View
210
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
Ekonomi internasional pembangunan nasional menuju internasional yang dapat menajadikan negara menjadi adil dan makmur
Citation preview
EKONOMI INTERNATIONAL ( PERDAGANGAN INTERNASIONAL )
DAN KEUNGGULAN TEORI KOMPERATIVE.
1. PENGERTIAN
Ekonomi internasional pada umumnya diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan menganalisis tentang transaksi dan permasalahan yang menyangkut : perdagangan (ekspor/ impor) ,keuangan dan moneter serta organisasi-organisasi yang saling bersinergi antar Negara.
Hal tersebut diatas ditimbulkan akibat kelangkaan( scarcity ) produksi dan adanya pilihan ( choice) produk, Dalam hal yang diartikan dengan produk adalah barang atau jasa serta ide yang dibutuhkan dan dihasilkan /diolah manusia. Masalah kelangkaan timbul, akibat adanya prmintaan (demand) akan kebutuhan dan keinginan ( needs and wants) dari manusia yang sifatnya tidak terbatas ( rising demand ) dan penawaran (supply ) dari sumber daya ( resources ) yang sifatnya terbatas.
Dengan demikian Ekonomi Internasional menyangkut beberapa Negara dimana :
a. Mobilitas factor produksi ( spt tenaga kerja dan modal ) relative lebih sukar b. Sistem Keuangan , perbankan, bahasa, budaya, serta politik berbeda.c. Faktor-faktor produksi yang dimiliki antar Negara berbeda,sehingga dapat
menimbulkan perbedaan harga barang yang dihasilkan.
2. MENGAPA SUATU NEGARA PERLU BERDAGANG DENGAN NEGARA LAIN
1. Akibat kelangkaan (scarcity ) dan adanya pilihan ( choice )2. Adanya perbedaan harga produksi 3. Adanya perbedaan nilai pendapatan dan selera dimana barang atau
produksi itu dipasarkan
3. PENGARUH EKONOMI INTERNASIONAL TERHADAP EKONOMI NASIONAL.
A. Aspek Makro
1. Ditinjau dari Sisi supply dan Demand
Dari gambar diats terbukti bahwa keseimbangan ekonomi nasional suatu Negara sangat dipengaruhi oleh ekonomi internasional yaitu impor ( M ) sebagai supply dan ekspor ( X ) sebagai Demand dari luar negeri .
Pengaruh ekonomi Internasional melalui X dan M terhadap ekonomi Internasional dapat divisualisasikan dengan grafik berikut .
PENGARUH EKONOMI INTERNASIONAL TERHADAP EKONOMI NASIONAL
Pd P.(Price ) St
M E2 P2
St1
P0 E Dt1 Dt
Cd
P1 E1 X
0 Q1 Q2 Q3 q ( Quantity )
KESEIMBANGAN EKONOMI INTERNASIONAL
DN + LN DN + LN
Pd + M Cd + X
Keseimbangan
Ekonomi Nasional
Supply Total( St)Demand Total ( Dt)
2. Ditinjau dari Perhitungan Pendapatan Nasional
Secara teoritis perhitungan pendapatan nasional berdaasarkan pendekatan pengeluaran (expenditure apporoach ) dapat dirumuskan sbb :
GNP = Y = C + I + G + ( X - M )
Perlu diingat bila :
a. X – M > 0 maka Posisi Neraca Perdagangan Luar Negeri Negara tsb Surplus ( Positi )b. X _ M < 0 maka Posisi Neraca Perdagangan Luar Negeri Negara tsb Defisit ( negative )
B. TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1. ABSOLUTE ADVENTAGE DARI ADAM SMITH :
Menurutnya timbulnya perdagangan antara negara satu dengan negara lain karena :
a. Adanya kelangkaan ( scarcity)b. Adanya pilihan ( choice ) dan c. Adanya keunggulan produksi suatu Negara ( Absolute Adventage)
Secara matematis, teori absolute adventages dari Adam Smith ini dapat diilustrasikan dengan data hipotesis berikut.
Produk per-satuan tenaga kerja/ hari T e h
Sutera
D T D N ( Dasar Tukar Dalam Negeri
Indonesia 12 Kg 3 M 4 Kg = 1 M1 Kg = ¼ M
C I n a 4 Kg 8 M ½ Kg = 1 M
1 Kg = 2 M
Dari tabel ini dapat disimpulkan beberapa asumsi a.l :
a. Factor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja .b. Kualitas barang yang diproduksi kedua Negara sama c. Perdagangan yang dilaksanakan tanpa menggunakan uang atau dengan “ barter “
Agar kedua Negara memperoleh manfaat pada perdagangan mereka ( Gain from Trade ) maka keduanya harus mempunyai keunggulan absolute dan keduanya harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi barang dagangan mereka misalnya Indonesia menspesiliskan diri dalam bidang produksi Teh dan Cina dalam bidang produksi Sutera
Berdasarkan data diatas ,maka peningkatan yang terjadi dapat diketahui pada matriks berikut :
Data Hipotesis untuk Gain From Trade berdasarkan Teori Absolute Adventage dari Adam Smith.
Produk per satuan tenaga kerja/hari
T E H SUTERA
TS DS TS DS Indonesia 12 kg 24 kg 3 m 0 mC I n a 4 kg 0 kg 8 m 16 m Pruduk dua Negara
16 kg 24 kg
11 m 16 m
Keterangan : TS = Tanpa Spesialisasi DS = Dengan Spesialisasi.
2. COMPERATIVE ADVENTAGE dari DAVID RICARDO .
a. Cost Comperative Adventage ( Labor Efficiency )
Teori David Ricardo ini didasarkan pada nilai tenaga kerja ( theory of labor value ) yang menyatakan bahwa “nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya.
Menurut teori ini “ suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana Negara tsb dapat berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang dimana Negara tsb berproduksi relative kurang atau tidak efisien”
Contoh Cost Comperative.
Negara P r o d u k s I
1 kg gula 1 m kain
Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja
C I n a 6 hari kerja 5 hari kerja
Berdasarkan teori Adam Smith (absolute adventage ) maka Indonesia unggul mutlak karena labor cost-nya lebih efisien dari Cina, akan tetapi berdasartkan teori David Ricardo walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolute dibandingkan dengan Cina untuk kedua produk diatas, tetap dapat terjadi perdagangan Internasional yang menguntungkan kedua Negara melalui spesialisasi jika Negara^s tersebut memiliki Cost comperative adventage atau labor efficncy sebagaimanan terlihat pada tabel berikut :
Data Perhitungan Cost Comperative Adventage ( Labor Efficiency )
P PerPe
HK = Hari Kerja .
Dari data diatas terlihat bahwa tenaga kerja Indonesia lebih efisien dalam produksi 1 kg gula
( ½ hari kerja ) dari pada produksi 1 m kain ( 4/5 hari kerja ). Sebaliknya tenaga kerja Cina lebih efisien dalam produksi 1 m kain ( 5/4 hari kerja ) daripada produksi 1 kg gula ( 6/3 = 2 hari )Dari efisiensi tersebut kedua Negara sudah dapat menentukan mana produk unggulan mereka.
3. TEORI MODERN a. The Proportional Factors Theory dari Eli Heckscher dan Bertil Ohlin ( teori HO )
Menurut teori Heckscher – Ohlin atau teori H-O perbedaan opportunity cost suatu produksi antara suatu Negara dengan Negara lain, dapat terjadi karena adanya perbedaan jumlah atau proporsi yang dimiliki ( endowment factors) masing-masing Negara . Negara yang memiliki factor produksi relative banyak (murah ) akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang nya., atau sebaliknya akan mengimpor barang dari Negara lain. Dalam analisis teori H-O menggunakan dua kurva yakni : a. Kurva “ Isocost “ yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi yang
sama. b. Kurva “ Isoquant “yaitu kurva yang menggambarkan total kuantitas produksi
Yang sama.
Perhitungan Cost Comperative adventage
( Labor Efficiency )
Perbandingan Cost 1 kg gula 1 m kain
I n d o n e s I a 3 HK 4 HK
C I n a 6 5
C I n a 6 HK 5 HK
I n d o n e s I a 3 4
Teori Heckscher – Ohlin
60 Tenaga Kerja
Isocost ( $.600 ) Isoquant 100 unit pakaian
40 C
25 D A A
Isocost ( $.400 ) 20 B
Isoquant 150 unit pakaian
0 *5 10 12 15 mesin
Keterangan : Pada gambar diatas terlihat bahwa titik A,B.C berada pada isocost yang sama yaitu $.600, dengan kombinasi input/ factor produksi yang berbeda yaitu A ( 25 TK , 10 M), B ( 15 TK,12 M ) dan C ( 40 TK,5 M,5 M d angkan titik D ( 20 TK ,5 M ),berada pada isocost $,400. Titik B,C dan D berada pada Isoquant yang menunjukkan jumlah prodfuksi yang sama yaitu sebanyak 100 unit pakaian. Dari uraian ini jelas bahwa Titik D dengan kombinasi 20 TK dan 5 mesin adalah titik optimal karena dengan Isocost $.400 dapat memproduksi 100 unit pakaian. Adapun titik B dan C untuk memproduksi 100 unit pakaian ( Isoquant yang sama ) diperlukan biaya yang lebih mahal yaitu Isocost $.600. Sebalikny,Titik A dapat memproduksi 150 unit pakaian , tetapi dengan biaya yang lebih tinggi yaitu Isocost $. 600 .
Selanmjutnya teori H-O menggunakan asumsi 2 x 2 x 2 dalam arti sbb :
1. Perdagangan Internasional terjadi antara dua Negara, miss indnesia dengan Jepang2. Masing-masing Negara memproduksi dua macam barang yang sama ( miss 100 unit
pakaian dan 20 unit radio )3. Masing-masing Negara menggunakan dua macam factor produksi, yaitu Tenaga Kerja dan
mesin ,tetapi dengan jumlah /proporsi yang berbeda .
Perbandingan Proporsi Faktor Produksi
60 Tenaga kerja
50 Isocost $,600
40 30 Tenaga Kerja Isocost $.600
30
20 Isocost $,400. 20 Isocost $.400
10
0 *5 *10 15 mesin 0 *20 40 60 mesin
Negara Indonesia Negara Jepang
D *
Untuk memudahkan analisis manfaat perdagangan internasional ( gain from trade ) yang diperoleh masing^s Negara berdasarkan tepri H-O maka asumsi 2 x 2 x 2 tersebut disusun dalam suatu matriks sbb :
Matriks Gain from Trade Berdasarkan Teori H - O .
Asumsi
Negara I n d o n e s I a J e p a n gBarang Pakaian Radio Pakaian RadioProses Produksi Padat Karya Padat Modal Padat Karya Padat
Modal Proporsi Faktor Produksi
60 T,Kerja ( banyak )
15 Mesin ( kurang )
30 T.Kerja ( kurang )
60 Mesin ( banyak )
Isoquant 100 unit 20 unit 100 unit 20 unitIsocost $.400 $. 600 $.600 $.400Unit Cost $.4
( murah ) $. 30 ( mahal )
$.6. ( mahal )
$.20. ( murah )
Berdasarkan metriks diatas dan konsep titik singgung antara Isocost dan Isoquant sebagai suatu titik optimal untuk memprosuksi sejumlah barang tertentu, terlihat pada gambar berikut :
Perbedaan Harga Produksi menurut Teori H - O
Tenaga Kerja 60 Isoquant 20 unit radio
Isocost $.400
40* Isocost $.600
30 A B Isoquant 100 unit pakaian Isocost $.600
C
20 Isocost $.400
10 D
* *
0 5 10 15 20 40 60 mesin
Dari ganbar diatas dapat disimpulkan ;
1. Untuk isoquant 100 unit pakaian
1. KEBIJAKAN EKSPOR .
Kebijakan perdagangan Internasional di bidang ekspor diartikan sebagai berbagai tindakan dan peraturan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah baik secara langsung/tidak langsung yang akan mempengaruhi stuktur,komposisi dan arah transaksi serta kelancaran usaha untuk peningkatan devisa ekspor suatu Negara.
A. KEBIJAKAN EKSPOR DI DALAM NEGERI1. Kebijakan perpajakan dalam bentuk pembebasan,keringanan ,pengembalian pajak
ataupun pengenaan pajak ekspor untuk barang-barang tertentu.miss. CPO 2. Fasilitas Kredit Perbankan yang murah untuk mendorong peningkatan ekspor
barang - barang tertentu.3. Penetapan prosedur /tata laksana ekspor yang relatif murah . 4. Pemberian subsidi ekspor, seperti pemberian sertifikat ekspor.5. Pembentukan assosiasi eksportir.6. Pembentukan kelembagaan seperti bounded werehouse ( Kawasan Berikat
Nusantara); bounded Batam ; export processing zone.dll.7. Larangan/pembatasan ekspor. Miss. Larangan ekspor CPO ( crude plam oil ) oleh
Kemen Perdangangan./Industri.
B. KEBIJAKAN EKSPOR DI LUAR NEGERI.1. Pembentukan International Trade Promotion Centre ( ITPC) di berbagai Negara
miss .di Jepang (Tokyo ) Eropa, AS d.l.l.2. Pemanfaatan General System of Preferency atau GSP, yaitu fasilitas keringanan
bea masuk yang diberikan Negara-negara industry untuk barang manufaktur yang berasal dari Negara yang sedang berkembang (spt.Indonesia ) sebagai salah satu hasil UNCTAD ( United Nation Conference on Trade and Development )
3. Menjadi anggota Commodity Association of Producer seperti OPEC.4. Menjadi anggota Commodity Agreement between Producer and Consumer seperti
ICO ( International Coffee Organization ); MFA ( Multifibre Agreement ).dll.
KEBIJAKAN IMPOR
Kebijakan perdagangan internasional dibidang impor diartikan sebagai berbagai tindakan dan peraturan yang dikeluarkan pemerintah,baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan kelancaran usaha untuk melindungi / mendorong pertumbuhan industry dalam negeri dan penghematan devisa. Kebijakan perdagangan internasional di bidang impor dapat dikelompokkan a.l.
A. KEBIJAKAN TARIFF BARRIER ( TB ).
Kebijakan Tariff Barrier (TB) dalam bentuk bea masuk adala : 1. Pembebasan bea masuk/tariff rendah adalah antara 0 s/d 5 % dikenakan untuk
barang kebutuhan pokok dan vital , alat-alat militer/pertahanan/keamanan dll.2. Tarif sedang antara > 5 % s/d 20 % dikenakan untuk barang setengah jadi dan
barang^s lain yang belum cukup diproduksi di dalam negeri. 3. Tarif Tinggi di atas 20 % dikenakan untuk barang^s mewah dan barang^s lain
yang sudah cukup diproduksi di dalam negeri dan bukan barang kebutuhan pokok
1. Kebijakan Tarif dan Efek-Efek Tarif .
Tarif adalah pungutan bea masuk yang dikenakan atas barang impor yang masuk untuk dipakai/ dikonsumsi habis di dalam negeri . Dalam pelaksanaannya cara pemungutan tariff bea masuk dapat dibedakan sbb :
a. Bea Harga ( Ad Valorem Tarif ) Besarnya pungutan bea masuk atas barang impor ditentukan oleh tingkat porsentase tariff dikalikan harga CIF ( cost insurance and freight = asuransi dan ongkos angkut )dari barang tersebut ( BM = % tarif X harga CIF ). miss. Harga CIF suatu barang X = $ 100 dan tariff bea masuknya 10 % dan kurs yang berlaku saat itu adalah 1 $ = Rp.9.500. Hitung berapa bea masuk .
b. Bea Spesifik ( Specifik Tariff ).Pungutan bea masuk ini didasarkan pada ukuran atau satuan tertentu dari barang impor. Sampai tahun 1991 di Indonesia pernah digunakan system ini untuk menghitung jumlah bea masuk miss. *. Semen Rp. 3.000 / ton *. Sepatu Rp. 14.500 / pasang .*. Piring Rp. 5.000/ lusin. *. Untuk barang dalam peti Rp. 30.000/ M3. *. VCR Rp. 250.000/ unit.
c. Bea Campuran ( Compound Tariff ) Pungutan bea masuk ini merupakan kombinasi antara system a dengan b.
2. Tujuan dan Fungsi Tarif Bea Masuk.
a. Menurut tujuannya , kebijakan tariff bea masuk dapat di klasifikasikan a.l.1. Tarif Proteksi ….. yaitu pengenaan tariff bea masuk yang tinggi untuk
mencegah/ membatasi impor barang tertentu2. Tarif Revenue …..yaitu pengenaan tariff bea masuk yang bertujuan untuk
meningkatkan penerimaan Negara. b. Berdasarkan tujuan tersebut, maka fungsi tariff bea masuk adalah :
1. Fungsi mengatur ( regulerend ), yaitu untuk mengatur perlindungan kepentingan ekonomi/ lndustri dalam negeri
2. Fungsi budgeter, yaitu sebagai salah satu sumber penerimaan Negara3. Fungsi Demokrasi yaitu penetapan besarnya tariff bea masuk melalui
persetujuan DPR. 4. Fungsi pemerataan yaitu untuk pemerataan distribusi pendapatan
nasional , miss.dengan pengenaan tariff bea masuk yang tinggi untuk barang^s mewah .
3. Tarif Nominal dan Tarif Proteksi Efektif
a. Tarif Nominal .
Tarif nominal adalah besarnya prosentase tariff suatu barang tertentu yang tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia yang digunakan saat ini adalah Buku tariff berdasarkan ketentuan “ Harmonized System atau HS “ yang menggunakan penggolongan barang dengan system 9 dan 12 digit ).
b. Tarif Proteksi Efektif .
Tarif proteksi efektif ini disebut juga sebagai “ Effective Rate of Proptection ( ERP)” yaitu kenaikan “ Value Added Manufakturing ( VEM ) “ yang terjadi karena perbedaan antara prosentase tariff nominal untuk barang CBU ( Completely Built Up ) dengan tariff nominal untuk bahan baku / komponen imput impornya atau CKD ( Completely Knock Down )
RUMUS ERP =
VV
tj - aij . ti
ERP = = VAM
1 - aij
Keterangan: tj = tariff bea masuk untuk barang jadi ( CBU = Completely Build Up )
ti = tariff bea masuk untuk bahan baku atau komponen input impor (CKD = Completely Knock Down = ½ jadi ) aij = bagian atau prosentase komponen input impor
VAM = Value Added Manufakturing ( Nilai Tambah Fabrikasi )
Perhitungan tariff proteksi efektif diatas pada dasarnya akan sama dengan tingkat
Perkembangan Sistem Moneter Internasional .
Perkembangan system moneter internasional dimulai dengan penyelenggaraan International Monetary and financial Conference pada tanggal 1 s.d 22Juli l944 di Bretton
BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS VALAS .
Salah satu ciri era globalisasi yang menonjol saat ini adalah adanya arus uang dan modal dalam bentuk Valas ( foreign currency ) terus mengalir sudah tidak mengenal batas wilayah suatu Negara ( borderless ).
Beberapa factor yang mempengaruhi Kurs Valas a.l. :
1. ………………..Supply dan Demand Foreign Currency ………………….2. ………………..Posisi BOT dan BOP……………………………………….3. ………………..Tingkat Inflasi………………………………………………4. ……………….Tingkat Suku Bunga Bank………………………………….5. ……………….Tingkat Income………………………………………………6. ……………… Pengawasan Pemerintah………………………………….7. ……………….Ekspektasi/ spekulasi / isu dan rumor…………………….
Dari shema diatas dapat dikatakan bahwa kurs valas ( forex rate ) akan ditentukan oleh mekanisme perubahan permintaan ( demand ) dan penawaran ( supply valas) foreign currency.
Mekanisme secara langsung sbb :
i. Penawaran atau supply valas akan ditentukan oleh
.*. Ekspor barang dan Jasa yang menghasilkan valas atau forex.*. Impor modal ( capital import dan transfer valas lainnya dari luar negeri Ke dalam negeri.
2. Permintaan ( Demand ) valas akan ditentukan oleh :
*, Impor barang dan jasa yang memerlukan valas atau forex.*. Ekspor modal ( capital export ) dan transfer valas lainnya dari dalam ke Luar negeri.
Sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh :
Sesuai teory mekanisme pasar, maka setiap perubahan permintaan dan penawaran valas yang terjadi di bursa valas tentu akan mengubah harga atau nilai valas tersebut. Hal ini dapat lebih dijelaskan seperti grafik dibawah ini
Kurs Valas Rp / $
Kurs valas Xbj
Sfc Cm
Rp 9.000/$ A2 Sfc
Rp.8.000 /$ A1
Dfc
Rp.7.000/$ A3 Mbj
Dfc Cx
O $ Q
Keterangan : Q $ = Kuantitas USD
Sfc = Supply foreign currency
Dfc = Demand foreign currency
Xbj = Ekspor barang dan jasa
Mbj = Impor barang dan jasa
Cm = Capital import
1. Posisi BOT dan BOP. 2. Tkt Inflasi ( PPP Theory )
3. Tkt Suku Bunga Bank ( IRP Theory )
4. Tkt Income . 5 . Peraturan dan Kebijakan
Pemerintah dan 6, Spekulasi/Ekspektasi/Isu.
Cx = Capital export.
Dari grafik diatas dapat diketahui hal-hal berikut :
a. Bila ekspor barang /jasa ( Xbj ) dan capital import ( Cm ) naik maka penawaran valas ( Sfc ) akan bertambah dan bila permintaan valas (Dfc ) tetap tidak berubah maka akan terjadi perubahan atau penurunan kurs valas (depresiasi ), sedangkan rupiah atau Domestik currency akan apresiasi dari Rp.8.000/USD menjadi Rp. 7.000/ USD.
b. Bila impor barang dan jasa ( Mbj ) dan capital export (Cx ) naik maka permintan valas ( Dfc) akan bertambah dan bila penawaran valas (Sfc ) tetap tidak berubah maka akan terjadi perubahan atau kenaikan kurs valas ( apresiasi ), sedangkan rupiah atau Domestic currency akan depresiasi dari Rp.8.000/ USD $ menjadi Rp. 9.000/ USD $.
Hubungan antara Kurs Valas dengan Tingkat Inflasi dan Tingkat Bunga.
A. Interest rate parity theory ( IRP Theory )
IRP adalah salah satu teori yang paling dikenal dalam keuangan internasional yang menerangkan bagaimana hubungan antara bursa valas ( forex market )dan money maket ( pasar uang internasional ). Teori IRP menyatakan bahwa perbedaan tingkat bunga ( sekuritas ) pada international money market akan cenderung sama dengan forward rate premium ataupun discount. Atau dengan kata lain bahwa berdasarkan teori IRP akan dapat ditentukan berapa perubahan kurs forward ( forward rate = FR ) dibandingkan dengan spot rate ( SR )Dengan demikian seorang pemilik dana akan dapat menentukan dalam mata uang apa dananya akan di investasikan, yaitu dengan membandingkan besarnya perbedaan tingkat bunga antara dua Negara ( home and foreign country ) dengan perbedaan antara FR dan SR yang ditentukan oleh forward rate premium/ discount.. Hubungan antara forward premium/discount dari suatu valas dengan tingkat bunga dari pasar uang ( money market ) menurut teori IRP dapat di Rumuskan dengan formula :
An = ( Ah/ SR ) ( 1 + if ) FR .
Ket : An = Amount atau jumlah uang dalam negeri ( domestic currency ) Yang akan diterima pada akhir periode suatu deposito/ investasi Ah = Amount atau jumlah uang dalam negeri ( domestic currency ) Yang diinvestasikan atau didepositokan . If = inters rate atau tingkat bunga foreign deposit. SR = Spot Rate FR = Forward rate
. Atau
Karena besarnya FR = SR ( 1 + p ) dimana p = forward rate premium/discount maka rumus diatas, dapat ditulis menjadi sbb :
An = ( Ah / SR ) ( 1 + if ) [ SR ( 1 + p ) }
An = Ah ( 1 + if ) ( 1 + p )
Menurut formula umum,rate of return ( ROR ) yang akan diperoleh dari investasi atau deposito yang dilakukan di luar negeri ( rf ) adalah sebesar berikut :
rf = An – Ah rf = Ah ( 1 + if )( 1 + p) – Ah
Ah Ah
rf = ( 1 + if )( 1 + p ) – 1 .
Secara teori seorang investor akan menginvestasikan atau mendepositokan dalam valas apabila rate of return ( rf )atau ROR luar negeri sama atau lebih tinggi dari pada tingkat bunga dalam negeri home country interest ( ih ). Atau diasumsikan menjadi if > ih . Bila” rf “disubstitusikan dengan “ ih “ pada persamaan diatas maka
( 1 + if ) ( 1 + p ) – 1 = ih
( 1 + if )( 1 + p ) = ( 1 + ih ) ( 1 + p ) = ( 1 + ih ) - 1
p = ( 1 + ih ) - 1
( 1 + if )
Misalnya . Tingkat bunga pertahun FRF = 6 % dan USD = 5 %. Jika USD sebagai home currency maka dapat dihitung :
p = ( 1 + ih ) - 1 = 1. 05 - 1 = - 0.0094 = - 0 . 94 %
( 1 + if ) 1.06
P = - 0.94 < 0 atau negatif, berarti FR discount. FRFBila SR = $ 0.20/FRF,maka FR = SR ( 1 + p )………FR = $ 0.20( 1 – 0.0094 ) = $ 0 .198/ FRF, maka FR ,< SR atau dengan kata ;lain FRF depresiasi terhadap USD.
Contoh lain misalnya tingkat bunga per tahun untuk IDR = 15 % dan USD = 6 %. Jika IDR sebagai home currency, maka dapat dihitung sbb :
P = 1.15 - 1 = 0.0849 = 8.49 %
1.06
P = 8.49 % > 0 atau positif berarti FR premium. Bila SR = Rp.8.000/ $ maka FR = SR ( 1 + p ) ……… FR = Rp.8.000 – (1 + 0.849 ) = Rp.8.679,20 berarti FR > SR atau (dengan kata lain USD appresiasi terhadap IDR.
a. Menurut teori IRP terjadinya depresiasi FRF( foreign currency ) terhadap USD ( domestic currency ) adalah karena di pasar uang tingkat bunga FRF (6%) lebih tinggi 1 % daripada tingkat bunga USD (5%) sehingga banyak investor membeli sekuritas FRF dengan mengharapkan keuntungan dari selisih tingkat bunga ‘
b. Sebaliknya, menurut IRP terjadinya apresiasi USD ( atau foreign currency ) terhadap IDR ( domestic currency ) adalah karena tingkat bunga sekuritas rupiah ( 15 % ) lebih tinggi ( 9% ) d/p tkt bunga USD ( 6 % ) sehingga banyak investor membeli sekuritas IDR dengan mengharapkan keuntungan akibat perbedaan tkt suku bungfa tsb…..Selisih tingkat bunga tsb adalah positip untuk home interest ( ih > if ),maka forward rate domestic currency akan depresiasi atau forward rate domestic currency akan apresiasi dan sebaliknya apabila selisih tingkat bunga tsb negative untuk home interes ( ih < if ) maka forward rate domestic currency akan apresiasi atau forward rate foreign currency akan depresiasi.
B. PURCHASING POWER PARITY THEORY ( PPP THEORY.)
Bahwa salah satu factor yang dapat mempengaruhi Kurs Valas adalah perbedaan tingkat inflasi antara beberapa Negara. Pengaruh tingkat inflasi terhadap kurs valas ini dapat dijelaskan berdasarkan teori purchasing power parity atau teori paritas daya beli atau kesamaan daya beli yang diperkenalkan oleh “ GUSTAV CASSEL “
Teori ini didasarkan pada “ the law of one price= LOP “ yaitu hukum yang menyatakan bahwa harga produk ( LOP ) yang sama di dua Negara yang berbeda akan sama pula bila di nilai dalam mata uang yang sama. Miss .harga 1 kg buah apel- USD pada dua tempat .
Jakarta New YorkRp.8.000 $.1.
Ini berarti bahwa harga 1 Kg apel - USA = Rp.8.000 = $ 1.Dengan demikian Kurs Valas Rp/$ berdasarkan paritas daya beli dari masing-masing mata uang adalah sebesar Rp.8.000/ S.1..Namun demikian sering terjadi bahwa forex rate yang diperhitungkan berdasarkan teori ini tidak sesuai dengan kurs valas yang ditetapkan pemerintah. Dalam hal ini terjadi apa yang dikenal sebagai over valuation atau undervaluation sebagai terlihat berikut :
Kurs Rp/$ S$
Rp.9.000
Rp.8.000
Rp.7.000 D$
0 $.1 $ $.2 Q.$.
Keterangan :Q$ = kuantitas USD. S $ = Supply USD D$ = Demand USD.
*. Berdasarkan teori PPP absolute, kurs valas adalah Rp. 8.000/ $ 1.
*. Namun , apabila pemerintah menetapkan atau mempertahankan kurs valas Rp.7.000/$1, maka dikatakan nilai rupiah overvaluation , sedangkan USD undervaluation .
* Sebaliknya apabila pemerintah menetapkan atau mempertahankan kurs valas sebesar Rp.9.000/ $ 1 maka dikatakan nilai rupiah undervaluation , sedangkan USD overvaluation.
* Dengan demikian ,dapat dikatakan bahwa penilaian overvaluation maupun undervaluation suatu mata uang harus dilihat dari aspek domestic currency ( Rp ) maupun foreign currency-nya ( USD ).
Akan tetapi,teori PPP absolute jni tidak realistis karena tidak memperhitungkan biaya transport, tariff dan kuota. Oleh karena itu muncul teori PPP relative yang menyatakan bahwa harga suatu produk yang sama akan tetap berbeda, karena ketidak sempurnaan pasar yang disebabkan oleh factor biaya transport, tariff dan kuota. Menurut teori PPP relative, kurs valas akan berubah agar dapat mempertahankan purchasing power. Perubahan forex rate tsb dapat dihitung sbb :
Misalkan :Price index home country = Ph.
Inflation rate home country = Ih
Price index foreign country = Pf.
Inflation rate foreign country = If
% perubahan kurs = ef
Dengan demikian ,jika ada inflasi,maka harga barang di masing-masing Negara
menjadi sebagai berikut.: Home country = Ph ( 1 + Ih )
Foreign country = Pf ( 1 + If )(1 + ef )
Berdasarkan the law of one price maka ef dapat dihitung seperti dibawah ini :
New price index foreign country = New price index home country
Pf ( 1 + If ) (1 + ef ) = Ph ( 1 + Ih )
1 + ef = Ph ( 1 + Ih )
Pf (1 + If )
ef = Ph ( 1 + Ih )
Pf ( 1 + If - 1
Karena indeks harga Ph dan Pf diasumsikan di kedua Negara sama ( Ph = Pf ) maka
ef menjadi ……………………ef = 1 + Ih - 1
1 + If
Karena ef dinyatakan sebagai persentase perubahan kurs valas, maka berdasarkan
Teori PPP formula itu menunjukkan bagaimana hubungan antara tingkat inflasi di kedua Negara dengan kurs valas.
Dari formula itu dapat dikemukakan catatan penting :
*.). Jika Ih >If maka ef > 0 ( positif) sehingga kurs valas akan apresiasi
*.). Sebaliknya Jika Ih < If maka ef < 0 ( negative ) sehingga kurs akan
deprresiasi
Soal. Diketahui Tingkat inflasi Indonesia = 9 %/tahun
Tingkat iflasi USA = 3 %/tahun
Spot Rate tgl 1/1-98 = Rp.8.000/ $
Ditanya Coba perkirakan perubahan forex rate dan forward rate untuk
satu tahun kemudian
Jawab
Arti Perhitungan diatas adalah : bahwa USD akan appresiasi terhadap Rp sebesar 5.8% per tahun. Dengan demikian dapat dihitung perkiraan forward rate pada tgl 1/1-99 yaitu Rp.8.000 ( 1 + 5.8 % ) = Rp.8.464.-
Soal Diketahui Tingkat inflasi USA = 3%/tahun
Tingkat inflasi Jepang = 1%/tahun
Spot Rate tgl 1/1-96 = Y.100/$
Ditanya Coba perkirakan perubahan kurs valas dan forward
Rate untuk satu tahun kemudian .
Jawab
Arti dari hasil perhitungan diatas adalah : bawa USD akan Depresiasi terhadap JYP sebesar 1.94 % per tahun . Dengan demikian dapat dihitung perkiraan forward rate pada tanggal 1/1- 97 yaitu JYP 100 (1 – 0.0194 ) = JYP.98.06 / $
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
( BALANCE OF PAYMENT = BOP).
Pengertian :BOP adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/ jasa. Transfer keuangan dan moneter antara penduduk ( resident ) suatu Negara dan penduduk luar negeri ( rest of the world ) pada suatu periode/waktu tertentu ( biasanya untuk masa satu tahun ).
Dari batasan diatas dapat disimpulkan bahwa BOP merupakan suatu catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu system akuntansi yang dikenal sebagai “double-entry book keeping” sehingga setiap transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua kali yaitu sebagai” transaksi kredit” dan sebagai” transaksi debit
Transaksi Kredit ( + ) Debit ( - )Ekspor barangModal Keluar Jangka Pendek
USD.$. 1.000 .- -
USD.$. 1.000.-
Overall Balance USD.1.000.- USD $. 1.000.-
Dengan system double entry bookkeeping maka BOP secara”
Contoh pencatatannya :
overall akan selalu dalam
Posisi balance, tetapi dapat memiliki cadangan devisa positif atau negative.
Berdasarkan konvensi yang biasanya digunakan dalam system double entry bookkeeping, ,transaksi yang tercatat dalam BOP adalah sbb :
I Credit entries ( Transaksi Kredit= + ) Debit entries ( Transaksi Debit = - )
a. Export of goods and servivices ( ekspor barang dan jasa
a. Import of goods and services ( Impor barang dan Jasa
b. Income receivable ( Penerimaan dari hasil Investasi )
b. Income Payable ( Pembayaran atas hasil investasi )
c. Offsets to real or financial resources received ( Transfer.)
c. Offsets to reall or financial
resources( Transfer ) d.Increases in liabilities d. Decreases in financial assets e. Decreases in financial assets e., Increases in Financial Assets.
Transaksi debit dan kredit tsb menurut sifatnya dapat dibagi sbb :
1. Transaksi Otonom ( Autonomous transaction ) yaitu transaksi yang timbul atas inisiatip pihak tertentu dan bukan sebagai reaksi atau akibat adanya transaksi lain yang tercatat pada current account dan long-term capital account misalnya ekspor dan impor barang atau modal dalam jangka panjang untuk mencari keuntungan .
2. Transaksi kompensasi ( induced/compensatory transaction ) yaitu transaksi yang timbul sebagai akibat atau kompensasi dari adanya transaksi lain . Transaksi ini biasa juga disebut sebagai transaksi pelengkap, misalnya pemasukan modal jangka pendek dan impor atau ekspor emas. .
Dari hal diatas ,transaksi kredit dapat terdiri atas :
a. Transaksi kredit otonom ( credit autonomous transaction ( CAT ) yakni ( 1.) Ekspor barang dan jasa ( 2.). Impor modal jangka panjang untuk PMA/ direct investment.
b. Transaksi debit otonom ( debit autonomous transaction (DAT) yakni . (1.) Impor barang dan jasa . ( 2.) Ekspor modal jangka panjang misalnya direct investment di luar negeri.
2..Kegunaan BOP. Antara lain :
a. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk di dalam negeri dengan penduduk di luar negeri.
b. Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu Negara dengan siapa kita melaksanakan perdagangan.
c. Untuk mengetahui mitra utama suatu Negara dalam hubungan ekonomi internasional/d. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu Negara.e. Sebagai salah satu indicator yang akan dipertimbangkan oleh IMF/Bank Dunia atau
Negara donor untuk memberikan bantuan keuangan ( terutama Negara yang mengalami kesulitan BOP.)
f. Sebagai salah satu indicator fundamental ekonomi suatu Negara selain tingkat inflasi, pertumbuhan GDP.dll.
3. Istilah-istilah dalam BOP.
a. Current Account = Neraca Transaksi Berjalanb. Balance of Trade = Neraca Perdaganganc. Service Account = Neraca Jasa.
d. Unilateral Account = Neraca Transaksi Sepihak. e. Capital Account = Neraca Modal .f. Reserve Account = Perubahan cadangan devisag. Remittance = Jasa TKI,TKW.TKA.h. Error and omission = Selisih perhitungani. Monetary Account = Neraca Lalu-lintas Moneter
ARUS MODAL DAN BISNIS INTERNASIONAL
1. ARUS MODAL INTERNASIONAL
Arus perdagangan barang internasional secara langsung maupun tidak, mempeunyai hubungan kausal dengan arus perdagangan jasa internasional,seperti teknologi, tenaga kerja dan khususnya arus modal internasional. Secara umum arus modal internasional dapat bersifat :
1. Portfolio investment yaitu arus modal internasional dalam bentuk investasi asset-aset financial, seperti saham (stock ), obligasi ( bond ) dan commercial paper. Arus portfolio investmen inilah yang saat ini paling banyak danCepat mengalir melalui pasar uang dan pasar modal .
2. Direct Investment yaitu investasi riil dalam bentuk pendirian perusahaan , pembangunan pabrik, pembelian barang modal dimana investor terlibat langsung dalam manajemen perusahaan dan mengontrol penanaman modal tersebut. Direct investmen ini biasanya dimulai dengan pendirian subsidiary atau dengan operasi dibidang manufaktur, industry pengolahan ekstraksi sumbel alam
2. TUJUAN ARUS MODAL INTERNASIONAL. a. Portfolio investmen .l
1. High Return…………tujuan dasar dari international portfolio investment adalah untuk mencari hasil keuntungan yang lebih tinggi sebagaimanan diutarakan oleh Teori HECKSHER – OHLIN, maka penduduk suatu negara akan membeli saham ataupun obligasi dari perusahaan yang berada di Negara lain bila memberikan return yang lebih tingggi
2. Risk Diversification……....tujuan lain dari international portfolio investment adalah untuk diversifikasi resiko. Hal ini dilakukan para investor sesuai dengan portfolio theory yang mengatakan bahwa investasi di berbagai surat berharga dapat menghasilkan “return tertentu dengan resiko yang lebih kecil atau “return yang lebih tinggi dapat dihasilkan dengan resiko tertentu
b. Foreign Direct Investment
1. Tujuan utama dari foreign direct investmen pada dasarnya sama dengan portfolio investment yaitu untuk mendapatkan “ return “ yang lebih tinggi.melalui :(a) Tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. (b) Perpajakan yang lebih menguntungkan dan (c) Infrastruktur yang lebih baik.
2, Untuk melakukan diversisifikasi resiko ( risk diversification )
3. Untuk tetap memiliki “ comperative adventage “ melalui “direct control “ melalui cara berikut :
3.1). Horizontal Integration.
Hal seperti ini banyak dilakukan oleh MNC yang biasanya berada pada posisi “ monopolistic “ atau “oligopolistic” dengan tujuan untuk melakukan “ direct control yang berkenaan dengan penguasaan ilmu pengetahuan atau teknologi dan manajerial skill tertentu sehingga tetap memiliki comperative adventage, atau keunggulan bersaing di pasar luar negeri yang dimasuki.
3.2). Vertical Integration….competitive adventage melalui direct control juga dapat dilakukan dengan vertical integration baik secara “ backward” maupun forward integration .Backward integration dilakukan dengan jalan foreign direct investmen di bidang pertambangan dan pertanian/perkebunan untuk memperoleh jaminan supply bahan baku tertentu dengan harga semurah mungkin, sedangkan forward integration dilakukan dengan jalan membangun jaringan distribusi.miss : untuk produksi automotive dan electronic.
4. Untuk menghindari tariff dan non tariff barrier yang dibebankan kepada impor dan sekaligus memanfaatkan berbagai insentif dalam bentuk subsidi yang diberikan oleh pemerintah local untuk mendorong foreign direct investmet
ANALISIS EFEK KESEJAHTERAAN DARI ARUS MODAL INTERNASIONAL ( INTERNATIONAL CAPITAL FLOWS )
Analisis ini dilakukan berdasarkan kondisi persaingan dimana nilai marginproduct of capital akan ditentukan oleh hasil yang diperoleh dari capital investmen.Analisis efek kesejahteraan ini dapat dijelaskan dengan grafik berikut :
Recommended