View
16
Download
5
Category
Preview:
DESCRIPTION
Dental Side Teaching Inlay
Citation preview
DENTAL SIDE TEACHING (DST)
Restorasi Tuang Inlay
KASUS
Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke RSGM PSPDG FK UNSRAT dengan keluhan
gigi belakang kiri bawah yang tambalannya terlepas. Gigi tersebut ditambal sejak 6 bulan yang
lalu kemudian tambalan tersebut terlepas pada 2 bulan yang lalu. Gigi tersebut tidak pernah
sakit, namun terasa ngilu saat pasien minum minuman dingin serta sering terselip sisa
makanan.
Tanggal : 29 Februari 2016
Gigi yang dirawat : Gigi #35
Riwayat kesehatan penderita yang perlu diperhatikan :
Riwayat penyakit menular : t.a.k
Riwayat penyakit yang diidap : t.a.k
Riwayat alergi obat-obatan : t.a.k
Keluhan Utama
Pasien ingin merawat gigi belakang kiri bawah karena tambalannya terlepas.
Riwayat Perjalanan Penyakit
Gigi tersebut pernah ditambal sekitar 6 bulan yang lalu, dan tambalannya terlepas pada 2 bulan
lalu.
Riwayat Gigi Terlibat
Gigi terasa ngilu saat pasien minum minuman dingin.
Gejala Subjektif
Rasa sakit → Tidak ada
Gejala Objektif
Gigi karies : Media di oklusal
Perkusi : (-)
1
Palpasi : (-)
Tekanan : (-)
Gingiva : Normal
Tes Vitalitas
Tes Termal : Bereaksi terhadap dingin
Gigi : Vital
Diagnosis Klinik : Pulpitis reversible
Rencana Perawatan : Restorasi tuang inlay dengan bahan logam/metal.
Prognosis : Baik, karena karies belum mencapai pulpa dan pasien kooperatif.
ODONTOGRAM
Foto Keadaan Gigi Sebelum Perawatan
Gambar Keadaan Gigi (Skematis)
Tampak Oklusal
2
PROSEDUR PERAWATAN
A. Persiapan Alat dan Bahan
- Masker, handscoen, dan alas dada
pasien
- Nierbekken
- Diagnostik set (kaca mulut, sonde,
eskavator, dan pinset)
- Contra angle handpiece (lowspeed
dan highspeed)
- Mata bur lowspeed dan highspeed
(round, fissure, dan tapered)
- Bite block
- Spatula semen
- Semen stopper
- Plastic filling instrument
- Glass slab
- Dappen glass
- Alkohol 70%
- Cotton roll
- Cotton pellet
- Articulating paper
- Dental floss
- GIC Tipe I (GC)
- Wax merah dan wax violet (dental
inlay casting wax)
- Kassa
- Sendok cetak partial
- Lampu spritus dan korek api
- Bahan cetak elastomer (double
impression), putty type, light body,
dan alginat.
- Gips biru dan gips kuning
- Bahan tumpat sementara (Caviton)
B. Preparasi Gigi
1. Tumpatan sementara dibongkar dan diganti dengan GIC.
2. Periksa posisi gigi pada saat oklusi, yaitu kontak oklusal gigi sebelum preparasi, kontak
oklusal pada intercusp dan fossa, serta kontak oklusal selama pergerakan mandibula.
3. Buat cetakan preoperative sebagai record sebelum tahap preparasi.
4. Persiapkan mata bur yang akan digunakan untuk preparasi gigi.
5. Preparasi dengan menggunakan fissure bur mulai dari daerah bukal dan lingual.
Dinding kavitas dibuat divergen ke arah oklusal, sedangkan dinding proksimal dibuat
tegak. Preparasi pada dinding bukal dan lingual dibuat dengan kemiringan 5°
(konvergen ke arah pulpa). Dinding gingiva daerah proksimal dipreparasi sampai
sebatas interdental papil, datar dan tegak lurus dengan sumbu gigi.
6. Setelah preparasi selesai, buat bevel pada axio pulpa line angle serta seluruh
permukaan cavo surface enamel margins termasuk bevel batas akhiran preparasi
3
dengan gingiva dengan menggunakan fissure atau flame bur dan membentuk sudut
±15° terhadap permukaan tersebut.
7. Sebelum pencetakan gigi, lakukan pembersihan menyeluruh pada kavitas dan lakukan
pemeriksaan preparasi dengan menggunakan malam violet. Satu sisi batangan malam
violet dipanaskan hingga lunak, lalu letakkan pada kavitas dengan jari sampai
mengeras. Periksa hasil preparasi dari hasil replika cetakan malam tersebut.
C. Pencetakan
1. Sebelum mencetak, lakukan pembersihan menyeluruh pada kavitas. Semua partikel dan
kotoran dibersihkan dengan semprotan udara dan dibilas dengan air lalu dikeringkan.
2. Proses mencetakan mengginakan teknik double impression. Tahap pencetakan
dilakukan 2 kali dengan mencetak sendok cetak yang telah diberi bahan cetak pada gigi.
Cetakan kavitas dan lengkung gigi RB dibuat dengan menggunakan bahan cetak
elastomer, sedangkan cetakan RA dicetak dengan alginat.
3. Tahap I, bahan cetak putty type diaduk sesuai aturan pabrik dengan menggunakan jari
tangan dengan tidak memakai handscoen dan diletakkan pada sendok cetak. Sendok
cetak dimasukkan ke dalam mulut pasien (RB) dan ditunggu sampai setting, kemudian
dikeluarkan dari dalam mulut. Diberi tanda pada cetakan berupa garis vertikal yang
nantinya akan digunakan sebagai penanda daerah insersi ulang pada pencetakan tahap
kedua.
4. Tahap II, bahan cetak light body diaduk diatas glass slab kemudian dituangkan diatas
hasil cetakan putty type sebelumnya. Dicetakkan kembali ke dalam mulut pasien,
setelah setting, sendok cetak dikeluarkan dari mulut dengan hati-hati. Periksa
keakuratan hasil cetakan.
D. Pembuatan Die dan Model Kerja
4
Hasil cetakan RB dicor dengan gips kuning, sedangkan RB dengan gips biru, menjadi
model kerja dan die. Die adalah tiruan atau replika berupa model gips dari gigi pasien yang
telah selesai dipreparasi dan akan dilanjutkan pada proses laboratorium.
E. Pembuatan Catatan Gigitan
Pencatatan gigitan dilakukan dengan menginstruksikan pasien melakukan oklusi sentrik
sambil menggigit 2 lapis wax merah yang diberi kain kassa diantaranya sebagai pembatas,
sehingga pada kedua sisi malam tersebut tampak cetakan bidang oklusal gigi. Kavitas tutup
dengan tumpatan sementara (Caviton).
F. Pembuatan Logam Tuang Inlay di Laboratorium
Model kerja akan dikirim ke laboratorium untuk proses pembuatan logam tuang inlay.
G. Pasang Coba Mahkota Gigi
Tujuan tahap pasang coba restorasi tuang pada kavitas gigi adalah untuk mengetahui
ketepatan kontak dan kontur proksimal, oklusi, artikulasi, serta batas preparasi.
- Tumpatan sementara dibongkar.
- Inlay logam dicobakan pada gigi dengan tekanan ringan.
- Periksa daerah marginal, kontur proksimal, dan batas preparasi.
- Periksa kemungkinan ada kontak premature dengan gigi antagonis dengan
menggunakan articulating paper.
H. Sementasi
Semen yang digunakan adalah GIC tipe I. Tahap sementasi :
1. Isolasi daerah kerja dengan cotton roll dan saliva ejector.
2. Dinding kavitas dikeringkan dengan udara selama 3-5 detik.
3. Tumpatan tuang inlay dibersihkan dan dikeringkan.
4. Semen dicampur sesuai petunjuk pabrik.
5. Semen diaplikasikan jika telah mencapai gel state kemudian diambil dengan
menggunakan sonde dan diaplikasikan ke dalam kavitas gigi dan logam tuang.
6. Logam didudukkan pada tempatnya dengan menggunakan jari ditekan selama 1 menit.
7. Saliva ejector dilepas dan pasien diminta beroklusi selama 10 menit.
8. Saliva ejector dipasang kembali dalam rongga mulut.
9. Sisa semen yang berada di daerah proksimal dibersihkan dengan menggunakan dental
floss. Dental floss harus melewati titik kontak, tepi gingiva dan sulkus gingiva.
5
10. Periksa kembali keadaan restorasi tuang pada gigi, oklusi, serta artikulasi pasien.
I. Pemolesan
Pemolesan bertujuan untuk merapikan dan menghaluskan tumpatan dengan menggunakan
finishing bur long fissure diamond. Tepi proksimal harus dihaluskan dengan paper disk,
permukaan labial dan palatal dipoles dengan silicone rubber berbentuk cups, kerucut, dan
wheel.
J. Kontrol
Kontrol dilakukan 2-3 minggu kemudian setelah pemasangan mahkota tuang inlay. Saat
kontrol lakukan anamnesa, pemeriksaan oklusi, tepi tumpatan. Tanyakan apa ada keluhan
selama memakai mahkota inlay tersebut.
6
Recommended