View
26
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
1
Ir. Sri Hetty S, M.EngBalai BHGK, PUSAIR
BANDUNG,Agustus 2019
SIFAT SIFAT TANAH
Semua endapan yang lepas dan
lunak, baik yang diangkut
maupun tidak diangkut dari
tempat asalnya, yang terjadi
secara alamiah di atas lapisan
batuan yang padat.
DEFINISI TANAH
2
SIFAT-SIFAT dan JENIS MATERIAL TIMBUNAN
I. PENDAHULUAN
II. IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TANAH
III.SIFAT SIFAT TANAH
A. Sifat Fisik Tanah
B. Sifat Teknik Tanah
IV. PENGUJIAN LABORATORIUM
V. JENIS MATERIAL TANAH TIMBUNAN
I.PENDAHULUAN
3
Tanah berasal dari hasil pelapukan fisis maupun kimiawi dari batu-batuan yang kemudian butir-butir mineralnya membentuk bagian yang padat dari tanah.
Berdasarkan asalnya, batuan dapat dibagi atas tiga tipe dasar :
1.Batuan Beku (Igneous Rock)
2.Batuan Sedimen/Endapan (Sedimentation Rock)
3.Batuan Metamorf/Batuan Malihan (Metamorphic
Rock)
Berasal dari magma yang mendingin dan membeku
Batuan Beku Luar (extrusive igneous rock)
Umumnya berbutir halus : batuapung dsb
Batuan Beku Dalam (intrusive igneous rock)
Tekstur kasar : granit, gabro dsb
Batuan Sedimen
Berasal dari campuran partikel mineral, sisa hewan dan
tanaman.
Dibentuk secara : mekanik (breksi), organis (batu gamping),
kimiawi (gips)
4
Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan
beku yang mengalami proses perubahan bentuk
akibat adanya perubahan tekanan dan
temperatur kulit bumi.
masif : marmer, kwarsit
berlapis : batu sabak dll
5
Proses pemecahan batu induk menjadi bagian
yang lebih kecil dengan bermacam-macam
ukuran melalui proses fisis atau kimiawi.
1.Fisis : berbutir kasar
2.Kimiawi : berbutir halus (oksidasi,karbonasi,
hidrasi)
Hasil pelapukan :
1.Tidak diangkut : Residual Soil
2.Diangkut : Transported Soil
V
II
I
III
IV
VIResidual
soils
Completely
decomposed
Highly
decomposed
Moderately
decomposed
Slightly
decomposed
Fresh
The red or yellow color is
due to the presence of
iron oxides.
Tingkatan
Proses
Pelapukan
6
RESIDUAL SOIL (Tanah Residual)
* hasil pelapukan fisis & kimia di tempat asalnya
* sifat tanah tergantung dari tekstur,struktur,
komposisi batuan induk,iklim,tingkat erosi
permukaan,muka air tanah dan vegetasi lokal
* perlu penyelidikan khusus (pinhole,petrografi,
x-ray untuk identifikasi mineral lempung dan
memahami sifat teknisnya)
* partikel individu berbentuk menyudut (angular)
tetapi lunak
* kemungkinan kerusakan struktur tanah saat pemadatan
TRANSPORTED SOIL
yaitu tanah yang terdapat jauh dari asal batuan
yang mengalami pelapukan karena dangkut oleh :
1) Air
2) Angin
3) Gletsyer
4) Gaya berat
7
TRANSPORTED SOIL
1.Diangkut oleh air : Tanah yang diangkut oleh air
yang yang mengalir,kemudian
diendapkan.
a) Tanah Alluvial.
Endapan Sungai :
- endapan dengan energi tinggi,
- mengandung pasir,kerikil dan kerakal,
- ukuran dan sebaran endapan bervariasi,
- gradasi baik atau buruk,
- sumber material filter atau agregat beton
Tanah Alluvial
Endapan dataran banjir :
-endapan dengan energi rendah,
-terendapkan di dataran saat aliran lambat,
-terdiri dari lempung,lanau,pasir (sediment
load),
- sebagai sumber material zone kedap air
bendungan urugan
Endapan teras :
- terletak di atas dataran banjir,di sepanjang
alur sungai,
- terdiri dari pasir dan kerikil
- dalam jumlah terbatas (perlu cuci & olah).
8
Foto udara memperlihatkan tiga tingkat endapan teras
Tanah Alluvial.
Endapan kipas :
- kemiringan yang cukup landai,
- diendapkan di lokasi dimana terjadi
penurunan mendadak pada kemiringan tsb,
- massa berbentuk kipas,
- gradasi tergantung dari sumber material,
kecepatan aliran air dan kemiringan.
-terdiri atas material kasar(fragmen batuan,kerikil,
pasir,lumpur) dan material halus (pasir lanauan,
lanau pasiran,alluvial pasir,lanau,lempung).
9
Kipas alluvial, sebagai
potensi sumber pasir dan
gravel, dilihat dari atas
b) Marine deposits
Terjadi bila di dalam larutan air sungai yang memasuki laut masih
terdapat partikel-partikel halus dan kemudian diendapkan di bawah
pengaruh laut.
c) Lacustrine deposits (endapan Lakustrin/sedimen
dasar danau)
- hasil sedimentasi dari air yang tenang
- terdiri dari lanau lempungan berbutir halus
- bersifat kedap,mudah mampat (compressible) dan kuat
geser rendah
- sering memiliki kadar air yang lebih tinggi dari OMC,
perlu kontrol kadar air
- digunakan sebagai zone inti kedap pada Bendungan
Urugan,lining kedap pada waduk,kanal dan timbunan yang rendah
10
TRANSPORTED SOIL (lanjutan )
2) Diangkut oleh angin : Sand dunes
Endapan pasir yang terbentuk akibat pergerakan angin,terjadi
di padang pasir atau pantai.
3) Akibat gaya berat :Endapan koluvial (slope wash)
Endapan yang terjadi akibat erosi/kelongsoran,kemudian diendapkan
dibawah tebing.
- biasanya terkumpul di kaki lereng atau sisi
bukit
- fragmen batuan berbentuk menyudut (angular)
- yang relatif tebal (berupa tanah lempung lanauan)
digunakan untuk zone inti kedap air bendungan.
Tanah hasil pembusukan tanaman.
Tanah CUMULOSE / GAMBUT (PEAT)
Kumpulan tanaman yang membusuk,
kemudian mengurai secara kimiawi
dan membentuk tanah.
Termasuk tanah yang mudah
dimampatkan dibawah tekanan yang
kecil sekali.
11
a) Tanah Ekspansif :
Tanah dengan kembang susut yang tinggi karena
mengandung mineral montmorilonite.
b) Tanah dispersive :
Tanah lempung berkadar Natrium tinggi dan
mempunyai kecenderungan longsor bila
terendam dalam air yang diam.
Tanah tanah khusus
(Problematic Soil)
What are Expansive Soils?
Vertisol Soils, or known as Shrink Swell Soils
The Soil contracts due to its clay minerals
and the structure of the clay allowing water
to be imbedded in-between the clay layers
Process is reversible, and causes contraction
of the soil
12
Indikasi tanah ekspansif
Typical setting for future problems, and dealing with it by having
deep pilings. See
www.dnai.com/~meehan/rlmce/expan/master.html.
13
14
What can be done?
Test soil before building
If expansion is greater then 10 %, it is critical
Remove soil
Mix soil with material that does not expand
Keep consistent soil moisture
Have strong foundations in buildings that can handle the changes in volume.
Klasifikasi tanah ekspansif menurut Holtz
dan Gibbs.
15
Hubungan IP dan derajat ekspansi
Data dari uji indeks1
Kemungkinan
ekspansi2,
persentase
perumaterial
volume total,
dari kondisi
kering ke
jenuh
Derajat ekspansiKadar koloid,
persentase
lebih kecil dari
0.001 mm
Indeks Plastisitas,
PI, %Batas Susut, SL, %
>28 >35 30 Sangat tinggi
20 – 31 25 – 41 7 – 12 20 – 30 Tinggi
13 – 23 15 – 28 10 – 16 10 – 20 Medium
16
Dispersive Soil
Soil clay particles can be unattached to one another (dispersed) or
clumped together (flocculated) in aggregates. Soil aggregates are
cemented clusters of sand, silt, and clay particles.
Dispersed Particles Flocculated Particles
Observe your soil
sodic soils often crack
when dry
17
Ground subsidenceSinkholes, collapsing ground caused by:
Groundwater extraction from confined aquifers (see week 7)
Dissolution of aquifer materials (e.g. karst processes)
Dispersive or slaking soils
Man made cavities (e.g. Mines)
II. IDENTIFIKASI DAN
KLASIFIKASI TANAH
18
IDENTIFIKASI TANAH
Struktur massa tanah
mempunyai peranan
penting dalam hal
pergerakan air diantara
partikel tanah
Struktur Tanah
Delapan tipe struktur
tanah :
Granular
Single grain
Blocky
Prismatic
Columnar
Platy
Wedge
Massive
19
Struktur Tanah
Granular
Agregate bulat
20
Struktur Tanah
Blocky
Permukaan partikel tanah
tidak beraturan,
mempunyai ukuran tinggi,
lebar dan tebal yang
hampir sama.
Dijumpai pada lapisan
tanah bagian bawah (sub
soil).
Struktur Tanah
Prismatic
Dicirikan dengan
agregat tanah berarah
vertikal (pilar) dengan
permukaan bagian
atas rata.
Dijumpai pada tanah
dengan kandungan
lempung yang tinggi
serta didominasi oleh
lempung ekspansif.
21
Struktur Tanah
Columnar
Dicirikan dengan agregat tanah berarah vertikal (pilar) dengan permukaan atas membulat.
Sering dijumpai pada tanah dengan kandungan sodium tinggi pada musim
Struktur Tanah
Platy
Agregat tanah tersusun
dalam pelat horizontal
tipis atau berupa
lembaran.
Dijumpai pada tanah
yang sudah dipadatkan.
22
Struktur Tanah
Wedge
Agregat tanah berbentuk
baji, ujung satu lebih
tipis dari ujung lainnya.
Dijumpai pada tanah
dengan kandungan
lempung yang tinggi dan
didominasi oleh
lempung ekspansif
(lempung
montmorillonit).
Struktur Tanah
Mempengaruhi permeabilitas (kemampuan tanah untuk dapat dirembesi) tanah melalui kondisi jalur aliran air diantara partikel tanah.
23
Soil Structuregranular
prismatic
Cause and Effect
(description in
laboratory)
a. Tanah berbutir kasar : mengandung silika
(SiO2)
b. Tanah berbutir halus mengandung :
- Kaolinite
Kelompok Haloysite, tidak stabil untuk bahan
konstruksi, dipakai keramik
- Montmorilonite
Swelling saat basah, retak saat kering
- Illite
Sifat pengembangan kurang
24
KLASIFIKASI TANAH
Sistem yang memungkinkan orang berkomunikasi
dalam membicarakan tanah dengan menggunakan
“bahasa” yang sama, dimana pengelompokan
tanah berdasarkan sifat-sifat atau ciri-ciri yang
hampir sama .Beberapa sistem Klasifikasi :
USCS
AASHTO
ASTM
MIT
USDA
SISTEM KLASIFIKASI
ASTM (American Society for Testing Material)
USCS (Unified Soil Clasification System)
AASHTO (Association of States Highway &
Transportation Official)
MIT (Massachusetts Institute of Technology
System)
USDA ( U.S. Department of Agriculture Soil )
25
Klasifikasi Tanah (lanjutan)
Tujuan Klasifikasi tanah adalah
Untuk memberikan informasi dalam bahasa yang sama secara ringkas perihal jenis & karakteristik dasar tanah, sehubungan manfaatnya sebagai material konstruksi bangunan atau fondasi, unsur pokok dll.
Uji ini dapat dilakukan dengan mengacu pada standar uji ASTM D 2487 dan D 3282.
Yang umum digunakan adalah USCS (Unified
Soil Classification System) dan AASHTO.
Prosedur dilakukan dengan cara :
Pengelompokan tanah dikategorikan berdasarkan hasil-hasil uji sifat fisik tanah.
Untuk nama kelompok dan simbol disusun sesuai dengan The Unified Soil Classification System (USCS)-ASTM D3282 atau ASTM D2487.
26
Sistem Unified Classification mengelompokkan tanah ke dalam 3 kelompok besar, yaitu :
1.Tanah berbutir-kasar (coarse-grained-soil), yaitu : tanah kerikil dan pasir dimana kurang dari 50% berat total contoh tanah lolos ayakan No.200. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal G atau S. G adalah untuk kerikil (gravel) atau tanah berkerikil, dan S adalah untuk pasir (sand) atau tanah berpasir.
2. Tanah berbutir-halus (fined-grained-soil), yaitu tanah dimana lebih dari 50 % berat total contoh tanah lolos ayakan No.200. Simbol dari kelompok ini dimulai dengan huruf awal M untuk lanau (silt) anorganik, C untuk lempung (clay). anorganik, dan 0 untuk lanau-organik dan lempung-organik. Simbol Pt digunakan untuk tanah gambut (peat), muck, dan tanah-tanah lain dengan kadar organik yang tinggi. Pada bagian ini, sebuah garis empiris (garis A) memisahkan lempung anorganik (C) dari lanau (M) dan tanah organic (O), dan garis A tersebut diberikan dalam persamaan :
IP = 0,73 (wL – 20)
3. Tanah Organik : Tanah gambut (peat), adalah merupakan bahan berupa kayu yang berserabut dan hanya diklasifikasikan lewat penampilan secara visual.
Klasifikasi Tanah Sistem USCS
1.Tanah berbutir kasar
Tanah berbutir kasar dipisahkan sebagai pasir dan kerikiloleh saringan no. 4. Bila 50% atau lebih dari butir yang kasar tertahan oleh saringan no. 4, butir tanah tersebut digolongkan sebagai kerikil. Bila lebih dari 50% lolos saringan no. 4, butiran tersebut digolongkan sebagai pasir.
Hanya sifat tanah berbutir kasar yang merupakan hal yang penting dan bagian tanah yang berbutir halus dapat diabaikan dalam melakukan klasifikasi tanah berbutir kasar. Klasifikasi sebagai kerikil atau pasir adalah merupakan sifat utama dari material.
27
Kerikil dan pasir
Kerikil adalah termasuk bergradasi baik menurut sistem klasifikasi Unified, bila :
lebih dari 4 , dan
diantara 1 dan 3
Pasir adalah bergradasi baik, bila :
lebih dari 6, dan
diantara 1 dan 3
10
60
D
DCu
10
60
D
DCu
6010
2
30
D x D
)(DCc
6010
2
30
D x D
)(DCc
Cu = Koefisien keseragaman
Cc = Koefisien gradasi
D60 = Diameter butir pada keadaan
banyaknya persen yang lolos
60%
D30 = Diameter butir padaa keadaan
banyaknya persen yang lolos
30%
D10 = Diameter butir pada keadaan
banyaknya persen yang lolos
10%
KURVA GRADASI TANAH.
28
SIFAT SIFAT TANAH
Tanah Berbutir kasar : ditentukan oleh ukuran butir dan
gradasi butir
Daya dukung tinggi
Permeabilitas tinggi
Dapat dijadikan bahan timbunan
Kompressibilitas rendah
Dapat digunakan filter
Liquifaction
2.Tanah berbutir halus
Material tanah ditentukan sebagai material halus, bila tanah tersebut mengandung butiran halus 50% atau lebih yang lolos saringan no. 200.
i) Lempung dan Lanau
Plastisitas adalah sifat teknis yang paling penting dari tanah berbutir halus. Oleh karena itu tanah berbutir halus diklasifikasikan berdasarkan sifat plastisitasnya. Plastisitas dari tanah berbutir halus ditentukan banyaknya butiran tanah yang lolos saringan no 40. Material tanah yang teletakdiatas garis "A" pada gambar di atas dapat dikelompokkan kedalam tanah berbutir halus berlempung. Bila terletak dibawah garis A tanah tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tanah berbutir halus berlanau.
Didalam sistem klasifikasi unified, "lempung' atau "berlempung" dikelompokkan sebagai tanah yang terletak diatas garis A. "Lanau" atau "berlanau" adalah material yang terletak di bawah garis "A". Sebagai garis batas adalah "Garis A" berdasarkan indeks plastisitas PI.
29
(Tanah berbutir halus lanjutan….)
ii) Batas Cair yang tinggi dan yang rendah
Karakteristik penting kedua dalam klasifikasi tanah berbutir halus adalah batas cair.
Tanah yang mempunyai batas cair diatas 50% adalah merupakan tanah lempungan atau lanauan dengan batas cair yang tinggi. Tanah yang mempunyai batas cair dibawah 50% adalah tanah lempungan atau lanauan yang mempunyai batas cair rendah.
Ada 4 kelompok tanah berbutir halus, yaitu
- tanah berlempung dengan berbatas cair rendah (CL),
- tanah berlempung dengan berbatas cair tinggi (CH),
- tanah berlanau dengan berbatas cair rendah (ML) dan
- tanah berlanau dengan batas cair tinggi (MH)
SIFAT-SIFAT TANAH
Tanah berbutir halus : ditentukan oleh ukuran butir dan
kadar air (indeks plastisitas) dan mineral yang
membentuknya.
Tanah dengan batas cair tinggi :
Daya dukung rendah
Compressibility tinggi
Sulit dipadatkan
Sensitif, tergantung mineral yang dikandungnya.
Penurunan / settlement tinggi
30
Plastisitas
Sifat fisik dari tanah yang mengalami perubahan
bentuk melebihi bentuk awal tanpa retak atau
perubahan yang berarti.
Konsistensi
Relatif mudahnya tanah mengalami perubahan
bentuk
Derajat konsistensi
Konsistensi Prosedur Identifikasi Kekuatan Kg/cm2
Lunak Mudah ditekan beberapa cm dengan ibu jari
< 0.25
Sedang (medium)
Dapat ditekan beberapa cm dengan ibu jari dengan sedikit tenaga
0.25 – 0.5
Kaku Dapat ditekan dengan ibu jari dengan tenaga yang besar
0.5 – 1.00
Sangat kaku Mudah ditekan dengan kuku ibu jari
1.00 – 2.00
Keras Sukar ditekan dengan ibu jari > 2.00
31
Batas-batas konsistensi Atterberg
Tahapan kondisi padat hingga mencair
32
3.Tanah Organik
Tanah yg. mengandung sejumlah besar bahan organik dapat dikenali dari warna dan baunya. Karakteristik dari tanah organik tidak mempunyai batasan-batasan yang jelas.
Jenis tanah ini tidak dapat digunakan dalam kontruksi dan memerlukan pengarahan khusus dari tenaga ahli, bila digunakan dalam konstruksi.
Beberapa jenis dari tanah ini dapat dikelompokkan sebagai tanah organik dengan batas cair tinggi dan tanah organik dengan batas cair rendah, bila diuji di laboratorium.
Tanah organik mengandung serat yang tidak dapat diuji di laboratorium dikenal sebagai gambut (peat).
Ada tiga jenis tanah organik, yaitu tanah organik dengan batas cair tinggi (OH), tanah organik dengan batas cair rendah (OL) dan gambut (Pt).
SECARA UMUM TANAH DAPAT DIBEDAKAN ATAS
Tanah berbutir halus (tanah berkohesi)
Lempung, lanau
Tanah berbutir kasar (tanah tak
berkohesi)
Kerikil, pasir
Tanah organik (gambut)
* Tanah berproblema (problematic soil)
33
MACAM-MACAM TANAH
Dapat ditentukan secara visual atau uji
laboratorium
Macam Tanah Batas-batas ukuran
Berangkal (borelder) >8 inci (20 cm)
Kerakal (cobblestone) (8 - 20) cm
Batu kerikil (gravel) (2 mm - 8 cm)
Pasir kasar (coarse sand) (0,6 – 2) mm
Pasir sedang (medium sand) (0,2 – 0,6) mm
Pasir halus (fine sand) (0,06 – 0,2) mm
Lanau (silt) (0,002 – 0,06) mm
Lempung (clay)
34
Simbol sifat tanah sistem unified :
G – kerikil (gravel)
S – pasir (sand)
M – lanau (silt/loam)
C – lempung (clay)
Pt – gambut (peat)
O – organik (organic)
W – bergradasi baik (well graded)
P – bergradasi buruk (poorly graded)
H – plastisitas tinggi (high liquid limit)
L – plastisitas rendah (low liquid limit)
Simbol-simbol dalam klasifikasi USCS
GW : Gravel well graded (kerikil dengan gradasi baik)
SP : Sand poorly graded (pasir dengan gradasi buruk)
ML : Moam low plasticity (lanau berplastisitas rendah)
(Batas cair atau Liquid Limit < 50%)
CH : Clay high plasticity (lempung berplastisitas tinggi,LL > 50%)
Tanah berbutir kasar ditandai dengan simbol kelompok seperti : GW, GP, GM, GC, SW, SP, SM, dan SC.
Klasifikasi tanah berbutir halus dengan simbol ML, CL, OL, ME, CH, dan OH diperoleh dengan cara menggambar batas cair dan indeks plastisitas tanah yang bersangkutan pada grafik plastisitas (Casagrande, 1948).
35
Klasifikasi tanah
berdasarkan USCS
36
Grafik Plastisitas
Grafik Pembagian Ukuran Butir Berbagai Jenis Tanah
37
A
B
III.SIFAT-SIFAT FISIK DAN
SIFAT-SIFAT TEKNIK TANAH
Jenis tanah dapat diidentifikasi
berdasarkan :
Sifat sifat fisik (Physical Properties)
Sifat sifat teknik
(Mechanical/Engineering Properties)
38
Soil Properties
Physical Properties Mechanical Properties
Gradation and Structure
Soil-Water Relationships
Atterberg’s Limits
Soil Compaction
Permeability
Compressibility
Shear Strength
Bearing Capacity
SIFAT – SIFAT FISIK
Sifat – sifat tanah umum yang
dapat dilihat secara visual serta
dapat diketahui lebih rinci
melalui beberapa uji
Laboratorium.
39
Composition
Texture Silt>>>>>>>>medium>>>>medium
Sand >>>>>>>large>>>>>>rough
Clay>>>>>>>small>>>>>>fine/soft
Soil texture is measured by size of soil particles
Physical properties of soil (sifat2 fisik)
Berdasarkan Warna dan Bau.
Warna
Kuning
Coklat pengaruh basah, oksidasi
Merah dan hidrasi
Hitam : banyak kandungan organis
Abu-abu : adanya kuarsa
Hijau/biru : adanya senyawa besi
Bau
Tanah Organik mempunyai bau busuk/menyengat
40
Kadar pori (void ratio = e), Vp/VbPorositas (porosity = n), Vp/V
Kadar air (w)
Berat isi (volume weight = g)
• Kering
• Jenuh
• Butir
• Efektif
Berat jenis
S : Solid Soil particle
W: Liquid Water (electrolytes)
A: Air Air
41
Secara sederhana, susunan material tanah dapat digambarkan terdiri dari butiran tanah, air dan udara. Tanah dapat dalam kondisi tidak jenuh air atau basah,dimanasusunan terdiri dari butiran tanah, air dan udara.Kondisi kering kandungan airnya tidak ada.Pada kondisi jenuh, semua pori terisi air dan tidak ada kandungan udaranya.
Gambar Susunan tanah pada kondisi jenuh air sebagian
Berat tanah W = Ws + Ww + (Wa = 0)
Penentuan Sifat2 Fisik Tanah
Melalui Percobaan di Laboratorium :
a) Berat Isi
b) Berat Jenis
c) Kadar air
d) Batas – batas Atterberg
e) Analisa ayak (untuk Tanah Berbutir Kasar)
f) Analisa Hidrometer (untuk Tanah Berbutir
Halus).
42
Sifat – Sifat Teknik
Sifat – sifat tanah yang terkait dengan
Kekuatan Geser tanah yang digunakan
untuk menentukan Kapasitas Daya
Dukung,Tegangan tanah,& kestabilan
Lereng yang dapat diketahui melalui
Uji Laboratorium dan Uji Lapangan.
Daya dukung batas dari tanah adalah kekuatan menahan (sebelum terjadi keruntuhan) dari massa tanah terhadap beban yang bekerja di atasnya.
Daya dukung ijin dari tanah adalah kekuatan tanah yang diijinkan dari tanah dalam menahan beban yang bekerja di atasnya.
Daya dukung tersebut sangat penting untuk mengevaluasi kemampuan tanah untuk menyangga dengan aman suatu bangunan semi kaku melalui fondasi, baik fondasi dangkal maupun fondasi dalam.
43
Pengujian sifat teknis tanah,dimaksudkan untuk memperoleh gambaran menyeluruh dan rinci, mengenai sifat teknik, antara lain:
Kepadatan
Kekuatan Geser Tanah
Permeabilitas
Konsolidasi
Sifat – sifat Teknik Tanah
1.Kepadatan
Pemadatan adalah proses keluarnya udara dari
pori pori tanah akibat pemberian energi yang berulang
ulang dalam jangka waktu yang relatif cepat.
Tujuan pemadatan adalah:
- meminimalkan angka pori tanah,
- meningkatkan kuat geser dan
- meningkatkan sifat kedap air.
44
Hasil Kepadatan kering tanah setelah dipadatkan,
tergantung pada kadar air dan besarnya energi
yang diberikan oleh alat pemadat.
Sifat kepadatan tanah dapat diketahui melalui
pengujian pemadatan tanah di laboratorium
dengan metode Standard Proctor dan Modified
Proctor.
Pemadatan Tanah di laboratorium
Uji Standard dan modified proctor
45
Kepadatan relatif (DR) digunakan untuk menunjukkan derajat
kepadatan butiran pasir dan hanya berlaku untuk tanah
berbutir kasar dengan kadar butiran halus kurang
dari 15%. Kepadatan relatif dihitung dengan rumus:
DR = (emax – eo) / (emax – emin )
dengan emax adalah angka pori pada keadaan paling lepas,
dan emin adalah angka pori pada keadaan paling padat.
Kepadatan relatif juga dapat diketahui dengan
menggunakan rumus:
DR = (γd max/ γd) x [(γd-γd min)/ (γd-γd min)]
Kepadatan Relatif (tanah granular)
Kepadatan relatif
%
Diskripsi Nilai NSPT
0 – 15
15 – 35
35 – 65
65 – 85
85 - 100
Sangat lepas
Lepas
Agak padat
Padat
Sangat padat
0 – 4
4 – 10
10 -30
30 – 50
> 50
46
2.Kekuatan Geser Tanah
Kekuatan Geser Tanah dinyatakan oleh Parameter Kuat geser
a) Kohesi (cohesion = c )
yaitu hasil dari tarik menarik seperti magnet dari partikel
partikel tanah yang dipengaruhi oleh plastisitas dan
kelengketan tanah.
b) Sudut geser dalam (Angle of friction=φ)
yaitu sifat saling mengunci antar partikel tanah
Hubungan antara C dan Ø :
= c + tg Ø
3.Konsolidasi
Konsolidasi adalah pemampatan tanah yang disebabkan
oleh proses keluarnya udara dan air dari pori tanah secara ber-angsur2 akibat pembebanan secara terus menerus
dalam jangka yang waktu lama.
Semakin kecil koefisien permeabilitas suatu material,akan
semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air pori dari material tersebut,demikian
pula penurunan yang terjadi juga akan semakin lambat.
47
IV. PENGUJIAN-PENGUJIAN
LABORATORIUM
Uji laboratorium diperlukan untuk :
Melakukan analisis sifat sifat fisik tanah /batuan.
Mengetahui sifat teknik tanah /batuan atau fragmen batuan sebagai bahan timbunan, agregat beton dan lain sebagainya
Mengevaluasi mutu bahan.
48
Jenis Uji Tanah di Laboratorium
Secara umum jenis pengujian di Laboratorium
dapat di kategorikan atas pengujian terhadap
1.Sifat fisik tanah
2.Sifat teknik tanah
3.Kelulusan air
4.Konsolidasi
5.Uji-uji lain terkait problematic soil
Sifat fisik tanah
Kadar airBerat jenisBerat volumeAnalisis saringanAnalisis hidrometerBatas-batas AtterbergUji kompaksi (hubungan antara kadar air dengan
kepadatan) Korosivitas tanahResistivitas tanahKadar organik tanah
49
Uji Sifat Sifat Teknik Tanah.
1.Uji kuat geser tanah terkekang
(Unconfined Compression Strength = UCS)
2.Uji kuat geser langsung (Direct Shear)
3.Uji Triaksial (Triaxial Test)
4.Uji geser baling mini (miniature vane)
5.Uji konsolidasi satu dimensi
6.Uji potensi pengembangan (swelling)
tanah
7.Uji kolapsibel tanah (collapsible soil)
Uji Laboratorium Sifat Fisik
1.Uji Kadar Air (water content)
Uji kadar air bertujuan untuk mengukur jumlah
air yang ada dalam tanah sesuai dengan berat
keringnya, dan untuk memperoleh karakteristik
kuat geser, penurunan, dan parameter lainnya
secara korelasi empirik. Uji ini dapat dilakukan
dengan standar uji SNI 03-1976-1990 atau ASTM
D 4959.
2.Berat jenis ( Specific Gravity)
Tujuan uji berat jenis adalah untuk mengukur
berat jenis butiran tanah. Uji ini dilakukan
dengan mengacu pada standar uji SNI 03-1964-
1990 / ASTM D 854.
50
3.Berat Volume (volume weight)
Pengukuran berat volume contoh tanah tidak
terganggu di laboratorium, dilakukan secara
sederhana dengan menimbang bagian contoh
tanah dan membaginya dengan volume (SNI-
03-3637-1994).
4.Analisis Saringan
(sieve analysis)
Uji analisis saringan dapat dilakukan dengan mengacu padastandar uji ASTM D 422 dan D 1140. Tujuan uji analisis saringanadalah untuk mengukur persentase berbagai ukuran butir.Distribusi ukuran butir digunakan untuk menentukan klasifikasitekstur tanah (misal kerikil, pasir, lempung lanauan, dan lain-lain) yang akan digunakan dalam evaluasi karakteristik teknikseperti kelulusan air, kekuatan dan potensi swelling.
51
102
Grain Size Distribution (Cont.)
Log scale
(Holtz and Kovacs, 1981)
Effective size D10: 0.02 mm
D30: D60:
52
5.Analisis Hidrometer
Uji analisis hidrometer dapat dilakukan dengan mengacu pada standar uji SNI 03-3422-1994 atau ASTM D 1140.
Tujuan uji ini adalah untuk mengukur distribusi (persentase) ukuran butiran yang lebih kecil daripada saringan No.200 (
53
7.Uji kompaksi (hubungan antara kadar
air dan kepadatan)
Uji kompaksi dapat dilakukan dengan
mengacu pada standar uji SNI 03-1742-1989
atau ASTM D 698 (Standar Proctor), SNI 03-
1743-1989 atau D 1557 (modifikasi Proctor).
Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui
kepadatan kering maksimum yang diperoleh
di bawah energi pemadatan nominal tertentu
untuk suatu tanah dan kadar air optimum
sesuai dengan kepadatan.
8.Korosivitas Tanah
Tujuan uji korosivitas tanah adalah untuk
mengetahui sifat agresif dan korosivitas
tanah, pH, kadar sulfat dan klorida tanah.
Uji ini dapat dilakukan dengan mengacu
pada standar uji ASTM G 51, D 512, D 1125,
D 2976, D 4230, D 4972.
Pengujian biasanya dilakukan pada suspensi
tanah, air dan atau larutan alkali (biasanya
kalsium klorida).
54
9.Resistivitas tanah
Tujuan uji resistivitas tanah adalah untuk
mengukur potensi korosi tanah. Uji ini dapat
dilakukan dengan mengacu pada standar uji
ASTM G 57.
10.Kadar organik tanahTujuan uji kadar organik tanah adalah untukmembantu penggolongan tanah danidentifikasi karakteristik teknik tanah. Uji inidapat dilakukan dengan mengacu padastandar uji ASTM D 2974.
Uji Laboratorium Sifat2 Teknik
1.Uji kuat geser tanah tidak terkekang
(Unconfined Compression Strength =
UCS)
Tujuan uji kuat geser tanah tidak terkekang adalahuntuk mengukur kuat geser tidak terdrainase (cu)lempung dan lempung lanauan. Uji ini dapatdilakukan dengan mengacu pada standar uji SNI 03-3638-1994 atau ASTM D 2166. Uraian prosedur danpenjelasan uji adalah sebagai berikut
55
2.Uji kuat geser
langsung (DS)
Uji kuat geser langsung mempunyai tujuan
untuk mengukur kuat geser tanah sepanjang
permukaan bidang datar yang telah
ditentukan sebelumnya (horisontal). Uji ini
dapat dilakukan dengan mengacu pada
standar uji ASTM D 3080.
UJI KUAT GESER (lanjutan)
56
Contoh hasil uji DS pada lempung
terkonsolidasi normal.
3. Uji Triaksial
Tujuan : memperoleh nilai parameter kuat
geser kohesi (c) dan sudut geser dalam .Pada
umumnya terdapat empat tipe uji triaksial,
yaitu
Uji tidak terkonsolidasi tidak terdrainase
(UU),
Uji terkonsolidasi terdrainase (CD),
Uji terkonsolidasi tidak terdrainase dengan
pengukuran tekanan air pori (CU)’,
Uji beban triaksial siklik (CTX).
57
Pengaruh kepadatan relatif terhadap sudut geser
dalam untuk tanah berbutir kasar.
Alat uji triaksial.
58
Lingkaran Mohr pada pengujian drained pada NC
dan OC
4.Uji geser baling mini (miniature
vane)
Tujuan uji geser baling mini adalah untuk menentukan kuat geser tidak terdrainase (su) dan sensitivitas (St) lanau dan lempung jenuh. Uji ini dapat dilakukan dengan mengacu pada standar uji ASTM D 4648.
59
5.Uji Kelulusan air (permeabilitas).
Konduktivitas hidraulik atau kelulusan air tanah
adalah sifat aliran yang penting dalam tanah.
Tujuan uji kelulusan air adalah untuk menentukan
potensi aliran air melalui tanah.
Uji Kelulusan
air(lanj.)
Tipe uji kelulusan air di laboratorium terbagi 2
yaitu:
Uji tinggi tekanan tetap (untuk tanah butir kasar),
Uji tinggi tekanan jatuh (untuk tanah butir halus).
60
Skema uji kelulusan air (a) uji tinggi tekan
tetap, (b) uji tinggi tekan jatuh
6.Uji konsolidasi 1 dimensi
Tujuan:
menentukan sifat2 tegangan pra konsolidasi,
karakteristik tekanan,rayapan,kekakuan,dan laju
aliran dari tanah akibat pembebanan.
Uji ini mengacu pada standar uji SNI 03-2812-1992
atau ASTM D 2435.
61
Kurva kadar pori vs tekanan
7.Uji potensi pengembangan (swelling) tanah
lempung
Tujuan :
memperkirakan potensi pengembangan (swell)tanah ekspansif. Uji dilakukan dengan mengacupada standar uji SNI 12-6423-2000 atau ASTM D4546.
8.Uji potensi kolapsibel untuk tanah
(collapse potential of soils)
Tujuan :
memperkirakan potensi kolaps/runtuhnya tanah.Uji
dilakukan dengan mengacu pada standar uji ASTM
D5333.
62
9.Uji pinhole
Tujuan:
mengidentifikasi apakah tanah lempungan yang
diuji bersifat mudah tergerus atau tidak. Tanah
lempung yang mudah tergerus disebabkan karena
proses pelarutan dan dikategorikan sebagai
lempung bersifat khusus yang disebut sebagai
tanah dispersif (dispersive clays).
Uji pinhole
Tujuan:mengidentifikasi apakah tanah
lempungan yang diuji bersifat mudah tergerus
atau tidak. Tanah lempung yang mudah
tergerus disebabkan karena proses pelarutan
dan dikategorikan sebagai lempung bersifat
khusus yang disebut sebagai tanah dispersif
(dispersive clays).
63
V.JENIS MATERIAL TIMBUNAN
Material Tanah Timbunan
Secara garis besar material pokok timbunan
Tubuh Tanggul dibedakan dalam 2 macam :
1) Material yang fungsi utamanya untuk mendukung
stabilitas tubuh tanggul, berupa material lulus air,
seperti pasir, kerikil dan batu.
2) Material yang fungsi utamanya untuk mencegah
rembesan air dari waduk, berupa material kedap air
yang umumnya berupa tanah lempungan.
64
Persyaratan Material Timbunan
1.Tanah Berbutir Halus (kedap air)
a.Koefisien permeabilitas dan kekuatan geser
yang diinginkan
b.Tingkat deformasi yang rendah
c.Kemudahan pengerjaan
d.Hindari kandungan organik (< 5%)
2.Tanah berbutir kasar (Filter dan Transisi)
a.Lulus air tanpa terjadi piping
b.Stabilitas Bendungan
c.Kuat geser memadai
d.Memenuhi kriteria gradasi
Tabel Permeabilitas (kv) material inti bendungan (kvdisesuaikan dengan % butiran halus
USCS ** kv batasan ( x 10-6 cm/dtk)
GM – SM 0,0 s.d. 10,0
GM or GC 0,0 s.d. 10,0
SP – SM 0,0 s.d. 10,0
SM 0,0 s.d. 10,0
SM – SC 0,0 s.d. 3,0
SM – ML 0,0 s.d. 10,0
SC 0,0 s.d. 3,0
ML 0,0 s.d. 10,0
ML – CL 0,0 s.d. 1,0
CL 0,0 s.d. 1,0
MH 0,0 s.d. 0,1
CH 0,0 s.d. 0,1
65
3.Material Batu
Persyaratan utama :
a.Fragmen batu dalam ukuran yang sesuai
dengan kebutuhan
b.Fragmen batu harus cukup keras
c.Awet untuk bertahan dalam proses pengadaan
dan penempatan
d.Tahan terhadap proses pelapukan dan gaya-
gaya penghancur lainnya
e.Tahan terhadap hantaman gelombang
f. Kuat tekan batu memadai (tidak kurang dari
700 kg/cm2)
Material Timbunan/urugan.
Material timbunan dibedakan dalam 4 jenis.
1.Tanah Lempungan (berbutir halus)
2.Pasir dan kerikil (berbutir kasar)
3.Material Batu
4.Material Tanah Campuran
5.Material Random
Timbunan tanah homogen : Timbunan tanah ini seluruhnya dibuat dengan bahan yang
sama (Homogenous Embankments).
Tanggul yang dibuat dari tanah homogen harus didesain sedemikian rupa, sehingga garis preatis atau garis rembesan tidak akan memotong atau melewati lereng hilir.
Saat pemadatan,kurangi pengaruh air hujan terhadaptimbunan
66
1.Material Tanah Lempung (TBH)
Digunakan pada setiap bendungan urugan.
Persyaratan penting :
1.Stabilitas,kepadatan dan kuat geser harus
memadai
2.Permeabilitas sesuai syarat
3.Indeks kompresi kecil
4.Mudah dikerjakan(tahap penggalian,
pengolahan,pengangkutan,penimbunan dan
pemadatan)
Ukuran butiran.
TBK yang bercampur secara homogen dengan butiran-butiran yang lebih halus,merupakan
bahan material yang baik sebagai Stabilitas
Bendungan.
Semakin kecil ukuran butiran tanah,koefisien
filtrasi semakin rendah.
Material kedap air : zone inti & selimut kedap air
1.CH dan CL
2.Pasir dan kerikil lempungan (SC-GC)
3.Lanau lempungan (CL-ML)
4.Permeabilitas sesudah dipadatkan < 10-5
cm/s
67
Identifikasi jenis TBH di Lapangan (Peck,Hanson
dan Thornburn)
Uji Lanau (Silt) Lempung (Clay)
Dry strength Shaking test Plasticity Dispersion
Sangat rendah. Mudah dihancurkan dengan telunjuk dan ibu jari sehingga diperoleh serbuk tanah. Air akan timbul secara cepat. Kekuatan yang rendah cepat mengering. Dalam keadaan sekitar plastis mudah dihancurkan. Mengendap antara 15 – 30 menit (Pasir mengendap antara 30 – 60 detik).
Tinggi sampai sangat tinggi, terutama dalam keadaan sangat kering. Tidak mudah dihancurkan dengan telunjuk dan ibu jari. Tidak beraksi dan tanah tidak ada perubahan. Dalam keadaan plastis mumpunyai kekuatan yang tinggi. Cukup lama mengering. Umumnya dalam keadaan teguh. Proses pengedapan yang cukup lama bahkan berhari-hari.
Identifikasi TBH di Laboratorium.
Berdasarkan percobaan :
1.Grain size analysis (Analisa ayak)
2.Plasticity (Atterberg Limits)
3.Compreesbility
Lakukan Klasifikasi berdasarkan USCS (Unified
Soil Classification System).
1.TBK ( G,S dengan gradasi W dan P)
2.TBH (M,C dengan plasisitas H dan L )
3. O (Organic) dan Pt (Peat)
68
2.Material Pasir dan Kerikil.(TBK)
Sebagai bahan tubuh Bendungan,filter,transisi.
1.Gradasi sesuai dengan fungsi yang
dibebankan pada Lapisan atau zona-zona
2.Tingkat kekerasan dan kekuatan geser tinggi
3.Tidak mengandung campuran zat organik
atau mineral-mineral yang mudah larut
4.Kestabilan struktur terhadap pengaruh
atmosfir atau kimia lainnya
5.Kemampuan drainase yang memadai
Sifat Teknis Tanah yang Dipadatkan
Nama grup tanah
Simbo
l
g
r
u
p
Permeabilitas2 Kuat geser (Jenuh)Compressibility
(Jenuh)
Workabilitas sebagai
material
konstruksi
Gravel bergradasi baik GW Poros Sangat Baik Diabaikan Sangat Baik
Gravel bergradasi buruk GP Poros Baik Diabaikan Baik
Gravel lanauan GM
Semikedap
sampai
kedap
Baik Diabaikan Baik
Gravel lempungan GC KedapBaik sampai
sedangSangat rendah Baik
Pasir bergrasasi baik SW Poros Sangat baik Diabaikan Sangat baik
Pasir bergradasi buruk SP Poros Baik Sangat rendah Cukup
Pasir lanauan SM
Semi kedap
sampai
kedap
Baik Rendah Baik
69
Pedoman Uji Mutu Konstruksi Tubuh Bendungan
Tipe Urugan : Pasir dan atau kerikil
1.Meluluskan air (free drain)
2.Mengandung butiran lolos saringan 200 kurang
dari 5%
Pasir dan kerikil pilihan dispesifikasikan untuk :
1.Meningkatkan Stabilitas
2.Mencegah penggembungan (heave)
3.Pelapis jalan raya
4.Mencegah erosi
5.Mengalirkan rembesan tanpa timbul piping
3.Material Batu.
Digunakan pada
a.Bendungan zonal,sebagai zone lulus air atau
setengah lulus air
b.Bendungan tanah,untuk hamparan pelindung
pada lereng udik atau timbunan drainase di
sebelah bawah lereng hilir (tumit)
c.Pelindung erosi oleh air yang mengalir &
gelombang
d.Melindungi permukaan tanah terhadap air hujan
dan runoff
e.Memberikan kestabilan timbunan
70
Jenis batuan yang cocok untuk rockfill
Jenis batuan yang baik untuk digunakan sebagai bahan. Jenis batuan yang harus dipertim-bangkan
Granit
Basalt, andesit, dan riolit
Batu pasir yang berumur sebelum era Mesozoik
Batu gamping
Kwarsit
Serpih, batu sabak
Tufa
Batu pasir yang berumur Era kenozoikum
Genes, sekis yang mengandung
banyak retakan
4.Material Tanah campuran.
Digunakan untuk memenuhi persyaratan tertentu
karena eksisting material tidak memenuhi
persyaratan
a.Lempung plastisitas tinggi,
b.kadar air dan IP tinggi,
c.Potensi bersifat ekspansif
d.Sulit dikerjakan pada kadar air mendekati kadar
air optimum
Gunakan Stabilisasi dengan kapur :
a.Meningkatkan kuat geser
b.Kemudahan pengerjaan (workability)
71
5.Material Random.
Digunakan sebagai material timbunan zone
sembarang (random zone,kualitas rendah).
a.Material batu yang berasal dari batuan lunak yang mudah lapuk
b.Material dari 2 jenis material tanah,pasir atau kerikil yang tidak mungkin terpisahkan (galian tipis)
c.Material hasil galian (pondasi,jalan masuk)
d.Material yang penyebarannya cukup luas,tetapi
tidak mempunyai karakteristik yang seragam
Material Semi Kedap Air
a.Lanau
b.Pasir lanauan (SM) bergradasi buruk
c.Kerikil Lanauan (GM) bergradasi buruk
d.Mengandung butiran lolos ayakan 200
hingga 12% (biasanya 5% adalah batas
atas material lulus air)
Tanah bersifat khusus :a.Tanah dispersif
b.Tanah ekspansif
c.Tanah bersifat
likuifaksi
Recommended