View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH
TENTANG
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR..........TAHUN........
TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK
No. DIM DRAFT RUU
DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
1. RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
PENGAMPUNAN PAJAK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PDIP RUU Pengampunan Pajak diganti dengan RUU
TENTANG PERNYATAAN PAJAK DAN
REPATRIASI HARTA.
Merubah penggunaan istilah Permohonan
menjadi Pernyataan dan Keputusan menjadi
Keterangan
Alasan perubahan diatas adalah :
1. Penggunaan terminologi Pernyataan dirasa
lebih tepat dengan pertimbangan bahwa
pengungkapan harta yang dilakukan oleh
Wajib Pajak dalam pengampunan pajka ini
dilakukan secara sukarela dan mandiri (self
assesment)
2. Penggunaan terminologi Keterangan dirasa
lebih tepat dengan pertimbangan bahwa
Wajib Pajak tidak lagi mengejukan
permohonan melainkan pernyataan (self
assesment)
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
PERNYATAAN PAJAK DAN REPATRIASI
HARTA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Keberhasilan Undang Undang
Pengempunan Pajak sangat tergantung
pada:
a. Kebijakan dan ketentuan mengenai reporm perpajakan’
b. Perubahan UU KUP, PPh, PPN dan PPBM, Bea Meterai, dan UU Perbankan;
c. Kesiapan sektor Perbankan, dan Otoritas Keuangan lainnya seperti bentuk surat berharga Negara Republik Indonesia, obligasi Badan Usaha Milik Negara, atau investasi keuangan’
d. Rendahnya penerimaan pajak menurut Menteri Keuangan ternyata adalah karena tax administration atau pengumpulan pajak yang lemah. Buruknya penerimaan pajak akibat: .Pertama, kepatuhan WP sangat rendah yaitu hanya sekitar 50 persen. Kedua,adanya kebocoran penerimaan pajak terutama dari restitusi atau pengembalian pajak, khususnya dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Ketiga, basis WP yang kecil.
e. Poin a s/d d perlu dipersiapkan dan direporm sebelum atau bersamaan dengan UU Pengampunan Pajak ini;
PG Tetap Tetap Tetap
2
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ….. TAHUN ….. TENTANG
DEKLARASI PAJAK SECARA SUKARELA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Perlu dipertimbangkan keterkaitan dengan
istilah dalam UUD 1945 Pasal 14 (2) terkait
dengan Amnesti. Istilah ini juga sesuai dengan
istilah hukum dan kecenderungan
internasional.
Mengganti nama RUU menjadi “Amnesti
Pajak”
RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
AMNESTI PAJAK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
3
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ... TENTANG
PENGAMPUNAN PAJAK TERBATAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
1. Undang-undang ini bersifat terbatas,
karena keberlakuannya yang dibatasi oleh waktu hingga 31 Desember 2016.
2. Tidak semua subyek pajak dapat menggunakan Undang-undang ini dimana dikecualikan wajib pajak yang sedang menghadapi proses peradilan dan mengalami hukuman pidana atas tindakan pidana dibidang perpajakan.
3. Selain itu Wajib Pajak yang dimaksud dalam UU ini tidak konkordan dengan Wajib Pajak yang didefinisikan dalam UU No. 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
NASDEM Perubahan Redaksional Perubahan Nama Judul
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG ...........................................................
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Dalam UUD 1945 Pasal 23A disebutkan: “Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang” Mengacu kepada pasal tersebut, maka RUU ini seharusnya diubah judulnya dengan judul yang sesuai karena RUU Pengampunan Pajak ini bersifat Voluntary atau sukarela. Tidak ada unsur paksaan didalamnya.
HANURA
Tetap
2. Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional
Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk memakmurkan seluruh masyarakat Indonesia yang merata dan berkeadilan, memerlukan pendanaan yang besar yang bersumber utama dari penerimaan pajak;
PDIP Kemunculan tax amnesty di tengah tekanan
pencapaian target penerimaan pajak
mendatangkan kecurigaan bahwa skenario
pengampunan dirancang untuk sekedar
menguntungkan pihak tertentu saja. Untuk itu,
Pemerintah perlu menjelaskan desain
pengampunan pajak dalam konteks reformasi
perpajakan yang komprehensif.
Menimbang :
a. bahwa pembangunan nasional Negara
Kesatuan Republik Indonesia untuk
memakmurkan seluruh masyarakat
Indonesia yang merata dan berkeadilan,
memerlukan pendanaan yang besar yang
bersumber utama dari penerimaan pajak;
4
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Pemerintah perlu meletakkan tax amnesty
pada reformasi sistem perpajakan yang
berkelanjutan untuk membangun sistem
perpajakan yang lebih baik. Tax Amnesty tidak
berdiri sendiri melainkan menjadi bagian dari
strategi reformasi struktural berupa perbaikan
iklim investasi, perbaikan regulasi, dan tata
kelola.
Tax Amnesty selain untuk meningkatkan basis
pajak juga biasanya sebagai pendahuluan
untuk masuk ke sistem perpajakan baru. Kini
revisi UU KUP sedang dilakukan dan akan
dibahas DPR. UU KUP adalah wadah filosofi,
prinsip, dan tujuan sistem perpajakan sehingga
harus dirancang untuk meyakinkan masyarakat
wajib pajak, membangun kepercayaan, dan
meningkatkan kepatuhan pajak. Program
pengampunan harus ditempatkan dalam
konteks pembaruan sistem perpajakan yang
menyeluruh yang diikuti dengan kebijakan
revisi UU Perbankan yang memperluas akses
fiskus ke data perbankan, implementasi SIN
(Single Identification Number), dan koordinasi
penegakan hukum perpajakan.
bahwa untuk memenuhi kebutuhan
penerimaan pajak yang terus meningkat
diperlukan kesadaran dan kepatuhan
masyarakat dengan mengoptimalkan semua
potensi dan sumber daya yang ada, termasuk
di dalamnya meningkatkan tata kelola
perpajakan nasional dan kinerja sumber daya
perpajakan;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
5
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Tetap
PAN
a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia bertujuan untuk memakmurkan seluruh masyarakat Indonesia yang adil dan merata, memerlukan pendanaan yang besar yang bersumber utama dari penerimaan pajak;
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Mengganti kata masyarakat dengan “rakyat”
Menimbang :
bahwa pembangunan nasional Negara
Kesatuan Republik Indonesia untuk
memakmurkan seluruh rakyat Indonesia yang
merata dan berkeadilan, memerlukan
pendanaan yang besar yang bersumber utama
dari penerimaan pajak;
PPP Tetap
DIM 3 s/d 9: Penyusunan substansi didasarkan pada pertimbangan susunan yang konvergen untuk menjadi alasan dibentuknya UU ini.
NASDEM
HANURA
Tetap
2a. USULAN BARU PPP Penambahan Substansi: b. Bahwa pertumbuhan ekonomi yang
berkeadilan dan berkelanjutan merupakan sumber pertambahan penerimaan Negara dalam rangka peningkatan kemampuan keuangan Negara
3. b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan penerimaan pajak yang terus meningkat diperlukan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dengan mengoptimalkan semua potensi dan sumber daya yang ada;
PDIP Menimbang bahwa pajak harus bisa
menggambarkan asas manfaat dan keadilan
dan legal secara komprehensif sesuai dengan
UUD 1945.
Undang-undang pengampunan pajak
seharusnya mengarah kepada undang-undang
b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan
penerimaan pajak yang terus meningkat
diperlukan kesadaran dan kepatuhan
masyarakat dengan mengoptimalkan
semua potensi dan sumber daya yang ada;
6
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
repatriasi sehingga tidak terkesan negative
dengan sasaran dana yang lebih besar.
Deklarasi pajak adalah untuk meningkatkan
basis wajib pajak dan perbaikan sistem
administrasi perpajakan sehingga dapat
meningkatkan anggaran sekaigus transisi
menuju sistem perpajakan yang lebih
berkeadilan melalui reformasi sistem
perpajakan.
Repatriasi dana sebagai instrumen untuk
memperbaiki struktur perekonomian Indonesia
melalui peningkatan pembentukan modal di
dalam negeri.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 2
bahwa untuk memenuhi kebutuhan penerimaan
pajak yang terus meningkat diperlukan
kesadaran dan kepatuhan rakyat dengan
mengoptimalkan semua potensi dan sumber
daya yang ada;
PPP Berubah menjadi huruf c
NASDEM
HANURA
Tetap
4. c. bahwa kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya masih perlu ditingkatkan karena terdapat banyak Harta, baik di dalam maupun di luar negeri yang belum dilaporkan dalam Surat
PDIP Tetap c. bahwa kesadaran dan kepatuhan
masyarakat dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya masih perlu
ditingkatkan karena terdapat banyak
Harta, baik di dalam maupun di luar negeri
yang belum dilaporkan dalam Surat
Pemberitahunan Tahunan Pajak
7
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Pemberitahunan Tahunan Pajak Penghasilan, yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penerimaan negara dan pertumbuhan perekonomian nasional;
Penghasilan, yang seharusnya dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan
penerimaan negara dan pertumbuhan
perekonomian nasional;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 2
bahwa kesadaran dan kepatuhan rakyat dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya masih
perlu ditingkatkan karena terdapat banyak
Harta, baik di dalam maupun di luar negeri yang
belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahunan
Tahunan Pajak Penghasilan.
PPP d. bahwa kesadaran dan kepatuhan masyarakat sebagai wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya masih perlu ditingkatkan karena terdapat banyak Harta, baik di dalam maupun di luar negeri yang belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahunan Tahunan Pajak Penghasilan.
NASDEM
HANURA
Tetap
5. d. bahwa dalam rangka meningkatkan penerimaan negara dan pertumbuhan perekonomian dalam jangka panjang serta meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam
PDIP Tetap d. bahwa dalam rangka meningkatkan
penerimaan negara dan pertumbuhan
perekonomian dalam jangka panjang serta
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan
dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan,
8
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
pelaksanaan kewajiban perpajakan, perlu untuk menerbitkan kebijakan Pengampunan Pajak;
perlu untuk menerbitkan kebijakan
Pengampunan Pajak;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA d. bahwa dalam rangka meningkatkan penerimaan negara dan pertumbuhan perekonomian dalam jangka panjang serta meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam pelaksanaan kewajiban perpajakan, perlu untuk menerbitkan kebijakan Deklarasi Pajak Secara Sukarela;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penambahan Substansi:
Menambahkan substansi: Reformasi
Perpajakan
Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
bahwa dalam rangka meningkatkan
penerimaan negara, pertumbuhan
perekonomian dalam jangka panjang,
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam
pelaksanaan kewajiban perpajakan, menjamin
keadilan, serta untuk memberikan kepastian
hukum, perlu melakukan reformasi perpajakan;
PPP Dihapus
NASDEM
HANURA
Tetap
5a USULAN BARU PPP Penambahan Substansi: e. Bahwa untuk menampung harta yang
belum dilaporkan dalam SPTPP dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penerimaan negara dan peningkatan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak, diperlukan kebijakan pengampunan pajak.
9
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
6. e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak;
PDIP Tetap e. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu
membentuk Undang-Undang tentang
Pengampunan Pajak;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Deklarasi Pajak Secara Sukarela;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1 dan DIM 5a.
bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
huruf c, huruf d,dan huruf e, perlu membentuk
Undang-Undang tentang Amnesti Pajak yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari
reformasi perpajakan;
PPP Berubah menjadi huruf f
NASDEM
HANURA
Tetap
7. Mengingat: Pasal 5, Pasal 20, dan Pasal 23A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
PDIP RUU Pengampunan Pajak perlu
mempertimbangkan dalam konsideran, apakah
mengingat Pasal 14 ayat (2) UUD 1945 yang
memberi kewenangan kepada Presiden
memberi amnesti. Jika kewenangan Presiden
diasalkan dari Pasal 14 (2) UUD 1945 maka
istilah Pengampunan Pajak sebaiknya diganti
dengan Amnesti Pajak.
Mengingat:
Pasal 5, Pasal 20, dan Pasal 23A Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
PG Tetap Tetap Tetap
10
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM Perubahan Redaksional Menghilangkan pasal 23A
Mengingat: Pasal 5, dan Pasal 20, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Perubahan ini optional, tergantung pada DIM (1), diubah atau tidak.
Merujuk pada DIM (1), jika masih ingin menggunakan judul RUU Tentang Pengampunan Pajak, maka pasal 23A UUD 1945 yang dijadikan konsideran harus dihapuskan.
HANURA
Tetap
8. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
MEMUTUSKAN : Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK.
PDIP UU Tentang Pengampunan Pajak diganti
dengan UU TENTANG PERNYATAAN PAJAK
DAN REPATRIASI HARTA
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA
DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG
PERNYATAAN PAJAK DAN REPATRIASI
HARTA
PG Tetap Tetap Tetap
11
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden Republik Indonesia
Memutuskan :
Menetapkan:
Undang-Undang Deklarasi Pajak Secara
Sukarela
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA
DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG AMNESTI
PAJAK.
12
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP UNDANG-UNDANG TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK TERBATAS
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA DAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. MEMUTUSKAN :
Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG
PENGAMPUNAN PAJAK TERBATAS
Korkodan dengan DIM on 1
NASDEM
HANURA
Tetap
9. PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ... TENTANGPENGAMPUNAN PAJAK
I. UMUM
Saat ini, penerimaan pajak memegang peranan penting dalam menopang pendanaan pembangunan nasional. Hal ini dapat diketahui dari semakin besarnya kontribusi penerimaan pajak pada struktur pendapatan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Di sisi lain, rencana pembangunan nasional membutuhkan pendanaan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.Peran serta masyarakat sangat diperlukan untuk membantu pendanaan pembangunan nasional melalui kontribusi pembayaran pajak. Namun demikian, peran
PDIP Pengampunan Pajak diganti dengan
Pernyataan Pajak dan Repatriasi Harta
Semua pengampunan diganti menjadi
pernyataan
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
PERNYATAAN PAJAK DAN REPATRIASI
HARTA
I. UMUM
Saat ini, penerimaan pajak memegang
peranan penting dalam menopang
pendanaan pembangunan nasional. Hal ini
dapat diketahui dari semakin besarnya
kontribusi penerimaan pajak pada struktur
pendapatan negara dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Di sisi lain,
rencana pembangunan nasional
13
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
serta masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan dirasakan masih kurang optimal. Hal tersebut tercermin dari tax ratio, jumlah Wajib Pajak terdaftar, dan tingkat kepatuhan kewajiban perpajakan, yang masih rendah.Selain itu, rendahnya tingkat kepatuhan kewajiban perpajakan masyarakat diindikasikan dengan banyaknya kegiatan ekonomi yang tidak dilaporkan, penempatan Harta di luar negeri yang belum dilaporkan, serta masih banyaknya praktik penyimpangan pajak yang dilakukan oleh masyarakat pembayar pajak.Pemerintah perlu menerapkan langkah-langkah khusus dan terobosan kebijakan untuk meningkatkan kepatuhan perpajakan masyarakat serta menciptakan sistem administrasi perpajakan yang lebih baik. Kebijakan strategis yang dinilai tepat untuk saat ini adalah kebijakan Pengampunan Pajak yaitu suatu kebijakan yang diberikan kepada Wajib Pajak melalui pengungkapan seluruh Harta baik yang berada di dalam maupun di luar negeri yang selama ini tidak pernah dilaporkan kepada otoritas perpajakan di Indonesia.Pentingnya kebijakan Pengampunan Pajak dilandasi dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
membutuhkan pendanaan yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun.
Peran serta masyarakat sangat
diperlukan untuk membantu pendanaan
pembangunan nasional melalui kontribusi
pembayaran pajak. Namun demikian, peran
serta masyarakat dalam melaksanakan
kewajiban perpajakan dirasakan masih
kurang optimal. Hal tersebut tercermin dari
tax ratio, jumlah Wajib Pajak terdaftar, dan
tingkat kepatuhan kewajiban perpajakan,
yang masih rendah.
Selain itu, rendahnya tingkat kepatuhan
kewajiban perpajakan masyarakat
diindikasikan dengan banyaknya kegiatan
ekonomi yang tidak dilaporkan, penempatan
Harta di luar negeri yang belum dilaporkan,
serta masih banyaknya praktik
penyimpangan pajak yang dilakukan oleh
masyarakat pembayar pajak.
Pemerintah perlu menerapkan langkah-
langkah khusus dan terobosan kebijakan
untuk meningkatkan kepatuhan perpajakan
masyarakat serta menciptakan sistem
administrasi perpajakan yang lebih baik.
Kebijakan strategis yang dinilai tepat untuk
saat ini adalah kebijakan pernyataan Pajak
yaitu suatu kebijakan yang diberikan kepada
Wajib Pajak melalui pengungkapan seluruh
Harta baik yang berada di dalam maupun di
luar negeri yang selama ini tidak pernah
dilaporkan kepada otoritas perpajakan di
Indonesia.
14
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
1. perkembangan internasional terkait dengan perpajakan dimana pada tahun 2018 mulai diterapkan pertukaran data dan informasi antar negara yang bersifat masif, termasuk didalamnya informasi mengenai perbankan;
2. kebijakan Pengampunan Pajak adalah kebijakan yang lazim diterapkan di banyak negara dengan tujuan untuk menarik dana dari luar negeri ke dalam negeri serta untuk menghadapi persaingan antar negara terkait kebijakan perpajakan;
3. kebijakan Pengampunan Pajak sebagai momentum untuk menciptakan sistem administrasi perpajakan yang modern serta untuk membangun basis data perpajakan yang lebih luas; dan
4. kebijakan Pengampunan Pajak merupakan kesempatan terakhir bagi masyarakat untuk mengungkapkan Harta yang selama ini belum atau kurang dilaporkan kepada otoritas perpajakan.
Kebijakan Pengampunan Pajak seyogjanya diikuti dengan kebijakan-kebijakan lain seperti penegakan hukum yang lebih tegas, penyempurnaan Undang-Undang Pajak Penghasilan, Undang-Undang Pajak
Pentingnya kebijakan pernyataan Pajak
dilandasi dengan beberapa pertimbangan
sebagai berikut:
1. perkembangan internasional terkait
dengan perpajakan dimana pada tahun
2018 mulai diterapkan pertukaran data
dan informasi antar negara yang
bersifat masif, termasuk didalamnya
informasi mengenai perbankan;
2. kebijakan pernyataan Pajak adalah
kebijakan yang lazim diterapkan di
banyak negara dengan tujuan untuk
menarik dana dari luar negeri ke dalam
negeri serta untuk menghadapi
persaingan antar negara terkait
kebijakan perpajakan;
3. kebijakan pernyataan n Pajak sebagai
momentum untuk menciptakan sistem
administrasi perpajakan yang modern
serta untuk membangun basis data
perpajakan yang lebih luas; dan
4. kebijakan pernyataan Pajak
merupakan kesempatan terakhir bagi
masyarakat untuk mengungkapkan
Harta yang selama ini belum atau
kurang dilaporkan kepada otoritas
perpajakan.
Kebijakan pernyataan Pajak seyogianya
diikuti dengan kebijakan-kebijakan lain
seperti penegakan hukum yang lebih tegas,
penyempurnaan Undang-Undang Pajak
Penghasilan, Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai, serta kebijakan strategis
lain di bidang perpajakan.
15
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Pertambahan Nilai, serta kebijakan strategis lain di bidang perpajakan.Dari aspek yuridis, pengaturan kebijakan Pengampunan Pajak melalui Undang-Undang Pengampunan Pajak sesuai dengan ketentuan Pasal 23A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 karena berkaitan dengan penghapusan pajak yang seharusnya terutang, sanksi administrasi perpajakan, dan sanksi pidana di bidang perpajakan. Dengan berpegang teguh pada prinsip kepastian hukum dan kemanfaatan, maksud dan tujuan penyusunan Undang-Undang Pengampunan Pajak adalah sebagai berikut: 1. memberi kesempatan kepada
masyarakat untuk memperbaiki kesalahan dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya;
2. meningkatkan kepatuhan masyarakat;
3. menarik Harta yang berada dan/atau ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. memperluas basis pemajakan; 5. meningkatkan penerimaan
negara; dan
Dari aspek yuridis, pengaturan kebijakan
pernyataan Pajak melalui Undang-Undang
Pengampunan Pajak sesuai dengan
ketentuan Pasal 23A Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 karena berkaitan dengan
penghapusan pajak yang seharusnya
terutang, sanksi administrasi perpajakan,
dan sanksi pidana di bidang perpajakan.
Dengan berpegang teguh pada prinsip
kepastian hukum dan kemanfaatan, maksud
dan tujuan penyusunan Undang-Undang
Pengampunan Pajak adalah sebagai
berikut:
1. memberi kesempatan kepada
masyarakat untuk memperbaiki
kesalahan dalam pemenuhan
kewajiban perpajakannya;
2. meningkatkan kepatuhan masyarakat;
3. menarik Harta yang berada dan/atau
ditempatkan di luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
4. memperluas basis pemajakan;
5. meningkatkan penerimaan negara;
dan
6. transisi ke sistem administrasi
perpajakan baru yang lebih kuat dan
adil.
Secara garis besar, pokok-pokok
ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaturan mengenai subjek Pengampunan Pajak.
16
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
6. transisi ke sistem administrasi perpajakan baru yang lebih kuat dan adil.
Secara garis besar, pokok-pokok ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini adalah sebagai berikut: 1. Pengaturan mengenai subjek
Pengampunan Pajak.Pengampunan Pajak diberikan kepada setiap Wajib Pajak atas kewajiban perpajakan yang terkait dengan Harta yang diungkapkan baik yang berada dan/atau ditempatkan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pengaturan mengenai objek Pengampunan Pajak.Jenis pajak yang dapat dimintakan pengampunan terkait dengan Harta yang diungkap dalam permohonan Pengampunan Pajak terdiri dari kewajiban Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Bea Meterai, dan Pajak Bumi dan Bangunan di sektor perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
3. Pengaturan mengenai fasilitas Pengampunan Pajak.
Pengampunan Pajak diberikan kepada setiap Wajib Pajak atas kewajiban perpajakan yang terkait dengan Harta yang diungkapkan baik yang berada dan/atau ditempatkan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pengaturan mengenai objek Pengampunan Pajak.
Jenis pajak yang dapat dimintakan pengampunan terkait dengan Harta yang diungkap dalam permohonan Pengampunan Pajak terdiri dari kewajiban Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Bea Meterai, dan Pajak Bumi dan Bangunan di sektor perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
3. Pengaturan mengenai fasilitas Pengampunan Pajak.
Tarif Uang Tebusan dibedakan antara Wajib Pajak yang melakukan pengalihan serta investasi atas Hartanya di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan yang tidak melakukan hal tersebut. Perlakuan tarif yang berbeda dimaksudkan guna menarik partisipasi masyarakat untuk melakukan pengalihan serta investasi Harta yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
17
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
a. Tarif Uang Tebusan dibedakan antara Wajib Pajak yang melakukan pengalihan serta investasi atas Hartanya di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan yang tidak melakukan hal tersebut. Perlakuan tarif yang berbeda dimaksudkan guna menarik partisipasi masyarakat untuk melakukan pengalihan serta investasi Harta yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di bidang perpajakan.
c. Penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan berdasarkan Surat Tagihan Pajak yang didalamnya tidak terdapat
a. Penghapusan pajak terutang yang
belum diterbitkan ketetapan pajak,
tidak dikenai sanksi administrasi
perpajakan, dan tidak dikenai
sanksi pidana di bidang
perpajakan.
b. Penghapusan sanksi administrasi
berupa bunga, denda atau
kenaikan berdasarkan Surat
Tagihan Pajak yang didalamnya
tidak terdapat pokok pajak yang
terutang.
c. Tidak dilakukan pemeriksaan
pajak, pemeriksaan bukti
permulaan dan penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan.
d. Penghentian pemeriksaan pajak,
pemeriksaan bukti permulaan,
atau penyidikan, dalam hal Wajib
Pajak sedang dilakukan
pemeriksaan pajak, pemeriksaan
bukti permulaan, dan/atau
penyidikan Tindak Pidana di
Bidang Perpajakan.
4. Pengaturan mengenai Harta yang
diungkap dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak.
Harta yang diungkapkan oleh Wajib
Pajak dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak adalah Harta
pada tanggal 31 Desember 2015.
Sedangkan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan terakhir
yang digunakan untuk menghitung
18
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
pokok pajak yang terutang.
d. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
e. Penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, atau penyidikan, dalam hal Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
4. Pengaturan mengenai Harta yang diungkap dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak.Harta yang diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak adalah Harta pada tanggal 31 Desember 2015.Sedangkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan terakhir yang digunakan untuk menghitung Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2014 atau sebelumnya yang disampaikan sebelum Undang-Undang ini berlaku.
Dasar Pengenaan Uang Tebusan
adalah Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2014
atau sebelumnya yang disampaikan
sebelum Undang-Undang ini berlaku.
5. Pengaturan mengenai jangka waktu
pengajuan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak.
Undang-Undang ini mengatur periode
pelaporan Pengampunan Pajak sejak
diundangkan sampai dengan 31
Desember 2016.
6. Pengaturan mengenai Harta yang
belum atau kurang dilaporkan.
Terhadap Harta yang belum atau
kurang dilaporkan dalam Surat
Permohonan Pengampunan Pajak
dianggap sebagai tambahan
penghasilan yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak pada 1 Januari
2016.
7. Pengaturan mengenai Harta yang
dialihkan dan diinvestasikan ke dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Terhadap Harta berupa kas atau
setara kas dan/atau Harta selain kas
atau setara kas yang dialihkan ke
dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia wajib
diinvestasikan di dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia
dalam jangka waktu paling singkat 3
19
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
5. Pengaturan mengenai jangka waktu pengajuan Surat Permohonan Pengampunan Pajak.Undang-Undang ini mengatur periode pelaporan Pengampunan Pajak sejak diundangkan sampai dengan 31 Desember 2016.
6. Pengaturan mengenai Harta yang belum atau kurang dilaporkan. Terhadap Harta yang belum atau kurang dilaporkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak dianggap sebagai tambahan penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak pada 1 Januari 2016.
7. Pengaturan mengenai Harta yang dialihkan dan diinvestasikan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terhadap Harta berupa kas atau setara kas dan/atau Harta selain kas atau setara kas yang dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib diinvestasikan di dalam
(tiga) tahun dalam bentuk surat
berharga Negara Republik Indonesia,
obligasi Badan Usaha Milik Negara,
atau investasi keuangan pada bank
yang ditunjuk oleh Menteri, serta
beberapa bentuk investasi lain yang
diatur dalam Undang-Undang ini.
8. Pengaturan mengenai data dan
informasi.
Data dan informasi yang disampaikan
Wajib Pajak dalam rangka
Pengampunan Pajak tidak dapat
diminta atau diberikan kepada pihak
lain berdasarkan peraturan
perundang-undangan lain, kecuali atas
persetujuan Wajib Pajak sendiri.
Selain itu, data dan informasi yang
terdapat dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak tidak dapat
dijadikan sebagai dasar penyelidikan,
penyidikan dan/atau penuntutan
pidana terhadap Wajib Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
20
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun dalam bentuk surat berharga Negara Republik Indonesia, obligasi Badan Usaha Milik Negara, atau investasi keuangan pada bank yang ditunjuk oleh Menteri, serta beberapa bentuk investasi lain yang diatur dalam Undang-Undang ini.
8. Pengaturan mengenai data dan informasi. Data dan informasi yang disampaikan Wajib Pajak dalam rangka Pengampunan Pajak tidak dapat diminta atau diberikan kepada pihak lain berdasarkan peraturan perundang-undangan lain, kecuali atas persetujuan Wajib Pajak sendiri. Selain itu, data dan informasi yang terdapat dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyelidikan, penyidikan dan/atau penuntutan pidana terhadap Wajib Pajak.
PAN
PENJELASAN
ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ... TENTANG
PENGAMPUNAN PAJAK
I. UMUM Saat ini, penerimaan pajak memegang peranan penting dalam menopang pendanaan pembangunan nasional. Hal ini dapat diketahui dari semakin besarnya kontribusi penerimaan pajak pada struktur pendapatan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Di sisi lain, rencana pembangunan nasional membutuhkan pendanaan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peran serta masyarakat sangat diperlukan untuk membantu pendanaan pembangunan nasional melalui kontribusi pembayaran pajak. Namun demikian, peran serta masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan dirasakan masih kurang optimal. Hal tersebut tercermin dari tax ratio, jumlah Wajib Pajak terdaftar, dan tingkat kepatuhan kewajiban perpajakan, yang masih rendah. Selain itu, rendahnya tingkat kepatuhan kewajiban perpajakan masyarakat diindikasikan dengan banyaknya kegiatan
21
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN ekonomi yang tidak dilaporkan, penempatan Harta di luar negeri yang belum dilaporkan, serta masih banyaknya praktik penyimpangan pajak yang dilakukan oleh masyarakat pembayar pajak. Pemerintah perlu menerapkan langkah-langkah khusus dan terobosan kebijakan untuk meningkatkan kepatuhan perpajakan masyarakat serta menciptakan sistem administrasi perpajakan yang lebih baik. Kebijakan strategis yang dinilai tepat untuk saat ini adalah kebijakan Pengampunan Pajak yaitu suatu kebijakan yang diberikan kepada Wajib Pajak melalui pengungkapan seluruh Harta baik yang berada di dalam maupun di luar negeri yang selama ini tidak pernah dilaporkan kepada otoritas perpajakan di Indonesia. Pentingnya kebijakan Pengampunan Pajak dilandasi dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1. perkembangan internasional terkait
dengan perpajakan dimana pada tahun 2018 mulai diterapkan pertukaran data dan informasi antar negara yang bersifat masif, termasuk didalamnya informasi mengenai perbankan;
2. kebijakan Pengampunan Pajak adalah kebijakan yang lazim diterapkan di banyak negara dengan tujuan untuk menarik dana dari luar negeri ke dalam negeri serta untuk menghadapi
22
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
persaingan antar negara terkait kebijakan perpajakan;
3. kebijakan Pengampunan Pajak sebagai momentum untuk menciptakan sistem administrasi perpajakan yang modern serta untuk membangun basis data perpajakan yang lebih luas; dan
4. kebijakan Pengampunan Pajak merupakan kesempatan terakhir bagi masyarakat untuk mengungkapkan Harta yang selama ini belum atau kurang dilaporkan kepada otoritas perpajakan.
Kebijakan Pengampunan Pajak seyogianya diikuti dengan kebijakan-kebijakan lain seperti penegakan hukum yang lebih tegas, penyempurnaan Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-Undang Pajak Penghasilan, Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai, serta kebijakan strategis lain di bidang perpajakan. Dari aspek yuridis, pengaturan kebijakan Pengampunan Pajak melalui Undang-Undang Pengampunan Pajak sesuai dengan ketentuan Pasal 23A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 karena berkaitan dengan penghapusan pajak yang seharusnya terutang, sanksi administrasi perpajakan, dan sanksi pidana di bidang perpajakan.
23
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN Dengan berpegang teguh pada prinsip kepastian hukum dan kemanfaatan, maksud dan tujuan penyusunan Undang-Undang Pengampunan Pajak adalah sebagai berikut: 1. memberi kesempatan kepada
masyarakat untuk memperbaiki kesalahan dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya;
2. meningkatkan kepatuhan pelaksanaan kewajiban perpajakan masyarakat;
3. menarik Harta yang berada dan/atau ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. memperluas basis pemajakan; 5. meningkatkan penerimaan negara; dan 6. transisi ke sistem administrasi perpajakan
baru yang lebih kuat dan adil.
Secara garis besar, pokok-pokok ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini adalah sebagai berikut: 1. Pengaturan mengenai subjek
Pengampunan Pajak. Pengampunan Pajak diberikan kepada setiap Wajib Pajak atas kewajiban perpajakan yang terkait dengan Harta yang diungkapkan baik yang berada dan/atau ditempatkan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
24
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN 2. Pengaturan mengenai objek
Pengampunan Pajak. Jenis pajak yang dapat dimintakan pengampunan terkait dengan Harta yang diungkap dalam pernyataan Pengampunan Pajak terdiri dari kewajiban Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Bea Meterai, dan Pajak Bumi dan Bangunan di sektor perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
3. Pengaturan mengenai fasilitas Pengampunan Pajak. a. Tarif Uang Tebusan dibedakan
antara Wajib Pajak yang melakukan pengalihan serta investasi atas Hartanya di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan yang tidak melakukan hal tersebut. Perlakuan tarif yang berbeda dimaksudkan guna menarik partisipasi masyarakat untuk melakukan pengalihan serta investasi Harta yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di bidang perpajakan.
c. Penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan berdasarkan Surat Tagihan Pajak
25
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
yang didalamnya tidak terdapat pokok pajak yang terutang.
d. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
e. Penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, atau penyidikan, dalam hal Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
4. Pengaturan mengenai Harta yang diungkap dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak. Harta yang diungkapkan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak adalah Harta pada akhir Tahun Pajak Terakhir. Sedangkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan terakhir yang digunakan untuk menghitung Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2014 atau 2015.
5. Pengaturan mengenai jangka waktu pengajuan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak. Undang-Undang ini mengatur periode pelaporan Pengampunan Pajak sejak diundangkan sampai dengan 31 Desember 2016.
6. Pengaturan mengenai Harta yang belum atau kurang dilaporkan. Terhadap Harta yang belum atau kurang
26
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
dilaporkan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak dianggap sebagai tambahan penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak pada 1 Januari 2016.
7. Pengaturan mengenai Harta yang dialihkan dan diinvestasikan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terhadap Harta yang dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib diinvestasikan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun dalam bentuk surat berharga Negara Republik Indonesia, obligasi Badan Usaha Milik Negara, atau investasi keuangan pada bank yang ditunjuk oleh Menteri, serta beberapa bentuk investasi lain yang diatur dalam Undang-Undang ini.
8. Pengaturan mengenai data dan informasi. Data dan informasi yang disampaikan Wajib Pajak dalam rangka Pengampunan Pajak tidak dapat diminta atau diberikan kepada pihak lain berdasarkan peraturan perundang-undangan lain, kecuali atas persetujuan Wajib Pajak sendiri. Selain itu, data dan informasi yang terdapat dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyelidikan, penyidikan dan/atau penuntutan tindak pidana terhadap Wajib Pajak.
27
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PERUBAHAN REDAKSIONAL: Redaksional tax ratio menjadi rasio pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Peran serta masyarakat sangat diperlukan untuk membantu pendanaan pembangunan nasional melalui kontribusi pembayaran pajak. Namun demikian, peran serta masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan dirasakan masih kurang optimal. Hal tersebut tercermin dari rasio pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), jumlah Wajib Pajak terdaftar, dan tingkat kepatuhan kewajiban perpajakan, yang masih rendah.
Redaksional tax ratio sebaiknya dalam bahasa Indonesia saja. Definisi tax ratio yang dimaksud juga perlu dijelaskan apakah dalam arti sempit atau dalam arti luas.
28
PENAMBAHAN SUBSTANSI 5. tingginya pertumbuhan ekonomi yang
disertai melebarnya ketimpangan ekonomi sehingga perlu adanya redistribusi pendapatan yang berasal dari pajak melalui kebijakan pengampunan pajak dengan tujuan untuk menekan jurang ketimpangan antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin;
6. urgensi investasi di sektor-sektor strategis seperti sektor pertanian, industri manufaktur, serta UMKM dan pembangunan infrastruktur yang memerlukan banyak dana segar yang berasal dari dana repatriasi WNI di dalam maupun di luar negeri.
Pentingnya kebijakan Pengampunan Pajak dilandasi dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1. perkembangan internasional terkait
dengan perpajakan dimana pada tahun 2018 mulai diterapkan pertukaran data dan informasi antar negara yang bersifat masif, termasuk didalamnya informasi mengenai perbankan;
2. kebijakan Pengampunan Pajak adalah kebijakan yang lazim diterapkan di banyak negara dengan tujuan untuk menarik dana dari luar negeri ke dalam negeri serta untuk menghadapi persaingan antar negara terkait kebijakan perpajakan;
3. kebijakan Pengampunan Pajak sebagai momentum untuk menciptakan sistem administrasi perpajakan yang modern serta untuk membangun basis data perpajakan yang lebih luas; dan
4. kebijakan Pengampunan Pajak merupakan kesempatan terakhir bagi masyarakat untuk mengungkapkan Harta yang selama ini belum atau kurang dilaporkan kepada otoritas perpajakan.
5. tingginya pertumbuhan ekonomi yang disertai melebarnya ketimpangan ekonomi sehingga perlu adanya redistribusi pendapatan yang berasal dari pajak melalui kebijakan pengampunan pajak dengan tujuan untuk menekan jurang ketimpangan antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin
6. urgensi investasi di sektor-sektor strategis seperti sektor pertanian, industri manufaktur, serta UMKM dan pembangunan infrastruktur yang memerlukan banyak dana segar baik yang berasal dari dalam negeri maupun repatriasi dana Warga Negara
Semangat pengampunan pajak harus jelas bukan hanya untuk memperluas basis data dan menghadapi persaingan antar negara terkait pajak, perlu juga dijelaskan secara eksplisit bahwa pengampunan pajak ini dipicu oleh kebutuhan investasi. Dari sisi keadilan pengampunan pajak ini juga harus menjadi transmisi redistribusi pendapatan unutk mengatasi jurang ketimpangan.
29
Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri
30
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PENYEMPURNAAN REDAKSIONAL Revisi Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP)
Kebijakan Pengampunan Pajak seyogjanya diikuti dengan kebijakan-kebijakan lain seperti penegakan hukum yang lebih tegas, revisi terhadap Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpapajakan (KUP), penyempurnaan Undang-Undang Pajak Penghasilan, Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai, serta kebijakan strategis lain di bidang perpajakan.
Pada Pasal 23A pajak atau pungutan lain bersifat "memaksa" bukan bersifat "mengampuni"
PKB
PENAMBAHAN SUBSTANSI. 7. mempersempit jurang ketimpangan
melalui redistribusi 8. memperkuat investasi untuk
pembangunan sektor-sektor strategis 9. menambah dana pembangunan
infrastruktur
Dengan berpegang teguh pada prinsip kepastian hukum dan kemanfaatan, maksud dan tujuan penyusunan Undang-Undang Pengampunan Pajak adalah sebagai berikut: 1. memberi kesempatan kepada masyarakat
untuk memperbaiki kesalahan dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya;
2. meningkatkan kepatuhan masyarakat; 3. menarik Harta yang berada dan/atau
ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. memperluas basis pemajakan; 5. meningkatkan penerimaan negara; dan 6. transisi ke sistem administrasi perpajakan
baru yang lebih kuat dan adil. 7. mempersempit jurang ketimpangan
melalui redistribusi 8. memperkuat investasi untuk
pembangunan sektor-sektor strategis 9. menambah dana pembangunan
infrastruktur
PENAMBAHAN SUBSTANSI maupun yang sudah diterbitkan ketetapan pajak
Penghapusan pajak terutang yang belum maupun yang sudah diterbitkan ketetapan pajak, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di bidang perpajakan.
Perlu dipertimbangkan, jika memang salah satu tujuan utama dalam jangka pendek adalah mendorong investasi, sebaiknya pengalihan yang tidak termasuk investasi lebih baik dihapus sekalian sehingga hanya pengalihan aset/harta yang menyertakan investasi (repatriasi)
31
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Untuk memenuhi rasa keadilan, maka ruang lingkup (coverage) dari subyek pengampunan pajak perlu juga diperluas bagi mereka yang sudah diterbitkan ketetapan pajak sehingga dapat terbebas dari sanksi administrasi maupun sanksi pidana perpajakan. Harapannya potensi dana yang masuk menjadi lebih besar.
32
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PERUBAHAN SUBSTANSI sejak diundangkan pada 2 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017
Pengaturan mengenai jangka waktu pengajuan Surat Permohonan Pengampunan Pajak. Undang-Undang ini mengatur periode pelaporan Pengampunan Pajak sejak diundangkan pada 2 Januari 2017 sampai dengan 31 Desember 2017.
Perlu dipertimbangkan jika pengesahan UU terlalu mendesak mendekati akhir tahun 2016. Sebagai konsekuensi akan diteruskan pada tahun pajak selanjutnya, yaitu tahun 2017 dan berakhir pada 31 Desember 2017 atau dimulai pada semester kedua tahun 2016 dan berakhir pada semester pertama 2017. Jika Pemerintah menganggap bahwa tax amnesty untuk menutupi shortfall maka UU ini dapat diimplementasikan setidaknya pada semester kedua 2016. Namun jika pemerintah berharap dana repatriasi untuk investasi, sebaiknya implementasi UU ini dimulai pada awal tahun 2017. Hal itu mengingat bahwa ketentuan Pasal 26 RUU ini mengamanatkan adanya peraturan pelaksanaan berupa Peraturan Menteri Keuangan, antara lain: bentuk dan isi Surat Permohonan Pengampunan Pajak; tata cara penangguhan dan penghentian pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan; dan prosedur tata cara investasi, yang tentunya memerlukan waktu dalam penyelesaian peraturan pelaksanaan dimaksud.
33
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PERUBAHAN SUBSTANSI Prioritas pada investasi langsung (FDI) kepada sektor riil dan UMKM serta pembangunan infrastruktur.
Pengaturan mengenai Harta yang dialihkan dan diinvestasikan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terhadap Harta berupa kas atau setara kas dan/atau Harta selain kas atau setara kas yang dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia wajib diinvestasikan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun dengan prioritas dalam bentuk investasi langsung di sektor riil dan UMKM serta pembangunan infrastruktur. Selain itu bentuk investasi lain berupa surat berharga Negara Republik Indonesia, obligasi Badan Usaha Milik Negara, atau investasi keuangan pada bank yang ditunjuk oleh Menteri, serta beberapa bentuk investasi lain yang diatur dalam Undang-Undang ini.
Dana hasil repatriasi harus diprioritaskan pada investasi langsung (FDI) kepada sektor riil dan UMKM serta pembangunan infrastruktur. Jangan digunakan sebagai instrumen finansial semata untuk menambah likuiditas perbankan dalam jangka pendek.
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Paragraf 1-4
Penambahan Substansi:
Menambahkan substansi: Amnesti Pajak tidak
diberikan atas dana-dana yang berasal dari
tindak pidana korupsi, pencucian uang,
narkoba dan kejahatan lainnya.
Menghilangkan bea materai, PPN dan PBB
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
PENGAMPUNAN PAJAK
I. UMUM
Saat ini, penerimaan pajak memegang
peranan penting dalam menopang
pendanaan pembangunan nasional. Hal ini
dapat diketahui dari semakin besarnya
kontribusi penerimaan pajak pada struktur
34
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) dilakukan di dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka
waktu paling singkat 10 (sepuluh) tahun sejak
diinvestasikan dalam bentuk obligasi Badan
Usaha Milik Negara infrastruktur dan
instrument investasi dari Lembaga Keuangan
Khusus (LKK) yang terkait pembangunan
Infrastruktur yang ditunjuk oleh Menteri
Pengaturan mengenai data dan informasi.
…Surat Permohonan Pengampunan Pajak
tidak dapat dijadikan sebagai dasar
penyelidikan, penyidikan dan/atau penuntutan
pidana perpajakan terhadap Wajib Pajak.
Insentif bagi Wajib Pajak patuh
pendapatan negara dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Di sisi lain,
rencana pembangunan nasional
membutuhkan pendanaan yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun.
Peran serta masyarakat sangat
diperlukan untuk membantu pendanaan
pembangunan nasional melalui kontribusi
pembayaran pajak. Namun demikian, peran
serta masyarakat dalam melaksanakan
kewajiban perpajakan dirasakan masih
kurang optimal. Hal tersebut tercermin dari
tax ratio, jumlah Wajib Pajak terdaftar, dan
tingkat kepatuhan kewajiban perpajakan,
yang masih rendah.
Selain itu, rendahnya tingkat kepatuhan
kewajiban perpajakan masyarakat
diindikasikan dengan banyaknya kegiatan
ekonomi yang tidak dilaporkan, penempatan
Harta di luar negeri yang belum dilaporkan,
serta masih banyaknya praktik
penyimpangan pajak yang dilakukan oleh
masyarakat pembayar pajak.
Pemungutan pajak merupakan
perwujudan dari pengabdian kewajiban dan
peran serta Wajib Pajak untuk pembiayaan
negara dan pembangunan nasional.
Konsekuensinya pajak memiliki sifat yang
memaksa, sebagaimana termaktub dalam
Pasal 23A UUD 45, “Pajak dan pungutan lain
yang bersifat memaksa untuk keperluan
negara diatur dengan undang-undang”.
35
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Namun sistem perpajakan yang ada
masih jauh dari ideal yang menyebabkan
kurangnya kemampuan memaksa negara
untuk menarik pajak. Persoalan ini
diantaranya tercermin dari masih rendahnya
kualitas institusi dan SDM perpajakan,
rendahnya kapasitas IT dan infrastruktur
pajak, kelemahan di peradilan pajak, serta
masih adanya celah regulasi-regulasi yang
dapat dimanfaatkan oleh wajib pajak yang
tidak patuh. Oleh karena itu pemerintah
perlu melakukan reformasi perpajakan yaitu
perbaikan terkait regulasi, administrasi,
kelembagaan dan pengawasan perpajakan.
Termasuk melakukan revisi atas aturan
perpajakan yang tidak mendukung iklim
investasi.
Selain itu terdapat pilihan untuk
mengambil kebijakan Pengampunan pajak
diberikan kepada Wajib Pajak melalui
pengungkapan seluruh Harta baik yang
berada di dalam maupun di luar negeri yang
selama ini tidak pernah dilaporkan kepada
otoritas perpajakan di Indonesia. Walaupun
bertentangan dengan prinsip pajak yang
memaksa dimana wajib pajak tidak patuh
seharusnya mendapatkan hukuman,
kebijakan ini masih bisa diambil untuk
menarik wajib pajak tidak patuh ke dalam
sistem.
Agar berjalan efektif maka kebijakan
pengampunan pajak mesti menjadi bagian
tak terpisahkan dari reformasi perpajakan.
Sehingga Kebijakan Pengampunan Pajak
36
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
dilakukan bersamaan dengan kebijakan-
kebijakan lain dalam kerangka reformasi
perpajakan seperti penegakan hukum yang
lebih tegas, penyempurnaan Undang-
Undang Pajak Penghasilan, Undang-
Undang Pajak Pertambahan Nilai, serta
kebijakan strategis lain di bidang
perpajakan, sehingga tujuan reformasi
perpajakan dapat tercapai.
Pentingnya kebijakan Pengampunan
Pajak dalam kerangka reformasi perpajakan
dilandasi dengan beberapa pertimbangan
sebagai berikut:
1. perkembangan internasional terkait dengan perpajakan dimana pada tahun 2018 mulai diterapkan pertukaran data dan informasi antar negara yang bersifat masif, termasuk didalamnya informasi mengenai perbankan;
2. kebijakan Pengampunan Pajak adalah kebijakan yang lazim diterapkan di banyak negara dengan tujuan untuk menarik dana dari luar negeri ke dalam negeri serta untuk menghadapi persaingan antar negara terkait kebijakan perpajakan;
3. kebijakan Pengampunan Pajak sebagai momentum untuk menciptakan sistem administrasi perpajakan yang modern serta untuk membangun basis data perpajakan yang lebih luas; dan
4. kebijakan Pengampunan Pajak merupakan kesempatan terakhir bagi
37
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
masyarakat untuk mengungkapkan Harta yang selama ini belum atau kurang dilaporkan kepada otoritas perpajakan.
Dari aspek yuridis, pengaturan kebijakan
Pengampunan Pajak melalui Undang-
Undang Pengampunan Pajak sesuai
dengan ketentuan Pasal 23A Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 karena berkaitan dengan
penghapusan pajak yang seharusnya
terutang, sanksi administrasi perpajakan,
dan sanksi pidana di bidang perpajakan.
Dengan berpegang teguh pada prinsip
kepastian hukum dan kemanfaatan, maksud
dan tujuan penyusunan Undang-Undang
Pengampunan Pajak adalah sebagai
berikut:
1. memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memperbaiki kesalahan dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya;
2. meningkatkan kepatuhan masyarakat; 3. menarik Harta yang berada dan/atau
ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. memperluas basis pemajakan; 5. meningkatkan penerimaan negara;
dan 6. transisi ke sistem administrasi
perpajakan baru yang lebih kuat dan adil.
38
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Secara garis besar, pokok-pokok
ketentuan yang diatur dalam Undang-
Undang ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaturan mengenai subjek Pengampunan Pajak. Pengampunan Pajak diberikan kepada
setiap Wajib Pajak atas kewajiban
perpajakan yang terkait dengan Harta
yang diungkapkan baik yang berada
dan/atau ditempatkan di dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia
maupun di luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pengaturan mengenai objek Pengampunan Pajak.
Jenis pajak yang dapat dimintakan
pengampunan terkait dengan Harta
yang diungkap dalam permohonan
Pengampunan Pajak terdiri dari
kewajiban Pajak Penghasilan,.
3. Pengaturan mengenai fasilitas Pengampunan Pajak.
a. Tarif Uang Tebusan dibedakan antara Wajib Pajak yang melakukan pengalihan serta investasi atas Hartanya di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan yang tidak melakukan hal tersebut. Perlakuan tarif yang berbeda dimaksudkan guna menarik partisipasi masyarakat untuk melakukan pengalihan serta
39
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
investasi Harta yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di bidang perpajakan.
c. Penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan berdasarkan Surat Tagihan Pajak yang didalamnya tidak terdapat pokok pajak yang terutang.
d. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
e. Penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, atau penyidikan, dalam hal Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
4. Pengaturan mengenai Harta yang diungkap dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak.
Harta yang diungkapkan oleh Wajib
Pajak dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak adalah Harta
pada tanggal 31 Desember 2015.
40
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Sedangkan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan terakhir
yang digunakan untuk menghitung
Dasar Pengenaan Uang Tebusan
adalah Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2014
atau sebelumnya yang disampaikan
sebelum Undang-Undang ini berlaku.
5. Pengaturan mengenai jangka waktu pengajuan Surat Permohonan Pengampunan Pajak.
Undang-Undang ini mengatur periode
pelaporan Pengampunan Pajak sejak
diundangkan sampai dengan 31
Desember 2016.
6. Pengaturan mengenai Harta yang belum atau kurang dilaporkan.
Terhadap Harta yang belum atau
kurang dilaporkan dalam Surat
Permohonan Pengampunan Pajak
dianggap sebagai tambahan
penghasilan yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak pada 1 Januari
2016.
7. Pengaturan mengenai Harta yang dialihkan dan diinvestasikan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terhadap Harta berupa kas atau
setara kas dan/atau Harta selain kas
atau setara kas yang dialihkan ke
dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia wajib
diinvestasikan di dalam wilayah
41
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia
dalam jangka waktu paling singkat 10
(tiga) tahun dalam bentuk Surat
Berharga Negara Republik Indonesia
khusus, obligasi infrastruktur Badan
Usaha Milik Negara dan instrumen
investasi dari Lembaga Keuangan
Khusus (LKK) yang terkait
pembangunan Infrastruktur yang
ditunjuk oleh Menteri.
8. Pengaturan mengenai data dan informasi.
Data dan informasi yang terdapat
dalam Surat Permohonan Amnesti
Pajak tidak dapat dijadikan sebagai
dasar penyelidikan, penyidikan
dan/atau penuntutan pidana bidang
perpajakan terhadap Wajib Pajak
PPP Tetap
NASDEM
HANURA
Tetap
10. BAB I KETENTUAN UMUM
PDIP Tetap BAB I
KETENTUAN UMUM
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM
HANURA
42
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
11. Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
PDIP Tetap Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud
dengan:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM
HANURA
Tetap
12. 1. Pengampunan Pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
PDIP Pengampunan Pajak adalah kebijakan
penghapusan pajak bagi setiap orang dan/atau
Wajib Pajak sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang
Hanya memberi pengampunan pajak, tetapi
tidak mengampuni pidana non-pajak.
Bagaimana pengaturannya ?
Mengacu Pasal 15 dan 22.
Pengampunan diganti menjadi pernyataan
1. Pernyataan Pajak adalah penghapusan
pajak yang seharusnya terutang, tidak
dikenai sanksi administrasi perpajakan dan
sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan
membayar Uang Tebusan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA 1. Deklarasi Pajak Secara Sukarela adalah pelaporan pajak yang dilakukan secara sukarela untuk mendapatkan pengurangan pajak yang seharusnya terutang , tidak dikenakan sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana dibidang perpajakan dengan membayar Pajak Khusus sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
43
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Definisi pengampunan pajak tidak termasuk
penghapusan pajak yang seharusnya terutang.
Pengampunan pajak adalah tidak dikenai
sanksi admistrasi perpajakan dan sanksi pidana
dengan membayar uang tebusan sebagaimana
diatur dalam Undang-undang ini
PAN Tetap
PKB PENAMBAHAN SUBSTANSI Pengampunan Pajak adalah fasilitas yang diberikan oleh pemerintah dalam jangka waktu yang terbatas, maksimal satu tahun, dalam rangka penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Pada definisi pengampunan pajak perlu dijelaskan secara eksplisit batasan atau rentang waktu maksimal pengenaan kebijakan tersebut.
dalam jangka waktu yang terbatas, maksimal satu tahun
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Amnesti Pajak adalah penghapusan pajak yang
seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi
administrasi perpajakan dan sanksi pidana di
bidang perpajakan, dengan membayar Uang
Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
PPP 1. Pengampunan Pajak Terbatas adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Korkondan dengan DIM 1
NASDEM
HANURA
Tetap
13 2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
PDIP Subyek Pengampunan Pajak adalah orang
pribadi dan/atau badan usaha yang turut dalam
program pengampunan pajak, termasuk dan
tidak terbatas pada Wajib Pajak.
2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau
badan yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
44
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Setiap orang adalah orang pribadi atau
korporasi, baik yang berbadan hukum maupun
bukan badan hukum.
Setiap Subyek Pengampunan Pajak wajib
memperoleh perlindungan hukum.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP 2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Berdasarkan ketentuan Umum UU No. 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
NASDEM
HANURA
Tetap
14. 3. Harta adalah akumulasi tambahan kemampuan ekonomis berupa seluruh kekayaan, baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang digunakan untuk usaha maupun bukan untuk usaha, baik yang berada di dalam dan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PDIP Tetap 3. Harta adalah akumulasi tambahan
kemampuan ekonomis berupa seluruh
kekayaan, baik berwujud maupun tidak
berwujud, bergerak maupun tidak
bergerak, yang digunakan untuk usaha
maupun bukan untuk usaha, baik yang
berada di dalam dan di luar wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PG Tetap Tetap Tetap
45
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA Tetap
PD Perlu definisi yang lebih jelas tentang jenis
harta yang dapat diberi pengampunan pajak
Dalam prakateknya ada tiga kemungkinan
riwayat harta yang masuk ke dalam negeri :
1. Uang hasil usaha dan bisnis orang
Indonesia di beberapa Negara yang masuk
kembali ke Indonesia
2. Uang yang pernah keluar dari Indonesia
karena situasi politik dan ekonomi yang tidak
stabil
3. Uang yang berasal dari praktek korupsi,
bisnis narkoba, perdagangan manusia dan
pencucian uang dan disimpan diluar negeri
Untuk point 3 tidak dapat dimasukkan
sebagai harta yang mendapat
pengampunan pajak
PAN Tetap
PKB PENAMBAHAN SUBSTANSI Harta adalah akumulasi tambahan kemampuan ekonomis berupa seluruh kekayaan, baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang digunakan untuk usaha maupun bukan untuk usaha, baik yang berada di dalam dan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia namun tidak dikecualikan harta yang bersumber dari tindakan yang melawan hukum pidana seperti korupsi. narkotika, dan perdagangan manusia.
Definisi harta ini perlu ditambahkan mengingat tidak dikecualikan harta yang berasal dari hasil tindakan kriminal seperti korupsi, narkotika, serta perdagangan manusia. Sangat dimungkinkan harta yang dilaporkan pada pengampunan pajak merupakan harta pencucian uang.
namun tidak dikecualikan harta yang bersumber dari tindakan yang melawan hukum pidana seperti korupsi. narkotika, dan perdagangan manusia.
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM
46
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
HANURA
Tetap
15. 4. Utang adalah pokok utang yang belum dibayar terkait dengan perolehan Harta.
PDIP Pengakuan utang sebagai pengurang harta
perlu diwaspadai karena berpotensi
menciptakanmoral hazard berupa rekayasa
utang baru agar dapat mengurangi nilai harta.
Diperlukan sosialisasi dan penegasanPMK 169
TAHUN 2015
DEBT TO EQUITY RATIO sebagai upaya
meminimalisir potensi moral hazard berupa
rekayasa utang baru sebagai pengurang harta.
4. Utang adalah pokok utang yang belum
dibayar terkait dengan perolehan Harta.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN
4. Utang adalah jumlah pokok utang yang belum dibayar terkait dengan perolehan Harta.
PKB PERUBAHAN REDAKSIONAL dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari.
Utang adalah pokok utang yang belum dibayar terkait dengan perolehan Harta dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari.
Definisi utang perlu melihat beberapa ketentuan yang ada.
contoh pada UU No. 34 tahun 2008 definisi Utang adalah kewajiban yang dinyatakan) atau dapat dinyatakan dalam
jumlah uang baik dalam mata uang
Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitor.
47
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Dalam UU 28 tahun 2007 tentang KUP, tidak disebutkan definisi utang, tetapi Pajak terutang
PKS Perubahan Substansi:
Utang perlu dibatasi dari lembaga formal dan
atau badan hukum serta dilaporkan dalam
laporan perpajakan pemberi utang
Utang adalah pokok utang yang belum dibayar
terkait dengan perolehan Harta, yang berasal
dari lembaga formal dan atau berbadan hukum
yang dilaporkan dalam laporan perpajakan
pemberi utang.
PPP Tetap
NASDEM
HANURA
Tetap
16. 5. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.
PDIP Tetap 5. Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu)
tahun kalender kecuali bila Wajib Pajak
menggunakan tahun buku yang tidak
sama dengan tahun kalender.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap Tahun Pajak adalah jangka waktu satu tahun takwim atau satu tahun buku.
NASDEM
HANURA
Tetap
17. 6. Tunggakan Pajak adalah jumlah pokok pajak dan sanksi administrasi yang belum dilunasi berdasarkan Surat Tagihan Pajak yang didalamnya terdapat pokok pajak yang terutang, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
PDIP Tetap 6. Tunggakan Pajak adalah jumlah pokok
pajak dan sanksi administrasi yang belum
dilunasi berdasarkan Surat Tagihan Pajak
yang didalamnya terdapat pokok pajak
yang terutang, Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
48
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, dan Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah termasuk pajak yang seharusnya tidak dikembalikan, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Putusan Banding, dan Putusan Peninjauan
Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak
yang masih harus dibayar bertambah
termasuk pajak yang seharusnya tidak
dikembalikan, sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang mengenai Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
Tidak terdapat poin ini dalam DIM PPP (edited)
NASDEM
HANURA
Tetap
18. 7. Uang Tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan ke kas negara untuk mendapatkan Pengampunan Pajak.
PDIP Tetap 7. Uang Tebusan adalah sejumlah uang yang
dibayarkan ke kas negara untuk
mendapatkan Pengampunan Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA 7. Pajak Khusus adalah sejumlah uang yang dibayarkan ke kas Negara untuk mengikuti program Deklarasi Pajak Secara Sukarela
PD Tetap
PAN Tetap
PKB PERUBAHAN REDAKSIONAL Uang Tebusan adalah sejumlah uang dengan besaran persentase tertentu yang diatur dalam undang-undang ini dan dibayarkan ke kas Negara oleh pemohon pengampunan pajak untuk mendapatkan fasilitas pengampunan pajak
dengan besaran persentase tertentu; oleh pemohon pengampunan pajak ; fasilitas
PKS Tetap
49
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP Tetap
NASDEM
HANURA
Tetap
19. 8. Tindak Pidana di Bidang Perpajakan adalah tindak pidana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
PDIP Tetap 8. Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
adalah tindak pidana sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang mengenai
Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM
HANURA
Tetap
20. 9. Surat Permohonan Pengampunan Pajak adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan Harta, Utang, nilai Harta bersih, penghitungan, dan pembayaran Uang Tebusan berdasarkan Undang-Undang ini.
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
9. Surat Pernyataan Pajak adalah surat yang
digunakan oleh Wajib Pajak untuk
melaporkan Harta, Utang, nilai Harta
bersih, penghitungan, dan pembayaran
Uang Tebusan berdasarkan Undang-
Undang ini.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA 9. Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan harta, utang, nilai Harta Bersih, Penghitungan dan pembayaran Pajak Khusus berdasarkan Undang-Undang ini.
50
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Surat permohonan pengampunan pajak
diganti menjadi Surat pernyataan
pengampunan pajak
9. Surat pernyataan pengampunan Pajak
adalah surat yang digunakan oleh Wajib
Pajak untuk melaporkan Harta, Utang, nilai
Harta bersih, penghitungan, dan
pembayaran Uang Tebusan berdasarkan
Undang-Undang ini.
PAN
9. Surat Pernyataan Pengampunan Pajak adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan Harta, Utang, nilai Harta bersih, penghitungan, dan pembayaran Uang Tebusan berdasarkan Undang-Undang ini.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Surat Permohonan Amnesti Pajak adalah surat
yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk
melaporkan Harta, Utang, nilai Harta bersih,
penghitungan, dan pembayaran Uang Tebusan
berdasarkan Undang-Undang ini.
PPP Tetap
NASDEM Penyempurnaan Redaksional 9. Surat Permohonan Pengampunan Pajak adalah surat yang dibuat dan digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan Harta, Utang, nilai Harta bersih, penghitungan, dan pembayaran Uang Tebusan berdasarkan Undang-Undang ini.
Tambahan kata : dibuat
HANURA
Tetap
21. 10. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
PDIP Frase Menteri adalah Menteri Keuangan
Supaya lebih jelas dan pasti
10. Menteri adalah menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang keuangan negara.
51
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
pemerintahan di bidang keuangan negara.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM Penyempurnaan Redaksional 10. Menteri adalah Menteri Keuangan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara.
Untuk lebih memperjelas kedudukan Menteri keuangan di dalam RUU ini. Tambahan kata : keuangan
HANURA
Tetap
22. 11. Surat Keputusan Pengampunan Pajak adalah surat yang diterbitkan oleh Menteri sebagai bukti pemberian Pengampunan Pajak.
PDIP Keputusan Pengampunan diganti menjadi
Keterangan Pernyataan
11. Surat Keterangan Pernyataan Pajak
adalah surat yang diterbitkan oleh Menteri
sebagai bukti pemberian Pengampunan
Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA 11. Surat Keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela adalah surat yang diterbitkan oleh Menteri sebagai bukti pemberian Pajak Khusus berdasarkan Undang-Undang ini..
PD Tetap
PAN
11. Surat Keterangan Pengampunan Pajak adalah surat yang diterbitkan oleh Menteri sebagai bukti bahwa Wajib Pajak telah mengajukan Pengampunan Pajak dan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam undang-undang ini.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Surat Keputusan Amnesti Pajak adalah surat
yang diterbitkan oleh Menteri sebagai bukti
pemberian Amnesti Pajak.
52
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Konkordan DIM 1
PPP Tetap
NASDEM
HANURA
Tetap
23. 12. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir adalah Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan untuk Tahun Pajak 2014 atau sebelumnya yang disampaikan oleh Wajib Pajak sebelum undang-undang ini berlaku.
PDIP Tetap 12. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir adalah Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan untuk Tahun Pajak 2014
atau sebelumnya yang disampaikan oleh
Wajib Pajak sebelum undang-undang ini
berlaku.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN
12. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir adalah Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan untuk Tahun Pajak 2015 bagi Wajib Pajak yang akhir tahun bukunya berakhir pada periode 1 Juli 2015 sampai dengan 31 Desember 2015 atau Tahun Pajak 2014 bagi Wajib Pajak yang akhir tahun bukunya berakhir pada periode 1 Januari 2015 sampai dengan 30 Juni 2015, yang disampaikan oleh Wajib Pajak.
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP 12. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir adalah Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan untuk Tahun Pajak 2015 atau sebelumnya yang disampaikan oleh
Karena UU ini berlaku setelah masa akhir laporan SPT tahun 2015 yang jatuh pada 30 April 2015 baik badan hukum maupun perorangan.
53
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Wajib Pajak sebelum undang-undang ini berlaku.
NASDEM
HANURA
Tetap
23a. USULAN BARU PPP 12a. Surat Berharga Republik Indonesia adalah obligasi yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia dengan suku bunga tetap 5% per tahun, berjangka waktu 3 tahun atau 2 tahun dan diterbitkan khusus untuk invesitasi atas Harta yang dimohonkan dalam surat permohonan Pengampunan Pajak.
24. 13. Manajemen Data dan Informasi adalah sistem administrasi data dan informasi Wajib Pajak terkait dengan Pengampunan yang dikelola oleh Menteri.
PDIP Pengampunan diganti dengan Pernyataan 13. Manajemen Data dan Informasi adalah
sistem administrasi data dan informasi
Wajib Pajak terkait dengan Pernyataan
yang dikelola oleh Menteri.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA 13. Manajemen Data dan Informasi adalah sistem administrasi data dan informasi Wajib Pajak terkait dengan program Deklarasi Pajak Secara Sukarela yang dikelola oleh Menteri.
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Manajemen Data dan Informasi adalah sistem
administrasi data dan informasi Wajib Pajak
terkait dengan Amnesti yang dikelola oleh
Menteri.
PPP Tetap
54
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM
HANURA
Tetap
25. 14. Bank Persepsi adalah bank umum yang telah ditunjuk oleh Menteri untuk menerima setoran penerimaan negara dan berdasarkan Undang-Undang ini ditunjuk untuk menerima setoran Uang Tebusan dan dana yang dialihkan dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka pelaksanaan Pengampunan Pajak.
PDIP Pengampunan diganti dengan Pernyataan 14. Bank Persepsi adalah bank umum yang
telah ditunjuk oleh Menteri untuk
menerima setoran penerimaan negara
dan berdasarkan Undang-Undang ini
ditunjuk untuk menerima setoran Uang
Tebusan dan dana yang dialihkan dari
luar wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam
rangka pelaksanaan Pernyataan Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA 14. Bank Persepsi adalah bank umum yang ditunjuk oleh Menteri untuk menerima Pajak Khusus dalam rangka pelaksanaan program Deklarasi Pajak Secara Sukarela.
PD Tetap
PAN Tetap
PKB PERUBAHAN REDAKSIONAL Bank Persepsi adalah bank umum yang telah ditunjuk oleh Menteri untuk menerima setoran penerimaan negara dan berdasarkan Undang-Undang ini ditunjuk untuk menerima setoran Uang Tebusan dan dana yang dialihkan dari dalam dan/atau luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka pelaksanaan Pengampunan Pajak.
Perlu ditekankan bahwa setoran penerimaan negara tidak haya berasal dari luar wilayah NKRI, tetapi juga dari setoran yang berasal dari dalam negeri.
..dalam dan/atau..
PKS Tetap
55
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP Bank Persepsi adalah bank umum yang telah ditunjuk oleh Menteri untuk Pajak menerima setoran penerimaan negara dan berdasarkan Undang-Undang ini ditunjuk untuk menerima setoran Uang Tebusan dan dana yang dialihkan dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka pelaksanaan Pengampunan Pajak. beda dengan Draft RUU pada DIM PPP)
NASDEM
HANURA
Tetap
25a. USULAN BARU PAN
15. Tahun Pajak Terakhir adalah Tahun Pajak yang berakhir pada jangka waktu 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015.
PKS Penambahan Substansi:
Definisi reformasi perpajakan
Reformasi Perpajakan adalah perbaikan terkait
perundang-undangan, administrasi,
kelembagaan dan pengawasan perpajakan.
26. Penjelasan Pasal 1 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 1
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Tetap
HANURA
Tetap
27. BAB II
PDIP PENGAMPUNAN diganti PERNYATAAN BAB II
56
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
SUBJEK DAN OBJEK PENGAMPUNAN NASIONAL
SUBJEK DAN OBJEK PERNYATAAN
NASIONAL
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA BAB II SUBJEK DAN OBJEK DEKLARASI PAJAK
SECARA SUKARELA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
Pada Bab II perlu dipertimbangkan agar subjek dan objek pengampunan pajak harus lebih diperjelas. Dalam hal ini, subjek pengampunan pajak domestik maupun offshore, baik pribadi maupun badan, harus dielaborasi dan secara eksplisit disebutkan sehingga target dan sasaran dari kebijakan ini jelas.
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
BAB II
SUBJEK DAN OBJEK AMNESTI PAJAK
PPP Tetap
NASDEM
HANURA
Tetap
57
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
28. Pasal 2 (1) Setiap Wajib Pajak berhak
mendapatkan Pengampunan Pajak.
PDIP
Subyek Pengampunan Pajak adalah setiap
orang dan/atau badan usaha yang turut dalam
program pengampunan pajak, termasuk dan
tidak terbatas pada Wajib Pajak.
Pengampunan diganti dengan Pernyataan
Pasal 2
(1) Setiap Wajib Pajak berhak mendapatkan
Pernyataan Pajak.
Hal-hal yang perlu dipertanyakan:
1. Keberhasilan pengampunan pajak ini sangat tergantung pada repormasi perpajakan. Dan kesiapan otoritas keuangan dan pembangunan
2. Apa ada ketentuan bahwa tidak bisa menginvestasikan atau menyimpan uang/harta diluar wilayah Indonesia;
3. Bagaimana tehnisnya kalau di luar walayah Indonesia aturannya mengikat melebihi aturan yang ditentukan UU Pengampunan Pajak mengenai batas waktu
4. Apa ada jaminan dari Pemerintah ternyata dikemudian hari terhadap harta/uang tersebut yang hasil kejahatan.
5.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 2 (1) Setiap Wajib Pajak berhak mengikuti
Program Deklarasi Pajak Secara Sukarela.
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Pasal 2
(1) Setiap Wajib Pajak berhak mendapatkan
Amnesti Pajak.
PPP Tetap
NASDEM
HANURA
Tetap
58
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
29. (2) Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Wajib Pajak melalui pengungkapan Harta yang dimilikinya, dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak.
PDIP Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan kepada Subyek
Pengampunan Pajak setelah pengungkapan
harta yang dimiliki Subyek Pengampunan
Pajak,dalam Surat Permohonan.
Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berlaku terhadap Subyek
Pengampunan Pajak, baik yang belum
memiliki NPWP maupun yang sudah memiliki
NPWP;
Perlu pendalaman lebih lanut apakah hanya
terbatas pada harta.
Pengampunan diganti dengan Pernyataan
(2) Pernyataan Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada
Wajib Pajak melalui pengungkapan Harta
yang dimilikinya, dalam Surat
Permohonan Pengampunan Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (2) Program Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Wajib Pajak melalui pengungkapan Harta yang dimilikinya dalam Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela.
PD Tetap
PAN
(2) Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Wajib Pajak melalui pengungkapan Harta yang dimilikinya, dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak.
59
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKB PENAMBAHAN SUBSTANSI dan/atau penghapusan 50% (persen) sisa tunggakan pajak yang belum dilunasi bagi Wajib Pajak yang memiliki tunggakan pajak.
Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Wajib Pajak melalui pengungkapan Harta yang dimilikinya, dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak dan/atau penghapusan 50% (persen) sisa tunggakan pajak yang belum dilunasi bagi Wajib Pajak yang memiliki tunggakan pajak.
Perlu dipertimbangkan bahwa bagi para WP yang sebelum UU ini disahkan telah terkena penetapan perpajakan atau tunggakan pajak, juga harus diberikan kesempatan dalam mengikuti program pengampunan pajak. Harapannya, program pengampunan pajak dapat lebih pasti melihat potensi penerimaan dari program ini karena DJP sudah memiliki data pasti dan dapat diusut terkait tunggakan pajak ini. Disamping itu, pengampunan pajak bagi para penunggak pajak juga dirasa dapat lebih adil karena mencakup semua potensi WP.
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
(2) Amnesti Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan kepada Wajib
Pajak melalui pengungkapan Harta yang
dimilikinya, dalam Surat Permohonan
Amnesti Pajak.
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Mengenai subyek pengampunan Pajak
(2) Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Wajib Pajak melalui pengungkapan Harta yang dimilikinya, dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak, dan/atau bagi Wajib Pajak yang memiliki tunggakan pajak diberlakukan penghapusan terhadap 60% sisa tunggakan pajak yang belum dilunasi
Pengampunan pajak seharusnya diberlakukan juga bagi WP yang memiliki tunggakan pajak. Jadi bisa diatur dengan pemberlakuan penghapusan 60% terhadap sisa tunggakan yang belum dilunasi WP, artinya WP cukup melunasi 40% dari tunggakan pajak diluar bunga penagihan. Hal ini dipandang perlu agar RUU ini lebih mengandung unsur keadilan. Pertimbangan lain atas perubahan ayat (2) ini adalah adanya beberapa Ketetapan Pajak yang tidak didukung berdasarkan ketentuan perpajakan yang benar dan tepat, hal ini terbukti dari tingginya persentase Banding dan/atau gugatan WP yang dikabulkan oleh Badan Peradilan Perpajakan dimana
60
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
persentase banding yang dikabulkan seluruhnya atau sebagian untuk periode 2011 s.d 2015 mencapai 59% (sumber : http://www.setpp.depkeu.go.id/Ind/Statistik/StatBerkas.asp)
HANURA Penambahan diakhir kalimat “ Kecuali Harta
yang diperoleh dari kegiatan Terorisme,
narkotika dan perdagangan manusia (human
trafficking) sebagai harta yang tidak dapat
dimintakan pengampunan pajak “ agar tidak
menimbulkan polemik negatif di masyarakat
dan memberikan rasa keadilan serta tidak
bertentangan dengan hukum.
(2) Pengampunan Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada
Wajib Pajak melalui pengungkapan Harta
yang dimilikinya, dalam Surat
Permohonan Pengampunan Pajak.
Kecuali Harta yang diperoleh dari
kegiatan Terorisme, narkotika dan
perdagangan manusia (human
trafficking) sebagai harta yang tidak
dapat dimintakan pengampunan pajak.
30. (3) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (1) yaitu Wajib Pajak yang sedang dilakukan penyidikan dan berkas penyidikannya telah dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan, sedang dalam proses peradilan, atau sedang menjalani hukuman pidana, atas Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
PDIP Tetap (3) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (1) yaitu Wajib Pajak yang sedang dilakukan penyidikan dan berkas penyidikannya telah dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan, sedang dalam proses peradilan, atau sedang menjalani hukuman pidana, atas Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (3) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (1) yaitu Wajib Pajak yang sedang sedang dalam proses peradilan, atau sedang menjalani hukuman pidana, atas Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
61
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM
HANURA Mengubah frasa “ Proses Peradilan” tersebut
diubah menjadi “ Proses Pemeriksaan di
Persidangan” sehingga tidak menimbulkan
multi tafsir Mengingat Proses Peradilan juga
meliputi penyelidikan dan penyidikan.
(3) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (1)
yaitu Wajib Pajak yang sedang dilakukan
penyidikan dan berkas penyidikannya telah
dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan, sedang
dalam proses pemeriksaan di persidangan,
atau sedang menjalani hukuman pidana, atas
Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
31. (4) Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengampunan atas kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang belum pernah atau belum sepenuhnya diselesaikan oleh Wajib Pajak terkait dengan Harta yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak, yang diatur dalam Undang-Undang ini.
PDIP Pengampunan diganti dengan Pernyataan
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
(4) Pernyataan Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi
pengampunan atas kewajiban
perpajakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang
belum pernah atau belum sepenuhnya
diselesaikan oleh Wajib Pajak terkait
dengan Harta yang diungkapkan dalam
Surat Pernyataan Pajak, yang diatur
dalam Undang-Undang ini.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (4) Program Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengganti atas kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang belum pernah atau belum sepenuhnya diselesaikan oleh Wajib Pajak terkait dengan Harta yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela, yang diatur dalam Undang-Undang ini.
PD Tetap
62
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN
(4) Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengampunan atas kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, yang belum pernah atau belum sepenuhnya diselesaikan oleh Wajib Pajak terkait dengan Harta yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak, yang diatur dalam Undang-Undang ini.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
(4) Amnesti Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi pengampunan atas
kewajiban perpajakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku, yang belum pernah atau belum
sepenuhnya diselesaikan oleh Wajib Pajak
terkait dengan Harta yang diungkapkan
dalam Surat Permohonan Amnesti Pajak,
yang diatur dalam Undang-Undang ini.
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
32. (5) Kewajiban perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri dari kewajiban:
PDIP A sd d bea masuk dan cukai tidak ada. Utang
PPh dan PNBP Migas tidak ada
(5) Kewajiban perpajakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) terdiri dari
kewajiban:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Mengusulkan yang termasuk dalam objek
pengampunan pajak adalah seluruh sektor
perpajaan dalam perekonomian nasional
PAN Tetap
63
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKB PENYEMPURNAAN REDAKSIONAL Perpajakan menjadi pajak saja.
Kewajiban pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri dari kewajiban:
Definisi perpajakan dalam struktur APBN melingkupi Bea Masuk/Keluar dan Cukai. Jika pemerintah memang menyasar pada objek pajak yang lebih luas termasuk bea dan cukai sah-sah saja, namun harus merubah ketentuan dalam pasal UU ini yang berkaitan dengan mekanisme pengampunan bea dan cukai.
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
33. a. Pajak Penghasilan; PDIP Perlu penjelasan lebih lanjut tentang hutang
pajak PPh Migas dan lain-lain.
a. Pajak Penghasilan;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Menyesuaiakan perubahan ayat (5)
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
34. b. Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah;
PDIP Tetap b. Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Menyesuaiakan perubahan ayat (5)
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Hapus
PPP
64
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM
HANURA
Tetap
35. c. Bea Meterai; dan PDIP Tetap c. Bea Meterai; dan
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Menyesuaiakan perubahan ayat (5)
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Hapus
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
36. d. Pajak Bumi dan Bangunan di sektor perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
PDIP Tetap d. Pajak Bumi dan Bangunan di sektor
perkebunan, perhutanan, dan
pertambangan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Menyesuaiakan perubahan ayat (5)
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Hapus
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
36a USULAN BARU PKB PENAMBAHAN SUBSTANSI e. Pajak Daerah
e. Pajak Daerah perlu dipertimbangkan kewajiban perpajakan dalam hal pengampunan pajak ini juga melingkupi pajak daerah
36b USULAN BARU NASDEM Penambahan Substansi (Tambahan DIM) e. Bea masuk & Cukai Bea masuk & cukai seharusnya dimasukkan sebagai bagian obyek pajak yang bisa mendapatkan pengampunan pajak.
65
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
36c USULAN BARU PG
Penambahan poin (e) e. Bea Masuk Bea Masuk termasuk pungutan negara, yaitu pungutan terhadap barang yang diimpor.
Penambahan poin (f) f. Cukai Cukai adalah pungutan negara, yaitu pungutan terhadap barang-barang yeng mempunyai sifat atau karaktertstik tertentu.
Penambahan poin (g) g. PPh dan PNBP Bigas Penerimaan Migas berasal dari Pajak Penghasilan (PPh) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) migas
37. Penjelasan Pasal 2 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 2
Cukup Jelas
PG Disesuaikan karena ada penambahan poin e,f, dan g
Disesuaikan karena ada penambahan poin e,f, dan g
Disesuaikan karena ada penambahan poin e,f, dan g
GERINDRA
PD Menyesuaiakan perubahan ayat (5)
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
38. BAB III
TARIF DAN CARA MENGHITUNG UANG TEBUSAN
PDIP
BAB III
TARIF DAN CARA MENGHITUNG UANG
TEBUSAN
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA BAB III TARIF DAN CARA MENGHITUNG PAJAK
KHUSUS
66
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM Perubahan Redaksional BAB III Cukup mengatur tentang besaran tarif tebusan saja. Untuk tata cara penghitungan dihapuskan
BAB III TARIF UANG TEBUSAN
Tata cara menghitung uang tebusan merupakan hal-hal teknis yang tidak perlu diatur dalam sebuah UU, cukup diatur dalam Peraturan Menteri. Dalam hal ini adalah PMK (Peraturan Menteri Keuangan)
HANURA
Tetap
39. Pasal 3 (1) Tarif Uang Tebusan yang harus
dibayar ke kas negara atas Harta yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak adalah sebagai berikut:
PDIP Bagaimana RUU disetujui DPR setelah Juni
2016?
Bagaimana dengan yang underground
economy ?
Permohonan Pengampunan diganti dengan
Pernyataan
Pasal 3
(1) Tarif Uang Tebusan yang harus dibayar ke
kas negara atas Harta yang diungkapkan
dalam Surat Pernyataan Pajak adalah
sebagai berikut:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 3 (1) Tarif Pajak Khusus yang harus dibayar ke
kas Negara atas Harta yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela adalah sebagai berikut:
PD Mengusulkan tarif uang tebusan dengan
skema sebagai berikut :
Untuk WP yang mau melakukan repatriasi diberlakukan tariff sesuai dengan UU KUP yang berlaku
Untuk WP yang tidak melakukan repatriasi dikenakan tariff lebih tinggi dari UU KUP
67
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN
(1) Tarif Uang Tebusan yang harus dibayar ke kas negara atas Harta yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak adalah sebagai berikut:
PKB Tetap
Perlu dipertimbangkan bahwa besaran tarif tebusan pengampunan pajak tanpa repatriasi masih terlalu kecil. pengalaman beberapa negara lain tarif tebusan berkisar antara 8-10 persen. pada kasus ini, pengampunan pajak tanpa repatriasi bisa dipertimbangkan untuk menggunakan dua kali periode tarif tebusan saja yaitu 8 persen untuk pelaporan pada semester pertama, dan 10 persen untuk pelaporan pada semester kedua setelah UU ini berlaku
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Pasal 3
(1) Tarif Uang Tebusan yang harus dibayar ke
kas negara atas Harta yang diungkapkan
dalam Surat Permohonan Amnesti Pajak
adalah sebagai berikut:
PPP (1) Tarif Uang Tebusan yang harus dibayar ke Kas Negara atas Harta yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak adalah 7% selama keberlakuan UU ini hingga 31 Desember 2016.
1. Tidak perlu dibedakan antara Harta didalam dan diluar wilayah NKRI sepanjang harta itu dapat dibuktikan sebagai Harta milik warga Negara Indonesia.
2. Perbedaan uang tebusan atas Harta didalam negeri dan diluar negeri yang dilaporkan dalam permohonan pengampunan pajak terbatas akan menimbulkan pandangan perlakuan yang tidak adil terhadap Harta dalam negeri yang pada dasarnya merupakan bagian dari kekayaan Wajib Pajak yang nyata-nyata sudah
68
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
berada diwilayah NKRI dan lebih mudah diproses
3. Perbedaan hanya diberlakukan bila Harta yang diungkapkan adalah dalam bentuk Kas atau setara Kas yang diinvestasikan langsung kedalam bentuk baru instrumen investasi yang diatur dalam undang-undang ini,
NASDEM Penyempurnaan Redaksional Perubahan jumlah besaran tarif tebusan dan masa pengajuan permohonan
Pasal 3 (1) Tarif Uang Tebusan yang harus dibayar ke
kas negara atas Harta yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak adalah sebagai berikut:
HANURA Pada Pasal 3 ayat (1) huruf a, b dan c tarif
tebusan diusulkan 8-12% mengingat tarif
normal menurut UU Pajak Penghasilan (di atas
500 juta) adalah 30%.
Penambahan kalimat “berada dan/atau
ditempatkan diluar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Patriasi), tarif Uang
Tebusan yang harus dibayar ke kas Negara
atas Harta Patriasi yang diungkapkan tersebut”
setelah kata Pajak.
(1) Tarif Uang Tebusan yang harus dibayar ke
kas negara atas Harta yang diungkapkan dalam
Surat Permohonan Pengampunan Pajak
berada dan/atau ditempatkan diluar wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia
(Patriasi), tarif Uang Tebusan yang harus
dibayar ke kas Negara atas Harta Patriasi
yang diungkapkan tersebut adalah sebagai
berikut:
40. a. Sebesar 2% (dua persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada bulan pertama sampai dengan akhir bulan ketiga sejak Undang-undang ini berlaku.
PDIP Frase perubahan kata antara Sebesar dan
untuk menjadi “6% (enam persen)”
Bagaimana kalau RUU ini baru disahkan
setelah bulan Juni 2016.
Alasan perubahan umtuk:
1. Mendekati keterbukaan infomasi
perpajakan antar Negara tahun 2018.
2. Menambah potensi kenaikan/penerimaan
pajak
a. Sebesar 6% (lenam persen) untuk periode
pelaporan Surat Pernyataan Pajak pada
bulan pertama sampai dengan akhir bulan
ketiga sejak Undang-undang ini berlaku.
69
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
3. Menarapkan sistim keadilan dan kepastian
hokum
4.Berdasarkan data pemerintah adanya data
pembanding dari Panama Papers, mengapa
memberikan tawaran persentase uang tebus
yang begitu rendah.
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
PG Perlu penyederhanaan periode waktu a. Sebesar 5% untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada semester pertama sejak Undang-undang ini berlaku.
GERINDRA a. Sebesar 7% (tujuh persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela pada bulan pertama sampai dengan akhir bulan ketiga sejak Undang-undang ini berlaku.
PD Menyesuaikan perubahan pasal 3
PAN
a. Sebesar 10% (sepuluh persen) untuk periode pelaporan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak pada bulan pertama sampai dengan akhir bulan ketiga sejak Undang-undang ini berlaku.
PKB DIHAPUS DIHAPUS
PKS Perubahan Substansi:
Tarif Uang Tebusan perlu lebih besar dan
sederhana
Penyempurnaan Redaksional:
Sebesar 20% (dua puluh persen) untuk periode
pelaporan Surat Permohonan Amnesti Pajak
pada bulan pertama sampai dengan akhir bulan
ketiga sejak Undang-undang ini berlaku.
70
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Konkordan DIM 1
PPP DIHAPUS
NASDEM Perubahan substansi Perubahan jumlah besaran tarif tebusan dan masa pengajuan permohonan
a. Sebesar 7 % (tujuh persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak sampai dengan 31 Desember 2016.
Dengan perkiraan bahwa RUU ini akan disahkan pada bulan Juni, maka jika hanya berlaku sampai dengan akhir 2016, maka artinya UU ini hanya diundangkan selama 6 (enam) bulan. Hal ini tentu tidak akan efektif untuk memenuhi target penerimaan yang akan dicapai oleh pemerintah. Oleh karena itu UU ini diusulkan untuk berlaku selama satu tahun (12 bulan) dengan tarif yang berbeda untuk permohonan pengampunan pajak di tahun 2016 dan di tahun 2017
HANURA Tarif uang tebusan sebesar 8 % a. Sebesar 8% (delapan persen) untuk periode
pelaporan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak pada bulan pertama
sampai dengan akhir bulan ketiga sejak
Undang-undang ini berlaku.
41. b. Sebesar 4% (empat persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada bulan keempat sampai dengan akhir bulan keenam sejak Undang-undang ini berlaku.
PDIP Besaran tebusan sangat kecil. Tidak hanya
berdasarkan waktu tetapi juga besar
tunggakan.
Frase perubahan kata antara Sebesar dan
untuk menjadi “9% (sembilan persen)”
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
b. Sebesar 9% (sembilan persen) untuk periode
pelaporan Surat Pernyataan Pajak pada
bulan keempat sampai dengan akhir bulan
keenam sejak Undang-undang ini berlaku.
PG
b. Sebesar 10% untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada semester kedua sejak Undang-undang ini berlaku.
71
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA b. Sebesar 10% (sepuluh persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela pada bulan ke empat sampai dengan akhir bulan ke enam sejak Undang-undang ini berlaku.
PD Menyesuaikan perubahan pasal 3
PAN
b. Sebesar 15% (lima belas persen) untuk periode pelaporan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak pada bulan keempat sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI Sebesar 8 persen untuk pelaporan pada semester pertama sejak diberlakukannya UU ini
b. Sebesar 8% (delapan persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada semester pertama sejak Undang-undang ini berlaku.
PKS Perubahan Substansi:
Konkordan DIM 40
Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Sebesar 25% (dua puluh lima persen) untuk
periode pelaporan Surat Permohonan Amnesti
Pajak pada bulan keempat sejak Undang-
undang ini berlaku sampai dengan tanggal 31
Desember 2016.
PPP DIHAPUS
NASDEM Perubahan substansi Perubahan jumlah besaran tarif tebusan dan masa pengajuan permohonan
b. Sebesar 8% (delapan persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada 1 Januari 2017 sampai dengan 30 Juni 2017.
Idem
HANURA Tarif uang tebusan sebesar 10 % b. Sebesar 10% (sepuluh persen) untuk
periode pelaporan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak pada bulan keempat
sampai dengan akhir bulan keenam sejak
Undang-undang ini berlaku.
72
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
42. c. Sebesar 6% (enam persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada bulan ketujuh sejak Undang-undang ini berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.
PDIP Frase perubahan kata antara Sebesar dan
untuk menjadi “12% (dua belas persen)”
c. Sebesar 12% (dua belas persen) untuk
periode pelaporan Surat Pernyataan Pajak
pada bulan ketujuh sejak Undang-undang
ini berlaku sampai dengan tanggal 31
Desember 2016.
PG Dihapus Dihapus
GERINDRA c. Sebesar 13% (tiga belas persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela pada bulan ketujuh sejak Undang-undang ini berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.
PD Menyesuaikan perubahan pasal 3
PAN
Dihapus
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI Sebesar 10 persen untuk pelaporan pada semester kedua sejak diberlakukannya UU ini
c. Sebesar 10% (sepuluh persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada semester kedua sejak Undang-Undang ini berlaku.
PKS Tetap
PPP DIHAPUS
NASDEM Hapus
HANURA Tarif uang tebusan sebesar 12 % c. Sebesar 12% (dua belas persen) untuk
periode pelaporan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak pada bulan ketujuh
sejak Undang-undang ini berlaku sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016.
42a USULAN BARU PG Penambahan poin baru c. Dalam rangka melindungi dan mendorong pertumbuhan sektor UMKM sehingga terintegrasi ke dalam sistem perekonomian formal serta dapat mengkses fasilitas pemerintah, maka kepada Wajib Pajak UMKM diberikan tarif khusus, yaitu 0,5%
73
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
43. (2) Dalam hal Harta yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak berada dan/atau ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan atas Harta tersebut dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta diinvestasikan selama jangka waktu tertentu di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tarif Uang Tebusan yang harus dibayar ke kas Negara atas Harta yang diungkapkan tersebut adalah sebagai berikut:
PDIP Pemerintah perlu merumuskan bagaimana
cara mengoptimalkan aset yang diperoleh
untuk kesejahteraan rakyat.
Namun demikian, RUU tersebut tidak
memiliki ketentuan yang mendorong atau
menjamin Wajib Pajak melakukan repatriasi
atas asetnya di luar negeri ke Indonesia.
Sebagai insentif, repatriasi dapat ditempatkan
dalam Obligasi Negara dengan imbal bunga di
bawah harga pasar, dan diberi insentif tarif
yang berbeda dibanding tarif tanpa repatriasi.
Kemanakah dana repatriasi akan bermuara.
Jika hanya diberikan kepada BUMN saja, maka
market power Bank BUMN akan naik. Hal ini
cukup kontradiktif karena bank BUMN akan
memiliki kemampuan untuk menentukan harga
(tingkat suku bunga) menjadi lebih
besar.Dengan market power BUMN yang
menjadi lebih besar maka kompetisi di pasar
perbankan akan lebih rendah. Sehingga
efisiensi seperti harga dari uang (interest rate)
yang lebih rendah di pasar perbankan akan
lebih sulit tercapai.
Dengan masuknya dana repatriasai ke
perbankan, maka deposit base akan naik.
Dengan kata lain penawaran akan naik
sehingga berpotensi menurunkan tingkat suku
bunga di bank komersil.
SUN sebagai instrumen penampung dana hasil
TA harus dinegosiasikan dengan WP dan imbal
hasilnya di bawah tarif tebusan agar negara
tidak dirugikan
(2) Dalam hal Harta yang diungkapkan dalam
Surat Pernyataan Pajak berada dan/atau
ditempatkan di luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan atas
Harta tersebut dialihkan ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
diinvestasikan selama jangka waktu
tertentu di dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, tarif Uang Tebusan
yang harus dibayar ke kas Negara atas
Harta yang diungkapkan tersebut adalah
sebagai berikut:
74
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Permohonan pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
PG Tetap Tetap
GERINDRA (2) Dalam hal Harta yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela berada dan/atau ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan atas Harta tersebut dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta di investasikan selama jangka waktu tertentu di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tariff Pajak Khusus yang harus dibayar ke kas Negara atas Harta yang diungkapkan tersebut adalah sebagai berikut:
PD Menyesuaikan perubahan pasal 3
PAN
(2) Dalam hal Harta yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak berada dan/atau ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan atas Harta tersebut tidak dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta tidak diinvestasikan selama jangka waktu tertentu di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tarif Uang Tebusan yang harus dibayar ke kas Negara atas Harta yang diungkapkan tersebut adalah sebagai berikut:
75
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKB
Sama halnya dengan tebusan pengampunan pajak tanpa repatriasi, perlu dipertimbangkan tarif tebusan repatriasi harus dinaikkan pada kisaran 6-8 persen. pada kasus ini, pengampunan pajak repatriasi dapat menggunakan tarif 6 persen untuk semester pertama dan 8 persen untuk semester kedua tahun setelah UU ini berlaku
PKS Perubahan Substansi:
Konkordan DIM 40
Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
(2) Dalam hal Harta yang diungkapkan dalam
Surat Permohonan Amnesti Pajak berada
dan/atau ditempatkan di luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan atas Harta
tersebut dialihkan ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta
diinvestasikan selama jangka waktu tertentu di
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, tarif Uang Tebusan yang harus
dibayar ke kas Negara atas Harta yang
diungkapkan tersebut adalah sebagai berikut:
PPP (2) Dalam hal Harta yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak baik berada dan/atau ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan atas Harta tersebut diinvestasikan selama jangka waktu tertentu yang diatur dalam undang-undang ini, tarif uang tebusan yang dibayar adalah:
Surat berharga Republik Indonesia adalah Obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah.
76
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM
(2) Dalam hal Harta yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak berada dan/atau ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan atas Harta tersebut dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta diinvestasikan selama jangka waktu tertentu di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tarif Uang Tebusan yang harus dibayar ke kas Negara atas Harta yang diungkapkan tersebut adalah sebagai berikut:
HANURA Pada Pasal 3 ayat (2) huruf a, b dan c tarif
tebusan diusulkan 5-9% mengingat tarif normal
menurut UU Pajak Penghasilan (di atas 500
juta) adalah 30%.
44. a. Sebesar 1% (satu persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada bulan pertama sampai dengan akhir bulan ketiga sejak Undang-undang ini berlaku.
PDIP Tarif tersebut sangat rendah dibandingkan tarif
Pajak Penghasilan normal yaitu 25% (wajib
pajak badan) dan 30% (wajib pajak orang
pribadi). Diusulkan tarif terendah 3% dan 6%
agar penerimaan negara optimal.
Frase perubahan kata antara Sebesar dan
untuk menjadi “5% (lima persen)”
Bagaimana kalau RUU ini baru disahkan
setelah bulan Juni 2016.
Alasan perubahan umtuk:
1. Mendekati keterbukaan infomasi
perpajakan antar Negara tahun 2018.
2. Menambah potensi kenaikan/penerimaan
pajak
3. Menarapkan sistim keadilan dan kepastian
hukum
a. Sebesar 5% (lima persen) untuk periode
pelaporan Surat Pernyataan Pajak pada
bulan pertama sampai dengan akhir bulan
ketiga sejak Undang-undang ini berlaku.
77
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
4. Berdasarkan data pemerintah adanya
data pembanding dari Panama Papers,
mengapa memberikan tawaran uang
tebusan yang begitu rendah?
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
PG Tetap Tetap
GERINDRA a. Sebesar 6% (enam persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela pada bulan pertama sampai dengan akhir bulan ketiga sejak Undang-undang ini berlaku.
PD Menyesuaikan perubahan pasal 3
PAN a. Sebesar 9% (sembilan persen) untuk periode pelaporan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak pada bulan pertama sampai dengan akhir bulan ketiga sejak Undang-undang ini berlaku.
PKB DIHAPUS DIHAPUS
PKS Perubahan Substansi:
Konkordan DIM 40
Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Sebesar 15% (lima belas persen) untuk periode
pelaporan Surat Permohonan Amnesti Pajak
pada bulan pertama sampai dengan akhir bulan
ketiga sejak Undang-undang ini berlaku.
PPP a. Sebesar 4% (empat persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada bulan pertama sampai dengan akhir bulan ketiga sejak Undang-undang ini berlaku.
78
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM Perubahan substansi Perubahan jumlah besaran tarif tebusan dan masa pengajuan permohonan
a. Sebesar Sebesar 5 % (lima persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak sampai dengan 31 Desember 2016.
Pertimbangan sama dengan penjelasan pada ayat (1)
HANURA Tarif uang tebusan sebesar 5 % a. Sebesar 5% (lima persen) untuk periode
pelaporan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak pada bulan pertama
sampai dengan akhir bulan ketiga sejak
Undang-undang ini berlaku.
45. b. Sebesar 2% (dua persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada bulan keempat sampai dengan akhir bulan keenam sejak Undang-undang ini berlaku.
PDIP Frase perubahan kata antara Sebesar dan
untuk menjadi “6% (enam persen)”
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
b. Sebesar 6% (enam persen) untuk periode
pelaporan Surat Pernyataan Pajak pada
bulan keempat sampai dengan akhir bulan
keenam sejak Undang-undang ini berlaku.
PG Tetap Tetap
GERINDRA b. Sebesar 7% (tujuh persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela pada bulan ke empat sampai dengan akhir bulan ke enam sejak Undang-undang ini berlaku.
PD Menyesuaikan perubahan pasal 3
PAN
b. Sebesar 11% (sebelas persen) untuk periode pelaporan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak pada bulan keempat sampai dengan akhir bulan keenam sejak Undang-undang ini berlaku.
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI Sebesar 6% (enam persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada semester pertama sejak Undang-undang ini berlaku.
Sebesar 6 persen untuk pelaporan pada semester pertama sejak diberlakukannya UU ini
79
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKS Perubahan Substansi:
Konkordan DIM 40
Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Sebesar 17% (tujuh belas persen) untuk
periode pelaporan Surat Permohonan Amnesti
Pajak pada bulan keempat sejak Undang-
undang ini berlaku sampai dengan tanggal 31
Desember 2016.
PPP b. Sebesar 6% (enam persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada bulan keempat sampai dengan akhir bulan keenam sejak Undang-undang ini berlaku.
NASDEM Perubahan substansi b. Sebesar 6% (enam persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada 1 Januari 2017 sampai dengan 30 Juni 2017.
Idem
Perubahan jumlah besaran tarif tebusan dan masa pengajuan permohonan
HANURA Tarif uang tebusan sebesar 7 % b. Sebesar 7% (tujuh persen) untuk periode
pelaporan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak pada bulan keempat
sampai dengan akhir bulan keenam sejak
Undang-undang ini berlaku.
46. c. Sebesar 3% (tiga persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada bulan ketujuh sejak Undang-undang ini berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.
PDIP Frase perubahan kata antara Sebesar dan
untuk menjadi “7% (tujuh persen)”
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
c. Sebesar 7% (ltujuh persen) untuk periode
pelaporan Surat Pernyataan Pajak pada
bulan ketujuh sejak Undang-undang ini
berlaku sampai dengan tanggal 31
Desember 2016.
PG Tetap Tetap
GERINDRA c. Sebesar 8% (delapan persen) untuk periode pelaporan untuk periode pelaporan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela pada bulan ke tujuh sejak Undang-undang ini berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016.
80
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Menyesuaikan perubahan pasal 3
PAN
PKB Sebesar 8 persen untuk pelaporan pada semester pertama sejak diberlakukannya UU ini
Sebesar 8% (delapan persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada semester kedua sejak Undang-undang ini berlaku
PKS Hapus
PPP c. Sebesar 7,5% (tujuh koma lima persen) untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan Pajak pada bulan ketujuh sejak Undang-undang ini berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2016
NASDEM Hapus
HANURA Tarif uang tebusan sebesar 9 % c. Sebesar 9% (sembilan persen) untuk
periode pelaporan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak pada bulan ketujuh
sejak Undang-undang ini berlaku sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016.
46a. USULAN BARU PKS Penambahan Substansi:
Mempertimbangkan keadilan untuk
pengungkapan oleh WP yang hartanya
sudah didalam Negeri
(3) Dalam hal Harta yang diungkapkan dalam
Surat Permohonan Amnesti Pajak telah
berada dan/atau ditempatkan di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, tarif
Uang Tebusan yang harus dibayar ke kas
Negara atas Harta yang diungkapkan
tersebut adalah sebagai berikut:
HANURA Penambahan ayat (3) untuk industri nasional
termasuk UMKM
Usulan Penambahan Ayat (3) untuk Industry
Nasional termasuk UMKM
(3) Dalam hal kekurangan pembayaran pajak
(pajak terhutang) dalam Surat
Permohonan Pengampunan Pajak untuk
badan usaha yang berada di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia
/industri nasional termasuk UMKM, uang
tebusan yang harus dibayar ke Kas Negara
81
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
atas kekurangan pembayaran pajak
(hutang pajak) yang diungkap tersebut
adalah sebagai berikut:
46b. USULAN BARU PKS Penambahan Substansi:
Konkordan DIM 46a
a. Sebesar 15% (lima belas persen) untuk
periode pelaporan Surat Permohonan
Amnesti Pajak pada bulan pertama sampai
dengan akhir bulan ketiga sejak Undang-
undang ini berlaku.
HANURA a. Sebesar 2% (dua persen) untuk periode
pelaporan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak pada bulan pertama
sampai dengan akhir bulan ketiga sejak
Undang-undang ini berlaku.
46c. USULAN BARU PKS Penambahan Substansi:
Konkordan DIM 46a
b. Sebesar 17% (tujuh belas persen) untuk
periode pelaporan Surat Permohonan
Amnesti Pajak pada bulan keempat sejak
Undang-undang ini berlaku sampai dengan
tanggal 31 Desember 2016.
HANURA b. Sebesar 4% (empat persen) untuk periode
pelaporan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak pada bulan keempat
sampai dengan akhir bulan keenam sejak
Undang-undang ini berlaku.
46d. USULAN BARU HANURA c. Sebesar 6% (enam persen) untuk periode
pelaporan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak pada bulan ketujuh
sejak Undang-undang ini berlaku sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016.
46e. USULAN BARU HANURA Penambahan ayat (4) untuk wajib pajak pribadi Usulan Penambahan ayat (4) untuk Wajib Pajak
Orang Pribadi
82
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
(4) Dalam hal kekurangan pembayaran pajak
(pajak terhutang) dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak untuk Wajib Pajak
Pribadi atau Perorangan, uang tebusan
yang harus dibayar ke Kas Negara atas
kekurangan pembayaran pajak (hutang
pajak) yang diungkap tersebut adalah
sebagai berikut:.
46f. USULAN BARU HANURA a. Sebesar 2% (dua persen) untuk periode
pelaporan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak pada bulan pertama
sampai dengan akhir bulan ketiga sejak
Undang-undang ini berlaku.
46g. USULAN BARU HANURA b. Sebesar 4% (empat persen) untuk periode
pelaporan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak pada bulan keempat
atau sampai dengan tanggal akhir tahun
buku yang berakhir sebelum tanggal 31
Desember 2016.
47. Penjelasan Pasal 3 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 3 Cukup Jelas
PG Disesuaikan dengan perubahan pasal yang dijelaskan
Disesuaikan dengan perubahan pasal yag dijelaskan
Diseuaikan dengan perubahan pasal yag dijelaskan
GERINDRA Tetap
PD Menyesuaikan perubahan pasal 3
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
83
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
48. Pasal 4 (1) Besarnya Uang Tebusan dihitung
dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dengan dasar pengenaan Uang Tebusan.
PDIP Tetap Pasal 4
(1) Besarnya Uang Tebusan dihitung dengan
cara mengalikan tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 dengan dasar
pengenaan Uang Tebusan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 4
(1) Besarnya Pajak Khusus di hitung dengan cara mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dengan dasar pengenaan Pajak Khusus.
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
Pasal 4 berikut penjelasannya terlalu teknis. Bisa dipertimbangkan jika ketentuan yang bersifat teknis dan simulasi perhitungannya bisa diatur dalam ketentuan dibawah UU ini seperti Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Selain itu, pasal ini juga hanya menjelaskan simulasi pada Pajak Penghasilan (PPh) saja, padahal ruang lingkup objek pajak meliputi PPn, PPnBM, Bea materai, serta sebagian PBB.
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM Hapus
Tata cara penghitungan jumlah uang tebusan merupakan hal-hal yang bersifat teknis saja, jadi tidak perlu diatur dalam UU. Cukup dibuatkan PMK.
HANURA
Tetap
84
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
49. (2) Dasar pengenaan Uang Tebusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan nilai Harta bersih pada tanggal 31 Desember 2015 atau pada akhir tahun buku 2015 yang berakhir sebelum 31 Desember 2015 dikurangi dengan:
PDIP Tetap (2) Dasar pengenaan Uang Tebusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dihitung berdasarkan nilai Harta bersih
pada tanggal 31 Desember 2015 atau
pada akhir tahun buku 2015 yang berakhir
sebelum 31 Desember 2015 dikurangi
dengan:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN
(2) Dasar pengenaan Uang Tebusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan nilai Harta bersih yang belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir.
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP (2) Dasar pengenaan Uang Tebusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan nilai Harta bersih pada tanggal 31 Desember 2015 dikurangi dengan:
Korkodan DIM 29
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
50. a. nilai Harta bersih dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir; dan
PDIP Tetap a. nilai Harta bersih dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir; dan
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN
Dihapus
PKB Tetap
85
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKS
PPP
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
51. b. tambahan nilai Harta bersih yang diperoleh pada Tahun Pajak 2015 yang telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 dan telah dikenai Pajak Penghasilan untuk Tahun Pajak 2015.
PDIP Tetap b. tambahan nilai Harta bersih yang diperoleh
pada Tahun Pajak 2015 yang telah
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak
2015 dan telah dikenai Pajak Penghasilan
untuk Tahun Pajak 2015.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN
Dihapus
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
52. (3) Nilai Harta bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan selisih antara nilai Harta dikurangi nilai Utang.
PDIP Tetap (3) Nilai Harta bersih sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) merupakan selisih antara nilai
Harta dikurangi nilai Utang.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
86
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
53. Penjelasan
Pasal 4
Ketentuan ini mengatur cara
penghitungan Uang Tebusan
yang harus dibayar oleh Wajib
Pajak yang mengajukan Surat
Permohonan Pengampunan
Pajak.
Contoh 1:
Wajib Pajak tidak mempunyai
tambahan Harta di tahun 2015
dan tidak melakukan pengalihan
Harta dari luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia ke
dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan Pajak
Penghasilan (PPh) Tahun Pajak
2014 (SPT Tahunan PPh terakhir)
dilaporkan bahwa:
a. Nilai Harta yang dilaporkan
pada tanggal 31 Desember
2014 adalah
Rp15.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang
dilaporkan pada tanggal 31
Desember 2014 yang terkait
dengan Harta adalah
Rp5.000.000.000,00;
c. Nilai Harta bersih SPT
Tahunan PPh Terakhir:
PDIP Perubahan dalam penjelasan pada contoh
perhitungan uang tebusan:
Perubahan pada contoh 1: Penghitungan Uang
Tebusan:
Tarif pada periode permohonan April 2016
adalah 6% (enam persen);
Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah
Rp4.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus dibayar:
6% x Rp4.000.000.000,00= Rp240.000.000,00.
Perubahan pada contoh 2: Penghitungan Uang
Tebusan:
Penghitungan Uang Tebusan:
Tarif pada periode permohonan 3 (tiga) bulan
pertama sejak berlakunya Undang-Undang ini
adalah 3% (tiga persen) untuk Harta yang akan
dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan 4% (empat persen)
untuk Harta selain yang akan dialihkan ke
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia:
1. Perhitungan Uang Tebusan terkait dengan
Harta yang akan dialihkan ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia:
Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah
Rp9.000.000.000,00;
Penjelasan
Pasal 4
Ketentuan ini mengatur cara
penghitungan Uang Tebusan yang harus
dibayar oleh Wajib Pajak yang
mengajukan Surat Pernyataan Pajak.
Contoh 1:
Wajib Pajak tidak mempunyai tambahan
Harta di tahun 2015 dan tidak melakukan
pengalihan Harta dari luar wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia ke
dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Tahun
Pajak 2014 (SPT Tahunan PPh terakhir)
dilaporkan bahwa:
a. Nilai Harta yang dilaporkan pada
tanggal 31 Desember 2014 adalah
Rp15.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang dilaporkan
pada tanggal 31 Desember 2014
yang terkait dengan Harta adalah
Rp5.000.000.000,00;
c. Nilai Harta bersih SPT Tahunan PPh
Terakhir:
Rp15.000.000.000,00 –
Rp5.000.000.000,00 =
Rp10.000.000.000,00.
87
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Rp15.000.000.000,00 -
Rp5.000.000.000,00 =
Rp10.000.000.000,00.
Dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak yang
disampaikan tanggal 22 April
2016 dilaporkan bahwa:
a. Nilai Harta yang dilaporkan
pada tanggal 31 Desember
2015 adalah
Rp20.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang
dilaporkan pada tanggal 31
Desember 2015 yang terkait
dengan Harta adalah
Rp6.000.000.000,00.
c. Tambahan nilai Harta bersih
SPT Tahunan PPh Tahun
Pajak 2015 yang telah
dikenai Pajak Penghasilan
adalah nihil.
d. Nilai Harta bersih pada saat
pengajuan Surat
Permohonan Pengampunan
Pajak:
Rp20.000.000.000,00 –
Rp6.000.000.000,00 =
Rp14.000.000.000,00.
Dengan demikian Dasar
Pengenaan Uang Tebusan
adalah:
Uang Tebusan yang harus dibayar:
5% x Rp9.000.000.000,00=
Rp450.000.000,00.
2. Perhitungan Uang Tebusan terkait dengan
Harta selain yang akan dialihkan ke dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia:
Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah
Rp7.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus dibayar:
6% x Rp7.000.000.000,00=
Rp420.000.000,00.
Total Uang Tebusan yang harus dibayarkan
oleh Wajib Pajak adalah:
Rp450.000.000,00 + Rp420.000.000,00 =
Rp870.000.000,00
Perubahan pada contoh 3: Penghitungan Uang
Tebusan:
Dengan demikian Dasar Pengenaan Uang
Tebusan adalah:
Rp12.000.000.000,00 –
Rp10.000.000.000,00= Rp2.000.000.000,00.
Penghitungan Uang Tebusan:
Dalam Surat Pernyataan Pajak yang
disampaikan tanggal 22 April 2016
dilaporkan bahwa:
a. Nilai Harta yang dilaporkan pada
tanggal 31 Desember 2015 adalah
Rp20.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang dilaporkan
pada tanggal 31 Desember 2015
yang terkait dengan Harta adalah
Rp6.000.000.000,00.
c. Tambahan nilai Harta bersih SPT
Tahunan PPh Tahun Pajak 2015
yang telah dikenai Pajak
Penghasilan adalah nihil.
d. Nilai Harta bersih pada saat
pengajuan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak:
Rp20.000.000.000,00 –
Rp6.000.000.000,00 =
Rp14.000.000.000,00.
Dengan demikian Dasar Pengenaan
Uang Tebusan adalah:
Rp14.000.000.000,00 –
Rp10.000.000.000,00=
Rp4.000.000.000,00.
Penghitungan Uang Tebusan:
Tarif pada periode permohonan April
2016 adalah 6% (tenam persen);
Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah
Rp4.000.000.000,00;
88
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Rp14.000.000.000,00 –
Rp10.000.000.000,00 =
Rp4.000.000.000,00.
Penghitungan Uang Tebusan:
Tarif pada periode permohonan
April 2016 adalah 2% (dua
persen);
Dasar Pengenaan Uang Tebusan
adalah Rp4.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus
dibayar:
2% x Rp4.000.000.000,00=
Rp80.000.000,00.
Contoh 2:
Wajib Pajak tidak mempunyai
tambahan Harta di tahun 2015
dan melakukan pengalihan Harta
dari luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia ke
dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam SPT Tahunan PPh Tahun
Pajak 2014 (SPT Tahunan PPh
terakhir) dilaporkan bahwa:
a. Nilai Harta yang dilaporkan
pada tanggal 31 Desember
2014 adalah:
Tarif pada periode permohonan April 2016
adalah 4% (empat persen);
Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah
Rp2.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus dibayar:
6% x Rp2.000.000.000,00= Rp120.000.000,00.
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
Uang Tebusan yang harus dibayar:
6% x Rp4.000.000.000,00=
Rp240.000.000,00.
Contoh 2:
Wajib Pajak tidak mempunyai tambahan
Harta di tahun 2015 dan melakukan
pengalihan Harta dari luar wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia ke
dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam SPT Tahunan PPh Tahun Pajak
2014 (SPT Tahunan PPh terakhir)
dilaporkan bahwa:
a. Nilai Harta yang dilaporkan pada
tanggal 31 Desember 2014 adalah:
1) yang akan dialihkan
Rp15.000.000.000,00; dan
2) yang tidak dialihkan nihil.
b. Nilai pokok Utang yang dilaporkan
pada tanggal 31 Desember 2014
yang terkait dengan Harta adalah
Rp5.000.000.000,00;
c. Nilai Harta bersih SPT Tahunan
Terakhir:
Rp15.000.000.000,00-
Rp5.000.000.000,00=
Rp10.000.000.000,00.
Dalam Surat Pernyataan Pajak yang
disampaikan pada tanggal 22 April 2016
dilaporkan bahwa:
89
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
1) yang akan dialihkan
Rp15.000.000.000,00; dan
2) yang tidak dialihkan nihil.
b. Nilai pokok Utang yang
dilaporkan pada tanggal 31
Desember 2014 yang terkait
dengan Harta adalah
Rp5.000.000.000,00;
c. Nilai Harta bersih SPT
Tahunan Terakhir:
Rp15.000.000.000,00-
Rp5.000.000.000,00=
Rp10.000.000.000,00.
Dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak yang
disampaikan pada tanggal 22
April 2016 dilaporkan bahwa:
a. Nilai Harta pada tanggal 31
Desember 2015 yang
dilaporkan terdiri dari:
1. Nilai Harta yang akan
dialihkan ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah
Rp12.000.000.000,00;
2. Nilai Harta selain yang akan
dialihkan ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah
Rp23.000.000.000,00.
a. Nilai Harta pada tanggal 31 Desember
2015 yang dilaporkan terdiri dari:
1. Nilai Harta yang akan dialihkan ke
dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah
Rp12.000.000.000,00;
2. Nilai Harta selain yang akan
dialihkan ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia
adalah Rp23.000.000.000,00.
a. Nilai Utang pada tanggal 31
Desember 2015 yang
dilaporkan terdiri dari:
1. Nilai Utang terkait
dengan Harta yang
akan dialihkan ke
dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia adalah
Rp3.000.000.000,00;
2. Nilai Utang terkait
dengan Harta selain
yang akan dialihkan ke
dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia adalah
Rp6.000.000.000,00.
b. Tambahan nilai Harta bersih
SPT Tahunan PPh Tahun
Pajak 2015 yang telah
dikenai Pajak Penghasilan
adalah nihil.
c. Nilai Harta bersih pada saat
pengajuan Surat Pernyataan
Pajak:
90
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
a. Nilai Utang pada tanggal
31 Desember 2015 yang
dilaporkan terdiri dari:
1. Nilai Utang terkait
dengan Harta yang
akan dialihkan ke
dalam wilayah
Negara Kesatuan
Republik Indonesia
adalah
Rp3.000.000.000,00;
2. Nilai Utang terkait
dengan Harta selain
yang akan dialihkan
ke dalam wilayah
Negara Kesatuan
Republik Indonesia
adalah
Rp6.000.000.000,00.
b. Tambahan nilai Harta
bersih SPT Tahunan PPh
Tahun Pajak 2015 yang
telah dikenai Pajak
Penghasilan adalah nihil.
c. Nilai Harta bersih pada
saat pengajuan Surat
Permohonan
Pengampunan Pajak:
1. Nilai Harta bersih
terkait dengan Harta
yang akan dialihkan
ke dalam wilayah
Negara Kesatuan
1. Nilai Harta bersih terkait
dengan Harta yang akan
dialihkan ke dalam
wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia adalah:
Rp12.000.000.000,00 –
Rp3.000.000.000,00=
Rp9.000.000.000,00;
2. Nilai Harta bersih terkait
dengan Harta selain yang
akan dialihkan ke dalam
wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia adalah:
Rp23.000.000.000,00 –
Rp6.000.000.000,00=
Rp17.000.000.000,00.
Dengan demikian Dasar Pengenaan
Uang Tebusan adalah:
1. Dasar Pengenaan Uang
Tebusan terkait dengan Harta
yang akan dialihkan ke dalam
wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia:
Rp9.000.000.000,00 – 0 =
Rp9.000.000.000,00
2. Dasar Pengenaan Uang
Tebusan terkait dengan Harta
selain yang akan dialihkan ke
91
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Republik Indonesia
adalah:
Rp12.000.000.000,00
–
Rp3.000.000.000,00=
Rp9.000.000.000,00;
2. Nilai Harta bersih
terkait dengan Harta
selain yang akan
dialihkan ke dalam
wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia adalah:
Rp23.000.000.000,00
–
Rp6.000.000.000,00=
Rp17.000.000.000,00
.
Dengan demikian Dasar
Pengenaan Uang Tebusan
adalah:
1. Dasar Pengenaan Uang
Tebusan terkait dengan
Harta yang akan dialihkan
ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia:
Rp9.000.000.000,00 – 0 =
Rp9.000.000.000,00
2. Dasar Pengenaan Uang
Tebusan terkait dengan
dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia:
Rp17.000.000.000,00 –
Rp10.000.000.000,00 =
Rp7.000.000.000,00
Penghitungan Uang Tebusan:
Tarif pada periode permohonan 3
(tiga) bulan pertama sejak berlakunya
Undang-Undang ini adalah 5% (tlima
persen) untuk Harta yang akan
dialihkan ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan 6%
(enam persen) untuk Harta selain
yang akan dialihkan ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia:
1. Perhitungan Uang Tebusan
terkait dengan Harta yang akan
dialihkan ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia:
Dasar Pengenaan Uang
Tebusan adalah
Rp9.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus
dibayar:
5% x Rp9.000.000.000,00=
Rp450.000.000,00.
2. Perhitungan Uang Tebusan
terkait dengan Harta selain yang
akan dialihkan ke dalam wilayah
92
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Harta selain yang akan
dialihkan ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia:
Rp17.000.000.000,00 –
Rp10.000.000.000,00 =
Rp7.000.000.000,00
Penghitungan Uang Tebusan:
Tarif pada periode
permohonan 3 (tiga) bulan
pertama sejak berlakunya
Undang-Undang ini adalah 1%
(satu persen) untuk Harta
yang akan dialihkan ke dalam
wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan 2%
(dua persen) untuk Harta
selain yang akan dialihkan ke
dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia:
1. Perhitungan Uang
Tebusan terkait dengan
Harta yang akan dialihkan
ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia:
Dasar Pengenaan Uang
Tebusan adalah
Rp9.000.000.000,00;
Negara Kesatuan Republik
Indonesia:
Dasar Pengenaan Uang
Tebusan adalah
Rp7.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus
dibayar:
6% x Rp7.000.000.000,00=
Rp420.000.000,00.
Total Uang Tebusan yang harus
dibayarkan oleh Wajib Pajak adalah:
Rp450..000.000,00 + Rp420.000.000,00
= Rp870.000.000,00
Contoh 3:
Wajib Pajak mempunyai tambahan Harta
di tahun 2015 dan tidak melakukan
pengalihan Harta dari luar wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia ke
dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Tahun
Pajak 2014 (SPT Tahunan PPh terakhir)
dilaporkan bahwa:
a. Nilai Harta yang dilaporkan pada
tanggal 31 Desember 2014 adalah
Rp15.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang dilaporkan
pada tanggal 31 Desember 2014
93
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Uang Tebusan yang harus
dibayar:
1% x
Rp9.000.000.000,00=
Rp90.000.000,00.
2. Perhitungan Uang
Tebusan terkait dengan
Harta selain yang akan
dialihkan ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik
Indonesia:
Dasar Pengenaan Uang
Tebusan adalah
Rp7.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus
dibayar:
2% x
Rp7.000.000.000,00=
Rp140.000.000,00.
Total Uang Tebusan yang harus
dibayarkan oleh Wajib Pajak
adalah:
Rp90.000.000,00 +
Rp140.000.000,00 =
Rp230.000.000,00
Contoh 3:
yang terkait dengan Harta adalah
Rp5.000.000.000,00;
c. Nilai Harta bersih SPT Tahunan
PPh Terakhir:
Rp15.000.000.000,00 –
Rp5.000.000.000,00 =
Rp10.000.000.000,00.
Dalam Surat Pernyataan Pajak yang
disampaikan tanggal 22 April 2016
dilaporkan bahwa:
a. Nilai Harta yang dilaporkan pada
tanggal 31 Desember 2015 adalah
Rp20.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang dilaporkan
pada tanggal 31 Desember 2015
yang terkait dengan Harta adalah
Rp6.000.000.000,00.
c. Tambahan nilai Harta bersih SPT
Tahunan PPh Tahun Pajak 2015
yang telah dikenai Pajak
Penghasilan:
Rp2.000.000.000,00
d. Nilai Harta bersih pada saat
pengajuan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak:
Rp20.000.000.000,00 –
Rp6.000.000.000,00 –
Rp2.000.000.000,00 =
Rp12.000.000.000,00.
Dengan demikian Dasar Pengenaan
Uang Tebusan adalah:
94
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Wajib Pajak mempunyai
tambahan Harta di tahun 2015
dan tidak melakukan pengalihan
Harta dari luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia ke
dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam Surat Pemberitahuan
(SPT) Tahunan Pajak
Penghasilan (PPh) Tahun Pajak
2014 (SPT Tahunan PPh terakhir)
dilaporkan bahwa:
a. Nilai Harta yang dilaporkan
pada tanggal 31 Desember
2014 adalah
Rp15.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang
dilaporkan pada tanggal 31
Desember 2014 yang
terkait dengan Harta
adalah
Rp5.000.000.000,00;
c. Nilai Harta bersih SPT
Tahunan PPh Terakhir:
Rp15.000.000.000,00 -
Rp5.000.000.000,00 =
Rp10.000.000.000,00.
Dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak yang
disampaikan tanggal 22 April
2016 dilaporkan bahwa:
Rp12.000.000.000,00 –
Rp10.000.000.000,00=
Rp2.000.000.000,00.
Penghitungan Uang Tebusan:
Tarif pada periode permohonan April
2016 adalah 4% (empat persen);
Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah
Rp2.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus dibayar:
6% x Rp2.000.000.000,00=
Rp120.000.000,00.
PG Disesuaikan, terutama terkait Penghitungan Uang Tebusan
Disesuaikan Disesuaikan
GERINDRA
PD Tetap
95
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
a. Nilai Harta yang dilaporkan
pada tanggal 31 Desember
2015 adalah
Rp20.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang
dilaporkan pada tanggal 31
Desember 2015 yang terkait
dengan Harta adalah
Rp6.000.000.000,00.
c. Tambahan nilai Harta bersih
SPT Tahunan PPh Tahun
Pajak 2015 yang telah
dikenai Pajak Penghasilan:
Rp2.000.000.000,00
d. Nilai Harta bersih pada saat
pengajuan Surat
Permohonan
Pengampunan Pajak:
Rp20.000.000.000,00 –
Rp6.000.000.000,00 –
Rp2.000.000.000,00 =
Rp12.000.000.000,00.
PAN
Penjelasan Pasal 4
Pada prinsipnya pengampunan diberikan atas Harta yang belum pernah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Terakhir. Besarnya dasar pengenaan Uang Tebusan adalah tambahan Harta yang belum pernah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Terakhir dikurangi dengan Utang yang terkait dengan perolehan tambahan Harta tersebut. Ketentuan ini mengatur cara penghitungan Uang Tebusan yang harus dibayar oleh Wajib Pajak yang mengajukan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak. Contoh 1: Wajib Pajak hanya memiliki Harta yang berada di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Tahun Pajak 2015 (SPT Tahunan PPh terakhir) dilaporkan bahwa:
96
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Dengan demikian Dasar
Pengenaan Uang Tebusan
adalah:
Rp12.000.000.000,00 –
Rp10.000.000.000,00=
Rp2.000.000.000,00.
Penghitungan Uang Tebusan:
Tarif pada periode permohonan
April 2016 adalah 2% (dua
persen);
Dasar Pengenaan Uang Tebusan
adalah Rp2.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus
dibayar:
2% x Rp2.000.000.000,00=
Rp40.000.000,00.
a. Nilai Harta yang dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah Rp15.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2015 yang terkait dengan Harta adalah Rp5.000.000.000,00;
c. Nilai Harta bersih SPT Tahunan PPh Terakhir: Rp15.000.000.000,00 - Rp5.000.000.000,00 = Rp10.000.000.000,00.
Dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak yang disampaikan pada periode 3 (tiga) bulan pertama sejak undang-undang ini berlaku, dilaporkan bahwa: a. Nilai Harta yang dilaporkan pada tanggal 31
Desember 2015 adalah Rp20.000.000.000,00; b. Nilai pokok Utang yang dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2015 yang terkait dengan Harta adalah Rp6.000.000.000,00.
b. Nilai Harta bersih pada saat pengajuan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak: Rp20.000.000.000,00 – Rp6.000.000.000,00 = Rp14.000.000.000,00.
97
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN Dengan demikian Dasar pengenaan Uang Tebusan adalah: Rp14.000.000.000,00 – Rp10.000.000.000,00= Rp4.000.000.000,00. Penghitungan Uang Tebusan: Tarif pada periode 3 (tiga) bulan pertama sejak undang-undang ini berlaku adalah 10% (sepuluh persen); Dasar pengenaan Uang Tebusan adalah Rp4.000.000.000,00; Uang Tebusan yang harus dibayar: 10% x Rp4.000.000.000,00= Rp400.000.000,00. Contoh 2: Wajib Pajak memiliki Harta yang berada dan ditempatkan baik di dalam maupun di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wajib Pajak bermaksud melakukan pengalihan sebagian Harta dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2015 (SPT Tahunan PPh terakhir) dilaporkan bahwa seluruh Harta berada di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan rincian sebagai berikut:
98
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN a. Nilai Harta yang dilaporkan pada tanggal
31 Desember 2015 adalah Rp15.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2015 yang terkait dengan Harta adalah Rp5.000.000.000,00;
c. Nilai Harta bersih SPT Tahunan Terakhir: Rp15.000.000.000,00- Rp5.000.000.000,00= Rp10.000.000.000,00.
Dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak yang disampaikan pada periode 3 (tiga) bulan pertama sejak undang-undang ini berlaku, dilaporkan bahwa: a. Total nilai Harta Wajib Pajak pada tanggal
31 Desember 2015 adalah Rp50.000.000.000,00 terdiri dari: 1) Nilai Harta yang telah dilaporkan
dalam SPT Tahunan PPh Terakhir sebesar Rp. 15.000.000.000,00
2) Nilai Harta yang belum dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Terakhir sebesar Rp. 35.000.000.000,00, terdiri dari a) Nilai Harta yang berada di luar
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan akan dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebesar Rp12.000.000.000,00;
99
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN b) Nilai Harta yang berada di luar
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak dimaksudkan untuk dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebesar Rp23.000.000.000,00;
b. Total nilai Utang Wajib Pajak pada tanggal 31 Desember 2015 adalah Rp14.000.000.000,00 terdiri dari: 1) Nilai Utang yang telah dilaporkan
dalam SPT Tahunan PPh Terakhir sebesar Rp. 5.000.000.000,00
2) Nilai Utang yang belum dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Terakhir yang terkait dengan Harta yang belum dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Terakhir sebesar Rp. 9.000.000.000,00, terdiri dari: a) Nilai Utang yang terkait Harta
yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan akan dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebesar Rp3.000.000.000,00;
b) Nilai Utang yang terkait Harta yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak dimaksudkan untuk dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebesar Rp6.000.000.000,00;
c. Nilai Harta bersih pada saat pengajuan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak : 1) Nilai Harta bersih terkait dengan Harta
yang akan dialihkan ke dalam wilayah
100
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah: Rp12.000.000.000,00 – Rp3.000.000.000,00= Rp9.000.000.000,00;
2) Nilai Harta bersih terkait dengan Harta di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak dimaksudkan untuk dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah: Rp23.000.000.000,00 – Rp6.000.000.000,00= Rp17.000.000.000,00.
Dengan demikian dasar pengenaan Uang Tebusan adalah: 1. Dasar pengenaan Uang Tebusan terkait
dengan Harta bersih yang akan dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia: Rp9.000.000.000,00 – 0 = Rp9.000.000.000,00
2. Dasar pengenaan Uang Tebusan terkait dengan Harta bersih di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak akan dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia: Rp17.000.000.000,00 – 0 = Rp17.000.000.000,00
Penghitungan Uang Tebusan: Tarif pada periode pernyataan 3 (tiga) bulan pertama sejak berlakunya Undang-Undang ini adalah 5% (lima persen) untuk Harta bersih yang akan dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan 10% (sepuluh persen) untuk Harta bersih di luar
101
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak dimaksudkan untuk dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia: 1. Perhitungan Uang Tebusan terkait
dengan Harta bersih yang akan dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia: Dasar pengenaan Uang Tebusan adalah Rp9.000.000.000,00; Uang Tebusan yang harus dibayar: 10% x Rp9.000.000.000,00= Rp900.000.000,00.
2. Perhitungan Uang Tebusan terkait dengan Harta bersih di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak dimaksudkan untuk dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia: Dasar pengenaan Uang Tebusan adalah Rp17.000.000.000,00; Uang Tebusan yang harus dibayar: 15% x Rp17.000.000.000,00= Rp2.550.000.000,00.
Total Uang Tebusan yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak adalah: Rp900.000.000,00 + Rp2.550.000.000,00 = Rp3.450.000.000,00
PKB Tetap
PKS Perubahan Substansi:
Konkordan DIM 15, 40 dan 46a
(Agar dirubah perhitungan disesuaikan dengan tarif)
Contoh 1:
102
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Penghitungan Uang Tebusan:
Tarif pada periode permohonan 3 (tiga) bulan pertama adalah 20% (dua puluh persen);
Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah Rp4.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus dibayar:
20% x Rp4.000.000.000,00= Rp800.000.000,00.
Contoh 2:
…
Penghitungan Uang Tebusan:
Tarif pada periode permohonan 3 (tiga) bulan pertama sejak berlakunya Undang-Undang ini adalah 15% (lima belas persen) untuk Harta yang akan dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan 20% (dua puluh persen) untuk Harta selain yang akan dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia:
1. Perhitungan Uang Tebusan terkait dengan Harta yang akan dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia: Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah Rp9.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus dibayar:
103
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
15% x Rp9.000.000.000,00= Rp1.350.000.000,00.
2. Perhitungan Uang Tebusan terkait dengan Harta selain yang akan dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia: Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah Rp7.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus dibayar:
20% x Rp7.000.000.000,00= Rp1.400.000.000,00.
Total Uang Tebusan yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak adalah:
Rp1.350.000.000,00 + Rp1.400.000.000,00 = Rp2.750.000.000,00
Contoh 3:.
Penghitungan Uang Tebusan:
Tarif pada periode permohonan 3 (tiga) bulan pertama adalah 20% (lima belas persen);
Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah Rp2.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus dibayar:
20% x Rp2.000.000.000,00= Rp400.000.000,00.
PPP
NASDEM Hapus
HANURA Pada Penjelasan Pasal 4 untuk perhitungan uang tebusan disesuaikan dengan perubahan pada Pasal 3.
104
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
54. Pasal 5
Dalam hal nilai Harta bersih pada tanggal 31 Desember 2015 lebih kecil dari nilai Harta bersih dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir, maka tambahan Harta yang belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Terakhir diperhitungkan sepenuhnya sebagai Dasar Pengenaan Uang Tebusan.
PDIP Tetap Pasal 5
Dalam hal nilai Harta bersih pada tanggal 31
Desember 2015 lebih kecil dari nilai Harta
bersih dalam Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan Terakhir, maka tambahan
Harta yang belum dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Terakhir
diperhitungkan sepenuhnya sebagai Dasar
Pengenaan Uang Tebusan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 5 Dalam hal nilai Harta bersih pada tanggal 31 Desember 2015 lebih kecil dari nilai Harta bersih dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir, maka tambahan Harta yang belum di laporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Terakhir di perhitungkan sepenuhnya sebagai Dasar Pengenaan Pajak Khusus
PD
PAN Dihapus
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Dalam hal nilai Harta bersih pada tanggal 31 Desember 2015 atau pada tanggal akhir tahun buku lebih kecil dari nilai Harta bersih dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir, maka tambahan Harta yang belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Terakhir diperhitungkan sepenuhnya sebagai Dasar Pengenaan Uang Tebusan.
Korkondan DIM 29
Ada Perbedaan draf RUU
NASDEM Hapus
Pasal 5 ini juga mengandung hal teknis yang cukup diatur dalam PMK
105
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
HANURA
55. Penjelasan Pasal 5 Nilai Harta bersih pada tanggal 31 Desember 2015 dapat menjadi lebih kecil dari nilai Harta bersih dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir antara lain disebabkan karena adanya rugi usaha, pemberian hibah, atau pembagian deviden. Contoh: Wajib Pajak mengalami penurunan Harta misalnya karena mengalami kerugian di Tahun 2015 dan tidak melakukan pengalihan Harta dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Tahun Pajak 2014 (SPT Tahunan PPh terakhir) dilaporkan bahwa: a. Nilai Harta yang dilaporkan pada
tanggal 31 Desember 2014 adalah Rp25.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2014 yang terkait dengan Harta adalah Rp5.000.000.000,00;
c. Nilai Harta bersih SPT Tahunan PPh Terakhir:
PDIP Perubahan dalam penjelasan tentang nilai
tebusan, disebabkan adanya kerugian:
Contoh : Penghitungan Uang Tebusan:
Tarif pada periode permohonan April 2016
adalah 6% (enam persen);
Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah
Rp3.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus dibayar:
6% x Rp3.000.000.000,00= Rp180.000.000,00.
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
Penjelasan
Pasal 5
Nilai Harta bersih pada tanggal 31
Desember 2015 dapat menjadi lebih kecil
dari nilai Harta bersih dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir antara lain
disebabkan karena adanya rugi usaha,
pemberian hibah, atau pembagian
deviden.
Contoh:
Wajib Pajak mengalami penurunan Harta
misalnya karena mengalami kerugian di
Tahun 2015 dan tidak melakukan
pengalihan Harta dari luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia ke dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) Tahun
Pajak 2014 (SPT Tahunan PPh terakhir)
dilaporkan bahwa:
a. Nilai Harta yang dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah Rp25.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2014 yang terkait dengan Harta adalah Rp5.000.000.000,00;
c. Nilai Harta bersih SPT Tahunan PPh Terakhir:
106
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Rp25.000.000.000,00 - Rp5.000.000.000,00 = Rp20.000.000.000,00. SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2015 menyatakan Rugi sehingga tidak terdapat tambahan Harta bersih tahun 2015. Dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak yang disampaikan tanggal 22 April 2016 dilaporkan bahwa: a. Nilai Harta yang dilaporkan pada
tanggal 31 Desember 2015 adalah Rp10.000.000.000,00, termasuk didalamnya Harta yang belum pernah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan terakhir sebesar Rp3.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2015 yang terkait dengan Harta adalah Rp6.000.000.000,00.
c. Tambahan nilai Harta bersih SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2015 yang telah dikenai Pajak Penghasilan adalah nihil.
d. Nilai Harta bersih pada saat pengajuan Surat Permohonan Pengampunan Pajak:
Rp10.000.000.000,00 – Rp6.000.000.000,00 = Rp4.000.000.000,00
Oleh karena nilai Harta bersih pada tanggal 31 Desember 2015 lebih kecil
Rp25.000.000.000,00 –
Rp5.000.000.000,00 =
Rp20.000.000.000,00.
SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2015
menyatakan Rugi sehingga tidak terdapat
tambahan Harta bersih tahun 2015.
Dalam Surat PernyataanPajak yang
disampaikan tanggal 22 April 2016
dilaporkan bahwa:
a. Nilai Harta yang dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2015 adalah Rp10.000.000.000,00, termasuk didalamnya Harta yang belum pernah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan terakhir sebesar Rp3.000.000.000,00;
b. Nilai pokok Utang yang dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2015 yang terkait dengan Harta adalah Rp6.000.000.000,00.
c. Tambahan nilai Harta bersih SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2015 yang telah dikenai Pajak Penghasilan adalah nihil.
d. Nilai Harta bersih pada saat pengajuan Surat Permohonan Pengampunan Pajak: Rp10.000.000.000,00 –
Rp6.000.000.000,00 =
Rp4.000.000.000,00
Oleh karena nilai Harta bersih pada
tanggal 31 Desember 2015 lebih kecil dari
nilai Harta bersih SPT Tahunan PPh
107
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
dari nilai Harta bersih SPT Tahunan PPh terakhir, dengan demikian Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah menggunakan Harta yang belum pernah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir yaitu: Rp3,000,000,000.00 Penghitungan Uang Tebusan: Tarif pada periode permohonan April 2016 adalah 2% (dua persen); Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah Rp3.000.000.000,00; Uang Tebusan yang harus dibayar: 2% x Rp3.000.000.000,00= Rp60.000.000,00.
terakhir, dengan demikian Dasar
Pengenaan Uang Tebusan adalah
menggunakan Harta yang belum pernah
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir
yaitu:
Rp3.000.000.000,00
Penghitungan Uang Tebusan:
Tarif pada periode pernyataanApril 2016
adalah 6% (enam persen);
Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah
Rp3.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus dibayar:
6% x Rp3.000.000.000,00=
Rp180.000.000,00.
PG Disesuaikan, terutama terkait Penghitungan Uang Tebusan
Disesuaikan Disesuaikan
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Dihapus
PKB Tetap
PKS Perubahan Substansi:
Konkordan DIM 15, 40 dan 46a
Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
(Agar dirubah sesuai dengan tarif)…
Penghitungan Uang Tebusan:
Tarif pada periode permohonan 3 (tiga) bulan
pertama adalah 20% (dua persen);
108
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Dasar Pengenaan Uang Tebusan adalah
Rp3.000.000.000,00;
Uang Tebusan yang harus dibayar:
20% x Rp3.000.000.000,00=
Rp600.000.000,00.
PPP
NASDEM
HANURA Pada Penjelasan Pasal 4 untuk perhitungan
uang tebusan disesuaikan dengan perubahan
pada Pasal 3.
56. Pasal 6 (1) Nilai Harta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3) yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak meliputi:
PDIP Tetap Pasal 6
(1) Nilai Harta sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (3) yang diungkapkan dalam
Surat Permohonan Pengampunan Pajak
meliputi:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 6
(1) Nilai Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) yang di ungkapkan dalam Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela meliputi:
PD Tetap
PAN
Pasal 6 (1) Nilai Harta yang diungkapkan dalam Surat
Pernyataan Pengampunan Pajak meliputi:
PKB Tetap
109
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Pasal 6
(1) Nilai Harta sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (3) yang diungkapkan dalam
Surat Permohonan Amnesti Pajak meliputi:
PPP
NASDEM Hapus
Pasal 6 ini masih terkait dengan pasal 4 yang mengandung hal teknis, sehingga cukup diatur dalam PMK saja
HANURA
Tetap
57. a. nilai Harta yang telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir;
PDIP Tetap a. nilai Harta yang telah dilaporkan dalam
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA a. Nilai Harta yang telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
58. b. nilai Harta tambahan yang belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir; dan
PDIP Tetap b. nilai Harta tambahan yang belum
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir; dan
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
110
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus
HANURA
Tetap
59. c. nilai Harta tambahan yang diperoleh di Tahun Pajak 2015 yang telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 dan telah dikenai Pajak Penghasilan untuk Tahun Pajak 2015.
PDIP Tetap c. nilai Harta tambahan yang diperoleh di
Tahun Pajak 2015 yang telah dilaporkan
dalam Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 dan
telah dikenai Pajak Penghasilan untuk
Tahun Pajak 2015.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Dihapus
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus Idem
HANURA
Tetap
60. Penjelasan Pasal 6 Ayat (1) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
111
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
61. (2) Nilai Harta yang telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditentukan dalam mata uang Rupiah berdasarkan nilai yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir.
PDIP Tetap (2) Nilai Harta yang telah dilaporkan dalam
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a ditentukan
dalam mata uang Rupiah berdasarkan nilai
yang dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
62. Penjelasan Pasal 6 Ayat (2) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 6
Ayat (2)
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
112
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
63. (3) Dalam hal Wajib Pajak diijinkan melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan menggunakan mata uang asing, nilai Harta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan dengan nilai mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang ditetapkan oleh Menteri untuk keperluan penghitungan pajak pada tanggal akhir tahun buku sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir.
PDIP Tetap (3) Dalam hal Wajib Pajak diijinkan melaporkan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan menggunakan mata uang
asing, nilai Harta sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditentukan dengan nilai mata
uang Rupiah berdasarkan kurs yang
ditetapkan oleh Menteri untuk keperluan
penghitungan pajak pada tanggal akhir
tahun buku sesuai dengan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir.
PG Kurs yang digunakan adalah Kurs Tengah Bank Indonesia
(3) Dalam hal Wajib Pajak diijinkan melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan menggunakan mata uang asing, nilai Harta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan dengan nilai mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal akhir tahun buku sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir.
Kurs yang digunakan adalah harus mengacu ke kurs yang berlaku di pasar
GERINDRA Tetap
PD Diusulkan berdasarkan kurs tengah BI
PAN
(3) Dalam hal Wajib Pajak diijinkan melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan menggunakan mata uang asing, nilai Harta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan dengan mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang ditetapkan oleh Menteri untuk keperluan penghitungan pajak pada tanggal akhir tahun buku sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir.
113
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKB Tetap
Kurs yang ditetapkan oleh Menteri harus didasari oleh rata-rata tertimbang kurs pajak dalam masa satu tahun pajak pada tahun sebelum UU ini berlaku. Kurs yang digunakan juga perlu mempertimbangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI). Jangan sampai selisih kurs tersebut malah merugikan negara dengan mendapat nilai penerimaan yang lebih kecil dari seharusnya.
PKS Penyempurnaan Substansi:
Menggunakan kurs tengah BI.
Dalam hal Wajib Pajak diijinkan melaporkan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan menggunakan mata uang asing,
nilai Harta sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditentukan dengan nilai mata uang Rupiah
berdasarkan kurs tengah BI yang ditetapkan
oleh Menteri untuk keperluan penghitungan
pajak pada tanggal akhir tahun buku sesuai
dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir.
PPP Tetap
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
64. Penjelasan Pasal 6 Ayat (3) Ketentuan ini mengatur mengenai dasar penentuan nilai Harta tambahan pada akhir tahun takwim/tahun buku yang diajukan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak. Contoh 1: Untuk Wajib Pajak, apabila tahun buku sama dengan tahun takwim:
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
Penjelasan
Pasal 6
Ayat (3)
Ketentuan ini mengatur mengenai
dasar penentuan nilai Harta tambahan
pada akhir tahun takwim/tahun buku
yang diajukan dalam Surat Pernyataan
Pajak.
Contoh 1:
114
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Nilai Harta tambahan yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak yaitu nilai Harta pada tanggal 31 Desember 2015 sesuai dengan harga pasar pada tanggal tersebut atau sesuai dengan harga perolehan. Contoh 2: Untuk Wajib Pajak badan yang tahun bukunya tidak sama dengan tahun takwim, misal tahun buku Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015: Nilai Harta tambahan yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak yaitu nilai Harta pada tanggal 31 Juli 2015 sesuai dengan harga pasar pada tanggal tersebut atau sesuai dengan harga perolehan.
Untuk Wajib Pajak, apabila tahun buku
sama dengan tahun takwim:
Nilai Harta tambahan yang
diungkapkan dalam Surat Pernyataan
Pajak yaitu nilai Harta pada tanggal 31
Desember 2015 sesuai dengan harga
pasar pada tanggal tersebut atau
sesuai dengan harga perolehan
Contoh 2:
Untuk Wajib Pajak badan yang tahun
bukunya tidak sama dengan tahun
takwim, misal tahun buku Agustus
2014 sampai dengan Juli 2015:
Nilai Harta tambahan yang
diungkapkan dalam Surat Pernyataan
Pajak yaitu nilai Harta pada tanggal 31
Juli 2015 sesuai dengan harga pasar
pada tanggal tersebut atau sesuai
dengan harga perolehan.
PG Disesuaikan Disesuaikan Disesuikan
GERINDRA
PD Tetap
PAN
Penjelasan Pasal 6 Ayat (3) Ketentuan ini mengatur mengenai dasar penentuan nilai Harta tambahan pada akhir tahun takwim/tahun buku yang diajukan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak. Contoh 1: Untuk Wajib Pajak, apabila tahun buku sama dengan tahun takwim:
115
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Nilai Harta tambahan yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak yaitu nilai Harta pada tanggal 31 Desember 2015 sesuai dengan harga pasar pada tanggal tersebut atau sesuai dengan harga perolehan. Contoh 2: Untuk Wajib Pajak badan yang tahun bukunya tidak sama dengan tahun takwim, misal tahun buku Agustus 2014 sampai dengan Juli 2015: Nilai Harta tambahan yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak yaitu nilai Harta pada tanggal 31 Juli 2015 sesuai dengan harga pasar pada tanggal tersebut atau sesuai dengan harga perolehan.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
65. (4) Nilai Harta tambahan yang belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditentukan dalam mata uang Rupiah berdasarkan harga perolehan atau harga pasar yang dilaporkan dalam daftar Harta pada tanggal 31 Desember 2015 atau pada akhir tahun buku 2015 yang berakhir sebelum 31 Desember 2015.
PDIP Tetap (4) Nilai Harta tambahan yang belum
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b ditentukan dalam mata uang Rupiah
berdasarkan harga perolehan atau harga
pasar yang dilaporkan dalam daftar Harta
pada tanggal 31 Desember 2015 atau pada
akhir tahun buku 2015 yang berakhir
sebelum 31 Desember 2015.
PG Tetap
Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
116
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Tetap
PAN
(4) Nilai Harta tambahan yang belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditentukan dalam mata uang Rupiah berdasarkan harga perolehan atau harga pasar yang dilaporkan dalam daftar Harta pada akhir Tahun Pajak Terakhir.
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
66. Penjelasan Pasal 6 Ayat (4) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 6
Ayat (4)
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
117
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
67. (5) Nilai Harta tambahan yang diperoleh di Tahun Pajak 2015 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditentukan dalam mata uang Rupiah berdasarkan nilai yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015.
PDIP Tetap (5) Nilai Harta tambahan yang diperoleh di
Tahun Pajak 2015 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c ditentukan dalam mata
uang Rupiah berdasarkan nilai yang
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak
2015.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Dihapus
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
68. Penjelasan Pasal 6 Ayat (5) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 6
Ayat (5)
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Dihapus
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
69. (6) Dalam hal Harta tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dalam mata uang asing, nilai Harta tambahan ditentukan dengan nilai mata uang
PDIP Tetap (6) Dalam hal Harta tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dalam
mata uang asing, nilai Harta tambahan
ditentukan dengan nilai mata uang Rupiah
berdasarkan kurs yang ditetapkan oleh
118
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Rupiah berdasarkan kurs yang ditetapkan oleh Menteri untuk keperluan penghitungan pajak pada tanggal 31 Desember 2015 atau akhir tahun buku yang berakhir sebelum 31 Desember 2015.
Menteri untuk keperluan penghitungan
pajak pada tanggal 31 Desember 2015
atau akhir tahun buku yang berakhir
sebelum 31 Desember 2015.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Diusulkan berdarkan nilai kurs tengah BI
PAN
(6) Dalam hal Harta tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dalam mata uang asing, nilai Harta tambahan ditentukan dengan mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang ditetapkan oleh Menteri untuk keperluan penghitungan pajak pada akhir Tahun Pajak Terakhir.
PKB Tetap
Kurs yang ditetapkan oleh Menteri harus didasari oleh rata-rata tertimbang kurs pajak dalam masa satu tahun pajak pada tahun sebelum UU ini berlaku. Kurs yang digunakan juga perlu mempertimbangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI). Jangan sampai selisih kurs tersebut malah merugikan negara dengan mendapat nilai penerimaan yang lebih kecil dari seharusnya.
PKS Penyempurnaan Substansi:
Konkordan DIM 63.
Dalam hal Harta tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dalam
mata uang asing, nilai Harta tambahan
ditentukan dengan nilai mata uang Rupiah
berdasarkan kurs tengah BI yang ditetapkan
oleh Menteri untuk keperluan penghitungan
pajak pada tanggal 31 Desember 2015 atau
akhir tahun buku yang berakhir sebelum 31
Desember 2015.
119
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP (6) Dalam hal Harta tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dalam mata uang asing, nilai Harta tambahan ditentukan dengan nilai mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang ditetapkan oleh Menteri untuk keperluan penghitungan pajak pada tanggal 31 Desember 2015.
Korkodan DIM 29,
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
70. Penjelasan Pasal 6 Ayat (6) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 6
Ayat (6)
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
71. Pasal 7
(1) Nilai Utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak meliputi:
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
Pasal 7
(1) Nilai Utang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (3) yang diungkapkan dalam
Surat Pernyataan Pajak meliputi:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 7
(1) Nilai Utang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela meliputi:
PD Tetap
120
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN
Pasal 7
(1) Nilai Utang yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak meliputi:
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM Hapus
Pasal 7 ini masih terkait dengan pasal 4 yang mengandung hal teknis, sehingga cukup diatur dalam PMK saja
HANURA
Tetap
72. a. nilai Utang yang telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir;
PDIP Tetap a. nilai Utang yang telah dilaporkan dalam
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA a. nilai Utang yang telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
73. b. nilai Utang tambahan yang belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir; dan
PDIP Tetap b. nilai Utang tambahan yang belum dilaporkan
dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir; dan
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
121
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP Tetap
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
74. c. nilai Utang tambahan yang diperoleh di Tahun Pajak 2015 dan telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015.
PDIP Tetap c. nilai Utang tambahan yang diperoleh di
Tahun Pajak 2015 dan telah dilaporkan
dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Tahun Pajak 2015.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Dihapus
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
75. (2) Nilai Utang yang telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditentukan dalam mata uang Rupiah berdasarkan nilai yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir.
PDIP Tetap (2) Nilai Utang yang telah dilaporkan dalam
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a ditentukan
dalam mata uang Rupiah berdasarkan nilai
yang dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
122
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
76. (3) Dalam hal Wajib Pajak diijinkan melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan menggunakan mata uang asing, nilai Utang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan dengan nilai mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang ditetapkan oleh Menteri untuk keperluan penghitungan pajak pada tanggal akhir tahun buku sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir.
PDIP Tetap (3) Dalam hal Wajib Pajak diijinkan melaporkan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan menggunakan mata uang
asing, nilai Utang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditentukan dengan nilai mata
uang Rupiah berdasarkan kurs yang
ditetapkan oleh Menteri untuk keperluan
penghitungan pajak pada tanggal akhir
tahun buku sesuai dengan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Berdasarkan kurs tengah BI
PAN
(3) Dalam hal Wajib Pajak diijinkan melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan menggunakan mata uang asing, nilai Utang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan dengan mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang ditetapkan oleh Menteri untuk keperluan penghitungan pajak pada tanggal akhir tahun buku sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir.
PKB Tetap
Kurs yang ditetapkan oleh Menteri harus didasari oleh rata-rata tertimbang kurs pajak dalam masa satu tahun pajak pada tahun sebelum UU ini berlaku. Kurs yang digunakan juga perlu mempertimbangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI). Jangan sampai selisih kurs tersebut malah merugikan negara dengan mendapat nilai penerimaan yang lebih kecil dari seharusnya.
123
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKS Penyempurnaan Substansi:
Konkordan DIM 63.
Dalam hal Wajib Pajak diijinkan melaporkan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan menggunakan mata uang asing,
nilai Utang sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditentukan dengan nilai mata uang Rupiah
berdasarkan kurs tengah BI yang ditetapkan
oleh Menteri untuk keperluan penghitungan
pajak pada tanggal akhir tahun buku sesuai
dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Terakhir.
PPP Tetap
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
77. (4) Nilai Utang tambahan yang belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditentukan dalam mata uang Rupiah yang dilaporkan dalam daftar Utang pada tanggal 31 Desember 2015 atau pada akhir tahun buku 2015 yang berakhir sebelum 31 Desember 2015.
PDIP Tetap (4) Nilai Utang tambahan yang belum
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b ditentukan dalam mata uang Rupiah yang
dilaporkan dalam daftar Utang pada tanggal
31 Desember 2015 atau pada akhir tahun
buku 2015 yang berakhir sebelum 31
Desember 2015.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetep
PAN
(4) Nilai Utang tambahan yang belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditentukan dalam mata uang Rupiah yang dilaporkan dalam daftar Utang pada akhir Tahun Pajak Terakhir.
PKB Tetap
PKS Tetap
124
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP (4) Nilai Utang tambahanyang belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditentukan dalam mata uang Rupiah yang dilaporkan dalam daftar Utang pada tanggal 31 Desember 2015 atau pada akhir tahun buku 2015.
Korkodan DIM 29
NASDEM Hapus
Idem
HANURA
Tetap
78. (5) Nilai Utang tambahan yang
diperoleh di Tahun Pajak 2015
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c ditentukan dalam mata
uang Rupiah berdasarkan nilai
yang dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Tahun Pajak 2015.
PDIP Tetap (5) Nilai Utang tambahan yang diperoleh di
Tahun Pajak 2015 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c ditentukan dalam mata
uang Rupiah berdasarkan nilai yang
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak
2015.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetep
PAN Dihapus
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM Hapus Idem
HANURA Tetap
79. (6) Dalam hal Utang tambahan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) dan ayat (5) dalam mata uang
asing, nilai Utang tambahan
ditentukan dengan nilai mata uang
Rupiah berdasarkan kurs yang
ditetapkan oleh Menteri untuk
keperluan penghitungan pajak
pada tanggal 31 Desember 2015
PDIP Tetap (6) Dalam hal Utang tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dalam
mata uang asing, nilai Utang tambahan
ditentukan dengan nilai mata uang Rupiah
berdasarkan kurs yang ditetapkan oleh
Menteri untuk keperluan penghitungan
pajak pada tanggal 31 Desember 2015 atau
akhir tahun buku yang berakhir sebelum 31
Desember 2015.
125
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
atau akhir tahun buku yang berakhir
sebelum 31 Desember 2015.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetep
PAN (6) Dalam hal Utang tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dalam mata uang
asing, nilai Utang tambahan ditentukan
dengan mata uang Rupiah berdasarkan
kurs yang ditetapkan oleh Menteri untuk
keperluan penghitungan pajak pada akhir
Tahun Pajak Terakhir.
PKB Tetap Kurs yang ditetapkan oleh Menteri harus
didasari oleh rata-rata tertimbang kurs
pajak dalam masa satu tahun pajak pada
tahun sebelum UU ini berlaku. Kurs yang
digunakan juga perlu mempertimbangkan
kurs tengah Bank Indonesia (BI). Jangan
sampai selisih kurs tersebut malah
merugikan negara dengan mendapat nilai
penerimaan yang lebih kecil dari
seharusnya.
PKS Penyempurnaan Substansi: Konkordan DIM 63.
(6) Dalam hal Utang tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dalam
mata uang asing, nilai Utang tambahan
ditentukan dengan nilai mata uang Rupiah
berdasarkan kurs tengah BI untuk
keperluan penghitungan pajak pada tanggal
31 Desember 2015 atau akhir tahun buku
yang berakhir sebelum 31 Desember 2015.
PPP (6) Dalam hal Utang tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dalam mata uang asing, nilai Utang tambahan ditentukan dengan nilai mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang ditetapkan oleh Menteri untuk keperluan penghitungan pajak pada tanggal 31 Desember 2015.
Korkodan DIM 29
126
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM Hapus Idem
HANURA Tetap
80. Penjelasan
Pasal 7
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 7
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetep
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus Idem
HANURA Tetap
81. BAB IV
TATA CARA PEMBERIAN
PENGAMPUNAN PAJAK
PDIP PENGAMPUNAN diganti PERNYATAAN BAB IV
TATA CARA PEMBERIAN PERNYATAAN
PAJAK
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA BAB IV
TATA CARA PEMBERIAN PAJAK KHUSUS
PD Tetep
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
BAB IV
TATA CARA PEMBERIAN AMNESTI PAJAK
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
127
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
82. Pasal 8
(1) Wajib Pajak mengajukan Surat
Permohonan Pengampunan Pajak
kepada Menteri.
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
Pasal 8
(1) Wajib Pajak mengajukan Surat Pernyataan
Pajak kepada Menteri.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 8
1. Wajib Pajak mengajukan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela kepada Menteri.
PD Perubahan surat permohonan menjadi surat
pernyataan pengampunan pajak
Pasal 8
(1) Wajib Pajak mengajukan Surat Pernyataan
Pengampunan Pajak kepada Menteri.
PAN Pasal 8
(1) Wajib Pajak mengajukan Surat
Pernyataan Pengampunan Pajak kepada
Menteri.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
Pasal 8
Wajib Pajak mengajukan Surat Permohonan
Amnesti Pajak kepada Menteri.
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Pasal 4
(1) Wajib Pajak mengajukan Surat Permohonan Pengampunan Pajak kepada Menteri.
HANURA Tetap
83. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
128
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup Jelas
HANURA Tetap
84. (2) Surat Permohonan Pengampunan
Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditandatangani oleh
Wajib Pajak orang pribadi atau
dalam hal Wajib Pajak badan
diwakili oleh Pengurus.
PDIP Frase setelah kata oleh: yakni “Pengurus”
supaya lehih jelas dan pasti sebaiknya
dipertegas cakupan pengurus
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
(2) Surat Pernyataan Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh
Wajib Pajak orang pribadi atau dalam hal
Wajib Pajak badan diwakili oleh Pengurus.
PG Surat Permohonan Pengampunan Pajak
tersebut ditandatangani oleh Wajib Pajak orang
pribadi atau dalam hal Wajib Pajak badan
diwakili oleh Pengurus (Direktur Utama atau
Kuasa Direktur Utama)
(2) Surat Permohonan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Wajib Pajak orang pribadi atau dalam hal Wajib Pajak badan diwakili oleh Direktur Utama atau Kuasa Direktur Utama.
Agar lebih jelas siapa yang
menandatangani Surat Permohonan
Pengampunan Pajak.
GERINDRA (2) Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Wajib Pajak orang pribadi atau dalam hal Wajib Pajak badan diwakili oleh Pengurus.
PD Mengusulkan untuk wajib pajak badan diwakilkan
oleh direksi perusahaan
PAN (2) Surat Pernyataan Pengampunan Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditandatangani oleh Wajib Pajak orang
pribadi atau dalam hal Wajib Pajak badan
diwakili oleh Pengurus.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
129
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Merubah pengurus menjadi Direktur atau
Kuasa Direktur
(2) Surat Permohonan Pengampunan Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditandatangani oleh Wajib Pajak orang
pribadi atau dalam hal Wajib Pajak badan
diwakili oleh Direktur atau Kuasa
Direktur.
Harus diperjelas dan dipertegas siapa
Pengurus dalam wajib pajak badan ini.
HANURA Pada ayat (2) diakhir kata Pengurus yang
disahkan dalam akta pendirian atau yang
dikuasakan.
Surat Permohonan Pengampunan Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditandatangani oleh Wajib Pajak orang pribadi
atau dalam hal Wajib Pajak badan diwakili oleh
Pengurus yang disahkan dalam akta
pendirian atau yang dikuasakan.
85. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (2)
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (2)
Cukup Jelas
PG Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Perlu dijelaskan siapa Pengurus yang dapat
mewakili WP Badan dalam menandatangani
Surat Permohonan Pengampunan Pajak.
Dalam hal WP Badan diwakili oleh
Pengurus, maka Pengusus dalam hal ini
adalah Direktur Utama atau Kuasa yang
ditunjuk oleh Direktur Utama dengan
dilampirkan surat pernyataan bahwa Kuasa
tersebut memang mewakili WP Badan yang
bersangkutan.
Perlu penjelasan Pengurus yang mewakili
WP Badan yaitu Direktur Utama atau
Kuasa dari Direktur Utama. Kejelasan ini
menjadi penting agar dapat memberikan
kepastian hukum.
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (2)
130
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Cukup Jelas
HANURA Tetap
86. (3) Syarat untuk mengajukan Surat
Permohonan Pengampunan Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
PDIP Apakah syarat-syarat pernyataan pjak dapat
disederhanakan
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
(3) Syarat untuk mengajukan Surat Pernyataan
Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (3) Syarat untuk mengajukan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
PD Tetap
PAN (3) Syarat untuk mengajukan Surat
Pernyataan Pengampunan Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
87. a. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak; PDIP Tetap a. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA a. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
PD Perlu tambahan pengaturan : Bagi WP yang tidak
punya atau baru membuat NPWP dikenakan tariff
lebih tinggi
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
131
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
HANURA Tetap
88. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf a
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf a
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (3)
Huruf a
Cukup Jelas
HANURA Tetap
89. b. membayar Uang Tebusan; PDIP Tetap b. membayar Uang Tebusan;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA b. Membayar pajak khusus;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
90. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf b
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf b
132
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Cukup Jelas Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
91. c. melunasi seluruh Tunggakan
Pajak;
PDIP Tetap c. melunasi seluruh Tunggakan Pajak;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB PENAMBAHAN SUBSTANSI
melunasi sisa 50% persen Tunggakan Pajak.
melunasi sisa 50% persen Tunggakan
Pajak.
Sesuai dengan usulan perubahan pada
Pasal 2 ayat (2).
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Substansi
Huruf c:
Menyesuaikan perubahan pada pasal 2 ayat
(2).
c. melunasi 40% tunggakan pajak Sebagaimana pada pasal 2 ayat (2);
Sebagaimana pada pasal 2 ayat (2).
HANURA Pasal 8 Ayat (3) huruf c dihapus karena tidak
relevan.
Menjadi tidak ada atau dihapus
92. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf c
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf c
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
133
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (3)
Huruf c
Cukup Jelas
HANURA Penjelasan untuk Pasal 8 Ayat (3) huruf c
dihapus, penyesuaian dengan pasal 8 ayat (3)
huruf c yang dihapus
Menjadi tidak ada atau dihapus
93. d. mengalihkan Harta berupa kas atau
setara kas yang berada dan/atau
ditempatkan di luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia ke
dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia pada Bank
Persepsi dan menginvestasikan
Harta tersebut dalam bentuk surat
berharga Negara Republik
Indonesia, obligasi Badan Usaha
Milik Negara, atau investasi
keuangan pada bank yang ditunjuk
oleh Menteri, bagi Wajib Pajak yang
memilih menggunakan tarif Uang
Tebusan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (2);
PDIP Tetap d. mengalihkan Harta berupa kas atau setara
kas yang berada dan/atau ditempatkan di
luar wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia pada Bank
Persepsi dan menginvestasikan Harta
tersebut dalam bentuk surat berharga
Negara Republik Indonesia, obligasi Badan
Usaha Milik Negara, atau investasi
keuangan pada bank yang ditunjuk oleh
Menteri, bagi Wajib Pajak yang memilih
menggunakan tarif Uang Tebusan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(2)
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN d. melunasi pajak yang tidak atau kurang
dibayar atau yang tidak seharusnya
dikembalikan bagi Wajib Pajak yang
134
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
sedang dilakukan pemeriksaan bukti
permulaan dan/atau penyidikan;
PKB Tetap
PKS Perubahan Substansi:
Investasi difokuskan ke SBN khusus yang
diterbitkan pemerintah, obligasi BUMN
Infrastruktur dan Lembaga Keuangan Khusus
(LKK) terkait Infrastruktur yang ditunjuk
Menteri untuk percepatan infrastruktur.
mengalihkan Harta berupa kas atau setara kas
yang berada dan/atau ditempatkan di luar
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia pada Bank Persepsi dan
menginvestasikan Harta tersebut dalam bentuk
Surat Berharga Negara Republik Indonesia
khusus, obligasi infrastruktur Badan Usaha
Milik Negara dan instrumen investasi dari
Lembaga Keuangan Khusus (LKK) yang terkait
pembangunan Infrastruktur yang ditunjuk oleh
Menteri, bagi Wajib Pajak yang memilih
menggunakan tarif Uang Tebusan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)
PPP d. kesanggupan mengalihkan Harta berupa kas atau tetap kas baik yang berada dan/atau ditempatkan diluar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia kedalam bentuk investasi yang diatur dalam undang-undang ini melalui Bank Persepsi bagi Wajib Pajak yang memilih menggunakan tarif Uang Tebusan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (2).
Korkodan Pasal 3 Ayat (2)
NASDEM
HANURA Tetap
94. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf d
Setara kas yaitu
investasi yang sifatnya
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf d
Setara kas yaitu investasi yang
sifatnya likuid, berjangka
135
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
likuid, berjangka
pendek, dan yang
dengan cepat dapat
dijadikan kas.
pendek, dan yang dengan cepat
dapat dijadikan kas.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf d
Cukup Jelas
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (3)
Huruf d
Setara kas yaitu investasi yang
sifatnya likuid, berjangka
pendek, dan yang dengan cepat
dapat dijadikan kas.
HANURA Tetap
95. e. kesanggupan mengalihkan Harta
selain kas atau setara kas yang
berada dan/atau ditempatkan di
luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia ke dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan menginvestasikan
Harta tersebut dalam bentuk surat
berharga Negara Republik
Indonesia, obligasi Badan Usaha
Milik Negara, atau investasi
keuangan pada bank yang ditunjuk
PDIP Tetap e. kesanggupan mengalihkan Harta selain kas
atau setara kas yang berada dan/atau
ditempatkan di luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia ke dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan menginvestasikan Harta
tersebut dalam bentuk surat berharga
Negara Republik Indonesia, obligasi Badan
Usaha Milik Negara, atau investasi
keuangan pada bank yang ditunjuk oleh
Menteri, bagi Wajib Pajak yang memilih
menggunakan tarif Uang Tebusan
136
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
oleh Menteri, bagi Wajib Pajak yang
memilih menggunakan tarif Uang
Tebusan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (2);
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(2);
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Lihat DIM No. 40, 44, dan 94.
(Draf RUU No DIM 39,43,dan 93)
e. mengalihkan Harta yang berada dan/atau ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada Bank Persepsi dan menginvestasikan Harta tersebut dalam bentuk surat berharga Negara Republik Indonesia, obligasi Badan Usaha Milik Negara, atau investasi keuangan pada bank yang ditunjuk oleh Menteri, bagi Wajib Pajak yang memilih menggunakan tarif Uang Tebusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1);
PKB Tetap
PKS Perubahan Substansi:
Konkordan DIM 93
kesanggupan mengalihkan Harta selain kas
atau setara kas yang berada dan/atau
ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia ke dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia pada
Bank Persepsi dan menginvestasikan Harta
tersebut dalam bentuk Surat Berharga Negara
Republik Indonesia khusus, obligasi
infrastruktur Badan Usaha Milik Negara dan
instrumen investasi dari Lembaga Keuangan
Khusus (LKK) yang terkait pembangunan
Infrastruktur yang ditunjuk oleh Menteri, bagi
Wajib Pajak yang memilih menggunakan tarif
Uang Tebusan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2);
PPP dihapus Korkodan Pasal 3 Ayat (2)
137
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM
HANURA Tetap
96. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf e
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf e
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
Waktu pelaksanaan..
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (3)
Huruf e
Cukup Jelas
HANURA Tetap
96a. USULAN BARU PKS Penambahan Substansi:
Imbal hasil atas dana repatriasi harus lebih
rendah dari tebusan
e1. Imbal hasil atas harta yang
diinvestasikan sebagaimana pada ayat 3
huruf d dan e ditetapkan lebih rendah dari
tarif tebusan.
96b. USULAN BARU PKS Penambahan Substansi:
Konkordan DIM 96a
Penjelasan
Pasal 8
ayat (3) huruf e1
Kementerian Keuangan menyusun
ketentuan terkait dengan imbal hasil atas
investasi dana repatriasi
97. f. menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan untuk Tahun Pajak
PDIP Tetap f. menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan untuk Tahun
Pajak 2015 bagi Wajib Pajak yang telah
138
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
2015 bagi Wajib Pajak yang telah
memiliki kewajiban menyampaikan
Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan;
memiliki kewajiban menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN f. menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan untuk Tahun Pajak 2014 bagi Wajib Pajak yang menggunakan tahun buku 2014 yang berakhir dalam jangka waktu mulai 1 Januari 2015 sampai dengan 30 Juni 2015 dan telah memiliki kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2014;
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
98. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf f
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf f
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Penjelasan Pasal 4
139
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Disesuaikan dengan adanya penghapusan pasal 4.
Ayat (3) Huruf f
Cukup Jelas
HANURA Tetap
98a. USULAN BARU PAN f.1. menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan untuk Tahun
Pajak 2015 bagi Wajib Pajak yang
menggunakan tahun buku 2015 yang
berakhir dalam jangka waktu mulai 1 Juli
2015 sampai dengan 31 Desember 2015
dan telah memiliki kewajiban
menyampaikan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak
2015;
Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf f.1.
Cukup Jelas
99. g. mencabut permohonan: PDIP Tetap g. mencabut permohonan:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
100. 1. pengembalian kelebihan
pembayaran pajak;
PDIP Tetap 1. pengembalian kelebihan pembayaran
pajak;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
140
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
101. 2. pengurangan atau penghapusan
sanksi administrasi dalam Surat
Ketetapan Pajak dan/atau Surat
Tagihan Pajak yang didalamnya
terdapat pokok pajak yang terutang;
PDIP Tetap 2. pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi dalam Surat Ketetapan Pajak
dan/atau Surat Tagihan Pajak yang
didalamnya terdapat pokok pajak yang
terutang;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
102. 3. pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar;
PDIP Tetap 3. pengurangan atau pembatalan ketetapan
pajak yang tidak benar;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
103. 4. keberatan; PDIP Tetap 4. keberatan;
PG Tetap Tetap Tetap
141
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
104. 5. pembetulan atas surat ketetapan
pajak dan surat keputusan;
PDIP Tetap 5. pembetulan atas surat ketetapan pajak dan
surat keputusan;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
105. 6. banding; PDIP Tetap 6. banding;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
106. 7. gugatan; PDIP Tetap 7. gugatan;
PG Tetap Tetap Tetap
142
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP 7. Gugatan ; atau
NASDEM
HANURA Tetap
107. 8. peninjauan kembali, PDIP Tetap 8. peninjauan kembali,
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP 8. peninjauan kembali, dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan permohonan dan belum diterbitkan surat keputusan atau putusan.
NASDEM
HANURA Tetap
108. dalam hal Wajib Pajak sedang
mengajukan permohonan dan belum
diterbitkan surat keputusan atau
putusan.
PDIP Permohonan menjadi pernyataan dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan
pernyataan dan belum diterbitkan surat
keputusan atau putusan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN dalam hal Wajib Pajak sedang mengajukan
pernyataan dan belum diterbitkan surat
keputusan atau putusan.
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Digabung ke DIM 107
143
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM
HANURA Tetap
109. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (3)
Huruf g
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 8
Ayat (3) Huruf g
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (3)
Huruf g
Cukup Jelas
HANURA Tetap
110. (4) Surat Permohonan Pengampunan
Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat paling sedikit
informasi berupa identitas Wajib
Pajak, Harta, Utang, nilai Harta
bersih, dan penghitungan Uang
Tebusan.
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
(4) Surat Pernyataan Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memuat paling
sedikit informasi berupa identitas Wajib
Pajak, Harta, Utang, nilai Harta bersih, dan
penghitungan Uang Tebusan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (4) Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat paling sedikit informasi berupa identitas Wajib Pajak, Harta, Utang, nilai Harta bersih, dan Penghitungan Pajak Khusus.
PD Tetap
PAN (4) Surat Pernyataan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat paling sedikit informasi berupa
144
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
identitas Wajib Pajak, Harta, Utang, nilai Harta bersih, dan penghitungan Uang Tebusan.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
111. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (4)
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (4)
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (4)
Cukup Jelas
HANURA Tetap
112. (5) Surat Permohonan Pengampunan
Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilampiri:
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
(5) Surat Pernyataan Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilampiri:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (5) Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri:
PD Tetap
PAN (5) Surat Pernyataan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri:
145
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
113. a. bukti pembayaran Uang Tebusan; PDIP Tetap a. bukti pembayaran Uang Tebusan;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
114. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf a
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf a
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (5)
Huruf a
Cukup Jelas
HANURA Tetap
146
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
115. b. bukti pelunasan Tunggakan Pajak
bagi Wajib Pajak yang memiliki
Tunggakan Pajak;
PDIP Tetap b. bukti pelunasan Tunggakan Pajak bagi
Wajib Pajak yang memiliki Tunggakan
Pajak;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI
bukti pelunasan 50% Tunggakan Pajak
bukti Pelunasan 50%Tunggakan Pajak bagi
Wajib Pajak yang memiliki Tunggakan Pajak
Sesuai dengan usulan perubahan pada
Pasal 2 ayat (2).
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Substansi
Huruf b:
Menyesuaikan perubahan pada pasal 4 ayat
(3) huruf c.
b. bukti pelunasan 40% Tunggakan Pajak bagi
Wajib Pajak yang memiliki Tunggakan Pajak;
HANURA Tetap
116. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf b
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf b
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (5)
Huruf b
147
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Cukup Jelas
HANURA Tetap
117. c. daftar rincian Harta beserta
informasi kepemilikan Harta yang
dilaporkan;
PDIP Tetap c. daftar rincian Harta beserta informasi
kepemilikan Harta yang dilaporkan;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Perlu tambahan riwayat dan asal usul harta.
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Menghapus kata rincian karena daftar dan
rincian memiliki pengertian yang sama
supaya tidak terjadi duplikasi.
daftar Harta beserta informasi kepemilikan
Harta yang dilaporkan;
118. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf c
Yang dimaksud
dengan “informasi
kepemilikan Harta”
antara lain berupa
informasi mengenai
lokasi, tahun
perolehan, dan nomor
bukti kepemilikan.
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf c
Yang dimaksud dengan
“informasi kepemilikan Harta”
antara lain berupa informasi
mengenai lokasi, tahun
perolehan, dan nomor bukti
kepemilikan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Mengikuti perubahan pasal.
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penambahan Substansi:
Memasukan harga perolehan
Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
148
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Huruf c
Yang dimaksud dengan “informasi kepemilikan
Harta” antara lain berupa informasi mengenai
lokasi, tahun perolehan, harga perolehan dan
nomor bukti kepemilikan.
PPP
NASDEM Perubahan Substansi
Pemberian Penjelasan lebih detail pada ayat
(5) huruf c.
Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (5)
Huruf c
Yang dimaksud dengan “informasi kepemilikan
Harta” antara lain berupa informasi mengenai
lokasi, tahun perolehan, dan nomor bukti
kepemilikan. Dan Daftar rincian harta yang
disampaikan sebagai lampiran Permohonan
Pengampunan Pajak mencakup rincian Harta
Tambahan saja.
Daftar rincian harta yang disampaikan
sebagai lampiran Permohonan
Pengampunan Pajak lebih diperjelas
sehingga hanya mencakup rincian Harta
Tambahan saja.
HANURA
119. d. daftar Utang serta dokumen
pendukung;
PDIP Tetap d. daftar Utang serta dokumen pendukung;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
120. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf d
Yang dimaksud
dengan “dokumen
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf d
Yang dimaksud dengan
“dokumen pendukung” yaitu
149
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
pendukung” yaitu
segala hal yang dapat
membuktikan
kebenaran dari daftar
Utang yang dilaporkan,
antara lain akad kredit
dan surat pengakuan
Utang antara dua pihak
di hadapan notaris atau
di hadapan saksi.
segala hal yang dapat
membuktikan kebenaran dari
daftar Utang yang dilaporkan,
antara lain akad kredit dan
surat pengakuan Utang antara
dua pihak di hadapan notaris
atau di hadapan saksi.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penambahan Substansi:
Dan dilaporkan dalam laporan perpajakan
pemberi utang.
Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf d
Yang dimaksud dengan “dokumen pendukung”
yaitu segala hal yang dapat membuktikan
kebenaran dari daftar Utang yang dilaporkan,
antara lain akad kredit dan surat pengakuan
Utang antara dua pihak di hadapan notaris atau
di hadapan saksi dan dilaporkan dalam laporan
perpajakan pemberi utang.
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (5)
Huruf d
Yang dimaksud dengan
“dokumen pendukung” yaitu
segala hal yang dapat
membuktikan kebenaran dari
daftar Utang yang dilaporkan,
antara lain akad kredit dan
surat pengakuan Utang antara
150
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
dua pihak di hadapan notaris
atau di hadapan saksi.
HANURA Tetap
121. e. bukti pengalihan Harta berupa kas
atau setara kas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf d;
PDIP Tetap e. bukti pengalihan Harta berupa kas atau
setara kas sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf d
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN e. bukti pelunasan pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan bagi Wajib Pajak yang sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan atau penyidikan;
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
122. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf e
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf e
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Penjelasan
Pasal 4
151
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Ayat (5)
Huruf e
Cukup Jelas
HANURA Tetap
123. f. bukti investasi Harta berupa kas
atau setara kas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf d;
PDIP Tetap f. bukti investasi Harta berupa kas atau
setara kas sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf d;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Dihapus
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
124. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf f
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf f
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Dihapus
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (5)
Huruf f
Cukup Jelas
HANURA Tetap
152
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
125.
g. surat pernyataan kesanggupan
untuk mengalihkan Harta selain kas
atau setara kas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf e;
PDIP Tetap g. surat pernyataan kesanggupan untuk
mengalihkan Harta selain kas atau setara
kas sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf e;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN g. surat pernyataan kesanggupan untuk mengalihkan Harta sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf e;
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP dihapus Korkodan Pasal 8 Ayat (3) huruf d
NASDEM
HANURA Tetap
126. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf g
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 8
Ayat (5) Huruf g
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (5)
Huruf g
Cukup Jelas
HANURA Tetap
153
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
127. h. surat pernyataan kesanggupan
untuk menginvestasikan Harta
selain kas atau setara kas
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf e;
PDIP Tetap h. surat pernyataan kesanggupan untuk
menginvestasikan Harta selain kas atau
setara kas sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf e;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN h. surat pernyataan kesanggupan untuk menginvestasikan Harta sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf e;
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Dihapus Korkodan Pasal 8 Ayat (3) huruf d
NASDEM
HANURA Tetap
128. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf h
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf h
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (5)
Huruf h
Cukup Jelas
HANURA Tetap
154
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
129. i. fotokopi Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan untuk
Tahun Pajak 2015 sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf f;
PDIP Tetap i. fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan untuk Tahun Pajak
2015 sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf f
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN i. fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir; dan
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP dihapus Korkodan Pasal 8 Ayat (3) huruf d
NASDEM
HANURA Tetap
130. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf i
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf i
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (5)
Huruf i
Cukup Jelas
HANURA Tetap
155
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
131. j. fotokopi Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan
Terakhir; dan
PDIP Tetap j. fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan Terakhir; dan
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Dihapus
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
132. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf j
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf j
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Dihapus
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (5)
Huruf j
Cukup Jelas
HANURA Tetap
133. k. surat pernyataan mencabut
permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf g;
PDIP Tetap k. surat pernyataan mencabut permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf g.
PG Tetap Tetap Tetap
156
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
134. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf k
Ketentuan ini berlaku
bagi Wajib Pajak yang
mengajukan
permohonan
pengembalian
kelebihan pembayaran
pajak, pengurangan
atau penghapusan
sanksi administrasi
dalam Surat Ketetapan
Pajak dan/atau Surat
Tagihan Pajak yang
didalamnya terdapat
pokok pajak,
pengurangan atau
pembatalan ketetapan
pajak yang tidak benar,
keberatan, pembetulan
atas surat ketetapan
pajak dan surat
keputusan, banding,
gugatan, dan/atau
PDIP Penjelasan ini tidak perlu karena sudah diurai
pada Pasal 8 ayat (3) huruf g
Penjelasan
Pasal 8
Ayat (5)
Huruf k
Ketentuan ini berlaku bagi
Wajib Pajak yang mengajukan
permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak,
pengurangan atau
penghapusan sanksi
administrasi dalam Surat
Ketetapan Pajak dan/atau
Surat Tagihan Pajak yang
didalamnya terdapat pokok
pajak, pengurangan atau
pembatalan ketetapan pajak
yang tidak benar, keberatan,
pembetulan atas surat
ketetapan pajak dan surat
keputusan, banding, gugatan,
dan/atau peninjauan kembali
yang belum mendapat surat
keputusan atau putusan
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
157
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
peninjauan kembali
yang belum mendapat
surat keputusan atau
putusan.
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (5)
Huruf k
Ketentuan ini berlaku bagi Wajib Pajak yang
mengajukan permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak, pengurangan
atau penghapusan sanksi administrasi dalam
Surat Ketetapan Pajak dan/atau Surat Tagihan
Pajak yang didalamnya terdapat pokok pajak,
pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak
yang tidak benar, keberatan, pembetulan atas
surat ketetapan pajak dan surat keputusan,
banding, gugatan, dan/atau peninjauan kembali
yang belum mendapat surat keputusan atau
putusan.
HANURA Tetap
135. (6) Surat Permohonan Pengampunan
Pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disampaikan ke kantor
Direktorat Jenderal Pajak tempat
Wajib Pajak terdaftar.
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
(6) Surat Pernyataan punan Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal
Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (6) Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
PD Tetap
158
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN (6) Surat Pernyataan Pengampunan Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal
Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.
PKB PENAMBAHAN SUBSTANSI
Surat permohonan dapat disampaikan ke
Kantor Pusat Ditjen Pajak dan/atau melalui
aplikasi online khusus yang dibangun oleh
Dirjen Pajak.
Surat Permohonan Pengampunan Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan ke Kantor Pusat Ditjen Pajak
dan/atau melalui aplikasi online khusus
yang dibangun oleh Dirjen Pajak.
Dalam hal mempermudah para WP
pemohon pengampunan pajak serta
untuk menciptakan sistem yang
transparan maupun kredibel, sebaiknya
administrasi penyampaian Surat
Permohonan Pengampunan Pajak
ditempatkan dalam satu instansi, contoh
Kantor Pusat Ditjen Pajak atau dapat
menggunakan aplikasi online DItjen
Pajak.
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
136. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (6)
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 8
Ayat (6) Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Disesuaikan dengan adanya penghapusan pasal 4.
Penjelasan Pasal 4
Ayat (6) Cukup Jelas
HANURA Tetap
159
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
137. (7) Wajib Pajak dapat mengajukan
Surat Permohonan Pengampunan
Pajak paling banyak 3 (tiga) kali
dalam periode pengajuan
Pengampunan Pajak.
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
(7) Wajib Pajak dapat mengajukan Surat
Pernyataan Pajak paling banyak 3 (tiga) kali
dalam periode pengajuan Pengampunan
Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (7) Wajib Pajak dapat mengajukan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela paling banyak 3 (tiga) kali dalam periode pengajuan Pengampunan Pajak.
PD Menyetujui periode pengajuan surat
permohonan pengampunan pajak paling bayak
3 kali, dengan rentang waktu 1,5 tahun dan
diawali dengan sosialisasi secara massif
selama 6 bulan.
PAN (7) Wajib Pajak dapat mengajukan Surat
Pernyataan Pengampunan Pajak paling
banyak 3 (tiga) kali dalam periode
pengajuan Pengampunan Pajak.
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI
Paling banyak 2 (dua) kali periode pengajuan
Wajib Pajak dapat mengajukan Surat
Permohonan Pengampunan Pajak paling
banyak 2 (dua) kali dalam periode pengajuan
Pengampunan Pajak.
Periode pengajuan pengampunan pajak
mengapa sampai tiga kali pengajuan?
perlu dipertimbangkan untuk dipersingkat
agar tidak terjadi moral hazard. Terkait
dengan usulan periode tebusan yang
hanya dua kali dalam satu tahun pajak,
maka periode pengajuan pengampunan
pajak sebaiknya maksimal diberikan dua
kali saja.
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
Perubahan Substansi:
Pembatasan pengajuan permohonan
amnesti pajak untuk satu kali
Wajib Pajak hanya dapat mengajukan Surat
Permohonan Amnesti Pajak paling banyak 1
(satu) kali dalam periode pengajuan Amnesti
Pajak.
160
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
138. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (7)
Ketentuan ini mengatur
mengenai pemberian
kesempatan bagi orang
pribadi atau badan untuk
mengajukan tambahan Harta
yang akan diungkapkan
dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak.
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 8
Ayat (7)
Ketentuan ini mengatur mengenai
pemberian kesempatan bagi orang
pribadi atau badan untuk mengajukan
tambahan Harta yang akan
diungkapkan dalam Surat
Permohonan Pengampunan Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Penjelasan
Pasal 8
Ayat (7)
Ketentuan ini mengatur mengenai
pemberian kesempatan bagi orang
pribadi atau badan untuk mengajukan
tambahan Harta yang akan
diungkapkan dalam Surat
Pernyataan Pengampunan Pajak.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
Perubahan Substansi:
Konkordan DIM 137
Penjelasan
Pasal 8
Ayat (7)
Ketentuan ini mengatur mengenai
pemberian kesempatan bagi orang pribadi atau
badan untuk mengajukan tambahan Harta yang
akan diungkapkan dalam Surat Permohonan
Amnesti Pajak dapat dilakukan pembetulan 3
(tiga) kali.
161
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (7)
Ketentuan ini mengatur mengenai
pemberian kesempatan bagi orang
pribadi atau badan untuk mengajukan
tambahan Harta yang akan
diungkapkan dalam Surat
Permohonan Pengampunan Pajak.
HANURA Tetap
139. (8) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan
Surat Permohonan Pengampunan
Pajak yang kedua atau ketiga maka
penghitungan dasar pengenaan
Uang Tebusan dalam surat
permohonan tersebut
memperhitungkan dasar
pengenaan Uang Tebusan yang
telah disampaikan dalam surat
permohonan sebelumnya.
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
(8) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan Surat
Pernyataan Pajak yang kedua atau ketiga
maka penghitungan dasar pengenaan
Uang Tebusan dalam surat permohonan
tersebut memperhitungkan dasar
pengenaan Uang Tebusan yang telah
disampaikan dalam surat permohonan
sebelumnya.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (8) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan mengajukan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela yang kedua atau ketiga maka penghitungan dasar pengenaan Pajak Khusus dalam surat permohonan tersebut memperhitungkan dasar pengenaan Pajak Khusus yang telah disampaikan dalam surat permohonan sebelumnya.
PD Tetap
PAN (8) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan Surat
Pernyataan Pengampunan Pajak yang
kedua atau ketiga maka penghitungan
dasar pengenaan Uang Tebusan dalam
surat pernyataan tersebut
162
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
memperhitungkan dasar pengenaan Uang
Tebusan yang telah disampaikan dalam
surat pernyataan sebelumnya.
PKB Tetap
PKS HAPUS
Konkordan DIM 137
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
140. Penjelasan
Pasal 8
Ayat (8)
Ketentuan ini mengatur cara
penghitungan Uang Tebusan
bagi Wajib Pajak yang
mengajukan Surat
Permohonan Pengampunan
Pajak yang kedua atau
ketiga.
Contoh:
Dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak
pertama yang diajukan
dalam kurun waktu 3 (tiga)
bulan pertama sejak
Undang-Undang ini berlaku,
misalnya tanggal 15 April
2016 dilaporkan bahwa:
a. nilai Harta bersih pada
31 Desember 2015 yang
terdapat dalam Surat
Permohonan
Pengampunan Pajak
PDIP Perubahan pada penjelasan atas contoh sbb:
Contoh pertama:
d. Uang Tebusan yang dibayarkan pada Surat
Permohonan Pengampunan Pajak
pertama:
7% x Rp10.000.000.000,00=
Rp700.000.000,00.
Contoh kedua:
e. Dasar pengenaan Uang Tebusan yang
harus ditebus dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak kedua adalah:
Rp30.000.000.000,00 –
Rp10.000.000.000,00 =
Rp20.000.000.000,00;
f. Uang Tebusan yang dibayarkan pada
Surat Permohonan Pengampunan Pajak
kedua:
9% x Rp20.000.000.000,00=
Rp1.800.000.000,00
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
Penjelasan
Pasal 8
Ayat (8)
Ketentuan ini mengatur cara
penghitungan Uang Tebusan bagi
Wajib Pajak yang mengajukan Surat
Permohonan Pengampunan Pajak
yang kedua atau ketiga.
Contoh:
Dalam Surat Pernyataan Pajak
pertama yang diajukan dalam kurun
waktu 3 (tiga) bulan pertama sejak
Undang-Undang ini berlaku,
misalnya tanggal 15 April 2016
dilaporkan bahwa:
a. nilai Harta bersih pada 31
Desember 2015 yang terdapat
dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak adalah
Rp15.000.000.000,00;
b. nilai Harta bersih dalam SPT
Tahunan Pajak Penghasilan
terakhir yang terdapat dalam
Surat Permohonan
163
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
adalah
Rp15.000.000.000,00;
b. nilai Harta bersih dalam
SPT Tahunan Pajak
Penghasilan terakhir
yang terdapat dalam
Surat Permohonan
Pengampunan Pajak
adalah
Rp5.000.000.000,00;
c. dasar pengenaan Uang
Tebusan adalah
Rp15.000.000.000,00 –
Rp5.000.000.000,00 =
Rp10.000.000.000,00;
d. Uang Tebusan yang
dibayarkan pada Surat
Permohonan
Pengampunan Pajak
pertama:
2% x
Rp10.000.000.000,00=
Rp200.000.000,00.
Karena terdapat Harta yang
belum dilaporkan, Wajib
Pajak menyampaikan Surat
Permohonan Pengampunan
Pajak kedua yang diajukan
dalam kurun waktu bulan
keempat sampai dengan
akhir bulan keenam sejak
Undang-Undang ini berlaku,
misalnya tanggal 20 Agustus
2016 dan dilaporkan bahwa:
Pengampunan Pajak adalah
Rp5.000.000.000,00;
c. dasar pengenaan Uang
Tebusan adalah
Rp15.000.000.000,00 –
Rp5.000.000.000,00 =
Rp10.000.000.000,00;
d. Uang Tebusan yang dibayarkan
pada Surat Permohonan
Pengampunan Pajak pertama:
7% x
Rp10.000.000.000,00=
Rp700.000.000,00.
Karena terdapat Harta yang belum
dilaporkan, Wajib Pajak
menyampaikan Surat Pernyataan
Pajak kedua yang diajukan dalam
kurun waktu bulan keempat sampai
dengan akhir bulan keenam sejak
Undang-Undang ini berlaku,
misalnya tanggal 20 Agustus 2016
dan dilaporkan bahwa:
a. nilai Harta bersih per 31
Desember 2015 yang terdapat
dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak sebesar
Rp35.000.000.000,00
(termasuk tambahan Harta
sebesar
Rp20.000.000.000,00);
b. nilai Harta bersih dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan terakhir
yang terdapat dalam Surat
164
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
a. nilai Harta bersih per 31
Desember 2015 yang
terdapat dalam Surat
Permohonan
Pengampunan Pajak
sebesar
Rp35.000.000.000,00
(termasuk tambahan
Harta sebesar
Rp20.000.000.000,00);
b. nilai Harta bersih dalam
Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak
Penghasilan terakhir
yang terdapat dalam
Surat Permohonan
Pengampunan Pajak
adalah
Rp5.000.000.000,00;
c. Dasar pengenaan
Uang Tebusan
Pengampunan Pajak
adalah:
Rp35.000.000.000,00
– Rp5.000.000.000,00
=
Rp30.000.000.000,00;
d. Dasar pengenaan
Uang Tebusan yang
telah ditebus dalam
Surat Permohonan
Pengampunan Pajak
pertama adalah
Rp10.000.000.000,00;
Permohonan Pengampunan
Pajak adalah
Rp5.000.000.000,00;
c. Dasar pengenaan Uang
Tebusan Pengampunan Pajak
adalah:
Rp35.000.000.000,00 –
Rp5.000.000.000,00 =
Rp30.000.000.000,00;
d. Dasar pengenaan Uang
Tebusan yang telah ditebus
dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak pertama
adalah Rp10.000.000.000,00;
e. Dasar pengenaan Uang
Tebusan yang harus ditebus
dalam Surat Permohonan
Pengampunan Pajak kedua
adalah:
Rp30.000.000.000,00 –
Rp10.000.000.000,00 =
Rp20.000.000.000,00;
f. Uang Tebusan yang
dibayarkan pada Surat
Permohonan Pengampunan
Pajak kedua:
9% x Rp20.000.000.000,00=
Rp1.800.000.000,00.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Penjelasan
Pasal 8
Ayat (8)
165
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
e. Dasar pengenaan
Uang Tebusan yang
harus ditebus dalam
Surat Permohonan
Pengampunan Pajak
kedua adalah:
Rp30.000.000.000,00
–
Rp10.000.000.000,00
=
Rp20.000.000.000,00;
f. Uang Tebusan yang
dibayarkan pada Surat
Permohonan
Pengampunan Pajak
kedua:
4% x
Rp20.000.000.000,00=
Rp800.000.000,00.
Ketentuan ini mengatur cara
penghitungan Uang Tebusan bagi
Wajib Pajak yang mengajukan Surat
Pernyataan Pengampunan Pajak
yang kedua atau ketiga.
Contoh:
Wajib Pajak melaporkan Harta yang
berada di dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam Surat Pernyataan
Pengampunan Pajak pertama yang
diajukan dalam kurun waktu 3 (tiga)
bulan pertama sejak Undang-
Undang ini berlaku, dilaporkan
bahwa:
a. nilai Harta bersih pada 31
Desember 2015 yang terdapat
dalam Surat Pernyataan
Pengampunan Pajak adalah
Rp15.000.000.000,00;
b. nilai Harta bersih dalam SPT
Tahunan Pajak Penghasilan
terakhir yang terdapat dalam
Surat Pernyataan
Pengampunan Pajak adalah
Rp5.000.000.000,00;
c. dasar pengenaan Uang
Tebusan adalah
Rp15.000.000.000,00 –
Rp5.000.000.000,00 =
Rp10.000.000.000,00;
d. Uang Tebusan yang
dibayarkan pada Surat
166
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Pernyataan Pengampunan
Pajak pertama:
5% x Rp10.000.000.000,00=
Rp500.000.000,00.
Karena terdapat Harta yang belum
dilaporkan, Wajib Pajak
menyampaikan Surat Pernyataan
Pengampunan Pajak kedua yang
diajukan dalam kurun waktu bulan
keempat sampai dengan 31
Desember 2016, dilaporkan bahwa:
a. nilai Harta bersih per 31
Desember 2015 yang terdapat
dalam Surat Pernyataan
Pengampunan Pajak sebesar
Rp35.000.000.000,00 (termasuk
tambahan Harta sebesar
Rp20.000.000.000,00);
b. nilai Harta bersih dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan terakhir yang
terdapat dalam Surat
Pernyataan Pengampunan
Pajak adalah
Rp5.000.000.000,00;
c. Dasar pengenaan Uang
Tebusan Pengampunan Pajak
adalah:
Rp35.000.000.000,00 –
Rp5.000.000.000,00 =
Rp30.000.000.000,00;
d. Dasar pengenaan Uang
Tebusan yang telah ditebus
dalam Surat Pernyataan
167
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Pengampunan Pajak pertama
adalah Rp10.000.000.000,00;
e. Dasar pengenaan Uang
Tebusan yang harus ditebus
dalam Surat Pernyataan
Pengampunan Pajak kedua
adalah:
Rp30.000.000.000,00 –
Rp10.000.000.000,00 =
Rp20.000.000.000,00;
f. Uang Tebusan yang dibayarkan
pada Surat Pernyataan
Pengampunan Pajak kedua:
6% x Rp20.000.000.000,00=
Rp1.200.000.000,00
PKB Tetap
PKS HAPUS
Konkordan DIM 137
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4.
Penjelasan
Pasal 4
Ayat (8)
Ketentuan ini mengatur cara
penghitungan Uang Tebusan bagi
Wajib Pajak yang mengajukan Surat
Permohonan Pengampunan Pajak
yang kedua atau ketiga.
Dst....................
HANURA Tetap
141. Pasal 9
PDIP Tetap Pasal 9
(1) Uang Tebusan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) harus dibayar lunas
168
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
(1) Uang Tebusan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
harus dibayar lunas dengan
menggunakan surat setoran Uang
Tebusan ke kas negara.
dengan menggunakan surat setoran Uang
Tebusan ke kas negara.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (1) Pajak Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) harus dibayar lunas dengan menggunakan surat setoran Pajak Khusus ke kas negara.
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus Pasal 9 hanyalah hal tekni. Jadi agar
ditetapkan/diatur dalam PMK.
HANURA Tetap
142. Penjelasan
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Perubahan Substansi:
Penjelasan tambahan
Penjelasan
Pasal 9
Ayat (1)
setoran Uang Tebusan ke kas negara melalui
bank persepsi
PPP
NASDEM Hapus
HANURA Tetap
143. (2) Surat setoran Uang Tebusan
sebagaimana dimaksud pada ayat
PDIP Tetap (2) Surat setoran Uang Tebusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menggunakan
169
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
(1) menggunakan surat setoran
pajak yang berfungsi sebagai bukti
pembayaran Uang Tebusan
setelah mendapatkan validasi.
surat setoran pajak yang berfungsi sebagai
bukti pembayaran Uang Tebusan setelah
mendapatkan validasi.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (2) Surat setoran Pajak Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan surat setoran pajak yang berfungsi sebagai bukti pembayaran uang tebusan setelah mendapatkan validasi.
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus
HANURA Tetap
144. Penjelasan
Pasal 9
Ayat (2)
Surat setoran Uang
Tebusan dinyatakan sah
dalam hal telah divalidasi
dengan Nomor Transaksi
Penerimaan Negara
(NTPN) yang diterbitkan
melalui modul penerimaan
negara.
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 9
Ayat (2)
Surat setoran Uang Tebusan
dinyatakan sah dalam hal telah
divalidasi dengan Nomor Transaksi
Penerimaan Negara (NTPN) yang
diterbitkan melalui modul
penerimaan negara.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus
HANURA Tetap
170
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
145. Pasal 10
(1) Wajib Pajak yang telah
menyampaikan Surat Permohonan
Pengampunan Pajak beserta
lampirannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (5)
diberikan tanda terima Surat
Permohonan Pengampunan Pajak.
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
Pasal 10
(1) Wajib Pajak yang telah menyampaikan
Surat Permohonan Pengampunan Pajak
beserta lampirannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (5) diberikan
tanda terima Surat Pernyataan Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 10
(1) Wajib Pajak yang telah menyampaikan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela beserta lampirannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (5) diberikan tanda terima Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela.
PD Tetap
PAN Pasal 10
(1) Wajib Pajak yang telah menyampaikan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak beserta lampirannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) diberikan tanda terima Surat Pernyataan Pengampunan Pajak.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4,5,6,7 dan 9.
Pasal 10 menjadi pasal 5.
Pasal 5
(1) Wajib Pajak yang telah menyampaikan Surat Permohonan Pengampunan Pajak beserta lampirannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) diberikan tanda terima Surat Permohonan Pengampunan Pajak.
171
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
HANURA Tetap
146. (2) Wajib Pajak yang telah
memperoleh tanda terima Surat
Permohonan Pengampunan Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak dilakukan pemeriksaan,
tidak dilakukan pemeriksaan bukti
permulaan, dan/atau tidak
dilakukan penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan
sampai dengan diterbitkannya
Surat Keputusan Pengampunan
Pajak, untuk masa pajak, bagian
Tahun Pajak, atau Tahun Pajak:
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
(2) Wajib Pajak yang telah memperoleh tanda
terima Surat Permohonan Pengampunan
Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak dilakukan pemeriksaan, tidak
dilakukan pemeriksaan bukti permulaan,
dan/atau tidak dilakukan penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan sampai
dengan diterbitkannya Surat Keterangan
Pernyataan Pajak, untuk masa pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (2) Wajib Pajak yang telah memperoleh tanda terima Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan pemeriksaan, tidak dilakukan bukti permulaan, dan/atau tidak dilakukan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Pengampunan Pajak, untuk masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak;
PD Tetap
PAN (2) Wajib Pajak yang telah memperoleh tanda terima Surat Pernyataan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan pemeriksaan, tidak dilakukan pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau tidak dilakukan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan sampai dengan diterbitkannya Surat Keterangan Pengampunan Pajak, untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak:
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
172
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
147. a. sampai dengan tanggal 31
Desember 2015; atau
PDIP Tetap a. sampai dengan tanggal 31 Desember
2015; atau
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA a. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015; atau
PD Tetap
PAN a. sampai dengan tanggal akhir tahun buku
2014;
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
148. b. sampai dengan tanggal akhir tahun
buku yang berakhir sebelum
tanggal 31 Desember 2015.
PDIP Tetap b. sampai dengan tanggal akhir tahun buku
yang berakhir sebelum tanggal 31
Desember 2015
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
PD Tetap
PAN b. sampai dengan tanggal 31 Desember
2015; atau
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP dihapus Korkodan DIM 29
NASDEM
HANURA Tetap
173
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
148a. USULAN BARU PAN c. sampai dengan tanggal akhir tahun
buku yang berakhir sebelum tanggal 31
Desember 2015.
149. (3) Dalam hal Wajib Pajak yang telah
memperoleh tanda terima Surat
Permohonan Pengampunan Pajak
sedang dilakukan pemeriksaan,
pemeriksaan bukti permulaan, atau
penyidikan Tindak Pidana di Bidang
Perpajakan maka pemeriksaan,
pemeriksaan bukti permulaan,
dan/atau penyidikan Tindak Pidana
di Bidang Perpajakan tersebut
ditangguhkan sampai dengan
diterbitkannya Surat Keputusan
Pengampunan Pajak untuk masa
pajak, bagian Tahun Pajak, atau
Tahun Pajak:
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
(3) Dalam hal Wajib Pajak yang telah
memperoleh tanda terima Surat Pernyataan
Pajak sedang dilakukan pemeriksaan,
pemeriksaan bukti permulaan, atau
penyidikan Tindak Pidana di Bidang
Perpajakan maka pemeriksaan,
pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau
penyidikan Tindak Pidana di Bidang
Perpajakan tersebut ditangguhkan sampai
dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Pengampunan Pajak untuk masa pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (3) Dalam hal Wajib Pajak yang telah memperoleh tanda terima Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela sedang dilakukan pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, atau penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan maka pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan tersebut ditangguhkan samapi dengan diterbitkannya Surat Keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela untuk masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak;
PD Tetap
PAN (3) Dalam hal Wajib Pajak yang telah memperoleh tanda terima Surat Pernyataan Pengampunan Pajak sedang dilakukan pemeriksaan, pemeriksaan bukti
174
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
permulaan, atau penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan maka pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan tersebut ditangguhkan sampai dengan diterbitkannya Surat Keterangan Pengampunan Pajak untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak:
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
150. a. sampai dengan tanggal 31
Desember 2015; atau
PDIP Tetap a. sampai dengan tanggal 31 Desember 2015;
atau
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA a. sampai dengan tanggal 31 Desember 2015; atau
PD Tetap
PAN a. sampai dengan tanggal akhir tahun buku
2014;
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
151. b. sampai dengan tanggal akhir tahun
buku yang berakhir sebelum
tanggal 31 Desember 2015.
PDIP Tetap b. sampai dengan tanggal akhir tahun buku
yang berakhir sebelum tanggal 31
Desember 2015.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA b. Sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
PD Tetap
175
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN b. sampai dengan tanggal 31 Desember
2015; atau
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP dihapus Korkodan DIM 29
NASDEM
HANURA Tetap
151a. USULAN BARU PAN c. sampai dengan tanggal akhir tahun
buku yang berakhir sebelum tanggal 31
Desember 2015
152. (4) Pemeriksaan, pemeriksaan bukti
permulaan, dan/atau penyidikan
Tindak Pidana di Bidang
Perpajakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dihentikan
dalam hal Menteri menerbitkan
Surat Keputusan Pengampunan
Pajak.
PDIP Keputusan Pengampunan giganti menjadi
Keterangan Pernyataan
(4) Pemeriksaan, pemeriksaan bukti
permulaan, dan/atau penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Perpajakan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dihentikan dalam
hal Menteri menerbitkan Surat Keterangan
Pernyataan Pajak
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (4) Pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau penyidikan tindakan Pidana di Bidang Perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihentikan dalam hal Menteri menerbitkan Surat Keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela.
PD Tetap
PAN (4) Pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihentikan dalam hal Menteri menerbitkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
176
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
153. Penjelasan
Pasal 10
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 10
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Pasal 10 menjadi pasal 5.
Penjelasan
Pasal 5
Cukup Jelas
HANURA Tetap
154. Pasal 11
(1) Menteri melakukan penelitian
administrasi terhadap kelengkapan
dan kebenaran Surat Permohonan
Pengampunan Pajak.
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
Pasal 11
(1) Menteri melakukan penelitian administrasi
terhadap kelengkapan dan kebenaran
Surat Pernyataan Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 11
(1) Menteri melakukan penelitian administrasi terhadap kelengkapan dan kebenaran Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela.
PD Tetap
PAN Pasal 11
177
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
(1) Menteri melakukan penelitian administrasi
terhadap kelengkapan dan kebenaran
Surat Pernyataan Pengampunan Pajak.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Disesuaikan dengan adanya penghapusan
pasal 4,5,6,7 dan 9.
Pasal 11 menjadi pasal 6
Pasal 6
(1) Menteri melakukan penelitian administrasi
terhadap kelengkapan dan kebenaran
Surat Permohonan Pengampunan Pajak.
HANURA
155. Penjelasan
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup Jelas
PG Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional
Pasal 11 menjadi pasal 6.
Penjelasan
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup Jelas
HANURA Tetap
156. (2) Penelitian administrasi terhadap kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas:
PDIP Tetap (2) Penelitian administrasi terhadap
kelengkapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan atas:
PG Tetap Tetap Tetap
178
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA (2) Penelitian administrasi terhadap kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat 10 dilakukan atas:
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
157.
a. kelengkapan pengisian Surat Permohonan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4); dan
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi Pernyataan
a. kelengkapan pengisian Surat PernyataanPajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4); dan
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA a. Kelengkapan pengisian Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4); dan
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Pasal 8 menjadi pasal 4
a. kelengkapan pengisian Surat Permohonan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4); dan
HANURA Tetap
158. b. kelengkapan lampiran Surat Permohonan Pengampunan Pajak
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi Pernyataan
b. kelengkapan lampiran Surat Pernyataan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (5).
179
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (5).
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA c. Kelengkapan lampiran Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksdu dalam pasal 8 ayat (5).
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM b. kelengkapan lampiran Surat Permohonan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5).
HANURA Tetap
159. Penjelasan Pasal 11 Ayat (2) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 11 Ayat (2) Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Pasal 11 menjadi pasal 6
Penjelasan Pasal 6 Ayat (2) Cukup Jelas
HANURA Tetap
180
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
160. (3) Penelitian administrasi terhadap kebenaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas:
PDIP Tetap (3) Penelitian administrasi terhadap kebenaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA 3) Penelitian administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan atas:
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
161. a. kesesuaian pengisian Surat Permohonan Pengampunan Pajak dengan lampiran Surat Permohonan Pengampunan Pajak;
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi Pernyataan
a. kesesuaian pengisian Surat Permohonan Pengampunan Pajak dengan lampiran Surat Pernyataan Pajak;
PG
GERINDRA a. Kesesuaian pengisian Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela dengan lampiran Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela;
PD Tetap
PAN a. kesesuaian pengisian Surat Pernyataan Pengampunan Pajak dengan lampiran Surat Pernyataan Pengampunan Pajak;
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
162. Penjelasan Pasal 11
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 11
181
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Ayat (3) Huruf a Cukup Jelas
Ayat (3) Huruf Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Penjelasan
Pasal 11 menjadi pasal 6 Pasal 6
Ayat (3)
Huruf a
Cukup Jelas
HANURA Tetap
163. b. kesesuaian antara Harta yang dilaporkan dengan informasi kepemilikan Harta yang dilaporkan;
PDIP Tetap b. kesesuaian antara Harta yang dilaporkan dengan informasi kepemilikan Harta yang dilaporkan;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA b. Kesesuaian antara Harta yang dilaporkan dengan informasi kepemilikan harta yang dilaporkan;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
182
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
HANURA Tetap
164. Penjelasan PDIP Tetap Penjelasan Pasal 11
Ayat (3) Huruf b
Cukup Jelas
Pasal 11 PG Tetap Tetap Tetap
Ayat (3) GERINDRA
Huruf b PD Tetap
Cukup Jelas PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Penjelasan
Pasal 11 menjadi pasal 6 Pasal 6
Ayat (3)
Huruf b
Cukup Jelas
HANURA
Tetap
165. c. kesesuaian antara daftar Utang yang dilaporkan dengan dokumen pendukung;
PDIP Tetap c. kesesuaian antara daftar Utang yang dilaporkan dengan dokumen pendukung;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA c. Kesesuaian antara daftar Utang yang dilaporkan dengan dokumen pendukung;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap Perlu ditambahkan penjelasan mengenai dokumen pendukung, terdiri dari apa saja.
PKS Tetap
183
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
166. Penjelasan Pasal 11
Ayat (3) Huruf c
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 11
Ayat (3)
Huruf c
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Pasal 11 menjadi pasal 6
Penjelasan Pasal 6
Ayat (3) Huruf c
Cukup Jelas
HANURA Tetap
167. d. kebenaran penggunaan tarif; PDIP Tetap d. kebenaran penggunaan tarif;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA d. Kebenaran penggunaan tarif;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
184
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
HANURA Tetap
168. Penjelasan PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 11
Ayat (3)
Huruf d
Cukup Jelas
Pasal 11 PG Tetap Tetap Tetap
Ayat (3) GERINDRA
Huruf d PD Tetap
Cukup Jelas
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Pasal 11 menjadi pasal 6
Penjelasan Pasal 6
Ayat (3) Huruf d
Cukup Jelas
HANURA Tetap
169. e. kebenaran perhitungan Uang Tebusan;
PDIP Tetap e. kebenaran perhitungan Uang Tebusan;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA e. Kebenaran perhitungan Pajak Khusus;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
170. Penjelasan PDIP Tetap Penjelasan
185
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Pasal 11 Ayat (3) Huruf e
Cukup Jelas
Pasal 11
Ayat (3)
Huruf e
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Pasal 11 menjadi pasal 6
Penjelasan Pasal 6
Ayat (3) Huruf e
Cukup Jelas
HANURA Tetap
171. f. kebenaran pelunasan Uang Tebusan;
PDIP Tetap f. kebenaran pelunasan Uang Tebusan;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA f. Kebenaran pelunasan Pajak Khusus;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
172. Penjelasan Pasal 11 Ayat (3) Huruf f
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 11
Ayat (3)
Huruf f
Cukup Jelas
186
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Pasal 11 menjadi pasal 6
Penjelasan Pasal 6 Ayat (3) Huruf f
Cukup Jelas
HANURA Tetap
173. g. kebenaran pelunasan Tunggakan Pajak;
PDIP Tetap g. kebenaran pelunasan Tunggakan Pajak;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA g. Kebenaran pelunasan Tunggakan Pajak; dan
PD Tetap
PAN
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI pelunasan sisa 50% tunggakan pajak
kebenaran pelunasan 50% (persen) Tunggakan Pajak
sesuai dengan usulan perubahan pasal 2 ayat (2)
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Substansi Huruf g: Menyesuaikan perubahan pada pasal 4 ayat (5)
g. kebenaran pelunasan 40% Tunggakan Pajak; dan
HANURA Tetap
174. Penjelasan Pasal 11 Ayat (3) Huruf g
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 11
Ayat (3)
Huruf g
187
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Cukup Jelas
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Penjelasan
Pasal 11 menjadi pasal 6 Pasal 6
Ayat (3)
Huruf g
Cukup Jelas
HANURA Tetap
175. h. kebenaran tentang penambahan Harta yang dimasukkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c.
PDIP Tetap h. kebenaran tentang penambahan Harta yang dimasukkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA h. Kebenaran tentang penambahan Harta yang dimasukkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf c.
PD Tetap
PAN dihapus
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
188
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM
HANURA Tetap
176. Penjelasan Pasal 11 Ayat (3) Huruf h Dalam rangka mencegah adanya peningkatan Harta secara tidak wajar dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 maka: a. Wajib Pajak wajib mengisi dengan
benar, lengkap, dan jelas sesuai keadaan yang sebenarnya serta menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 sebelum mengajukan Surat Permohonan Pengampunan Pajak; dan
b. Wajib Pajak tidak diperkenankan menambahkan Harta dalam lampiran daftar Harta Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 selain Harta yang diperoleh dalam Tahun Pajak 2015 dan telah dikenai Pajak Penghasilan di Tahun Pajak 2015.
Penelitian kebenaran tentang penambahan Harta yang dimasukkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 dimaksudkan agar penambahan Harta yang seharusnya terutang Pajak di tahun 2015 sudah dibayarkan pajaknya.
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 11
Ayat (3)
Huruf h
Dalam rangka mencegah adanya
peningkatan Harta secara tidak
wajar dalam Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Tahun
Pajak 2015 maka:
a. Wajib Pajak wajib mengisi
dengan benar, lengkap, dan jelas
sesuai keadaan yang
sebenarnya serta
menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Tahun Pajak 2015
sebelum mengajukan Surat
Permohonan Pengampunan
Pajak; dan
b. Wajib Pajak tidak diperkenankan
menambahkan Harta dalam
lampiran daftar Harta Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Tahun Pajak 2015
selain Harta yang diperoleh
dalam Tahun Pajak 2015 dan
telah dikenai Pajak Penghasilan
di Tahun Pajak 2015.
Penelitian kebenaran tentang
penambahan Harta yang
dimasukkan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak
189
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Penghasilan Tahun Pajak 2015
dimaksudkan agar penambahan
Harta yang seharusnya terutang
Pajak di tahun 2015 sudah
dibayarkan pajaknya.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN dihapus
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Pasal 11 menjadi pasal 6
Penjelasan Pasal 6 Ayat (3) Huruf h Dalam rangka mencegah adanya peningkatan........... dst
HANURA
Tetap
177. (4) Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), Menteri menerbitkan:
PDIP Tetap (4) Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), Menteri menerbitkan:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA 4) Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), Menteri menerbitkan:
PD Tetap
190
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
178. a. Surat Keputusan Pengampunan Pajak dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar; atau
PDIP Keputusan Pengampunan diganti menjadi Keterangan Pernyataan
a. Surat Keterangan Pernyataan Pajak dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar; atau
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA a. Surat Keputusan Pengampunan Pajak dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak permohonan diterima dengan lengkap dan benar; atau
PD Tetap
PAN a. Surat Keterangan Pengampunan Pajak dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak pernyataan diterima dengan lengkap dan benar
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
179. b. surat klarifikasi kepada Wajib Pajak dalam hal Surat Permohonan Pengampunan Pajak belum diisi dengan lengkap dan/atau benar dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)
PDIP Frase perubahan antara kata lama dan hari:
menjadi 15 (lima belas)
Sebagai upaya memperpendek penyelesaian
Surat Keputusan Pengampunan Pajak
dimaksud. Dan kepastian hukum bagi Wajb
Pajak.
b. surat klarifikasi kepada Wajib Pajak dalam hal Surat Pernyataan Pajak belum diisi dengan lengkap dan/atau benar dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak permohonan diterima.
191
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
hari kerja sejak permohonan diterima.
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA b. Surat klarifikasi kepada Wajib Pajak dalam hal Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela belum diisi dengan lengkap dan/atau benar dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak permohonan diterima.
PD Tetap
PAN b. surat klarifikasi kepada Wajib Pajak dalam hal Surat Pernyataan Pengampunan Pajak belum diisi dengan lengkap dan/atau benar dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak pernyataan diterima; atau
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
179a. USULAN BARU PAN c. surat keterangan bahwa surat pernyataan tidak dapat ditindaklanjuti dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi surat klarifikasi.
180. Penjelasan Pasal 11 Ayat (4) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 11
Ayat (4)
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
192
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Pasal 11 menjadi pasal 6
Penjelasan Pasal 6 Ayat (4) Cukup Jelas
HANURA Tetap
181. (5) Menteri menerbitkan Surat Keputusan Pengampunan Pajak paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak pemenuhan surat klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b
PDIP Keputusan Pengampunan diganti menjadi Keterangan Pernyataan
(5) Menteri menerbitkan Surat Keterangan Pernyataan Pajak paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak pemenuhan surat klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b
PG Penetapan mengenai jangka waktu Menteri menetapkan Surat Keputusan Pajak disesuaikan pada ayat (4)
Pasal 11 Tidak sinkronnya Menteri menetapkan waktu menerbitkan SKP Pajak (5) Menteri menerbitkan Surat Keputusan
Pengampunan Pajak paling lama 30 (tiga puluh)) hari kerja sejak pemenuhan surat klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b
GERINDRA (5) Menteri menerbitkan Surat Keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak pemenuhan surat klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b.
PD Tetap
PAN (5) Menteri menerbitkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak pemenuhan surat klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b
193
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Disinkronkan dengan pasal 6 ayat (4)
(5) Menteri menerbitkan Surat Keputusan Pengampunan Pajak paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak pemenuhan surat klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b
Antara ayat (4) dan ayat (5) tidak sinkron.
HANURA Tetap
182. Penjelasan Pasal 11 Ayat (5) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 11
Ayat (5)
Cukup Jelas
PG Disesuaikan Disesuaikan Disesuaikan
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
Penjelasan Pasal 6 Ayat (5) Cukup Jelas
HANURA Tetap
183. (6) Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi surat klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja, Menteri tetap dapat
PDIP Keputusan Pengampunan diganti menjadi Keterangan Pernyataan
(6) Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi surat klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja, Menteri tetap dapat menerbitkan Surat Keterangan Pernyataan Pajak dengan
194
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
menerbitkan Surat Keputusan Pengampunan Pajak dengan melakukan penyesuaian besaran nilai Harta berdasarkan hasil penelitian.
melakukan penyesuaian besaran nilai Harta berdasarkan hasil penelitian.
PG Disesuiakan dengan usulan perubahan Pasal 11 ayat (4)
(6) Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi surat klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja, Menteri tetap dapat menerbitkan Surat Keputusan Pengampunan Pajak dengan melakukan penyesuaian besaran nilai Harta berdasarkan hasil penelitian.
GERINDRA (6) Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi surat klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dalam jangka waktu waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja, Menteri tetap dapat menerbitkan Surat Keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela dengan melakukan penyesuaian besaran nilai harta berdasarkan hasil penelitian.
PD Tetap
PAN (6) Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi surat klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja, Menteri dapat menerbitkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak dengan melakukan penyesuaian besaran nilai Harta berdasarkan hasil penelitian.
PKB Tetap Fiskus harus tetap mengkonfirmasi dan memvalidasi kebenaran Surat Permohonan Pajak dari WP pemohonan pengampunan pajak. Menteri perlu berhati-hati, jangan asal menerbitkan Surat Keputusan Pengampunan Pajak.. WP pemohon pengampunan pajak harus terdeteksi oleh sistem DJP.
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
195
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP
NASDEM Perubahan redaksional Penambahan redaksi
(6) Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi surat klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja, Menteri tetap dapat menerbitkan Surat Keputusan Pengampunan Pajak dengan melakukan penyesuaian besaran nilai Harta berdasarkan hasil penelitian dan klarifikasi dari Wajib Pajak.
Penerbitan Surat Keputusan Pengampunan Pajak dengan melakukan penyesuaian besaran nilai Harta berdasarkan hasil penelitian saja terkesan sepihak jika tidak melibatkan wajib pajak. Oleh karena itu perlu adanya klarifikasi dari wajib pajak juga.
HANURA Tetap
184. Penjelasan Pasal 11 Ayat (6) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 11
Ayat (6)
Cukup Jelas
PG Disesuaikan Disesuaikan Disesuikan
GERINDRA
PD Tetap
PAN
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Disesuaikan dengan adanya penghapusan pasal 4,5,6,7 dan 9.
Penjelasan Pasal 6 Ayat (6) Cukup Jelas
HANURA Tetap
185. (7) Dalam hal Menteri menerbitkan Surat Keputusan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka:
PDIP Keputusan Pengampunan diganti menjadi Keterangan Pernyataan
(7) Dalam hal Menteri menerbitkan Surat Keterangan Pernyataan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka:
PG Tetap Tetap Tetap
196
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA (7) Dalam hal Menteri menerbitkan Surat Keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka;
PD Tetap
PAN (7) Dalam hal Menteri menerbitkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka:
PKB Tetap
PKS HAPUS
Konkordan DIM 140
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
186. a. apabila terdapat kelebihan pembayaran Uang Tebusan akibat penyesuaian nilai Harta dalam Surat Keputusan Pengampunan Pajak, kelebihan pembayaran Uang Tebusan tersebut dapat diperhitungkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak berikutnya; dan/atau
PDIP Mekanisme pengembalian perlu
disederhanakan...
Keputusan Pengampunan diganti menjadi Keterangan Pernyataan
a. apabila terdapat kelebihan pembayaran Uang Tebusan akibat penyesuaian nilai Harta dalam Surat Keputusan Pengampunan Pajak, kelebihan pembayaran Uang Tebusan tersebut dapat diperhitungkan dalam Surat Keterangan Pernyataan Pajak berikutnya; dan/atau
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA a. Apabila terdapat kelebihan pembayaran Pajak Khusus akibat penyesuaian nilai harta Surat Keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela, kelebihan pembayaran Pajak Khusus tersebut dapat diperhitungkan dalam Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela berikutnya; dan/atau
PD Tetap
197
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN a. apabila terdapat kelebihan pembayaran Uang Tebusan akibat penyesuaian nilai Harta dalam Surat Keterangan Pengampunan Pajak, kelebihan pembayaran Uang Tebusan tersebut dapat diperhitungkan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak berikutnya; dan/atau
PKB Tetap Mekanisme pelaporan kelebihan pembayaran Uang Tebusan perlu disederhanakan tanpa harus kembali mengisi Surat Permohonan Pengampunan Pajak berikutnya.
PKS HAPUS
Konkordan DIM 140
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
187. b. apabila sampai dengan periode pengajuan permohonan Pengampunan Pajak berakhir, Wajib Pajak tidak mengajukan Surat Permohonan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (8), maka Uang Tebusan yang telah dibayarkan oleh Wajib Pajak tidak dikembalikan.
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi Pernyataan
b. apabila sampai dengan periode pengajuan permohonan Pengampunan Pajak berakhir, Wajib Pajak tidak mengajukan Surat Pernyataan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (8), maka Uang Tebusan yang telah dibayarkan oleh Wajib Pajak tidak dikembalikan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA b. Apabila sampai dengan periode pengajuan permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela berakhir, Wajib Pajak tidak mengajukan Surat Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (8), maka Pajak Khusus yang telah dibayarkan oleh Wajib Pajak tidak dikembalikan.
PD Tetap
198
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN b. apabila sampai dengan periode pengajuan pernyataan Pengampunan Pajak berakhir, Wajib Pajak tidak mengajukan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (8), maka Uang Tebusan yang telah dibayarkan oleh Wajib Pajak tidak dikembalikan.
PKB Tetap
PKS HAPUS
Konkordan DIM 140
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
188. Penjelasan Pasal 11 Ayat (7) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 11
Ayat (7)
Cukup Jelas
PG Disesuaikan Disesuikan Disesuaikan
GERINDRA
PD Tetap
PAN
PKB Tetap
PKS HAPUS
Konkordan DIM 140
PPP
NASDEM Penjelasan Pasal 6 Ayat (7) Cukup Jelas
HANURA Tetap
199
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
188a. USULAN BARU PAN (7a) Dalam hal Menteri menerbitkan keterangan pernyataan tidak dapat ditindaklanjuti sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf c, maka:a. pembayaran Uang Tebusan yang telah dilakukan oleh Wajib Pajak dapat diperhitungkan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak berikutnya; dan/ataub. apabila sampai dengan periode pengajuan pernyataan Pengampunan Pajak berakhir, Wajib Pajak tidak mengajukan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (8), maka Uang Tebusan yang telah dibayarkan oleh Wajib Pajak tidak dikembalikan.
Penjelasan Pasal 10 Ayat (7a) Cukup Jelas
189. (8) Dalam hal jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dan b terlampaui, Menteri belum menerbitkan Surat Keputusan Pengampunan Pajak atau surat klarifikasi, maka Surat Permohonan Pengampunan Pajak dianggap dikabulkan
PDIP Frase penambahan antara kata kerja dan
sebagaimana”15 (lima belas) hari”
Sesuai perubahan Pasal 11 ayat (4) huruf b.
Keputusan Pengampunan diganti menjadi Keterangan Pernyataan
(8) Dalam hal jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dan b terlampaui, Menteri belum menerbitkan Surat Keputusan Pengampunan Pajak atau surat klarifikasi, maka Surat Keterangan Pernyataan Pajak dianggap dikabulkan
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (8) Dalam hal jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 4 huruf a dan b terlampaui, Menteri belum menerbitkan Surat Keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela atau surat klarifikasi, maka Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela dianggap dikabulkan.
200
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Tetap
PAN (8) Dalam hal jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dan b terlampaui dan Menteri belum menerbitkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak atau surat klarifikasi, maka Surat Pernyataan Pengampunan Pajak dianggap dikabulkan.
PKB Tetap
PKS HAPUS
Konkordan DIM 140
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
190. Penjelasan Pasal 11 Ayat (8) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 11
Ayat (8)
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS HAPUS
Konkordan DIM 140
PPP
NASDEM
Penjelasan Pasal 6 Ayat (8) Cukup Jelas
HANURA Tetap
201
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
191. (9) Terhadap Surat Permohonan Pengampunan Pajak yang dianggap dikabulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (8), Menteri menerbitkan Surat Keputusan Pengampunan Pajak dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja
PDIP Bagaimana jika Menteri belum menerbitkan SK
Pengampunan Pajak dalam 7 hari kerja
tsb?Apakah bukti penerimaan Surat
Permohonan Pengampunan Pajak dianggap
mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan SK Pengampunan Pajak selayaknya
RUU sebelumnya.
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
Keputusan Pengampunan diganti menjadi Keterangan Pernyataan
(9) Terhadap Surat Pernyataan Pajak yang dianggap dikabulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (8), Menteri menerbitkan Surat Keterangan Pernyataan Pajak dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (9) Terhadap Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela yang dianggap dikabulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (8), Menteri menerbitkan Surat Keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja.
PD Tetap
PAN (9) Terhadap Surat Pernyataan Pengampunan Pajak yang dianggap dikabulkan sebagaimana dimaksud pada ayat (8), Menteri menerbitkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja.
PKB Tetap
PKS HAPUS
Konkordan DIM 140
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
192. Penjelasan Pasal 11 Ayat (9)
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 11
Ayat (9)
202
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Cukup Jelas
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS HAPUS
Konkordan DIM 140
PPP
NASDEM
Penjelasan Pasal 6 Ayat (9) Cukup Jelas
HANURA Tetap
193. BAB V
PERLAKUAN ATAS HARTA YANG DIALIHKAN DARI LUAR
WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
KE DALAM WILAYAH NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
PDIP Tetap BAB V
PERLAKUAN ATAS HARTA YANG
DIALIHKAN DARI LUAR
WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA
KE DALAM WILAYAH NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
203
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM
HANURA Tetap
194. Pasal 12 (1) Wajib Pajak yang mengalihkan
Harta berupa kas atau setara kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf d, harus mengalihkan Harta tersebut melalui Bank Persepsi sebelum pengajuan Surat Permohonan Pengampunan Pajak.
PDIP Perlu penjelasan lebih lanjut tentang
penyetoran dana yang dialihkan dari luar
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, apa menjadi masuk ke Rekening
Kas Negara, melalui Bank Persepsi.
Bagaimana prosedur pengembaliannya
Permohonan Pengampunan diganti menjadi Pernyataan
Pasal 12
(1) Wajib Pajak yang mengalihkan Harta berupa kas atau setara kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf d, harus mengalihkan Harta tersebut melalui Bank Persepsi sebelum pengajuan Surat Pernyataan Pajak.
PG Pengalihan harta berupa kas atau setara kas dilakukan setelah pengajuan Surat Permohonan Pengampunan Pajak
Pasal 12 Menjadi pertanyaan besar mengapa pengalihan harta kas atau setara kas harus terlebih dahulu dialihkan sebelum pengajuan SPP pajak.?
(1) Wajib Pajak yang mengalihkan Harta berupa kas atau setara kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf d, harus mengalihkan Harta tersebut melalui Bank Persepsi setelah pengajuan Surat Permohonan Pengampunan Pajak.
GERINDRA Pasal 12 (1) Wajib Pajak yang mengalihkan Harta
berupa kas atau setara kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8ayat (3) huruf d, harus mengalihkan Harta tersebut melalui Bank Persepsi sebelum pengajuan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela.
PD Tetap
PAN
dihapus
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
PPP
204
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM Perubahan Redaksional Pasal 12 menjadi pasal 7 Pasal 8 menjadi pasal 4
Pasal 7 (1) Wajib Pajak yang mengalihkan Harta berupa
kas atau setara kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf d, harus mengalihkan Harta tersebut melalui Bank Persepsi sebelum pengajuan Surat Permohonan Pengampunan Pajak.
HANURA Tetap
195. (2) Wajib Pajak yang mengalihkan Harta selain yang berupa kas atau setara kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e, harus mengalihkan Harta tersebut melalui Bank Persepsi dalam jangka waktu paling lambat tanggal 31 Desember 2016.
PDIP Perlu dilakukan penyesuaian terkait jangka waktu kesanggupan pengalihan harta selain kas/ setara kas. Mengingat WP yang bersangkutan harus terlebih dahulu menjual, mengalihkan kepemilikan dan mencairkan harta selain kas tersebut untuk dapat direpatriasi ke berbagai instrument investasi di Indonesia, di mana proses ini membutuhkan waktu yang cukup panjang
(2) Wajib Pajak yang mengalihkan Harta selain yang berupa kas atau setara kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e, harus mengalihkan Harta tersebut melalui Bank Persepsi dalam jangka waktu paling lambat tanggal 31 Desember 2016.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Wajib Pajak yang mengalihkan Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e, harus mengalihkan Harta tersebut melalui Bank Persepsi dalam jangka waktu paling lambat tanggal 31 Desember 2016.
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI Wajib Pajak yang mengalihkan Harta selain yang berupa kas atau setara kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e, harus mengalihkan Harta tersebut melalui Bank Persepsi dalam jangka waktu paling lambat satu tahun semenjak Undang-Undang ini berlaku
Jangka waktu paling lambat menyesuaikan dengan diberlakukannya UU ini. Jika merujuk pada usulan perubahan pada definisi pengampunan pajak, maka jangka waktu maksimal adalah satu tahun semenjak UU ini berlaku.
PKS Tetap
PPP
205
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM Perubahan Redaksional Pasal 8 menjadi pasal 4 Jangka waktu diperpanjang sesuai dengan masa berlakunya UU ini
(2) Wajib Pajak yang mengalihkan Harta selain yang berupa kas atau setara kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf e, harus mengalihkan Harta tersebut melalui Bank Persepsi dalam jangka waktu paling lambat 30 Juni 2017
Mengenai jangka waktu paling lambat 30 Juni 2017, atas pertimbangan satu tahun masa diberlakukan UU ini (jika disahkan pada Juni 2016)
HANURA Tetap
196. (3) Harta yang dialihkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah Harta yang telah berada dan/atau telah ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum tanggal 31 Desember 2015.
PDIP Tetap (3) Harta yang dialihkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah Harta yang telah berada dan/atau telah ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum tanggal 31 Desember 2015.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Dihapus
PKB
PERUBAHAN SUBSTANSI Harta yang dialihkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah Harta yang telah berada dan/atau telah ditempatkan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum Undang-Undang ini berlaku
Jangka waktu paling lambat menyesuaikan dengan diberlakukannya UU ini. Jika merujuk pada usulan perubahan pada definisi pengampunan pajak, maka jangka waktu maksimal adalah satu tahun semenjak UU ini berlaku. Tanggal spesifik dapat menyesuaikan ketika UU ini berlaku, atau diatur secara khusus pada PMK
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
206
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
196a USULAN BARU PKS Penambahan Substansi:
Larangan WP yang telah mengalihkan dana repatriasi amnesti pajak, untuk menempatkan dana lainnya ke luar negeri yang sebelumnya didalam negeri, dengan kecenderungan terkait amnesti tersebut
(4) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan (2) dilarang
mengalihkan Harta dari dalam negeri ke
luar negeri
196b
197. Penjelasan Pasal 12
Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 12
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Pasal 12 menjadi pasal 7
Penjelasan
Pasal 7
Cukup Jelas
HANURA Tetap
198. Pasal 13 (1) Wajib Pajak harus
menginvestasikan Harta berupa kas atau setara kas yang dialihkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf d ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum pengajuan Surat Permohonan Pengampunan Pajak.
PDIP Perlu penjelasan menginvestasikan Harta
bagaimana cara prosedurnya kalau sudah
masuk ke Bank Perseps atau ke Rek Kas
Negara i
Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
Pasal 13
(1) Wajib Pajak harus menginvestasikan Harta
berupa kas atau setara kas yang dialihkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(3) huruf d ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebelum
pengajuan Surat Pernyataan Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
207
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA Pasal 13 (1) Wajib Pajak harus menginvestasikan Harta
berupa kas atau setara kas yang dialihkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf d ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum pengajuan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela.
PD Untuk memberikan kemanfaatan dari program pengampunan pajak terhadap perekonomian nasional, maka pilihan investasi dari harta WP yang dialhkan ke dalam wilyah NKRI hendaknya tidak dibatasi pada beberapa sektor saja, namun diberi kesempatan kepada seluruh sektor perekonomian.
PAN (1) Wajib Pajak harus menginvestasikan Harta yang dialihkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf d ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum pengajuan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Pasal 13 menjadi pasal 8 Pasal 8 menjadi pasal 4
Pasal 8
(1) Wajib Pajak harus menginvestasikan Harta berupa kas atau setara kas yang dialihkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf d ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebelum pengajuan Surat Permohonan Pengampunan Pajak.
HANURA Tetap
208
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
199. (2) Wajib Pajak harus menginvestasikan Harta selain yang berupa kas atau setara kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling lambat tanggal 31 Desember 2016.
PDIP Tetap (2) Wajib Pajak harus menginvestasikan Harta selain yang berupa kas atau setara kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling lambat tanggal 31 Desember 2016.
PG Investasi ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 1 (satu) tahun setelah undang-undang ini disahkan
Pasal 13
(2) Wajib Pajak harus menginvestasikan Harta selain yang berupa kas atau setara kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling lambat 1 (satu tahun) setelah undang-undang ini disahkan.
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN (2) Wajib Pajak harus menginvestasikan Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling lambat tanggal 31 Desember 2016.
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI paling lambat satu tahun semenjak UU ini
berlaku
Wajib Pajak harus menginvestasikan Harta selain yang berupa kas atau setara kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling lambat satu tahun semenjak Undang-Undang ini berlaku
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional (2) Wajib Pajak harus menginvestasikan Harta selain yang berupa kas atau setara
Mengenai jangka waktu paling lambat 30 Juni 2017, atas pertimbangan satu tahun Pasal 8 menjadi pasal 4
209
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
. kas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf e ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling lambat tanggal 30 Juni 2017
masa diberlakukan UU ini (jika disahkan pada Juni 2016)
HANURA Tetap
200. (3) Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun sejak diinvestasikan dalam bentuk surat berharga Negara Republik Indonesia, obligasi Badan Usaha Milik Negara, atau investasi keuangan pada bank yang ditunjuk oleh Menteri
PDIP Dua tahun
.... perlu penjelasan investasi keuangan pada bank yang ditunjuk oleh menteri...
(3) Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun sejak diinvestasikan dalam bentuk surat berharga Negara Republik Indonesia, obligasi Badan Usaha Milik Negara, atau investasi keuangan pada bank yang ditunjuk oleh Menteri
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Investasi keuangan pada bank yang ditunjuk oleh Menteri diganti dengan investasi pada Bank BUMN yang dilakukan secara transparan dan akuntabel.
(3) Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun sejak diinvestasikan dalam bentuk surat berharga Negara Republik Indonesia, obligasi Badan Usaha Milik Negara, atau investasi keuangan pada bank BUMN secara transparan dan akuntabel.
PAN Tetap
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun sejak diinvestasikan dengan prioritas investasi dalam bentuk investasi langsung di sektor riil strategis dan proyek pembangunan infrastruktur.
Dana hasil repatriasi seharusnya tidak mengalir kembali ke instrumen keuangan/portofolio melainkan harus digunakan demi investasi di sektor riil dan proyek pembangunan infrastruktur yang memerlukan banyak dana. Dengan begitu, pengampunan pajak akan dirasa lebih adil karena redistribusi penerimaan dapat langsung dirasakan manfaatnya
dengan prioitas investasi langsung di sektor riil dan proyek pembangunan infrastruktur
210
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
oleh masyarakat secara luas, seperti membuka lapangan kerja, pengurangan tingkat kemiskinan, dan penyempitan jurang ketimpangan.
PKS Perubahan Substansi:
Jangka waktu harus lebih panjang: 10 tahun
Konkordan DIM 93
Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling singkat 10 (sepuluh) tahun sejak diinvestasikan dalam bentuk Surat Berharga Negara Republik Indonesia khusus, obligasi infrastruktur Badan Usaha Milik Negara dan instrumen investasi dari Lembaga Keuangan Khusus (LKK) yang terkait pembangunan Infrastruktur yang ditunjuk oleh Menteri
PPP
NASDEM
HANURA Jangka waktu investasi paling singkat 5 (tahun) mengingat investasi langsung mempunyai karakteristik investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan dan pertimbangan payback period.
Investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jangka waktu paling singkat 5 (lima) tahun sejak diinvestasikan dalam bentuk surat berharga Negara Republik Indonesia, obligasi Badan Usaha Milik Negara, atau investasi keuangan pada bank yang ditunjuk oleh Menteri.
201. (4) Dalam hal Wajib Pajak menghendaki bentuk investasi lain, Wajib Pajak dapat mengalihkan investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pada tahun kedua dan/atau tahun ketiga dalam bentuk:
PDIP Tetap (4) Dalam hal Wajib Pajak menghendaki bentuk investasi lain, Wajib Pajak dapat mengalihkan investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pada tahun kedua dan/atau tahun ketiga dalam bentuk:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI
211
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
investasi lain dapat dilakukan setelah dana repatriasi tersebut minimal diinvestasikan selama 3 tahun dalam bentuk investasi langsung maupun proyek pembangunan infrastruktur
Dalam hal Wajib Pajak menghendaki bentuk investasi lain, Wajib Pajak dapat mengalihkan sebagian investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pada tahun keempat dan/atau kelima
Jika ada bentuk investasi lain, lebih baik pilihan atau opsi bentuk invetasi pada ayat 3 di atas sebaiknya ditambahkan saja. hal itu diperlukan agar investasi dari dana pengampunan pajak tersebut tidak perlu menunggu tahun kedua atau tahun ketiga, sehingga mempercepat transmisi penyaluran investasi tersebut, khususnya pada proyek infrastruktur dan investasi di sektor riil.
PKS Perubahan Substansi:
Konkordan DIM 200
Dalam hal Wajib Pajak menghendaki bentuk investasi lain, Wajib Pajak dapat mengalihkan investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pada tahun kelima dan/atau tahun keenam dalam bentuk:
PPP
NASDEM
HANURA Kata tahun ketiga diganti dengan tahun” berikutnya” dalam bentuk:
Dalam hal Wajib Pajak menghendaki bentuk investasi lain, Wajib Pajak dapat mengalihkan investasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pada tahun kedua dan/atau tahun berikutnya dalam bentuk:
202. a. obligasi perusahaan swasta yang perdagangannya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan;
PDIP Tetap a. obligasi perusahaan swasta yang perdagangannya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI Obligasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dalam rangka memperkuat struktur modal BUMN, maka dana repatriasi dapat menjadi alternatif bagi penguatan modal BUMN
Obligasi BUMN
PKS Hapus
PPP
212
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM
HANURA Tetap
203. b. investasi infrastruktur melalui kerja sama pemerintah dengan badan usaha;
PDIP Tetap b. investasi infrastruktur melalui kerja sama pemerintah dengan badan usaha;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI Obligasi Perusahaan Swasta
obligasi perusahaan swasta yang perdagangannya diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
DIkarenakan investasi infrastruktur menjadi prioritas seperti pada usulan perubahan Pasal 13 ayat 3, maka dapat dirubah menjadi instrumen lain dalam hal ini obligasi swasta
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
204. c. investasi sektor riil berdasarkan prioritas yang ditentukan oleh Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan; dan/atau
PDIP Tetap c. investasi sektor riil berdasarkan prioritas yang ditentukan oleh Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan; dan/atau
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI Surat Utang Negara (SUN) seri khusus dana repatriasi program pengampunan pajak
Dikarenakan investasi sektor riil menjadi prioritas seperti pada usulan perubahan Pasal 13 ayat 3, maka dapat dirubah menjadi instrumen lain dalam hal ini SUN khusus bagi program pengampunan Pajak dengan kupon tidak boleh melebihi dari tarif tebusan
Surat Utang Negara (SUN) khusus dana repatriasi program pengampunan pajak
PKS Tetap
213
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
205. d. investasi di sektor properti. PDIP Tetap d. investasi di sektor properti.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Untuk memberikan kemanfaatan dari program pengampunan pajak terhadap perekonomian nasional, maka pilihan investasi dari harta WP yang dialhkan ke dalam wilyah NKRI hendaknya tidak dibatasi pada sektor property saja, namun diberi kesempatan kepada seluruh sektor perekonomian, khususnya sektor-sektor yang mempunyai daya serap tinggi terhadap angkatan kerja.
PAN Tetap
PKB DIHAPUS DIHAPUS Urgensi investasi di sektor properti harus dipertanyakan. investasi di sektor ini tidak memiliki dampak atau efek multiplier bagi struktur perekonomian secara umum dan sarat akan spekulasi. sebaiknya pasal ini dihapus.
PKS Hapus
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
205d USULAN BARU PKS Penambahan Substansi:
Pembatalan Amnesti Pajak jika tidak dilakukan pemindahan dana sebagaimana telah dijanjikan
Wajib Pajak yang tidak menginvestasikan harta
sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dan
(2), Surat Keputusan Amnesti Pajak-nya
dinyatakan dibatalkan.
206. Penjelasan Pasal 13 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 13
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
214
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan Redaksional Penjelasan
Pasal 13 menjadi pasal 8 Pasal 8
Cukup Jelas
HANURA Tetap
206a. USULAN BARU PAN Pasal 13A Menteri dapat menerbitkan surat klarifikasi terhadap Wajib Pajak dalam hal Wajib Pajak yang menyatakan kesanggupan untuk mengalihkan dan menginvestasikan Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf e: a. tidak mengalihkan Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2); dan/atau b. tidak melaksanakan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2). Penjelasan Pasal 13A Cukup Jelas
215
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
207. BAB VI FASILITAS PENGAMPUNAN PAJAK
PDIP PENGAMPUNAN menjadi PERNYATAAN
Fasilitas pengampunan pajak adalah berupa penghapusan seluruh jenis pajak pusat. Namun demikian, tidak dilakukan penghapusan pajak daerah. Berdasarkan hal tersebut,maka atas seluruh Harta Tidak Bergerak yang selama ini belum dilaporkan berpotensi akan munculnya kewajiban PBB P2 (Pedesaan dan Perkotaan) ataupun pajak daerah lainnya
BAB VI
FASILITAS PERNYATAAN PAJAK
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA BAB VI
FASILITAS DEKLARASI PAJAK SECARA SUKARELA
PD
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
BAB VI
FASILITAS AMNESTI PAJAK
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
208. Pasal 14 (1) Wajib Pajak yang telah
memperoleh Surat Keputusan Pengampunan Pajak, berlaku fasilitas Pengampunan Pajak berupa:
PDIP Keputusan Pengampunan diganti menjadi
Keterangan Pernyataan
Pasal 14
(1) Wajib Pajak yang telah memperoleh
Surat Keterangan Pernyataan Pajak,
berlaku fasilitas Pernyataan Pajak
berupa:
PG Tetap Tetap Tetap
216
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA PASAL 14 (1) Wajib Pajak yang telah memperoleh Surat Keputusan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela, berlaku fasilitas Pengampunan Pajak berupa :
PD Tetap
PAN Pasal 14
(1) Wajib Pajak yang telah memperoleh Surat Keterangan Pengampunan Pajak, berlaku fasilitas Pengampunan Pajak berupa:
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Penambahan Substansi
Penambahan ….” yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan”
Pasal 14
(1) Wajib Pajak yang telah memperoleh Surat Keputusan Amnesti Pajak, yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan, berlaku fasilitas Amnesti Pajak berupa:
PPP Tetap
NASDEM Penyempurnaan Redaksional Pasal 14 menjadi pasal 9 Penghapusan kata pajak yang kedua
Pasal 9
(1) Wajib Pajak yang telah memperoleh Surat Keputusan Pengampunan Pajak, berlaku fasilitas Pengampunan berupa:
Penghapusan kata pajak ini lebih kepada adanya repeating dalam satu kalimat.
HANURA Tetap
208a. USULAN BARU NASDEM Penambahan Substansi (tambahan DIM) Tambahan huruf a. Sehingga yang semula huruf a menjadi b, dst Merujuk/menyesuaikan pasal 2 ayat (2)
a. penghapusan terhadap 60% sisa tunggakan pajak yang belum dilunasi oleh Wajib Pajak yang memiliki tunggakan pajak sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
Fasilitas ini diberikan dalam rangka memberi kesempatan yang lebih besar bagi WP yang mempunyai tunggakan pajak untuk dapat memperoleh pengampunan pajak, sehingga asas keadilan menjadi diperluas artinya pengampunan tidak hanya diberikan kepada WP yang belum pernah ada penetapaan ketetapan pajak tetapi juga
217
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
kepada WP yang telah mendapatkan penetapapan ketetapan pajak namun masih belum dapat melunasinya. Selain itu DJP bisa lebih fokus mengawasi kewajiban perpajakan WP mulai tahun 2016, tanpa terbebani masalah pencairan tunggakan pajak.
209. a. Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di bidang perpajakan, untuk kewajiban perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
PDIP Tetap a. Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di bidang perpajakan, untuk kewajiban perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN a. Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di bidang perpajakan, untuk kewajiban perpajakan sampai dengan akhir Tahun Pajak Terakhir.
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM Perubahan substansi b. Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di bidang perpajakan dan bidang lain yang berkaitan dengan transaksi keuangan, untuk kewajiban perpajakan sampai dengan tanggal 31
Butuh ketegasan dan kejelasan secara hukum terhadap wajib pajak , siapapun itu. Sehingga penghapusan sanksi tidak hanya diberlakukan pada pidana di bidang perpajakan saja.
Penambahan redaksional
Huruf a menjadi b
218
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
HANURA Penambahan kalimat setelah 31 Desember 2015 “ dikenakan uang tebusan sebagaimana dimaksud dalam Pasl 3 undang-undang ini.
Penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan ketetapan pajak, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan, dan tidak dikenai sanksi pidana di bidang perpajakan, untuk kewajiban perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015, dikenakan uang tebusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 undang-undang ini.
209a USULAN BARU HANURA Huruf b diganti menjadi “Penghapusan pajak terutang yang telah diterbitkan ketetapan pajaknya dikenai sanksi administrasi perpajakan, untuk kewajiban perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
Usulan Penambahan ayat (1) huruf b
b. Penghapusan pajak terutang yang
telah diterbitkan ketetapan pajaknya,
dikenai sanksi administrasi perpajakan,
untuk kewajiban perpajakan sampai
dengan tanggal 31 Desember 2015
atausampai dengan tanggal akhir tahun
buku yang berakhir sebelum tanggal 31
Desember 2015, dikenakan uang
tebusan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 undang-undang ini.
210. b. Penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan berdasarkan Surat Tagihan Pajak yang didalamnya tidak terdapat pokok pajak yang terutang, untuk kewajiban perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
PDIP Tetap b. Penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan berdasarkan Surat Tagihan Pajak yang didalamnya tidak terdapat pokok pajak yang terutang, untuk kewajiban perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
PG Tetap Tetap Tetap
219
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN b. Penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan berdasarkan Surat Tagihan Pajak yang didalamnya tidak terdapat pokok pajak yang terutang, untuk kewajiban perpajakan sampai dengan akhir Tahun Pajak Terakhir.
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyempurnaan redaksional c. Penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan berdasarkan Surat Tagihan Pajak yang didalamnya tidak terdapat pokok pajak yang terutang, untuk kewajiban perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
Huruf b menjadi c
HANURA Menjadi huruf c c. Penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan berdasarkan Surat Tagihan Pajak yang didalamnya tidak terdapat pokok pajak yang terutang, untuk kewajiban perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015, dikenakan uang tebusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 undang-undang ini.
220
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
211. c. Tidak dilakukn pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, atas kewajiban perpajakan dalam masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
PDIP Tetap c. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, atas kewajiban perpajakan dalam masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
PG Mengenai waktu tidak dilakukannya pemeriksaan pajak, dan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan setelah adanya Surat Keputusan Pengampunan Pajak.
c. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, setelah keluarnya Surat Keputusan Pengampunan Pajak
GERINDRA Tetap
PD
Tetap
PAN c. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, atas kewajiban perpajakan dalam masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak, sampai dengan akhir Tahun Pajak Terakhir.
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Tetap
NASDEM Perubahan substansi, Penambahan redaksional
d. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan dan bidang lain yang berkaitan dengan transaksi keuangan, atas kewajiban perpajakan dalam masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan
221
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
HANURA Menjadi huruf d d. Tidak dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, atas kewajiban perpajakan dalam masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015.
212. d. Penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, dalam hal Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan atas kewajiban perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015, yang sebelumnya telah ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3).
PDIP Tetap d. Penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, dalam hal Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan atas kewajiban perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015, yang sebelumnya telah ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3).
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
222
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN d. Penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, dalam hal Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan atas kewajiban perpajakan sampai dengan akhir Tahun Pajak Terakhir, yang sebelumnya telah ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3).
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan substansi, e. Penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan dan bidang lain yang berkaitan dengan transaksi keuangan, dalam hal Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan atas kewajiban perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015, yang sebelumnya telah ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3).
Penyempurnaan Redaksional
(Pasal 10 diubah menjadi pasal 5)
Huruf d menjadi e
HANURA Menjadi huruf e e. Penghentian pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan, dalam hal Wajib Pajak sedang dilakukan pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, dan penyidikan Tindak
223
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Pidana di Bidang Perpajakan atas kewajiban perpajakan sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015, yang sebelumnya telah ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3).
213. (2) Penghentian penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dilakukan oleh kepala unit yang melaksanakan tugas dan fungsi penyidikan di Direktorat Jenderal Pajak.
PDIP Tetap (2) Penghentian penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dilakukan oleh kepala unit yang melaksanakan tugas dan fungsi penyidikan di Direktorat Jenderal Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
214. Penjelasan Pasal 14 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 14
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
224
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM Penyempurnaan Redaksional (Pasal 14 diubah menjadi pasal 9)
Penjelasan Pasal 9 Cukup Jelas
HANURA Tetap
215. Pasal 15 Data dan informasi yang terdapat dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyelidikan, penyidikan dan/atau penuntutan pidana terhadap Wajib Pajak.
PDIP Data dan informasi yang diperoleh otoritas pajak tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyidikan dan/atau penuntutan pidana. Hal tersebut berpotensi melemahkan penegakan hukum dan upaya pemberantasan korupsi, maka perlu dikoordinasikan dengan institusi penegak hukum‐jika perlu ada MoU mendahului implementasi TA‐ agar wajib pajak yang ikut TA pun mendapat jaminan dan penegak hukum memiliki pemahaman yang sama.
Belum adanya mandat membangun administrasi pasca pengampunan yang menjamin pengawasan dan penegakan hukum di masa mendatang. Hal ini tentunya juga akan menjadi sebuah preseden buruk bagi upaya penegakan hukum, khususnya dalam hal pemberantasan korupsi.
Perlu diperjelas apa relevansinya...
Permohonan Pengampunan diganti menjadi Pernyataan
Pasal 15
Data dan informasi yang terdapat dalam Surat Pernyataan Pajak tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyelidikan, penyidikan dan/atau penuntutan pidana terhadap Wajib Pajak.
PG Harus ada penegasan bahwa semua data yang disampaikan Wajib Pajak tidak dijadikan sebagai dasar penyidikan tindak pidana
Pasal 15
Semua data yang disampaikan di dalam Formulir Pernyataan Pengampunan oleh Wajib Pajak tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyidikan Tindak Pidana Lainnya
Tujuannya agar memberi keyakinan kepada Wajib Pajak bahwa data mereka aman apabila mengikuti Pengampunan Pajak.
225
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA Pasal 15 Data dan informasi yang terdapat dalam Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyelidikan, penyidikan dan/atau penuntutan pidana terhadap Wajib Pajak.
PD
Perlu ada ketegasan bahwa semua data yang
disampaikan WP tidak dijadikan sebagai dasar
penyidikan tindak pidana
PAN Pasal 15 Data dan informasi yang terdapat dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyelidikan, penyidikan dan/atau penuntutan tindak pidana terhadap Wajib Pajak.
PKB PENAMBAHAN SUBSTANSI oleh lembaga atau instansi lain. usulan lainnya: adalah penuntutan pidana yang dimaksud harus diperjelas pidana apa. jika memungkinkan hanya pidana pajak
Data dan informasi yang terdapat dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyelidikan, penyidikan dan/atau penuntutan pidana pajak terhadap Wajib Pajak oleh lembaga atau instansi lain di luar Dirjen Pajak
Untuk memberikan kepastian agar data dan informasi para WP pemohon pengampunan pajak tersebut aman maka DJP harus menggaransi kerahasiaan data tersebut. Namun demikian, hal itu berpotensi melemahkan penegakan hukum dan upaya pemberantasan korupsi. Perlu koordinasi antar institusi penegak hukum, bisa berupa kesepakatan atau MoU, agar WP pemohon pengampunan pajak mendapat jaminan dan penegak hukum yang lain memiliki pemahaman yang sama seperti Kejaksaan Agung, Polisi, maupun KPK.
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Pasal 15
226
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Perubahan Substansi:
Pidana terkait perpajakan tidak termasuk seluruh pidana
Data dan informasi yang terdapat dalam Surat Permohonan Amnesti Pajak tidak
dapat dijadikan sebagai dasar penyelidikan, penyidikan dan/atau penuntutan pidana bidang perpajakan terhadap Wajib Pajak
PPP
NASDEM Penyempurnaan Redaksional Pasal 10 Data dan informasi yang terdapat dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyelidikan, penyidikan dan/atau penuntutan pidana terhadap Wajib Pajak.
(Pasal 15 diubah menjadi pasal 10)
HANURA Tetap
216. Penjelasan Pasal 15 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 15
Cukup Jelas
PG Disesuaikan dengan perubahan Pasal (15) Disesuaikan dengan perubahan Pasal (15)
GERINDRA
PD Tetap
PAN Penjelasan Pasal 15 Tindak pidana yang diatur dalam Pasal ini meliputi Tindak Pidana di Bidang Perpajakan dan tindak pidana lainnya.
PKB Tetap
PKS Perubahan Substansi: Penjelasan
Pasal 15
227
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Perlu penegasan pengecualian untuk ultra ordinary crime: seperti korupsi, pencucian uang, narkoba dll.
Cukup Jelas
pidana di luar perpajakan berlaku ketentuan perundang-undangan diluar ketentuan ini.
PPP
NASDEM Perubahan subtansi Penjelasan
Ada penjelasa untuk pasal ini Pasal 10
Pidana yang dimaksud dalam pasal ini adalah Pidana di Bidang Perpajakan dan bidang lain yang berkaitan dengan transaksi keuangan.
HANURA Tetap
217. Pasal 16 (1) Bagi Wajib Pajak yang diwajibkan
menyelenggarakan pembukuan menurut ketentuan Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan harus membukukan selisih antara nilai Harta bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) yang disampaikan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak dikurangi dengan nilai Harta bersih yang telah dilaporkan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a, sebagai tambahan atas saldo laba ditahan dalam neraca
PDIP Tetap Pasal 16
(1) Bagi Wajib Pajak yang diwajibkan menyelenggarakan pembukuan menurut ketentuan Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan harus membukukan selisih antara nilai Harta bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) yang disampaikan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak dikurangi dengan nilai Harta bersih yang telah dilaporkan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a, sebagai tambahan atas saldo laba ditahan dalam neraca
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 16 (1) Bagi Wajib Pajak yang diwajibkan
menyelenggarakan pembukuan menurut ketentuan Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan harus membukukan selisih
228
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
antara nilai Harta bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) yang disampaikan dalam Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela dikurangi dengan nilai Harta bersih yang telah dilaporkan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a, sebagai tambahan atas saldo laba ditahan dalam neraca.
PD Tetap
PAN Pasal 16
(1) Bagi Wajib Pajak yang diwajibkan menyelenggarakan pembukuan menurut ketentuan Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan harus membukukan selisih antara nilai Harta bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) yang disampaikan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak dikurangi dengan nilai Harta bersih yang telah dilaporkan oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Terakhir sebagai tambahan atas saldo laba ditahan dalam neraca
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
Penambahan Substansi:
Harus disesuaikan dengan Standar Akuntansi yang berlaku
PPP
229
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM Hapus Pasal 16 ini masuk dalam kategori teknis. Jadi diatur dalam PMK saja
HANURA Tetap
218. Penjelasan Pasal 16 Ayat (1) Ketentuan ini dimaksudkan agar pencatatan dalam neraca komersial sejalan dengan kebijakan Pengampunan Pajak.
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 16
Ayat (1)
Ketentuan ini dimaksudkan agar
pencatatan dalam neraca komersial
sejalan dengan kebijakan
Pengampunan Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Hapus Pasal 16 ini masuk dalam kategori teknis. Jadi diatur dalam PMK saja
HANURA Tetap
219. (2) Atas Harta tambahan berupa aktiva tidak berwujud yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak tidak diperkenankan dilakukan amortisasi untuk tujuan perpajakan
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
(2) Atas Harta tambahan berupa aktiva tidak berwujud yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan Pajak tidak diperkenankan dilakukan amortisasi untuk tujuan perpajakan
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (2) Atas Harta tambahan berupa aktiva tidak berwujud yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela tidak diperkenankan dilakukan amortisasi untuk tujuan perpajakan.
230
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Tetap
PAN (2) Atas Harta tambahan berupa aktiva tidak berwujud yang diungkapkan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak tidak diperkenankan dilakukan amortisasi untuk tujuan perpajakan
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Hapus Pasal 16 ini masuk dalam kategori teknis. Jadi diatur dalam PMK saja
HANURA Tetap
220. Penjelasan Pasal 16 Ayat (2) Cukup Jelas
PDIP Pengertian Amortisasi adalah pengurangan nilai aktiva tidak berwujud, seperti merek dagang, hak cipta, dan lain-lain, secara bertahap dalam jangka waktu tertentu pada setiap periode akuntansi. Pengurangan ini dilakukan dengan mendebit akun beban amortisasi terhadap akun aktiva.
Penjelasan
Pasal 16
Ayat (2)
Pengertian Amortisasi adalah pengurangan nilai aktiva tidak berwujud, seperti merek dagang, hak cipta, dan lain-lain, secara bertahap dalam jangka waktu tertentu pada setiap periode akuntansi. Pengurangan ini dilakukan dengan mendebit akun beban amortisasi terhadap akun aktiva
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Hapus Pasal 16 ini masuk dalam kategori teknis. Jadi diatur dalam PMK saja
HANURA Tetap
231
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
221. (3) Atas Harta tambahan berupa aktiva berwujud yang dapat disusutkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan, berlaku ketentuan sebagai berikut:
PDIP Tetap (3) Atas Harta tambahan berupa aktiva berwujud yang dapat disusutkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan, berlaku ketentuan sebagai berikut:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Perubahan Substansi:
Diberlakukan sama seperti aktiva tidak berwujud
Atas Harta tambahan berupa aktiva berwujud yang diungkapkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak tidak diperkenankan dilakukan amortisasi untuk tujuan perpajakan.
PPP
NASDEM Hapus Pasal 16 ini masuk dalam kategori teknis. Jadi diatur dalam PMK saja
HANURA Tetap
222. a. penghitungan penyusutan untuk tujuan perpajakan dimulai sejak 1 Januari 2016;
PDIP Tetap a. penghitungan penyusutan untuk tujuan perpajakan dimulai sejak 1 Januari 2016;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN
Tetap
PKB PERUBAHAN SUBSTANSI penghitungan penyusutan untuk tujuan perpajakan dimulai sejak Undang-Undang ini berlaku
sejak UU ini berlaku
PKS Hapus
PPP
232
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM Hapus Pasal 16 ini masuk dalam kategori teknis. Jadi diatur dalam PMK saja
HANURA
Tetap
223. b. penyusutan diatur berdasarkan masa manfaat dan tarif sesuai dengan penggolongan aktiva sebagaimana diatur dalam Undang-Undang mengenai Pajak Penghasilan; dan
PDIP Tetap b. penyusutan diatur berdasarkan masa manfaat dan tarif sesuai dengan penggolongan aktiva sebagaimana diatur dalam Undang-Undang mengenai Pajak Penghasilan; dan
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Hapus
PPP
NASDEM Hapus Pasal 16 ini masuk dalam kategori teknis. Jadi diatur dalam PMK saja
HANURA Tetap
224. c. pembebanan penyusutan untuk tujuan perpajakan hanya dapat dilakukan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari tarif yang diatur dalam Undang-Undang mengenai Pajak Penghasilan.
PDIP Tetap c. pembebanan penyusutan untuk tujuan perpajakan hanya dapat dilakukan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari tarif yang diatur dalam Undang-Undang mengenai Pajak Penghasilan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Hapus
PPP
NASDEM Hapus Pasal 16 ini masuk dalam kategori teknis. Jadi diatur dalam PMK saja
233
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
HANURA Tetap
225. Penjelasan Pasal 16 Ayat (3) Ketentuan ini mengatur cara penghitungan penyusutan atas Harta tambahan berupa aktiva berwujud. Contoh: Wajib Pajak mengungkapkan Harta tambahan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak berupa bangunan permanen dengan nilai Rp1.000.000.000,00. Masa manfaat dari bangunan permanen tersebut adalah 20 (dua puluh) tahun dengan tarif penyusutan sebesar 5% (lima persen) per tahun berdasarkan Undang-Undang mengenai Pajak Penghasilan. Penghitungan dan pembebanan untuk tujuan perpajakan adalah sebagai berikut:
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi
Pernyataan
Penjelasan
Pasal 16
Ayat (3)
Ketentuan ini mengatur cara penghitungan
penyusutan atas Harta tambahan berupa aktiva
berwujud.
Contoh:
Wajib Pajak mengungkapkan Harta tambahan
dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak
berupa bangunan permanen dengan nilai
Rp1.000.000.000,00.
Masa manfaat dari bangunan permanen
tersebut adalah 20 (dua puluh) tahun dengan
tarif penyusutan sebesar 5% (lima persen) per
tahun berdasarkan Undang-Undang mengenai
Pajak Penghasilan.
Penghitungan dan pembebanan untuk tujuan
perpajakan adalah sebagai berikut:
234
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Tahu
n
T
a
r
i
f
Penyusu
tan
Pembeban
an Untuk
Tujuan
Perpajaka
n
Tahu
n 1
s/d
Tahu
n 20
5
%
Rp50.00
0.000,00
25% x
Rp50.000.
000,00
=
Rp12.500.
000,00
Tahu
n
Ta
rif
Penyusutan Pembebanan
Untuk Tujuan
Perpajakan
Tahu
n 1
s/d
Tahu
n 20
5
%
Rp50.000.0
00,00
25% x
Rp50.000.000,00
=
Rp12.500.000,00
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Penjelasan Pasal 16 Ayat (3) Ketentuan ini mengatur cara penghitungan penyusutan atas Harta tambahan berupa aktiva berwujud. Contoh: Wajib Pajak mengungkapkan Harta tambahan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak berupa bangunan permanen dengan nilai Rp1.000.000.000,00. Masa manfaat dari bangunan permanen tersebut adalah 20 (dua puluh) tahun dengan tarif penyusutan sebesar 5% (lima persen) per tahun berdasarkan Undang-Undang mengenai Pajak Penghasilan. Penghitungan dan pembebanan untuk tujuan perpajakan adalah sebagai berikut:
235
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Tahun Tarif Penyusutan Pembebanan Untuk Tujuan Perpajakan Tahun 1 s/d Tahun 20 5% Rp50.000.000,00 25% x Rp50.000.000,00 = Rp12.500.000,00
PKB Tetap
PKS Hapus
PPP
NASDEM Hapus Pasal 16 ini masuk dalam kategori teknis. Jadi diatur dalam PMK saja
HANURA Tetap
226. Pasal 17 (1) Bagi Wajib Pajak yang telah
membayar Uang Tebusan Pengampunan Pajak atas:
PDIP Tetap Pasal 17
(1) Bagi Wajib Pajak yang telah membayar Uang Tebusan Pengampunan Pajak atas:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 17 (1) Bagi Wajib Pajak yang telah membayar
Pajak Khusus atas:
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Penyempurnaan Redaksional Pasal 11
(1) Bagi Wajib Pajak yang telah membayar Uang Tebusan Pengampunan Pajak atas:
(Pasal 17 diubah menjadi pasal 11)
HANURA Tetap
236
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
227. a. Harta tidak bergerak berupa tanah dan/atau bangunan;
PDIP Tetap a. Harta tidak bergerak berupa tanah dan/atau bangunan;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
228. b. Harta berupa saham, PDIP Tetap b. Harta berupa saham,
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap Digabung dengan DIM 229
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Digabung dengan DIM 229
NASDEM
HANURA Tetap
229. yang belum dibaliknamakan atas nama Wajib Pajak, harus melakukan pengalihan hak menjadi atas nama Wajib Pajak.
PDIP Tetap yang belum dibaliknamakan atas nama Wajib Pajak, harus melakukan pengalihan hak menjadi atas nama Wajib Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap Digabung dengan DIM 228
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
237
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP
Digabung dengan DIM 228
NASDEM Tetap
HANURA Tetap
230. Penjelasan Pasal 17 Ayat (1) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyempurnaan Redaksional Penjelasan
(Pasal 17 diubah menjadi pasal 11) Pasal 11
Ayat (1)
Cukup Jelas
HANURA Tetap
231. (2) Atas pengalihan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebaskan dari pengenaan Pajak Penghasilan, apabila:
PDIP Tetap (2) Atas pengalihan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebaskan dari pengenaan Pajak Penghasilan, apabila:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
238
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKS Perubahan Substansi:
Terkait pengalihan hak disesuaikan dengan UU berlaku
Atas pengalihan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan sebagaimana ketentuan pajak yang berlaku
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
232. a. permohonan pengalihan hak; atau PDIP Tetap a. permohonan pengalihan hak; atau
PG Tetap
Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Hapus
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
233. b. penandatanganan surat pernyataan oleh dua belah pihak di hadapan notaris yang menyatakan bahwa Harta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah benar milik Wajib Pajak yang mengajukan permohonan Pengampunan Pajak, dalam hal Harta tersebut belum dapat diajukan permohonan pengalihan hak;
PDIP Tetap b. penandatanganan surat pernyataan oleh dua belah pihak di hadapan notaris yang menyatakan bahwa Harta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah benar milik Wajib Pajak yang mengajukan permohonan Pengampunan Pajak, dalam hal Harta tersebut belum dapat diajukan permohonan pengalihan hak;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA b. penandatanganan surat pernyataan oleh dua belah pihak di hadapan notaris yang menyatakan bahwa Harta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah benar milik Wajib Pajak yang mengajukan
Digabung dengan DIM 234
239
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela, dalam hal Harta tersebut belum dapat diajukan permohonan pengalihan hak; dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 1 (satu) tahun sejak mengajukan permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela.
PD Tetap
PAN b. penandatanganan surat pernyataan oleh dua belah pihak di hadapan notaris yang menyatakan bahwa Harta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah benar milik Wajib Pajak yang mengajukan Pernyataan Pengampunan Pajak, dalam hal Harta tersebut belum dapat diajukan permohonan pengalihan hak;
PKB Tetap
PKS Hapus
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
234. dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 1 (satu) tahun sejak mengajukan permohonan Pengampunan Pajak.
PDIP Tetap dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 1 (satu) tahun sejak mengajukan permohonan Pengampunan Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
Digabung dengan DIM 233
PD Tetap
PAN dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 1 (satu) tahun sejak mengajukan Pernyataan Pengampunan Pajak.
PKB Tetap
PKS Hapus
PPP
NASDEM
240
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
HANURA Tetap
235. Penjelasan Pasal 17 Ayat (2) Yang dimaksud dengan “Harta tersebut belum dapat diajukan permohonan pengalihan hak” adalah keadaan dimana Harta yang berupa tanah dan/atau bangunan belum diterbitkan sertifikat hak kepemilikan atas tanah seperti: Sertipikat Hak Milik, Sertipikat Hak Guna Bangunan, dan sejenisnya. Permohonan pengalihan hak atau surat pernyataan yang ditandatangani oleh dua belah pihak di hadapan notaris yang menyatakan bahwa Harta sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah benar milik Wajib Pajak yang mengajukan permohonan Pengampunan Pajak dapat dijadikan sebagai dasar pengurangan Harta bagi Wajib Pajak yang mengalihkan Harta, dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan berikutnya.
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 17
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “Harta
tersebut belum dapat diajukan
permohonan pengalihan hak” adalah
keadaan dimana Harta yang berupa
tanah dan/atau bangunan belum
diterbitkan sertifikat hak kepemilikan
atas tanah seperti: Sertipikat Hak
Milik, Sertipikat Hak Guna
Bangunan, dan sejenisnya.
Permohonan pengalihan hak atau surat pernyataan yang ditandatangani oleh dua belah pihak di hadapan notaris yang menyatakan bahwa Harta sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah benar milik Wajib Pajak yang mengajukan permohonan Pengampunan Pajak dapat dijadikan sebagai dasar pengurangan Harta bagi Wajib Pajak yang mengalihkan Harta, dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan berikutnya.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
241
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN Penjelasan Pasal 17 Ayat (2) Yang dimaksud dengan “Harta tersebut belum dapat diajukan permohonan pengalihan hak” adalah keadaan dimana Harta yang berupa tanah dan/atau bangunan belum diterbitkan sertifikat hak kepemilikan atas tanah seperti: Sertipikat Hak Milik, Sertipikat Hak Guna Bangunan, dan sejenisnya.Permohonan pengalihan hak atau surat pernyataan yang ditandatangani oleh dua belah pihak di hadapan notaris yang menyatakan bahwa Harta sebagaimana dimaksud pada ayat ini adalah benar milik Wajib Pajak yang mengajukan pernyataan Pengampunan Pajak dapat dijadikan sebagai dasar pengurangan Harta bagi Wajib Pajak yang mengalihkan Harta, dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan berikutnya.
PKB Tetap
PKS Hapus
PPP Tetap
NASDEM Penyempurnaan Redaksional (Pasal 17 diubah menjadi pasal 11)
Penjelasan Pasal 11 Ayat (2) Yang dimaksud dengan ...............dst
HANURA Tetap
236. BAB VII
PERLAKUAN ATAS KOMPENSASI KERUGIAN, PEMBETULAN SURAT
PEMBERITAHUAN, DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN
PEMBAYARAN PAJAK
PDIP Tetap BAB VII PERLAKUAN ATAS KOMPENSASI KERUGIAN, PEMBETULAN SURAT PEMBERITAHUAN, DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
PG Tetap Tetap Tetap
242
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
237. Pasal 18 Wajib Pajak yang menyampaikan Surat Permohonan Pengampunan Pajak, tidak berhak:
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi Pernyataan
Pasal 18 Wajib Pajak yang menyampaikan Surat Pernyataan Pajak, tidak berhak:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 18 Wajib Pajak yang menyampaikan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela tidak berhak :
PD Tetap
PAN Pasal 18 Wajib Pajak yang menyampaikan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak, tidak berhak:
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional:
Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Penyempurnaan Redaksional (Pasal 18 diubah menjadi pasal 12)
Pasal 12 Wajib Pajak yang menyampaikan Surat Permohonan Pengampunan Pajak, tidak berhak:
HANURA Tetap
243
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
238. a. mengkompensasikan kerugian fiskal untuk bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015, ke bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak berikutnya;
PDIP Tetap a. mengkompensasikan kerugian fiskal untuk bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015, ke bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak berikutnya;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN a. mengkompensasikan kerugian fiskal untuk bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, sampai dengan akhir Tahun Pajak Terakhir, ke bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak berikutnya;
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
239. b. mengkompensasikan kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) pada masa pajak, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015, ke masa pajak berikutnya;
PDIP Tetap b. mengkompensasikan kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) pada masa pajak, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015, ke masa pajak berikutnya;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
244
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN b. mengkompensasikan kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) pada masa pajak, sampai dengan akhir Tahun Pajak Terakhir, ke masa pajak berikutnya; dan/atau
PKB Tetap
PKS Hapus Konkordan DIM 137
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
240. c. mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015; dan/atau
PDIP Tetap c. mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 atau sampai dengan tanggal akhir tahun buku yang berakhir sebelum tanggal 31 Desember 2015; dan/atau
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN c. mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, sampai dengan akhir Tahun Pajak Terakhir
PKB Tetap
PKS Tetap
245
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
241. d. melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan untuk bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sebelum tanggal 1 Januari 2015 setelah berlakunya undang-undang ini.
PDIP Tetap d. melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan untuk bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sebelum tanggal 1 Januari 2015 setelah berlakunya undang-undang ini.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN d. melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan untuk Tahun Pajak sampai dengan Tahun Pajak Terakhir, setelah berlakunya undang-undang ini.
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
242. Penjelasan Pasal 18 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan
Pasal 18
Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
246
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM Penyempurnaan Redaksional Penjelasan
(Pasal 18 diubah menjadi pasal 12) Pasal 12
Cukup Jelas
HANURA Tetap
243. BAB VIII
PERLAKUAN ATAS SURAT KEPUTUSAN ATAU PUTUSAN YANG TERBIT SEBELUM ATAU SETELAH
PENGAJUAN SURAT PERMOHONAN PENGAMPUNAN PAJAK
PDIP KEPUTUSAN DAN PERMOHONAN PENGAMPUNAN diganti menjadi KETERANGAN DAN PERNYATAAN
BAB VIII PERLAKUAN ATAS SURAT KETERANGAN ATAU PUTUSAN YANG TERBIT SEBELUM ATAU SETELAH PENGAJUAN SURAT PERNYATAANPAJAK
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA BAB VIII
PERLAKUAN SURAT KEPUTUSAN ATAU PUTUSAN YANG TERBIT SEBELUM ATAU
SESUDAH PRNGAJUAN SURAT PERMOHONAN DEKLARASI PAJAK
SECARA SUKARELA
PD Tetap
PAN BAB VIII
PERLAKUAN ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KEPUTUSAN ATAU
PUTUSAN YANG TERBIT SETELAH ATAU SEBELUM PENGAJUAN SURAT
PERNYATAAN PENGAMPUNAN PAJAK
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA
247
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
244. Pasal 19 (1) Surat Ketetapan Pajak, Surat
Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan/atau Putusan Peninjauan Kembali, untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak sebelum 1 Januari 2016, yang terbit setelah Wajib Pajak mengajukan Surat Permohonan Pengampunan Pajak, tidak dapat dijadikan dasar bagi:
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi Pernyataan
Pasal 19 (1) Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan/atau Putusan Peninjauan Kembali, untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak sebelum 1 Januari 2016, yang terbit setelah Wajib Pajak mengajukan Surat Pernyataan Pajak, tidak dapat dijadikan dasar bagi:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 19 (1) Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan
Pengembalian Pendahluan Kelebihan Pembayaran Pajak, Surat Keputusan pengurangan Pajak, Ketetapan Paajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, surat keputusan keberatan, Putusan banding, Putusan Gugatan, dan/atau Putusan peninjauan kembali, untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak dan tahun pajak sebelum 1 januari 2016 yang terbit setelah wajib pajak mengajukan surat pemohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela tidak dijadikan dasar bagi:
PD Tetap
248
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN Pasal 19 (1) Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan/atau Putusan Peninjauan Kembali, untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak sebelum akhir Tahun Pajak terakhir, yang terbit setelah Wajib Pajak mengajukan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak, tidak dapat dijadikan dasar bagi:
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Penyempurnaan Redaksional (Pasal 19 diubah menjadi pasal 13)
Pasal 13 (1) Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan/atau Putusan Peninjauan Kembali, untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak sebelum 1 Januari 2016, yang terbit setelah Wajib Pajak mengajukan Surat Permohonan Pengampunan Pajak, tidak dapat dijadikan dasar bagi:
HANURA Tetap
249
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
245. a. Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan penagihan pajak; dan
PDIP Tetap a. Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan penagihan pajak; dan
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA a. Ditrektorat Jenderal Pajak Untuk melakukan penagihan pajak; dan
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
246. b. Wajib Pajak untuk mengajukan kompensasi atau pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
PDIP Tetap b. Wajib Pajak untuk mengajukan kompensasi atau pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA b. Wajib pajak untuk mengajukan kompensasi atau pengemmbalian kelebihan pembayaran pajak.
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
250
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
247. (2) Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan/atau Putusan Peninjauan Kembali, untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak sebelum 1 Januari 2016, yang terbit sebelum Wajib Pajak mengajukan Surat Permohonan Pengampunan Pajak, tetap dijadikan dasar bagi:
PDIP Tetap (2) Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan/atau Putusan Peninjauan Kembali, untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak sebelum 1 Januari 2016, yang terbit sebelum Wajib Pajak mengajukan Surat Permohonan Pengampunan Pajak, tetap dijadikan dasar bagi:
PG Tetap Tetap Sama dengan DIM 244 (delete?)
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN (2) Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, Putusan Gugatan, dan/atau Putusan Peninjauan Kembali, untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak sebelum akhir Tahun Pajak terakhir, yang terbit sebelum Wajib Pajak mengajukan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak, tetap dijadikan dasar bagi:
PKB Tetap
PKS
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
251
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM
HANURA Tetap
248. a. Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan penagihan pajak; dan
PDIP Tetap a. Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan penagihan pajak; dan
PG Tetap Tetap Sama dengan DIM 245 (delete?)
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
249. b. Wajib Pajak untuk mengajukan kompensasi atau pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
PDIP Tetap b. Wajib Pajak untuk mengajukan kompensasi atau pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
PG Tetap Tetap Sama dengan DIM 246 (delete?)
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP Kata “kompensasi atau” dihilangkan
NASDEM
HANURA Tetap
250. (3) Dalam hal terdapat Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan
PDIP Tetap (3) Dalam hal terdapat Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengurangan
252
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, dan/atau Putusan Peninjauan Kembali, yang terbit sebelum Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengampunan Pajak yang mengakibatkan timbulnya kewajiban pembayaran imbalan bunga bagi Direktorat Jenderal Pajak, maka atas kewajiban tersebut menjadi hapus
Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, dan/atau Putusan Peninjauan Kembali, yang terbit sebelum Wajib Pajak mengajukan permohonan Pengampunan Pajak yang mengakibatkan timbulnya kewajiban pembayaran imbalan bunga bagi Direktorat Jenderal Pajak, maka atas kewajiban tersebut menjadi hapus
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN (3) Dalam hal terdapat Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, dan/atau Putusan Peninjauan Kembali, untuk masa pajak, bagian Tahun Pajak, dan Tahun Pajak sebelum akhir Tahun Pajak terakhir, yang terbit sebelum Wajib Pajak mengajukan pernyataan Pengampunan Pajak yang mengakibatkan timbulnya kewajiban pembayaran imbalan bunga bagi Direktorat Jenderal Pajak, maka atas kewajiban tersebut menjadi hapus
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
253
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
251. Penjelasan Pasal 19 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 19 Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyempurnaan Redaksional Pasal 19 mennjadi pasal 13
Penjelasan Pasal 13 Cukup Jelas
HANURA Tetap
252. BAB IX
PERLAKUAN ATAS HARTA YANG BELUM DILAPORKAN DALAM SURAT
PERMOHONAN PENGAMPUNAN PAJAK ATAU TIDAK DINYATAKAN
DALAM SURAT KEPUTUSAN PENGAMPUNAN PAJAK
PDIP PERMOHONAN PENGAMPUNAN dan KEPUTUSAN PENGAMPUNAN menjadi PERNYATAAN dan KETERANGAN PERNYATAAN
BAB IX PERLAKUAN ATAS HARTA YANG BELUM DILAPORKAN DALAM SURAT PERNYATAAN PAJAK ATAU TIDAK DINYATAKAN DALAM SURAT KETERANGAN PERNYATAAN PAJAK
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA BAB VIII
PERLAKUAN ATAS HARTA YANG BELUM DILAPORKAN DALAM SURAT
PERMOHONAN DEKLARASI PAJAK SECARA SUKARELA ATAU TIDAK
DINYATAKAN DALAM SURAT KEPUTUSAN DEKLARASI PAJAK SECARA SUKARELA
254
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Tetap
PAN BAB IX
PERLAKUAN ATAS HARTA BERSIH YANG TIDAK DILAPORKAN DALAM SURAT
PERNYATAAN PENGAMPUNAN PAJAK ATAU TIDAK DINYATAKAN DALAM SURAT
KETERANGAN PENGAMPUNAN PAJAK
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
253. Pasal 20
(1) Dalam hal Wajib Pajak telah memperoleh Pengampunan Pajak kemudian ditemukan adanya data dan/atau informasi mengenai Harta yang belum atau kurang dilaporkan maka atas Harta yang belum atau kurang dilaporkan tersebut tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17.
PDIP Pengampunan diubah menjadi Pernyataan Pasal 20 (1) Dalam hal Wajib Pajak telah memperoleh
Pernyataan Pajak kemudian ditemukan adanya data dan/atau informasi mengenai Harta yang belum atau kurang dilaporkan maka atas Harta yang belum atau kurang dilaporkan tersebut tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Pasal 20 (1) Dalam hal Wajib Pajak telah memperoleh
persetujuan Deklarasi Pajak Secara Sukarela kemudian ditemukan adanya data dan/atau informasi mengenai Harta yang belum atau kurang dilaporkan maka atas Harta yang belum atau kurang dilaporkan tersebut tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17.
255
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Tetap
PAN Pasal 20 (1) Dalam hal Wajib Pajak telah memperoleh
Pengampunan Pajak kemudian ditemukan adanya data dan/atau informasi mengenai Harta bersih yang belum atau kurang dilaporkan maka atas Harta bersih yang belum atau kurang dilaporkan tersebut tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP Tetap
NASDEM Penyempurnaan Redaksional Pasal 20 mennjadi pasal 14 Pasal 14 mennjadi pasal 9, Pasal 15 mennjadi pasal 10, Pasal 17 mennjadi pasal 11,
Pasal 14 (1) Dalam hal Wajib Pajak telah memperoleh
Pengampunan Pajak kemudian ditemukan adanya data dan/atau informasi mengenai Harta yang belum atau kurang dilaporkan maka atas Harta yang belum atau kurang dilaporkan tersebut tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 11.
HANURA Tetap
254. Penjelasan Pasal 20 Ayat (1) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 20 Ayat (1) Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
256
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN Penjelasan Pasal 20 Ayat (1) Ketentuan ini mengatur antara lain mengenai perlakuan atas Harta bersih yang belum atau kurang dilaporkan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak . Contoh 1: Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Pajak menemukan adanya Harta bersih yang diperoleh tahun 2010 dengan nilai Rp10.000.000.000,00 dan oleh orang pribadi atau badan tersebut belum dilaporkan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak. Harta bersih senilai Rp10.000.000.000,00 tersebut akan diperlakukan sebagai tambahan penghasilan yang diterima atau diperoleh pada tanggal 1 Januari 2016 dan perlakuan perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku. Contoh 2: Pada daftar Harta bersih yang dilaporkan dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak, Wajib Pajak menyatakan memiliki Harta berupa tanah persil A seluas 10 Ha dengan harga perolehan Rp1.000.000.000,00. Pada tahun 2017, diketahui bahwa persil A milik Wajib Pajak tersebut ternyata seluas 20 Ha dengan harga perolehan Rp2.000.000.000,00. Atas kekurangan pelaporan Harta bersih dalam Surat Pernyataan Pengampunan Pajak tersebut sebesar Rp1.000.000.000,00 akan
257
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
diperlakukan sebagai tambahan penghasilan yang diterima atau diperoleh pada tanggal 1 Januari 2016 dan perlakuan perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 20 mennjadi pasal 14
Penjelasan Pasal 14 Ayat (1) Cukup Jelas
HANURA Tetap
255. (2) Dalam hal Wajib Pajak memperoleh Surat Keputusan Pengampunan Pajak yang didalamnya terdapat penyesuaian besaran nilai Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (6) maka atas selisih nilai Harta yang tidak dinyatakan dalam Surat Keputusan pengampunan tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17.
PDIP Keputusan Pengampunan menjadi Keterangan Pernyataan
(2) Dalam Keterangan Pernyataan hal Wajib Pajak memperoleh Surat Keputusan Pengampunan Pajak yang didalamnya terdapat penyesuaian besaran nilai Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (6) maka atas selisih nilai Harta yang tidak dinyatakan dalam Surat Keputusan pengampunan tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (2) Dalam hal Wajib Pajak memperoleh Surat Keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela yang didalamnya terdapat penyesuaian besaran nilai Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (6) maka atas selisih nilai Harta yang tidak dinyatakan dalam Surat Keputusan pengampunan tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17.
258
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Tetap
PAN (2) Dalam hal Wajib Pajak memperoleh Surat Keterangan Pengampunan Pajak yang didalamnya terdapat penyesuaian besaran nilai Harta bersih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (6) maka atas selisih nilai Harta bersih yang tidak dinyatakan dalam surat keterangan pengampunan tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17.
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Penyempurnaan Redaksional Pasal 11 mennjadi pasal 6, Pasal 14 mennjadi pasal 9, Pasal 15 mennjadi pasal 10, Pasal 17 mennjadi pasal 11,
(2) Dalam hal Wajib Pajak memperoleh Surat Keputusan Pengampunan Pajak yang didalamnya terdapat penyesuaian besaran nilai Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6) maka atas selisih nilai Harta yang tidak dinyatakan dalam Surat Keputusan pengampunan tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 10, dan Pasal 11.
HANURA Tetap
259
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
256. Penjelasan Pasal 20 Ayat (2) Ketentuan ini mengatur antara lain mengenai perlakuan atas Harta yang belum atau kurang dilaporkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak. Contoh 1: Pada tahun 2017, Direktorat Jenderal Pajak menemukan adanya Harta yang diperoleh tahun 2010 dengan nilai Rp10.000.000.000,00 dan oleh orang pribadi atau badan tersebut belum dilaporkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak. Harta senilai Rp10.000.000.000,00 tersebut akan diperlakukan sebagai tambahan penghasilan yang diterima atau diperoleh pada tanggal 1 Januari 2016 dan perlakuan perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku. Contoh 2: Pada daftar Harta yang dilaporkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak, Wajib Pajak menyatakan memiliki Harta berupa tanah persil A seluas 10 Ha dengan
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi Pernyataan
Penjelasan
Pasal 20
Ayat (2)
Ketentuan ini mengatur antara lain mengenai
perlakuan atas Harta yang belum atau kurang
dilaporkan dalam Surat Pernyataan Pajak.
Contoh 1:
Pada tahun 2017, Direktorat
Jenderal Pajak menemukan adanya
Harta yang diperoleh tahun 2010
dengan nilai Rp10.000.000.000,00
dan oleh orang pribadi atau badan
tersebut belum dilaporkan dalam
Surat Permohonan Pengampunan
Pajak.
Harta senilai Rp10.000.000.000,00
tersebut akan diperlakukan sebagai
tambahan penghasilan yang
diterima atau diperoleh pada tanggal
1 Januari 2016 dan perlakuan
perpajakannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan
yang berlaku.
Contoh 2:
Pada daftar Harta yang dilaporkan dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak, Wajib Pajak menyatakan memiliki Harta berupa tanah persil A seluas 10 Ha dengan harga perolehan Rp1.000.000.000,00. Pada tahun 2017, diketahui bahwa persil A milik Wajib Pajak tersebut ternyata seluas 20 Ha dengan harga perolehan Rp2.000.000.000,00. Atas
260
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
harga perolehan Rp1.000.000.000,00. Pada tahun 2017, diketahui bahwa persil A milik Wajib Pajak tersebut ternyata seluas 20 Ha dengan harga perolehan Rp2.000.000.000,00. Atas kekurangan pelaporan Harta dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak tersebut sebesar Rp1.000.000.000,00 akan diperlakukan sebagai tambahan penghasilan yang diterima atau diperoleh pada tanggal 1 Januari 2016 dan perlakuan perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku.
kekurangan pelaporan Harta dalam Surat Permohonan Pengampunan Pajak tersebut sebesar Rp1.000.000.000,00 akan diperlakukan sebagai tambahan penghasilan yang diterima atau diperoleh pada tanggal 1 Januari 2016 dan perlakuan perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Penjelasan Pasal 20 Ayat (2) Cukup Jelas
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Penyempurnaan Redaksional Pasal 20 mennjadi pasal 14
Penjelasan Pasal 14 Ayat (2) Ketentuan ini mengatur........ dst
HANURA Tetap
261
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
257. (3) Dalam hal Wajib Pajak memperoleh surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak yang didalamnya terdapat pembetulan besaran nilai Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) maka atas selisih nilai Harta yang tidak dinyatakan dalam surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17.
PDIP Tetap (3) Dalam hal Wajib Pajak memperoleh surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak yang didalamnya terdapat pembetulan besaran nilai Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) maka atas selisih nilai Harta yang tidak dinyatakan dalam surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (3) Dalam hal Wajib Pajak memperoleh surat keputusan pembetulan atas keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela yang didalamnya terdapat pembetulan besaran nilai Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) maka atas selisih nilai Harta yang tidak dinyatakan dalam surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17
PD Tetap
PAN (3) Dalam hal Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tidak menyampaikan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak sampai dengan periode Pengampunan Pajak berakhir dan ditemukan adanya data dan/atau informasi mengenai Harta bersih Wajib Pajak yang diperoleh sebelum 31 Desember 2015 dan belum dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan, maka atas Harta bersih tersebut dianggap sebagai tambahan penghasilan yang diterima
262
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
atau diperoleh Wajib Pajak pada 1 Januari 2016
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP Tetap
NASDEM Tetap Dalam ayat ini, ada bagian yang mengacu pada pasal 21 ayat (2) dimana hal ini tidak lazim dalam sistem penulisan UU karena ini masih pasal 20. Biasanya sebuah pasal akan merefer pada pasal dan ayat sebelumnya, dan bukan pada pasal atau ayat setelahnya.
HANURA Tetap
258. Penjelasan Pasal 20 Ayat (3) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 20 Ayat (3) Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 20 mennjadi pasal 14
Penjelasan Pasal 14 Ayat (3) Cukup Jelas
HANURA Tetap
263
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
259. (4) Atas Harta dan/atau nilai Harta sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), dan (3) dianggap sebagai tambahan penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak pada 1 Januari 2016 dan atas penghasilan tersebut berlaku ketentuan umum di bidang perpajakan.
PDIP Tetap (4) Atas Harta dan/atau nilai Harta sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), dan (3) dianggap sebagai tambahan penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak pada 1 Januari 2016 dan atas penghasilan tersebut berlaku ketentuan umum di bidang perpajakan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN (4) Atas Harta bersih dan/atau nilai Harta bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), dan (3) dianggap sebagai tambahan penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak pada 1 Januari 2016 dan atas penghasilan tersebut berlaku ketentuan umum di bidang perpajakan.
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
260. Penjelasan Pasal 20 Ayat (4) Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 20 Ayat (4) Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
264
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 20 mennjadi pasal 14
Penjelasan Pasal 14 Ayat (4) Cukup Jelas
HANURA Tetap
261. BAB X
SURAT KEPUTUSAN PEMBETULAN ATAS KEPUTUSAN PENGAMPUNAN
PAJAK
PDIP KEPUTUSAN PENGAMPUNAN diubah MENJADI KETERANGAN PERNYATAAN
BAB X
SURAT KETERANGAN PEMBETULAN ATAS KETERANGAN PERNYATAAN PAJAK
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA BAB X
SURAT KEPUTUSAN PEMBETULAN ATAS KEPUTUSAN DEKLARASI PAJAK SECARA
SUKARELA
PD Tetap
PAN BAB X
SURAT PEMBETULAN ATAS SURAT KETERANGAN PENGAMPUNAN PAJAK
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
262. Pasal 21
(1) Menteri dapat menerbitkan surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak dalam hal:
PDIP keputusan Pengampunan menjadi Keterangan Pernyataan
Pasal 21 (1) Menteri dapat menerbitkan surat keputusan
pembetulan atas Keterangan Pernyataan Pajak dalam hal:
PG Tetap Tetap Tetap
265
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA Pasal 21 (1) Menteri dapat menerbitkan surat
keputusan pembetulan atas keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela dalam hal;
PD
PAN Pasal 21 (1) Menteri dapat membetulkan Surat
Keterangan Pengampunan Pajak dalam hal:
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 21 mennjadi pasal 15
Pasal 15 (1) Menteri dapat menerbitkan surat keputusan
pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak dalam hal:
HANURA Tetap
263. a. terdapat kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung dalam surat keputusan; dan/atau
PDIP Tetap a. terdapat kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung dalam surat keputusan; dan/atau
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN a. terdapat kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung dalam surat keterangan atau surat pembetulan; dan/atau
PKB Tetap
PKS Tetap
266
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
264. b. Wajib Pajak yang menyatakan kesanggupan untuk mengalihkan dan menginvestasikan Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e:
PDIP Tetap b. Wajib Pajak yang menyatakan kesanggupan untuk mengalihkan dan menginvestasikan Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN b. Wajib Pajak yang menyatakan kesanggupan untuk mengalihkan dan menginvestasikan Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e dan setelah jangka waktu klarifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A terlampaui:
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 8 mennjadi pasal 4
b. Wajib Pajak yang menyatakan kesanggupan untuk mengalihkan dan menginvestasikan Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf e:
HANURA Tetap
265. 1. tidak mengalihkan Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2); dan/atau
PDIP Tetap 1. tidak mengalihkan Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2); dan/atau
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
267
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 12 mennjadi pasal 7
1. tidak mengalihkan Harta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2); dan/atau
HANURA Tetap
266. 2. tidak melaksanakan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2).
PDIP Tetap 2. tidak melaksanakan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2).
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 13 mennjadi pasal 8
2. tidak melaksanakan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2).
HANURA Tetap
267. (2) Surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain memuat:
PDIP Tetap (2) Surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain memuat:
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (2) Surat keputusan pembetulan atas keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain memuat :
PD
268
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN (2) Surat pembetulan atas Surat Keterangan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain memuat:
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
268. a. pembetulan atas kesalahan tulis dalam surat keputusan;
PDIP Tetap a. pembetulan atas kesalahan tulis dalam surat keputusan;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA a. Pembetulan atas kesalahan tulis dalam surat keputusan
PD Tetap
PAN a. pembetulan atas kesalahan tulis dalam surat keterangan atau surat pembetulan;
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
269. b. pembetulan atas kesalahan hitung dalam surat keputusan; dan/atau
PDIP Tetap b. pembetulan atas kesalahan hitung dalam surat keputusan; dan/atau
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA b. Pembetulan atas kesalahan hitung dalam surat keputusan; dan/atau
PD Tetap
PAN b. pembetulan atas kesalahan hitung dalam surat keterangan atau surat pembetulan; dan/atau
269
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
270. c. pembetulan atas nilai Harta yang dicantumkan dalam surat keputusan.
PDIP Tetap c. pembetulan atas nilai Harta yang dicantumkan dalam surat keputusan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA c. Pembetulan atas nilai Harta yang dicantumkan dalam surat keputusan
PD Tetap
PAN c. pembetulan atas nilai Harta yang dicantumkan dalam surat keterangan atau surat pembetulan.
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
271. (3) Dalam hal Menteri menerbitkan surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak yang mengakibatkan adanya kelebihan pembayaran Uang Tebusan, maka kelebihan pembayaran tersebut dapat diperhitungkan sebagai bagian pembayaran Uang Tebusan dalam
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi Pernyataan
(3) Dalam hal Menteri menerbitkan surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak yang mengakibatkan adanya kelebihan pembayaran Uang Tebusan, maka kelebihan pembayaran tersebut dapat diperhitungkan sebagai bagian pembayaran Uang Tebusan dalam pengajuan Surat Pernyataan Pajak berikutnya.
PG Tetap Tetap Tetap
270
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
pengajuan Surat Permohonan Pengampunan Pajak berikutnya.
GERINDRA (3) Dalam hal Menteri menerbitkan surat keputusan pembetulan atas keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela yang mengakibatkan adanya kelebihan pembayaran Pajak Khusus, maka kelebihan pembayaran tersebut dapat diperhitungkan sebagai bagian pembayaran Pajak Khusus dalam pengajuan Surat Permohonan Pajak
PD Tetap
PAN (3) Dalam hal Menteri menerbitkan surat pembetulan atas Surat Keterangan Pengampunan Pajak yang mengakibatkan adanya kelebihan pembayaran Uang Tebusan, maka kelebihan pembayaran tersebut dapat diperhitungkan sebagai bagian pembayaran Uang Tebusan dalam pengajuan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak berikutnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (7).
PKB Tetap
PKS Hapus Konkordan DIM 137
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
272. (4) Dalam hal Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak mengajukan Surat Permohonan Pengampunan Pajak berikutnya setelah diterbitkan surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak,
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi Pernyataan
(4) Dalam hal Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak mengajukan Surat Pernyataan Pajak berikutnya setelah diterbitkan surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak, Uang Tebusan yang telah dibayarkan tidak dikembalikan
PG Tetap Tetap Tetap
271
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Uang Tebusan yang telah dibayarkan tidak dikembalikan
GERINDRA (4) Dalam hal Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak mengajukan Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela berikutnya setelah diterbitkan surat keputusan pembetulan atas keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela, Pajak Khusus yang telah dibayarkan tidak dikembalikan.
PD Tetap
PAN (4) Dalam hal Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak mengajukan Surat Pernyataan Pengampunan Pajak berikutnya setelah diterbitkan surat pembetulan atas Surat Keterangan Pengampunan Pajak, Uang Tebusan yang telah dibayarkan tidak dikembalikan.
PKB Tetap
PKS Hapus Konkordan DIM 137
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
272a. USULAN BARU PAN (5) Dalam hal Wajib Pajak memperoleh surat pembetulan atas Surat Keterangan Pengampunan Pajak yang didalamnya terdapat pembetulan besaran nilai Harta bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka atas selisih nilai Harta bersih yang tidak dinyatakan dalam surat pembetulan atas Surat Keterangan Pengampunan Pajak tidak berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pasal 15, dan Pasal 17.
272
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
(6) Atas Harta bersih dan/atau nilai Harta bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dianggap sebagai tambahan penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak pada 1 Januari 2016 dan atas penghasilan tersebut berlaku ketentuan umum di bidang perpajakan.
273. Penjelasan Pasal 21 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 21 Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Hapus Konkordan DIM 137
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 21 mennjadi pasal 15
Penjelasan Pasal 15 Cukup Jelas
HANURA Tetap
274. BAB XI
MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI
PDIP Tetap BAB XI MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI
PG Tetap
Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
273
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
275. Pasal 22
(1) Menteri menyelenggarakan Manajemen Data dan Informasi dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang ini.
PDIP Tetap Pasal 22 (1) Menteri menyelenggarakan Manajemen
Data dan Informasi dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang ini.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 22 mennjadi pasal 16
Pasal 16 (1) Menteri menyelenggarakan Manajemen
Data dan Informasi dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang ini.
HANURA Tetap
276. (2) Setiap pejabat yang terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ini dilarang memberitahukan data dan informasi yang diketahui atau diberitahukan oleh Wajib Pajak kepada pihak lain.
PDIP Harus diikuti dengan sanksi bagi pejabat (2) Setiap pejabat yang terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ini dilarang memberitahukan data dan informasi yang diketahui atau diberitahukan oleh Wajib Pajak kepada pihak lain.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Perlu ada sanksi bagi pejabat dan petugas yang
sengaja membocorkan data dan informasi terkait
pengampunan pajak
274
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PAN (2) Setiap pejabat yang terkait dengan pelaksanaan Undang-Undang ini dilarang membocorkan, menyebarluaskan, dan memberitahukan data dan informasi yang diketahui atau diberitahukan oleh Wajib Pajak kepada pihak lain.
PKB Perlu ada sanksi bagi fiskus atau petugas dan pejabat yang dengan sengaja memberitahukan data dan informasi terkait pengampunan pajak kepada pihak lain di luar DJP.
PKS Tetap
PPP
Perlu ada nya sanksi bagi pejabat yang memebritahukan data dan informasi,
NASDEM
HANURA Perubahan kalimat ayat (2) “ Menteri, Wakil Menteri, dan Pegawai Kementerian Keuangan yang sengaja membocorkan, menyebarluaskan, dan memberitahukan data dan informasi yang diketahui atau diberitahukan oleh WP kepada pihak lain dapat dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Menteri, Wakil Menteri, dan Pegawai Kementerian Keuangan yang sengaja membocorkan, menyebarluaskan, dan memberitahukan data dan informasi yang diketahui atau diberitahukan oleh WP kepada pihak lain dapat dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
276a. USULAN BARU
PG Penambahan ayat (2b) (2b) Apabila secara tegas terdapat kesengajaan pegawai DJP, atau pihak lain “membocorkan” atau “menyebarluaskan” data dan informasi kepada pihak-pihak yang tidak berwenang dapat dikenakan sanksi pidana sesuai KUHP
Harus dinyatakan secara tegas dan jelas untuk mengantisipasi oknum-oknum DJP yang tidak bertanggung jawab.
PAN (2a) Pejabat yang dengan sengaja membocorkan, menyebarluaskan, dan memberitahukan data dan informasi kepada pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat dikenai sanksi pidana sesuai dengan
275
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
ketentuan yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
277. (3) Data dan informasi yang disampaikan Wajib Pajak dalam rangka Pengampunan Pajak tidak dapat diminta atau diberikan kepada pihak lain berdasarkan peraturan perundang-undangan lain, kecuali atas persetujuan Wajib Pajak sendiri.
PDIP Tetap (3) Data dan informasi yang disampaikan Wajib Pajak dalam rangka Pengampunan Pajak tidak dapat diminta atau diberikan kepada pihak lain berdasarkan peraturan perundang-undangan lain, kecuali atas persetujuan Wajib Pajak sendiri.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA (3) Data dan informasi yang disampaikan Wajib Pajak dalam rangka Deklarasi Pajak Secara Sukarela tidak dapat diminta atau diberikan kepada pihak lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang lain, kecuali atas persetujuan Wajib Pajak sendiri.
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
278. (4) Data dan informasi yang disampaikan Wajib Pajak digunakan sebagai basis data perpajakan Direktorat Jenderal Pajak.
PDIP Tetap (4) Data dan informasi yang disampaikan Wajib Pajak digunakan sebagai basis data perpajakan Direktorat Jenderal Pajak.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
276
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
279. Penjelasan Pasal 22 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 22 Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 22 mennjadi pasal 16
Penjelasan Pasal 16 Cukup Jelas
HANURA Tetap
280. Pasal 23
Pegawai Kementerian Keuangan Republik Indonesia tidak dapat dilaporkan, digugat, dilakukan penyidikan, atau dituntut baik secara perdata maupun pidana apabila dalam melaksanakan tugas didasarkan pada itikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ini.
PDIP Penambahan kalimat antara kata Indonesia dan tidak: “yang melaksanakan tugas jabatannya” dan Penambahan/ganti dan penghapusan kalimat antara kata tugas dan sesuai “didasarkan pada itikat baik dan” dan penambahan/ganti : “demi kepentingan umum berdasarkan azas-azas umumpemerintahan yang baik”.
Pasal 23
Pegawai Kementerian Keuangan Republik
Indonesia yang melaksanakan tugas
jabatannya tidak dapat dilaporkan, digugat,
dilakukan penyidikan, atau dituntut baik secara
perdata maupun pidana apabila dalam
melaksanakan tugas demi kepentingan umum
berdasarkan azas-azas umum pemerintahan
yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan ini.
277
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PG Dalam Melaksanaan tugas dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan dalam perpajakan
Pasal 23 Pegawai Kementerian Keuangan Republik Indonesia tidak dapat dilaporkan, digugat, dilakukan penyidikan, atau dituntut baik secara perdata maupun pidana apabila dalam melaksanakan tugas dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan dalam perpajakan
Karena perlu dijelaskan tentang ukuran frase iktikad baik, peraturan mana yang digunakan harus dijelaskan
GERINDRA Tetap (apa perlu)
PD Dihapus
PAN Pasal 23 Pegawai Kementerian Keuangan Republik Indonesia tidak dapat dilaporkan, digugat, dilakukan penyelidikan, penyidikan, atau dituntut baik secara perdata maupun pidana apabila dalam melaksanakan tugas didasarkan pada itikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ini.
PKB Tetap Pasal imunitas.
Bagaimana menilai tugas yang didasarkan pada I’tikad baik sedangkan potensi moral hazard dalam kebijakan pengampunan pajak ini begitu tinggi,.
PKS Hapus
PPP 1. Pegawai Kementerian Keuangan Republik Indonesia tidak dapat dilaporkan, digugat, dilakukan penyidikan, atau dituntut baik secara perdata maupun pidana apabila dalam melaksanakan tugas didasarkan pada itikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ini.
2. Dikecualikan bagi pejabat yang melakukan tindakan yang dilarang
278
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
sebagai mana diatur dalam pasal 22 ayat 2, dikenai sanksi sebagaimana diatur dalam UU ini.
NASDEM Perubahan Substansi Dihapus
Pasal ini bisa menyebabkan moral hazard. Dan pengertian itikad baik yang dimaksud disini bermakna bias atau tidak jelas , maknanya lebih bersifat subyekti dan relatif dalam penilaiannya.
HANURA Tetap
281. Penjelasan Pasal 23 Cukup Jelas
PDIP Tambahan penjelasan” Penjelasan
Pasal 23
KUHP (Kitab UU Hukum Pidana)
Pasal 50
Barangsiapa melakukan perbuatan untuk
melaksanakan ketentuan undang-undang, tidak
dipidana.
Pasal 51
(1) Barang siapa melakukan perbuatan untuk
melaksanakan perintah jabatan yang
diberikan oleh penguasa yang berwenang,
tidak dipidana.
(2) Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak
menyebabkan hapusnya pidana, kecuali
jika yang diperintah, dengan itikad baik
mengira bahwa perintah diberikan dengan
wewenang dan pelaksanaannya termasuk
dalam lingkungan pekerjaannya.
UU No. 30 Thn 2014 Administrasi
Pemerintahan
279
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Pasal 10 Asas-Asas Umum Pemerintahan
yang Baik (AAUPB)
(1) AUPB yang dimaksud dalam Undang-
Undang ini meliputi asas: g. kepentingan
umum;
UU No. 2 Thn 2012 Pengadaan Tanah Bagi
Kepentingan Umum
Pasal 1:6 Kepentingan Umum adalah
kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat
yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan
digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.
UU No. 26 Thn 2004 Kejaksaan
Pasal 35 Jaksa Agung mempunyai tugas dan
wewenang:
c. Mengesampingkan perkara demi kepentingan umum;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Hapus
PPP
NASDEM Perubahan Substansi Dihapus
Pasal 23 dihapus, maka penjelasan juga dihapus
HANURA Tetap
280
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
282. Pasal 24
Menteri melakukan perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi Pengampunan Pajak
PDIP
Perlu secara jelas diuraikan tugas yang
dilakukan Menteri Keuangan atas
perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, dan
evaluasi pengampunan pajak.
Contoh:I
Dalam perencanaan harus dimasukkan acara
rekonsiliasi hukum terhadap para
pelaku/subjek (Badab/Orang) yang terbukti
melakukan pelanggaran hukum yang sudah
diampuni pajaknya.
Contoh I
Pelaksanaan pemerintah akan bentuk Task
Forse untuk melindungi subjek Pengampunan
Pajak.
Kedua contoh tersebut harus melibatkan
eksecutif, judikatif, dan unsur lainnya.
Hal ini perlu dilakukan untuk:
1. memberikan kenyamanan dan kepastian hukum bagi siapapun yang akan merepatriasi atau memasukkan uangnya ke Indonesia.
2. Menciptakan Kondisi yang aman dan teduh. Yaitu jika pelaku telah mengakui kebenaran pelanggarannya hukum maka dia tidak dihukum. Sekaligus pelaku menjamin tidak mengulangi/menyuruh oarang mengulangi/ mencoba untuk mengulangii (tobat sosial)
3. Menciptakan keuangan negara yang kuat dan aspek perdatanya
Pasal 24
Menteri melakukan perencanaan,
pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi
Pengampunan Pajak
281
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
4. Dan menciptakan generasi yang baik dimasa mendatang.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 24 mennjadi pasal 17
Pasal 17 Menteri melakukan perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi Pengampunan Pajak
HANURA Tetap
283. Penjelasan Pasal 24 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 24 Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 24 mennjadi pasal 17
Penjelasan Pasal 17 Cukup Jelas
HANURA Tetap
282
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
284. BAB XII
GUGATAN
PDIP Tetap BAB XII
GUGATAN
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
285. Pasal 25
(1) Segala sengketa terkait pelaksanaan Undang-Undang ini hanya dapat diselesaikan melalui pengajuan gugatan.
PDIP Tetap Pasal 25 (1) Segala sengketa terkait pelaksanaan
Undang-Undang ini hanya dapat diselesaikan melalui pengajuan gugatan.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 25 mennjadi pasal 18
Pasal 18 (1) Segala sengketa terkait pelaksanaan
Undang-Undang ini hanya dapat diselesaikan melalui pengajuan gugatan.
283
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
HANURA Tetap
286. (2) Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diajukan pada badan peradilan pajak.
PDIP Tetap (2) Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diajukan pada badan peradilan pajak.
PG Gugatan dapat dilakukan melalui Peradilan Tata Usaha Negara dan/atau Peradilan Umum, sesuai jenis kasusnya
(2) Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diajukan pada Peradilan Tata Usaha Negara dan/atau Peradilan Umum
Sengketa terkait pelaksanaan UU ini bukan hanya masalah perpajakan
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Pada tataran ini, badan peradilan pajak harus memiliki integritas yang tinggi dan tidak boleh kalah dalam persidangan gugatan sengketa sehingga merugikan negara.
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
287. Penjelasan Pasal 25 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 25 Cukup Jelas
PG Disesuaikan Disesuikan Disesuikan
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
284
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 25 mennjadi pasal 18
Penjelasan Pasal 18 Cukup Jelas
HANURA Tetap
288. BAB XIII
KETENTUAN PELAKSANAAN PENGAMPUNAN PAJAK
PDIP Dalam jangka waktu satu tahun sejak tanggal pemberlakuan Undang-Undang Pengampunan Pajak ini, Kementerian Keuangan diwajibkan untuk melakukan amandemen terhadap undang-undang tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, undang-undang tentang pajak penghasilan dan undang-undang tentang perbankan.
BAB XIII
PG Tetap KETENTUAN PELAKSANAAN PENGAMPUNAN PAJAK
Tetap
GERINDRA BAB XIII
KETENTUAN PELAKSANAAN DEKLARASI PAJAK
SECARA SUKARELA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tetap
289. Pasal 26
Ketentuan lebih lanjut mengenai:
PDIP Tetap Pasal 26 Ketentuan lebih lanjut mengenai:
PG Tetap Tetap Tetap
285
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA Pasal 26 Ketentuan lebih lanjut mengenai :
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Pasal 19 Ketentuan lebih lanjut mengenai:
HANURA Tetap
290. a. pelaksanaan Pengampunan Pajak;
PDIP Tetap a. pelaksanaan Pengampunan Pajak;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA a. Pelaksanaan Deklarasi Pajak Secara Sukarela ;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM
HANURA Tambahan pada huruf a dengan kalimat diatur pelaksanaannya dengan Peraturan Menteri Keuangan
Pelaksanaan pengampunan pajak selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan.
291. b. bentuk dan isi Surat Permohonan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8;
PDIP Permohonan Pengampunan diganti menjadi Penyataan
b. bentuk dan isi Surat Permohonan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA b. Bentuk dan isi Surat Permohonan Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8;
286
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Tetap
PAN b. bentuk dan isi Surat Pernyataan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7;
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 8 mennjadi pasal 4
b. bentuk an isi Surat Permohonan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4;
HANURA
Tetap
292. c. bentuk dan isi surat setoran Uang Tebusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9;
PDIP Tetap c. bentuk dan isi surat setoran Uang Tebusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA c. Bentuk dan isi surat setoran Pajak Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Perubahan substansi Hapus
Pasal 9 dihapus karena bersifat teknis, dan cukup diatur dalam PMK saja
HANURA
Tetap
293. d. tata cara penangguhan dan penghentian pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan
PDIP Tetap d. tata cara penangguhan dan penghentian pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 14;
PG Tetap Tetap Tetap
287
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 14;
GERINDRA d. Tata cara penangguhan dan penghentian pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 14;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Huruf d menjadi c Pasal 10 menjadi pasal 5, pasal 14 menjadi pasal 9
c. tata cara penangguhan dan penghentian pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, dan/atau penyidikan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 9;
HANURA
Tetap
294. e. prosedur dan tata cara penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
PDIP Tetap e. prosedur dan tata cara penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA e. Prosedur dan tata cara penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Huruf e menjadi d Pasal 11 menjadi pasal 6,
d. prosedur dan tata cara penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6;
HANURA
Tetap
288
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
295. f. prosedur dan tata cara investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.
PDIP Tetap f. prosedur dan tata cara investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA f. Prosedur dan tata cara investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13;
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Huruf f menjadi e Pasal 13 menjadi pasal 8
e. prosedur dan tata cara investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.
HANURA
Tetap
296. g. prosedur dan tata cara penerbitan surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21;
PDIP Keputusan diganti manjadi Keterangan g. prosedur dan tata cara penerbitan surat Keterangan pembetulan atas Keterangan Penyataan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21;
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA g. Prosedur dan tata cara penerbitan surat keputusan pembetulan atas keputusan Deklarasi Pajak Secara Sukarela sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21; dan
PD Tetap
PAN g. prosedur dan tata cara penerbitan surat pembetulan atas Surat Keterangan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21; dan
PKB Tetap
PKS Penyempurnaan Redaksional: Konkordan DIM 1
289
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PPP Tetap g. prosedur dan tata cara penerbitan surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21; dan
NASDEM Penyesuaian redaksional Huruf g menjadi f Pasal 21 menjadi pasal 15
f. prosedur dan tata cara penerbitan surat keputusan pembetulan atas keputusan Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15;
HANURA
Tetap
297. h. program Manajemen Data dan Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22,
PDIP Tetap h. program Manajemen Data dan Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22,
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA h. Program Manajemen Data dan Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, diatur dengan Peraturan Menteri
Digabung dengan DIM 298
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP h. Program Manajemen Data dan Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, diatur dengan Peraturan Menteri
Digabung dengan DIM 298
NASDEM Penyesuaian redaksional Huruf g menjadi f Pasal 22 menjadi pasal 16
g. program Manajemen Data dan Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16,
HANURA
Tetap
298. diatur dengan Peraturan Menteri.
PDIP Sebaiknya Ketentuan lebih lanjut mengenai butir a sampai dengan h, supaya diubah menjadi Peraturan Pemerintah
diatur dengan Peraturan Pemerintah..
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
Digabung dengan DIM 297
290
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
Digabung dengan DIM 297
NASDEM
HANURA
Tetap
299. Penjelasan Pasal 26 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 26 Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 26 menjadi pasal 19
Penjelasan Pasal 19 Cukup Jelas
HANURA
Tetap
299a. USULAN BARU
PG
Perlu ada Ketentuan Peralihan BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN
Bagi Wajib Pajak yang telah mengikuti Program Pengampunan Pajak dapat mengajukan Program Keterbukaan Sukarela (Voluntary Disclosure Program-VDP) selama jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak disetujuinya permohonan Pengampunan Pajak yang bersangkutan dan selanjutnya akan dikenakan tariff pajak normal.
291
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
Perlu ada Ketentuan Lain-lain BAB XV KETENTUAN LAIN-LAIN
Agar pelaksanaan Pengampunan Pajak dapat berjalan efektif dan berhasil guna bagi perbaikan sistem perpajakan nasional dalam jangka panjang, maka pemberlakuan UU Pengampunan Pajak harus diikuti dengan perbaikan menyeluruh (tax reform) dengan melakukan juga perubahan terhadap beberapa undang-undang terkait lainnya, antara lain revisi UU Ketentuan Umum dan tata Cara Perpajakan serta UU Poerbankan.
PPP BAB IV
SANKSI PIDANA
1. Wajib Pajak yang tidak memberikan data dan informasi yang benar yang digunakan didalam permohonan pengampunan pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat 1 selain dicabut fasilitas pengampunan pajaknya, dikenai pidana dengan pidana kurungan dua tahun dan/atau denda sebesar tiga kali selisih jumlah pajak terutang yang ditemukan.
Pejabat yang dimaksud dalam pasal 23 ayat 2 dikenai denda dikenai pidana dengan pidana kurungan dua tahun.
PKS Penambahan Substansi: Ketentuan khusus terkait reformasi perpajakan dan memberikan insentif untuk UMKM
BAB XIV KETENTUAN KHUSUS
292
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
NASDEM Penambahan Substansi (Tambahan DIM, pasal baru)
Pasal 20 Segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini, akan diatur dengan Peraturan Menteri: a. Tata cara pengitungan besarnya uang
tebusan b. Tata cara penilaian jumlah utang c. Tata cara penilaian jumlah harta d. Tata cara pembayaran uang tebusan dan e. Tata cara pembukuan
Hal – hal teknis yang sebelumnya diatur dalam pasal 4, 5, 6, 7, 9, dan 16 sebaiknya diatur dalam Peraturan Menteri.
299b. USULAN BARU PKS Penambahan Substansi: Konkordan DIM 299a
Pasal 26a a. Dalam rangka meningkatkan efektivitas
pelaksanaan kebijakan amnesti pajak, pemerintah perlu menindaklanjuti dengan melaksanakan reformasi perpajakan.
299c. USULAN BARU PKS Penambahan Substansi: Konkordan DIM 299a pemerintah melaksanakan reformasi perpajakan dengan mengajukan perubahan UU KUP, UU PPN, UU PPh, dan kebijakan lainnya.
b. Pelaksanaan reformasi perpajakan bersamaan dengan pelaksanaan amnesti pajak.
299d. USULAN BARU PKS Penambahan Substansi: Konkordan DIM 299a
c. Dalam rangka memberikan aspek keadilan, pemerintah memberikan insentif tarif pajak yang lebih rendah untuk UMKM dan WP patuh.
299e. USULAN BARU PKS Penambahan Substansi: Konkordan DIM 299a
d. Ketentuan insentif tariff pajak untuk UMKM dan WP patuh, diatur dengan Peraturan Menteri.
299f. USULAN BARU PKS Penambahan Substansi: Konkordan DIM 299a
Penjelasan Pasal 26 Dalam rangka reformasi perpajakan pemerintah harus mengajukan perubahan UU KUP, UU PPN, dan UU PPh.
293
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
299g. USULAN BARU PKS Penambahan Substansi: Penambahan Pasal tentang sanksi terhadap pelanggaran amnesti pajak
Pasal 26b
Pelanggaran amnesti pajak setelah program
berakhir akan dikenai sanksi.
299h. USULAN BARU PKS Penambahan Substansi: Konkordan DIM 299g
Penjelasan Pasal 26b
Kementerian Keuangan menyusun peraturan
yang memuat sanksi terhadap pelanggaran
amnesti pajak setelah program berakhir.
300. BAB XIV KETENTUAN PENUTUP
PDIP Tetap BAB XIV KETENTUAN PENUTUP
PG Berubah menjadi BAB XVI BAB XVI KETENTUAN PENUTUP
Karena ada penambahan Bab
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
294
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKB Pada pasal 2 ayat (5) disebutkan bahwa objek pengampunan pajak terdiri dari kewajiban perpajakan berupa Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPNBM), Bea Materai, dan Pajak Bumi dan Bangunan di sektor perkebunan, perhutanan, dan pertambangan serta usulan Pajak Daerah. Namun pada Draf ini, ketentuan dan contoh fasilitas pengampunan pajak masih terbatas pada PPh saja. Apakah perhitungan pada PPN, PPnBM, Bea materai, PBB dan Pajak daerah berlaku sama dengan skema penghitungan pengampunan pajak PPh? Pada Draft ini juga belum diatur mengenai rewards bagi para WP yang selama ini taat membayar pajak. Misalnya, bagi pengusaha UMKM akan diberikan insentif pajak dalam n tahun. Selain itu, perlu dipertimbangkan juga pemberian tarif tebusan yang lebih rendah bagi UMKM (<5 M) sebagai insentif atau setidaknya memenuhi asas keadilan. Lebih lanjut, segala ketentuan yang berkaitan dengan waktu pelaporan maupun periode harta yang dilaporkan, secara redaksional maupun susbtansi akan mengikuti kapan disahkannya Undang-Undang Pengampunan Pajak ini.
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
295
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
300a. USULAN BARU
PPP Pasal 27a PERATURAN PERALIHAN 1. Selambat-lambatnya 6 bulan setelah
diundangkannya UU ini, Pemerintah bersama DPR menyusun perubahan UU No 7 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
2. Perubahan sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 selambat-lambatnya diundangkan 1 tahun setelah Undang-undang ini berlakukan
1. Undang-undang pengampunan
pajak menjadi pintu masuk untuk penyesuaian peraturan perundang-undangan perpajakan terhadap kemajuan ekonomi nasional, agar tarif pajak di Indonesia kompetitif tidak saja dikawasan Asean dalam kerangka MEA, tetapi juga untuk mendorong investasi di dalam negeri yang kompetitif
2. Mengingat UU pengampunan pajak hanya berlaku terbatas dan untuk lebih menarik para wajib pajak menyesuaikan laporan pajak pada tahun berikutnya, agar data perubahan UU PPh dan UU Ketentuan Umum dan tata Cara Perpajakan dapat diberlakukan langsung terhadap wajib pajak
301. Pasal 27
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
PDIP Tetap Pasal 27 Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Pasal 27 Undang-Undang ini mulai berlaku 14 (empat belas) hari sejak tanggal diundangkan
PKB Tetap
296
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PKS Tetap
PPP Tetap
Digabung dengan DIM 303
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 27 menjadi pasal 21
Pasal 21 Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
HANURA
Tetap
302. Penjelasan Pasal 27 Cukup Jelas
PDIP Tetap Penjelasan Pasal 27 Cukup Jelas
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Penjelasan Pasal 27 Jangka waktu 14 (empat belas) hari yang diatur dalam ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi Wajib Pajak dan Direktorat Jenderal Pajak untuk mempersiapkan pelaksanaan Pengampunan Pajak yang diatur dalam Undang-Undang ini
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM Penyesuaian redaksional Pasal 27 menjadi pasal 21
Penjelasan Pasal 21 Cukup Jelas
HANURA
Tetap
297
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
303. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
PDIP Tetap Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
Digabung dengan DIM 301
NASDEM
HANURA
Tetap
304. Disahkan di Jakarta pada tanggal ...
PDIP Tetap Disahkan di Jakarta pada tanggal ...
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA Tetap
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
305. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, JOKO WIDODO
PDIP Tetap PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
JOKO WIDODO
PG Tetap Tetap Tetap
298
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
306. Diundangkan di Jakarta pada tanggal ...
PDIP Tetap Diundangkan di Jakarta pada tanggal ...
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
307. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY
PDIP Tetap MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
299
No. DIM
DRAFT RUU DPR
FRAKSI USUL PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN KETERANGAN
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
308. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ... NOMOR ...
PDIP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ... NOMOR ...
PG Tetap Tetap Tetap
GERINDRA
PD Tetap
PAN Tetap
PKB Tetap
PKS Tetap
PPP
NASDEM
HANURA
Tetap
Recommended