DIVISI PENYAKIT TROPIK DAN INFEKSI DEPARTEMEN...

Preview:

Citation preview

12/4/2010

1

DIVISI PENYAKIT TROPIK DAN INFEKSI DEPARTEMEN

PENYAKIT DALAM FK USU / RS H ADAM MALIK

• Infeksi oportunistik (IO) adalah infeksi yang timbul akibat penurunan kekebalan tubuh dimana pada orang normal infeksi ini terkendali oleh kekebalan tubuh

• Banyak penderita dengan HIV pertama terdiagnosa setelah penurunan imunitasnya lanjut dan memperlihatkan penyakit oportunistik.

• Pada umumnya kematian pada orang dengan HIV/AIDS(ODHA) disebabkan oleh infeksi oportunistik sehingga IO perlu dikenal dan diobati.

12/4/2010

2

Indonesia

Frekuensi

• Kandidiasis mulut 80,8%

• Tuberkulosis 40,1%

• CMV 28,8%

• Ensefalitis Toksoplasma 17,3%

• PCP 13,4%

• Herpes Simplex 9,6%

• MAC 4,0%

• Kriptosporodiosis 2,0%

• Histoplasmosis paru 2,0%

Medan (2005)

Frekuensi

• Kandidiasis mulut 72,7%

• Pneumonia 45,4%

• Tuberkulosis paru 27.3%

• Ensefalitis Toksoplasma

9,6%

12/4/2010

3

(Daerah Tropis)

TUBERKULOSIS

BAKTERIEMIA(SALMONELLA,PNEUMOKOKUS)

MALARIA

KRIPTOKOKUS

PNEUMOCYSTIS JIROVECI.

LIMFOMA

MAC

PENICILLIUM MARNEFFEI(ASIA)

VISCERAL LEISMANIA(BANGLADES,INDIA,BRAZIL,NEPAL,SUDAN,ETIOPIA)

CMV

12/4/2010

4

Merupakan penyebab demam paling sering pada ODHA di negara berpenghasilan rendah.

CD4 RENDAH Lebih sering TB milier & ekstra paru

CD4 < 200 JARANG KAVITAS. RO : LIMFADENOPATI, EFUSI, INFILTRAT DI LAP TENGAH DAN BAWAH,TB MILIER.

10% Ro : normal

• 5-20% ODHA YANG MENDAPAT OAT & ARV BERKEMBANG MENJADI IMUNOREKONSTITUSI SINDROM yaitu perburukan klinis dan radiologis yang ditandai dengan demam,batuk,limfadenopati,infiltrat baru,efusi dan abses pada CNS.

• TH/ =TB non HIV ,lamanya pengobatan bisa sampai 1 tahun dan hindarkan ARV Nevirapin, Ok Interaksi obat dan Hepatotoksik.

12/4/2010

5

• Terutama disebabkan Streptokokus pneumonia,

Stafilokokus aureus dan non Typhi salmonella.

• Gejala mulai dari ringan sampai berat berupa syok

septik.

• Diagnosa dengan kultur darah.

• Local guideline digunakan untuk menetapkan antibiotik

empirik yang dipakai. Bila tidak ada digunakan

kombinasi sefalosporin generasi Ke- 3 dengan

Quinolon atau aminoglikosida, sambil menunggu hasil

kultur.

• Relaps sering terjadi terutama pada Salmonella

• HIV(+)�meningkatkan risiko dan beratnya infeksi malaria.

• CD4<200 mempunyai risiko 2-4 x dibanding CD4>500 sel/mm3.

• Study di Afrika Selatan HIV(+) risiko kematian akibat malaria meningkat 5x dibanding non HIV.

• Terapi sama dengan penderita non HIV.

• Penggunaan cotrimoksazol untuk profilaksis PCP juga efektif mengurangi infeksi malaria.

12/4/2010

6

Merupakan IO utama pada penderita HIV(+) dengan

imunosupresi berat di negara maju.

Insidens lebih rendah di Afrika dan Asia.

Jarang pada CD4>100 sel/mm3,biasanya pada CD4<50

sel/mm3.

Gejala:demam,keringat malam,BB menurun,nyeri abdomen

dan diare.Diare bisa berat dan kronis �malabsorbsi dan

wasting.

Diagnosis:kultur darah

Terapi:

Rifabutin 300mg/Azitromisin 500-600 mg/ Klaritromisin

2x500 mg/h + Etambutol 15 mg/kg BB�12 bulan

• Biasanya menyebabkan meningitis,

• Bisa tanpa demam pada 50% kasus.

• Dapat juga diseminata, ditandai dengan

demam,fungaemia,kelainan kulit dan pneumonia.

• Diagnosis: Sistemik�Ag kriptokokus serum.

Meningitis� CSF Ag kriptokokus.

• Terapi: Sistemik �Flukonazol 200-400 mg/h(10mgg).

Meningitis �Amfoterisin B 0,7-1 mg/Kg

BB(2mgg)

12/4/2010

7

• Subakut �beberapa minggu – bulan : gejala

demam,batuk kering,sesak nafas yang memburuk,BB

turun

• CD4<200.

• Ro: Sering tdk khas, dpt berupa bilateral infiltrat intertisial

difus (10% kasus gambaran radiologis normal).

• Lebih sering di negara industri.

• Diagnosis: Gejala,radiologis,isolasi kuman dari sputum

atau BAL, LDH meningkat.

• Terapi : Kotrimoksazol sebaiknya Infus,bila (-)

�Oral(Forte)3 x sehari.

• Penyebab demam sub-akut

• CD4<100 sel/mm3.

• Gejala: demam + anemia

BB menurun

lesi kulit khas �papular rash dgn umbilikasi sentral

bisa disertai batuk, limfadenopati, hepatomegali

• Ro: difus retikulonoduler (alveolar Infiltrat)

• Diagnosis: - lesi kulit yg khas

- biopsi : kulit, hati atau sum-sum tulang.

• Terapi: Amfoterisin B 0,6 mg/kg bb(2 mgg) dilanjutkan

itrakonazol 200 mg 2x /h(10 mgg).

12/4/2010

8

• Etiologi : L donovani,L braziliensis,L aethopica,L chagasi

ditularkan oleh Phlebotomus sand fly.

• 90% terdapat di India, Bangladesh, Brazil, Sudan, Nepal.

• Gejala:demam,hepatosplenomegali,pansitopeni.

• HIV(+) meningkatkan risiko 100-2000 x,terutama

CD4<200 sel/mm3 .

• Diagnosis: amastigotes di darah atau jaringan

• Terapi: seperti penderita non HIV

• Dijumpai pada CD4<50 sel/mm3.

• Kebanyakan melibatkan retina dan menyebabkan

penglihatan menurun dengan progresif, kolitis,

poliradikulopati atau ensefalitis, interstisial pneumonia

• Demam bukan gejala dominan

• Dignosis: Klinis dan funduskopi, Histologi/sitologi,

deteksi antigen

• Terapi: gansiklovir/vangansiklovir 2x900 mg (4 mgg)

12/4/2010

9

BAB cair 3 kali atau lebih secara terus menerus atau periodik >1 bulan pada penderita infeksi HIV

yang simptomatis

Etiologi: - Infeksi kriptosporodiosis, Isospora beli, Gyardia Lamblia, Salmonella spp, Shigella flexeneri, Campilobacter spp, Entamoeba hystolitica, CMV, Strongyloides stercoralis, MAC

Proses Keganasan : Lymfoma, Sarkoma Kaposi

Idiopatik : di duga infeksi HIV sendiri

Terapi :

Cotrimoksazole Forte(empiris) 2x1 membrantas inf. Bakteri

dan parasit (3mgg) atau Metronidazole 3x500mg

Simptomatis : Loperamid, codein

Diagnosa :

Pemeriksaan kultur tinja dan darah,mikroskopis tinja�th/

sesuai dgn hasilk kultur/ST

�kriptosporodiosis: - tdk ada pengobatan yang efektif

- Th/ ARV meningkatkan daya tahan

tubuh

12/4/2010

10

12/4/2010

11

12/4/2010

12

12/4/2010

13

Laki-laki, 45 th, Cina, TB

paru, Jamur kuku, kulit, CD4

1/ml

12/4/2010

14