View
228
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
BAB. I
PENDAHULUAN
I.1. Kondisi Umum
Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan nasional
disusun secara periodik meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian/Lembaga untuk jangka waktu 5 tahun, serta Rencana
Pembangunan Tahunan yang selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) dan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L).
Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan
telah menyusun Renstra Tahun 2015-2019.
Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif merupakan
salah satu unit eselon II di lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan dalam menyusun Renstra Tahun 2015-2019 mengacu kepada
Renstra Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA dan
Renstra Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2015-2019.
I.2. Tugas dan Fungsi Direktorat Pengawasan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif berdasarkan Peraturan Perundang-
undangan
Dalam Pasal 145 sampai dengan Pasal 163 Keputusan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.21.4231 Tahun
2004, diatur tugas dan fungsi Direktorat Pengawasan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif. Direktorat Pengawasan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif mempunyai tugas penyiapan perumusan
kebijakan teknis dan penyusunan pedoman, standar, kriteria, dan
prosedur, serta pelaksanaan pengendalian, bimbingan teknis dan evaluasi
di bidang pengawasan narkotika, psikotropika dan zat adiktif.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas,
Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
menyelenggarakan fungsi:
Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Tahun 2015-2019
1. Penyusunan rencana dan program pengawasan narkotika, psikotropika
dan zat adiktif;
2. Koordinasi kegiatan fungsional pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
pengawasan narkotika, psikotropika dan zat adiktif;
3. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan
penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta
pelaksanaan di bidang pengawasan narkotika;
4. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan
penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta
pelaksanaan di bidang pengawasan psikotropika;
5. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan
penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta
pelaksanaan di bidang pengawasan prekursor;
6. Pelaksanaan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, dan
penyusunan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, serta
pelaksanaan di bidang pengawasan rokok; dan
7. Evaluasi dan penyusunan laporan di bidang pengawasan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif.
I.3. Struktur Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor HK.00.05.21.4231 Tahun 2004, struktur organisasi
Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif terdiri atas:
1. Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
2. Subdirektorat Pengawasan Narkotika
a. Seksi Inspeksi Narkotika
b. Seksi Pengaturan dan Sertifikasi Narkotika
c. Seksi Tata Operasional
3. Subdirektorat Pengawasan Psikotropika
a. Seksi Inspeksi Psikotropika
b. Seksi Pengaturan dan Sertifikasi Psikotropika
4. Subdirektorat Pengawasan Prekursor
a. Seksi Inspeksi Prekursor
b. Seksi Pengaturan dan Sertifikasi Prekursor
5. Subdirektorat Pengawasan Rokok
a. Seksi Pengawasan Produk Rokok
b. Seksi Pengawasan Iklan dan Promosi Rokok
Gambar 1 Bagan Organisasi Direktorat Pengawasan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
Untuk mendukung tugas-tugas Direktorat Pengawasan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif sesuai dengan tugas dan fungsinya diperlukan
sejumlah SDM yang memiliki keahlian dan kompetensi yang baik. Jumlah
SDM yang dimiliki Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif untuk melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif sampai tahun 2014 adalah sejumlah 36
orang. Adapun profil pegawai Direktorat Pengawasan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini:
Gambar 2. Profil pegawai Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
S217%
Profesi
56%
S15%
D35%
SLTA17%
Proporsi Pendidikan
39%
47%
14%
Proporsi Jabatan
Struktural
Fungsional Umum
PFM Penyelia
IV
22%
III
75%
II
3%
Proporsi Golongan
21 -30
16%
31 -40
35%
41 -50
22%
51 -60
27%
Proporsi Usia
Pria28%
Wanita72%
Proporsi Gender
I.4. Hasil Capaian Kinerja Direktorat Pengawasan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif periode 2010-2014
Bila dilihat selama lima tahun terakhir yaitu periode 2010-2014,
capaian kinerja Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif adalah sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tujuan dan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama
Tahunan beserta capaiannya
TUJUAN
STRATEGIS
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
KINERJA TAHUN
2010
2011
2012
2013
2014
Meningkat kan perlindungan
masyarakat dari obat yang berisiko terhadap
kesehatan
Meningkat nya jumlah sarana
pengelola narkotika, psikotropika dan
prekursor farmasi yang tidak berpotensi
melakukan diversi narkotika, psikotropika
dan prekursor farmasi
Persentase narkotika, psikotropika dan
prekusor yang ke jalur illicit
T
0,81 0,81
R
1,49 1,49
C
183,9% 183,9%
Persentase sarana pengelola
narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi
yang menyimpang dari ketentuan
T
85
R
78,20
C
92%
Persentase sarana pengelola
narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang memenuhi
ketentuan
T
30 32,5 35 37,5
R
34,51 39,33 43,94 77,05
C
115% 121% 125,5% 205,5%
Jumlah temuan penyimpangan
peredaran narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi
dalam kegiatan impor/ekspor
T
3 3
R
2 0
C
133,3% 200%
Persentase
Iklan/promosi rokok yangtidak memenuhi ketentuan
T
25 25
R
24,20 24,49
C
96,8% 97,9%
Persentase produk
tembakau yang memenuhi ketentuan
T
40
R
40,28
C
100,7%
Catatan : R= Realisasi; T= Target ; C= Capaian
Dalam periode tahun 2010–2014, Direktorat Pengawasan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif telah melakukan beberapa kali perubahan
indikator kinerja utama, yaitu pada tahun 2010 dan 2011 dan terakhir
pada tahun 2013. Perubahan tersebut didasarkan pada hasil evaluasi
capaikan kinerja pada tahun sebelumnya maupun pada tahun berjalan.
Pada tahun 2010 dilakukan perubahan cara penulisan indikator dari
indikator yang bersifat negatif (“menyimpang dari ketentuan”) menjadi
indikator yang bersifat positif (“memenuhi ketentuan”) pada tahun 2011
dan tahun selanjutnya. Untuk capaian kinerja dengan pengukuran
indikator ini dari periode 2010 sampai dengan 2014, terlihat peningkatan
capaian kinerja yang sangat signifikan dan dapat dikatakan berhasil.
Pada tahun 2011 dilakukan penghapusan dua indikator kinerja utama,
dengan pertimbangan:
a. Dengan sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor dalam
melakukan kegiatannya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan maka akan berdampak narkotika, psikotropika dan
prekursor yang menyimpang dari jalur resmi ke jalur ilicit (ilegal) akan
menurun. Dengan pertimbangan tersebut indikator “Persentase
narkotika, psikotropika dan prekusor yang ke jalur illicit” sudah dapat
diukur dengan indikator dengan indikator “Persentase sarana pengelola
narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang memenuhi
ketentuan” dan indikator “Persentase narkotika, psikotropika dan
prekusor yang ke jalur illicit” dihapus.
b. Pada tahun 2011, adanya perubahan kebijakan supra sistem terhadap
pengawasan rokok, maka indikator “Persentase iklan/promosi rokok
yang tidak memenuhi ketentuan” diputuskan untuk tidak digunakan
kembali. Namun demikian kegiatan pengawasan rokok tetap
dilaksanakan.
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis nasional dimana pada
tahun 2012 telah diundangkan Peraturan Pemerintah No 109 Tahun 2012
tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk
Tembakau Bagi Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan No 28 Tahun
2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan
Pada Kemasan Produk Tembakau, maka pada tahun 2013 bersamaan
dengan perubahan Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan
tahun 2010-2014, Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif melakukan perubahan Rencana Strategis 2010-2014, termasuk di
dalamnya penambahan satu indikator baru yang pengukurannya
dilakukan mulai tahun 2014. Indikator baru tersebut adalah “Persentase
produk tembakau yang memenuhi ketentuan”. Berdasarkan perubahan
lingkungan strategis nasional di atas dan berdasarkan evaluasi
pengukuran capaian kinerja yang diperoleh pada tahun 2014, indikator
kinerja ini akan diteruskan pengukuran pencapaiannya pada periode tahun
2015–2019 dengan sedikit perubahan cara penulisan indikator untuk lebih
mudah dipahami, yaitu menjadi “Persentase label dan iklan produk
tembakau yang memenuhi ketentuan”.
Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis terkait kegiatan impor
dan ekspor narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi, maka pada
tahun 2013 Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
menambahkan satu indikator kinerja utama, yaitu “Jumlah temuan
penyimpangan peredaran narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi
dalam kegiatan impor/ekspor”. Berdasarkan pengukuran indikator kinerja
tersebut selama tahun 2013 dan 2014, Direktorat Pengawasan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif berhasil menekan penyimpangan peredaran
narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi dalam pelaksanaan kegiatan
impor dan ekspor narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi.
Keberhasilan capaian indikator ini sangat ditunjang dengan efektifnya
pengawasan melalui penerbitan Analisa Hasil Pengawasan (AHP) dalam
rangka impor dan ekspor narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi.
Mengingat kegiatan penerbitan AHP ini, berdasarkan Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan No 39 Tahun 2013 tentang Standar
Pelayanan Publik di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan,
merupakan salah satu bentuk pelayanan publik, maka indikator “Jumlah
temuan penyimpangan peredaran narkotika, psikotropika dan prekursor
farmasi dalam kegiatan impor/ekspor” pada tahun 2015-2019 akan diubah
menjadi “Presentase permohonan rekomendasi Analisa Hasil Pengawasan
untuk impor/ekspor narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang
diselesaikan tepat waktu”.
I.5. Potensi dan Permasalahan
Gambar 3. Diagram permasalahan, kondisi saat ini dan dampaknya
Dalam era globalisasi, terdapat potensi penyimpangan jalur distribusi
obat, termasuk narkotika, psikotopika dan prekursor dari jalur distribusi
legal ke jalur ilegal atau masuknya produk ilegal ke jalur distribusi legal.
Penyimpangan jalur distribusi tersebut akan berdampak pada
meningkatnya potensi masyarakat terpapar dengan obat yang berisiko
terhadap kesehatan, khususnya narkotika, psikotropika dan prekursor.
Risiko tersebut dapat berupa penyalahgunaan atau penggunaan narkotika,
psikotropika dan prekursor ilegal oleh masyarakat.
Produk tembakau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan merupakan bahan yang mengandung zat adiktif yang dapat
berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat. Dengan adanya amanat
TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT PENGAWASAN NARKOTIKA,
PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF
Penguatan kebijakan teknis
pengawasan terkait Narkotika,
Psikotropika, Prekursor dan
Produk Tembakau
Pengawasan Narkotika,
Psikotropika, Prekursor dan
Produk Tembakau
Belum optimalnya
sistem pengawasan
Narkotika,
Psikotropika,
Prekursor dan
Produk Tembakau
BELUM OPTIMALNYA PERAN DIREKTORAT PENGAWASAN
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT
ADIKTIF DALAM MELAKSANAKAN PENGAWASAN NARKOTIKA,
PSIKOTROPIKA, PREKURSOR DAN
PRODUK TEMBAKAU
dari peraturan perundang-undangan, bahwa Badan Pengawas Obat dan
Makanan mendapat tugas untuk melakukan pengawasan Produk
Tembakau yang beredar, promosi dan pencantuman peringatan kesehatan
dalam iklan dan kemasan produk tembakau.
Kedua hal tersebut di jabarkan lebih mendalam melalui analisa terhadap
isu strategis dengan metode SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threat) sebagaimana ditampilkan pada tabel 3.
Tabel 2. Rangkuman Analisis SWOT
HASIL PEMBAHASAN (SWOT)
Kekuatan
(Strengths) 1.
Kualitas dan Integritas SDM Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif yang memadai melalui pelatihan dan pembelajaran yang terus menerus
2. Tersediannya Sistem Elektronik Pengawasan
NAPZA
3
Tersedianya Payung Hukum yang kuat dalam
rangka pengawasan Narkotika, Psikotropika,
Prekursor dan Produk Tembakau
4
Direktorat Pengawasan Pengawasan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif tersertifikasi ISO
9001:2008 sejak tahun 2011
5.
Tersedianya Pedoman Tindak Lanjut hasil
pengawasan Narkotika, Psikotropika, dan
Prekursor
6. Tersedianya Pedoman Pengawasan Produk
Tembakau
7.
Komitmen Pimpinan dan seluruh staf Direktorat
Pengawasan Pengawasan Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif
Kelemahan
(Weaknesses) 1.
Belum optimalnya koordinasi lintas sektor terkait
tindak lanjut hasil pengawasan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif
2.
Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat
dalam Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif
HASIL PEMBAHASAN (SWOT)
3. Terbatasnya sarana dan prasarana baik
pendukung maupun utama
4. Terbatasnya jumlah SDM
Peluang
(Opportunities) 1.
Adanya Program Nasional ( Jaminan Kesehatan
Nasional dan Sistem Kesehatan Nasional)
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
yang sangat cepat
3. Adanya Peraturan perundang-undangan yang
baru
4. Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Tantangan
(Threats) 1.
Kepatuhan pelaku usaha/ pengelola sarana
narkotika, psikotropika, prekursor dan produk
tembakau belum optimal
2. Penegakan hukum belum optimal
3.
Perubahan gaya hidup masyarakat yang
berdampak meningkatnya penyalahgunaan
Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan
peningkatan prevalensi perokok
4. Adanya Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade
Area)
5
Pengawasan Narkotika, Psikotropika, Prekursor
dan Produk Tembakau dalam rangka menunjang
program nasional termasuk Jaminan Kesehatan
Nasional dan Sistem Kesehatan Nasional
6
Perkuatan koordinasi dengan pemangku
kepentingan terkait
Berdasarkan hasil Analisa SWOT tersebut di atas, maka Direktorat
Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif perlu melakukan
optimalisasi tugas dan fungsi, agar faktor-faktor lingkungan strategis yang
memengaruhi baik dari internal maupun eksternal dapat mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi Direktorat Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif periode 2015-2019.
BAB. II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
DIREKTORAT PENGAWASAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA
DAN ZAT ADIKTIF
II.1. Visi dan Misi
Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
merupakan unit Eselon II di lingkungan Badan Pengawasan Obat dan
Makanan. Sebagai bagian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan, maka
Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif memiliki
visi dan misi yang mendukung visi dan misi Badan Pengawas Obat dan
Makanan 2015-2019, yaitu dengan visi:
”Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
dan Daya Saing Bangsa”
dan misi:
1. Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makanan berbasis
risiko untuk melindungi masyarakat
2. Mewujudkan kemandirian pelaku usaha dalam memberikan
jaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuat
kemitraan dengan pemangku kepentingan.
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM
II.2. Tujuan
Dalam rangka pencapaian visi dan misi Badan Pengawas Obat dan
Makanan, maka Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif mendukung tujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang akan
dicapai dalam kurun waktu 2015-2019 yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatnya jaminan produk Obat dan Makanan aman, bermanfaat,
dan bermutu dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat;
2. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan di pasar lokal dan global
dengan menjamin mutu dan mendukung inovasi, atau terciptanya iklim
inovasi yang kondusif dalam rangka meningkatkan daya saing Obat dan
Makanan di pasar lokal dan global.
II.3. Sasaran Strategis
Sasaran strategis ini disusun berdasarkan visi dan misi yang ingin
dicapai BPOM, dengan mempertimbangkan tantangan masa depan dan
sumber daya serta infrastruktur yang dimiliki BPOM. Sesuai tugas dan
fungsinya, Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
untuk mendukung visi dan misi Badan Pengawas Obat dan Makanan,
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2015-2019) ke depan memiliki sasaran
strategis yang sejalan dengan sasaran strategis Badan Pengawas Obat dan
Makanan, yaitu “Menguatnya Sistem Pengawasan Obat dan Makanan”
dengan fokus pada pengawasan setelah beredar (post-market control) yang
dilakukan dengan melakukan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi
narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi, serta melakukan evaluasi
terhadap label dan iklan produk tembakau yang beredar.
BAB. III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
III.1. Arah Kebijakan Dan Strategi Direktorat Pengawasan Narkotika,
Psikotropika Dan Zat Adiktif
Mengingat Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif merupakan unit eselon II di lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan, maka arah kebijakan dan strategi Direktorat Pengawasan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif sudah seharusnya menunjang
arah kebijakan dan strategi Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Arah Kebijakan Badan Pengawas Obat dan Makanan yang akan
dilaksanakan oleh Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif adalah “Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan berbasis
risiko untuk melindungi masyarakat”.
Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan mencakup eksternal dan
internal:
Eksternal:
1) Penguatan kemitraan dengan lintas sektor terkait pengawasan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif;
2) Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui komunikasi,
informasi dan Edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha di
bidang narkotika, psikotropika dan zat adiktif;
Internal:
1) Penguatan Regulatory System pengawasan narkotika, psikotropika
dan zat adiktif berbasis risiko;
2) Membangun Manajemen Kinerja dari Kinerja Lembaga hingga kinerja
individu/pegawai;
3) Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif dan akuntabel serta
diarahkan untuk mendorong peningkatan kinerja lembaga dan
pegawai;
4) Meningkatkan kapasitas SDM pengawas di Direktorat Pengawasan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif dan di Balai Besar/Balai
Pengawas Obat dan Makanan secara lebih proporsional dan
akuntabel;
5) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang mendukung
tugas di Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Direktorat Pengawasan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif melaksanakan kegiatan prioritas
Badan Pengawas Obat dan Makanan, khususnya kegiatan “Peningkatan
pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat adiktif”. Adapun
keterkaitan antara Sasaran Strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan
dengan kegiatan prioritas (kegiatan strategis) yang dilaksanakan oleh
Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 3. Sasaran Strategis, Program, Sasaran Program, Kegiatan, dan
Sasaran Kegiatan Direktorat Pengawasan Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif
SASARAN
STRATEGIS PROGRAM
SASARAN PROGRAM
KEGIATAN STRATEGIS
SASARAN KEGIATAN
Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan
PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan
Pengawasan Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif
Menurunnya jumlah sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor yang berpotensi melakukan diversi narkotika, psikotropika dan prekursor,
Meningkatnya label dan iklan produk tembakau yang memenuhi ketentuan
III.2. Kerangka Regulasi
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, Direktorat
Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif melakukan
pengawasan berdasarkan pada sejumlah dasar hukum sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika;
2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2010 tentang
Prekursor Farmasi;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang
Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa
Produk Tembakau Bagi Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika;
Dalam rangka perkuatan sistem pengawasan, maka diperlukan
beberapa regulasi yang penting dan dibutuhkan oleh Direktorat
Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif yaitu Peraturan
Perundang-undangan terkait pengawasan narkotika, psikotropika,
prekursor farmasi dan zat adiktif. Peraturan ini dapat berupa peraturan
baru atau revisi Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
atau Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan yang perlu disusun untuk
meningkatkan efektivitas pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor
farmasi dan zat adiktif. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan yang diprioritaskan untuk disusun adalah Peraturan Kepala
Badan yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang maupun Peraturan
Pemerintah untuk dilaksanakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan,
khususnya yang terkait pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor
farmasi dan zat adiktif.
III.3. Kerangka Kelembagaan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Pengawasan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif harus selalu berkoordinasi dengan
unit terkait di lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan juga
berkoordinasi lintas instansi maupun hubungan dengan para pemangku
kepentingan.
BAB. IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
IV.1. Target Kinerja
Sebagaimana sasaran kegiatan yang telah ditetapkan, maka target
sesuai dengan indikator dari masing-masing sasaran kegiatan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. Sasaran Kegiatan dan indikator kinerja Direktorat
Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR
Menurunnya jumlah sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor yang berpotensi melakukan diversi narkotika, psikotropika dan prekursor,
1. Persentase sarana pengelola narkotika,
psikotropika dan prekursor farmasi yang
berpotensi dan/atau melakukan diversi
narkotika, psikotropika dan prekursor
2. Persentase penyelesaian pemberian sanksi
tindak lanjut tepat waktu terhadap sarana
pengelola narkotika, psikotropika dan
prekursor farmasi yang tidak memenuhi
ketentuan
3. Persentase permohonan rekomendasi
Analisa Hasil Pengawasan (AHP) untuk
impor/ekspor narkotika, psikotropika dan
prekursor yang diselesaikan tepat waktu
Meningkatnya label dan iklan produk tembakau yang memenuhi ketentuan
4. Persentase label dan iklan produk
tembakau yang memenuhi ketentuan
IV.2. Kerangka Pendanaan
Sesuai target kinerja dari masing-masing indikator kinerja Direktorat
Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif yang telah ditetapkan
maka kerangka pendanaan untuk mendukung pencapaiannya adalah
sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 1. Matriks Kinerja dan
Pendanaan Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.
BAB. V
PENUTUP
Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika
dan Zat Adiktif Tahun 2015-2019 adalah panduan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif untuk 5 (lima) tahun ke depan. Keberhasilan pelaksanaan Rencana
Strategis Tahun 2015-2019 sangat ditentukan oleh kesiapan kelembagaan,
ketatalaksanaan, SDM dan sumber pendanaannya, serta komitmen
pimpinan dan staf Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif. Selain itu, untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan Rencana
Strategis Tahun 2015-2019, setiap tahun akan dilakukan evaluasi. Apabila
diperlukan, dapat dilakukan perubahan/revisi muatan Rencana Strategis
Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif, termasuk
indikator-indikator kinerjanya yang dilaksanakan sesuai dengan
mekanisme yang berlaku.
Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif Tahun 2015-2019 harus dijadikan acuan kerja bagi
subdirektorat - subdirektorat di lingkungan di Direktorat Pengawasan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing. Diharapkan semua subdirektorat dapat
melaksanakannya dengan akuntabel serta senantiasa berorientasi pada
peningkatan kinerja lembaga, unit kerja dan kinerja pegawai.
Dengan demikian, hasil pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat
Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Tahun 2015-2019
dapat memberikan kontribusi terhadap visi, misi dan program kerja Badan
Pengawas Obat dan Makanan.
Lampiran 1
Matriks Kinerja dan Pendanaan
KEGIATAN SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR Beseline
2014
Target Alokasi (dalam Milyar)
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Pengawasan Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif
11,5 13,0 14,0 15,0 17,5
Menurunnya jumlah sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor yang berpotensi melakukan diversi narkotika, psikotropika dan prekursor,
1. Prosentase penyelesaian
pemberian sanksi tindak
lanjut tepat waktu terhadap
sarana pengelola narkotika,
psikotropika dan prekursor
farmasi yang tidak
memenuhi ketentuan
70 70 73 75 78 80
2. Persentase sarana pengelola
narkotika, psikotropika dan
prekursor farmasi yang
berpotensi dan/atau
melakukan diversi narkotika,
psikotropika dan prekursor
62,5 60 57,5 55 52,5 50
3. Persentase permohonan
rekomendasi Analisa Hasil
Pengawasan (AHP) untuk
impor/ekspor narkotika,
psikotropika dan prekursor
yang diselesaikan tepat waktu
80 80 81 82 83 85
KEGIATAN SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR Beseline
2014
Target Alokasi (dalam Milyar)
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Pengawasan Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat
Adiktif
11,5 13,0 14,0 15,0 17,5
Meningkatnya label dan iklan produk tembakau
yang memenuhi ketentuan
4. Persentase label dan iklan
produk tembakau yang
memenuhi ketentuan
40 45 50 55 60 65
Lampiran 2
MATRIK KAMUS INDIKATOR RENCANA STRATEGIS
DIREKTORAT PENGAWASAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF 2015-2019
INDIKATOR KONSEP DAN DEFINISI METODE PERHITUNGAN
1. Prosentase penyelesaian pemberian sanksi tindak lanjut tepat waktu terhadap sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang tidak memenuhi ketentuan
a. Sarana yang TMK adalah sarana dengan pelanggaran kategori Mayor dan/atau kritikal
b. Tindak lanjut adalah pemberian sanksi terhadap pelanggaran yang ditemukan pada saat audit.
c. Tepat waktu adalah timeline yang ditetapkan pada SOP POM.03.SOP.09.IK.01(35) tentang Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan prekursor
d. Audit adalah pemeriksaan sarana pengelola terdiri dari sarana produksi, distribusi dan sarana pelayanan kesehatan.
e. Pelanggaran mayor dan kritikal mengacu pada Keputusan Ka.BPOM No. HK.04.1.35.07.12.4394 thn 2012 tentang pedoman tindak lanjut hasil pengawasan
Prosentase penyelesaian pemberian sanksi tindak lanjut tepat waktu terhadap sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang tidak memenuhi ketentuan
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒚𝒐𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒌𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒊𝒏𝒅𝒂𝒌 𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕𝒊 𝒕𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖
X 100 % =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒊𝒌𝒔𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒚𝒐𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒌𝒂𝒍
INDIKATOR KONSEP DAN DEFINISI METODE PERHITUNGAN
narkotika, psikotropika dan prekursor
2. Persentase sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang berpotensi dan/atau melakukan diversi narkotika, psikotropika dan prekursor
a. sarana pengelola terdiri dari sarana produksi, distribusi dan sarana pelayanan kesehatan.
b. Diversi adalah penyimpangan dari penggunaan dan atau penyaluran yang seharusnya.
c. Rekapitulasi hasil pemeriksaan sarana pengelola oleh petugas Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif dan Petugas Balai Besar/Balai Pengawas obat dan Makanan
3. Persentase permohonan rekomendasi Analisa Hasil Pengawasan (AHP) untuk impor/ekspor narkotika, psikotropika dan
a. Analisa Hasil Pengawasan, yang selanjutnya disebut AHP, adalah hasil audit Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan terhadap rencana kebutuhan impor/ekspor, realisasi produksi, dan/atau penggunaan Narkotika, Psikotropika atau Prekursor Farmasi, dan
Persentase sarana pengelola narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang berpotensi dan/atau melakukan diversi narkotika, psikotropika dan prekursor
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒚𝒐𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒓𝒊𝒕𝒊𝒌𝒂𝒍
X 100 % = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒊𝒌𝒔𝒂
Persentase label dan iklan Persentase permohonan rekomendasi Analisa Hasil Pengawasan (AHP) untuk impor/ekspor narkotika, psikotropika dan prekursor yang diselesaikan tepat waktu
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒓𝒎𝒐𝒉𝒐𝒏𝒂𝒏 𝒊𝒎𝒑𝒐𝒓/𝒆𝒌𝒔𝒑𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒔𝒆𝒍𝒆𝒔𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖
X 100 % =
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒓𝒎𝒐𝒉𝒐𝒏𝒂𝒏 𝒊𝒎𝒑𝒐𝒓/𝒆𝒌𝒔𝒑𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂
INDIKATOR KONSEP DAN DEFINISI METODE PERHITUNGAN
prekursor yang diselesaikan tepat waktu
merupakan dasar penerbitan Surat Persetujuan Impor atau Surat Persetujuan Ekspor.
b. Tepat waktu adalah timeline yang ditetapkan pada SOP POM.03.SOP.09.IK.01(35)
INDIKATOR KONSEP DAN DEFINISI METODE PERHITUNGAN
4. Persentase label dan iklan produk tembakau yang memenuhi
ketentuan
a. Produk tembakau adalah suatu produk yang secara keseluruhan atau sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan bakunya yan diolah untuk digunakan dengan
cara dibakar dan dihisap, dihirup atau dikunyah b. Memenuhi ketentuan adalah iklan dan label produk tembakau yang sesuai dengan PP no.109 tahun 2012 c. Rekapitulasi hasil pengawasan produk tembakau oleh petugas Direktorat Pengawasan Napza dan Petugas BB/BPOM
Persentase label dan iklan produk tembakau yang memenuhi ketentuan
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒃𝒆𝒍 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒌𝒍𝒂𝒏 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 𝒕𝒆𝒎𝒃𝒂𝒌𝒂𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒆𝒏𝒖𝒉𝒊 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖𝒂𝒏
X 100 % =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒃𝒆𝒍 𝒅𝒂𝒏 𝒊𝒌𝒍𝒂𝒏 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 𝒕𝒆𝒎𝒃𝒂𝒌𝒂𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒊𝒌𝒔a
Recommended