View
222
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SISTEM PELAKSANAAN KLIRING WARKAT DEBET PADA PT. BANK
TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KACAB SOLO
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh:
FARAH YUSROTUL HIDAYAH
NIM F3308054
PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Ukuran sukses sejati terletak pada kemampuan kita merasakan pikiran
BAHAGIA. (Erbe Sentanu)
Engkau berfikir tentang dirimu sebagai seonggok materi semata, padahal di dalam
dirimu tersimpan kekuatan tak terbatas. (Khalifah Ali bin Abi Thalib)
Katakanlah: “Samakah orang yang berilmu dan orang yang tidak berilmu…?”
(QS. Az Zumar:9)
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada:
Kedua orang tua terkasih, dan
Almamater tempat penulis menuntut ilmu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir
dengan judul “SISTEM PELAKSANAAN KLIRING WARKAT DEBET PADA
PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KACAB SOLO”.
Tugas Akhir ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Akuntansi Keuangan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam pembuatan
Tugas Akhir ini, penulis banyak sekali mendapat bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu dengan penuh rasa hormat, penulis menyampaikan rasa
terimakasih kepada:
1. Drs. Wisnu Untoro, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Drs. Santoso Tri Hananto, MSi, Ak. selaku Ketua Program Diploma III
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Agus Budiatmanto, MSi, Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Keuangan
Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Agus Budiatmanto, MSi, Ak. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arah dan bimbingannya.
5. Bapak dan Ibu dosen Diploma III yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis.
6. Bapak Hendratno selaku Branch Manager Bank Tabungan Negara Kacab
Solo yang telah memberikan izin pelaksanaan magang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
7. Bapak Heri Kristiawan yang dengan sabar memberikan pengarahan dan
bimbingan selama magang dan memberikan penjelasan mengenai proses
kliring kepada penulis.
8. Bapak Jatmiko, Ibu Ambar, Ibu Neneng, dan Ibu Tutik di bagian Account
Officer Bank Tabungan Negara Kacab Solo, terimakasih atas perhatian dan
bimbingannya.
9. Seluruh staff Customer Service dan Teller Service yang penulis tidak dapat
sebutkan satu persatu, terimakasih atas ilmu pengetahuan dan pengalaman
yang dibagikan kepada penulis.
10. Keluarga tercinta di Kudus, terutama Bapak H. Faik Rodli dan Ibu Zurta
Farida yang sangat sabar dan ikhlas merawat, membesarkan dan mendidik
penulis hingga saat ini. Mas Zaenal Fahmi, mbak Titik Uliyah, mas Arif
Bahtimi, mbak Elok Faiqoh yang selalu memanjakan penulis, terimakasih
atas kasih sayangnya. Keponakan-keponakan yang cerdas, Yaya, Siva, Alya
dan Kaka, terimakasih karena selalu menanyakan kabar tante.
11. Sahabat yang ikhlas diajak berbagi mood positif dan negatif, Irda Afdlila,
terimakasih atas komunikasi tingkat quantumnya. Keluarga di kost Pantisari:
Mita, Dian, Teteh, Elok, mbak Tanti dan mbak Dewi, terimakasih atas
obrolan-obrolan “berat” di meja makan.
12. Teman-teman selama magang: Fitri, Arum dan Rini. Terimakasih atas
pengalaman suka duka kita.
13. Teman-teman kuliah di Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta angkatan 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya atas segala kekurangan dalam penulisan
Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.
Surakarta, 15 Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ........................................ 1
1. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Tabungan Negara .................. 1
2. Visi dan Misi Bank BTN ............................................................ 2
3. Nilai-nilai Dasar Budaya Kerja dan Pedoman Pegawai .............. 3
4. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan ................................. 5
5. Produk Dana, Jasa Layanan dan Produk Kredit .......................... 11
B. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................ 28
C. PERUMUSAN MASALAH ............................................................ 31
D. TUJUAN PENELITIAN ................................................................. 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
E. MANFAAT PENELITIAN ............................................................. 32
BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 33
1. Sejarah Kliring ............................................................................ 33
2. Pengertian Kliring ....................................................................... 35
3. Tujuan Kliring ............................................................................. 36
4. Mekanisme Kliring ...................................................................... 36
5. Macam-macam Kliring ............................................................... 40
6. Peserta Kliring ............................................................................. 40
7. Risiko Penyelenggaraan Kliring .................................................. 42
B. Analisis Data dan Pembahasan ........................................................ 43
1. Kliring SKNBI ............................................................................ 43
2. Sistem Pelaksanaan Kliring pada PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk. Kacab Solo .......................................................... 49
BAB III TEMUAN
A. Kelebihan ......................................................................................... 72
B. Kelemahan ........................................................................................ 73
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................................... 75
B. Rekomendasi .................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Struktur Organisasi Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk .................... 6
2.1 Mekanisme Kliring .................................................................................. 39
2.2 Flowchart Prosedur Penerimaan Warkat Debet Kliring Penyerahan ...... 59
2.3 Flowchart Prosedur Outward Warkat Debet Kliring Penyerahan .................. 62
2.4 Flowchart Proses Inward Warkat Debet Kliring Penyerahan ................. 66
2.5 Flowchart Proses Outward Warkat Debet Kliring Pengembalian ........... 68
2.6 Flowchart Proses Inward Warkat Debet Kliring Pengembalian ............. 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Jadwal Kliring ........................................................................................ 45
2.2 Daftar Alasan Penolakan dan Sanksi Kewajiban Membayar Atas
Penolakan Warkat Debet ......................................................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Surat Pernyataan
2. Surat Keterangan Telah Melakukan Magang
3. Form Penilaian Pembimbing Institusi Magang
4. Cek
5. Bilyet Giro
6. Nota Debet
7. Bilyet Saldo Kliring Penyerahan
8. Rekapitulasi Hasil Kliring Penyerahan
9. Laporan Tanda Bukti Pengiriman DKE Kliring Penyerahan
10. Daftar Hasil Kliring Penyerahan
11. Bilyet Saldo Kliring Pengembalian
12. Rekapitulasi Hasil Kliring Pengembalian
13. Laporan Tanda Bukti Pengiriman DKE Kliring Pengembalian
14. Daftar Hasil Kliring Pengembalian
15. Daftar DKE Yang Ditolak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Tabungan Negara
Pada tanggal 16 Oktober 1897, pemerintah Hindia Belanda
mendirikan POSTSPAARBANK yang bertujuan mendidik masyarakat
agar gemar menabung, yang kemudian berjalan lancar dan berkembang
hingga tercatat pada tahun 1939. Melalui POSTSPAARBANK,
masyarakat diperkenalkan lembaga perbankan secara luas meskipun
tentunya sistem perbankan saat itu tidak sama dan jauh dari sempurna bila
dibandingkan dengan sistem perbankan saat ini. Sampai akhir 1931,
peranan POSTSPAARBANK dalam menghimpun dana masyarakat terus
menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik. Dalam perjalanannya,
POSTSPAARBANK mendapat ujian pada sekitar 1940 dengan diserbunya
Netherland oleh tentara Jerman.
Dua tahun kemudian atau tahun 1942 dengan masuknya tentara
Jepang ke Indonesia, kegiatan operasional POSTSPAARBANK
mengalamai kemandegan. Secara resmi pada tahun itu Jepang mengambil
alih kekuasaan Belanda atas Indonesia dan POSTSPAARBANK yang
merupakan bank karya kolonial Belanda dibekukan. Sebagai gantinya
pemerintah Jepang mendirikan TYOKIN KYOKU. Pada prinsipnya, misi
TYOKIN KYOKU tidaklah berbeda dengan POSTSPAARBANK yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengajak masyarakat Indonesia untuk gemar menabung. Namun ironisnya
TYOKIN KYOKU gagal dalam menjalankan misinya karena masyarakat
menganggap bahwa menabung melalui TYOKIN KYOKU dirasakan
adanya paksaan sehingga masyarakat enggan menabung pada saat itu.
Setelah kemerdekaan berhasil diraih, TYOKIN KYOKU diambil
alih oleh pemerintah Indonesia. Namanya berubah menjadi KANTOR
TABUNGAN POS (KTP). Pembentukan KTP saat itu diprakarsai oleh
Darmosoetanto selaku Direktur Utama KTP. Kegiatan KANTOR
TABUNGAN POS tidak berlangsung lama akibat adanya agresi Belanda
pada Desember 1946. KANTOR TABUNGAN POS dibuka kembali pada
tahun 1949 dan namanya diganti menjadi BANK TABUNGAN POS RI
dan lembaga ini bernaung di bawah Kementrian Perhubungan. Pada 9
Februari 1950, BANK TABUNGAN POS RI diganti menjadi BANK
TABUNGAN NEGARA (BTN). Selanjutnya tanggal tersebut diperingati
sebagai kelahiran Bank BTN.
2. Visi dan Misi Bank Tabungan Negara
a. Visi Bank Tabungan Negara:
Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
b. Misi Bank Tabungan Negara:
1) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan
dan industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil
menengah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
2) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi
pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis
teknologi terkini.
3) Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang
berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi.
4) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan
prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk
meningkatkan Shareholder Value.
5) Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
3. Nilai-nilai Dasar Budaya Kerja dan Pedoman Pegawai
Nilai-nilai dasar budaya kerja di Bank Tabungan Negara
terangkum dalam semboyan POLA PRIMA. POLA PRIMA berisi dua
belas perilaku utama yang wajib dimiliki oleh setiap pegawai Bank
Tabungan Negara. Uraian mengenai semboyan POLA PRIMA adalah
sebagai berikut:
a. Pelayanan Prima:
• Ramah, sopan dan bersahabat
• Peduli, proaktif dan cepat tanggap
b. Inovasi:
• Berinisiatif melakukan penyempurnaan
• Berorientasi menciptakan nilai tambah
c. Keteladanan:
• Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
• Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja
d. Profesionalisme:
• Kompeten dan bertanggungjawab
• Bekerja cerdas dan tuntas
e. Integritas:
• Konsisten dan disiplin
• Jujur dan berdedikasi
f. Kerjasama:
• Tulus dan terbuka
• Saling percaya dan menghargai
Semua pegawai Bank Tabungan Negara juga harus
mempunyai pedoman dalam pelaksanaan tugas dan pelayanan, yaitu:
a. Kita layani secara IKHLAS, SOPAN dan SANTUN semua
langganan bank BTN dengan SENYUM, SALAM, SAPA.
b. Dalam menunaikan tugas, kita berpedoman 3 JANGAN, yaitu:
1) Jangan TERLAMBAT atau MENUNDA pekerjaan.
2) Jangan membuat KESALAHAN.
3) Jangan MENERIMA apalagi MEMINTA atau MENGAMBIL
sesuatu yang bukan haknya.
4) Kita laksanakan semua tugas dengan baik secara
PROFESIONAL, supaya bank BTN MAJU, BERKEMBANG,
SOLID, dan SEHAT sehingga KESEJAHTERAAN pegawai
dan keluaga MENINGKAT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
4. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan
Bentuk struktur organisasi PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk Kantor Cabang Solo berbentuk organisasi garis, yaitu
wewenang turun dari atasan ke bawahan secara langsung (hubungan
dari atasan ditunjukkan dengan pemberian tugas secara langsung),
sedangkan hubungan dari bawahan kepada atasan dalam bentuk
tanggungjawab atas tugas yang telah diberikan.
Di bawah ini gambar struktur organisasi PT Bank Tabungan
Negara (Persero) Tbk:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BRANCH MANAGER
OPERATION SECTION HEAD
RETAIL SERVICE SECTION HEAD
ACCOUNTING SECTION HEAD
SUPERVISOR (CWO)
GBA
LOAN ADMIN
TRANSACTION PROCESSING
LOAN SERVICE
TELLER SERVICE
CUSTOMER SERVICE
SEKRETARIS
REPORTING
BOOKKEEPING
LEGAL
KOLEKTIF
LOAN ACC OFFICER
BRCO
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Keterangan dari struktur organisasi PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk:
a. Branch Manager (Kepala Cabang), dengan fungsi:
1) Pengembangan bisnis cabang.
a) Mengelola hubungan dengan nasabah prima.
b) Menyiapkan rencana bisnis untuk cabang.
c) Membimbing kampanye promosi dan upaya-upaya
pemasaran.
2) Perencanaan dan penyusunan kebijakan.
a) Menyusun kebijakan cabang sesuai petunjuk kantor pusat.
b) Menetapkan strategi kinerja untuk seluruh unit cabang.
c) Membuat perencanaan sumber daya manusia.
3) Pengawasan dan persetujuan transaksi bisnis cabang.
a) Mengambil kepentingan bisnis.
b) Memberikan persetujuan terhadap transaksi yang tidak
lazim.
c) Memotivasi bawahan dan pekerjaan.
b. Operation Section Head (Kepala Bagian Operasional), dengan
fungsi:
1) General Branch Administration (Administrasi Umum Cabang)
a) Administrasi kepegawaian.
b) Pengelolaan logistik.
c) Menjaga keamanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
d) Mengelola anggaran cabang.
e) Kesekretariatan.
f) Mengelola keamanan.
2) Loan Administration (Administrasi Kredit)
a) On The Spot (OTS).
b) Appraise (taksasi).
c) Laporan Pemeriksaan Akhir (LPA).
d) Dokumentasi kredit.
e) Maintenance pelaksanaan kredit.
3) Transaction Processing (Pemrosesan Transaksi)
a) Melakukan penyelenggaraan kliring.
b) Memroses transaksi angsuran kredit.
c) Mengadministrasikan transaksi tabungan kantor pos.
d) Melakukan proses transaksi kolektif KPR.
e) Melakukan proses online real time melalui RTGS.
f) Melakukan proses transaksi pemindahbukuan nontunai.
g) Memelihara transaksi cabang.
h) Pembuatan laporan.
c. Retail Service Section Head (Kepala Bagian Layanan Ritel),
dengan fungsi:
1) Loan Service (Layanan Kredit)
a) Memberikan pelayanan nasabah, berupa cetak RIC, Info
Kredit, Klaim.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b) Memroses permohonan kredit.
c) Menganalisa permohonan kredit.
d) Menyelenggarakan realisasi kredit.
e) Memroses pelunasan kredit.
2) Teller Service (Layanan Teller)
a) Melayani setoran tunai angsuran kredit kepemilikan rumah
cabang sendiri maupun cabang lain.
b) Melayani penabungan dan penarikan uang tunai.
c) Melayani setoran dan pembayaran deposito.
d) Mengelola proses kas cabang.
e) Melayani kebutuhan nasabah lainnya.
f) Menerima transaksi penyempitan uang tunai.
g) Melakukan penjualan dana keluar.
h) Memelihara rekening saldo.
3) Customer Service (Layanan Nasabah)
a) Memberikan pelayanan tabungan loket cabang.
b) Memberikan pelayanan tabungan kantor pos.
c) Melayani proses pembukuan rekening rupiah dan valas.
d) Melayani proses penutupan dan perpanjangan rekening
rupiah dan valas.
e) Pelayanan nasabah lainnya.
f) Administrasi transaksi loket cabang.
g) Melaksanakan penjualan keluar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
d. Accounting Section Head (Kepala Bagian Akuntansi), dengan
fungsi:
1) Reporting (Pelaporan)
a) Bertanggungjawab atas penyusunan laporan keuangan
untuk pihak ekstern.
b) Bertanggungjawab atas pemantauan laporan keuangan baik
pihak intern maupun ekstern.
c) Bertanggungjawab atas atas berlangsungnya proses analisis
laporan kinerja kantor cabang.
2) Bookkeeping (Pembukuan)
a) Mengontrol data transaksi harian.
b) Mengelola buku besar cabang.
c) Mengelola pembukuan transaksi.
d) Mengkoordinasi data tindak lanjut pemeriksaaan.
e) Memantau dan merekonsiliasi rekening cabang.
e. Supervisor Collection Work Out (CWO), memiliki tanggungjawab:
a) Memastikan pencapaian sasaran dan rencana tindakan di unit
kerja loan collection work.
b) Melakukan perencanaan dan penetapan strategi serta kebijakan
pembinaan, penyelamatan dan penyelesaian kredit.
c) Melaksanakan pembinaan, penyelamatan dan penyelesaian
kredit baik kredit retail maupun restukturisasi kredit umum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
f. BRCO (Branch Risk Coordinator Officer), bertugas memantau
kegiatan-kegiatan yang mengandung risiko dan melaporkannya ke
kantor pusat.
5. Produk Dana, Jasa Layanan dan Produk Kredit
Bank Tabungan Negara menawarkan berbagai produk dana
sebagai berikut:
a. Tabungan Batara
Merupakan tabungan multiguna yang aman untuk dana
nasabah dengan berbagai kemudahan yang terus meningkat.
Manfaat Tabungan Batara:
• Mendapat kartu ATM.
• Penyetoran dapat dilakukan di loket Bank BTN dan Kantor Pos
Online.
• Penarikan dapat dilakukan di semua kantor cabang Bank BTN
(secara online real time).
• Bunga bersaing.
• Fasilitas Auto Debit untuk pembayaran KPR, PLN, Telkom dan
tagihan telepon seluler.
• Fasilitas Auto Transfer/transfer antar rekening.
• Fasilitas asuransi jiwa bebas premi untuk penabung
perorangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Tabungan Batara Prima
Merupakan tabungan dengan suku bunga yang tinggi dan
fleksibilitas penarikan serta dilengkapi dengan fitur-fitur yang
menarik.
Manfaat Tabungan Batara Prima:
• Penyetoran dapat dilakukan di loket Bank BTN dan Kantor Pos
Online.
• Penarikan dapat dilakukan di semua kantor cabang Bank BTN
(secara online real time).
• Bunga bersaing.
• Memperoleh bonus bunga apabila tidak menarik dana selama 2
bulan.
• Fasilitas point reward yang dapat ditukarkan dengan hadiah
langsung untuk penabung perorangan.
• Fasilitas asuransi jiwa bebas premi untuk penabung
perorangan.
c. Tabungan Batara Junior
Merupakan peremajaan dari Tabungan Batara Pelajar
dengan peruntukan lebih luas untuk semua kalangan yang sensitif
terhadap biaya administrasi bulanan.
Manfaat Tabungan Batara Junior:
• Penarikan dan penyetoran di loket Bank BTN dan Kantor Pos
yang telah online khusus penyetoran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
• Tidak dikenakan biaya administrasi.
• Perhitungan bunga harian dan dikreditkan setiap akhir bulan.
• Mendapatkan fasilitas kartu ATM yang dapat digunakan di
lebih dari 5.000 ATM Link dan lebih dari 12.000 ATM
Bersama.
d. Tabungan eBatara Pos
Merupakan peremajaan dari produk Tabanas Batara,
diselenggarakan bekerjasama dengan PT. Pos Indonesia (Persero)
melalui loket kantor pos yang telah ditentukan.
Manfaat Tabungan eBatara Pos:
• Mendapat kartu ATM.
• Penyetoran dapat dilakukan di loket Bank BTN dan Kantor Pos
Online.
• Penarikan dapat dilakukan di semua kantor cabang Bank BTN
(secara online real time).
• Bunga bersaing.
• Fasilitas Auto Debit untuk pembayaran KPR, PLN, Telkom dan
tagihan telepon seluler.
• Fasilitas Auto Transfer/transfer antar rekening.
• Fasilitas asuransi jiwa bebas premi untuk penabung
perorangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
e. Tabungan Haji Nawaitu
Merupakan tabungan yang diperuntukkan bagi calon
jama’ah haji dalam rangka persiapan Biaya persiapan Perjalanan
Ibadah Haji (BPIH).
Manfaat Tabungan Haji Nawaitu:
• Memperoleh nomor alokasi keberangkatan ibadah haji baik
BPIH maupun BPIH khusus.
• Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan di loket Bank BTN.
f. Tabunganku
Tabunganku adalah tabungan untuk perorangan dengan
persyaratan mudah dan ringan, guna menumbuhkan budaya
menabung serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Manfaat Tabunganku:
• Bebas biaya administrasi bulanan.
• Setoran awal ringan.
• Bunga harian.
• Mendapat kartu ATM (pilihan).
• Penyetoran dapat dilakukan di semua kantor cabang Bank
BTN.
g. Giro
Giro merupakan sarana yang aman dan terpercaya dalam
bertransaksi bisnis. Giro Bank BTN tersedia dalam mata uang
Rupiah (IDR) dan Dollar (USD).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Manfaat Giro:
• Sarana penyimpanan uang yang aman dan terpercaya.
• Memudahkan aktifitas kebutuhan keluarga/pribadi/usaha.
• Mendapat jasa giro yang menarik.
• Bunga menarik dan kompetitif dihitung atas dasar saldo harian
(dikenakan pajak sesuai ketentuan yang berlaku).
• Kemudahan bertransaksi melalui ATM, SMS Banking (khusus
rekening perorangan).
• Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan di semua kantor
cabang Bank BTN.
h. Deposito Berjangka
Deposito Berjangka aadlah simpanan berjangka dalam mata
uang Rupiah dan Dollar dengan bunga menarik dan beragam
keuntungan lainnya.
Manfaat Deposito Berjangka:
• Bunga menarik.
• Dapat dijadikan sebagai jaminan kredit (Kredit Swadana).
• Bunga deposito dapat dikapitalisasikan ke dalam pokok.
• Bunga deposito dapat dipindahbukukan untuk pembayaran
angsuran rumah, tagihan rekening listrik dan telepon.
• Jangka waktu penempatan bervariasi mulai dari 1 bulan, 3
bulan, 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
• Dapat dibuka di seluruh kantor cabang devisa pokok (Deposito
Berjangka Valuta Asing).
i. Sertifikat Deposito
Merupakan simpanan dalam bentuk deposito berjangka
yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan.
Manfaat Sertifikat Deposito:
• Dapat diperjualbelikan dan dipindahtangankan dengan cara
penyerahan.
• Bunga dibayarkan di muka.
• Dapat dibuka di kantor pusat maupun kantor cabang Bank
BTN.
Berbagai jenis jasa dan layanan yang ditawarkan Bank
Tabungan Negara antara lain:
a. ATM Batara
ATM Batara merupakan fasilitas layanan bagi nasabah
Tabungan dan Giro (Rupiah Perorangan) di Bank BTN yang
memberikan kemudahan bagi nasabah dalam memenuhi berbagai
macam kebutuhan transaksi melalui mesin ATM yang beroperasi
24 jam.
b. Kiriman Uang
Jasa pengiriman uang dalam Valuta Rupiah atau Valuta
Asing melalui jaringan online di outlet Bank BTN di seluruh
Indonesia dan media elektronik (SWIFT) untuk pengiriman uang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
luar negeri yang didukung oleh Bank korespondensi di seluruh
dunia.
c. Inkaso
Merupakan jasa pelayanan Bank BTN untuk melakukan
penagihan kepada pihak ketiga atas inkaso tanpa dokumen di temat
lain di dalam negeri.
d. Western Union
Adalah layanan Kiriman Uang Bank BTN bekerjasama
dengan Western Union secara cepat (real time online) yang
dilakukan lintas negara atau dalam satu negara.
e. SPP Online Perguruan Tinggi
SPP Online merupakan layanan Bank BTN bagi Perguruan
Tinggi/Sekolah dalam penyediaan delivery channel untuk
penerimaan setoran biaya-biaya pendidikan secara online.
f. Money Changer
Adalah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang
ingin menjual atau membeli mata uang asing tertentu, yang
mempunyai catatan kurs pada Bank Indonesia.
g. Safe Deposit Box
Sarana penyimpanan barang/surat-surat berharga yang
aman dan terjaga dari risiko kebakaran, kejahatan, bencana alam
dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
h. Payment Point
Merupakan fasilitas layanan bagi nasabah untuk
memudahkan dalam membayar tagihan rutin.
i. Bank Garansi
Pernyataan yang dikeluarkan oleh Bank atas permintaan
nasabah untuk menjamin risiko tertentu yang timbul apabila
nasabah tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan baik
kepada pihak yang menerima jaminan.
j. Real Time Gross Settlement (RTGS)
Sistem transfer dana online dalam mata uang rupiah yang
penyelesaiannya dilakukan pertransaksi secara individual.
k. Batara Payroll
Merupakan layanan Bank BTN bagi Pengguna Jasa
(Perusahaan, Perorangan dan Lembaga) dalam mengelola
pembayaran gaji, THR dan bonus serta kebutuhan finansial lainnya
yang bersifat rutin bagi karyawan Pengguna Jasa.
l. SMS Batara
Merupakan fasilitas layanan transaksi perbankan yang
dapat diakses dari hanphone. Cukup dengan mengirim sms,
nasabah dapat menikmati kemudahan melakukan transfer uang,
pembayaran tagihan rutin, pembelian voucher isi ulang, serta
transaksi lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
m. Kartu Debit BTN-VISA
Kartu Debit BTN-VISA merupakan kartu ATM dan kartu
Debit yang dirancang untuk memberikan kemudahan dan
kenyamanan dalam bertransaksi.
Selain produk dana dan jasa layanan, Bank BTN juga
menawarkan berbagai macam produk kredit, antara lain:
a. KPR Subsidi
• Kredit bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk pembelian
rumah yang dibeli dari pengembang.
• Jangka waktu maksimal 20 tahun.
• Sistem bunga anuitas.
• Maksimal kredit tidak melebihi 1/3 gaji.
• Bagi masyarakat berpenghasilan maksimal Rp 2.500.000,00
baru pertama kali memiliki rumah dan menerima subsidi.
b. KP Sarusun Bersubsidi
• Kredit bagi masyarakat berpenghasilan menengah bawah untuk
kepemilikan satuan rumah susun (sarusun) baik yang sudah jadi
(ready stock) atau belum jadi (indent) dari pengembang.
• Sistem bunga anuitas.
• Maksimal angsuran/bulan tidak melebihi 1/3 gaji.
• Bagi masyarakat berpenghasilan maksimal Rp 4.500.000,00
baru pertama kali memiliki rumah dan pertama kali menerima
subsidi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
c. KPR Griya Utama
• Kredit dengan peruntukan pembelian rumah, baik rumah baru,
rumah lama, ready stock maupun indent.
• Jangka waktu maksimal 15 tahun.
• Sistem bunga anuitas.
• Maksimal kredit s/d 90% untuk debitur kolektif dan 80% untuk
debitur nonkolektif, dari harga jual setelah diskon atau harga
pasar wajar berdasarkan taksasi appraisal.
• Maksimal angsuran/bulan sebesar 70% dari penghasilan bersih
setelah dipotong biaya hidup.
d. KPR Platinum
• Kredit dengan peruntukan pembelian rumah, baik rumah baru,
rumah lama, ready stock maupun indent, dengan maksimal
kredit lebih dari Rp 150 juta.
• Jangka waktu maksimal 15 tahun.
• Sistem bunga anuitas.
• Maksimal kredit s/d 90% untuk debitur kolektif dan 80% untuk
debitur nonkolektif, dari harga jual setelah diskon atau harga
pasar wajar berdasarkan taksasi appraisal.
• Maksimal angsuran/bulan sebesar 70% dari penghasilan bersih
setelah dipotong biaya hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
e. Kredit Pemilikan Apartemen
• Krdit dengan peruntukan pembelian apartemen jadi
(baru/bekas), apartement indent dan pengambilalihan dari bank
lain (take over).
• Nilai kredit bebas.
• Jangka waktu maksimal 15 tahun.
• Sistem bunga anuitas.
• Maksimal kredit s/d 90% untuk debitur kolektif dan 80% untuk
debitur nonkolektif, dari harga jual setelah diskon atau harga
pasar wajar berdasarkan taksasi appraisal.
• Maksimal angsuran/bulan sebesar 70% dari penghasilan bersih
setelah dipotong biaya hidup.
f. KP Ruko
• Kredit dengan peruntukan permbelian rumah toko, rumah
usaha, rumah kantor dan kios.
• Nilai kredit bebas.
• Jangka waktu maksimal 15 tahun.
• Sistem bunga anuitas.
• Maksimal kredit s/d 70% dari harga jual setelah diskon atau
harga pasar wajar berdasarkan taksasi appraisal.
• Maksimal angsuran/bulan sebesar 70% dari penghasilan bersih
setelah dipotong biaya hidup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
g. Kredit Griya Multi
• Kredit untuk memenuhi segala keperluan debitur.
• Nilai kredit bebas.
• Jangka waktu maksimal 10 tahun.
• Sistem bunga anuitas.
• Maksimal kredit 75% untuk rumah tinggal dan 60% untuk
rumah usaha dan apartemen dari nilai taksasi pasar wajar.
• Maksimal angsuran/bulan sebesar 70% untuk debitur kolektif
dan 50% untuk debitur nonkolektif, dari penghasilan bersih
setelah dipotong biaya hidup.
h. Kredit Swagriya
• Kredit untuk membangun rumah di atas tanah milik sendiri.
• Agunan berupa tanah dan bangunan yang akan dibangun.
• Jangka waktu maksimal 10 tahun.
• Sistem bunga anuitas.
• Maksimal kredit 70% dari RAB berdasarkan perhitungan Bank.
i. Kredit Swadana
• Kredit bagi nasabah yang memerlukan dana segera sementara
nasabah tidak menginginkan posisi deposito/tabungannya
berkurang untuk jangka waktu tertentu atau depositonya belum
jatuh tempo.
• Agunan Deposito atau Tabungan Batara.
• Nilai kredit bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
• Jangka waktu minimal 1 bulan dan maksimal 1 tahun.
• Sistem bunga anuitas.
• Maksimal kredit 90% dari agunan.
• Pokok kredit bisa diangsur setiap bulan atau pada saat jatuh
tempo.
j. Real Cash
• Penyediaan dana tunai bagi nasabah untuk berbagai keperluan
dan dapat ditarik sewaktu-waktu. (stand-by loan).
• Debitur memiliki KPR atau kredit perorangan lain di Bank
BTN.
• Diberikan atas kelebihan agunan kredit, karena adanya
penurunan outstanding kredit.
• Jangka waktu 12 bulan dapat diperpanjang.
• Bebas biaya proses.
k. Kring Batara
• Kredit bagi karyawan dari perusahaan/instansi pengguna jasa
payroll.
• Jangka waktu maksimal 5 tahun.
• Maksimal kredit Rp 100 juta dan tidak melebihi 50%
penghasilan bersih.
• Sistem bunga flat.
• Pembayaran angsuran secara kolektif dipotong dari gaji.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
• Jaminan kredit adalah gaji dan penghasilan lainnya dari
debitur.
• Dokumen jaminan berupa SK Pegawai dan Surat Kuasa Potong
Gaji.
l. Kredit Yasa Griya
• Kredit bagi pengembang (perorangan atau perusahaan) untuk
membantu modal kerja pendanaan pembangunan proyek
perumahan, yang meliputi rumah/bangunan berikut aran dan
prasarana.
• Jangka waktu sesuai dengan estimasi masing-masing proyek,
maksimal 4 tahun.
• Sistem bunga efektif.
• Maksimal kredit s/d 80% dari biaya konstruksi (bangunan,
sarana dan prasarana).
m. Pinjaman Lunak Konstruksi BAPERTARUM
• Kredit bagi pengembang (Perseroan Terbatas, Koperasi, CV)
untuk membiayai pembangunan rumah PNS yang belum
memiliki rumah, yang seluruh dananya bersumber dari
Bapertarum-PNS.
• Maksimal pembiayaan 70% dari biaya konstruksi bangunan,
tanpa sarana dan prasarana.
• Pemohon merupakan anggota REI/APERSI yang ditunjuk oleh
Pemda atau instansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
• Jangka waktu maksimal 12 bulan dan tidak dapat diperpanjang.
• Pemohon mendapatkan persetujuan dari Bapertarum.
• Sistem bunga efektif.
n. Kredit Pembelian Lahan
• Kredit untuk membeli lahan guna pembangunan perumahan
RSH, yang akan dijual kepada masyarakat.
• Tanah telah harus bersertifikat atau telah terdaftar di Kantor
Pertanahan.
• Kredit ini merupakan satu kesatuan dengan KYG.
• Maksimal kredit 50% dari total biaya pembelian lahan RSH
yang dianggap layak dan wajar oleh Bank.
• Jangka waktu sesuai dengan KYG-nya.
• Sistem bunga efektif.
o. Kredit Investasi
• Kredit bagi Perseroan Terbatas, CV, Koperasi, Yayasan dan
Perorangan dalam rangka pembiayaan investasi, baik investasi
baru, perluasan, modernisasi atau rehabilitasi.
• Maksimal kredit sebesar 70% dari biaya proyek.
• Pencaiaran sesuai dengan prestasi proyek di lapangan.
• Jangka waktu maksimal 15 tahun.
• Sifat kredit nonrevolving.
• Sistem bunga efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
p. Kredit Pendukung Perumahan
• Kredit bagi Perseroan Terbatas, CV, Koperasi, Yayasan dan
Perorangan dalam rangka pembiayaan modal kerja dan atau
investasi bagi industri dan perdagangan yang terkait dengan
perumahan.
• Terdiri dari Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi.
• Maksimal kredit sebesar 70% dari kebutuhan modal kerja
untuk KMK dan 65% dari total biaya investasi untuk KI.
• Jangka waktu untuk KMK adalah 12 bulan (PRK) dan 36 bulan
(KMK Berjangka), sementara jangka waktu KI maksimal 5
tahun.
• Sistem bunga efektif.
q. Kredit Modal Kerja Kontraktor
• Kredit untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan fisik,
pengadaan barang maupun fasilitas untuk keperluan
pembiayaan modal kerja bagi kontraktor/pemborong
penyerahan jasa sesuai kontrak kerja/perintah kerja (SPK).
• Pemohon adalah kontraktor berbentuk Perseroan Terbatas,
Koperasi, CV, Firma atau Perorangan.
• Maksimal kredit sebesar 60% dari nilai kontrak.
• Jangka waktu ditetapkan sesuai jangka waktu penyelesaian
proses sesuai SPK.
• Sistem bunga efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
r. Kredit Usaha Rakyat
• Kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang bergerak
dalam bidang usaha yang menurut skalanya berstatus sebagai
usaha mikro, kecil dan menengah guna pembiayaan usaha
produktif.
• Maksimal kredit sebesar Rp 500 juta.
• Jangka waktu untuk KUR Modal Kerja maksimal 3 tahun dan
maksimal 5 tahun untuk KUR Investasi.
• Agunan pokok adalah proyek yang dibiayai Bank.
• Bank dapat meminta agunan tambahan bila dianggap perlu.
s. Kredit Usaha Mikro dan Kecil
• Kredit untuk meningkatkan akses usaha mikro dan kecil
terhadap dana pinjaman guna pembiayaan investasi dan modal
kerja dengan persyaratan ringan dan terjangkau.
• Maksimal kredit untik usaha mikro sebesar Rp 50 juta dan Rp
500 juta untuk usah kecil.
• Pembiayaan sendiri minimal 20% dari kebutuhan modal kerja
untuk KUMK Modal Kerja dan minimal 25% dari total biaya
investasi untuk KUMK Investasi.
• Jangka waktu maksimal 1 tahun dan dapat diperpanjang 2 kali
untuk KUMK Modal Kerjadan 1 tahun untuk KUMK Investasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
t. Kredit Perumahan Perusahaan
• Kredit bagi perusahaan untuk penyediaan fasilitas perumahan
dinas perusahaan atau fasilitas pemilikan rumah pegawai yang
didasarkan pada kerjasama antara Bank BTN dengan
perusahaan.
• Pemohon adalah perusahaan atau badan usaha dan memiliki
giro di Bank BTN.
• Maksimal kredit 75% s/d 90% dari biaya pembangunan atau
harga pembelian rumah.
• Jaminan kredit adalah rumah dan tanah yang dibiayai.
• Jangka waktu kredit s/d 15 tahun.
B. Latar Belakang
Perkembangan yang pesat dalam bidang ekonomi dan perdagangan
berimbas pada meningkatnya transaksi keuangan, baik menggunakan alat
pembayaran tunai maupun nontunai. Lalu lintas pembayaran nontunai
yang ada saat ini merupakan proses evolusi dari perkembangan alat
pembayaran tunai. Meskipun pada kenyataannya, penggunaan alat
pembayaran tunai masih ada dan berlaku di masyarakat, namun tidak
dapat dipungkiri bahwa transaksi bisnis sekarang ini mayoritas telah
menggunakan alat pembayaran nontunai. Hal tersebut dipengaruhi
beberapa faktor yaitu: (1) Alat pembayaran tunai yang lebih banyak
menggunakan uang kartal (uang kertas dan logam) memiliki kendala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
efisiensi sedangkan alat pembayaran nontunai lebih efisien karena
menggunakan Cek atau Bilyet Giro yang berbasis kertas (paper based) dan
berupa transfer dana elektronik (paperless), selain itu juga dapat berupa
alat pembayaran kartu (card based) seperti kartu ATM, kartu Debet, kartu
Kredit dan kartu Prabayar. (2) Apabila melakukan transaksi keuangan
dalam jumlah besar, alat pembayaran tunai lebih berisiko daripada alat
pembayaran nontunai, seperti risiko pencurian, perampokan dan
pemalsuan uang. Melihat dua faktor utama tersebut, para pelaku ekonomi
global sangat membutuhkan sistem pembayaran yang aman, cepat dan
handal dalam transaksi yang menunjang kegiatan usahanya.
Transaksi keuangan yang menggunakan alat pembayaran nontunai
berupa Cek atau Bilyet Giro mengharuskan masyarakat memiliki dana
yang tersimpan di bank agar penyelesaian transaksi berjalan lancar. Bank
merupakan lembaga keuangan yang terlibat dalam lalu lintas pembayaran
Cek dan Bilyet Giro yang mekanismenya diselesaikan melalui sistem
kliring. Sistem kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan
elektronik antarpeserta kliring baik atas nama nasabah peserta yang
perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Penyelenggaraan kliring
dimaksudkan untuk mempermudah cara pembayaran dengan perantara
bank peserta kliring dan Bank Indonesia yang bertindak sebagai
penyelenggara kliring.
Bank Tabungan Negara adalah salah satu bank peserta kliring yang
memberikan pelayanan kliring kepada nasabahnya baik untuk pembayaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
maupun penagihan kepada nasabah bank lain dengan mata uang berbentuk
rupiah. Di bawah lembaga kliring yakni Bank Indonesia, Bank Tabungan
Negara ikut serta dalam operasional Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI). SKNBI merupakan suatu sistem yang digunakan
dalam peyelenggaraan kliring secara nasional. Menurut Pedoman Petunjuk
Pelaksanaan SKNBI pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) yang
tertulis dalam SE Direksi No. 01/DIR/DOPS/2006 tanggal 21 Juli 2006,
tujuan khusus dari implementasi SKNBI bagi internal Bank Tabungan
Negara antara lain adalah terselenggaranya proses penyelesaian transaksi
kliring kredit secara terpusat yang lebih efisien, serta penyelesaian kliring
debet terpadu secara regional di tingkat pusat.
Sebagai bank terbesar dalam pembiayaan perumahan (KPR) di
Indonesia, Bank Tabungan Negara perlu memperhatikan kualitas teknologi
yang dimiliki yang mendukung sistem penyelenggaraan kliring yang ada.
Hal ini dikarenakan sebagian developer (pengembang) perumahan
menggunakan Cek atau Bilyet Giro dalam menjalankan transaksi mereka.
Sistem kliring yang bagus, akan mengoptimalkan kelancaran penagihan
atau pembayaran yang menggunakan Cek atau Bilyet Giro, sehingga hal
demikian akan berdampak pada core business Bank Tabungan Negara
sebagai bank penyedia layanan KPR terbesar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, dalam tugas
akhir ini penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana sistem
pelaksanaan kliring warkat debet pada PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk Kacab Solo dan apakah sistem pelaksanaan kliring warkat
debet yang dijalankan sudah tepat.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan atas penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui
sistem pelaksanaan kliring warkat debet pada PT Bank Tabungan Negara
(Persero) Tbk Kacab Solo.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk mempraktikan ilmu dan teori Akuntansi
Keuangan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan Program
Diploma III Akuntansi Keuangan ke dalam kenyataan dunia kerja.
2. Bagi Perusahaan
Untuk memberikan rekomendasi bagi Bank Tabungan Negara
dalam mengevaluasi apakah sistem kliring yang dijalankan telah sesuai
dengan peraturan dan prosedur operasional dalam SKNBI yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3. Bagi pembaca
Dapat memberikan beberapa manfaat, seperti tambahan
pengetahuan, wawasan, informasi dan sebagai referensi bacaan dalam
pembuatan tugas akhir di masa yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 33
BAB II
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Sejarah Kliring
Pembayaran tunai yang menggunakan uang kartal (uang kertas
dan logam) merupakan alat pembayaran yang lazim digunakan pada
awal pendirian De Javasche Bank (1828), sebuah bank yang
diharapkan mendukung kebijakan ekonomi kolonial Hindia Belanda di
Indonesia waktu itu. Selanjutnya perjanjian penghitungan kliring untuk
wilayah Batavia (sekarang Jakarta) pertama kali ditandatangani pada
15 Februari 1909, yang kemudian diikuti untuk wilayah Semarang dan
Surabaya (1909), Medan (1915), Bandung (1921) dan Makasar (1922).
Sesuai dengan UU No. 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral,
Bank Indonesia menyelenggarakan kliring antarbank untuk bank-bank
yang berada dalam wilayah kliring yang sama. Untuk wilayah kota
yang memiliki banyak bank dengan volume kliring tinggi tetapi tidak
ada kantor Bank Indonesia, kliring diselenggarakan oleh bank milik
pemerintah atau bank pembangunan daerah yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia. Pekalongan merupakan kota pertama tempat kliring
diselenggarakan oleh BNI 1946 pada tahun 1982.
Dengan semakin berkembangya sistem kliring dan
bertambahnya jumlah warkat dan peserta, penyelenggaraan kliring
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
manual menjadi semakin sulit, terutama di Jakarta dan kota besar
lainnya. Sistem otomasi kliring (berbasis warkat) kemudian bertahap
diterapkan secara terbatas semenjak 7 April 1990. Penerapan sistem
kliring otomasi sepenuhnya baru dimulai sejak 4 Juni 1990 di Jakarta
yang dikenal dengan Otomasi Kliring Jakarta (OKJ). Dalam tahapan
selanjutnya otomasi kliring diterapkan di Surabaya (OKS) pada 6
Januari 1992 dan Medan (OKM) pada 11 Januari 1994.
Pada kota-kota dengan jumlah peserta dan warkat yang masih
sedikit, umumnya diterapkan sistem Semiotomasi Kliring Lokal
(SOKL). Dalam SOKL warkat kliring masih dipertukarkan secara
manual antarpeserta, tetapi pencatatan data kliring dilakukan dengan
komputer dan disket untuk proses transaksi antarbank. SOKL pertama
kali diterapkan di Kanto Bank Indonesia (KBI) Jambi dan diikuti oleh
KBI dan non-KBI lainnya.
Cepatnya peningkatan aktifitas kliring di Indonesia
memerlukan kliring yang lebih cepat, akurat dan aman. Sesuai cetak
biru (blue-print) Sistem Pembayaran Nasional Bank Indonesia (1995 ), mulai
tahun 1996 dikembangkan kliring lokal elektronik dengan teknologi image
oleh Urusan Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia. Pada 18
September 1998, Bank Indonesia meresmikan pendirian Sistem Kliring
Elektronik Jakarta (SKEJ), ketika transmisi warkat kliring dilakukan
secara online menggunakan komputer dan alat komunikasi elektronik.
Pada awalnya, jumlah peserta kliring masih terbatas pada tujuh bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
(Bank Rakyat Indonesia, Bank Dagang Negara, Bank Internasional
Indonesia, Bank Central Asia, Deutsche Bank, Standard Chartered,
Citibank) dan dua peserta internal dari Bank Indonesia (Bagian
Akunting Thamrin dan Bagian Akunting Kota). Keikutsertaan kantor-
kantor bank dalam kliring elektronik dilakukan secara bertahap sesuai
kesiapan teknis masing-masing bank. Kliring elektronik secara
menyeluruh di Jakarta baru dimulai pada tanggal 18 Juni 2001.
2. Pengertian Kliring
Kliring berasal dari bahasa Inggris yaitu “clear”. Kamus The
New Grolier Webster International Dictionary of The English
Language dalam Subagyo dkk, (1997:38), memberikan definisi
clearing sebagai berikut: “The act of exchanging drafts on each other
and settling the differences.” Artinya: kegiatan mengadakan tukar-
menukar warkat antara satu bank dengan bank lainnya dan menetapkan
perbedaan-perbedaannya.
Sedangkan menurut Kamus Perbankan yang disusun oleh tim
penyusun Kamus Perbankan Indonesia 1980, kliring adalah
perhitungan utang piutang antara para peserta secara terpusat di satu
tempat dengan cara saling menyerahkan surat-surat berharga dan surat-
surat dagang yang telah ditetapkan untuk dapat diperhitungkan.
Budisantoso dan Triandaru (2006:135) menyebutkan “kliring
antarbank adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
antarbank baik atas nama bank maupun nasabah yang hasil dari
perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu”.
Berdasarkan berbagai macam pendapat mengenai pengertian
dari kliring tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa kliring
adalah penyelesaian transaksi keuangan dengan menggunakan warkat
atau data transaksi keuangan (DKE) sebagai alat pembayaran nontunai
yang sistem penyelenggaraannya diatur dan ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
3. Tujuan Kliring
Tujuan utama diselenggarakan kliring menurut Peraturan Bank
Indonesia No. 1/3/PBI/1999, antara lain:
a) untuk memperlancar lalu lintas pembayaran giral antarbank di
seluruh Indonesia;
b) untuk melaksanakan penghitungan penyelesaian utang piutang
yang lebih mudah, aman dan efisien; dan
c) untuk menjadi salah satu bentuk pelayanan sistem pembayaran
bank kepada nasabah masing-masing.
4. Mekanisme Kliring
Pertemuan kliring dilakukan dalam dua tahap (Budisantoso &
Triandaru, 2006:138), yaitu:
a. Kliring Penyerahan
Langkah-langkah dalam kliring penyerahan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
1) Warkat yang telah dilakukan pemilahan sebelumnya,
dikelompokkan sesuai peserta. Warkat tersebut digolongkan
menjadi dua, yaitu warkat kliring yang diserahkan oleh masing-
masing peserta (berupa Nota Debet Keluar dan Nota Kredit
Keluar) dan warkat kliring yang diterima dari peserta lain
(berupa Nota Debet Masuk dan Nota Kredit Masuk).
2) Warkat debet dan kredit dirinci nilai nominalnya dalam suatu
daftar.
3) Nilai nominal dan banyaknya warkat dalam daftar kliring
dijumlahkan.
4) Serah terima warkat yang telah ditandatangani oleh wakil
peserta kliring.
5) Apabila terjadi perbedaan pendapat mengenai dapat tidaknya
warkat diperhitungkan dalam kliring, maka keputusan terakhir
diselenggarakan oleh penyelenggara.
6) Penyusunan neraca kliring penyerahan yang ditandatangani dan
dibubuhi nama peserta jelas.
7) Wakil peserta kliring kembali ke bank masing-masing untuk
menentukan layak tidaknya warkat-warkat yang diterima dari
bank lain untuk diselesaikan. Kemungkinan yang terjadi dalam
penyelesaian warkat:
• Warkat debet dapat diselesaikan jika dana dan
persyaratannya terpenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
• Warkat debet akan ditolak dan dikembalikan jika tidak
memenuhi persyaratan.
• Penolakan disertai dengan Surat Keterangan Penolakan
(SKP) yang berisi alasan-alasan penolakan warkat sesuai
ketentuan.
• Warkat yang dicurigai berkaitan dengan kejahatan harus
ditahan dan dikonfirmasikan kepada polisi.
b. Kliring Retur
Langkah-langkah dalam kliring retur:
1) Warkat yang telah dikembalikan, dikelompokkan menurut
peserta dan dicatat dalam daftar kliring retur lengkap dengan
nilai nominalnya lalu disusun neraca kliring retur.
2) Penyelenggara kemudian menyusun neraca gabungan peserta.
Berdasarkan neraca kliring penyerahan dan neraca kliring retur
dibuat bilyet saldo kliring yang memuat hasi akhir kliring.
3) Jika sebuah bank tidak memiliki dana lancar untuk
menyelesaikan proses kliring, maka bank tersebut dapat
mencari pinjaman dari bank lain atau call money.
Mekanisme kliring tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
1) PENYERAHAN WARKAT
9) KONFIRMASI & PENYELESAIAN KLIRING
NASABAH BANK UMUM
PENYELENGGARA KLIRING
2) PENCATATAN DALAM DAFTAR3) PENYERAHAN WARKAT (KLIRING PENYERAHAN)
4) PEMERIKSAAN WARKAT & PEMBUATAN NERACA KLRING PENYERAHAN
5) PESERTA KLIRING MENGKONFIRMASI WARKAT
6) KLIRING RETUR
7) PEMBUATAN:
− NERACA KLIRING RETUR
− DAFTAR REKAPITULASI
− BILYET SALDO KLIRING
8) PESERTA KLIRING KEMBALI UNTUK PENYELESAIAN KLIRING
Gambar 2.1
Mekanisme Kliring
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
5. Macam-macam Kliring
Proses kliring dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain (Ascarya dan Mulyati, 2003:24):
a. Sistem kliring manual, merupakan sistem kliring yang pelaksanan
penghitungan dan pembuatan rekapitulasi penghitungan saldo serta
pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh peserta kliring.
b. Sistem kliring semiotomasi, merupakan sistem kliring yang
pelaksanan penghitungan dan pembuatan rekapitulasi
penghitungan saldo dilakukan secara otomasi, sedangkan
pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh peserta kliring.
c. Sistem kliring otomasi, merupakan sistem kliring yang pelaksanan
penghitungan dan pembuatan rekapitulasi penghitungan saldo serta
pemilahan warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi.
d. Sistem kliring elektronik, merupakan sistem kliring yang
pelaksanan penghitungan dan pembuatan rekapitulasi
penghitungan saldo dilakukan secara elektronik disertai dengan
penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara (Bank
Indonesia) untuk dipilah secara otomasi. Selanjutnya hasil
penghitungan secara otomasi dicocokkan dengan penghitungan
secara elektronik.
6. Peserta Kliring
Bank yang menjadi peserta kliring adalah Bank Umum yang
berada di wilayah kliring tertentu dan Bank Indonesia tidak dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
memberhentikan kepesertaannya dalam kliring (Susilo dkk, 2000:97).
Yang dimaksud dengan wilayah kliring menurut Suyatno dkk,
(1988:72) adalah wilayah-wilayah yang telah ditentukan untuk
memungkinkan bank-bank peserta kliring memperhitungkan warkat-
warkatnya dalam jadwal kliring. Menurut Reksoprayitno (1992:64),
ketentuan mengenai pengikutsertaan suatu bank dalam kliring, hanya
Bank Indonesia saja yang bisa menjadi peserta langsung, sedangkan
untuk bank-bank umum dan bank-bank pembangunan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
a) kantor pusat dapat menjadi peserta langsung;
b) kantor cabang dapat menjadi peserta langsung atau peserta tidak
langsung;
c) kantor kas hanya dapat menjadi peserta tidak langsung.
Syarat-syarat yang ditetapkan Bank Indonesia bagi suatu bank
untuk dapat ikut serta dalam peserta kliring adalah:
1) Bank-bank yang telah mendapat izin dari Bank Indonesia terlebih
dahulu.
2) Bank tersebut telah menjalankan usahanya minimal 3 bulan atas
izin Menteri Keuangan.
3) Bank tersebut telah memenuhi penilaian sebagai bank yang sehat
baik ditinjau di bidang administrasi, pimpinan maupun keuangan.
4) Jumlah simpanan giro milik masyarakat di bank yang bersangkutan
telah mencapai jumlah minimal 20% dari modal yang disetor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
5) Bank peserta kliring wajib membuka rekening koran di Bank
Indonesia.
6) Bank peserta kliring wajib menyetor saldo jaminan kliring.
7) Bank yang tidak tercatat sebagai peserta dapat ikut secara tidak
langsung melalui pengikutsertaannya dengan bank lain (peserta).
7. Risiko Penyelenggaraan Kliring
Menurut The Committee on Payment and Settlement System-
Bank International Settlement (CPSS-BIS, 1996) dalam Silvanita
(2009:83), terdapat lima risiko pembayaran melalui sistem kliring,
yaitu:
1. Risiko kredit, yaitu risiko ketika salah satu peserta dalam sistem
pembayaran tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh
tempo atau di masa mendatang;
2. Risiko likuiditas, yaitu risiko ketika salah satu peserta dalam sistem
pembayaran tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo, meskipun barangkali mampu
pada waktu yang akan datang;
3. Risiko hukum, yaitu ketika kerangka hukum yang lemah atau
ketidakpastian hukum yang dapat menyebabkan atau memperburuk
risiko kredit dan risiko likuiditas;
4. Risiko operasional, yaitu risiko yang ditimbulkan oleh faktor-
faktor operasional, seperti tidak berfungsinya secara teknis atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
kesalahan operasional, yang dapat menyebabkan atau
memperburuk risiko kredit dan risiko likuiditas; dan
5. Risiko sistemik, yaitu risiko ketika ketidakmampuan salah satu
peserta untuk memenuhi kewajibannya atau gangguan dalam
sistem, menyebabkan ketidakmampuan peserta lain. Selanjutnya,
kegagalan pembayaran tersebut menyebar secara luas sehingga
membahayakan sistem dan pasar keuangan.
B. Analisis Data dan Pembahasan
1. Kliring SKNBI
a. Pengertian Kliring SKNBI
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
merupakan suatu sistem yang digunakan dalam penyelenggaraan
kliring secara nasional. Sistem ini menggantikan beberapa sistem
kliring yang diberlakukan oleh Bank Indonesia yaitu antara lain
Sistem Kliring Elektronik Jakarta (SKEJ) dan Sistem Otomasi
Kliring Lokal (SOKL), sehingga dengan diimplementasikannya
SKNBI tersebut di seluruh wilayah kliring hanya akan terdapat
satu sistem yang seragam.
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.
7/18/PBI/2005 yang telah diperbarui dengan Peraturan Bank
Indonesia No.12/5/PBI/2010 tentang penyelenggaraan kliring di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Indonesia, maka PT. Bank Tabungan Negara (Persero) menerapkan
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
b. Tujuan PT. Bank Tabungan Negara ikut serta dalam SKNBI
Tujuan PT. Bank Tabungan Negara ikut serta dalam
operasional SKNBI adalah untuk ikut mewujudkan tujuan Bank
Indonesia dalam pengembangan SKNBI sendiri yaitu:
1. Meningkatkan efisiensi sistem pembayaran ritel saat ini.
Dengan penerapan Sistem Kliring Kredit dan Sistem Kliring
Debet secara nasional diharapkan dapat memecahkan
permasalahan operasional perbankan karena keragaman sistem
kliring yang ada pada saat ini;
2. Meningkatkan efisiensi biaya operasional bank dalam
pencetakan dan proses administrasi nota kredit;
3. Memperluas jangkauan layanan bank kepada nasabah;
4. Mempercepat penyelesaian transaksi melalui kliring.
Sedangkan tujuan khusus yang diperoleh sejalan dengan
implementasi SKNBI ini bagi internal PT. Bank Tabungan Negara
(Persero) antara lain adalah terselenggaranya proses penyelesaian
transaksi kliring kredit secara terpusat yang lebih efisien, serta
penyelesaian kliring debet terpadu secara regional di tingkat pusat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
c. Jadwal Kliring
Tabel 2.1. Jadwal Kliring
Hari Waktu Kliring
Periode 1 Periode 2
Senin-Jum’at (hari kerja)
07.30-11.00 WIB
12.00-14.00 WIB
Sumber: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Kacab Solo
d. Tolakan Kliring
Warkat-warkat yang dikliringkan tidak semuanya dapat
tertagih, bahkan setiap transaksi kliring terdapat beberapa warkat
yang ditolak pembayarannya.
Berikut ini adalah daftar alasan penolakan dan sanksi
kewajiban membayar atas penolakan warkat debet atau DKE
debet:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 2.2. Daftar Alasan Penolakan dan Sanksi Kewajiban Membayar Atas Penolakan Warkat Debet
Alasan Penolakan
Pihak yang Dikenakan Sanksi Kewajiban Membayar Bank Penagih Bank Tertarik
Bank Nasabah Pemegang Bank Nasabah penarik 1. Saldo rekening giro atau rekening giro khusus tidak cukup − − − 2. Rekening giro telah ditutup Tidak ada sanksi kewajiban membayar 3. Persyaratan Cek atau syarat formal BG tidak dipenuhi yaitu tidak
terdapat penyebutan tempat dan tanggal penarikan − − −
4. Persyaratan Cek tidak terpenuhi yaitu tidak terdapat tanda tangan Penarik (termasuk jika Cek tidak dilengkapi dengan nama jelas dan/atau cap/stempel sebagaimana dipersyaratkan dalam pembukaan rekening giro)
− − −
5. Syarat formal BG tidak dipenuhi yaitu tidak terdapat nama dan nomor rekening giro pemegang
− − −
6. Syarat formal BG tidak dipenuhi yaitu tidak terdapat nama Bank Penerima
− − −
7. Syarat formal BG tidak dipenuhi yaitu tidak terdapat jumlah dana yang dipindahbukukan baik dalam angka maupun dalam huruf selengkap-lengkapnya
− − −
8. Syarat formal BG tidak dipenuhi yaitu tidak terdapat tanda tangan, nama jelas dan/atau dilengkapi dengan cap stempel sesuai dengan persyaratan pembukaan rekening giro
− − −
9. BG ditawarkan sebelum tanggal penarikan atau sebelum tanggal efektif, atau tanggal efektif BG dicantumkan tidak dalam tenggang waktu penawaran
− − −
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
10. Cek/BG ditarik kembali/dibatalkan oleh Penarik setelah berakhirnya tenggang waktu pengunjukan/penawaran berdasarkan surat penarikan kembali/pembatalan dari Penarik
Tidak ada sanksi kewajiban membayar
11. Cek/BG sudah kadaluwarsa − − − 12. Perubahan teks/perintah yang telah tertulis pada Cek/BG tidak
ditandatangani oleh Penarik
Tidak ada sanksi kewajiban membayar 13. Tanda tangan penarik tidak sesuai dengan spesimen − − 14. Bank Penagih bukan merupakan Bank yang disebut dalam Cek Silang
Khusus/BG sebagai Bank penerima dana − − −
15. Cek/BG diblokir pembayarannya oleh Penarik karena hilang (harus dilampiri surat keterangan hilang dari kepolisian) Tidak ada sanksi kewajiban membayar
16. Cek/BG diblokir pembayarannya oleh instansi yang berwenang karena diduga terkait dengan tindak pidana (harus dilampiri dengan surat pemblokiran dari instansi yang berwenang)
Tidak ada sanksi kewajiban membayar
17. Rekening Giro diblokir oleh instansi yang berwenang (harus dilampiri dengan surat pemblokiran dari instansi yang berwenang) Tidak ada sanksi kewajiban membayar
18. Perintah dalam DKE Debet tidak sesuai dengan teks/perintah dalam Warkat Debet yang bersangkutan
− − −
19. Penerimaan DKE Debet tidak disertai dengan penerimaan fisik Warkat Debet/Warkat Debet hilang Tidak ada sanksi kewajiban membayar
20. Cek/BG palsu atau dimanipulasi Tidak ada sanksi kewajiban membayar 21. Wakat Debet bukan untuk kami − − − 22. Nota Debet tidak sesuai dengan ketentuan dan/atau perjanjian yang
mendasarinya − − −
Sumber: PT Bank Tabungan Negara (Persero) Kacab Solo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
48
e. Biaya Kliring
Nasabah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dikenakan
biaya atas penyelenggaraan kliring. Biaya layanan kliring terdiri
dari:
1) Kliring penyerahan
a) Wilayah SKN (Sistem Kliring Nasional)
Tiap warkat dalam kliring penyerahan dikenakan
biaya Rp 2.000,00 per lembar.
b) Wilayah Non-SKN
Untuk wilayah non-SKN dikenakan biaya Rp
22.000,00 per lembar.
2) Tolakan kliring
a) Karena kesalahan nasabah
Tolakan karena kesalahan nasabah dikenakan biaya
sebesar Rp 125.000,00.
b) Karena kesalahan bank
Tolakan kliring yang disebabkan karena kesalahan
bank, biaya yang dikenakan sebesar Rp 125.000,00.
2. Sistem Pelaksanaan Kliring pada PT Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk Kacab Solo
a. Fungsi yang Terkait
1) Fungsi Penerimaan Warkat Debet
Dilaksanakan oleh bagian Teller Service.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) Fungsi Pelaksana Kliring
Dilaksanakan oleh bagian Clearing Staff.
3) Fungsi Otorisasi
Dipegang oleh seorang Transaction Processing Head.
4) Fungsi Pencatatan
Dilaksanakan oleh bagian Transaction Processing Staff.
b. Dokumen yang Digunakan
1) Warkat debet yang berupa Cek/Bilyet Giro.
2) Slip Penyetoran Nasabah
3) Data Keuangan Elektronik (DKE). DKE merupakan data
transfer dana dalam format elektronik yang digunakan sebagai
dasar perhitungan dalam SKNBI.
4) Surat Keterangan Penolakan
5) Laporan Hasil Kliring
c. Catatan Akuntansi yang Digunakan
1) Bilyet Saldo Kliring Penyerahan
2) Bilyet Saldo Kliring Pengembalian
d. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penyelenggaraan
Kliring
1) Prosedur Penerimaan Warkat Debet Kliring Penyerahan
a) Teller Service menerima warkat debet (Cek/Bilyet Giro)
dari nasabah beserta slip penyetorannya kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
memastikan bahwa warkat debet (Cek/Bilyet Giro)
tersebut telah jatuh tempo.
b) Teller Staff memverifikasi apakah warkat debet (Cek/Bilyet
Giro) tersebut telah memenuhi syarat dan ketentuan yang
telah ditetapkan Bank Indonesia sebagai lembaga kliring,
sehingga layak atau tidak untuk dikliringkan. Warkat debet
(Cek/Bilyet Giro) lalu diserahkan kepada Operation
Clearing Staff yang akan melakukan proses kliring
selanjutnya.
c) Operation Clearing Staff mencocokkan penulisan data pada
slip penyetoran dengan warkat debet (Cek/Bilyet Giro)
kemudian memisahkan antara slip penyetoran dan warkat
debet (Cek/Bilyet Giro).
d) Operation Clearing Staff membuat dan mencetak laporan
data keuangan (RI509C) lalu membubuhi paraf.
e) Operation Clearing Staff melakukan encode MICR pada
warkat debet dengan mesin encoder, lalu mencetak tell
struk dan mencocokkan antara warkat dengan struk MICR.
f) Operation Clearing Staff membubuhi stempel kliring pada
warkat debet dan dokumen kliring dan melakukan
penghitungan manual warkat debet dengan tell struk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
g) Operation Clearing Staff membandingkan nominal report
RI509C dengan nominal warkat kemudian membubuhkan
paraf.
h) Operation Clearing Staff menghitung jumlah lembar dan
total nominal warkat setiap bundel.
i) Operation Clearing Staff membubuhkan paraf pada bukti
penyerahan warkat debet kemudian menyerahkannya
kepada Transaction Processing Head.
j) Transaction Processing Head membubuhkan tanda tangan
pada bukti penyerahan warkat dan register penyerahan
warkat debet kemudian mengembalikannya ke Operation
Clearing Staff.
2) Prosedur Proses Outward Warkat Debet Kliring Penyerahan
a) Operation Clearing Staff menerima bundel warkat debet
(Cek/Bilyet Giro) dari Transaction Processing Head.
b) Operation Clearing Staff melakukan pemantauan hasil
download pada sistem interface SKN-BTN dan juga
transaksi kliring debet sebagai Data Keuangan Elektronik
(DKE) pada sistem TPK-BI (Terminal Penyelenggara
Kliring BI).
c) Operation Clearing Staff mencocokkan fisik warkat debet
(Cek/Bilyet Giro), nominal dengan DKE kliring debet dan
memastikan bundel dokumen kliring sesuai aturan BI.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
d) Operation Clearing Staff membuat batch dan melakukan
proses batching DKE pada sistem TPK-BI kemudian
melakukan penyetoran pada sistem BI.
e) Operation Clearing Staff menyerahkan berkas warkat debet
(Cek/Bilyet Giro) kepada Transaction Processing Head
untuk meminta approval DKE.
f) Transaction Processing Head menerima dan memeriksa
berkas warkat debet (Cek/Bilyet Giro) dengan DKE pada
sistem TPK-BI.
g) DKE kliring di-approve oleh Transaction Processing Head
dan memastikan DKE pada screen monitor berstatus
balance.
h) Transaction Processing Head mengirimkan DKE ke KPK-
BI (Komputer Penyelenggara Kliring BI) dengan cara
merekam batch DKE kredit ke dalam media rekam
elektronik, kemudian Transaction Processing Head
mencetak bukti penyerahan rekaman DKE tersebut dan
membubuhi paraf jika telah sama dengan rekamannya.
i) Bukti penyerahan rekaman DKE dan bukti pengiriman
DKE serta warkat debet (Cek/Bilyet Giro) tersebut
diserahkan oleh Transaction Processing Head kepada
Operation Clearing Staff.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
j) Operation Clearing Staff setelah menerima dokumen-
dokumen tersebut dari Transaction Processing Head, lalu
memeriksa report kliring debet dengan cara melakukan
inquiry status DKE yang di-transmit ke SSK-BI (Sistem
Sentral Kliring BI).
k) Report DKE yang berstatus terkirim dicetak oleh Operation
Clearing Staff, apabila berstatus reject, Operation Clearing
Staff juga mencetaknya dan melakukan pengiriman ulang
ke SSK-BI.
l) Operation Clearing Staff membandingkan report DKE yang
berstatus terkirim dengan report DKE yang di-reject dan
status diproses, kemudian membubuhkan paraf.
Selanjutnya meminta tanda tangan Transaction Processing
Head.
m) Operation Clearing Staff menyimpan semua berkas kliring
debet dan report DKE sebagai file.
n) Operation Clearing Staff berangkat ke BI atau PKL
(Penyelenggara Kliring Lokal) dengan membawa berkas
warkat debet dan dokumen kliring debet.
3) Prosedur Proses Inward Warkat Debet Kliring Penyerahan
a) Operation Clearing Staff menerima warkat debet BTN
(Cek/Bilyet Giro) dan laporan selisih data kliring dari
peserta kliring lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b) Operation Clearing Staff memastikan jumlah warkat sesuai
dengan nominal pada laporan, kemudian membubuhkan
paraf pada laporan hasil kliring penyerahan.
c) Berkas warkat debet tersebut diserahkan Operation
Clearing Staff kepada Transaction Processing Staff untuk
diverifikasi dan dicek keabsahan tanda tangan pada
Cek/Bilyet Giro.
d) Transaction Processing Staff meng-input warkat debet pada
BDS (Branch Delivery System) kemudian meminta
override kepada Transaction Processing Head apabila
melebihi limitasi.
e) Transaction Processing Head menerima dan memeriksa
berkas warkat debet untuk melakukan override transaksi
BDS kemudian membubuhkan paraf dan selanjutnya
mengembalikan berkas warkat tersebut kepada
Transaction Processing Staff.
f) Transaction Processing Staff memeriksa hasil validasi pada
warkat debet yang telah diterima dari Transaction
Processing Head.
g) Transaction Processing Staff menyimpan bukti transaksi
berkas warkat debet penyerahan untuk dilakukan vouching
pada akhir hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
4) Prosedur Proses Outward Warkat Debet Kliring Pengembalian
a) Operation Clearing Staff melakukan verifikasi data tolakan
untuk warkat yang ditolak.
b) Operation Clearing Staff melakukan penghitungan manual
warkat dengan tell struk, kemudian meng-input warkat
debet sebagai DKE pada sistem TPK-BI.
c) Operation Clearing Staff membuat batch dan melakukan
proses batching DKE pada sistem TPK-BI dan
memastikan DKE pada screen monitor berstatus balance.
d) Operation Clearing Staff melakukan penyetoran pada
sistem TPK-BI.
e) Operation Clearing Staff menyerahkan berkas warkat
tolakan untuk meminta approval DKE kepada Transaction
Processing Head.
f) Transaction Processing Head menerima kemudian
memeriksa berkas warkat tolakan dengan DKE pada
sistem TPH-BI, lalu melakukan approval DKE kliring
Pengembalian dan memastikan DKE pada screen monitor
berstatus balance.
g) Transaction Processing Head merekam batch DKE kredit
ke dalam media elektronik dan mencetak bukti penyerahan
rekaman DKE kemudian membubuhkan tanda tangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
h) Transaction Processing Head mengembalikan bukti
pengiriman DKE dan bukti penyerahan rekaman DKE
serta warkat yang ditolak kepada Operation Clearing Staff.
i) Operation Clearing Staff memeriksa report warkat debet
pengembalian lalu melakukan inquiry status DKE yang di-
transmit ke SSK-BI.
j) Operation Clearing Staff mencetak report DKE yang
berstatus terkirim, apabila berstatus reject maka Operation
Clearing Staff melakukan pemantauan dan mencetak
report DKE yang di-reject. Selanjutnya melakukan
pengiriman ulang ke SSK-BI.
k) Operation Clearing Staff membandingkan report DKE yang
berstatus terkirim dengan yang berstatus reject lalu
membubuhkan paraf dan selanjutnya meminta tanda
tangan Transaction Processing Head.
l) Operation Clearing Staff menghitung jumlah lembar dan
nominal warkat tolakan dan mencantumkan pada bukti
penyerahan.
m) Operation Clearing Staff memeriksa bundel warkat yang
ditolak dan berkas kliring pengembalian apakah telah
sesuai dengan aturan BI.
n) Operation Clearing Staff menyimpan semua berkas kliring
debet dan report DKE sebagai file.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
o) Operation Clearing Staff berangkat menuju BI/PKL dengan
membawa berkas warkat debet dan dokumen kliring debet.
5) Prosedur Proses Inward Warkat Debet Kliring Pengembalian
a) Operation Clearing Staff menerima warkat debet (warkat
dari bank lain) yag ditolak peserta kliring lain, kemudian
memastikan jumlah dan nominal warkat debet sesuai
dengan laporan rekap hasil kliring.
b) Operation Clearing Staff mencetak dan memeriksa Surat
Keterangan Penolakan (SKP) pada sistem TPK-BI lalu
membubuhkan paraf pada SKP dan memintakan tanda
tangan kepada Transaction Processing Head, selanjutnya
pastikan screen batching berstatus balance.
c) Operation Clearing Staff meyerahkan warkat debet, SKP
dan laporan kliring pengembalian kepada Transaction
Processing Staff.
d) Transaction Processing Staff meng-input warkat yang
ditolak pada sistem BDS.
e) Transaction Processing Staff melakukan validasi dan
memerikasa hasil validasi dengan warkat debet, kemudian
membubuhkan paraf pada SKP sebagai bukti telah di-
input.
f) Transaction Processing Staff memfotokopi SKP dan warkat
debet lalu menyerahkan SKP dan warkat debet yang asli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
ke unit Customer Service untuk disampaikan kepada
nasabah, kemudian meminta tanda terima.
g) Transaction Processing Staff menyimpan bukti transaksi
copy warkat dan SKP serta laporan pengembalian kliring
untuk di-vouching pada akhir hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
TELLER SERVICE
Menerima warkat debet
(Cek/BG) & slip
setor dari nasabah
Cek/BG
Slip setor
CLEARING STAFF
Cek/BG Slip setor
Cocokkan penulisan
data antara
keduanya
1
1
Mencetak RI509C
RI509C
2 3
Gambar 2.2
Flowchart Prosedur Penerimaan Warkat Debet Kliring Penyerahan
Mulai
T
Pisahkan antara slip dengan warkat
Pastikan warkat telah Jo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
CLEARING STAFF
2 3
RI509C Cek/BG
Membubuhkan stempel
Menghitung manual
dengan tell struk
Bandingkan nominal
RI509C & warkat
4
Cek/BG
RI509C
5
Cek/BG
RI509C
Lanjut ke prosedur Outward Warkat Debet Kliring Penyerahan
Gambar 2.2
Flowchart Prosedur Penerimaan Warkat Debet Kliring Penyerahan (lanjutan)
Bubuhi paraf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
TRANSACTION PROCESSING HEAD
4
Cek/BG
RI509C
Membubuhkan tanda
tangan
Cek/BG
RI509C
5
Gambar 2.2
Flowchart Prosedur Penerimaan Warkat Debet Kliring Penyerahan (lanjutan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Gambar 2.3
Flowchart Prosedur Outward Warkat Debet Kliring Penyerahan
CLEARING STAFF
Mulai
Cek/BG
Terima bundel warkat dari TP Head
/Kacab
RI509C
Pantau hasil download pada sistem interface SKN-BTN
Pantau transaksi kliring debet sebagai DKE pada sistem TPK-BI
6
DKE Ket.
DKE :Data Keuangan Elektronik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
CLEARING STAFF
6
Cek/BG
RI509C
Cocokkan fisik warkat
dengan nominal DKE
Pastikan bundel dokumen sesuai
aturan BI
Membuat batch & proses batching
DKE pada sistem TPK-BI
BATCH
Gambar 2.3
Flowchart Prosedur Outward Warkat Debet Kliring Penyerahan (lanjutan)
Lakukan penyetoran pada sistem TPK-BI
7
Pastikan screen batching berstatus balance
DKE
8
9
Cek/BG
DKE
DKE
Periksa report kliring debet
Inquiry status yang ditransmit
ke SSK-BI
status Cetak report DKE
Terkirim
Tidak terkirim
Pantau & kirim ulang
Cetak report DKE
DKE reject
DKE kirim
Bandingkan & tanda tangan TP Head
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
CLEARING STAFF
10
Cek/BG DKE
DKE kirim
DKE
Berangkat ke
BI/PKL
Selesai
Gambar 2.3
Flowchart Prosedur Outward Warkat Debet Kliring Penyerahan (lanjutan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
TRANSACTION PROCESSING HEAD
Cek/BG DKE
7 8
Approval DKE kliring
Periksa warkat
dengan DKE
Rekam DKE ke dalam media
rekam elektronik & cetak bukti
DKE
Pastikan DKE pada screen berstatus balance
DKE DKE Bubuhi
paraf
9
Gambar 2.3
Flowchart Prosedur Outward Warkat Debet Kliring Penyerahan (lanjutan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Gambar 2.4
Flowchart Proses Inward Warkat Debet Kliring Penyerahan
CLEARING STAFF TRANSACTION PROCESSING STAFF
Mulai
Cek/BG
Laporan Data Kliring
Terima warkat & Lap. Data
Kliring
Bubuhi paraf
T 11
11
Cek/BG
Verifikasi warkat & keabsahan
tanda tangan
Input warkat debet pada BDS
Minta override Head bila melebihi
limitasi
12
13
Cek/BG validasi
Lakukan vouching
Selesai T
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Gambar 2.4
Flowchart Proses Inward Warkat Debet Kliring Penyerahan (lanjutan)
TRANSACTION PROCESSING HEAD
12
Cek/BG
Periksa berkas warkat
override transaksi
BDS
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Gambar 2.5
Flowchart Proses Outward Warkat Debet Kliring Pengembalian
CLEARING STAFF
Mulai
Cek/BG tolak
Hitung manual dengan
tell struk
Verifikasi warkat yang ditolak
Input warkat sebagai DKE pada
sistem TPK-BI
Membuat batch & proses batching DKE pada sistem TPK-BI
BATCH
Lakukan penyetoran pada sistem TPK-BI
Pastikan screen batching berstatus balance
DKE
14
15
Cek/BG tolak
DKE DKE
Periksa report kliring debet
Inquiry status yang ditransmit ke SSK-BI
status Cetak report DKE
Pantau & kirim ulang
Cetak report DKE
DKE reject
DKE kirim
Bandingkan & tanda tangan TP Head
Berangkat ke BI/PKL
Selesai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
TRANSACTION PROCESSING HEAD
Gambar 2.5
Flowchart Proses Outward Warkat Debet Kliring Pengembalian (lanjutan)
Cek/BG tolak
14
DKE
periksa
Pastikan screen DKE berstatus
balance
Approval DKE
Rekam batch DKE ke media
rekam elektronik
Cetak bukti rekaman
DKE
DKE
DKE Bubuhi tanda
tangan
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Gambar 2.6
Flowchart Proses Inward Warkat Debet Kliring Pengembalian
CLEARING STAFF
Mulai
Terima warkat tolak & Lap Hasil
Kliring
Cek/BG tolak
Periksa SKP pada sistem
TPK-BI
SKP
Lap. Hasil Kliring
Cetak SKP
Pastikan screen batching berstatus balance
16
Ket.
SKP : Surat Keterangan
Penolakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
TRANSACTION PROCESSING STAFF
16
Cek/BG tolak
SKP Lap. Hasil Kliring
Input warkat tolak pada sistem BDS
Bubuhi paraf pada SKP
sebagai bukti bahwa telah
diinput
validasi
Fotokopi SKP & warkat
Cek/BG tolak
SKP
Cek/BG tolak
SKP Lakukan vouching
Selesai
Dok asli diserahkan ke CS untuk ditandatangani nasabah
Gambar 2.6
Flowchart Proses Inward Warkat Debet Kliring Pengembalian (lanjutan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
BAB III
TEMUAN
Pada bagian ini akan diuraikan beberapa temuan yang berupa kelebihan
dan kelemahan dari sistem pelaksanaan kliring warkat debet pada PT Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk Kacab Solo. Temuan tersebut merupakan hasil
analisis dari penulis dan wawancara bagian Clearing Staff di bank tersebut.
A. KELEBIHAN
1. Sistem kliring yang diterapkan di PT Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk Kacab Solo adalah Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
dimana sistem kliring ini merupakan sistem kliring yang diatur oleh Bank
Indonesia, sehingga Bank Indonesia dapat mengontrol dan mengawasi
likuiditas tiap-tiap bank. Selain itu, Bank Indonesia sebagai lembaga
penyelenggara kliring dapat secara cepat dan akurat mengetahui kondisi
keuangan suatu bank maupun transaksi-transaksi yang terjadi di
masyarakat, baik antarnasabah bank maupun antarbank, sehingga dapat
menentukan berbagai kebijakannya secara tepat.
2. Petugas yang diberi tanggungjawab untuk melaksanakan kliring (clearing
staff) adalah petugas yang kompeten di bidangnya, karena untuk menjadi
petugas kliring harus mendapat izin dari Bank Indonesia. Oleh karena itu,
penyalahgunaan Cek/Bilyet Giro berupa pemalsuan identitas dapat
dicegah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
B. KELEMAHAN
1. Permasalahan kliring yang umum terjadi di tiap bank adalah kurang
mencukupi atau tidak adanya saldo di rekening giro milik nasabah untuk
proses pemindahbukuan atas Cek/Bilyet Giro yang dikeluarkan. Hal ini
menghambat proses terselesainya kliring tepat waktu. Agar tidak terjadi
tolakan kliring, bagian Customer Service harus aktif melakukan
konfirmasi kepada nasabah untuk segera mengisi saldo rekening gironya
yang tidak mencukupi untuk proses kliring. Namun apabila sampai batas
waktu yang diberikan oleh bagian Customer Service nasabah tidak juga
memenuhi kewajibannya, bagian Clearing Staff terpaksa melakukan
tolakan terhadap kliring. Hal tersebut berdampak pada dikeluarkannya
Surat Peringatan kepada nasabah yang bersangkutan. Batas maksimun
Surat Peringatan yang diberikan adalah tiga kali, setelah itu Bank
Indonesia akan memasukkan nasabah tersebut ke dalam Daftar Hitam
(DH) nasabah yang tidak diperbolehkan membuka rekening giro di bank
manapun selama satu tahun.
2. Terdapat kemungkinan gangguan jaringan komunikasi pada SKNBI
(Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia) atau biasa disebut dengan istilah
offline jaringan. Akibat dari masalah ini adalah terhambatnya proses
penyelesaian warkat karena petugas kliring harus mengirimkan data secara
manual melalui media rekam data elektronik (flashdisk, disket atau CD)
dan waktu untuk melaksanakan kliring menjadi tertunda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
3. Sistem penyelenggaran kliring luar wilayah (clearing intercity) yang saat
ini telah diterapkan oleh sebagian bank-bank besar di Indonesia belum
diaplikasikan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Nasabah
Bank Tabungan Negara tidak bisa mengkliringkan Cek/Bilyet Giro dari
wilayah kliring yang berbeda atau dari luar kota. Penerapan clearing
intercity akan memberikan manfaat berupa efisiensi dalam penyelesaian
pembayaran Cek/Bilyet Giro luar kota, baik efisiensi waktu maupun biaya.
Penyelesaian kliring yang bukan clearing intercity akan memakan waktu
yang lebih lama dan biaya yang dikenakan untuk nasabah juga lebih
tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasar pada analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa sistem pelaksanaan kliring
warkat debet yang diterapkan di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Kacab Solo telah sesuai dengan Peraturan Direksi No. 01/DIR/DOPS/2006
tentang tujuan khusus yang diperoleh dengan implementasi SKNBI bagi
internal Bank, yaitu penyelesaian kliring warkat debet terpadu secara regional
tingkat pusat.
Secara praktik, sistem pelaksanaan kliring ini dilaksanakan oleh para
staff yang telah kompeten di bidangnya, mulai dari Teller Staff yang memiliki
tugas untuk menerima Cek/BG dari nasabah, petugas kliring atau Clearing
Staff yang bertanggungjawab memeriksa Cek/BG dan memproses warkat
tersebut di tempat Penyelenggara Kliring Lokal (PKL), lalu Transaction
Processing Staff yang melakukan pencatatan transaksi yang berhubungan
dengan proses kliring dan Transaction Processing Head yang memiliki otoritas
dalam setiap pengesahan dokumen-dokumen kliring. Kemampuan staff-staff
yang jujur dan ahli, dapat mengurangi berbagai risiko penyalahgunaan
Cek/Bilyet Giro yang umum terjadi di dalam sistem pembayaran giral.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa praktik pelaksanaan kliring yang
telah sesuai dengan prosedur dan kemampuan para karyawan yang telah ahli,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
tidak menjamin akan terjadi kesalahan baik itu kesalahan karena faktor human
error (seperti masalah keterlambatan nasabah dalam menyerahkan warkat
ataupun masalah saldo rekening yang tidak mencukupi) maupun kesalahan di
luar kendali manusia seperti masalah jaringan komunikasi yang kurang bagus
sehingga menyebabkan tidak lancarnya proses penyelesaian kliring.
B. REKOMENDASI
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebagai salah satu Bank
BUMN terbesar di Indonesia sewajarnya telah memiliki berbagai keunggulan
dalam layanan yang diberikan kepada para nasabahnya, termasuk kemudahan
dalam bertransaksi dengan menggunakan alat pembayaran giral atau yang
disebut dengan layanan kliring. Layanan kliring tersebut juga merupakan
fasilitas yang sering digunakan nasabah selain jasa ATM Batara, SPP Online,
Safe Deposit Box, Payment Point dan lain sebagainya yang ditawarkan oleh
Bank Tabungan Negara.
Teknologi perbankan selalu dikembangkan untuk meningkatkan
pelayanan yang bermutu kepada para nasabah. Seperti halnya dengan layanan
kliring, sudah banyak bank-bank besar yang menggunakan sistem Clearing
Intercity untuk menyelesaikan pembayaran dan penagihan dengan
menggunakan warkat. Akan tetapi, sistem Clearing Intercity tersebut belum
diterapkan di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Padahal sebagai bank
terbesar dalam layanan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), seharusnya bank
tersebut memiliki sistem teknologi yang mendukung kemudahan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
transaksi pembayaran dan penagihan kredit perumahan. Clearing Intercity
sebagai sistem pembayaran mutakhir dalam dunia perbankan sangat
bermanfaat untuk efisiensi waktu dan biaya dalam penyelesaian pembayaran
warkat luar kota, sehingga sistem ini akan meningkatkan kelancaran lalu lintas
pembayaran giral antardaerah.
Oleh karena itu, ada baiknya jika PT Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk mengembangkan fasilitas Clearing Intercity yang diharapkan dapat
menambah kepuasan nasabah mereka dan mampu meningkatkan competitive
advantage dengan bank-bank lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Ascarya dan Mulyati, Sri. 2004. “Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia: Sebuah Pengantar”. Jakarta: PPSK-Bank Indonesia. BI Direktorat Akunting & Sistem Pembayaran. 2009. Buku Pedoman Operasional Aplikasi Terminal Peserta Kliring SKNBI. Budisantoso, Totok & Triandaru, Sigit. 2006. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Jakarta: Salemba Empat. Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS. 2011. “Pedoman Penulisan Tugas Akhir”. Reksoprayitno, Soediyono. 1992. “Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Bank Umum: Penerapannya di Indonesia”. Yogyakarta: BPFE UGM. Silvanita, Ktut. 2009. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Jakarta: Erlangga. Subagyo, dkk. 1997. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Yogyakarta. Bagian Penerbitan STIE YKPN. Susilo, Sri, dkk. 2000. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Jakarta. Salemba Empat. Suyatno, Thomas, dkk. 1988. “Kelembagaan Perbankan”. Jakarta: PT. Gramedia.
Recommended