View
2.576
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
1
ISSN 20894554
“JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN”
e-Jurnal Pendidikan
Volume 1
Nomor 1
Halaman 1-59
Gresik Desember
2011
Diterbitkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Gresik
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2
JENDELA PENDIDIKAN
JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Pelindung Rektor Universitas Gresik
Penasehat Dekan FKIP
Pimpinan Redaksi Dra. Eka Srirahayu Ar, M.Pd
Dewan Redaksi Prof. Dr. H. Sukiyat, SH, M.Si
Dr. Soesetijo, M.Pd Dra. Hj. Siti Bariroh, M.Pd Drs. Syaiful Khafid, M.Pd
Redaktur Pelaksana Dra. Adrijanti, M.Pd
Drs. Agus Tri Sulaksono, M.Pd Etiyasningsih, S.Pd.,M.Pd Sri Sundari, S.Pd., M.Pd
Sekretariat Penerbit Ahmad Faizin, SS
Alamat Penerbit / Redaksi Kampus Universitas Gresik
Jl. Arif Rahman Hakim No. 2B Gresik Telp/Fax (031) 3978628
Terbit dua kali setahun pada bulan Juli dan Desember, bersisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan
i
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah, sehingga Jurnal Jendela Pendidikan bisa hadir di kalangan pendidikan.
Jurnal Jendela Pendidikan berisi tentang sejumlah artikel penelitian baik artikel
bersifat empiris atau laporan penelitian maupun artikel yang bersifat kajian teori atau artikel
konseptual. Penulis artikel berasal dari kalangan akademisi atau dosen di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik yang akan dipublish pada para pemangku pendidikan
dan masyarakat luas khususnya para pemerhati pendidikan. Hal ini sesuai dengan misi utama
keberadaan e-Jjurnal Pendidikan sebagai media komunikasi dan informasi yang bersifat
ilmiah.
Kami berharap partisipasi berbagai kalangan baik akademisi, praktisi, maupun
birokrasi untuk menulis dalam jurnal ini, sehingga berbagai temuan, pemikiran dan ide serta
gagasan dapat terkomunikasi dalam jurnal ini semoga terbitan pertama Jurnal Jendela
Pendidikan bermanfaat bagi kita semua.
Gresik, Desember 2011
Penulis
Terbit dua kali setahun pada bulan Juli dan Desember, bersisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dan kajian analitis-kritis di bidang administrasi pendidikan
ii
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
4
DAFTAR ISI
PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD TUNAS BANGSA KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA 1 - 9 Etiyasningsih
IKLIM KERJA LEMBAGA DI PONDOK PESANTREN AL-FUTUHIYAH GENDONGKULON-BABAT LAMONGAN 10 - 19 Sri Sundari
PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN BANJARSARI CERME GRESIK 20 - 28 Etiyasningsih
PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEDISIPLINAN GURU DALAM PELAKSANAKAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SDN NGAGELREJO II/397 KECAMATAN WONOKROMO KOTA SURABAYA 29 - 38 Sri Sundari
ISSN 20894554
“JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN”
e-Jurnal Pendidikan
Volume 1
Nomor 1
Halaman 1-38
Gresik Desember
2011
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
1
PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD TUNAS BANGSA
KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA
Etiyasningsih*)
Abstrak, Bahasa Indonesia dipakai di sekolah dari tingkat paling rendah sampai perguruan
tinggi, dipakai juga dalam acara resmi pada pemerintahan termasuk kehakiman pengadilan,
serta di segala bentuk komunikasi tingkat nasional. Dari segi ilmiah dapat dijadikan kunci
untuk membuka pintu untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lainnya, dengan pertimbangan
tersebut maka yang perlu diperjatikan adalah bimbingan orang tua dalam menunjang prestasi
anak di sekolah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, guru dan
masyarakat. Namun berperan serta orang tua dan masyarakat dalam menunjang prestasi
belajar anaknya belum tampak menggembirakan, apabila status pendidikan orang tuanya atau
masyarakat pada umumnya masih rendah, maka semata-mata pendidikan anaknya diserahkan
kepada guru di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang
tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Penelitian dilakukan di SD Tunas Bangsa Kecamatan Wonokromo Surabaya. Populasi
sebanyak 34 anak dan orang tua. Sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh 34
responden anak dan orang tua siswa. Pengumpulan data dengan dokumentasi dan kuesioner,
selanjutnya dilakukan uji regresi sederhana untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang tua
terhadap prestasi belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 16,995 > Ftabel = 4,17. Oleh karena Fhitung >
Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh signifikan bimbingan
orang tua terhadap prestasi belajar siswa. Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,000
jauh di bawah 0,05, yang menandakan pengaruh yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan orang tua lebih banyak memberikan
bimbingan kepada anaknya terutama dalam belajar bahasa Indonesia, bimbingan di keluarga
hendaknya mencakup bantuan belajar, pengawasan, pengaturan waktu belajar dan keteladanan
yang ditunjukkan secara rutin, dan orang tua wali murid selalu mengawasi cara belajar
anaknya dan selalu berkonsultasi dengan guru atau orang lain. Pihak sekolah diharapkan dapat
sering mengadakan hubungan dan konsultasi mengenai perkembangan belajar anak dan juga
memecahkan kesulitan yang timbul dalam bimbingan belajar anak dengan wali murid atau
orang tua siswa
Kata Kunci : Bimbingan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa
PENDAHULUAN
Pendidikan yang berlangsung seumur
hidup dan dilaksanakan sedini mungkin
merupakan tanggung jawab keluarga,
masyarakat dan pemerintah. Banyak orang
tua berpendapat bahwa tugas
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2
mencerdaskan anak adalah tugas guru dan
institusi pendidikan, sementara mereka
selaku orang tua asyik dengan profesinya
sendiri, implikasi dari pendapat semacam
ini adalah memunculkan ketidakpedulian
orang tua terhadap spiritual, intelektual dan
moral anaknya sendiri. Masih banyak di
antara orang tua yang lalai akan tugasnya
dalam membantu perkembangan dan
pemahaman diri putra putrinya, mereka
menyibukkan dirinya dengan urusan
masing-masing.
Bagi orang tua yang taraf ekonominya
kuat, waktunya banyak digunakan untuk
acara-acara yang dianggap sesuai dengan
martabat sosialnya, sementara bagi orang
tua yang taraf ekonominya lemah,
waktunya banyak digunakan kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sehingga dengan keadaan ini timbulah
berbagai kesulitan yang dihadapi oleh anak
terutama kesulitan alam belajar yang
mengakibatkan prestasi belajar mereka
semakin menurun.
Ketika anaknya gagal memenuhi
harapannya, pihak pertama yang dituding
adalah guru dan institusi pendidikan, kalau
kita renungkan anggapan orang tua bahwa
pencapaian itu hanyalah tergantung pada
lembaga sekolah, pendapat seperti ini
kurang tepat, dan akan merugikan diri
sendiri. Bagaimanapun guru, sekolah, dan
institusi pendidikan yang lainnya hanyalah
pihak yang membantu mencerdaskan
peserta didik. Sedangkan keberhasilan
dalam suatu pendidikan itu ditentukan oleh
tiga komponen, yaitu orang tua (keluarga),
guru (pemerintah), dan masyarakat
(lingkungan).
Dalam mendidik seseorang anak tidak
akan berhasil tanpa ada kerjasama yang
baik antara orang tua yang mendidik di
rumah, dengan guru yang mendidik di
sekolah. Demikian juga dengan lingkungan
di sekitarnya juga menunjang. Antara
orang tua, guru dan lingkungan dalam
menangani anak harus ada kerjasama yang
baik sehingga merupakan tri tunggal yang
tidak dapat dipisahkan. Sehubungan
dengan hal tersebut, jika ditinjau ari segi
waktu belajar antara pendidikan sekolah
dan ada dirumah, maka waktu belajar
tersebut lebih banyak dirumah. Oleh sebab
itu sebagai orang tua harus benar-benar
dapat membantu dan mengarahkan putra
putrinya, memahami lebih jauh dan
mendalam tentang pola dan upaya
mencerdaskan. Orang tua harus mengerti
tentang dasar-dasar pendidikan, psikologi
perkembangan, proses belajar mengajar
dan pengetahuan lain guna mencapai
tujuan yang sesuai dengan harapan dan
cita-citanya.
Negara Indonesia merupakan Negara
yang sedang berkembang, dan sedang
getol-getolnya membangun, seiring dengan
pembangunan itu, maka di segala bidang
harus dikembangkan pemerintah. Di dalam
persiapan pembangunan yang siap dipakai
perlu sumber daya manusia yang handal,
maka pemerintah menggalakkan
pembangunan di bidang pendidikan.
Maka tidaklah mengherankan apabila
pemerintah selalu berusaha dengan getol
untuk meningkatkan pendidikan baik
secara kuantitatif maupun kualitatif, guna
mempercepat tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Untuk
itu di dalam merealisir tujuan pendidikan
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
3
itu, maka diseluruh jalur, jenis dan jenjang
pandidikan baik dengan jalur formal
maupun non formal berkewajiban untuk
segera mendukung dan mewujudkannya.
Bahkan dilingkungan keluargapun di
harapkan peran serta aktifnya, karena suatu
program akan berhasil dengan baik apabila
aktifitas di dukung oleh semua pihak.
Di dalam Undang-undang pendidikan
Nomor 2 tahun 1989, disebutkan bahwa
tujuan pendidikan di Indonesia adalah
sebagai berikut : “Pendidikan nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur,
memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan”. Pendidikan Nasional harus
juga menumbuhkan jiwa patriotic dan
mempertebal rasa cinta tanah air,
meningkatkan semangat kebangsaan dan
kesetiakawanan social serta kesadaran
pendidikan sejarah perjuangan bangsa dan
sikap menghargai jasa para pahlawan serta
berorientasi ke masa depan. Iklim belajar
mengajar yang dapat menumbuhkan rasa
percaya diri dan budaya belajar di
lingkungan masyarakat, terus juga di
kembangkan agar tumbuh sikap dan
perilaku yang kreatif, dan berkeinginan
untuk maju.
Dan sebagai bangsa Indonesia harus
berkomunikasi di antara suku satu dengan
suku yang lainnya dengan baik, agar tetap
terpelihara rasa persatuan dan kesatuan
bangsa. Berkomunikasi antara suku kita
harus menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Dalam hal ini termuat
dalam dokumen resmi Negara, seperti :
Sumpah Pemuda dan dalam Undang-
undang Dasar 1945, Bab XV pasal 36 :
Bahasa Negara adalah bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia dipakai di sekolah
dari tingkat paling rendah sampai
perguruan tinggi, dipakai juga dalam acara
resmi pada pemerintahan termasuk
kehakiman pengadilan, serta di segala
bentuk komunikasi tingkat nasional. Dari
segi ilmiah dapat dijadikan kunci untuk
membuka pintu untuk mempelajari ilmu-
ilmu yang lainnya, dengan pertimbangan
tersebut maka yang perlu diperjatikan
adalah bimbingan orang tua dalam
menunjang prestasi anak disekolah.
Pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara orang tua, guru dan
masyarakat. Namun berperan serta orang
tua dan masyarakat dalam menunjang
prestasi belajar anaknya belum tampak
menggembirakan, apabila status
pendidikan orang tuanya atau masyarakat
pada umumnya masih rendah, maka
semata-mata pendidikan anaknya
diserahkan kepada guru di sekolah.
Kesadaran bahwa tugas utama
memberi bimbingan anak adalah tugas
orang tua, maka akan memberikan
pengaruh positif dalam pembentukan
tanggung jawab dan mendorong motivasi
belajar, mempermudah proses belajar pada
anak dan pengkoordinasian lingkungan
keluarga untuk mewujudkan anak-anak
cerdas dan berprestasi terutama pada
bidang studi bahasa Indonesia. Pemikiran
inilah yang menjadikan penulis
mengangkat judul skripsi ini dengan
harapan dapat mengetahui pengaruh
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
4
bimbingan orang tua terhadap prestasi
belajar siswa pada Bidang Studi Bahasa
Indonesia di SD Tunas Bangsa Kecamatan
Wonokromo Surabaya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan
mengambil populasi seluruh siswa kelas
IV SD Tunas Bangsa Kecamatan
Wonokromo Surabaya. Sampel diambil
dengan teknik total sampling diperoleh
responden sebanyak 34 siswa.
Variabel bebas (X) dalam penelitian
ini yakni bimbingan orang tua, yang
dimaksud bimbingan orang tua adalah
suatu proses pemberi bentuan secara terus
menerus dan sistematik dari pembimbing
kepada peserta bimbingan agar tercapai
pemahaman dari penerima diri, pengarahan
diri dan perwujudan diri dalam mencapai
tingkat perkembangan yang optimal
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan memperoleh kebahagian
hidup. Variabel prestasi belajar Bahasa
Indonesia (Y) yaitu suatu suatu hasil yang
teah dicapai setelah kegiatan belajar
mengajar Bahasa Indonesia. Dalam
penelitian ini, indikator yang digunakan
adalah nilai ulangan mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Data yang telah terkumpul kemudian
dilakukan analisis. Uji hipotesis dilakukan
untuk menjawab hipotesa yang telah
diajukan sebelumnya. Uji yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Regresi
Sederhana dengan rumus persamaan
regresi sederhana :
Y = a + bX
Y = Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
X = Bimbingan Orang Tua
a = Nilai konstanta
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan
(prediksi) yang menunjukkan nilai
peningkatan (+) atau nilai penurunan
(–) variabel Y.
HASIL PENELITIAN
Hasil Pengujian Validitas
Validitas menunjukkan sejauh
mana alat ukur yang digunakan mengukur
apa yang diinginkan dan mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat.
Instrument valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapat data itu valid.
Dalam uji validitas ini suatu butir
pernyataan dikatakan valid jika corrected
item total correlation lebih besar dari
0,339 (untuk jumlah responden 34 orang)
sebagaimana tabel r produk momen
terlampir. Hasil pengujian validitas
terhadap variabel bimbingan orang tua (X)
dan Prestasi Belajar Siswa (Y) dapat
dilihat sebagai berikut :
Tabel 1 Hasil Uji Validitas Variabel
Prestasi Belajar Siswa (X)
Pernya-
taan
Corrected item
total correlation Ket
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0,843
0,372
0,638
0,601
0,540
0,541
0,767
0,476
0,642
0,620
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
5
Pernya-
taan
Corrected item
total correlation Ket
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
0,686
0,355
0,677
0,793
0,543
0,439
0,354
0,495
0,535
0,651
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Hasil Olah Data SPSS
Dari tabel di atas dapat diketahui
bahwa untuk item pernyataan variabel
bimbingan orang tua, corrected item total
correlation yang diperoleh untuk seluruh
item pernyataan adalah lebih besar dari
0,339 (untuk jumlah responden 34 orang),
hal tersebut berarti bahwa secara
keseluruhan item pernyataan mengenai
bimbingan orang tua adalah valid.
Hasil Uji Reliabilitas
Suatu alat ukur dikatakan reliabel
atau handal, jika alat itu dalam mengukur
suatu gejala pada waktu yang berbeda
senantiasa menunjukkan hasil yang relatif
sama. Untuk menguji reliabilitas suatu
instrument dapat digunakan uji statistic
Cronbach Alpha (α), dimana suatu alat
ukur dikatakan reliabel jika nilai Cronbach
Alpha lebih besar dari 0,60. Hasil
pengujian reliabilitas terhadap variabel
bimbingan orang tua (X) diperoleh alpha
sebesar 0,7483 lebih besar dari 0,6
sehingga dapat diputuskan bahwa item
kuesioner telah reliabel.
Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas
Dalam penelitian ini uji normalitas
kriterianya adalah jika distribusi data
adalah normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya.
Gambar 1 Grafik Normalitas Standar
Residual Regresi
Sesuai kriterianya grafik normal plot
di atas terlihat titik-titik menyebar di
sekitar garis diagonalnya, serta
penyebarannya mengikuti arah garis
diagonal. Dengan demikian menunjukkan
bahwa model regresi layak dipakai karena
memenuhi asumsi normalitas.
Uji Heteroskedastisitas
Indikator uji ini adalah melihat grafik
Scatterplot, jika titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar di atas maupun di
bawah angka 0 pada suhu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
Observed Cum Prob
1,0,8,5,30,0
Ex
pe
cte
d C
um
Pro
b
1,0
,8
,5
,3
0,0
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
6
Gambar 2 Grafik Scatterplot
Dari grafik scatterplot di atas terlihat
titik menyebar secara acak dan tersebar di
atas maupun di bawah angka 0 pada suhu
Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi sehingga model regresi layak
dipakai untuk mengetahui pengaruh
bimbingan orang tua terhadap prestasi
belajar siswa.
Hasil Pengujian Regresi Linier
Sederhana
Untuk mengetahui ada atau tidaknya
pergaruh antara variabel bebas bimbingan
orang tua terhadap variabel terikat yang
dalam hal ini adalah prestasi belajar siswa
(Y), maka digunakan analisis model agresi
linier sederhana dengan model persamaan
sebagai berikut :
Y = α + bX1
Dimana :
Y = Prestasi Belajar Siswa
X = Bimbingan Orang Tua
b3 = Koefisien regresi X
Output perhitungan dengan program
SPSS for Windows seperti terlihat dalam
gambar berikut.
Gambar 3 Uji F
Gambar 3 di atas menunjukkan hasil
uji F dengan program SPSS for Windows,
dengan Fhitung sebesar 16,995. Angka ini
selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel df =
32 sebagaimana Tabel F pada lampiran
(Critical Values for the F Distribution
α=0,05). Tabel F dengan df = 32 dan n =1
diperoleh Ftabel = 4,17. Sehingga Fhitung =
16,995 > Ftabel = 4,17.
Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha
diterima dan Ho ditolak yang berarti
terdapat pengaruh signifikan bimbingan
orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung
= 0,000 jauh di bawah 0,05, yang
menandakan pengaruh yang signifikan.
Selain adanya pengaruh yang
signifikan, pada uji korelasi juga terlihat
adanya korelasi positif antar kedua
variabel yang diperoleh Pearson
Correlation sebesar 0,589 lebih dari rtabel
sebesar 0,339 (Sebagaimana r tabel
Product Moment pada df = 32 terlampir).
Gambar Pearson Correlations
Besarnya pengaruh atau kontribusi
tingkat pendidikan terhadap perkembangan
Scatterplot
Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Re
gre
ss
ion
Stu
de
nti
ze
d R
es
idu
al
2,0
1,5
1,0
,5
0,0
-,5
-1,0
-1,5
-2,0
ANOVAb
151,891 1 151,891 16,995 ,000a
285,991 32 8,937
437,882 33
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Bimbingan Orang Tuaa.
Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswab.
Correlations
1,000 ,589
,589 1,000
, ,000
,000 ,
34 34
34 34
Prestasi Belajar Siswa
Bimbingan Orang Tua
Prestasi Belajar Siswa
Bimbingan Orang Tua
Prestasi Belajar Siswa
Bimbingan Orang Tua
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Prestasi
Belajar Siswa
Bimbingan
Orang Tua
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
7
perusahaan dapat dilihat pada gambar Uji t
berikut ini.
Gambar 4 Uji t
Sebagaimana Uji F di atas yang
menunjukkan adanya pengaruh, Uji t juga
seperti pada Gambar 4.5 memperlihatkan
thitung sebesar 4,123 > ttabel sebesar 2,042
(sebagaimana Critical Value for the t
Distribution terlampir) artinya terdapat
pengaruh bimbingan orang tua terhadap
prestasi belajar siswa.
Untuk menunjukkan besarnya
pengaruh atau kontribusi tingkat
pendidikan terhadap perkembangan
perusahaan dapat dilihat koefisien regresi
(standarized coefficients Beta) pada
gambar 4.2 sebesar 0,589. Selanjutnya
sesuai dengan rumus regresi sederhana
dapat dimasukkan angka-angka tersebut
sebagai berikut :
Y = a + bX
= 35,537 + 0,190
Selanjutnya berdasarkan persamaan di
atas deskripsi pengaruh bimbingan orang
tua terhadap prestasi belajar siswa
berdasarkan unstandarized coeffisients
beta adalah sebagai berikut:
1) Konstanta sebesar 35,537 menyatakan
bahwa jika variabel tingkat pendidikan
dianggap konstan (tidak ada upaya
membimbing), maka prestasi belajar
siswa sebesar 35,537 point.
2) Koefisien regresi tingkat pendidikan
sebesar 0,190 menyatakan bahwa
setiap peningkatan 1 poin bimbingan
orang tua akan meningkatkan prestasi
belajar siswa sebesar 0,190 poin. Jika
angka tersebut dikalikan 1000,
deskripsinya menjadi setiap ada upaya
bimbingan orang tua sebesar 1000 poin
maka akan meningkatkan prestasi
belajar siswa sebesar 190 point.
INTERPRETASI
Bimbingan orang tua sangat
berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa. Memang bimbingan orang tu sangat
diperlukan oleh siswa mengingat belajar di
sekolah tanpa diulang di rumah
kemungkinan lupa atau kurang memahami.
Jika orang tua mau dan mampu
membimbing anaknya maka anak akan
lebih mengingat dan memahami pelajaran
yang diberikan oleh guru di sekolah.
Secara umum hal ini sesuai dengan
Ketut Sukardi bahwa bimbingan adalah
suatu proses bantuan yang diberikan pada
seseorang agar mengembangkan potensi-
potensi yang dimiliki, mengenali dirinya
sendiri, mengatasi persoalan sehingga
mereka dapat menentukan sendiri jalan
hidupnya, secara bertanggung jawab tanpa
bergantung pada seseorang atau orang lain.
Selain itu bimbingan merupakan suatu
proses pemberi bantuan yang terus
menerus dan sistematis terhadap individu
dalam memecahkan masalah yang dihadapi
agar tercapai kemampuan untuk
memahami dirinya (self undertanding),
kemampuan untuk menerima dirinya (self
aceptaince), kemampuan untuk
mencurahkan dirinya (self direction),
sesuai dengan potensi atau kemampuan
dalam mencapai penyesuaian diri dengan
Coefficientsa
35,537 3,292 10,797 ,000
,190 ,046 ,589 4,123 ,000 ,589 ,589 ,589
(Constant)
Bimbingan Orang Tua
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Zero-order Partial Part
Correlations
Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswaa.
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
8
lingkungan, baik keluarga, sekolah
maupun masyarakat. Bantuan yang
diberikan orang-orang yang memiliki
keahlian dan pengalaman khusus dalam
bidang tertentu yaitu bidang pendidikan.
Bimbingan mencakup pertolongan
yang diberikan seseorang dengan tujuan
untuk menolong orang itu kemana ia ingin
atau harus pergi, apa yang ia inginkan
dilakukan dan bagaimana cara yang
sebaik-baiknya tersebut memecahkan
masalah yang timbul dalam kehidupan.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan
mengenai bimbingan, yaitu: Bimbingan
ialah suatu proses pemberi bentuan secara
terus menerus dan sistematik dari
pembimbing kepada peserta bimbingan
agar tercapai pemahaman dari penerima
diri, pengarahan diri dan perwujudan diri
dalam mencapai tingkat perkembangan
yang optimal sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
memperoleh kebahagian hidup (Totok
Santoso, 1986:25).
Pertolongan dalam bimbingan
menurut Slamet (1989:25) antara lain (1)
Pertolongan di arahkan peningkatan
kemampuan dalam menghadapi hidup
dengan segala persoalan, (2) Pertolongan
yang kontinyu yang diberikan atas dasar
perencanaan dan pemikiran yang ilmiah,
(3) Pertolongan yang proses pemecahan
dari persoalan yang membutuhkan
aktivitas dan tanggung jawab bersama
antara yang menolong dan yang ditolong,
(4) Pertolongan yang isi, bentuk dan
caranya disesuaikan kebutuhan tiap-tiap
kasus.
Secara spesifik tujuan bimbingan
oleh orang tua ataupun pihak tertentu
adalah dapat mengetahui keadaan pribadi
siswa untuk membantu kesulitan belajar
yang mungkin dihadapi. Tujuan bimbingan
belajar yang dimaksudkan adalah untuk
memperoleh tingkat perkembangan belajar
yang optimal bagi setiap siswa sesuai
dengan kemampuannya agar dapat
menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.
Selain itu bimbingan bertujuan
untuk membantu siswa agar mencapai
perkembangan yang optimal yaitu siswa
dapat menemukan dirinya sendiri,
mengenal lingkungan, dan merencanakan
masa depan sehingga dapat mewujudkan
dirinya sebagai pribadi yang mandiri dan
bertanggung jawab, pelajar yang kreatif
dan pekerja yang produktif. Drs. Bimo
Walgito menyatakan bahwa tujuan utama
bimbingan belajar agar masing-masing
siswa dapat mengembangkan kemampuan
yang ada pada mereka sehingga tercapai
prestasi yang optimal.
Dengan demikian jelaslah bahwa
tujuan belajar adalah untuk mengenali
kemampuan-kemampuan yang terendam
dalam diri anak sehingga dapat diharapkan
anak tersebut dapat mengembangkan bakat
atau kemampuan yang terpendam, jadi
bimbingan belajar sangat penting untuk
keberhasilan siswa.
Tujuan bimbingan orang tua
terhadap anaknya antara lain (1) Untuk
mengetahui keadaan pribadi anak yang
dianggap mempunyai masalah, (2) Untuk
memahami jenis atau sifat kesulitan belajar
yang dihadapi, (3) Untuk mengetahui
faktor penyebab kesulitan anak dalam
pelajaran, (4) Untuk mengetahui baik
secara kuratif (penyembuhan) maupun
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
9
secara prefentif (pencegahan) kelemahan-
kelemahan belajar yang dihadapi oleh
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Bimo Walgito. 1982. Bimbingan dan
Penyuluhan Sekolah. Yayasan
penerbit Fakultas Psikologi UGM
Yogyakarta.
Dep. Dik. Bud. 1984. Prosedur Penelitian.
Rineka Cipta Jakarta.
Dewa Ketut Sukerdi, Drs . 1983 .
Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di
Sekolah. Penerbit Indonesia.
GBHN, Ketetapan MPR RI No.
11/MPR/1008, Bima Pustaka
Surabaya.
I. Djumhur dan Moh. Surya. 1975
Bimbingan dan Penyulahan di Sekolah
(Guiedence Counseling). Penerbit CV.
Ilmu Bandung.
Ngalim Purwanto MP, Drs. 1997.
Psikologi Pendidikan. Remaja
Resdakarya Bandung.
Suhartini Arikunto. 1981. Prosedur
Penelitian , Rineka Cipta Jakarta.
Siti Rahaju Hadi Noto, 1982. Prinsip-
prinsip Bimbingan dan Penyuluhan.
Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
UGM Yogyakarta.
Sutrisno Hadi, 1983. Metodologi Research
I dan II, Fakultas Psikologi UGM
Yogyakarta.
Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Winamo Surahmad, Drs. Msc. 1976.
Pengantar Penyelidikan Ilmiah. CV.
Jenmars Bandung.
Wjs. Poerwodarminto, 1961. Kamus
Bahasa Indonesia. Penerbit Balai
Pustaka Jakarta.
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
10
IKLIM KERJA LEMBAGA DI PONDOK PESANTREN AL-FUTUHIYAH
GENDONGKULON-BABAT LAMONGAN
Sri Sundari *)
Abstrak, Iklim kerja yang kondusif adalah suatu kondisi, keadaan atau suasana kerja yang
dirasakan menyenangkan oleh setiap individu yang ada dalam lembaga sehingga orang-orang
di dalamnya selalu terdorong untuk terlibat secara produktif guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien. Lembaga penyelenggara pendidikan salah satunya
memiliki fungsi dalam usaha-usaha mengembangkan pendidikan dalam rangka ikut dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan iklim
kerja di Pondok Pesantren Al Futuhiyah Gendongkulon Babat Lamongan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan fokus penelitian adalah iklim kerja di
Pondok Pesantren Al Futuhiyah Gendongkulon Babat Lamongan. Data dikumpulkan dengan
kuesioner selanjutnya data ditampilkan dengan tabel dan dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim kerja organisasi yang meliputi, suasana kerja,
orientasi nilai, citra diri, gaya kepemimpinan, daya dorong, daya tanggap, dan sistem ganjaran
dirasakan nyaman, kondusif, penuh keakraban dan kekeluargaan, saling menghargai oleh
pegawainya, dan terlaksananya kepemimpinan dengan baik.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan pimpinan pesantren dapat mempertahankan dan
meningkatkan iklim kerja yang ada khususnya suasana kerja, orientasi nilai, gaya
kepemimpinan, daya dorong, daya tanggap, ganjaran dan meningkatkan citra diri orgaisasi di
Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.
Kata Kunci : Iklim Kerja
PENDAHULUAN
Peningkatan prestasi kerja dalam suatu
lembaga merupakan tujuan yang
diinginkan oleh lembaga. Sebagai satu
kesatuan yang kompleks dimana di
dalamnya terdapat sekelompok manusia
yang memiliki kesamaan tujuan dan
kepentingan, mereka kurang bekerja secara
produktif jika tidak disertai dengan adanya
iklim kerja yang menyenangkan. Lembaga
sebagai suatu proses, di dalamnya terdapat
kerjasama antara pimpinan dan pegawai
dalam pencapaian tujuan lembaga.
Kerjasama dapat tercipta dengan baik,
apabila setiap personil yang ada baik
pimpinan maupun staf mempunyai
pandangan bahwa “Keseluruhan lebih
berarti dan bagian”. Sebagai faktor utama
dalam lembaga, kelangsungan hidup dan
keberhasilan lembaga bergantung pada
manusia yang berperan dibalik alat-alat
ataupun sumber-sumber daya lainnya.
Oleh sebab itu, seharusnyalah lembaga
sebagai wadah manusia beraktifitas
mempunyai tanggungjawab penuh untuk
mengembangkan kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki serta selalu
menciptakan iklim kerja yang kondusif
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
11
dalam pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
Lingkungan tempat bekerja
merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi kinerja pegawai di
dalamnya, walaupun ada faktor-faktor lain
yang menentukan maupun
mempengaruhinya. Orang-orang yang
berada di dalam lembaga, tempat bekerja
haruslah mampu menciptakan iklim kerja
yang memberikan rasa aman, pengakuan
dan penghargaan serta menjanjikan
kepuasan kerja kepada anggotanya
sehingga nanti pada akhirnya mampu
berkinerja dengan baik. Iklim lembaga
yang menyenangkan akan tercipta,
bilamana hubungan antar manusia (human
relationship) berkembang dengan
harmonis. Lingkungan kerja yang
harmonis yang mendukung lembaga
dibutuhkan oleh orang-orang dalam
lembaga baik atasan maupun bawahan. Hal
ini sejalan dengan pemikiran Stoner dalam
Mulyono (1993:88) iklim kerja / suasana
lembaga (work situation characteristic)
adalah faktor lingkungan kerja individu. Di
dalam lembaga hendaknya timbul
dinamika kerjasama. Kerja sama ini adalah
bagian yang vital dalam kehidupan
berlembaga. Adanya interaksi dan proses
kerja sama anggota satu dengan anggota
lainnya, antara bagian satu dengan bagian
yang lainnya maupun antara atasan dan
pegawainya akan menimbulkan
pemahaman terhadap suatu kondisi dan
lingkungan kerja sehingga mudah untuk
mencrima informasi dan arus gagasan (ide)
dalam melakukan kerjasama guna
mencapai tujuan.
Pentingnya kebebasan berinteraksi dan
menjalin hubungan dalam lembaga untuk
menciptakan iklim kerja yang kondusif
telah dikemukakan oleh Stoner (dalam
Mulyono, 1993:67) yang mana iklim kerja
yang permisifdan kreatifakan terpupuk
apabila para individu mempunyai
kesempatan untuk berinteraksi dengan para
anggota kelompoknya sendiri maupun
dengan kelompok-kelompok kerja lainnya.
Interaksi semacam ini mendorong
terjadinya pertukaran informasi yang
bermanfaat, arus gagasan yang bebas dan
perspektif yang sehat mengenai masalah
yang ada.
Berkenaan dengan iklim kerja
lembaga menurut Stoner (1982) ada dua
golongan yang mempengaruhi situasi
pekerjaan, yaitu lingkungan kerja langsung
di dalamnya termasuk sistem imbalan
lembaga dan kebijakan serta tindakan
lembaga. Sedangkan Cribbin, (1981)
menjelaskan salah satu unsur iklim kerja
lembaga yang kondusif adalah gaya
kepemimpinan. Dengan demikian iklim
kerja yang kondusif adalah suatu kondisi,
keadaan atau suasana kerja yang dirasakan
menyenangkan oleh setiap individu yang
ada dalam lembaga sehingga orang-orang
di dalamnya selalu terdorong untuk terlibat
secara produktif guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.
Sebagai lembaga penyelenggara
pendidikan, Pondok Pesantren Al-
Futuhiyah Gendongkulon-Babat
Lamongan memiliki fungsi yang urgen
dalam usaha-usaha mengembangkan
pendidikan di daerah dalam rangka ikut
dalam meningkatkan pendidikan daerah.
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
12
Secara keseluruhan keadaan iklim kerja di
lingkungan Pondok Pesantren Al-
Futuhiyah Gendongkulon-Babat
Lamongan dapat dikatakan kondusif. Hal
ini bisa dilihat bagaimana masing-masing
unit kerja begitu berhati-hati dalam
menjalankan tugas dan wewenang yang
diberikan oleh. Contohnya, informasi
internal lembaga benar-benar dijaga
kerahasiaannya, meskipun berusaha
mendapatkannya dengan prosedur yang
benar. Setiap unit menjalankan tugasnya
dengan sistem birokrasi lembaga yang baik
sesuai dengan fungsi tiap-tiap unit/bagian
yang terdapat pada struktur lembaga.
Dengan kata lain tiap-tiap unit/bagian
bekerja benar-benar mengikuti aturan
sistem “pintu ke pintu” (door to door).
Begitu juga hubungan antar rekan kerjanya
yang terjalin dengan baik antara satu
dengan yang lain, meskipun masih terdapat
hubungan yang kurang baik.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian pada dasarnya
merupakan keseluruhan proses dan
penentuan secara matang hal-hal yang
dilakukan untuk dijadikan pedoman selama
pelaksanaan penelitian. Suatu penelitian
diselenggarakan untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuskan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, diperlukan metode
penelitian yang sesuai. Berkaitan dengan
metode penelitian, Surakhmad (1982: 131)
mengemukakan tiga macam metode
penelitian yaitu : historis, deskriptif dan
eksperimen. Ditinjau dan masalah dan
tujuan penelitian, maka penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian
deskriptif yang bertujuan untuk
mendeskripsikan kejadian-kejadian masa
lalu dan sekarang dengan melihat variabel
yang ada.
Penelitian ini berupa penelitian
deskriptif karena penelitian ini bertujuan
untuk mencatat, mendeskripsikan,
menganalisis dan menginterpretasikan
keadaan-keadaan yang ada tentang objek
yang akan diteliti (Mardalis, 1990: 26).
Dengan melihat variabel yang ada di dalam
penelitian ini, penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi
Populasi sebagai “keseluruhan subjek
yang diteliti yang didapat dan suatu
informasi tentang masalah penelitian yang
akan dilakukan” (Arikunto. 1992:102).
Latunussa (1988:11) menjelaskan “
populasi adalah sekumpulan objek yang
diteliti”. Dalam penelitian ini, yang
menjadi populasi adalah seluruh staf di
Pondok Pesantren Al-Futuhiyah
Gendongkulon-Babat Lamongan yang
berjumlah 67 orang. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1
Jumlah Staf Pondok Pesantren Al-
Futuhiyah Gendongkulon-Babat
Lamongan
No Sub. Bagian Jumlah
1. Penasehat 4
2. Penanggungjawab 1
3. Pimpinan 4
4. Staf Pengajar 25
5. Tata Usaha 5
6. Dewan Pengurus 10
7. Bendahara 2
8. Sekretaris 2
9. Pegawai 8
Jumlah 67 Sumber Pondok Pesantren AI-Futuhiyah
Gendongkulon Babat Lamongan
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
13
Sampel Penelitian
Tujuan pengambilan sampel penelitian
dimaksudkan untuk mengatasi
keterbatasan tenaga, waktu dan biaya,
namun sampel harus mewakili atau
mencerminkan seluruh populasi yang
menjadi objek penelitian.
Definisi sampel penelitian banyak
dikemukakan oleh para ahli, Arikunto
(1996:117) menjelaskan sampel adalah
“Sebagian atau wakil populasi yang
diteliti”. Sedangkan Hadi (1997:21)
mengemukakan bahwa sampel adalah
“Sejumlah penduduk yang jumlahnya
kurang dari populasi”. Sampel penelitian
ini diambil acuan sebagai wakil populasi
yang representatif. Ukuran besarnya
sampel yang pasti memang tidak ada,
namun untuk menjaga validitas data
penelitian harus mempunyai pedoman
tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh
Arikunto (1996: 120) “Apabila subjeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil
seluruhnya, sehingga merupakan penelitian
populasi, selanjutnya jika jumlah
subjeknya besar dapat diambil antara 10-
15% atau 20-50 atau lebih”.
Dengan melihat penjelasan di atas
untuk mendapatkan sampel yang
representatif maka sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sampel total.
Dengan kata lain semua populasi akan
menjadi subjek penelitian.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat
yang digunakan oleh seorang peneliti
dalam pengumpulan data. Instrumen
penelitian yang digunakan untuk
menyimpulkan data dari lapangan untuk
variabel iklim kerja lembaga adalah
angket. Alasan menggunakan angket
adalah karena pertimbangan keterbatasan
waktu, tenaga dan biaya.
Prosedur Pengembangan Instrumen
Berkaitan dengan pengembangan
instrumen, maka langkah berikutnya yaitu
menyusun instrumen masing-masing
variabel yang berpedoman pada indikator
yang disajikan pada jabaran-jabaran.
Kemudian jabaran masing-masing variabel
ditetapkan dan disajikan dalam bentuk
matrik jabaran variabel, sub variabel dan
indikator penelitian. Sebaran nomer item
instrumen penelitian ini dapat dilihat pada
tabel 2 berikut.
Tabel 2
Jabaran variabel, sub variabel, indikator penelitian san nomor item dalam instrumen
penelitian (sebelum uji coba)
Variabel Sub Variabel Indikator No. Item
Iklim kerja
lembaga
a. Suasana kerja a. Suasana kerja yang hangat, ramah, santai dan penuh
kesungguhan
b. Saling menghargai
c. Saling menolong
d. Terbuka terhadap gagasan baru
1,2,3
4
5
6
b. Orientasi nilai a. Mengerjakan yang baik-baik
b. Kerjasama dengan orang lain
c. Perlakuan etis
d. Memperbaiki prestasi
e. Memutuskan tujuan unit atau lembaga
7
8
9
10
11
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
14
Variabel Sub Variabel Indikator No. Item
c. Citra diri a. Cakap
b. Percaya diri
c. Sangat konservatif dan hati-hati
12
13
14
d. Gaya
kepemimpinan
a. Konsultatif dan partisipatif
b. Berorientasi pada pemecahan masalah bersama
c. Memberikan pengarahan dan pengendalian
d. Berorientasi pada manusia
e. Banyak membantu dan memudahkan
f. Adil
g. Inovatif
h. Berorientasi pada kebaikan dan terpusat pada perspektif jangka
pendek dan jangka panjang
15,16
17
18
19
20
21
22
23,24
25,26,27,28
e. Daya tolak
atau daya
dorong
a. Tumbuh sesuai rencana
b. Mempertahankan kedudukan
c. Menekan inovasi dan teknologi
d. Menekannkan sumber daya manusia dan manajemen
29
30
31,32,33
34,35
f. Daya tangkap a. Kecepatan lembaga yang tinggi
b. Tidak tergesa-gesa
c. Direncanakan
36
37
38
g. Ganjaran a. Ganjaran materi
1. Gaji
2. Tunjangan
b. Ganjaran psikologis
1. Pengakuhan dan penghargaan
2. Perhatian dan tanggung jawab
39
40,41,42,43
44
45
Analisis Data
Analisis data merupakan bagian
metode penelitian yang sangat penting
dalam mencari makna data untuk
memecahkan masalah penelitian. Ada
beberapa teknik yang dapat digunakan
dalam penelitian ini. Untuk menentukan
teknik analisis yang tepat, maka harus
memperhatikan tujuan penelitian dan data
yang tersedia.
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis
deskriptif. Teknik ini digunakan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan
kondisi yang ada/tingkat iklim kerja
lembaga yang dirasakan oleh pegawai di
Lingkungan Pondok Pesantren Al-
Futuhiyah Gendongkulon-Babat
Lamongan (tujuan umum) serta
keadaan/tingkat lingkungan kerja
langsung, orientasi nilai, citra diri, gaya
kepemimpinan, daya dorong, daya tanggap
dan pemberian kompensasi pegawai di
Lingkungan Pondok Pesantren Al-
Futuhiyah Gendongkulon-Babat
Lamongan (tujuan khusus). Adapun
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan
adalah :
Menentukan kualifikasi
Langkah ini dilakukan untuk
menentukan kualifikasi penilaian terhadap
variabel penelitian, yang harus ditentukan
terlebih dahulu lebar kelas intervalnya.
Sedangkan untuk menentukan lebar kelas
interval (i) adalah rentang (R)= skor
tertinggi dikurangi dengan skor terendah,
dibagi dengan banyaknya interval (k).
Dengan demikian rumus untuk
menentukan panjang interval (i) adalah :
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
15
Banyaknya interval/kategori kelas dalam
penelitian ini ditetapkan berjumlah 4 yaitu:
Tabel 3
Kategori dan Penafsiran Skala Sikap
Katagori kelas Penafsiran
skala sikap Skor interval
Sangat tinggi Selalu 3,24 – 4
Tinggi Sering 2,6 – 3,25
Cukup Kadang-
kadang
1,76 – 2,5
Kurang Tidak pernah 1 – 1,75
Menentukan besarnya persentase
Untuk menyatakan kondisi masing-masing
variabel dengan rumus :
% =
Keterangan : f = Frekuensi N = Jumlah
subyek
HASIL PENELITIAN
Tabel 4
Deskripsi Data Variabel Iklim Kerja
Lembaga
No. Kualifikasi B. Kelas
interval f %
1. Sangat tinggi 131 – 160 25 37,31
2. Tinggi 101 – 130 39 58,20
3. Cukup 71 – 100 3 4,47
4. Kurang 40 – 70 - -
Total 67 100
Berdasar hasil pengolahan data
variabel iklim kerja lembaga di Pondok
Pesantren Al-Futuhiyah Gendongkulon-
Babat Lamongan menunjukkan bahwa
secara umum berada pada kategori tinggi
yaitu sebesar 58,20% atau sebanyak 39
dari 67 responden menyatakan bahwa
iklim kerja lembaga di Pondok Pesantren
Al- Futuhiyah Gendongkulon-Babat
Lamongan berada dalam kategori tinggi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Kossen
(1986) menjelaskan bahwa hubungan
manusiawi merupakan tanggungjawab
setiap orang dalam lembaga. Manajer
mempunyai tanggung jawab utarna untuk
menegakkan iklim hubungan manusiawi
yang menyenangkan, demikian pula para
anggota (sub ordinal) dan para karyawan
operasional lembaga juga mempunyai
pengaruh terhadap iklim dan seyogyanya
berbagi tanggungjawab.
Tabel 5
Deskripsi Data untuk Sub Variabel
Suasana Kerja
No. Kualifikasi C. Kelas
interval f %
1. Sangat tinggi 16,26 – 20 8 11,95
2. Tinggi 12,51 – 16,25 51 76,12
3. Cukup 8,76 – 12,50 8 11,95
4. Kurang 5 – 8,75 - -
Total 67 100
Tabel 5 menunjukkan bahwa secara
umum suasana kerja di Pondok Pesantren
Al-Futuhiyah Gendongkulon-Babat
Lamongan berada pada kategori tinggi
yaitu sebesar 76,12% atau sebanyak 51 dan
67 responden menyatakan bahwa suasana
kerja di Pondok Pesantren Al-Futuhiyah
Gendongkulon-Babat Lamongan berada
dalam kategori tinggi. Sedangkan 8
sponden dengan persentase 11,95%
menyatakan bahwa suasana kerja di
Pondok Pesantren Al-Futuhiyah
Gendongkulon-Babat Lamongan berada
dalam kategori sangat tinggi dan 8 orang
reponden lainnya dengan persentase
sebesar 11,95% menyatakan bahwa
suasana kerja di Pondok Pesantren Al-
Futuhiyah Gendongkulon Babat Lamongan
berada dalam kategori cukup.
Tabel 6
Deskripsi Data untuk Sub Variabel
Orientasi Nilai
No. Kualifikasi D. Kelas
interval f %
1. Sangat tinggi 16,26 – 20 12 17,91
2. Tinggi 12,51 – 16,25 43 64,17
3. Cukup 8,76 – 12,50 12 17,91
4. Kurang 5 – 8,75 - -
Total 67 100
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
16
Hasil pengolahan data untuk sub
variabel orientasi nilai dengan
menggunakan teknik persentase
menunjukkan bahwa secara umum
orientasi nilai di Pondok Pesantren Al-
Futuhiyah Gendongkulon-Babat
Lamongan berada pada kategori tinggi
yaitu sebesar 64,17% atau sebanyak 43dari
67 responden menyatakan bahwa orientasi
nilai pegawai di Pondok Pesantren Al-
Futuhiyah Gendongkulon-Babat
Lamongan berada dalam kategori tinggi.
Sedangkan masing-masing 15 responden
dengan persentase sebesar 17,91%
menyatakan bahwa orientasi nilai di kantor
Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan
berada dalam kategori sangat tinggi dan
kategori cukup
Tabel 7
Deskripsi Data untuk Sub Variabel
Citra Diri
No. Kualifikasi E. Kelas
interval f %
1. Sangat tinggi 9,76 – 12 17 25,37
2. Tinggi 7,51 – 9,75 10 14,93
3. Cukup 5,26 – 7,50 30 44,78
4. Kurang 3 – 5,25 10 14,93
Total 67 100
Tabel 7 menunjukkan bahwa secara umum
citra diri di Pondok Pesantren Al-
Futuhiyah Gendongkulon-Babat
Lamongan berada pada kategori cukup
dengan persentase sebesar 44,80% atau 30
dari 67 responden menyatakan bahwa citra
din lembaga di Pondok Pesantren Al-
Futuhiyah Gendongkulon-Babat
Lamongan berada dalam kategori cukup.
Sedangkan 17 responden dengan
persentase sebesar 23,90% menyatakan
bahwa citra diri lembaga berada dalam
kategori sangat tinggi, 10 responden
dengan persentase sebesar 14,92%
menyatakan berada dalam kategori tinggi
dan 10 responden dengan persentase yang
sama sebesar 14.92% menyatakan berada
pada kategori kurang
Tabel 8
Deskripsi Data untuk Sub Variabel
Gaya Kepemimpinan
No. Kualifikasi F. Kelas
interval f %
1. Sangat tinggi 40 – 48 36 53,73
2. Tinggi 31 – 39 23 34,33
3. Cukup 22 – 30 8 11,94
4. Kurang 12 – 21 - -
Total 67 100
Tabel 8 menunjukkan bahwa secara
umum gaya kepemimpinan di pondok
Pesantren Al-Futuhiyah Gendongkulon-
Babat Lamongan berada pada kategori
sangat tinggi dengan persentase 53,73%
atau sebanyak 36 dari 67 responden
menyatakan bahwa gaya kepemimpinan di
kantor Dinas Penididikan Kabupaten
Situbondo berada dalam kategori sangat
tinggi. Ini menunjukkan bahwa para
pegawai merasa puas dengan gaya
pemimpinan atasannya, mereka merasa
diperhatikan, diarahkan dan dilibatkan
dalam setiap pemecahan masalah di dalam
lembaga, selain itu mereka merasa
dimudahkan dan dibantu oleh atasan.
Sedangkan 23 responden dengan
persentase sebesar 34,32% menyatakan
bahwa gaya kepemimpinan atasan berada
dalam kategori tinggi dan 8 responden
dengan prentase sebesar 11,94%
menyatakan dalam kategori cukup.
Semakin efektif gaya kepemimpinan yang
dilakukan maka akan mempermudah
pencapaian tujuan lembaga yang
ditetapkan.
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
17
Tabel 9
Deskripsi Data untuk Sub Variabel
Daya Dorong
No. Kualifikasi G. Kelas
interval f %
1. Sangat tinggi 19,51 – 24 37 55,22
2. Tinggi 15,01 – 19,50 23 34,33
3. Cukup 10,51 – 15,00 7 10,45
4. Kurang 6 – 10,50 - -
Total 67 100
Tabel 9 menunjukkan bahwa secara
umum daya dorong di Pondok Pesantren
Al-Futuhiyah Gendongkulon-Babat
Lamongan berada pada kategori sangat
tinggi dengan persentase sebesar 55,22%
atau 37dari 67 responden menyatakan
bahwa daya dorong lembaga di Pondok
Pesantren Al-Futuhiyah Gendongkulon-
Babat Lamongan berada dalam kategori
sangat tinggi. Sedangkan 23 responden
dengan persentase sebesar 34,32%
menyatakan bahwa daya dorong lembaga
berada dalam kategori tinggi dan 7
responden dengan persentase 10,44%
menyatakan bahwa daya dorong lembaga
berada dalam kategori cukup.
Tabel 10
Deskripsi Data untuk Sub Variabel
Daya Tanggap
No. Kualifikasi H. Kelas
interval f %
1. Sangat tinggi 9,76 – 12 57 85,07
2. Tinggi 7,51 – 9,75 9 13,43
3. Cukup 5,26 – 7,50 1 1,50
4. Kurang 3 – 5,25 - -
Total 67 100
Tabel 10 menunjukkan bahwa secara
umum daya tanggap lembaga di Pondok
Pesantren Al-Futuhiyah Gendongkulon-
Babat Lamongan berada pada kategori
sangat tinggi dengan persentase sebesar
85,07% atau 57 dari 67 responden
menyatakan bahwa daya tanggap lembaga
berada dalam kategori sangat tinggi.
Sedangkan 9 responden dengan persentase
sebesar 13,43% menyatakan bahwa daya
tanggap lembaga berada dalam kategori
tinggi dan 1 responden dengan persentase
sebesar 1,50% menyatakan berada pada
kategori cukup.
Tabel 4.11
Deskripsi Data untuk Sub Variabel
Ganjaran
No. Kualifikasi I. Kelas
interval f %
1. Sangat tinggi 19,51 – 24 31 46,27
2. Tinggi 15,01 – 19,50 21 31,34
3. Cukup 10,51 – 15,00 15 22,39
4. Kurang 6 – 10,50 - -
Total 67 100
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa secara
umum pemberian ganjaran di Pondok
Pesantren Al-Futuhiyah Gendongkulon-
Babat Lamongan berada pada kategori
sangat tinggi dengan persentase sebesar
46,27% atau sebanyak 31 dan 67
responden menyatakan bahwa pemberian
ganjaran di Pondok Pesantren Al-
Futuhiyah Gendongkulon-Babat
Lamongan berada dalam kategori sangat
tinggi. Sedangkan 21 reponden dengan
persentse sebesar 31,34% menyatakan
pemberian ganjaran/kompensasi berada
dalam kategori tinggi dan 15 responden
dengan persentase 22,39% menyatakan
pemberian ganjaran berada dalam kategori
cukup.
KESIMPULAN
1. Iklim kerja organisasi di Pondok
Pesantren Al-Futuhiyah Gendongkulo
Babat Lamongan para pegawainya
merasa nyaman dengan suasana kerja,
kepemimpinan dan ganjaran.
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
18
2. Suasana kerja di kantor menunjukkan
para pegawainya benar-benar
merasakan adanya suasana kerja yang
penuh keakraban, saling menghargai,
saling menolong dan penuh
kekeluargaan.
3. Orientasi nilai menunjukkan bahwa
para pegawai memiliki rasa
tanggungjawab, disiplin, berusaha
meningkatkan prestasi kerja dan loyal.
4. Citra diri menunjukkan bahwa
kurangnya kecakapan pegawai dalam
bekerjasama dengan orang dan luar
organisasi.
5. Gaya kepemimpinan menunjukkan
bahwa pegawainya merasa pimpinan
telah melaksanakan kepemimpinan
dengan baik.
6. Daya dorong menunjukkan bahwa
pegawai dalam menjalankan
tanggungjawabnya penuh dengan
perencanaan, dapat memanfaatkan
teknologi dengan baik dan mau
mengikuti peraturan.
7. Daya tanggap menunjukkan para
pegawainya bekerja sesuai dengan
perintah atasan tanpa cenderung
menunda pekerjaan.
8. Sistem menunjukkan para pegawai
diperhatikan dan diberi kemudahan
untuk kesejahteraannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adair, J. 1993. Membina Colon Pimpinan
(Sepuluh Prinsip Pokok). Jakarta :
Bumi Aksara.
Albert. K. 1983. Pengemhangan
Organisasi. Bandung : PT. Angkasa.
Anwar. 1985. Pengembangan Organisasi.
Bandung : PT. Angkasa.
Arikunto, S. 1992. Prosedur Penelitian,
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian,
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian,
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Burhanuddin. 1994. Analisis Administrasi
Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Cribbin, J.J. 1981. Kepemimpinan Strategi
Mengefektifkan Organisasi. Jakarta :
Pustaka Binaman Pressindo.
Faisal, S. 1981. Dasar dan Teknik
Menyusun Angket. Surabaya : Usaha
Nasional.
Furchan. 1982. Pengantar Penelitian
dalam Pendidikan. Surabaya : Usaha
Nasional.
Hadi, S. 1997. Statistik Jilid I. Yogyakarta
: Andi Offset.
Hakim. 1994. Pengantar Sederhana
Penelitian Pendidikan. Jakarta :
Proyek Pengembangan Pendidikan
Guru.
Hamzah, R. 1990. Kepemimpinan Strategi
Mengefektifkan Organisasi. Jakarta :
Gramedia.
Handoko. 1987. Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia Jilid 2.
Yogyakarta : BPFE.
Indrawijaya. 1986. Pertumbuhan dan
Pengembangan Organisasi. Bandung
: Sinar Baru.
Kamalluddin. 1982. Manajemen. Jakarta :
Dirjen Dikti P2LPTK.
Kossen, S. 1986. Aspek Manusia Dalam
Organisasi. Bandung : Rineka Cipta.
Latif, A.G. 1988. Memberikan Pimpinan
dengan Kerja Sama. Jakarta : UI
Press.
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
19
Latunussa. 1988. Penelitian Pendidikan,
Suntu Pengantar. Jakarta : P2LPTK.
Mardalis. 1990. Mefodologi Penelitian
Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta :
Bumi Aksara.
Marzuki. 1989. Metodologi Penelitian.
Jakarta : Militon.
Muhyadi. 1989. Organisasi Teori, Struktur
dan Proses. Jakarta : Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi.
Mulyono, M. 1993. Penerapan
Produktivitas dalam Organisasi.
Jakarta : Bumi Aksara - UI.
Owens. 1981. Organizational Behaviour in
Education. Boston : Allyn Bacon.
Prayitno. 2003. Korelasi Antara lklim
Organisasi Dan Motivasi Berprestasi
Dengan Unjuk Kerja Guru Pada
Sekolah Menengah Umum Negeri Di
Kabupaten Pasuruan. Tesis tidak
diterbitkan.
Purwanto, N. 1988. Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Jakarta : CV.
Remaja
Karya.
Santoso. 2001. Latihan SPSS Statistik
Parametrik. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo
Sari, D.N. 2003. Gaya Kepemimpinan
Kepala Sekolah Dalam Rangka
Penciptaan lklim Kerja Organisasi
Di Sekolah Dasar Negeri Se-
Kecamatan Sukun Kota Malang.
Skripsi tidak diterbitkan.
Sari, L. 2000. Iklim Organisiasi
Hubungannya Dengan Unjuk Kerja
Dosen Dalam Mengajar Di IKIP
Budi Utomo Malang. Tesis tidak
diterbitkan.
Soepardi. 1988. Dasar-DasarAdministrasi
Pendidikan. Jakarta : Dirjen Dikti
P2LPTK.
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
20
PENGARUH DISIPLIN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
DI SDN BANJARSARI CERME GRESIK
Etiyasningsih*)
Abstrak, Disiplin merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Agar guru dapat berhasil
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, maka guru tersebut harus mentaati dan
menyadari akan pentingnya kedisiplinan. Kedisiplinan guru tentunya akan berimbas kepada
para siswa, guru yang tidak atau kurang disiplin, siswanya pun akan cenderung tidak displin
dan sebaliknya. Kedisplinan tidak hanya pada kehadiran guru semata, namun lebih dari itu
disiplin dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam hal ini misalnya guru disiplin
dalam membuat persiapan mengajar, Silabus, RPP, menyiapkan buku-buku paket penunjang,
alat peraga dan lain-lain. Dengan kedisiplinan guru yang tinggi siswa akan lebih semangat
belajar dan mendapatkan urutan materi pelajaran yang sistematis, hal ini akan meningkatkan
prestasi belajarnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh disiplin guru terhadap
prestasi belajar.
Penelitian ini merupakan jenis regresional. Populasinya adalah seluruh guru di SDN
Banjarsari Cerme Gresik berjumlah 20 orang. Sampel diambil dengan teknik purposive
sampling yaitu sesuai dengan kebutuhan dan yang tidak diikutkan adalah guru komputer,
diperoleh responden sebanyak 19 orang. Data dikumpulkan dengan observasi, dokumentasi
dan wawancara dengan instrumen check list. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh disiplin
guru terhadap prestasi belajar digunakan uji regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 6,171. > Ftabel = 4,45. Oleh karena Fhitung >
Ftabel maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh signifikan disiplin guru
terhadap prestasi belajar siswa. Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,024 jauh di
bahwa 0,05, yang menandakan pengaruh yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan para guru dapat menjalankan tugas dengan
penuh rasa tanggung jawab, disiplin, jujur, dan penuh didekasi, karena dengan sikap-sikap
tersebut sangat membantu dalam tercapainya prestasi belajar siswa, selain itu hendaknya juga
lebih memperhatikan kehadiran, persiapan mengajar dan proses kegiatan belajar mengajar.
Bagi kepala sekolah dapat memberi motivasi agar para guru lebih disiplin dengan memberi
stimulus yang proporsional.
Kata Kunci : Disiplin Guru, Prestasi Belajar Siswa
PENDAHULUAN
Kita semua menyadari bahwa untuk
mencapai tujuan pendidikan sangatlah
berat, lebih-lebih pada saat sekarang ini.
Sebenarnya telah banyak usaha
pemerintah, dan aspek pendukung, guna
terwujudnya tujuan pendidikan tersebut.
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
21
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan
tersebut pemerintah berusaha melak-
sanakan kegiatan antara lain, (1)
Menyempurnakan sistem pendidikan, (2)
Memperluas kesempatan untuk mem-
peroleh pendidikan, (3) Sarana dan
prasarana pendidikan terus disempurnakan
dan ditingkatkan serta lebih didayagu-
nakan, (4) Meningkatkan jumlah guru dan
mutunya, baik formal maupun non formal
serta terus ditingkatkan pengembangan
karier dan kesejahteraannya.
Mengelola pendidikan tidak semudah
yang kita bayangkan selama ini, sebab
pendidikan berperan penting sebagai alat
atai tempat untuk membentuk manusia
Indonesia dan sebagai warga masyarakat
sekaligus sebagai warga Negara yang
berbudi pekerti luhur, beriman dan taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta
berkemampuan dan mempunyai
ketrampilan dasar untuk bekal pendidikan
selanjutnya dan bekal hidup di masyarakat.
Guru kelas sebagai administrator
menempati posisi yang sangat penting
karena memikul tanggung jawab untuk
meningkatkan dan mengembangkan
kemajuan sekolah secara keseluruhan.
Sedangkan murid dan guru yang menjadi
komponen penggerak aktifitas kelas harus
didayagunakan secara maksimal agar dapat
tercapai suatu kesatuan yang dinamis di
dalam organisasi sekolah.
Pada dasarnya sekarang ini banyak
para guru yang kurang siap dalam
mengajar, dikarenakan guru tersebut belum
membuat persiapan mengajar, dan juga
melanggar tata tertib.
Disiplin merupakan salah satu faktor
yang sangat penting. Agar guru dapat
berhasil dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya, maka guru tersebut harus
mentaati dan menyadari akan pentingnya
kedisiplinan. Karena gurulah yang ikut
bertanggung jawab dalam keberhasilan
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar
di sekolah, agar selalu berupaya untuk
meningkatkan keberhasilan prestasi belajar
siswa. Selain itu para guru hendaknya
selalu memberikan bimbingan dan
pengajaran secara baik dengan selalu
berpedoman pada petunjuk dan peraturan-
peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, dalam hal ini Departemen
Pendidikan Nasional.
Kedisiplinan guru tentunya akan
berimbas kepada para siswa, guru yang
tidak atau kurang disiplin, siswanya pun
akan cenderung tidak displin dan
sebaliknya. Kedisplinan tidak hanya pada
kehadiran guru semata, namun lebih dari
itu disiplin dalam melaksanakan proses
belajar mengajar. Dalam hal ini misalnya
guru disiplin dalam membuat persiapan
mengajar, Silabus, RPP, menyiapkan
buku-buku paket penunjang, alat peraga
dan lain-lain. Dengan kedisiplinan guru
yang tinggi siswa akan lebih semangat
belajar dan mendapatkan urutan materi
pelajaran yang sistematis, hal ini akan
meningkatkan prestasi belajarnya.
METODE PENELITIAN
Deskripsi Populasi
Arikunto (2002) menyatakan bahwa
populasi adalah obyek yang akan diteliti
hasilnya, dianalisis, disimpulkan dan
kesimpulan itu berlaku untuk seluruh
populasi itu. Sudjana (1996) menjelaskan
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
22
popupasi adalah totalitas semua nilai yang
mungkin, hasil menghitung atau
pengukuran, kuantitatif, atau kualitatif
mengenai karateristik tertentu dari semua
anggota kumpulan yang lengkap dan jenis
yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Penelitian ini dilakukan dengan
mengambil populasi seluruh guru di SDN
Banjarsari Cerme Gresik berjumlah 20
orang.
Penentuan Sampel
Pengambilan sampel ini didasari
pendapat Arikunto (1998:120-121) berikut
: “Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar
dapat diambil antara 10-15% atau lebih
tergantung setidak-tidaknya dari : a)
kemampuan peneliti dari waktu, tenaga
dan dana, b) Sempit luasnya wilayah
pengamatan dari setiap subyek, karena hal
ini menyangkut banyak sedikitnya data, c)
Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh
peneliti. Untuk penelitian yang risikonya
besar, tentu saja jika sampel besar,
hasilnya akan lebih baik.”
Sugiyono (2009:124) menyatakan
jumlah sampel tergantung dari tingkat
ketelitian atau kesalahan yang
dikehendaki, misalnya tingat kesalahan
1%, 5%, 10% atau lainnya. Makin besar
tingkat kesalahan makin kecil sampel.
Rumus untuk menghitung ukuran sampel
dari populasi yang diketahui jumlahnya
adalah :
s =
2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%,
10%
P = Q = 0,5 d = 0,05 s = jumlah sampel
Namun dari rumus tersebut telah
dihitung untuk populasi-populasi dengan
jumlah tertentu mulai 10 hingga 1.000.000
oleh Sugiono (2009:126) sebagaimana
tabel terlampir. Untuk jumlah populasi 20
orang dengan taraf signifikan 0,05
diperoleh sampel sebanyak 19 orang. Oleh
karena itu dalam penelitian ini Dari 19
orang ini dipilih dengan teknik purposive
sampling yaitu sesuai dengan kebutuhan
dan yang tidak diikutkan adalah guru
komputer.
Definisi Operasional Variabel
Agar tujuan penelitian dapat tercapai
maka variabel harus didefinisikan dengan
jelas dan menyebutkan indikator-
dindikatornya, cara pengukurannya, dan
skala atau kategori penilaian yang
digunakan. Berikut ini adalah definisi
operasional masing-masing variabel.
1. Variabel bebas (X) yakni disiplin
guru adalah suatu sikap mental seoang
guru yang mengandung kesadaran dan
kerelaan untuk mematuhi semua
ketentuan, peraturan dan norma yang
berlaku dalam menunaikan tugas dan
tanggung jawab. Disiplin guru tersebut
diukur dengan indikator-indikator
sebagai berikut :
a. Kehadiran di sekolah
b. Ketepatan waktu mengajar
c. Persiapan mengajar yaitu silabus,
RPP
d. Kegiatan belajar mengajar antara
lain alat peraga, buku penunjang,
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
23
buku absen siswa, daftar nilai, dan
lain-lain.
2. Variabel terikat prestasi belajar (Y)
yaitu suatu suatu hasil yang teah
dicapai setelah kegiatan belajar
mengajar. Dalam penelitian ini,
indikator yang digunakan adalah nilai
rata-rata hasil ulangan tiap mata
pelajaran bagi guru mata pelajaran dan
tiap kelas pada guru kelas.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun proses pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Survey Pendahuluan
Dalam kegiatan ini, penelitian
dilakukan dengan mengumpulkan data-
data intern perusahaan di antaranya
adalah profil SDN Banjarsari Cerme
Gresik.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda dan
sebagainya (Suharsimi, 2002 : 236).
Dalam penelitian ini teknik
dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data nilai siswa. Dalam
data sekunder yang diperoleh dengan
teknik dokumentasi ini, peneliti juga
menggunakan lembar cek list untuk
mencatat indikator disiplin guru.
3. Wawancara
Wawancara atau interview
adalah suatu metode yang tujuannya
untuk memperoleh data evaluasi,
secara berhadapan muka dengan secara
individu, orang yang diinterview
memberikan informasi-informasi yang
diperlukan secara ilmiah dalam suatu
relasi face to face” (Drs. Amatembun
MA, supervise Pendidikan, 1975:191).
Pengumpulan data yang
dilakukan dengan wawancara adalah
meyakinkan hasil observasi tentang
disiplin guru. Wawancara dilakukan
kepada masing-masing guru yang
bersangkutan dan kepala sekolah.
Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul
kemudian dilakukan analisis dengan urutan
analisa sebagai berikut :
1. Coding, adalah memberi kode pada
lembar check list sesuai dengan
kategori yang telah ditentukan.
2. Tabulating, adalah mentabulasi seluruh
data hasil chek list ke dalam tabel-tabel
yang diperlukan sehingga mudah
dibaca.
3. Skoring, adalah memberi skor dari
kategori-kategori tersebut sesuai skor
yang telah ditentukan. Disiplin guru
diberi skor tinggi, sedang dan rendah.
Skor tinggi jika penjumlahan dari hasil
penilaian mencapai >75%, skor sedang
jika penjumlahan dari hasil penilaian
mencapai 56-75%, dan rendah jika
penjumlahan dari hasil penilaian
<56%.
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis berfungsi untuk menjawab
hipotesa yang telah diajukan sebelumnya.
Uji ini sekaligus juga menjawab rumusan
masalah yang telah ditulis pada Bab I. Uji
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji Regresi Sederhana dengan
rumus persamaan regresi sederhana :
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
24
Y = a + bX
Y = Prestasi siswa
X = Disiplin guru
a = Nilai konstanta
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan
(prediksi) yang menunjukkan nilai
peningkatan (+) atau nilai penurunan
(–) variabel Y.
Dalam penelitian ini perhitungan regresi
dilakukan dengan bantuan program SPSS
for Windows. Langkah menguji hipotesis :
1) Membuat Ha dan Ho dalam bentuk
kalimat :
Ha : Terdapat pengaruh disiplin
guru dengan prestasi siswa
Ho : Tidak terdapat pengaruh
disiplin guru dengan prestasi
siswa
2) Kaidah pengujian signifikansi :
Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ha
diterima dan Ho ditolak artinya
terdapat pengaruh disiplin guru dengan
prestasi siswa.
Jika Fhitung < Ftabel maka Ha
ditolak dan Ho diterima artinya tidak
terdapat pengaruh disiplin guru dengan
prestasi siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Terdapat 8 indikator dalam
menjelaskan disiplin guru yang diperoleh
datanya melalui observasi dan
dokumentasi yaitu, kehadiran, ketepatan
waktu mengajar, silabus, RPP, alat peraga,
buku, absensi murid, buku penunjang,
daftar nilai.
Tabel 1 Disiplin Guru di Sekolah Dasar
Negeri Banjarsari Kec. Cerme Kabupaten
Gresik
No Daftar Nilai Jumlah Persentase
(%)
1
2
3
Kurang
Cukup
Baik
1
4
14
5,2
21,1
73,7
Jumlah 19 100
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa
disiplin guru dalam melaksanakan
tugasnya sebagian besar (73,7%) baik,
21,1% cukup, dan 5,2% kurang.
Sedangkan Prestasi belajar siswa
diukur dari nilai rata-rata mata pelajaran
dari guru yang bersangkutan jika guru
tersebut adalah guru mata pelajaran, dan
nilai rata-rata kelas jika guru yang
bersangkutan adalah guru kelas. Nilai
tersebut diperoleh selama 6 kali evaluasi
terakhir yang datanya diperoleh dari
dokumentasi pada guru mata pelajaran atau
guru kelas masing-masing.
Tabel 2 Nilai Nilai Rata-Rata Kelas atau
Nilai Rata-rata Mata Pelajaran (6 x
evaluasi terakhir)
No
Resp
.
Nilai Rata-Rata Kelas atau Nilai Rata-
rata Mata Pelajaran
(6 x evaluasi terakhir)
1 2 3 4 5 6 Rata-
Rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
7,60
6,54
8,00
8,20
8,00
7,20
8,60
7,98
7,90
6,90
6,70
8,00
7,90
5,95
8,50
7,50
8,00
7,56
8,40
7,12
7,92
6,90
6,80
8,50
7,95
7,00
7,93
7,90
8,00
7,85
8,00
7,59
8,00
6,65
6,90
8,50
8,10
7,10
7,87
7,60
8,00
7,98
8,21
7,87
8,20
6,00
6,23
8,00
8,20
6,52
8,30
7,90
8,00
8,20
7,58
8,67
8,40
7,15
6,50
7,90
8,64
6,43
8,00
7,42
8,00
8,20
7,49
8,12
8,50
7,26
6,21
9,40
8,07
6,59
8,10
7,75
8,00
7,83
8,05
7,89
8,15
6,81
6,56
8,38
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
25
No
Resp
.
Nilai Rata-Rata Kelas atau Nilai Rata-
rata Mata Pelajaran
(6 x evaluasi terakhir)
1 2 3 4 5 6 Rata-
Rata
13
14
15
16
17
18
19
7,50
6,10
8,20
7,59
8,50
6,80
7,23
7,60
6,00
8,00
8,00
8,40
7,10
8,00
7,70
6,58
8,10
8,10
8,60
6,85
8,00
7,54
6,98
8,23
8,20
8,21
6,98
8,20
7,80
7,16
8,21
8,50
8,24
6,85
8,10
8,00
7,90
8,60
8,42
8,21
6,20
8,65
7,69
6,79
8,22
8,14
8,36
6,80
8,03
Uji Regresi Linier Sederhana
Data yang terkumpul sebagaimana
paparan sebelumnya selanjutnya dianalisis
untuk mengetahui pengaruh disiplin guru
dengan prestasi belajar siswa.
Koding, skoring, dan tabulating telah
dilaksanakan peneliti yang hasilnya tertera
pada lampiran. Pada analisa data ini akan
dipaparkan uji hipotesis dengan regresi
linier sederhana. Output perhitungan
dengan program SPSS for Windows
seperti terlihat dalam gambar berikut.
Gambar 1 Uji F
Gambar 4.2 di atas menunjukkan hasil
uji F dengan program SPSS for Windows,
dengan Fhitung sebesar 6,171. Angka ini
selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel
pada df = 17 sebagaimana Tabel F pada
lampiran (Critical Values for the F
Distribution α=0,05). Tabel F dengan df =
13 dan n =1 diperoleh Ftabel = 4,45.
Sehingga Fhitung = 6,171 > Ftabel = 4,45.
Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha
diterima dan Ho ditolak yang berarti
terdapat pengaruh signifikan disiplin guru
terhadap prestasi belajar siswa. Terlihat
pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,024
jauh di bahwa 0,05, yang menandakan
pengaruh yang signifikan.
Selain adanya pengaruh yang
signifikan, pada uji korelasi juga terlihat
adanya korelasi positif (Gambar 4.3) antar
kedua variabel yang diperoleh Pearson
Correlation sebesar 0,516 lebih dari rtabel
sebesar 0,456 (Sebagaimana r tabel
Product Moment pada df = 17 terlampir).
Gambar 2 Uji Korelasi
Besarnya pengaruh atau kontribusi
disiplin guru terhadap prestasi belajar
siswa dapat dilihat pada gambar Uji t
berikut ini.
Gambar 3 Uji t
Sebagaimana Uji F di atas yang
menunjukkan adanya pengaruh, Uji t juga
seperti pada Gambar 4.4 memperlihatkan
thitung sebesar 2,484 > ttabel sebesar 2,110
(sebagaimana Critical Value for the t
Distribution terlampir untuk df = 17)
artinya terdapat pengaruh disiplin guru
terhadap prestasi belajar siswa.
ANOVAb
1,918 1 1,918 6,171 ,024a
5,282 17 ,311
7,200 18
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Disiplin Gurua.
Dependent Variable: Prestasi Siswab.
Correlations
1,000 ,516
,516 1,000
, ,012
,012 ,
19 19
19 19
Prestasi Siswa
Disiplin Guru
Prestasi Siswa
Disiplin Guru
Prestasi Siswa
Disiplin Guru
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Prestasi
Siswa Disiplin Guru
Coefficientsa
6,191 ,619 10,003 ,000
,560 ,226 ,516 2,484 ,024 ,516 ,516 ,516
(Constant)
Disiplin Guru
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Zero-order Partial Part
Correlations
Dependent Variable: Prestasi Siswaa.
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
26
Untuk menunjukkan besarnya
pengaruh atau kontribusi disiplin guru
terhadap prestasi belajar siswa dapat
dilihat koefisien regresi (unstandarized
coefficients Beta) pada gambar 4.4 di atas
sebesar 0,560. Selanjutnya sesuai dengan
rumus regresi sederhana dapat dimasukkan
angka-angka tersebut sebagai berikut :
Y = a + bX
= 6,191 + 0,560
Selanjutnya berdasarkan persamaan di
atas deskripsi pengaruh tingkat pendidikan
terhadap perkembangan perusahaan
berdasarkan unstandarized coeffisients
beta adalah sebagai berikut:
1) Konstanta sebesar 6,191 menyatakan
bahwa jika variabel disiplin guru
dianggap konstan (tidak ada upaya
meningkatkan disiplin guru), maka
prestasi belajar siswa sebesar
6,191point.
2) Koefisien regresi disiplin guru sebesar
0,560 menyatakan bahwa setiap
peningkatan 1 poin tingkat disiplin
guru akan meningkatkan
perkembangan perusahaan sebesar
0,560 poin. Jika angka tersebut
dikalikan 1000, deskripsinya menjadi
setiap ada upaya peningkatan disiplin
guru sebesar 1000 poin maka akan
meningkatkan prestasi belajar siswa
sebesar 560 point.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan disiplin
guru dipengaruhi oleh tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya. Tanggung
jawab tersebut berasal dari pemerintah
karena para guru adalah Pegawai Negeri
Sipil yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi yang jelas.
Selain itu para guru juga bertanggung
jawab atas prestasi belajar para siswanya.
Guru cera umum akan merasa bangga
apabila siswanya dapat berprestasi dan
memiliki kemampuan yang baik.
Disebutkan bahwa faktor-faktor
kesehatan jasmani dan rohani, ekonomi,
status sosial, kepemimpinan dan peraturan
dan tata tertib juga berpengaruh terhadap
disiplin guru.
Kesehatan seluruh guru secara umum
terlihat sehat jasmani maupun rohaninya.
Dikatakan bahwa kesehatan seorang guru
mempengaruhi terhadap tugas sehari-hari.
Sudah sewajarnyalah bila setiap guru
menginginkan rasa aman dalam
kehidupannya sehingga akan terhindar dari
segala gangguan kesehatan. Sehingga ia
dapat melaksanakan tugas-tugasnya
dengan yang akhirnya dapat membawa
hasil yang baik pula.
Selanjutnya masalah ekonomi secara
umum Pegawai Negeri Sipil telah
mendapatkan penghasilan yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pemerintah melalui Presiden Abdurrahman
Wahid pada tahun 2001 menaikkan gaji
Pegawai Negeri Sipil mencapai 200% atau
dua kali lipat, sehingga jika dibandingkan
dengan penghasilan rata-rata penduduk di
Indonesia Pegawai Negeri Sipil sudah
cukup baik. Memang masalah ekonomi
sangat penting terhadap disiplin guru.
Dikatakan bahwa faktor ekonomi
menambah beban bagi guru-guru dan
menjadi persoalan pribadi yang dapat
memungkinkan terganggunya tugas-tugas
di sekolah. Padahal guru-guru
menginginkan rasa aman, tentram dalam
kehidupannya yang antara lain yaitu
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
27
penerimaan gaji lancar, segala haknya
dapat diterima dengan baik dan tepat pada
waktunya, juga memiliki tempat tinggal
untuk keluarganya dan lain-lain.
Kemudian tentang status sosial guru di
dalam masyarakat mempunyai status yang
cukup baik. Masyarakat memandang guru
sebagai orang yang patut dihargai, karena
mereka menyadari bahwa guru memegang
peranan penting dalam pelaksanaan
pembangunan di bidang pendidikan,
karena pendidikan akan berjalan lancar dan
berkembang baik apabila guru secara aktif
ikut memajukan pendidikan di dalam
masyarakat.
Faktor kepemimpinan merupakan
faktor penting dalam membentuk disiplin
para guru. Kepemimpinan yang dimaksud
ini adalah kepemimpinan kepala sekolah.
Dikatakan bahwa kepala sekolah, jika
kepemimpinannya efektif, maka guru-guru
akan memperoleh sumbangan yang
berharga dalam merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan, berlangsung pengajaran yang
efektif, terciptanya suasana yang kondusif
(berguna) sehingga hal demikian itu akan
mendukung terciptanya kedisiplinan guru
yang baik. Dengan demikian maka factor
kepemimpinan dapat mempengaruhi
kedisiplinan guru. Di SDN Banjarsari Kec
Cerme Kabupaten Gresik, kepemimpinan
kepala sekolah sukup baik, dan komunikasi
kepala sekolah dengan para guru juga
berlangsung dengan baik.
Tidak kalah penting adalah peraturan
dan tata tertib sekolah yang mempengaruhi
disiplin guru. Disiplin guru dan tata tertib
sekolah merupakan dua hal yang saling
terkait. Artinya disiplin guru tidak akan
tercapai bila tidak ada peraturan atau
ketentuan-ketentuan yang mengikat,
sehingga menyebabkan guru untuk berbuat
semaunya sendiri yang mengarah
terciptanya sekolah yang tidak
teratur/tertib. Tata tertib yang ada di SDN
Banjarsari sudah cukup baik dan tercatat
dan ditempatkan di posisi yang mudah
dilihat.
Hasil uji menunjukkan pengaruh yang
signifikan disiplin guru terhadap prestasi
belajar siswa.
Ketika belajar di sekolah, faktor guru dan
cara mengajarkannya merupakan faktor
yang paling penting pula. Bagaimana sikap
dan kepribadiannya guru, disiplinnya,
tinggi rendahnya pengetahuan yang
dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu
mengajarkan pengetahuan kepada anak
didiknya, turut menentukan bagaimana
hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa.
Kesimpulan
1. Disiplin guru di SDN Banjarsari
Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik
sebagian besar baik.
2. Terdapat pengaruh positif disiplin guru
terhadap prestasi belajar siswa di SDN
Banjarsari Kecamatan Cerme
Kabupaten Gresik.
Saran-saran
1. Para guru diharapkan agar dapat
menjalankan tugas dengan penuh rasa
tanggung jawab, disiplin, jujur, dan
penuh didekasi, karena dengan sikap-
sikap tersebut sangat membantu dalam
tercapainya prestasi belajar siswa.
2. Para guru hendaknya juga lebih
memperhatikan kehadiran, persiapan
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
28
mengajar dan proses kegiatan belajar
mengajar.
3. Bagi kepala sekolah dapat memberi
motivasi agar para guru lebih disiplin
dengan memberi stimulus yang
proporsional.
DAFTAR PUSTAKA
Ametembun, Drs.M.A, “Supervisi
Pendidikan”, Penerbit IKIP
Bandung, 1975
Ametembun, Drs.M.A, “Manajemen
Kelas”, Terbitan Ketiga Penerbit
IKIP Bandung, 1981
Hendyat Sutopo, Dr., “Ikhtiar Teknik
Penilaian Pendidikan”, Penerbit
IKIP Bandung, 1984
Ismed Syarif, Drs dan Nawas Riza, Drs.,
“Administrasi Pendidikan Dasar”,
Penerbit Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1976
M. Ngalim Purwanto, Drs.M.P.,
“Pyskologi Pendidikan”, Penerbit
PT. Rosda Karya Bandung 1990
M. Dimyati Mahmud, “Psykologi
Pendidikan”, Suatu Pendekatan
Terapan Edisi I Fakultas Ilmu
Pendidikan IKIP Yogyakarta
Sutrisno Hadi, Prof. Dr. M.A.,
“Metodologi Reseach”, Jilid II
Penerbit FKP IKIP Yogyakarta
1967
Suhertin, Drs. Dan Nata Her, Drs
“Supervisi Pendidikan”, Dalam
Rangka Program Insenvice
Education, Penerbit IKIP Malang
1971
S. Nasution, Prof.Dr.M.A “Didaktik dan
Azas-Azas Kurikulum”, Penerbit
Jemara Bandung 1989
Westy Sumanto, Drs dan Hendyat Sutopo
“Kepemimpinan Pendidikan”,
Peberbit Usaha Nasional Surabaya
1982
Subari, Drs “Supervisi Pendidikan”,
Dalam Rangka Perbaikan Situasi
Mengajar Penerbit Bumi Aksara
Jakarta 1994
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan
“Buku II Petunjuk Administrasi
Sekolah Dasar”, tahun 1989
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Wilayah Jawa Timur “Media
Pendidikan”, Nomor 3 Edisi Mei
1991
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa
Indonesia “Kamus Besar Bahasa
Indonesia”, Penerbit Balai Pustaka
1989
TAP MPR No. II/MPR/1993 “Garis-Garis
Besar Haluan” Negara 1993-1998,
Penerbit Bina Pustaka Surabaya
1989
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
29
PENGARUH PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KEDISIPLINAN GURU DALAM PELAKSANAKAN PROSES BELAJAR
MENGAJAR DI SDN NGAGELREJO II/397 KECAMATAN WONOKROMO
KOTA SURABAYA
Sri Sundari *)
Abstrak, Untuk mencapai tujuan pendidikan, guru juga perlu menaruh perhatian terhadap
kemajuan murid di samping evaluasi belajar memecahkan masalah atau problem yang
dihadapi murid dan lain-lainnya. Di dalam memperbaiki dan mensukseskan proses belajar
mengajar serta memecahkan masalah lain, banyak dipengaruhi oleh pelaksanaan supervisi
kepala sekolah terhadap guru dan lingkungan sekolahnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru dalam
pelaksanakan proses belajar mengajar.
Penelitian ini merupakan jenis regresional. Populasinya adalah seluruh guru di SDN
Ngagelrejo II/397 Kec. Wonokromo Kota Surabaya berjumlah 18 orang. Sampel diambil
dengan teknik total sampling diperoleh responden sebanyak 18 orang. Data dikumpulkan
dengan kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh
pelaksanaan supervisi kepala terhadap disiplin guru digunakan uji regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan Fhitung = 5,975 > Ftabel = 4,49. Oleh karena Fhitung > Ftabel
maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh pelaksanaan supervisi kepala
sekolah terhadap disiplin guru. Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung = 0,026 jauh di
bawah 0,05, yang menandakan pengaruh yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan supervisi kepala sekolah dilaksanakan sebaik-
baiknya sehingga lebih meningkatkan disiplin guru. Guru hendaknya ikut mensukseskan
pelaksanaan supervisi kepala sekolah agar kegiatan proses belajar mengajar lebih meningkat
dan bermutu. Bagi pihak-pihak terkait khususnya pemerintah hendaknya memperhatikan
pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan membantu memberikan instrumen yang valid dan
handal.
Kata Kunci : Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah, Kedisiplinan Guru
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi meliputi seluruh bidang
kehidupan, misalnya bidang komunikasi,
transportasi serta pembangunan fisik
lainnya. Karena perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin
canggih, maka hubungan antara negara-
negara di dunia ini semakin berkembang.
Jarak antara negara yang satu dengan
negara yang lainnya seolah-olah semakin
dekat. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi mendekatkan dan
menyatukan negara yang satu dengan
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
30
negara yang lain sehingga seolah-olah
dunia ini mengglobal.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia juga
berusaha untuk meningkatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar sesuai
dengan perkembangan jaman. Hal ini
sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara
yang tercantum dalam UUD 1945 alinea 4
yang berbunyi: “Mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Untuk melaksanakan hal tersebut
diatas, maka salah satu bidang yang harus
diutamakan dalam rangka meningkatkan
kualitas sumber daya manusia adalah
dalam bidang pendidikan, karena
pendidikan modal paling utama dalam
menciptakan manusia yang cerdas dalam
arti terampil, dapat berdiri sendiri serta
bertanggung jawab terhadap bangsa dan
negara.
Dalam pendidikan atau pengajaran,
warga negara Indonesia dijamin haknya
untuk mendapatkan pengajaran
sebagaimana tercantum dalam Batang
Tubuh UUD 1945 Bab XIII pasal 31 ayat 1
yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara
berhak mendapatkan pengajaran”. Untuk
pelaksanaan tersebut diatas, maka
pemerintah berupaya serta mempunyai
tanggung jawab dalam pendidikan. Hal ini
diperkuat dengan ayat berikutnya (pasal 31
ayat 2) yang berbunyi : “Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pengajaran nasional yang diatur
oleh Undang-undang”.
Dengan melihat pernyataan diatas,
maka pendidikan mencetuskan harapan,
karena harapan terletak pada pendidikan,
harapan juga menjiwai perjuangan
kemerdekaan. Karena itu pendidikan
merupakan bagian mutlak dari perjuangan
dan merupakan investasi yang paling
utama dari setiap bangsa.
Oleh karena itu, mutu pendidikan
lebih banyak cenderung dan tergantung
pada guru dalam membimbing/mendidik
proses belajar mengajar, serta kedisiplinan
dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Kedisiplinan perlu
sekali ditingkatkan untuk mencapai
keberhasilan pendidikan, baik disiplin
waktu maupun tugas.
Sebagai tenaga pendidik di sekolah,
guru harus ikut aktif dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan nasional,
sebagaimana yang tercantum dalam
Ketetapan MPR No. 11/83 tentang GBHN
halaman 93 yang berbunyi : “Pendidikan
nasional berdasarkan Pancasila bertujuan
untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap
“Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan
ketrampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian, mempertebal
semangat kebangsaan seta cinta tanah air
agar dapat membangun dirinya sendiri
serta bersama-sama bertanggung jawab
atas pembangunan bangsa dan negara”.
Untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut diatas, maka tugas guru juga perlu
menaruh perhatian terhadap hal-hal lain.
Laporan tentang kemajuan murid di
samping evaluasi belajar memecahkan
masalah atau problem yang dihadapi murid
dan lain-lainnya.
Di dalam memperbaiki dan
mensukseskan proses belajar mengajar
serta memecahkan masalah lain
sebagaimana tersebut, banyak dipengaruhi
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
31
oleh pelaksanaan supervisi Kepala Sekolah
terhadap guru dan lingkungan sekolahnya.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian explanatory survey. Pendekatan
explanatory survey ini, sebagaimana
simpulan Cooper dan Pamela (2003:13),
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi
(1995:3) terbukti mampu dengan baik
menjelaskan hubungan antar aspek yang
diamati dan bukan hanya
sekedar descriptive, sedangkan bentuk
penelitian verifikatif menurut Moh. Nazir
(1988:63) digunakan untuk menguji
hipotesis yang menggunakan perhitungan-
perhitungan statistik.
Deskripsi Populasi dan Penentuan
Sampel
Deskripsi Populasi
Arikunto (2002) menyatakan bahwa
populasi adalah obyek yang akan diteliti
hasilnya, dianalisis, disimpulkan dan
kesimpulan itu berlaku untuk seluruh
populasi itu. Sudjana (1996) menjelaskan
popupasi adalah totalitas semua nilai yang
mungkin, hasil menghitung atau
pengukuran, kuantitatif, atau kualitatif
mengenai karateristik tertentu dari semua
anggota kumpulan yang lengkap dan jenis
yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Penelitian ini dilakukan dengan
mengambil populasi seluruh guru di SDN
Ngagelrejo II Wonokromo Surabaya
berjumlah 18 orang.
Penentuan Sampel
Pengambilan sampel ini didasari
pendapat Arikunto (1998:120-121) “Untuk
sekedar ancer-ancer maka apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar
dapat diambil antara 10-15% atau lebih
tergantung setidak-tidaknya dari : a)
kemampuan peneliti dari waktu, tenaga
dan dana, b) Sempit luasnya wilayah
pengamatan dari setiap subyek, karena hal
ini menyangkut banyak sedikitnya data, c)
Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh
peneliti. Untuk penelitian yang risikonya
besar, tentu saja jika sampel besar,
hasilnya akan lebih baik.”
Sugiyono (2009:124) menyatakan
jumlah sampel tergantung dari tingkat
ketelitian atau kesalahan yang
dikehendaki, misalnya tingat kesalahan
1%, 5%, 10% atau lainnya. Makin besar
tingkat kesalahan makin kecil sampel.
Rumus untuk menghitung ukuran sampel
dari populasi yang diketahui jumlahnya
adalah :
s =
2 dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%,
10%
P = Q = 0,5 d = 0,05 s = jumlah sampel
Namun dari rumus tersebut telah
dihitung untuk populasi-populasi dengan
jumlah tertentu mulai 10 hingga 1.000.000
oleh Sugiono (2009:126) sebagaimana
tabel terlampir. Untuk jumlah populasi 18
orang dengan taraf signifikan 0,05
diperoleh sampel sebanyak 18 orang. Oleh
karena itu dalam penelitian ini Dari 19
orang ini dipilih dengan teknik total
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
32
sampling yaitu mengambil seluruh guru
menjadi responden.
Variabel Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan ini,
variabel yang digunakan terdiri dari satu
variabel bebas yaitu disiplin guru dan satu
variabel terikat yaitu prestasi belajar.
Definisi Operasional Variabel
Agar tujuan penelitian dapat tercapai
maka variabel harus didefinisikan dengan
jelas dan menyebutkan indikator-
dindikatornya, cara pengukurannya, dan
skala atau kategori penilaian yang
digunakan. Berikut ini adalah definisi
operasional masing-masing variabel.
1. Variabel bebas (X) yakni
pelaksanaan supervisi kepala sekolah
adalah suatu usaha untuk mewujudkan
kemajuan sekolah yang bersifat teratur
dan kontinyu dengan jalan membina,
memperbaiki, meningkatkan
kedisiplinan guru dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar untuk
mempertinggi mutu pendidikan yang
diberikan kepada siswa. Pelaksanaan
supervisi kepala sekolah diukur dengan
indikator-indikator sebagai berikut :
a. Prinsip konstruktif
b. Prinsip kreatifitas
c. Prinsip kooperatif
d. Prinsip demokrasi
e. Prinsip kontinyuitas
f. Prinsip ilmiah
2. Variabel terikat (Y) yakni disiplin
guru adalah suatu sikap mental seoang
guru yang mengandung kesadaran dan
kerelaan untuk mematuhisemua
ketentuan, peraturan dan norma yang
berlaku dalam menunaikan tugas dan
tanggung jawab. Disiplin guru tersebut
diukur dengan indikator-indikator
sebagai berikut :
a. Kehadiran di sekolah
b. Ketepatan waktu mengajar
c. Persiapan mengajar yaitu silabus,
RPP
d. Kegiatan belajar mengajar antara
lain alat peraga, buku penunjang,
buku absen siswa, daftar nilai, dan
lain-lain.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun proses pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut :
1. Survey Pendahuluan
Dalam kegiatan ini, penelitian
dilakukan dengan mengumpulkan data-
data intern perusahaan di antaranya
adalah profil SDN Ngagelrejo II
Wonokromo Surabaya.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, legger, agenda dan
sebagainya (Suharsimi, 2002 : 236).
Dalam penelitian ini teknik
dokumentasi digunakan untuk
mencatat indikator disiplin guru.
3. Kuesioner
Dalam penelitian ini digunakan
kuesioner tertutup dengan skala Likert.
Menurut Arikunto (1998:151)
kuesioner tertutup adalah
kuesioner yang telah disediakan
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
33
jawabannya sehingga responden
tinggal memilih jawaban pada kolom
yang sudah disediakan dengan
memberi tanda cross (x). Dalam
penelitian ini kuesioner digunakan
untuk megambil data tentang
pelaksanaan supervisi kepala sekolah.
Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul
kemudian dilakukan analisis dengan urutan
analisa sebagai berikut :
1. Coding, adalah memberi kode pada
lembar check list sesuai dengan
kategori yang telah ditentukan.
2. Tabulating, Tabulating adalah
mentabulasi seluruh data hasil chek list
ke dalam tabel-tabel yang diperlukan
sehingga mudah dibaca.
3. Skoring, Skoring adalah memberi skor
dari kategori-kategori tersebut sesuai
skor yang telah ditentukan.
Pelaksanaan supervisi kepala sekolah
dan disiplin guru diberi skor tinggi,
sedang dan rendah. Skor tinggi jika
penjumlahan dari hasil penilaian
mencapai >75%, skor sedang jika
penjumlahan dari hasil penilaian
mencapai 56-75%, dan rendah jika
penjumlahan dari hasil penilaian
<56%.
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis berfungsi untuk
menjawab hipotesa yang telah diajukan
sebelumnya. Uji ini sekaligus juga
menjawab rumusan masalah yang telah
ditulis pada Bab I. Uji yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Regresi
Sederhana dengan rumus persamaan
regresi sederhana :
Y = a + bX
Y = Disiplin guru
X = Pelaksanaan supervisi kepala
sekolah
a = Nilai konstanta
b = Nilai arah sebagai penentu
ramalan (prediksi) yang
menunjukkan nilai peningkatan
(+) atau nilai penurunan (–)
variabel Y.
Dalam penelitian ini perhitungan
regresi dilakukan dengan bantuan
program SPSS for Windows.
Langkah menguji hipotesis :
a. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk
kalimat :
Ha : Terdapat pengaruh
pelaksanaan supervisi
kepala sekolah terhadap
disiplin guru
Ho : Tidak terdapat pengaruh
pelaksanaan supervisi
kepala sekolah terhadap
disiplin guru
b. Kaidah pengujian signifikansi :
Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ha
diterima dan Ho ditolak artinya
terdapat pengaruh pelaksanaan
supervisi kepala sekolah terhadap
disiplin guru.
Jika Fhitung < Ftabel maka Ha
ditolak dan Ho diterima artinya
tidak terdapat pengaruh
pelaksanaan supervisi kepala
sekolah terhadap disiplin guru.
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
34
HASIL PENELITIAN
Tabel 1
Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah
Tabel 1 menunjukkan dari 18 guru
sebagai responden dalam menanggapi
pelaksanaan supervisi kepala sekolah
72,2% menyatakan cukup, 16,7%
menyatakan kurang, dan 11,1% masing
menyatakan baik.
Tabel 2 Disiplin Guru di SDN Ngagelrejo
II/397 Kec. Wonokromo Kota Surabaya
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa
disiplin guru dalam melaksanakan
tugasnya sebagian besar (83,3%) baik, dan
16,7% cukup.
Analisis Data
Hasil Pengujian Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana
alat ukur yang digunakan mengukur apa
yang diinginkan dan mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat.
Instrument valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapat data itu valid.
Dalam uji validitas ini suatu butir
pernyataan dikatakan valid jika corrected
item total correlation lebih besar dari
0,468 (untuk jumlah responden 18 orang df
= 16) sebagaimana tabel r produk momen
terlampir. Hasil pengujian validitas
terhadap variabel pelaksanaan supervisi
kepala sekolah dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 3 Hasil Uji Validitas Variabel
Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah
Pernya-
taan
Corrected item
total
correlation
Keterangan
1
2
3
4
5
6
0,720
0,692
0,623
0,668
0,612
0,622
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber : Hasil Olah Data SPSS
Dari tabel di atas dapat diketahui
bahwa untuk item pernyataan variabel
pelaksanaan supervisi kepala sekolah,
corrected item total correlation yang
diperoleh untuk seluruh item pernyataan
adalah lebih besar dari 0,468 hal tersebut
berarti bahwa secara keseluruhan item
pernyataan mengenai pelaksanaan
supervisi kepala sekolah adalah valid.
Hasil Uji Reliabilitas
Suatu alat ukur dikatakan reliabel atau
handal, jika alat itu dalam mengukur suatu
gejala pada waktu yang berbeda senantiasa
menunjukkan hasil yang relatif sama.
Untuk menguji reliabilitas suatu instrument
dapat digunakan uji statistic Cronbach
Alpha (α), dimana suatu alat ukur
dikatakan reliabel jika nilai Cronbach
Alpha lebih besar dari 0,60. Hasil
pengujian reliabilitas terhadap variabel
pelaksanaan supervisi kepala sekolah
diperoleh alpha sebesar 0,8773 lebih besar
Pelaksanaan Supervisi Kepsek
3 16,7 16,7 16,7
13 72,2 72,2 88,9
2 11,1 11,1 100,0
18 100,0 100,0
Kurang
Cuku
Baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Disiplin Guru
3 16,7 16,7 16,7
15 83,3 83,3 100,0
18 100,0 100,0
Cukup
Baik
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
35
dari 0,6 sehingga dapat diputuskan bahwa
item kuesioner telah reliabel.
Hasil Pengujian Regresi Linier
Sederhana
Untuk mengetahui ada atau tidaknya
pergaruh antara variabel bebas pelaksanaan
supervisi kepala sekolah (X) terhadap
variabel terikat yang dalam hal ini adalah
disiplin guru (Y), maka digunakan analisis
model regresi linier sederhana dengan
model persamaan sebagai berikut :
Y = α + bX1
Dimana :
Y = Disiplin guru
X = Pelaksanaan supervisi kepala
sekolah
b = koefisien regresi X
Output perhitungan dengan program
SPSS for Windows seperti terlihat dalam
gambar berikut.
Gambar 1 Uji F
Gambar 4.3 di atas menunjukkan hasil
uji F dengan program SPSS for Windows,
dengan Fhitung sebesar 5,975. Angka ini
selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel df =
16 sebagaimana Tabel F pada lampiran
(Critical Values for the F Distribution
α=0,05). Tabel F dengan df = 16 dan n =1
diperoleh Ftabel = 4,49. Sehingga Fhitung =
5,975 > Ftabel = 4,49.
Oleh karena Fhitung > Ftabel maka Ha
diterima dan Ho ditolak yang berarti
terdapat pengaruh pelaksanaan supervisi
kepala sekolah terhadap disiplin guru.
Terlihat pula signifikan hasil hitung αhitung
= 0,026 jauh di bawah 0,05, yang
menandakan pengaruh yang signifikan.
Selain adanya pengaruh yang
signifikan, pada uji korelasi juga terlihat
adanya korelasi positif antar kedua
variabel seperti tampak pada Gambar 4.2.
Hasil Pearson Correlation sebesar 0,521
lebih dari rtabel sebesar 0,468 (Sebagaimana
r tabel Product Moment pada df = 16
terlampir).
Gambar 4.2 Pearson Correlations
Besarnya pengaruh atau kontribusi
tingkat pendidikan terhadap perkembangan
perusahaan dapat dilihat pada gambar Uji t
berikut ini.
Gambar 4.3 Uji t
Sebagaimana Uji F di atas yang
menunjukkan adanya pengaruh, Uji t juga
seperti pada Gambar 4.3 memperlihatkan
thitung sebesar 2,444 > ttabel sebesar 2,120
(sebagaimana Critical Value for the t
Distribution terlampir) artinya terdapat
ANOVAb
,680 1 ,680 5,975 ,026a
1,820 16 ,114
2,500 17
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Pelaksanaan Supervisi Kepseka.
Dependent Variable: Disiplin Gurub.
Correlations
1,000 ,521
,521 1,000
, ,013
,013 ,
18 18
18 18
Disiplin Guru
Pelaksanaan
Supervisi Kepsek
Disiplin Guru
Pelaksanaan
Supervisi Kepsek
Disiplin Guru
Pelaksanaan
Supervisi Kepsek
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Disiplin Guru
Pelaksanaan
Supervisi
Kepsek
Coefficientsa
2,112 ,305 6,915 ,000
,371 ,152 ,521 2,444 ,026
(Constant)
Pelaksanaan
Supervisi Kepsek
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: Disiplin Gurua.
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
36
pengaruh pelaksanaan supervisi kepala
sekolah terhadap disiplin guru.
Untuk menunjukkan besarnya
pengaruh atau kontribusi pelaksanaan
supervisi kepala sekolah terhadap disiplin
guru dapat dilihat koefisien regresi
(unstandarized coefficients Beta) pada
gambar 4.2 sebesar 0,589. Selanjutnya
sesuai dengan rumus regresi sederhana
dapat dimasukkan angka-angka tersebut
sebagai berikut :
Y = a + bX
= 2,112 + 0,371
Selanjutnya berdasarkan persamaan di
atas deskripsi pengaruh pelaksanaan
supervisi kepala sekolah terhadap disiplin
guru berdasarkan unstandarized
coeffisients beta adalah sebagai berikut:
1) Konstanta sebesar 2,112 menyatakan
bahwa jika variabel pelaksanaan
supervisi kepala sekolah dianggap
konstan (tidak ada upaya supervisi),
maka disiplin guru sebesar 2,112 point.
2) Koefisien regresi pelaksanaan supervisi
kepala sekolah sebesar 0,371
menyatakan bahwa setiap peningkatan
1 poin pelaksanaan supervisi kepala
sekolah akan meningkatkan disiplin
guru sebesar 0,371 poin. Jika angka
tersebut dikalikan 1000, deskripsinya
menjadi setiap ada upaya pelaksanaan
supervisi kepala sekolah sebesar 1000
poin maka akan meningkatkan disiplin
guru sebesar 371 point.
Hasil uji regresi linier sederhana
menunjukkan adanya pengaruh
pelaksanaan supervisi kepala sekolah
terhadap disiplin guru. Adanya pengaruh
ini menunjukkan betapa pentingnya
pelaksanaan supervisi kepala sekolah.
Dalam kaitan pentingnya pelaksanaan
supervisi kepala sekolah terhadap disiplin
guru, Soewadji (1980:33) menyatakan
supervisi merupakan rangsangan,
bimbingan atau bantuan yang diberikan
kepada guru-guru agar kemampuan
profesionalnya semakin bertambah,
sehingga situasi belajar mengajar lebih
efektif dan efisien. Kemampuan
profesional tidak lepas dari disiplin guru,
dikatakan profesional berarti seorang guru
juga bisa melaksanakan disiplin dengan
baik.
Baharudun Harahap menjelaskan
masalah supervisi dalam administrasi
pendidikan adalah pembinaan administrasi
atau kepegawaian, yaitu masalah
pengaturan, penyusunan dan penyimpanan
data sebagai dasar dukungan keputusan
mutasi yang menyangkut kepentingan
pegawai dalam kedudukan sebagai seorang
Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan yang
dimaksud data di sini meliputi dokumen
perorangan maupun data hasil olahan atau
laporan. Laporan yaitu kartu merah, Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
dan selain itu untuk mengetehui bagaimana
kenaikan pangkat para guru atau pegawai
dan pembagian tugasnya.
Apalagi jika pelaksanaan supervisi
kepala sekolah yang memenuhi prinsip-
prinsip yang telah ditentukan maka
semakin jelas hasilnya terhadap disiplin
guru. Prinsip konstruktif misalnya, bahwa
pelaksanaan bersifat membangun yaitu
harus tampak perbedaan antara sebelum
diadakan supervisi dengan sesudah
supervisi yaitu makin majunya dalam suatu
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
37
hal pengetahuan, sikap atau nilai dan
ketrampilan, profesi. Maka maksudnya,
supervisor hendaknya menyadari
sepenuhnya bahwa setiap guru pasti
mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Prinsip kreativitas juga tidak kalah
penting, Dolok Saribu dan Berlian T.
Simbolon (1984:236) mengemukakan
bahwa supervisi hendaknya mendorong
guru untuk berinisiatif, melalui supervisi
hendaknya guru dapat memperoleh
pengetahuan, juga berkreasi atau mencipta
dengan sikap atau nilai dan ketrampilan
guru atas inisiatif sendiri tidak bergantung
kepada kepala sekolah atau
pemimpinannya.
Sedangkan prinsip kooperatif, juga
telah dikembangkan oleh kepala sekolah
yang dilaksanakan atas kerja sama antara
kepala sekolah dan guru, sehingga terjalin
kehamonisan kerja yang baik, saling
mengisi dan menyadari kekurangan
masing-masing. Supervisor tidak dianggap
momok yang menakut-nakuti, namun di
sini sebagai pemimpin mereka yang harus
bias membantu kelancaran tugas para guru.
Prinsip demokrasi dilaksanakan oleh
kepala sekolah tidak hanya atas
kemampuannya, tetapi juga ternyata perlu
mempertimbangkan kemauan/pendapat
para guru. Kepala Sekolah sebagai
supervisor menghargai kepribadian guru,
dalam pembicaraan bersama ia harus
memberi kesempatan kepada guru untuk
mengeluarkan pendapatnya dalam
mengambil keputusan. Keputusan yang
diambil hendaknya dengan jalan
musyawarah.
Prinsip kontinyuitas yaitu
melaksanakan terus-menerus secara
teratur, tidak hanya karena akan ada
inspeksi atasan, sehingga para guru sudah
terbiasa bekerja dengan teratur disertai
dengan rasa disiplin dan tanggung jawab.
Prinsip ilmiah menurut Made Pidharta
(1986:39) bahwa supervisi dilaksanakan
hendaknya dengan sistematika, objektif
dan berdasarkan data atau informasi.
Dalam hal ini tugas supervisi diharuskan
pada pembinaan guru-guru. Supervisi
berpegang pada tujuan sekolah, koordinasi
merode belajar dan kualifikasi dengan
segala aktifitasnya yang sudah ditentukan
secara jelas.
SARAN
1. Pelaksanaan supervisi kepala sekolah
seyogyanya dilaksanakan sebaik-
baiknya sehingga lebih meningkatkan
disiplin guru.
2. Guru hendaknya ikut mensukseskan
pelaksanaan supervisi kepala sekolah
agar kegiatan proses belajar mengajar
lebih meningkat dan bermutu.
3. Bagi pihak-pihak terkait khususnya
pemerintah hendaknya memperhatikan
pelaksanaan supervisi kepala sekolah
dan membantu memberikan instrumen
yang valid dan handal.
DAFTAR PUSTAKA
Ametembun, Drs.M.A, “Supervisi
Pendidikan”, Penerbit IKIP
Bandung, 1975
Ametembun, Drs.M.A, “Manajemen
Kelas”, Terbitan Ketiga Penerbit
IKIP Bandung, 1981
e-Jurnal Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
38
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS. Badan Penerbit Undip,
Semarang. 2002.
Hendyat Sutopo, Dr., “Ikhtiar Teknik
Penilaian Pendidikan”, Penerbit
IKIP Bandung, 1984
Ismed Syarif, Drs dan Nawas Riza, Drs.,
“Administrasi Pendidikan Dasar”,
Penerbit Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1976
M. Ngalim Purwanto, Drs.M.P.,
“Pyskologi Pendidikan”, Penerbit
PT. Rosda Karya Bandung 1990
M. Dimyati Mahmud, “Psykologi
Pendidikan”, Suatu Pendekatan
Terapan Edisi I Fakultas Ilmu
Pendidikan IKIP Yogyakarta
Sutrisno Hadi, Prof. Dr. M.A.,
“Metodologi Reseach”, Jilid II
Penerbit FKP IKIP Yogyakarta
1967
Suhertin, Drs. Dan Nata Her, Drs
“Supervisi Pendidikan”, Dalam
Rangka Program Insenvice
Education, Penerbit IKIP Malang
1971
S. Nasution, Prof.Dr.M.A “Didaktik dan
Azas-Azas Kurikulum”, Penerbit
Jemara Bandung 1989
Westy Sumanto, Drs dan Hendyat Sutopo
“Kepemimpinan Pendidikan”,
Peberbit Usaha Nasional Surabaya
1982
Subari, Drs “Supervisi Pendidikan”,
Dalam Rangka Perbaikan Situasi
Mengajar Penerbit Bumi Aksara
Jakarta 1994
Departeman Pendidikan dan Kebudayaan
“Buku II Petunjuk Administrasi
Sekolah Dasar”, tahun 1989
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Wilayah Jawa Timur “Media
Pendidikan”, Nomor 3 Edisi Mei
1991
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa
Indonesia “Kamur Besar Bahasa
Indonesia”, Penerbit Balai Pustaka
1989
TAP MPR No. II/MPR/1993 “Garis-Garis
Besar Haluan” Negara 1993-1998,
Penerbit Bina Pustaka Surabaya
1989.
Recommended