View
34
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
DE QUERVAIN DISEASE (sinistra)
Oleh :
Dr. Vina Listy Pramita
Pembimbing :
Dr. Aji
2013
BAB I
KASUS
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESA
A. Identitas Pasien
Nama : Tn.I
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
No CM : 053682
B. Keluhan Utama
Nyeri pergelangan tangan kiri
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak + 1 minggu SMRS pasien mengeluhkan nyeri memberat pada
pergelangan tangan sebelah kiri. Nyeri dirasakan terus menerus dan makin
lama nyerinya semakin memberat dan disertai jari-jari yang terasa kaku dan
tebal. Nyeri sering muncul terutama saat pasien sedang tidur, hal tersebut
membuat pasien terbangun dari tidur dan menjadi sulit untuk tidur kembali.
pasien tetap dapat melakukan aktivitas harian seperti biasa dan tetap dapat
menggenggam ataupun menggunakan tangan kirinya, tetapi pasien harus
menahan rasa nyeri yang dirasakan. Selama sakit pasien tidak
mengkonsumsi obat untuk mengurangi nyerinya. Pasien tidak demam
sebelumnya, tidak pernah ada riwayat jatuh.
Sejak + 3 bulan SMRS pasien sudah mulai merasakan nyeri ringan
pada pergelangan tangan kiri, namun dirasakan semakin hari nyeri semakin
bertambah. Nyeri muncul tiba-tiba, paling sering saat pasien sedang tidur,
kadang juga muncul saat pasien mandi. Pasien tidak memeriksakan diri ke
dokter dan tidak meminum obat penghilang rasa nyeri, tetapi pasien
memutuskan untuk mengurut tangannya. 2 kali tangan pasien diurut, tetapi
nyeri tidak berangsung berkurang, justru dirasakan semakin nyeri.
2
Sebelumnya pasien tidak demam dan tidak pernah ada riwayat jatuh. BAB
dan BAK tidak ada keluhan.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Jatuh : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Alergi obat/makanan : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
F. Riwayat Kebiasaan dan Gizi
Riwayat Merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat Olahraga : tidak rutin
II. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan umum baik, Compos Mentis
B. Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5 0C per aksiler
3
Mata
Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung dan
tak langsung (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3mm)
Hidung
Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)
Thoraks
: Bunyi jantung I-II reg, murmur (-), gallop(-)
Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-. Whezing -/-
Abdomen
: supel, nyeri tekan (-), bising usus (-)
Ekstremitas
Oedem Akral dingin
C. Status Neurologis
Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6
Fungsi Sensorik
- -
- -
Fungsi Motorik dan Reflek :
Kekuatan : 5 5
5 5
Tonus : N N
N N
Hasil tes : Finklestein (+)
- -
- -
- -
- -
4
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
IV. ASSESMENT
De quervain disease (sinistra)
V. PENATALAKSANAAN
Terapi Medikamentosa :
Prednox ( metilprednisolon) 2x4mg
Analtram ( paracetamol 375mg + tramadol 32,5mg)
Lansoprazole 1x30mg
Osteokom (glukosamin 500mg) 3x1
Non medikamentosa :
Fisioterapi
a. Stretching exercise sendi yang kaku untuk mencegah kontraktur
b. Strengthening exercise untuk melatih kekuatan otot dan mencegah
atropi otot-otot
c. ROM exercise aktif dan pasif
TUJUAN
1. Perbaikan keadaan umum seingga dapat kembali
melakukan ADL
2. Meminimalkan impairment, disability dan handicap
3. Membantu penderita sehingga mampu mandiri
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari
4. Edukasi perihal home exercise
5
VI. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanam : bonam
Ad fungsionam : bonam
6
TINJAUAN PUSTAKA
SINDROMA DE QUERVAIN
DEFINISI
Sindroma de Quervain adalah inflamasi yang terjadi tenosynovium yang
membungkus tendo musculus abductor pollicis longus dan musculus extensor
pollicis brevis yang sama-sama berjalan masuk dalam satu tenosynovium yang sama.
Sindroma ini ditandai dengan rasa nyeri pada daerah ibu jari dekat
pergelangan tangan. Jika masalah ini tidak diatasi, rasa nyeri akan menyebar hingga
lengan bawah atau turun hingga ke tangan dan ibu jari.
EPIDEMIOLOGI
Kajian epidemiologi menyebutkan sindroma de Quervain sering terjadi
pada dewasa usia pertengahan 30-50 tahun. Pada perempuan terjadi 8-10 kali lebih
banyak dibandingkan laki-laki. Terutama pada wanita-wanita yang sering mencuci
sehingga sindroma ini juga dikenal dengan nama Washerwomen’s Sprain.
PATOLOGI
Dalam perjalanannya sampai ke ibu jari, musculus abductor pollicis
longus dan musculus extensor pollicis brevis, yang berfungsi melakukan gerakan
deviasi radial, berjalan berdekatan menyeberangi pergelangan tangan. Seperti semua
tendon yang menyeberangi pergelangan tangan sisi dorsal, kedua tendon ini berjalan
7
di dalam terowongan yang disebut kompartemen. Kompartemen dilapisi dengan
substansi tipis yang disebut tenosynovium, yang berfungsi dalam mempermudah
melakukan gerkan dan mencegah terjadinya friksi selama tendon berjalan di
dalamnya.
Proses inflamasi pada tenosynovium disebut dengan tenosynovitis.
Sindroma de Quervain adalah inflamasi pada tenosynovium yang membungkus tendo
musculus abductor pollicis longus dan musculus extensor pollicis brevis.
ETIOLOGI
Sampai saat ini penyebab terjadinya sindroma de Quervain masih belum
diketahui. Beberapa ahli berpendapat, walaupun tenosynovitis dikenal sebagai
kondisi peradangan, yang terjadi pada de Quervain sebenarnya adalah proses
degeneratif pada tenosynovium yang disebabkan oleh penggunaan berlebihan dan
gerakan repetitif dari ibu jari pada orang-orang yang melakukan pekerjaan yang
memerlukan aktivitas aktivitas dengan genggaman kuat dan berulang, seperti tukang
cuci, tukang kayu, dan musisi. Hal ini sesuai dengan evaluasi histologi khusus yang
menunjukkan tidak adanya tanda-tanda peradangan melainkan tampak adanya proses
degenerasi myxoid yang konsisten dengan proses degenerasi yang kronik.
Akan tetapi sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah yang dapat
membuktikan spekulasi tersebut, sehingga sampai saat ini penyebab sindroma de
Quervain masih tetap idiopatik.
8
GEJALA KLINIS
Tanda dan gejala utama pada sindroma de Quervain adalah rasa nyeri dan
pembengkakan pada pangkal ibu jari. Nyeri dapat timbul tiba-tiba atau diawali
dengan rasa kelelahan yang makin lama makin meningkat menjadi nyeri. Apabila
kondisi ini dibiarkan tanpa diobati, nyeri dapat menjalar lebih jauh sampai ke ibu
jari, bagian belakang lengan bawah atau keduanya.
Gejala-gejala yang terdapat pada sindroma de Quervain antara lain
adalah:
1. Nyeri pada pangkal ibu jari
2. Bengkak pada pangkal ibu jari yaitu sekitar 1-2 cm dari processus styloideus
tulang radius
3. Kesulitan menggerakkan ibu jari dan pergelangan tangan pada saat
melakukan aktivitas seperti mencubit atau menggenggam
4. Rasa baal atau kebas pada bagian dorsal ibu jari dan jari telunjuk, disebabkan
oleh penebalan tendon yang mengiritasi saraf
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan penebalan pada perabaan
kompartemen di atas processus syloideus tulang radius. Pada umumnya
kompartemen yang membungkus tendo musculus abductor pollicis longus dan
musculus extensor pollicis brevis ini sangat menebal sehingga dapat tampak
penonjolan massa fusiformis ke permukaan kulit.
9
Tes Finkelstein
Tes Finkelstein digunakan untuk menegakkan diagnosis sindroma de
Quervain pada orang-orang dengan nyeri pergelangan tangan. Tes ini dilakukan
dengan menekuk ibu jari dan tangan pasien dalam posisi deviasi ulnar. Tes
finkelstein positif apabila nyeri tajam terasa pada regio styloid tulang radius.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding yang harus disingkirkan untuk menegakkan diagnosis
sindroma de Quervain, antara lain:
1. Osteoarthritis (OA) Sendi Carpo-Metacarpal Pertama (Carpo-Metacarpal
Joint I / CMCJ I)
2. Sindroma Intersection
3. Sindroma Wartenberg
Osteoarthritis CMCJ I
Pada umumnya nyeri yang terjadi pada OA CMCJ I berlokasi pada sisi
volar pergelangan tangan. Pada pemeriksaan tes finkelstein, OA CMCJ I dapat
positif, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan lainnya yaitu Tes Grind. Tes ini
dilakukan dengan mendorong ibu jari dengan kuat ke arah sendi CMC sambil
melakukan gerakan sedikit memutar sehingga tampak seperti gerakan menggiling.
Tes ini negatif pada sindroma de Quervain dan positif pada OA CMCJ I.
10
Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan tambahan berupa foto roentgen
untuk menyingkirkan diagnosis OA CMCJ I. Pada OA akan tampak tanda-tanda khas
berupa penyempitan spatium kartilago, peningkatan densitas tulang subchondral, dan
adanya osteofit. Sedangkan pada sindroma de Quervain pembengkakan disebabkan
oleh pembengkakan tenosynovium sehingga tidak akan tampak apa-apa pada
pemeriksaan roentgen.
Sindroma Intersection
Sindroma intersection adalah peradangan tenosynovium dari tendon-
tendon ekstensor yang terdapat pada pergelangan tangan yaitu musculus extensor
carpi radialis longus dan musculus extensor carpi radialis brevis. Kondisi ini juga
dapat melibatkan musculus abductor pollicis longus dan musculus extensor pollicis
brevis.
Sindroma ini pada umumnya terjadi pada aktivitas yang memerlukan
gerakan repetitif fleksi maupun ekstensi pergelangan tangan, contohnya pada
olahraga-olahraga yang menggunakan raket, dayung, atau pengangkat beban.
Karakteristik sindroma ini adalah nyeri dan pembengkakan pada bagian
distal dorsoradial lengan bawah. Hal ini merupakan penyulit dalam membedakan
sindroma ini dengan sindroma de Quervain karena sama-sama menunjukkan nyeri
pada pergelangan tangan. Akan tetapi nyeri pada kedua penyakit ini dimulai dari
tempat yang berbeda. Nyeri pada sindroma Intersection dirasakan pada titik
percabangan (intersection) yaitu kira-kira 3 inchi dari lengan bawah. Sedangan pada
sindroma de Quervain nyeri dirasakan sepanjang pergelangan tangan, dekat dengan
ibu jari. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan yang teliti untuk menentukan letak
nyeri pada pasien.
11
Sindroma Wartenberg
Sindroma ini disebabkan oleh kompresi pada cabang superfisial nervus
radialis yang mempersarafi bagian dorsal ibu jari dan sebagian jari telunjuk. Hal ini
dapat disebabkan oleh tekanan kronis pada saraf, aktivitas yang melakukan gerakan
repetitif, maupun trauma.
Pasien dengan sindroma Wartenberg mengeluhkan rasa nyeri pada bagian
distal radial lengan bawah diikuti dengan paresthesi pada bagian dorsal radial tangan.
Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan Tinel’s Sign. Yaitu
dengan mengetuk ringan di atas nervus radialis, dan pasien akan merasakan sensasi
yang serupa dengan sengatan listrik ringan.
TERAPI
Pengobatan Konservatif
Pada pasien dengan sindroma de Quervain semua aktivitas yang dapat
menyebabkan timbulnya gejala harus diubah atau dihentikan. Gerakan tangan yang
berulang, seperti menggenggam erat atau menekuk-nekukkan pergelangan tangan
hars dihindari. Posisi pergelangan tangan sebisa mungkin dalam garis netral, atau
dengan kata lain sejajar dengan garis lurus lengan, tanpa ditekuk ke arah depan
maupun belakang.
Dapat dilakukan pemasangan bidai khusus lengan bawah dan ibu jari
yang disebut dengan bidai thumb-spica. Bidai ini menjaga pergelangan tangan dan
12
sendi ibu jari agar tidak bergerak. Bidai ini berguna untuk mengistirahatkan tendo
musculus abductor pollicis longus dan musculus extensor pollicis brevis.
Obat anti-inflamasi juga dapat diberikan untuk mengurangi
pembengkakan tenosynovium dan mengurangi gejala. Obat anti-inflamasi yang dapat
digunakan antara lain ibuprofen dan aspirin.
Apabila pengobatan sederhana gagal mengurangi gejala, maka dapat
diberikan injeksi cortisone untuk mengiritasi kompartemen. Cortisone dapat
mengurangi bengkak pada tenosynovium dan untuk sementara dapat mengurangi
gejala.
Pengobatan Operatif
Pada pengobatan konservatif yang berhasil, kesembuhan dapat dicapai
dalam 4-6 minggu. Akan tetapi apabila pengobatan konservatif gagal dilakukan,
maka tindakan yang mungkin dilakukan adalah pembedahan. Operasi ditujukan
untuk memberikan ruang yang lebih luas untuk tendon-tendon agar tidak lagi
bergesekan satu sama lain di dalam kompartemen. Untuk mencapai hal ini dilakukan
operasi pembebasan atap kompartemen.
Pembedahan jenis ini dapat dilakukan dengan anestesi umum maupun
dengan anestesi regional. Anestesi regional memblokade saraf-saraf pada bagian
tubuh tertentu. Obat anestesi seperti novocaine dapat menimbulkan efek anestesi
selama beberapa jam.
Pada operasi untuk sindroma de Quervain, jenis anestesi regional yan
diberikan adalah axillary block, yang memblokade saraf pada lengan, atau wrist
block, yang hanya memblokade saraf pada tangan.
Setelah dilakukan tindakan anestesi, operasi dilanjutkan dengan
melakukan tindakan a dan antiseptik pada lapangan operasi.
Tindakan pertama pada pembedahan adalah membuat insisi pada sisi ibu
jari pergelangan tangan.
Operator kemudian memisah-misahkan jaringan hingga didapatkan
tendon beserta terowongannya. Insisi dilakukan untuk memisahkan atap dari
terowongan. Hal ini mengakibatkan terowongan terbuka dan memberikan ruang yang
13
lebih untuk tendon. Bekas insisi pada akhirnya akan sembuh oleh jaringan parut dan
menghasilkan terowongan yang lebih luas dibandingkan dengan sebelumnya.
Rehabilitasi diperlukan setelah dilakukan operasi. Penyembuhan total
dapat dicapai dalam beberapa bulan. Rasa nyeri dan gejala lain berkurang segera
setelah operasi. Tetapi rasa kaku pada daerah insisi dapat menetap sampai beberapa
bulan.
Rehabilitasi dapat dilakukan dalam bentuk fisioterapi. Tujuan utama dari
fisioterapi adalah untuk mengurangi atau menghilangkan penyebab iritasi tendon ibu
jari. Latihan dimulai dengan latihan gerakan tangan secara aktif sesuai batas gerakan
tangan. Fisioterapis juga menggunakan massage jaringan lunak, dan penguluran otot
tangan. Selain itu fisioterapis juga menggunakan serangkaian gentle stretches
mendorong tendon ibu jari meluncur dengan mudah ke dalam terowongan. Bila ada
kemajuan, latihan ditingkatkan untuk membantu memperkuat dan menstabilkan otot
dan sendi tangan dan ibu jari.
Pengaplikasian paraffin-bath atau hot pack membantu mengurangi nyeri
yang terjadi, karena dengan efek termal yang terjadi membantu meningkatkan proses
vaskularisasi darah pada sendi. Kombinasi dengan ultrasound terkadang memberikan
efek yang bermakna bagi pasien.
14
15
Recommended