Capita Selecta Minggu I - III - Manajemen Pelayanan...

Preview:

Citation preview

Capita Selecta Minggu I - III

Dwi Handono Sulistyo

PKMK FK UGM

Tujuan

• Memahami kebijakan kontrak untuk kesehatan masyarakat

• Memahami pentingnya semangat kewirausahaan bagi lembaga calon provider sistem kontrak

• Memahami konsep dan teori kontrak • Memahami langkah-langkah dan strategi pemenangan

kontrak • Memahami langkah-langkah dan strategi implementasi

kontrak • Memahami manajemen risiko dalam kontrak • Menyusun Rencana Tindak Lanjut.

Agenda

• Webinar 1: Jum’at 3 Februari 2017 (08.00 – 10.00 WIB)

• Webinar 2: Jum’at 10 Februari 2017

• Webinar 3: Jum’at 17 Februari 2017

• Workshop: Kamis 23 Februari 2017

MINGGU I: 3 FEBRUARI 2017

Materi Minggu I

• Pengantar kegiatan

• Sistem Kontrak dan Kewirausahaan dalam Kesehatan Masyarakat (Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD)

Materi Pengantar Kegiatan

• Perkembangan contracting out dan implementasinya di Indonesia

• Alternatif Mekanisme Kontrak

• Agenda Kegiatan

Individual-based Contracting

Team-based Contracting

Institution-based Contracting

Individu

From Individual/Team-based Contracting Institution-based Contracting

Institution-based Contracting

Tim

Keppres No. 37/1991; Keppres No. 23/1994; Permenkes No. 7/2013 DAK NON FISIK 2016 & 2017

Permenkes No. 1199/2004 (X); SK Menkes No. 1086/2009; SK Menkes No. 156/2010 NUSANTARA SEHAT

Permenkes No. 1231/2007; Permenkes No. 1235/2007; Permenkes No. 535/2008; Permenkes No. 538/2008

INOVASI SISTER HOSPITAL

Contracting Institusi Untuk “Paket” Pelayanan Kesehatan (incl: SDM)

Contracting Institusi Untuk Satu Jenis Pelayanan Kesehatan Tertentu (incl: SDM)

Contracting Institusi Untuk Manajemen (incl: SDM)

Contract- ing SDM Yankes (indivi- dual)

KONTINUUM CONTRACTING: Kontrak Langsung SDM Kontrak Tidak Langsung SDM

Contract- ing SDM Yankes (tim)

Resolusi World Health Assembly pada pertemuan nya yang ke-56 tahun 2003

Contract- ing SDM Manaje- men (indivi- dual)

Contract- ing SDM Mana- jemen (tim)

Kelemahan kontrak individual

• Rentang kendali terlalu lebar (Kemenkes mengawasi seluruh wilayah) sulit pengawasannya

• terjadi moral hazard individu

– Contoh: tidak masuk kerja atau bermalas-malasan karena tidak diawasi; bekerja tidak sepenuh hati

Alternatif mekanisme kontrak

• Perlu dipertimbangkan sistem kontrak lembaga sebagai penyedia SDM promkes dan tenaga kesling

• Perlu dikembangkan kontrak yang lebih komprehensif mulai dari tenaga ahli kesmas (S2-S3) di tingkat provinsi dan (S1-S2) di kab/kota, hingga tenaga madya (D3) di puskesmas melalui lembaga

• kontrak 2 level

Kontrak 2 Level: Kontrak Lembaga

Principal

(Penyandangdana/pemegangprogram)

Provider Lembaga

Agent

Principal

Tim SDM

Agent

KontrakLevel (1)

KontrakLevel (2)

Materi: Sistem Kontrak dan Kewirausahaan dalam Kesehatan Msyarakat

Bagian 1. Kerangka kerja Hubungan Pemerintah dan Swasta dalam sektor kesehatan

Bagian 2: Kerjasama Kontrak dengan Swasta

dan Masyarakat

Bagian 3. Jangkauan Pelayanan Kesehatan yang dapat dikontrakkan

Bagian 4. Semangat Kewirausahaan: Adakah?

Bagian 1.

Kerangka kerja Hubungan Pemerintah dan Swasta dalam sektor kesehatan

Source: Adapted from Harding & Preker, Private Participation in Health Services, 2003.

Strategy Assessment Goal Cara

PHSA

Intermediaries

Gov’t. Capacity

Information / Recognition

Delivery

Financing

Mostly Private Provision

Mixed Mostly Gov’t

Provision

Mostly OOP Mixed or transition

Mostly Gov’t or Social Health

Insurance

Committed Leadership

Dedicated Staff or PPP

Unit

Experience

Facility & Professional Associations

Pertumbuhan

Pengaturan

Konversi

Pembatasan

Relationship to Government

Distribution (equity)

Efficiency

Quality of Care

Insurers NGOs

Akreditasi

Pajak dan Subisidi

Kontrak

Kemitraan Pemerintah dan Swasta

Regulasi

Pemikiran Konsep “Kontrak” di

sektor kesehatan”:

• Kemampuan dan Staf yang terbatas di kantor2 pemerintah menimbulkan Problem Penyerapan dan Pertanyaan akan Mutu Program;

• Dianalogikan dengan pekerjaan di Dinas PU yang seluruhnya dilandasi konsep “contracting-out”;

• Kemungkinan pihak swasta/NGO mampu untuk menyediakan pelayanan lebih baik;

• Meletakkan pemerintah sebagai peran pemberi dana dan mempunyai peran kontrol yang lebih besar untuk pelayanan tersebut.

15

Bagian 3:

Kontrak di sektor kesehatan

Jangkauan kegiatan yang dikontrakkan

Pelayanan Preventif dan Promotif: Imunisasi, Promkes, Penyemprotan, Pemeriksaan makanan, Pelayanan Gizi Masyarakat; dll

17

Pelayanan Kuratif: Dalam JKN, RS Swasta

dikontrak

pemerintah, RS

Swasta dikontrak oleh Pemprop NTT dalam

Sister Hospital;

Jangkauan kegiatan yang dikontrakkan

Pelayanan Preventif dan Promotif: Imunisasi, Promkes, Penyemprotan, Pemeriksaan makanan, Pelayanan Gizi Masyarakat; dll

18

Pelayanan Kuratif: Dalam JKN, RS Swasta

dikontrak

pemerintah, RS

Swasta dikontrak oleh Pemprop NTT dalam

Sister Hospital;

Lumrah dilakukan

Jangkauan kegiatan yang dikontrakkan

Pelayanan Preventif dan Promotif: Imunisasi, Promkes, Penyemprotan, Pemeriksaan makanan, Pelayanan Gizi Masyarakat; dll

19

Pelayanan Kuratif: Dalam JKN, RS Swasta

dikontrak

pemerintah, RS

Swasta dikontrak oleh Pemprop NTT dalam

Sister Hospital;

Jarang dilakukan

Tantangan dalam sistem “Kontrak” untuk kesehatan masyarakat

• Tidak ada tradisi contracting kelompok di sektor kesehatan masyarakat di Indonesia;

• Belum adanya informasi untuk paket esensial dan unit cost;

• Pihak Swasta dan NGO yang kompeten sebagai kontraktor sangat terbatas jumlahnya;

• Problem hubungan antar manusia dalam tim dan kerjasama dengan pelaku pelayanan setempat.

20

Tantangan tentang Spesifikasi

• Pemberi kontrak tidak memiliki informasi yang cukup tentang unit cost, volume kerja, dan biaya total pelayanan yang akan dikontrakkan di sektor kesehatan masyarakat.

• Bagaimana menerapkan margin keuntungan bagi kontraktor

+ • Tujuan Kegiatan tidak dapat

dikuantifikasi

• Masalah klasik dalam jasa yang non-fisik untuk indikator kinerja.

21

Tantangan kesiapan kontraktor

Siapa Kontraktor yang siap?

• LSM (khususnya kemanusiaan dan keagamaan), ataukah

• PT (for profit)

• Universitas

• ...

22

Sudah siapkah kontraktor?

• Apakah mempunyai SDM yang lengkap?

• Apakah sudah mempunyai Unit-cost yang rinci?

• Apakah mampu melakukan kontrak?

• Apakah akan bergabung dalam bentuk consortium?

23

Bagian 4

• Wirausaha dan Semangat Kewirausahaan

• Adakah di sektor kesehatan Masyarakat?

Wirausaha

Kemampuan dan kesediaan untuk mengembangkan, mengorganisir dan mengelola kegiatan usaha yang mempunyai risiko dalam rangka mendapatkan keuntungan

Contoh nyata adalah memulai suatu bisnis baru.

http://www.businessdictionary.com/definition/entrepreneurship.html

Semangat kewirausahaan:

Mempunyai ciri:

• Inovatif

• risk-taking

Merupakan bagian esensial dari kemampuan negara untuk berhasil dalam dunia yang kompetitif

Social Entrepreneurship

• Sekelompok orang bisnis independent yang bertindak sebagai agen perubah untuk masyarakat.

• Mereka bekerja dengan pendekatan inovatif untuk memperbaiki sistem sosial yang ada dengan memanfaatkan kesempatan yang tidak dipergunakan oleh pihak lain

• Mereka bekerja untuk mengembangkan solusi yang berkelanjutan dalam usaha memperbaiki sebuah masyarakat

http://www.businessdictionary.com/definition/entrepreneurship.html

Semangat Kewirausahaan

• Dasar untuk ketersediaan kontraktor

• Pertanyaan kunci: Apakah ada di sektor kesehatan masyarakat di Indonesia?

Pertanyaan Praktis:

Apakah ada sekelompok ahli kesehatan masyarakat yang bersemangat untuk mendirikan:

- PT atau Yayasan yang bergerak dalam Imunisasi

- PT atau Yayasan yang bergerak dalam Penyuluhan Kesehatan

- PT atau Yayasan yang bergerak dalam pengiriman Tenaga Kerja Kesehatan ke daerah terpencil?

- …

Ataukah:

Semua lulusan S1 dan Pasca Kesehatan Masyarakat ingin menjadi PNS?

MINGGU II: 10 FEBRUARI 2017

WEBINAR MINGGU KE-2: Langkah-langkah dan strategi

pemenangan kontrak (sebagai Agent)

Dwi Handono Sulistyo

PKMK FK UGM

Topik Bahasan

• Teori Dasar Kontrak: Agency Theory

• Strategy Agent sebagai Provider

• Produk Agent Pra Kontrak

• Mencari Peluang Kontrak

Mengapa Agency Theory?

• teori yang berhubungan dengan masalah agency (agency problem)

• diaplikasikan untuk menjelaskan bagaimana principal mengatasi dua masalah yang dapat timbul dalam agency relationship khususnya:

– kerugian seleksi (adverse selection)

– moral hazard

Agency Problem Pra Kontrak

• Adverse Selection

• salah pilih provider (tidak memenuhi kualifikasi; tidak kompeten; reputasi buruk; dll) merugikan

• Provider sering “menyembunyikan” kekurangannya; atau “pencitraan”

• Solusi: seleksi ketat calon provider

Agency Problem Saat Kontrak

• Moral hazard provider

• Dasar: provider akan berbuat sesuatu di luar yang seharusnya KARENA KURANG PENGAWASAN

• Contoh: tidak masuk kerja atau bermalas-malasan karena tidak diawasi

• Solusi: Pengawasan Ketat

Masalah Pengawasan dalam Kontrak

• Mahal dan Sulit

• Principal (pemegang program) harus lebih “pintar” dibandingkan Agent (provider)

• Bagaimana solusinya?

• Kontrak 2 level

STRATEGY PROVIDER SEBAGAI AGENT

Pokok Bahasan 2:

Bahasan Minggu II

Provider sebagai Agent

Strategi Umum sebagai “Agent”

Berupaya meyakinkan principal:

• memenuhi kualifikasi (regulasi)

• Kompeten (pendidikan; pelatihan; pengalaman)

• reputasi (klien; rekomendasi)

• bisa dipercaya

• bisa memenangkan kontrak

Strategi Operasional sebagai Agent

• Strategi inovasi kegiatan

• Strategi efisiensi biaya

• Strategi kemitraan

• Exit strategy

PRODUK AGENT PRA KONTRAK

Pokok Bahasan 3:

Produk Agent Pra Kontrak

• Proposal dan atau

• Grand Design

MENCARI PELUANG KONTRAK Pokok Bahasan 4:

Strategi mencari peluang

• Sosialisasi & Advokasi: via seminar; lobby; dll – Biasanya untuk sesuatu yang baru

• Searching & Monitoring: – Donor agency

– Pemerintah pusat

– Pemerintah daerah

– Dll

• Promosi produk dan keahlian

• Pasif: tawaran datang sendiri (jika sudah dikenal)

MINGGU III: 17 FEBRUARI 2017

Regulasi dalam kontrak pihak ketiga untuk jasa pelayanan kesehatan

masyarakat

Anantacia Citra (Kasie Kemitraan Non Infrastruktur) Yuyu Yulianti (Kasie Badan Usaha)

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)

Ruang Lingkup PBJ Pemerintah

Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah

a. Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan K/L/D/I yang pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD;

b. Pengadaan Barang/Jasa untuk investasi di lingkungan Bank Indonesia, Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya dibebankan pada APBN/APBD.

Mengikuti Perpres Nomor 54 Tahun 2010 dan perubahannya tentang PBJ Pemerintah

PERPRES NO 54 TAHUN 2010

MELALUI PENYEDIA

BARANG / JASA

MELALUI SWAKELOLA

TATA NILAI

PARA PIHAK

PENGGUNAAN PRODUK DALAM

NEGERI

USAHA KECIL

PELELANGAN INTERNATIONAL

PINJAMAN/ HIBAH LN

KEIKUTSERTAAN USAHA ASING

KONSEP RAMAH LINGKUNGAN

PENGADAAN SECARA

ELEKTRONIK

KEGIATAN PENGADAAN

PERATURAN PERUNDANGAN YANG TERKAIT

RENCANA UMUM PENGADAAN

PENGADAAN BARANG

JASA

BAGAIMANA CARA PENGADAANNYA

(HOW)

METODE PEMENUHAN KEBUTUHAN BARANG / JASA

Kriteria / Jenis Pek Swakelola Contoh Dalam Pelaksanaan

1. Pekerjaan yg bertujuan mening-katkan/memanfaatkan kemampuan teknis SDM sesuai TUPOKSI K/L/D/I

1. Sosialisasi, diseminasi, seminar 2. Bimbingan teknis, workshop 3. Studi, perencanaan teknis 4. Rehab, pemeliharaan kantor

2. Pekerjaan yg operasi & pemeliharannya perlu partisipasi langsung dari masyarakat setempat

1. Pemel saluran irigasi tersier (P3A) 2. Pemel daya duk hutan (prog PHBM) 3. Pemel jalan drainase & sanitasi desa 4. Penyediaan air bersih (PAMSIMAS) 5. Perbaikan pintu irigasi (P3A)

3. Pekerjaan bila dari segi besaran, sifat, lokasi atau biaya tdk diminati oleh penyedia B/J

1. Pembersihan sampah 2. Pekerjaan pembuatan tebing pengaman

longsor daerah pemukiman di pegunungan

3. Reboisasi dan penanaman s.d. jaminan pohon hidup

4. Pek di daerah terisolasi atau daerah konflik

PEKERJAAN YANG DAPAT DILAKUKAN DENGAN SWAKELOLA

Kriteria / Jenis Pek Swakelola Contoh Dalam Pelaksanaan

4. Pek.yg secrinci/detail tdk dpt dihit/ditent lebih dahulu shg jika dilaksnk oleh Penyedia B/J menimbulkan ketidak-pastian atau resiko besar

1. Pengerukan&angkut sampah pd inst pompa 2. Pek pemel rutin jln skala kecil/ sederhana 3. Pek pembersihan kali dlm cakupan yg luas 4. Pek pengerukan & pengangkutan lumpur pd

jaringan saluran drainase kota

5. Penyelenggr diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya atau penyuluhan

1. Diklat Pim, diklat teknis, diklat lainnya 2. Pelath & sertifikasi ahli PB/J 3. Kursus ketrampilan konstruksi 4. Penataran guru

6. Pekerjaan proyek percontoh-an (pilot project) & survey khusus utk pengemb teknologi/metode kerja, yg blm dpt dilaksnk oleh penyedia B/J

1. Prototipe rumah tahan gempa 2. Prototipe sumur resapan 3. Kincir angin/air utk pembangkit listrik 4. Kebun bibit varietas unggul 5. Pengemb indukan ternak/ikan varitas baru 6. Kebun contoh tanaman obat 7. Survey efek pestisida & pengemb pembasmi hama

non poison

PEKERJAAN YANG DAPAT DILAKUKAN DENGAN SWAKELOLA

Kriteria / Jenis Pek Swakelola Contoh Dalam Pelaksanaan

9. Pekerjaan industri kreatif, inovatif & budaya dlm negeri

1. Pek. pembuatan mesin pemipil jagung otomatis 2. Pek pembuatan mini hidro generator 3. Pek pompa hidran kecepatan tinggi 4. Pek pengembangan seni gab Jawa-Sunda 5. Pek pembuatan film animasi 6. Pek pembuatan permainan interaktif

10. Pekerjaan litbang dalam negeri 1. Pek penelitian/pengemb. yg selama ini telah dilakukan baik yg sederhana atau kompleks: Bersifat teknis Sosial politik, keagamaan, budaya, dan seni

2. Pek pengembangan sistem demokrasi 3. Penelitian konstruksi tahan gempa

11. Pekerjaan pengembembangan industri pertahanan, alutsista & almatsus dalam negeri

1. Pek pengemb persenjataan serta peralatan tempur (udara, darat, laut)

2. Pengemb peraltn pertahanan & pengamanan teritorial

3. Pek pengemb persenjataan/peralatan pengamanan dlm negeri oleh kepolisian

Catatan: utk mengurangi ketergant dr sistem persenjt & pertahanan berasal dari import

PEKERJAAN YANG DAPAT DILAKUKAN DENGAN SWAKELOLA

Pihak-pihak yang dapat melaksanakan swakelola

• K/L/D/I Penanggung jawab anggaran

• Instansi pemerintah lain selaku Pelaksana Swakelola, bersifat swadana atau non swadana

• Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola

lanjutan

• Bagaimana dengan Organisasi Profesi; Yayasan; dll?

• tidak bisa sebagai Pelaksana Swakelola

• Peluang: sedang direvisi tipe IV Swakelola

NOTE:

• Peluang ini BUKAN tujuan pengembangan kewirausahaan

PBJ Melalui Penyedia Barang/Jasa (Outsourcing)

• Organisasi profesi; LSM; Yayasan; dll TIDAK BISA sebagai Penyedia Barang/Jasa

• Peluang: mendirikan badan usaha khusus

Usulan Kebijakan

Advokasi ke Kementerian Kesehatan:

• Sistem kontrak sebagai “tradisi”

• Memasukkan jasa pelayanan kesehatan masyarakat ke dalam e-katalog

TERIMA KASIH