View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
EFEKTIVITAS KERJA APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) DALAM PELAYANAN PUBLIK PADA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI
SULAWESI SELATAN
SKRIPSI
Oleh INDRA SUDARMAN
105721120516
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
HALAMAN JUDUL
EFEKTIVITAS KERJA APARATUR SIPIL NEGARA (ASN DALAM PELAYANAN PUBLIK PADA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI
SULAWESI SELATAN
Oleh INDRA SUDARMAN NIM 105721120516
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada Program Strata Satu (S1) Manajemen
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021
iii
MOTTO HIDUP
Manusia dilahirkan ke bumi dan diberikan hidup adalah takdir dan amanah,
namun untuk menjalani kehidupannya manusia itu sendiri yang menentukan mau
buat bagaimana kehidupannya bisa saja menjadi baik dan bisa saja menjadi
buruk, maka dari situ kita harus bergerak dan berusaha menjalankan proses
kehidupan dengan penuh semangat, usaha dan doa agar kita menjadi baik,
karena seberapa besar usaha dan proses yang kita lakukan maka sebesar itu
pula hasil yang didapatkan
“Tidak Akan sebuah proses menghianati hasil”
(Indra sudarman)
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini ku persembahkan untuk orang yang tercinta yang menjadi
anuhrah terindah buat diri saya yaitu Ayah dan Ibu tercinta,Yang tiada pernah
merasa lelah dalam memberikan semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih
sayang yang sangat besar buat saya serta pengorbanan yang tak tergantikan
oleh apapun sehingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada
didepanku. Ayah dan ibu tercinta rela mengorbankan segala perasaan tanpa
kenal Lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa agar bisa membuat hidup saya
bahagia.
Terima kasih
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjat kan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayahnya yang tiada henti diberikan kepada hambanya. Shalawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Efektivitas kerja Aparatur
sipil Negara (ASN) dalam pelayanan publik pada Badan pengawas
pemilihan umum provinsi Sulawesi selatan”. Skripsi yang dibuat penulis
ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada orang tua penulis bapak Sudarman dan Ibu Syamsiah yang senantiasa
memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih.
Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan
semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala
pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan
penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada
penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada:
viii
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga
mampu menyelesaikan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM . Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar, serta para pembantu dekan yang
telah memberikan kemudahan dalam rangka penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE.,MM ketua program studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
memberikan segala arahan dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Muhammad Rusydi, M.Si selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran dalam memberikan bimbingan,
petunjuk, arahan dan saran-saran kepada penulis.
5. Ibu Sitti Marhumi, SE.,MM selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan fikiran dalam memberikan bimbingan, petunjuk, arahan
dan saran-saran kepada penulis.
6. Bapak/Ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap staf pengajar dan staf kantor Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar, khususnya pada program studi Manajemen yang
telah memberikan ilmu pengetahuan dan pelayanan akademik bagi penulis
8. Bapak/ Ibu staf kantor Badan Pengawas pemilihan umum provinsi Sulawesi
selatan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis dalam melakukan
penelitian.
.
ix
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, September 2020
. Indra sudarman
x
ABSTRAK
Indra Sudarman (2020). Efektivitas Kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam
Pelayanan Publik pada Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi
Sulawesi Selatan, Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Bapak
Muhammad Rusydi dan Ibu Sitti Marhumi
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Efektivitas kerja
Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Pelayanan Publik pada Badan pengawas
Pemilihan umum Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif. Data yang diperoleh adalah hasil observasi dan
wawancara dari kepala sub bagian SDM dan umum, staf bagian hukum,
hubungan masyarakat, data dan informasi dan pegawai staf bagian keuangan
pada kantor Badan pengawas pemilihan umum provinsi Sulawesi selatan. Teknik
analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu melalui reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian diketahui bahwa Efektivitas kerja Aparatur Sipil Negara
dalam pelayanan publik pada badan pengawas pemilihan umum provinsi
Sulawesi selatan sudah cukup efektif. Dapat dilihat dari indikator- indikator
Efektivitas MSDM yang digunakan yaitu : Tugas kerja, kualitas kerja, kuantitas
kerja, ketepatan waktu, dan efektivitas biaya.
Kata Kunci : Efektivitas kerja
xi
ABSTRACT
Indra Sudarman (2020). Work Effectiveness of state civil servants (ASN) in
public services at the general Election Supervisory Board off south
sulawesi Province, Thesis Management Study Program, Faculty of
Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar.
Supervised by Mr. Muhammad Rusydi and Mrs. Sitti Marhumi
This study aims to determine the effectiveness of the work the Stave
Civil Apparatus (ASN) in public services at the General Election Supervisory
Agency off south Sulawesi Province. This type of research is qualitative research.
The data obtained are the result of observation and interviews from the head of
the HR and general subdivision, staf of the legal department, public relations,
data and information and staff of finance staff at the office of the south Sulawesi
provincial election supervisory agency. The data analysis technique used is
qualitative descriptive through of data reduction, data presentation, and drawing
conclusions.
Based on the research result, it is known that the effectiveness of the
work the state civil Apparatus in public services at the supervisory agency of the
generalelections of south Sulawesi province is quite effective. It can be seen from
the MSDM effectiveness indicators used, namely: work assignments, work
quality, work quanty, timing, and cost effecttiveness.
Keywords: work effectiveness
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................. ii
PERSEMBAHAN .................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ......................................Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN ..........................................Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ................................................................................................................ x
ABSTRACT ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 8
A. Manajemen Sumber Daya Manusia ............................................................ 8
B. Efektivitas Kerja ........................................................................................... 9
C. Aparatur Sipil Negara (ASN) ...................................................................... 17
D. Pelayanan Publik ....................................................................................... 21
E. Tinjauan Empiris ........................................................................................ 29
F. Kerangka Konsep ....................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................... 33
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 33
B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 33
C. Lokasi Penelitian .................................................................................... 33
D. Sumber Data .......................................................................................... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 34
xiii
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 35
G. Informan penelitian ................................................................................. 36
H. Metode Analisis Data ............................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 39
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 39
1. Sejarah singkat Badan Pengawas pemilihan umum provinsi Sulawesi
selatan ............................................................................................................ 39
2. Visi dan Misi ........................................................................................... 41
3. Struktur orgaisasi.................................................................................... 42
B. Hasil penelitian ........................................................................................... 47
1. Karakteristik informan ............................................................................. 47
2. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian ....................................................... 47
C. Pembahasan .............................................................................................. 59
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 63
A. Kesimpulan ................................................................................................. 63
B. Saran .......................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 65
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Tinjauan Empiris………………………………………………………………………………………..29
Tabel 3.1 Data Informan………………………………………………………………………………………..……48
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka konsep ………………………………………………………………………………………32
Gambar 3.1 Struktur Organisasi ……………………………………………………………………………………47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas Sumber Daya Aparatur Sipil Negara menjadi
sangat penting dan perlu dilakukan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan
profesionalisme.Sasaran dari pengembangan kualitas sumber daya
aparatur sipil Negara adalah untuk meningkatkan kinerja operasional
pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Selain itu,
kualitas sumber daya aparatur sipil Negara yang tinggi akan bermuara
pada lahirnya komitmen yang kuat dalam penyelesaian tugas-tugas rutin
sesuai tanggung jawab dan fungsinya masing-masing secara lebih
efisien, efektif, dan produktif.
Sumber Daya Manusia mempunyai dampak yang lebih besar
terhadap efektivitas organisasi dibanding dengan sumber daya yang lain.
Seberapa baik sumber daya manusia dikelola akan menentukan
kesuksesan organisasi dimasa mendatang. Pengelolaan sumber daya
manusia sendiri akan menjadi bagian yang sangat penting dari tugas
manajemen organisasi pemerintah. Jika sumber daya manusia tidak
dikelola dengan baik maka efektivitas tidak akan tercapai. Kompleksitas
pengelolaan sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor, hal ini sesuai dengan perkembangan dan kemajuan yang
berlangsung saat ini. Faktor lingkungan, perubahan teknologi yang cepat
dan kompetisi internasional, ini beberapa faktor yang menyebabkan
2
organisasi harus selalu mencari cara baru agar dapat memanfaatkan
sumber daya manusia secara lebih efektif.
Saat ini perkembangan dan kemajuan diberbagai bidang selalu
mengedepankan efektivitas kinerja aparatur sipil Negara yang dapat
menggerakkan sekaligus menjalankan roda organisasi. Dewasa ini
perubahan demi perubahan dalam meningkatkan kualitas kerja aparatur
sipil Negara selalu menjadi fokus utama dalam meningkatkan pelayanan
prima bagi masyarakat, hal ini dipandang penting guna meningkatkan
kerja aparatur sipil Negara.
Uraian tentang kemajuan efektivitas kerja aparatur sipil Negara di
atas dalam memajukan organisasi, dapat dilihat pada berbagai kegiatan
penggalangan pelatihan ketatausahaan pada lembaga pemerintah
maupun swasta. Terciptanya kelancaran, pelayanan terhadap masyarakat
secara baik dan tepat. Keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggara
pemerintah maupun swasta dalam meningkatkan profesionalitas kerja
dalam organisasi. Tujuan utama dari perkembangan pelayanan publik
melalui efektivitas kinerja aparatur sipil Negara adalah bagaimana upaya
suatu instansi dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang baik dan
tepat guna bagi masyarakat, khususnya aparatur pemerintah agar lebih
handal, profesional, efektif dan efisien serta tanggap terhadap kebutuhan
dan aspirasi masyarakat serta bagaimana menyikapi dinamika proses
perubahan lingkungan yang strategis yang bermutu dan mempunyai nilai
positif dalam memberikan pelayanan yang bagi peningkatan pelayanan.
Dalam suatu organisasi atau lembaga sangat mengharapkan dan
menghendaki suatu tingkat efektivitas kerja yang baik, efektivitas kerja
3
yang baik pada gilirannya akan menghasilkan suatu produktivitas kerja
yang optimal. Selain itu yang patut disadari oleh dinas publik atau
aparatur tingkat daerah adalah bahwa pelayanan yang mereka berikan
bukan hanya bergantung kepada kebaikan pelaksanaan tugas, melainkan
juga ditentukan oleh penerima dan kepuasan masyarakat atas pelayanan
yang diberikan. Hal ini semua menunjukan tingkat kerja yang mereka
kerjakan. Banyak masyarakat yang masih mengeluhkan hasil kerja yang
diberikan aparatur pemerintah dalam melayani masyarakat. Publik atau
masyarakat mengharapkan pelayanan cepat mutu dan mudah.
Efektivitas kerja merupakan ukuran suatu organisasi dalam
mencapai proses kerja yang lebih baik dalam menyelesaikan tugas.
Berbagai literatur, konsep yang membahas efektivitas kerja menunjukan
hasil yang dicapai dalam arti bahwa efektivitas kinerja adalah suatu
kegiatan yang diukur besar kecilnya penyesuaian antara tujuan dan
harapan yang ingin dicapai dalam kerja dengan hasil yang baik. Jelasnya
jika sasaran atau tujuan telah tercapai sesuatu dengan yang telah
direncanakan sebelumnya dapat disebut efektif.
Selanjutnya, pelayanan publik adalah sebagai segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang
pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi
pemerintah pusat maupun daerah dalam rangka upaya pemenuhan
kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Seiring dengan penerapan
desentralisasi. Pelayanan publik menjadi suatu tolak ukur kerja
pemerintah yang paling kasat mata. Masyarakat dapat langsung menilai
4
kinerja pemerintah berdasarkan kualitas layanan publik yang diterima,
karena kualitas pelayanan publik menjadi kepentingan banyak orang dan
dampaknya langsung dirasakan masyarakat dari semua kalangan,
dimana keberhasilan dalam membangun kinerja pelayanan publik secara
profesional, efektif, efisien dan akuntabel akan mengangkat cara positif
pemerintah di mata warga masyarakatnya.
Dalam era modernisasi, pelayanan publik telah menjadi lembaga
dan profesi yang semakin penting. Ia tidak lagi merupakan aktivitas
Sembilan, tanpa payung hukum, gaji dan jaminan sosial yang memadai,
sebagaimana terjadi di banyak negara berkembang pada masa lalu.
Sebagai profesi, pelayanan publik berpijak pada prinsip-prinsip
profesionalisme dan etika seperti akuntabilitas, efektivitas, efisiensi,
integritas, netralitas, dan keadilan bagi semua penerima pelayanan.
Sebagai sebuah lembaga, pelayanan publik harus dapat menjamin
keberlangsungan administrasi Negara yang melibatkan pengembangan
kebijakan pelayanan dan pengelolaan sumber daya yang berasal dari dan
untuk kepentingan masyarakat. Dalam instansi sekarang sering ditemui
pelayanan publik yang kurang baik terhadap masyarakat umum padahal
pelayanan publik adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
pegawai dalam setiap instansi agar masyarakat umum yang
menggunakan jasa pelayanan publik merasa senang dan puas,maka dari
situlah peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai Efektivitas Aparatur
Sipil Negara Dalam Pelayanan Publik.
Pelayanan publik sebagaimana ketentuan Pasal 1 UU Nomor 25
tahun 2009 tentang pelayanan publik sebagai kegiatan atau rangkaian
5
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk
atas barang dan jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan publik. Terkait jenis pelayanan jasa
dijabarkan pada Pasal 5 UU Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan
publik bahwa pelayanan atas jasa publik meliputi: penyediaan jasa publik
oleh suatu badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau
seluruhnya bersumber dari kekayaan Negara dan penyedia jasa publik
yang pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja Negara, tetapi ketersediaannya menjadi misi Negara yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Proses
penyelenggaraan pemilu tentu saja menjadi bagian dari proses pelayanan
publik yang dilakukan penyelenggara Negara.
Sesuai ketentuan pasal 1 ayat 7, UU Nomor 7 tahun 2017 tentang
pemilihan umum mengatur bahwa penyelenggara pemilu adalah lembaga
yang menyelenggarakan pemilu yang terdiri atas komisi pemilihan umum
(KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) , dan Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) sebagai satu-kesatuan fungsi
penyelenggaraan pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
rakyat (DPR), Anggota dewan Perwakilan Daerah (DPD), Presiden dan
Wakil Presiden, serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
secara langsung oleh rakyat.
Badan pengawas pemilihan umum adalah lembaga penyelenggara
pemilu yang mengawasi penyelenggaraan pemilu di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, terkait aspek pelayanan publik
dalam pengawasan pemilu, setidaknya Bawaslu perlu melakukan upaya
6
pengawasan dalam hal; 1) pencegahan, untuk proses pencegahan
penyelenggara perlu melakukan sosialisasi aturan dan peringatan serta
larangan dan sanksi kepada stakeholder dan masyarakat pada umumnya.
Dengan harapan stakeholder dan masyarakat mengetahui dan paham
proses penyelenggaraan pemilu. 2) penindakan pelanggaran. Apabila
terdapat pelanggaran, maka dilakukan penegakan hukum sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Sehubungan dengan apa yang diuraikan diatas, maka penulis
tertarik untuk mengkaji tentang “Efektivitas kerja Aparatur Sipil Negara
(ASN) dalam pelayanan publik pada Badan Pengawas Pemilihan
Umum Provinsi Sulawesi Selatan.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah Efektivitas
kerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Publik pada Badan
Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Selatan.”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai melalui penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektivitas kerja aparatur sipil Negara (ASN)
dalam pelayanan publik pada Badan Pengawas Pemilihan Umum provinsi
Sulawesi selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pihak instansi
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan
saran, pemikiran dan informasi yang berkaitan dengan efektivitas
7
kerja aparatur sipil Negara dalam pelayanan publik pada badan
pengawas pemilihan umum provinsi Sulawesi selatan untuk mencapai
kinerja yang maksimal sehingga bisa memberikan pelayanan yang
prima.
2. Bagi pihak akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran serta pengaplikasian ilmu pengetahuan, terutama yang
berhubungan dengan Sumber Daya Manusia dan manajemen
pelayanan publik yang berkaitan dengan efektivitas kerja Aparatur
Sipil Negara dalam pelayanan publik pada badan pengawas
pemilihan umum provinsi Sulawesi Selatan.
3. Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan
atau pengembangan ide-ide baru untuk penelitian selanjutnya, dan
sebagai bahan pertimbangan instansi yang mengalami permasalahan
yang sama.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu
ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya
(tenaga kerja) yang dimiliki oleh Individu secara efisien dan efektif serta
dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan bersama
perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM
didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia,
bukan mesin dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang
strategis dari organisasi. Manajemen sumber daya manusia harus
dipandang sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola
orang secara efektif dan untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang
perilaku manusia dan kemampuan mengelolanya.
Menurut Bohlander dan Snell (2010:4) manajemen sumber daya
manusia adalah ilmu yang mempelajari bagaimana memberdayakan
karyawan dalam perusahaan, membuat pekerjaan, kelompok kerja,
menegembangkan para karyawan yang mempunyai kemampuan,
mengidentifikasi suatu pendekatan untuk mengembangkan kinerja
karyawan dan memberikan imbalan kepada mereka atas usahanya dan
bekerja.
Sunyoto (2012:1) manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, atas
pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,
9
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk
mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu.
Hariandja (2012:2) Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping
faktor yang lain seperti modal oleh karena itu SDM harus dikelola dengan
baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi.
Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah kemampuan untuk mengelola
sumber daya manusia (karyawan/tenaga kerja) baik dalam perusahaan
maupun lembaga lainnya sehingga dapat difungsikan secara efektif dan
efisien sehingga tercipta tenaga kerja yang berkualitas.
B. Efektivitas Kerja
1. Pengertian efektivitas kerja
Efektivitas mempunyai beberapa arti dalam kamus besar bahasa
Indonesia menyebutkan tiga arti efektivitas, arti pertama adalah
adanya suatu efek, akibatnya, pengaruhnya, dan pesannya. Arti kedua
manjur atau mujarab dan arti ketiga membawa hasil atau hasil guna.
Kata efektif juga dapat diambil dari kata efek artinya akibat atau
pengaruh atau akibat dari sesuatu. Jadi efektivitas adalah
keberpengaruhan atau keberhasilan setelah melakukan sesuatu.
Secara bahasa efektivitas diambil dari kata efek yang artinya
akibat atau pengaruh, sedangkan efektif berarti adanya pengaruh atau
adanya akibat serta penekanannya, jadi efektivitas berarti
berpengaruhan atau keadaan berpengaruh (keberhasilan setelah
melakukan sesuatu).
10
Secara komprehensif efektivitas dapat diurutkan sebagai tingkat
kemampuan suatu lembaga atau organisasi untuk dapat
melaksanakan semua tugas-tugas pokoknya atau untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas dalam dunia
riset ilmu-ilmu sosial dijabarkan dengan penemuan atau produktivitas
dimana bagi sejumlah sarjana social efektivitas sering kali ditinjau dari
sudut kualitas pekerjaan atau program kerja. Jadi efektivitas kerja
merupakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas suatu
lembaga secara fisik dan non-fisik untuk mencapai tujuan serta meraih
keberhasilan maksimal dari suatu pekerjaan tersebut.
Proses dalam suatu pekerjaan memugkinkan pegawai untuk
mengekspresikan pandangan mereka tentang apa yang seharusnya
mereka kerjakan, arah yang dituju dan bagaimana seharusnya mereka
mengelola. Dengan demikian proses sasaran kerja dapat menciptakan
kinerja yang baik dalam organisasi, dan juga menciptakan budaya
individu maupun kelompok memiliki tanggung jawab bagi usaha
peningkatan proses kerja dan kemampuan yang berkesinambungan.
Efektivitas kerja merupakan salah satu tujuan dari setiap
pelaksanaan pekerjaan. Efektivitas kerja dapat dicapai jika
pelaksanaan kerja sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan oleh
pekerjaan tersebut. Syarat-syarat pelaksanaan kerja sudah ditetapkan
dalam setiap perencanaan pekerjaan. Dengan adanya syarat-syarat
tersebut, maka pembagian kerja akan lebih mudah dilakukan.
Pembagian kerja tentunya terkait dengan kemampuan kerja setiap
pegawai atau bagian. Dengan demikian pimpinan akan lebih mudah
11
menyerahkan wewenangnya kepada setiap karyawan. Untuk
memahami tentang efektivitas kerja, maka perlu memahami dulu
tentang pengertian efektivitas kerja. Efektivitas kerja adalah
penyelesaian pekerjaan dengan tepat waktu yang dilakukan oleh
karyawan sesuai dengan peraturan-peraturan dan praktik-praktik yang
digunakan perusahaan dengan menggunakan sumber daya dan
sarana tertentu untuk mencapai tujuan. Berikut pengertian efektivitas
kerja menurut para ahli :
Menurut Sutarto (2012:38) Efektivitas kerja adalah suatu keadaan
dimana aktivitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan oleh manusia
dapat mencapai hasil akibat sesuai yang dikehendaki.
Menurut Schermerhorn yang diterjemahkan oleh Karta Wiguna
(2010:15), Efektivitas kerja merupakan suatu ukuran tentang
pencapaian suatu tugas atau tujuan.
Menurut Siagian (2012:22) Efektivitas kerja berarti penyelesaian
pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang telah ditetapkan
sebelumnya
Menurut Denison yang diterjemahkan oleh Khairul Saleh (2010:15)
efektivitas kerja merupakan suatu ukuran dalam mengukur keefektifan
perusahaan melalui beberapa pendekatan yang hasilnya dapat dilihat
dari tingkat pencapaian tujuan perusahaan.
Jadi menurut penulis efektivitas kerja adalah suatu ukuran dalam
penyelesaian pencapaian kerja yang sudah ditentukan sesuai dengan
prosedur dan tujuan perusahaan maupun lembaga.
12
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja
Menurut Denison yang diterjemahkan oleh Khairul Saleh
(2010:18), ada empat faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja
yaitu:
a. Karakteristik organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi
organisasi.Struktur yang dimaksud adalah hubungan yang relatif
tetap sifatnya, seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan
dengan susunan sumber daya manusia. Struktur meliputi
bagaimana cara organisasi menyusun orang-orang atau
mengelompokkan orang orang di dalam menyelesaikan pekerjaan.
Sedangkan yang dimaksud teknologi adalah mekanisme suatu
perusahaan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi.
Dengan teknologi yang tepat akan menunjang kelancaran
organisasi di dalam mencapai sasaran, di samping itu juga dituntut
adanya penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat pula.
b. Karakteristik lingkungan
Lingkungan luar dan lingkungan dalam juga telah dinyatakan
berpengaruh atas efektivitas, keberhasilan hubungan organisasi
lingkungan tampaknya amat tergantung pada tingkat variabel kunci
yaitu tingkat keterdugaan keadaan lingkungan, ketepatan persepsi
atas keadaan lingkungan, tingkat rasionalitas organisasi. Ketiga
faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap
perubahan lingkungan.
13
c. Karakteristik Pekerja
Pada kenyataannya para anggota organisasi merupakan faktor
pengaruh yang paling penting karena perilaku merekalah yang
dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi
tercapainya tujuan organisasi. Pekerja merupakan sumber daya
yang langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber
daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja
sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi.
d. Kebijakan dan praktek manajemen
Dengan semakin rumitnya proses teknologi serta makin rumit dan
kejamnya lingkungan, maka peranan manajemen dalam
mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi
semakin sulit.
3. Aspek- aspek pengukuran Efektivitas Kerja
Untuk mendapatkan tingkatan-tingkatan efektivitas kerja,
diperlukan pengukuran terhadap aspek-aspek dasar yang
mengakibatkan dihasilkannya efektivitas kerja. Aspek-aspek yang
biasa dipergunakan dalam pengukuran pengukuran efektivitas kerja itu
biasa dari beberapa hal, misalnya dari perencanaan, dari pelaksanaan
atau dari hasil evaluasi seluruh kegiatan.
Pengukuran efektivitas kerja didasarkan pada beberapa hal seperti
yang dikemukakan oleh sondang P.Siagian (1985:32) bahwa:
Efektivitas kerja karyawan dapat diukur dari beberapa hal yaitu:
kejelasan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan strategi pencapaian
tujuan, proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap,
14
perencanaan yang matang, penyusunan program yang tepat,
tersedianya sarana dan prasarana kerja, pelaksanaan yang efektif dan
efisien, sistem pengawasan dan pengendalian yang mendidik.
Untuk memahami aspek-aspek dari pengukuran efektivitas kerja
diatas, penulis menguraikan sebagai berikut:
1. Proses pencapaian tujuan organisasi; akan lebih lancar, tertib, dan
efektif apabila dalam pribadi anggota organisasi, telah tertanam
kesadaran dan keyakinan yang mendalam bahwa tercapainya
tujuan organisasi pada dasarnya berarti tercapainya pula tujuan
mereka secara pribadi.
2. Strategi pencapaian tujuan; merupakan langkah kedua dari
pimpinan dalam mengelola organisasi secara efektif dan efisien
tentunya sangat ditentukan oleh efektivitas kerja pegawai.
Sedangkan efektivitas kerja pegawai itu sendiri sangat
mengharapkan kejelasan strategi pencapaian tujuan, sehingga hal
itu menjadi salah satu aspek dasar pengukuran efektivitas kerja.
3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap; untuk
mencapai efektivitas kerja memerlukan job deskripsi yang tegas
dan job analisis yang jelas, sehingga proses memanage pegawai
dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat.
4. Perencanaan yang matang merupakan acuan kerja setiap
organisasi bila perencanaannya matang, maka pelaksanaan yang
dilakukan memungkinkan lancarnya proses kerja yang efektif dan
efisien. Karena perencanaan menjadi acuan untuk kerja, dimana
dalam perencanaan tersebut tertuang berbagai tujuan dan target,
15
maka rencana dapat dijadikan aspek dasar sebagai acuan pula
untuk mengevaluasi hasil kerja
5. Penyusunan program yang tepat; pada hakekatnya adalah
merumuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh orang dimasa
depan. Jelaslah bahwa salah satu aspek efektivitas kerja adalah
sampai sejauh mana memperkirakan keadaan yang dicapai,
mengambil keputusan dalam menghadapi masa depan,
meningkatkan orientasi masa depan, mengambil resiko yang telah
diperhitungkan, memperhitungkan faktor-faktor pembatas yang
diduga akan menghadapi dalam berbagai segi kehidupan
organisasi, memperhitungkan situasi lingkungan yang akan timbul
baik yang bersifat politik, ekonomi, nilai-nilai sosial, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja; bila sarana kerja
ternyata tidak lengkap, maka perkataan yang tepat adalah
bagaimana mencapai efektivitas kerja yang tinggi dengan sarana
dan prasarana yang ada. Pelaksanaan yang efektif akan tetapi
tentunya jauh berbeda hasil yang akan dicapai, bila perkataan itu
diungkapkan oleh seorang pemimpin dalam suatu organisasi yang
sarana dan prasarananya lengkap.
7. Pelaksanaan yang efektif dan efisien; kejelasan tujuan, tepatnya
strategi, efektivitas proses perumusan kebijakan, matangnya
rencana, kelengkapan sarana memadai, semua itu akan sangat
kurang berarti bila pelaksanaan kerja secara operasional tidak
efektif dan efisien. Karena dengan pelaksanaan itulah yang akan
16
mendekatkan suatu rencana atau harapan pada tujuan dengan
target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan yang
efektif dan efisien dapat dikatakan sebagai salah satu kunci yang
akan menentukan efektivitas kerja pegawai dan pencapaian tujuan
yang tinggi.
8. Sistem pengawasan dan pengendalian yang mendidik; merupakan
aspek erakhir yang mudah diucapkan tetapi sukar dilaksanakan
oleh seorang pimpinan. Banyak faktor yang membentuk pimpinan
menjadi seorang pegawai dan pengendali yang mendidik,
misalnya dengan mendalami ilmu manajemen, pengalaman kerja,
sifat bawaan, tingkat IQ yang tinggi dan lain-lain. Semua faktor itu
dapat menjamin terbentuknya pengawas dan pengendali yang
mendidik bila hanya berdiri sendiri, biasanya kelemahan yang lain
akan mudah terlihat atau terasa oleh para pegawai.
Aspek-aspek yang dibutuhkan diatas dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, sebab aspek-aspek tersebut sangat menentukan
berhasil tidaknya efektivitas kerja
4. Indikator Efektivitas MSDM
Indikator dari efektivitas MSDM adalah:
1) Tugas kerja, yaitu suatu rincian kegiatan yang harus dijalankan
karyawan.
2) Kualitas kerja, yaitu hasil kerja yang terstandar dan sesuai
dengan yang diinginkan.
3) Kuantitas, yaitu jumlah hasil dari produksi kerja karyawan.
4) Ketetapan waktu, yaitu hasil produksi tepat waktu.
17
5) Efektivitas biaya, yaitu menggunakan biaya yang tepat dan
efisien.
C. Aparatur Sipil Negara (ASN)
1. Pengertian Aparatur sipil Negara
Pengertian aparatur adalah segala aspek administrasi yang
dibutuhkan dalam penyelenggaraan negara atau pemerintahan,
sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Adapun
beberapa aspek administrasi yang cukup penting adalah administrasi
organisasi dan administrasi dan kepegawaian. (Handayaningrat :
1982)
Adapun pengertian aparatur sipil negara adalah profesi dari orang
yang bekerja pada instansi pemerintah yang terdiri dari pegawai negeri
sipil dan pegawai pemerintah lainnya dengan perjanjian kerja, memiliki
tugas dan tanggung jawab dalam suatu instansi pemerintah dan digaji
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Salah satu hal yang
membedakan keduanya adalah hak menerima jaminan pensiun dan
dan hari tua. aparatur sipil negara pemerintah dengan perjanjian kerja
tidak berhak menerima jaminan pensiun dan hari tua.
Dengan terbitnya Undang-undang no 5 Tahun 2014 yang
mengatur tentang Aparatur Sipil Negara atau ASN maka aparatur
pemerintah seperti pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah
lainnya dengan perjanjian kerja telah menjadi sebuah profesi yang
memiliki asas, nilai dasar, pengembangan kompetensi, kode perilaku,
dan kode etik. Layaknya profesi lainnya maka ASN harus dapat
bekerja secara profesional serta memiliki kompetensi, objektivitas,
18
transparansi, kinerja, dan kualifikasi. Dan yang tidak kalah pentingnya
adalah bebas dari kepentingan politik dan praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
A.W. Widjaja (2010:113) berpendapat bahwa, “Pegawai adalah
merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah (mental
dan pikiran) yang senantiasa dibutuhkan dan oleh karena itu menjadi
salah satu modal pokok dalam usaha kerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu (organisasi).
Musanef (2011:5), berpendapat juga bahwa pegawai adalah
orang-orang yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik
lembaga-lembaga pemerintah maupun dalam badan-badan usaha.
Musenef menambahkan pegawai adalah orang-orang yang melakukan
pekerjaan dengan mendapat imbalan jasa berupa gaji dan tunjangan
dari pemerintah atau badan swasta.
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa aparatur sipil negara adalah “seseorang yang bekerja pada
suatu kesatuan organisasi, baik aparatur sipil negara tetap maupun
tidak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya”.
2. Penyelenggaraan aparatur sipil Negara
RUU tentang aparatur sipil negara adalah undang undang yang
mengatur tata cara penyelenggaraan aparatur sipil Negara sebagai
suatu profesi yang profesional, bersih dari intervensi politik, bebas dari
praktik KKN, efisien dan efektif dalam menyelenggarakan pelayanan
public serta tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan. Karena itu
yang menjadi objek adalah pengaturan dalam RUU ini adalah semua
19
pegawai aparatur sipil Negara yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang melalui seleksi yang menerapkan asas merit yaitu
perbandingan relatif antara kompetensi yang diperlukan untuk suatu
jabatan dengan kompetensi yang dimiliki oleh calon, diangkat,
ditempatkan dan dipromosikan pada jabatan melalui penilaian objektif,
dan mendapatkan gaji dan terikat pada persyaratan kerja sampai
selesai masa tugasnya.
3. Jenis pegawai Aparatur sipil Negara
Pasal 6 Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur sipil
Negara, yang menjelaskan Pegawai Negeri sipil terdiri dari:
a. PNS
PNS sebagai mana dimaksud dalam pasal 6 huruf a merupakan
pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh pejabat
Pembina kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara
nasional.
b. PPK
PPK sebagaimana di maksud dalam pasal 6 huruf b merupakan
pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian
kerja oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan kebutuhan
instansi pemerintah dan ketentuan Undang-undang ini.
4. Fungsi, tugas dan peran Aparatur sipil Negara
a. Pegawai ASN berfungsi sebagai:
1) Pelaksanaan kebijakan publik
2) Pelayanan publik dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
20
b. Pegawai ASN bertugas:
1) melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat
Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik
Indonesia.
4) Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
c. Kedudukan Aparatur Sipil Negara
Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintahan dan
pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan
aparatur sipil negara khususnya aparatur negeri. Karena itu, dalam
rangka mencapai tujuan pembangunan nasional yakni mewujudkan
masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern,
demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi, diperlukan aparatur
negeri yang merupakan unsur aparatur sipil negara yang bertugas
sebagai abdi masyarakat yang harus menyelenggarakan pelayanan
secara adil dan merata kepada masyarakat dengan dilandasi
kesetiaan, dan ketaatan kepada Pancasila dan UUD 1945.
Disamping itu dalam pelaksanaan desentralisasi kewenangan
pemerintah kepada daerah, aparatur sipil negara berkewajiban
21
untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan harus
melaksanakan tugasnya secara profesional dan bertanggung jawab
dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan,
serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Adapun kewajiban ASN setia dan taat ke Pancasila, UUD 1945
dan pemerintah yang sah, menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa, melaksanakan kebijakan yang dirumuskan tugas
pemerintah yang mengakses, mentaati ketentuan peraturan
pemberian undangan, melaksanakan tugas kedinasan dengan
penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggungjawab
kebebasan dan keteladanan dalam sikap, ucapan, dan tindakan
untuk setiap orang baik dalam maupun diluar kedinasan.
D. Pelayanan Publik
1. Pengertian Pelayanan Publik
Menurut kamus Bahasa Indonesia, pelayanan memiliki tiga
makna,(1) perihal atau cara melayani; (2) usaha melayani kebutuhan
orang lain dengan memperoleh imbalan (uang); (3) kemudahan yang
diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. Secara
etimologis, pelayanan berasal dari kata layan yang berarti membantu
menyiapkan/ mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang, kemudian
pelayanan dapat diartikan sebagai; perial/cara melayani, servis jasa,
sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. Dari uraian tersebut,
maka pelayanan dapat diartikan sebagai aktivitas yang diberikan untuk
membantu, menyiapkan dan mengurus baik itu berupa barang atau
jasa dari satu pihak kepada pihak lain.
22
Berdasarkan keputusan Menteri Pendayagunaan aparatur Sipil
Negara No 63 Tahun 2003, definisi dari pelayanan umum adalah
segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah
di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau
Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa, baik
dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.
Sedangkan menurut Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 UU No.25/2009, yang
dimaksud dengan pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25/ 2009, Bab 1,
Pasal 1, ayat (1), pengertian pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Pelayanan publik merupakan salah satu kebutuhan dalam
rangka pemenuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan.
Pemenuhan kebutuhan merupakan hak dasar bagi setiap warga
Negara dan penduduk untuk mendapatkan pelayanan atas barang,
jasa dan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik yang maksimal.
23
Menurut Hardiansyah (2011:12) Pelayanan Publik adalah
melayani keperluan orang atau masyarakat atau organisasi yang
memiliki kepentingan pada organisasi, sesuai dengan aturan pokok
dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan
kepuasan kepada penerima layanan
Dari pengertian pelayanan publik di atas dapat disimpulkan
bahwa pelayanan publik merupakan segala bentuk pelayanan yang
diberikan oleh pemerintah baik yang diselenggarakan oleh lembaga
pemerintah itu sendiri ataupun oleh lembaga non-pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat maupun pelaksanaan ketentuan
yang telah ditetapkan dengan segala sarana, dan perlengkapannya
melalui prosedur kerja tertentu guna memberikan jasa pelayanan
dalam bentuk barang dan jasa.
2. Jenis Pelayanan Publik
Ada beberapa jenis pelayanan publik yang diselenggarakan
untuk masyarakat. Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik dan keputusan MENPAN
No.63/KEP/MENPAN/7/2003 kegiatan pelayanan umum atau publik
antara lain:
1. Pelayanan barang
Pelayanan pengadaan dan penyaluran barang bisa dikatakan
mendominasi seluruh pelayanan yang disediakan pemerintah
kepada masyarakat. Pelayanan publik kategori ini bisa
dilakukan oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh
dananya merupakan kekayaan negara yang tidak bisa
24
dipisahkan atau bisa diselenggarakan oleh badan usaha milik
pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan (Badan Usaha Milik
Negara/BUMN). Pelayanan barang Yaitu pelayanan yang
menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang
digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan
tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.
2. Pelayanan administrativ
Pelayanan publik dalam kategori ini meliputi tindakan
administratif pemerintah yang diwajibkan oleh negara dan
diatur dalam perundang-undangan dalam rangka mewujudkan
perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan, dan harta benda
juga kegiatan administratif yang dilakukan oleh instansi non
pemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam
perundang-undangan serta diterapkan berdasarkan perjanjian
dengan penerima pelayanan. Pelayanan administratif yaitu
pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi
yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status
kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau
penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya.
Pelayanan Pemerintahan, yaitu merupakan pelayanan
masyarakat yang erat dalam tugas-tugas umum pemerintahan
seperti pelayanan Kartu Keluarga/KTP, IMB, Pajak Daerah,
Retribusi Daerah dan Imigrasi.
3. Pelayanan pembangunan
25
Pelayanan Pembangunan merupakan pelayanan masyarakat
yang terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk
memberikan fasilitas kepada masyarakat dalam aktivitasnya
sebagai warga masyarakat, seperti penyediaan jalan, jembatan,
pelabuhan dan lainnya.
4. Pelayanan kebutuhan pokok
Pelayanan Kebutuhan Pokok merupakan pelayanan yang
menyediakan bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat dan
kebutuhan perumahan seperti penyediaan beras, gula, minyak,
gas, tekstil dan perumahan murah.
5. Pelayanan Kemasyarakatan
Pelayanan Kemasyarakatan merupakan pelayanan yang
berhubungan dengan sifat dan kepentingan yang lebih
ditekankan kepada kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan
seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan,
penjara, rumah yatim piatu dan lainnya.
3. Unsur-unsur Pelayanan Publik
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai jasa pelayanan yang
mempunyai unsur-unsur didalamnya. Unsur-unsur proses pelayanan
publik diperlukan agar dapat mendukung pelayanan yang diinginkan.
Atep Adya Bharata (2003:11) Mengemukakan pendapatnya
terdapat empat unsur penting dalam proses pelayanan publik, yaitu :
a) Penyedia layanan, yaitu Pihak yang dapat memberikan suatu
layanan tertentu kepada konsumen. Baik berupa layanan dalam
bentuk penyediaan dan penyerahan barang atau jasa-jasa.
26
b) Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen
yang menerima berbagai layanan dan penyediaan layanan.
c) Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia
layanan kepada pihak yang membutuhkan layanan.
Selanjutnya, Kasmir (2006:34) mengemukakan ciri-ciri
Pelayanan Publik yang baik adalah memiliki unsur-unsur sebagai
berikut:
a) Tersedianya karyawan yang baik
b) Tersedianya sarana dan prasarananya yang baik
c) Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan sejak awal hingga
akhir
d) Mampu melayani secara cepat dan tepat
e) Mampu berkomunikasi
f) Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi
g) Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik
h) Berusaha memahami kebutuhan pelanggan
i) Mampu memberikan kepercayaan kepada pelanggan.
Kesimpulan dari unsur-unsur pelayanan publik menurut para ahli
unsur kepuasan pelanggan menjadi perhatian penyelenggara
pelayanan (pemerintah) untuk menerapkan arah kebijakan pelayanan
publik yang berorientasi dan memuaskan pelanggan.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelayanan
Pelayanan yang optimal pada akhirnya juga akan mampu
meningkatkan image organisasi sehingga citra organisasi dimata
masyarakat terus meningkat. Adanya citra organisasi yang baik, maka
27
segala yang dilakukan oleh organisasi akan dianggap baik pula.
Menurut Kasmir (2006:3), faktor yang mempengaruhi pelayanan
adalah :
Faktor utama yang mempengaruhi pelayanan adalah sumber
daya manusia. Artinya peranan manusia (karyawan) yang melayani
masyarakat merupakan faktor utama karena hanya manusialah
pelanggan dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.
beberapa faktor yang cukup penting, yaitu sebagai berikut :
a. Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan internal (interaksi
pegawai organisasi), yaitu pola manajemen umum organisasi,
penyediaan fasilitas pendukung, pengembangan sumber daya
manusia, iklim kerja dan keselarasan hubungan kerja, serta pola
insentif.
b. Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan eksternal
(pelanggan eksternal), yaitu pola layanan dan tata cara penyediaan
layanan, pola layanan distribusi jasa, pola layanan penjualan jasa,
dan pola layanan dalam penyampaian jasa.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk
meningkatkan kualitas pelayanan banyak faktor yang mempengaruhi,
antara lain sumber daya manusia, kesadaran, aturan, organisasi,
keterampilan dan kemampuan, sarana pelayanan, serta pengalaman
pelanggan selain itu faktor internal dan eksternal menjadi penting dan
berpengaruh dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas bagi
setiap pengguna.
28
5. Indikator Kualitas pelayanan publik
Memahami konsep pelayanan publik secara sederhana dapat
digambarkan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
Tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah untuk
memuaskan dan memenuhi kebutuhan sesuai dengan keinginan
masyarakat pada umumnya untuk mencapai hal ini, diperlukan kualitas
pelayanan sesuai harapan dari masyarakat.
Sinambela (2006:) menjelaskan bahwa, untuk mencapai
kepuasan dituntutkan kualitas pelayanan prima terdiri dari:
a. Transparansi. Yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan
dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan
disediakan secara memadai serta mudah dimengerti
b. Akuntabilitas. Yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c. Koordinasi. Yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap
berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
d. Partisipasi. Yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.
e. Kesamaan hak Yakni pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi
dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan,
status sosial, dan lain-lain.
29
f. Kesinambungan hak dan kewajiban. Yakni pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima
pelayanan publik.
E. Tinjauan Empiris
Tinjauan empiris merupakan hasil penelitian terdahulu yang
mengemukakan beberapa konsep yang relevan dan terkait dengan
Efektivitas kerja Aparatur Sipil Negara dalam pelayanan publik. Tinjauan
empiris bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan
dalam penyusunan penelitian kegunaannya untuk mengetahui hasil yang
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu
Tabel 2.1
No Penulis dan Tahun
Judul penelitian
Metode analisis
Hasil Penelitian
1 Ahmad andra syahly prima
(2018)
Efektivitas kinerja aparatur sipil Negara dalam pelayanan publik di kelurahan sungai dama kecamatan samarinda ilir Sa
Marinda
Deskriptif kualitatif
Kualitas Kerja yang dihasilkan oleh aparatur Kelurahan sungai dama dinilai sudah baik, hal ini dapat dilihat dari cara aparatur melayani masyarakat dengan cepat dan ramah serta sesuai dengan alur pelayanan yang tertera dikelurahan sungai dama
2 Anjelita Egla
kornelia panguliman
(2018)
Efektivitas kerja aparatur sipil Negara dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik (studi di rumah sakit
Kualitatif Tugas dan fungsi aparatur sipil Negara yang ada di Rumah sakit umum daerah kabupaten Minahasa bagian administrasi belum bisa dikatakan maksimal dalam meningkatkan kualitas
30
umum daerah kabupaten minahasa selatan)
pelayanan publik, hal ini diakibatkan akan kesadaran tugas pokok dan fungsi masih minim dan tingkat profesionalisme yang belum optimal sehingga berdampak pada efektivitas kerja dari aparatur sipil Negara itu sendiri.
3 Fidia Ayudhita
(2017)
Efektivitas kerja pegawai dalam pelayanan publik di kelurahan rawa makmur kecamatan palaran kota samarinda
Deskriptif Produktivitas kerja yang dihasilkan para pegawai masih kurang sesuai dengan yang diharapkan, dimana para pegawai dalam melayani kebutuhan yang diperlukan masyarakat masih terdapat kendala-kendala seperti hanya ada beberapa pegawai saja yang bisa menguasai komputer.
4 Andika sagita putra
(2015)
Efektivitas kerja pegawai negeri sipil dalam pelayanan masyarakat di kantor kecamatan betayau kabupaten tana tidung
Kualitatif Berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang telah penulis dijabarkan dalam penyajian data mengenai efektivitas kerja pegawai negeri sipil dalam pelayanan masyarakat di kantor kecamatan betaayu kabupaten tana tidung, ditemukan bahwasanya Efektivitas kerja pegawai negeri sipil dalam pelayanan
31
masyarakat di kantor kecamatan betayau kabupaten tana tidung ternyata belum efektif dan belum berjalan sesuai yang diinginkan.
5 Misnawati
(2016)
Efektivitas kerja pegawai negeri sipil di kantor kecamatan marangkayu kabupaten kutai kartanegara
Kualitatif Faktor pendukung dan penghambat
1. Faktor penghambat efektivitas pegawai negeri sipil yaitu: masih kurangnya pegawai yang ada di kantor dan kejenuhan dalam melakukan pekerjaan. 2. faktor pendukung yaitu sarana dan prasarana.
32
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep menurut (Sugyono, 2014) adalah suatu hubungan
yang akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel
penelitian yaitu, antara variabel independen dan variabel dependen yang
akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan.
.
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
KANTOR BADAN PENGAWAS
PEMILIHAN UMUM PROVINSI
SELAWESI SELATAN
EFEKTIVITAS KERJA
PELAYANAN PUBLIK
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan yakni deskriptif kualitatif dengan
penjabaran deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk
memperoleh gambaran mengenai Efektivitas kerja Aparatur Sipil Negara
(ASN) dalam pelayanan publik pada badan pengawas pemilihan umum
provinsi Sulawesi selatan.
B. Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah Efektivitas kerja Aparatur Sipil
Negara dalam pelayanan publik pada badan pengawas pemilihan umum
provinsi Sulawesi selatan.
C. Lokasi Penelitian
1. Lokasi/ tempat
Penelitian ini dilakukan di kantor Badan Pengawas pemilihan umum
(BAWASLU) provinsi Sulawesi selatan yang berlokasi di JL.A.P.
Pettarani No.98 Buakana, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.
D. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber asalnya
atau di lapangan yang merupakan data empirik, data empirik yang
dimaksud adalah hasil wawancara dengan beberapa pihak atau
34
informan yang benar-benar berkompeten dan bersedia memberikan
data dan informasi yang dibutuhkan dan relevan dengan kebutuhan
penelitian. Salah satunya kepala bagian atau instansi yang terkait
dalam penelitian
2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil telaah
bacaan ataupun kajian pustaka, buku-buku atau literatur yang terkait
dengan permasalahan yang sedang diteliti, internet, dokumen atau
arsip, dan laporan yang bersumber dari lembaga terkait yang relevan
dengan kebutuhan data dalam penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah bagian penting dalam proses penelitian.
Tahapannya dilakukan sesudah proposal riset disetujui dan sebelum
analisis data itu dilakukan. Cara pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
1. Wawancara
Menurut Sugiyono, (2017) wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara
(interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interview) untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diberikan. Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh data
tentang tentang efektivitas kerja Aparatur Sipil Negara dalam
pelayanan publik pada badan pengawas pemilihan umum provinsi
Sulawesi selatan.
2. Observasi
35
Observasi adalah suatu metode atau cara untuk menganalisis
dan melakukan pencatatan yang dilakukan secara sistematis, tidak
hanya terbatas dari orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain
(Sugiyono, 2010). Pada penelitian kualitatif teknik pengumpulan data
dengan menggunakan metode observasi sangat dibutuhkan.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu,
dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya
catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan dan
kebijakan. Menurut Sugiyono (2017) Dokumentasi merupakan
catatan peristiwa yang berlalu berbentuk gambar, foto, sketsa
dan lain lain, Dokumentasi merupakan pelengkap dari pengguna
metode observasi dan wawancara.
F. Instrumen Penelitian
Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam sebuah penelitian
adalah instrumen atau alat yang digunakan dalam pengumpulan data
yakni mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi lebih sistematis
dan mudah untuk mencari data yang akurat. Untuk pengumpulannya
dibutuhkan beberapa alat untuk mendapat data yang dibutuhkan dalam
sebuah penelitian. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah sendiri,
dengan menggunakan menggunakan beberapa alat penunjang seperti
kamera, perekam suara, dan buku catatan sehingga data yang
dikumpulkan dapat dipertanggungjawabkan.
36
G. Informan penelitian
Informan merupakan salah satu anggota kelompok partisipan yang
berperan sebagai pengarah dan penerjemah muatan-muatan budaya
atau pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian.
Informan dalam penelitian ini dipilih karena paling banyak mengetahui
atau terlibat langsung.
Pemilihan informan dalam penelitian ini dengan cara purposive
sampling. Yaitu, teknik penarikan sampel secara subjektif dengan maksud
atau tujuan tertentu, yang mana menganggap bahwa informan yang
diambil tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian yang
dilakukan.
Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini adalah:
1. Pembina PPID Bawaslu
2. Atasan PPID Bawaslu
3. Pegawai Bawaslu
H. Metode Analisis Data
Teknik analisis data deskriptif kualitatif dengan penjabaran
deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh
gambaran merupakan proses mencari dan menyusun data yang
dikumpulkan sehingga data tersebut dapat ditemukan kesimpulan dan
dijadikan sebagai bahan informasi yang dapat dipahami diri sendiri
maupun orang lain. Sedangkan teknik analisis data kualitatif bersifat
induktif yaitu data yang diperoleh yang dikembangkan melalui pola
hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.
37
Sehingga dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis
data yaitu model Mails & Huberman dalam sugiyono (2017:132) dengan
tahapan pengumpulan data yaitu :
1. Reduksi data ( data reduction) yaitu memilih dan memfokuskan yang
penting dan merangkum data yang pokok. Di dalam reduksi data,
laporan-laporan lapangan dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok,
difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya. Jadi
laporan lapangan sebagai bahan baku mentah disingkatkan,
direduksi, disusun lebih sistematis sehingga lebih mudah
dikendalikan. Data yang direduksi memberikan gambaran yang lebih
tajam tentang hasil pengamatan, juga mempermudah peneliti untuk
mencari data yang diperoleh bila diperlukan.
2. Penyajian Data (data display) menurut Miles Huberman dalam
sugiyono (2017:137) menyebutkan bahwa yang sering digunakan
dalam menyajikan data pada penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif. Agar peneliti tidak tenggelam oleh kumpulan
data oleh karena itu agar dapat melihat gambaran keseluruhan atau
bagian-bagian tertentu dalam penelitian itu, harus diusahakan
membuat alat ukur yaitu pedoman wawancara, pedoman observasi
dan pedoman dokumentasi.
3. Penarikan kesimpulan dan klarifikasi (Klasifikasi data)
Sejak awalnya peneliti berusaha untuk mencari makna data yang
dikumpulkannya. Untuk itu peneliti mencari tema, pola hubungan,
persamaan, hal-hal yang sering timbul, dan sebagainya. Jadi data
yang diperoleh dari sejak awal mencoba mengambil kesimpulan.
38
Kesimpulan itu mula-mula masih sangat kabur, diragukan akan tetapi
dengan bertambahnya data maka kesimpulan itu akan lebih lengkap
jadi kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian
berlangsung hingga akhirnya tercapai kesimpulan akhir.
4. Triangulasi
Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik
triangulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data tersebut, dan teknik triangulasi
yang paling banyak digunakan adalah dengan pemeriksaan.
Beberapa macam triangulasi data sendiri menurut Denzin dalam
Moleong (2004:330) yaitu dengan memanfaatkan penggunaan
sumber, metode, penyidik dan teori ada beberapa macam yaitu:
1) Triangulasi Sumber (data), Triangulasi ini membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui sumber yang berbeda dalam metode kualitatif.
2) Triangulasi metode, triangulasi ini menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda.
3) Triangulasi Teori, triangulasi ini berdasarkan anggapan bahwa
fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu
atau lebih teori tetapi hal itu dapat dilakukan, dalam hal ini dinamakan
penjelasan banding.
Dari tiga macam teknik triangulasi, peneliti menggunakan teknik
triangulasi sumber data dan triangulasi metode untuk menguji data
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah singkat Badan Pengawas pemilihan umum provinsi
Sulawesi selatan
Organisasi pengawas pemilihan umum (pemilu) baru muncul pada
pemilu 1982, walaupun pemilu pertama di Indonesia sudah
dilaksanakan pada tahun 1955. Pembentukan Panwaslak pemilu pada
pemilu 1982 dilatari oleh protes protes atas banyaknya pelanggaran dan
manipulasi penghitungan suara yang dilakukan oleh para petugas
pemilu pada pemilu 1971.Karena pelanggaran dan kecurangan pemilu
yang terjadi pada pemilu 1977 jauh lebih masif. Protes-protes ini lantas
di respons pemerintah dan DPR yang didominasi Golkar dan ABRI.
Akhirnya muncul gagasan memperbaiki undang-undang yang bertujuan
meningkatkan kualitas pemilu 1982.
Pada pemilu 1982 pemerintah mengintroduksi adanya badan baru
yang akan terlibat dalam urusan pemilu untuk mendampingi Lembaga
Pemilihan umum (LPU). Badan baru ini bernama panitia pengawas
pelaksanaan pemilihan umum 9 panwaslak Pemilu) yang bertugas
mengawasi pelaksanaan pemilu.Dengan struktur, fungsi, dan
mekanisme kerja yang baru, pengawas pemilu tetap diaktifkan untuk
pemilu 1999. Namanya pun diubah dari Panitia Pelaksana Pemilihan
umum (Panwaslak Pemilu) menjadi Panitia Pengawas Pemilihan Umum
(Panwaslu). Perubahan terhadap pengawas pemilu baru dilakukan lewat
40
UU. No 12/2003. UU ini menegaskan, untuk melakukan pengawasan
pemilu, panitia pengawas pemilu provinsi, panitia pengawas pemilu
kabupaten/kota, dan panitia pengawas pemilu kecamatan.
Selanjutnya kelembagaan pengawas pemilu dikuatkan melalui
Undang Undang nomor 22 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pemilu
dengan dibentuk sebuah Lembaga yang dinamakan Badan Pengawas
Pemilu (Bawaslu). Adapun lingkup pengawasan bawaslu yakni terkait
kepatuhan KPU sebagai penyelenggara pemilu dan pilkada.
Dalam perjalanannya Bawaslu mengalami penguatan secara
bertahap, pertama melalui Undang undang No. 12 Tahun 2003, Undang
undang ini mengamanatkan pembentukan Lembaga ad hoc yang
terlepas dari struktur kelembagaan KPU yang bertugas untuk
melaksanakan pengawasan pemilu. Kedua melalui Undang-undang
No.22 Tahun 2007, dalam Undang-undang ini pengawas pemilu
ditingkat pusat dipermanenkan menjadi Badan Pengawas pemilu
(Bawaslu). Ketiga melalui undang-undang No.15 Tahun 2011 dalam
Undang-undang ini kelembagaan Bawaslu kembali diperkuat dengan
dipermanenkannya Panitia Pengawas Pemilu ditingkat Provinsi menjadi
Bawaslu provinsi.
Keempat Undang Undang No. 7 tahun 2017, undang-undang ini
memberikan kewenangan yang besar dan signifikan. Secara
kelembagaan, panitia Pengawas pemilu ditingkat Kabupaten/ kota
dipermanenkan menjadi Bawaslu Kabupaten/ kota. Bawaslu sebagai
Lembaga pengawas pemilu diberi kewenangan yang cukup kuat yakni
41
sebagai Lembaga yang memiliki kewenangan untuk menerima,
memeriksa, mengkaji dan memutus pelanggaran administrasi pemilu
melalui proses mediasi maupun sidang ajudkasi. Bawaslu bukan hanya
sebagai Lembaga pengawas, tetapi juga Lembaga peradilan dalam
penegakan hukum penyelesaian pelanggaran administrasi pemilu.
Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan periode 2017- 2022 terdiri dari
tiga komisioner, yakni HL Arumahi, Azry yusuf dan Fatmawati. Pada
pertengahan 2018, keanggotaan Bawaslu Sulawesi Selatan ditambah
empat orang, sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 7 tahun
2017 tentang pemilu. Empat komisioner itu adalah: Adnan jamal (Divisi
Hukum), Amrayadi (Divisi Pengawasan), Asradi (Divisi sengketa) dan
Hasmaniar Bachrun (Divisi kelembagaan) dan Saiful Jihad (Divisi
Humas dan Hubungan antar Lembaga).
2. Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya Bawaslu sebagai Lembaga pengawal terpercaya dalam
penyelenggaran pemilu demokratis, bermartabat, dan berkualitas.
b. Misi
1) Membangun aparatur dalam kelembagaan pengawas pemilu yang
kuat, mandiri dan solid;
2) Mengembangkan pola dan metode pengawasan yang efektif dan
efisien;
3) Memperkuat sistem kontrol nasional dalam satu manajemen
pengawasan yang terstruktur, sistematis, dan integratif berbasis
teknologi;
42
4) Meningkatkan keterlibatan masyarakat dan peserta pemilu, serta
meningkatkan sinergi kelembagaan dalam pengawasan pemilu
partisipatif;
5) Meningkatkan kepercayaan publik atas kualitas kinerja
pengawasan berupa pencegahan dan penindakan, serta
penyelesaian sengketa secara cepat, akurat dan transparan;
6) Membangun Bawaslu sebagai pusat pembelajaran pengawasan
pemilu baik bagi pihak dalam negeri maupun luar negeri.
3. Struktur orgaisasi
a. Tugas Bawaslu
1) Menyusun standar tata laksana pengawasan penyelenggaraan
pemilu untuk pengawas pemilu di setiap tingkatan.
2) Melakukan pencegahan dan penindakan terhadap;
a. Pelanggaran pemilu; dan
b. Sengketa proses pemilu
3) Mengawasi persiapan penyelenggaraan pemilu, yang terdiri atas;
a) Perencanaan dan penetapan jadwal tahapan pemilu;
b) Perencanaan pengadaan logistic oleh KPU;
c) Sosialisasi penyelenggaraan pemilu; dan
d) Pelaksanaan persiapan lainnya dalam penyelenggaraan pemilu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Mengawasi pelaksanaan tahapan penyelenggaraan pemilu, yang
terdiri atas;
a. Pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar pemilih
sementara serta daftar pemilih tetap;
43
b. Penataan dan penetapan daerah pemilihan DPRD kabupaten/
kota;
c. Penetapan peserta pemilu;
d. Pencalonan sampai dengan penetapan pasangan calon, calon
anggota DPR, calon anggota DPD dan calon anggota DPRD
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Pelaksanaan dan dana kampanye;
f. Pengadaan logistic pemilu dan pendistribusiannya;
g. Pelaksanaan pemungutan suara dan perhitungan suara hasil
pemilu di TPS;
h. Pergerakan surat suara, berita acara perhitungan suara, dan
sertifikat hasil perhitungan suara dari tingkat TPS sampai ke
PPK;
i. Rekapitulasi hasil perhitungan perolehan suara di PPK, KPU
kabupaten/ kota, KPU provinsi, dan KPU;
j. Pelaksanaan perhitungan dan pemungutan suara ulang, pemilu
lanjutan, dan pemilu susulan;
k. Penetapan hasil pemilu.
5) Mencegah terjadinya praktik politik uang;
6) Mengawasi netralitas aparatur sipil Negara, netralitis anggota
Tentara nasional Indonesia dan netralitas kepolisian republic
Indonesia
7) Mengawasi pelaksanaan/ keputusan, yang terdiri atas;
a. Keputusan DKPP;
44
b. Putusan pengadilan mengenai pelanggaran dan sengketa
pemilu;
c. Putusan/ keputusan bawaslu, bawaslu provinsi, dan bawaslu
kabupaten/ kota;
d. Keputusan KPU, KPU provinsi, dan KPU kabupaten/ kota;
e. Keputusan pejabat yang berwenang atas pelanggaran
netralitas Aparatur sipil Negara, netralitas anggota TNI dan
netralitas anggota kepolisian republik Indonesia.
8) Menyampaikan dugaan pelanggaran kode etik penyelenggaraan
pemilu kepada DKPP;
9) Menyampaikan dugaan tindak pidana pemilu kepada Gakkumdu;
10) Mengelola, memelihara, dan merawat arsip serta melaksanakan
penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
11) Mengevaluasi pengawasan pemilu;
12) Mengawasi pelaksanaan peraturan KPU; dan
13) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Wewenang Bawaslu
1) Menerima dan menindaklanjuti yang berkaitan dengan dugaan
adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai pemilu;
2) Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran administrasi
pemilu;
3) Memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran politik uang;
45
4) Menerima, memeriksa, memediasi atau meng ajudikasi dan
memutus penyelesaian sengketa proses pemilu;
5) Merekomendasikan kepada instansi yang bersangkutan mengenai
hasil pengawasan terhadap netralitas Aparatur sipil Negara,
netralitas anggota tentara nasional Indonesia, dan netralitas
kepolisian republik Indonesia;
6) Mengambil ahli sementara tugas, wewenang dan kewajiban
Bawaslu provinsi dan Bawaslu Kabupaten/ kota secara berjenjang
jika bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kabupaten kota berhalangan
sementara akibat dikenai sanksi atau akibat lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
7) Meminta bahan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait
dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran
administrasi, pelanggaran kode etik, dan dugaan tindak pidana
pemilu, dan sengketa proses pemilu;
8) Mengoreksi putusan dan rekomendasi Bawaslu provinsi dan
Bawaslu Kabupaten/ kota apabila terdapat hal yang bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
9) Membentuk Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/ kota, dan
Panwaslu LN;
10) Mengangkat, membina dan memberhentikan anggota bawaslu
provinsi, anggota Bawaslu Kabupaten/ Kota dan anggota
Panwaslu LN; dan
11) Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
46
c. Kewajiban Bawaslu
1) Bersikap adil menjalankan tugas dan wewenang
2) Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
tugas pengawas pemilu pada semua tingkatan;
3) Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden dan
DPR sesuai dengan pemilu secara periodic dan atau berdasarkan
kebutuhan;
4) Mengawasi pemutakhiran dan pemeliharaan data pemilih secara
berkelanjutan yang dilakukan oleh KPU dengan memperhatikan
dan kependudukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
5) Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
1. AZRY YUSUF, SH, MH : DIV. PENANGANAN PELANGGARAN
2. HASMANIAR BACHRUN, S.Pi : DIV. ORGANISASI
3. DR. ADNAN JAMAL, SH.MH : DIV. HUKUM DAN DATA INFORMASI
4. ASRADI, SE.,MH : DIV. PENYELESAIAN SENGKETA
5. Drs. SAIFUL JIHAD, M.Ag : DIV. HUBUNGAN MASYARAKAT
6. AMRAYADI, SH : DIV. PENGAWASAN DAN HUBAL
EMIL SYAHBUDDIN, S.E., M.M. NUR AWAN DATU, S.IP., M.H. H. MUHLIS MAS'UD, S.STP, M.H. NURMALAWATI PALUBUHU,S.IP
PLT. KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI KEPALA BAGIAN PENGAWASAN
KEPALA BAGIAN PENANGANAN
PELANGGARAN DAN PENYELESAIAN
SENGKETA PROSES
KEPALA BAGIAN HUKUM, HUBUNGAN
MASYARAKAT, DATA DAN INFORMASI
WIWID AMBARWATI, SE, M.Si ZULKIFLI, ST.,MM …………………………….. ……………………….
KEPALA SUB BAGIAN PERENCANAAN,
KEUANGAN DAN BARANG MILIK
NEGARA
KEPALA SUB BAGIAN PENGAWASAN
DAN AKREDITAS PEMANTAUSUB BAGIAN PENANGANAN PELANGGARAN SUBBAGIAN HUKUM
FACHRUL NAWAWI, S.Si EMIL SYAHBUDDIN, SE.,MM ………………………... …………………………….
KEPALA SUB BAGIAN SUMBER DAYA
MANUSIA DAN UMUM
KEPALA SUB BAGIAN HUBUNGAN
ANTAR LEMBAGA
SUB BAGIAN PENYELESAIAN SENGKETA
PROSES
SUB BAGIAN HUBUNGAN
MASYARAKAT, DATA, DAN INFORMASI
Dr, JALALUDIN, S.Pd., M.PdKEPALA SEKRETARIAT
ANGGOTA
Drs. H. L. ARUMAHI, MHDIVISI SUMBER DAYA MANUSIA
47
B. Hasil penelitian
1. Karakteristik informan
Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 3 orang. Berikut data-
data dari informan:
Tabel 3.1 Data Informan
No Nama Inisial Jabatan
1 Fachrul Nawawi, S.Si FN Kepala sub bagian SDM
dan umum
2 Azry Yusuf, SH, MH AY Staf bagian hukum,
hubungan masyarakat,
data dan informasi
3 Rusniati A,md R Staf keuangan
4 Syahrul S Tamu / penerima layanan
2. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian
a. Efektivitas kerja aparatur sipil negara
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kantor badan
pengawas pemilihan umum provinsi sulawesi selatan, untuk dapat
melihat efektivitas kerja aparatur sipil negara maka peneliti melakukan
wawancara terkait dengan indikator efektivitas MSDM yaitu tugas
kerja, kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu dan efektifitas
biaya.
1) Tugas kerja
Tugas kerja merupakan pekerjaan dengan tanggung jawab
seseorang. Pekerjaan yang dibebankan, sesuatu yang wajib
48
dilakukan untuk ditentukan untuk perintah agar melakukan sesuatu
dalam jabatan tertentu.
Dari hasil wawancara oleh peneliti yang menanyakan tentang
apakah semua pegawai bisa menyelesaikan tugas yang
diberikan?
Dijawab oleh Bapak FN kasubag SDM dan umum Bawaslu
Sulawesi selatan pada wawancara Tanggal 5 November 2020
yang mengatakan bahwa:
“iya bisa, sejauh ini masih bisa karena kalau tidak kan disini
sistemnya evaluasi tiap tahun, mungkin kalau ada yang sangat
bermasalah mungkin dikeluarkan. Cuman selama ini belum pernah
ada sampai disana, masih selesai semuaji kalo ada permintaan
bisaji na kerjakan teman-teman disini”.
Dan hal serupa juga dikatakan oleh Ibu R staf bidang
keuangan pada wawancara Tanggal 5 November 2020 yang
mengatakan bahwa:
“iya bisa menyelesaikan tugas yang diberikan, bahkan bisa lebih
dari tugas yang diberikan lebih banyak lagi dari yang ditugaskan”
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas
dapat diketahui bahwa tugas kerja yang diberikan pegawai yang
ada di Bawaslu bisa dikerjakan dan diselesaikan bahkan lebih
banyak lagi beban kerja yang diberikan.
2) Kualitas kerja
Kualitas kerja merupakan suatu hasil yang dapat diukur
dengan efektivitas dan efisiensi suatu pekerjaan yang dilakukan
oleh pegawai dalam pencapaian tujuan atau sasaran instansi yang
baik dan berguna.
49
Dari hasil wawancara oleh peneliti yang menanyakan tentang
apakah Kualitas pegawai sudah sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh instansi?
Dijawab oleh Bapak FN kasubag SDM dan umum Bawaslu
Sulawesi selatan pada wawancara Tanggal 5 November 2020
yang mengatakan bahwa:
”kalau boleh dibilang sih sebagian besar sudah sesuai, cuman
mungkin memang terkendala karena perekrutan pegawai itu tidak
dari awal instansi berdiri, ya beberapa itu tidak sesuai dengan latar
belakang pendidikan tetapi teman-teman bisa menyesuaikan dan
semua pekerjaan berjalan”
Dan hal serupa juga dikatakan oleh Ibu R staf bidang
keuangan pada wawancara Tanggal 5 November 2020 yang
mengatakan bahwa:
“saya rasa untuk kami disini di keuangan sendiri sudah sesuai, itu
bisa dilihat dari output yang dihasilkan dari tiap pegawai, misalnya
permintaan data dari pusat kita bisa selesaikan dengan waktu
yang sesuai”
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat
diketahui bahwa kualitas kerja yang ada di Bawaslu sudah sesuai
dilihat dari output yang dihasilkan oleh pegawai, meskipun ada
beberapa pegawai yang tidak sesuai dengan latar belakang
Pendidikan tetapi semua bisa menyesuaikan dan pekerjaan tetap
berjalan.
3) Kuantitas kerja
Kuantitas kerja merupakan volume kerja yang dihasilkan di bawah
kondisi normal. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya beban kerja
dan keadaan yang didapat atau di dalamnya selama bekerja.
50
Dari hasil wawancara oleh peneliti yang menanyakan
tentang bagaimana standar kuantitas kerja pegawai yang ada di
Bawaslu?
Dijawab oleh Bapak AY staf Humas penanggung jawab data
dan informasi pada wawancara Tanggal 5 November 2020 yang
mengatakan bahwa:
”Bicara tentang kuantitas karena ini dalam kondisi musim pemilu
padat ya tentu banyak beban kerjanya yang semakin tinggi,
melihat situasi pendemi covid kita punya banyak tugas kerja juga
selain di bawa pulang ke rumah. Ada namanya work home seperti
itu bentuk kuantitas kerja kita kalau semakin banyak tugas ya kita
bawa pulang ke rumah”.
Dan hal serupa juga dikatakan oleh Ibu R staf bidang
keuangan pada wawancara Tanggal 5 November 2020 yang
mengatakan bahwa:
“standar kuantitas ya disesuaikan makanya saya tadi sampaikan
itu tidak beda jauh kualitas dan kuantitas kerja, kita selalu
menyelesaikan tepat pada waktunya yah jadi kalau misalnya ada
permintaan data kita upayakan selesai di waktu sebelum offline
jadi tidak ada pengiriman yang terlambat.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat
diketahui bahwa standar kuantitas pegawai bawaslu dapat
menyesuaikan seperti pada saat beban kerja padat maka dapat
disesuaikan dengan menyelesaikan pada waktunya atau sebagian
pekerjaan dibawa pulang ke rumah.
4) Ketetapan waktu
Ketetapan waktu merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada
awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan
51
hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk
aktivitas lain.
Dari hasil wawancara oleh peneliti yang menanyakan tentang
bagaimana manajemen waktu yang baik dalam efektivitas kerja
pegawai?
Dijawab oleh Bapak FN kasubag SDM dan umum Bawaslu
Sulawesi selatan pada wawancara Tanggal 5 November 2020
yang mengatakan bahwa:
“manajemen waktu ya kalau dibilang yang seharusnya kami kan
ada jam kerja kalau kita mau liat bagusnya ya harusnya teman-
teman ini khusus misalkan datang jam 8 pulang jam 4 bahkan
kondisi kadang kalau kerjaan menumpuk teman-teman kerja
pulang tengah malam, kadang kalau ada yang telat masuk ya
dimaklumi juga karena memang ada kerjaan yang harus lembur
untuk beberapa orang cuman kalau mau efektif sebenarnya di
kantor manapun ya saya kira harus disiplin masuk jam 8 kalau
kerjaan di atas jam 4 ya di bawa pulang, kita cari juga pagi-pagi
atau kadang pimpinan cari pun tidak pusing juga teman-teman
dimana misalkan ada kerjaan kadang masuknya jam 10-11”.
Dan hal serupa juga dikatakan oleh Bapak AY staf bidang staf
humas dan penanggung jawab data dan informasi pada
wawancara Tanggal 5 November 2020 yang mengatakan bahwa :
“manajemen waktu yang baik tentu bekerja mulai pagi pukul 8:00
selesai pukul 17:45 dan ditambah lembur 2 jam kedepan, seperti
itu kalau di Bawaslu karena tidak bisa sesuai dengan waktu yang
singkat”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat
diketahui bahwa Manajemen waktu yang baik pada Bawaslu jam
kerjanya masuk jam 8:00 kemudian sampai dengan 17: 45 bahkan
ketika pekerjaan menumpuk kadang ada waktu lembur 2 jam
52
kedepan atau kadang pekerjaan dibawa pulang ke rumah karena
tidak bisa sesuai dengan waktu yang singkat.
5) Efektivitas biaya
Efektivitas biaya yaitu penggunaan biaya yang efektif dan efisien.
Dari hasil wawancara oleh peneliti yang menanyakan
tentang bagaimana perencanaan kerja agar dapat mengefektifkan
biaya operasional kerja yang dilakukan oleh pegawai?
Dijawab oleh Ibu Rstaf bidang keuangan Bawaslu Sulawesi
selatan pada wawancara Tanggal 5 November 2020 yang
mengatakan bahwa:
“Dari kalau segi biaya itu kita sesuaikan dengan anggaran yang
ada, jadi semua itu sudah sesuai dengan porsi yang dibutuhkan,
misalnya yang diterapkan 10 porsi lalu kurang dari 10 porsi ya
biaya itu yang dikeluarkan, jadi tidak ada kelebihan pembiayaan
jadi semua sudah sesuai dengan berapa anggaran yang tersedia
kami sesuaikan”.
Dan hal serupa juga dikatakan oleh Bapak AY staf bidang
humas dan penanggung jawab data dan informasi pada
wawancara Tanggal 5 November 2020 yang mengatakan bahwa :
“ya salah satunya dengan menyusun rencana item kerja yang
berbasis kinerja dan anggaran kita susun agendanya mulai dari
tanggal, tahun, dan bulan kita sudah skedul kan dari awal setiap
bulan berjalan”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat
diketahui bahwa dari segi biaya yang dianggarkan sesuai dengan
porsi dibutuhkan dengan menyusun rencana item kerja dari
tanggal, tahun, dan bulan di skejul kan dari awal setiap bulan
berjalan.
53
b. Pelayanan publik
Memahami konsep pelayanan publik secara sederhana dapat
digambarkan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
Tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah untuk
memuaskan dan memenuhi kebutuhan sesuai dengan keinginan
masyarakat pada umumnya untuk mencapai hal ini, diperlukan
kualitas pelayanan sesuai harapan dari masyarakat.
Sinambela (2006:) menjelaskan bahwa, untuk mencapai
kepuasan ditentukan kualitas pelayanan prima terdiri dari:
1) Transparansi
Yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat
diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan
secara memadai serta mudah dimengerti.
Dari hasil wawancara oleh peneliti yang menanyakan tentang
apakah pelayanan yang diberikan oleh pegawai dapat diakses
dengan mudah oleh orang yang membutuhkan?
Dijawab oleh Bapak FN kasubag SDM dan umum Bawaslu
Sulawesi selatan pada wawancara Tanggal 5 November 2020
yang mengatakan bahwa:
“kalau teman-teman di bagian data dan informasi sudah
memunculkan web khusus untuk PPID pengelolaan data dan
informasi, data-data yang bisa di akses sudah di upload semua
di situ kecuali untuk data-data yang sensitif ya memang
diharuskan mengisi formulir dulu untuk permintaan data
kemudian kami setujui, sudah lebih terpublik lah dengan adanya
peluncuran website”.
54
Dan hal serupa juga dikatakan oleh Bapak AY staf humas
dan penanggung jawab data dan informasi pada wawancara
Tanggal 5 November 2020 yang mengatakan bahwa :
“Sesuai dengan UUD keterbukaan informasi Publik No. 14 tahun
2008 itu sudah menjadi kewajiban bagi warga Negara instansi
pemerintah yang dibiayai bersumber dari pembiayaan Negara
membuat namanya PPID, PPID itu adalah singkatan dari pejabat
pengelola informasi dan data, dari situ masyarakat bisa
mengajukan permohonan informasi yang bisa di dapatkan dan
Bawaslu sudah memiliki PPID sesuai dengan UUD No.14 tahun
2008.”
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat
diketahui bahwa pelayanan yang diberikan dapat diakses dengan
mudah oleh orang yang membutuhkan informasi dengan adanya
website yang dikelola oleh PPID sehingga data-data dan
informasi di upload melalui web khusus PPID untuk lebih
terpublik dan mudah di akses.
2) Akuntabilitas
Yakni pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Dari hasil wawancara oleh peneliti yang menanyakan tentang
bagaimana bentuk pertanggung jawaban yang diberikan pegawai
dalam memberikan pelayanan?
Dijawab oleh Bapak FN kasubag SDM dan umum Bawaslu
Sulawesi selatan pada wawancara Tanggal 5 November 2020
yang mengatakan bahwa:
“kalau kami disini paling kita lihat intinya kerjaan yang diberikan
beres ya itulah bentuk pertanggungjawaban dia, misalkan di
55
kasih tugas A kalau tugasnya tidak selesai ya artinya dia tidak
bisa pertanggung jawabkan tugas yang diberikan. Kalau semua
yang diberikan misalkan disuruh buat surat itu mungkin semua
bisa di kerjakan itulah bentuk pertanggungjawaban pegawai”.
Dan hal serupa juga dijawab oleh Ibu R staf bidang keuangan
pada wawancara Tanggal 5 November 2020 yang mengatakan
bahwa:
“kalau di Bawaslu sendiri itu misalnya kayak penanganan pelanggaran, itukan ada di divisi penanganan pelanggaran yaitu pertanggung jawabannya ya ada data apa-apa yang termasuk penanganan pelanggaran itu siapa pelapornya dan apa isu pelaporannya, intinya ada data pertanggung jawabannya”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat
diketahui bahwa bentuk pertanggungjawaban pegawai dapat
dilihat dari kualitas kerjanya apabila tugas yang diberikan dapat
dikerjakan maka seperti itulah bentuk pertanggung jawabannya.
3) Koordinasi
Yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada
prinsip efisiensi dan efektivitas.
Dari hasil wawancara oleh peneliti yang menanyakan tentang
apakah pelayanan yang diberikan sudah efektif dan efisien?
Dijawab oleh Bapak FN kasubag SDM dan umum Bawaslu
Sulawesi selatan pada wawancara Tanggal 5 November 2020
yang mengatakan bahwa:
“sejauh saya sih sudah, kalau tidak efektif pasti masyarakat
komplen sama kita tetapi sejauh ini belum ada komplen sama
sekali di website nya Bawaslu pun belum ada komentar belum
ada kritik sama sekali”.
56
Dan hal serupa juga dijawab oleh Ibu R staf bidang keuangan
pada wawancara Tanggal 5 November 2020 yang mengatakan
bahwa:
“ya kalau saya dari Bawaslu sendiri sih pasti mengatakan efektif
dan efisien ya misalnya kayak anda, anda minta data dari saya,
saya terbuka apa tertutup kan seperti itu”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat
diketahui bahwa pelayanan yang diberikan sudah efektif dan
efisien dapat dilihat dari sejauh ini belum ada masyarakat yang
komplain dari segi pelayanan pun juga sudah terbuka.
4) Partisipasi
Yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat
dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.
Dari hasil wawancara oleh peneliti yang menanyakan
tentang bagaimana partisipasi masyarakat terhadap pelayanan
yang diberikan pegawai?
Dijawab oleh Bapak AY staf humas dan penanggung jawab
data dan informasi Bawaslu Sulawesi selatan pada wawancara
Tanggal 5 November 2020 yang mengatakan bahwa:
“partisipasi masyarakat ya bisa terukur dari email yang masuk di
PPID media sosial kan saat ini berperan penting dalam
masyarakat kita disitu bisa di ukur berapa jumlah yang akses,
berapa jumlah yang like, meminta data, itu bentuk partisipasinya
itu kapasitas saya sebagai staf yang menjawab ya.”
57
Dan hal serupa juga dijawab oleh Ibu R staf bidang keuangan
pada wawancara Tanggal 5 November 2020 yang mengatakan
bahwa:
“jadi kalau masyarakat sendiri pada saat masyarakat itu datang
melaporkan terkait dengan penanganan pelanggaran itukan
berarti sudah ikut berpartisipasi membantu kita. Kita kan
mempunyai tupoksi tugas kerja mengawasi pemilu ya kita minta
masyarakat tolong dong kalau ada yang memang salah diluar
dan tidak sesuai itu dilaporkan ke kita. Mereka datang melakukan
laporan itukan berarti ada aksinya ya itu salah satu yang
menyatakan bahwa masyarakat mengatakan Bawaslu ada nih
untuk kalian tersebut”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas
dapat diketahui bahwa bentuk partisipasi masyarakat yaitu
dengan membantu melaporkan terkait dengan penanganan
pelanggaran dan juga diukur dengan partisipasi masyarakat yang
mengakses website PPID bawaslu.
c. Wawancara dengan Tamu /Penerima layanan
Dari hasil wawancara peneliti dengan R tamu /penrima layanan
pada wawancara 5 November 2020 yang menanyakan tentang
apakah pelayanan yang diberikan pegawai dapat diakses dengan
mudah oleh orang yang membutuhkan?
“iya cukup mudah diakses, pelayanannya yang terbuka, mudah dan
dapat diakses secara memadai kita bisa mengakses dengan melalui
website sehingga informasi yang kita butuhkan dengan mudah kita
jangkau”.
Kemudian peneliti juga menanyakan tentang apakah pelayanan
yang diberikan sudah efektif dan efisien?
“iya cukup efektif, pelayanannya tidak terbelit-belit dan bersifat
terbuka sehingga memudahkan orang jika mempunyai kepentingan
atau membutuhkan data-data yang ada di Bawaslu”.
58
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas dapat diketahui
bahwa pelayanan yang ada di Bawaslu sudah cukup efektif dan
efisien, hal tersebut dilihat dari pelayanan yang diberikan mudah
diakses dan mudah dijangkau, kemudian pelayanan yang diberikan
tidak terbelit-belit sehingga memudahkan terhadap orang yang
berkepentingan di Bawaslu.
d. Wawancara dengan tamu/ penerima layanan di lokasi yang berbeda
Peneliti melakukan wawancara dilokasi yang berbeda
bertempat di warkop 27 Bos Lompoa pada hari sabtu 7 November
2020. Dari hasil wawancara peneliti menyanyakan tentang
bagaimana pelayanan yang ada di Badan pengawas Pemulihan
umum (Bawaslu) Provinsi Sulawesi selatan?
“Pelayanan publik di Bawaslu Sulawesi selatan dalam hal pelayanan
penanganan pelanggaran, Bawaslu sebagai lembaga memiliki
tukewa yang di atur dalam pasal 30-32 UU No. 10 tahun 2016 bahwa
tugas dan wewenang dalam hal penerima laporan dari masyarakat,
meneruskan temuan, dan pelaporan yang di duga pelanggaran, dan
menyelesaikan temuan. Dalam pelayanan data dan informasi tentang
PPID bahwa informasi dan data yang dimiliki Bawaslu dalam tugas
pengawasan kepemiluan dapat diakses masyarakat melalui website
PPID atau dengan mengajukan permohonan langsung dengan
datang ke kantor Bawaslu provinsi Sulawesi selatan”.
Kemudian peneliti menanyakan tentang apakah pelayanan
yang di berikan oleh pegawai dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat yang sedang berkepentingan?
“iya sangat mudah diakses, Bawaslu sendiri mempunyai website
PPID sehingga dalam pelayanan data dan informasi dapat kita akses
melalui website tersebut sehingga informasi-informasi yang
dibutuhkan dengan mudah kita jangkau”.
59
Kemudian peneliti juga menanyakan tentang apakah pelayanan
yang diberikan sudah efektif dan efisien?
“Iya sudah cukup efektif dan efisien, informasi-informasi atau data
yang kita butuhkan mudah kita jangkau dan bersifat terbuka melalui
website PPID sehingga memudahkan terhadap orang yang sedang
berkepentingan”.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti di atas dapat diketahui
bahwa pelayanan publik pada Badan Pengawas Pemilihan Umum
(Bawaslu) Sulawesi selatan sudah efektif dan efisien dengan adanya
website PPID memudahkan masyarakat yang berkepentingan dalam
menjangkau data-data dan informasi, terlebih jika masyarakat datang
langsung dapat mengajukan permohonan pelaporan atau data-data
juga pelayanannya bersifat terbuka.
C. Pembahasan
Berdasarkan perumusan masalah penelitian yaitu bagaimanakah
Efektivitas kerja Aparatur sipil Negara dalam Pelayanan Publik pada badan
pengawas pemilihan umum Provinsi Sulawesi Selatan, dapat dilihat dari
indikator-indikator Efektivitas MSDM yaitu tugas kerja, kualitas kerja,
kuantitas kerja, pemanfaatan waktu, dan efektivitas biaya maka dapat
dikatakan bahwa Efektivitas kerja Aparatur sipil Negara dalam Pelayanan
Publik pada badan pengawas pemilihan umum Provinsi Sulawesi selatan
sudah cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan
mengenai Efektivitas kerja Aparatur sipil Negara dalam pelayanan publik
Pada Badan Pengawas pemilihan Umum provinsi Sulawesi selatan,
efektivitas dalam tugas kerja cukup efektif dapat dilihat dari kualitas dan
kuantitas pegawai dalam melaksanakan tugas bisa menyelesaikan dan
60
menyesuaikan beban kerja yang diberikan sehingga dapat menciptakan hasil
kerja yang maksimal.
Efektivitas kerja Aparatur sipil Negara dalam pelayanan publik pada
Badan pengawas Pemilihan umum provinsi Sulawesi selatan dapat dilihat
dengan indikator Efektivitas MSDM sebagai berikut:
1. Tugas kerja
Tugas kerja yang dihasilkan oleh pegawai Badan pengawas pemilihan
umum provinsi Sulawesi selatan sudah bisa dikatakan efektif hal ini dapat
dilihat dari standar kualitas dan kuantitas kinerja pegawai dalam
menyelesaikan dan menyesuaikan tugas bahkan lebih dari beban tugas
yang diberikan.
2. Kualitas kerja
Kualitas kerja yang dihasilkan oleh Pegawai Badan pengawas pemilihan
umum provinsi Sulawesi selatan dinilai sudah baik, hal ini dapat dilihat
dari output yang dihasilkan pegawai. Pelayanan yang diberikan pegawai
tidak berbelit-belit sehingga memudahkan masyarakat yang sedang
berurusan. Kemudian pelayanan yang dihasilkan oleh pegawai lebih
terpublik sehingga masyarakat merasa puas dengan kualitas kinerja yang
dihasilkan oleh pegawai.
3. Kuantitas kerja
Kuantitas kerja Aparatur sipil Negara di Badan pengawas pemilihan
umum provinsi Sulawesi selatan sudah dapat dikatakan cukup baik hal
tersebut dapat dilihat dari tugas kerja pegawai yang bisa menyesuaikan
dan menyelesaikan bahkan lebih dari beban kerja yang diberikan.
4. Ketetapan waktu
61
Ketetapan waktu yang dimiliki oleh pegawai dalam proses pekerjaan
sudah dikatakan baik, hal ini terlihat dari para pegawai sudah
menjalankan tugasnya sesuai dengan standar operasional yang ada di
kantor Badan pengawas pemilihan umum provinsi Sulawesi selatan.
Dalam memanfaatkan waktu pegawai badan pengawas pemilihan umum
provinsi Sulawesi selatan dalam melakukan waktu sudah cukup disiplin
karena jam masuk kerja pegawai Badan pengawas pemilihan umum
provinsi Sulawesi selatan mulai dari pukul 8:00 sampai pada pukul 17:45.
5. Efektivitas biaya
Biaya yang dioperasionalkan pada badan pengawas pemilihan umum
provinsi Sulawesi selatan dianggarkan sesuai dengan porsi yang
dibutuhkan dengan menyusun rencana item kerja dari tanggal, tahun, dan
bulan di skejul kan dari awal setiap bulan berjalan sehingga pembiayaan
lebih efektif dan efisien.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad
andra syahli prima,dalam penelitiannya yang berjudul “Efektifitas Kinerja
Aparatur Sipil Negara Dalam Pelayanan Publik di Kantor Kelurahan
sungai Dama Kecamatan Samarinda Ilir kota Samarinda”. Dimana hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa kualitas kinerja yang dihasilkan oleh
Aparatur kelurahan sungai dama dinilai sudah baik, hal ini dilihat dari cara
aparatur melayani masyarakat dengan cepat dan ramah serta sesuai
dengan alur pelayanan yang tertera di Kelurahan sungai dama. Kemudian
kuantitas kinerja aparatur sipil Negara di kelurahan sungai dama sudah
dapat dikatakan cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari hasil pelayanan
yang dikerjakan dalam sehari bisa sampai tujuh pekerjaan bahkan lebih
62
yang dapat terseleikan. Kemudian ketetapan waktu yang dimiliki oleh
aparatur sudah dikatakan baik, hal ini terlihat dari aparatur sudah
menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur standar operasional yang
ada di kantor kelurahan sungai dama.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh
peneliti mengenai Efektivitas Kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam
pelayanan Publik pada Badan pengawas Pemilihan Umum provinsi sulawesi
selatan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Efektivitas kerja Aparatur Sipil Negara dalam pelayanan publik
pada Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi
Selatan sudah cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari indikator-
indikator efektivitas MSDM yang digunakan yaitu: Tugas kerja,
kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu, dan efektivitas
biaya, semuanya berjalan dengan baik sesuai Standar Prosedur
yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pemilihan umum Provinsi
Sulawesi Selatan.
2. Pelayanan Publik yang ada di Badan Pengawas pemilihan umum
provinsi Sulawesi Selatan sudah bisa dikatakan efektif. Hal ini
dilihat dari pelayanan yang diberikan bersifat terbuka dan tidak
terbelit-belit kemudian pelayanan dapat diakses dengan mudah
sehingga orang yang berkepentingan dengan mudah dalam
menjangkau informasi atau memerlukan data-data yang ada di
Badan Pengawas Pemilihan umum provinsi Sulawesi Selatan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian kesimpulan yang telah dikemukakan di
atas terdapat saran yang diajukan adalah:
64
1. Kepada atasan PPID Bawaslu
Disarankan kepada kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi
Sulawesi Selatan agar selalu menjaga hubungan baik antara atasan dan
pegawai, antara sesama pegawai maupun pelanggan jasa sehingga
dapat menciptakan hubungan yang humoris dan suasana yang nyaman.
2. Kepada Dinas terkait
Bagi aparatur pemerintah di kantor Badan pengawas pemilihan umum
provinsi Sulawesi selatan, hendaknya melakukan perubahan yang
menyangkut semua aspek, dalam hal ini aparatur pemerintah kantor
badan pengawas pemilihan umum provinsi Sulawesi selatan ikut berperan
dalam pembentukan perilaku, disiplin kerja, kesadaran dalam tanggung
jawab pelayanan yang menyentuh kebutuhan masyarakat di kantor badan
pengawas pemilihan umum provinsi Sulawesi selatan dan
mempersiapkan strategi serta upaya-upaya menunjang pekerjaan.
3. Kepada peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya bisa menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan
perbandingan dan referensi untuk penelitian. Hasil penelitian ini juga bisa
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperdalam penelitian
selanjutnya dengan memfokuskan pada Efektivitas kerja Aparatur sipil
Negara dalam Pelayanan Publik.
65
DAFTAR PUSTAKA
Adil, A. N. (2018). Efektivitas dan Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Terhadap Pelayanan Masyarakat pada Kantor Dinas Perdagangan Kota Makassar.
Andra, A. (2017). Efektivitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Publik di Kantor Kelurahan Sungai Dama Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda. Ejournal Ilmu Pemerintahan .
Ayudhita, f. (2017). Studi Tentang Efektivitas Kerja Pegawai Dalam Pelayanan Publik Di Kelurahan Rawa Makmur Kecamatan Palaran Kota Samarinda.
Misnawati. (2016). Efektivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Kantor Kecamatan
Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara. eJournal Ilmu Administrasi Negara .
Nurjayanti. (2019). Hubungan Efektivitas Kerja Dengan Peningkatan Kinerja
Aparatur Sipil Negara (ASN) Pada Subbag Umum Dan Kepegawaian Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Uin Ar-Raniry Banda Aceh.
Putra, A. S. (2015). Efektivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Dalam Pelayanan Masyarakat Di Kantor Kecamatan Betaayu Kabupaten Tana Tidung.
Syam, A. (2018). Kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Di Puskesmas Tamalatea Kabupaten Jeneponto.
Tenlima, M. (2018). Kinerja Aparatur Sipil Negara Pada Bagian Umum Sekertariat Daerah Kabupaten Maybrat.
Zahra, j. (2018). Peran Aparatur Sipil Negara Dalam Pelayanan Publik Pada Kantor Camat Padang Tiji Oidie.
Neni Kumayas, m. k. (2019). Disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam meningkatkan kinerja di dinas kependudukan dan pencatatan sipil kabupaten bolaang mangondow. jurnal eksekutif 3 (3).
mangodow, D. a. (2019). Neni, markus kaunang, dicky C.wuri. jurusan ilmu pemerintahan volume 3 no.3 .
66
Simon Sumanjoyo Hutagalung, D. H. (2018). MEMBANGUN INOVASI PEMERINTAH DAERAH.
Prof, D. P. (2018). MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, Teori konsep dan
indikator.
(2018). In M. Dr. Hardiansyah, KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (p. 13).
Khaleed, B. S. (2018). legislative Drafting.
r, s. (2018). eprints.polsri.ac.id.
http://materi-skripsi.blogspot.com/2012/04efektivitaskerja.html?m=1. (2012).
Sulsel.bawaslu. go. id. (n.d.).
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1 Surat Penelitian
Lampiran 2 Hasil Plagiat
Lampiran 3 Transkip Wawancara
TRANSKIP WAWANCARA I
Efektivitas Kerja Aparatur Sipil Negara Dalam Pelayanan publik Pada
Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Selatan
Kode Informan :
Nama :Fachrul Nawawi, S.si
Pangkat :Kepala SUB bagian SDM dan umum
Jabatan :Kepala bagian SDM dan Umum
Hari/ Tanggal :Kamis/5 November 2020
Jam :14:00
MATERI WAWANCARA
Peneliti Apakah semua pegawai bisa menyelesaikan tugas yang
diberikan?
Informan FN iya bisa, sejauh ini masih bisa karena kalau tidak kan
disini sistemnya evaluasi tiap tahun, mungkin kalau ada
yang sangat bermasalah mungkin dikeluarkan. Cuman
selama ini belum pernah ada sampai disana, masih
selesai semuaji kalo ada permintaan bisaji na kerjakan
teman-teman disini
Peneliti Apakah kualitas pegawai sudah sesuai dengan yang
FN
dibutuhkan instansi?
Informan FN kalau boleh di bilang sih sebagian besar sudah sesuai,
cuman mungkin memang terkendala karena perekrutan
pegawai itu tidak dari awal instansi berdiri, ya beberapa
itu tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan tetapi
teman-teman bisa menyesuaikan dan semua pekerjaan
berjalan.
Peneliti Bagaimana Manajemen Waktu yang baik dalam
Efektivitas kerja Pegawai ?
Informan FN manajemen waktu ya kalau dibilang yang seharusnya
kami kan ada jam kerja kalau kita mau liat bagusnya ya
harusnya teman-teman ini khusus misalkan datang jam
8 pulang jam 4 bahkan kondisi kadang kalau kerjaan
menumpuk teman-teman kerja pulang tengah malam,
kadang kalau ada yang telat masuk ya dimaklumi juga
karena memang ada kerjaan yang harus lembur untuk
beberapa orang cuman kalau mau efektif sebenarnya di
kantor manapun ya saya kira harus disiplin masuk jam 8
kalau kerjaan di atas jam 4 ya di bawa pulang, kita cari
juga pagi-pagi atau kadang pimpinan cari pun tidak
pusing juga teman-teman dimana misalkan ada kerjaan
kadang masuknya jam 10-11
Peneliti Apakah pelayanan yang diberikan oleh pegawai dapat
diakses dengan mudah oleh orang yang membutuhkan?
Informan FN kalau teman-teman di bagian data dan informasi sudah
memunculkan web khusus untuk PPID pengelolaan data
dan informasi, data-data yang bisa di akses sudah di
upload semua di situ kecuali untuk data-data yang
sensitif ya memang diharuskan mengisi formulir dulu
untuk permintaan data kemudian kami setujui, sudah
lebih terpublik lah dengan adanya peluncuran website.
Peneliti Bagaimana bentuk pertanggung jawaban yang diberikan
pegawai dalam memberikan pelayanan?
Informan FN kalau kami disini paling kita lihat intinya kerjaan yang
diberikan beres ya itulah bentuk pertanggungjawaban
dia, misalkan di kasih tugas A kalau tugasnya tidak
selesai ya artinya dia tidak bisa pertanggung jawabkan
tugas yang diberikan. Kalau semua yang diberikan
misalkan disuruh buat surat itu mungkin semua bisa di
kerjakan itulah bentuk pertanggungjawaban pegawai
Peneliti Apakah pelayanan yang diberikan sudah efektif dan
efisien ?
Informan FN sejauh saya sih sudah, kalau tidak efektif pasti
masyarakat komplen sama kita tetapi sejauh ini belum
ada komplen sama sekali di website nya Bawaslu pun
belum ada komentar belum ada kritik sama sekali
TRANSKIP WAWANCARA II
Efektivitas Kerja Aparatur Sipil Negara Dalam Pelayanan publik Pada
Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Selatan
Kode Informan :
Nama :Azry Yusuf, SH, MH
Pangkat :Staf BagianHukum, humas, data dan informasi
Jabatan : Staf BagianHukum, humas, data dan informasi
Hari/ Tanggal :Kamis/5 November 2020
Jam :15:31
MATERI WAWANCARA
Peneliti Bagaimana standar kuantitas kerja pegawai yang ada di
Bawaslu?
Informan AY Bicara tentang kuantitas karena ini dalam kondisi musim
pemilu padat ya tentu banyak beban kerjanya yang
semakin tinggi, melihat situasi pendemi covid kita punya
banyak tugas kerja juga selain di bawa pulang ke rumah.
Ada namanya work home seperti itu bentuk kuantitas
kerja kita kalau semakin banyak tugas ya kita bawa
pulang ke rumah
Peneliti Bagaimana manajemen waktu yang baik dalam
AY
efektivitas kerja pegawai?
Informan AY manajemen waktu yang baik tentu bekerja mulai pagi
pukul 8:00 selesai pukul 17:45 dan ditambah lembur 2
jam kedepan, seperti itu kalau di Bawaslu karena tidak
bisa sesuai dengan waktu yang singkat
Peneliti Bagaimana perencanaan kerja agar dapat
mengefektifkan biaya operasional yang dilakukan oleh
pegawai ?
Informan AY ya salah satunya dengan menyusun rencana item kerja
yang berbasis kinerja dan anggaran kita susun
agendanya mulai dari tanggal, tahun, dan bulan kita
sudah skedul kan dari awal setiap bulan berjalan
Peneliti Apakah pelayanan yang diberikan oleh pegawai dapat
diakses dengan mudah oleh orang yang membutuhkan?
Informan AY Sesuai dengan UUD keterbukaan informasi Publik No.
14 tahun 2008 itu sudah menjadi kewajiban bagi warga
Negara instansi pemerintah yang dibiayai bersumber
dari pembiayaan Negara membuat namanya PPID,
PPID itu adalah singkatan dari pejabat pengelola
informasi dan data, dari situ masyarakat bisa
mengajukan permohonan informasi yang bisa di
dapatkan dan Bawaslu sudah memiliki PPID sesuai
dengan UUD No.14 tahun 2008
Peneliti Bagaimana partisipasi masyarakat terhadap pelayanan
yang diberikan oleh pegawai?
Informan AY partisipasi masyarakat ya bisa terukur dari email yang
masuk di PPID media sosial kan saat ini berperan
penting dalam masyarakat kita disitu bisa di ukur berapa
jumlah yang akses, berapa jumlah yang like, meminta
data, itu bentuk partisipasinya itu kapasitas saya
sebagai staf yang menjawab ya
TRANSKIP WAWANCARA III
Efektivitas Kerja Aparatur Sipil Negara Dalam Pelayanan publik Pada
Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Selatan
Kode Informan :
Nama :Rusniati A,md
Pangkat :Staf Keuangan
Jabatan : Staf Keuangan
Hari/ Tanggal :Kamis/5 November 2020
Jam :15:53
MATERI WAWANCARA
Peneliti Apakah semua pegawai bisa menyelesaikan tugas yang
diberikan?
Informan R iya bisa menyelesaikan tugas yang diberikan, bahkan
bisa lebih dari tugas yang diberikan lebih banyak lagi
dari yang ditugaskan
Peneliti Apakah kualitas pegawai sudah sesuai dengan yang
dibutuhkan instansi?
Informan R saya rasa untuk kami disini di keuangan sendiri sudah
sesuai, itu bisa dilihat dari output yang dihasilkan dari
tiap pegawai, misalnya permintaan data dari pusat kita
R
bisa selesaikan dengan waktu yang sesuai
Peneliti Bagaimana standar kuantitas kerja pegawai yang ada di
Bawaslu ?
Informan R standar kuantitas ya disesuaikan makanya saya tadi
sampaikan itu tidak beda jauh kualitas dan kuantitas
kerja, kita selalu menyelesaikan tepat pada waktunya
yah jadi kalau misalnya ada permintaan data kita
upayakan selesai di waktu sebelum offline jadi tidak ada
pengiriman yang terlambat
Peneliti Bagaimana perencanaan kerja agar dapat
mengefektifkan biaya operasional kerja yang dilakukan
oleh pegawai?
Informan R Dari kalau segi biaya itu kita sesuaikan dengan
anggaran yang ada, jadi semua itu sudah sesuai dengan
porsi yang dibutuhkan, misalnya yang diterapkan 10
porsi lalu kurang dari 10 porsi ya biaya itu yang
dikeluarkan, jadi tidak ada kelebihan pembiayaan jadi
semua sudah sesuai dengan berapa anggaran yang
tersedia kami sesuaikan
Peneliti Bagaimana bentuk pertanggung jawaban yang diberikan
pegawai dalam memberikan pelayanan?
Informan R kalau di Bawaslu sendiri itu misalnya kayak penanganan
pelanggaran, itukan ada di divisi penanganan
pelanggaran yaitu pertanggung jawabannya ya ada data
apa-apa yang termasuk penanganan pelanggaran itu
siapa pelapornya dan apa isu pelaporannya, intinya ada
data pertanggung jawabannya
Peneliti Apakah pelayanan yang diberikan sudah efektif dan
efisien ?
Informan R ya kalau saya dari Bawaslu sendiri sih pasti mengatakan
efektif dan efisien ya misalnya kayak anda, anda minta
data dari saya, saya terbuka apa tertutup kan seperti itu
Peneliti Bagaimana Partisipasi masyarakat terhadap pelayanan
yang diberikan pegawai?
Informan R jadi kalau masyarakat sendiri pada saat masyarakat itu
datang melaporkan terkait dengan penanganan
pelanggaran itukan berarti sudah ikut berpartisipasi
membantu kita. Kita kan mempunyai tupoksi tugas kerja
mengawasi pemilu ya kita minta masyarakat tolong dong
kalau ada yang memang salah diluar dan tidak sesuai itu
dilaporkan ke kita. Mereka datang melakukan laporan
itukan berarti ada aksinya ya itu salah satu yang
menyatakan bahwa masyarakat mengatakan Bawaslu
ada nih untuk kalian tersebut
TRANSKIP WAWANCARA IV
Efektivitas Kerja Aparatur Sipil Negara Dalam Pelayanan publik Pada
Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Selatan
Kode Informan :
Nama :Syahrul
Jabatan : Tamu/ penerima layanan
Hari/ Tanggal :Kamis/5 November 2020
Jam :16:20
MATERI WAWANCARA
Peneliti Apakah pelayanan yang diberikan pegawai dapat
diakses dengan mudah oleh orang yang membutuhkan?
Informan S Iya cukup mudah diakses, pelayanannya yang terbuka,
mudah dan dapat diakses secara memadai kita bisa
mengakses dengan melalui website sehingga informasi
yang kita butuhkan dengan mudah kita jangkau
Peneliti Apakah pelayanan yang diberikan sudah efektif dan
efisien?
Informan S Iya cukup efektif, pelayanannya tidak terbelit-belit dan
bersifat terbuka sehingga memudahkan orang jika
mempunyai kepentingan atau membutuhkan data-data
yang ada di Bawaslu.
S
TRANSKIP WAWANCARA V
Efektivitas Kerja Aparatur Sipil Negara Dalam Pelayanan publik Pada
Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Selatan
Kode Informan :
Nama :Syahrul
Jabatan : Tamu/ penerima layanan
Hari/ Tanggal :Sabtu /7 November 2020
Jam :13:30
MATERI WAWANCARA
Peneliti Bagaimana Pelayanan Publik yang ada di Badan
Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sulawesi
selatan?
Informan S Pelayanan publik di Bawaslu Sulawesi selatan dalam hal
pelayanan penanganan pelanggaran, Bawaslu sebagai
lembaga memiliki tukewa yang di atur dalam pasal 30-
32 UU No. 10 tahun 2016 bahwa tugas dan wewenang
dalam hal penerima laporan dari masyarakat,
meneruskan temuan, dan pelaporan yang di duga
pelanggaran, dan menyelesaikan temuan. Dalam
pelayanan data dan informasi tentang PPID bahwa
informasi dan data yang dimiliki Bawaslu dalam tugas
pengawasan kepemiluan dapat diakses masyarakat
S
melalui website PPID atau dengan mengajukan
permohonan langsung dengan datang ke kantor
Bawaslu provinsi Sulawesi selatan.
Peneliti Apakah pelayanan yang diberikan pegawai dapat
diakses dengan mudah oleh masyarakat yang sedang
berkepentingan?
Informan S Iya sangat mudah diakses, Bawaslu sendiri mempunyai
website PPID sehingga dalam pelayanan data dan
informasi dapat kita akses melalui website tersebut
sehingga informasi-informasi yang dibutuhkan dengan
mudah kita jangkau.
Peneliti Apakah pelayanan yang diberikan sudah efektif dan
efisien?
Informan S Iya sudah cukup efektif dan efisien, informasi-informasi
atau data yang kita butuhkan mudah kita jangkau dan
bersifat terbuka melalui website PPID sehingga
memudahkan terhadap orang yang sedang
berkepentingan.
Lampiran 4 Dokumentasi
1. BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI SULAWESI
SELATAN
2. WAWANCARA
Wawancara dengan Bapak Fachrul Nawawi, S.Si (kasubag SDM dan umum)
Wawancara dengan Bapak Azry Yusuf, SH, MH (Staf Bagian Hukum, Humas data
dan Informasi)
Wawancara Dengan Ibu Rusniati A, md ( Staf Keuangan)
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Indra Sudarman, lahir di Bonto Sunggu, Kecamatan
Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan
pada tanggal 25 Maret 1999. Anak pertama dari dua
bersaudara dari kedua orang tua tercinta, Ayahanda
Sudarman dan Ibunda tercinta Syamsiah. Penulis mulai
memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada
tahun 2004 di SDN Inpres 125 Allu Kecamatan
Bangkala Kabupaten Jeneponto, dan tamat pada tahun 2010, dan melanjutkan
pendidikan di SMPN 1 BANGKALA Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto,
dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) Negeri 4 Jeneponto
Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto, dan tamat pada tahun 2016. Tahun
2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dengan menyelesaikan judul
skripsi pada tahun 2021: “Efektivitas Kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) Dalam
Pelayanan Publik Pada Bada Pengawas Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi
Selatan”
Recommended