
4. Mencari Kerja (orang) 4.189 4.607
5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 61,92 64,95
6. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 6,57 6,80
* : Data Sementara Sumber : Data Diolah Tahun 2015
Daya Beli
Berdasarkan data BPS pencapaian daya beli (Purchasing Power Parity)
masyarakat Kabupaten Bintan yang diukur dengan pendapatan riil
perkapita/tahun menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun.
Tahun 2013 Pendapatan riil perkapita mencapai Rp 656.590 dan pada tahun
2014 meningkat menjadi Rp 659,870. Demikian pula dengan Indeks Daya Beli
penduduk Kabupaten Bintan, pada tahun 2013 Indeks Daya Beli penduduk
Kabupaten Bintan meningkat menjadi 68,6 hingga pada tahun 2014 yang
mencapai 69,3. Peningkatan Indeks Daya Beli tidak terlepas dari pengaruh
kinerja makro dan mikro ekonomi. Hal ini tercermin dari besaran pencapaian
pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang cukup terkendali.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐26
Tabel 2.18 : Pendapatan Riil Perkapita dan Indeks Daya Beli Masyarakat Kabupaten Bintan,Tahun 2013‐2014
No Tahun Pendapatan Riil Perkapita (Rp.000) Indeks Daya Beli
1. 2013 656,68 68,6
2. 2014 659,87 69,3
Sumber : BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Grafik 2.6 : Indeks Daya Beli Kabupaten Bintan Tahun 2013‐2014
Sumber : BPS Kabupaten Kabupaten Bintan, Tahun 2015
Kemampuan Ekonomi Daerah
Walaupun relatif lambat, namun indeks tersebut menggambarkan
kondisi ekonomi khususnya daya beli masyarakat Kabupaten Bintan yang
tetap terjaga dengan baik sepanjang tahun 2014 sehingga capaian ini dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Bintan pada
tahun 2014 menjadi lebih baik. Kemungkinan lain yang mempengaruhi
tingkat daya beli masyarakat, adalah disebabkan oleh faktor internal kondisi
pasar maupun eksternal seperti kebijakan makro ekonomi Nasional, dan
nilai tukar rupiah yang belum stabil serta isu ekonomi regional maupun
global yang sangat erat kaitannya dengan fluktuasi tingkat inflasi sehingga
berpengaruh terhadap laju peningkatan daya beli masyarakat.
68.6
69.3
68.2
68.4
68.6
68.8
69
69.2
69.4
2013 2014
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐27
Luas Kawasan Produktif
Kabupaten Bintan merupakan kepulauan yang memiliki keterbatasan
lahan dan lebih banyak didominasi oleh wilayah laut. Secara keseluruhan
luas wilayah Kabupaten Bintan adalah 87.717,84 km2 terdiri atas wilayah
daratan seluas 1.319,51 km2 (1,50%) dan wilayah laut seluas 86.398,33 km2
(98,50%). Dengan adanya pemekaran wilayah jumlah Kecamatan yang
terdapat di wilayah Kabupaten Bintan bertambah dari 6 (enam) Kecamatan
menjadi 10 (sepuluh) kecamatan, yaitu Kecamatan Teluk Bintan, Seri Kuala
Lobam, Bintan Utara, Teluk Sebong, Bintan Timur, Bintan Pesisir, Mantang,
Gunung Kijang, Toapaya, dan Tambelan. Keterbatasan lahan di daratan
masih dibagi lagi menjadi kawasan produktif dan kawasan non produktif.
Kawasan produktif adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama untuk kegiatan budidaya dengan didasarkan pada kondisi dan potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Luas
kawasan produktif di Kabupaten Bintan mencapai 86,186 hektar atau 65,32
persen wilayah Kabupaten Bintan. Adapun perincian kawasan produktif
dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 2.19 Kawasan Produktif di Kabupaten Bintan
NO. U R A I A N LUAS (Ha) (%)
1 Hutan Produksi Terbatas 9,019.00 6.84
2 Pertanian 27,673.00 20.97
3 Perkebunan 2,424.00 1.84
4 Perikanan (Tambak) 337.00 0.26
5 Pertambangan 7,636.00 5.79
6 Industri 7,510.00 5.69
7 Pariwisata 20,105.00 15.24
8 Permukiman 6,214.00 4.71
9 Perdagangan dan Jasa 803.00 0.61
10 Kawasan Militer 9.00 0.01
11 Kawasan Bandar Seri Bentan 4,447.00 3.37
12 TPA 9.00 0.01
86,186.00 65.32
Sumber : RTRW Kabupaten Bintan tahun 2011‐2031
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐28
Pemanfaatan lahan di wilayah darat diatur dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bintan tahun 2011‐ 2031. Tingkat
pengendalian dalam pemanfaatan ruang di Kabupaten Bintan dapat diukur
melalui 3 indikator yang menunjukkan ketaatan terhadap Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW). Yang pertama adalah tingkat kesesuaian
pemanfaatan ruang di kawasan strategis dan kecamatan, kedua adalah
persentase rekomendasi perizinan yang memanfaatkan kesesuaian lahan.
Kemudian yang ketiga adalah tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang.
2.3 Evaluasi Pelaksanaan dan Realisasi RPJMD
Evaluasi pelaksanaan RPJMD sangat penting dilakukan agar dapat
menjadi masukan bagi perencanaan tahun‐tahun berikutnya. Pada tahun
keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Bintan 2010 ‐ 2015, upaya
pembangunan daerah melalui tujuh prioritas telah menghasilkan berbagai
capaian yang umumnya berada pada jalur yang diharapkan. Meskipun
demikian, beberapa hal juga belum dapat berlangsung sesuai rencana yang
telah ditetapkan dan memerlukan percepatan dalam memenuhi indikator
kinerja yang ada. Kinerja Kabupaten Bintan dalam memenuhi target prioritas
Ekonomi Kerakyatan sudah berada dalam jalur yang benar, dan kinerja ini
perlu dipertahankan.
Kinerja Kabupaten Bintan dalam memenuhi target prioritas
Pendidikan sudah cukup baik, khususnya dalam melaksanakan amanat wajib
belajar pendidikan dasar 9 tahun. Selain itu, pengembangan perpustakaan
harus menjadi perhatian, karena kondisinya sangat kurang dan cenderung
menurun. Peningkatan minat baca harus ditingkatkan, dan pelayanan harus
dilaksanakan agar perpustakaan dapat menjadi tempat yang nyaman untuk
dikunjungi semua lapisan masyarakat. Selanjutnya, kinerja Kabupaten
Bintan dalam memenuhi target prioritas Kesehatan secara makro sudah
baik. Dilihat dari segi jumlah, sarana dan prasarana penunjang kesehatan
sudah dapat memenuhi tingkat layanan minimal, tetapi secara mikro apabila
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐29
dilihat dari segi persebaran dan kualitas layanan, hal ini perlu untuk
ditingkatkan. Di sisi lain, pewujudan rumah sehat perlu mendapat prioritas
untuk dilaksanakan karena dapat berfungsi untuk mencegah timbulnya
penyakit.
Mengenai aspek Good Governance secara umum juga berjalan sesuai
rencana. Hanya saja, pemetaan pejabat struktural masih belum berjalan
dengan baik. Meskipun jika dilihat dari segi jumlah relatif kecil jika
dibandingkan dengan jumlah keseluruhan pegawai, namun pejabat
struktural merupakan pengambil kebijakan yang menentukan arah
kebijakan Pemerintah Kabupaten Bintan. Penempatan pegawai haruslah
mempertimbangkan prinsip the right man in the right place, sehingga
pemetaan pegawai merupakan hal yang seharusnya mendapat prioritas
untuk dilaksanakan. Hal lain yang perlu mendapat penekanan adalah
banyaknya Sistem Informasi Manajemen (SIM) di Kabupaten Bintan yang
sayangnya tidak terintegrasi. Basis data masing‐masing SIM tidak dalam
format yang sama, sehingga output satu SIM tidak dapat menjadi input SIM
yang lain. Jika keterpaduan basis data SIM dapat diwujudkan, maka SIM yang
ada akan dapat berfungsi secara optimal untuk mewujudkan birokrasi yang
efektif dan efisien.
Kinerja Kabupaten Bintan dalam memenuhi target prioritas
Data/Informasi masih belum optimal, padahal pemenuhan target prioritas
ini seharusnya dilaksanakan pada awal implementasi RPJMD. Hingga saat ini,
Kabupaten Bintan masih memerlukan penguatan basis data yang diikuti
dengan updating. Hal yang harus dihindari adalah adanya data yang salah
yang digunakan sebagai input analisis, sehingga hasil akhir proses yang
berupa kebijakan justru akan membawa pembangunan daerah ke arah yang
salah. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah belum berfungsinya litbang di
pemerintah dan masyarakat secara optimal. Dokumen litbang pemerintah
cenderung menjadi dokumen yang tidak diimplementasikan, sedangkan
litbang di masyarakat relatif belum tersentuh dan terdokumentasikan
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐30
dengan baik, hasil litbang diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai teknologi
tepat guna yang sangat bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Melihat dari capaian indikator‐indikator yang ada setiap SKPD di
Kabupaten Bintan maka dapat diketahui bahwa capaian pada tahun 2014
dibandingkan dengan target akhir tahun 2015 maka untuk misi
pembangunan RPJMD Kabupaten Bintan tahun 2010‐2015 adalah sebesar
95 % sudah tercapai dan 5 % lagi yang membutuhkan perhatian lebih dari
pemerintah untuk dapat tercapai di tahun 2015. Secara umum maka hasil
evaluasi pelaksanaan RPJMD Kabupaten Bintan sampai dengan tahun 2014
dapat dilihat pada Tabel dan Grafik berikut :
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐31
Tabel 2.20 Capaian Misi RPJMD Kabupaten Bintan Tahun 2010 ‐ 2015 Sampai Dengan Tahun 2014
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
1 Melanjutkan upaya peningkatan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, berdaya saing, berbudaya serta beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa
152 94 62% 55 36% 3 2%
1 Program Peningkatan Pengetahuan Keagamaan 7 7 100% 0 0% 0 0% Setda
2 Program Pemenuhan Kebutuhan Sarana Peribadatan 1 0 0% 1 100% 0 0% Setda
3 Program Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
1 1 100% 0 0% 0 0% Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
4 Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan
4 2 50% 2 50% 0 0% Dinas Tenaga Kerja
5 Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
5 4 80% 1 20% 0 0% Dinas Tenaga Kerja
6 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja 2 0 0% 2 100% 0 0% Dinas Tenaga Kerja
7 Program Peningkatan Lapangan Pekerjaan Sesuai Kapasitas Penduduk Lokal
1 0 0% 1 100% 0 0% Dinas Tenaga Kerja
8 Program Peningkatan Kompetensi dan Produktifitas Tenaga Kerja
5 4 80% 1 20% 0 0% Dinas Tenaga Kerja
9 Program Peningkatan Wirausaha dan UKM 1 1 100% 0 0% 0 0% Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐32
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
10 Program Insentif Untuk Industri Kecil 1 1 100% 0 0% 0 0% Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
11 Program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak‐Kanak
2 2 100% 0 0% 0 0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga
12 Program Pendidikan Dasar (Wajib Belajar 9 Tahun) 10 7 70% 3 30% 0 0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga
13 Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan Prasarana Pendidikan Lain
2 2 100% 0 0% 0 0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga
14 Program Penyesuaian dan Pemberdayaan Jumlah Guru 3 3 100% 0 0% 0 0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga
15 Program Pendidikan Menengah 7 5 71% 2 29% 0 0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga
16 Program Pembentukan Sekolah Menengah Kejuruan / Pendidikan Tinggi Penunjang Sektor‐Sektor Unggulan
5 1 20% 4 80% 0 0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga
17 Program Kejar Paket 2 1 50% 1 50% 0 0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga
18 Program Pelayanan Kepemudaan 2 0 0% 2 100% 0 0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐33
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
19 Program Pembinaan dan Pengembangan Olah Raga 6 0 0% 6 100% 0 0% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga
20 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
14 9 64% 4 29% 1 7% Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga
21 Program Pengembangan Nilai‐Nilai Budaya, Seni dan Perfilman
5 4 80% 1 20% 0 0% Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
22 Program Kesejarahan, Kepurbakalaan dan Permuseuman
3 1 33% 1 33% 1 33% Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
23 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 2 0 0% 2 100% 0 0% Dinas Kesehatan
24 Program Peningkatan Gizi dan Kesehatan Keluarga 17 10 59% 7 41% 0 0% Dinas Kesehatan
25 Program Pengendalian Penyakit 12 10 83% 2 17% 0 0% Dinas Kesehatan
26 Program Penyehatan Lingkungan 6 4 67% 2 33% 0 0% Dinas Kesehatan
27 Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan 6 4 67% 2 33% 0 0% Dinas Kesehatan
28 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan
6 3 50% 3 50% 0 0% Dinas Kesehatan
29 Program Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan bagi Masyarakat Miskin
5 4 80% 1 20% 0 0% Dinas Kesehatan
30 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
4 3 75% 1 25% 0 0% Dinas Kesehatan
31 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 3 0 0% 3 100% 0 0% Dinas Kesehatan
32 Program Pengawasan dan Pembinaan Peredaran Sediaan Farmasi dan Makanan
1 1 100% 0 0% 0 0% Dinas Kesehatan
33 Program Manajemen Kesehatan 1 0 0% 0 0% 1 100% Dinas Kesehatan
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐34
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
2 Mewujudkan pembangunan perekonomian daerah yang berbasis pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan
44 30 68% 13 30% 1 2%
1 Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM 5
3 60% 2 40% 0 0%
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
2 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
2
2 100% 0 0% 0 0%
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
3 Program Pengembangan dan Pengamanan Perdagangan Dalam Negeri
5
4 80% 1 20% 0 0%
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
4 Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah
5
4 80% 1 20% 0 0%
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan
5 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
4 3 75% 1 25% 0 0%
Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah
6 Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal 1 1 100% 0 0% 0 0%
Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah
7 Program Pengawasan dan Pengendalian Investasi 3 1 33% 1 33% 1 33%
Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐35
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
8 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi 2 1 50% 1 50% 0 0%
Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah
9 Program Pelayanan Perizinan Non Investasi 1 1 100% 0 0% 0 0%
Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah
10 Program Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan
1 0 0% 1 100% 0 0%
Dinas Kelautan dan Perikanan
11 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir 1 1 100% 0 0% 0 0%
Dinas Kelautan dan Perikanan
12 Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan 6 5 83% 1 17% 0 0%
Dinas Kelautan dan Perikanan
13 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap
3 2 67% 1 33% 0 0%
Dinas Kelautan dan Perikanan
14 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Budidaya
2 2 100% 0 0% 0 0%
Dinas Kelautan dan Perikanan
15 Program Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
3 0 0% 3 100% 0 0%
Dinas Kelautan dan Perikanan
3 Melanjutkan pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis
29 18 62% 8 28% 3 10%
1 Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata
1 1 100% 0 0% 0 0%
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
2 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata 2 1 50% 1 50% 0 0%
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐36
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
3 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 5 3 60% 2 40% 0 0%
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
4 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
5 3 60% 2 40% 0 0%
Dinas Pertanian dan Kehutanan
5 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
3 2 67% 0 0% 1 33%
Dinas Pertanian dan Kehutanan
6 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 2 0 0% 0 0% 2 100%
Dinas Pertanian dan Kehutanan
7 Ketersedian dan Ketercukupan Daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal
1 0 0% 1 100% 0 0%
Dinas Pertanian dan Kehutanan
8 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak
1 0 0% 1 100% 0 0%
Dinas Pertanian dan Kehutanan
9 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
2 2 100% 0 0% 0 0%
Dinas Pertanian dan Kehutanan
10 Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani
1 1 100% 0 0% 0 0%
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
11 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat 2 1 50% 1 50% 0 0%
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
12 Program Pengembangan dan Penyuluhan Petani dan Nelayan
2 2 100% 0 0% 0 0%
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
13 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
2 2 100% 0 0% 0 0%
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐37
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
4
Melanjutkan upaya penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab didukung dengan kepastian hukum dan penegakan HAM.
199 128 64% 59 30% 12 6%
1 Program Penataan, Ketatalaksanaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah
2 0 0% 0 0% 2 100% Setda
2 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat 2 0 0% 2 100% 0 0% Setda
3 Program Pendidikan Kedinasan 5 2 40% 3 60% 0 0% BKD
4 Program Peningkatan Administrasi dan Mutasi Kepegawaian Daerah
3 3 100% 0 0% 0 0% BKD
5 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 4 4 100% 0 0% 0 0% BKD
6 Program Pengawasan dan Pengendalian Internal dan Eksternal
2 0 0% 2 100% 0 0% Inspektorat
7 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
3 1 33% 2 67% 0 0% Inspektorat
8 Program Pembinaan dan Pengawasan serta Peningkatan Akuntabilitas Pembangunan Daerah
1 1 100% 0 0% 0 0% Inspektorat
9 Program Penataan Administrasi Kependudukan 4 2 50% 2 50% 0 0%
Dinas Kependudukan dan Capil
10 Program Penataan Administrasi Catatan Sipil 3 1 33% 1 33% 1 33%
Dinas Kependudukan dan Capil
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐38
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
11 Program Pengawasan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
3 1 33% 1 33% 1 33%
Dinas Kependudukan dan Capil
12 Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan
8 5 63% 1 13% 2 25% Setda
13 Program Penataan Peraturan Perundang‐undangan 6 6 100% 0 0% 0 0% Setda
14 Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
5 4 80% 1 20% 0 0% Setda
15 Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian 2 1 50% 1 50% 0 0% Setda
16 Program Pembinaan BUMD 4 2 50% 1 25% 1 25% Setda
17 Program Peningkatan Administrasi Pembangunan Daerah
2 2 100% 0 0% 0 0% Setda
18 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik dan Keprotokolan
7 2 29% 4 57% 1 14% Setda
19 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
2 0 0% 2 100% 0 0% Setda
20 Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan 4 4 100% 0 0% 0 0% Kecamatan
21 Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan 1 1 100% 0 0% 0 0% Kecamatan
22 Program Penataan Peraturan Perundang‐undangan 1 1 100% 0 0% 0 0% Sekretariat DPRD
23 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
3 1 33% 2 67% 0 0% Sekretariat DPRD
24 Program Pengembangan Data dan Informasi 5 5 100% 0 0% 0 0% Bappeda
25 Program Perencanaan Tata Ruang 7 7 100% 0 0% 0 0% Bappeda
26 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 3 3 100% 0 0% 0 0% Bappeda
27 Program Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan SDA
2 2 100% 0 0% 0 0% Bappeda
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐39
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
28 Program Inventarisasi SDA 1 1 100% 0 0% 0 0% Bappeda
29 Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
4 4 100% 0 0% 0 0% Bappeda
30 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
1 1 100% 0 0% 0 0% Bappeda
31 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan 7 5 71% 1 14% 1 14% Bappeda
32 Program Perencanaan Pembangunan Daerah 9 8 89% 1 11% 0 0% Bappeda
33 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi 13 6 46% 7 54% 0 0% Bappeda
34 Program Perencanaan Sosial Budaya 1 1 100% 0 0% 0 0% Bappeda
35 Program Penanggulangan Bencana 4 3 75% 1 25% 0 0%
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
36 Program Mitigasi Bencana 1 1 100% 0 0% 0 0%
BadanPenanggulangan Bencana Daerah
37 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
17 12 71% 5 29% 0 0% DPPKD
38 Program Pembinaan Fasilitasi Keuangan Kabupaten / Kota
2 2 100% 0 0% 0 0% DPPKD
39 Program Manajemen Aset Daerah 6 4 67% 2 33% 0 0% DPPKD
40 Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Daerah
13 8 62% 5 38% 0 0% DPPKD
41 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan 1 1 100% 0 0% 0 0%
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
42 Program Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik 9 2 22% 7 78% 0 0%
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐40
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
43 Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
2 2 100% 0 0% 0 0% Satpol PP
44 Program Penegakan Peraturan Daerah dan Pengembangan Kapasitas Pol PP
1 0 0% 0 0% 1 100% Satpol PP
45 Program Pembinaan Potensi Ketahanan dan Perlindungan Masyarakat
5 3 60% 2 40% 0 0% Satpol PP
46 Program Penyelenggaraan Kearsipan Daerah 4 0 0% 2 50% 2 50%
Kantor Perpustakaan dan Arsip
47 Program Pengembangan Perpustakaan 4 3 75% 1 25% 0 0%
Kantor Perpustakaan dan Arsip
48 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1 1 100% 0 0% 0 0% semua SKPD
49 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1 1 100% 0 0% 0 0% semua SKPD
50 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 1 1 100% 0 0% 0 0% semua SKPD
51 Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur 1 1 100% 0 0% 0 0% semua SKPD
52 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
1 1 100% 0 0% 0 0% semua SKPD
5
Melanjutkan pembangunan yang adil dan merata melalui peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan
66 42 64% 17 26% 7 11%
1 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 7 5 71% 2 29% 0 0%
Dinas Pekerjaan Umum
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐41
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
2 Program Rehabilitasi / Pemeliharan Jalan dan Jembatan 2 1 50% 1 50% 0 0%
Dinas Pekerjaan Umum
3 Program Pembangunan Drainase dan Gorong‐Gorong Jalan
1 1 100% 0 0% 0 0%
Dinas Pekerjaan Umum
4 Program Penyehatan Lingkungan Permukiman 1 1 100% 0 0% 0 0%
Dinas Pekerjaan Umum
5 Program Pengembangan Sarana Prasarana Perumahan dan Permukiman
1 1 100% 0 0% 0 0%
Dinas Pekerjaan Umum
6 Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah
5 2 40% 3 60% 0 0%
Dinas Pekerjaan Umum
7 Program Pengendalian Banjir 1 1 100% 0 0% 0 0%
Dinas Pekerjaan Umum
8 Program Peningkatan Perencanaan Teknis 2 1 50% 0 0% 1 50%
Dinas Pekerjaan Umum
9 Program Pembangunan dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Umum/Sosial
1 1 100% 0 0% 0 0%
Dinas Pekerjaan Umum
10 Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pemerintahan
1 1 100% 0 0% 0 0%
Dinas Pekerjaan Umum
11 Program Pembangunan Sarana Kantor Pemerintahan Ibukota
2 2 100% 0 0% 0 0%
Dinas Pekerjaan Umum
12 Program Pembangunan Infrastruktur Pusat Pemerintahan
6 4 67% 1 17% 1 17%
Dinas Pekerjaan Umum
13 Program Peningkatan Kapasitas Bidang Kepekerjaan Umum
2 0 0% 2 100% 0 0%
Dinas Pekerjaan Umum
14 Program Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pasca Bencana Daerah
2 0 0% 0 0% 2 100%
Dinas Pekerjaan Umum
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐42
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
15 Program Peningkatan Prasarana Penerangan Jalan Umum
2 2 100% 0 0% 0 0%
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
16 Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan
6 4 67% 2 33% 0 0%
Dinas Pertambangan dan Energi
17 Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas 3 1 33% 2 67% 0 0% Dinas Perhubungan
18 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
9 7 78% 1 11% 1 11% Dinas Perhubungan
19 Program Peningkatan Perencanaan Teknis dan Kebijakan Bidang Perhubungan
1 0 0% 1 100% 0 0% Dinas Perhubungan
20 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan 4 3 75% 1 25% 0 0% Dinas Perhubungan
21 Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pos dan Telekomunikasi
5 4 80% 1 20% 0 0% Dinas Perhubungan
22 Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Kebandarudaraan
2 0 0% 0 0% 2 100% Dinas Perhubungan
6 Melanjutkan upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan kearifan lokal dan pengarusutamaan gender
37 24 65% 13 35% 0 0%
1 Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
7 5 71% 2 29% 0 0% Dinas Sosial
2 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
3 3 100% 0 0% 0 0% Dinas Sosial
3 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial 2 2 100% 0 0% 0 0% Dinas Sosial
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐43
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
4 Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
1 1 100% 0 0% 0 0% Dinas Sosial
5 Program Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
6 4 67% 2 33% 0 0% BPMPKB
6 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
12 7 58% 5 42% 0 0% BPMPKB
7 Program Keluarga Berencana 5 2 40% 3 60% 0 0% BPMPKB
8 Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga 1 0 0% 1 100% 0 0% BPMPKB
7 Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Sustainable Development)
41 28 68% 10 24% 3 7%
1 Program Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil
2 1 50% 1 50% 0 0%
Dinas Kelautan dan Perikanan
2 Program Penataan Ruang Laut, Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil
2 0 0% 2 100% 0 0%
Dinas Kelautan dan Perikanan
3 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya dan Lingkungan Hidup
2 2 100% 0 0% 0 0% BLH
4 Program Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
4 4 100% 0 0% 0 0% BLH
5 Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
2 2 100% 0 0% 0 0% BLH
6 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
2 2 100% 0 0% 0 0% BLH
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐44
No. Misi / Program
KETERANGAN
SKPD JUMLAH INDIKATOR
SUDAH TERCAPAI
% AKAN
TERCAPAI %
PERLU USAHA KERAS
%
7 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
3 1 33% 2 67% 0 0%
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
8 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Persampahan
1 1 100% 0 0% 0 0%
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
9 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau 3 3 100% 0 0% 0 0%
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
10 Program Pengelolaan Tempat Pemakaman Umum 1 1 100% 0 0% 0 0%
Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
11 Program Konservasi, Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan
4 3 75% 1 25% 0 0%
Dinas Pertanian dan Kehutanan
12 Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS)
2 1 0% 1 0% 0 0%
Dinas Pertanian dan Kehutanan
13 Program Inventarisasi dan Pemetaan Sumber Daya hutan
6 4 0% 1 0% 1 0%
Dinas Pertanian dan Kehutanan
14 Program Pembinaan usaha Pertambangan Umum dan Sumberdaya Mineral
7 3 43% 2 29% 2 29%
Dinas Pertambangan dan Energi
TOTAL CAPAIAN 568 364 64% 175 31% 29 5%
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐45
Grafik 2. 7 Capaian Misi RPJMD Kabupaten Bintan Sampai Dengan Tahun 2014
Evaluasi pelaksanaan RPJMD pada tabel di atas merupakan evaluasi RPJMD
setelah 4 tahun pelaksanaan pembangunan periode RPJMD tahun 2010‐
2015. Sebagian besar indikator kinerja pembangunan pada tahun 2014
sudah mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Bintan.
Kondisi tersebut menjadi modal dasar untuk dapat mencapai target kinerja
akhir pada tahun 2015.
2.4 Isu Strategis dan Permasalahan Pembangunan
Isu‐isu strategis bidang pembangunan Nasional tahun 2016 yang
harus diselaraskan dalam penyusunan RKPD Kabupaten BIntan Tahun 2016
adalah :
1. Bidang Sosial Budaya dan Kehidupan beragama, yaitu sistem jaminan
sosial nasional (demand dan supply), penurunan angka kematian ibu
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
1 2 3 4 5 6 7
Sudah Tercapai
Akan Tercapai
Perlu Usaha Keras
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐46
dan bayi, pengendalian jumlah penduduk, sinergi percepatan
penanggulangan kemiskinan, dan optimalisasi anggaran pendidikan;
2. Bidang Pembangunan Ekonomi, yaitu transformasi struktur industri
dan peningkatan daya saing tenaga kerja;
3. Bidang Pembangunan Sarana Prasarana, yaitu penguatan konektivitas
nasional melalui keseimbangan pembangunan antar wilayah,
mendorong pertumbuhan ekonomi, pembangunan transportasi
massal perkotaan, ketersediaan infrastruktur pelayanan dasar melalui
peningkatan rasio elektrifikasi nasional, peningkatan akses air minum
dan sanitasi, penataan perumahan/permukiman, dan ketahanan air;
4. Bidang Pembangunan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup, yaitu perkuatan ketahanan pangan, peningkatan
ketahanan energi, percepatan pembangunan kelautan, peningkatan
keekonomian keanekaragaman hayati dan kualitas lingkungan hidup;
5. Bidang Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yaitu
perkuatan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi;
6. Bidang Pembangunan Politik, yaitu konsolidasi demokrasi;
7. Bidang Pembangunan Pertahanan dan Keamanan, yaitu percepatan
pembangunan Minimum Essensial Force (MEF) dengan
pemberdayaan industri pertahanan dan peningkatan ketertiban dan
keamanan dalam negeri;
8. Bidang Pembangunan Hukum dan Aparatur, yaitu reformasi birokrasi
dan peningkatan kapasitas kelembagaan publik, serta pencegahan
dan pemberantasan korupsi; dan
9. Bidang Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang, yaitu pembangunan
daerah tertinggal dan perbatasan, pengelolaan risiko bencana, dan
sinergi pembangunan perdesaan.
Berdasarkan hasil evaluasi tahun sebelumnya serta terkait dengan
isu strategis bidang pembangunan nasional tahun 2016 maka permasalahan
RKPD Kabupaten Bintan 2016 II‐47
makro pembangunan yang dihadapi Kabupaten Bintan ke depan khususnya
selama rentang waktu satu tahun adalah :
1. Dalam skala global atau internasional kualitas sumberdaya manusia
Kabupaten Bintan masih kurang kompetitif dibandingkan dengan negara
tetangga terutama dilihat dari tingkat pendidikan penduduk dan
kesehatan masyarakat;
2. Dalam pengelolaan potensi perikanan dan kelautan masih perlu
ditingkatkan dalam rangka mengembangkan perekonomian daerah
dengan berbasiskan pada pemanfaatan inovasi – inovasi terkini.
3. Kegiatan pariwisata daerah yang sudah berkembang saat ini masih
membutuhkan dukungan dari pengembangan potensi wisata lain yang
berbasis pada kearifan lokal dan agribisnis;
4. Penyelenggara pemerintahan daerah dalam mewujudkan good
governance, dan kepastian hukum bagi masyarakat masih dapat
didorong lagi sehingga dapat lebih optimal dalam pelaksanaannya;
5. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana untuk
menunjang perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan
khususnya dalam mendukung pariwisata di luar kawasan wisata Lagoi
dan yang mendukung pengembangan perikanan dan industri.
6. Dibutuhkan adanya inovasi‐inovasi baru dalam mendukung konsep
pemberdayaan masyarakat yang mengedepankan kearifan lokal dan
pengarusutamaan gender;
Kapasitas pengelolaan lingkungan yang sejalan dengan kegiatan pembangunan
fisik di Kabupaten Bintan perlu lebih ditingkatkan dalam mewujudkan
pembangunan berkelanjutan dengan berdasar rencana tata ruang yang ada.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐1
BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah
Dan Kebijakan Keuangan Daerah
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Perkembangan ekonomi global berpengaruh cukup berarti
terhadap perekonomian Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir,
setelah mengalami krisis yang cukup berat, perekonomian Amerika Serikat
(AS) pada pertengahan tahun 2014 mulai membaik. Namun demikian
perekonomian beberapa negara maju lainnya belum menunjukkan
perbaikan secara memadai. Pemulihan Kawasan Eropa masih lambat,
pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus menurun, dan ekonomi Jepang masih
mengalami resesi. Dalam periode yang sama penurunan permintaan dunia
diikuti oleh penurunan harga komoditas internasional, termasuk harga
minyak dunia yang turun dengan tajam. Perekonomian Indonesia juga
dihadapkan pada makin sulitnya likuiditas dunia sejalan dengan kebijakan
pengurangan/penghentian pembelian obligasi (tapering off) yang dilakukan
oleh Bank Sentral AS. Dengan perkembangan ini, pada tahun 2014
perekonomian global hanya tumbuh 3,4 persen, namun dengan didorong
oleh makin baiknya perekonomian AS, negara maju lainnya, dan emerging
market, maka tahun 2015 pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan
terus membaik, dan tumbuh sebesar 3,5 persen.
Sejalan dengan pergerakan perekonomian global, pertumbuhan
ekonomi nasional pada tahun 2014 melambat menjadi 5,1 persen di tahun
2014 lebih rendah dibandingkan tahun 2013 yang besarnya 5,8 persen. Dari
sisi eksternal perlambatan tersebut disebabkan oleh turunnya permintaan
dunia, turunnya harga komoditas internasional, dan kebijakan pemerintah
terkait dengan pembatasan ekspor mineral mentah. Dari sisi permintaan
domestik, perlambatan tersebut disebabkan oleh investasi yang masih
tumbuh rendah yang diantaranya disebabkan oleh turunnya harga
komoditas global, dan juga adanya penghematan anggaran pengeluaran
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐2
pemerintah. Namun demikian, meskipun melambat, pertumbuhan ekonomi
Indonesia masih cukup tinggi dibanding beberapa negara lainnya, yang
terutama didukung oleh pertumbuhan konsumsi masyarakat yang cukup
tinggi.
Optimisme investor terhadap perekonomian, dari sisi global
disebabkan oleh isu kemungkinan penundaan kenaikan suku bunga
Bank Sentral AS. Dari sisi domestik, tren penguatan didorong oleh
suksesnya pelaksanaan pemilu dan proses transisi kepemimpin berjalan
dengan baik.
Perkembangan ekonomi global yang akan berpengaruh terhadap
perekonomian nasional dan perekonomian di daerah pada tahun 2016
diantaranya adalah: (i) membaiknya perekonomian global yang diperkirakan
akan dipengaruhi oleh terus membaiknya perekonomian AS; (ii)
perekonomian Kawasan Eropa yang mulai pulih; (iii) perekonomian
negara berkembang dan emerging yang makin baik; serta (iv) rendahnya
harga minyak dunia yang menguntungkan bagi negara pengimpor
minyak. Tahun 2016 pertumbuhan ekonomi global diperkirakan mencapai
3,8 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2015 yang besarnya 3,5 persen.
Selain itu terdapat kemungkinan terjadinya resiko perlambatan
ekonomi, yang antara lain disebabkan (i) lambatnya proses pemulihan
ekonomi dunia; (ii) meningkatnya gejolak moneter dan keuangan global
yang dapat mempengaruhi arus modal serta menuntut kebijakan moneter
baik di luar dan dalam negeri menjadi lebih ketat, serta (iii) tidak berjalan
dan lambatnya proses reformasi struktural menyeluruh di
perekonomian domestik yang berimplikasi pada rendahnya
pertumbuhan investasi dan konsumsi masyarakat.
Perlambatan ekonomi yang terjadi karena faktor internal dan
eksternal akan menyebabkan (i) menurunkan daya serap tenaga kerja di
sektor produktif, (ii) memperlambat penciptaan lapangan pekerjaan yang
disebabkan oleh iklim investasi yang belum kondusif, (iii) pelemahan ekspor
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐3
non‐migas disertai tuntuan kenaikan upah yang tinggi akan mempersulit
upaya mempertahankan pekerja yang sudah bekerja, dan (iv) semakin
sulitnya mempercepat penurunan tingkat kemiskinan karena tingkat
kemiskinan yag relatif rendah.
Tahun 2014 merupakan tahap pertumbuhan ekonomi daerah
Kabupaten Bintan yang ditandai oleh meningkatnya produksi beberapa
sektor ekonomi, menurunnya prosentase penduduk miskin, naiknya daya
beli masyarakat, naiknya pendapatan per kapita masyarakat, dan naiknya
tingkat investasi. Dari momentum meningkatnya produksi ekonomi ini,
pemerintah daerah berharap dapat memanfaatkan momentum percepatan
perekonomian ini dengan memusatkan pada upaya perluasan pertumbuhan
ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.
Tetapi pada saat yang bersamaan di tahun 2016 Kabupaten Bintan
juga dihadapkan pada tantangan dengan adanya kebijakan pemerintah
pusat mencabut subsidi pada harga bahan bakar minyak serta rencana
menaikkan tarif dasar listrik di masyarakat. Diprediksikan kebijakan tersebut
akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat terutama menyangkut daya
beli, pendapatan per kapita serta perlambatan di beberapa sektor ekonomi.
Sesuai dengan kerangka kebijakan dalam RJPMN 2015‐2019,
penguatan Investasi akan ditempuh melalui dua pilar kebijakan yang juga
menjadi kebijakan ekonomi di Kabupaten Bintan. Pilar Pertama adalah
Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha untuk meningkatkan efisiensi
proses perijinan bisnis; sedangkan Pilar Kedua adalah Peningkatan Investasi
yang Inklusif terutama dengan mendorong peranan investor domestik yang
lebih besar.
Selama tahun 2015, arah kebijakan yang ditempuh adalah
menciptakan iklim investasi dan iklim usaha di tingkat pusat dan daerah yang
lebih berdaya saing, yang dapat mendorong pengembangan investasi dan
usaha di Indonesia pada sektor produktif dengan mengutamakan sumber
daya lokal. Kebijakan peningkatan iklim investasi dan iklim usaha ini
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐4
tentunya akan tetap berlanjut di tahun 2016, dengan lebih dititikberatkan
pada pembenahan dan penyederhanaan proses perijinan dan kepastian
berusaha secara berkelanjutan untuk mendorong investasi yang lebih tinggi
serta penerapan upaya konkrit untuk menciptakan iklim persaingan usaha
yang lebih sehat dan adil.
Adapun strategi yang ditempuh adalah:
1. Peningkatan kepastian hukum terkait investasi dan usaha, antara
lain dilakukan melalui (a) sinkronisasi dan harmonisasi peraturan pusat
dan daerah untuk mendukung sektor prioritas dengan menyusun peta
jalan harmonisasi regulasi terkait investasi, dan dititikberatkan pada
sektor energi, ketenagalistrikan, pariwisata dan industri pengolahan
prioritas, serta industri maritim, (b) penghapusan regulasi dan
peraturan di pusat dan daerah yang menghambat dan mempersulit
dunia usaha untuk berinvestasi dan berusaha terus dilakukan dengan
mengevaluasi perda bermasalah, dan (c) penetapan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) yang telah dijabarkan ke dalam Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) untuk kepastian perijinan lokasi usaha dan investasi,
dengan upaya dilakukannya pelayanan bantuan hukum dari pusat
kepada daerah yaitu dilakukannya evaluasi Rancangan Perda tentang
RTRW.
2. Penyederhanaan prosedur perijinan investasi dan usaha di daerah,
yang diarahkan untuk mendukung pengembangan sektor pengolahan
dan jasa, terutama: sektor migas, jasa transportasi laut, serta sektor
industri manufaktur berbasis sumber daya alam
3. Peningkatan kualitas layanan investasi untuk memberikan kemudahan,
kepastian, dan transparansi proses perijinan bagi investor dan
pengusaha, yang antara lain dititikberatkan pada: (a) optimalisasi
layanan investasi di PTSP, melalui percepatan pelimpahan wewenang
perijinan kepada kepala PTSP, penyusunan Standard Operating
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐5
Procedure (SOP), pengurangan biaya, implementasi SPIPISE dan
tracking system.
4. Pengembangan sistem insentif dan fasilitasi investasi (berupa: insentif
fiskal dan non fiskal) yang dapat: mendorong pengembangan investasi
sektor manufaktur, mendorong pihak swasta untuk berpartisipasi
dalam pembangunan infrastruktur dan energi, dan mendorong
pengembangan industri yang dapat menghasilkan bahan baku atau
barang modal sederhana serta yang menghasilkan produk bernilai
tambah lebih tinggi.
Peningkatan daya saing tenaga kerja dan penciptaan hubungan
industrial yang harmonis merupakan salah satu kunci dalam mencapai
pertumbuhan ekonomi seperti yang telah ditargetkan per tahun. Selain itu,
penguatan daya saing melalui peningkatan keahlian merupakan jawaban
sektor‐sektor prioritas yang menjadi andalan pusat‐pusat pertumbuhan
kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus, antara lain industri
pariwisata, agro‐industri, manufaktur, pariwisata, energi, dan maritim.
Sinergi antar pemangku kepentingan diharapkan dapat mempercepat dan
meningkatkan efisiensi pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan
Sejalan dengan pencapaian misi dalam RPJMD Kabupaten Bintan
2010‐2016 maka kebijakan ekonomi Kabupaten Bintan Tahun 2016
diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
dan berkualitas melalui pemantapan infrastruktur di daerah pulau‐pulau
serta pemantapan potensi dasar perekonomian rakyat. Kebijakan yang
diambil meliputi :
1. Memantapkan kondisi infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi wilayah terutama di pulau‐pulau.
2. Meningkatkan pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan
3. Meningkatkan daya tarik wisata melalui pengembangan daya tarik
produk wisata yang unik, tradisional dan mencerminkan jati diri
masyarakat Kabupaten Bintan.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐6
4. Menguatkan KUMKM dari sisi kelembagaan usaha, kapasitas SDM,
sistem pembiayaan, dan peluang pasar.
5. Meningkatkan daya saing industri baik skala lokal, nasional maupun
internasional.
6. Meningkatkan sistem dan jaringan distribusi dan perdagangan pasar
dalam negeri maupun luar negeri.
7. Menciptakan dan memantapkan ketahanan pangan.
8. Memantapkan penataan ruang wilayah berdasarkan RTRW Kabupaten
Bintan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bintan.
3.1.1 Kondisi Ekonomi Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2015
Kondisi ekonomi makro di Kabupaten Bintan ini tidak terlepas dari
pengaruh kondisi ekonomi global dan nasional dimana pada tahun 2014
perekonomian dirasakan semakin kondusif. Kondisi perekonomian
Kabupaten Bintan pada tahun 2015 diharapkan tetap dapat tumbuh lebih
baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal‐hal yang perlu diantisipasi
dalam perencanaan pembangunan tahun 2016 adalah peningkatan inflasi
sebagai dampak dari rencana Pemerintah Pusat untuk mencabut subsidi
untuk Bahan Bakar Minyak sehingga harga BBM akan menjadi fluktuatif,
serta peningkatan harga pangan akibat krisis di Timur Tengah dan
perubahan iklim ditambah lagi dengan krisis ekonomi di Eropa.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐7
Tabel 3.1 Kontribusi PDRB Kabupaten Bintan Tahun 2014 dan Proyeksi Tahun 2015 Berdasarkan Harga Konstan Tahun 2000
Lapangan Usaha 2014 % 2015 (Proyeksi) %
SEKTOR PRIMER 617.361,28 15,57 568.285,57 13,52
1. Pertanian 230.145,87 5,80 252.197,74 6,00
2. Pertambangan & penggalian 387.215,40 9,76 316.087,83 7,52
SEKTOR SEKUNDER 2.226.604,53 56,15 2.365.614,78 56,28
3. Industri pengolahan 2.057.948,13 51,90
2.206.730,21
52,5
4. Listrik,gas dan air bersih 10.632,74 0,27 11.769,23 0,28
5. B a n g u n a n 158.023,67 3,99 168.131,83 4,00
SEKTOR TERSIER 1.121.407,43 28,28 1.269.395,28 30,20
6. Perdagangan, hotel dan restoran 798.061,52 20,13 903.708,56 21,50
7. Pengangkutan dan komunikasi 143.765,09 3,63 153.420,29 3,65
8. Keuangan, persewaan dan jasa 61.780,93 1,56 65.571,41 1,56
9. J a s a ‐ j a s a 117.799,88 2,97 125.678,54 2,99
PDRB 3.965.373,24 100,00 4.203.295,63 100,00
LPE 5,86 6
Sumber : BPS Kabupaten Bintan Tahun 2015 dan hasil perhitungan tahun 2015
PDRB atas dasar harga konstan pada tahun 2015 diperkirakan dapat
mencapai 4,2 trilyun Rupiah dan laju pertumbuhan ekonomi diharapkan
dapat mencapai sebesar 6 %. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
tersebut, kondisi ekonomi makro di Kabupaten Bintan diharapkan stabil dan
perlu didukung kebijakan struktural seperti perbaikan iklim investasi, upaya
peningkatan daya saing dan produktivitas serta perbaikan kualitas
sumberdaya manusia. Sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Bintan tidak hanya terjadi pada peningkatan konsumsi melainkan
juga terjadi peningkatan investasi dan peningkatan ekspor. Dimana hal
tersebut dapat menjawab kendala pembangunan ekonomi yaitu tingkat
pengangguran yang masih tinggi serta membuka peluang kesempatan kerja
dan berusaha bagi kelompok masyarakat usia produktif.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐8
Sektor industri dan sektor perdagangan, masih memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bintan
pada tahun 2015. Untuk sektor industri pengolahan memberikan kontribusi
sebesar 51,90 persen, sektor perdagangan hotel dan restoran sebesar 20,13
persen, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 9,76
persen tetapi diperkirakan akan mengalami penurunan untuk tahun
berikutnya karena adanya kebijakan pemerintah untuk menutup aktivitas
tambang di pulau Bintan.
Berdasarkan berbagai kondisi yang terjadi pada saat sekarang dan
prediksi yang akan terjadi di masa yang akan datang maka dapat
diprediksikan perkembangan beberapa sektor pembangunan dan investasi
di Kabupaten Bintan pada tahun 2015. Sektor industri masih memiliki
kontribusi terbesar yaitu sebesar 52%, kemudian diikuti oleh sektor
perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar 22% dan sektor
pertambangan dan penggalian dengan kontribusi sebesar 7,52 persen.
Jika dilihat pada tingkat inflasi sebagai tolak ukur kestabilan
perekonomian daerah terlihat bahwa tingkat inflasi semakin terkendali di
bawah dua digit. tingkat inflasi di Kabupaten Bintan dengan acuan kota
Tanjungpinang tercatat mengalami penurunan dari 10,09 persen pada tahun
2013 menjadi 7,49 persen pada tahun 2014 dan diperkirakan akan kembali
turun menjadi 7 persen pada tahun 2015.
Dari sisi eksternal, pada tahun 2015 penerimaan ekspor di Kabupaten
Bintan diperkirakan mencapai USD 636 juta Sedangkan untuk tahun 2014
angka penerimaan ekspor tercatat sebesar USD 624,48 juta. Sementara itu,
total nilai impor Bintan diperkirakan juga mengalami peningkatan sebesar
yaitu USD 2.465,62 juta pada tahun 2014 menjadi USD 2.514,94 juta pada
tahun 2015.
Gambaran kondisi eksternal perekonomian Kabupaten Bintan pada tahun
2015 dapat dijelaskan sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐9
1. Ketidaksamaan pandangan antara pemerintah pusat dan daerah,
termasuk belum adanya Roadmap Action Plan FTZ‐BBK yang memuat
kerangka kerja dan aturan yang komprehensif untuk seluruh kegiatan
terkait FTZ di Bintan menyebabkan mekanisme pengaturan dilakukan
secara parsial. FTZ hendaknya dipandang sebagai suatu sistem
Otonomisasi Kawasan, melalui berbagai distribusi atau pelimpahan
kewenangan kelembagaan Pusat ke Kawasan. Jika hal yang
dikhawatirkan kelembagaan Pusat berupa terjadinya loosing power
atau out of control terhadap dinamika Kawasan, maka instrumen yang
perlu dibangun adalah sebuah mekanisme relasi kelembagaan vertikal
(Pusat) dengan kelembagaan FTZ (Kawasan) secara komprehensif.
Melalui mekanisme ini, kelembagaan Pusat masih memiliki peranan
penting pada aspek‐aspek yang menyangkut technical assistances.
Namun hal‐hal yang terkait dengan kebijakan‐kebijakan teknis
termasuk berbagai insentif fiskal di Kawasan FTZ‐BBK menjadi
otoritas penuh kelembagaan Kawasan atau Dewan Kawasan FTZ.
Dengan demikian kelembagaan Pusat tidak lagi secara langsung
mengurus Kawasan untuk hal‐hal bersifat teknis,sehingga tercipta
sebuah sistem Otonomi Kawasan yang pertanggungjawabannya tetap
ke Pemerintah Pusat.
2. Dorongan eksternal bagi perekonomian Kabupaten Bintan antara lain
berasal dari: Peran investasi swasta baik domestik maupun asing
signifikan dalam mendorong peningkatan investasi fisik di Kabupaten
Bintan.
Adapun lingkungan internal yang diperkirakan berpengaruh positif terhadap
perekonomian Kabupaten Bintan dalam tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Ketersediaan tenaga kerja, upah minimum serta stabilitas kebijakan
fiskal pemerintah merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan
investasi fisik di Kabupaten Bintan. Langkah rasionalisasi karyawan yang
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐10
dilakukan beberapa perusahaan manufaktur seharusnya direspon
pemerintah daerah dengan menciptakan lapangan kerja yang padat karya
melalui percepatan realisasi anggaran belanja pembangunan,sekaligus
membendung kepulangan tenaga kerja ke daerah asalnya. Langkah ini
sangat penting guna memperkecil dampak krisis keuangan global dalam
konteks regional Kepulauan Riau, maupun imbasnya bagi daerah asal
pekerja, yang pada akhirnya turut membantu pemulihan perekonomian
Nasional. Selain itu juga untuk menjaga ketersediaan tenaga kerja saat
kondisi permintaan global mulai pulih.
Masih tingginya angka pengangguran di Kabupaten Bintan
disebabkan pertambahan angkatan kerja yang tidak sebanding dengan
pertumbuhan daya serap lapangan usaha atau lapangan kerja, adanya
pergeseran penggunaan teknologi yang lebih efesien dari pada penggunaan
tenaga manusia, dampak dari krisis yang berkepanjangan yang sangat
mempengaruhi tingkat pertumbuhan di beberapa sektor lapangan
usaha/lapangan kerja, serta lulusan pendidikan tidak sesuai dengan
kebutuhan tenaga kerja yang berpengaruh pada tingkat kompetensi dan
daya saing tenaga kerja.
3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2015 dan 2016
Tahun 2016 Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah
diimplementasikan di Indonesia termasuk di Kabupaten Bintan, sehingga
menjadi tahun yang penting dalam menentukan kebijakan perekonomian
regional maupun lokal. MEA terwujud dari keinginan negara‐negara ASEAN
untuk mewujudkan ASEAN menjadi kawasan perekonomian yang solid dan
diperhitungkan dalam percaturan perekonomian Internasional. Integrasi
ekonomi yang diterapkan dalam MEA bukan merupakan integrasi
perekonomian seperti yang diterapkan oleh Uni Eropa (European Union)
yang memberlakukan mata uang tunggal (euro). Dalam MEA tujuan yang
ingin dicapai adalah adanya aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐11
terlatih (skilled labor), serta aliran investasi yang lebih bebas. Dalam
penerapannya MEA akan menerapkan 12 sektor prioritas, yaitu perikanan,
e‐travel, e‐ASEAN, automotif, logistik, industri berbasis kayu, industri
berbasis karet, furnitur, makanan dan minuman, alas kaki, tekstil dan produk
tekstil, serta kesehatan.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak di ASEAN
merupakan pasar potensial untuk aliran masuk barang, jasa, dan tenaga
kerja bagi negara lainnya di ASEAN. Hal tersebut perlu disadari, terutama
bagi Provinsi kepulauan Riau dan Kabupaten Bintan sebagai daerah yang
berbatasan langsung dengan beberapa negara di ASEAN. Indonesia sebagai
pasar konsumen terbesar di ASEAN sangat berpotensi untuk dibanjiri
barang‐barang konsumsi.
Membanjirnya barang‐barang tersebut memang memiliki nilai positif
bagi konsumen akibat semakin banyaknya alternatif pilihan. Namun
demikian, nilai tambah akan lebih dirasakan bagi perekonomian, jika
produk‐produk Indonesia yang justru dapat “menginvasi” negara‐negara di
ASEAN. Jika hal tersebut terjadi, produksi domestik akan bertambah, yang
berimplikasi positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan realisasi
investasi dan berdampak akhir terhadap pertumbuhan perekonomian dan
kesejahteraan penduduk.
Untuk mewujudkan peluang MEA tahun 2016, pemerintah
Kabupaten Bintan harus berbenah dan melakukan tindakan‐tindakan efektif
dan terarah yang didukung oleh berbagai pihak. Dari 12 sektor prioritas yang
akan diiimplementasikan pada MEA 2016, kabupaten Bintan sudah
menginventarisir sektor‐sektor potensial yang akan menjadi unggulan.
Kabupaten Bintan yang 98,5 % wilayahnya terdiri atas laut, memiliki
potensi yang sangat besar untuk pengembangan sektor perikanan. Untuk
menciptakan perikanan menjadi sektor unggulan perlu didukung oleh
beberapa hal, terutama peningkatan kapasitas pelabuhan perikanan,
pengembangan armada perikanan, pengembangan pola kemitraan nelayan,
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐12
pembangunan kawasan budidaya perikanan yang didukung oleh industri
paska budidaya, bimbingan teknis bagi nelayan, serta pengawasan dan
penangkapan ilegal fishing.
Salah satu sektor unggulan lainnya yang dapat menjadi sektor
potensial di Kabupaten Bintan sebagai wilayah perbatasan adalah sektor
pariwisata. Kedekatan jarak dengan Singapura harus dijadikan peluang
untuk menarik wisatawan dunia yang banyak berkunjung ke negara
tersebut. Untuk mewujudkan keunggulan ini tentu harus didukung oleh
perbaikan sarana transportasi, infrastruktur, event kebudayaan baik rutin
maupun seasonal, SDM terlatih, dan lain‐lain. Terwujudnya sektor
pariwisata menjadi primadona memiliki multipllier effect terhadap
peningkatan sektor‐sektor lainnya, seperti Sektor Perdagangan, Hotel, dan
Restoran, sektor Jasa‐jasa, sektor industri pengolahan melalui peningkatan
produksi cinderamata dan handycraft, sektor sangunan melalui
pembangunan konstruksi pendukung pariwisata, dan sektor‐sektor lainnya.
Untuk peningkatan daya saing dan antisipasi menghadapai MEA
2016, peningkatan Sumber Daya Manusia yang handal mutlak diperlukan.
SDM ini harus dipersiapkan sebagai insan yang berdaya saing regional
bahkan global. Perlu juga dipersiapkan pengembangan usaha mikro, kecil,
menengah, (UMKM), dan juga penciptaan wisausahawan baru untuk
mendukung penguatan sektor potensial.
Dengan kemajuan dan masalah yang dihadapi hingga tahun 2014 dan
perkiraan tahun 2015 maka beberapa tantangan pokok yang akan dihadapi
dalam tahun 2016 adalah sebagai berikut :
Pertama, peningkatan Sumber Daya Manusia yang handal mutlak
diperlukan. SDM harus dipersiapkan sebagai insan yang berdaya saing
regional bahkan global.
Kedua, mewujudkan keunggulan di sektor pariwisata yang sudah ada
di Kabupaten Bintan dengan didukung oleh perbaikan sarana transportasi,
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐13
infrastruktur, event kebudayaan baik rutin maupun seasonal dan SDM
terlatih.
Ketiga, Sektor pertanian terutama di bidang perikanan perlu menjadi
prioritas terutama dengan adanya dukungan program nasional untuk
pembangunan kawasan minapolitan di beberapa pulau di Kabupaten Bintan.
Tetapi produksi perikanan maupun pertanian masih sangat terbatas akibat
kondisi cuaca yang masih tidak menentu.
Keempat, mengefektivkan pengeluaran pemerintah pada tahun
2016 dan pemanfaatannya diarahkan pada kegiatan‐kegiatan produktif yang
mendorong berkembangnya peran serta masyarakat. Sementara itu, untuk
menahan laju perlambatan ekonomi, dan mengarahkannya pada
peningkatan pertumbuhan ekonomi, perlu dilakukan upaya penguatan
ekspor dan pengendalian impor melalui langkah‐langkah seperti diversifikasi
pasar dan produk serta tujuan ekspor, percepatan perbaikan infrastruktur
pendukung ekspor yang belum optimal juga harus terus dilakukan.
Kelima, meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi yang mampu
menciptakan lapangan kerja dalam jumlah yang relatif besar dan
meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada gilirannya dapat menekan
angka pengangguran dan mengurangi jumlah penduduk miskin.
Arah Kebijakan Ekonomi Makro
1. Pemantapan efektivitas pengeluaran daerah melalui peningkatan
perencanaan kebijakan APBD, penajaman prioritas anggaran,
pengelolaan risiko fiskal peningkatan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan anggaran melalui pengembangan sistem informasi
perbendaharaan, peningkatan pengelolaan kas daerah, pengelolaan
dan pengendalian anggaran, penyelenggaraan dan peningkatan sistem
informasi keuangan.
2. Mempercepat fungsi intermediasi dan penyaluran dana masyarakat
melalui optimalisasi penyaluran kredit perbankan, termasuk
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐14
peningkatan akses permodalan kepada UMKM, terbentuknya kerangka
pembiayaan mikro, peningkatan peran Bank Perkreditan Rakyat,
peningkatan diversifikasi sumber‐sumber pendanaan lembaga jasa
keuangan non bank melalui pengaturan, pengembangan insentif dan
law enforcement, penyempurnaan peraturan perundangan di bidang
infrastruktur dan sektor‐sektor penting lainnya.
3. Untuk meningkatkan kinerja investasi dalam rangka mengejar
pertumbuhan ekonomi diperlukan debirokrasi dalam pelayanan
perizinan investasi melalui penyederhanaan sistem dan prosedur,
kepastian hukum serta pelaksanaan law enforcement yang konkrit.
4. Dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi juga diberikan dengan
mempercepat pembangunan infrastruktur dan penyediaan energi
termasuk listrik.
5. Beberapa kebijakan sektoral yang perlu dilakukan Pemerintah Bintan
supaya dapat mencapai target PDRB tahun 2016 adalah :
Sektor Pertanian terutama perikanan dan kelautan, dengan
tantangan perubahan iklim yang tidak menentu menyebabkan
penurunan hasil perikanan laut dari berbagai jenis komoditas
perikanan di Kabupaten Bintan. Pengembangan minapolitan di
Bintan Pesisir dan Mantang diharapkan sudah bisa menampakkan
hasil yang positif pada tahun 2016. Penguatan sektor pertanian
oleh kegiatan ekonomi produktif di sektor pertanian atau
perdesaan termasuk didalamnya produk agroindustri untuk
meningkatkan pendapatan petani sekaligus konservasi lingkungan.
Sektor Industri Pengolahan melalui penguatan industri pengolahan
khususnya pada industri unggulan di Kabupaten Bintan perlu
ditingkatkan kontribusinya terhadap PDRB melalui upaya perbaikan
iklim usaha, pengembangan produk, perluasan pasar, aliansi
strategi usaha dan pembenahan pada hambatan‐hambatan untuk
penguatan struktur industri.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐15
Sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor perdagangan
memang merupakan salah satu mata pencaharian yang banyak
ditekuni masyarakat di Kabupaten Bintan. Sektor ini didorong juga
oleh sektor pariwisata yang potensinya belum digarap secara
optimal seperti lokasi‐lokasi wisata di Kabupaten Bintan yaitu Lagoi
dan lokasi‐lokasi wisata lainnya yang saat ini sudah secara rutin
dikunjungi oleh wisatawan lokal. Pada tahun 2016 diharapkan
adanya peningkatan sarana dan prasarana wisata yang ada untuk
meningkatkan jumlah pengunjung, selain itu dukungan promosi
dibutuhkan melalui even‐even pariwisata agar kunjungan
wisatawan semakin meningkat.
Sektor lain seperti sektor pertambangan dan galian, sektor listrik
gas dan air bersih, sektor bangunan dan kontruksi, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa‐jasa, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan sewa bangunan
dan jasa perusahaan diupayakan dapat mendukung pertumbuhan
ekonomi sektor‐sektor yang berkontribusi utama dalam PDRB
Kabupaten Bintan.
6. Peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi melalui pemerataan
pembangunan antara lain dengan meningkatkan kegiatan ekonomi
pedesaan. Kualitas pertumbuhan juga didukung dengan memperbaiki
iklim ketenagakerjaan yang mampu meningkatkan penciptaan lapangan
kerja dengan mengendalikan kenaikan upah minimum agar tidak terlalu
tinggi dibandingkan dengan laju inflasi, memastikan biaya‐biaya non
upah minimum mengarah pada penigkatan produktivitas tenaga kerja,
serta membangun hubungan industrial yang harmonis antara
perusahaan dan tenaga kerja. Kualitas pertumbuhan juga didorong
dengan meningkatkan akses usaha kecil, menengah, dan koperasi
terhadap sumber daya pembangunan. Upaya untuk mengurangi jumlah
penduduk miskin akan dilakukan melalui berbagai kebijakan lintas
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐16
sektor mengarah pada penciptaan kesempatan usaha bagi masyarakat
miskin, serta pemberian perlindungan sosial bagi masyarakat miskin.
Prospek Ekonomi Tahun 2017
Prospek perekonomian Kabupaten Bintan pada tahun 2017 dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Langkah‐langkah untuk mendorong investasi dan ekspor akan
mendorong pertumbuhan ekonomi secara bertahap dari 5,8 persen
pada tahun 2014 menjadi 6 persen pada tahun 2015. Dengan
pertumbuhan penduduk rata‐rata sekitar 1,3%. Pendapatan riil per
kapita tahun 2017 diperkirakan meningkat menjadi Rp 37,8 juta.
b. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh investasi;
konsumsi masyarakat; serta ekspor barang dan jasa. Investasi serta
volume ekspor barang dan jasa diperkirakan rata‐rata tumbuh 1 % per
tahun.
c. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi terutama didorong sektor
industri pengolahan yang diperkirakan tumbuh rata‐rata 6,8 % per
tahun dan sektor perdagangan tumbuh rata‐rata 7 %. Sementara itu
sektor pertanian diperkirakan tumbuh rata‐rata 7 % per tahun.
d. Dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, pengangguran terbuka secara
berangsur‐angsur dari 6,8% dari angkatan kerja pada tahun 2014
menjadi 6 % dari angkatan kerja pada tahun 2016. Sejalan dengan itu,
jumlah penduduk miskin diharapkan juga akan menurun.
e. Kabupaten Bintan memiliki potensi yang besar dalam pengembangan
perikanan tangkap sehingga dapat mempengaruhi peningkatan
pendapatan daerah, selain dari sektor industri yang paling besar
berkontribusi sebesar 52% dalam peningkatan pendapatan daerah.
f. Tingkat efisiensi kegiatan ekonomi yang diukur dengan Incremental
Capital Output Ratio (ICOR) pada tahun 2015 diperkirakan pada angka 8
seiring dengan meningkatnya investasi padat modal pada sektor
industri dan manufaktur.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐17
Tabel 3.2 Indikator Makro Ekonomi Kabupaten BintanTahun 2014 – 2016
No. INDIKATOR MAKRO EKONOMI Kondisi
Tahun 2014 Proyeksi
Tahun 2015
Kondisi yang diharapkan Tahun 2016
Kondisi yang diharapkan Tahun 2017
1. PDRB Harga Konstan 2000 (Rp. Juta)
3.965.373,24 4.203.295,63 4.483.314,30 4.806.008,13
2. Pertumbuhan Ekonomi (persen) 5,86 5,97 6,09 6,22
3. PDRB Per Kapita (Rp. Juta) 35.339.376,12 36.764.163 37.299.446 37.845.435
4. Distribusi PDRB (persen)
‐ Pertanian 5,80% 6% 6,16% 6,3%
‐ Industri pengolahan 51,90% 52,5% 52,78% 52,80%
‐ Listrik, gas dan air bersih 0,27% 0,28% 0,29% 0,30%
‐ Bangunan dan konstruksi 3,99% 4,00% 3,99% 3,96%
‐ Perdagangan, hotel dan restoran 20,13% 21,5% 22,83% 24,11%
5. Investasi PMDN (Rp Milyar) 1,457 trilyun 1,426 Trilyun 1,515 trilyun 1,546 trilyun
6. Investasi PMA (US$ Milyar) 916,74 juta 935,07 juta 953,77 juta 972 juta
7. Nilai Ekspor ( US$ ribu) 624.482,95 636.972 649.712 662.706
8. Nilai Impor ( US$ ribu) 2.465.629,30 2.514.941 2.565.240 2.616.545
9. Incremental Capital Output Ratio (ICOR)
8,84% 8 % 7,5 % 7 %
10. Penduduk (jiwa) 151.123 154.145 157.228 160.373
11. Pertumbuhan Penduduk (persen) 1,34% 1,36 1,39 1,42
12. Proporsi Penduduk Miskin Terhadap Total Penduduk (%)
6,32% 6 % 5,7 % 5,5 %
13. Pengangguran Terbuka (persen) 6,8 % 6,7 6,0 5,7
Sumber : Hasil analisis tahun 2015
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Secara umum arah kebijakan keuangan daerah baik pendapatan, belanja
maupun pembiayaan pada prinsipnya mengacu pada prioritas pembangunan
daerah dan program prioritasnya.
3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Kerangka proyeksi keuangan daerah dan kerangka pendanaan, pada
dasarnya berkaitan dengan kerangka kebijakan fiskal daerah. Kebijakan Fiskal
merupakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam dalam rangka
melaksanakan pembangunan. Dalam hal ini dimaksudkan merupakan kebijakan
pemerintah yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran daerah.
Pemerintah menerbitkan Undang‐Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, yang
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐18
mana memberikan suatu kepastian sumber pendanaan dalam hal ini penerimaan
bagi daerah dalam melaksanakan pembangunan. Secara umum dengan adanya
desentralisi fiskal diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sebagaimana tujuan otonomi daerah itu sendiri. Namun dalam kerangka arah
kebijakan keuangan daerah, perlunya penerimaan daerah diimbangi dengan
efektivitas pengeluaran daerah, serta dampaknya terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah.
Tabel 3.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten Bintan Tahun 2014
URAIAN TA. 2014
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Asli Daerah 158.216.620.000
Pajak Daerah 124.219.000.000
Retribusi Daerah 10.255.400.000
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
7.489.000.000
Lain‐Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
16.253.220.000
Dana Perimbangan 589.745.909.258
Dana Bagi Hasil /Bagi Hasil Bukan Pajak
267.477.668.258
Dana Alokasi Umum 304.974.241.000
Dana Alokasi Khusus 17.294.000.000
Lain‐lain Pendapatan Daerah yang Sah
85.662.260.171
Pendapatan Hibah ‐
Dana Darurat ‐
Dana Bagi Hasil Pajak dan Pemerintah Daerah Lainnya
29.000.000.000
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
31.406.592.000
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
25.255.668.171
Jumlah Pendapatan 833.624.789.429
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐19
3.2.2 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Pemerintah daerah pada tahun 2016 mengambil Kebijakan dan langkah‐
langkah strategis untuk meningkatkan jumlah penerimaan pendapatan daerah
pada tingkat yang maksimal guna membiayai belanja daerah, kebijakan dimaksud
disesuaikan dengan asumsi‐asumsi makro ekonomi dan realisasi penerimaan PAD
tahun sebelumnya dalam kerangka penyusunan anggaran pendapatan dan belanja
daerah Kabupaten Bintan.
a. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) direncanakan bersumber dari :
Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada APBD Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan
sebesar Rp.175.587.471.932,‐ apabila dibandingkan dengan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) APBD Murni Tahun Anggaran 2015 sebesar Rp.167.196.747.853,‐
maka mengalami peningkatan sebesar Rp. 8.390.724.079,‐ atau 5.02 %. Rincian
untuk masing‐masing sumber Pendapatan Asli Daerah, sebagai berikut :
Penerimaan Pajak Daerah pada APBD Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan
sebesar Rp.135.260.000.000,‐ jika dibandingkan dengan penerimaan pada
APBD Murni tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp.
9.724.660.000,‐ atau 7.75 %.
Penerimaan Retribusi Daerah pada APBD Tahun Anggaran 2016
diproyeksikan sebesar Rp. 9.442.000.000,‐ jika dibandingkan dengan
rencana penerimaan pada APBD Murni tahun 2015 Rp. 8.497.621.371,‐
maka terlihat adanya peningkatan sebesar Rp. 944.378.629,‐ atau 11.11
%.
Estimasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang dipisahkan
penerimaan pada APBD Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan sebesar Rp.
10.888.801.932,‐ mengalami Penurunan dibandingkan dengan target
APBD Murni 2015 sebesar Rp. 9.000.000,‐ atau 45.52 %.
Sedangkan Estimasi penerimaan Lain‐lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
pada APBD Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan sebesar Rp.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐20
19.996.670.000,‐ jika dibandingkan dengan APBD Murni tahun 2015 Rp.
22.265.984.550,‐ atau berkurang sekitar 10.19 %.
b. Penerimaan dari Dana Perimbangan
Rencana penerimaan Dana Perimbangan pada APBD Tahun Anggaran 2016
diproyeksikan sebesar Rp.465.978.096.308,‐ apabila dibandingkan pada APBD
Murni tahun 2015 sebesar Rp. 638.635.381.704,‐ maka terlihat adanya
penurunan sebesar Rp. 172.657.285.396,‐ atau 27.04 %. Rincian untuk
masing‐masing sumber Dana Perimbangan, sebagai berikut :
Rencana penerimaan Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak APBD Tahun 2016
diproyeksikan sebesar Rp. 111.221.929.308,‐ sedangkan pada APBD
Murni tahun 2015 Rp. 283.879.214.704,‐ terjadi penurunan sebesar
60.82 %.
Untuk Dana Alokasi Umum pada APBD Tahun 2016 direncanakan sama
dengan APBD Murni 2015 sebesar Rp. 290.035.577.000,‐.
Sedangkan Dana Alokasi Khusus pada APBD Tahun 2016 ditargetkan
Rp. 64.720.590.000 atau sama dengan APBD 2015.
c. Penerimaan dari Lain–lain Pendapatan Daerah yang Sah
Proyeksi penerimaan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya Tahun Anggaran 2014 direncanakan dari :
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan Pajak Provinsi diatur melalui
Undang – undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah yang sebagian diperuntukan bagi Daerah Kabupaten/Kota paling
sedikit 30% untuk Bagian Derah Kabupaten/Kota se Proivinsi Kepulauan
Riau Alokasinya diatur dengan Surat Keputusan Gubernur Kepulauan Riau
dengan Formulasi 60% berdasarkan Potensi dan 40% untuk Pemerataan
Kabupaten/Kota se Provinsi Kepulauan Riau. Adapun rencana
penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor pada Tahun Anggaran 2016 di
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐21
proyeksikan sebesar Rp.7.886.407.000,‐ atau meningkat Rp.
1.219.721.000 atau 18.30 % dari tahun anggaran 2015.
2. Bea Balik Nama Kedaraan Bermortor (BBN KB)
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor diatur melalui Undang‐Undang
Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang
sebagian diperuntukan bagi Daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 30%
untuk Bagian Daerah Kabupaten/Kota se Proivinsi Kepulauan Riau
Alokasinya diatur dengan Surat Keputusan Gubernur Kepulauan Riau
dengan Formulasi 60% berdasarkan Potensi dan 40% untuk Pemerataan
Kabupaten/Kota se Provinsi Kepulauan Riau. Adapun rencana
penerimaan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor pada Tahun
Anggaran 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 6.344.767.000,‐ atau menurun
Rp. 598.367.000 atau 10.41 % dari tahun anggaran 2015.
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor ( PBB KB )
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB KB) di atur melalui Undang‐
Undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah, merupakan penerimaan Pajak Provinsi Hasil Penerimaan Pajak
Bahan Kendaraan Bermotor diserahkan kepada Daerah Kabupaten/Kota
paling sedikit 70% dari hasil. Alokasi dana ini diatur melalui Keputusan
Gubernur Kepri dengan Formulasi 60% berdasarkan Potensi dan 40%
untuk Pemerataan Kabupaten/Kota se Provinsi Kepulauan Riau. Rencana
penerimaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB KB) pada
Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan sebesar Rp. 41.789.592.000,‐ atau
meningkat Rp. 20.520.092.000 atau 96.48 % dari tahun anggaran 2015.
4. Pajak Air Permukaan Tanah
Melalui Undang‐Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah Pajak Air Permukaan Tanah dari Kabupaten/Kota
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐22
merupakan Pajak Propinsi yang diserahkan kepada daerah
Kabupaten/Kota paling sedikit 80%. Alokasi dana ini diatur melalui
Keputusan Gubernur Kepri dengan Formulasi 60% berdasarkan Potensi
dan 40% untuk Pemerataan Kabupaten/Kota se Provinsi Kepulauan Riau.
Rencana penerimaan Pajak Air Permukaan pada Tahun Anggaran 2016
diproyeksikan sebesar Rp. 287.461.000,‐ atau meningkat sebesar Rp.
70.047.000 atau 32.22 % pada Tahun Anggaran 2015.
5. Pajak Rokok
Melalui Undang‐Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah Pajak Rokok merupakan Pajak Propinsi yang dibagi
hasilkan kepada daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 70%. Alokasi dana
ini diatur melalui Keputusan Gubernur Kepri dengan Rencana
penerimaan Pajak Rokok pada Tahun Anggaran 2016 diproyeksikan
sebesar Rp. 5.494.860.000,‐ atau meningkat sebesar Rp. 494.860.000,‐
atau 9.90 %.
Tabel 3.4 Proyeksi Pendapatan Daerah
Tahun 2016
No PENDAPATAN DAN PENERIMAAN
PEMBIAYAAN DAERAH
TARGET TAHUN ANGGARAN BERKENAAN
DASAR HUKUM
1 Pendapatan Asli Daerah 175.587.471.932
1.1 Pajak Daerah
135.260.000.000 Perda Kab. Bintan Nomor 1 Tahun 2011 dan Perda Kab. Bintan Nomor 11 Tahun 2011
1.2 Retribusi Daerah
9.442.000.000 Perda Kab. Bintan Nomor 3, 4 dan 5 Tahun 2011
1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
10.888.801.932
Hasil RUPS Deviden Bank Riau Kepri dan BPR
1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
19.996.670.000 Giro, Deposito, BLUD
2 Dana Perimbangan 465.978.096.308
2.1 Dana Bagi Hasil/Bagi Hasil Bukan Pajak 111.221.929.308 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2015
2.2 Dana Alokasi Umum 290.035.577.000 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2015
2.3 Dana Alokasi Khusus 64.720.590.000 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2015
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐23
No PENDAPATAN DAN PENERIMAAN
PEMBIAYAAN DAERAH
TARGET TAHUN ANGGARAN BERKENAAN
DASAR HUKUM
3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
118.484.957.000
3.1 Hibah
3.2 Dana Darurat -
3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
61.803.087.000
Peraturan Gubernur Kepulauan Riau
3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 56.681.870.000 Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2015
3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
-
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 760.050.525.240
Penerimaan Pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA)
40.989.897.880
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Penerimaan Piutang Daerah
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 40.989.897.880
JUMLAH DANA TERSEDIA 801.040.423.120
Upaya‐upaya Pemerintah Daerah dalam mencapai target
a. Pendapatan Asli Daerah
1. Melakukan pendataan potensi perluasan basis pajak sesuai dengan
Undang‐undang Nomor 28 tahun 2009.
2. Melakukan pemeriksaan (verifikasi) Pajak Daerah secara periodik dengan
Membentuk Tim Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah ( OPAD ) yang
bekerjasama dengan BPKP Propinsi Kepri.
3. Melakukan pendataan dengan cara observasi untuk menentukan
kewajaran penyetoran pajak oleh Wajib Pajak.
4. Melakukan pemantauan wajib pajak hotel, wajib pajak restoran untuk
mengetahui secara langsung jumlah konsumen (tamu).
5. Melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang Peraturan Daerah Pajak
dan Retribusi Daerah kepada wajib pajak dan masyarakat.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐24
6. Melakukan evaluasi terhadap wajib pajak dengan diterapkan sistem
penyetoran secara self assesment.
7. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan reklame dan
pengambilan Mineral bukan logam dan batuan melalui koordinasi dengan
Dinas/Instansi terkait.
8. Melakukan Intensifikasi dan Ekstensifikasi PBB.
9. Melakukan monitoring dan evaluasi penerimaan daerah secara terpadu
dan sinergis kepada seluruh pengelola pungutan daerah Kabupaten
Bintan.
10. Melakukan penagihan tunggakan Pajak Daerah secara intensif.
11. Mendorong Dinas Teknis untuk melakukan penggalian potensi sumber‐
sumber penerimaan baru.
12. Melaksanakan Pengelolaan Pemungutan PBB Perdesaan dan Perkotaan.
13. Melakukan Analisa dan penilaian indek nilai tanah untuk kepentingan
BPHTB sebagai dasar jual beli diwilayah Kabupaten Bintan
b. Dana Perimbangan
1. Melakukan verifikasi terhadap penerimaan yang meliputi Bagi hasil
pajak / bagi hasil bukan pajak / Sumber daya alam.
2. Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada Pemerintah Pusat
3. Menyiapkan data pendukung penetapan dana perimbangan
4. Validasi dan rekonsiliasi data pendukung
6. Mendorong Dinas Teknis dalam pengusulan kegiatan yang sesuai
dengan Program Nasional untuk memaksimalkan DAK
7. Mengupayakan laporan tepat waktu
8. Melaksanakan tugas pembantuan dengan optimal
c. Lain‐lain Pendapatan Daerah yang Sah
1. Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada Pemerintah Provinsi
2. Mendorong partisipasi dunia usaha untuk memberikan kontribusi
kepada pembangunan daerah
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐25
3.2.4 Arah Kebijakan Belanja Daerah
Pengelolaan belanja daerah diarahkan untuk mengoptimalkan sumber
daya yang tersedia melalui penyusunan skala prioritas anggaran baik pada belanja
di SKPD maupun di luar SKPD. Penyusunan skala prioritas tersebut diarahkan
mendukung pencapaian sasaran pembangunan terutama pencapaian sasaran
pembangunan dalam kebijakan strategi pembangunan daerah yang mencakup
dimensi pembangunan serta kondisi perlu dalam pelaksanaan strategi tersebut.
Namun demikian, prinsip efektivitas dan efisiensi dari pelaksanaan belanja
prioritas maupun belanja aparatur terus didorong sehingga alokasi yang terbatas
menjadi lebih berdaya guna dan dapat memberikan katalisator bagi pelaku
pembangunan.
Berdasarkan kerangka tersebut di atas, maka arah kebijakan belanja
Pemerintah Kabupaten Bintan di 2016 ditujukan untuk peningkatan kualitas
belanja daerah yang terfokus pada alokasi belanja prioritas dalam kerangka
pencapaian sasaran pembangunan. Kebijakan tersebut dilaksanakan melalui:
1. Pengalihan belanja kurang produktif ke program‐program yang lebih
produktif;
2. Perbaikan kualitas perencanaan belanja;
3. Perbaikan manajemen dan administrasi perencanaan, penganggaran,
dan pelaksanaan anggaran.
Dalam implementasinya, upaya monitoring dan evaluasi terus diperkuat sehingga
hasil monitoring dan evaluasi dengan proses perencanaan dan penganggaran
dapat disinkronkan. Monitoring dan evaluasi bukan saja tentang penyerapan
anggaran, namun juga pada pencapaian sasaran pembangunan daerah.
Di samping rencana kerja yang konkret, alokasi belanja prioritas juga
sangat tergantung dari mekanisme pelaksanaannya. Sebuah rencana yang baik
beserta dukungan penganggaran yang cukup, menjadi tidak efektif bila
mekanisme pelaksanaannya tidak tepat. Termasuk dalam hal ini adalah
penyempurnaan proses administrasi dan pencairan anggaran agar lebih tepat
dan cepat, namun tetap terjaga akuntabilitasnya.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐26
Perkuatan efektivitas dan efisiensi belanja di setiap SKPD tetap dilanjutkan
melalui reformasi perencanaan dan penganggaran yang telah dilakukan di tahun
sebelumnya. Penerapan prinsip kerangka pengeluaran jangka menengah (medium
term expenditure) serta anggaran berbasis kinerja (performance based budgeting)
akan terus diperkuat. Dalam kerangka penerapan kedua prinsip tersebut juga akan
diperkuat mekanisme penelaahan program dan kegiatan seperti yang telah
berjalan saat ini. Penelaahan program dan kegiatan ini diarahkan untuk
menghasilkan tingkat efisiensi dan efektivitas serta kapasitas implementasi
belanja yang lebih baik.
Seiring dengan perkuatan untuk meningkatkan kualitas belanja di
kabupaten, perkuatan juga dilakukan dengan pemerintah desa melalui
intensifikasi berbagi pengalaman (sharing experience) dengan pemerintah desa.
Diharapkan melalui hal tersebut, dapat digunakan untuk memperkuat kapasitas
pemerintah daerah dalam melakukan perencanaan dan penganggaran.
3.2.4 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah meliputi Penerimaan Pembiayaan dan
Pengeluaran Pembiayaan. Pada Tahun Anggaran 2014 arah kebijakan
pembiayaan Pemerintah Kabupaten Bintan sebagai berikut:
a. Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada
tahun‐tahun anggaran berikutnya, mencakup : sisa lebih perhitungan
anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA); pencairan dana cadangan;
hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; penerimaan pinjaman
daerah; penerimaan kembali pemberian pinjaman; dan penerimaan piutang
daerah. Kebijakan penerimaan pembiayaan tahun 2014 adalah Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) merupakan sumber
penerimaan pada APBD tahun berikutnya dan rata‐rata SilPA akan
diupayakan seminimal mungkin dengan melaksanakan perencanaan dan
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐27
pelaksanaan anggaran secara konsisten. Penggunan SiLPA terutama
digunakan untuk menutup defisit anggaran setelah dikurangi pengeluaran
pembiayaan.
b. Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima
kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun‐
tahun anggaran berikutnya, mencakup : pembentukan dana cadangan;
penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; pembayaran pokok utang;
dan pemberian pinjaman daerah. Kebijakan pengeluaran pembiayaan tahun
2014 adalah :
1) Meningkatkan performance dan kinerja Perusahaan Umum Milik Daerah
(BUMD) yang bergerak pada sektor pelayanan kebutuhan dasar
masyarakat dalam bentuk penyertaan modal daerah. Penyertaan modal
kepada BUMD (Perusda) dilakukan secara bertahap. Penyertaan modal
diberikan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan diatur dalam
Peraturan Daerah tentang Penyertaan Modal.
2) Pemberian pinjaman daerah diberikan dalam bentuk dana bergulir
kepada masyarakat Kabupaten Bintan.
Berdasarkan perkiraan sumber‐sumber penerimaan pembiayaan,
realisasi pengeluaran pembiayaan, dan proyeksi, arah kebijakan pembiayaan
daerah selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini :
RKPD Kabupaten Bintan 2016 III‐28
Tabel 3.5 Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2011 s.d. Tahun 2016
No. Uraian Jumlah
Realisasi Tahun 2012
Realisasi Tahun 2013
Realisasi Tahun 2014
Proyeksi Tahun 2015
Proyeksi Tahun 2016
3.1 PEERIMAAN PEMBIAYAAN
3.1.1.
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya (SiLPA)
159.520.791.380,90 109.493.535.607,‐ 159.820.098.747
3.1.2.
Pencairan Dana Cadangan
0,‐‐ 0,‐‐ 0,‐‐
3.1.3.
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
1.349.275.258,‐‐ 0,‐‐ 0,‐‐
3.1.4.
Penerimaan Pinjaman Daerah
0,‐‐ 0,‐‐ 0,‐‐
3.1.5.
Penerimaan kembali Pemberian Pinjaman
0,‐‐ 0,‐‐ 0,‐‐
3.1.6.
Penerimaan Piutang Daerah
0,‐‐ 0,‐‐ 0,‐‐
3.1.7.
Pengembalian Pokok Dana Bergulir
1.236.135.000,‐‐ 0,‐‐ 0,‐‐
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
162.106.201.638,90 109.493.535.607,‐ 112.493.535.607,
‐
3.2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN
3.2.1.
Pembentukan Dana Cadangan
0,‐‐ 0,‐‐ 0,‐‐
3.2.2.
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah
4.000.000.000,‐‐ 6.800.000.000,‐ 3.000.000.000,‐
3.2.3.
Pembayaran Pokok Utang
0,‐‐ 0,‐‐ 0,‐‐
3.2.4.
Pemberian Pinjaman Daerah
0,‐‐ 0,‐‐ 0,‐‐
3.2.5.
Pemberian Pinjaman Dana Bergulir
462.000.000,‐‐ 0,‐‐ 0,‐‐
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN
4.462.000.000,‐ 6.800.000.000,‐ 3.000.000.000,‐
JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO
157.644.201.638,90 102.693.535.607,‐ 156.820.098.747,
‐
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐1
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan
Berdasarkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan arah kebijakan
yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Bintan tahun 2010‐2015,
maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis
melalui perumusan tujuan dan sasaran pembangunan daerah.
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan
No. Prioritas Tujuan Sasaran
1 2 4 5
1 Melanjutkan upaya peningkatan sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, berdaya saing, berbudaya serta beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa
Peningkatan kualitas kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat Bintan
Meningkatnya toleransi antar umat beragama yang ditandai dengan tidak adanya kasus perselisihan antar umat beragama
Perluasan kesempatan kerja bagi masyarkat Bintan
Menurunnya angka pengangguran terbuka dari 9,94% menjadi 5,00%
Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat Bintan
Terpenuhinya standar/ketentuan nasional pendidikan anak usia dini serta pendidikan dasar dan pendidikan menengah
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelestarian nilai seni dan budaya daerah
Terlindunginya peninggalan sejarah dan warisan budaya melalui Peraturan Daerah
2 Mewujudkan pembangunan perekonomian daerah yang berbasis pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan.
Pembentukan iklim yang kondusif bagi penanaman modal untuk kegiatan pembangunan di wilayah Kabupaten Bintan sesuai dengan potensi sumberdaya alam dan manusia serta pola tata ruang daerah dan mendorong perkembangannya agar lebih efisien dan mampu bersaing.
Meningkatnya persentase koperasi aktif dari 79,15% menjadi 82,80% serta pertumbuhan rata‐ rata UMKM sebesar 3,77% pertahun
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐2
No. Prioritas Tujuan Sasaran
1 2 4 5
Meningkatnya unit usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebesar 150%
Pengembangan kawasan minapolitan dengan memanfaatkan sumberdaya perikanan dan kelautan secara optimal, adil dan berkelanjutan melalui pengembangan sarana dan prasarana penunjang minapolitan.
Terbentuknya kawasan minapolitan di 3 lokasi yang terletak di Kecamatan Bintan Pesisir, Kecamatan Mantang dan Kecamatan Bintan Timur
3 Melanjutkan pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis.
Pengembangan kawasan pariwisata melalui pengembangan sarana dan prasarana, promosi, pelayanan dengan tetap memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Meningkatnya kontribusi sektor pariwisata dalam PDRB dari 19,76% menjadi 21,61%
Pemanfaatan potensi alam yang ada disertai dengan pemberdayaan pengelolaannya guna pemenuhan kebutuhan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Meningkatnya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dari 5.78% menjadi 8,00% dan Nilai Tukar Petani dari 100,72 % menjadi 105 %
Meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan petani dan nelayan
Meningkatnya rata‐rata pendapatan petani dari Rp1,35 juta menjadi Rp2,17 juta
4 Melanjutkan upaya penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab didukung dengan kepastian hukum dan penegakan HAM.
Peningkatan kualitas aparatur pengawasan, pembinaan akuntabilitas dan kinerja pemerintah daerah dalam usaha pemanfaatan, pengelolaan potensi wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Meningkatnya kualitas pelayanan teknis administratif bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Meningkatnya Kompetensi sumberdaya aparatur dari 40% menjadi 80%
Meningkatnya efektifitas pengelolaan administrasi kepegawaian daerah dari 76,66% menjadi 86,66%
Meningkatnya kinerja aparatur dari 40% menjadi 80%
Meningkatnya Akuntabilitas dan Kinerja pemerintah daerah yang
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐3
No. Prioritas Tujuan Sasaran
1 2 4 5
ditandai dengan opini LAKIP Daerah dari C menjadi A
Meningkatnya penduduk yang memiliki dokumen kependudukan dan catatan sipil dari 64,40% menjadi 85%
Meningkatnya kinerja pemerintah dalam penyelesaian permasalahan di masyarakat dengan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku
Pengembangan kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Kecamatan
Meningkatnya pembinaan masyarakat di kecamatan
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam perencanaan pembangunan kecamatan dari 90% menjadi 100%
Peningkatan fungsi dan peranan lembaga perwakilan rakyat daerah
Meningkatnya produk legislasi daerah yang disahkan dari 63,64% menjadi 100%
Perencanaan pembangunan dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah, Sumberdaya yang ada dan kebutuhan penduduk serta memperhatikan mitigasi bencana. (core)
Meningkatnya kesesuaian muatan perencanaan daerah dengan implementasi nya dari 70% menjadi 90%
Peningkatan kesiapan daerah dalam menghadapi bencana
Meningkatnya kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat dalam penanganan awal bencana
Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
Membaiknya opini laporan keuangan daerah dari WDP menjadi WTP
Peningkatan kemampuan pembiayaan pembangunan daerah
Meningkatnya penerimaan daerah sebesar 60,4% yaitu dari 429,63 miliar menjadi 711,25 miliar
Peningkatan persatuan dan kesatuan bangsa serta nilai‐nilai demokrasi
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum dari 49,4% menjadi 60%
Peningkatan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat Bintan
Menurunnya indeks kriminalitas dari 112 menjadi 105
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐4
No. Prioritas Tujuan Sasaran
1 2 4 5
Peningkatan kualitas arsip dan perpustakaan daerah
Meningkatnya persentase kearsipan daerah dari 5% menjadi 80% dan berkembang nya minat baca masyarakat
Peningkatan kualitas kesehatan Masyarakat Bintan
Terpenuhinya pelayanan kesehatan sesuai standar
Peningkatan kesehatan, kesejahteraan dan ketahanan keluarga
Menurunnya jumlah keluarga pra sejahtera dan sejahtera I dari 23,64% menjadi 22,49%
Peningkatan produksi dan produktivitas serta nilai tambah sektor kelautan dan perikanan
Meningkatnya kontribusi sektor perikanan dalam PDRB sebesar 8 %
Peningkatan kapasitas pelayanan dan pengelolaan perkantoran
Meningkatnya kapasitas pelayanan aparatur sesuai standar
5 Melanjutkan pembangunan yang adil dan merata melalui peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan.
Peningkatan keandalan sistem/jaringan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman Kabupaten Bintan
Meningkatnya kuantitas dan kualitas jaringan jalan, jembatan, dan drainase
Penyediaan energi listik
bagi masyarakat Kabupaten Bintan
Meningkatnya rumah tangga yang terlayani kebutuhan listrik dari 60,38% menjadi 65%
Meningkatnya kuantitas dan
kualitas sarana dan prasarana wilayah
6 Melanjutkan upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan kearifan lokal dan pengarusutamaan gender.
Pengembangan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan potensi sumberdaya alam dengan optimal.
Menurunnya persentase penduduk miskin dari 11% menjadi 8%
Menurunnya persentase penyandang masalah kesejahteraan sosial dari 6,98% menjadi 6,21%
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Bintan
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dari 10% menjadi 11,2%
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐5
No. Prioritas Tujuan Sasaran
1 2 4 5
Peningkatan Peran Serta Perempuan Dalam Pemb. Daerah
Meningkatnya Indeks kesetaraan gender dari 24,45 menjadi 30,1
7 Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Sustainable Development)
Penyusunan dan Penetapan struktur, pemanfaatan dan pengelolaan ruang pesisir dan pulau‐pulau kecil yang berwawasan lingkungan sebagai pedoman pembangunan di wilayah pesisir dan pulau‐pulau kecil yang multisektoral dan terpadu.
Meningkatnya pengelolaan sumber daya kelautan Kabupaten Bintan
Peningkatan kualitas lingkungan hidup di Kab Bintan
Meningkatnya indeks kualitas lingkungan hidup dari 51,65% menjadi 59,79%
Pembentukan Kab. Bintan daerah yang bersih hijau& asri.
Meningkatnya persentase sampah yang ditangani dari 20,50% menjadi 100%
Meningkatnya luas ruang terbuka hijau yang dikelola dari 1.500 M2 menjadi 17.226 M2
Peningkatan kelestarian sumber daya hutan di Kabupaten Bintan
Menurunnya kerusakan hutan lindung dari 1658,8 Ha menjadi 9 Ha
Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam yang sesuai dengan dokumen lingkungan
4.2 Prioritas Pembangunan
Prioritas pembangunan Kabupaten Bintan tahun 2016 masih
menggunakan dasar RPJMD Kabupaten Bintan tahun 2010‐2015 dengan
disesuaikan kebijakan pemerintah pusat yang sudah ada. Oleh karena itu
prioritas pembangunannya disusun sebagai penjabaran operasional dari
Strategi Pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015‐2019 dalam
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐6
upaya melaksanakan Agenda Pembangunan Nasional untuk memenuhi
Nawa Cita, yaitu:
Cita 1 : Menghadirkan kembali negara untuk melindungi
segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh
warga negara;
Cita 2 : Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya;
Cita 3 : Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah‐daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
Cita 4 : Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat, dan terpercaya;
Cita 5 : Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
Cita 6 : Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional;
Cita 7 : Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor‐sektor strategis ekonomi domestik;
Cita 8 : Melakukan revolusi karakter bangsa; dan
Cita 9 : Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah tahun 2016 maka pada
tahun 2016, Pemerintah pusat menetapkan rencana kerja pemerintah
dengan beberapa sasaran pokok dalam rangka mewujudkan nawa cita yang
ada dalam RPJMN tahun 2015‐2019 sebagai berikut :
1. Sasaran Makro;
2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat;
3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan;
4. Sasaran Dimensi Pemerataan;
5. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah;
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐7
6. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.
Sebagai upaya dalam mendukung pelaksanaan RKP Nasional tahun
2016 maka pemerintah Kabupaten Bintan pada tahun 2016 mendukung
pencapaian 6 sasaran pokok pemerintah tersebut melalui program‐program
pembangunan yang ada di RKPD Kabupaten Bintan tahun 2016 ini. Adapun
dukungan program dan anggaran yang akan dilaksanakan selama tahun
2016 oleh Pemerintah Kabupaten Bintan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Jumlah Program Pembangunan dan Anggaran Pemerintah
Kabupaten Bintan dalam Mendukung Sasaran Pokok Nasional Tahun 2016
No. Sasaran Pokok
Nasional Jumlah Program dalam
RKPD 2016 Pagu Anggaran (Rupiah)
1. Sasaran Makro 41 188.852.934.232
2. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat
21 40.601.841.465
3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan
26 18.094.463.392
4. Sasaran Dimensi Pemerataan
8 7.902.050.000
5. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah
12 14.512.807.350
6. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
21 49.129.558.613
Dalam rangka singkronisasi dan menjembatani masa transisi dalam
mewujudkan visi dan misi RPJMD tahun 2010 – 2015 dan menuju
pelaksanaan RPJMD tahun 2016‐2020 yang baru maka dalam rencana
pembangunan di Kabupaten Bintan pada tahun 2016 tetap melaksanakan
dalam kerangka konsep Pro Growth, Pro Job, Pro Poor, dan Pro Environment
yang memiliki indikator pencapaian kinerja yang jelas dalam rangka
mendukung pencapaian visi dan misi RPJMD Kabupaten Bintan. Hal ini juga
disejalankan dengan strategi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐8
Tabel 4.3 Arah Kebijakan dan Strategi terkait Pro Growth, Pro Job, Pro Poor, dan
Pro Environment
No. Kebijakan Strategi
1 Pertumbuhan ekonomi (Pro Growth)
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, - Meningkatkan daya saing investasi di sektor industri
kelautan, industri kecil menengah, pertanian dan pariwisata
2 Pengurangan Pengangguran (Pro Job)
- Pelaksanaan pelatihan‐pelatihan kerja - Pengembangan sekolah kejuruan - Penyaluran bantuan permodalan - Pengembangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)
3 Pengurangan Kemiskinan (Pro Poor)
Pelaksanaan Program Pengentasan Kemiskinan melalui Hibah, dengan Program/Kegiatan antara lain: Program Pemenuhan Hak‐Hak Dasar Penduduk Miskin/ Desa tertinggal: ‐ Pemberian makanan tambahan balita/anak sekolah, Ibu
hamil ‐ Perawatan kasus gizi ‐ Pelayanan kesehatan melalui (Jamkesda). ‐ Pembangunan / rehabilitasi Posyandu, Pustu. ‐ Pemberian beasiswa bagi siswa SLTA dan mahasiswa Program Rumah Layak Huni : ‐ Rehabilitasi rumah tidak layak huni termasuk fasilitas
jamban keluarga, ‐ Penyediaan sarana/sumber air bersih. ‐ Penyediaan Listrik Rumah Program Pembinaan Unit Usaha Penduduk Miskin/Desa tertinggal : ‐ Kegiatan menumbuh kembangkan kelompok usaha bersama
, KUKM diutamakan kepada Ibu‐Ibu/Perempuan ‐ Kegiatan menumbuh kembangkan usaha tani ‐ Kegiatan menumbuh kembangkan usaha nelayan
4
Kebijakan Berwawasan Lingkungan (Pro Environment)
- Meningkatkan daya tampung lingkungan untuk mendukung pembangunan
- Memelihara kelestarian lingkungan sekitarnya - Pemanfaatan ruang sesuai tata ruang
Selain itu dalam rangka menjaga sinergitas dengan perencanaan
pembangunan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten maka dalam
menyusun prioritas pembangunan Kabupaten BIntan tahun 2016 juga
memperhatikan prioritas pembangunan yang diprogramkan oleh
pemerintah Provinsi Kepulauan Riau untuk tahun 2016 yaitu meliputi :
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐9
1. Pengembangan industri pengolahan perikanan dan kelautan serta
pariwisata secara berkelanjutan guna mendukung sektor
kemaritiman.
2. Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, serta kemandirian
dan ketahanan pangan masyarakat.
3. Peningkatan konektivitas antar wilayah dan antar pulau serta sarana
dan prasarana dasar masyarakat.
4. Peningkatan kualitas lingkungan hidup & kehutanan, mitigasi bencana
alam dan perubahan iklim.
5. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan kesejahteraan
masyarakat yang berkeadilan dan berbudaya.
6. Peningkatan kualitas pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan
yang baik.
Tabel 4.4 Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2016 Menurut RPJMD
dan RKPD 2016
No. Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2016 Menurut RPJMD
Prioritas Pembangunan Daerah di RKPD 2016
Alokasi Anggaran (Rp)
1 Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sehat, berdaya saing, berbudaya serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sehat, berdaya saing, berbudaya serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
8.245.659.571
2 Pembangunan perekonomian daerah yang berbasis pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan
Pembangunan perekonomian daerah yang berbasis pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan
40.601.841.465
3 Pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis.
Pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis.
9.848.803.821
4 Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab didukung dengan kepastian
Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab didukung dengan kepastian hukum dan penegakan HAM.
161.243.938.052
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐10
No. Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2016 Menurut RPJMD
Prioritas Pembangunan Daerah di RKPD 2016
Alokasi Anggaran (Rp)
hukum dan penegakan HAM.
5 Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan.
Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan.
76.738.554.793
6 Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan kearifan lokal dan pengarusutamaan gender.
Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan kearifan lokal dan pengarusutamaan gender.
7.902.050.000
7 Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Sustainable Development).
Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Sustainable Development).
14.512.807.350
TOTAL 319.093.655.052
Selanjutnya, rincian alokasi anggaran berdasarkan prioritas pembangunan,
program, urusan, dan organisasi perangkat daerah disajikan sebagai berikut :
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐11
Prioritas 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sehat, berdaya saing, berbudaya serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
1 Program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak‐Kanak
Pendidikan Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 130,000,000
2 Program Pendidikan Dasar (Wajib Belajar 9 Tahun) Pendidikan Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 400,000,000
3 Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan PrasaranaPendidikan Lain
Pendidikan Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 41,435,696,000
Dinas Pekerjaan Umum 4,836,350,000
4 Program Pendidikan Menengah Pendidikan Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 250,000,000
5 Program Pembentukan Sekolah Menegah Kejuruan/Pendidikan Tinggi Penunjang Sektor‐Sektor Unggulan
Pendidikan Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 30,000,000
6 Program Kejar Paket Pendidikan Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 50,000,000
7 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 1,331,000,000
8 Program Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan Dinas Kesehatan 9,339,848,974
Rumah Sakit Umum Daerah 5,000,000,000
9 Program Peningkatan Gizi dan Kesehatan Keluarga Kesehatan Dinas Kesehatan 3,193,280,410
10 Program Pengendalian Penyakit Kesehatan Dinas Kesehatan 980,255,833
11 Program Penyehatan Lingkungan Kesehatan Dinas Kesehatan 292,129,286
12 Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan Kesehatan Dinas Kesehatan 6,447,227,222
Rumah Sakit Umum Daerah 1,851,102,000
Dinas Pekerjaan Umum 1,070,000,000
13 Program pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat miskin
Kesehatan Dinas Kesehatan 3,000,000,000
14 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kesehatan Dinas Kesehatan 632,650,770
15 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kesehatan Dinas Kesehatan 6,670,008,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐12
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
16 Program Pengawasan dan Pembinaan Peredaran sediaan Farmasi dan Makanan
Kesehatan Dinas Kesehatan 105,821,362
17 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kesehatan Dinas Kesehatan 423,723,622
18 Program Manajemen Kesehatan Kesehatan Dinas Kesehatan 664,323,870
19 Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja 205,500,000
20 Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja 938,155,000
21 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja 1,056,226,950
22 Program Peningkatan Kompetensi dan Produktifitas Tenaga Kerja Ketenagakerjaan Dinas Tenaga Kerja 450,000,000
23 Program Peningkatan Wirausaha dan UKM
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan
585,000,000
24 Program Kesejahteraan, Kepurbakalaan dan Permeseuman Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 250,000,000
25 Program Pelayanan Kepemudaan
Kepemudaan dan Olahraga
Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 1,000,000,000
26 Program Pembinaan dan Pengembangan Olah Raga
Kepemudaan dan Olahraga
Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 500,000,000
27
Program Peningkatan Pengetahuan Keagamaan
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat Daerah 6,430,000,000
28
Program Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
175,000,000
Sekretariat Daerah 270,000,000
Jumlah 99,993,299,299
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐13
Prioritas 2. Pembangunan perekonomian daerah yang berbasis pada pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
1 Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 279,000,000
2 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 448,121,762
3 Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 1,195,000,000
4 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 903,124,000
5 Program Pengawasan dan Pengendalian Investasi
Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 205,000,000
6 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 494,000,000
7 Program Pelayanan Perizinan Non Investasi
Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 50,000,000
8 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 50,000,000
9 Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 554,005,609
10 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 9,087,553,809
11 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Budidaya Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 3,904,636,191
12 Program Pengawasan Sumber daya Kelautan dan Perikanan Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 75,000,000
13 Program Pengembangan dan Pengamanan Perdagangan Dalam Negeri
Perdagangan Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 770,000,000
Jumlah 18,015,441,371
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐14
Prioritas 3. Pengembangan potensi pariwisata dan agribisnis.
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
1 Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani
Ketahanan Pangan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 526,000,000
2 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat
Ketahanan Pangan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 435,000,000
3 Program Pengembangan dan Penyuluhan Petani dan Nelayan
Ketahanan Pangan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 531,000,000
4 Program Peningkatan Penerapan Teknologi, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Ketahanan Pangan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 240,000,000
5 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan 422,500,000
6 Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan 810,000,000
7 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan 847,900,000
8 Program Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat Utuh dan Halal
Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan 34,100,000
9 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan 270,000,000
10 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Pertanian Dinas Pertanian dan Kehutanan 640,000,000
11 Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 710,000,000
12 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 5,056,803,821
13 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 150,000,000
Jumlah 10,673,303,821
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐15
Prioritas 4. Penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik (good governance), demokratis dan bertanggung jawab didukung dengan kepastian hukum dan penegakan HAM.
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 19,932,999,999
Dinas Kesehatan 5,114,267,980
Rumah Sakit Umum Daerah 4,561,119,722
Dinas Pekerjaan Umum 1,770,369,811
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1,507,297,700
Dinas Perhubungan 1,205,944,000
Badan Lingkungan Hidup 665,360,000
Dinas Kebersihan dan Pertamanan 2,957,445,000
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 719,143,750
Dinas Sosial 627,799,966
Dinas Tenaga Kerja 617,961,900
Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 1,020,866,000
Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 1,295,521,911
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 1,855,340,700
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 849,820,000
Satuan Polisi Pamong Praja 988,179,050
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐16
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
Badan Penanggulangan Bencana Daerah 1,311,427,521
Sekretariat Daerah 8,576,232,000
Sekretariat DPRD 3,246,559,984
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 5,835,300,000
Badan Kepegawaian Daerah 860,808,614
Inspektorat Daerah 575,114,666
Kecamatan Bintan Timur 1,494,002,100
Kecamatan Gunung Kijang 918,630,000
Kecamatan Teluk Bintan 850,649,000
Kecamatan Bintan Utara 861,910,000
Kecamatan Teluk Sebong 766,370,700
Kecamatan Tambelan 652,100,000
Kecamatan Seri Kuala Lobam 545,110,000
Kecamatan Toapaya 724,218,000
Kecamatan Bintan Pesisir 542,440,000
Kecamatan Mantang 836,640,000
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 1,068,105,954
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 1,052,514,973
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 410,300,000
Dinas Pertanian dan Kehutanan 1,085,235,128
Dinas Pertambangan dan Energi 1,307,320,000
Dinas Kelautan dan Perikanan 1,838,501,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐17
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur - Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 395,000,000
Dinas Kesehatan 1,004,356,000
Dinas Pekerjaan Umum 691,990,000
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 566,239,000
Dinas Perhubungan 575,255,991
Badan Lingkungan Hidup 205,522,600
Dinas Kebersihan dan Pertamanan 560,757,705
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 108,039,600
Dinas Sosial 491,802,000
Dinas Tenaga Kerja 188,211,161
Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 247,058,000
Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 130,000,000
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 688,537,700
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 264,387,016
Satuan Polisi Pamong Praja 218,000,000
Badan Penanggulangan Bencana Daerah 330,000,000
Sekretariat Daerah 4,199,868,000
Sekretariat DPRD 2,317,952,285
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 5,428,661,359
Badan Kepegawaian Daerah 331,000,000
Inspektorat Daerah 113,000,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐18
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
Kecamatan Bintan Timur 182,981,600
Kecamatan Gunung Kijang 138,175,600
Kecamatan Teluk Bintan 291,000,000
Kecamatan Bintan Utara 424,050,000
Kecamatan Teluk Sebong 288,675,600
Kecamatan Tambelan 158,660,000
Kecamatan Seri Kuala Lobam 159,000,000
Kecamatan Toapaya 1,086,597,000
Kecamatan Bintan Pesisir 293,458,600
Kecamatan Mantang 396,300,000
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 286,950,000
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 1,565,124,571
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 229,600,000
Dinas Pertanian dan Kehutanan 360,000,000
Dinas Pertambangan dan Energi 250,000,000
Dinas Kelautan dan Perikanan 749,914,000
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur - Dinas Pekerjaan Umum 73,828,000
Dinas Perhubungan 108,475,000
Dinas Kebersihan dan Pertamanan 18,135,000
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 47,167,500
Dinas Tenaga Kerja 31,777,500
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 95,120,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐19
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 31,450,000
Badan Penanggulangan Bencana Daerah 37,835,000
Sekretariat Daerah 305,900,000
Sekretariat DPRD 308,339,775
Kecamatan Bintan Timur 37,410,000
Kecamatan Gunung Kijang 13,600,000
Kecamatan Teluk Bintan 17,000,000
Kecamatan Bintan Utara 27,850,000
Kecamatan Tambelan 15,950,000
Kecamatan Bintan Pesisir 16,030,000
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 18,000,000
Dinas Pertambangan dan Energi 57,498,000
Dinas Kelautan dan Perikanan 70,750,000
4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur - Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 50,000,000
Dinas Kesehatan 150,000,000
Dinas Pekerjaan Umum 150,000,000
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 190,000,000
Dinas Perhubungan 152,500,000
Badan Lingkungan Hidup 150,000,000
Dinas Kebersihan dan Pertamanan 254,680,000
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 30,000,000
Dinas Sosial 27,000,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐20
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
Dinas Tenaga Kerja 89,500,000
Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 20,000,000
Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 60,000,000
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 70,000,000
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 160,000,000
Satuan Polisi Pamong Praja 130,000,000
Badan Penanggulangan Bencana Daerah 195,000,000
Sekretariat Daerah 640,950,000
Sekretariat DPRD 295,368,000
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 488,530,000
Badan Kepegawaian Daerah 100,000,000
Inspektorat Daerah 110,000,000
Kecamatan Bintan Timur 15,000,000
Kecamatan Gunung Kijang 8,000,000
Kecamatan Teluk Bintan 15,000,000
Kecamatan Bintan Utara 30,450,000
Kecamatan Teluk Sebong 40,000,000
Kecamatan Tambelan 8,000,000
Kecamatan Seri Kuala Lobam 9,000,000
Kecamatan Toapaya 12,250,000
Kecamatan Bintan Pesisir 15,000,000
Kecamatan Mantang 15,000,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐21
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 150,000,000
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 70,000,000
Dinas Pertanian dan Kehutanan 20,000,000
Dinas Pertambangan dan Energi 200,000,000
Dinas Kelautan dan Perikanan 100,000,000
5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
- Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 100,000,000
Dinas Kesehatan 117,060,000
Dinas Pekerjaan Umum 200,000,000
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 100,000,000
Dinas Perhubungan 100,000,000
Badan Lingkungan Hidup 75,000,000
Dinas Kebersihan dan Pertamanan 130,000,000
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 100,000,000
Dinas Sosial 75,000,000
Dinas Tenaga Kerja 64,500,000
Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan 90,000,000
Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 100,000,000
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 100,000,000
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 100,000,000
Satuan Polisi Pamong Praja 80,000,000
Badan Penanggulangan Bencana Daerah 75,000,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐22
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
Sekretariat Daerah 105,000,000
Sekretariat DPRD 88,140,900
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 97,000,000
Badan Kepegawaian Daerah 100,000,000
Inspektorat Daerah 75,000,000
Kecamatan Bintan Timur 62,000,000
Kecamatan Gunung Kijang 50,000,000
Kecamatan Teluk Bintan 50,000,000
Kecamatan Bintan Utara 50,000,000
Kecamatan Teluk Sebong 60,000,000
Kecamatan Tambelan 50,000,000
Kecamatan Seri Kuala Lobam 50,000,000
Kecamatan Toapaya 50,000,000
Kecamatan Bintan Pesisir 50,000,000
Kecamatan Mantang 50,000,000
Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 75,000,000
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 61,000,000
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 70,000,000
Dinas Pertanian dan Kehutanan 90,000,000
Dinas Pertambangan dan Energi 100,000,000
Dinas Kelautan dan Perikanan 160,000,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐23
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
6 Program Pengembangan Data dan Informasi Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 324,000,000
7 Program Perencanaan Tata Ruang Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 700,000,000
8 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 555,000,000
9 Program Inventarisasi SDA Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 400,000,000
10 Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 737,379,270
11 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 518,471,600
12 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1,766,000,000
13 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 1,664,215,500
14 Program Penataan Administrasi Kependudukan Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 1,045,347,800
15 Program Pengawasan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 76,109,416
16 Program Penanggulangan Bencana Sosial Badan Penanggulangan Bencana Daerah 513,000,000
17 Program Mitigasi Bencana Sosial Dinas Sosial 110,000,000
Badan Penanggulangan Bencana Daerah 845,000,000
18 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 210,000,000
19 Program Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat 905,704,500
20 Program Penataan, Ketatalaksanaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat Daerah 1,030,000,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐24
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
21 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat Daerah 280,000,000
22 Program Pendidikan Kedinasan
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Badan Kepegawaian Daerah 1,330,000,000
23 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Badan Kepegawaian Daerah 1,286,545,000
24 Program Peningkatan Administrasi dan Mutasi Kepegawaian Daerah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Badan Kepegawaian Daerah 1,070,000,000
25 Program Pengawasan dan Pengendalian Internal dan Eksternal
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Inspektorat Daerah 680,000,000
26 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat Daerah 50,000,000
Inspektorat Daerah 255,000,000
27 Program Pembinaan dan Pengawasan serta Peningkatan Akuntabilitas Pembangunan Daerah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Inspektorat Daerah 705,000,000
28 Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat Daerah 875,000,000
29 Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat Daerah 755,000,000
Sekretariat DPRD 417,020,000
30 Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat Daerah 1,000,000,000
31 Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat Daerah 233,000,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐25
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
32 Program Peningkatan Administrasi Pembangunan Daerah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat Daerah 645,000,000
33 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik dan Keprotokolan
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat Daerah 3,416,624,827
34 Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat Daerah 120,000,000
Kecamatan Bintan Timur 1,072,334,000
Kecamatan Gunung Kijang 714,761,400
Kecamatan Teluk Bintan 460,500,000
Kecamatan Bintan Utara 1,441,037,000
Kecamatan Teluk Sebong 418,424,700
Kecamatan Tambelan 474,815,000
Kecamatan Seri Kuala Lobam 732,500,000
Kecamatan Toapaya 431,204,000
Kecamatan Bintan Pesisir 455,806,400
Kecamatan Mantang 512,677,000
35 Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Kecamatan Bintan Timur 52,364,300
Kecamatan Gunung Kijang 30,000,000
Kecamatan Teluk Bintan 35,000,000
Kecamatan Bintan Utara 28,000,000
Kecamatan Teluk Sebong 32,550,000
Kecamatan Tambelan 45,000,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐26
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
Kecamatan Seri Kuala Lobam 30,000,000
Kecamatan Toapaya 28,000,000
Kecamatan Bintan Pesisir 35,000,000
Kecamatan Mantang 35,000,000
36 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat DPRD 10,538,301,400
37 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 3,984,395,000
38 Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kabupaten/Kota
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Sekretariat Daerah 150,000,000
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 77,600,000
39 Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Daerah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 2,656,900,000
40 Program Manajemen Aset Daerah
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah 1,669,100,000
41 Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Satuan Polisi Pamong Praja 347,000,000
42 Program Penegakan Peraturan Daerah dan Pengembangan Kapasitas Pol PP
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Satuan Polisi Pamong Praja 655,000,000
43 Program Pembinaan Potensi Ketahanan dan Perlindungan Masyarakat
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Satuan Polisi Pamong Praja 205,000,000
44 Program Penyelenggaraan Kearsipan Daerah Kearsipan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 117,078,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐27
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
45 Program Pengembangan Perpustakaan Kearsipan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 627,513,000
Jumlah 168,279,376,305
Prioritas 5. Peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana yang menunjang perkembangan di seluruh wilayah Kabupaten Bintan.
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
1 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 44,400,600,000
2 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 5,100,000,000
3 Program Pembangunan Drainase dan Gorong-Gorong Jalan Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 3,857,750,000
4 Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 2,380,000,000
5 Program Peningkatan Kapasitas Bidang Kepekerjaan Umum
Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 530,000,000
6 Program Pembangunan dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Umum/Sosial Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 5,967,775,000
7 Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pemerintahan
Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 582,500,000
8 Program Pengendalian Banjir Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 1,362,536,500
9 Program Peningkatan Prasarana Penerangan Jalan Umum Perumahan Dinas Kebersihan dan Pertamanan 2,003,890,000
10 Program Penyehatan Lingkungan Permukiman
Perumahan Dinas Pekerjaan Umum 2,718,750,000
11 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perumahan dan Permukiman
Perumahan Dinas Pekerjaan Umum 19,676,200,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐28
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
12 Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas
Perhubungan Dinas Perhubungan 2,928,230,000
13 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Perhubungan Dinas Perhubungan 1,729,085,000
14 Program Peningkatan Perencanaan Teknis dan Kebijakan Bidang Perhubungan
Perhubungan Dinas Perhubungan 464,750,000
15 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
Perhubungan Dinas Perhubungan 850,090,000
16 Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pos dan Telekomunikasi
Perhubungan Dinas Perhubungan 75,000,000
17 Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan
Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Pertambangan dan Energi 5,076,133,233
Jumlah 99,703,289,733
Prioritas 6.
Pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dengan mengedepankan kearifan lokal dan pengarusutamaan gender.
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
1 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 452,000,000
2 Program Keluarga Berencana Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 207,000,000
3 Program Ketahanan Pemberdayaan Keluarga
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 329,150,000
4 Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Sosial Dinas Sosial 1,270,500,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐29
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
5 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Sosial Dinas Sosial 690,000,000
6 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Sosial Dinas Sosial 225,400,000
7 Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Sosial Dinas Sosial 670,600,000
8 Program Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana 3,471,875,429
Jumlah 7,316,525,429
Prioritas 7. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Sustainable Development).
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
1 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya dan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup 75,000,000
2 Program Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup 396,187,767
3 Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup 206,700,000
4 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup 1,760,027,000
5 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup 309,500,000
Dinas Kebersihan dan Pertamanan 8,483,160,000
6 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Lingkungan Hidup Dinas Kebersihan dan Pertamanan 3,421,040,250
7 Program Konservasi, Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan 1,620,285,000
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐30
No Program Bidang Urusan SKPD Anggaran
1 2 3 4 5
8 Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS)
Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan 154,215,000
9 Program Inventarisasi dan Pemetaan Sumber Daya Hutan Kehutanan Dinas Pertanian dan Kehutanan 150,000,000
10 Program Pembinaan Usaha Pertambangan Umum dan Sumberdaya Mineral
Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Pertambangan dan Energi 920,000,000
11 Program Pembinaan dan Pengawasan Distribusi Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi
Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Pertambangan dan Energi 100,000,000
12 Program Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 1,102,752,900
13 Program Penataan Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kelautan dan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan 2,000,000,000
Jumlah 20,698,867,917
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐31
4.3 Penjelasan Program Pembangunan Daerah Tahun 2016
Salah satu prioritas pembangunan Kabupaten Bintan pada tahun
2016 sebelum adanya RPJMD dari Kepala Daerah yang baru adalah
menuntaskan program pembangunan yang diamanatkan di dalam RPJMD
Kabupaten Bintan tahun 2010‐2015. Berikut ini adalah Program
pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun 2016 dengan target
capaian dan SKPD penanggungjawab sesuai yang diamanatkan dalam
RPJMD Kabupaten Bintan tahun 2010‐2015.
Tabel 4.5 Program Pembangunan dan Target Capaian tahun 2016
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
1 01 Pendidikan
1 01 01 Program Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Taman Kanak‐Kanak
Disdikpora
APK PAUD 34.5
Rasio guru murid PAUD 1 : 9
1 01 02 Program Pendidikan Dasar (Wajib Belajar 9 Tahun)
Disdikpora
Indeks Pendidikan 83,35
Angka Rata‐rata Lama Sekolah (RLS) 8,31
Angka partisipasi sekolah (Pendidikan Dasar) 99.6
Rasio anak perempuan terhadap terhadap anak laki‐laki ditingkat pendidikan dasar, lanjutan dan tinggi yang diukur dari angka partisipasi murni anak perempuan terhadap anak laki‐laki
95.5
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 105.00
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 93.25
Angka pendidikan yang ditamatkan SD/MI/Paket A
25.00
Angka pendidikan yang ditamatkan SMP/MTs/Paket B
22.00
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 94.00
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 67.50
1 01 03 Program Penyediaan dan Pemberdayaan Sekolah dan Prasarana Pendidikan Lain
Disdikpora
Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah dasar per 10.000 penduduk (Pendidikan Dasar)
62.00
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐32
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Persentase SD‐SMP yang memiliki komputer yang bisa digunakan siswa untuk akses internet melalui komputer
78
1 01 04 Program Penyesuaian dan Pemberdayaan Jumlah Guru
Disdikpora
Rasio guru per murid SD/MI (Pendidikan Dasar) 1:13
Rasio guru per murid SLTP (Pendidikan Dasar) 1:12
Rasio guru per rombel di SD/MI 1: 1,59
1 01 05 Program Pendidikan Menengah Disdikpora
Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah menengah per 10.000 penduduk (Pendidikan Menengah)
28.00
Rasio guru per murid SLTA (Pendidikan Menengah)
1 : 11
Rasio guru terhadap murid per kelas rata‐rata (Pendidikan Menengah)
0.31
Angka partisipasi sekolah (Pendidikan Menengah) 45.50
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C
80.97
Angka pendidikan yang ditamatkan SMA/SMK/MA/Paket C
33.00
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/ Paket C
70.00
1 01 06 Program Pembentukan Sekolah Menengah Kejuruan / Pendidikan Tinggi Penunjang Sektor‐Sektor Unggulan
Disdikpora
Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Kelautan dan Perikanan
1
Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Pelayaran 1
Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Pariwisata 1
Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Perhotelan 1
Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Mesin 1
1 01 07 Program Kejar Paket Disdikpora
Angka Melek Huruf (AMH) 99.50
Rasio melek huruf perempuan terhadap laki‐laki usia 15‐24 tahun yang diukur melalui angka melek huruf
103
1 01 08 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Disdikpora
Total guru bersertifikat profesi sesuai dengan kuota
884
Persentase total guru bersertifikat profesi dari kuota yang tersedia
100
Persentase guru TK bersertifikat profesi 0.79
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐33
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Persentase guru SD bersertifikat profesi 70.36
Persentase guru SLTP bersertifikat profesi 17.31
Persentase guru SLTA dan SMK bersertifikat profesi
11.54
Persentase pengawas bersertifikat profesi 0
Persentase Kelayakan Guru Mengajar SD 100
Persentase Kelayakan Guru Mengajar SMP 100
Persentase Kelayakan Guru Mengajar SLTA 100
Angka kelulusan SD 100
Angka kelulusan SLTP 100
Angka kelulusan SLTA 99.74
Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D‐IV 47
1 17 Kepemudaan dan Olahraga
1 17 01 Program Pelayanan Kepemudaan Disdikpora
Jumlah organisasi pemuda 114
Jumlah kegiatan kepemudaan 24
1 17 02 Program Pembinaan dan Pengembangan Olah Raga
Disdikpora
Jumlah klub olahraga 381
Jumlah gedung olahraga 15
Jumlah organisasi olahraga 221
Jumlah kegiatan olahraga 15
Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) 11
Lapangan olahraga 23
1 02 Kesehatan
1 02 01 Program Upaya Kesehatan Masyarakat Dinkes
Angka indeks kesehatan 75,30
Angka Usia Harapan Hidup 70.50
1 02 02 Program Peningkatan Gizi dan Kesehatan Keluarga
Dinkes
Angka Kelangsungan Hidup Bayi 99.60
Persentase balita gizi buruk < 1
Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup
<100
Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
>95.00
Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup 3
Persentase balita gizi kurang <5
Persentase anak balita yang pendek (stunting) <32
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100
Cakupan kunjungan bayi 116
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐34
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani.
80
Angka kematian balita 3
Cakupan pelayanan Ibu Nifas 90.00
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4. 100.00
Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 90.00
Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani
80.00
Persentase anak di bawah satu tahun yang diimunisasi campak
100.00
Anak usia 12‐23 bulan yang diimunisasi campak 100.00
1 02 03 Program Pengendalian Penyakit Dinkes
Persentase desa/kel yang terkena KLB dilaksanakan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
100
Persentase desa yang mencapai UCI 100
Angka penemuan kasus malaria per 1000 penduduk (API)
<1
Persentase kasus TB paru (BTA positif) yang ditangani
100
Persentase kasus DBD yang ditangani 100
Persentase kasus Diare yang ditangani 100
Persentase kasus Pneumonia yang ditangani 100
Persentase pelayanan di klinik IMS dan HIV/AIDS 100
Prevalensi malaria dan angka kematiannya 35 / 0
Angka penemuan penderita tuberkulosis BTA positif baru.
50.00
Prevalensi tuberkulosis dan angka kematian penderita tuberkulosis dengan sebab apa pun selama pengobatan OAT per 100.000 penduduk
95,2 / 1,7
Prevalensi HIV/AIDS 52.00
1 02 04 Program Penyehatan Lingkungan Dinkes
Persentase rumah sehat 80
Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat
>80
Persentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan
80
Persentase tempat‐tempat umum sehat 85
Persentase penyakit berbasis lingkungan 30
Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih
93.00
1 02 05 Program Peningkatan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Dinkes
Rasio Posyandu per 1000 balita 14.00
Posyandu aktif 75.00
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐35
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu per 100.000 penduduk
65.70
Rasio rumah sakit per 100.000 penduduk 1,41
Cakupan puskesmas 120%
Cakupan pembantu puskesmas 95.00
1 02 06 Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan
Dinkes
Rasio dokter per 100.000 penduduk 69
Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk 10
Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk 21
Rasio Perawat per 100.000 penduduk 126
Rasio Bidan per 100.000 penduduk 112
Jumlah bidan yang mendapatkan sertifikat Asuhan Persalinan Normal (APN)
87
1 02 07 Program Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan bagi Masyarakat Miskin
Dinkes
Jumlah pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi masyarakat miskin
783
Jumlah pelayanan kesehatan rujukan bagi Usia Lanjut (USILA)
100
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
95.00
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6‐24 bulan keluarga miskin
100.00
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota.
100.00
1 02 08 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Dinkes
Persentase Desa yang melaksanakan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
85
Persentase SD/MI yang melaksanakan penjaringan/ pemeriksaan kesehatan
>95
Persentase Desa Siaga Aktif >80
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100.00
1 02 09 Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dinkes
Ketersediaan obat per kapita per tahun di sarana pelayanan kesehatan dasar
20.000
Persentase penggunaan obat rasional di sarana pelayanan kesehatan
100
Persentase puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar
100
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐36
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
1 02 10 Program Pengawasan dan Pembinaan Peredaran Sediaan Farmasi dan Makanan
Dinkes
Persentase sarana distribusi/ produksi dan penjualan obat/obat tradisional yang diawasi
80
1 02 11 Program Manajemen Kesehatan Dinkes
Jumlah puskesmas yang melaksanakan jaminan mutu (ISO)
5
1 03 Pekerjaan Umum
1 03 01 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PU
Persentase tingkat kemantapan jalan 95
Panjang jalan tanah yang dibangun (Lintas Timur dan Jalan Strategis Lainnya)
26.5
Panjang jalan aspal dibangun dan ditingkatkan 63.05
Jumlah jembatan yang dibangun 4
Jumlah penggantian jembatan 4
Panjang jalan dilalui roda 4 443,75
Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )
240
1 03 02 Program Rehabilitasi / Pemeliharan Jalan dan Jembatan
Dinas PU
Panjang jaringan jalan yang dipelihara 252.4
Jumlah jembatan yang dipelihara 14
1 03 03 Program Pembangunan Drainase dan Gorong‐Gorong Jalan
Dinas PU
Persentase drainase jalan yang terbangun 12.50
1 03 04 Program Penyehatan Lingkungan Permukiman Dinas PU
Jumlah panjang saluran drainase permukiman yang dibangun
12.50
1 03 05 Program Pengembangan Sarana Prasarana Perumahan dan Permukiman
Dinas PU
Persentase kawasan pemukiman yang tertata (Total 40 Ha)
50
1 03 06 Program Pengendalian Banjir Dinas PU
Persentase penanganan abrasi pantai (Total 2.900M)
100
1 03 07 Program Peningkatan Perencanaan Teknis Dinas PU
Persentase Dokumen Perencanaan teknis dihasilkan (Total 81 Dokumen)
100
Jumlah kebijakan dan regulasi bidang pekerjaan umum yang disusun
6
1 03 08 Program Pembangunan dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Umum/Sosial
Dinas PU
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐37
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Jumlah sarana fasilitas umum dan sosial yang dibangun dan ditingkatkan
22
1 03 09 Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pemerintahan
Dinas PU
Jumlah Prasarana dan sarana aparatur yang dibangun
23
1 03 10 Program Pembangunan Sarana Kantor Pemerintahan Ibukota
Dinas PU
Persentase gedung pemerintahan yang dibangun 95
Jumlah sarana penunjang perkantoran 10/10
1 03 11 Program Pembangunan Infrastruktur Pusat Pemerintahan
Dinas PU
Jumlah panjang jaringan jalan 443,75
Jumlah jembatan pusat pemerintahan ibukota 1
Jumlah panjang normalisasi saluran/ sungai 2400
Jumlah panjang saluran drainase pusat pemerintahan
10,600
Jumlah sarana air minum pusat pemerintahan 1
Jumlah jaringan utilitas pusat pemerintah 3,280
1 03 12 Program Peningkatan Kapasitas Bidang Kepekerjaan Umum
Dinas PU
Kapasitas peralatan bidang kepekerjaan umum 85
Kualitas pengujian bidang kepekerjaan umum 85
1 03 13 Program Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pasca Bencana Daerah
Dinas PU
Persentase Rekonstruksi Sarana Prasarana Bidang Sosial dan Ekonomi
40
Persentase Rehabilitasi Sarana Prasarana Bidang Sosial dan Ekonomi
40
1 04 Perumahan
1 04 01 Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah
Dinas PU
Proporsi cakupan pelayanan perusahaan daerah air minum
0,56
Persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih
90.00
Persentase rumah tinggal bersanitasi 77.00
Jumlah Sambungan Rumah (SR) perdesaan yang terpasang
1576
Jumlah Sambungan Rumah (SR) perkotaan yang terpasang
1800
1 05 Penataan Ruang
1 05 02 Program Perencanaan Tata Ruang Bappeda
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐38
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Jumlah Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)
1
Jumlah Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) 7
Luas wilayah produktif 36
Luas wilayah industri 43
Luas wilayah kebanjiran 0,04
Luas wilayah kekeringan 0
Luas wilayah perkotaan 22
1 05 03 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Bappeda
Tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang di kawasan strategis dan Kecamatan
75
Persentase rekomendasi perizinan yang memanfaatkan kesesuaian lahan
75
Tingkat Kesesuaian Pemanfaatan Ruang (Ketaatan terhadap RTRW)
85
1 06 Perencanaan Pembangunan
1 06 01 Program Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan SDA
Bappeda
Jumlah Fasilitasi Perdes yang diterbitkan 4
Frekuensi Pemantauan, Evaluasi dan Penilaian Pertambangan Umum
21
1 06 02 Program Inventarisasi SDA Bappeda
Jumlah Database SDA yang tersedia 5
1 06 03 Program Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Bappeda
Tingkat kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan dilapangan
100
Persentase hasil capaian output program kegiatan
100
Tingkat validasi laporan bulanan SKPD 100
Opini terhadap Laporan Masa Jabatan Bupati Diterima
1 06 04 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
Bappeda
Jumlah tenaga perencana yang terlatih 472
1 06 05 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bawahan
Bappeda
Persentase desa yang menyelesaikan Dokumen RPJMDes
100
Jumlah Alokasi Dana Desa (DAU Desa) 11,0
Jumlah DAK Desa dan Kelurahan 10,0
Persentase Prasarana aparatur pemerintahan dan publik yang dipetakan
95
Persentase pertumbuhan Pendapatan Desa terhadap DAU Desa
100
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐39
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Kebijakan pengelolaan PAD desa dan sumber keuangan Desa
1
Tingkat kesesuaian perencanaan ADD dengan pelaksanaan di lapangan
100
1 06 06 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA
Ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan RPJMD yg telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA
Ada
Tersedianya Dokumen Perencanaan RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA
Ada
Penjabaran Program RPJMD ke dalam RKPD 90
Partisipasi masyarakat dalam Musrenbang Kecamatan
100
Partisipasi SKPD dalam Forum SKPD 100
Partisipasi masyarakat dan SKPD dalam Musrenbang Kabupaten
100
Persentase kesesuaian usulan rencana pembangunan dengan kondisi eksisting
100
Persentase SKPD yang menyusun Rencana Strategis
100
1 06 07 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi Bappeda
Incremental Capital Output Ratio (ICOR) < 4
Pendapatan Per Kapita 30.00
Indeks Daya Beli 80.10
Peran APBD terhadap PDRB 22.50
Peran PAD terhadap Belanja Daerah 27
Pertumbuhan PDRB (LPE) 6.27
Laju inflasi < 6
PDRB per kapita 34.11
Indeks Gini 0.19
Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional)
0.35
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita per bulan
790,000
Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita 62.00
Produktivitas total daerah 126
1 06 08 Program Perencanaan Sosial Budaya Bappeda
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 76,06
1 22 Statistik
1 22 01 Program Pengembangan Data dan Informasi Bappeda
Jumlah Jenis Data Daerah 317
Jumlah jenis data pokok kecamatan 92
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐40
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Persentase desa dan kelurahan yang memiliki data pokok
100
Buku Kabupaten Dalam Angka Ada
Buku PDRB Kabupaten Ada
1 07 Perhubungan
1 07 01 Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas
Dishub
Rasio izin trayek per 100.000 penduduk 4.00
Jumlah APILL yang terpasang 18
Jumlah Warning Light yang terpasang 30
1 07 02 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
Dishub
Jumlah dermaga/pelabuhan rakyat dan ruang tunggu yang dibangun
47
Jumlah terminal angkutan darat yang dibangun 5
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis 10
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 0.08
Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum
106,000
Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ terminal per tahun
‐ Jumlah penumpang yang masuk Pelabuhan 664,687
‐ Jumlah penumpang yang keluar Pelabuhan 679,935
‐ Jumlah penumpang yang masuk Terminal Angkutan Darat
450
‐ Jumlah penumpang yang keluar Terminal Angkutan Darat
1880
1 07 03 Program Peningkatan Perencanaan Teknis dan Kebijakan Bidang Perhubungan
Dishub
Jumlah kebijakan dan regulasi Bidang Perhubungan yang disusun
5
1 07 04 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Dishub
Jumlah pengujian kendaraan bermotor (uji KIR angkutan umum)
1465
Kepemilikan KIR angkutan umum 100
Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) 2
Biaya pengujian kelayakan angkutan umum (Ribu Rp)
Rp38‐45
1 07 05 Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pos dan Telekomunikasi
Dishub
Jumlah jaringan komunikasi 6
Persentase pengendalian perizinan bidang pos dan telekomunikasi
100
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐41
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Persentase wilayah yang tercakupi jaringan operator selular
80
Jumlah jaringan komunikasi 1,14
Rasio wartel/warnet terhadap 10.000 penduduk 4,8
1 07 06 Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Kebandarudaraan
Dishub
Frekwensi penerbangan per tahun 12
Jumlah penumpang penerbangan 216
1 08 Lingkungan Hidup
1 08 02 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya dan Lingkungan Hidup
BLH
Jumlah Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD ) yang disusun
7
Persentase penduduk berakses air minum 96.00
1 08 03 Program Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
BLH
Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati persyaratan administratif dan teknis pencegahan pencemaran air
100
Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara.
100
Prosentase luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang diinformasikan
100
Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal
100
1 08 04 Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
BLH
Jumlah kelompok masyarakat dan lembaga kemasyarakatan peduli Lingkungan Hidup
6
Jumlah kelompok masyarakat bersama Pemda yang terlibat dalam melaksanakan 3R (Reduce, Reuse,Recycle)
6
1 08 05 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
BLH
Jumlah perusahaan yang mendapat pengawasan kinerja penaatan pengelolaan B3 & limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas
62
Jumlah pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pecemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti
90
2 03 Energi dan Sumber Daya Mineral
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐42
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
2 03 01 Program Peningkatan Prasarana Penerangan Jalan Umum
Din.
Kebersihan
Jumlah lampu jalan yang telah terpasang 806
Persentase titik penerangan jalan umum yang dipelihara
30
1 03 Pekerjaan Umum
1 03 14 Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Persampahan
Din.
Kebersihan
Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk
115
1 03 15 Program Pengelolaan Tempat Pemakaman Umum Din.
Kebersihan
Rasio tempat pemakaman umum per 1000 penduduk
106.72
1 05 Penataan Ruang
1 05 01 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Din.
Kebersihan
Luas Ruang Terbuka Hijau yang dikelola 144,000
Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB di perkotaan
30 : 70
Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB di pedesaan
60 : 40
1 08 Lingkungan Hidup
1 08 01 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Din.
Kebersihan
Persentase penanganan sampah 88.00
Persentase sampah yang dikelola 45,00
Persentase volume pengurangan sampah melalui 3R
12,00
1 09 Kependudukan dan Catatan Sipil
1 09 01 Program Penataan Administrasi Kependudukan Disdukcapil
Tingkat koneksi data kependudukan antar kecamatan serta Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
11
Rasio penduduk ber KTP per 1000 penduduk telah menikah
725
Kepemilikan KTP 97,00
Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Sudah
1 09 02 Program Penataan Administrasi Catatan Sipil Disdukcapil
Rasio bayi berakte kelahiran per 100 Bayi Lahir 70
Rasio pasangan berakte nikah per 1000 pasangan penduduk menikah
6
Kepemilikan akta kelahiran penduduk
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐43
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
1 09 03 Program Pengawasan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil
Disdukcapil
Persentase penduduk yang belum memiliki akte kelahiran
20.19
Persentase penduduk yang terdata ganda 0.85
Persentase penduduk yang belum memiliki dokumen perkawinan (muslim dan non muslim)
23
1 10 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1 10 01 Program Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
BPMPKB
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah (eksekutif)
30.1
Persentase partisipasi perempuan di lembaga swasta
21
Proporsi kursi DPRD yang diduduki perempuan 30
Persentase Perempuan dalam Angkatan Kerja 38.5
Pesentase Jumlah Tenaga Kerja Wanita dibawah Umur
0.1
Jumlah KDRT 0
Angka melek huruf perempuan usia 10 tahun keatas
8.50
Persentase Perempuan Bekerja di Sektor Non Pertanian
83.75
Rasio KDRT 0.01
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
100
Rata‐rata jumlah kelompok binaan PKK 1.90
Jumlah PKK aktif 489
1 11 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1 11 01 Program Keluarga Berencana BPMPKB
Rasio akseptor KB 80.87
Angka penggunaan kondom 2.80
Rata‐rata jumlah anak per keluarga 1.45
Laju pertumbuhan penduduk 2.00
Cakupan peserta KB aktif 63
1 11 02 Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga BPMPKB
Jumlah keluarga yang terlayani oleh kader Catur Bina / kader Posyandu
428
1 21 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1 21 01 Program Peningkatan Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
BPMPKB
Persentase Partisipasi Masyarakat dalam PNPM 11,2 (15.550)
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐44
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Rasio Raskin 19.5
Jumlah Teknologi Tepat Guna (TTG) yang berhasil di temukan
12
Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan TNI‐AD
21
Jumlah kelompok binaan LPM 1
Jumlah LSM Aktif 43
1 12 Sosial
1 12 01 Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
Dinas Sosial
Persentase penduduk di atas garis kemiskinan 95,00
Persentase penduduk dengan pendapatan dibawah U$$ 1 (PPP) per hari
5,00
Persentase penduduk dengan tingkat konsumsi dibawah garis kemiskinan nasional
5,17
Persentase rumah tangga miskin 22.49
Rasio rumah tidak layak huni 0 : 142.382
Jumlah kelembagaan kesejahteraan sosial 84
Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi
7
1 12 02 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Dinas Sosial
Jumlah PMKS 8,841
Jumlah PMKS yang mendapat bantuan sosial 3,578
Persentase penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
36
1 12 03 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial
Jumlah masyarakat yang mendapatkan bantuan jaminan sosial
5,201
Persentase masyarakat yang mendapatkan bantuan jaminan sosial
3.65
1 12 04 Program Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
Persentase pekerja sosial dan tenaga kerja kesejahteraan sosial yang kompeten/terlatih (terkait tenaga kerja)
16
1 13 Ketenagakerjaan
1 13 01 Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja
Disnaker
Tingkat partisipasi angkatan kerja 70.73
Persentase pencari kerja yang ditempatkan 67.37
1 13 02 Program Peningkatan Lapangan Pekerjaan Sesuai Kapasitas Penduduk Lokal
Disnaker
Rasio Penduduk yang bekerja 0.96
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐45
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
1 13 03 Program Peningkatan Kompetensi dan Produktifitas Tenaga Kerja
Disnaker
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
13.64
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat
2.94
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
7.14
Rasio lulusan DIV/S1/S2/S3 per 10.000 penduduk 237
Rasio ketergantungan 44
1 13 04 Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan
Disnaker
Persentase kasus PHK yang terselesaikan 100.00
Persentase kecelakaan kerja yang menyebabkan luka berat dan kematian
< 1
Besaran pemeriksaan perusahaan 96.00
Besaran pengujian peralatan di perusahaan 100
1 13 05 Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Disnaker
Persentase kasus perselisihan pengusaha pekerja yang terselesaikan
100.00
Angka sengketa pengusaha‐pekerja per tahun 5,75
Tingkat pengangguran terbuka 8,30
Besaran pekerja / buruh yang menjadi peserta program Jamsostek
97
Besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama (PB)
100
1 14 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
1 14 01 Program Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Diskoperindag
Jumlah koperasi/koperasi aktif 206 / 190
Persentase koperasi aktif 92.23
Jumlah UMKM Aktif 1,577
Jumlah BPR/LKM aktif 3
Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 17
1 14 02 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Diskoperindag
Jumlah wirausaha yang akan dikembangkan/ difasilitasi melalui pola pengembangan wirausaha lainnya
300
Jumlah wirausaha baru yang akan dikembangkan 50
1 14 03 Program Peningkatan Wirausaha dan UKM Diskoperindag
Jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor wirausaha dan UKM
6,566
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐46
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
2 06 Perdagangan
2 06 01 Program Pengembangan dan Pengamanan Perdagangan Dalam Negeri
Diskoperindag
Jenis barang beredar ber‐SNI wajib yang diawasi 22
Persentase ketersediaan barang kebutuhan pokok bagi masyarakat
100
Persentase masyarakat yang memahami perlindungan konsumen
25
Prosentase isu/pengaduan konsumen yang ditangani
100
Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB 25.00
2 07 Perindustrian
2 07 01 Program Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Kecil Menengah
Diskoperindag
Jumlah unit usaha industri kecil dan menengah 250
Jumlah unit usaha yang terkait dengan agroindustri dan industri hasil hutan
36
Jumlah unit usaha yang terkait dengan pengolahan limbah industri
1
Jumlah unit usaha yang terkait dengan industri kerajinan rumah tangga
16
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB 55.00
2 07 02 Program Insentif Untuk Industri Kecil Diskoperindag
Jumlah wirausaha/industri kecil yang akan diberikan insentif
300
1 15 Penanaman Modal/Pertanahan
1 15 01 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
BPIPPT
Jumlah perijinan investasi yang dapat diproses dalam satu tahun 1740
Sistem Informasi Pelayanan Perijinan dan Adiministrasi pemerintah
Ada
Lama Proses Perizinan 3‐14
Penyelesaian izin lokasi 100
1 15 02 Program Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal
BPIPPT
Jumlah investor berskala nasional (PMA/PMDN) 126/13
1 15 03 Program Pengawasan dan Pengendalian Investasi BPIPPT
Jumlah nilai investasi perusahaan berskala nasional (PMA/PMDN) Juta USD
1.483
Rasio daya serap tenaga kerja 200
Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (Milyar Rp)
334.39
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐47
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
1 15 04 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
BPIPPT
Jumlah kegiatan promosi/pameran penanaman modal daerah di dalam negeri
6
Jumlah kegiatan promosi/pameran penanaman modal daerah di luar negeri
5
1 15 05 Program Pelayanan Perizinan Non Investasi BPIPPT
Jumlah perijinan non investasi yang dapat diproses dalam satu tahun 325
1 16 Kebudayaan
1 16 01 Program Pengembangan Nilai‐Nilai Budaya, Seni dan Perfilman
Disparbud
Jumlah grup kesenian (yang dibina) 18
Jumlah gedung kesenian 3
Jumlah karya seni budaya yang memperoleh perlindungan hak kekayaan intelektual
4
Penyelenggaraan festival seni dan budaya 7
Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 21
1 16 02 Program Kesejarahan, Kepurbakalaan dan Permuseuman
Disparbud
Jumlah Perda perlindungan Benda, situs dan kawasan cagar budaya
1
Jumlah situs, benda dan kawasan cagar budaya yang dilindungi dan dipelihara
6
Jumlah naskah sejarah / kuno yang diselamatkan dan dikelola
15
2 04 Pariwisata
2 04 01 Program Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata
Disparbud
Jumlah pergelaran, pameran, festival karya seni budaya dan film
1
2 04 02 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Disparbud
Jumlah kunjungan wisatawan 600,000
Jumlah kunjungan wisatawan pada event pariwisata
38,500
2 04 03 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Disparbud
Lama tinggal wisatawan (hari)Mancanegara dan Nusantara
3
Pengeluaran wisatawan (harian) Mancanegara (USD) dan Nusantara
USD900/Rp4Jt
Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB 25.00
Jenis, kelas, dan jumlah restoran 136
Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel 41
1 18 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐48
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
1 18 01 Program Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Bakesbangpol
Jumlah kasus perselisihan antar umat beragama 0
1 18 02 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Bakesbangpol
Persentase pelajar yang dibekali wawasan kebangsaan
25.81
1 18 03 Program Pembinaan Kesatuan Bangsa dan Politik Bakesbangpol
Partisipasi pemilih dalam pemilihan anggota DPD 65
Partisipasi pemilih dalam pemilihan anggota DPR RI
65
Partisipasi pemilih dalam pemilihan anggota DPRD
65
Partisipasi pemilih dalam pemilihan Presiden 70
Partisipasi pemilih dalam pemilihan Bupati 80
Partisipasi pemilih dalam pemilihan Gubernur 65
Persentase LSM legal di daerah 66
Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP
5
Kegiatan pembinaan politik daerah 2
1 19
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 19 01 Program Peningkatan Pengetahuan Keagamaan Setda
Jumlah Sarana Ibadah 466
Jumlah Penduduk Beragama Islam 132,773
Jumlah Penduduk Beragama Kristen Khatolik 4,008
Jumlah Penduduk Beragama Hindu 688
Jumlah Penduduk Beragama Budha 8,181
Jumlah Penduduk Beragama Protestan 8,216
Jumlah Penduduk Beragama Lainnya 7,067
1 19 02 Program Pemenuhan Kebutuhan Sarana Peribadatan
Setda
Rasio tempat ibadah per 10.000 penduduk 33.00
1 19 03 Program Penataan, Ketatalaksanaan dan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Daerah
Setda
Jumlah SKPD yang telah menerapkan pelayanan sesuai Standar Operasional Prosedur.
36 skpd /36 desa /15 kelurahan
Jumlah SKPD yang menerapkan SMM ISO 9001:2008
12
1 19 04 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Masyarakat
Setda
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tentang Pelayanan Aparatur
> 81,26
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐49
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Tentang Pelayanan Umum di Kecamatan
> 81,26
1 19 11 Program Penataan dan Pembinaan Pemerintahan Umum dan Daerah Bawahan
Setda
Jumlah Kecamatan yang dimekarkan 6
Jumlah desa/kel yang dimekarkan 14 Desa dan 13 Kelurahan
Jumlah daerah bawahan yang ditetapkan tapal batas
10
Opini Laporan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah (LPPD)
Masuk 10 besar
Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik
100
Sistim Informasi Manajemen Pemda 10
Persentase unit pelayanan pemerintahan (Kecamatan/Desa yang memiliki komputer dan bisa mengakses internet melalui komputer
86
Pemanfaatan sistem informasi manajemen dalam pengelolaan pemerintahan
Ya
1 19 12 Program Penataan Peraturan Perundang‐undangan
Setda
Persentase/jumlah kasus hukum antar pemerintah yang diselesaikan
100
Persentase/jumlah kasus hukum antar pemerintah dengan pihak ketiga yang diselesaikan
100
Persentase/ jumlah kasus hukum antar pemerintah dengan masyarakat yang diselesaikan
100
Jumlah Ranperda yang diajukan 9
Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha 8
Persentase Ranpeda menjadi Perda yang disahkan
100
1 19 13 Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Setda
Luas Lahan Milik Pemerintah Daerah + 430
Persentase Lahan Pemda yang tidak bersertipikat dengan bersertipikat
20
Jumlah sertifikat (persil) lahan pemda 60
Persentase lahan pemda yang belum dimanfaatkan
0
Persentase Sengketa lahan yang terselesaikan 100
1 19 14 Program Koordinasi Kebijakan Bidang Perekonomian
Setda
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐50
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Jumlah MOU/perjanjian kerjasama bidang perekonominan yang dihasilkan
2
Jumlah Pengawasan yang terkait dengan kebijakan perekonomian daerah
400
1 19 15 Program Pembinaan BUMD Setda
Jumlah BUMD yang beroperasi 3
Kontribusi BUMD terhadap PAD 4.55
Jumlah Penyertaan Modal Pemerintah 14
Jenis dan jumlah bank dan cabang 8
1 19 16 Program Peningkatan Administrasi Pembangunan Daerah
Setda
Efisiensi anggaran sebagai dampak penerapan LPSE
50
Persentase penyelesaian masalah yang terkait dengan pelaksanaan administrasi pembangunan daerah
100
1 19 17 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Publik dan Keprotokolan
Setda
Persentase peliputan kegiatan pemerintah daerah
100
Persentase pelayanan keprotokolan yang telah distandarisasi
100
Persentase pelaksanaan pelayanan keprotokolan yang sesuai dengan standar
100
Jumlah pengunjung MCAP 14,500
Jumlah surat kabar nasional/lokal 6 /13
Jumlah penyiaran radio/TV lokal/nasional 1/2/9
Web site milik pemerintah daerah 21
1 19 18 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Setda
Persentase pelayanan kerumahtanggaan yang telah distandarisasi
100
Persentase pelaksanaan pelayanan kerumahtanggaan yang sesuai dengan standar
100
1 19
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 19 05 Program Pendidikan Kedinasan BKD
Kompetensi sumberdaya aparatur 80
Kompetensi fungsional para pejabat fungsional 80
Kompetensi teknis umum para PNS 80
Kompetensi dasar para CPNS 80
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐51
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Efektifitas Diklat Prajabatan, Struktural, Fungsional, dan Teknis Umum
80
1 19 06 Program Peningkatan Administrasi dan Mutasi Kepegawaian Daerah
BKD
Efektifitas pengambilan keputusan kenaikan pangkat PNS
100
Efektifitas pengambilan keputusan demosi, mutasi dan promosi jabatan PNS
80
Efektifitas pengambilan keputusan pengadaan formasi
80
1 19 07 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
BKD
Disiplin pegawai 80
Kepuasan kerja pegawai 80
Kesejahteraan pegawai 80
Kinerja pegawai 80
1 19
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 19 08 Program Pengawasan dan Pengendalian Internal dan Eksternal
Inspektorat
Persentase jumlah temuan BPK yang ditindak lanjuti
100
Persentase jumlah temuan internal yang ditindak lanjuti
100
1 19 09 Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Inspektorat
Hasil evaluasi Kemenpan/BPKP atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kab. Bintan
A
Persentase SKPD yang mencapai nilai LAKIP baik 70
Persentase auditor bersertifikasi 100
1 19 10 Program Pembinaan dan Pengawasan serta Peningkatan Akuntabilitas Pembangunan Daerah
Inspektorat
Pendapat terhadap Review Laporan Keuangan Pemda
A
1 19
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 19 19 Program Pembinaan Masyarakat Kecamatan Kecamatan
Jumlah majelis taklim yang dibina 23
Jumlah atlit yang dibina 730
Jumlah Lasqi yang dibina 25
Jumlah sanggar seni yang dibina 42
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐52
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
1 19 20 Program Perencanaan Pembangunan Kecamatan Kecamatan
Partisipasi masyarakat dalam musrenbang 100
1 19
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 19 21 Program Penataan Peraturan Perundang‐undangan
Setwan
Persentase Ranperda yang disahkan 100
1 19 22 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
Setwan
Persentase kehadiran anggota legislatif dalam pembahasan ranperda
100
Persentase laporan/pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti
100
Persentase kehadiran anggota legislatif dalam rapat paripurna
100
1 19
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 19 23 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
DPPKD
Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
WTP
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
90
Nilai Silpa 10
Regulasi Perbup tentang pola pengelolaan BLUD 2
Ketaatan terhadap standar akuntansi keuangan 85
Ketaatan bendahara terhadap tertib penatausahaan keuangan daerah
90
Opini DPRD terhadap Laporan keuangan akhir masa tugas
Diterima
Persentase SKPD yang menyampaikan laporan tepat waktu
100
Tingkat kepatuhan SKPD terhadap sisdur keuangan daerah
90
Tingkat kepatuhan SKPD terhadap kebijakan akutansi keuangan daerah
90
Tingkat kepatuhan SKPD terhadap jadwal retensi arsip (JRA Keuangan Daerah)
75
Peraturan Bupati tentang JRA 1
Regulasi tentang pokok‐pokok pengelolaan keuangan daerah
2
Persentase defisit anggaran terhadap PDRB 3
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐53
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Persentase belanja publik dan aparatur terhadap total belanja daerah
60 : 40
Pendapatan hasil manajemen kas 8
Tingkat kepatuhan SKPD terhadap pedoman Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran
95
1 19 24 Program Pembinaan Fasilitasi Keuangan Kabupaten / Kota
DPPKD
Daya Serap Keuangan Desa / APBDes 97
Persentase desa yang memiliki LKPDes baik 90
1 19 25 Program Manajemen Aset Daerah DPPKD
Tingkat ketertiban pengelolaan barang daerah 100
Opini Kewajaran Nilai asset daerah WTP
Persentase Asset Daerah yang telah dinilai 100
Tingkat Kesesuaian Neraca Aset 100
Tingkat Pengamanan Aset Daerah 32.8
Jumlah asset tanah yang disertifikasi 15
1 19 26 Program Peningkatan Penerimaan dan Pengamanan Keuangan Daerah
DPPKD
Jumlah Pendapatan asli daerah 200.72
Jumlah dana perimbangan 468.83
Jumlah lain‐lain pendapatan daerah yang sah 41.70
Persentase Ketaatan Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban
56
Jumlah objek pajak dan retribusi daerah 11/28
Persentase pencapaian target penerimaan pajak daerah
100
Jumlah Wajib Pajak yang di Verifikasi 130
Jumlah Pajak dan Retribusi yang dikaji tarifnya 0
Jumlah Database wajib pajak 43,373
Realisasi Penerimaan PBB (dalam juta) 15,675
Jumlah WP PBB 66,463
Jumlah SPPT PBB yang disampaikan 66,462
Persentase WP yang membayar PBB 60
1 19
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 19 27 Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Satpol PP
Angka kriminalitas yang tertangani 5.00
Persentase demonstrasi legal 100
1 19 28 Program Penegakan Peraturan Daerah dan Pengembangan Kapasitas Pol PP
Satpol PP
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐54
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk
17
1 19 39 Program Pembinaan Potensi Ketahanan dan Perlindungan Masyarakat
Satpol PP
Rasio Linmas per 10.000 penduduk 72
Rasio Poskamling per desa/kelurahan 1,27
Persentase Poskamling yang aktif 90
Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten
1000
Cakupan petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten/Kota
149
1 19
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
1 19 30 Program Penanggulangan Bencana BPBD
Jumlah dokumen rencana aksi penanggulangan bencana daerah
1
Jumlah lokasi titik rawan bencana 10
Tingkat partisipasi satgas/relawan dalam penanggulangan bencana
100
Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten
100
1 19 31 Program Mitigasi Bencana BPBD
Persentase kejadian bencana sosial yang ditangani
100
1 20 Ketahanan Pangan
1 20 01 Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagaan Petani
BPPKP
Jumlah kelembagaan petani (gapoktan) 22
1 20 02 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat
BPPKP
Persentase ketersediaan pangan masyarakat 100
Jumlah Lokasi Rawan Pangan 8
1 20 03 Program Pengembangan dan Penyuluhan Petani dan Nelayan
BPPKP
Jumlah petani dan nelayan yang terlatih 2,900
Jumlah petani yang memiliki kemampuan teknis SL PHT
300
1 20 04 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
BPPKP
Jumlah Teknologi tepat guna yang ditemukan 7
Regulasi ketahanan pangan Ada
1 23 Kearsipan
1 23 01 Program Penyelenggaraan Kearsipan Daerah Kanpusarsip
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐55
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Persentase Arsip Vital yang diduplikasi (8 objek) 80
Jumlah gedung arsip daerah yang representatif 1
Pengelolaan arsip secara baku 85
Peningkatan SDM pengelola kearsipan 4
1 24 Perpustakaan
1 24 01 Program Pengembangan Perpustakaan Kanpusarsip
Jumlah perpustakaan daerah 2
Jumlah taman bacaan/ perpustakaan Kelurahan dan Desa
35
Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 21100
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
11000
2 Urusan Pilihan
2 01 Pertanian
2 01 01 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu Produk Tanaman Perkebunan Berkelanjutan
Dispertahut
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB
7.70
Nilai tukar petani 114
Capaian produksi komoditi unggulan perkebunan (Karet, Kelapa Sawit, Kelapa, Cengkeh, Lada dan jambu Mete)
25,298
Volume Ekspor Produk Perkebunan 6,375
Nilai Ekspor Produk Perkebunan 14,425
2 01 02 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
Dispertahut
Capaian produksi komoditi hortikultura 16,349
Volume Ekspor Produk Hortikultura 598
Nilai Ekspor Produk Hortikultura 4,162
2 01 03 Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Dispertahut
Jumlah Produksi Peternakan 8,862
Nilai Produksi Hasil Peternakan (Rp. juta) 146,540
2 01 04 Ketersedian dan Ketercukupan Daging yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal
Dispertahut
Ketersedian dan ketercukupan daging yang aman, sehat, utuh dan halal
4,617
2 01 05 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit ternak
Dispertahut
Jumlah ternak yang diawasi 2,905
2 01 06 Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Dispertahut
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐56
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Jumlah sarana dan prasarana pertanian, Perkebunan dan Peternakan
168
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
25
2 02 Kehutanan
2 02 01 Program Konservasi, Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan
Dispertahut
Luas hutan yang ditanami kembali 200
Terlaksananya pengendalian kebakaran hutan 6 HL
6
Jumlah tanaman mangrove yang di tanam
Rasio luas kawasan tertutup pepohonan yang dilakukan dengan program reboisasi atau hutan rakyat
74
2 02 02 Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS)
Dispertahut
Rehabilitasi kawasan DAS 600 HA (total luas DAS 145.052,41 Ha)
600 / 2.145.000
Jumlah dan Luas DAS dan Sub DAS yang rusak 74,122
2 02 03 Program Inventarisasi dan Pemetaan Sumber Daya hutan
Dispertahut
Jumlah hutan lindung yang dikelola 6
Luas hutan lindung yang dirambah 6 HL: Hl Sei Jago 13,92 Ha, HL Gn Kijang 28,2 Ha, Hl Gn Lengkuas 240 Ha, HL Sei Pulai 200 Ha, HL Gn Bintan Besar 5 Ha, HL Gn Bintan Kecil 0,5 Ha
5.5
Jumlah penebangan liar: Sei Pulai 15 ha, Sei Jago 868,68 Ha, Gn Lengkuas 54 Ha, Gn Kijang 183 Ha, Gng Bintan Besar 3 Ha
3
Jumlah kebakaran 6 HL : Hl Sei Jago 30 Ha, HL Gn Kijang 5 Ha, Hl Gn Lengkuas 10 Ha, HL Sei Pulai 2 Ha, HL Gn Bintan Kecil 0,5 Ha
0.5
Luas kawasan hutan lindung yang dilakukan tata batas
11,292
Kerusakan Kawasan Hutan 46
2 Urusan Pilihan
2 03 Energi dan Sumber Daya Mineral
2 03 02 Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan
Distamben
Persentase rumah tangga yang menggunakan listrik
65.00
Rumah tangga pengguna listrik (termasuk sosial, bisnis, publik)
16.718
Total panjang jaringan SUTM 43,800
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐57
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
Rasio elektrifikasi listrik desa 81
Jumlah unit Genset/KVA 116/7.005
Rasio ketersediaan daya listrik 96.50
2 03 03 Program Pembinaan usaha Pertambangan Umum dan Sumberdaya Mineral
Distamben
Reklamasi lahan pasca tambang (10.639 Ha) 60.639
Perda tentang pemanfaatan air bawah tanah 1
Persentase pelanggaran Perda tentang pembatasan pemanfaatan air bawah tanah
10
Perusahaan pertambangan yang diaudit 15
Jumlah kios, agen, pangkalan, pengecer solar/bensin/minyak tanah yang dibina dan diawasi
274
Pertambangan tanpa ijin 0
Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB 8.50
2 Urusan Pilihan
2 05 Kelautan dan Perikanan
2 05 01 Program Pengembangan Kawasan Minapolitan Kabupaten Bintan
DKP
Persentase pengembangan kawasan minapolitan 30
2 05 02 Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
DKP
Pendapatan Per Kapita Nelayan 4.17
2 05 03 Program Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan
DKP
Jumlah Nilai Eksport/tahun 23,6
Volume ekspor ikan segar segar/tahun 5,596.2
Volume ekspor ikan hidup/tahun 16,500
Volume ekspor ikan hias 395,642
Jumlah sentra pengolahan 5
Volume produksi dari pelaku usaha perikanan 424
2 05 04 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tangkap
DKP
Jumlah Produksi perikanan tangkap (ton) 25,208
Nilai Ekpor hasil perikanan tangkap 19.662
Volume Ekspor hasil perikanan tangkap 3.277,04
2 05 05 Program Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Budidaya
DKP
Volume produksi perikanan budidaya (Laut/Tawar/Payau)
410
Luas lahan budidaya sesuai target produksi disertai data potensi yang akurat (Kolam, Tambak, Kantong Keramba)
103, 149, & 1.923
RKPD Kabupaten Bintan 2016 IV‐58
Kode Bidang Urusan Pemerintahan/Program Prioritas
Pembangunan/Indikator Kinerja
Target Capaian
SKPD Penanggung
jawab 2016
1 2 3 4
2 05 06 Program Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
DKP
Persentase wilayah pengelolaan perikanan bebas IUU fishing
100
Persentase wilayah perairan yang bebas kegiatan perusakan ekosistem perairan
95
Persentase wilayah perairan yang bebas kegiatan pencemaran
80
2 05 07 Program Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil
DKP
Persentase tutupan karang hidup 70
Luas padang lamun 3100
2 05 08 Program Penataan Ruang Laut, Pesisir dan Pulau‐Pulau Kecil
DKP
Jumlah kawasan konservasi dan jenis biota perairan dilindungi yang diidentifikasi dan dipetakan secara akurat
6
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Kelautan
1
RKPD Kabupaten Bintan 2016 V‐1
BAB V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah
Setelah melalui proses penyusunan perencanaan pembangunan
sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang‐undangan baik melalui
mekanisme bottom‐up, top‐down, serta partisipatif maka rencana program dan
kegiatan prioritas daerah untuk tahun 2016 akan disajikan pada tabel‐tabel di
dalam bab berikut ini. Adapun rekapitulasi anggaran belanja langsung berdasarkan
urusan dan satuan kerja perangkat daerah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.1 Rekapitulasi Belanja Langsung Tahun 2016
KODE URUSAN PROGRAM ALOKASI TA INDIKASI TA (n)
(n ‐ 1)
1 2 3 4
1. Urusan Wajib 255,511,599,620 390,471,804,005
1.01. Pendidikan
1.01.01. Dinas Pendidkan, Pemuda dan Olah raga 30,945,803,387 65,604,695,999
1.02. Kesehatan
1.02.01. Dinas Kesehatan 0 38,134,953,329
1.02.02. Rumah Sakit Umum Daerah 10,121,442,300 11,412,221,722
1.03. Pekerjaan Umum
1.03.01. Dinas Pekerjaan Umum 26,850,217,000 95,368,649,311
1.06. Perencanaan Pembangunan
1.06.01. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 7,436,400,300 9,028,603,070
1.07. Perhubungan
1.07.01. Dinas Perhubungan 15,079,712,000 8,189,329,991
1.08. Lingkungan Hidup
1.08.02. Badan Lingkungan Hidup 5,309,906,721 3,843,297,367
1.08.04. Dinas Kebersihan dan Pertamanan 15,141,626,470 17,829,107,955
1.10. Kependudukan dan Catatan Sipil
1.10.01. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2,232,309,600 2,125,808,066
1.13. Sosial
1.13.01. Dinas Sosial 4,878,409,000 4,188,101,966
1.14. Ketenagakerjaan
1.14.01. Dinas Tenaga Kerja 4,587,785,182 3,641,832,511
1.15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1.15.01. Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian dan Perdagangan
3,834,605,000 4,655,045,762
RKPD Kabupaten Bintan 2016 V‐2
KODE URUSAN PROGRAM ALOKASI TA INDIKASI TA (n)
(n ‐ 1)
1 2 3 4
1.16. Penanaman Modal
1.16.01. Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah 4,421,723,940 3,237,645,911
1.17. Kebudayaan
1.17.01. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 8,465,187,600 8,975,802,221
1.19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
1.19.01. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
3,090,440,050 2,696,361,516
1.19.03. Satuan Polisi Pamong Praja 4,078,389,700 2,623,179,050
1.19.04. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 0 3,307,262,521
1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
1.20.03. Sekretariat Daerah 35,127,645,020 29,082,574,827
1.20.04. Sekretariat DPRD 19,739,432,000 17,211,682,344
1.20.05. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
18,030,269,790 20,237,486,359
1.20.06. Badan Kepegawaian Daerah 4,812,987,100 5,078,353,614
1.20.07. Inspektorat Daerah 2,793,884,000 2,513,114,666
1.20.09. Kecamatan Bintan Timur 3,107,189,000 2,916,092,000
1.20.10. Kecamatan Gunung Kijang 1,873,813,000 1,873,167,000
1.20.11. Kecamatan Teluk Bintan 1,822,499,000 1,719,149,000
1.20.12. Kecamatan Bintan Utara 2,430,854,000 2,863,297,000
1.20.13. Kecamatan Teluk Sebong 1,593,168,000 1,606,021,000
1.20.14. Kecamatan Tambelan 1,319,946,000 1,404,525,000
1.20.15. Kecamatan Seri Kuala Lobam 1,370,362,000 1,525,610,000
1.20.16. Kecamatan Toapaya 1,651,948,000 2,332,269,000
1.20.17. Kecamatan Bintan Pesisir 1,327,752,000 1,407,735,000
1.20.18. Kecamatan Mantang 1,402,644,000 1,845,617,000
1.21. Ketahanan Pangan
1.21.01. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan 2,764,757,000 3,312,055,954
1.22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1.22.01. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana
6,216,770,460 7,138,664,973
1.24. Kearsipan
1.24.01. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 1,651,721,000 1,542,491,000
2. Urusan Pilihan 18,163,996,609 34,208,299,870
2.01. Pertanian
2.01.01. Dinas Pertanian dan Kehutanan 6,511,896,709 6,504,235,128
2.03. Energi dan Sumber Daya Mineral
2.03.01. Dinas Pertambangan dan Energi 0 8,010,951,233
2.05. Kelautan dan Perikanan
RKPD Kabupaten Bintan 2016 V‐3
KODE URUSAN PROGRAM ALOKASI TA INDIKASI TA (n)
(n ‐ 1)
1 2 3 4
2.05.01. Dinas Kelautan dan Perikanan 11,652,099,900 19,693,113,509
Total Anggaran : 273,675,596,229 424,680,103,875
Selanjutnya, rincian rencana program, kegiatan, sasaran, serta anggaran belanja
langsung tahun 2016 berdasarkan urusan kewenangan dan organisasi perangkat
daerah dijabarkan pada tabel berikut ini :
RKPD Kabupaten Bintan 2016 VI‐1
BAB VI PENUTUP
RKPD Kabupaten Bintan tahun 2016 berlaku sejak tanggal 1 Januari 2016
sampai dengan tanggal 31 Desember 2016. Langkah‐langkah persiapan dimulai
sejak tanggal ditetapkan hingga pelaksanaannya.
Keberhasilan pelaksanaan RKPD Kabupaten Bintan tahun 2016 bergantung
pada sikap mental, tekad, semangat, ketaatan dan disiplin para penyelenggara
Pemerintahan dan dukungan dari para penyelenggara negara serta masyarakat
Kabupaten Bintan umumnya.
Dalam hal ini, seluruh penyelenggara pemerintahan, dengan dukungan
masyarakat, perlu secara sungguh‐sungguh melaksanakan program‐program
pembangunan sebagaimana yang tertuang dalam RKPD tahun 2016 ini agar
mampu memberikan hasil pembangunan yang dapat dinikmati secara adil dan
merata oleh seluruh masyarakat Kabupaten Bintan.
Recommended