DALAM PENYUSUNAN GLOSARIUM - Gunadarma

Preview:

Citation preview

STRATEGI PEMBENTUKAN ISTILAH ASING

DALAM PENYUSUNAN GLOSARIUM

TERMINOLOGI PENERJEMAHAN

INGGRIS-INDONESIA

ABSTRAK

Glosari penerjemahan berisikan istilah atau hal yang berkaitan dengan ilmupenerjemahan. Tujuan penelitian ini adalah mencori strategipembentukan istilahasing dalam glosarium penerjemahan bahasa dan mencari strategi yang palingbanyak digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.Setelah dilakukan analisis, diperoleh kesimpulan bahwa ada beberapa strategiyang dapat diterapkan dalam pembentukan istilah asing glosarium terminologipenerjemahan tersebut seperti, penerjemahan langsung, penyerapan,penggabungan antara penyerapan dan penerjemahan, dan penerjemahan denganmemberikan deskripsi mengenai teks. Strategi penyerapan dalam pembentukanistilah asing glosarium terminologi penerjemahan merupakan strategi yang palingbanyak digunakan.

Kata Kunci: bahasa sasaran, bahasa sumber, penerjemahan

SujanaSuci Budiwaty

Fakultas Sastra Universitas Gunadarma

sujana@staff.gunadanna.ac.idSuci-budiwaly@staff.gunadarma.ac.id

PENDAHULUAN

Penambahan kosakata di berbagai bidangilmu dipandang amat pen ting,sebagaimana dikatakan oleh Sugono(2005:iv) dalam kata pengantar edisikedua Pengindonesiaan Kata danUngkapan Asing bahwa walaupun telahdilakukan pengembangan terminologiyang sejauh ini telah berjumlah 400.000terminologi dalam berbagai bidang ilmu,masih dirasakan bahwa banyak kosakatabahasa asing yang belum memilikipadanan dalam bahasa Indonesia. Olehkarena itu, pemadanan terminologi danungkapan asing harus dipercepat agarbahasa Indonesia tetap kukuh mengembanfungsi kenegaraan, kebangsaan, dankemasyarakatan. Dengan usaha pengem-bangan terminologi penerjemahan:Inggris-Indonesia, diharapkan bahasaIndonesia akan semakin menunjukkanidentitasnya sebagai bahasa ilmupengetahuan yang akan mempertajamdaya ungkap pemakai bahasa Indonesia,khususnya dalam ilmu penerjemahan.

Pengertian terjemahan menurutMunday adalah peralihan bahasa sumberke dalam bahasa sasaran dalam bentuk

teks tulis (Munday, 2001:5). Terkaitdengan perihal padanan yang ditetapkansebagai suatu kata kunci, Catfordmendefinisikan penerjemahan sebagaipenempatan teks bahasa sumber denganteks yang berpadanan dalam bahasasasaran (Catford, 1965:20-21). Senadadengan Catford, Larson (1984:28)menyatakan bahwa penerjemahan berartipemindahan makna teks sumber ke dalamteks sasaran.

Pusat Bahasa telah merumuskan

pedoman pemadanan terminologi asingke dalam Bahasa Indonesia sebagaiberikut.

1. Peneijemahan

- Penerjemahan LangsungDalam Pedoman Umum Pembentukan

Istilah, edisi ketiga tahun 2006, digariskanbahwa terminologi Indonesia dapatdi bentuk melalui penerjemahan

berdasarkan kesesuaian makna, tetapibentuknya tidak sepadan. Misalnya:merger -gabung usaha. Hal ini sejalandengan ahli penerjemahan seperti Baker(1997) dan Larson (1984).

Penerjemahan dapat pula dilakukanberdasarkan kesesuaian bentuk dan

makna. Misalnya: bound morpheme -morfem terikat.

Jika timbul kesulitan dalampenyerapan terminologi asing yangbercorak Anglo-Sakson karena perbedaanantara lafal dan ejaannya, penerjemahanmerupakan jalan keluar terbaik.

Dalam pembentukan terminologi lewatpenerjemahan perlu diperhatikanpedoman berikut.a. Peneijemahan tidak hams berasas satu

kata diteijemahkan dengan satu kata.Misalnya:linguist - ahli linguistik.

b. Terminologi asing dalam bentuk

positif diterjemahkan ke dalamterminologi Indonesia bentuk positif,sedangkan terminologi dalam bentuknegatif diterjemahkan ke dalamterminologi Indonesia bentuk negatifpula.Misalnya:illiterate - niraksara

c. Kelas kata terminologi asing dalampenerjemahannva sedapat-dapatnyadipertahankan pada terminologiteijemahannya.Misalnya:equivalent (noun) - padan (noun)

d. Dalam penerjemahan terminologi

asing dengan bentuk plural, pemarkahkejamakannya ditanggalkan padaterminologi Indonesia.Misalnya:Translations - terjemahan

- Penerjemahan dengan perekaanPemadanan terminologi asing

dilakukan dengan menciptakanterminologi baru. Terminologi factoring,misalnya, sulit diterjemahkan atau diserapsecara utuh. Dalam khazanah kosakata

bahasa Indonesia/Melayu terdapat bentukanjak atau pitutang yang menggambarkanpengalihan hak menagih utang. Lalu,

direka terminologi anjakpiutang sebagaipadanan terminologi factoring. Begitupula pemadanan catering menjadi jasaboga dan invetion menjadi rekacipta lewatperekaan (Departemen PendidikanNasional, 2006:6).

2. Penyerapan

- Penyerapan TerminologiPenyerapan terminologi asing untuk

menjadi terminologi bahasa sasaran,dalam hal ini bahasa Indonesia, ditegaskanoleh Newmark (1988: 81-82) dan dapatdilakukan berdasarkan hal-hal berikut.a

. Terminologi asing yang akan diserapmeningkatkan ketersalinan bahasaasing dan bahasa Indonesia secaratimbal balik (intertranslatability)mengingat keperluan masa depan.

b. Terminologi asing yang akan diserap

mempermudah pemahaman teks asingoleh pembaca Indonesia karenadikenal lebih dahulu.

c. Terminologi asing yang akan diseraplebih ringkas jika dibandingkan denganterjemahan Indonesianya.

d. Terminologi asing yang akan diserap

mempermudah kesepakatan antarpakar jika padanan terjemahannyaterlalu banyak sinonimnya.

e. Terminologi asing yang akan diseraplebih cocok dan tepat karena tidakmengandung konotasi buruk.

Proses penyerapan terminologi asing,dengan mengutamakan bentuk visualnya,dilakukan dengan cara berikut.a

. Penyerapan dengan penyesuaian ejaandan lafal.

Misalnya:system [sist?m] - sistem [sistem]

b. Penyerapan dengan penyesuaian ejaan

tanpa penyesuaian lafal.Misalnya:design [disain] - desain [desainj

c. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan,tetapi dengan penyesuaian lafal.Misalnya:bias [l>ai?s] - bias [bias]

d. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan

dan lafal

18 UG Jurnal Vol. 8 No. 01 Tahun 2014