View
46
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
CP
Citation preview
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Fungsi sirkulasi adalah untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh untuk
mentranspor zat makanan ke jaringan tubuh,untuk mentranspor produk-produk
yang tidak berguna,untuk menghantarkan hormon dari satu bagian tubuh ke
bagian tubuh yang lain,dan secara umum, untuk memelihara lingkungan yang
sesuai didalam seluruh cairan jaringan tubuh agar sel bisa bertahan hidup dan
berfungsi secara optimal.Kecepatan aliran darah yang melewati sebagian besar
jaringan dikendalikan oleh respon dari kebutuhan jaringan terhadap zat
makanan.jantung dan sirkulasi selanjutnya dikendalikan untuk memenuhi curah
jantung dan tekanan arteri yang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan
yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah (Ethel,
2003: 238).Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah
melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui system pembuluh tertutup
karena ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri dan
atrium kanan.
Fungsi arteri adalah untuk mentranspor darah kejaringan di bawah tekanan
yang tinggi. Karena alasan inilah,arteri mempunyai dinding pembuluh darah yang
kuat dengan kecepatan yang tinggi di arteri.fungsi kapiler adalah untuk pertukaran
cairan,zat makanan,elektrolit,hormon,dan bahan-bahan lainnya antara darah dan
cairan interestisial. Vena berfungsi sebagai saluran untuk mengangkut darah dari
venula ke jantung.Vena berperan sebagai penampung utama darah ekstra.Karena
tekanan disistem vena yang sangat rendah,dinding vena pun sangat tipis.
Pada umumnya tekanan arteri dikendalikan secara mandiri baik dengan
pengaturan aliran darah setempat atau pengaturan curah jantung.sitem sirkulasi
dilengkapi dengan sistem pengaturan yng luas terhadap tekanan darah
arteri.Sebagai contoh,jika pada saat tekanan tertentu tekanan menjadi sangat turun
dibawah nilai normalnya sekitar 100mmHg dalam waktu beberapa detik refleks
saraf yang berlimpah akan menimbulkan serangkaian perubahan sirkulasi untuk
meningkatkan tekanan kembali menuju normal.Sinyal-sinyal saraf ini terutama (a)
meningkatkan daya pemompaan jantung, (b) menyebabkan kontraksi pada sistem
penampungan ena yang besar agar menyediakan lebih banyak darah bagi jantung
dan (c) menyebabkan konstriksi umum pada sebagian besar arteriol diseluruh
tubuh,sehingga lebih banyak darah yang terakumulasi didalam arteri-arteri besar
untuk meningkatkan tekanan arteri kemudian dalam waktu yang lebih lama
lagi,beberapa jam dan berhari-hari,ginjal memainkan peranan tambahan yang
utama dalam pengaturan tekanan,baik dengan menyekresi hormon yang mengatur
tekanan maupun dengan mengatur volume darah.
a. Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal seperti curah
jantung, Viskositas darah.Panjang pembuluh,Radius pembuluh (Tahanan
pembuluh perifer),Volume darah dalam pembuluh darah,dan Kelenturann
dinding arteri,ataupun faktor eksternal,karena manusia pada dasarnya
mempunyai kemampuan beradaptasi untuk menghadapi strees.Proses
homeostasis dalam diri kita akan mempertahankan kondisi keseimbangan
dalam tubuh,salah satunya dengan stressor suhu. Berikut Pengaruh perubahan
temperatur terhadap stres dan tekanan darah
a. Bila suhu dingin / rendah (vasokontriksi)
Vasokontriksi pembuluh darah aliran darah ↑ cardiac output ↑
tekanan darah ↑
b. Bila suhu tinggi / panas (vasodilatasi)
Vasodilatasi pembuluh darah aliran darah ↓ cardiac output ↓
tekanan darah ↓
Jadi tekanan darah sebenarnya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suhu
lingkungan,emosi,umur,aktivitas otot,dll.
1.2 Tujuan
- Memahami reaksi tekanan darah terhadap perubahan suhu
- Mengklasifikasikan kecenderungan tubuh terhadap perubahan suhu,Golongan
hiporeaktor atau hiperreaktor sebagai alat ukur kemampuan seseorang untuk
beradaptasi,karena ini akan mempengaruhi cara kerja jantung sebagai
kompensasinya.jika seseorang hiperreaktor dia akan beresiko payah jantung lebih
tinggi dibandingkan dengan hiporeaktor.
- Mengetahui berbagai jenis kelainan tekanan darah serta faktor penyebabnya seperti
hipertensi ataupun hipotensi
- Terampil dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah.
Tinjauan Pustaka
2.1 Tekanan darah
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan
yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah (Ethel, 2003:
238). Darah mengalir melalui system pembuluh tertutup karena ada perbedaan
tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan.
Asal tekanan darah:
a. Tekanan ventrikular kiri berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai
serendah 0 mmHg saat diastole.
b. Tekanan aorta berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah 80
mmHg saat diastole. Tekanan diastolik tetap dipertahankan dalam arteri karena efek
lontar balik dari dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan aorta adalah 100 mmHg.
Perubahan tekanan sirkulasi sistemik. Darah mengalir dari aorta (dengan tekanan 100
mmHg) menuju arteri (dengan perubahan tekanan dari 100 ke 40 mmHg) ke arteriol
(dengan tekanan 25 mmHg di ujung arteri sampai 10 mmHg di ujung vena) masuk ke
vena (dengan perubahan tekanan dari 10 mmHg ke 5 mmHg) menuju vena cava
superior dan inferior (dengan tekanan 2 mmHg) dan sampai ke atrium kanan (dengan
tekanan 0 mmHg) (Ethel, 2003: 238).
2.1.1.Pengaturan Tekanan Darah
1. Pengaturan saraf
Pusat vasomotorik pada medulla otak mengatur tekanan darah. Pusat kardiakselerator
dan kardioinhibitor mengatur curah jantung.
a. Pusat vasomotorik
(1) tonus vasomotorik merupakan stimulasi tingkat rendah yang terus menerus pada
serabut otot polos dinding pembuluh. Tonus ini mempertahankan tekanan darah
melalui vasokontriksi pembuluh.
(2) Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan melalui impuls dari serabut saraf
vasomotorik yang merupakan serabut eferen saraf simpatis pada sistem saraf otonom.
(3) Vaso dilatasi biasanya terjadi karena pengurangan impuls vasokonstriktor.
Pengecualian hanya terjadi pada pembuluh darah di jantung dan otak.
(a) pembuluh darah di jantung dan otak memilki reseptor-reseptor beta adrenergik,
merespon epinefrin yang bersirkulasi dan yang dilepas oleh medulla adrenae.
(b) Mekanisme ini memastikan suplai darah yang cukup untuk organ-organ vital
selama situasi menegangkan yang menginduksi stimulasi saraf simpatis dan
vasokontriksi di suatu tempat pada tubuh.
(c) Stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh hanya di beberapa
tempat; misalnya, pada jaringan erektil genetalia dan kelenjar saliva tertentu.
b. Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta baroreseptor aorta dan karotis, yang
mengatur tekanan darah melalui SSO.
2..1.2. Pengaturan kimia dan hormonal
Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
tekanan darah. Zat tersebut meliputi :
a. Hormon medulla adrenal (norepineprin termasuk vasokonstriktor)
epinefrin dapat berperan sebagai suatu vasokonstriktor atau vasodilator, bergantung
pada jenis reseptor otot polos pada pembuluh darah organ.
b. Hormon antidiuretik (vasopresin) dan oksitosin yang disekresi dari kelenjar
hipofisis posterior termasuk vasokontriktor.
c. Angiotensin
adalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk aktifnya termasuk salah satu
vasokontriktor kuat.
d. Berbagai angina dan peptide seperti histamin, glukagon, kolesistokinin, sekretin,
dan bradikinin yang diproduksi sejumlah jaringan tubuh, juga termasuk zat kimia
vasoaktif.
e. Prostaglandin
Adalah agens seperti hormone yang diproduksi secara local dan mampu bertindak
sebagai vasodilator atau vasokonstriktor (Ethel, 2003: 239).
2.1.3. Faktor-faktor internal yang Mempengaruhi Tekanan Darah:
- Curah jantung
Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi
sekuncup dan frekuensi jantungnya).
- Tekanan Perifer terhadap tekanan darah
Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan
perifer memiliki beberapa faktor penentu :
- Viskositas darah.
Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar
tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan
viskositas : pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.
- Panjang pembuluh
Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.
- Radius pembuluh (Tahanan pembuluh perifer)
Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat
keempatnya:
(a) jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada fase dilatasi, maka
aliran darah akan meningkat enambelas kali lipat. Tekanan darah akan turun.
(b) Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokontriksi,
maka tahahan terhadap aliran akan meningkatenambelas kalip lipat dan tekanan
darah akan naik.
(4) Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka
perubahan dalam tekanan darah didapat dari perubahan radius pembuluh darah
(Ethel, 2003: 238-239).
- Volume darah dalam pembuluh darah:
Makin besar volume darah,tekanan darah semakin besar
- Kelenturan dinding arteri
2.1.4. Pengukuran Tekanan Darah Arteri Sistolik dan Diastolik
1. Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui metode auskultasi dengan
menggunakan sfigmomanometer.
A. Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan untuk mengehentikan aliran darah
arteri brakial, sebuah manometer raksa untuk membaca tekanan, sebuah bulb
pemompa manset untuk menghentikan aliran darah arteri brakial, dan sebuah katup
untuk mengeluarkan udara dari manset.
B. Sebuah stetoskop dipakai untuk mendeteksi awal dan akhir bunyi Karotkoff, yaitu
bunyi semburan darah yang melalui sebagian pembuluh yang tertutup. Bunyi dan
pembacaan angka pada kolom raksa secara bersamaan merupakan cara untuk
menentukan tekanan sistolik dan diastolik.
Bunyi korotkoff dibagi menjadi 5 fase:
a. Korotkoff I (Tapping sound)
Bunyi mulai terdengar tapi masih lemah. Pada awalnya, manset
dipompa sampai tekanan di dalamnya di atas tekanan sistolik dalam
arteri brakhialis. Ketika tekanan diturunkan perlahan-lahan pada titik-
titik sistolik dalam arteri tepat melampaui tekanan manset, semburan
darah terjadi dan terdengar bunyi detak (tappin’ sound)
b. Korotkoff II (a soft swicshing sound)
Tekanan manset < tekanan sistol, arus turbulen terputus-putus
menghasilkan suara berdesism terdengar bunyi lemah, mengetuk dan
intermitten.
c. Korotkoff III (a crisp sound)
Terdengar seperti suara renyah, bunyi keras mengetuk dan intermitten.
d. Korotkoff IV (blowing sound)
Tekanan manset < tekanan diastol, pembuluh darah masih kontriksi
tetapi arus turbulen berlanjut, kualitas bunyi menjadi rendah teredam,
kontinyu (berulang)
e. Korotkoff V (silence)
Tidak ada kontriksi pembuluh darah, tidak ada arus turbulen dan tidak
ada bunyi.
C. Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg dan
diastolik 80 mmHg, biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa
muda, baik sistolik maupun diastolic biasannya lebih kecil 10 mmHg dari tekanan
darah laki-laki dewasa muda (Ethel, 2003: 240).
Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat keluar dari jantung menuju
aorta :tekanan arteri tertinggi selama siklus jantung terjasi saat jantung kontraksi dan
darah diejeksi,saat awal systole ventrikel. Sedangkan tekanan diastolic adalah tekanan
darah saat darah dipompakan kembali ke jantung:tekanan arteri terendah selama
siklus jantung terjadi saat jantung berelaksasi dan darah kembali ke jantung dari vena
saat diastole ventrikel.
Mengukur tekanan darah dapat dilakukan dengan auskultasi dengan stetoskop
di arteri brachialis maupun palpasi diarteri radialis.Berikut perjalanan arteri
brachialis: Arcus aorta truncus brachiocephalicus arteri subclavia arteri
axilaris arteri brachialis arteri ulnaris arteri arcus palmaris profunda dan
superficialis arteri radialis.
2.1.5.Faktor eksternal yang mempengaruhi tekanan darah
a. Emosi
b. Umur
c. Posisi Tubuh
Tekanan darah dipengaruhi oleh posisi tubuh.Tekanan darah basal akan
bernilai lebih rendah dibandingkan tekanan darah saat tubuh sedang duduk
dan berdiri.hal ini karena,pada posisi berbaring,tubuh terletak pada garis
horizontal,sehingga jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk menyuplai
darah ke seluruh bagian jantung.Pada posisi duduk terjadi sedikit peningkatan
tekanan darah karena posisi otak terletak paling tinggi,sehingga baroreseptor
akan menyebabkan jantung berdetak sedikit lebih kencang sehingga
pembuluhn darah vasokonstriksi.Kebanyakan jenis hipotensi terjadi ketika
tubuh tidak dapat membawa tekanan darah yang rendah kembali kenormal.
d. Aktivitas otot
Aktivitas otot yang dilakukan memberi pengaruh pada tekanan darah.
Semakin tinggi aktivitas fisik yang dilakukan,tekanan darah akan semakin
meningkat karena pengaruh kerja saraf simpatis, yang menyebabkan jantung
memompa darah lebih kencang dan vasokonstriksi pembuluh darah arteri dan
vena. Selain itu, pada otot yang melakukan aktivitas, juga terjadi peningkatan
kebutuhan oksigen,sehingga jantung harus bekerja keras untuk memompa
darah agar didalam sel otot tetap terjadi metabolisme aerob
e. Iklim cuaca
Pengaruh perubahan temperatur terhadap stres dan tekanan darah
a. Bila suhu dingin / rendah (vasokontriksi)
Vasokontriksi pembuluh darah aliran darah ↑ cardiac output ↑
tekanan darah ↑
b. Bila suhu tinggi / panas (vasodilatasi)
Vasodilatasi pembuluh darah aliran darah ↓ cardiac output ↓
tekanan darah
2.2.1 Homeostatis tubuh terhadap suhu
Suhu tubuh yang normal yaitu 370 C. Ketika tubuh terlalu dingin sistem
pengaturan temperatur mengadakan prosedur yang berlawanan yaitu
1. Vasokonstriksi kulit di seluruh tubuh. Hal ini disebabkan oleh rangsangan
pusat simpatis hipotalamus posterior
2. Piloereksi. Piloereksi berarti rambut “berdiri pada akarnya”. Rangsangan
para simpatis menyebabkan otot arektor pili yang melekat ke folikel
rambut berkontraksi .
3. Peningkatan pembentukan panas. Pembentukan panas oleh sistem
metabolisme meningkat dengan mengigil, rangsangan simpatis
pembentukan panas dan sekresi tirosin.
2.2.2.Hubungan Mekanisme Homeostasis Dengan Kapasitas Adaptasi
Menghadapi Perubahan Cuaca
Termoregulasi
Tubuh manusia mempunyai "darah panas". Suhu lingkungan internal dijaga
pada suhu sekitar 37°C. Mekanisme homeostasis berfungsi pada pengaturan suhu
untuk menjaga keseimbangan termal, yaitu keseimbangan produksi dan pelepasan
bahang sehingga keadaan mantap suhu terjaga. Mekanisme homeostasis dijalankan
oleh pusat pengaturan suhu akan menahan atau melindungi bahang di dalam tubuh
(mengurangi kehilangan bahang) pada saat organisme terpapar udara dingin, dan
meningkatkan kehilangan bahang pada saat menghadapi pemanasan yang berlebih.
pengaturan bahang di sini adalah meningkatkan produksi panas pada lingkungan
dingin dan meningkatkan pelepasan panas pada lingkungan panas. Proses-proses
pengaturan di sini melibatkan pengaturan internal dan pengaturan eksternal,
dengan melibatkan baik mekanisme syaraf maupun mekanisme endokrin. Sistem
syaraf yang terlibat dalam pengaturan adalah sistem syaraf “autonomic".
Pengaturan refleks melibatkan sistem "cardiovascular" (jantung dan pembuluh-
pembuluh darah) , sistem pernafasan, dan kelenjar keringat.
Kisaran suhu dimana orang tidak mengalami stress pada termoregulasi dan
produksi bahang dalam keadaan istirahat minimal disebut zona "thetmoneutral".
Untuk manusia zona ini berada pada kisaran 28°C - 31°C.
Fisiologi Terkait dengan Mekanisme Pengaturan suhu
Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah
hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA)
berperanan meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat.
Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas,
menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas,
meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine
serta meningkatkan basal metabolisme rate.
Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi mekanisme
homeostasis yang membantu memproduksi panas melalui mekanisme feed back
negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal (Tortora, 2000).
Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic
dan pusat peningkata panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang
menghasilkan hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon) sebagai tanggapan.
Hipotalamus menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya
merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan TSH
(Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf di hipotalamus dan TSH kemudian
mengaktifkan beberapa organ efektor.
Berbagai organ efektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk
mencapai nilai normal, diantaranya adalah :
a. Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis yang
menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi. Vasokonstriksi
menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan panas dari organ internal ke
kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas menyebabkan temperatur tubuh
internal meningkatkan reaksi metabolic melanjutkan untuk produksi panas.
b. Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal
merangsang pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon
sebaliknya , menghasilkan peningkatan metabolisme selular, dimana meningkatkan
produksi panas.
Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus
otot dan memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi siklus yang berulang-
ulang yang disebut menggigil. Selama menggigil maksimum, produksi panas tubuh
dapat meningkat 4x dari basal rate hanya dalam waktu beberapa menit
Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih
hormon tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan
meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh. Jika suhu tubuh
meningkat diatas normal maka putaran mekanisme feed back negatif berlawanan
dengan yang telah disebutkan diatas. Tingginya suhu darah merangsang
termoreseptor yang mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic, dimana sebaliknya
merangsang pusat penurun panas dan menghambat pusat peningkatan panas. Impuls
syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi pembuluh darah di kulit. Kulit
menjadi hangat, dan kelebihan panas hilang ke lingkungan melalui radiasi dan
konduksi bersamaan dengan peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih
hangat ke kulit yang lebih dingin. Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate
berkurang, dan tidak terjadi menggigil. Tingginya suhu darah merangsang kelenjar
keringat kulit melalui aktivasi syaraf simpatis hipotalamik. Saat air menguap melalui
permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin. Respon ini melawan efek penghasil
panas dan membantu mengembalikan suhu tubuh kembali normal.
2.3 Jenis-jenis gangguan pada tekanan darah
2.3.1 Tekanan darah tinggi
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
Klasifikasi
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa [1]
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor resiko untuk stroke, serangan jantung,
gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor resiko dan sebaiknya diberikan perawatan.
Pengaturan tekanan darah
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
Aktivitas memompa jantung berkurang,a rteri mengalami pelebaran,banyak cairan keluar dari sirkulasi , maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam
fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Perubahan fungsi ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
ika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.
Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
Sistem saraf otonom
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan:
meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)
meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh
melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.
2.3.2.Hipotensi
Hipotensi atau tekanan darah rendah merupakan keadaan dimana tekanan darah sistoliknya dibawah 90 mmHg. Tekanan darah ada dua antara lain: sistolik yaitu tekanan darah pada saat jantung memompa dan diastolik yaitu tekanan darah pada saat jantung berelaksasi (tidak memompa). Tekanan darah optimalnya adalah 120/80 mmHg. 120 adalah tekanan darah sistolik sedangkan per-nya, 80 adalah tekanan darah diastolik.
Tidak jarang pasien yang datang berobat ke dokter terdeteksi kalau dia menderita hipotensi secara tidak sengaja dan tidak memperlihatkan gejala negatif yang berhubungan dengan hipotensinya, seperti pusing, rasa mual, mata kabur serta nyeri dada. Ternyata memang ada sekelompok orang yang dalam satu keluarga memiliki tekanan darah rendah. Hal ini merupakan hal yang normal sepanjang tidak ditemukan keluhan. Inilah yang biasanya disebut dengan hipotensi kronik. Biasanya ditemukan pada remaja putri yang menandakan efisiensinya pompa jantung. Mungkin karena kurangnya stress baik emosional/psikis maupun fisik yang berat. Hipotensi jenis ini tidak perlu mendapatkan terapi apa-apa karena memang masih normal bagi dia (fisiologis). Yang perlu diperhatikan adalah apabila muncul keluhan seperti di atas. Terapinya biasanya dengan melakukan olahraga rutin sederhana seperti jogging agar jantung dapat beradaptasi dengan aktivitas fisik yang kita lakukan.
Kadang juga ditemukan penyakit payah jantung kronik yang kemudian bermanifestasi sebagai hipotensi. Ini yang patut diwaspadai. Penyakit payah jantung kronik (congestive heart failure) ditandai dengan sesak saat beraktivitas (dysapnea d’effort), mudah merasa lelah, jantung berdebar-debar, terbangun karena sesak saat malam hari dan kaki (tungkai) bengkak (edema).
Jenis hipotensi lainnya yang mesti diwaspadai adalah hipotensi yang terkait dengan posisi, dalam istilah medisnya dikenal dengan hipotensi postural atau ortostatik. Hipotensi ini terkait dengan perubahan posisi seseorang misalnya dari sebelumnya baring menjadi berdiri. Pasien biasanya mengeluh tiba-tiba pusing, penglihatan gelap, sempoyongan sampai pingsan. Hal ini disebabkan karena pada saat berdiri aliran darah yang menuju ke jantung (vena) berkurang akibat pengaruh melawan gaya gravitasi. Pada orang normal hal ini dapat dikompensasi dengan baik dengan meningkatkan frekuensi nadi, akan tetapi mekanisme kompensasi ini seringkali
terbatas pada orang tua sehingga hal ini lebih sering ditemukan pada kaum lanjut usia. Perlu diperhatikan pula bahwa resiko terjadinya hipotensi akan semakin meningkat apabila seseorang mendapatkan obat antihipertensi atau antidepresan. Untuk itu pasien lansia yang mengkonsumsi obat ini biasanya dianjurkan bergerak perlahan pada saat bangun dan mamatuhi dosis obat yang telah diberikan oleh dokter.
Disamping hipotensi kronik dikenal pula hipotensi akut yang disebabkan oleh karena turunnya tekanan darah secara tiba-tiba yang disebabkan antara lain: perdarahan berat akibat kecelakaan atau trauma, dehidarsi akibat diare atau muntah yang hebat, pengaruh obat tertentu sampai infeksi sistemik hebat (sepsis). Hipotensi ini biasanya berlanjut menjadi syok akibat kurangnya aliran darah menuju ke otak, jantung, ginjal maupun kulit. Penanganannya sesuai dengan penyebabnya masing-masing.
Sebenarnya tubuh mempunyai mekanisme untuk menstabilkan tekanan darah, kestabilan tekanan darah ini penting sebab tekanan harus cukup tinggi untuk mengantarkan oksigen dan zat makanan ke seluruh sel di tubuh dan membuang limbah yang dihasilkan. Jika tekanan terlalu tinggi, bisa merobek pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan di dalam otak (stroke hemoragik) atau komplikasi lainnya….jka tekanan terlalu rendah, darah tidak dapat memberikan oksigen dan zat makanan yang cukup untuk sel dan tidak dapat membuang limbah yang dihasilkan sebagaimana mestinya.
gejala klinis yang terjadi cukup bervariasi acapkali keluhan yang disodorkan penderita lebih merupakan keluhan neuropati autonom seperti mudah lelah, pusing, pingsan, sering menguap, tutur kata yang kabur, penglihatan kabur, wajah pucat, keringat dingin, mual, perasaan tak nyaman di perut, sensasi tercekik. Keluhan yang muncul ini kadang tidak berhubungan erat dengan kualitas penyakit. Adakecenderungan peningkatan kualitas gejala saat pagi hari ketikabangun tidur, makin reda bila hari telah siang atau penderita kembali berbaring.
Penyebab disini dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu :
* curah jantung berkurang, penyebabnya irama jantung abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung, emboli pulmoner…
* volume darah berkurang, penyebabnya perdarahan hebat, diare, keringat berlebihan, berkemih berlebihan…
* meningkatnya kapasitas pembuluh darah, penyebabnya syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE)
PRAKTIKUM
COLD PRESSURE TEST
(KENAIKAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN)
Tujuan
Mendemonstrasikan reaksi tekanan darah terhadap perubahan suhu.
Alat dan Bahan
1. Sfignomanometer dan stetoskop
2. Ember kecil berisi air es
Cara Kerja
1. Pasang manset sfignomanometer pada lengan kanan atas naracoba yang telah
beristirahat.
2. Ukur tekanan darah sampai mendapat nilai yang sama 3 kali berturut-turut
untuk menentukan tekanan darah basal
3. Manset tetap terpasang tanpa tekanan, naracoba memasukkan tangan kirinya
ke ember berisi air es (suhu 4 0C) sampai pergelangan tangan.
4. Tentukan tekanan sistolik dan diastolik pada detik ke-30 dan detik ke-60
pendinginan (usahakan mengukur tekanan darah secara tepat).
5. Setelah tekanan darah ditetapkan, segera angkat tangan dari air es, kemudian
temukan tekanan darah pasca pendinginan setiap 2 menit sampai kembali ke
tekanan basal.
Catatan :
Bila mengukur tekanan darah secara cepat sulit dilakukan, percobaan dapat dilakukan
2 kali. Percobaan I hanya mengukut tekanan sistolik, percobaan II mengukur tekanan
diastolik. Akan tetapi, antara percobaan I dan II, tekanan darah naracoba harus
kembali ke tekanan darah basal.
Hasil Percobaan
NoNaracob
aTD
basalTD 30” TD 60” TD 2’ I
TD 2’ II
TD 2’ III
Kategori
1. Agrifina 100/60 120/80 140/100 110/70 100/602. Ira 100/70 110/70 120/70 110/70 100/703. Ade 110/70 120/80 130/80 110/704. Nadila 100/60 120/70 130/80 100/605. Nanda 120/70 130/80 132/80 120/706. Amy 120/70 130/80 140/90 120/80 120/70
7. Desi 120/70 120/90 130/90 120/80 120/708. Kimel 100/60 120/80 130/80 110/80 100/70 100/609. Dwi 100/50 115/62 120/70 102/60 100/5010. Sera 100/80 125/90 130/95 105/80 103/8011. Sonia 100/60 120/80 130/80 110/70 100/6012. Yola 120/80 130/80 135/80 120/8013. Dinta 120/70 130/70 130/80 120/80 120/80 120/70
Jawab pertanyaan berikut:
Apakah dalam keluarga naracoba dalam satu garis keturunan (ayah, ibu, saudara) ada
yang menderita penyakit hipertensi?
No NaracobaHipertensi dalam
KeluargaYang menderita hipertensi
1. Helga √ Ibu2. Ira - -3. Ade √ Nenek dari ayah dan ibu
4. Nadila √ Nenek dari ibu
5. Nanda - -
6. Amy √ Ibu
7. Desi - -
8. Kimel - -9. Dwi √ Ibu10. Sera - -11. Sonia - -12. Yola - -13. Dinta - -
Catatan :
Untuk menentukan hipereaktor atau hiporeaktor, dapat dihitung melalui selisih
antara tekanan darah puncak ( tekanan yang diukur saat setelah melakukan cold
presor test ) dengan tekanan darah basal
Dikatakan hipereaktor jika selisih tekanan sistolik ≥ 20 mmHg dan selisih tekanan
diastoliknya ≥15 mmHg. Dikatakan hiporeaktor jika tekanan sistoliknya < 20
mmHg dan selisih tekanan diastoliknya <15mmHg
Apabila hanya salah satu tekanan baik sistolik maupun diastolik yang dinyatakan
hipereaktor sedangkan yang lainnya hiporeaktor, maka dikatakan orang tersebut
mengalami hipereaktor
Recommended