View
834
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
Nim Nama Study 06570018 Rizky Saputra S1 – TI 06570017 Rifky Ramsa Putra S1 – TI 06570019 Robby Pratama S1 – TI 06570013 Muhardi S1 – TI 06570008 Fauzi Syafudin S1 – TI
TUGAS MAKALAHSISTEM TERDISTRIBUSI
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliahSistem Terdistribusi
PERAN TEKNOLOGI INTERNET DAN PEMBELAJARAN
E-LEARNING (ELECTRONIC LEARNING)
DISUSUN OLEH :
Dosen Pengajar : Verdi Yasin, M. Kom
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER JAYAKARTA
JAKARTA2010
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...........................................................................................................................i
Daftar Isi ...........................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Pengertian dan Fungsi Internet ...............................................................3
1. Email................................................................................................6
2. FTP (File Transfer Protocol).............................................................6
3. WEB ................................................................................................6
4. Newsgroup .......................................................................................7
C. Internet Sebagai Media Pendidikan ........................................................7
D. Model Pembelajaran Berbantuan Komputer ...........................................12
E. Internet dan Pembelajaran ......................................................................13
BAB II Pembahasan
A. E-learning................................................................................................15
B. Pertimbangan E-learning ........................................................................17
C. Manfaat dan Keuntungan E-learning.......................................................19
D. Pro dan Kontra Terhadap E-learning ......................................................21
E. Kelebihan dan Kekurangan E-learning ...................................................23
F. Aplikasi Internet untuk Pengajaran ........................................................29
G. Membangun E-learning dengan Module ................................................30
BAB III Penutup
A. Kesimpulan..............................................................................................32
2
B. Saran .......................................................................................................33
Daftar Pustaka ...........................................................................................................................iv
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, sekaligus shalawat serta
alam semoga senantiasa dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, juga kepada para
keluarga, sahabat, serta pengikutnya sampai akhir zaman. Almadulillah atas izin dan
irodah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”E-Learning”. Maka
makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Inovasi
Pendidikan pada semester ganjil. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi keinginan dan motivasi
baik, selalu menjadi bekal bagi kami. Kekurangan, kekhilafan adalah merupakan
proses untuk perbaikan dalam pembelajaran. Penulis mengharapkan dari semua
pembaca, untuk dapat menkoreksi, mengkritisi dan sekaligus merevisi sebagai
sumbangsih yang berarti dalam penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata dari kami dicukupkan sekian dulu, mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis yang ingin menambah wawasan
ilmu pengetahuan. Serta tidak lupa penulis haturkan pula permohonan maaf yang
sebesar-besarnya bila dalam isi makalah ini kurang berkenan dan masih ada
kekurangan yang berarti.
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi
banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan dewasa ini.
Pendidikan formal. Informal, dan non formal dapat menikmati fasilitas teknologi
informasi dari yang sederhana sampai kepada yang canggih.
Teknologi komputer dan internet, mulai dari perangkat lunak maupun
perangkat keras memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk
menunjang proses pembelajaran para peserta didik. Keunggulan yang ditawarkan
bukan saja terletak pada faktor kecepatan untuk mendapatkan informasi, namun juga
fasilitas multi media yang dapat membuat belajar lebih menarik mellalui visual
secara interaktif. Sejalan dengan perkembangan teknologi internet, banyak
kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dengan memanfaatka teknologi ini.
Cyber atau electronic learning (E-Learning) pada hakekatnya belajar, atau
pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi komputer atau internet. Teknologi
belajar seperti itu bisa juga disebut sebagai belajar atau pembelajaran berbasis
Web(web based instruction). Era globalisasi atau era informasi merupakan suatu
keadaan dimana terjadi proses perubahan antar negara, antar bangsa, antar budaya,
tanpa mengenal batas dan waktu . Pengaruh era globalisasi ini semakin terasa, teruama
dengan semakin banyaknya saluran informasi yang tersedia baik cetak maupun
5
elektronik, serta pesatnya perkembangan dalam bidang teknologi komunikasi dan
transportasi, ditunjang pula dengan munculnya sistem informasi satelit dunia,
gaya hidup kosmopolitan, pola konsumsi dan konsumerisme global, event-event
olah raga internasional, penyebaran dunia parawisata, menurunnya kedaulatan negara
dan bangsa, pengakuan tentang terjadinya krisis lingkungan dunia, berkembangnya
masalah-masalah kesehatan berskala dunia, munculnya lembaga-lembaga politik
dunia, munculnya gerakan politik-politik global, perluasan konsep hak-hak azasi
manusia.
Memasuki abad ke -21 pendidikan harus mampu mengarahkan peserta didik
agar dapat hidup dalam situasi baru yang muncul dalam diri dan lingkungannya.
Dengan kondisi seperti itu diperlukan kemampuan belajar bagaimana belajar(learning
how to learn), kemampuan tersebut dapat dicapai dengan empat pilar pendidikan yang
diajukan UNESCO dan digambarkan sebagai dasar-dasar dari pendidikan. Pilar
tersebut yaitu learning to know, learning to do, learning to be, learning ti live
together. Dengan memperhatikan empat pilar pendidikan tersebut, dikembangkan
kompetensi-kompetensi yang berguna bagi kehidupan peserta didik dimasa depan,
yaitu kompetensi keagamaan, ekonomi, sosial, pengembangan diri.
Format-format pendidikan yang mungkin tersedia di abad ke-21 yaitu Cyber
(E- Learning) yang merupakan belajar atau pembelajaran melalui pemanfaatan
teknologi komputer dan atau internet, open/distance learning yaitu model belajar jarak
jauh, dimana guru/pelatih dan peserta didik tidak berada dalam satu tempat dan waktu
yang sama, serta tidak bertatap muka secara fisik angsung. Quantum learning yang
mengembangkan proses belajar secara harmonis dan berisi kombinasi daru unsur
6
keterampilan akademis, prestasi atau tantangan fisik, dan keterampilan dalam
hidup. Cooperative learning sebagai metoda pembelajaran yang menggunakan
kelompok kecil yang dapat menimbulkan kerja sama secara maksimal, dan masing-
masing peserta didik belajar satu dengan lainnya.
Society Tecnology science (STS) yang merupakan pendekatan
interdisipliner dan dikembangkan untuk mengintegrasikan permasalahan dalam ilmu
pengetahuan, teknologi dan masyarakat. Accelerated learning yang merupakan
pendekatan belajar untuk menyerap dan memahami informasi baru secara cepat,
serta mempertahankan informasi tersebut.
B. Pengertian dan Fungsi Internet
1. Pengertian Internet.
Secara harfiah, internet kependekan dari ”inter-network” ialah
rangkaian komputer yan berhubung menerusi beberapa rangkaian. Internet
(International networking) adalah kumpulan luas dari jaringan komputer yang
saling terhubung di seluruh Dunia. The Internet is a worldwide, publicly
accessible series of interconnected computer networks that transmit data by
packet switching using the standard Internet Protocol (IP). It is a”network of
networks”that consists of millions of smaller domestic, academic,business,
and government networks, which together carry various information and
services, such as electronic mail, online chat, file transfer, and the interlinked
web pages and other resources of the world wide web (www).
2. Fungsi Internet
7
Fungsi utama internet adalah media untuk komunikasi dan
pertukaran informasi.E-mail memungkinkan kita mengirim surat dan file jenis
lain kepada para pengguna internet. Fasilitas internet yang paling terkenal
adalah WWW (World Wide Web), adalah bagian internet yang relatif baru,
sedangkan fungsi seperti mengirim dan menerima Electronic Mail. Fungsi lain
internet diantaranya sebagai berikut :
a. Resource Sharing
Fungsi Resource Sharing diartikan bahwa internet dapat
berfungsi sebagai ”tempat berbagi”, di mana setiap pengguna
internet dapat mencurahkan segala ilmu pengetahuan, dan pendapat
pribadinya di server-server internet sehingga pengguna lain dapat
membacanya. Selain itu di internet bila kita temukan berbagai sumber
pengetahuan, buku-buku gratis, CD gratis, dan bahkan secara
saklek dapat disebutkan kita akan mendapatkan segala hal melalui
internet ini.
b. Resource Discovery
Resource Discovery artinya internet dapat kita gunakan
sebagai sumber penelitian, karena sumber daya internet ini
menyediakan berbagai white paper, situs-situs ilmu pengetahuan,
jurnal-jurnal ilmiah, hasil-hasil penelitian, website universitas di
seluruh dunia, website para profesor, para ahli dan lembaga-lembaga
penelitian di seluruh dunia, bahkan skripsi, tesis, disertasi bisa kita
dapatkan melalui internet ini.
8
c. Komunikasi
Komunikasi ini diartikan bahwa internet dapat berfungsi
sebagai alat komunikasi, baik komunikasi secara statis misalnya
website, e-mail, mailinglist (milis) dan lain-lain atau bahkan dapat pula
digunakan sebagai alat komunikasi dinamis misalnya: suara, gambar,
video. Dengan menggunakan internet ini maka proses komunikasi
dapat berjalan dengan baik dan yang terpenting adalah menggunakan
biaya yang cukup murah.
d. Komunitas
Fungsi komunitas adalah internet yang berfungsi sebagai
tempat berkumpul, mencari teman, mencari relasi, melakukan
sosialisasi, bertukar fikiran, berdiskusi, atau aktifitas-aktifitas lainnya
yang berhubungan dengan komunitas. Contoh yang saat ini sedang
trend adalah: Friendster dan bloog.
1. E-mail
E-mal (Electronik mail) merupakan salah satu layanan utama dalam
teknologi internet, di mana setiap pemakai bisa mendapatkan e-mail account di
internet sebagai kotak pos elektronik yang sifatnya maya tempat user lain
9
menyimpan surat elektroniknya yang ditujukan ke pemilik e-mail tersebut.
2. FTP (File Transfer Protocol)
Merupakan protokol yang mengatur proses pemindahan data berbentuk
file dari satu komputer ke komputer lainnya. Biasanya proses transfer file ini
berlangsung dengan cara file yang akan dikirimkan ke komputer lain akan di
transfer terlebih dulu ke srver FTP atau diistilahkan dengan istilah upload ke
server, sedangkan komputerlainnya yang membutuhkan file tersebut akan
memindahkannya dari server ke PC yang bersangkutan atau dengan istilah
download.
3. Web
Web atau istilah lengkapnya WWW (World Wide Web) merupakan
teknologi yang paling populer di internet, bahkan istilah internet saat ini
biasanya di konotasikan sebagai Web, kepopuleran teknologi internet
disebabkan dari beragamnya layanan dari web ini. Selain informasi dapat
ditampilkan pada web secara menarik, dinamis serta enak untuk dilihat. Selain
itu pada web dapat diterapkan berbagai teknologi misalnya web mail,
eCommerce, search engine, blooger, friendster dll.
4. Newsgroup
Newsgroup pada awal internet ini berkembang di desain untuk
memudahkan para pengguna internet mendapatkan informasi. Pada
penggunaan newsgroup dapat dilakukan diskusi dan tukar fikiran membahas
satu topik. Namun seiring dengan penggunaan teknologi web, newsgroup
10
saat ini sudah jarang dipakai tergantikan oleh teknologi web yang menawarkan
berbagai kemudahan dan teknologi.
C. Internet Sebagai Media Pendidikan
Internet sering disebut sebagai jaringan komputer. Padahal tidak semua
jaringan komputer termasuk internet. Jaringan sekelompok komputer yang sifatnya
terbatas disebut sebagai jaringan lokal (Local Area Network). “Internet merupakan
jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutan komputer, termasuk di dalamnya
jaringan lokal, yang terhubungkan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan
jangkauanya mencakup seluruh dunia (Kamarga, 2002)”. Jaringan ini bukan
merupakan suatu organisasi atau institusi, sifatnya bebas, karena itu tidak ada pihak
yang mengatur dan memilikinya.
Internet lahir pada masa perang dingin sekitar tahun 1969 dan digunakan
pertama kali untuk keperluan militer (Ahmad Bustami, 1999). Pada tahun ini ARPA
(Avanced Research Project Agency) dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat
membangun sistem jaringan komputer yang disebut Arpanet. Jaringan ini
menghubungkan antar komputer di daerah-daerah vital dalam rangka mengatasi
masalah jika terjadi serangan nuklir. Arpanet berkembang sangat pesat dan dipecah
menjadi dua bagian Milnet dan Arpanet. Milnet digunakan khusus untuk keperluan
militer, sedangkan Arpanet digunakan untuk keperluan non militer terutama perguruan
tinggi. Gabungan kedua jaringan ini pada akhirnya dikenal dengan nama Darpa
Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi internet.
Penemuan internet dianggap sebagai penemuan yang cukup besar, yang
11
mengubah dunia dari bersifat lokal atau regional menjadi global. Karena internet
terdapat sumber-sumber informasi dunia yang dapat diakses oleh siapapun dan
dimanapun melalui jaringan internet. Melalui internet faktor jarak dan waktu sudah
tidak menjadi masalah. Dunia seolah-olah menjadi kecil, dan komunikasi menjadi
mudah. Dalam hal ini Onno W. Purbo (2001) melukiskan bahwa internet juga telah
mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data atau informasi secara
fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti
media cetak dan audio visual. Internet memiliki banyak fasilitas yang telah digunakan
dalam berbagai bidang, seperti militer, media massa, bisnis, dan juga untuk
pendidikan. Fasilitas tersebut antara lain: e-mail, Telnet, Internet Relay Chat,
Newsgroup, Mailing List (Milis), File Transfer Protocol (FTP), atau World Wide Web
(WWW). Di antara banyak fasilitas tersebut menurut Onno W. Purbo (1997), “ada
lima aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu
e-mail, Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World
Wide Web (WWW)”. Electronic mail (e-mail), mulai diperkenalkan tahun 1971
(http://www.livinginternet.com). Fasilitas ini sering disebut sebagai surat elektronik,
merupakan fasilitas yang paling sederhana dan mudah digunakan. Dalam survei yang
dilakukan sebuah lembaga riset Amerika Serikat (Graphics, Visualization and
Usability Center) diketahui bahwa 84% responden memilih e-mail sebagai aplikasi
terpenting internet, lebih penting ketimbang web
(http://www.gvu.gatech..edu/user_surveis/). Mailing List mulai diperkenalkan setelah
e-mail yaitu sejak tahun 1972 (http://www.livinginternet.com). Ini merupakan salah
satu fasilitas yang dapat digunakan untuk membuat kelompok diskusi atau penyebaran
12
informasi. Cara kerja mailing list adalah pemilik email dapat bergabung dalam sebuah
kelompok diskusi, atau bertukar informasi yang tidak dapat diintervensi oleh orang di
luar kelompoknya. Komunikasi melalui fasilitas ini sama seperti e-mail bersifat tidak
langsung (asynchronous).
News group adalah fasilitas internet yang dapat dilakukan untuk komunikasi
antar dua orang atau lebih secara serentak (waktu bersamaan) atau bersifat langsung
(synchronous). Bentuk pertemuan ini sering disebut sebagai konferensi, dengan
fasilitas video conferencing, atau text saja, atau bisa audio dengan menggunakan
fasilitas chat (IRC).
Melalui fasilitas File Transfer Protocol (FTC) ini orang dapat menstransfer
data/file dari satu komputer ke internet (up-load) sehingga bisa diakses oleh pengguna
internet di seluruh pelosok dunia. Di samping itu fasilitas ini dapat mengambil
arsif/file dari situs internet ke dalam komputer pengguna (down-koad).
World Wide Web atau sering disebut Web mulai diperkenalkan tahun 1990-an
(http://www.livinginternet.com). Fasilitas ini merupakan kumpulan dokumentasi
terbesar yang tersimpan dalam berbagai server yang terhubung menjadi suatu jaringan
(internet). Dokumen ini dikembangkan dalam format hypertext 2). dengan
menggunakan Hypertext Markup Language (HTML). Melalui format ini
dimungkinkan terjadinya link dari satu dokumen ke dokumen/bagian lain. Selain itu
fasilitas ini bersifat multimedia, yang terdiri dari kombinasi unsur teks, foto, grafika,
audio, animasi, dan juga video.Teknologi internet pada hakekatnya merupakan
perkembangan dari teknologi komunikasi generasi sebelumnya. Media seperti radio,
televisi, video, multi media, dan media lainnya telah digunakan dan dapat membantu
13
meningkatkan mutu pendidikan. Apalagi media internet yang memiliki sifat interaktif,
bisa sebagai media massa dan interpersonal, dan gudangnya sumber informasi dari
berbagai penjuru dunia, sangat dimungkinkan menjadi media pendidikan lebih unggul
dari generasi sebelumnya. Oleh karena itu Khoe Yao Tung (2000) mengatakan bahwa
setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan
komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting
di dunia.
Dengan fasilitas yang dimilikinya, internet menurut Onno W. Purbo (1998)
paling tidak ada tiga hal dampak positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu :
1. Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di
seluruh dunia tanpa batas institusi atau batas negara.
2. Peserta didik dapat dengan mudah berguru pada para ahli di bidang yang
diminatinya.
3. Kuliah/belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa
bergantung pada universitas/sekolah tempat si mahasiswa belajar. Di samping
itu kini hadir perpustakan internet yang lebih dinamis dan bisa digunakan di
seluruh jagat raya.
Pendapat ini hampir senada dengan Budi Rahardjo (2002). Menurutnya,
manfaat internet bagi pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada sumber
informasi, akses kepada nara sumber, dan sebagai media kerjasama. Akses kepada
sumber informasi yaitu sebagai perpustakaan on-line, sumber literatur, akses hasil-
hasil penelitian, dan akses kepada materi kuliah. Akses kepada nara sumber bisa
dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu secara fisik. Sedangkan sebagai media
14
kerjasama internet bisa menjadi media untuk melakukan penelitian bersama atau
membuat semacam makalah bersama.
Penelitian di Amerika Serikat tentang pemanfaatan teknologi komunikasi dan
informasi untuk keperluan pendidikan diketahui memberikan dampak positif (Pavlik,
19963)). Studi lainya dilakukan oleh Center for Applied Special Technology (CAST),
“bahwa pemanfaatan internet sebagai media pendidikan menunjukan positif terhadap
hasil belajar peserta didik4)”.
Internet sebagai media pendidikan memiliki banyak keunggulan,. Namun tentu
saja memiliki kelemahan; seperti yang disampaikan oleh Budi Rahardjo (2002) adalah
infrastruktur internet masih terbatas dan mahal, keterbatasan dana, dan budaya baca
kita masih lemah. Di sinilah tantangan bagaimana mengembangkan model
pembelajaran melalui internet.
15
D. Model Pembelajaran Berbantuan Komputer
Dalam penggunaannya menurut Sudjana dan Rifa’i 1989 terdapat beberapa
model pembelajaran berbantuan kompter, yaitu :
1. Model latihan dan praktek (drill and practice)
Fungsi utama latihan dan praktek dalam proses pembelajaran
berbantuan komputer pada dasarnya adalah memberikan praktek sebanya
mungkin terhadap peserta didik. Untuk itu, dalam menggunakan model ini,
hendaknya semua konsep, peraturan, atau prosedur terlebih dahulu sudah di
pelajari peserta didik.
2. Model tutorial (Tutorials)
Model tutorial adalah suatu modelpembelajaran yang memuat
penjelasan, rumus, prinsip, bagan, tabel, definisi istilah, latihan yang sesuai.
Dalam interaksi tutorial ini informasi dan pengetahuan yang disajikan sangat
komunikatif, seolah-olah ada tutor atau guru yang mendampingi peserta didik
dan memberikan arahan secara langsung kepada mereka.
3. Model penemuan (problem solving)
Penemuan adalah istilah umum untuk menjelaskan kegiatan yang
mempergunakan pendekatan induktif dalam pembelajaran. Misalnya penyajian
masalah-masalah yang dipecahkan oleh peserta didik dengan cara
mencoba-coba. Model ini mendekati kegiatan belajar di laboratorium dan
kegiatan belajar nyata yang biasa dilakukan diluar kelas.
4. Model simulasi (Simulation)
Melalui model ini peserta didik dihadapkan kepada situasi
16
kehidupan nyata. Contohnya dalam situasi kehidupan modern
memperlihatkan perusahaan penerbanga yang mempergunakan simulasi-
simulasi penampilan pesawat terbang berkomputer canggih sebagai bagian
integral dalam melatih terbang para awak pesawatnya.
5. Model permainan (games)
Model permainan dapat mengakibatkan unsur-unsur simulasi.
Seperti halnya permainan dapat mengakibatkan unsur-unsur pengajaran,
tergantung pada ada tidaknya keterampilan yang dipraktikan dalam permainan
tersebut sebagai kegiatan akademis, dan berhubungan erat dengan tujuan
pembelajaran yang hendak di capai.
E. Internet dan Pembelajaran
Era industri telah bergeser menuju era informasi, hal ini dapat dilihat dengan
betapa cepatnya informasi berubah. Bisnis yang ada kini bukan hanya berbasis pada
proses produksi, tetapi juga bagaimana menguasai informasi yang ada untuk meraih
segmen pasar sebesar mungkin. Perkembangan ini tak lepas dari perkembangan
teknologi yang ada, yang kemudian disebut teknologi informasi (TI) dan internet
merupakan salah satu bentuk perkembangan informasi.
Teknologi internet mngemuka sebagai media yang multirupa, komunikasi
melalui internet bisa dilakukan secara interpersonal (misalnya e-mail and chatting)
atau secara masal yang dikenal one to many communication (misalnya mailling list).
Internet juga mampu hadir secara real time audio visual seperti pada metode
konvensional dengan adanya aplikasi teleconference. Internet sebagai media
17
pengajaran dengan karakteristik yang khas sebagai berikut :
1. Sebagai media interpersonal dan massa.
2. Bersifat interaktif.
3. Memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun asinkron (tunda).
Teknologi informasi (TI) menunjang peserta didik yang mengalami
keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap bisa menikmati pengajaran. Metode talk and
chatt dapat diidentifikasi dalam bentuk komunikasi melalui e-mail, mailling list,
dan chatting. Mailling list dapat dianalogkan dengan usroh, di mana pakar akan
berdiskusi bersama anggota millis (mailling list). Metode ini mampu menghilangkan
gap antara pakar dengan peserta didiknya, suasana yang hangat dan nonformal pada
mailling list ternyata menjadi cara pembelajaran yang efektif. Internet bukanlah
pengganti sistem pengajaran, melainkan lebih bersifat suplement dan pelengkap.
18
BAB II
PEMBAHASAN
A. E - learning
Banyak para ahli yang mendefinisikan e-learning sesuai sudut pandangnya.
Karena e-learning kepanjangan dari elektronik learning ada yang menafsirkan e-
learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi elektronik (radio,
televisi, film, komputer, internet, dll). Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-
learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan
rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-learning
sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet.
Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan
belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan
belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan
teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga
(2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai
hakekat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau
singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala
teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi
19
elektronik internet.
Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada
dalam e-learning, yaitu :
1. E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara
cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing
pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam e-
learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut.
2. E-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan
menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell
Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa
menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa dikolongkan sebagai e-
learning.
3. E-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi
pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.
Uraian di atas menunjukan bahwa sebagai dasar dari e-learning adalah
pemanfaatan teknologi internet.
Jadi e-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan
dalam format digital melalui teknologi internet. Oleh karena itu e-learning dapat
digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem pendidikan
konvensional. Dalam pendidikan konvensional fungsi e-learning bukan untuk
mengganti, melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional.
20
B. Pertimbangan E-learning
Pertimbangan memutuskan sistem pendidikan konvensional menjadi sistem e-
learning tentu saja bukan didasarkan pada trend, ikut-ikutan teknologi internet, tetapi
perlu ikaji secara matang. Oleh karena itu para penyusun dan pengambil kebijakan
perlu melakukan observasi dan studi kelayakan. Beberapa pertanyaan yang bisa
dijadikan bahan pertimbangan antara lain :
1. Anggaran biaya Yang diperlukan. Bandingkan biaya untuk pendidikan
konvensional dengan e-learning. Melalui e-learning, biaya mendirikan
bangunan sekolah, buku - buku, tenaga pengajar, dan biaya operasional peserta
didik dapat ditekan. Oleh karena itu pendidikan jarak jauh atau sistem
konvensional yang massal akan lebih efisien dengan e-learning.
2. Materi apa saja yang menjadi prioritas dimasukan pada model e-learning
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan, atau semua materi pelajaran perlu
dimasukan.
3. Pengalihan dari konvensinal ke e-learning apakah bisa dilakukan sendiri atau
perlu kerjasama dengan instansi lain. Instansi seperti perguruan tinggi (yang
21
memiliki SDM relevan) dan kalangan industri (terutama industri perangkat
lunak) sangat potensial dijadikan mitra kerjasama.
4. Apakah perubahan ini bisa diterima (diadopsi) dengan baik oleh sasaran.
Sebagai hasil inovasi, proses difusi sangat diperlukan. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Oos M. Anwas (2003) menunjukan bahwa adopsi inovasi e-
learning dalam tahapan pembentukan sikap di kalangan akademisi masih
bervariasi. Banyak faktor yang menentukan, diantaranya exposure informasi
internet, kedekatan dengan teknologi komunikasi dan informasi, dan derajat
kebutuhan terhadap internet. Namun yang menarik dari penelitian ini adalah
faktor kondusivitas organisasi dapat mempengaruhinya. Dalam organisasi yang
kondusif, akademisi cenderung lebih baik dalam mengadopsi e-learning
dibandingkan dengan organisasi yang kurang kondusif. Faktor organisasi yang
relatif homogen seperti perguruan tinggi ini lebih penting dibandingkan dengan
mempermasalahkan faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, klas ekonomi, dan faktor personality (type kepribadian). Padahal
dalam penelitian adopsi inovasi sebelumnya, faktor demografi dan personality
tersebut sering dijadikan penjelas dan mempengaruhi individu dalam
mengadopsi suatu inovasi.
5. Bagaimana menerapkan perubahan tersebut sehingga bisa tercapai secara
efektif dan efisien, serta bagaimana kelanjutan operasional termasuk evaluasi
dan tindak lanjutnya.
C. Manfaat dan Keuntungan E-learning
22
Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning, di antaranya adalah :
1. Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
2. Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur (interactivity enhancement).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran
(easy updating of content as well as archivable capabilities).
Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :
1. Manfaat bagi siswa
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan
belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat
berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan
email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan
tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi
dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas
pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai
dikerjakan.
2. Manfaat bagi pengajar
Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh
guru/dosen antara lain adalah bahwa guru/dosen/ instruktur akan lebih
mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai
dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan
23
efisien mengontrol kegiatan belajar siswanya.
Pengalaman negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia
ternyata menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain :
1. Mampu meningkatkan pemerataan pendidikan
2. Mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah atau putus sekolah
3. Meningkatkan prestasi belajar
4. Meningkatkan kehadiran siswa di kelas
5. Meningkatkan rasa percaya diri
6. Meningkatkan wawasan (outward looking)
7. Mengatasi kekurangan tenaga pendidikan, serta
8. Meningkatkan efisiensi. (Soekartawi, 2005)
Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menghemat waktu proses belajar mengajar
2. Mengurangi biaya perjalanan
3. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,
buku-buku)
4. Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
5. Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan
bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan
dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling
berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran
ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat
24
menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai
dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya
dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula
(Website Kudos, 2002).
D. Pro dan Kontra Terhadap E-Learning
Pengkritik e-Learning mengatakan bahwa “di samping daerah jangkauan
kegiatan e-Learning yang terbatas (sesuai dengan ketersediaan infrastruktur), frekuensi
kontak secara langsung antarsesama siswa maupun antara siswa dengan nara
sumber sangat minim, demikian juga dengan peluang siswa yang terbatas untuk
bersosialisasi (Wildavsky, 2001).
Terhadap kritik ini, lingkungan pembelajaran elektronik dapat membantu
membangun/mengembangkan “rasa bermasyarakat” di kalangan peserta didik
sekalipun mereka terpisah jauh satu sama lain. Guru atau instruktur dapat
menugaskan peserta didik untuk bekerja dalam beberapa kelompok untuk
mengembangkan dan mempresentasikan tugas yang diberikan. Peserta didik yang
menggarap tugas kelompok ini dapat bekerjasama melalui fasilitas homepage atau
web. Selain itu, peserta didik sendiri dapat saling berkontribusi secara individual
atau melalui diskusi kelompok dengan menggunakan e-mail (Website kudos, 2002).
Concord Consortium (2002) (http://www.govhs.org/) mengemukakan bahwa
pengalaman belajar melalui media elektronik semakin diperkaya ketika peserta
25
didik dapat merasakan bahwa mereka masing-masing adalah bagian dari suatu
masyarakat peserta didik, yang berada dalam suatu lingkungan bersama. Dengan
mengembangkan suatu komunitas dan hidup di dalamnya, peserta didik menjadi tidak
lagi merasakan terisolasi di dalam media elektronik. Bahkan, mereka bekerja saling
bahu-membahu untuk mendukung satu sama lain demi keberhasilan kelompok. Lebih
jauh dikemukakan bahwa di dalam kegiatan e-Learning, para guru dan peserta belajar
mengungkapkan bahwa mereka justru lebih banyak mengenal satu sama lainnya. Para
peserta belajar sendiri mengakui bahwa mereka lebih mengenal para gurunya yang
membina mereka belajar melalui kegiatan e-Learning. Di samping itu, para guru e-
Learning ini juga aktif melakukan pembicaraan (komunikasi) dengan orangtua
peserta didik melalui telepon dan email karena para orangtua ini merupakan mitra
kerja dalam kegiatan e-Learning. Demikian juga halnya dengan komunikasi antara
sesama para peserta e-Learning.
Di pihak manapun kita berada, satu hal yang perlu ditekankan dan dipahami
adalah bahwa e-Learning tidak dapat sepenuhnya menggantikan kegiatan
pembelajaran konvensional di kelas (Lewis, 2002). Tetapi, e-Learning dapat
menjadi partner atau saling melengkapi dengan pembelajaran konvensional di
kelas. e-Learning bahkan menjadi komplemen besar terhadap model pembelajaran di
kelas atau sebagai alat yang ampuh untuk program pengayaan. Sekalipun diakui
bahwa belajar mandiri merupakan “basic thrust” kegiatan pembelajaran elektronik,
namun jenis kegiatan pembelajaran ini masih membutuhkan interaksi yang
memadai sebagai upaya untuk mempertahankan kualitasnya (Reddy, 2002).
26
E. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning
Dengan mengambil contoh SMART School di Malaysia, setiap introduksi
suatu teknologi pendidikan tertentu yang baru seperti pemanfaatan internet, maka ada
empat hal yang perlu disiapkan, yaitu :
1. Melakukan penyesuaian kurikulum.
Kurikulum sifatnya holistik di mana pengetahuan, ketrampilan dan nilai
(values) diintegrasikan dengan kebutuhan di era informasi ini.
Kurikulumnya bersifat competency based curriculum.
2. Melakukan variasi cara mengajar untuk mencapai dasar kompetensi yang ingin
dicapai dengan bantuan komputer.
3. Melakukan penilaian dengan memanfaatkan teknologi yang ada
(menggunakan komputer, online assessment system).
4. Menyediakan material pembelajaran seperti buku, komputer, multimedia,
studio, dll yang memadai. Materi pembelajaran yang disimpan di komputer
dapat diakses dengan mudah baik oleh guru maupun siswa.
Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan
terbuka dan jarak jauh (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini,
1997), antara lain: :
1. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat
berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau
kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh
jarak, tempat dan waktu.
2. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
27
terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling
menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
3. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja
kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
4. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
5. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat
diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. Relatif lebih
efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau
sekolah konvensional
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning
juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam,
1997), antara lain :
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam
proses belajar dan mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan.
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
28
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT.
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Pendapat Budi Rahardjo (2002) tentang kelemahan internet sebagai media
pendidikan yaitu infrastruktur internet masih terbatas dan mahal, keterbatasan dana,
dan budaya baca kita masih lemah. Di sinilah tantangan bagaimana mengembangkan
model pembelajaran melalui internet.
Seiring perkembangan zaman, pemanfaatan internet untuk pendidikan di
Indonesia khususnya di perguruan tinggi terus berkembang. Misalnya tahun 2001
didirikan universitas maya Indonesia Bangkit University Teledukasi (IBUTeledukasi)
bekerjasama dengan Universitas Tun Abdul Razak Malaysia, beberapa PT juga
menawarkan program on-line course misalnya (www.petra.ac.id). Universitas
Terbuka mengembangkan on-line tutorial (www.ut.ac.id/indonesia/tutorial.htm),
Indonesia Digital Library Network mengembangkan perpustakaan elektronik
(www.idln.itb.ac.id), dan lain-lain.
Pemanfaatan e-learning khususnya internet untuk kegiatan pembelajaran
apakah itu virtual library atau virtual campus, tidak semuanya menggunakan e-
learning 100%. Yang sering dijumpai adalah sebagian e-learning dan sebagian masih
dilaksanakan dengan tatap muka.
Penggunaan e-learning tidak bisa dilepaskan dengan peran Internet.
29
Menurut Williams (1999). Internet adalah ‘a large collection of computers in networks
that are tied together so that many users can share their vast resources’.
Perkembangan pengguna internet di dunia ini berkembang sangat cepat karena
beberapa hal, antara lain :
1. Menggunakan internet adalah suatu kebutuhan untuk mendukung pekerjaan
atau tugas sehari-hari,
2. Tersedianya fasilitas jaringan (Internet infrastructure) and koneksi internet
(Internet Connections),
3. Semakin tersedianya piranti lunak pembelajaran (management course tools),
4. Keterampilanjumlah orang yang mengoperasikan atau menggunakan internet,
dan
5. Kebijakan yang mendukung pelaksanaan program yang menggunakan
internet tersebut (Soekartawi, 2002).
Sebenarnya pemanfatan internet untuk e-learning di Indonesia bisa
ditingkatkan kalau fasilitas yang mendukungnya memadai, baik fasilitas yang berupa
infrastruktur maupun fasilitas yang bersifat kebijakan. Hal ini bukan saja didukung
oleh data seperti yang disajikan diatas, namun juga semakin banyaknya warnet yang
muncul diberbagai pelosok di Indonesia. Pengguna internet bukan saja dari kalangan
pelajar dan mahasiswa, namun juga dari kalangan masyarakat yang lain. Hal ini bisa
dipakai sebagai indikasi bahwa internet memang diperlukan untuk membantu
kelancaranan pekerjaan atau tugas-tugas pengguna internet.
E-learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidikan
terbuka dan jarak jauh. Kalau dahulu hanya Universitas Terbuka yang diijinkan
30
menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, maka kini dengan terbitnya Surat
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.107/U/2001 (2 Juli 2001) tentang
‘Penyelenggaraan Program Pendidikan Tinggi Jarak Jauh’, maka perguruan tinggi
tertentu yang mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak
jauh menggunakan e-learning, juga telah diijinkan menyelenggarakan-nya. Lembaga-
lembaga pendidikan non-formal seperti kursus-kursus, juga telah memafaatkan
keunggulan e-learning ini untuk program-programnya.
Faktor Yang Dipertimbangkan Sebelum Memanfaatkan E-Learning Ahli-ahli
pendidikan dan internet menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebelum seseorang memilih internet untuk kegiatan pembelajaran, antara lain:
1. Analisis Kebutuhan (Need Analysis)
Kalau analisis ini telah dilaksanakan dan jawabannya adalah
membutuhkan atau memerlukan e-learning, maka tahap berikutnya adalah
membuat studi kelayakan (Soekartawi, 1995), yang komponen penilaiannya
adalah :
a. Apakah secara teknis dapat dilaksanakan (technically feasible).
Misalnya apakah jaringan Internet bisa dipasang, apakah
infrastruktur pendukungnya, seperti telepon, listrik, komputer,
tersedia, apakah ada tenaga teknis yang bisa mengoperasikannya
tersedia
b. Apakah secara ekonomis menguntungkan (economically profitable).
Misalnya apakah dengan e-learning kegiatan yang dilakukan
menguntungkan atau apakah retrun on investment (ROI)-nya
31
lebih besar dari satu.
c. Apakah secara sosial penggunaan e-learning tersebut diterima oleh
masyarakat (socially acceptable).
2. Tahap Pengembangan
Pengembangan e-learning bisa dilakukan dengan mengikuti
perkembangan fasilitas ICT yang tersedia, karena kadang-kadang fasilitas
ICT tidak dilengkapi dalam waktu yang bersamaan. Begitu pula halnya
dengan prototype bahan ajar dan rancangan instruksional yang akan
dipergunakan terus dikembangkan dan dievaluasi secara kontinue.
3. Pelaksanaan
Prototype yang lengkap bisa dipindahkan ke komputer (LAN)
dengan menggunakan format tertentu misalnya format HTML. Uji
terhadap prototype hendaknya terus menerus dilakukan. Dalam tahapan ini
seringkali ditemukan berbagai hambatan, misalnya bagaimana
menggunakan management course tool secara baik, apakah bahan ajarnya
benar-benar memenuhi standar bahan ajar mandiri (Jatmiko, 1997).
4. Evaluasi
Sebelum program dimulai, lebih baik dicobakan dengan mengambil
beberapa sampel orang yang dimintai tolong untuk ikut mengevaluasi.
Masalah-masalah yang sering dihadapi sebagai berikut :
a. Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-learning seperti
ketersediaan jaringan internet, listrik, telepon dan infrastruktur yang
lain.
32
b. Masalah ketersediaan software.
c. Masalah dampaknya terhadap kurikulum yang ada.
d. Masalah skill and knowledge.
e. Attitude terhadap ICT
F. Aplikasi Internet Untuk Pengajaran
Ketika memutuskan untuk menerapkan distance learning yang harus dilakukan
pertama kali adalah memahami model CAL+CAT (computer assisted
learning+computer assisted teaching) yang akan diterapkan. Beberapa model
CAL+CAT diantaranya :
1. Learning management system (LMS).
LMS merupakan kendaraan utama dalam proses pengajaran dan
pembelajaran. Karakter utama LMS adalah pengguna yang merupakan
pengajar dan peserta didik dan keduanya harus terkoneksi dengan internet
untuk menggunakan aplikasi ini.
2. Computer Based Training (CBT)/Cost Authoring Package (CAP)
CBT adalah perangkat lunak online untuk proses pembelajaran secara
local pada masing-masing computer peserta didik, perangkat lunak ini juga
bisa diterapkan secara online.
3. Java Development Tools (JDT)
JDT adalah lingkungan di mana peserta didik dapat memperoleh
pengalaman praktis dalam menggunakan bahasa pemograman java (hands on
experience). JDT umumnya dipasang secara off line pada masing-masing
peserta didik.
33
G. Membangun E-learning Dengan Moodle
Moodle adalah sebuah paket perangkat lunak yang di desain untuk membantu
pendidik dalam membangun pelatihan/kursus/pendidikan on line yang berkualitas
berbasis internet. Moodle termasuk dalam model CAL+CAT (computer assisted
learning+computer assisted teaching) yang disebut learning management system
(LMS). Moodle dikembangkan dengan menggunakan lisensi open source (LOS)
sehingga sangat menguntungkan bagi kita yang berada di Negara berkembang untuk
alasan penghematan biaya. Moodle sebagai salah satu mesin untuk membangun
sebuah pendidikan on line (e-learning). Moodle dapat langsung bekerja tanpa
modifikasi pada unik, linux, windows, Mac OS X, net ware.
34
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebijakan institusi pendidikan dalam memanfaatkan teknologi internet menuju
e-learning perlu kajian dan rancangan mendalam. E-learning bukan semata-mata
hanya memindahkan semua pembelajaran pada internet. Hakekat e-learning adalah
proses pembelajaran yang dituangkan melalui teknologi internet. Disamping itu
prinsip sederhana, personal, dan cepat perlu dipertimbangkan. Untuk menambah daya
tarik dapat pula menggunakan teori games. Oleh karena itu prinsip dan komunikasi
pembelajaran perlu didesain seperti layaknya pembelajaran konvensional. Di sini
perlunya pengembangan model e-learning yang tepat sesuai kebutuhan. Ada pendapat
yang mengatakan bahwa media pembelajaran secanggih apapun tidak akan bisa
menggantikan sepenuhnya peran guru/dosen. Penanaman nila-nilai dan sentuhan
kepribadian sulit dilakukan. Di sini tantangan bagi para pengambil kebijakan dan
perancang e-learning. Oleh karena itu saya sependapat bahwa dalam sistem
pendidikan konvensional, fungsi e-learning adalah untuk memperkaya wawasan dan
pemahaman peserta didik, serta proses pembiasaan untuk melek sumber belajar
khususnya teknologi internet.
35
B. Saran
Sebaiknya pembelajaran dan pelatihan menggunakan e-learning sebagai alat
untuk menyampaikan materi supaya efektif dan efisien dari segi waktu dan tempat.
36
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Deni. (2006). Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi. UPI
PRESS.
Bandung.
..............................(2007). Teknologi informasi dan komunikasi. ARUM
MANDIRI
PRESS. Bandung.
Herry, Asep. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Universitas
Terbuka.
Jakarta.
Prakoso, Setiyo. (2005). Membangun e-learning Dengan Moodle. Andi Opsett.
Jakarta.
37
Recommended