View
17
Download
5
Category
Preview:
DESCRIPTION
diagnosis
Citation preview
Diagnosis dibidang ortodonti dapat didefinisikan sebagai suatu studi dan
interpretasi data klinis untuk menetapkan ada tidaknya anomali (maloklusi).Diagnosis
merupakan suatu langkah dalam bidang ortodonti sebelum merencanakan perawatan
ortodonti. Moyers menyatakan bahwa diagnosis ortodonti adalah perkiraan yang
sistematik, bersifat sementara, akurat dan ditujukan pada 2 hal, yaitu klasifikasi dan
perencanaan tindakan berikutnya
Dalam diagnosis baik itu pada orthodonti ataupun area kedokteran gigi lainnya,
sangatlah penting untuk tidak menilai dan focus hanya pada satu aspek kondisi pasien.
Pada konteks ortodonti sangat penting untuk menilai oklusi gigi dengan juga
mempertimbangkan ketidak susuauain rahang, sindrom pertumbuhan, penyakit sistemik,
masalah periodontal, masalah psiko-sosial, atau keadaan lingkungan dimana pasien
tinggal. Diagnosis, singkatnya, harus luas, tidak terfokus pada aspek tunggal yang pada
beberapa hal dapat menjadi hal yang kompleks. Diagnosis orthodonti sangat penting
untuk menilai kondisi keseleruhan pasien.
Pendekatan pada masalah pasien adalah sala satu metode yang digunakan utuk
mendiagnosis dan memberikan rencana perawatan. Pendekatan ini digunakan untuk
mendapatkan database pasien. Dari database ini semua daftar masalah akan tercatat.
Untuk tujuan orthodonti, database dapat diperoleh dari 3 sumber
1. Anamnesis umum (wawancara dengan pasien)
2. Pemeriksaan Klinis pasien
3. Evaluasi pada Dental record.
A. Anamnesis Umum Pasien dengan Wawancara
Tahap pertama pada proses wawancara harus dimulai dengan masalah
(complain) utama (alasan utama pasien datang untuk konsultasi dan
perawatan), biasanya dengan pertanyaan langsung pada pasien ataupun
orangtua. Informasi yang lebih jauh dapat dilihat dalam 3 bagian :
1. Riwayat penyakit dan penyakit pada gigi
2. Status Pertumbuhan fisik
3. Motivasi, ekspetasi dan factor social lainnya,
1. Masalah Utama
Ada tiga alasan utama yang perlu diperhatikan dari pasien berkenaan
dengan susunan dan oklusi giginya : dentofacial estetik yang rendah yang dapat
berpengaruh pada masalah psiko-sosialnya, fungsi yang rendah dan keinginan
untuk meningkatkan dentofacial estetiknya sebagai bagian dari kualitas hidup.
Namun tidak jarang ada lebih dari satu alasan yang diberikan pasien untuk
mendapat perawatan orthodonti. Seorang dokter gigi tidak boleh mengganggp
masalah estetik sebagai masalah utama akibat dari susunan gigi yang tidak rapi
tapi dokter gigi harus memberikan perhatian mengenai kesehatan dan fungsional
giginya untuk kedepannya.
2. Riwayat Penyakit dan Penyakit gigi
Riwayat penyakit ini dibutuhkan dari pasien untuk mendapatkan latar
belakang keadaan keseluruhan pasien dan menilai masalah orthodonti nya secara
spesifik. Ada 2 hal penting yang membutuhkan penjelasan khusus. Yang pertama
adalah meskipun kebanyakana anaka anak dengan raktur condylar sembuh tidak
sepenuhnya., ingat bahwa deficit pertumbuhan dapat terjadi akibat cedera lama
dari kondilar dan akan menyebabkan wajah asimetri. Yang kedua adalah, sangat
penting untuk mengetahui apakah pasien sedang dalam perawatan jangka panjang,
bila iya, untuk tujuan apa.karena hal ini dapat merujuk pada penyakit sisteik atau
metabolic yang tidak disampaikan oleh pasien. Penyakt kronis yang dialami oleh
anak anak maupun dewasa tidak menjadi kontraindikasi bagi perawatan
orthodonti tapi harus mendapatkan perhatian yang khusus untuk memberikan
pencegahan terjadinya masalah. Pada dewasa yang sedang dalam perawatan untuk
penyakit arthritis dan osteoporosis, dosis tinggi protaglandininhibitor atau agen
penyerap inhibito dapat menghalangi pergerakan gigi dalam ortodonti.
3. Penilaian Pertumbuhan Fisik
Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pasien mengalami
pertumbuhan yang normal dan sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya.
Pertumbuhan yang cepat selama perumbuhan remaja akan memfasilitasi
pergerakan gigi. Penilaian ini juga memperhitungkan waktu terjadinya kalsifikasi
tulang.
4. Penilaian Sikap Sosial
Penilaian social ini terdiri atas : motivasi pasien menjalani perawatan, apa
yang dia harapkan dari perawatan dan bagaimana sikap kerjasama pasien
nantinya.
Motivasi untuk menjalani perawatan dapat diklasifikasikan sebagai
motivasi eksternal, dimana motivasinya didapat dari tekanan dari orang
disekitarnya. Dan motivasi internal bisa didapat dari motivasi diri sendiri yang
biasanya timbul akibat kesadarannya akan pentingnya menjaga kesehatan mulut.
Apa yang pasien harapkan dari perawatan sangat berhubungan dengan tipe
motivasi, terutama pada pasien dewasa yang memilik masalah dengan estetika
kosmetik. Cotohnya : bila seorang pasien dengan gigi anterior yang tidak biasa
mengharapkan masaah sosialnya selesai setelah giginya diperbaiki, ia
mendapatkan resiko yang rendah untuk menjalani perawatan orthodonti
Koperatif, biasanya dibutuhkan dalam menangani pasien anak tapi juga
tidak menutup kemungkinan dengan pasien dewasa.
B. PEMERIKSAAN KLINIS
Ada dua tuuan utama dalam pemeriksaan klinis ortodonti : 1) untuk mengevaluasi
dan mendokumentasikan kesehatan mulut, fungsi rahang dan proporsi wajah dan
karakteristik senyum dan 2) untuk memutuskan diagnostic records yang dibutuhkan.
1. Evaluasi Kesehatan Mulut
Jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut yang sehat harus selalu dianggap
sebagai pasien potensial orthodontic sebagaimana yang lainnya. Petunjuk
umumnya adalah bahwa semua masalah penyakit dan patologi harus diperikasa
sebelum perawatan dimulai. Hal ini termasuk, masalah medis, karies hihi,
patologi pulpa dan penyakit periodontal.
Memeriksa jumlah gigi terdengar biasa dilakukan oleh seorang dokter gigi
untuk memastikan nomor gigi yang ada dan terbentuk.
Pada penilaian periodontal, ada dua poin penting yang menjadi perhatian :
indikasi adanya penyakit periodontal aktif dan potensial masalah mukogingival.
Beberapa pemeriksaan orthodonti harus termasuk dengan pemeriksaan jelas
hingga sulkus gingival, bukan untuk memastikan kedalaman pocket (sulkus
gingiva yang diperdalam oleh keadaan patologis) tapi untuk mendeteksi adanya
area perdarahan. Perdarahan dalam pemeriksaan ini mengindikasikan adanya
penyakit periodontal aktif yang harus diperiksa sebelum perawatan lain (misalnya
orthodonti) dilakuakan. Untungnya, penyakit agresif periodontitis juvenile sangat
jarang terjadi, tapi bila ada, hal ini sangat penting untuk ditangani sebelum
perawatan orthodonti dimulai. Perlekatan gingival yang tidak cukup kuat diantara
incisive yang berjejal mengindikasikan adanya kemungkinan kerusakan (cacat)
pada margin alveolar saat gigi disusun, khusunya dengan perawatan nonekstrasi
(pelebaran lengkung rahang)
2. Evaluasi Rahang dan Fungsi Oklusal.
Tiga aspek fungsi yang membutuhkan evaluasi : mastikasi (termasuk
penelanan), bicara, dan keberadaan dan ketidakadaan masalah TMJ. Hal ini
penting untuk diketahui di awal baik saat pasien memiliki kordinasi dan gerakan
yang normal. Bila tidak, adaptasi normal pada perubahan posisi gigi yang
dihasilkan oleh perawatan orthodontis tidak akan terjadi dan efek keseimbagan
akan mengarah pada kekambuhan pasca perawatan.
Pasien dengan maloklusi berat sering mengalami kesulitan dalam
pengunyahan normal (membutuhkan usaha lebih dalam mengunyah). Individu ini
biasanya menghindari beberapa makanan yang sulit untuk dipotong dan dikunyak
dan memiliki beberapa masalah dengan menggigit pipi dan lidah selama
pengunyahan. Bila ditanya, pasien akan melaporkan masalah tersebut dan
biasanya mengindikasi bahwa setelah perawatan orthodonsi mereka akan lebih
mudah mengunyah. Menelan hampir tidak pernah terpengaruh dengan maloklusi.
Mengukur kekuatan bibir atau seberapa keras pasien dapat mendorong dengan
lidah hanya menambahkan sedikit atau tidak sama sekali pada penilaian
diagnostic.
Masalah berbicara dapat dikaitkan dengan maloklusi, tapi berbicara
normal masih memungkinkan meki adanya distorsi anatomis berat. Gangguan
tidurdapa dihubungkan dengan beberapa defisiensi mandibular berat dan
terkadang masalah fungsional ini adalah alasan untuk melakukan konsultasi
ortodonti.
Fungsi rahang lebih dari fungsi TMJ tapi evaluasi dari TMJ adalah aspek
penting dalam pelaksanan diagnosis. Apabila mandibular bergerak secara normal
berarti ia tidak berfungsi secara lemah, tapi pada kondisi lain, gerakan terbatas
biasanya menunjukan masalah fungsional. Untuk alasan itu, indicator penting dari
fungsi sendi adalah adanya bukaan maksimum. Palpasi otot mastikasi dan TMJ
harus dijadikan bagian penting dalam pemeriksaan dan hal ini penting untuk
mengingat tanda dari adanya masalah TMJ seperti nyeri sendi, adanya bunyi atau
pembukaan yang terbatas.
Untuk tujuan orthodonti, beberapa perubahan lateral dan anterior dari
mandibular menjadi perhatian khusus. Karena articular eminensia tidak
berkembang pada saat masa anak anak, maka akan sulit menentukan posisi
positif “centric relation”seperti pada orang dewasa. Selain itu menentukan apakah
mandibular berubah kearah anterior atau lateral sangat penting pada anak anak.
Anak dengan unilateral crossbite memiliki penyempitan lengkung maksila dengan
peru ahan posisi crossbite unilateral.
3. Evaluasi Wajah dan Tampilan dental.
Penyimpangan dan tampilan wajah yang asimetri adalah contributor utama
untuk masalah estetik, mengingat tampilan proporsional diterima apabila tidak
selalu terlihat cantik. Tujuan yang tepat untuk pemeriksaan wajah adalah untuk
mendeteksi adanya disproportions (penyimpangan). ada tiga tujuan dalam analisis
profil wajah,
1) memastikan apakah rahang berada pada posisi proporsional pada bidang
ruang anteroposterior.
2) evaluasi posture bibir dan prominensia incisor. Mendeteksi adanya
protrusi incisive yang berlebihan atau retrusi sangat penting karena adanya
efek ruang diadalam lengkung gigi, bila incisive protrusi, mereka akan
tersusun dalam lengkung lingkaran besar sebagai mana mereka cenderung
maju, sementara bila incisive tegak lurus atau retrusive , maka ruang yang
ada adalah kecil. Pada kasus yang berat, incisive yang protrusi akan
memberikan susunan gigi yang ideal daripada incisive yang crowding.
3) mengevaluasi kembali proporsi vertical dan evaluasi sudut bidang
mandibular. Hal ini penting karena bidang mandibular yang curam
biasanya mengindikasi dimensi vertical wajah anterior yang panjang dan
kecenderungan kerangka openbite, sementara itu sudut datar bidang
mandibular sering berhubungan dengan wajah anterior yang pendek dan
berat dan deep bite maloklusi.
Hubungan Gigi – Lidah : Makro Estetik
Penting untuk mengevaluasi bukan hanya karakteristik dari wajah tapi juga
hubungan geligi dengan wajah. Hal ini dapat dimulai denhan pemeriksaan simetri, yang
biasanya penting dalam menentukan hubungan midline dental dari setiap rehang pasa
midline rangka dari rahang (midline incisor bawah ke midline mandibular dan midline
incisor berhubungan dengan midline maksila). Model gigi, akan menunukaan hubungan
midline masing masing tapi tidak memberikkan informasi mengenai midline gigi-rahang.
Aspek kedua dari hubungan gigi dan jaringan lunak adalah hubungan vertical gigi
dengan lidah pada saat biasa dan tersenyum. Pada keadaan minimum, tampilan dari
incisive harus tercatat. Untuk pasien denan tampilan incisive yang besar, penyebab
biasanya adalah wajah yang panjang dan rendah, tapi tentu ini bukan salah satu
kemungkinannya. Merekam tinggi philtrum dan commisura dapat mengklarifikasi sumbe
masalah.
Hubungan penting ketiga adalah untuk mencatat apakah rotasi transversal atas
bawah dari geligi terlihat saat pasien terseyum atau bibir terpisah saat istirahat.
Tampilan Gigi : Mikro Estetik
Proporsi gigi, tesenyum akan menunjukkan gigi anterior maksila dan dua aspek
hbungan proporsionalnya adalah komponen penting dari penampilan : lebar gigi dan
hubungannya dengan satu sama lain dan proporsi tingi/lebar dari tiap gigi individual
Hubungan tinggi lebar gigi , lebar dari gigi harus sekitar 80%dari tinggi gigi.
Dalam pemeriksaan orthodontic, hal ini penting karena bila terjadi disproporsi akan
menunjukkan parameter kesalahan. Disproporsi atau penyebab masalah ini harus
diberikan perhatian sebelum mendapat perawatan ortodonti lengkap. Proporsional
gingival diperlukan untuk mendapatkan tampilan dental yang normal dan menarik.
Daerah kontak dan celah, tinggi penghubung yang normal biasanya terbesar atara
gigi incisive sentral, dan berukrang dari gigi sentral ke posterior bergerak secara apical,
dari incisive senral ke premolar dan molar. Celah (ruang triangular kontak incisal dan
gingival) biasanya lebih besar lebih besar dari penghubung dan celah di penuhi oleh
interdental papilla. Celah “Black Triangles” pada dewasa biasanya muncul dari
kehilangan jaringan ginvival berkaitan dengan penyakit periodontal, tapi saat crowded
gigi incisive maksila di perbaiki dengan ortodonti, penghubung akan begerak secara
incisal dan black triangle mungkin muncul, terutama apabila ada crowding. Untuk alasan
ini keduanya penting untuk pemeruksaan dan pasien harus siap untuk pembentukan ulang
gigi dalam menghadapai masalah estetik ini.
Rekaman Diagnostic yang Dibutuhkan
1. Kesehatan Gigi dan Struktur Oral
Tujuan utama fotograf intraoral yang harus dilakukan secara rutin oleh pasien yang
mengalami perawatan orthodonti lengkap adalah untuk mendokumentasikan kondisi awal
jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut. Radiograf panoramic sangat berguna
untuk penilaian orthodontic. Gamba panoramic memiliki dua keuntungan : meyediakan
tampilan yang luas dan juga menampilkan lesi patologis dan gigi suppernumari atau gigi
impaksi dan paparan radiasinya lemah. Hal ini juga memberikan tampilan dari kondilar
mandibula yang dapat sangat membantu baik dalam gambarnya sendiri dan juga sebagai
gambar untuk menentukan aoakaj radiograf TMJ diperlukan.
2. Susunan Gigi dan Oklusi
Evaluasi dari oklusi membutuhkan cetakan untuk model sehingga bentuk dapat
dihubungkan ke satu sama lain. Pada diagnose orthodontic di pemindahan maksimal
jaringan lunak, dihasilkan oleh pelebaran maksimal dari cetakan diinginkan. Inclinasi dari
gigi, tidak hanya lokasi mahkota, sangat penting, bila bahan cetak tidak diluaskan dengan
baik, diagnosis penting mungkin dapat hilang.
3. Tampilan Wajah dan Gigi
Terkadang juga dibutuhkan pemeriksaan radiograf chepalometri dan facial
fotograf utnuk mendukung pemeriksaan, meskipun penggunaannya dilakukan bila
sudah ada indikasi.
Rekaman minimal diagnostic untuk pasien orhodinticterdiri atas cast dental untuk
mewakilkan hubungan oklusal, panoramic radiograf dan periapal radiograf
ditambahkan dan data dari analisis fasial. Chepalometric lateral radiograf dan
intraoral fotograf dibutujhkan oleh semua pasien kecuali oleh pasien kasus minor.
Recommended