View
9
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
DISKUSI PUBLIK “Membangun Sistem Eksekusi Putusan Perdata yang Efektif dan Efisien”
Direktur Hukum dan Regulasi
Kementerian PPN/Bappenas
Jakarta, 2 Oktober 2019
10/2/2019 2
Capaian Perbaikan Sistem Peradilan Perdata RPJMN 2015-2019
Penyempurnaan aturan tentang mediasi
Penyelesaian sengketa sederhana
Implementasi administrasi pengadilan berbasis elektronik pada badan peradilan
Implementasi Online Single Submission
Namun bagaimana dengan eksekusi perdata?
10/2/2019 3
Isu Eksekusi Perdata
Starting A Business (SAB): 134
Enforcing Contract (EC): 146
Getting Credits (GC): 44
Resolving Insolvency (RI): 36
Global Compepetiveness Index Overall rank: Indonesia (73rd)
Maraknya penggunaan oknum pengamanan yang
digunakan oleh tergugat untuk menghambat
proses eksekusi.
Tidak terdapat database terkait jumlah
permohonan eksekusi maupun jumlah perkara
yang berhasil di eksekusi oleh juru sita.
Saat ini, hanya terdapat 3.724 juru sita yang
tersebar di 910 satuan kerja MA, dengan rata-
rata setiap satker hanya memiliki empat orang
juru sita.
Belum sempurnanya regulasi dan aturan teknis
terkait eksekusi perdata
10/2/2019 4
Pelaksanaan Eksekusi Putusan Perdata di Indonesia
HIR Pasal 195 – 244 dan RBG Pasal 206-254
Dilaksanakan oleh Panitera dan jurusita dipimpin oleh Ketua Pengadilan.
Pasal 55 UU 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
Ketua Pengadilan wajib mengawasi pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
Diperlukan penataan ulang infrastruktur hukum yang mendukung kemudahan berusaha dengan mempertimbangkan:
• kebutuhan dan permasalahan
lapangan
• kemajuan teknologi
• praktik terbaik internasional.
10/2/2019 5
ARAHAN PRESIDEN TERPILIH*
*) Disampaikan pada pidato Visi
Indonesia di Sentul, Jawa Barat, 14 Juli
2019
Menyambungkan infrastruktur besar dengan kawasan-kawasanproduksi rakyat: kawasan industri kecil, Kawasan Ekonomi Khusus, kawasan pariwisata, kawasan persawahan, kawasan perkebunan, dan tambak-tambak perikanan
Pembangunan Infrastruktur
Pembangunan SDM dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah, penurunan stunting-kematian ibu-kematian bayi, peningkatankualitas pendidikan, vokasi, membangun lembaga manajementalenta Indonesia, dukungan bagi diaspora bertalenta tinggi, daninfrastruktur dasar untuk kesehatan dan produktivitas
Pembangunan SDM
Mengundang investasi seluas-luasnya untuk membuka lapanganpekerjaan, memangkas perizinan, pungli dan hambatan investasilainnya
MendorongInvestasi
Reformasi struktural agar lembaga semakin sederhana, semakinsimple, semakin lincah, mindset berubah, kecepatan melayani, kecepatan memberikan izin, efisiensi lembaga
ReformasiBirokrasi
Menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran, memastikan setiap rupiah dari APBN memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraanmasyarakat
PenggunaanAPBN
REPUBLIK INDONESIA
ARAH KEBIJAKAN
Penguatan Pilar Pertumbuhan dan
Daya Saing Ekonomi
Peningkatan Pengelolaan Kemaritiman
dan Kelautan
PENGUATAN KETAHANAN EKONOMI UNTUK PERTUMBUHAN YANG
BERKUALITAS
PN1
PP2
PP3
PP4
PP8
PP7
PP6
Peningkatan Nilai Tambah Lapangan Kerja dan Investasi di Sektor Riil, dan Industrialisasi
6
Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan Penguatan Tingkat
Kandungan Dalam Negeri (TKDN)
Pemenuhan Kebutuhan Energi dengan Mengutamakan Peningkatan
Energi Baru Terbarukan (EBT)
PP1
Peningkatan Kuantitas/ Ketersediaan Air untuk
Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan Ketersediaan, Akses dan Kualitas Konsumsi
Pangan
PP5
Penguatan Kewirausahaan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
REPUBLIK INDONESIA
Peningkatan industri pengolahan
berbasis pertanian, kehutanan,
perikanan, kemaritiman, dan non
agro yang terintegrasi hulu-hilir
Peningkatan nilai tambah,
lapangan kerja, dan investasi
di sektor riil, dan industrialisasi
1
2
Peningkatan daya saing destinasi dan industri pariwisata yang didukung penguatan rantai pasok dan ekosistem pariwisata, termasuk
wisata alam
3
Pengembangan industri halal 6
Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk dan usaha kreatif dan digital
4
Perbaikan iklim usaha dan peningkatan
investasi, termasuk reformasi
ketenagakerjaan
5
Program Prioritas
Kegiatan Prioritas
PROGRAM PRIORITAS 6
7
• Peningkatan aksesibilitas, amenitas dan atraksi, serta daya dukung
• Penguatan rantai pasok industri dan kapasitas masayakarat
• Pengelolaan destinasi dan standar layanan
• Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan • Pembentukan Badan Pengembangan Ekonomi
Syariah • Rencana Induk Pengembangan Ekonomi dan
Keuangan Syariah • Kebijakan perlindungan konsumen dan tertib niaga
• Harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan • Kepastian hukum berusaha dan investasi • Fasilitasi kemudahan usaha dan investasi • Reformasi ketenagakerjaan • Penguatan kebijakan dan kelembagaan
persaingan usaha • Penguatan BUMN
• Pendampingan, inkubasi, center of excellence • Fasilitasi inovasi dan penguatan brand • Ruang kreatif • Penerapan dan komersialisasi HKl • Penguatan rantai pasok dan skala usaha kreatif
• Fasilitasi perizinan dan penguatan investasi • Penyiapan SDM terampil • Penyusunan RRTR/RDTR di sekitar KI • Akses energi
• Peningkatan produktivitas, diversifikasi dan kualitas • Harmonisasi kebijakan rantai pasok • Pengembangan pemasok • Jasa industri dan circular economy • Insentif termasuk melalui pembiayaan industri.
Peningkatan industrialisasi berbasis hilirisasi
sumber daya alam, termasuk melalui
pengembangan smelter dan kawasan industri
terutama di luar Jawa
• Kesiapan sarana penunjang
RT RPJMN 2020-2024 PN BIDANG POLHUKHANKAM
8
Memperkuat Stabilitas
Polhukhankam dan Transformasi
Pelayanan Publik
1
Konsolidasi Demokrasi
Penegakan Hukum Nasional
Optimalisasi Kebijakan Luar Negeri
Menjaga Stabilitas Keamanan Nasional
Reformasi Kelembagaan
Birokrasi
2
3 4
5
RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2020-2024
RT RPJMN 2020-2024 : PEMBANGUNAN BIDANG HUKUM
9
Penegakan Hukum
Nasional
Penataan
Regulasi
Penguatan
Sistem Anti
Korupsi
Perbaikan
Sistem
Peradilan
Penguatan
Akses
terhadap
Keadilan
Pro-PN
Pro-PN
Pro-PN
Pro-PN
1. Pembentukan
Pusat Legislasi
Nasional
2. Pembaruan
Substansi Hukum
1. Penguatan akses
layanan keadilan
2. Pemberdayaan
Hukum Masyarakat
Optimalisasi Upaya
Anti Korupsi
1. Optimalisasi
Sistem Perdata
2. Keadilan
Restoratif
3. Dukungan TIK di
Bidang Hukum
dan Peradilan
12
KEGIATAN DAN PROYEK PRIORITAS NASIONAL
Program Prioritas/
Kegiatan Prioritas
Target
2020 2024
3
Indikator Baseline
2018
0.61
13,15%
146 70
3,66
3.1
3.2
3.3
5238 orang dan
628 kegiatan
9000 orang
dan 1200
kegiatan
3.4
Penegakan Hukum Nasional
Penataan Regulasi
Perbaikan Sistem Peradilan
Penguatan Sistem Anti Korupsi
Peningkatan Akses
terhadap Keadilan
Indeks Pembangunan Hukum
Persentase judicial review yang dikabulkan oleh MA
Indeks Perilaku Anti Korupsi
12,15%
0.65
120
4,00
5699 orang
dan 758
kegiatan
4,14
8,15%
0.73
Jumlah orang/kegiatan yang ditangani dengan bantuan
hukum litigasi maupun non litigasi
Peringkat EoDB Indonesia untuk aspek penegakan kontrak
Peringkat EoDB Indonesia untuk aspek penyelesaian
kepailitan
Peringkat EoDB Indonesia untuk aspek mendapatkan
kredit
Persentase Pelaku Residivis 11,46%
44
36
11%
30
30
9%
20
20
Persentase judicial review yang dikabulkan oleh MK
12,05% 11,05% 7,05%
10
RT RPJMN 2020-2024 : INDIKATOR PEMBANGUNAN BIDANG HUKUM
Agenda Perbaikan Sistem Perdata dalam RPJMN 2020-2024 Bidang Hukum
Perubahan Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Perdata, UU Badan Usaha, UU Jaminan Fidusia, serta
UU Kepailitan
Pembaruan Substansi Hukum
Pengembangan implementasi e-court dan e-litigation
Penguatan sistem berbasis TI dalam penyelesaian
sengketa
Penyusunan Kajian Evaluasi Kelembagaan Jurusita Penguatan Kelembagaan Juru Sita
10/2/2019 12
Best Practices (Australia, Jerman, Belanda, Italia, dll)
Eksekutor Putusan Sistem Pelaksanaan
Eksekusi
Pembiayaan Eksekusi
Dukungan Eksternal
Dari best practices yang terdiri dari komponen di atas, dapat diformulasikan beberapa alternatif
sistem eksekusi putusan perdata yang dapat diterapkan di Indonesia
10/2/2019
13
Saran dan Rekomendasi
Sistem Eksekusi
Perdata yang
menjamin
kepastian hukum
Ketersediaan
Data
Optimalisasi
unit exisiting
Sistem
Koordinasi
Pemetaan terhadap tindak lanjut putusan perdata, baik
eksekusi sukarela maupun permohonan eksekusi
1. Pengembangan SDM Jurusita
2. Memperjelas kewenangan Ketua Pengadilan
3. Mekanisme yang ajeg terkait eksekusi perdata
1. Koodinasi dengan stakeholder terkait khususnya untuk mengoptimalkan upaya asset tracing
2. Sistem database aset yang terintegrasi dengan pencatatan sipil
Regulasi
Pembentukan aturan teknis terkait eksekusi perdata, yang
menyesuaikan dengan karakteristik isu dalam perkara
perdata
THANK YOU
Recommended