View
115
Download
17
Category
Preview:
DESCRIPTION
Tumor Buli
Citation preview
Laporan Kasus
TUMOR BULI-BULI
Disusun Oleh :
Farida
1008120615
Pembimbing
Dr. dr. Zuhirman Sp.U
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RUMAH SAKIT UMUM ARIFIN ACHMADPEKANBARU
2014
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan kasus dengan judul “Tumor Buli-Buli”.
Laporan kasus ini ditulis untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Tumor Buli-
buli yang merupakan salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing, dr. Zuhirman SpU yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberikan pengarahan dalam penyusunan laporan kasus ini dari awal hingga selesai.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun
demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Pekanbaru, 14 April 2014
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tumor traktus urogenitalia merupakan keganasan yang sering dijumpai
ditempat praktek sehari-hari, yang mungkin terlewatkan karena kukurangwaspadan
dokter dalam mengenali penyakit ini. Diantara keganasan urogenitalia, tumor buli-
buli atau tumor vesika urinaria (kandung kemih) merupakan 2% dari seluruh
keganasan dan merupakan keganasan kedua terbanyak pada sistem urogenitalia
setelah karsinoma prostat. Tumor ini dua kali lebih sering menyerang pria dibanding
wanita. Di daerah industri, terutama pabrik cat, kejadian tumor ini meningkat tajam,
karena pekerja-pekerja di pabrik kimia, merupakan salah satu faktor risiko yang
mempermudah seseorang menderita karsinoma buli-buli. Salah satu gejala yang
terdapat pada tumor buli-buli adalah adanya total hematuria tanpa disertai rasa nyeri.
Sebagian besar ± 90% tumor buli-buli adalah karsinoma sel transisional.1
Di Amerika Serikat keganasan ini merupakan penyebab kematian ke enam
dari seluruh penyakit kaganasan, dan pada tahun 1996 yang lalu diperkirakan
ditemukan 52.900 kasus baru kanker buli-buli. Di Indonesia berdasarkan pendataan
hasil pemeriksaan jaringan yang dilakukan selama 3 tahun diketahui bahwa kanker
buli-buli menempati urutan kesepuluh dari tumor ganas primer pada pria. Di sub
bagian Urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dari 152 kasus keganasan urologi
antara tahun 1995-1997, 36% diantaranya adalah kanker buli-buli dan juga
3
menempati urutan pertama. Puncak kejadiannnya terutama berada pada usia dekade
ke lima sampai ke tujuh.2
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka diperlukan suatu
literatur khusus untuk membahas mengenai tumor buli-buli beserta laporan kasus
mengenai tumor buli-buli yang berada dibangsal bedah urologi Rumah Sakit Umum
Arifin Ahmad Provinsi Riau 2014.
1.2 Batasan Masalah
Referat ini membahas tentang buli-buli, baik dari segi anatomi dan fisiologi,
definisi, etiologi dan faktor resiko, jenis histopatologi, diagnosa, derajat invasi tumor
dan penatalaksanaan tumor buli-buli serta ilustrasi kasus tentang tumor buli-buli.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memahami dan menambah wawasan mengenai tumor buli-buli.
2. Meningkatkan kemampuan penulisan ilmiah dibidang kedokteran khususnya
dibagian Ilmu Bedah.
3. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Kepaniteraan Klinik Senior dibagian
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Riau RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru.
1.4 Metode Penelitian
Penulisan referat ini menggunakan metode tinjauan pustaka dengan mengacu
kepada beberapa literature dan ilustrasi kasus tentang tumor buli-buli.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan fisiologi buli-buli
Buli-buli (vesika urinaria) terletak tepat di belakang pubis didalam cavitas
pelvis. Secara anatomik bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu permukaan
superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum, dua permukaan inferiolateral,
dan permukaan posterior. Permukaan superior merupakanlokus minoris (daerah
terlemah) dinding buli-buli. Kapasitas maksimum vesika urinaria dalam menyimpan
urine adalah kurang lebih 500 ml. Vesika urinaria yang kosong pada orang dewasa
seluruhnya terletak di dalam pelvis, bila vesika urinaria terisi, dinding atasnya akan
terangkat sampai masuk ke regio hipogastrikum. Vesica urinaria yang kosong
berbentuk piramid, mempunyai apek, basis dan sebuah facies superior serta dua buah
facies inferolateralis juga mempunyai collum.3
Buli-buli adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang
saling beranyaman. Disebelah dalam adalah otot longitudinal , ditengah merupakan
otot sirkuler dan paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli terdiri atas
sel-sel transisional yang sama seperti pada mukosa-mukosa pelvis renalis, ureter dan
uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan meatus uretra internum
membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-buli.1
5
Gambar 2.1 Anatomi buli-buli (vesika urinaria)4
Buli-buli berfungsi menampung urine dari ureter dan kemudian
mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Buli-buli
diperdarahi oleh arteria vesicalis superior dan inferior, cabang arteria iliaca interna
dan oleh venae yang membentuk plexus venosus vesicalis, dibawah berhubungan
dengan plexus venosus prostaticus; dan bermuara ke vena iliaca interna. Pembuluh
limf bermuara ke nodi iliaca interni dan externi. Persarafan buli-buli berasal dari
plexus hypogastricus inferior.1
6
2.2 Definisi tumor buli-buli
Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli (Kandung
Kencing). Karsinoma buli-buli merupakan tumor superfisial. Tumor ini lama
kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria, otot & lemak perivesika
yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitar. Di samping itu tumor
dapat menyebar secara limfogen maupun hematogen. Penyebaran limfogen
menuju kelenjar limfe, perivesika, obturator, iliaka eksterna,dan iliaka
komunis. Penyebaran hematogen paling sering ke hepar, paru-paru dan
tulang.1
2.3 Etiologi dan faktor resiko tumor buli-buli
Keganasan buli terjadi karena induksi bahan karsinogen yang banyak terdapat
di sekitar kita. Beberapa factor resiko yang mempermudah seseorang menderita
karsinoma buli adalah :1,5
Merokok
Merokok merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya karsinoma buli.
Merokok mengakibatkan setengah dari kematian pada pria dengan karsinoma buli
dan lebih dari sepertiga pada wanita dengan karsinoma buli.
Pekerjaan
Pekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), laboratorium, pabrik karet,
tekstil, percetakan, dan pekerja pada salon sering terpapar bahan karsinogen berupa
senyawa amin aromatik.
7
Infeksi kandung kemih kronis dan batu buli. Telah diketahui bahwa kuman-kuman
E.coli dan Proteus spp menghasilkan nitrosamin yang merupakan zat karsinogen.
Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan. Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis
buatan yang mengandung sakarin dan siklamat, serta pemakaian obat-obatan
siklofosfamid.
Umur (> 40 tahun) dan jenis kelamin (laki-laki 3-4x lebih banyak dibanding
wanita).
2.4 Jenis histopatologi tumor buli-buli
Tumor buli-buli dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (in situ), noduler
(infiltratif), atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.
Gambar 2.2. Bentuk Tumor Buli-Buli
Ada beberapa jenis karsinoma buli, antara lain:1
o Karsinoma sel transisional (urothelial)
o Karsinoma sel skuamosa
o Adenokarsinoma
8
Sebagian besar (± 90%) karsinoma buli adalah karsinoma sel transisional.
Jenis ini bersifat multifokal yaitu dapat terjadi di saluran kemih yang epitelnya terdiri
atas sel transisional yaitu di pielum, ureter, atau uretra posterior. Sedangkan jenis
karsinoma sel skuamosa terjadi pada 10% kasus dan adenokarsinoma sekitar 2%
kasus.1
2.5 Diagnosa tumor buli-buli
Gajala klinis yang dapat ditimbulkan dari suatu karsinoma buli antara lain:
Darah pada urin (hematuria makroskopis atau hematuria mikroskopis) yang
bersifat (1) tanpa disertai nyeri (painless), (2) kambuhan (intermittent), (3)
terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total).1
Nyeri saat proses mengeluarkan urin (disuria), meskipun seringkali karsinoma
buli-buli tanpa disertai gejala disuria, tetapi pada karsinoma insitu atau
karsinoma yang sudah mengadakan infiltrasi luas tidak jarang menunjukkan
gejala iritasi buli-buli.1
Urgensi, frenkuensi.5
Nyeri pada daerah pelvis atau pinggang.5
Hematuria dapat menimbulkan retensi bekuan darah sehingga pasien datang
dengan meminta pertolongan karena tidak dapat miksi.1
Keluhan akibat penyakit yang telah lanjut berupa gejala obstruksi saluran
kemih bagian atas atau edema tungkai.5
Pemeriksaan, berupa:
9
Pemeriksaan per-rektal atau vaginal.
Hal ini berguna untuk memeriksa keberadaan tumor dengan ukuran yang
cukup besar. Pemeriksaan palpasi bimanual sangat berguna untuk menentukan
infiltrasi. Palpasi bimanual dikerjakan dengan narkose umum (supaya otot
buli-buli relaks) pada saat sebelum dan sesudah reseksi tumor TUR Buli.1
Sistoskopi (atau disebut juga sistouretroskopi)
Suatu pemeriksaan yang mana alat ini dimasukkan sepanjang uratra untuk
memeriksa kandung kemih dan traktus urinarius untuk melihat adanya suatu
abnormalitas struktural atau obstruksi , seperti tumor atau batu. Contoh
jaringan kandung kemih (biopsi) dapat diambil melalui sistoskop untuk
kemudian diperiksa dengan menggunakan mikroskop.5
Intavenous pyelogram (IVP)
Pemeriksaan ini berguna untuk memeriksa ginjal, ureter, dan kandung kemih,
mendeteksi adanya tumor, abnormalitas, batu, dan mengetahui obstrusi janie
lainnya. Pemeriksaan IVP dapat mendeteksi adanya tumor buli berupa filling
deffect. Didapatkannya hidroureter atau hidronefrosis merupakan salah satu
tanda tanda adanya infiltrasi tumor ke ureter atau muara ureter.5
10
Gambaran IVP pada Karsinoma Buli-buli6
Laboratorium
Laboratorium yang dapat digunakan anatara lain darah rutin, kimia darah, urin
mikroskopis dan deteksi bakteri di dalam urin. Selain itu dapat pula dilakukan
pemeriksaan sitologi urin, yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas
bersama urin.1,5
2.6 Derajat invasi tumor (stadium)
Penentuan derajat invasi tumor berdasarkan sistem TNM atau berdasarkan
penentuan stadium dari Marshal adalah sebagai berikut :
Tabe 2 1. Stadium karsinoma buli sesuai system TNM dan stadium menurut Marshall1
TNM Marshall UraianTis 0 Karsinoma in situTa 0 Tumor papilari non invasifT1 A Invasi submukosaT2 B1 Invasi otot superfisialT3a B2 Invasi otot profundaT3b C Invasi jaringan lemak prevesikaT4 D1 Invasi ke organ sekitar
N1-3 D1 Metastasis ke limfonoduli regionalM1 D2 Metastasis homogen
2.7 Penatalaksanaan dan prognosis tumor buli-buli
11
Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli-buli adalah
reseksi buli-buli transuretra atau TUR buli-buli. Pada tindakan ini dapat sekaligus
ditentukan luas infiltrasi tumor, tetapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya, antara
lain: (1) tidak perlu terapi lanjutan akan tetapi selalu mendapat pengawasan yang ketat
atau wait and see, (2) Instilasi intravesika dengan obat-obat Mitomisin C, BCG, 5-
Fluoro Urasil, Siklofosfamid, Doksorubisin, atau dengan interferon, (3) sistektomi
radikal (pengangkatan buli-buli dan jaringan sekitarnya, pada pria berupa
sistoprostatektomi, dan selanjutnya aliran urine dari ureter dialirkan mealui beberapa
cara diversi urin), parsial, atau total, (4) radiasi eksterna dan (5) terapi ajuvan dengan
kmeoterapi sistemik antara lain regimen Sisplatinum-Siklofosfamid dan Adriamisin.1
Tabel 2.2 Alternatif terapi setelah TUR buli-bulii1
Stadium TindakanSuperfisial(stadium 0-A)
TUR Buli-buli/fulgurasiInstilasi intravesika
Invasif(stadium B-C-D1)
TUR Buli-buliSistektomi atau radiasi
Metastasis(stadium D2)
Ajuvantivus kemoterapiRadiasi paliatif
Semua pasien karsinoma buli- buli harus mendapatkan pemeriksaansecara
berkala, dan secara rutin dilakukan pemeriksaan klinis, sistologi urine serta sistoskopi.
Jadwal pemeriksaanberkala itu pada: (1)tahun I dilakukan setiap 3 bulan sekali, (2)
Tahun kedua setiap 4 bulan sekali dan (3) tahun III dan seterusnya setiap 6 bulan
sekali. Tindakan yang pertama kali dilakukan pada pasien karsinoma buli adalah reseksi
buli transuretra atau TUR Buli. Pada tindakan ini dapat sekaligus ditentukan luas infiltrasi
tumor. Terapi selanjutnya tergantung pada stadiumnya antara lain :
12
Tabel 2.3 Prognosis karsinoma buli-buli7
Tingkat TNM 5-years survival rateTis 90%TaT1 60-80%T2 50%
T3a 40%T4 30%N+ 10%M+ 0-2%
13
BAB III
ILUSTRASI KASUS
LAPORAN KASUS BAGIAN BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD
Identitas Pasien :
Nama : Tn. AR
Umur : 64 Tahun
Tanggal lahir : 20-12-1949
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Parit Ladang, Indragiri Hilir
Asal : Pulau Palas
Status : Kawin
Pendididkan : SD
Pekerjaan : Petani
Masuk RS : 08 April 2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri saat berkemih dan keluar darah saat berkemih sejak 2 bulan yang lalu sebelum
masuk rumah sakit (SMRS).
Riwayat Penyakit Sekarang
2 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit (SMRS), pasien mengeluh sakit pada
bagian perut bagian bawah, nyeri dirasakan hilang timbul, nyeri dirasakan pasien
pada awal sampai akhir kencing dan pasien harus mengedan saat berkemih. Pada
saat kencing, keluar darah diawal berkemih dan darah semakin berkurang di
14
pertengahan dan menghilang diakhir saat berkemih. Darah yang keluar berupa
gumpalan darah/bekuan darah berwarna merah.
5 hari sebelum dirawatdi RSUD Tembilahan, pasien mengalami demam, mual,
muntah.
Pasien sebelumnya sudah pernah dirawat selama 10 hari di Rumah Sakit Umum
Daerah Tembilhan dengan keluhan nyeri pada saluran kencing. Pasien sudah
menerima tranfusi darah sebanyak 10 kantung.
Pemasangan kateter urine dilakukakan sejak pasien dirawat di RSUD Tembilahn
hingga dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad. Nyeri saat kencing dirasakan berkurang
setelah pemasangan kateter urin.
Pasien merasa tidak puas saat berkemih.
Nyeri didaerah pinggang tidak ada.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat diabetes melitus (-).
- Riwayat hipertensi (-).
- Riwayat kencing batu atau pasir (-)
- Riwayat trauma (-)
- Riwayat menderita asam urat yang tinggi tidak diketahui.
- Riwayat infeksi saluran kemih tidak diketahui.
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
15
SKOR INTERNASIONAL GEJALA PROSTAT (I-PSS)
Untuk pertanyaan nomor 1 hingga nomo6 jawaban dapat diberikan skor sebagai berikut:
0=Tidak pernah 3=Kurang lebuh separuh dari kejadian
1=Kurang dari sekali dari 5 kali kejadian 4=lebih dari separuh dari kejadian
2=Kurang dari separuh kejadian 5=Hampir selalu
Dalam satu bulan terakhir ini berapa seringkah anda:
No Keluhan pada bulan terakhir 0 1 2 3 4 5
1 Merasakan masih terdapat sisa pipis setelah buang air kecil
V
2 Harus kencing lagi padahal belum ada setengah jam yg lalu buang air kecil
V
3 Harus berhenti saat BAK dan segera mulai BAK lagi dan terjadi berkali-kali
V
4 Tidak dapat menahan keinginan BAK V
5 Merasakan pancaran BAK lemah V
6 Harus mengejan dalam memulai BAK V
7 Dalam sebulan terakhir berapa kali anda bagun di malam hari untuk BAK
V
8 Dengan keluhan seperti ini bagaimana anda menikmati hidup
Sangat tidak puas (5)
Skor IPSS = 30 dengan Kualitas Hidup 5
Kesimpulan LUTS: Severe (20-35)
16
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
- Keadaan umum : tampak sakit sedang
- Kesadaran : Komposmentis
- Keadaan gizi : Kurang
Vital Sign
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 68 x/menit
- Nafas : 24 x/menit
- Suhu : 36,60 C (suhu aksila)
Pemeriksaan kepala dan leher
- Mata : konjungtiva anemis (+/+); sklera ikterik (-/-)
- Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thoraks
- Inspeksi : simetris kiri dan kanan, retraksi (-/-), gerakan napas
kanan kiri sama.
- Palpasi : vokal fremitus kanan kiri sama.
- Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
- Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
- Inspeksi : perut sedikit cekung
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Palpasi : perut supel, nyeri tekan (-),hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : timpani
Extremitas : Akral hangat, CRT <2 detik dan tidak ada kelainan
Pemeriksaan kelenjar limfe : KGB inguinal tidak teraba.
Pemeriksaan Genitourinarius: Terpasang kateter urine
17
Pemeriksaan Urologis
1. Flank
Pemeriksaan Dextra SinistraInspeksi - tanda radang (merah, bengkak, cairan, hematom) - trauma - massa
---
---
Palpasi - ballotement - nyeri tekan CVA
--
--
Perkusi - nyeri ketok (CVA)
- -
2. Suprapubik
- Inspeksi : Permukaan datar dan tidak membengkak, tanda trauma tumpul/tajam
(-), fraktur pelvis (jejas (-), laserasi (-), hematom (-)).
- Palpasi : Nyeri tekan (+), teraba massa (-).
3. Genitalia eksterna
Penis
- Inspeksi: ukuran makro penis; posisi bengkok kiri akibat pemasangan kateter
urin; preputium disirkumsisi; tidak terdapat jejas, laserasi dan hematom; tidak
terdapat tanda radang; massa (-); meatus uretra ekterna (MUE) tidak terlihat
karena pemasangan kateter.
- Palpasi : tidak terdapat massa.
Skrotum
- Inspeksi : tanda radang (-); massa (-); tanda trauma (-).
- Palpasi : nyeri tekan (-).
18
4. Rectal Toucher
- Tonus sphyncter ani (TSA) : baik
- Mukosa ampula : licin
- Refleks bulbo Cavernosus : tidak dilakuakan
- Prostat : Sulcus interlobaris : (-)
Konsistensi : keras, permukaan rata
Kutub atas : tidak teraba
Nyeri : (+)
Tafsiran berat prostat : ± 50 gram
Diagnosis Kerja
Pre operasi : Susp. Carsinoma buli-buli.
Post operasi : Carsinoma buli-buli + Benign Prostat Hiperplasia (BPH).
Diagnsis banding
Hematuria et causa obstruksi saluran kemih.
Pemeriksaan Penunjang dan hasil pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium
1. Urinalisis (tidak dilakukan)
2. Darah rutin
Hb : 10,8 gr/dl
HT : 33,60 %
Leukosit: 8500 ul/dl
Eritrosit : 3,67 ul/dl
Trombosit: 264.000 ul/dl
19
3. Kimia darah
Glukosa : 65 mg /dL
Ure : 22 mg/dl
Cre : 0,09 mg/dl
AST1 : 31 IU/L
ALT1 : 31 U/L
ALB1 : 3,11 g/dL
BILT : 0,79 mg/dL
BILD : 0,13 mg/dL
4. Elektrolit darah (tidak ada data) : Na+, K+, Ca++, Cl-
Pemeriksaan
1. Cystography
2. BNO-IVP
20
21
3. USG Abdomen
- Massa dinding vesika urinaria dengan tanda-tanda malignansi.
- Pembesaran prostat (volume = 30 ml).
- Symple cyst multiple ren sinistra.
- Ren dextra tak tampak kelainan.
22
Rencana penatalaksana
TUR Buli-buli (pada tanggal 15 April 2014)
TUR prostat (pada tanggal 15 April 2014)
23
BAB V
PEMBAHASAN
Dilaporkan pasien laki-laki berumur 64 tahun yang dirawat di ruang Dahlia 4
dari tanggal 08 April 2014 dengan diagnosa Tumor buli-buli. Diagnosis tumor buli-
buli didasarkan atas anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.
Diagnosis post operasi adalah tumor buli-buli dan benign prostat hiperplasia (BPH).
Dari hasil anamnesis pada kasus ini, dengan keluhan utama Nyeri saat
berkemih dan keluar darah saat berkemih sejak 2 bulan yang lalu sebelum masuk
rumah sakit (SMRS). darah yang keluar waktu berkemih (hematuria makroskopik),
yaitu hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai urine yang berwarna
merah karena didalamnya terdapat sel darah merah/eritrosit. Hematuria makroskopik
yang berlangsung terus menerus dapat mengancam jiwa karena dapat menimbulkan
penyulit berupa: terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyumbat aliran urine.
Salah satu penyebat hematuria adalah adanya tumor baik jinak maupun ganas.Nyeri
yang menyertai hematuria dapat berasal dari nyeri di saluran kemih bagian atas
berupa kolik atau gejala iritasi dari saluran kemih bagian bawah.
Inisial Total Terminal
Terjadi pada Awal miksi Seluruh proses miksi Akhir miksi
Tempat
kelainanuretra Buli-buli, ureter, atau ginjal Leher buli-buli
Hasil pemeriksaan fisik pada pasien ini adalah ditemukan konjungtiva
yang anemis, dan pasien terlihat sedikit pucat. Tanda-tanda vital pasien,
dengan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 68 x/menit, nafas 24 x/menit,
Suhu 36,40 C (suhu aksila).
Pada pemeriksaan urologis dari Flank kanan dan kiri dalam batas normal.
Palpasi (ballotement) pada daerah sudut costovertebre (Costo vertebrae Angle=CVA)
didapatkan hasil CVA (-) berarti ginjal tidak teraba. Nyeri tekan dan ketok CVA (-).
24
Pemeriksaan pada suprapubik didapat adanya nyeri tekan (+). Pemeriksaan genitalia
eksterna dalam batas normal. Rectal toucher (RT) dilakukan pada pasien dengan
beberapa indikasi, salah satunya adalah:
a. Laki-laki usia > 42 tahun.
b. Adanya keluhan berkemih/ LUTS.
Tujuan dari RT adalah terutama untuk menilai keberadaan keganasan prostat
serta ukuran pembesaran prostat.
Pada pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 April 2014 didapatkan hasil:
GLU1 65 mg/dL (critical low)
DHDL 24,1 mg/dL (critical low)
ALB1 3,11 g/dL (critical low)
Pada pemeriksaan BNO-IVP tampak defek pengisisan (filling defect). Selain itu
USG tampak ada massa di dinding vesika urinaria dan tampak pembesaran prostat.
Carsinoma buli-buli + Benign Prostat Hiperplasia (BPH).
25
DAFTRA PUSTAKA
1. Purnomo BB. Dasar-dasar Urologi edisi ke-3. Jakarta : Sagung Seto. 2011.
170-175.
2. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ennywidyaw-5113-
2-babii.pdf. [diakses 15 April 2014].
3. Snell R.S. 2006. Anatomi Klinik edisi 6. Jakarta:EGC. 350-360
4. R. Putz, R. Pabst. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 22 Jilid 2. Jakarta:
EGC. 2006.
5. UAB Health System. Bladder cancer. Http://www.uabhealth.org. [diakses 15
April 2014].
6. John Hopkins Medicine. Bladder cancer. Http://urology.jhu.edu. [diakses 15 April
2014].
7. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Tumor kandung kemih. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi
ke-2. Jakarta : EGC. 2004. 780-782
26
Recommended