Case Report - HNP

Preview:

DESCRIPTION

Laporan Kasus Stase Neurologi RSIJ Pondok Kopi

Citation preview

Laporan Kasus I

Hernia Nukleus Pulposus (HNP)

SMF. SarafKepaniteraan KlinikRSIJ Pondok Kopi

Pembimbing : Prof. dr. H. Samino, Sp.S(K)

Oleh :Arafani Putri Yaman

2011730123

Status Pasien - Anamnesis

Anamnesis

▪ Nama : Ny. AD

▪ Usia : 58 tahun

▪ Pekerjaan : Ibu rumah tangga

▪ Agama : Islam

▪ Alamat : Pondok Kelapa

▪ Jenis anamnesis : Autoanamnesis

▪ Tanggal masuk : 25 Oktober 2015 pukul 11.40 siang

Anamnesis

Keluhan Utama :

Nyeri pinggang yang menjalar kedua tungkai sejak 2 minggu SMRS. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke RSIJ Pondok Kopi mengeluh dengan keluhan nyeri pinggang

yang menjalar ke kedua tungkai sejak 2 minggu, nyeri dirasakan terus

menerus. Nyeri seperti tertusuk- tusuk disertai kedua kaki terasa panas,

terdapat rasa baal dan kesemutan, nyeri bertambah berat bila bergerak,

batuk, mengedan dan duduk. Nyeri menjalar dari pinggang hingga ke paha

kanan dan kiri. Sebelumnya pasien mengaku terpeleset dikamar mandi dan

gerakan punggung terbatas, nyeri kepala (-), mual (-), muntah (-), BAB dan

BAK normal, keluhan lain disangkal.

Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat nyeri pinggang (+) 2 tahun yang lalu, hipertensi (-), DM (-), gangguan ginjal (-), jantung (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien tidak memiliki riwayat DM, hipertensi, gangguan ginjal, jantung pada keluarganya.

 

Riwayat Pengobatan

Pasien mengaku pernah berobat atau minum obat sebelumnya bila nyeri pinggang

Anamnesis

Riwayat Psikososial

Pasien mengaku bekerja sebagai ibu rumah tangga yang sehari-hari menyapu, mengepel,

mencuci, memasak, dan sering mengangkat barang berat, serta sering naik turun tangga.

Makan tidak teratur, merokok (-), mengonsumi kopi/teh/soda (-), alkohol (-), tidur tidak

teratur, olahraga (-).

 

Riwayat Alergi

Menurut pengakuan pasien, tidak ada riwayat alergi obat, makanan, cuaca, debu, dll.

Pemeriksaan Fisik Pasien

Keadaan Umum dan Tanda Vital

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Composmentis

Tanda Vital

▪ Suhu : 36.9 oC

▪ TD : 120/70 mmHg

▪ RR : 21 x/menit

▪ Nadi : 88 x/menit, irama nadi teratur, regular, kualitas cukup

Antropometri

▪ BB : 80 Kg

▪ TB : 158 cm

▪ IMT : 32

▪ STATUS GIZI : Obesitas II

Status Generalis

▪ Kulit : Sianosis (-).

▪ Kepala : Normochepal, rambut bewarna hitam distribusi rata.

▪ Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran tyroid (-).

▪ Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).

▪ Telinga : Normotia, nyeri (-/-), serumen (-/-), pendengaran baik.

▪ Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan (-), hidung bagian luar tidak ada kelainan, cuping hidung (-).

▪ Mulut : Bibir kering (-), stomatitis (-), lidah kotor (-), faring hiperemis (-).

Pemeriksaan Fisis Paru

Inspeksi : Simetris dextra-sinistra, tidak ada bagian dada yang tertinggal

saat bernapas, retraksi dinding dada (-), otot bantu pernapasan

(-).

Palpasi : Simetris, vocal fremitus sama dextra-sinistra, tidak ada

bagian dada yang tertinggal saat bernapas, nyeri tekan (-).

Perkusi : Sonor pada semua lapang paru, batas sonor-pekak setinggi

ICS 6 linea midclavicularis dextra.

Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing(-/-).

Pemeriksaan Fisis Jantung

▪ Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.

▪ Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 linea midclavicularis sinistra.

▪ Perkusi : Batas jantung relatif dalam batas normal.

Batas jantung dekstra Linea parasternalis dextra IV.

Batas jantung sinistra Linea midclavicularis sinistra V.

▪ Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, bising jantung (-), gallop

(-).

Pemeriksaan Fisis Abdomen

▪ Inspeksi : Perut tidak membesar.

▪ Palpasi : Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali

(-), massa (-).

▪ Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran abdomen (+),

shifting dullness (-).

▪ Auskultasi: Bising usus (+).

Pemeriksaan Fisis Ekstremitas

Atas

Akral hangat, edema (-/-), pucat (-), CRT < 2 detik.

Bawah

Akral hangat, edema (-/-), pucat (-), CRT < 2 detik.

Pemeriksaan Neurologis

Status Neurologis

▪ Kesadaran : Compos mentis

▪ Kuantitatif (GCS) : E4M6V5

▪ Orientasi (tempat, waktu, orang, sekitar) : baik

▪ Jalan pikiran : baik

▪ Daya ingat kejadian : baik

▪ Kemampuan bicara : baik

Pemeriksaan Nervus Kranial I dan II

Nervus I (Olfaktorius) Dextra Sinistra

Daya pembau + +

Nervus II (Optikus) Dextra Sinistra

Daya penglihatan Normal Normal

Pengenalan warna Normal Normal

Medan penglihatan Normal Normal

Fundus okuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Papil Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Retina Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Arteri/vena Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Perdarahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pemeriksaan Nervus Kranial III

Nervus III (Okulomotorius) Dextra Sinistra

Ptosis - -

Gerak mata ke :

Medial +++

+++

Atas

Bawah

Ukuran pupil 3 mm 3 mm

Bentuk pupil Isokor Isokor

Refleks cahaya langsung + +

Refleks cahaya konsensuil + +

Refleks akomodatif + +

Strabismus divergen Negatif Negatif

Diplopia Negatif Negatif

Pemeriksaan Nervus Kranial IV dan VI

Nervus IV (Trokhlearis) Dextra Sinistra

gerak mata ke lateral bawah Normal Normal

strasbismus konvergen Negatif Negatif

Diplopia Negatif Negatif

Nervus VI (Abdusen) Dextra Sinistra

gerak mata ke lateral Normal Normal

strasbismus konvergen Negatif Negatif

Diplopia Negatif Negatif

Pemeriksaan Nervus Kranial V

Nervus V (Trigeminus) Dextra Sinistra

Menggigit Normal Normal

Membuka mulut Normal Normal

Sensibilitas muka :

Atas Normal Normal

Tengah Normal Normal

Bawah Normal Normal

Refleks kornea Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Refleks bersin Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Refleks maseter Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Refleks zigomatikus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Trismus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pemeriksaan Nervus Kranial VII

N. VII   ( Fasialis ) Dextra Sinitra

Mengerutkan dahi Bersiul Mengedip Meringis Menutup mata Tic facialis Mengembungkan pipi Tanda Chovstek

+++++Tidak dilakukan+Tidak dilakukan

+++++Tidak dilakukan+Tidak dilakukan

Lakrimasi Daya kecap 2/3 antR. Aurikulopalpebra R. Visuopalpebra Reflex glabella

Tidak dilakukan baik

++-

Pemeriksaan Nervus Kranial VIII

Nervus VIII (Vestibulokoklearis)

Dextra Sinistra

mendengar suara berbisik

+ +

mendengar detik arloji + +

tes Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan

tes Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan

tes Schwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pemeriksaan Nervus Kranial IX, X, XI

Nervus IX (Glosofaringeus) Dextra Sinistra

arkus farings Simetris Simetris

daya kecap lidah 1/3 belakang + +

reflek muntah Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Sengau - -

Tersedak - -

Nervus X (Vagus) Dextra Sinistra

arkus farings Simetris Simetris

Nadi Reguler Reguler

Bersuara + +

Menelan + +

Nervus XI (Aksesorius) Dextra Sinistra

memalingkan kepala Normal Normal

sikap bahu Normal Normal

mengangkat bahu Normal Normal

trofi otot bahu Normal Normal

Pemeriksaan Nervus Kranial XII

Nervus XII (Hipoglosus) Dextra Sinistra

sikap lidah Normal

Artikulasi Normal Normal

tremor lidah - -

menjulurkan lidah + +

kekuatan lidah Tidak dilakukan Tidak dilakukan

trofi otot lidah Eutrofi Eutrofi

fasikulasi lidah - -

Pemeriksaan Neurologi Ekstremitas Atas

  Lengan Atas Lengan Bawah TanganD S D S D S

Gerakan Normal Normal Normal Normal Normal NormalKekuatan 5 5 5 5 5 5

Tropi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi EutrofiTonus + + + + + +

Jenis Rangsangan

Lengan Atas Lengan Bawah Tangan

D S D S D S

Taktil + + + + + +

Nyeri + + + + + +

Posis Normal Normal Normal Normal Normal Normal

Pemeriksaan Neurologis Ekstremitas Bawah

  Tungkai Atas Tungkai Bawah Kaki

D S D S D S

Gerakan Normal Normal Normal Normal Normal Normal

Kekuatan 5 5 5 5 5 5

Tropi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi

Tonus + + + + + +

Jenis Rangsangan

Tungkai Atas Tungkai Bawah Kaki

D S D S D S

Taktil + + + + + +

Nyeri + + + + + +

Posis Normal Normal Normal Normal Normal Normal

Pemeriksaan Refleks Fisiologi

Refleks Fisiologi Dextra Sinistra  

Biceps + + Hiper refleks (-) Hipo refleks (-)

Trisep + + Hiper refleks (-) Hipo refleks (-)

Ulnaris + + Hiper refleks (-) Hipo refleks (-)

Radialis + + Hiper refleks (-) Hipo refleks (-)

Patella - - Hiper refleks (-) Hipo refleks (-)

Achilles - - Hiper refleks (-) Hipo refleks (-)

Pemeriksaan Refleks Patologis

Refleks Patologik Dextra Sinistra

Babinski - -

Chaddocck - -

Oppenheim - -

Gordon - -

Schaeffer - -

Gonda - -

Bing - -

Rossolimo - -

Mendel-Bechterew - -

Pemeriksaan Tambahan

Pemeriksaan tambahan

Dextra Sinistra

Tes Laseque + < 60° + < 60°

Brudzinski 2 - -

Kernig - -

Contralateral Laseque sign + +

Tes Bragard + +

Fungsi Vegetatif : Miksi dan defekasi baik

Koordinasi langkah dan keseimbangan

▪ Cara berjalan : Tidak dilakukan

▪ Tes Romberg : Tidak dilakukan

▪ Ataksia : -

▪ Nistagmus : -

▪ Tes Telunjuk – hidung : normal

▪ Tes hidung-telunjuk-hidung : normal

▪ Tes telunjuk-telunjuk : normal

Pemeriksaan Sensorik Telapak Tangan

▪ Rasa raba : +/+ pada ekstremitas atas dan bawah berbeda

▪ Rasa nyeri : Tidak dilakukan

▪ Rasa suhu : Tidak dilakukan

▪ Rasa gerak : Dalam Batas Normal

▪ Rasa getar : Tidak dilakukan

Pemeriksaan Lain

▪ Hipoestesia (+)

▪ Tes Laseque (+)

▪ Contralateral Laseque sign (+)

▪ Tes Bragard (+)

Pemeriksaan Penunjang

▪ Pemeriksaan darah dan urin

▪ Rontgen Lumbosakral

Radiologi

Kesan :

▪ Spondilosis lumbalis dengan foramen intervertebra L5-S1

sempit.

▪ Unstable pelvis

Resume

Seorang perempuan datang ke RSIJ Pondok Kopi mengeluh dengan

keluhan nyeri pinggang yang menjalar ke kedua tungkai sejak 2 minggu

(+) nyeri dirasakan terus menerus. Nyeri seperti tertusuk- tusuk disertai

kedua kaki terasa panas, baal dan kesemutan (+), nyeri bertambah bila

bergerak, batuk, mengedan dan duduk (+). Nyeri menjalar dari pinggang

hingga ke paha kanan dan kiri (+). Sebelumnya os terpeleset dikamar

mandi dan gerakan punggung terbatas (+), nyeri kepala (-), mual (-),

muntah (-), BAB dan BAK normal, keluhan lain disangkal

Status Generalis

▪ KU = Sakit sedang, Kesadaran : CM, GCS : E4V5M6

▪ TTV = TD : 130/80 mmHg; N : 84x/mnt; S : 37 ºC; P : 20 x/mnt.

▪ PF = Hipoestesia (+), Tes Laseque < 60◦(+) atau < 60◦ (+),

Contralateral Laseque sign (+), Tes Bragard (+), refleks fisiologis patella

(-/-), achillles (-/-)

Diagnosis

▪ Diagnosa topis : Setinggi Lumbal 5 – Sakrum 1

▪ Diagnosa klinis : Hernia Nukleus Pulposus

▪ Diagnosa etiologik : Penekanan radiks + trauma +

degeneratif

▪ Diagnosa patologik : Inflamasi

Terapi

Non-farmakoterapi

1. Imobilisasi diperlukan bila gejala radikuler bertambah berat

2. Pemakaian korset lumbar sementara selama 2 minggu

3. Fisioterapi program olahraga

Farmakoterapi

4. Pregabalin 3 x 150 mg

5. Meloxicam 1 x 15 mg

6. Tramacet 3 x1

Prognosis

▪ Ad vitam : dubia ad Bonam

▪ Ad functionam : dubia ad Bonam

▪ Ad sanactionam : dubia ad Bonam

Tinjauan Pustaka

Anatomi dan Fisiologi

33 tulang punggung pada manusia yang

dibagi :

▪ 7 tulang cervical (leher)

▪ 12 tulang thorax (thoraks atau dada)

▪ 5 tulang lumbal

▪ 5 tulang bergabung membentuk bagian

sacral

▪ 4 tulang membentuk tulang ekor (coccyx).

Anatomi dan Fisiologi

Tulang vertebrae ini dihubungkan satu

sama lainnya oleh ligamentum dan tulang

rawan. Bagian anterior columna vertebralis

terdiri dari corpus vertebrae yang

dihubungkan satu sama lain oleh diskus

fibrokartilago yang disebut diskus

invertebralis dan diperkuat oleh

ligamentum longitudinalis anterior dan

ligamentum longitudinalis posterior.

Diskus invertebralis menyusun

seperempat panjang columna

vertebralis. Diskus ini paling tebal di

daerah cervical dan lumbal, tempat

dimana banyak terjadi gerakan columna

vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi

dan shock absorber agar columna

vertebralis tidak cedera bila terjadi

trauma.

Anatomi dan Fisiologi

Diskus intervertebralis terdiri dari

dua bagian utama : nukleus

pulposus di tengah dan annulus

fibrosus disekelilingnya. Diskus

dipisahkan dari tulang yang diatas

dan dibawanya oleh lempengan

tulang rawan yang tipis (hyalin

cartilage plate).

Nukleus pulposus berfungsi

sebagai bantalan dan berperan

menahan tekanan atau beban.

Definisi Hernia Nucleus Pulposus

HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus dari discus melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan radix spinalis sehingga menimbulkan gangguan.

Epidemiologi Hernia Nucleus Pulposus

▪ 1 – 2 % dari populasi

▪ HNP lumbalis paling sering (90%) mengenai diskus intervetebralis L5-S1, L4-L5.

▪ Biasanya nyeri pinggang bawah (NPB) oleh karena HNP lumbalis akan membaik

dalam waktu kira-kira 6 minggu.

▪ HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak pada dekade

ke-4 dan ke-5.

▪ HNP lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan yang banyak

membungkuk dan mengangkat.

Etiologi Hernia Necleus Pulposus

▪ Degenerasi diskus intervertebralis

▪ Trauma minor pada pasien tua dengan regenerasi

▪ Trauma berat atau terjatuh

▪ Mengangkat atau menarik benda berat

Faktor Risiko

Tidak Dapat Dimodifikasi

Dapat Dimodifikasi

UsiaRiwayat Cedera Punggu

ng

Jenis Kelami

n

Pekerjaan

Olahraga

Batuk berula

ng

Merokok

BB

Patogenesis

ruptur nukleus pulposus

Kehilangan protein polisakarida dalam diskus menurunkan kandungan

air nukleus pulposus

Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus.

Setelah trauma kartilago dapat

cedera.

Didaerah lumbal, herniasi lebih sering terjadi kearah

posterolateral dan menekan radiks saraf

spinalis

Menurut gradasinya, herniasi dari nukleus pulposus dibagi atas:

•Protruded intervertebral disc, nukleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa kerusakan annulus

fibrosus.

•Prolapsed intervertebral disc, nukleus berpindah tetapi masih didalam lingkaran annulus fibrosus.

•Extruded intervertebral disc, nukleus keluar dari annulus fibrosus dan berada dibawah ligamentum

longitudinal posterior.

•Sequestrated intervertebral disc, nukleus telah menembus ligamentum longitudinal posterior

Manifestasi Klinis

▪ Nyeri menjalar (nyeri radikuler) dari punggung hingga ke tungkai bawah atau kaki (tergantung dari dermatom radiks yang terkunci). Nyeri tungkai bawah lebih sakit daripada nyeri punggung;

▪ Gerakan punggung terbatas (terutama fleksi ke depan) akibat nyeri;

▪ Nyeri diperberat dengan batuk, bersin, atau mengejan. Nyeri mereda dengan memfleksi lutut atau paha;

▪ Tanda - tanda tegangan radiks :

Straight leg raise (SLR = Lasegue’s test) atau crossed SLR (nyeri harus terjadi pada sudut < 60°) menandakan keterlibatan radiks L5, S1.

Femoral stretch test menandakan keterlibatan radiks L2-L4.

▪ Kelemahan motorik yang diikuti dengan penurunan refleks fisiologis patella dan achilles;

▪ Perubahan sensorik (baal, kesemutan, rasa panas, rasa seperti ditusuk - tusuk) sesuai dermatom;

▪ Jika sudah memberat dapat disertai gangguan otonom seperti retensi urin

Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan FisikAnamnesis

Anamnesis

Awitan

•nyeri mendadak•Nyeri bertahap

Lama dan Frekuensi Serangan

•Herniasi diskus, 8 hari sampai resolusinya.•Degenerasi diskus dapat menyebabkan rasa tidak nyaman kronik dengan eksaserbasi selama 2 - 4 minggu.

Anamnesis

Lokasi dan Penyebaran•nyeri punggung akibat gangguan mekanis atau medis terutama terjadi di daerah lumbosakral.•Nyeri yang menyebar ke tungkai bawah atau hanya di tungkai bawah mengarah ke iritasi akar saraf.•Nyeri yang menyebar ke tungkai juga dapat disebabkan peradangan sendi sakroiliaka. •Nyeri psikogenik tidak mempunya pola penyebaran yang tetap.

Faktor yang memperberat/memperingan

•Pada lesi mekanis keluhan berkurang saat istirahat dan bertambah saat aktivitas.•Pada penderita HNP duduk agak bungkuk memperberat nyeri. Batuk, bersin atau manuver valsava akan memperberat nyeri•Pada penderita tumor, nyeri lebih berat atau menetap jika berbaring

Kualitas/intensitas

• Nyeri tungkai >> nyeri punggung, radikulopati & mungkin memerlukan tindakan operasi.

• nyeri punggung >> nyeri tungkai, tidak menunjukkan adanya suatu kompresi radiks dan tidak perlu tindakan operatif.

• sebagian besar episode herniasi diskus terjadi setelah suatu gerakan yang relatif sepele, seperti membungkuk atau memungut barang enteng

• batuk, bersin dan mengejan sewaktu defekasi dapat menambah nyeri pada HNP

• Nyeri pada malam hari bisa merupakan suatu peringatan, karena bisa menunjukkan adanya suatu kondisi terselubung seperti adanya suatu keganasan ataupun infeksi.

Pemeriksaan Fisik

•Keterbatasan gerak pada salah satu sisi atau arah.

•Nyeri tungkai saat back extension, bila ada stenosis

foramen intervertebralis di lumbal dan artritis lumbal

•Nyeri tungkai saat forward flexion bila ada HNP

•Lokasi dari HNP biasanya dapat ditentukan bila pasien

disuruh membungkuk ke depan ke lateral kanan dan kiri

yang menyebabkan nyeri pada tungkai yang ipsilateral

menandakan adanya HNP pada sisi yang sama.

Inspeksi

Pemeriksaan Fisik

•nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya

kemungkinan suatu keadaan psikologis di bawahnya

(psychological overlay).

•Kadang bsa ditentukan letak segmen yang menyebabkan nyeri

dengan menekan pada ruangan intervertebralis atau dengan jalan

menggerakkan ke kanan ke kiri prosesus spinosus sambil melihat

respons pasien

•Pada spondilolistesis yang berat dapat diraba adanya

ketidakrataan (step-off) pada palpasi di tempat/level yang terkena.

Palpasi

Pemeriksaan Fisik

▪ Refleks patella terutama menunjukkan adanya gangguan dari radiks L4 dan kurang dari L2 dan L3.

▪ Refleks tumit predominan dari S1. Harus dicari refleks patologis seperti babinski, terutama bila hiperefleksia menunjukkan adanya gangguan UMN.

▪ Dari pemeriksaan refleks ini dapat membedakan akan kelainan yang berupa UMN atau LMN.

Pemeriksaan Neurologis

▪ Tes Laseque

▪ Tanda Laseque kontralateral (contralateral Laseque sign)

▪ Tes Bragard

▪ Tes Sicard

▪ Tes Valsava

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

•LED dan Morfologi Darah Tepi → Infeksi /

Myeloma

• kalsium, fosfor, asam urat, alkali

fosfatase, asam fosfatase, antigen

spesifik prostat → Pada laki-laki yang

dicurigai Metastasis Ca Prostat

Radiologi

•Foto rontgen (lebih bagus jika pasien dalam keadaan berdiri) pada posisi anteroposterior, lateral, dan oblique

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

• LED dan Morfologi Darah Tepi → Infeksi / Myeloma

• Kalsium, fosfor, asam urat, alkali fosfatase, asam fosfatase, antigen

spesifik prostat → Pada laki-laki yang dicurigai Metastasis Ca Prostat

Pemeriksaan Penunjang - Radiologi

Foto Rontgen

• Foto rontgen (lebih bagus jika pasien dalam keadaan berdiri) pada posisi anteroposterior,

lateral, dan oblique

• penyempitan ruang diskus intervertebral, osteofit pada sendi facet dan penumpukan

kalsium pada vertebrae, pergeseran korpus vertebrae (spondilolistesis), infiltasi tulang

oleh tumor.

CT Scansarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan level neurologis telah jelas dan

kemungkinan karena kelainan tulang.

MRI

sangat sensitif pada HNP dan akan menunjukkan berbagai prolapse. MRI sangat berguna bila : vertebra dan level neurologis belum jelas, kecurigaan kelainan patologis pada medula spinal atau jaringan lunak, untuk menentukan kemungkinan herniasi diskus post operasi, kecurigaan karena infeksi atau neoplasma.

Mielografi

alat diagnostik yang sangat berharga pada diagnosis NPB dan diperlukan oleh ahli bedah saraf/ortopedi untuk menentukan lokalisasi lesi pre-operatif dan menentukan adakah sekwester diskus yang lepas dan mengeksklusi adanya suatu tumor.

Penatalaksanaan

Konservati• Analgesik golongan OAINS : ibuprofen, asetaminofen• Tidak perlu imobilisasi kecuali terdapat gejala radikuler berat;• Modifikasi aktivitas, edukasi pasien (kurangi duduk lama terus menerus,

membungkuk, dan mengangkat barang);• Fisioterapi, program olahraga;• Collar neck atau korset lumbal sementara selama 2 minggu;• Dapat dilakukan injeksi kortikosteroid epidural pada nyeri radikuler hebat di lumbal

Indikasi Pembedahan

• Nyeri yang tidak tertahankan walaupun sudah menjalani terapi konservatif yang adekuat selama > 3 bulan;

• Hasil EMG didapatkan kompresi radiks;• Defisit neurologis progresif;• Pembedahan adalah disektomi anterior servikal atau laminektomi.

Komplikasi

▪ Nyeri tulang belakang kronik

▪ Nyeri tulang belakang permanen (sangat jarang)

▪ Hilangnya sensasi atau pergerakan di tungkai atau kaki

▪ Menurunnya atau hilangnya fungsi dari usus dan kandung kemih

Diagnosis Banding

▪ Neuropati diabetika (neuropati iskhiadikus/ femoralis)

▪ Tumor daerah vertebra

▪ Fraktur vertebra

▪ Spondilosis

▪ Proses inflamasi tulang belakang di sekitar L5, S1 dan S2 misalnya;

arthritis sakroiliaka atau bursitis m. piriformis.

▪ “Entrapment neuritis” dari n.iskhiadikus.

▪ Neuritis iskiadikus primer.

Prognosis

Umumnya prognosa baik dengan pengobatan yang konservatif. Presentasi rekurensi

dari keadaan ini sangat kecil. Tetapi kadang-kadang pada sebagian orang memerlukan

waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun untuk memulai lagi aktivitasnya tanpa

disertai rasa nyeri dan tegang pada tulang belakang. Keadaan tertentu (misalnya

dalam bekerja) yang mengharuskan pengangkatan suatu benda maka sebaiknya

dilakukan modifikasi untuk menghindari rekurensi nyeri pada tulang belakang.