View
234
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
i
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1
KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES
TAHUN 2007
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Dian Gunatmaningsih
NIM. 6450403178
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
2007
ii
ABSTRAK
Dian Gunatmaningsih, 2007. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes Tahun 2007. Skripsi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat , Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : I. dr. Oktia Woro K.H, M.Kes, II. dr. Mahalul Azam. M.Kes.
Kata Kunci : Kejadian anemia, Remaja putri SMA Negeri 1 Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Brebes Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik, dengan rancangan penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMA Negeri 1 kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 255 siswi. Sampel yang diambil sejumlah 70 siswi, yang diperoleh dengan menggunakan teknik systematic random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) uji laboratorium kadar Hb dengan hemoque, 2) timbangan injak, 3) microtoa, 4) formulir recall 2x24 dan 5) kuesioner. Data penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pemeriksaan kadar Hb, pengukuran antropometri IMT, recall dan wawancara menggunakan kuesioner. Data sekunder diperoleh melalui data monografi SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan uji statistik chi-square dengan derajat kemaknaan (α =5%) =0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes adalah tingkat pendapatan keluarga (p=0,035), tingkat pendidikan ibu (p=0,040), status gizi (p=0.002) dan menstruasi (p=0,015). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan secara signifikan adalah tingkat pengetahuan tentang anemia (p=0,416) dan tingkat konsumsi zat besi (p=0,592).
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan adalah bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam upaya penanggulangan dan pencegahan anemia pada remaja putri di kabupaten Brebes. Bagi peneliti selanjutnya agar menambah waktu recall dan menganalisis zat gizi lainnya. Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UNNES hendaknya dapat berpartisipasi dalam penanggulangan dan pencegahan anemia pada remaja putri.
iii
ABSTRACT
Dian Gunatmaningsih, 2007. Factors That Related to Anemia Case of During Adolescense in SMA Negeri 1 Jatibarang Subdistrict Brebes Regency in 2007. Final Project. The Department of Public Health Science, Sport Science Faculty, Semarang State University. First Advisor: dr. Oktia Woro KH, M.Kes, Second Advisor: dr. Mahalul Azam, M.Kes.
Key Words: Anemia Case, during adolescense in SMA Negeri 1 Jatibarang Subdistrict Brebes Regency.
The problem studying in this research is aimed at factors that related to anemia case of female students in SMA Negeri 1 Jatibarang subdistrict Brebes regency. The purpose of this research is to find out the factors that related to anemia case of during adolescense in SMA Negeri 1 Jatibarang subdistrict Brebes regency. This research is analytic observational, with cross sectional approachment. Population in this research is all the female students in SMAN 1 Jatibarang subdistrict Brebes regency in the academic in 2007, amount 255 female students. The taken samples are 70 female students, which is obtained from systematic random sampling technique. The instrument used in this research are 1) laboratory test of Hb degree in hemoque, 2) bathroom scale 3) microtoice, 4) recall form (2x24 hours) and 5) questionnaire. These data obtained from primary and secondary data. Primary data obtained from test of Hb degree, the measurement of antropometric IMT, recall and interview using questionnaire. The secondary data obtained from monograph data of SMA Negeri 1 Jatibarang subdistrict Brebes regency. The data obtained in this research in analyzed by using chi-square test statistic with alpha (= 5% ) = 0,05. The result of the research indicates that is found a sygnificans relation with anemia case of during adolescense in SMA Negeri 1 Jatibarang subdistrict Brebes regency are family income levels (p= 0,035), mothers education levels (p= 0,040), nutrition status (p= 0,002) and menstruation (p= 0,015). Event significans unreleated variables are knowledge about anemia levels (p= 0,416) and the consumtion of iron substance levels (p= 0,692). Based of the result of the research suggestions are proposed for health department in Brebes regency hoped the result of the research to appoint base to incinerate and prevent anemia case of during adolescense in Brebes regency. For the other researchers is expected to increase recall time and to analyze the other nutrient substance. For the department of public health service sport sciene faculty Semarang state university hoped that participation to incinerate and prevent anemia case of during adolescense.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Ya Allah muliakanlah aku dengan cahaya ilmu dan kecepatan pemahaman,
keluarkanlah aku dari kegelapan, keraguan, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-
Mu, ajarilah aku rahasia-rahasia hikmah-Mu.
Allah tidak membebani kewajiban kepada seseorang kecuali sesuai dengan
kesanggupannya. Hasil kerjanya yang baik untuknya sendiri, dan yang tidak baik
menjadi tanggungannya sendiri pula. . . . . . “ (QS Al-Baqarah:286)
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”
(QS. Alam Nasyrah: 6-7).
PERSEMBAHAN:
Kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yang
selalu mencintai, menyayangi, mendukung dan
memotivasi diriku:
1. Alm. Bapak (Semoga amal ibadah bapak diterima
ALLAH SWT, Dian selalu merindukan Bapak),
Ibu (ibu, doamu sungguh mustajab) “Terima kasih
telah mengajarkan Dian banyak hal, tidak ada
yang pernah menyayangi dan mencintai Dian
seperti kalian dan terima kasih untuk segalanya”.
2. Kakak-kakakku tercinta yang selalu menyayangi,
memotivasi dan mendukungku (Alfatma
Sutrianingsih, Bety Atmani Martrisnoningsih)
terima kasih untuk segalanya.
3. “Seseorang” terbaik yang telah Allah janjikan
untuk menemaniku.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga skripsi yang berjudul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Anemia pada Remaja Putri Di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang,
Kabupaten Brebes” dapat terselesaikan.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Keberhasilan penyusunan skripsi ini
juga atas bantuan dari berbagai pihak, dengan rendah hati disampaikan rasa terima
kasih kepada :
1. Pimpinan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang atas
nama Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Bapak
Drs. Sutardji, M.S dan Pembantu Dekan Bidang akademik Bapak
DR.Khomsin, M.Pd, atas ijin penelitian.
2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang, Ibu dr. Oktia Woro K.H, M.Kes, atas
persetujuan penelitian.
3. Pembimbing I, dr. Oktia Woro K.H, M.Kes, atas bimbingan, arahan dan
masukan dalam penelitian sampai dengan penyusunan skripsi ini.
4. Pembimbing II, dr. Mahalul Azam, M.Kes, atas bimbingan, arahan dan
masukan dalam penelitian sampai dengan penyusunan skripsi ini.
vii
5. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, atas bimbingan, arahan selama
perkuliahan.
6. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes,
Bapak Drs. Haroe Sri Sadono, atas ijin yang diberikan untuk melakukan
penelitian ini.
7. Siswi SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, atas
ketersediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
8. Keluargaku tercinta atas do’a, motivasi dan semangat dalam penyusunan
skripsi ini.
9. “@’Arya (Ich Liebe Dich)”, K’only shadow, K’afif, K’topik atas perhatian
dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
10. Temen-temenku kos Sederhana 2 (Ana, Yuni, Linda, Mb’Ida, de’Dina) atas
semangat dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
11. Teman-temanku (Jihan, Anggi, Imeh, Eva, Inda, Lyana) dan teman-teman
IKM angkatan 2003, atas motivasi dan bantuannya.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam
penyusunan skripsi ini.
Semoga amal baik dari semua pihak, mendapat imbalan yang berlipat
ganda dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Semarang, Juli 2007
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ................................................................................................ i
Halaman Abstrak ........................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ................................................................................... iv
Motto dan Persembahan ................................................................................ v
Kata Pengantar ............................................................................................. vi
Daftar Isi ................................................................................................. viii
Daftar Tabel ................................................................................................ xv
Daftar Gambar ...........................................................................................xvii
Daftar Grafik .............................................................................................xviii
Daftar Lampiran ......................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.2.1 Rumusan Masalah Mayor ............................................................. 4
1.2.2 Rumusan Masalah Minor ............................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
1.3.1 Tujuan Mayor ................................................................................ 5
1.3.2 Tujuan Minor ................................................................................. 5
1.4 Manfaat Hasil Penelitian ..................................................................... 6
1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Kab. Brebes ............................................... 6
ix
1.4.2 Bagi Pihak Sekolah ........................................................................ 6
1.4.3 Bagi Masyarakat ............................................................................ 6
1.4.4 Bagi Peneliti .................................................................................. 6
1.5 Keaslian Penelitian ............................................................................... 7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 8
1.6.1 Ruang Lingkup Tempat ................................................................ 8
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu .................................................................. 9
1.6.3 Ruang Lingkup Materi ................................................................. 9
BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Anemia ................................................................................................. 10
2.1.1 Pengertian Anemia ..................................................................... 10
2.1.2 Tanda-tanda Anemia .................................................................. 10
2.1.3 Dampak Anemia ......................................................................... 10
2.1.4 Klasifikasi anemia Gizi .............................................................. 11
2.2 Anemia Gizi Besi ................................................................................. 13
2.2.1 Pengertian Anemia Gizi Besi ....................................................... 13
2.2.2 Standar Penentuan Anemia Gizi Besi ......................................... 13
2.3 Patofisiologi Anemia ........................................................................... 13
2.4 Hemoglobin .......................................................................................... 14
2.4.1 Pegertian Hemoglobin (Hb) .......................................................... 14
2.4.2 Fungsi Hemoglobin ...................................................................... 14
2.4.3 Batas Normal Terendah Nilai Hemoglobin .................................. 15
2.4.4 Prosedur Pemeriksaan Hb ............................................................ 15
x
2.5 Zat Besi (Fe) ......................................................................................... 18
2.5.1 Pengertian Zat Besi ...................................................................... 18
2.5.2 Zat Besi Dalam Tubuh ................................................................. 19
2.5.3 Metabolisme Zat Besi ................................................................... 20
2.5.4 Fungsi Zat Besi ............................................................................. 21
2.5.5 Angka Kecukupan Besi yang Dianjurkan .................................... 22
2.6 Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia
Pada Remaja Putri ............................................................................. 22
2.6.1 Tingkat Pendapatan Keluarga ...................................................... 22
2.6.2 Tingkat Pengetahuan Tentang anemia ......................................... 22
2.6.3 Tingkat Pendidikan Ibu ................................................................ 23
2.6.4 Pelayanan Kesehatan .................................................................... 23
2..6.5 Asupan Zat Besi .......................................................................... 24
2.6.5.1 Konsumsi Zat Besi ........................................................... 24
2.6.5.2 Status Gizi ........................................................................ 25
2.6.6 Penyerapan Zat Besi ..................................................................... 27
2.6.6.1 Keanekaragaman Makanan .............................................. 28
2.6.6.2 Sindrom Malabsorbsi ....................................................... 39
2.6.7 Kebutuhan Zat Besi ...................................................................... 30
2.6.7.1 Pertumbuhan Fisik ........................................................... 30
2.6.7.2 Aktivitas Fisik .................................................................. 31
2.6.8 Kehilangan Zat Besi ..................................................................... 31
2.6.8.1 Pendarahan ....................................................................... 31
xi
2.6.8.2 Menstruasi ........................................................................ 32
2.6.8.3 Cacingan .......................................................................... 32
2.7 Kerangka Teori ................................................................................... 34
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................ 35
3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 36
3.2.1 Hippotesis Mayor ........................................................................ 36
3.2.2 Hipotesis Minor ........................................................................... 36
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel .................... 37
3.4 Jenis dan Rancangan Penelitia .......................................................... 38
3.4.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 38
3.4.2 Rancangan Penelitian .................................................................. 39
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 39
3.5.1 Populasi ....................................................................................... 39
3.5.2 Sampel ......................................................................................... 39
3.5.2.1 Menentukan Kriteria Inklusi dan eksklusi ....................... 39
3.5.2.2 Sistematika Pengambilan Sampel ................................... 41
3.5.2.3 Besar Sampel .................................................................. 41
3.6 Instrumen Penelitian ........................................................................... 42
3.6.1 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ....................................... 43
3.6.1.1 Validitas .......................................................................... 43
3.6.1.2 Relliabilitas ..................................................................... 44
3.7 Teknik Pengambilan Data .................................................................. 44
xii
3.7.1 Jenis Pengambilan Data ............................................................... 44
3.7.2 Cara Pengambilan Data ............................................................... 45
3.7.2.1 Data Primer ..................................................................... 45
3.7.2.2 Data Sekunder ................................................................. 45
3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................... 45
3.8.1 Pengolahan Data .......................................................................... 45
3.8.2 Analisis Data ............................................................................... 46
3.8.2.1 Analisis Univariat ........................................................... 46
3.8.2.2 Analisis Bivariat .............................................................. 46
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi ................................................................... 48
4.1.1 Keadaan Geografis ...................................................................... 48
4.1.2 Jumlah Siswa ............................................................................... 48
4.1.3 Jumlah Guru ................................................................................ 49
4.2 Gambaran Karakteristik Responden ................................................ 50
4.2.1 Umur Responden ......................................................................... 50
4.2.2 Pekerjaan Orang Tua Responden ................................................ 52
4.3 Hasil Penelitian .................................................................................... 53
4.3.1 Analisis Univariat ...................................................................... 53
4.3.1.1 Distribusi Responden menurut Tingkat Pendapatan
Keluarga .......................................................................... 53
4.3.1.2 Distribusi Responden menurutTingkat Pengetahuan
tentang Anemia ............................................................... 54
xiii
4.3.1.3 Distribusi Responden menurut Tingkat pendidikan
Ibu ................................................................................... 55
4.3.1.4 Distribusi Responden menurut Tingkat Konsumsi Zat
Besi ................................................................................. 56
4.3.1.5 Distribusi Responden menurut Status Gizi ..................... 57
4.3.1.6 Distribusi Responden menurut Menstruasi ..................... 58
4.3.1.7 Distribusi Responden menurut Kejadian Anemia ........... 59
4.3.2 Analisii Bivariat ......................................................................... 60
4.3.2.1 Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dengan
Kejadian Anemia ............................................................ 60
4.3.2.2 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Anemia
dengan Kejadian Anemia ................................................ 61
4.3.2.3 Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan
Kejadian Anemia ............................................................ 62
4.3.2.4 Hubungan antara Tingkat Konsumsi Zat Besi dengan
Kejadian Anemia ............................................................ 63
4.3.2.5 Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian
Anemia............................................................................. 63
4.3.2.6 Hubungan antara Menstruasi dengan Kejadian
Anemia............................................................................. 64
4.3.2.7 Analisis Bivariat Keseluruhan ........................................ 65
4.4. Pembahasan ........................................................................................ 66
4.4.1 Variabel yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia ............. 66
xiv
4.4.1.1 Hubungan antara Tingkat Pendapatan keluarga dengan
Kejadian Anemia ............................................................ 66
4.4.1.2 Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan
Kejadian Anemia ............................................................ 67
4.4.1.3 Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian
Anemia............................................................................. 68
4.4.1.4 Hubungan antara Menstruasi dengan Kejadian
Anemia............................................................................. 69
4.4.2 Variabel yang Tidak Berhubungan dengan Kejadian
Anemia......................................................................................... 70
4.4.2.1 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Anemia
dengan Kejadian Anemia ............................................... 70
4.4.2.2 Hubungan antara Tingkat Konsumsi Zat Besi dengan
Kejadian Anemia ........................................................... 71
4.5 Hambatan dan Kelemahan Penelitian .............................................. 73
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN ......................................................................................... 74
5.2 SARAN ................................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Keaslian penelitian .................................................................................. 7
2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ............................ 8
3. Standar penentuan anemia gizi besi (WHO) ......................................... 13
4. Batas normal terendah nilai hemoglobin (WHO 1972) ........................ 15
5. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (per orang perhari) ................ 22
6. Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia ....................................... 26
7. Definisi operasional dan skala pengukuran variabel ............................ 37
8. Distribusi jumlah siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes TA. 2006/2007......................................................... 49
9. Distribusi jumlah guru SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes TA. 2006/2007 ........................................................ 50
10. Distribusi responden menurut umur ..................................................... 50
11. Distribusi pekerjaan orang tua responden ............................................. 52
12. Distribusi responden menurut tingkat pendapatan keluarga ................. 53
13. Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan tentang anemia .... 54
14. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan ibu .......................... 55
15. Distribusi responden menurut tingkat konsumsi zat besi ..................... 56
16. Distribusi responden menurut status gizi .............................................. 57
17. Distribusi responden menurut menstruasi ............................................. 58
18. Distribusi responden menurut kejadian anemia .................................... 59
xvi
19. Hubungan antara tingkat pendapatan keluarga deangan kejadian
Anemia .................................................................................................. 61
20. Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian
tentang anemia ...................................................................................... 62
21. Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia ....... 62
22. Hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian anemia... 63
23. Hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia .......................... 64
24. Hubungan antara menstruasi dengan kejadian anemia ......................... 65
25. Analisis bivariat keseluruhan ................................................................ 65
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Metabolisme zat besi ............................................................................ 20
2. Kerangka Teori ..................................................................................... 34
3. Kerangka konsep ................................................................................... 35
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1. Distribusi jumlah siswa SMA N 1 Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes TA. 2006/2007 ....................................................... 49
2. Distribusi responden menurut umur ..................................................... 51
3. Distribusi pekerjaan orang tua responden ............................................. 52
4. Distribusi responden menurut tingkat pendapatan keluarga ................. 53
5. Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan tentang anemia .... 54
6. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan ibu .......................... 55
7. Distribusi responden menurut tingkat konsumsi zat besi ..................... 56
8. Distribusi responden menurut sttus gizi ................................................ 57
9. Distribusi responden menurut menstruasi ............................................. 58
10. Distribusi responden menurut kejadian anemia .................................... 59
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Tugas Pembimbing ...................................................................... 79
2. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ......................................................... 80
3. Surat Ijin dari Tempat Penelitian .......................................................... 83
4. Kuesioner Penjaring .............................................................................. 87
5. Kuesioner Penelitian .............................................................................. 90
6. Rekap Skoring Uji Coba Kuesioner Pengetahuan tentang anemia...... 101
7. Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan tentang anemia......................... 102
8. Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan tentang Anemia................... 103
9. Rekap Data Hasil Penelitian ............................................................... 104
10. Analisa Data Kasar Penelitian ............................................................ 114
11. Surat Tera Timbangan Badan Injak .................................................... 138
12. Surat Tera Microtoa ............................................................................ 140
13. Perhitungan Tingkat Kecukupan Konsumsi Zat Besi.......................... 142
14. Foto Dokumentasi ............................................................................... 143
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
pembangunan, yang dapat memberikan konstribusi dalam mewujudkan
sumberdaya manusia yang berkualitas sehingga mampu berperan secara optimal
dalam pembangunan (Yayuk Farida, dkk, 2004:4).
Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang
masih dalam kandungan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai usia lanjut. Ibu
atau calon ibu merupakan kelompok rawan sehingga harus dijaga status gizi dan
kesehatannya (Depkes RI, 2003:1).
Di Indonesia terdapat empat masalah gizi yang utama yaitu Kurang Kalori
Protein (KKP), Kurang Vitamin A (KVA), gondok endemik dan kretin serta
anemia gizi (Bapelkes Salaman, 2000:161). Anemia gizi merupakan masalah gizi
yang paling utama di Indonesia, yang disebabkan karena kekurangan zat besi.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 1995
menunjukkan 57,1% remaja putri; 39,5% wanita usia subur dan 50,9% ibu hamil
menderita anemia (Dinkes propinsi Jawa Timur, 2002:1). Sedangkan berdasarkan
hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan
26,5% remaja putri; 40% WUS dan 47% anak usia 0-5 tahun menderita anemia
(Bambang Tri. S, 2007).
2
Anemia pada remaja putri masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
bila prevalensinya lebih dari 15% (SKRT, 2001). Dimana berdasarkan hasil
penelitian pada remaja putri di Bogor 57,1%; di Bandung 41% dan di Tangerang
41,7% menunjukkan remaja putri menderita anemia (DKK Tangerang, 2004).
Sedangkan berdasarkan hasil Survei Kesehatan pada 10 Kabupaten daerah proyek
Safe Motherhood Partnership Family Approach (SMPFA) pada tahun 1998/1999
menunjukkan 57,4% remaja putri menderita anemia (Depkes RI, 2003:1).
Berdasarkan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) yang dilaksanakan
oleh Seksi Pembinaan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK)
Brebes terhadap remaja putri (siswi SMP dan SMA) menunjukkan 25,33% (tahun
2003); 20,33% (tahun 2004); 25,55% (tahun 2005) dan 40,13% (tahun 2006)
remaja putri menderita anemia (DKK Brebes : 2006).
Secara umum tingginya prevalensi anemia gizi besi antara lain disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu: kehilangan darah secara kronis, asupan zat besi tidak
cukup, penyerapan yang tidak adekuat dan peningkatan kebutuhan akan zat besi
(Arisman, 2004:145).
Remaja putri menderita anemia, hal ini dapat dimaklumi karena masa
remaja adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih tinggi
termasuk zat besi. Disamping itu remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan
sehingga membutuhkan zat besi lebih tinggi, sementara jumlah makanan yang
dikonsumsi lebih rendah daripada pria, karena faktor ingin langsing (Depkes RI,
1998:1). Pantang makanan tertentu dan kebiasaan makan yang salah juga
3
merupakan penyebab terjadinya anemia pada remaja putri (S.A. Nugraheni,
2000:14).
Anemia kekurangan zat besi dapat menimbulkan berbagai dampak pada
remaja putri antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena
penyakit, menurunnya aktivitas dan prestasi belajar. Disamping itu remaja putri
yang menderita anemia kebugarannya juga akan menurun, sehingga menghambat
prestasi olahraga dan produktivitasnya. Selain itu masa remaja merupakan masa
pertumbuhan yang sangat cepat, kekurangan zat besi pada masa ini akan
mengakibatkan tidak tercapainya tinggi badan optimal (Depkes RI, 1998:1).
Anemia pada remaja putri di Kabupaten Brebes masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat, karena prevalensinya lebih dari 15%. Sebagai upaya untuk
menanggulangi masalah tersebut, Pemerintah Kabupaten Brebes menerbitkan
Instruksi Bupati Brebes No.04 Tahun 2000, tentang Penanggulangan Anemia Gizi
Besi pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur.
SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang merupakan satu-satunya SMA
Negeri yang ada di Kecamatan Jatibarang, yang baru 6 tahun berdiri dan belum
pernah dijadikan sebagai tempat penelitian ilmiah tentang kesehatan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian
tentang “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja
Putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes”.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah Mayor
Adakah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada
remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes?
1.2.2 Rumusan Masalah Minor
1. Adakah hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian
anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang,
Kabupaten Brebes?
2. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan
kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Brebes?
3. Adakah hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia
pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten
Brebes?
4. Adakah hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian
anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang,
Kabupaten Brebes?
5. Adakah hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada
remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten
Brebes?
6. Adakah hubungan antara menstruasi dengan kejadian anemia pada
remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten
Brebes?
5
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Mayor
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia
pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes.
1.3.2 Tujuan Minor
1. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan
kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Brebes.
2. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia
dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Brebes.
3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan
kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Brebes.
4. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan
kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Brebes.
5. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia
pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten
Brebes.
6. Untuk mengetahui hubungan antara menstruasi dengan kejadian anemia
pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten
Brebes.
6
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
1.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes
Sebagai salah satu acuan untuk menentukan langkah-langkah strategis
dalam penanggulangan anemia pada remaja putri.
1.4.2 Bagi Pihak Sekolah
Memberikan gambaran tentang efek kejadian anemia terhadap proses
belajar-mengajar dan prestasi belajar siswinya.
1.4.3 Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sebagai bahan pustaka dalam rangka menambah informasi tentang ilmu
kesehatan masyarakat khususnya mengenai anemia pada remaja putri.
1.4.4 Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya ibu tentang
pentingnya zat besi bagi pertumbuhan, kecerdasan anak dan pemenuhan zat besi
khususnya pada usia remaja (usia yang rentan).
1.4.5 Bagi Peneliti
Sebagai sarana pembelajaran melakukan penelitian ilmiah sekaligus
mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan dan semoga
penelitian ini bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.
7
1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1
Keaslian Penelitian No Judul
Penelitian Nama
Peneliti Tahun dan
tempat Penelitian
Rancangan Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 1 Hubungan
Anemia dengan Kebiasaan Makan, Pola Haid, Pengetahuan tentang Anemia dan Status Gizi Remaja Putri di SMUN 1 Cibinong Kabupaten Bogor
Indah Indriawati Herman
2001, Jakarta Cross-sectional
V.terikat - Anemia V.Bebas 1. Kebiasaa
n makan 2. Pola haid 3. pengetah
uan tentang anemia
4. Status gizi
Hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian anemia gizi remaja putri sebesar 42,2%. Ada hubungan bermakna secara statistik (p<0,05) dengan kejadian anemia pada remaja putri adalah kebiasaan makan, yang meliputi: diet, kebiasaan makan sumber protein hewani dan kebiasaan minum teh.
2 Hubungan antara Pola Konsumsi Makan dengan Kadar Hb pada Remaja Putri di SMA N 1 Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo
Agustina Indika Sari
2006, Sukoharjo
Cross-sectional
V.terikat - Kadar Hb V.Bebas - Pola
Konsumsi Makan (Jenis, frekuensi konsumsi dan tingkat konsumsi Besi)
Tidak ada hubungan antara pola konsumsi makan (Jenis, frekuensi konsumsi dan tingkat konsumsi Besi) dengan kadar Hb.
8
Tabel 2
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu Pembeda Indah Indriawati Agustina Indika.S Dian. G
1 2 3 4 Judul Penelitian Hubungan Anemia
dengan Kebiasaan Makan, Pola Haid, Pengetahuan tentang Anemia dan Status Gizi Remaja Putri di SMUN 1 Cibinong Kabupaten Bogor Tahun 2001
Hubungan antara Pola Konsumsi Makan dengan Kadar Hb pada Remaja Putri di SMA N 1 Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia di SMAN 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten brebes Tahun 2007
Tahun&tempat 2001, Jakarta 2006, Sukoharjo 2007, Jatibarang, Kab.Brebes
Rancangan Cross-sectional Cross-sectional Cross-sectional Variabel Penelitian Kebiasaan makan,
pola haid, pengetahuan tentang anemia status gizi dan anemia.
Pola konsumsi makan (Jenis, frekuensi konsumsi dan tingkat konsumsi besi) dan kadar Hb.
Tingkat pendapatan keluarga, tingkat pengetahuan tentang anemia, tingkat pendidikan ibu, tingkat konsumsi zat besi, status gizi, menstruasi dan kejadian anemia.
Analisis data Analisis univariat dan bivariat
Analisis bivariat Analisis univariat dan bivariat
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa yang membedakan
penelitian ini dengan dua penelitian sebelumnya terletak pada waktu, tempat
penelitian dan variabel penelitian.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
1.6.1 Ruang Lingkup Tempat
Ruang lingkup tempat dalam penelitian faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian anemia pada remaja putri adalah SMA Negeri 1 Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Brebes.
9
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan maret sampai dengan bulan april
tahun 2007.
1.6.3 Ruang Lingkup Materi
Dalam penelitian ini peneliti membatasi materi pada faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian anemia pada remaja putri.
Bidang ilmu yang diterapkan dalam penelitian adalah ilmu gizi kesehatan
masyarakat.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Anemia
2.1.1 Pengertian Anemia
Anemia adalah keadaan dimana kadar zat merah darah atau hemoglobin
(Hb) lebih rendah dari nilai normal (Mary E. Beck, 2000:196).
Anemia berarti kekurangan sel darah merah, yang dapat disebabkan oleh
hilangnya darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel
darah merah (Guyton dan Hall, 1997:538).
2.1.2 Tanda-tanda Anemia:
1. Lesu, lemah, letih, lelah dan lalai (5L)
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.
3. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat.
2.1.3 Dampak Anemia
2.1.3.1 Pada anak-anak
1. Menurunnya kemampuan dan konsentrasi belajar.
2. Menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan otak.
3. Meningkatkan risiko menderita penyakit infeksi karena daya tahan
tubuh menurun.
2.1.3.2 Pada wanita
1. Menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah sakit.
2. Menurunkan produktivitas kerja.
11
3. Menurunkan kebugaran.
2.1.3.3 Pada remaja putri
1. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
2. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai
optimal.
3. Menurunkan kemampuan fisik olahragawati.
4. Mengakibatkan muka pucat.
2.1.3.4 Ibu hamil
1. Menimbulkan pendarahan sebelum atau sesudah persalinan.
2. Meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah atau BBLR (<2,5 Kg).
3. Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan atau
bayinya (Depkes RI, 1998:16).
2.1.4 Klasifikasi Anemia Gizi
2.1.4.1 Anemia gizi besi
Zat gizi besi (Fe) merupakan inti molekul hemoglobin yang merupakan
unsur utama dalam sel darah merah, maka kekurangan pasokan zat gizi besi
menyebabkan menurunnya produksi hemoglobin. Akibatnya, terjadi pengecilan
ukuran (microcytic), rendahnya kandungan hemoglobin (hypochromic), serta
berkurangnya jumlah sel darah merah.
2.1.4.2 Anemia gizi vitamin E
Anemia defisiensi vitamin E dapat mengakibatkan integritas dinding sel
darah merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga sangat sensitif terhadap
12
hemolisis (pecahnya sel darah merah). Karena vitamin E adalah faktor esensial
bagi integritas sel darah merah.
2.1.4.3 Anemia gizi asam folat
Anemia gizi asam folat disebut juga anemia megaloblastik atau
makrositik; dalam hal ini keadaan sel darah merah penderita tidak normal dengan
ciri-ciri bentuknya lebih besar, jumlahnya sedikit dan belum matang.
Penyebabnya adalah kekurangan asam folat dan atau vitamin B12. Padahal kedua
zat itu diperlukan dalam pembentukan nukleoprotein untuk proses pematangan sel
darah merah dalam sumsum tulang.
2.1.4.4 Anemia gizi vitamin B12
Anemia ini disebut juga pernicious, keadaan dan gejalanya mirip dengan
anemia gizi asam folat. Namun, anemia jenis ini disertai gangguan pada sistem
alat pencernaan bagian dalam. Pada jenis yang kronis bisa merusak sel-sel otak
dan asam lemak menjadi tidak normal serta posisinya pada dinding sel jaringan
saraf berubah. Dikhawatirkan, penderita akan mengalami gangguan kejiwaan.
2.1.4.5 Anemia gizi vitamin B6
Anemia ini disebut juga siderotic. Keadaannya mirip dengan anemia gizi
besi, namun bila darahnya diuji secara laboratoris, serum besinya normal.
Kekurangan vitamin B6 akan mengganggu sintesis (pembentukan) hemoglobin.
2.1.4.6 Anemia Pica
Penderita memiliki selera makan yang tidak lazim, seperti makan tanah,
kotoran, adonan semen, serpihan cat, atau minum minyak tanah. Tentu saja
13
perilaku makan ini akan memperburuk penyerapan zat gizi besi oleh tubuh
(Mohamad Harli, 1999:4).
2.2 Anemia Gizi Besi
2.2.1 Pengertian Anemia Gizi Besi
Anemia gizi besi adalah keadaan dimana kadar Hb dalam darah lebih rendah
dari normal, akibat kekurangan zat besi (Mary E. Beck, 2000:196).
2.2.2 Standar Penentuan Anemia Gizi Besi
Tabel 3
Standar Penentuan Anemia Gizi Besi (WHO)
Kelompok Umur Hb daram Darah (g/dl)
1 2
6 Bulan -5 tahun
6-18 tahun
Wanita dewasa
Wanita dewasa Hamil
Laki-laki dewasa
<11
<12
<12
<11
<13
Sumber: Sukirman (1999/2000) dalam (Yayuk Farida dkk,2004: 22).
2.3 Patofisiologi anemia
Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi
(feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan
meningkatnya kapasitas pengikatan zat besi. Pada tahap yang lebih lanjut berupa
habisnya simpanan zat besi, berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya
jumlah protoporpirin yang diubah menjadi heme dan akan diikuti dengan
14
menurunnya kadar feritin serum. Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang
khas yaitu rendahnya kadar Hb (Arlinda Sari, 2004:6).
2.4 Hemoglobin
2.4.1 Pengertian Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin merupakan suatu protein yang kompleks, yang tersusun dari
protein globin dan suatu senyawa bukan protein yang dinamai hem (Mohamad
Sadikin, 2002:17)
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk
menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada
sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml
darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.
Kandungan hemoglobin yang rendah dengan demikian mengindikasikan anemia
(I Dewa Nyoman S, 2002:145)
2.4.2 Fungsi Hemoglobin
Dalam sel darah merah hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen (O2).
Dengan banyaknya oksigen yang dapat diikat dan dibawa oleh darah, dengan
adanya Hb dalam sel darah merah, pasokan oksigen keberbagai tempat di seluruh
tubuh, bahkan yang paling terpencil dan terisolasi sekalipun akan tercapai
(Mohamad Sadikin, 2002:15).
15
2.4.3 Batas normal terendah nilai hemoglobin
Tabel 4
Batas normal terendah nilai hemoglobin (WHO 1972)
Usia Kadar Hb (g/dl)
1 2
Anak usia 6 bulan-5 tahun
Anak usia 6-18 tahun
Wanita dewasa
11,0
12,0
12,0-14,0
Sumber: Arisman (2004:145)
2.4.4 Prosedur Pemeriksaan Hb
2.4.4.1 Metode Sahli
1. Reagen
a. HCl 0,1 N
b. Aquadest
2. Alat
a. Pipet hemoglobin
b. Alat sahli
c. Pipet Pastur
d. Pengaduk
3. Prosedur kerja
a. Masukksan HCl 0,1 N ke dalam tabung Sahli sampai angka 2.
b. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan
desinfektan (alkohol 70%, betadin dan sebagainya), kemudian tusuk
dengan lancet.
16
c. Isap dengan pipet hemoglobin sampai melewati batas, bersihkan
ujung pipet, kemudian teteskan darah sampai ke tanda batas dengan
cara menggeserkan ujung pipet ke kertas saring/kertas tisu.
d. Masukkan pipet yang berisi darah ke dalam tabung hemoglobin,
sampai ujung pipet menempel pada dasar tabung, kemudian tiup
pelan-pelan. Usahakan agar tidak timbul gelembung udara. Bilas sisa
darah yang menempel pada dinding pipet dengan cara menghisap HCl
dan meniupnya lagi sebanyak 3-4 kali.
e. Campur sampai rata dan diamkan selama kurang lebih 10 menit
f. Masukkan kedalam alat pembanding, encerkan dengan aquades tetes
demi tetes sampai warna larutan (setelah diaduk sampai homogen)
sama dengan warna gelas dari alat pembanding. Bila sudah sama, baca
kadar hemoglobin pada skala tabung.
2.4.4.2 Metode Cyanmethemoglobin
1. Reagensia
a. Larutan kalium ferrosianida (K3Fe(CN)6 0,6 mmol/l
b. Larutan kalium sianida (KCN) 1,0 mmol/l
2. Alat
a. Pipet darah
b. Tabung cuvet
c. Kolorimeter
3. Prosedur kerja
a. Masukkan campuran reagen sebanyak 5 ml ke dalam cuvet.
17
b. Ambil darah kapiler seperti pada metode sahli sebanyak 0,02 ml
dan masukkan ke dalam cuvet diatas, kocok dan diamkan selama 3
menit.
c. Baca pada kolorimeter pada lambda 546.
4. Perhitungan
a. Kadar Hb = absorpsi x 36,8 gr/dl/100 ml atau
b. Kadar Hb = absorpsi x 22,8 mmol/l
2.4.4.3 Metode Hemoque
1. Alat dan bahan
a. β-Hemoglobin hemoque
b. Microcuvettes
c. Lancet
d. Accu-check
e. Kapas dan alkohol
2. Prosedur Kerja
a. Nyalakan β-Hemoglobin hemoque dengan menekan tombol ON,
sebelum digunakan kalibrasi dahulu β-Hemoglobin hemoque pada
angka 12,1-12,2.
b. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan larutan
kapas beralkohol.
c. Masukkan lancet pada accu-check, letakkan ujung lancet pada jari
yang akan ditusuk, kemudian tekan tombol pada ujung accu-check
sehingga darah keluar, bersihkan darah.
18
d. Ambil microcuvet, tempelkan pada jari yang ditusuk, tekan jari
agar darah keluar kembali dan minimal darah memenuhi daerah
lingkaran putih pada microcuvet.
e. Masukkan microcuvet ke tempatnya pada β-Hemoglobin
hemoque.
f. Tunggu 1-2 menit, setelah itu akan keluar hasil pemeriksaan
(kadar Hb) pada monitor.
2.5 Zat Besi (Fe)
2.5.1 Pengertian Zat Besi
Zat besi merupakan microelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama
diperlukan dalam hemopobesis (pembentukan darah), yaitu dalam sintesa
hemoglobin (Hb) (Achmad Djaeni, 2000:179).
Jumlah total besi dalam tubuh rata-rata 4-5 gram, lebih kurang 65
persennya dijumpai dalam bentuk hemoglobin. Sekitar 4 persennya dalam bentuk
mioglobin, 1 persen dalam bentuk macam-macam senyawa heme yang
meningkatkan oksidasi intraseluler, 0,1 persen bergabung dengan protein
transferin dalam plasma darah dan 15-30 persen terutama disimpan dalam sistem
retikuloendotelial dan sel parenkim hati, khususnya dalam bentuk feritin (Guyton
dan Hall,1997:536).
Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi, sebagian besi dalam bentuk
feri direduksi menjadi fero. Hal ini terjadi dalam suasana asam di dalam lambung
19
dengan adanya HCl dan vitamin C yang terdapat dalam makanan (Sunita
Almatsier, 2001:249).
2.5.2 Zat Besi Dalam Tubuh
Zat besi dalam tubuh terdiri dari dua bagian, yaitu yang fungsional dan yang
reserve (simpanan).
Zat besi yang fungsional sebagian besar dalam bentuk hemoglobin (Hb),
sebagian kecil dalam bentuk myoglobin dan jumlah yang sangat kecil tetapi vital
adalah hem enzim dan non hem enzim.
Zat besi yang ada dalam bentuk reserve tidak mempunyai fungsi fisiologi
selain daripada sebagai buffer yaitu menyediakan zat besi kalau dibutuhkan untuk
kompartmen fungsional. Apabila zat besi cukup dalam bentuk simpanan, maka
kebutuhan akan eritropobesis (pembentukan sel darah merah) dalam sumsum
tulang akan selalu terpenuhi. Dalam keadaan normal, jumlah zat besi dalam
bentuk reserve ini adalah kurang lebih seperempat dari total zat besi yang ada
dalam tubuh. Zat besi yang disimpan sebagai reserve ini, berbentuk feritin dan
hemosiderin, terdapat dalam hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada keadaan tubuh
memerlukan zat besi dalam jumlah banyak, misalnya pada anak yang sedang
tumbuh (balita), wanita menstruasi dan wanita hamil, jumlah reserve biasanya
rendah. Pada bayi, anak dan remaja yang mengalami masa pertumbuhan, maka
kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan perlu ditambahkan kepada jumlah zat besi
yang dikeluarkan lewat basal.
20
2.5.3 Metabolisme Zat Besi
Untuk menjaga badan supaya tidak anemia, maka keseimbangan zat besi di
dalam tubuh perlu dipertahankan. Keseimbangan disini diartikan bahwa jumlah
zat besi yang dikeluarkan dari badan sama dengan jumlah besi yang diperoleh
tubuh dari makanan. Suatu skema metabolisme zat besi untuk mempertahankan
zat besi di dalam tubuh, dapat dilihat pada skema berikut :
Makanan Usus halus Tinja 10 mg Fe 1 mg 9 mg Fe
Fe dalam Darah Hati
(Turn over 35 mg) Disimpan sebagai
Feritrin, 1 mg
Sumsum tulang Seluruh Jaringan
34 mg
Hemoglobin Sel-sel mati
Hilang bersama menstruasi Dikeluarkan melalui
kulit, sal. Pencernaan
dan air seni 1 mg
Gambar 1
Metabolisme Zat Besi
Setiap hari turn over zat besi ini berjumlah 35 mg, tetapi tidak semuanya
harus didapatkan dari makanan. Sebagian besar yaitu sebanyak 34 mg didapat dari
penghancuran sel-sel darah merah tua, yang kemudian disaring oleh tubuh untuk
dapat dipergunakan lagi oleh sumsum tulang untuk pembentukan sel-sel darah
merah baru. Hanya 1 mg zat besi dari penghancuran sel-sel darah merah tua yang
21
dikeluarkan oleh tubuh melalui kulit, saluran pencernaan dan air kencing. Jumlah
zat besi yang hilang lewat jalur ini disebut sebagai kehilangan basal (iron basal
losses).
2.5.4 Fungsi besi
1. Metabolisme energi
Di dalam tiap sel, besi bekerja sama dengan rantai protein-
pengangkut elektron, yang berperan dalam langkah-langkah akhir
metabolisme energi.
2. Kemampuan belajar
Pollitt pada tahun 1970-an terkenal akan penelitiannya yang
menunjukan perbedaan antara keberhasilan belajar anak-anak yang
menderita anemia gizi besi dan anak-anak yang sehat. Penelitian di
Indonesia oleh Soemantri (1985) dan Almatsier (1989) menunjukan
peningkatan prestasi belajar pada anak-anak sekolah dasar bila diberikan
suplemen besi. Hubungan defisiensi besi dengan fungsi otak dijelaskan
oleh Lozoff dan Youdim pada tahun 1988. Kadar besi dalam darah
meningkat selama pertumbuhan hingga remaja. Kadar besi yang kurang
pada masa pertumbuhan tidak dapat diganti setelah dewasa. Defisiensi
besi berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi
sistem neurotransmitter (pengantar saraf). Daya konsentrasi, daya ingat
dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas rasa sakit meningkat,
fungsi kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.
3. Sistem kekebalan tubuh
Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh.
22
4. Pelarut obat-obatan
Obat-obatan tidak larut air oleh enzim yang mengandung besi
dapat dilarutkan hingga dapat dikeluarkan dari tubuh.
2.5.5 Angka kecukupan besi yang dianjurkan :
Tabel 5
Angka kecukupan besi rata-rata yang dianjurkan (per orang per hari)
Golongan umur (wanita)
Berat badan (kg) Tinggi Badan (Cm)
Besi (mg)
1 2 3 4 13-15 46 153 19 16-19 50 154 25
Sumber: Sunita Almatsier (2001:302)
2.6 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri
2.6.1 Tingkat Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga merupakan salah satu peubah ekonomi yang cukup
dominan sebagai determinan konsumsi pangan (Yayuk Farida, dkk, 2004:70).
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak
karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer
maupun sekunder. Pendapatan/ penghasilan yang kecil tidak dapat memberi cukup
makan pada anggota keluarga, sehingga kebutuhan keluarga tidak tercukupi
(Soetjiningsih, 1995:10).
23
2.6.2 Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan ( Soekidjo Notoatmodjo, 2003:121).
Hasil penelitian oleh S.A Nugraheni pada remaja putri di kabupaten Kendal
menunjukan pada umumnya yaitu 84% (Kendal) dan 81% (Boja) pengetahuan
responden tentang pengertian, tanda, gejala, penyebab, akibat dan upaya
pencegahan anemia masih kurang (S.A Nugraheni, 2002).
2.6.3 Tingkat Pendidikan Ibu
Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam penunjang ekonomi keluarga
juga berperan dalam penyusunan makan keluarga, serta pengasuhan dan
perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih
mudah menerima informasi kesehatan khususnya bidang gizi, sehingga dapat
menambah pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
(Achmad Djaeni, 1996:35).
2.6.4 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan akses atau keterjangkauan anak dan
keluarga terhadap upaya pecegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan seperti
imunisasi, penimbangan anak, penyuluhan kesehatan dan gizi serta sarana
kesehatan yang baik seperti posyandu, puskesmas dan rumah sakit (Arianton
Aritonang, 2003:13).
24
2.6.5 Asupan Zat Besi
Tubuh mendapatkan zat besi melalui makanan. Kandungan zat besi dalam
makanan berbeda-beda, dimana makanan yang kaya akan kandungan zat besi
adalah makanan yang berasal dari hewani (seperti ikan, daging, hati dan ayam).
Makanan nabati (seperti sayuran hijau tua) walaupun kaya akan zat besi, namun
hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus (Depkes RI, 1998:14).
Rendahnya asupan zat besi ke dalam tubuh yang berasal dari konsumsi zat
besi dari makanan sehari-hari merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia
(Mary E. Beck, 2000:197).
Asupan zat besi kedalam tubuh remaja putri dipengaruhi :
2.6.5.1 Konsumsi Zat Besi
Dalam makanan terdapat 2 macam zat besi yaitu besi heme (40%) dan
besi non hem. Besi non hem merupakan sumber utama zat besi dalam makanan.
Terdapat dalam semua jenis sayuran misalnya sayuran hijau, kacang-kacangan,
kentang dan serealia serta beberapa jenis buah-buahan. Sedangkan besi hem
hampir semua terdapat dalam makanan hewani antara lain daging, ikan, ayam,
hati dan organ – organ lain (Sunita Almatsier, 2001:252).
Sebagian besar penduduk di negara yang (belum) sedang berkembang
tidak (belum) mampu menghadirkan bahan kaya Fe di meja makan (Arisman,
2004:146).
Dalam masa remaja, khususnya remaja putri sering sangat sadar akan
bentuk tubuhnya, sehingga banyak yang membatasi konsumsi makanannya.
Bahkan banyak yang berdiit tanpa nasehat atau pengawasan seorang ahli
25
kesehatan dan gizi, sehingga pola konsumsinya sangat menyalahi kaidah-kaidah
ilmu gizi. Banyak pantang atau tabu yang ditentukan sendiri berdasarkan
pendengaran dari kawannya yang tidak kompeten dalam soal gizi dan kesehatan,
sehingga terjadi berbagai gejala dan keluhan yang sebenarnya merupakan gejala
kelainan gizi (Achman Djaeni, 2000:241).
Banyak remaja putri yang sering melewatkan dua kali waktu makan dan
lebih memilih kudapan. Padahal sebagian besar kudapan bukan hanya hampa
kalori, tetapi juga sedikit sekali mengandung zat gizi, selain dapat mengganggu
(menghilangkan) nafsu makan. Selain itu remaja khususnya remaja putri semakin
menggemari junk food yang sangat sedikit (bahkan ada yang tidak ada sama
sekali) kandungan kalsium, besi, riboflavin, asam folat, vitamin A dan vitamin.
2.6.5.2 Status Gizi
2.6.5.2.1 Pengertian Status Gizi
Status gizi merupakan keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Contoh:
Gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan
pengeluaran yodium dalam tubuh (I Dewa Nyoman S, 2002:18).
Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan
antara kebutuhan dan masukan nutrien (Mary E. Beck, 2000:1).
2.6.5.2.2 Pengukuran Status Gizi Secara Antropometri
Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
26
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi (I Dewa Nyoman S, 2001:19)
Pengukuran antropometri dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Pengukuran IMT meliputi:
a. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan indikator umum ukuran tubuh dan panjang tulang
b. Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometris yang paling banyak digunakan.
IMT = )()(
2 mTBkgBB
Keterangan :
IMT = Indeks Massa tubuh
BB = Berat badan dalam kg
TB = Tinggi badan dalam meter
Tabel 6
Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia
Kategori IMT
1 2
Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 Kurus
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0-18,5
Normal > 18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0 Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
Sumber : I Dewa Nyoman S, (2001:61)
27
2.6.6. Penyerapan Zat Besi
Banyaknya zat besi yang ada dalam makanan yang kita makan yang dapat
dimanfaatkan oleh tubuh kita tergantung pada tingkat absorbsinya.
Diperkirakan hanya 5-15% besi makanan diabsorbsi oleh orang dewasa
yang berada dalam status besi baik. Dalam keadaan defisiensi besi absorbsi dapat
mencapai 50%.
Penyerapan zat besi di dalam usus yang kurang baik (terganggu) juga
merupakan penyebab terjadinya anemia. (Mary E. Beck, 2000:197).
Zat besi dari pangan hewani lebih mudah diserap, yaitu antara 10-20 persen,
sedangkan dari pangan nabati hanya sekitar 1-5 persen. Oleh karena itu,
mengkonsumsi zat besi dari pangan hewani jauh lebih baik daripada pangan
nabati.
Besi-hem yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang
terdapat dalam daging hewan dapat diserap oleh tubuh dua kali lipat daripada
besi-nonhem
Penyerapan zat besi dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu :
1. Kebutuhan tubuh akan besi, tubuh akan menyerap sebanyak yang dibutuhkan.
Bila besi simpanan berkurang, maka penyerapan besi akan meningkat.
2. Rendahnya asam klorida pada lambung (kondisi basa) dapat menurunkan
penyerapan. Asam klorida akan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih
mudah diserap oleh mukosa usus.
3. Adanya vitamin C gugus SH (sulfidril) dan asam amino sulfur dapat
meningkatkan absorbsi karena dapat mereduksi besi dalam bentuk ferri
28
menjadi ferro. Vitamin C dapat meningkatkan absorbsi besi dari makanan
melalui pembentukan kompleks ferro askorbat. Kombinasi 200 mg asam
askorbat dengan garam besi dapat meningkatkan penyerapan besi sebesar 25 –
50 persen.
4. Kelebihan fosfat di dalam usus dapat menyebabkan terbentuknya kompleks
besi, fosfat yang tidak dapat diserap.
5. Adanya fitat dan oksalat dalam sayuran, serta tanin dalam teh juga akan
menurunkan ketersediaan Fe.
6. Protein hewani dapat meningkatkan penyerapan Fe.
7. Fungsi usus yang terganggu, misalnya diare dapat menurunkan penyerapan
Fe.
8. Penyakit infeksi juga dapat menurunkan penyerapan Fe.
2.6.6.1 Keanekaragaman Makanan
Keanekaragaman makanan dapat dilihat dalam susunan menu makanan
yang dikonsumsi. Keanekaragaman makanan dalam jumlah dan proporsi yang
sesuai dapat dijumpai dalam susunan menu yng seimbang, sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan
proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan. Kehadiran atau
ketidakhadiran suatu zat gizi esensial dapat mempengaruhi ketersediaan, absorbsi
metabolisme atau kebutuhan zat gizi lain. Adanya saling keterkaitan antar zat-zat
gizi ini menekankan keanekaragaman makanan dalam menu sehari-hari.
Menu yang beranekaragam antara lain terdiri dari makanan pokok, lauk
hewani dan nabati, sayur dan buah-buahan. (Sunita Almatsier, 2001:285).
29
Makan besi-hem dan dan nonhem secara bersamaan dapat meningkatkan
penyerapan besi-nonhem.
Makanan atau minuman tertentu dapat mengganggu penyerapan zat besi
di dalam tubuh. Asam fitat dan faktor lain di dalam serat serealia dan asam oksalat
di dalam sayuran menghambat penyerapan besi. Asam fitat dan asam oksalat yang
terkandung dalam sayuran akan mengikat zat besi, sehingga mengurangi
penyerapan zat besi. Karena hal inilah, bayam meski tinggi kandungan zat besinya
bukan merupakan sumber zat besi yang baik. Oleh karena itu, jika hendak
mengonsumsi bayam dan sayuran lain, sebaiknya disertai dengan mengonsumsi
buah-buahan yang tinggi kandungan vitamin C nya, seperti jambu biji, jeruk dan
nanas. Namun lebih dianjurkan untuk meminumnya dalam bentuk jus. Sebab jika
dalam bentuk buah segar, yang kandungan seratnya masih tinggi, juga akan
menghambat penyerapan zat besi (Etisa Adi. M, 2006: Http://www.suara
merdeka.com).
2.6.6.2 Sindrom Malabsorbsi
2.6.6.2.1 Gastritis
Gastritis berarti peradangan mukosa lambung. Peradangan dari gastritis
dapat hanya superfisial dan oleh karena itu tidak begitu bahaya, atau dapat
menembus secara dalam ke dalam mukosa lambung dan pada kasus-kasus yang
berlangsung lama menyebabkan atrofi mukosa lambung yang hampir lengkap.
Atrofi lambung pada banyak orang dengan gastritis kronis, mukosa
secara bertahap menjadi atrofi sampai sedikit atau tidak ada aktivitas kelenjar
lambung yang tersisa. Juga dianggap bahwa beberapa orang mempunyai
30
autoimunitas terhadap mukosa lambung. Kehilangan sekresi lambung pada atrofi
lambung menimbulkan aklorhidria dan kadang-kadang anemia (Guyton dan Hall,
1997:1052).
2.6.6.2.2 Ulkus Peptikum
Ulkus peptikum adalah suatu daerah ekskoriasi mukosa yang disebabkan
oleh kerja kelenjar pencernaan cairan lambung.
Penyebab umum dari ulserasi peptikum adalah ketidakseimbangan
antara kecepatan sekresi cairan lambung dan derajat perlindungan yang diberikan
oleh sawar mukosa gastroduodenal juga netralisasi asam lambung oleh cairan
duodenum (Guyton dan Hall, 1997:1053).
2.6.6.2.3 Diare
Diare terjadi akibat pergerakan yang cepat dari materi tinja sepanjang
usus besar. Pada diare infeksi umum, infeksi paling luas terjadi pada seluruh usus
besar dan pada ujung distal ileum. Dimanapun infeksi terjadi, mukosa teriritasi
secara luas dan kecepatan sekresinya sangat tinggi (Guyton dan Hall, 1997:1056).
2.6.7 Kebutuhan Zat Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja putri dipengaruhi oleh:
2.6.7.1 Pertumbuhan Fisik
Pada usia remaja tumbuh kembang tubuh berlangsung lambat bahkan akan
berhenti menjelang usia 18 tahun, tidak berarti faktor gizi pada usia ini tidak
memerlukan perhatian lagi.
Selain itu keterlambatan tumbuh kembang tubuh pada usia sebelumnya
akan dikejar pada usia ini. Ini berarti pemenuhan kecukupan gizi sangat penting
31
agar tumbuh kembang tubuh berlangsung dengan sempurna (Sjahmien Moeji,
63:2003).
Taraf gizi seseorang, dimana makin tinggi kebutuhan akan zat besi,
misalnya pada masa pertumbuhan, kehamilan dan penderita anemia (Mary E.
Beck, 2000:198).
2.6.7.2 Aktivitas Fisik
Sifat energik pada usia remaja menyebabkan aktivitas tubuh meningkat
sehingga kebutuhan zat gizinya juga meningkat (Sjahmien Moeji, 63:2003).
2.6.8 Kehilangan Zat Besi
Pendarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia (Depkes RI,
1998:14), misalnya pada peristiwa:
2.6.8.1 Pendarahan
Pendarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia (Depkes
RI, 1998:14).
Setelah mengalami pendarahan yang cepat, maka tubuh akan mengganti
cairan plasma dalam waktu 1 sampai 3 hari, namun hal ini akan menyebabkan
konsentrasi sel darah merah menjadi rendah. Bila tidak terjadi pendarahan yang
kedua, maka konsentrasi sel darah merah biasanya kembali normal dalam waktu 3
sampai 6 minggu.
Pada kehilangan darah yang kronis, penderita sering kali tidak dapat
mengabsorbsi cukup besi dari usus halus untuk membentuk hemoglobin secepat
darah yang hilang. Kemudian terbentuk sel darah merah yang mengandung sedikit
32
sekali hemoglobin, sehingga menimbulkan keadaan anemia (Guyton dan Hall,
1997:538).
2.6.8.2 Menstruasi
Menstruasi adalah runtuhnya jaringan epitel endometrium akibat pengaruh
perubahan siklik keseimbangan hormonal reproduksi wanita.
Ciri-ciri menstruasi normal:
1. Lama siklus antara 21-35 hari (28+7 hari)
2. Lama perdarahan 2-7 hari
3. Perdarahan 20-80 cc per siklus (50+30 cc)
4. Tidak disertai rasa nyeri
5. Darah warna merah segar dan tidak bergumpal
(Med. Ali, dkk. http://www.geocities.com).
Pada remaja putri mulai terjadi menarche dan mensis yang disertai
pembuangan sejumlah zat besi (Achmad Djaeni, 2000:241).
2.6.8.3 Cacingan
Kehilangan zat besi dapat pula diakibatkan oleh infestasi parasit seperti
cacing tambang (Ancilostoma dan Necator), Scistosoma dan mungkin Trichuris
trichiura.
Darah yang hilang akibat infestasi cacing tambang bervariasi antara 2-100
cc/hari, tergantung pada beratnya infestasi. Kisaran jumlah darah yang dihisap
oleh Necator americanus ialah 0,031±0,015 cc per ekor. Perkiraan jumlah cacing
pada setiap orang yang terinfestasi rata-rata 350 ekor. Jika jumlah zat besi
dihitung berdasarkan banyaknya telur cacing yang terdapat dalam tinja, jumlah zat
33
besi yang hilang perseribu telur adalah sekitar 0,8 mg (untuk Necator americanus)
sampai 1,2 mg (untuk Ancylostoma duodenale) sehari (Arisman, 2004:146).
34
2.7 Kerangka Teori
Gambar 2
Kerangka Teori
(Sumber: Arlinda Sari Wahyuni : 2004, dengan modifikasi)
Penyerapan Zat besi
Kebutuhan Zat Besi
Kehilangan Zat Besi
Pendapatan Keluarga
Pengetahuan Tentang anemia
Pendidikan Ibu
Pelayanan Kesehatan
Konsumsi Zat besi
Status Gizi
Keanekaragaman Makanan
Sindrom Malabsorbsi
(gastritis, ulkus peptikum)
Diare
Pertumbuhan fisik
Aktivitas Fisik
Pendarahan
Menstruasi
Cacingan
Asupan Zat Besi
KEJADIANANEMIA
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Gambar 3
Kerangka Konsep
Keterangan : Variabel yang diteliti :
Variabel yang tidak diteliti : ...........
Variabel Bebas
Variabel Terikat
KEJADIAN ANEMIA
1. Tingkat Pendapatan
Keluarga
2. Tingkat Pengetahuan
Tentang Anemia
3. Tingkat Pendidikan Ibu
4. Tingkat Konsumsi Zat Besi
5. Status Gizi
6. Menstruasi
Variabel Pengganggu
1. Keanekaragaman Makanan
2. Aktivitas Fisik
3. Sindrom Malabsorbsi
(gastritis, ulkus peptikum)
4. Diare
5. Pertumbuhan Fisik
6. Pendarahan
7. Cacingan
36
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yan terkumpul (Suharsimi
Arikunto, 2002;64).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
3.2.1 Hipotesis mayor
Ada faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja
putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes.
3.2.2 Hipotesis minor
1. Ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian
anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang,
Kabupaten Brebes.
2. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan
kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Brebes.
3. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia
pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten
Brebes.
4. Ada hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian
anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang,
Kabupaten Brebes.
5. Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja
putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes.
37
6. Ada hubungan antara menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja
putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes.
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Tabel 7
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel Definisi
Operasional
Skala Pengukuran Instrumen
1 2 3 4
Kejadian Anemia Kejadian anemia pada
remaja putri (10-18
tahun). Dinilai
dengan
membandingkan
kadar Hb responden
dengan nilai
normalnya.
Nominal
1. Anemia (Hb <12 mg)
2. Tidak anemia (Hb ≥12 mg)
Tes pemeriksaan
kadar Hb dengan
hemoque.
Tingkat
Pendapatan
keluarga
Dinilai berdasarkan
besarnya pendapatan
rata-rata setiap bulan
keluarga responden,
kemudian dibagi
jumlah keluarga yang
masih menjadi
tanggungan, lalu
hasilnya
dibandingkan
dengan UMR
Kabupaten Brebes
yang dibagi 4 (UMR
perkapita).
Ordinal
1. Rendah (<Rp 126.250)
2. Tinggi (≥ Rp. 126.250)
Kuesioner
Tingkat
Pengetahuan
Segala hal yang
diketahui remaja putri
Ordinal
1. Kurang (< 60%)
Kuesioner
38
Tentang Anemia yang berkaitan
dengan anemia.
2. cukup ( 60- 80 %)
3. Baik ( > 80%)
Tingkat
Pendidikan Ibu
Pendidikan formal
yang telah ditempuh
ibu responden.
Ordinal
1. Rendah (< wajar 9 tahun)
2. Tinggi ( ≥ wajar 9 tahun)
Kuesioner
Tingkat Konsumsi
Zat Besi.
Konsumsi bahan
makanan kaya zat
besi oleh responden.
Dinilai dengan
menghitung konsumsi
rata-rata zat besi
responden per hari
yang kemudian
dibandingkan dengan
AKG .
Ordinal
1. Defisit (< 70% AKG)
2. Kurang ( 70-80% AKG)
3. Sedang (>80-99% AKG)
4. Baik (≥100% AKG)
Recall 2x24 jam
(Food Procesor)
Status Gizi.
Keadaan gizi setiap
responden.
Ordinal
1. Kurus (IMT ≤ 18,5)
2. Normal (IMT > 18,5-25,0)
3. Gemuk (IMT >25,0)
Antropometri
IMT
Menstruasi Keadaan responden
saat pemeriksaan Hb
sedang menstruasi
atau tidak.
Nominal
1. Sedang menstruasi
2. Tidak sedang menstruasi
Kuesioner
3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian
3.4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional
analitik yaitu menggambarkan dan menjelaskan hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat.
39
3.4.2 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dimana
pegukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat
(Sudigdo S. dan Sofyan I, 2002:97).
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1 Populasi
Populasi adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai karakteristik
tertentu (Sudigdo S. dan Sofyan I, 2002:67).
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMA Negeri 1
Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, yang berjumlah 255 siswi.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap mewakili populasi. Adapun langkah-langkah dalam
pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
3.5.2.1 Menentukan kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada
populasi.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Umur responden 15-18 tahun.
2) Responden sudah mengalami menstruasi.
3) Responden dalam wilayah pelayanan kesehatan yang sama, dalam satu
wilayah kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes.
40
4) Responden tidak sedang mengalami keluhan berupa nyeri perut sebelah
atas yang disertai rasa mual atau nyeri pada ulu hati yang merupakan
gejala dari gastritis.
5) Responden tidak sedang mengalami keluhan berupa nyeri lambung,
perih, panas, sakit, rasa perut kosong dan lapar yang merupakan gejala
dari ulkus peptikum.
6) Responden tidak sedang mengalami keluhan berupa buang air besar
yang sering (lebih dari 3 kali sehari), faeces cair dan berlendir yang
merupakan gejala dari diare.
7) Responden tidak sedang mengalami pendarahan kronik (kehilangan
darah yang terlalu banyak), misalnya pendarahan akibat trauma
(kecelakaan).
8) Responden tidak sedang mengalami keluhan berupa rasa gatal yang
hebat di anus, kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul
pada malam hari), nafsu makan berkurang, berat badan menurun, rasa
gatal atau iritasi vagina dan kulit di sekitar anus menjadi lecet atau
kasar atau terjadi infeksi akibat penggarukan yang merupakan gejala
dari cacingan.
9) Responden adalah siswi SMA N 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten
Brebes.
Kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi
tetapi harus dikeluarkan karena suatu hal.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
41
1) Responden yang memenuhi kriteria inklusi namun tidak bersedia
berpartisipasi dalam penelitian.
2) Responden adalah atlet olahraga.
3) Responden tidak tinggal bersama orang tua (kos)
3.5.2.2 Sistematika Pengambilan Sampel
Peneliti menentukan sampel yang terdapat dalam populasi yaitu secara
systematic random sampling.
3.5.2.3 Besar Sampel
Peneliti menentukan jumlah sampel minimal yang dapat diambil dalam
penelitian ini, adapun metode statistik yang digunakan untuk menentukan besar
sampel adalah :
n = )1()1(
)1(2
2/12
22/1
PPZNdNPPZ−+−
−
−
−
α
α
Keterangan :
n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
Z 22/1 α− = Derajat kepercayaan 95% (1,96)
d = Presisi 10% (0,1)
P = Proporsi 50% (0,5)
(Stanley Lemeshow, dkk, 1997:54).
Sehingga didapat jumlah sampel sebagai berikut :
n = )5,01(5,0)96,1()1255()1,0(
255)5,01(5,0)96,1(22
2
−+−−
42
= 96,054,2
8,244+
= 5,3
3,244 = 69,9 70≈ Siswi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel minimal yaitu
sejumlah 70 siswi.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji laboratorium
kadar Hb, pengukuran antropometri (IMT), formulir recall 2 x 24 jam dan
kuesioner.
1. Uji laboratorium digunakan untuk mengetahui kadar Hb, yang kemudian di
interprestasikan dengan kejadian anemia pada siswi. Menurut WHO standar
anemia besi dapat menggunakan kadar Hb dalam darah (Yayuk Farida dkk,
2004:22). Uji kadar Hb dalam darah yang digunakan adalah dengan hemoque.
2. Pengukuran IMT digunakan untuk mengetahui status gizi setiap responden.
Alat yang digunakan berupa timbangan injak berat badan (bathromm scale)
untuk menimbang berat badan dan microtoa untuk mengukur tinggi badan.
3. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2002:128).
43
Kuisioner digunakan untuk mengetahui informasi tentang tingkat pendapatan
keluarga, tingkat pengetahuan tentang anemia, tingkat pendidikan ibu dan
menstruasi.
4. Formulir Recall 2x24 jam
Recall dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan
yang dikonsumsi (I Dewa Nyoman, 2001:94).
Beberapa penelitian menunjukkan recall dapat dilakukan minimal
2x24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi
lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian
individu (Supariasa, 2002:94).
Formulir recall digunakan untuk mengetahui konsumsi zat besi, hasil
recall dihitung dengan bantuan software komputer food processor dan
kemudian dihitung angka kecukupan gizi (AKG) responden dan tingkat
konsumsi responden terhadap AKG.
3.6.1 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel maka kuesioner tersebut harus
diuji validitas dan reliabilitas.
3.6.1.1 Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan
product moment. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih apabila korelasi tiap
44
butiran memiliki nilai positif dan nilai r hitung > r tabel (Soekidjo Notoatmodjo,
2002:129).
Hasil uji validitas kuesioner dengan bantuan program komputer
menunjukkan bahwa 9 butir soal pengetahuan tentang anemia yang diuji cobakan
kepada 20 orang, berdasarkan tabel nilai r, dengan α =5%, nilai r tabel adalah
0,444, semua valid karena memiliki r hitung > r tabel.
3.6.1.2 Reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan
alat ukur yang sama. Pengukuran reliabilitas menggunakan bantuan software
komputer dengan rumus alpha cronbach. Suatu instrumen dikatakan reliabel
apabila r hitung > r tabel (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:129).
Hasil uji reliabilitas kuesioner kepada 20 responden, diperoleh r hitung
(0,792) > r tabel (0,444), sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut
reliabel.
3.7 Teknik Pengambilan Data
3.7.1 Jenis Pengambilan Data
Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer berupa data faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
45
anemia. Data sekunder berupa data mengenai gambaran lokasi tempat penelitian
dan gambaran umum siswi.
3.7.2 Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data dalam penelitian ini yaitu :
3.7.2.1 Data Primer
Data primer diperoleh dengan cara tes laboratorium kadar Hb siswi,
pengukuran IMT, recall 2x24 jam dan wawancara dengan menggunakan
kuesioner.
3.7.2.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan cara mencatat data monografi SMA
Negeri 1 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes.
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan manual dan menggunakan software
komputer. Pengolahan data meliputi:
1. Editing
Sebelum data diolah, data tersebut perlu di edit. Hal ini dilakukan
untuk memperbaiki kualitas data.
2. Coding
Mengkode data dengan memberikan kode pada masing-masing
jawaban untuk mempermudah pengolahan data.
46
3. Tabulasi
Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat
tabulasi tidak lain dari memasukkan data ke dalam tabel.
3.8.2 Analisis Data
3.8.2.1 Analisis univariat
Analisis ini dilakukan pada masing-masing variabel. Hasil ini
berupa distribusi dan prosentase setiap variabel.
3.8.2.2 Analisis bivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat.
Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square
dengan bantuan SPSS 12,0 for windows. Adapun syarat uji chi-square
adalah tidak ada sel yang nilai observed yang bernilai nol, sel yang
mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel.
Jika uji chi-square tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya, alternatif
uji chi-square untuk tabel 2x2 adalah uji fisher, alternatif uji chi-square
untuk tabel 2xk adalah uji kolmogorov-smirnov dan penggabungan sel
adalah langkah alternatif uji chi-square untuk tabel selain 2x2 dan 2xk
(Sopiyudin Dahlan, 2004:18).
Pada studi cross-sectional, estimasi risiko relatif dinyatakan dengan
Rasio Prevalens (RP), yang merupakan perbandingan antara jumlah subyek
dengan penyakit pada satu saat dengan seluruh subyek yang ada. RP
dihitung dengan cara menggunakan tabel 2x2. RP harus disertai dengan
47
interval kepercayaan (confidence interval), interval kepercayaan yang
digunakan adalah 95% atau taraf kesalahan 0, 05%.
Interpretasi hasil:
1. Bila rasio prevalens = 1 berarti variabel yang diduga sebagai faktor
risiko tersebut tidak ada pengaruhnya dalam terjadinya efek, atau
dengan kata lain bersifat netral.
2. Bila rasio prevalens > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak
mencakup angka 1, berarti variabel tersebut merupakan faktor risiko
timbulnya penyakit.
3. Apabila rasio prevalens < 1 dan rentang interval kepercayaan tidak
mencakup angka 1, maka variabel yang diteliti justru akan mengurangi
kejadian penyakit, bahkan variabel yang diteliti merupakan faktor
protektif.
4. Bila interval kepercayaan rasio prevalens mencakup angka 1, berarti
pada populasi yang diwakili oleh sampel tersebut mungkin nilai
prevalensnya = 1, sehingga belum dapat disimpulkan bahwa faktor yang
dikaji tersebut merupakan faktor risiko atau faktor protektif ( Sudigdo S
dan Sofyan I, 2002:102).
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi
4.1.1 Keadaan Demografis
SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes merupakan satu-
satunya SMA negeri yang ada di Kecamatan Jatibarang, yang beralamat di jalan
Raya Karanglo-Tegalwulung Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes. Adapun
batas wilayah Kecamatan Jatibarang adalah sebagai berikut:
Sebelah utara : Kabupaten Brebes
Sebelah timur : Kota Tegal
Sebelah selatan : Kecamatan Songgom
Sebelah barat : Kecamatan Larangan
4.1.2 Jumlah Siswa
SMA Negeri 1 Kecamatan Brebes mempunyai lokal kelas X sejumlah 5
kelas, kelas XI IPA sebanyak 2 kelas dan XI IPS juga sebanyak 2 kelas dan
untuk kelas XII IPA berjumlah 2 kelas dan XII IPS juga sebanyak 2 kelas.
Jumlah seluruh siswa pada tahun ajaran 2006/2007 sebanyak 499 siswa, dengan
distribusi menurut kelas dan jenis kelamin tercantum pada tabel berikut ini:
49
Tabel 8
Distribusi Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes TA. 2006/2007
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah 1 2 3 4 X XI XII
93 74 77
95 81 79
188 155 156
Jumlah 244 255 499 Sumber: Data sekunder
Distribusi Jumlah Siswa SMAN 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes T.A 2006/2007
93
74 77
9581 79
0
20
40
60
80
100
X XI XII
Kelas
Frek
uens
i
Laki-lakiPerempuan
Grafik 1
Distribusi Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes T.A 2006/2007
4.1.3 Jumlah Guru
Jumlah guru aktif mengajar di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang
sebanyak 32 yang dapat disajikan pada tabel sebagai berikut:
50
Tabel 9
Distribusi Jumlah Guru di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang
Kabupaten Brebes TA. 2006/2007
Jenis Guru Jumlah 1 2
PNS Guru bantu (GT) Guru tidak tetap (GTT)
14 5 13
Jumlah 32 Sumber: Data Sekunder
4.2 Gambaran Karakteristik Responden
4.2.1 Umur Responden
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X sampai kelas
XII SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang. Berdasarkan data penelitian dapat
diketahui bahwa umur resaponden bervariasi antara 15 tahun sampai dengan 18
tahun. Lebih jelasnya distribusi umur responden dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 10
Distribusi Responden menurut Umur
Umur Frekuensi Prosentase (%) 1 2 3 15 16 17 18
5 20 33 12
7,1 28,6 47,1 17,1
Jumlah 70 100,0 Sumber : Data Penelitian 2007
51
15 16 17 18
Umur
0
10
20
30
40
50
Perse
ntas
e
7.1
28.6
47.1
17.1
Distribusi Responden menurut Umur
Grafik 2Distribusi Responden menurut Umur
Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa tingkat umur responden
yang terbanyak adalah 17 tahun sebanyak 33 responden (47,1%), sedangkan
tingkat umur yang paling sedikit adalah 15 tahun sebanyak 5 responden (7,1%).
4.2.2 Pekerjaan Orang Tua Responden
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pekerjaan ayah responden
paling banyak tergolong dalam pekerjaan petani (22,9%), sedangkan untuk
pekerjaan ibu paling banyak tergolong tidak bekerja atau sebagai ibu rumah
tangga (60%). Lebih jelasnya untuk pekerjaan orang tua responden dapat dilihat
pada tabel berikut:
52
Tabel 11
Distribusi Pekerjaan Orang Tua Reponden
Jenis Pekerjaan Pekerjaan Ayah % Pekerjaan Ibu % 1 2 3 4 5
PNS CPNS Wiraswasta Petani Buruh Lain-lain Tidak bekerja
6 2 15 16 9 21 1
8,5 2,9 21,4 22,9 12,9 30 1,4
2 -
15 8 3 -
42
2,9 -
21,4 11,4 4,3 -
60 Jumlah 70 100 70 100
Sumber : Data Penelitian 2007
Distribusi Pekerjaan Orang Tua Responden
8,52,9
12,9
30,0
1,42,90 0
60,0
22,921,4
11,4
21,4
4,3
0
10
20
30
40
50
60
70
PNSCPN
S
Wira
swas
ta
Petani
Buruh
Lain-
lain
Tidak
beke
rja
Jenis Pekerjaan
Pers
enta
se (%
)
AyahIbu
Gambar 3
Distribusi Pekerjaan Orang Tua Responden
53
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Analisis Univariat
4.3.1.1 Distribusi Responden menurut Tingkat Pendapatan Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden dalam tingkat pendapatan keluarga yang tinggi yaitu sejumlah 39
responden (55,7%), sedangkan responden dengan tingkat pendapatan keluarga
rendah sebanyak 31 responden (44,3%), lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendapatan Keluarga
No Pendapatan Keluarga Frekuensi % 1 2 3 4 1 2
Rendah (<126.250) Tinggi (≥126.250)
31 39
44,3 55,7
Jumlah 70 100,0 Sumber : Data Penelitiam 2007
Distribusi Responden menurut Tingkat Pendapatan Keluarga
44,3
55,7
0
10
20
30
40
50
60
Rendah (<126.250) Tinggi (>= 126.250)
Tingkat Pendapatan
Pers
enta
se (%
)
Grafik 4
Distribusi Responden menurut Tingkat Pendapatan Keluarga
54
4.3.1.2 Distribusi Responden menurut Tingkat Pengetahuan tentang Anemia
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 48 responden (68,6%) dalam
tingkat pengetahuan tentang anemia cukup, 18 responden (25,7%) dalam tingkat
kurang dan 4 responden (5,7%) dalam tingkat baik, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 13.
Tabel 13
Distribusi Responden menurut Tingkat Pengetahuan tentang Anemia
No Pengetahuan tentang anemia Frekuensi % 1 2 3 4 1 2 3
Kurang (<60%) Cukup (60-80%)
Baik (>80%)
18 48 4
25,7 68,6 5,7
Jumlah 70 100,0 Sumber : Data Penelitian 2007
Distribusi Responden menurut Tingkat Pengetahuan tentang Anemia
25,7
68,6
5,7
0
20
40
60
80
Kurang (<60%) Cukup (60-80%) Baik (>80%)
Tingkat pengetahuan
Pers
enta
e (%
)
Grafik 5
Distribusi Responden menurut Tingkat Pengetahuan tentang anemia
55
4.3.1.3 Distribusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Ibu
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu
responden memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 42 responden
(60%) dan ibu responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi sebanyak 28
responden (40%) (tabel 14).
Tabel 14
Distribusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Ibu
No Pendidikan Ibu Frekuensi % 1 2 3 4 1 2
Rendah (<wajar 9 tahun) Tinggi (≥wajar 9 tahun)
42 28
60 40
Jumlah 70 100 Sumber: Data Penelitian 2007
Distribusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Ibu
60,0
40,0
0,010,020,030,040,050,060,070,0
Rendah (< wajar 9tahun)
Tinggi (>= wajar 9 tahun)
Tingkat Pendidikan Ibu
Pers
enta
se (%
)
Grafik 6
Distribusi Responden menurut Tingkat Pendidikan Ibu
56
4.3.1.4 Distribusi Responden menurut Tingkat Konsumsi Zat Besi
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa konsumsi zat besi
responden sebagian besar dalam kategori defisit yaitu sebanyak 56 responden
(80,0), sedang sebanyak 11 responden (15,7%), kurang sebanyak 3 responden
(4,3%) dan tidak ada responden dalam tingkat konsumsi zat besi baik.
Tabel 15
Distribusi Responden Menurut Tingkat Konsumsi Zat Besi
No Tingkat Konsumsi Fe Frekuensi % 1 2 3 4 1 2 3 4
Defisit (<70% AKG) Kurang (70-80% AKG)
Sedang (>80-99% AKG) Baik (≥100% AKG)
56 3 11 0
80,0 4,3 15,7
0 Jumlah 70 100
Sumber: Data Penelitian 2007
Distribusi Responden menurut Tingkat Konsumsi Zat Besi
80,0
4,315,7
00,0
20,040,060,080,0
100,0
Def
isit
(<70
%A
KG
)
Kur
ang
(70-
805
AK
G)
Sed
ang
(>80
-99%
AK
G)
Bai
k (>
=10
0%A
KG
)
Tingkat Konsumsi Zat Besi
Pers
enta
se (%
)
Grafik 7
Distribusi Responden Tingkat menurut Konsumsi Zat Besi
57
4.3.1.5 Distribusi Responden menurut Status Gizi
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki status gizi normal sebanyak 41 responden (58,6%); 25
responden ( 35,7 %) dalam kategori kurus dan 4 responden (5,7%) dalam kategori
gemuk (tabel 16).
Tabel 16
Distribusi Responden Menurut Status Gizi
No Status Gizi Frekuensi % 1 2 3 4 1 2 3
Kurus (IMT ≤18,5) Normal (IMT >18,5-25,0)
Gemuk (IMT >25,0)
25 41 4
35,7 58,6 5,7
Jumlah 70 100,0 Sumber : Data Penelitian 2007
Distribusi Responden menurut status Gizi
35,7
58,6
5,7
010203040506070
Kurus (IMT <=18,5)
Normal (IMT>18,5-25,0)
Gemuk (IMT>25,0)
Status Gizi
Pers
enta
se (%
)
Grafik 8
Distribusi Responden menurut Status Gizi
58
4.3.1.6 Distribusi Responden menurut Menstruasi
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden
tidak sedang mengalami menstruasi pada saat pemeriksaan Hb yaitu sebanyak 50
responden (71,4%) dan yang sedang mengalami menstruasi sebanyak 20
responden ( 28,6%) (tabel 17).
Tabel 17
Distribusi Responden Menurut Menstruasi
No Menstruasi Frekuensi % 1 2 3 4 1 2
Sedang Menstruasi Tidak sedang menstruasi
20 50
28,6 71,4
Jumlah 70 100,0 Sumber : Data Penelitian 2007
Distribusi Responden menurut Menstruasi
28,6
71,4
0
20
40
60
80
Sedang menstruasi Tidak sedang menstruasi
Menstruasi
Per
sent
ase
(%)
Grafik 9
Distribusi Responden menurut Menstruasi
59
4.3.1.7 Distribusi Responden menurut Kejadian Anemia
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden tidak mengalami anemia yaitu sebanyak 37 responden (52,9%) dan
yang mengalami anemia sebanyak 33 responden (47,1%) (tabel 18).
Tabel 18
Distribusi Responden Menurut Kejadian Anemia
No Kejadian Anemia Frekuensi % 1 2 3 4 1 2
Anemia Tidak Anemia
33 37
47,1 52,9
Jumlah 70 100 Sumber : Data Penelitian 2007
Distribusi Responden menurut Kejadian Anemia
47,1
52,9
44
46
4850
52
54
Anemia (Hb<12 mg) Tidak anemia(Hb>=12mg)
Kejadian anemia
Pers
enta
se (%
)
Grafik 10
Distribusi Responden menurut Kejadian Anemia
60
4.3.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini ada 3 variabel yang dilakukan
penggabungan sel dalam tabulasi silang, yaitu variabel tingkat pengetahuan
tentang anemia, tingkat konsumsi zat besi dan status gizi. Penggabungan sel
dilakukan supaya 3 variabel tersebut memenuhi syarat untuk uji statistik chi-
square.
Penggabungan tersebut meliputi:
1. Variabel tingkat pengetahuan tentang anemia dari tingkat pengetahuan tentang
anemia kurang, cukup dan baik menjadi tingkat pengetahuan tentang anemia
rendah (kurang) dan tinggi (penggabungan antara cukup dan baik).
2. Variabel tingkat konsumsi zat besi dari tingkat konsumsi zat besi defisit,
kurang, sedang dan baik menjadi tingkat konsumsi zat besi kurang
(penggabungan antara defisit dan kurang) dan tingkat konsumsi zat besi baik
(penggabungan antara kategori sedang dan baik.).
3. Variabel status gizi dari status gizi kurus, normal dan gemuk menjadi status
gizi tidak normal (penggabungan antara status gizi kurus dan gemuk) dan
normal
4.3.2.1 Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Kejadian
Anemia
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa frekuensi responden
dengan tingkat pendapatan keluarga rendah dan menderita anemia berjumlah 19
responden (61,3%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 12
responden (38,7%). Responden dengan tingkat pendapatan keluarga tinggi tetapi
61
menderita anemia berjumlah 14 responden (35,9%), sedangkan yang tidak
menderita anemia berjumlah 25 responden (64,1%).
Hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel tingkat pendapatan
keluarga dengan kejadian anemia diperoleh p = 0,035 (p < 0,05) yang artinya ada
hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian
anemia.
Tabel 19
Hubungan antara Tingkat Pendapatan keluarga dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia Total Pendapatan
keluarga Anemia % Tidak % ∑ %
P RP
Rendah
Tinggi
19
14
61,3
35,9
12
25
38,7
64,1
31
39
100,0
100,0
0,035 1,707
Sumber : Data penelitian tahun 2007
4.3.2.2 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang anemia dengan
Kejadian Anemia
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan frekuensi responden dengan
tingkat pengetahuan tentang anemia rendah dan menderita anemia berjumlah 7
responden (38,9%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 11
responden (61,1%). Responden dengan tingkat pengetahuan tentang anemia tinggi
tetapi menderita anemia berjumlah 26 responden (50,0%), sedangkan yang
menderita anemia juga berjumlah 26 responden (50,0%).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel tingkat
pengetahuan tentang anemia dengan variabel kejadian anemia diperoleh p = 0,416
62
(p > 0,05) yang artinya tidak ada hubungan secara signifikan antara tingkat
pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia.
Tabel 20
Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Anemia dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia Total Pengetahu
an Anemia % Tidak % ∑ %
P RP
Rendah
Tinggi
7
26
38,9
50,0
11
26
61,1
50,0
18
52
100,0
100,0
0,416 0,778
Sumber : Data penelitian tahun 2007
4.3.2.3 Hubungan antara Tingkat Pendidikan ibu dengan Kejadian Anemia
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa frekuensi ibu responden
yang memiliki tingkat pendidikan rendah dan menderita anemia berjumlah 24
responden (57,1%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 18
responden (42,9%). Frekuensi ibu responden yang memiliki tingkat pendidikan
tinggi tetapi menderita anemia berjumlah 9 responden (32,1%), sedangkan yang
tidak menderita anemia berjumlah 19 responden (67,9%).
Hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel tingkat pendidikan ibu
dengan kejadian anemia diperoleh p = 0,040 (p <0,05) yang artinya ada hubungan
secara signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia.
Tabel 21
Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia Total Pendidikan
Ibu Anemia % Tidak % ∑ %
P RP
Rendah
Tinggi
24
9
57,1
32,1
18
19
42,9
67,9
42
28
100,0
100,0
0,040 1,778
Sumber : Data penelitian tahun 2007
63
4.3.2.4 Hubungan antara Tingkat Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian
Anemia
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa frekuensi responden
dengan tingkat konsumsi zat besi kurang dan menderita anemia berjumlah 27
responden (45,8%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 32
responden (54,2%). Responden dengan tingkat konsumsi zat besi baik tetapi
menderita anemia berjumlah 6 responden (54,5%), sedangkan yang tidak
menderita anemia berjumlah 5 responden (45,5%).
Uji statistik dengan chi-square antara variabel tingkat konsumsi zat besi
dengan kejadian anemia diperoleh p = 0,592 (p > 0,05) yang artinya tidak ada
hubungan secara signifikan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian
anemia.
Tabel 22
Hubungan antara Tingkat Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia Total Konsumsi
Fe Anemia % Tidak % ∑ %
P RP
kurang
Baik
27
6
45,8
54,5
32
5
54,2
45,5
59
11
100,0
100,0
0,592 0,839
Sumber : Data penelitian tahun 2007
4.3.2.5 Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Anemia
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa frekuensi responden
dengan status gizi tidak normal dan menderita anemia berjumlah 20 responden
(69,0%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 9 responden (31,0%).
Responden dengan status gizi normal tetapi menderita anemia berjumlah 13
64
responden (31,7%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 28
responden (68,3%).
Hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel status gizi dengan
kejadian anemia diperoleh p = 0,002 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan secara
signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia.
Tabel 23
Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia Total Status Gizi
Anemia % Tidak % ∑ %
P RP
Tidak
normal
Normal
20
13
69,0
31,7
9
28
31,0
68,3
29
41
100,0
100,0
0,002 2,175
Sumber : Data penelitian tahun 2007
4.3.2.6 Hubungan antara Menstruasi dengan Kejadian Anemia
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa frekuensi responden yang
sedang menstruasi dan menderita anemia berjumlah 14 responden (70,0%),
sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 6 responden (30,0%).
Responden yang tidak sedang menstruasi tetapi menderita anemia berjumlah 19
responden (38,0%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 31
responden 62,0%).
Hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel menstruasi dengan
kejadian anemia diperoleh p = 0,015 (p < 0,05) yang artinya ada hubungan secara
signifikan antara menstruasi dengan kejadian anemia.
65
Tabel 24
Hubungan antara Menstruasi dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia Total Menstruasi
Anemia % Tidak % ∑ %
P RP
Sedang
Tidak
14
19
70,0
38,0
6
31
30,0
62,0
20
50
100,0
100,0
0,015 1,842
Sumber : Data penelitian tahun 2007
4.3.2.7 Analisis Bivariat Keseluruhan
Tabel 25
Analisis Bivariat Keseluruhan
No Variabel p value RP CI
1 Pendapatan keluarga 0,035 1,707 1,067-7,495
2 Pengetahuan tentang anemia 0,416 0,778 0,213-1,897
3 Pendidikan ibu 0,040 1,778 1,034-7,661
4 Konsumsi zat besi 0,592 0,839 0,193-2,561
5 Status gizi 0,002 2,175 1,717-13,346
6 Kejadian menstrusi 0,015 1,842 1,250-11,597
Sumber : Data penelitian tahun 2007
66
4.4 Pembahasan
4.4.1 Variabel yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia
4.4.1.1 Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Kejadian
Anemia
Ekonomi keluarga merupakan faktor mendasar yang akan mempengaruhi
segala aspek kehidupan. Tingkat ekonomi terkait langsung dengan daya beli
keluarga, baik daya beli terhadap makanan maupun daya beli terhadap pelayanan
kesehatan yang lebih baik.
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara tingkat
pendapatan keluarga dengan kejadian anemia di SMA Negeri 1 Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Brebes (p= 0,035 dan RP =1,707). Hal ini menunjukkan
bahwa responden dengan tingkat pendapatan keluarga yang rendah memiliki
risiko 1,707 kali lebih besar untuk mengalami kejadian anemia.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yayuk Farida, dkk
(2004:70) yang menyatakan bahwa perubahan pendapatan secara langsung dapat
mempengaruhi perubahan konsumsi pangan keluarga. Meningkatnya pendapatan
berarti memperbesar peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan
kuantitas yang lebih baik. Sebaliknya, penurunan pendapatan akan menyebabkan
penurunan dalam hal kualitas dan kuantitas pangan yang dibeli, yang dapat
mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan zat gizi, salah satunya
tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan zat besi, sehingga dapat berdampak
timbulnya kejadian anemia.
67
4.4.1.2 Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Kejadian Anemia
Tingkat pendidikan keluarga biasanya pendidikan ibu mempengaruhi
status kesehatan keluarga untuk mencapai status kesehatan keluarga sehat secara
optimal (Bapelkes, 2004:70).
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara tingkat
pendidikan ibu dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1
Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes (p=0.040 dan RP=1,778). Hal ini
menunjukkan bahwa responden yang mempunyai ibu dengan tingkat pendidikan
rendah memiliki risiko 1,778 kali lebih besar untuk mengalami kejadian anemia.
Hasil ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Achmad Djaeni
(1996:35) yang menyatakan bahwa pendidikan ibu merupakan modal utama
dalam menunjang ekonomi keluarga, juga berperan dalam menyusun makanan
keluarga, serta pengasuhan dan perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat
pendidikan rendah dikhawatirkan akan lebih sulit menerima informasi kesehatan
khususnya bidang gizi, sehingga tidak dapat menambah pengetahuan dan tidak
mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Semakin tinggi tingkat pendidikan formal diharapkan semakin tinggi pula
tingkat pendidikan kesehatannya, karena tingkat pendidikan kesehatan merupakan
bentuk intervensi terutama terhadap faktor perilaku kesehatan. Pendidikan
kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara
memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal
yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya
mencari pengobatan bila sakit dan sebagainya (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:9).
68
4.4.1.3 Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Anemia
Masa remaja adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih
tinggi termasuk zat besi (Depkes RI, 1998:1).
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara status
gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Brebes (p= 0,002 dan RP = 2,175). Hal ini menunjukkan
bahwa responden dengan status gizi tidak normal mempunyai risiko 2,175 kali
lebih besar untuk mengalami kejadian anemia.
Status gizi didapat orang dari nutrien yang diberikan kepadanya. Ada tiga
jenis kekurangan gizi, ada yang kurang secara kualitatif dan ada yang kurang
secara kuantitatif, serta kekurangan keduanya. Apabila kuantitas nutrient cukup,
tetapi kualitasnya kurang maka orang dapat menderita berbagai kekurangan
vitamin, mineral, protein dan lain-lainnya (Juli Soemirat, 1999:68). Masalah
status gizi pada remaja di Indonesia meliputi kurang zat gizi makro (karbohidrat,
protein, lemak) dan kurang zat gzi mikro (vitamin, mineral). Kurang zat gizi
makro dan mikro menyebabkan tubuh menjadi kurus, berat badan turun, anemia
dan mudah sakit (Sub Din PKM Kab. Tangerang, www.gizinet.com).
Status gizi merupakan gambaran secara makro akan zat gizi tubuh kita,
termasuk salah satunya adalah zat besi. Dimana bila status gizi tidak normal
dikhawatirkan status zat besi dalam tubuh juga tidak baik. Sehingga dapat
dikatakan bahwa status gizi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya anemia.
69
Hasil penelitian ini ternyata bertentangan dengan hasil penelitian oleh
Indah Indriawati yang menyatakan tidak ada hubungan antara status gizi dengan
anemia.
4.4.1.4 Hubungan antara Menstruasi dengan Kejadian Anemia
Remaja wanita membutuhkan zat besi yang digunakan untuk mengganti
zat besi yang hilang bersama darah menstruasi, disamping untuk menopang
pertumbuhan serta pematangan seksual.
Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara menstruasi dengan
kejadaian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang,
Kabupatean Brebes (p= 0,015 dan RP= 1,842). Hal ini menunjukkan bahwa
responden yang sedang mengalami menstruasai mempunyai risiko 1,842 kali lebih
besar untuk mengalami kejadian anemia.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Arisman (2004:146)
yang menyatakan bahwa remaja putri yang sudah mengalami menarche, jika
darah yang keluar selama menstruasi sangat banyak (banyak yang tidak sadar
kalau darah menstruasinya terlalu banyak) akan terjadi anemia defisiensi zat besi,
karena jumlah darah yang hilang selama satu periode haid berkisar 20-25 cc,
jumlah ini menyiratkan kehilangan zat besi sebesar 12,5-15 mg/bulan, atau kira-
kira sama dengan 0,4-0,5 mg/hari. Jika jumlah tersebut ditambah dengan
kehilangan basal, jumlah total zat besi yang hilang sebesar 1,25 mg/hari.
70
4.4.2 Variabel yang Tidak Berhubungan dengan Kejadian Anemia
4.4.2.1 Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Anemia dengan
Kejadian Anemia
Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi
didasarkan pada kenyataan bahwa status gizi yang cukup adalah penting bagi
kesehatan dan kesejahteraan; setiap orang hanya akan cukup zat gizi jika makanan
yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi; serta ilmu gizi
memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar
menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi (Suhardjo, 2003:25).
Meningkatkan ketrampilan setiap anggota masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri adalah sangat penting.
Hal ini berarti bahwa masing-masing individu di dalam masyarakat seyogianya
mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang baik terhadap cara-cara
pemeliharaan kesehatannya (Soekidjo Notoatmodjo, 2003:26).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan rata-rata responden memiliki
tingkat pengetahuan tentang anemia yang tinggi yaitu sejumlah 52 responden atau
74,3 % dari total sampel. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan
antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada remaja
putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes (p= 0,416).
Hasil penelitian ini ternyata bertentangan dengan teori yang dikemukakan
oleh Suhardjo (2003:25) yang menyatakan penyebab penting dari gangguan gizi
71
adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan
informasi terebut dalam kehidupan sehari-hari.
Tingkat pengetahuan tentang anemia yang tinggi tetapi tidak disertai
dengan perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak akan
berpengaruh pada keadaan gizi individu tersebut merupakan faktor penyebab tidak
ada hubungannya antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian
anemia di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes.
4.4.2.2 Hubungan antara Tingkat Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian
Anemia
Rendahnya intake zat besi kedalam tubuh yang berasal dari konsumsi zat
besi dari makanan sehari-hari merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia.
Banyaknya zat besi yang ada dalam makanan yang kita makan yang dapat
dimanfaatkan oleh tubuh kita tergantung pada tingkat absorbsinya (Mery E Beck,
2000:197).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden
memiliki tingkat konsumsi zat besi kurang yaitu sejumlah 59 responden atau
84,3% responden dari total sampel, dengan 27 responden yang menderita anemia,
sedangakan 32 responden tidak menderita anemia. Hasil uji statistik menyatakan
tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada
remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes (p=
0,592).
Konsumsi protein hewani dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam
tubuh. Protein merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan untuk penyerapan
72
zat besi. Dengan rendahnya konsumsi protein maka dapat menyebabkan
rendahnya penyerapan zat besi oleh tubuh. Keadaan ini dapat mengakibatkan
tubuh kekurangan zat besi dan dapat menyebabkan anemia atau penurunan kadar
Hb. Rendahnya konsumsi zat besi responden antara lain disebabkan karena masih
rendahnya kemampuan keluarga responden untuk menyajikan sumber zat besi
khususnya protein hewani dalam menu makanan sehari-hari. Selain itu konsumsi
makanan responden yang masih monoton, kebiasaan responden mengkonsumsi
mie instan yang hampa zat gizi, kebiasaan responden moci (minum air teh) setelah
makan merupakan beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya konsumsi dan
penyerapan zat besi dalam tubuh responden.
Tidak adanya hubungannya antara tingkat konsumsi zat besi dengan
kejadian anemia dalam penelitian ini antara lain disebabkan oleh masih rendahnya
penyerapan zat besi dalam tubuh (adanya kebiasaan minum teh setelah makan,
masih kurangnya konsumsi protein hewani) responden dan kurangnya waktu
recall konsumsi makanan.
Hasil penelitian yang menyatakan tidak ada hubungan antara tingkat
konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1
Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes ini ternyata hampir sama dengan hasil
penelitian Agustina Indika yang menyatakan tidak ada hubungan antara tingkat
konsumsi zat besi dengan kadar Hb.
73
4.5 Kelemahan Penelitian
1. Pengumpulan data recall konsumsi makanan sangat mengandalkan
ingatan responden dan dapat menimbulkan bias karena kadang dapat
dilebih-lebihkan atau bisa juga dikurang-kurangi.
2. Kurangnya waktu recall konsumsi makanan responden.
3. Hasil konsumsi makanan hanya zat besi yang dianalisis, untuk peneliti
selanjutnya diharapkan zat-zat gizi lainnya yang juga berpengaruh
terhadap penyerapan zat besi dan kejadian anemia seperti protein, vitamin
C, vitamin B12, kebiasaan minum teh dan kopi setelah makan dan lainnya
diharapkan ikut dianalisis.
74
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan
Jatibarang, Kabupaten Brebes tahun 2007 dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian
anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan jatibarang,
Kabupaten Brebes.
2. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan
kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan
jatibarang, Kabupaten Brebes.
3. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia pada
remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan jatibarang, Kabupaten Brebes.
4. Tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian
anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang,
Kabupaten Brebes.
5. Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja
putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes.
6. Ada hubungan antara menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja
putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes.
75
5.2 SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan adalah :
5.2.1 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes
Hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu pertimbangan
dalam upaya penanggulangan dan pencegahan anemia pada remaja putri di
Kabupaten Brebes. Supaya lebih luas dalam menyebarkan informasi tentang
anemia pada remaja putri, misalkan dengan melakukan penyuluhan di sekolah
tentang hal-hal yang berkaitan dengan kejadian anemia, yang dilaksanakan secara
berkesinambungan. DKK Brebes dapat bekerja sama dengan UKS untuk
melakukan pemantauan status gizi dengan cara menimbang berat badan dan
mengukur tinggi badan siswi secara rutin.
5.2.2 Bagi Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya agar menambah waktu recall konsumsi makanan
untuk mengetahui konsumsi zat besi, supaya hasilnya lebih representatif dan
diharapkan juga dapat menganalisis zat-zat gizi selain zat besi yang dapat
mempengaruhi penyerapan zat besi dalam tubuh.
5.2.3 Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UNNES
Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat FIK UNNES hendaknya dapat
berpartisipasi dalam upaya penanggulangan dan pencegahan anemia pada remaja
putri, misalnya dengan melakukan penyebaran informasi tentang anemia pada
remaja putrid, melalui penyuluhan tentang anemia pada remaja putri.
76
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa Profesi Di Indonesia. Jakarta : Dian Rakyat.
Anie Kurniawan. 2005. Remaja Putri di Kab. Tangerang Menderita Anemia:
http://www.gizi.net.com. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Hdup. Jakarta : EGC.
Arlinda Sari. 2004. Anemia Defisiensi Besi Pada Balita: http://www.google.com
Bambang Tri. 2007. Anemia Defisiensi Besi pada Anak Sekolah: http://www.suara merdeka.com.
Bapelkes Salaman. 2000. Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja di Puskesmas.
Magelang : Podorejo Offset. Depkes RI. 2003. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia
Subur (WUS). Jakarta : Ditjen Gizi. . 1998. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi Untuk Remaja Putri
Wanita Usia Subur dan Calon Pengantin. Jakarta : Depkes RI . 1998. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi Untuk Remaja Putri dan
Wanita Usia Subur. Jakarta : Depkes RI. DKK Kab. Brebes. 2006. Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Pada Remaja
Putri/ WUS. Brebes : DKK Brebes. Dinkes Propinsi Jawa Timur dan IAKMI Pusat. 2000. Survei Data Dasar
Pengetahuan, sikap dan perilaku WUS tentang Anemia dan TTD Di 10 Lokasi SMPFA di Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Surabaya : Dinkes Propinsi Jawa Timur dan IAKMI.
FIK Unnes. 2006. Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata 1.
Semarang : Unnes. Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
Etisa Adi. 2006. Anemia Defisiensi Besi, Kekurangan Zat Besi. http://www.suaramerdeka.com.
I Dewa Nyoman. S. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.
77
Juli Soemirat. 2000. Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada Press.
Bupati Brebes. 2000. Instruksi Bupati Brebes tentang Penanggulangan Anemia Gizi Besi pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Brebes: Bupati Brebes.
Mary E. Beck. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungan dengan penyakit-penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica. Med Ali,dkk. Siklus Menstruasi dan Gangguan Haid. Jakarta : FKUI
Mohamad Harli. 1999. Mengatasi Penyebab Anemia Kurang Besi: http://www.indomedia.com.
Mohamad Sadikin. 2001. Biokimia Darah. Jakarta : Wydia Medika.
M. Sopiyudin Dahlan. 2004. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta :
PT ARKANS.
S.A Nugraheni, dkk. 2000. Info Anemia Gizi. Semarang: FKM Undip.
Pandji Anoraga. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta. Singgih Santoso. 2004. SPSS Versi 10 Mengolah Data Statistik Secara
Profesional. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sjahmin Moeji. 2003. Ilmu Gizi Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta : Papas sinar
Sinanti. Soekidjo Notoatmodjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta Pusat :
Rineka Cipta. . 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta Pusat :
Rineka Cipta Soetjingsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Sudigdo Sastroasmoro. 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klnis. Jakarta :
Sagung Seto. Suharjdo. 2003. Berbagai Cara Pendidiksn Gizi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Sunita Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta :Rineka Cipta.
78
Sugiyono. 2000. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Ikapi.
Stanley Lemeshow. 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Yayuk Farida, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar
Swadaya.
79
80
81
82
83
84
85
86
87
Lampiran 4
KUESIONER PENJARING
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1
KEC. JATIBARANG KAB.BREBES T.A 2006/2007
Kode Responden :
Tanggal Wawancara :
Identitas Responden
1) Nama :
2) Umur :
3) Kelas :
4) Alamat :
Kecamatan :
Petunjuk pengisian kuesioner:
1. Bacalah petunjuk pengisian kuesioner
2. Sebelum menjawab pertanyaan, terlebih dahulu isilah identitas anda dengan
lengkap.
3. Bacalah masing-masing pertanyaan dengan teliti.
4. Jawablah pertanyaan dengan runtut dan jelas.
5. Berilah tanda lingkaran pada jawaban yang paling tepat dan sesuai dengan
keadaan anda sebenarnya.
6. Jawablah semua pertanyaan tanpa ada yang terlewatkan (kecuali ada
pengecualian).
7. Bila kurang jelas tanyakan langsung pada pewawancara.
8. Selamat mengisi dan terima kasih.
88
1. Apakah anda sudah mengalami menstruasi?
a. Sudah
b. Belum
2. Apakah dalam 1 bulan terakhir ini anda pernah mengalami keluhan nyeri perut
sebelah atas yang disertai rasa mual atau nyeri ulu hati?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah dalam 1 bulan terakhir ini anda pernah mengalami keluhan nyeri
lambung, perih, panas dan sakit pada perut serta rasa perut kosong dan lapar?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah dalam 1 bulan terakhir ini anda pernah mengalami keluhan buang air
besar yang sering (lebih dari 3 kali sehari), faeces cair dan berlendir?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah dalam 1 bulan terakhir ini anda pernah mengalami kehilangan darah
yang terlalu banyak (misal akibat trauma atau kecelakaan)?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah dalam 1 bulan terakhir ini anda pernah mengalami keluhan rasa gatal
yang hebat pada anus (biasanya pada malam hari), nafsu makan berkurang dan
berat badan menurun?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah anda sering demam dan menggigil?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anda kos?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah anda seorang atlet?
89
a. Ya (Sebutkan....................................)
b. Tidak
90
Lampiran 5
KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1
KEC. JATIBARANG KAB. BREBES T.A 2006/2007
Kode Responden :
Tanggal Wawancara :
Pewawancara :
Jam Wawancara : s.d
Petunjuk pengisian kuesioner:
9. Bacakan petunjuk pengisian kuesioner
10. Sebelum memulai pertanyaan, terlebih dahulu tanyakan dan catat identitas
responden dengan lengkap.
11. Bacakan masing-masing pertanyaan dengan teliti.
12. Jawablah pertanyaan dengan runtut dan jelas.
13. Berilah tanda lingkaran pada jawaban yang paling tepat dan sesuai dengan
keadaan anda sebenarnya.
14. Jawablah semua pertanyaan tanpa ada yang terlewatkan (kecuali ada
pengecualian).
15. Bila kurang jelas tanyakan langsung pada pewawancara.
16. Selamat mengisi dan terima kasih.
A. Identitas Responden
5) Nama :
6) Kelas :
7) Umur (Tanggal lahir) :
8) Alamat :
Kecamatan :
91
B. Karakteristik Orang Tua
5) Pekerjaan ayah
1. PNS 6. Buruh
2. ABRI 7. Pensiunan
3. Pegawai swasta 8. Tidak bekerja
4.Wiraswasta 9. Lain-lain, sebutkan ...................
5. Petani
6) Pekerjaan inu
1. PNS 5. Buruh
2. Pegawai swasta 6. Pensiunan
3. Wiraswasta 7. Tidak bekerja/ IRT
4. Petani 8. Lain-lain, sebutkan ...................
7) Jumlah anggota keluarga/anak yang ditanggung ortu, sebutkan .....................
C. Pendapatan Keluarga
8) Pendapatan keluarga per bulan
Orang tua Pendapatan/bulan (Rp)
Ayah
Ibu
D. Pengetahuan Tentang Anemia
9) Apakah itu anemia?
1. tidak tahu
2. Darah rendah
3. Kurang darah
4. Rendahnya kadar Hb dalam darah dibawah kadar normal
10) Apa salah satu penyebab seseorang dapat menderita anemia?
1. Tidak tahu
2. Kurang makan sayuran hijau
3. Kurang makan
4. Kurang makan makanan kaya zat besi
92
11) Kenapa remaja putri dan ibu hamil sering menderita anemia?
1. tidak tahu
2. Karena haid setiap bulan
3. Kurang mengkonsumsi makanan kaya besi
4. Kebutuhan wanita dan ibu hamil lebih tinggi dari pria
5. Jawaban No. 2-4
12) Apakah tanda-tanda anemia?
1. Tidak tahu
2. Lesu
3. Lemah
4. Letih
5. Lelah
6. Lalai
7. 5L
13) Siapa yang sering menderita anemia?
1. Tidak Tahu
2. Remaja putra
3. Balita
4. Remaja Putri/Wanita Usia subur
5. Ibu Hamil
6. Orang tua
7. No 3-6
14) Bagaimana cara mencegah seseorang agar tidak menderita anemia?
1. Tidak Tahu
2. Banyak mengkonsumsi makanan protein hewani
2.Banyak makan sayuran hijau
3.Minum tablet tambah darah
4.Banyak makan sayuran hijau dan protein hewani
5.Menjawab No 2- 4
15) Apa yang dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh?
1. Tidak tahu
93
2. Vitamin C, air jeruk
3. Teh
4. Kopi
5. Susu
6. Menjawab No 3-5
16) Bahan makanan kaya zat besi yang lebih mudah diserap tubuh?
1. tidak tahu
2. Daging, ikan
3. Kangkung, bayam, tempe, tahu
17) Penyakit apa yang dapat menyebabkan terjadinya anemia?
1. Tidak tahu
2. Demam, hemofilia
3. Malaria, cacingan
E. Pendidikan Ibu
18) Apa pendidikan terakhir ibu anda?
1. Tidak sekolah
2. Tidak tamat SD
3. Tamat SD
4. Tamat SMP
5. Tamat SMA
6. Tamat Akademik (D1. D2, D3)
7. Tamat Perguruan Tinggi (S1, S2, S3)
F. Konsumsi Zat Besi
19) Formulir Recall 2x24 Jam
Petunjuk pengisian:
- Tanyakan dan catat semua makanan, buah, snack yang responden konsumsi
(makan) dan minuman yang diminum pada 2 hari secara berselang-seling,
bila antara hari tersebut responden berpuasa maka tanyakan konsumsi pada
hari sebelum responden berpuasa.
94
- Kemudian tanyakan jenis bahan makanan yang menyusun
masakan/makanan tersebut (contoh: nama masakan sayur sop, bahan
makanan penyusun: wortel, kentang, kubis. Nama minuman teh manis,
bahan penyusun gula pasir dll).
- Tanyakan dan catat seberapa banyak responden mengkonsumsinya dalam
ukuran rumah tangga : sendok, piring, butir, potong, gelas dll (contoh: nasi
sebanyak 1 piring, tempe 1 potong, gula 1 sendok makan).
- Tanyakan secara detail dan lengkap jangan sampai ada yang terlewatkan.
Ukuran Hari Waktu Makan
Nama Masakan & Minuman
jenis bahan makanan URT Gram
I.
Makan Pagi
Makanan selingan (snack)
Makan Siang
95
II.
Makanan selingan (Snack)
Makan malam
Makan Pagi
Makanan selingan (Snack)
96
Makan Siang
Makanan selingan (Snack)
Makan Malam
97
G. Kebiasaan Makan (penunjang)
20) Berapa kali frekuensi makan dalam sehari?
1.1 kali sehari
1. 2 kali sehari
2. 3 kali sehari
21) Apakah ada pantangan terhadap makanan tertentu?
1. Ya, (sebutkan........................................................)
2. tidak
22) Apakah anda melakukan diet penurunan berat badan/untuk menjaga
bentuk tubuh agar tetap langsing?
1. Ya, sebutkan caranya..............................................
2. Tidak
23) Apakah anda setiap hari mengkonsumsi buah kaya Vitamin C (jeruk,
nanas dll)?
1. Tidak (Lanjutkan ke pertanyaan No. 25).
2. Ya
24) Apakah anda setiap hari mengkonsumsi sayuran hijau?
1. Tidak
2. Ya
25) Apakah anda setiap hari mengkonsumsi protein hewani?
1. Tidak
2. Ya
H. Status Gizi
26) Hasil pengukuran :
Berat Badan : Kg
Tinggi Badan : Cm = Meter
IMT = 2)()(
mTBKgBB =
1. Kurus : IMT ≤ 18,5
2. Normal : IMT >18,5 – 25,0
98
3. Gemuk : IMT > 25,0
I. Aktivitas Fisik
27) Recall Aktivitas
Petunjuk pengisian :
- Tanyakan dan catat aktivitas sehari-hari responden dari bangun tidur sampai
tidur kembali dan lama aktivitas yang dilakukan responden ( isi daftar
dibawah)
- Bila jenis aktivitas yang tercantum dibawah kurang lengkap, mahon untuk
dilengkapi.
Lama No Waktu
(Jam)
Kegiatan
Menit Jam
Bangun tidur
Bantu-bantu di rumah (sebutkan)
Mandi, makan pagi
Berangkat
Jalan kaki
Naik sepeda
i. Motor/ angkutan umum/ mobil
pribadi
Belajar di sekolah
Isrirahat di sekolah
Pulang sekolah
Makan siang
Tidur
Nonton TV
Nyuci baju
Nyuci piring
Menyapu
Kegiatan ekstrakulikuler
99
Les mata pelajaran
Olahraga
Santai di rumah
Mandi
Makan malam
Belajar di rumah
Tidur
J. Menstruasi
28) Apakah ketika dilakukan pemeriksaan Hb anda sedang menstruasi?
1. Tidak
2. Ya
29) Bagaimana frekuensi menstruasi anda?
1. 2-3 bulan sekali
2. Sebulan dua kali
3. Sebulan sekali
30) Berapa hari lama menstruasi anda?
1. < 3 hari
2. >7 hari
3. 3-7 hari
100
K. Kejadian Anemia
31) Hasil pemeriksaan Hb: g %
1. Anemia : Hb < 12 g %
2. Tidak anemia : Hb ≥ 12 g %
TERIMA KASIH
101
Lampiran 6
Rekap Skoring Uji Coba Kuesioner Pengetahuan
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 TOTALR1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7R2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 17R3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18R4 1 1 2 2 1 2 1 1 1 12R5 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7R6 1 1 1 1 0 2 1 1 0 8R7 1 1 1 2 2 2 1 2 0 12R8 1 1 1 2 2 2 1 2 0 12R9 1 1 2 2 0 2 1 2 2 13R10 1 1 1 1 1 2 1 1 1 10R11 1 1 2 2 2 2 1 2 1 14R12 1 2 1 2 2 2 1 2 1 14R13 1 1 2 2 2 2 1 2 2 15R14 1 1 2 2 1 2 1 2 0 12R15 1 1 2 0 1 2 2 2 1 12R16 1 2 1 2 1 2 1 2 0 12R17 1 1 2 2 1 2 2 2 1 14R18 1 2 2 2 2 2 2 2 1 16R19 1 1 2 2 1 1 1 2 0 11R20 1 1 2 2 2 2 1 1 1 13
102
Lampiran 7
Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan tentang Anemia
Case Processing Summary
20 100.00 .0
20 100.0
ValidExcluded a
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Correlations
Correlations
.583**
.00720
.589**
.00620
.622**
.00320
.639**
.00220
.686**
.00120
.599**
.00520
.589**
.00620
.668**
.00120
.675**
.001201.
20
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
Total
Total
Correlation is significant at the 0.01 level(2 il d)
**.
103
Lampiran 8
Uji Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan tentang Anemia
Case Processing Summary
20 100.00 .0
20 100.0
ValidExcluded a
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.792 9
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
1.10 .308 201.25 .444 201.60 .503 201.65 .671 201.30 .733 201.85 .366 201.25 .444 201.70 .470 20.75 .716 20
P1P2P3P4P5P6P7P8P9
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
11.35 7.818 .508 .77711.20 7.432 .478 .77410.85 7.187 .500 .77010.80 6.695 .473 .77611.15 6.345 .516 .77210.60 7.621 .510 .77311.20 7.432 .478 .77410.75 7.145 .565 .76311.70 6.432 .507 .773
P1P2P3P4P5P6P7P8P9
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
12.45 8.787 2.964 9Mean Variance Std. Deviation N of Items
104
Lampiran 9
REKAP DATA HASIL PENELITIAN
No-R Kelas Umur Pekerjaan Ayah Pekerjaan
Ibu Jumlah
anak Perkapita Kab.Brebes
(UMR/4) 1 X.1 15 Wiraswasta IRT 1 126250 2 X.2 16 Wiraswasta wiraswasta 3 126250 3 X.2 15 PNS IRT 3 126250 4 X.2 16 Wiraswasta wiraswasta 5 126250 5 X.2 17 petani wiraswasta 2 126250 6 X.2 16 CPNS wiraswasta 2 126250 7 X.3 16 CPNS IRT 3 126250 8 X.3 16 Wiraswasta wiraswasta 2 126250 9 X.3 15 Lain-lain Petani 3 126250 10 X.3 17 petani Petani 5 126250 11 X.3 17 Lain-lain Buruh 1 126250 12 X.4 16 Petani IRT 2 126250 13 X.4 15 Petani wiraswasta 2 126250 14 X.4 17 Buruh PNS 3 126250 15 X.4 16 Petani IRT 4 126250 16 X.4 17 Lain-lain IRT 2 126250 17 X.4 16 Wiraswasta wiraswasta 5 126250 18 X.5 16 PNS Lain-lain 4 126250 19 X.5 17 PNS IRT 2 126250 20 X.5 16 Wiraswasta IRT 2 126250 21 X.5 15 Tidak bekerja PNS 3 126250 22 XI.A1 17 Lain-lain IRT 6 126250 23 XI.A1 16 Buruh IRT 3 126250 24 XI.A1 17 Lain-lain IRT 4 126250 25 XI.A1 17 Lain-lain IRT 1 126250 26 XI.A1 17 Petani petani 5 126250 27 XI.A2 17 Wiraswasta IRT 1 126250 28 XI.A2 17 Lain-lain wiraswasta 2 126250 29 XI.A2 17 Wiraswasta wiraswasta 3 126250 30 XI.A2 16 Buruh wiraswasta 1 126250 31 XI.S1 17 petani petani 2 126250 32 XI.S1 17 Lain-lain IRT 1 126250 33 XI.S1 18 Lain-lain IRT 2 126250 34 XI.S1 17 PNS IRT 2 126250 35 XI.S1 16 PNS IRT 4 126250 36 XI.S1 17 Lain-lain IRT 2 126250 37 XI.S2 17 petani petani 4 126250 38 XI.S2 18 petani petani 3 126250 39 XI.S2 18 petani IRT 4 126250 40 XI.S2 17 Buruh Lain-lain 2 126250 41 XI.S2 18 petani petani 1 126250 42 XII.A1 17 Lain-lain IRT 3 126250 43 XII.A1 18 Lain-lain IRT 3 126250
105
No-R Kelas Umur Pekerjaan Ayah Pekerjaan
Ibu Jumlah
anak Perkapita Kab.Brebes
(UMR/4) 44 XII.A1 17 Pedagang IRT 4 126250 45 XII.A1 18 Lain-lain Buruh 3 126250 46 XII.A2 17 Lain-lain IRT 3 126250 47 XII.A2 18 petani wiraswasta 2 126250 48 XII.A2 17 Wiraswasta IRT 1 126250 49 XII.A2 17 petani petani 1 126250 50 XII.A2 18 Wiraswasta IRT 1 126250 51 XII.S1 18 Wiraswasta IRT 3 126250 52 XII.S1 18 Petani IRT 2 126250 53 XII.S1 17 petani IRT 1 126250 54 XII.S1 17 Lain-lain IRT 2 126250 55 XII.S1 18 Lain-lain IRT 4 126250 56 XII.S2 17 Lain-lain IRT 1 126250 57 XII.S2 17 Wiraswasta IRT 2 126250 58 XII.S2 18 Buruh IRT 2 126250 59 XII.S2 17 Lain-lain IRT 3 126250 60 XII.S2 17 petani IRT 3 126250 61 X.1 16 Lain-lain IRT 2 126250 62 X.1 16 Buruh IRT 3 126250 63 X.1 17 Buruh IRT 3 126250 64 X.1 16 Buruh Buruh 1 126250 65 X.1 17 Lain-lain wiraswasta 1 126250 66 X.2 16 wiraswasta wiraswasta 2 126250 67 X.2 16 wiraswasta wiraswasta 2 126250 68 X.2 17 Lain-lain IRT 3 126250 69 X.2 16 Buruh IRT 4 126250 70 X.2 16 Wiraswasta IRT 2 126250
No- Pendapatan Pendapatan Coding Jumlah skor % Coding Coding
106
R keluarga/bln keluarga (perkapita)
Pengetahuan Pengetahuan awal pengetahuan penggab
1 450.000 150.000 1 16 89 2 1 2 1.000.000 200.000 1 15 83 2 1 3 2.000.000 400.000 1 9 50 0 0 4 500.000 71.429 0 12 67 1 1 5 750.000 187.500 1 14 78 1 1 6 1.000.000 250.000 1 12 67 1 1 7 500.000 100.000 0 11 61 1 1 8 750.000 187.500 1 13 72 1 1 9 1.000.000 200.000 1 11 61 1 1
10 650.000 92.857 0 11 61 1 1 11 450.000 150.000 1 12 67 1 1 12 500.000 125.000 0 14 78 1 1 13 800.000 200.000 1 11 61 1 1 14 1.000.000 200.000 1 14 78 1 1 15 500.000 83.333 0 11 61 1 1 16 1.000.000 250.000 1 11 61 1 1 17 525.000 75.000 0 15 83 2 1 18 1.500.000 250.000 1 14 78 1 1 19 1.500.000 375.000 1 12 67 1 1 20 500.000 125.000 0 11 61 1 1 21 1.500.000 300.000 1 12 67 1 1 22 700.000 87.500 0 12 67 1 1 23 300.000 60.000 0 12 67 1 1 24 700.000 116.667 0 11 61 1 1 25 700.000 233.333 1 12 67 1 1 26 530.000 75.714 0 11 61 1 1 27 1.000.000 333.333 1 12 67 1 1 28 450.000 112.500 0 13 72 1 1 29 500.000 100.000 0 12 67 1 1 30 900.000 300.000 1 13 72 1 1 31 400.000 100.000 0 12 67 1 1 32 2.500.000 833.333 1 11 61 1 1 33 700.000 175.000 1 10 56 0 0 34 1.500.000 375.000 1 10 56 0 0 35 1.200.000 200.000 1 10 56 0 0 36 500.000 125.000 0 8 44 0 0 37 600.000 100.000 0 8 44 0 0 38 600.000 120.000 0 7 39 0 0 39 500.000 83.333 0 14 78 1 1 40 750.000 187.500 1 10 56 0 0 41 350.000 116.667 0 14 78 1 1 42 650.000 130.000 1 8 44 0 0 43 800.000 160.000 1 11 61 1 1 44 750.000 125.000 0 13 72 1 1 45 500.000 100.000 0 12 67 1 1 46 1.000.000 200.000 1 10 56 0 0
107
No-R
Pendapatan keluarga/bln
Pendapatan keluarga
(perkapita) Coding Jumlah skor Pengetahuan
% Pengetahuan
Coding awal
Coding pengetahuan
penggab 47 300.000 75.000 0 9 50 0 0 48 545.000 181.667 1 12 67 1 1 49 600.000 200.000 1 10 56 0 0 50 650.000 216.667 1 12 67 1 1 51 500.000 100.000 0 6 33 0 0 52 450.000 112.500 0 11 61 1 1 53 500.000 166.667 1 7 39 0 0 54 475.000 118.750 0 14 78 1 1 55 1.500.000 250.000 1 12 67 1 1 56 700.000 233.333 1 13 72 1 1 57 1.000.000 250.000 1 15 83 2 1 58 550.000 137.500 1 7 39 0 0 59 400.000 80.000 0 13 72 1 1 60 500.000 100.000 0 8 44 0 0 61 650.000 162.500 1 12 67 1 1 62 650.000 130.000 1 14 78 1 1 63 400.000 80.000 0 11 61 1 1 64 600.000 200.000 1 13 72 1 1 65 400.000 133.333 1 7 39 0 0 66 2.000.000 500.000 1 14 78 1 1 67 300.000 75.000 0 12 67 1 1 68 1.000.000 200.000 1 12 67 1 1 69 500.000 83.333 0 9 50 0 0 70 500.000 125.000 0 11 61 1 1
108
No-R Pendidikan
Ibu
coding pendidikan
ibu Konsumsi Fe 2 hari
Konsumsi Fe rata-
rata TB BB BB
ideal AKG 1 SMP 1 7,25 3,63 159,1 44 46 18,17 2 SMP 1 9,26 4,63 159,5 48 50 24,00 3 PT 1 29,60 14,00 159 44 46 18,17
4 TDK TMT
SD 0 35,40 17,70 154,2 44 50 22,00 5 SD 0 6,68 3,34 155 55 50 27,50 6 SMA 1 45,20 22,60 151 54 50 27,00 7 PT 1 40,10 20,05 147,5 49 50 24,50 8 SD 0 15,10 7,55 156,5 52 50 26,00 9 SMP 1 33,60 16,80 154,6 48 46 19,83
10 TDK
SKLH 0 9,17 4,59 154 39 50 19,50 11 SD 0 7,86 3,93 164,4 60 50 30,00 12 SD 0 38,70 19,35 154,8 48 50 24,00 13 PT 1 11,80 5,90 157,5 46 46 19,00
14 TDK TMT
SD 0 6,22 3,11 155,5 47 50 23,50
15 TDK TMT
SD 0 6,75 3,38 160 41 50 20,50 16 SD 0 8,43 4,22 153 41 50 20,50 17 SD 0 4,99 2,50 155 49 50 24,50 18 SMP 1 4,82 2,41 150 41 50 20,50 19 SMP 1 11,50 5,75 155 29,5 50 14,75 20 SD 0 3,00 1,50 153 41 50 20,50 21 PT 1 8,83 4,42 153 47 46 19,41
22 TDK TMT
SD 0 32,50 15,50 153 40 50 20,00
23 TDK TMT
SD 0 35,00 17,50 152 48 50 24,00 24 SMP 1 7,54 3,77 142 39 50 19,50
25 TDK
SKLH 0 2,97 1,49 154,5 50 50 25,00 26 SD 0 9,82 4,91 150 42 50 21,00 27 SMA 1 40,30 20,15 153 50 50 25,00 28 SD 0 6,88 3,44 159,5 46 50 23,00 29 SD 0 7,52 3,76 154,5 49 50 24,50 30 SMP 1 33,90 16,95 145,5 42 50 21,00 31 SD 0 32,90 16,45 147,5 41 50 20,50 32 SD 0 7,00 3,50 157,5 49 50 24,50 33 SMP 1 5,10 2,55 149 58 50 29,00 34 SMP 1 10,80 5,40 151 56 50 28,00 35 SD 0 5,83 2,92 152,5 43 50 21,50 36 SMA 1 11,70 5,85 163 71 50 35,50
37 TDK
SKLH 0 9,38 4,69 157 64 50 32,00
38 TDK TMT
SD 0 5,32 2,66 152,7 37 50 18,50 39 SD 0 5,24 2,62 158,3 52 50 26,00 40 SD 0 5,34 2,67 50 20,00
109
No-R Pendidikan
Ibu
coding pendidikan
ibu Konsumsi Fe 2 hari
Konsumsi Fe rata-
rata TB
(Cm) BB
(Kg) BB
ideal AKG 41 SD 0 7,01 3,51 155,6 42 50 21,00 42 SD 0 8,74 4,37 152,5 55 50 27,50 43 SMP 1 9,18 4,59 150 43 50 21,50 44 SD 0 6,79 3,40 161,5 50 50 25,00 45 SMA 1 7,29 3,65 156,9 45 50 22,50
46 TDK TMT
SD 0 7,12 3,56 156,4 40 50 20,00 47 SMP 1 8,10 4,05 153,9 46 50 23,00
48 SMA 1 31,87 15,94 157,8 39 50 19,50 49 SD 0 7,58 3,79 157 50 50 25,00 50 SD 0 37,00 18,50 154 46 50 23,00 51 SD 0 5,26 2,63 160 52 50 26,00
52 TDK TMT
SD 0 4,97 2,49 163 49 50 24,50 53 SMP 1 6,72 3,36 147 40 50 20,00 54 SD 0 5,01 2,51 144,5 39 50 19,50 55 SD 0 9,15 4,58 152,5 51 50 25,50 56 SMP 1 8,94 4,47 150,2 44 50 22,00 57 SD 0 7,02 3,51 152,5 51 50 25,50 58 SMP 1 6,59 3,30 158 48 50 24,00 59 SMP 1 4,93 2,47 160 50 50 25,00 60 SMP 1 8,73 4,37 155,5 49 50 24,50 61 SMA 1 6,91 3,46 157 49 50 24,50 62 SD 0 7,99 4,00 151 42 50 21,00 63 SMP 1 33,20 16,60 149,5 40 50 20,00
64 TDK TMT
SD 0 7,98 3,99 154,5 48 50 24,00 65 SD 0 6,17 3,09 162,5 47 50 23,50 66 SD 0 8,14 4,07 147 42 50 21,00 67 SD 0 8,84 4,42 155 43 50 21,50 68 SD 0 7,51 3,76 152 46 50 23,00
69 TDK TMT
SD 0 5,36 2,68 158,5 53 50 26,50 70 SMA 1 8,73 4,37 154,2 66 50 33,00
110
No-R % Tingkat
Konsumsi Fe
Coding % Tingkat
konsumsi Fe
Coding Konsumsi Fe
penggab
Status gizi
(IMT) Coding
status gizi
Coding status gizi penggab
1 19,95 0 0 17,4 0 0 2 19,29 0 0 18,9 1 1 3 77,03 1 0 17,4 0 0 4 80,45 2 1 18,5 0 0 5 12,15 0 0 22,9 1 1 6 83,70 2 1 23,7 1 1 7 81,84 1 1 22,5 1 1 8 29,04 0 0 21,2 1 1 9 84,74 2 1 20,1 1 1 10 23,51 0 0 16,4 0 0 11 13,10 0 0 22,2 1 1 12 80,63 2 1 20,0 1 1 13 31,05 0 0 18,5 0 0 14 13,23 0 0 19,4 1 1 15 16,46 0 0 16,0 0 0 16 20,56 0 0 17,5 0 0 17 10,18 0 0 20,4 1 1 18 11,76 0 0 18,2 0 0 19 38,98 0 0 12,3 0 0 20 7,32 0 0 17,5 0 0 21 22,74 0 0 20,1 1 1 22 77,50 1 0 17,1 0 0 23 72,92 1 0 20,8 1 1 24 19,33 0 0 19,3 1 1 25 5,94 0 0 20,9 1 1 26 23,38 0 0 18,7 1 1 27 80,60 2 1 21,4 1 1 28 14,96 0 0 18,1 0 0 29 15,35 0 0 20,5 1 1 30 80,71 2 1 19,8 1 1 31 80,24 2 1 18,8 1 1 32 14,29 0 0 19,8 1 1 33 8,79 0 0 26,1 2 0 34 19,29 0 0 24,6 1 1 35 13,56 0 0 18,5 0 0 36 16,48 0 0 26,7 2 0 37 14,66 0 0 26,0 2 0 38 14,38 0 0 15,9 0 0 39 10,08 0 0 20,8 1 1 40 13,35 0 0 17,9 0 0 41 16,69 0 0 17,3 0 0 42 15,89 0 0 23,6 1 1 43 21,35 0 0 19,1 1 1 44 13,58 0 0 19,2 1 1 45 16,20 0 0 18,3 0 0 46 17,80 0 0 16,4 0 0
111
No-R % Konsumsi
Fe Coding
konsumsi Fe
Coding Konsumsi Fe
penggab
Status gizi
(IMT) Coding
status gizi
Coding status gizi penggab
47 17,61 0 0 19,4 1 1 48 81,72 2 1 15,7 0 0
49 15,16 0 0 20,3 1 1 50 80,43 2 1 19,4 1 1 51 10,12 0 0 20,3 1 1 52 10,14 0 0 18,4 0 0 53 16,80 0 0 18,5 0 0 54 12,85 0 0 18,7 1 1 55 17,94 0 0 21,9 1 1 56 20,32 0 0 19,5 1 1 57 13,76 0 0 21,9 1 1 58 13,73 0 0 19,2 1 1 59 9,86 0 0 19,5 1 1 60 17,82 0 0 20,3 1 1 61 14,10 0 0 19,9 1 1 62 19,02 0 0 18,4 0 0 63 83,00 2 1 17,9 0 0 64 16,63 0 0 20,1 1 1 65 13,13 0 0 17,8 0 0 66 19,38 0 0 19,4 1 1 67 20,56 0 0 17,9 0 0 68 16,33 0 0 19,9 1 1 69 10,11 0 0 21,1 1 1 70 13,23 0 0 27,8 2 0
112
No-R Kejadianmenstruasi Coding kejadian
menstruasi Kejadian
anemia (Hb) Coding kejadian
anemia 1 tdk menstruasi 1 11,8 0 2 mestruasi 0 16,2 1 3 tdk menstruasi 1 11,9 0 4 tdk menstruasi 1 11,7 0 5 tdk menstruasi 1 14,1 1 6 mestruasi 0 16,9 1 7 tdk menstruasi 1 9,5 0 8 tdk menstruasi 1 13,6 1 9 tdk menstruasi 1 15,5 1 10 menstruasi 0 14,3 1 11 tdk menstruasi 1 17,3 1 12 tdk menstruasi 1 13,5 1 13 tdk menstruasi 1 13,7 1 14 menstruasi 0 16,9 1 15 menstruasi 0 9 0 16 menstruasi 0 11,4 0 17 menstruasi 0 10,8 0 18 tdk menstruasi 1 11,5 0 19 tdk menstruasi 1 14,3 1 20 menstruasi 0 8,7 0 21 tdk menstruasi 1 14,4 1 22 menstruasi 0 10,8 0 23 tdk menstruasi 1 11,2 0 24 tdk menstruasi 1 13,9 1 25 tdk menstruasi 1 16,1 1 26 menstruasi 0 11,8 0 27 tdk menstruasi 1 11,6 0 28 menstruasi 0 11 0 29 tdk menstruasi 1 11,5 0 30 menstruasi 0 10,7 0 31 tdk menstruasi 1 13,2 1 32 menstruasi 0 12,6 1 33 tdk menstruasi 1 13,5 1 34 tdk menstruasi 1 13,3 1 35 tdk menstruasi 1 11,8 0 36 tdk menstruasi 1 14,7 1 37 tdk menstruasi 1 14,1 1 38 tdk menstruasi 1 11,5 0 39 menstruasi 0 10,5 0 40 tdk menstruasi 1 15,8 1 41 tdk menstruasi 1 11,2 0 42 tdk menstruasi 1 12,9 1 43 tdk menstruasi 1 12,1 1 44 tdk menstruasi 1 13,3 1 45 tdk menstruasi 1 11,8 0 46 tdk menstruasi 1 11,1 0
113
No-R Kejadianmenstruasi Coding kejadian
menstruasi Kejadian
anemia (Hb) Coding kejadian
anemia 47 tdk menstruasi 1 13,1 1 48 tdk menstruasi 1 11,1 0 49 tdk menstruasi 1 10,8 0 50 tdk menstruasi 1 11,1 0 51 tidak menstruai 1 16,2 1 52 menstruasi 0 10,4 0 53 tdk menstruasi 1 12 1 54 tdk menstruasi 1 11,1 0 55 tdk menstruasi 1 9,2 0 56 tdk menstruasi 1 13,1 1 57 tdk menstruasi 1 12 1 58 tdk menstruasi 1 15 1 59 tdk menstruasi 1 13,6 1 60 tdk menstruasi 1 13,8 1 61 tdk menstruasi 1 13,4 1 62 tdk menstruasi 1 11,5 0 63 tdk menstruasi 1 14,6 1 64 menstruasi 0 14,8 1 65 menstruasi 0 10 0 66 tdk menstruasi 1 12,7 1 67 menstruasi 0 10,7 0 68 tdk menstruasi 1 13,5 1 69 menstruasi 0 10,9 0 70 menstruasi 0 10,4 0
114
Lampiran 10
Analisis Data Hasil Penelitian 1. Variabel Tingkat Pendapatan Keluarga
Case Processing Summary
70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%Tingkat pendapatankeluargavresponden
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
Descriptives
177624,99 14181,179149334,31
205915,66
162999,79143750,00
1,4E+10118648,3
60000833333773333100000
2,974 ,28713,142 ,566
MeanLower BoundUpper Bound
95% ConfidenceInterval for Mean
5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis
Tingkat pendapatankeluargavresponden
Statistic Std. Error
Tests of Normality
,197 70 ,000 ,732 70 ,000Tingkat pendapatankeluargavresponden
Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
115
Tingkat pendapatan keluarga responden * Kejadian anemia pada responden
Crosstab
19 12 3114,6 16,4 31,0
61,3% 38,7% 100,0%
57,6% 32,4% 44,3%
27,1% 17,1% 44,3%14 25 39
18,4 20,6 39,0
35,9% 64,1% 100,0%
42,4% 67,6% 55,7%
20,0% 35,7% 55,7%33 37 70
33,0 37,0 70,0
47,1% 52,9% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
47,1% 52,9% 100,0%
CountExpected Count% within Tingkatpendapatan keluargaresponden% within Kejadiananemia pada respond% of TotalCountExpected Count% within Tingkatpendapatan keluargaresponden% within Kejadiananemia pada respond% of TotalCountExpected Count% within Tingkatpendapatan keluargaresponden% within Kejadiananemia pada respond% of Total
rendah(<126.250
Tinggi (>= 126.25
Tingkat pendapatakeluarga responde
Total
Anemia (Hb<12 mg)
Tdk anemia(Hb >=12 mg)
Kejadian anemia padaresponden
Total
Chi-Square Tests
4,469b 1 ,0353,508 1 ,0614,511 1 ,034
,053 ,030
4,405 1 ,036
70
Pearson Chi-SquareContinuity Correction a
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is14,61.
b.
116
Symmetric Measures
,253 ,035,253 ,035,245 ,035
70
PhiCramer's VContingency Coefficient
Nominal byNominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the nullhypothesis.
b.
Risk Estimate
2,827 1,067 7,495
1,707 1,031 2,827
,604 ,366 ,997
70
Odds Ratio for Tingkatpendapatan keluargaresponden(rendah(<126.250) /Tinggi (>= 126.250))For cohort Kejadiananemia pada responden= Anemia (Hb <12 mg)For cohort Kejadiananemia pada responden= Tdk anemia (Hb >=12mg)N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% ConfidenceInterval
2. Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia
Case Processing Summary
70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%Tingkat pengetahuantentang anemi responde
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
117
Descriptives
63,64 1,45560,74
66,55
63,9467,00
148,29112,177
33895616
-,496 ,287-,021 ,566
MeanLower BoundUpper Bound
95% ConfidenceInterval for Mean
5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis
Tingkat pengetahuantentang anemi responden
Statistic Std. Error
Tests of Normality
,157 70 ,000 ,951 70 ,008Tingkat pengetahuantentang anemi responden
Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
118
Sebelum Penggabungan Sel
Tingkat pengetahuan remaja tentang anemia * Kejadian anemia pada responden
Crosstab
7 11 188,5 9,5 18,0
38,9% 61,1% 100,0%
21,2% 29,7% 25,7%
10,0% 15,7% 25,7%24 24 48
22,6 25,4 48,0
50,0% 50,0% 100,0%
72,7% 64,9% 68,6%
34,3% 34,3% 68,6%2 2 4
1,9 2,1 4,0
50,0% 50,0% 100,0%
6,1% 5,4% 5,7%
2,9% 2,9% 5,7%33 37 70
33,0 37,0 70,0
47,1% 52,9% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
47,1% 52,9% 100,0%
CountExpected Count% within Tingkatpengetahuan remajatentang anemia% within Kejadiananemia pada responden% of TotalCountExpected Count% within Tingkatpengetahuan remajatentang anemia% within Kejadiananemia pada responden% of TotalCountExpected Count% within Tingkatpengetahuan remajatentang anemia% within Kejadiananemia pada responden% of TotalCountExpected Count% within Tingkatpengetahuan remajatentang anemia% within Kejadiananemia pada responden% of Total
Kurang (<60%)
Cukup (60-80%)
Baik (>80%)
Tingkat pengetahuanremaja tentanganemia
Total
Anemia (Hb<12 mg)
Tdk anemia(Hb >=12 mg)
Kejadian anemia padaresponden
Total
119
Chi-Square Tests
,662a 2 ,718,668 2 ,716
,527 1 ,468
70
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
2 cells (33,3%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 1,89.
a.
Symmetric Measures
,097 ,718,097 ,718,097 ,718
70
PhiCramer's VContingency Coefficient
Nominal byNominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the nullhypothesis.
b.
Risk Estimate
a
Odds Ratio for Tingkatpengetahuan remajatentang anemia(Kurang (<60%) /Cukup (60-80%))
Value
Risk Estimate statistics cannot be computed. Theyare only computed for a 2*2 table without empty cells.
a.
120
Setelah Penggabungan Sel Tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia penggab sel * Kejadian
anemia pada responden
gkat pengetahuan remaja putri tentang anemia penggab sel * Kejadian anemia pada responden Crosstabulatio
7 11 188,5 9,5 18,0
38,9% 61,1% 100,0%
21,2% 29,7% 25,7%
10,0% 15,7% 25,7%26 26 52
24,5 27,5 52,0
50,0% 50,0% 100,0%
78,8% 70,3% 74,3%
37,1% 37,1% 74,3%33 37 70
33,0 37,0 70,0
47,1% 52,9% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
47,1% 52,9% 100,0%
CountExpected Count% within Tingkatpengetahuan remajaputri tentang anemia penggab sel% within Kejadiananemia pada responden% of TotalCountExpected Count% within Tingkatpengetahuan remajaputri tentang anemia penggab sel% within Kejadiananemia pada responden% of TotalCountExpected Count% within Tingkatpengetahuan remajaputri tentang anemia penggab sel% within Kejadiananemia pada responden% of Total
Rendah ( kurang <60%)
Tinggi (Cukup+baik>=60%)
Tingkat pengetahuanremaja putri tentanganemia penggab sel
Total
Anemia (Hb<12 mg)
Tdk anemia(Hb >=12 mg)
Kejadian anemia padaresponden
Total
Chi-Square Tests
,662b 1 ,416,292 1 ,589,668 1 ,414
,585 ,296
,653 1 ,419
70
Pearson Chi-SquareContinuity Correction a
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is8,49.
b.
121
Symmetric Measures
-,097 ,416,097 ,416,097 ,416
70
PhiCramer's VContingency Coefficient
Nominal byNominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the nullhypothesis.
b.
Risk Estimate
,636 ,213 1,897
,778 ,410 1,475
1,222 ,773 1,932
70
Odds Ratio for Tingkatpengetahuan remajaputri tentang anemia penggab sel (Rendah (kurang <60%) / Tinggi(Cukup+baik >=60%))For cohort Kejadiananemia pada responden= Anemia (Hb <12 mg)For cohort Kejadiananemia pada responden= Tdk anemia (Hb >=12mg)N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% ConfidenceInterval
3. Tingkat Pendidikan Ibu
Case Processing Summary
70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%Tingkat pendidikanibu responden_
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
122
Descriptives
2,3857 ,138452,1095
2,6619
2,36512,0000
1,3421,15837
,005,005,001,00,344 ,287,127 ,566
MeanLower BoundUpper Bound
95% ConfidenceInterval for Mean
5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis
Tingkat pendidikanibu responden_
Statistic Std. Error
Tests of Normality
,230 70 ,000 ,917 70 ,000Tingkat pendidikanibu responden_
Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
123
Tingkat pendidikan ibu responden * Kejadian anemia pada responden Crosstab
24 18 4219,8 22,2 42,0
57,1% 42,9% 100,0%
72,7% 48,6% 60,0%
34,3% 25,7% 60,0%9 19 28
13,2 14,8 28,0
32,1% 67,9% 100,0%
27,3% 51,4% 40,0%
12,9% 27,1% 40,0%33 37 70
33,0 37,0 70,0
47,1% 52,9% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
47,1% 52,9% 100,0%
CountExpected Count% within Tingkatpendidikan iburesponden% within Kejadiananemia pada respon% of TotalCountExpected Count% within Tingkatpendidikan iburesponden% within Kejadiananemia pada respon% of TotalCountExpected Count% within Tingkatpendidikan iburesponden% within Kejadiananemia pada respon% of Total
Rendah (< wajar 9 tah
Tinggi ( >= Wajar 9 ta
Tingkat pendidikibu responden
Total
Anemia (Hb<12 mg)
Tdk anemia(Hb >=12 mg)
Kejadian anemia padaresponden
Total
Chi-Square Tests
4,214b 1 ,0403,270 1 ,0714,283 1 ,038
,052 ,035
4,154 1 ,042
70
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is13,20.
b.
124
Symmetric Measures
,245 ,040,245 ,040,238 ,040
70
PhiCramer's VContingency Coefficient
Nominal byNominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the nullhypothesis.
b.
Risk Estimate
2,815 1,034 7,661
1,778 ,977 3,235
,632 ,410 ,973
70
Odds Ratio for Tingkatpendidikan iburesponden (Rendah (<wajar 9 tahun) / Tinggi (>= Wajar 9 tahun))For cohort Kejadiananemia pada responden= Anemia (Hb <12 mg)For cohort Kejadiananemia pada responden= Tdk anemia (Hb >=12mg)N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% ConfidenceInterval
4. Tingkat Konsumsi Zat Besi
Case Processing Summary
70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%Tingkat konsumsizat besi responden
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
125
Descriptives
29,1254 3,1497422,8419
35,4090
27,292716,7450694,459
26,352585,94
84,7478,8011,391,411 ,287,190 ,566
MeanLower BoundUpper Bound
95% ConfidenceInterval for Mean
5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis
Tingkat konsumsizat besi responden
Statistic Std. Error
Tests of Normality
,342 70 ,000 ,658 70 ,000Tingkat konsumsizat besi responden
Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
126
Sebelum Penggabungan Sel Tingkat konsumsi zat besi responden * Kejadian anemia pada responden
Crosstab
24 32 5626,4 29,6 56,0
42,9% 57,1% 100,0%
72,7% 86,5% 80,0%
34,3% 45,7% 80,0%3 0 3
1,4 1,6 3,0
100,0% ,0% 100,0%
9,1% ,0% 4,3%
4,3% ,0% 4,3%6 5 11
5,2 5,8 11,0
54,5% 45,5% 100,0%
18,2% 13,5% 15,7%
8,6% 7,1% 15,7%33 37 70
33,0 37,0 70,0
47,1% 52,9% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
47,1% 52,9% 100,0%
CountExpected Count% within Tingkatkonsumsi zat besiresponden% within Kejadiananemia pada respond% of TotalCountExpected Count% within Tingkatkonsumsi zat besiresponden% within Kejadiananemia pada respond% of TotalCountExpected Count% within Tingkatkonsumsi zat besiresponden% within Kejadiananemia pada respond% of TotalCountExpected Count% within Tingkatkonsumsi zat besiresponden% within Kejadiananemia pada respond% of Total
Defisit (<70% AKG)
Kurang (70-80% AKG
Sedang (>80-99% AK
Tingkat konsumszat besi responde
Total
Anemia (Hb<12 mg)
Tdk anemia(Hb >=12 mg)
Kejadian anemia padaresponden
Total
127
Chi-Square Tests
4,018a 2 ,1345,168 2 ,075
1,073 1 ,300
70
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
2 cells (33,3%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 1,41.
a.
Symmetric Measures
,240 ,134,240 ,134,233 ,134
70
PhiCramer's VContingency Coefficient
Nominal byNominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the nullhypothesis.
b.
Risk Estimate
a
Odds Ratio for Tingkatkonsumsi zat besiresponden (Defisit(<70% AKG) / Kurang(70-80% AKG))
Value
Risk Estimate statistics cannot be computed. Theyare only computed for a 2*2 table without empty cells.
a.
128
Setelah Penggabungan Sel Tingkat konsumsi zat besi responden penggab sel * Kejadian anemia pada
responden Crosstab
27 32 5927,8 31,2 59,0
45,8% 54,2% 100,0%
81,8% 86,5% 84,3%
38,6% 45,7% 84,3%6 5 11
5,2 5,8 11,0
54,5% 45,5% 100,0%
18,2% 13,5% 15,7%
8,6% 7,1% 15,7%33 37 70
33,0 37,0 70,0
47,1% 52,9% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
47,1% 52,9% 100,0%
CountExpected Count% within Tingkatkonsumsi zat besiresponden penggab se% within Kejadiananemia pada responden% of TotalCountExpected Count% within Tingkatkonsumsi zat besiresponden penggab se% within Kejadiananemia pada responden% of TotalCountExpected Count% within Tingkatkonsumsi zat besiresponden penggab se% within Kejadiananemia pada responden% of Total
Kurang (kurang+defisi<= 80% AKG)
Baik (sedang+baik>80% AKG)
Tingkat konsumsizat besi respondenpenggab sel
Total
Anemia (Hb<12 mg)
Tdk anemia(Hb >=12 mg)
Kejadian anemia padaresponden
Total
Chi-Square Tests
,287b 1 ,592,043 1 ,836,287 1 ,592
,745 ,417
,283 1 ,595
70
Pearson Chi-SquareContinuity Correction a
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is5,19.
b.
129
Symmetric Measures
-,064 ,592,064 ,592,064 ,592
70
PhiCramer's VContingency Coefficient
Nominal byNominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the nullhypothesis.
b.
Risk Estimate
,703 ,193 2,561
,839 ,457 1,539
1,193 ,599 2,375
70
Odds Ratio for Tingkatkonsumsi zat besiresponden penggab sel(Kurang (kurang+defisit<= 80% AKG) / Baik(sedang+baik> 80%AKG))For cohort Kejadiananemia pada responden= Anemia (Hb <12 mg)For cohort Kejadiananemia pada responden= Tdk anemia (Hb >=12mg)N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% ConfidenceInterval
5. Status Gizi
Case Processing Summary
70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%Status gizi respondenN Percent N Percent N Percent
Valid Missing TotalCases
130
Descriptives
19,7129 ,3171819,0801
20,3456
19,593719,4000
7,0422,65373
12,3027,8015,50
2,63,754 ,287
1,773 ,566
MeanLower BoundUpper Bound
95% ConfidenceInterval for Mean
5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis
Status gizi respondenStatistic Std. Error
Tests of Normality
,127 70 ,007 ,938 70 ,002Status gizi respondeStatistic df Sig. Statistic df Sig.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
131
Sebelum Penggabungan Sel
Status gizi responden * Kejadian anemia pada responden Crosstab
19 6 2511,8 13,2 25,0
76,0% 24,0% 100,0%
57,6% 16,2% 35,7%
27,1% 8,6% 35,7%13 28 41
19,3 21,7 41,0
31,7% 68,3% 100,0%
39,4% 75,7% 58,6%
18,6% 40,0% 58,6%1 3 4
1,9 2,1 4,0
25,0% 75,0% 100,0%
3,0% 8,1% 5,7%
1,4% 4,3% 5,7%33 37 70
33,0 37,0 70,0
47,1% 52,9% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
47,1% 52,9% 100,0%
CountExpected Count% within Status giziresponden% within Kejadiananemia pada responden% of TotalCountExpected Count% within Status giziresponden% within Kejadiananemia pada responden% of TotalCountExpected Count% within Status giziresponden% within Kejadiananemia pada responden% of TotalCountExpected Count% within Status giziresponden% within Kejadiananemia pada responden% of Total
Kurus (<=18,5)
Normal (>18,5-25,0)
Gemuk (>25,0)
Status giziresponden
Total
Anemia (Hb<12 mg)
Tdk anemia(Hb >=12 mg)
Kejadian anemia padaresponden
Total
Chi-Square Tests
13,062a 2 ,00113,538 2 ,001
11,433 1 ,001
70
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
2 cells (33,3%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 1,89.
a.
132
Symmetric Measures
,432 ,001,432 ,001,397 ,001
70
PhiCramer's VContingency Coefficient
Nominal byNominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the nullhypothesis.
b.
Risk Estimate
aOdds Ratio for Statusgizi responden (Kurus(<=18,5) / Normal(>18,5-25,0))
Value
Risk Estimate statistics cannot be computed. Theyare only computed for a 2*2 table without empty cells.
a.
Setelah Penggabungan Sel Status gizi responden penggab sel * Kejadian anemia pada responden
Crosstab
20 9 2913,7 15,3 29,0
69,0% 31,0% 100,0%
60,6% 24,3% 41,4%
28,6% 12,9% 41,4%13 28 41
19,3 21,7 41,0
31,7% 68,3% 100,0%
39,4% 75,7% 58,6%
18,6% 40,0% 58,6%33 37 70
33,0 37,0 70,0
47,1% 52,9% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
47,1% 52,9% 100,0%
CountExpected Count% within Status giziresponden penggab sel% within Kejadiananemia pada responden% of TotalCountExpected Count% within Status giziresponden penggab sel% within Kejadiananemia pada responden% of TotalCountExpected Count% within Status giziresponden penggab sel% within Kejadiananemia pada responden% of Total
Tidak normal(Kurus+gemuk IMT<=18,5->25)
Normal (IMT >18,5- 25
Status gizirespondenpenggabsel
Total
Anemia (Hb<12 mg)
Tdk anemia(Hb >=12 mg)
Kejadian anemia padaresponden
Total
133
Chi-Square Tests
9,463b 1 ,0028,026 1 ,0059,667 1 ,002
,003 ,002
9,327 1 ,002
70
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is13,67.
b.
Symmetric Measures
,368 ,002,368 ,002,345 ,002
70
PhiCramer's VContingency Coefficient
Nominal byNominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the nullhypothesis.
b.
Risk Estimate
4,786 1,717 13,346
2,175 1,304 3,627
,454 ,254 ,813
70
Odds Ratio for Statusgizi responden penggabsel (Tidak normal(Kurus+gemuk IMT<=18,5->25) / Normal(IMT >18,5- 25))For cohort Kejadiananemia pada responden= Anemia (Hb <12 mg)For cohort Kejadiananemia pada responden= Tdk anemia (Hb >=12mg)N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% ConfidenceInterval
134
6. Menstruasi
Case Processing Summary
70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%Sedang menstruasi/tidasaat pemeriksaan Hb
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
Descriptives
,71 ,054,61
,82
,741,00,207,455
0111
-,970 ,287-1,092 ,566
MeanLower BoundUpper Bound
95% ConfidenceInterval for Mean
5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis
Sedang menstruasi/tidaksaat pemeriksaan Hb
Statistic Std. Error
Tests of Normality
,449 70 ,000 ,566 70 ,000Sedang menstruasi/tidasaat pemeriksaan Hb
Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
135
Menstruasi pada responden saat pmrksn Hb * Kejadian anemia pada responden
Crosstab
14 6 209,4 10,6 20,0
70,0% 30,0% 100,0%
42,4% 16,2% 28,6%
20,0% 8,6% 28,6%19 31 50
23,6 26,4 50,0
38,0% 62,0% 100,0%
57,6% 83,8% 71,4%
27,1% 44,3% 71,4%33 37 70
33,0 37,0 70,0
47,1% 52,9% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0%
47,1% 52,9% 100,0%
CountExpected Count% within Kejadianmenstruasi padaresponden saat pmrksHb% within Kejadiananemia pada respond% of TotalCountExpected Count% within Kejadianmenstruasi padaresponden saat pmrksHb% within Kejadiananemia pada respond% of TotalCountExpected Count% within Kejadianmenstruasi padaresponden saat pmrksHb% within Kejadiananemia pada respond% of Total
sdg menstruasi
tdk sdg menstrua
Kejadian menstruaspada responden sapmrksn Hb
Total
Anemia (Hb<12 mg)
Tdk anemia(Hb >=12 mg)
Kejadian anemia padaresponden
Total
Chi-Square Tests
5,871b 1 ,0154,657 1 ,0315,971 1 ,015
,019 ,015
5,787 1 ,016
70
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is9,43.
b.
136
Symmetric Measures
,290 ,015,290 ,015,278 ,015
70
PhiCramer's VContingency Coefficient
Nominal byNominal
N of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the nullhypothesis.
b.
Risk Estimate
3,807 1,250 11,597
1,842 1,168 2,906
,484 ,239 ,978
70
Odds Ratio for Kejadianmenstruasi padaresponden saat pmrksnHb (sdg menstruasi / tdksdg menstruasi)For cohort Kejadiananemia pada responden= Anemia (Hb <12 mg)For cohort Kejadiananemia pada responden= Tdk anemia (Hb >=12mg)N of Valid Cases
Value Lower Upper
95% ConfidenceInterval
7. Kejadian Anemia (Kadar Hb)
Case Processing Summary
70 100,0% 0 ,0% 70 100,0%Kejadian anemia (Hbpada responden
N Percent N Percent N PercentValid Missing Total
Cases
137
Descriptives
12,6286 ,2396212,1505
13,1066
12,589712,0500
4,0192,00479
8,7017,308,602,85,395 ,287
-,397 ,566
MeanLower BoundUpper Bound
95% ConfidenceInterval for Mean
5% Trimmed MeanMedianVarianceStd. DeviationMinimumMaximumRangeInterquartile RangeSkewnessKurtosis
Kejadian anemia (Hb)pada responden
Statistic Std. Error
Tests of Normality
,123 70 ,010 ,970 70 ,091Kejadian anemia (Hb)pada responden
Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
138
139
140
141
142
Lampiran 13
Perhitungan Tingkat Kecukupan Konsumsi Zat Besi
Perhitungan Angka Kecukupan Zat Besi :
AKG = tabeldalamBB
aktualBB X AKG Zat Besi dalam tabel
Perhitungan Tingkat Kecukupan Zat Besi :
TKG = BesiZatAKGrecallhasilbesiZat X 100%
= Hasil tingkat konsumsi zat besi
143
Lampiran 14
Foto Dokumentasi Penelieian
Gambar 1
Siswi SMA 1 Kec. Jatibarang
Gambar 2 Pemeriksaan Kadar Hb oleh petugas
144
Gambar 3
Pemeriksaan kadar Hb oleh petugas
Gambar 4 Pemeriksaan kadar Hb oleh petugas
145
Gambar 5 Wawancara dan pengisian kuesioner oleh petugas
Gambar 6 Pengisian kuesioner oleh pewawancara
146
Gambar 7 Penimbangan berat badan
Gambar 8 Pengukuran tinggi badan
147
Recommended