View
248
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
FAKTOR PENYEBAB TIONGKOK MENJALIN KERJASAMA
DENGAN IRAN DI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN (2008-
2012)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Riska Elida
1110114000024
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul:
FAKTOR PENYEBAB TIONGKOK MENJALIN KERJASAMA DENGAN IRAN
DI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN (2008-2012)
Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatultah Jakarta.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang [ain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
l.
,-
20 Februari 2015
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
. Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Namai
NIM
Program Studi
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
FAKTOR PENYEBAB TIONGKOK MENJALIN KERJASAMA DENGAN IRAN
DI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN (2008-2012) dan telah memenuhi
persyaratan untuk diuji.
Jakarta, l7 Februari 2015
: Riska Elida
: 1l 101 14000024
: Ilmu Hubungan Intemasional
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Menyetujui,
Pembimbing
t
TeAuh Santosa, MA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
FAKTOR PE TTEBAB TIONGKOK MENJALIN KERIASAMA DENGAN IRANDr BTDANG PERTAHANAN KEAMANAN (2008-2012)
oieh
Riska Elida11101t4000024
telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakar.ta pada langgal 2 Maret
2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sa{ana
Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 17 Marct 2015
Seketaris,
Ar-Debbie A{fianty, M.Si
Penguji IIaT"\ l-6fr""'--
Budi S. Satari, MA
Ke;tua,
ntrlL^g:
Debbie Affianty, M.Si
P""s,j[]
thI
Irfan R. Hutagalung L.L.M
IV
Ketua Program Studi
FISIP UIN Jakarta
Debbie Affianty, M.Si
v
ABSTRAKSI
Skripsi ini menganalisa tentang kerjasama keamanan antara Tiongkok dengan
Iran periode 2008-2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa penyebab
Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran yang sedang
berada dalam tekanan dunia internasional. Penelitian ini dilakukan melalui studi
pustaka. Penulis menemukan, bahwa Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan
keamanan dengan Iran bukan karena fakrot energi, tetapi karena faktor strategis Iran
yang dapat dijadikan sebagai alat multifungsi. Tiongkok berupaya menjaga keamanan
Iran dengan memberikan suplai senjata dan membantu Iran memodifikasi militer
sehingga Iran dapat menjaga teritorinya yang sangat penting bagi Tiongkok. Posisi
strategis Iran menjadi kunci hubungan kedua negara. Tiongkok dan Iran juga
menjalin kerjasama karena ketergantungan antara kedua negara.
Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah national interests dan
aliansi Alex Mintz dan balance of power Kenneth Waltz. Dari hasil analisa dengan
menggunakan tiga teori ini dapat disimpulkan bahwa Tiongkok dan Iran merasa
kedua negara mendapat keuntungan dengan adanya kerjasama sehingga kedua negara
ini tetap menjalankan kerjasama walaupun salah satu pihak yakni Iran berada di
bawah sanksi PBB.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
berkat dan rahmat sehingga skripsi yang berjudul “Faktor penyebab Tiongkok
menjalin kerjasama dengan Iran di bidang pertahanan keamanan (2008-2012)” ini
dapat terselesaikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah
pengetahuan dalam ilmu Hubungan Internasional.
Dalam penulisan skripsi ini, banyak kendala yang penulis alami. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangat sulit
untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1) Keluarga, khusunya kedua orangtua penulis yang selalu mendoakan dan
memberi dukungan pada penulis yang menjadi semangat sehingga skripsi ini
selesai
2) Teguh Santosa, MA, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis menyusun skripsi ini
3) Sahabat yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang banyak
membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
vii
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat dalam
menambah ilmu pengetahuan.
Jakarta, 20 Februari 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ............................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... ....... 1
B. Pertanyaan Penelitian ................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penulisan ................................... 8
D. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 9
E. Kerangka Teori ............................................................................ 13
F. Metode Penelitian ........................................................................ 17
G. Sistematika Penulisan ................................................................. 18
BAB II KEKUATAN PERTAHANAN KEAMANAN TIONGKOK
A. Politik Luar Negeri Tiongkok .................................................... 21
B. Kekuatan Pertahanan Militer Tiongkok ..................................... 25
BAB III PERTAHANAN KEAMANAN MILITER IRAN
A. Kondisi Iran Dalam Dunia Internasional ................................... 40
B. Kekuatan Pertahanan Militer Iran ............................................... 45
ix
BAB IV HUBUNGAN KERJASAMA PERTAHANAN TIONGKOK
DAN IRAN
A. Faktor Penyebab Tiongkok Menjalin Kerjasama dengan Iran Di Bidang
Pertahanan Kemanan .................................................................. 57
B. Pengaruh Posisi Strategis Iran Bagi Tiongkok ........................... 65
C. Kerjasama Tiongkok dan Iran di bidang pertahan keamanan ..... 76
D. Penurunan Hubungan Iran-Tiongkok ......................................... 84
BAB V KESIMPULAN ................................................................................. 89
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94
x
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
TABEL 1.1 Kerjasama Iran dan Tiongkok Dalam Bidang Pertahanan
Keamanan .................................................................................... 4
TABEL II.1 Impor Minyak Tiongkok ............................................................. 24
TABEL II.2 Transportasi Udara Militer Buatan Tiongkok ............................. 33
TABEL II.3 Kekuatan Militer Tiongkok . ...................................................... 36
TABEL III.1 Senjata Militer yang Diimpor Iran dan Masih Digunakan
Hingga Sekarang ........................................................................ 50
BAGAN III.1 Peta Iran .................................................................................... 61
Tabel IV.1 Persenjataan Iran ............................................................................ 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Skripsi ini membahas faktor Tiongkok melakukan kerjasama di bidang
pertahanan keamanan dengan Iran yang sedang mendapatkan tekanan internasional
karena mengembangkan nuklir. Tiongkok menyetujui sanksi terhadap pengembangan
nuklir Iran di DK PBB akan tetapi tidak ikut menjalankan sanksi tersebut. Tiongkok
menjalin kerjasama pertahanan untuk membantu Iran dalam memodernisasi militer.
Program nuklir Iran dianggap oleh sejumlah negara, terutama Amerika
Serikat, sebagai upaya Iran untuk mempersenjatai diri, walaupun sejak awal Iran
mengatakan program nuklir itu untuk kepentingan damai.1 Pengakuan Iran tidak
lantas membuat AS dan negara sekutunya mempersilahkan Iran melanjutkan program
nuklirnya. Sebaliknya berbagai upaya dilakukan untuk menghentikan keinginan Iran
melanjutkan program nuklir. Sejak tahun 1979 AS telah mengembargo ekonomi
Iran.2
Sikap agak berbeda diperlihatkan Tiongkok terhadap program pengembangan
nuklir Iran. Tiongkok pada dasarnya tidak mendukung pengembangan nuklir Iran.
1Anthony H. Cordesman dan Bryan Gold. The Gulf Military Balance: Volume II: The Missile and
Nuclear Dimensions. Diakses dari cryptome.org/2014/03/gulf-mil-balance.pdf, h. 77-78. 2 1979 Iran mengalami revolusi yang ditandai dengan pergantian pemerintahan dari Syah Reza
Pahlevi yang berkiblat ke Barat menjadi pemerintahan Ayatollah Khomeini yang lebih mengutamakan nasionalisme.
2
Namun Tiongkok juga tidak menentang program nuklir Iran selama pengembangan
nuklir berada di bawah pengawasan IAEA. Tiongkok juga berpendapat bahwa setiap
negara yang tergabung dalam anggota Non-Proliferation Treaty (NPT) memiliki hak
mengembangkan nuklir untuk tujuan damai.3
Tiongkok adalah salah satu negara yang berpengaruh di dunia dan memiliki
hak veto di DK PBB. Dalam memperlancar upaya menghentikan program nuklir Iran
dibutuhkan dukungan Tiongkok yang memiliki peran dalam pengembangan nuklir
tersebut. Selain itu Tiongkok juga menjadi negara pengimpor energi dari Iran yang
dianggap dapat membantu keuangan Iran dan akhirnya bisa memperlancar program
pengembangan nuklir Iran.4
Pada tahun 2011 setelah Barack Obama memperbaharui embargo terhadap
minyak Iran, negara sekutu AS seperti Inggris, Australia, Kanada dan Uni Eropa
kemudian mengikuti langkah ini.5 Keputusan negara-negara tersebut ikut
mengembargo Iran karena menganggap Iran melanggar aturan IAEA mengenai
pengembangan teknologi nuklir. Embargo dilakukan untuk melemahkan ekonomi
Iran sehingga berhenti mengembangkan program nuklirnya.6
Usulan AS dan negara Uni Eropa mengembargo minyak Iran menyebabkan
dilema bagi Tiongkok.7 AS dan negara Uni Eropa adalah partner dagang terbesar
3 Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-
Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 43. 4 Ibid., h. 56.
5 Ibid., h. 54-57.
6 Ibid., h. 56.
7 Ibid., h. 43.
3
Tiongkok.8 Namun Tiongkok juga membutuhkan Iran yang menjadi negara penyuplai
energi bagi Tiongkok.9 Jika minyak Iran diembargo maka Tiongkok akan kehilangan
salah satu negara penyuplai energinya. Tiongkok menolak untuk mengembargo
minyak Iran karena 11% dari kebutuhan minyak Tiongkok diperoleh dari Iran.10
Tiongkok berupaya menjaga hubungan yang baik dengan AS maupun Iran
karena kedua negara ini merupakan partner yang penting bagi Tiongkok.11
Tiongkok
menyetujui Resolusi DK PBB atas nuklir Iran sebagai bentuk dukungan Tiongkok
atas usulan AS. Sanksi atas pengembangan teknologi nuklir Iran ditunjukkan dengan
persetujuan Tiongkok dalam beberapa Resolusi DK PBB seperti Resolusi 1737 pada
tahun 2006 dan Resolusi 1747 pada tahun 2007.12
Dalam Resolusi 1737, DK PBB meminta Iran untuk segera menghentikan
program nuklirnya dan meminta Iran untuk bersedia bekerjasama dengan IAEA untuk
menyelesaikan masalah nuklirnya.13
Sedangkan dalam Resolusi 1747, DK PBB
meminta kepada semua negara untuk menghentikan kerjasama militer dengan Iran.14
Walaupun Tiongkok menyetujui Resolusi DK PBB atas pengembangan nuklir
Iran, Tiongkok tetap menjalin hubungan kerjasama pertahanan dengan Iran.
Tiindakan tersebut terlihat pada tabel I.1.
8 Ibid.
9 Julie Jiang dan Jonathan Sinton. Overseas Investments by Chinese National Oil Companies. Diakses
dari www.iea.org/.../overseas_china.pdf, h. 6. 10
Ibid. 11
Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 43. 12
http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2007.shtml. Diakses pada 11/10/2014. 13
Security Council Committee established pursuant to resolution 1737 (2006). http://www.un.org/sc/committees/1737/index.shtml. Diakses pada 11/10/2014. 14
http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2007.shtml. Diakses pada 11/10/2014.
4
Tabel I.1 Kerjasama Iran dan Tiongkok Dalam Bidang Pertahanan Keamanan
TAHUN KERJASAMA
2008 Iran mendaftarkan diri menjadi anggota Organisasi Kerjasama Shanghai.
2008-2010 Mengembangkan Kosar, rudal jelajah ringan hasil modifikasi dari C-701 milik
Tiongkok.
2010 Menerima rudal jelajah ringan C-705 Tiongkok.
2010 Memproduksi rudal antiship Nasr-1 hasil rancangan berdasarkan rudal C–704 milik
Tiongkok.
2010 Memproduksi Noor berdasarkan rudal C-802 milik Tiongkok.
Februari 2012
Memulai produksi Zafar, rudal jarak pendek Angkatan Laut hasil rancangan rudal C-701
AR milik Tiongkok.
Juni 2012
Tiongkok dan Rusia memblokir keanggotaan Iran dari Organisasi Kerjasama Shanghai.
Sumber: China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov.
Tindakan Tiongkok dalam melakukan hubungan kerjasama khususnya di
bidang pertahanan keamanan dengan Iran tersebut mengakibatkan AS menjatuhkan
sanksi atas perusahaan-perusahaan Tiongkok.15
Sanksi tersebut dijatuhkan pada
beberapa perusahaan Tiongkok seperti China Shipbuilding and Offshore
International Corporation pada tahun 2008, LIMMT (Dalian) Metallurgy and
Minerals Company pada tahun 2009, Zibo Chemet Equipment Company pada tahun
15
Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 40.
5
2010 dan Dalian Zhongbang Chemical Industries Company pada tahun 2011, serta
beberapa perusahaan lainnya.16
Sebelum PBB menjatuhkan sanksi melalui Resolusi 1737, Tiongkok juga
sudah memperlihatkan dukungan khususnya terhadap pengembangan pertahanan Iran
dengan menetapkan Iran sebagai negara pengamat Shanghai Cooperation
Organization (SCO) pada tahun 2005.17
Pada bulan Maret 2008 Mentri Luar Negeri
Iran, Manouchehr Mottaki mengisyaratkan keinginan negara untuk menjadi anggota
tetap di SCO. Iran menganggap pertahanan keamanan negaranya dapat ditingkatkan
dengan melakukan kerjasama dengan Tiongkok di Organisasi Kerjasama Shanghai.18
Sebelum mendapat sanksi penghentian suplai senjata dari PBB, Iran sudah
memiliki perlengkapan militer yang diperoleh dari hasil kerjasama dengan Tiongkok,
Rusia dan beberapa negara lain pada masa Syah Reza Pahlevi di era tahun 1970an.
Lembaga nonprofit yang berbasis di AS, Nuclear Threat Initiative (NTI)
menyebutkan Iran sempat melakukan kerjasama pembuatan rudal dengan Israel pada
tahun 1977. Rudal Israel dengan nama Israeli Gabriel anti-ship Missile menjadi rudal
yang dimodifikasi oleh Israel dan Iran dan kemudian dijual ke Iran. AS yang masih
menjalin hubungan baik dengan Iran pada saat itu juga menyuplai pesawat canggih ke
Iran seperti F-4 Phantom, F-14 Tomcat dan F-5A Freedom Figther.19
16
Ibid., h. 58-63. 17
Peimani, Hooman. Conflict and Security in Central Asia and the Caucasus. (Santa Barbara: ABC-CLIO, LLC, 2009), h. 320. 18
Ibid. 19
http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 11/10/2014.
6
Menurut Cordesman dalam The Gulf Military Balance (2014) Iran juga telah
memiliki rudal-rudal yang mulai diproduksi sejak perang Iraq-Iran (1980-1988)
seperti Zelzal. Zelzal adalah rudal hasil kerjasama Iran dengan Tiongkok dan Korea
Utara yang dapat menempuh jarak sejauh 100 km. Selain Zelzal, Iran juga memiliki
Fateh-110 yang diproduksi dengan bantuan Tiongkok. Rudal Ini memiliki daya
tempuh sekitar 200 hingga 400 km. Iran juga memiliki varian rudal Sahab yang
merupakan hasil modifikasi dari rudal Rusia dan Korea Utara.20
Program nuklir Iran juga banyak mengalami perkembangan karena banyak
menjalin kerjasama internasional dengan negara-negara lain seperti Tiongkok.21
Kerjasama nuklir antara Tiongkok dan Iran ditunjukkan dengan perjanjian nuklir
jangka panjang sejak tahun 1987 hingga tahun 1990. Tingkok bersedia melatih
personil-personil Iran dan menyediakan 1,6 ton uranium jenis UF6 untuk
mengembangkan nuklir Iran.22
Tiongkok juga menjadi negara yang memberikan
suplai senjata bagi Iran selama masa perang dengan Irak tahun 1980-1988.23
20
Anthony H. Cordesman dan Bryan Gold. The Gulf Military Balance: Volume II: The Missile and Nuclear Dimensions. Diakses dari cryptome.org/2014/03/gulf-mil-balance.pdf, h. 6-12. 21
John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC: University of Washington Press: 2006 ), h. 143-153. 22
Ibid. 23
Ibid., h. 166-168.
7
Pengaruh Tiongkok dalam program pertahanan keamanan Iran penting untuk
dibahas karena AS adalah partner dagang terbesar kedua Tiongkok setelah negara Uni
Eropa. Tiongkok berusaha mempertahankan hubungan kerjasama dengan AS dan Iran
yang memiliki hubungan tidak harmonis. Tiongkok menyetujui sanksi atas
pengembangan nuklir Iran sebagai upaya dalam menjaga hubungan dengan AS.
Namun Tiongkok juga tidak menghentikan hubungan kerjasama dengan Iran
walaupun Tiongkok menyetujui sanksi atas program pengembangan nuklir Iran di
DK PBB. Selain itu, Tiongkok juga berani mengambil posisi dengan dijatuhi sanksi
oleh AS terhadap beberapa perusahaan negaranya karena menjalin hubungan
kerjasama dengan Iran.
Periodeisasi 2008-2012 dalam skripsi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa
pada tahun 2008 kendati mengalami tekanan berupa embargo dari PBB, Iran
mengajukan diri sebagai anggota tetap di SCO. Sementara di tahun 2012 hubungan
Iran-Tiongkok mulai munurun. Di tahun itu Tiongkok memblokir keanggotaan Iran
dari Organisasi Kerjasama Shanghai.
I.2 Pertanyaan Penelitian
Setelah mengalami modernisasi, kekuatan militer Tiongkok merupakan salah
satu yang diperhitungkan oleh negara maju. Tiongkok memiliki pandangan yang agak
berbeda dengan dunia internasional khususnya AS dan sekutunya mengenai program
nuklir Iran dengan alasan setiap negara anggota NPT memiliki hak yang sama dalam
8
mengembangkan nuklir untuk kepentingan damai.24
Ketika AS mengusulkan untuk
mengembargo minyak Iran, Tiongkok memilih untuk melakukan kerjasama.
Berdasarkan pada uraian singkat diatas skripsi ini berusaha untuk mengidentifikasi:
Apa saja faktor yang menyebabkan Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan
keamanan dengan Iran di saat Iran dalam tekanan dunia internasional?
Asumsi sementara: suplai minyak dari Iran mengingat pertumbuhan industri dan
teknologi Tiongkok membutuhkan suplai minyak yang tinggi.
I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Faktor penyebab Tiongkok dalam menjalin kerjasama pertahanan keamanan dengan
Iran menjadi sebuah masalah yang harus dibahas dengan tujuan:
Mengetahui alasan Tiongkok menjalin kerjasama keamanan dengan negara
yang sedang mengalami tekanan internasional yakni Iran.
Mengetahui jenis kerjasama pertahanan keamanan antara Tiongkok dan Iran.
Manfaat penelitian:
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca dan dapat menambah pengetahuan dalam ilmu hubungan
internasional.
24
Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 43.
9
I.4 Tinjauan Pustaka
Pertahanan keamanan menjadi salah satu topik yang banyak dibahas dalam
hubungan internasional seperti dalam “China-Iran: A Limited Partnership (2012)
oleh Marybeth Davis” menjelaskan hubungan Tiongkok dan Iran merupakan
hubungan yang saling menguntungkan sehingga kedua negara merasa saling
ketergantungan. Tiongkok dan Iran melakukan pertukaran dalam perdagangan.
Tiongkok membayar minyak Iran dengan senjata. Tidak saja memberi suplai
peralatan persenjataan bagi kekuatan militer Iran, Tiongkok juga menjadi penyuplai
atom-atom yang digunakan untuk pengayaan uranium Iran. Sejak tercetus perang Iran
dan Iraq pada tahun 1980-1988, Tiongkok terus menyuplai Iran dengan senjata. Hal
Ini dilakukan karena pada saat itu kedua negara sama-sama membutuhkan. Iran
membutuhkan senjata untuk berperang, sedangkan Tiongkok membutuhkan pasar
untuk menjual senjata. Hubungan Iran dan Tiongkok mulai terjalin sejak saat
tersebut. Di era 90an, Tiongkok mengalami kemajuan industri dan teknologi
pertahanan serta kemajuan dalam pengembangan energi nuklir dan rudal. Saat itu
Tiongkok mulai mengirim bantuan kepada Iran khususnya membantu dalam
pengembangan nuklir.
Masalah nuklir Iran membuat banyak negara memutuskan hubungan dengan
Iran.25
Berbeda halnya dengan Tiongkok yang masih menjalin kerjasama dengan Iran
untuk memenuhi kebutuhan energi. Tindakan Tiongkok mendukung nuklir Iran
25
Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 54-57.
10
membuat AS memaksa Tiongkok untuk segera menyetujui pemberian sanksi. Namun
Tiongkok tetap menolak usulan AS. Hubungan Tiongkok dan Iran tidak hanya dalam
masalah pertahanan keamanan tetapi juga mencakup masalah ekonomi. Hubungan
Tiongkok dan Iran banyak mendapat tekanan dari Amerika Serikat yang
menyebabkan Tiongkok harus mengambil kebijakan untuk menjaga hubungan
kerjasama dengan Iran namun tetap menjalin hubungan yang baik dengan Amerika
Serikat. Kedekatan antara Tiongkok dan Iran membuat para politisi Tiongkok
berpendapat bahwa posisi Tiongkok akan berada dalam kondisi yang berbahaya jika
AS merasa Tiongkok terlalu mendukung Iran. Tiongkok terpaksa membatasi
hubungan dengan Iran demi menjaga hubungan baik dengan AS.26
Sedangkan dalam “Respon AS Terhadap Program Teknologi Nuklir Iran
(2005-2010)” yang ditulis oleh Ragil Wibisono yang disusun untuk gelar Strata I
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menjelaskan upaya Iran dalam
membuktikan program nuklir untuk kepentingan damai akibat mendapat tekanan dari
AS. Iran membuktikan nuklir yang disebut untuk kepentingan damai dengan
memberitahukan pada dunia mengenai aktifitas nuklir Iran di bawah pengawasan
IAEA serta penandatanganan perjanjian NPT mengenai larangan pengembangan
nuklir. Upaya ini tidak lantas membuat AS dan sekutunya percaya. AS menggunakan
kekuatan politiknya di berbagai kawasan seperti di Asia dan Eropa untuk tidak
26
Ibid., h. 43.
11
mendukung program nuklir Iran. AS juga mendesak DK PBB untuk memberikan
sanksi pada Iran karena tidak menghentikan program nuklirnya.27
Tindakan AS memaksa Iran untuk menghentikan program nuklir akhirnya
mengundang simpati dunia Internasional seperti Tiongkok, Rusia, Venezuela,
Nicaragua, Kuba, Bolivia serta Organisasi Konferensi Islam dan Gerakan Non Blok
mendukung pengembangan nuklir Iran.28
Rasa simpati dari dunia internasional
muncul karena menganggap tindakan AS tidak adil pada Iran. Organisasi dan negara
yang bersimpati pada nuklir Iran menganggap bahwa setiap negara memiliki hak
yang sama untuk mengembangkan nuklir untuk kepentingan damai. Hal ini sesuai
dengan pasal IV kerangka NPT dan Iran telah mematuhi aturan tersebut dengan
melaporkan perkembangan nuklir pada IAEA.29
AS menggunakan alasan nuklir untuk memojokkan Iran. Upaya ini dilakukan
untuk melindungi Israel di Timur Tengah karena merasa terancam dengan kemajuan
teknologi militer Iran.30
AS juga berusaha untuk mempertahankan pengaruhnya di
Timur Tengah dan kurang suka jika negara Muslim terutama Iran tidak berperilaku
sesuai dengan keinginannya. Israel juga meminta AS untuk menyerang Iran untuk
menghentikan nuklirnya. Namun AS tidak menanggapi permintaan tersebut karena
27
Wibisono, Ragil. Respon AS Terhadap Program Teknologi Nuklir Iran (2005-2010). Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitad Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, h. 86-96. 28
Ibid. 29
Ibid. 30
Ibid.
12
ingin menumbuhkan citra kembali setelah melakukan invansi ke Iraq dan
Afganistan.31
Dalam “Dukungan Tiongkok Terhadap Program Nuklir Iran (2006-2009)”
oleh Agung Nugroho Alumni Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas
Riau membahas mengenai upaya Iran dalam mengembangkan nuklir mendapat
tekanan dari AS dan Eropa. Tiongkok dan Rusia menolak usulan AS dan Eropa untuk
memberi sansi bagi Iran. Tiongkok menolak sanksi Iran karena berpendapat akan
mengalami kesulitan dalam mencari sumber energi baru. Tiongkok juga
mempertimbangkan kerugian yang akan dialami jika Iran diembargo karena investasi
yang telah ditanam Tiongkok di Iran. Tiongkok berpendapat bahwa kerugian yang
akan ditanggung negara lebih besar dari pada tekanan yang diberikan oleh Barat.
Upaya Tiongkok mencari sumber-sumber energi menimbulkan kekhawatiran AS. Hal
ini dikarenakan Tiongkok mencari sumber energi dari negara-negara yang menentang
AS seperti Iran, Myanmar, Korea Utara, Pakistan, Angola, Zimbabwe, Sudan dan
negara-negara di Amerika Latin. AS khawatir upaya Tiongkok akan melahirkan
kekuatan baru di dunia.
Kebijakan luar negeri Tiongkok mendukung program nuklir Iran merupakan
upaya untuk mencapai kepentingan nasional. Tiongkok menjalin kerjasama dengan
Iran di bidang pengembangan nuklir sejak awal tahun 1990an. Tiongkok
menyediakan reaktor, melatih tenaga ahli Iran dan membantu dalam pengoperasian
reaktor nuklir. Melalui DK PBB, Tiongkok menolak sanksi sebagai cara penyelesaian
31
Ibid.
13
masalah nuklir Iran. Tiongkok mendukung program nuklir Iran namun tidak juga
oposisi terhadap Barat. Alasan Tiongkok mendukung program nuklir Iran hanyalah
untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Tiongkok
memiliki pengaruh besar terhadap kebutuhan minyak dan gas. Tiongkok berusaha
mencari sumber-sumber energi yang tidak dapat dipenuhi negara untuk mendukung
laju pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan dalam faktor penyebab Tiongkok menjalin kerjasama dengan Iran
di bidang pertahanan keamanan, penulis mencoba untuk menjelaskan faktor-faktor
yang menyebabkan Tiongkok menjalin hubungan kerjasama keamanan dengan Iran di
saat Iran sedang mendapat sanksi dari DK PBB karena program pengembangan
nuklir. Perbedaan dari penulisan ini dengan penulisan-penulisan sebelumnya terletak
pada pembahasan yang tidak memfokuskan pada pembahasan nuklir melainkan
hubungan kerjasama pertahanan keamanan Tiongkok dan Iran dengan memberikan
bentuk-bentuk kerjasama yang telah dilakukan.
I.5 Kerangka Teori
Motivasi Tiongkok menjalin hubungan kerjasama dengan Iran di bidang
pertahanan dan keamanan akan dianalisa dengan menggunakan teori aliansi dan teori
balance of power dalam konsep realis serta menggunakan konsep national interests.
14
National interests
Dalam Understanding Foreign Policy Decision Making (2010) Alex Mintz
menyebutkan bahwa kebijakan luar negeri suatu negara biasanya dipengaruhi oleh
kepentingan nasional. Pembentukan kerjasama dengan dunia internasional juga
biasanya merupakan upaya untuk mencapai kepentingan nasional.32
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok memberikan dampak yang besar bagi
teknologi dan industri. Hal ini mengakibatkan kebutuhan energi seperti minyak dan
gas juga meningkat. Iran adalah salah satu negara penyuplai minyak bagi Tiongkok.
Iran memasok hingga 11% dari total kebutuhan minyak Tiongkok.33
Kerjasama
antara Iran dan Tiongkok merupakan kerjasama yang dibentuk untuk mencapai
kepentingan kedua negara baik dalam bentuk politik dan ekonomi. Hubungan kedua
negara yang sempat terputus dan kembali terjalin dipengaruhi oleh faktor ekonomi.34
Aliansi
Menurut Alex Mintz dalam Understanding Foreign Policy Decision Making
(2010), salah satu kebijakan yang penting yang harus dilakukan oleh penguasa negara
adalah membentuk aliansi karena dianggap dapat menghindarkan terjadinya perang.
Aliansi militer menjadi hubungan yang paling banyak berpengaruh dalam negara
32
Mintz, Alex and Derouen, Karl. Understanding foreign policy decision making. (New York: Cambridge University Press, 2010), h. 130-131. 33 Julie Jiang dan Jonathan Sinton. Overseas Investments by Chinese National Oil Companies. Diakses
dari www.iea.org/.../overseas_china.pdf, h. 6. 34
Marybeth Davis. Dkk. China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 7-24.
15
karena dianggap dapat mengurangi ancaman masuk dalam negara. Hal ini terjadi
karena dengan pembentukan aliansi akan mendukung terjadinya arms races yang
digunakan untuk menjaga stabilitas negara dari ancaman negara lain. Dengan
pembentukan aliansi, kedua negara bisa bersepakat untuk menghadapi perang jika
salah satu negara mendapat serangan dari musuh. Namun pembentukan aliansi juga
bisa dilakukan tanpa kesepakatan berperang dalam menghadapi musuh. Pembentukan
aliansi juga dianggap sebagai cara untuk menciptakan balance of power.35
Hubungan kerjasama antara Iran dengan Tiongkok yang sudah dimulai pada
era 70an telah menimbulkan keadaan saling ketergantungan antara Tiongkok dan
Iran. Tiongkok tergantung pada minyak Iran sedangkan Iran tergantung pada
perlengkapan persenjataan Tiongkok. Hubungan antara Tiongkok dan Iran juga
sering disebut sebagai natural partner karena pada dasarnya hubungan kedua negara
terbentuk karena adanya saling ketergantungan. Hubungan antara Tiongkok dan Iran
sempat terhenti ketika Amerika Serikat menuduh program nuklir Iran untuk
kepentingan keamanan. Setiap negara yang memiliki hubungan dengan Iran diminta
untuk menghentikan hubungan khususnya bagi negara yang membantu program
nuklir Iran. Tiongkok sempat membatalkan kerjasama dengan Iran karena tekanan
35
Mintz, Alex and Derouen, Karl. Understanding foreign policy decision making. (New York: Cambridge University Press, 2010), h. 126-127.
16
dari AS. Namun hubungan kembali berlanjut karena adanya perasaan saling
ketergantungan antara Tiongkok dan Iran.36
Balance of power
Balance of power menurut Kenneth Waltz dalam Theory of international
politics (1979) adalah upaya untuk menciptakan perdamaian karena adanya usaha
untuk menghindari dominasi kekuatan yang besar. Setiap negara akan melakukan
aliansi untuk melindungi diri dari pengaruh kekuatan asing atau untuk menghindari
kekalahan. Balance of power merupakan strategi yang digunak untuk meningkatkan
kemampuan militer untuk mengimbangi ancaman dari lawan.37
Balance of power pada dasarnya merupakan upaya suatau negara untuk
melindungi negaranya sendiri. Suatu negara yang merasa terancam dengan dominasi
kekuatan negara lain akan berusaha menjalin kerjasama dengan negara yang
merasakan hal sama dengan negaranya untuk mengimbangi kekuatan dominasi
tersebut. 38
Kerjasama antara Tiongkok dan Iran terjalin karena peningkatan pengaruh AS
di kawasan Asia dan Timur Tengah. Tiongkok dan Iran menjalin hubungan aliansi
untuk menghentikan pengaruh AS. Tiongkok dan Iran menyatakan keinginan untuk
36
Marybeth Davis. Dkk. China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 7-24. 37
Kenneth N. Waltz. Theory of International Politics. (Berkeley: Addison-Welesy Publishing Company, 1979), h.103-128. 38
Ibid.
17
menjalin kerjasama dalam perdagangan seperti gas, industri minyak, sektor
petrokimia serta infrastruktur untuk membangun jaringan pipa gas. Tiongkok akan
memberikan dukungan terhadap Iran dengan memberikan bantuan teknologi
persenjataan dan di pihak lain Iran akan menyuplai minyak ke Tiongkok.39
I.6 Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian
kualitatif yang menjelaskan tentang kajian yang bersifat sebab-akibat. Jenis penelitian
ini sesuai dengan tujuan peneliti yang dibatasi oleh rentang waktu dalam
menggambarkan permasalahan terkait dengan isu kerjasama pertahanan keamanan
antara Tiongkok dan Iran. Penulis akan mencoba menjelaskan tindakan Tiongkok
menjalin hubungan kerjasama di bidang pertahanan keamanan dengan Iran yang
dianggap dapat mengancam keamanan Tiongkok sendiri karena Iran yang sedang
memiliki masalah dengan dunia internasional.
Jenis data yang penulis gunakan dalam tekhnik pengumpulan data adalah jenis
data sekunder yang diperoleh dari buku-buku literature maupun situs internet yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas dan menggunakan teknik library research
dengan mencari buku-buku, surat kabar, website serta berbagai sumber informasi
yang dapat mendukung dalam meneliti permasalahan yang diangkat dan digabung
untuk menganalisis masalah.
39
Marybeth Davis. Dkk. China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 7-24.
18
Jenis data yang akan digunakan adalah data teoritis, yakni data yang diperoleh
dari berbagai sumber dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan
diteliti sedangkan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif yang selanjutnya akan
dianalisis dan dijawab berdasarkan fenomena-fenomena dan data yang diperoleh.
I.7 Sistematika Penulisan
Dalam Bab I, membahas mengenai pendahuluan dengan menguraikan latar belakang
masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Dalam latar belakang masalah akan dijelaskan mengenai masalah yang dihadapi oleh
Iran serta tanggapan Tiongkok terhadap masalah tersebut. Tiongkok memberikan
dukungan pada Iran walaupun dunia internasional berusaha untuk menjatuhkan sanksi
pada Iran. Tiongkok muncul sebagai negara yang melindungi Iran di DK PBB
walaupun tidak semua sanksi yang dijatuhkan pada Iran ditolak Tiongkok.
Dalam Bab II, membahas mengenai politik luar negeri dan kekuatan militer
Tiongkok. Politik luar negeri berpengaruh pada kepentingan energi. Pertumbuhan
teknologi dan industri membuat Tiongkok harus mencari sumber energi dari luar
negara karena negara dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan domestik. Politik
luar negeri Tiongkok menggambarkan bahwa Tiongkok lebih mementingkan
keamanan energi daripada ideologi. Politik luar negeri Tiongkok juga mendorong
Tiongkok untuk melakukan modernisasi pertahanan.
19
Dalam modernisasi militer dijelaskan upaya Tiongkok dalam meningkatkan
kemampuan pertahanan. Tiongkok mulai mengganti senjata militer yang dianggap
sudah tua dengan senjata yang lebih canggih dan modern. Kekuatan laut dan udara
menjadi prioritas utama karena Tiongkok menganggap dua kekuatan tersebut akan
mengurangi fungsi kekuatan darat. Modernisasi militer dilakukan untuk menjaga
pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
Dalam Bab III, membahas mengenai kondisi Iran yang sedang berada dalam tekanan
dunia internasional dan membahas mengenai kekuatan pertahanan militer Iran. Nuklir
Iran menjadi penyebab munculnya berbagai konflik. Embargo menjadi masalah yang
harus diterima karena nuklir.
Garda revolusi menjadi angkatan bersenjata yang paling berpengaruh bagi kekuatan
militer Iran. Pertahanan militer Iran mengalami modernisasi dengan penggantian
senjata yang sudah tua. Modernisasi militer dilakukan untuk mempertahankan
kedaulatan negara.
Dalam Bab IV, membahas mengenai faktor penyebab Tiongkok menjalin kerjasama
dengan Iran di bidang pertahanan keamanan dan membahas mengenai kerjasama
yang dilakukan. Pengaruh Iran bagi Tiongkok menjadi alasan Tiongkok untuk
menjaga hubungan dengan Iran walaupun Iran sedang berada dalam tekanan dunia
internasional. Pengaruh Iran bagi Tiongkok bisa berbentuk politik, ekonomi dan
sebagainya. Peranan Iran memberi pengaruh bagi politik luar negeri Tiongkok
20
sehingga berusaha untuk tetap membela Iran di DK PBB. Kerjasama Tiongkok dan
Iran di bidang pertahanan keamanan dilihat dari penjualan senjata, pembelian lisensi
senjata hingga pelatihan pengembangan nuklir.
Dalam Bab V, membahas mengenai kesimpulan dari seluruh pembahasan dalam
penelitian. Isi dari pembahasan adalah menjawab pertanyaan mengenai faktor
penyebab Tiongkok melakukan kerjasama dengan Iran yang sedang dalam tekanan
internasional.
21
BAB II
KEKUATAN PERTAHANAN KEAMANAN TIONGKOK
Dalam Bab ini akan dijelaskan mengenai pertahanan militer Tiongkok dan
politik luar negeri Tiongkok. Dalam politik luar negeri Tiongkok akan dibahas
mengenai kebutuhan energi sehingga Tiongkok menolak usulan AS untuk
mengembargo energi Iran di DK PBB. Sedangkan dalam pertahanan militer
Tiongkok akan dibahas mengenai modernisasi militer dan persenjataan militer
Tiongkok yang menimbulkan kekhawatiran bagi dunia internasional.
II.1 Politik Luar Negeri Tiongkok
Politik luar negeri adalah upaya suatu negara untuk menjalin kerjasama
dengan negara lain. Politik luar negeri bertujuan untuk mencapai kepentingan
nasional. Untuk mencapai kepentingan nasional, negara-negara maju yang memiliki
industri dan teknologi modern akan menjalin hubungan kerjasama dengan negara-
negara berkembang.40
Hal ini disebabkan oleh sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui banyak diperoleh dari negara berkembang sedangkan negara tersebut
tidak bisa mengolah sumber daya alamnya. Kelemahan negara berkembang untuk
mengolah sumber daya alamnya menjadi sebuah peluang besar bagi negara maju di
40
http://www.academia.edu/8471042/PENGERTIAN_HUBUNGAN_INTERNASIONAL_POLITIK_INTERNASIONAL_DAN_POLITIK_LUAR_NEGERI
22
bidang teknologi dan industri untuk memenuhi kebutuhan energi sehingga negara
maju memilih untuk menjalin kerjasama dengan negara berkembang.41
Tiongkok menjadi salah satu negara dengan industri dan teknologi modern
yang melakukan kerjasama dengan negara berkembang untuk memenuhi suplai
energi. Tiongkok berupaya untuk terus meningkatkan kekuatan negara sesuai dengan
tiga prinsip politik luar negeri yang pertama Tiongkok berupaya untuk meningkatkan
kekuatan militer, ekonomi dan politik untuk menjadi salah satu negara yang kuat di
dunia. Kedua, Tiongkok merupakan negara yang menjadi korban kekerasan negara
lain termasuk Barat dan Jepang sehingga menimbulkan rasa takut yang besar bagi
Tiongkok. Ketiga, negara lemah akan menjadi sarang kejahatan dari negara yang kuat
sehingga negara lemah tersebut harus membatasi ruang geraknya akibat adanya
dominasi dari negara kuat.42
Tiongkok menjadi salah satu negara yang kuat sekarang. Aktif di dunia
internasional menjadi salah satu contoh keberhasilan Tiongkok dalam meningkatkan
kekuatan negara. Hal tersebut menggambarkan Tiongkok menjadi salah satu negara
yang dipandang di dunia internasional. Untuk menjaga eksistensi negara, Tiongkok
berupaya meningkatkan kekuatan ekonomi, militer dan politik negaranya. Tiongkok
juga berusaha menjalin kerjasama dengan negara-negara yang berusaha menghambat
41
Peter Mackenzie. A Closer Look at China-Iran Relations. http://www.cna.org/research/2010/closer-look-china-iran-relations., h. 4-5. Diakses pada 21/11/2014. 42
Evan S. Medeiros. China’s International Behaviour: Activism, Opportunism, and Diversification. www.rand.org/content/dam/rand/pubs/monographs/.../RAND_MG850, h. 18. Diakses pada 3/11/2014.
23
pertumbuhan kekuatan negaranya karena menurut Tiongkok, menjalin kerjasama
dengan musuh lebih baik daripada menantangnya.43
Potensi ekonomi serta modernisasi militer dapat mendukung upaya Tiongkok
dalam mengejar kepentingan nasional. Kebijakan Tiongkok menjalin kerjasama
dengan Iran yang sedang dalam tekanan internasional merupakan cara untuk
mengejar kepentingan ekonomi dan keamanan di kawasan Timur Tengah. Keputusan
negara-negara seperti AS dan Uni Eropa menghentikan kerjasama dengan Iran
menjadi sebuah peluang besar bagi Tiongkok untuk mengejar kepentingan nasional.44
Tiongkok menjadi salah satu negara yang memiliki hak veto di DK PBB. Hal
ini menjadi salah satu pertimbangan bagi negara lain untuk menjalin kerjasama
dengan Tiongkok khususnya Iran. Keputusan Tiongkok menjalin kerjasama dengan
Iran menjadi alat bagi Iran untuk menjaga keutuhan negara di DK PBB.45
Hal ini
sesuai dengan kebijakan Tiongkok yang akan terus mendukung negara aliansinya di
DK PBB untuk menjaga kepentingan nasional. Selain itu, Iran juga menganggap
politik luar negeri Tiongkok yang bersifat anti hegemoni menjadi alasan Iran bersedia
bekerjasama dengan Tiongkok.46
43
Ibid., 17-21. 44
Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html., h. 8-10. Diakses pada 22/10/2014. 45
Marybeth Davis. Dkk. China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf., h. 43. 46
Ibid, h. 7.
24
Pertumbuhan industri dan teknologi yang pesat membuat kebutuhan energi
Tiongkok semakin bertambah sedangkan sumber energi negara dianggap tidak bisa
memenuhi kebutuhan. Tiongkok mulai mencari negara-negara penghasil minyak dan
gas di dunia untuk memenuhi kebutuhan energi karena terjadi peningkatan kebutuhan
energi setiap tahun. Negara-negara yang menjadi penyuplai energi bagi Tiongkok
selain Iran adalah Kazakhstan, Rusia, Venezuela, Sudan, Angola, Kuwait, Iraq,
Oman, Arab Saudi, Myanmar dan sebagainya.47
Tabel II.1 Impor Minyak Tiongkok
Tahun Total
2007 3872.7 kb/d
2008 3982.6 kb/d
2009 4245.7 kb/d
2010 4,7 mb/d
2011 5 mb/d
2012 5,7 mb/d
Sumber: Overseas Investments by Chinese National Oil Companies.
Keterangan: kb/d: thousand barrels per day.
mb/d: million barrels per day.
Lebih dari 50 persen kebutuhan minyak Tiongkok diimpor dari Timur
Tengah.48
Arab Saudi menjadi negara penyuplai minyak terbesar bagi Tiongkok.
47
Julie Jiang dan Jonathan Sinton. Overseas Investments by Chinese National Oil Companies. Diakses dari www.iea.org/.../overseas_china.pdf., h. 11. 48
Ibid., h. 6.
25
Total minyak yang diimpor dari Arab Saudi pada tahun 2011 mencapai 20%
kemudian Angola sebanyak 12%, Iran 11%, Oman 7% Iraq 5%, Sudan 5%. Untuk
memenuhi kepentingan nasional, Tiongkok lebih mengutamakan keamanan energi
daripada ideologi. Tiongkok berupaya menjalin hubungan baik dengan negara-negara
di kawasan Timur Tengah karena masalah keaman energi merupakan isu yang
penting bagi pertumbuhan kekuatan ekonomi, politik dan militer Tiongkok.49
Program modernisasi pertahanan adalah salah satu strategi Tiongkok untuk
mencapai kepentingan nasional. Modernisasi pertahanan dianggap penting untuk
melindungi kedaulatan negara. Modernisasi pertahanan Tiongkok dilakukan bukan
untuk menyaingi pengaruh AS di dunia melainkan hanya untuk menjaga kepentingan
nasional Tiongkok.50
II.2. Kekuatan Pertahanan Militer Tiongkok
Peningkatan ekonomi Tiongkok memberikan dampak positif bagi modernisasi
militer. Tiongkok berusaha memodernisasi militer karena menganggap bahwa
pertumbuhan ekonomi bisa dijaga oleh kekuatan militer.51
Setiap tahun anggaran
militer semakin meningkat sehingga menimbulkan perkembangan yang pesat dalam
49
Evan S. Medeiros. China’s International Behaviour: Activism, Opportunism, and Diversification. www.rand.org/content/dam/rand/pubs/monographs/.../RAND_MG850., h. 20-21. Diakses pada 3/11/2014. 50
Japan White Paper 2014. http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/pdf/2014/DOJ2014_1-1-3_web_1031.pdf., h. 31. Diakse pada 4/11/2014. 51
China White Paper on National Defense 2008. www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm., h. 7. Diakses pada 23/5/2014.
26
melakukan modernisasi militer. Pada tahun 2005, Tiongkok mengeluarkan anggaran
militer sekitar 29,9 miliyar dollar. Tahun 2006 anggaran militer menjadi 35 milyar
dollar, 2007 meningkat menjadi 45 milyar dollar, 2008 menjadi 57 milyar dollar,
2009 menjadi 70 milyar dollar dan pada tahun 2012 anggaran militer Tiongkok
mencapai sekitar 106 milyar dollar.52
Peningkatan anggaran militer diupayakan untuk
menyesuaikan kebutuhan militer dengan harga yang terus meningkat setiap tahun.
Peningkatan anggaran militer tidak hanya digunakan untuk belanja perlengkapan,
tetapi juga dalam masa latihan hingga waktu untuk beroperasi dalam perang.53
Dalam dokumen pertahanan Tiongkok, China’s White Paper on National
Defense (2008) disebutkan sejak 1979 Tiongkok sudah mulai membangun kekuatan
militer yang diupayakan setara dengan kekuatan ekonomi. Pertahanan militer
dianggap sebagai jalan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi sehingga pertumbuhan
ekonomi dan militer harus berbanding lurus.
People’s Liberation Army (PLA) adalah angkatan bersenjata Tiongkok yang
terbentuk pada 1 Agustus 1927.54
Pasukan ini memiliki peran yang penting dalam
melindungi kepentingan nasional Tiongkok. PLA dibagi dalam pasukan Angkatan
Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara dan ditambah dengan Angkatan Artileri
Kedua yang bertugas secara khusus pada masalah persenjataan nuklir yang terbentuk
52
http://www.globalsecurity.org/military/world/china/budget.htm. Diakses pada 3/11/2014. 53
Ibid. 54
China White Paper on National Defense 2008. www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm., h. 20. Diakses pada 23/5/2014.
27
secara resmi pada Juni 1966. Semua pasukan bersenjata Tiongkok berada di bawah
kendali Central Military Commission (CMC).55
Dalam China's National Defense (2008) disebutkan bahwa strategi angkatan
bersenjata Tiongkok diutamakan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Setelah mengalami modernisasi, Tiongkok berpendapat bahwa jumlah angkatan
bersenjata tidak menjadi patokan kekuatan militer. Angkatan bersenjata Tiongkok
diwajibkan mampu menggunakan teknologi yang modern sehingga perekrutan calon
angkatan bersenjata lebih diutamakan pada orang-orang yang berpendidikan. Untuk
memenuhi persyaratan tersebut pemerintah Tiongkok memberikan beasiswa bagi
calon PLA untuk sekolah di berbagai universitas demi mendapatkan hasil angkatan
yang ahli dalam bidang teknologi dan informasi.
Tiongkok melakukan modernisasi militer untuk menjaga kedaulatan negara,
menjaga keamanan dan keutuhan negara, menjaga keamanan negara di luar angkasa,
serta meningkatkan perdamaian dalam negara. Hal ini sesuai dengan buku pertahanan
Tiongkok “China Defence White Paper 2013.” Tiongkok menerapkan strategi
defence untuk militer yakni tidak akan menyerang satu negara jika negara tersebut
tidak lebih dulu menyerang. Militer Tiongkok juga tidak difokuskan pada masalah
perang. Pasukan ini juga digunakan untuk misi perdamaian dunia seperti untuk
55
Ibid., h. 18.
28
memerangi terorisme menolong korban bencana alam, serta dikhususkan untuk
menjaga pertumbuhan ekonomi negara.56
Potensi militer Tiongkok lebih difokuskan pada pengembangan Angkatan
Laut dan Angkatan Udara. Tiongkok menganggap bahwa kekuatan udara serta
serangan jarak jauh dapat mengurangi peranan kekuatan Angkatan Darat. Angkatan
Darat dimodernisasi dengan pengembangan sistem komunikasi karena menurut
Tiongkok keunggulan dalam informasi dapat memberikan dampak yang positif untuk
menjaga keamanan negara. Angkatan Laut dimodernisasi dengan penggantian
persenjataan yang sudah tua. Angkatan Laut diwajibkan mampu menggunakan
senjata konvensional dan nuklir. Angkatan Udara Tiongkok melakukan
pengembangan kekuatan dengan upaya penggantian pesawat-pesawat tua yang sudah
digunakan sejak tahun 1950 atau era tahun 60an. Angkatan artileri kedua menjadi
angkatan yang bertugas dalam menangani senjata nuklir.57
Dalam China’s military modernization (2008), C. Fred Bergsten menyebutkan
Tiongkok melakukan modernisasi militer dengan pengadaan persenjataan modern dan
meningkatan teknologi militer. Hal ini dilakukan sebagai bentuk persiapan Tiongkok
dalam menjaga pertahanan dalam dunia internasional. Dalam pengadaan persenjataan
modern, Tiongkok berusaha menjalin hubungan perdagangan senjata dengan Rusia
seperti membeli pesawat tempur jenis Sukhoi tipe Su-27 dan Su-30, kapal selam jenis
56
China Defence White Paper 2013. http://www.nti.org/media/pdfs/China_Defense_White_Paper_2013.pdf., h. 31-32. Diakses pada 4/11/2014. 57
China White Paper on National Defense 2008. www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm., h. 20. Diakses pada 23/5/2014., h. 20-31.
29
Sovremenyy yang memiliki peluru kendali anti-kapal, serta peluru kendali lintas
benua. Tiongkok berupaya memproduksi persenjataan konvensional dalam negeri
seperti kapal selam dan pesawat tempur tipe J-10. Tiongkok juga berupaya
memproduksi peluru kendali, meningkatkan peralatan komunikasi khususnya C4ISR,
serta meningkatkan kemampuan nuklir dan meningkatkan kemampuan di luar
angkasa. Tiongkok mulai menciptakan profesionalisme dalam angkatan militer yang
diharapkan mampu menggunakan teknologi yang modern. Tiongkok melakukan
seleksi yang ketat dalam merekrut personil militer karena negara mulai
mempersiapkan pertempuran dengan teknologi yang lebih canggih. Tiongkok juga
melakukan operasi militer gabungan untuk memperkuat pertahanan maritim, udara,
serta dunia maya dan memfokuskan peninjauan pada kelemahan lawan dan
menempatkan kekuatan militer pada posisi tersebut.
Tiongkok berusaha meningkatkan kemampuan intercontinental balistic
missile (ICBM), intermediate-range ballistic missile (IRBM) atau medium-range
ballistic missile (MRBM) dan short-range ballistic missile (SRBM) untuk
memberikan ancaman bagi negara lain jika hendak menyerang Tiongkok. Tiongkok
juga aktif dalam melakukan pembangunan kapal induk, pesawat tempur yang tidak
terlacak radar dan rudal yang mampu menembak jatuh satelit serta pembangunan
kapal selam.58
Program pengembangan Command, Control, Communications,
Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance (C4ISR) menjadi salah
58
www.bbc.co.uk/indonesia/mobile/dunia/2012/03/120304_cina_militer.shtml Diakses pada 14/5/2014.
30
satu fokus PLA untuk memperkuat pertahanan.59
C4ISR adalah sumber informasi
dalam menjaga situasi agar pemerintah dapat mengambil kebijakan yang sesuai
dengan keadaan yang dialami negaranya.60
Kemampuan Tiongkok menggunakan teknologi yang canggih dianggap
sebagai keberhasilan dalam melakukan modernisasi militer. Teknologi ini juga sudah
diaplikasikan dalam pembuatan kapal selam dan pesawat tempur. Penguasaan
teknologi yang canggih juga memberikan dampak positif bagi pembentukan rudal-
rudal darat serta untuk peningkatan kekuatan militer Angkatan Darat dan Angkatan
Laut. Rudal Dongfeng 31A dan Dongfeng 5A milik Tiongkok menjadi salah satu
rudal yang dianggap mampu menyaingin rudal-rudal milik AS dan Rusia dalam
jangkauan jarak tempuh. Dongfeng 31A memiliki jarak tempuh sejauh 11.200 km
dengan kemampuan dapat membawa hulu ledak nuklir seberat 1.000 kiloton.
Dongfeng 5A memiliki daya jelajah sejauh 13.000 kilometer. Rudal ini dapat
membawa hulu ledak nuklir seberat 1.000 kiloton. Tiongkok juga berhasil
mengembangkan DF-41 dengan kemampuan jarak tempuh sejauh 14.000 km dan
mampu membawa enam hulu ledak nuklir.61
59
Ka Po Ng. Interpreting China’s Military Power: Doctrine makes readiness. (New York: Taylor & Francis e-Library, 2005), h. 108-126. 60
Ibid. 61
Design Characteristics of China’s Ballistic and Cruise Missile Inventory. http://www.nti.org/media/pdfs/design_characteristics_china_ballistic_cruise_missiles.pdf?_=1396040660. Diakses pada 5/11/2014.
31
Tiongkok memiliki jumlah Angkatan Darat terbanyak di dunia.62
Totalnya
mencapai 1,6 milyar pasukan. Namun kekuatan yang paling diutamakan adalah
Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Tiongkok mulai meningkatkan sistem informasi
dengan anggapan bahwa kepemilikan senjata modern lebih penting daripada jumlah
pasukan dan perang elektronik menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan
militer yang dapat digunakan untuk pertahanan negara.63
Angkatan Laut Tiongkok memiliki sekitar 970 kapal termasuk 60 kapal selam
diantaranya. Peranan angkatan Laut Tiongkok adalah menjaga kedaulatan negara
serta mempertahankan kawasan maritim negara dengan kepemilikan kapal selam,
fregat, serta kapal perusak. Peralatan maritim diutamakan pada pengembangan
senjata konvensional dan nuklir yang modern.64
Peningkatan kekuatan Angkatan Laut Tiongkok juga terlihat dari kepemilikan
kapal selam kelas Kilo yang diimpor dari Rusia. Tiongkok juga memiliki kapal selam
modern yang baru seperti kelas Shang, Shong, Yuan dan Jin. Jenis kapal selam baru
yang dimiliki oleh Tiongkok ini adalah kapal selam dengan teknologi modern yang
dilengkapi dengan radar dan sensor Anti-Submarine Warfare dan Anti-Air Warfae.65
Angkatan Laut Tiongkok memiliki kapal induk yang berhasil dimodifikasi dari hasil
62
Japan white paper defence 2013. http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/2013.html., h. 35. Diakses pada 31/5/2014. 63
http://eng.mod.gov.cn/Database/AboutPLA/index.htm. Diakses pada 4/11/2014. 64
Japan white paper defence 2013. http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/2013.html., h.37. Diakses pada 31/5/2014. 65
Nan Li. The evolution of China's naval strategy and capabilities: from “Near Coast” and “Near Seas” to “Far Seas”. http://scholar.google.com/scholar?q=nan+li
the+evolution+of+china+naval+strategy+books&btnG=&hl=id&as_sdt=0%2C5., h. 114-135. Diakses pada 6/11/2014.
32
pembelian dari Australia dan negara-negara bekas Uni Soviet seperti Kiev, Varyag
dan Minsk. Shilang menjadi salah satu kapal induk Tiongkok hasil modifikasi dari
Varyag milik Ukraina. Tiongkok juga memiliki kapal perusak hasil produksi dalam
negeri ataupun impor seperti kapal perusak kelas Luhai, Luhu, Luzhou atau bahkan
jenis Sovremenyy yang diimpor dari Rusia. Tiongkok juga berhasil membuat kapal
perusak kelas Luyang yang merupakan hasil perpaduan teknologi Rusia dan
Tiongkok.66
Angkatan Laut Tiongkok juga melakukan peningkatan kekuatan dalam bidang
informasi untuk membangun angkatan yang kuat. Kemampuan serangan balik nuklir
juga menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kekuatan pasukan. Latihan
bersama dengan negara-negara anggota SCO juga menjadi salah satu cara Angkatan
Laut Tiongkok untuk meningkatkan kemampuan beroperasi di lautan.67
Angkatan Udara Tiongkok bertugas untuk menjaga kedaulatan negara dan
teritori udara. Angkatan ini juga meningkatkan kemampuan tempur dengan
kepemilikan pesawat yang dilengkapi dengan sistem C4ISR.68
Angkatan udara
tiongkok diharapkan memiliki kemampuan ofensif dan defensif untuk menjaga
kedaulatan negara. Angkatan Udara Tiongkok memodernisasi diri dengan cara
kemampuan dalam melakukan pengintaian dan kemampuan memberi peringatan
66
Ibid. 67
China White Paper on National Defense 2008. www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm., h. 48. Diakses pada 23/5/2014. 68
Ibid., h. 26-28.
33
ancaman dari luar.69
Angkatan ini memperbanyak jumlah pesawat dengan melakukan
impor dan pembelian lisensi dari Rusia.70
Jenis pesawat yang diimpor seperti Su-27
dan Su-30 yang memiliki kemampuan anti-surface dan anti-ship.
Selain melakukan impor dari negara lain, Tiongkok sudah memiliki beberapa
pesawat dan helikopter hasil produksi dalam negeri.
Tabel II.2 Transportasi Udara Militer Buatan Tiongkok
Perusahaan Produk Militer Hasil Produksi
Changhe Aircraft Industry
Corporation
Helikopter Z-8 dan Z-11,
Chengdu Aircraft Iindustry
Corporation
Pesawat tempur J-10, J-7 dan FC-1
Hongdu Aviation Industry Group Pesawat latihan Q-5
Guizhou Aircraft Industry
Corporation
Pesawat tempur dan pesawat
latihan
Pesawat JL-9
Harbin Aircraft Manufacturing
Corporation
Helikopter dan pesawat
angkut
Z-9, Y-12, H-6, ERJ-145 dan
EC-120 B
Shaanxi Aircraft Corporation Helikopter angkut dan
pesawat angkut
Y-8
Shenyang Aircraft Corporation Pesawat tempur J-8
Xi’an Aircraft Industrial
Corporation
Pesawat angkut dan pesawat
bomber
JH-7, H-6, Y-7 dan JH-7
Sumber: Evan S. Medeiros. dkk. 2005. A New Direction for China’s Defense Industry. Santa Monica:
RAND Corporation.
69
Ibid. 70
Japan white paper defence 2013. http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/2013.html., h. 38. Diakses pada 31/5/2014.
34
Angkatan Artileri Kedua Tiongkok difokuskan pada strategi deterrence yang
digunakan untuk menghindari serangan yang datang dari negara lain khususnya
serangan nuklir. Strategi militer Tiongkok yang bersifat defence menjadikan
Tiongkok tidak akan menggunakan nuklir jika tidak diserang lebih dulu. Nuklir yang
dimiliki negara juga disebut tidak dibuat untuk menyerang negara lain.71
Dalam kondisi perang, Angkatan Artileri Kedua ditugaskan untuk menyerang
balik musuh dengan kekuatan nuklir. Hanya orang-orang yang berbakat dan memiliki
pengetahuan luas mengenai nuklir yang dimasukkan dalam angkatan ini. Tugas dalam
menggunakan senjata nuklir membuat pasukan artileri berada dalam pengawasan
ketat oleh CMC.72
Angkatan Artileri Kedua juga ikut melakukan modernisasi pasukan sama
halnya dengan pasukan yang lain. Angkatan ini melakukan modernisasi dengan
meningkatkan sistem informasi, meningkatkan kemampuan dalam perlindungan
negara dan menjaga kerusakan senjata. Pasukan ini juga telah memiliki senjata
dengan dua bahan bakar yakni padat dan cair. Untuk menjaga keamanan kepemilikan
senjata nuklir, pasukan ini diwajibkan mampu menangani nuklir baik dari segi
transportasi, proses penyimpanan, serta berupaya menghindari terjadinya peluncuran
nuklir baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.73
71
“China White Paper on National Defense 2008.” www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm., h. 29-31. Diakses pada 23/5/2014. 72
Ibid., h. 29. 73
http://www.chinadaily.com.cn/60th/2009-08/26/content_8619520.htm. Diakses pada 20/5/2014.
35
Berdasarkan data yang diperoleh dari “Japan White Paper Defence 2013,”
Tiongkok sudah mulai mengembangkan persenjataan nuklir dan rudal sejak
pertengahan tahun 1950. Penguasaan teknologi nuklir berdampak positif pada
pengembangan kapal selam bertenaga nuklir seperti JL-2 yang memiliki jarak tempuh
sejauh 8000 km. Tiongkok berhasil mengembangkan DF-31 dari jenis rudal ICBM,
DF-21 untuk jenis IRBM/MRBM. Ada juga rudal jenis DF-3 dengan kemampuan
membawa hulu ledak nuklir. Tiongkok juga memiliki rudal anti-kapal hasil
modifikasi dari DF-21, serta rudal jelajah CJ-10 dengan daya jelajah 1.500 km. Untuk
jenis SRBM Tiongkok memiliki DF-15 dan DF-11 yang disebut akan digunakan jika
Taiwan melepaskan diri dari Tiongkok.
36
Tabel II.3 Kekuatan Militer Tiongkok
Pasukan Militer Sekitar 2,3 miliar pasukan
Angkatan Darat Jumlah pasukan Sekitar 1, 6 miliar pasukan
Tank Jenis -98A/99, jenis -96/A,
Jenis -88A/B dan jenis lainnya sekitar
8,200 unit
Angkatan Laut Kapal perang Sekitar 970 kapal/1.496 miliar ton
Kapal laut Sekitar 10. 000 unit
Kapal penghancur dan fregat Sekitar 80 unit
Kapal selam 60 unit
Angkatan Udara Pesawat tempur 1. 580 unit
Pesawat tempur modern J-10 sebanyak 268 unit
Su-27/J-11 sebanyak 308 unit
Su-30 sebanyak 97 unit
Sumber: Japan defence white paper 2013.
Untuk mengatasi ketertinggalan kemampuan konvensional militer dari negara
yang memiliki teknologi dan industri militer yang lebih canggih seperti Amerika
Serikat, Tiongkok menggunakan teknik penguasaan luar angkasa yang dapat
menghancurkan sistem pertahanan.74
Tiongkok berusaha membangun pangkalan
pertahanan di luar angkasa dengan kepemilikan senjata anti satelit (ASAT) dan
senjata satelit yang berfungsi untuk melumpuhkan satelit musuh serta menjadi alat
74 www.bbc.co.uk/indonesia/mobile/dunia/2011/01/110111_uschinaarmrace.shtml. Diakses pada 14/5/2014.
37
pengintai musuh. Senjata anti satelit adalah teknologi yang digunakan untuk
menghancurkan satelit lain yang sedang beroperasi pada orbitnya.75
Salah satu senjata
satelit Tiongkok adalah Ziyuan-2, senjata anti satelit hasil kerjasama Tiongkok
dengan Brazil. Tiongkok juga sudah memiliki senjata anti satelit yang sudah
diluncurkan sejak 2006 seperti Yaogan-1 dan Zhongxing-22A.76
Dalam kondisi perang senjata anti satelit akan mengidentifikasi target dan
akan melakukan serangan untuk melumpuhkan target. Senjata ini dapat merusak
satelit lain dan menghancurkan sistem informasi satelit lain.77
Kemampuan dalam
melakukan pertempuran di ruang angkasa merupakan kemampuan yang hanya
dimiliki AS dan Rusia. Tiongkok menjadi negara ketiga yang memiliki kemampuan
tersebut.78
Tiongkok mengembangkan senjata anti satelit untuk mengurangi dominasi AS
di ruang angkasa. Tiongkok berpendapat bahwa senjata anti satelit merupakan kunci
dari kemenangan AS dalam berperang seperti dalam perang teluk karena senjata
tersebut juga dapat digunakan untuk mengintai target. Kemenangan yang diperoleh
75
http://www.nti.org/glossary/#anti-satellite-weapon-asat. Diakses pada 5/11/2014. 76
Joan Johnson-Freese. China’s Space Ambitions. http://mail.nuclearfiles.com/menu/key-issues/nuclear-weapons/issues/policy/chinese-nuclear-policy/PDFs/China_Space_Johnson_Freese[1].pdf., h. 10-19. Diakses pada 6/11/2014. 77 China’s Anti-Satellite Weapons and American National Security.
http://s3.amazonaws.com/thf_media/2007/pdf/hl990.pdf., h. 3. Diakses pada 6/11/2014. 78
Joan Johnson-Freese. China’s Space Ambitions. http://mail.nuclearfiles.com/menu/key-issues/nuclear-weapons/issues/policy/chinese-nuclear-policy/PDFs/China_Space_Johnson_Freese[1].pdf., h. 5. Diakses pada 6/11/2014.
38
AS khususnya dalam bidang militer membuat Tiongkok merasa harus meningkatkan
keamanan negara demi menjaga kedaulatannya.79
Dalam menghadapi AS, Tiongkok memilih untuk meningkatkan kemampuan
militer karena merasa negosiasi dengan AS hanya bisa dilakukan dengan
menunjukkan kekuatan negara. Tiongkok berharap dengan pengembangan senjata
luar angkasa yang dilakukan akan mengurangi dominasi AS di dunia. Tiongkok
mengatakan bahwa upaya negara dalam mengembangkan senjata luar angkasa bukan
bermaksud untuk menantang AS. Tujuan dari kepemilikan senjata luar angkasa hanya
untuk mengurangi dominasi AS dan menjaga kepentingan negara.80
Melihat dari perkembangan militer Tiongkok tersebut, tentunya menimbulkan
kekhawatiran bagi negara saingan Tiongkok khususnya AS.81
AS merasa khawatir
jika posisinya sebagai negara hegemon akan digantikan oleh Tiongkok yang memiliki
pengaruh yang besar baik di bidang ekonomi dan militer. Hal tersebut menimbulkan
peningkatan fokus AS di kawasan Asia Timur yang digunakan untuk memantau
perkembangan militer Tiongkok yang dianggap berbahaya bagi status AS sebagai
negara hegemon. Kekhawatiran AS terhadap peningkatan militer Tiongkok juga akan
79
Eric Hagt. China’s ASAT Test: Strategic Response. http://kms1.isn.ethz.ch/serviceengine/Files/ISN/31974/ichaptersection_singledocument/b4f934e3-cd9c-4013-b1aa-79e479e270cd/en/cs5_chapter3.pdf., h.32. Diakses pada 6/11/2014. 80
Ibid., h. 36-39. 81
John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC: University of Washington Press: 2006 ), h. 197.
39
muncul dari kemampuan Tiongkok dalam menguasai teknik luar angkasa yang hanya
dimiliki AS dan Rusia.82
Dengan tindakan AS dalam memata-matai militer Tiongkok menyebabakan
kurangnya ruang gerak bagi Tiongkok dalam memodernisasi militer. Tiongkok
merasa modernisasi militernya terganggu sehingga Tiongkok harus mencari cara
untuk menggoyahkan pantauan AS dari kasawan Asia Timur khususnya dalam
tindakan memata-matai militer Tiongkok.83
82
Joan Johnson-Freese. China’s Space Ambitions. http://mail.nuclearfiles.com/menu/key-issues/nuclear-weapons/issues/policy/chinese-nuclear-policy/PDFs/China_Space_Johnson_Freese[1].pdf., h. 5. Diakses pada 6/11/2014. 83
Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html. h. 19. Diakses pada 22/10/2014.
40
BAB III
PERTAHANAN KEAMANAN MILITER IRAN
Dalam Bab ini akan dijelaskan mengenai kondisi Iran dalam dunia
internasional dan kekuatan pertahanan militer Iran. Kondisi Iran dalam dunia
internasional akan dibahas mengenai pengembangan nuklir yang memberikan
dampak negatif bagi ekonomi Iran di dunia internasional. Dalam kekuatan pertahanan
militer Iran akan dibahas mengenai persenjataan Iran dan kekuatan militer yang
menyebabkan Tiongkok membantu Iran dalam memodernisasi militer.
III.1 Kondisi Iran Dalam Dunia Internasional
Nuklir adalah sebuah senjata yang memiliki dua fungsi, yakni untuk
pertahanan dan untuk kesejahteraan masyarakat. Hal ini menyebabkan nuklir menjadi
program yang diminati setiap negara. Iran menjadi salah satu negara yang tertarik
untuk mengembangkan nuklir. Program pengembangan nuklir Iran sudah terbentuk
sejak era 50an tepatnya di masa pemerintahan Shah Reza Pahlevi bekerjasama
dengan AS. Pada saat tersebut AS dan Iran terikat kerjasama dalam pengembangan
nuklir untuk kepentingan damai. Dalam kerjasama tersebut AS bersedia menyuplai
reaktor-reaktor yang dapat digunakan untuk program nuklir Iran. AS mendukung
pengembangan nuklir Iran karena berpendapat bahwa Iran memerlukan nuklir untuk
memenuhi kebutuhan listrik.84
84
http://www.nti.org/country-profiles/iran/nuclear/ Diakses pada 12/10/2014.
41
Dukungan terhadap nuklir Iran tidak hanya diperoleh dari AS, tetapi juga dari
negara Barat seperti Perancis dan Jerman yang juga ikut dalam mensuplai reaktor
nuklir ke Iran. Namun sejak Iran mengalami revolusi tahun 1979 menyebabkan AS
berhenti membantu program nuklir Iran. AS menganggap revolusi ini mengubah
perpolitikan Iran yang awalnya cenderung berkiblat ke Barat menjadi negara yang
lebih mengutamakan nasionalisme sehinggga memberikan dampak negatif bagi
hubungan AS dan Iran.85
Iran kembali melanjutkan kerjasama untuk mengembangkan program nuklir
dengan berbagai negara seperti Rusia, Tiongkok dan Argentina setelah mengalami
revolusi. Pengembangan nuklir tersebut memberikan rasa khawatir bagi AS jika
nuklir Iran akan digunakan untuk kepentingan militer sehingga AS berupaya
menghentikan program nuklir Iran. AS juga meminta negara lain untuk ikut serta
menghentikan hubungan pengembangan nuklir dengan Iran. Hal ini memberikan
kendala bagi Iran dalam mengembangkan teknologi nuklirnya karena AS terus
berupaya untuk membayang-bayangi program nuklir tersebut.86
Iran menyebutkan bahwa salah satu tujuan negara mengembangkan nuklir
adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Iran berpendapat bahwa
penggunaan nuklir dapat menghemat pengeluaran minyak dan gas sehingga Iran
dapat meningkatkan jumlah ekspor energi. Iran juga menganggap bahwa negara tidak
85
Ibid. 86
Ibid.
42
bisa tergantung pada minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan energi karena
sumber daya tersebut pada akhirnya akan habis.87
Menurut AS dan sekutunya seperti Inggris, Perancis dan Israel yang
menentang program nuklir Iran, sangat tidak masuk akal jika alasan Iran menjalankan
program nuklir hanya untuk kepentingan damai seperti untuk kepentingan energi. AS
menganggap bahwa Iran adalah negara yang kaya dengan sumber energi sehingga
tidak membutuhkan nuklir untuk memenuhi energi lagi. Alasan damai hanya
diucapkan Iran untuk bisa terus mengembangkan nuklir yang dapat digunakan untuk
kepentingan pertahanan negara.88
Pada tahun 2003, IAEA melakukan kunjungan ke fasilitas nuklir Iran untuk
menyelesaikan masalah nuklir. Pada kunjungan tersebut IAEA meminta agar Iran
bersedia menghentikan program nuklirnya untuk sementara dan IAEA juga meminta
agar diberi izin oleh Iran untuk melakukan pemeriksaan dadakan pada pengembangan
nuklir Iran. Permintaan ini ditolak oleh Iran dan menganggap bahwa IAEA harus
bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan tidak memihak pada Blok
manapun seperti memihak pada AS. Tuntutan IAEA pada Iran akhirnya menjadi
kontroversi internasional karena negara yang mendukung nuklir Iran seperti Suriah
dan Mesir menganggap bahwa IAEA terlalu mendukung AS. Namun pada tahun yang
87
http://www.batan.go.id/mediakita/current/mediakita.php?group=Aktualita&artikel=akt3&hlm=3. Diakses pada 12/10/2014. 88
Ibid.
43
sama, Iran menghentikan program nuklirnya untuk sementara dan kembali
dilanjutkan pada tahun 2004.89
Pada tahun 2005 nuklir Iran kembali menjadi sorotan dunia karena IAEA
mulai membawa nuklir Iran untuk dibahas di DK PBB. Pada Juli 2006 Iran mendapat
teguran pertama dari DK PBB dalam Resolusi 1696 yang meminta Iran untuk
menghentikan program nuklir, meminta semua negara untuk menghentikan kerjasama
nuklir dengan Iran dan membekukan aset-aset yang berkaitan dengan pengembangan
nuklir Iran.90
Sanksi terhadap Iran juga diberikan oleh Dewan Keamanan PBB pada tahun
2006. DK PBB mengeluarkan Resolusi 1737 yang melarang Iran melakukan
kerjasama yang berhubungan dengan pengembangan nuklir termasuk pengembangan
rudal balistik, serta melarang perdagangan senjata dan segala jenis material yang
berhubungan dengan nuklir. DK PBB juga membekukan aset-aset perusahaan Iran
dan individu-individu yang terlibat dalam program pengembangan nuklir Iran.91
Pada tahun 2007 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 1747 yang
melarang semua negara melakukan kerjasama dengan Iran khususnya hubungan di
bidang perdagangan persenjataan. Resolusi ini juga melarang hubungan perdagangan
peralatan militer seperti tank, kendaraan tempur lapis baja, sistem artileri kaliber
89
http://www.nti.org/country-profiles/iran/nuclear/. Diakses pada 12/10/2014. 90
Security Council Committee established pursuant to resolution 1737 (2006). http://www.un.org/sc/committees/1737/index.shtml. Diakses pada 11/10/2014. 91
Security Council Committee established pursuant to resolution 1737 (2006). http://www.un.org/sc/committees/1737/index.shtml. Diakses pada 11/10/2014.
44
besar, pesawat tempur, helikopter tempur, kapal perang, rudal, dan persenjataan
lainnya. Setiap negara juga dilarang memberikan bantuan keuangan pada Iran.92
Pada tahun 2008 kembali DK PBB mengeluarkan sanksi atas nuklir Iran
dalam Resolusi 1803 yang melarang setiap negara untuk melakukan kerjasama
dengan Iran seperti yang telah disebutkan dalam Resolusi 1737 dan 1747, melarang
semua negara untuk mengizinkan individu-individu yang terkait nuklir Iran
melakukan perjalanan atau transit di masing-masing negara, melarang setiap negara
untuk melakukan perdagangan baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan
Iran dan melarang hubungan finansial dengan Iran.93
Pada tahun 2010 DK PBB
mengeluarkan Resolusi 1929 yang melarang setiap negara melakukan kerjasama yang
dapat mendukung program nuklir dengan Iran seperti dalam Resolusi 1737, 1747 dan
1803, dan melarang adanya hubungan pelatihan penggunaan senjata khususnya yang
dapat mendukung program nuklir Iran.94
Pada tahun 2011 IAEA membuat laporan mengenai nuklir Iran yang disebut
untuk kepentingan militer. IAEA menyebutkan bahwa Iran sedang membuat
perangkat peledak bertenaga nuklir. Pada tahun 2012 IAEA mendatangi Iran untuk
menyelesaikan masalah nuklir Iran. Dalam pertemuan tersebut IAEA meminta untuk
diberi izin memasuki Parchin yang diduga sebagai tempat pengembangan nuklir
untuk kepentingan militer. Namun Iran menolak permintaan IAEA karena kawasan
92
http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2007.shtml. Diakses pada 11/10/2014. 93
Resolution 1803 (2008). http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2008.shtml. Diakses pada 27/10/2014. 94
Resolution 1929 (2010). http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2010.shtml. Diakses pada 27/10/2014.
45
tersebut adalah kawasan militer bebas nuklir Iran sehingga kawasan tersebut tidak
boleh dikunjungi.95
III.2 Kekuatan Pertahanan Militer Iran
Pertahan keamanan merupakan pertahanan yang dibutuhkan untuk melindungi
kedaulatan negara dari berbagai ancaman. Iran menjadi salah satu negara yang
memiliki kekuatan militer terbesar di kawasan Timur Tengah. Kekuatan militer Iran
digunakan untuk defence. Iran memiliki dua kubu militer yakni Tentara nasional
berjumlah sekitar 300.000-400.000 pasukan yang terdiri dari Angkatan Darat,
Angkatan Laut dan Angkatan Udara dan pasukan Garda Revolusi yang berjumlah
sekitar 125.000 pasukan. Pasukan Garda Revolusi Iran terbentuk sejak Iran
mengalami revolusi pada 1979.96
Pasukan Garda Revolusi Iran awalnya ditugaskan untuk menjaga sistem Islam
di negara sedangkan keamanan negara dijaga oleh Tentara Nasional. Namun pasukan
Garda Revolusi menjadi sangat dominan di Iran dan akhirnya dibagi lagi dalam
anggota Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara yang juga digunakan
untuk menjaga keamanan negara. Pasukan ini memiliki peranan dominan di Iran
karena berada langsung di bawah kendali pemimpin tertinggi Iran.97
95
http://www.nti.org/country-profiles/iran/nuclear/. Diakse pada 27/10/2014. 96
Lynn E. Davis. dkk. Iran’s Nuclear Future Critical U.S. Policy Choices. (Santa Monica: RAND Corporation, 2011), h. 34. 97
http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2009/10/091018_profiliran.shtml. Diakse pada 28/10/2014.
46
Pasukan Garda Rovolusi (IRGC) memiliki peran untuk mengendalikan senjata
dengan kekuatan nuklir seperti rudal. IRGC juga memiliki peran yang besar untuk
mengembangkan senjata nuklir sehingga saat terjadi pembekuan aset oleh PBB, aset
IRGC juga ikut dibekukan.98
Modernisasi militer Iran difokuskan untuk menjaga
kedaulatan negara dari negara-negara yang dianggap lebih kuat seperti AS. Iran
meningkatkan kemampuan militer sebagai bentuk deterrence bagi AS dan Israel.99
Dalam lembaga independent AS, The United States Institute of Peace (USIP)
menyebutkan peristiwa perang Iran-Iraq menjadi salah satu alasan besar bagi Iran
untuk melakukan modernisasi militer. Iran berusaha meningkatkan kemampuan
militer untuk deterrence. Menurut Iran hal tersebut akan menghambat musuh untuk
melakukan serangan. Dengan adanya kekuatan yang bersifat pencegahan dalam
perang, Iran yakin bahwa musuh akan mempertimbangkan resiko serta biaya yang
akan dikeluarkan jika hendak menyerang negaranya.100
Setelah mengalami revolusi, Iran mulai melirik sistem pertahanan dengan
teknologi yang modern. IRGC dan Tentara Nasional mulai melakukan operasi
gabungan untuk menjaga kedaulatan Iran. IRGC yang awalnya hanya digunakan
untuk menjaga sistem Islam dalam negara diikut sertakan untuk menjaga keamanan
negara. Salah satu tujuan Iran meningkatkan kemampuan militer adalah untuk
98
Anthony H. Cordesman dan Martin Kleiber. Iran’s Military Forces and Warfighting Capabilities. (Washington DC: Peter Institute for International Economics and Center for Strategic and International Studies, 2007), h. 73. 99
Lynn E. Davis. dkk. Iran’s Nuclear Future Critical U.S. Policy Choices. (Santa Monica: RAND Corporation, 2011), h. 35. 100
http://iranprimer.usip.org/resource/irans-military-doctrine. Diakses pada 3/11/2014.
47
melawan pengaruh AS khususnya sejak invasi AS di Iraq dan Afganistan. Iran
merasa terancam karena AS mulai menempatkan pangkalan militer di sisi Barat dan
Timur Iran.101
IRGC dan Tentara nasional Angkatan Darat Iran bekerjasama dalam menjaga
pertahanan darat. Tidak terlalu banyak latihan yang dilakukan karena tugas utama
Angkatan Darat Iran lebih difokuskan pada penjagaan keamanan internal.102
Angkatan Laut Iran ditugaskan untuk menghadapi musuh yang memiliki teknologi
canggih seperti AS dan pasukan ini sangat tergantung pada pertahanan berlapis. Saat
terjadi perang, Iran akan mengerahkan semua kekuatan pasukan baik dari Angkatan
Darat dan Angkatan Udara untuk membantu Angkatan Laut.103
Pantai teluk Iran yang berbatu serta luas teluk yang hanya sekitar 100 mil
menjadi salah satu alat bagi Iran untuk menghadapi musuh karena akan mempersulit
kapal induk musuh memasuki kawasan tersebut. Letak geografis Iran yang berada di
antara pegunungan memberikan dampak positif bagi Angkatan Udara Iran karena
sulit dijangkau radar. Pesawat-pesawat Iran bisa beroperasi tanpa tertangkap radar
dari musuh. Namun Angkatan Udara Iran masih memiliki permasalahan dengan
kepemilikan pesawat tempur. Salah satu kendala yang dialami adalah pesawat Iran
101
Ibid. 102 Anthony H. Cordesman. dkk. The Gulf Military Balance: Volume I: The Conventional and
Asymmetric Dimensions. Diakses dari csis.org/files/publication/1305022_Gulf_Mil_Bal_Volume_I.pdf., h. 131-133. 103
http://iranprimer.usip.org/resource/irans-military-doctrine. Diakses pada 3/11/2014.
48
yang sudah tua seperti F-14 dari AS sejak sebelum revolusi masih tetap menjadi
pesawat utama Iran.104
Iran memiliki pilot-pilot yang terlatih. Pelatihan militer AS-Iran saat masa
pemerintahan Pahlevi tetap digunakan Iran dalam pelatihan kemampuan
penerbangan. Pilot-pilot Iran terkenal dengan kemampuan dalam mengoperasikan
pesawat tempur. Namun kendala bagi angkatan ini adalah Iran tidak memiliki
pesawat tempur modern masa kini.105
Iran berusaha mempelajari taktik dan teknologi Angkatan Udara AS seperti
dalam kemampuan C4ISR yang digunakan saat perang teluk. Hal ini dilakukan
karena menurut Iran, salah satu kelemahan Iran dibandingkan dengan militer negara
lain adalah kemampuan dalam C4ISR. Untuk kemampuan di bidang komando,
kontrol, komunikasi dan komputer, Iran telah mulai mengembangkan Basir dan
Rasoul yang memiliki kemamapuan komunikasi sejauh 30 km. Iran juga melakukan
upgrade pada kemampuan radar untuk mendeteksi pesawat tempur lain. Keterbatasan
kemampuan pemantauan gerakan musuh oleh Iran menyebabakan rudal tetap menjadi
fokus utama dalam membantu Angkatan Udara.106
Angkatan Darat Iran terdiri dari 350.000 pasukan dari Angkatan Darat Tentara
Nasional dan 100.000 pasukan Angkatan Darat IRGC. Pasukan ini tidak dilengkapi
dengan senjata modern seperti tank atau kendaraan lapis baja. Pasukan ini masih
104
Ibid. 105
Ibid. 106
Anthony H. Cordesman. dkk. Iran’s Rocket and Missile Forces and Strategic Options. csis.org/files/publication/141007_Iran_Rocket_Missile_forces.pdf., h. 57-60.
49
menggunakan tank T-72 milik Soviet. Angkatan Udara Iran menjadi angkatan yang
paling lemah diantara pasukan lainnya. Pasukan ini terdiri dari sekitar 25.000 hingga
35.000 pasukan dan dilengkapi dengan senjata usang yang telah dibeli sejak masa
Pahlevi seperti F-14, F-5, F-4, F-5 dan pesawat-pesawat dari Rusia seperti Su-25,
MiG-29, Su-24 MK dan memiliki keterbatasan modernisasi sejak revolusi. Angkatan
Laut Iran terdiri dari 18.000 pasukan dari Tentara Nasional dan sekitar 12-15.000
pasukan dari IRGC. Pasukan ini memiliki kekuatan yang paling besar di Iran.
Walaupun angkatan ini hanya memiliki senjata usang, angkatan ini juga dilengkapi
dengan kapal selam kelas kilo milik Rusia. Pasukan ini juga memiliki kapal selam
ukuran kecil kelas Yomo dan Nahand serta kapal-kapal kecil yang bisa mendukung
operasi militer Iran di Laut. Angkatan Laut Iran juga dipersenjatai dengan rudal anti-
kapal hasil kerjasama dengan Tiongkok.107
Iran masih memiliki ketergantungan pada negara lain untuk membangun
kekuatan militer khususnya dalam bidang rudal. Walaupun Iran telah mampu
membuat rudal sendiri, Iran masih sangat tergantung pada teknologi asing seperti
pada mesin bahkan bimbingan untuk pembuatan rudal. Rudal-rudal milik Iran masih
belum bisa menandingi rudal-rudal milik negara seperti AS, Tiongkok atau Rusia.
Namun rudal-rudal tersebut bisa digunakan sebagai alat deterrence bagi negara
musuh.108
107
http://iranprimer.usip.org/resource/conventional-military. Diakses pada 3/11.2014. 108
http://www.american-iranian.org/policy-papers. Diakses pada 2/11/2014.
50
AS menjadi salah satu negara yang memiliki pengaruh yang besar dalam
meningkatkan kekuatan militer Iran. Namun sejak jatuhnya rezim Pahlevi, Iran mulai
mengalami kesulitan untuk membeli senjata. Hal ini menyebabkan kerugian bagi Iran
karena tidak bisa mempelajari teknologi canggih dari AS. Iran bahkan mengalami
kesulitan untuk memodifikasi senjata dari AS karena kurangnya pengetahuan dalam
bidang teknologi. 109
Tabel III.1 Senjata Militer yang Diimpor Iran dan Masih Digunakan Hingga
Sekarang
Tahun Negara pengekspor Jenis senjata
1968 AS F-4
1970 AS CH-130HP
1972 AS F-14
1974 AS PF-3 Orion
1975 AS F-5
1976 AS AH-1J Cobra
1987 Tiongkok F-7
1990 Rusia MiG-29
1991 Perancis Mirage F-1-E
1991 Rusia Su-24 dan Su-25
Sumber: Iran’s Rocket and Missile Forces and Strategic Options. 2014.
109
http://www.nti.org/country-profiles/iran/nuclear/. Diakse pada 27/10/2014.
51
Persenjataan militer Iran masih tergantung pada negara lain karena
persenjataan Iran sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang. Rudal menjadi salah
satu senjata yang menjadi program utama Iran karena dianggap sebagai senjata yang
dapat menghindari intimidasi dari negara lain. Namun kebanyakan rudal Iran sudah
tidak bisa digunakan karena sudah tua. Hal ini menyebabkan ketergantungan Iran
pada Tiongkok dan Rusia untuk memenuhi senjata militer modern seperti rudal.110
Untuk mengatasi ketertinggalan Iran dalam kepemilikan senjata canggih, Iran
mulai mempelajari teknologi senjata-senjata yang telah dibeli pada masa
pemerintahan Pahlevi. Iran melengkapi rudalnya dengan sistem GPS untuk
menghasilkan senjata tepat sasaran. Iran menganggap bahwa walaupun negaranya
masih memiliki kesulitan dalam kepemilikan rudal ICBM, fungsi rudal tersebut bisa
sedikit digantikan oleh rudal dengan kemampuan serang tepat sasaran. Salah satu
rudal Iran yang telah dilengkapi dengan sistem GPS adalah Qiam-1 yang memiliki
daya tempuh sejauh 850 km.111
Dari segi senjata, militer Iran masih cukup lemah untuk menghadapi militer
AS. Militer Iran masih tergantung pada senjata-senjata usang yang telah dimiliki
sejak dinasti Pahlevi dan jarang melakukan perawatan senjata. Namun kekuatan
militer Iran bisa menjadi ancaman karena adanya rudal-rudal milik Iran. Selain itu,
Iran juga memiliki senjata dari kelompok Hizbullah, Hamas dan kelompok Syiah.112
110
http://www.american-iranian.org/policy-papers. Diakses pada 2/11/2014. 111
Anthony H. Cordesman. dkk. Iran’s Rocket and Missile Forces and Strategic Options. csis.org/files/publication/141007_Iran_Rocket_Missile_forces.pdf, h. 5-6. 112
Ibid., 43-44.
52
Iran telah memiliki perlengkapan rudal seperti Zelzal, Fateh-110 dan Khalij
Fars yang merupakan rudal hasil modifikasi dari Fateh-110 dengan daya jelajah
mencapai 300 km. Iran juga memiliki rudal Shahab-1 dan Shahab-2 yang merupakan
modifikasi dari rudal Scud-B dan Scud-C Rusia yang memiliki daya jelajah masing-
masing sekitar 315 km dan 500 km dengan kemampuan mengangkut hulu ledak
seberat 1000 kg dan 730 kg. Iran juga memiliki Shahab-3 yang merupakan rudal hasil
modifikasi dari Nodong-1 Korea Utara yang memiliki daya jelajah sekitar 1.000 km.
Iran berhasil melakukan modifikasi Shahab-3 yang menghasilkan Ghadr-1 dengan
daya jelajah sejauh 1.600 km dengan kemampuan membawa hulu ledak seberat 750
kg.113
Iran berupaya dalam kepemilikan rudal-rudal dengan bahan bakar padat.
Rudal dengan bahan bakar padat memiliki keuntungan yang lebih besar daripada
rudal dengan bahan bakar cair. Rudal dengan bahan bakar padat dapat disimpan lebih
lama dibandingkan dengan rudal berbahan bakar cair, penyimpanan juga lebih aman
karena tidak mudah terbakar. Rudal berbahan bakar padat juga tidak mudah terdeteksi
sebelum peluncuran karena memiliki kecepatan yang lebih besar daripada rudal
berbahan bakar cair. Salah satu rudal Iran yang menggunakan bahan bakar padat
adalah Ashura yang telah diuji pada 2009.114
Iran mengalami kesulitan dalam kepemilikan rudal-rudal jarak jauh.
Kebanyakan rudal Iran hanya dapat menempuh jarak dekat atau menengah. Untuk
113
Anthony H. Cordesman dan Bryan Gold. The Gulf Military Balance: Volume II: The Missile and Nuclear Dimensions. Diakses dari cryptome.org/2014/03/gulf-mil-balance.pdf., h. 4-12. 114
http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 12/10/2014.
53
mengatasi hal tersebut Iran mulai mengembangkan kemampuan beberapa rudalnya
yang dijadikan sebagai senjata utama untuk mempertahankan kedaulatan negara.
Hasib menjadi salah satu rudal utama Iran. Rudal ini hanya memiliki daya tempuh
sekitar 8-9 km dengan kemampuan membawa hulu ledak seberat 6 kg dan berbahan
bakar padat. Selain itu ada juga Falaq, Noor, Oghab, Fajr, Nazeat dan Zelzal-2, semua
rudal ini merupakan rudal dengan bahan bakar padat dan dapat diluncurkan dari
kendaraan tempur darat.115
Kepemilikan rudal jarak pendek juga menjadi salah satu doktrin militer yang
dilakukan oleh Iran. Rudal jarak pendek semakin diperbanyak oleh Iran karena rudal
ini relatif lebih murah dan lebih mudah untuk digunakan dan biasanya rudal ini dapat
diluncurkan hanya dari kendaraan darat. Kepemilikan rudal jarak dekat seperti Zelzal
dan Fateh-110 menjadi salah satu bentuk pertahanan militer Iran yang dapat
mengganggu stabilitas AS. Rudal-rudal ini memang tidak dapat menjangkau langsung
pangkalan militer AS di Kuwait atau di Bahrain. Namun rudal-rudal ini dapat
menembak langsung sumber-sumber energi negara Arab yang menjadi pemasok
energi AS seperti Uni Emirat Arab, Iraq, Kuwait dan Arab Saudi.116
Dalam meningkatkan kemampuan rudal, Iran mengganti beberapa rudal jarak
menengahnya menjadi rudal jarak pendek seperti M-600. Iran mengubah rudal ini
dengan kemampuan yang mirip dengan Fateh-110 yakni diupgrade dengan
kemampuan navigasi, kontrol dan GPS. Dengan kemampuan GPS pada rudal yang
115
Anthony H. Cordesman. dkk. Iran’s Rocket and Missile Forces and Strategic Options. csis.org/files/publication/141007_Iran_Rocket_Missile_forces.pdf., h. 53-55. 116
Ibid., h. 78-80.
54
dapat meningkatkan kemampuan serangan tepat sasaran bahkan pada target yang
bergerak, Iran dianggap akan dapat mempertahankan negara walaupun tanpa adanya
kekuatan nuklir.117
Iran mengembangkan rudal jarak menengah dan rudal jarak jauh untuk
mencapai target yang berada di luar kawasan regional. Rudal-rudal ini juga
digunakan untuk membantu kekuatan Angkatan Udara Iran yang belum memiliki
kekuatan yang cukup untuk menjaga keamanan negara. Iran memiliki rudal jarak jauh
seperti Sahab-5 dan Sahab-6 yang memiliki daya tempuh sejauh 4.300 km dan 5.000
km dan rudal-rudal ini dirancang sesuai dengan Taepodong-2 Korea Utara. Kedua
rudal ini dilengkapi dengan bahan bakar padat dan cair.118
Belajar dari teknologi asing yang telah dibeli Iran membuat Iran berhasil
mengembangkan rudal-rudal yang lebih canggih seperti Shahab-3, Sejjil-2 dan
Ghadr-1 walaupun masih mendapat bantuan pengembangan dari Rusia atau
Tiongkok. Sahab-3 adalah rudal buatan Iran yang dimodifikasi dari Nodong-1 Korea
Utara. Rudal ini memiliki daya jelajah sekitar 2.000 km walaupun masih
menggunakan bahan bakar cair. Ghadr-1 adalah rudal berbahan bakar cair dengan
daya jelajah 1.100 km. Rudal ini merupakan hasil modifikasi dari Shahab-3. Sejjil-2
adalah salah satu rudal Iran dengan teknologi modern. Rudal ini berbahan bakar padat
dan memiliki kemampuan membawa senjata kimia, biologi dan nuklir. Rudal ini
117
Ibid., h. 80-81. 118
Ibid., h. 86-91.
55
memiliki daya jelajah sejauh 2.200 km yang disebut menjadi salah satu ancaman bagi
Israel. Rudal ini dirancang berdasarkan Zelzal dan DF-11 Tiongkok.119
Iran juga mulai mengembangkan Soundless Project yakni proyek yang
dijalankan untuk mendeteksi radar rudal musuh dengan jangkauan 3000 km. Sistem
radar Ghadir menjadi salah satu contoh penerapan pengoperasian sensor Iran. Sensor
Ghadir Iran memiliki fungsi yang sama seperti Rezonas-NE system Rusia. Kegunaan
dari sistem radar ini adalah untuk mendeteksi adanya serangan rudal musuh sebelum
sampai di daratan Iran dan disebutkan juga bahwa kemungkinan sensor ini terdeteksi
oleh radar rudal lain sangat kecil.120
Selain kepemilikan rudal, Iran juga meningkatkan kemampuan tank. Iran
membeli salah satu tank modern masa kini seperti T-72S dari Rusia yang dilengkapi
dengan sistem laser yang dapat dapat digunakan dalam kondisi gelap atau terang dan
memiliki sistem anti-tank. Dari tank T-72S tersebut Iran berhasil membuat tank
dalam negeri Zulfiqar yang memiliki desain mesin yang sama dengan tank Rusia
tersebut.121
Penguasaan program di luar angkasa menjadi salah satu program yang
diminati Iran. Iran mulai melakukan uji coba peluncuran satelit pada tahun 2005 dan
satelit pertama yang berhasil diluncurkuan Iran pada orbitnya adalah Sina. Selain itu
119
Ibid., h. 97-98. 120
Ibid., h. 136. 121
Cordesman, Anthony H. dan Martin Kleiber. Iran’s Military Forces and Warfighting Capabilities. (Washington DC: Peter Institute for International Economics and Center for Strategic and International Studies: 2007), h. 45-46.
56
Iran juga menjalankan program satelit komunikasi seperti Zoreh, Safir dan Mesbah
bekerjasama dengan Rusia.122
Dari data kekuatan militer Iran tersebut dapat disimpulkan bahwa Iran masih
sangat lemah untuk menghadapi ancaman dari negara lain. Ketidak mampuan Iran
dalam menjaga keamanan negaranya akan mempermudah negara lain seperti halnya
AS untuk melakukan intervensi ke Iran. Hal ini menyebabakan negara yang memiliki
kepentingan di Iran seperti Tiongkok harus membantu Iran dalam memodernisasi
militer demi menjaga kepentingan nasional di Iran.
122
Ibid., h. 151-152.
57
BAB IV
HUBUNGAN KERJASAMA PERTAHANAN TIONGKOK DAN IRAN
Dalam Bab ini akan dijelaskan faktor penyebab Tiongkok menjalin kerjasama
pertahanan keamanan dengan Iran dan jenis kerjasama kedua negara. Dalam faktor
penyebab Tiongkok menjalin kerjasama pertahanan kemanan dengan Iran dibahas
mengenai pengaruh Iran bagi Tiongkok. Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan
keamanan walaupun Iran sedang diembargo. Dalam kerjasama pertahanan akan
dibahas mengenai jenis-jenis kerjasama yang dilakukan Tiongkok dan Iran.
IV.1 Faktor Penyebab Tiongkok Menjalin Kerjasama dengan Iran di Bidang
Pertahanan Keamanan
Hubungan diplomasi antara Tiongkok dan Iran dimulai sejak tahun 1971.
Hubungan kedua negara terbentuk karena adanya persamaan penderitaan atas
penindasan negara Barat yang mengakibatkan kedua negara sama-sama kehilangan
bagian dari negaranya pada era tahun 1900 an.123
Tiongkok kehilangan Hong Kong
dan beberapa bagian sungai seperti bagian Utara dari sungai Amur, dan anak sungai
Vietnam dan Korea, sedangkan Iran kehilangan Azerbaijan, Armenia dan Dagestan.
Iran dan Tiongkok juga mengalami keruntuhan legitimasi politik negara dengan
masuknya pengaruh Barat.124
Iran dengan sistem parlementer dan konstitusional
123
John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC: University of Washington Press: 2006 ), h. 7. 124
Ibid., h. 8.
58
harus berganti dengan pembentukan dinasti Reza Khan Pahlevi pada 1925 sedangkan
Tiongkok dengan sistem monarki konstitusional harus berakhir dengan sistem
republik pada 1911.125
Penindasan negara Barat dianggap sebagai penghinaan yang besar bagi kedua
negara sehingga dari pengalaman tersebut Iran dan Tiongkok berusaha sama-sama
menolak adanya intervensi asing. Tiongkok dan Iran menganggap bahwa tanpa
adanya pengaruh dari kekuatan Barat, kedua negara bisa menjalin kerjasama untuk
meningkatkan pendapatan masing-masing. Tiongkok dan Iran juga menganggap
tanpa adanya intervensi dari Barat, kedua negara ini bisa menjadi negara yang lebih
baik dari status mereka sekarang. Akibat dari penindasan Barat tersebut juga
mengakibatkan Tiongkok dan Iran berusaha meningkatkan kemampuan militernya
untuk menghindari intervensi negara lain.126
Tiongkok dan Iran memiliki kesamaan kepentingan yakni berusaha untuk
menjadi negara yang berpengaruh di kawasan masing-masing. Tiongkok ingin
menjadi negara yang berpengaruh di Asia Timur, sedangkan Iran ingin menjadi
negara yang berpengaruh di Timur Tengah. Kedua negara berusaha untuk
meningkatkan kekuatan masing-masing yang akhirnya digunakan untuk menghindari
intervensi asing.127
125
Ibid. 126
Ibid., h. 5. 127
Peter Mackenzie. A Closer Look at China-Iran Relations. http://www.cna.org/research/2010/closer-look-china-iran-relations., h. 3. Diakses pada 21/11/2014.
59
Selain sama-sama berusaha menghindari intervensi asing di negaranya,
Tiongkok dan Iran juga sama-sama membutuhkan pasar.128
Tiongkok membutuhkan
pasar untuk memenuhi kebutuhan energi demi kemakmuran ekonomi, sedangkan Iran
membutuhkan pasar untuk menyalurkan sumber daya alamnya yang melimpah. Dari
kesamaan kepentingan tersebut kedua negara bisa menjadi partner dagang yang saling
menguntungkan. Tiongkok dan Iran tentunya bisa mendapat keuntungan yang besar
dari kerjasama ekonomi. Tiongkok tidak perlu lagi mencari pasar untuk memenuhi
kebutuhan energinya sedangkan Iran mendapatkan partner dagang yang dapat
membantu Iran dalam mengolah sumber energi negaranya yang tidak bisa diolah
sendiri oleh negara.129
Iran memiliki posisi yang strategis di dunia yakni berbatasan dengan negara-
negara yang kaya energi. Iran menjadi daerah perbatasan menuju Asia Tengah,
bagian Timur Eropa dan Timur Tengah, serta Afrika.130
Posisi ini sangat dibutuhkan
oleh setiap negara yang memiliki ketergantungan energi di Timur Tengah. Hal ini
disebabkan oleh jalur yang bisa ditempuh untuk membawa energi seperti minyak dari
kawasan Timur Tengah hanyalah melalui selat Hormuz yang terletak di perbatasan
128
Ibid., h. 4-5. 129
Ibid. 130
Ibid., h. 1.
60
Iran dan Uni Emirat Arab dan selat Hormuz sendiri terletak di antara Teluk Persia
dan Teluk Oman.131
Berdasarkan data yang diperoleh dari Organization of the Petroleum
Exporting Countries (OPEC) disebutkan bahwa negara-negara anggota OPEC
memiliki cadangan minyak sebesar 81% dari total minyak dunia.132
Timur Tengah
menghasilkan lebih dari 60% minyak dari hasil tersebut. Dari data OPEC tersebut
juga disebutkan bahwa Arab Saudi memiliki cadangan minyak sebesar 265,8 milyar
barel atau 20% dari total minyak bumi, Iran sebesar 157,8 milyar barel atau 13,1%
dari minyak bumi, Iraq sebesar 144,2 milyar barel atau 12% dari minyak bumi,
Kuwait sebesar 101,5 milyar barel atau 8,4 dari minyak bumi, Uni Emirat Arab
sebesar 97,8 milyar barel atau 8,1% dari minyak bumi, dan Qatar sebesar 25,2 milyar
barel atau 2,1% dari minyak bumi.
131
Anthony H. Coredsman. Iran, Oil and the Strait of Hormuz. http://forums.heavengames.com/redir/http://csis.org/files/media/csis/pubs/070326_iranoil_hormuz.pdf. h.2. Diakses pada 5/3/2014. 132
http://www.opec.org/opec_web/en/data_graphs/330.htm. Diakses pada 16/12/2014.
61
Gambar IV.1 Peta Iran
Sumber:http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fsenjatarohani.files.wordpress.com.
Dari peta tersebut dapat dilihat posisi Iran yang berdekatan dengan negara-
negara kaya energi seperti Arab Saudi, Iraq, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Kuwait.
Minyak dari negara-negara kaya energi tersebut akan dialirkan menuju selat Hormuz
yang berada diantara teluk Persia dan teluk Oman dan akhirnya akan dibawa ke laut
lepas. Namun bagi Tiongkok yang memiliki hubungan dagang dengan Iran, minyak
tersebut tidak perlu dialirkan menuju lautan. Tiongkok bisa menggunakan pipa energi
62
yang akan dialirkan dari Iran menuju negara SCO hingga energi tersebut tiba di
Tiongkok.133
Tiongkok dan Iran memulai hubungan energi sejak tahun 1960.134
Tiongkok
menjadi negara yang membutuhkan Iran sebagai lintasan pipa-pipa energi yang
diimpor dari negara-negara kaya energi di Timur Tengah. Posisi Iran yang berbatasan
dengan negara kaya energi ini juga masih tetap dibutuhkan Tiongkok hingga
sekarang. Adanya Organisasi Kerjasama Shanghai memberikan keuntungan tersendiri
bagi Tiongkok karena energi yang dibawa dari Timur Tengah akan dialirkan melalui
pipa energi di Iran dan kemudian dialirkan menuju negara-negara anggota SCO
seperti Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, Kazakhstan yang akhirnya minyak
tersebut masuk ke Tiongkok.135
Rusia merupakan salah satu negara yang memiliki kedekatan dengan Iran.
Selain Tiongkok, Rusia merupakan salah satu negara yang membantu Iran
mengembangkan nuklir. Rusia juga menjadi salah satu negara yang menyuplai senjata
bagi Iran.136
Pada awalnya, Rusia memiliki pandangan yang sama dengan Tiongkok
dalam masalah nuklir Iran. Rusia dan Tiongkok sama-sama berusaha membawa
masalah nuklir Iran ke jalam diplomasi. Namun pada tahun 2010, Rusia mendukung
133
Peter Mackenzie. A Closer Look at China-Iran Relations. http://www.cna.org/research/2010/closer-look-china-iran-relations., h. 7. Diakses pada 21/11/2014. 134
John Calabrese. China Iran Mismatched Partners. www.jamestown.org/.../Jamestown-ChinaIranMis. Diakses pada 21/11/2014. 135
Peter Mackenzie. A Closer Look at China-Iran Relations. http://www.cna.org/research/2010/closer-look-china-iran-relations., h. 7. Diakses pada 21/11/2014. 136
Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html., h. 6. Diakses pada 22/10/2014.
63
Resolusi 1929 DK PBB yang dijatuhkan atas Iran. Dukungan pada Resolusi tersebut
juga terlihat pada tindakan Rusia membatalkan penjualan pesawat tempur ke Iran
yang akhirnya megakibatkan menurunnya hubungan Rusia dan Iran.137
Menurunnya hubungan Iran dengan Rusia karena dukungan Rusia dalam
Resolusi 1929 DK PBB di tahun 2010 menjadi kunci besar bagi Tongkok untuk
semakin meningkatkan hubungan dengan Iran. Menurunnya hubungan kedua negara
ini memberikan keuntungan besar bagi Tiongkok karena Tiongkok bisa dengan
leluasa menjalin hubungan dengan Iran di berbagai bidang. Tiongkok sendiri
berusaha meningkatkan hubungan dengan Iran karena mengetahui bahwa Iran yang
memiliki sumber energi yang besar disertai dengan letak geografi yang strategis
sedang mencari negara aliansi yang memiliki kekuatan besar untuk mengimbangi
kekuatan AS. Tiongkok merasa bahwa Iran akan bersedia menjalin kerjasama dengan
negaranya mengingat bahwa kini Tiongkok menjadi salah satu negara berpengaruh di
dunia.
Tiongkok yang sedang melakukan modernisasi militer telah menimbulkan
kekhawatiran bagi AS dan sekutunya di kawasan Asia Timur. AS khawatir dengan
peningkatan kekuatan militer dan ekonomi Tiongkok akan memunculkan kekuatan
baru di dunia yang akhirnya akan menggeser posisi AS sebagai negara hegemoni.
Negara-negara aliansi AS di kasawan Asia Timur juga merasakan kekhawatiran
dengan peningkatakan kekuatan ekonomi Tiongkok yang berdampak positif pada
137
Ibid.
64
pengembangan militer. Jepang khususnya khawatir dengan peningkatan kekuatan
Tiongkok. Jepang merasa dengan kekuatan militer Tiongkok sekarang akan
menimbulkan potensi Tiongkok menyerang Jepang yang sedang mengalami konflik
perbatasan dengan Tiongkok.
Hal ini tentunya membuat AS harus meningkatkan pengawasan di kasawan
Asia Timur. AS merasa perlu memantau perkembangan militer Tiongkok yang
dianggap akan memberi ancaman bagi AS dan sekutunya di kawasan ini sehingga AS
berusaha meningkatkan kerjasama militer dengan negara aliansi di kawasan ini.
Tindakan AS meningkatkan kerjasama militer dengan negara aliansi yang ditujukan
untuk memantau pertumbuhan militer Tiongkok dianggap telah membatasi ruang
gerak Tiongkok. Tiongkok sendiri merasa terganggu dengan tindakan AS yang
menimbulkan Tiongkok harus mencari jalan agar perhatian AS tidak lagi terfokus
pada militer Tiongkok.
Upaya membentuk kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran merupakan
cara Tiongkok yang sedang diawasi AS untuk lebih leluasa dalam mengembangkan
kekuatan militer. Tindakan Tiongkok menyuplai senjata dan membantu Iran
memodifikasi peralatan militer akan membagi perhatian AS sehingga Tiongkok
merasa lebih aman dalam memodernisasi militernya. Dengan pencitraan yang baik
yakni menunjukkan sikap tidak akan memberi ancaman bagi negara lain, Iran
pastinya akan turut mendukung Tiongkok dalam memodernisasi militer. Dukungan
ini tentunya akan menguntungkan militer Iran karena mendapat suplai senjata dari
65
Tiongkok. Pertumbuhan militer Tiongkok akan menghasilkan senjata-senjata yang
lebih modern dan senjata-senjata tersebut akhirnya bisa dibeli dan dimodifikasi Iran
untuk memodernisasi militernya yang akhirnya juga digunakan sebagai alat deter bagi
negara.
IV.2 Pengaruh Posisi Strategis Iran Bagi Tiongkok
Posisi strategis Iran menjadi salah satu penyebab Tiongkok melakukan
kerjasama baik di bidang ekonomi, politik dan keamanan. Tiongkok memandang
posisi Iran adalah posisi yang sangat menguntungkan karena berbatasan langsung
dengan selat Hormuz yang menjadi jalan satu-satunya untuk membawa minyak
keluar dari teluk Persia. Tiongkok berpendapat bahwa Iran adalah negara yang dapat
dijadikan sebagai partner multifungsi. Iran bisa menjadi negara penyuplai energi bagi
Tiongkok dan menjadi alat bagi Tiongkok untuk menekan AS yang memiliki
pengaruh besar di dunia.
Posisi selat Hormuz yang berbatasan langsung dengan Iran juga dianggap
sebagai alat untuk menekan AS dan sekutunya. Hal ini terlihat dari kegagalan AS
dalam mempromosikan embargo minyak Iran di DK PBB setiap kali Iran mengancam
akan menutup selat yang menjadi lintasan energi dari Timur Tengah tersebut.
Tiongkok melihat selat ini sebagai alat yang menguntungkan sehingga Tiongkok
melakukan kerjasama pertahanan dengan Iran untuk membantu Iran mengontrol selat
Hormuz. Bantuan ini terlihat dari kerjasama Tiongkok dan Iran dalam memodifikasi
66
rudal anti kapal Tiongkok C-704 yang akan digunakan untuk menjaga kawasan teluk
Persia.138
Sebagai salah satu negara yang berpengaruh di dunia, Tiongkok melihat
adanya upaya AS dalam membendung peningkatan kekuatan Tiongkok. Minyak yang
menjadi salah satu poin penting untuk mengembangkan industri dan teknologi
menjadi perhatian AS. AS melihat bahwa Tiongkok mengimpor energi dari negara-
negara aliansi AS. Hal ini menjadi perhatian AS karena menganggap bahwa
kemampuan mengontrol energi akan membuat AS berhasil mengontrol Tiongkok.
Dari segi kepentingan nasional, setiap negara akan berusaha mencapai
kepentingan nasionalnya demi memajukan negara. Kepentingan nasional ini juga
menjadi alasan Tiongkok menjalin kerjasama dengan Iran. Tiongkok melihat bahwa
Iran yang berada diantara negara-negara penghasil energi memberikan keuntungan
tersendiri sehingga perlu dijaga agar tidak jatuh ke tangan negara lain khususnya AS.
Keuntungan tersebut dapat dilihat dari fungsi Iran yang dapat digunakan sebagai
negara penyuplai energi bagi Tiongkok atau alat untuk menekan pengaruh AS di
berbagai kawasan seperti Asia Timur dan Timur Tengah.
Untuk menjaga kawasan ini, Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan
keamanan dalam memodernisai militer Iran yang digunakan sebagai alat deter dalam
138
Peter Mackenzie. A Closer Look at China-Iran Relations. http://www.cna.org/research/2010/closer-look-china-iran-relations. Diakses pada 21/11/2014.
67
menghadapi AS dan sekutunya.139
Dengan kepemilikan kekuatan militer yang
canggih akan menggagalkan keinginan AS untuk melakukan intervensi ke Iran.
Terciptanya keamanan di Iran juga akan menjaga keamanan cadangan energi
Tiongkok.140
Kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran juga dilakukan karena menurut
Tiongkok, jatuhnya Iran di bawah pengaruh AS akan melancarkan keinginan AS
untuk mengontrol energi Tiongkok. Tiongkok sendiri menyadari bahwa jika
kebutuhan energinya berhasil dikontrol AS, maka Tiongkok akan berada di bawah
kendali AS yang akhirnya akan membatasi ruang gerak Tiongkok. Hal tersebut juga
tentunya akan semakin menambah pengaruh AS di dunia.141
Merujuk pada kepentingan nasional, Tiongkok melihat bahwa AS tidak akan
menyerang Iran walaupun sedang mengembangkan nuklir yang disebut AS untuk
kepentingan militer.142
Tiongkok berpendapat bahwa AS akan lebih mengutamakan
kepentingan nasionalnya. Jika AS dan sekutunya menyerang Iran, maka Iran yang
telah memodernisasi militer akan menyerang balik dan kemungkinan serangan
mengenai kawasan aliansi AS seperti Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, serta
Oman yang menjadi negara-negara penting bagi energi AS akan ikut merasakan
serangan khususnya jika sampai terjadi perang nuklir. Hal ini tentu menjadi
139
Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html., h. 18. Diakses pada 22/10/2014. 140
Ibid., h. 19. 141
Ibid., h. 20. 142
http://www1.american.edu/ted/ice/HORMUZ.htm. Diakses pada 5/3/2014.
68
pertimbangan bagi AS untuk menyerang Iran. AS tidak mungkin rela kehilangan
sumber-sumber energinya hanya karena satu negara yang dianggap sebagai
ancaman.143
Posisi strategis Iran ini akan berpengaruh pada dunia jika diserang. Harga
minyak akan melambung tinggi jika kawasan ini rusak. Hal ini tidak hanya akan
berpengaruh pada AS atau Tiongkok. Tiongkok berpendapat bahwa negara-negara
Uni Eropa yang memiliki kepentingan di kawasan Timur Tengah juga akan
menentang jika AS berniat menyerang Iran yang berbatasan dengan negara-negara
penghasil energi di dunia.144
Hal ini menunjukkan bahwa Iran akan dilindungi oleh
setiap negara demi menjaga sumber-sumber energi di Timur Tengah.
Tiongkok merupakan salah satu negara yang memproduksi senjata. Sama
halnya dengan AS, Tiongkok juga tentunya membutuhkan pasar untuk menyalurkan
senjata buatan negaranya.145
Iran menjadi salah satu negara pasar senjata
Tiongkok.146
Hal ini memberikan keuntungan bagi kedua pihak. Iran yang sedang
mengalami embargo tentu mengalami kesulitan dalam mengakses teknologi canggih
dari Barat. Namun dengan adanya bantuan Tiongkok yang menjadi salah satu negara
143
Ibid. 144
Anthony H. Coredsman. Iran, Oil and the Strait of Hormuz. http://forums.heavengames.com/redir/http://csis.org/files/media/csis/pubs/070326_iranoil_hormuz.pdf. h. 2-6. Diakses pada 5/3/2014. 145
China’s Proliferation To North Korea And Iran, And Its Role In Addressing The Nuclear And Missile Situations In Both Nations. http://origin.www.uscc.gov/sites/default/files/transcripts/9.14.06HearingTranscript.pdf. h. 3. Diakses pada 4/12/2014. 146
Ibid.
69
produksi senjata canggih, maka Iran bisa memodernisasi militernya. Di sisi lain
Tiongkok juga akan mendapat keuntungan dengan penjualan senjata hasil produksi
negaranya.
Upaya Tiongkok melakukan hubungan kerjasama dengan Iran seperti dalam
suplai senjata militer merupakan upaya Tiongkok dalam membendung kekuatan
AS.147
Jika awalnya Tiongkok menjalin hubungan baik dengan Iran untuk
membendung penyebaran kekuatan Uni Soviet di kawasan Timur Tengah, maka
sekarang Tiongkok membutuhkan Iran untuk membendung kekuatan AS di kawasan
ini.148
Tiongkok berpendapat bahwa AS memiliki pengaruh yang sangat besar di
kawasan ini. Hal ini menyebabakan ketakutan bagi Tiongkok jika AS berniat untuk
meminta negara penyuplai minyak yang memiliki hubungan dekat dengan AS
menghentikan ekspor minyaknya ke Tiongkok. Tiongkok berpendapat bahwa
negaranya perlu menjaga hubungan baik dengan Iran sebagai jalan untuk menjaga
keamanan energi jika AS melakukan aksi tersebut.149
Tiongkok menentang adanya intervensi negara lain dalam menyelesaikan
konflik domestik satu negara. Tiongkok menganggap bahwa konflik domestik
merupakan masalah yang harus ditangani oleh setiap negara dan tidak membutuhkan
147
Daniel Byman dan Roger Cliff. China’s Arms Sales Motivations and Implications. http://www.rand.org/pubs/monograph_reports/MR1119.html. h. 10-11. Diakses pada 1/12/2014. 148
Ibid. 149
China’s Proliferation To North Korea And Iran Its Role In Addressing The Nuclear And Missile Situations In Both Countries. http://origin.www.uscc.gov/sites/default/files/06_09_14_rodman_statement.pdf. Diakses pada 4/12/2014.
70
intervensi negara lain dalam menyelesaikan konflik tersebut.150
Sama halnya dengan
masalah domestik Tiongkok dalam menghadapi Taiwan, Tiongkok merasa intervensi
negara lain khususnya AS yang menyuplai Taiwan dengan peralatan militer akan
memperburuk keadaan. Tiongkok merasa tanpa adanya intervensi negara lain akan
mempercepat Tiongkok dalam menyelesaikan konflik.
Tiongkok memanfaatkan hubungan dengan Iran sebagai cara untuk melawan
AS yang menjadi penyuplai senjata ke Taiwan.151
Ketika AS meminta Tiongkok
untuk menjalankan embargo yang telah dijatuhkan terhadap Iran, maka Tiongkok bisa
meminta AS untuk menghentikan suplai senjata ke Taiwan. Tiongkok bisa
menggunakan alasan akan mengehentikan suplai senjata ke Iran jika AS telah
menghentikan hubungannya dengan Taiwan. Hal ini tentunya akan memberikan
keutungan bagi Tiongkok karena dengan berhentinya suplai senjata serta dukungan
dari AS akan memberikan kemungkinan gagalnya upaya Taiwan untuk
membebasakan diri dari Tiongkok. Di sisi lain, Tiongkok juga akan mendapat
keuntungan dengan melakukan perdagangan senjata dengan Iran karena hal tersebut
akan meningkatkan kekuatan Iran yang menjadi salah satu kunci suksesnya
keinginanan Tiongkok untuk mengurangi pengaruh AS di kawasan Timur Tengah.152
150
John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC: University of Washington Press: 2006 ). h. 133. 151
Daniel Byman dan Roger Cliff. China’s Arms Sales Motivations and Implications. http://www.rand.org/pubs/monograph_reports/MR1119.html. h. 11. Diakses pada 1/12/2014. 152
Ibid.
71
Hubungan yang tidak baik antara Iran dengan AS juga menjadi alat bagi
Tiongkok dalam menjaga kepentingan nasionalnya di kawasan lain.153
Tiongkok
berusaha membantu dalam memodernisasi militer Iran yang bertujuan untuk menekan
AS di Asia Timur. Hal ini terlihat dari saat AS menjual F-16 ke Taiwan, maka
Tiongkok juga menjual M-11 ke Iran walaupun sebelumnya penjualan ini sempat
terhenti karena adanya tekanana dari AS. Hubungan baik antara Tiongkok dan Iran
dijadikan sebagai alat untuk bernegosiasi oleh Tiongkok dengan negara lain
khususnya AS.154
Sebagai salah satu produsen senjata, Tiongkok harus menguji keberhasilan
dan kecanggihan senjata buatannya. Iran yang sedang diembargo tentunya mengalami
kesulitan dalam kepemilikan senjata canggih. Hal ini bisa dijadikan sebagai alat oleh
Tiongkok untuk menguji keberhasilan dan kecanggihan senjata militernya. Tiongkok
bisa menjual senjata ke Iran yang akan diuji coba di Iran. Kesuksesan dalam uji coba
senjata tersebut akan memberi kuntungan bagi Tiongkok karena senjata-senjata yang
telah berhasil diciptakan dan diuji coba akan dijadikan sebagai alat untuk
mempertahankan negara. Selain digunakan untuk mempertahanakan kedaulatan
negara, senjata yang telah berhasil diuji coba tersebut juga bisa dijadikan sebagai alat
untuk menciptakan senjata yang lebih canggih lagi.
153
Daniel Byman dan Roger Cliff. China’s Arms Sales Motivations and Implications. http://www.rand.org/pubs/monograph_reports/MR1119.html. h. 11. Diakses pada 1/12/2014. 154
Ibid.
72
Tindakan Tiongkok melakukan penjualan senjata pada negara lain merupakan
upaya yang dilakukan untuk menarik perhatian negara lain. Tiongkok muncul sebagai
negara pembantu modernisasi militer dengan harga yang lebih murah daripada negara
lain. Seperti pada tahun 1992, Rusia menjual MiG-29 seharga 25 juta dollar Amerika
sedangkan Tiongkok hanya menjual pesawat tempur F-7M yang merupakan hasil
modifikasi dari MiG-21 Rusia dengan harga 4,5 juta dollar Amerika. Penjualan ini
berhasil mempengaruhi negara-negara Pakistan, Myanmar, Iraq dan Iran walupun
kecanggihan F-7M berada jauh di bawah MiG-29. Tiongkok berupaya mempengaruhi
negara konsumennya untuk tidak bergantung pada teknologi dari AS atau negara
Barat. Bantuan militer juga biasanya dilakukan Tiongkok untuk memperkuat negara
yang memiliki saingan yang sama dengan negaranya seperti bantuan Tiongkok
terhadapa Iran.155
Tiongkok memandang Iran sebagai salah satu negara kaya energi yang tidak
dipandang oleh negara lain khususnya sejak AS dan sekutunya melakukan embargo.
Tiongkok melihat adanya keuntungan bagi kepentingan energi mengingat negara-
negara Asia dan Eropa yang meninggalkan Iran yang kaya energi. Tiongkok melihat
ada jalan yang dapat digunakan untuk menjaga cadangan energi. Putusnya hubungan
energi negara Asia dan Eropa dengan Iran menjadi peluang besar bagi Tiongkok
155
Daniel Byman dan Roger Cliff. China’s Arms Sales Motivations and Implications. http://www.rand.org/pubs/monograph_reports/MR1119.html. Diakses pada 1/12/2014.
73
untuk masuk dan menguasai sumber-sumber minyak Iran yang tidak dapat diolah
sendiri oleh Iran.156
Selain mendapatkan cadangan energi yang besar, Tiongkok juga memiliki
keuntungan lain dari energi Iran. Iran yang mengalami kesulitan dalam mencari
partner dagang akhirnya harus menjual minyak dengan harga yang lebih murah ke
Tiongkok.157
Hal ini akan memberikan keuntungan besar bagi Tiongkok. Negaranya
bisa mencapai kepentingan energi dengan harga yang jauh lebih murah hanya dengan
berkerjasama dengan Iran.
Tiongkok mendukung nuklir Iran karena merasa simpati pada Iran. Tiongkok
memandangan Iran sebagai negara yang mendapat tekanan dari dunia internasional
karena berusaha memiliki nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi. Namun
walaupun Tiongkok berusaha untuk mendukung nuklir Iran, Tiongkok juga tetap
berupaya menjaga hubungan baik dengan negara-negara Arab yang juga menjadi
negara penyuplai minyak bagi Tiongkok.158
Nuklir juga menjadi salah satu alat bagi Tiongkok untuk menggoyahkan
pantauan AS dari kawasan Asia Timur. Mengingat nuklir adalah senjata yang sangat
berbahaya dijadikan jalan terbaik bagi Tiongkok untuk mengurangi pengaruh AS di
156
Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html. h. 13. Diakses pada 22/10/2014. 157
Ibid., h. 21. 158
John Calabrese. China Iran Mismatched Partners. www.jamestown.org/.../Jamestown-ChinaIranMis. h. 11. Diakses pada 21/11/2014.
74
Asia Timur.159
Hal ini menjadi jalan terbaik untuk membagi perhatian AS yang
sangat sensitif dalam masalah nuklir. Nuklir adalah senjata yang sangat berbahaya
dan ketakutan AS dalam kepemilkian nuklir akan semakin bertambah jika nuklir
tersebut dikembangkan di negara yang tidak bisa dikendalikan oleh AS. Tiongkok
berupaya mengembangkan persenjataan Iran dan membantu mengembangkan nuklir
Iran sebagai cara untuk menjauhkan kawasan Asia Timur dari pantauan AS.
Tiongkok berpendapat, dengan peningkatan kekuatan di negara musuh khususunya
kepemilikan senjata pemusnah massal akan lebih menarik perhatian AS dibandingkan
dengan peningkatan militer Tiongkok.160
Selain untuk membendung kekuatan AS, Tiongkok juga menggunakan
hubungan dengan Iran sebagai alat untuk membendung intervensi Iran dalam konflik
Uighur di Xinjiang.161
Komunitas Uighur yang memiliki paham yang berbeda dengan
pemerintahan Tiongkok merupakan komunitas yang tertindas sejak era tahun 1990
an. Uighur merupakan kelompok Islam Sunni sedangkan Iran merupakan kelompok
Islam Syiah. Namun sejak terjadi revolusi di Iran, Iran lebih mementingkan
solidaritas terhadap sesama Muslim dan tidak memandang ajaran yang mereka
peluk.162
159
Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html. h. 18. Diakses pada 22/10/2014. 160
Ibid. 161
John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC: University of Washington Press: 2006 ). h. 130-138. 162
Ibid.
75
Sejak terjadi penindasan kelompok Uighur di Xinjiang, berbagai bantuan
datang dari kelompok Muslim seperti grup Osama Bin Laden, gerakan Islam
Uzbekistan dan sebagainya.163
Iran yang menjadi negara Muslim juga ikut andil
dalam membantu kelompok Uighur seperti dalam memberikan beasiswa di sekolah
Iran bagi Muslim di Xinjiang tanpa pemberitahuan terhadap pemerintah Tiongkok.
Para pelajar tersebut pergi ke Iran dengan alasan ingin melakukan perjalanan agar
tidak dicurigai oleh pemerintah Tiongkok. Iran juga memberi dana untuk perbaikan
mesjid di Xinjiang yang hancur karena konflik dengan pemerintah Tiongkok. Efek
dari bantuan tersebut terlihat pada tahun 1996 yang menimbulkan gerakan
pemberontak di Xinjiang. Pemberontakan tersebut seperti pembakaran bangunan dan
penghancuran bus di Xinjiang.164
Hal ini tentunya menimbulkan kehawatiran bagi Tiongkok karena dengan
bantuan dari kelompok Islam lain telah menimbulkan peningkatan gerakan separatis
Muslim Uighur di Xinjiang. Tiongkok mulai meminta negara lain untuk tidak ikut
melakukan intervensi di negaranya dengan alasan hal tersebut dapat memperburuk
hubungan pemerintah Tiongkok dengan kelompok Uighur. Tiongkok juga meminta
Iran yang menjadi salah satu partner dagang Tiongkok untuk menghentikan intervensi
di Xinjiang karena hal tersebut akan menimbulkan ketidak stabilan politik domestik
Tiongkok. Tiongkok juga mengancam tidak akan melanjutkan hubungan kerjasama
jika Iran melakukan intervensi di Xinjiang.
163
Ibid. 164
Ibid.
76
IV.3 Kerjasama Tiongkok dan Iran Di Bidang Pertahanan Keamanan
Tiongkok mulai melakukan kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran
sejak perang dengan Iraq pada 1980-1988. Pada waktu tersebut Tiongkok mulai
menyuplai senjata seperti tank, anti-tank, rudal balistik, rudal-rudal dengan
kemampuan tempur darat ke udara dan udara ke udara, pesawat tempur dan kapal
perang untuk membantu Iran.165
Saat perang dengan Iraq, Tiongkok mengirim rudal anti-kapal HY-2 ke Iran
untuk menjaga selat Hormuz. Rudal HY-2 ini akhirnya dimodifikasi menjadi turbojet
dengan bantuan Tiongkok. Tiongkok juga mengirimkan rudal anti-kapal C-801 yang
berhasil dimodifikasi menjadi Tondar. Setelah perang berakhir, Tiongkok kembali
mengirimkan rudal C-802 untuk memodernisasi Angkatan Laut Iran. C-802
merupakan salah satu rudal tercanggih Tiongkok. Dengan bantuan Tiongkok, Iran
juga berhasil menciptakan rudal jarak menengah FL-10 yang merupakan hasil
modifikasi rudal FL-2 Tiongkok.166
Tiongkok juga memiliki peran yang penting dalam mengembangkan nuklir
Iran. Sejak era tahun 1980an Tiongkok sudah mulai membantu Iran dalam melakukan
eksplorasi tambang uranium, dan mengirimkan teknologi-toknologi canggih untuk
membantu Iran memperkaya uraniumnya. Para teknisi Tiongkok juga memiliki peran
165
Daniel Byman dan Roger Cliff. China’s Arms Sales Motivations and Implications. http://www.rand.org/pubs/monograph_reports/MR1119.html. Diakses pada 1/12/2014. 166
Bates Gill. Chinese Arms Exports to Iran. www.gloria-center.org/meria/1998/05/gates.pdf. Diakses pada 1/12/2014.
77
yang besar dalam melatih teknisi nuklir Iran yang digunakan untuk membangun dan
mengembangkan pusat penelitian nuklir Iran.
Kerjasama nuklir Tiongkok dan Iran berpuncak pada tahun 1991. Saat itu
Tiongkok mengirimkan bantuan uranium ke Iran seperti dalam bentuk 1,6 ton
uranium hexaflorida, 402 kg uranium tetraflorida dan 401,5 kg uranium dioksida.
Tiongkok juga mengatakan akan menyelesaikan program nuklir Iran yang sempat
terhenti dengan Jerman dan Perancis di daerah Bushehr saat terjadi revolusi.
Tiongkok sendiri menyebutkan bahwa alasan negaranya membantu Iran dalam
mengembangkan nuklir disebabkan oleh tujuan nuklir tersebut adalah untuk
kepentingan damai, organisasi internasional diizinkan untuk memeriksa keamanan
nuklir Iran dan Iran tidak diizinkan mentransfer dan memasok teknologi dari
Tiongkok ke negara lain.167
Tiongkok memiliki peran yang besar dalam membantu modernisasi militer
Iran walaupun tidak ada kerjasama pertahanan yang bersifat formal antara kedua
negara. Hal ini terlihat dari hubungan kerjasama keamanan Iran-Tiongkok tidak
dilakukan dengan adanya tandatangan perjanjian di antara kedua negara.168
Tidak
hanya saat terjadi perang dengan Iraq, Tiongkok juga menyuplai senjata ke Iran saat
Iran sedang diembargo. Angkatan Laut Iran yang masih lemah menjadi salah satu
fokus Tiongkok karena pasukan ini digunakan untuk menjaga kawasan teluk yang
167
John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC: University of Washington Press: 2006 ). 168
Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html. h. 19. Diakses pada 22/10/2014.
78
juga memiliki peran penting bagi Tiongkok. Tiongkok menyediakan berbagai
peralatan militer untuk mendukung kemampuan Angkatan Laut Iran seperti rudal anti
kapal, rudal dengan kemampuan serangan darat ke udara, pesawat tempur, serta kapal
patroli.
Iran awalnya hanya memiliki rudal-rudal dengan bahan bakar cair. Rudal
dengan bahan bakar cair memiliki kelemahan dibandingkan dengan rudal berbahan
bakar padat. Rudal berbahan bakar cair cenderung lebih cepat rusak dan cepat
terbakar. Rudal dengan bahan bakar cair yang memiliki kecepatan lebih rendah dari
rudal berbahan bakar padat juga akan lebih mempermudah musuh untuk mendeteksi
rudal tersebut. Namun dengan bantuan Tiongkok, Iran berhasil memproduksi rudal-
rudal dengan bahan bakar padat. Rudal-rudal hasil kerjasama dengan Tiongkok
seperti Zelzal dan Fateh-110 yang awalnya masih berbahan bakar cair juga berhasil
diubah menjadi rudal berbahan bakar padat.
Tabel IV.1 Persenjataan Iran
Pesawat Udara
Pesawat Tempur Transportasi Lain-lain
Azarakhsh IrAn-140 Ababil
Qaher- 313 An-148 Mohajer
Saeqeh Tu-204 Fadzhir
Shafaq Tu-334 Parastu
Simorgh
79
Dorna
Tazarf
Tondar
Rudal
Udara ke Pernukaan Permukaan ke
Permukaan
Permukaan ke Udara
GBU-67 Arash Sayyad-1
AGM-379 Fajr Shahab Taqeb
Zoobin Hadid Bafar-373
Haseb
Nazeat
Noor
Oghab
Shahin
Ghader
Kosar
Nafez
Nasr
Ra’ad
Saegaeh
Saghegh
Toophan
Alat Tempur Darat
Tank Kendaraan Lapis Baja Artileri Anti-Pesawat Udara
80
Sabalam BMP-2 Hoveizeh 23mm AAA
Samsam Boragh Raad-1
T-72 S Cobra BMT-2 Raad-2
Safir- 74 Peluncur Roket
Tosan
Zulfiqar
Sumber: http://www.globalsecurity.org/military/world/iran/weapons.htm. Diakses pada 8/1/2014.
Keterangan: Tondar dibuat berdasarkan M-7/CSS-8 Tiongkok, Kosar dibuat berdasarkan C-701
Tiongkok, Nasr berdasarkan C-704 Tiongkok dan Ra’ad berdasarkan C-201, serta Noor
berdasarkan C-802 Tiongkok.169
Industri pertahan militer udara Tiongkok Hongdu Aviation Industry Group
(HAIG) menjadi salah satu industri Tiongkok yang ikut membantu mengembangkan
rudal Iran. Tiongkok dan Iran disebut menjalin kerjasama periode 2008-2010 untuk
mengerjakan Kosar yang akan diproduksi berdasarkan rudal C-701 Tiongkok.170
Kosar adalah rudal jelajah ringan yang memiliki daya tempuh sejauh 18 km dengan
kemampuan membawa hulu ledak seberat 29 kg dan menggunakan bahan bakar
padat.171
Pada tahun 2008 Iran mulai tertarik untuk menjadi anggota tetap di Organisasi
Kerjasama Shanghai (SCO). SCO adalah organisai yang dibentuk sejak tahun 2001
dengan 6 negara anggota tetap yakni Tiongkok, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan,
169
http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 12/10/2014. 170
Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf. 171
http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 12/10/2014.
81
Tajikistan, serta Uzbekistan. Organisasi ini adalah organisasi yang dibentuk tanpa
campur tangan AS. Tujuan awal dibentuknya organisasi ini adalah untuk
menyelesaikan konflik perbatasan antara Tiongkok dan negara-negara bekas Soviet
yang akhirnya juga membahas masalah politik, ekonomi, serta keamanan termasuk
membahas terorisme dan separatisme.
Pada awalnya SCO masih disebut sebagai Shanghai Five yang telah terbentuk
sejak tahun 1996. Uzbekistan menjadi negara anggota tetap SCO yang tidak termasuk
dalam anggota organisasi ini. Shanghai Five dibentuk karena baik dari pihak
Tiongkok maupun bekas Soviet sendiri tidak ingin terjadi konflik senjata karena
masalah perbatasan. Anggota Shanghai Five merasa bahwa pembangunan ekonomi
merupakan prioritas utama sejak runtuhnya Uni Soviet. Negara-negara ini merasa
membutuhkan satu organisasi yang dapat menyelesaikan konflik perbatasan sehingga
pembangunan ekonomi dapat berjalan lancar.172
Pada tahun 2001 Shanghai Five menambah jumlah anggota yakni dengan
masuknya Uzbekistan dan pada tahun tersebut negara anggota sepakat mengubah
organisasi menjadi SCO. Masalah yang dibahas di SCO mulai berkembang dari
upaya untuk menyelesaikan konflik perbatasan mulai membahas terorisme,
separatisme dan perdagangan narkoba. SCO juga mulai melakukan ekspansi anggota
sejak 2004 dengan menambahkan Mongolia dan diikuti Iran, India, dan Pakistan
172
Peimani, Hooman. Conflict and Security in Central Asia and the Caucasus. (Santa Barbara: ABC-CLIO, LLC, 2009).
82
sebagai negara pengamat pada tahun 2005. Alasan SCO menambah anggota adalah
untuk menjadikan SCO sebagai organisasi regional yang diperhitungkan sehingga
SCO berusaha untuk mencari negara-negara yang kuat di masing-masing kawasan.173
Pada dasarnya SCO bukanlah organisasi untuk aliansi militer. Namun karena
organisasi ini bertujuan untuk memerangi terorisme dan separatisme, negara anggota
merasa perlu adanya kolaborasi militer. Tahun 2003 bertempat di Kazakhstan
menjadi tahun pertama pelatihan militer antara negara anggota SCO. Namun dalam
latihan pertama tersebut Uzbekistan tidak ikut serta. Pelatihan militer kedua digelar di
Tiongkok pada tahun 2006 dan tahun 2007 di Rusia. Pelatihan militer di Rusia
menjadi pelatihan militer terbesar yang pernah dilakukan anggota SCO. Selain
pelatihan diikuti oleh seluruh anggota organisasi, pelatihan tersebut melibatkan 6.500
tentara dengan total 60 pesawat tempur.174
Iran yang telah menjadi negara pengamat sejak 2005 dalam organisasi ini
mengisyaratkan keinginan negaranya untuk menjadi anggota tetap di SCO dengan
perantara Mentri Luar Negerinya. Permintaan ini menimbulkan dilema bagi negara
anggota SCO karena mereka memandang bahwa Iran adalah salah satu negara yang
berpengaruh di kawasan Timur Tengah. Namun Iran juga sedang menjalani sanksi
dari DK PBB sehingga permintaan Iran untuk menjadi anggota tetap di SCO masih
belum ditetapkan.
173
Ibid. 174
Ibid.
83
Pada tahun 2010 Tiongkok meresmikan pembuatan rudal di Iran. Dalam
kerjasama tersebut Tiongkok akan membantu Iran memproduksi Nasr-1 yang
dibentuk berdasarkan rudal C-704 Tiongkok. Nasr adalah rudal jarak menengah yang
dapat diluncurkan dari kapal perang dan dikhususkan untuk menjaga seluruh kawasan
perairan.175
Nasr memiliki daya tempuh sejauh 35 km dengan kemampuan membawa
hulu ledak seberat 130 kg dan menggunakan bahan bakar padat.176
Pada tahun yang
sama Tiongkok juga mengekspor rudal C-705 ke Iran.177
Iran dibantu Tiongkok juga berhasil memproduksi Noor yang dirancang
berdasarkan rudal C-802 Tiongkok. Rudal C-802 yang memiliki kemampuan serang
darat dan air juga berhasil dimodifikasi sehingga memiliki kemampuan serang udara
dengan menempatkan rudal tersebut pada helikopter Mi-11.178
Noor adalah rudal Iran
yang memiliki daya tempuh sejauh 200 km dan digerakkan dengan bantuan
turbojet.179
Kerjasama juga dilanjutkan hingga Februari 2012 Iran mulai
mengembangkan rudal anti-kapal jarak pendek Zafar yang dirancang sesuai dengan
175
http://www.upi.com/Business_News/Security-Industry/2010/04/23/China-opens-missile-plant-in-Iran/UPI-82791272037022/#ixzz278G8Yi20. Dikases pada 10/12/2014. 176
http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 12/10/2014. 177
http://www.upi.com/Business_News/Security-Industry/2010/04/23/China-opens-missile-plant-in-Iran/UPI-82791272037022/#ixzz278G8Yi20. Dikases pada 10/12/2014. 178
Ibid. 179
http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 12/10/2014.
84
rudal C-701 AR Tiongkok.180
Rudal ini dapat digunakan untuk mempercepat laju
gerakan kapal.181
IV.4 Penurunan Hubungan Iran-Tiongkok
Organisasi Kerjasama Shanghai adalah organisasi yang masih berusaha untuk
menjadi salah satu organisasi regional yang kuat. Untuk itu anggota organisasi
berusaha untuk meningkatkan pengaruhnya dengan menambahkan negara-negara
yang kuat ke dalam SCO. Di antara negara pengamat lain seperti India, Pakistan dan
Mongolia, Iran menjadi negara yang dianggap memiliki peluang yang paling besar
untuk menjadi anggota tetap di organisasi ini. Hal ini terjadi karena selain memiliki
pengaruh besar di Timur Tengah, Iran juga menjalin hubungan yang harmonis dengan
dua negara paling berpengaruh di organisasi ini yakni Tiongkok dan Rusia.
Keinginan Iran untuk diaplikasikan menjadi anggota tetap di organisasi ini
menjadi dilema bagi anggota tetap SCO. Konflik nuklir Iran menjadi masalah yang
dipertimbangkan oleh anggota organisasi untuk menerima permintaan tersebut.
Tiongkok yang menjadi negara paling berpengaruh di organisasi ini juga menahan
permintaan tersebut karena AS yang terus saja mendesak semua negara untuk ikut
mengembargo Iran. AS sendiri adalah partner dagang terbesar Tiongkok setelah Uni
Eropa. Tiongkok merasa bahwa hubungan AS-Tiongkok merupakan hubungan yang
180
Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf. 181
Anthony H. Cordesman. dkk. Iran’s Rocket and Missile Forces and Strategic Options. csis.org/files/publication/141007_Iran_Rocket_Missile_forces.pdf.
85
jauh lebih penting daripada hubungan Tiongkok-Iran. Untuk menjaga hubungan baik
dengan AS tersebut, Tiongkok menyetujui penetapan sanksi bagi Iran.
Pada Juni 2012 Tiongkok dan Rusia yang menjadi pelopor SCO akhirnya
memblokir keanggotaan Iran. Tindakan tersebut merupakan cara yang digunakan agar
Iran segera menyelesaikan konflik nuklirnya karena dengan berakhirnya konflik
antara Iran dengan PBB akan mempermudah Iran melakukan kerjasama dengan
negara lain khususnya negara anggota SCO. Rusia juga mengatakan bahwa Iran bisa
menjadi anggota tetap di SCO jika masalah dengan PBB telah selesai.182
Dari penelitian diatas dapat dilihat bahwa konsep yang paling mendukung
hubungan Tiongkok dan Iran adalah national interests karena upaya Tiongkok
melakukan hubungan kerjasama pertahanan dengan Iran dipengaruhi oleh
kepentingan Tiongkok di Iran. Tiongkok membantu Iran memodernisasi militer agar
Iran bisa menghindari masuknya pengaruh lain khususnya AS di Iran sehingga
kepentingan Tiongkok bisa terjaga.
Walaupun power bukan lagi menjadi hal yang paling utama di masa sekarang,
peningkatan kekuatan militer masih dianggap penting karena digunakan sebagai alat
untuk menghindari terjadinya perang. Kekuatan militer dikembangkan hanya untuk
mencegah terjadinya serangan dari negara lain.
182
Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf.
86
Dalam hubungan kerjasama pertahanan keamanan antara Iran dan Tiongkok,
negara yang paling diuntungkan adalah Tiongkok. Hal ini disebabkan oleh kerjasama
yang dilakukan hanya untuk membantu Iran dalam menjaga kemanan negara.
Terciptanya keamanan di Iran merupakan kunci terciptanya keamanan energi
Tiongkok di Iran. Tiongkok juga mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan
senjata ke Iran dan tentunya mendapatkan pasokan minyak Iran yang diembargo oleh
berbagai negara seperti AS dan sekutunya.
Kerjasama militer Tiongkok dan Iran merupakan bentuk dari aliansi walaupun
letak geografis kedua negara terpisah cukup jauh. Hal ini terjadi karena aliansi tidak
selalu terbentuk oleh pengaruh kedekatan letak geografi negara. Sama halnya dengan
hubungan AS-Singapura, walaupun letak geografi kedua negara terpisah cukup jauh,
posisi tersebut tidak menghalangi terbentuknya kerjasama. Namun dalam hubungan
aliansi Tiongkok dan Iran, kedua negara tidak memiliki kesepakatan untuk ikut
berperang jika salah satu negara diserang.
Hubungan kerjasama Iran dan Tiongkok terbentuk karena adanya persamaan
perasaan antara kedua negara. Baik Iran maupun Tiongkok sama-sama merasakan
dominasi AS di kawasan masing-masing sehingga kedua negara berusaha
mengimbangi dominasi tersebut. Tiongkok berusaha meningkatkan kekuatan
militernya untuk mengimbangi pengaruh AS di Asia Timur. Namun dengan kekuatan
militer Tiongkok yang berkembang pesat mengakibatkan kehawatiran bagi AS jika
Tiongkok akan menggeser posisinya sebagai negara hegemon. Hal tersebut
87
menimbulkan ketakutan bagi Tiongkok karena modernisasi militer Tiongkok telah
mengundang perhatian AS di kawasan Asia Timur.
Sama halnya dengan Tiongkok, Iran juga merasakan dominasi pengaruh AS
di kawasan Timur Tengah. Akibat mendapat embargo pengembangan nuklir dari DK
PBB, Iran akhirnya harus mengalami kesulitan dalam memodernisasi militernya
karena kurangnya pengetahuan pada penguasaan teknologi canggih. Untuk itu Iran
menjalin hubungan kerjasama dengan Tiongkok. Kerjasama dimaksudkan untuk
membantu Iran dalam memodernisasi militer sehingga mampu mengimbangi
pengaruh AS di Timur Tengah.
Baik Tiongkok maupun Iran sama-sama meningkatkan kekuatan militernya
yang diharapkan dapat mengimbangi kekuatan AS sehingga tidak terjadi perang di
kawasan masing-masing. Tiongkok membantu modernisasi militer Iran untuk
mengurangi dominasi AS di Timur Tengah yang juga menyebabkan melemahnya
pantauan AS dari Asia Timur karena perhatian AS terbagi pada dua kawasan yang
berjauhan.
Tiongkok memiliki pengaruh yang besar di kawasan Timur Tengah. Tiongkok
memiliki hubungan yang harmonis dengan negara-negara di kawasan ini. Tidak
hanya dengan Iran yang memiliki hubungan tidak harmonis dengan AS, Tiongkok
juga memiliki hubungan baik dengan negara-negara sekutu AS di kawasan ini seperti
Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar. Tiongkok menjalin kerjasama dengan
88
negara-negara tersebut dengan memastikan tidak akan ada ancaman nuklir khususnya
dari Iran di kawasan Timur Tengah. Namun berbeda halnya dengan Tiongkok, Iran
tidak memiliki pengaruh yang besar di kawasan Asia Timur.
Periode tahun 2008-2012 menjadi fokus penelitian karena pada tahun tersebut
Iran sedang menjalani sanksi pengembangan teknologi nuklir dari DK PBB. Dalam
sanksi tersebut Iran dilarang melakukan kerjasama dengan negara lain baik dalam
mengembangkan nuklir atau bahkan melakukan hubungan kerjasama di bidang
militer. Namun Tiongkok yang menjadi salah satu negara pemilik veto di DK PBB
masih tetap melakukan kerjasama dengan Iran khususnya dalam meningkatkan
kemampuan militer Iran.
Keputusan Tiongkok memblokir Iran di SCO merupakan keputusan yang
diambil berdasarkan pertimbangan kepentingan nasional. Tiongkok menganggap AS
yang menjadi partner dagang terbesar negaranya lebih penting daripada Iran yang
hanya menyuplai 11% minyak ke Tiongkok. Tiongkok sendiri menyadari bahwa
minyak tersebut juga bisa ditingkatkan dari negara lain seperti Arab Saudi untuk
memenuhi kepentingan energinya daripada harus tergantung pada Iran. Selain itu
Tiongkok juga menyadari bahwa tindakan negaranya memblokir Iran dari SCO tidak
akan memperburuk hubungan Tiongkok-Iran karena Tiongkok menjadi negara
importir minyak yang sangat penting bagi Iran khususnya sejak negara-negara sekutu
AS ikut mengembargo energi Iran sehingga Iran membutuhkan negara lain sebagai
pasar untuk menyalurkan energinya.
89
BAB V
KESIMPULAN
Hubungan antara Iran dan Tiongkok adalah hubungan yang dibentuk tanpa
melihat sisi ideologi. Hubungan kedua negara ini terbentuk karena merasa saling
ketergantungan. Iran yang menerima sanksi PBB membutuhkan negara lain untuk
membantu memodernisasi militernya. Dengan sanksi yang sedang dijalani tentunya
menyebabkan Iran tidak leluasa untuk mempelajari teknologi modern seperti dari
Barat sehingga Iran membutuhkan Tiongkok yang juga menjadi negara produsen
senjata.
Tiongkok menjadi negara yang masih melakukan hubungan pertahanan
walaupun Iran sedang menjalani sanksi dari DK PBB. Hubungan Iran dan Tiongkok
terlihat dari bantuan Tiongkok dalam memodifikasi rudal-rudal negaranya dan
menjual rudal demi memajukan militer Iran. Tiongkok tetap melakukan hubungan
pertahanan keamanan dengan Iran walaupun Tiongkok menyetujui embargo Iran di
DK PBB.
Tiongkok menjalin hubungan energi dengan Iran karena memandang Iran
sebagai negara yang menjadi salah satu penghasil energi terbesar di dunia. Namun
energi tersebut tidak bisa diolah secara maksimal karena Iran tidak memiliki
kemampuan dalam mengolah sumber daya negaranya. Hal ini juga terjadi karena
90
dengan adanya embargo, maka Iran kekurangan investasi asing untuk mengolah
sumber energinya.
Tiongkok yang sedang mengalami pertumbuhan industri tentunya
membutuhkan sumber-sumber energi. Melihat adanya kekosongan investasi di Iran
akhirnya membuat Tiongkok melakukan hubungan kerjasama energi untuk menjaga
kepentingan nasional. Tiongkok dapat mencapai dua kepentingan dengan melakukan
hubungan perdagangan dengan Iran yakni Tiongkok mendapatkan sumber energi dan
pasar untuk menjual senjata produksi dalam negerinya.
Dalam masalah energi, Tiongkok tidak bisa dianggap sebagai negara yang
memiliki kepentingan lebih atas Iran. Iran membutuhkan negara lain sebagai
konsumen khususnya sejak embargo oleh sebagian negara Barat dan AS terhadap
minyak Iran. Iran membutuhkan pasar untuk meningkatkan ekonomi negara dan
Tiongkok menjadi negara pengimpor minyak Iran. Dalam hal ini Tiongkok bisa
disebut sebagai negara yang beruntung karena bisa mendapat minyak Iran. Di sisi lain
Tiongkok juga bisa disebut sebagai negara yang baik karena tetap menjadi pembeli
minyak Iran di saat negara lain mengembargo Iran.
Tiongkok pada dasarnya hanya membutuhkan 11% minyak Iran untuk
memenuhi energi. Tiongkok malah lebih banyak menerima pasokan minyak dari
Arab Saudi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Tiongkok dapat memenuhi
kubutuhan energinya tanpa suplai dari Iran. Hal ini menunjukkan bahwa Iran juga
91
memiliki kepentingan yang besar pada Tiongkok karena jika Tiongkok ikut
melakukan embargo atas minyak Iran, maka Iran akan mengalami kesulitan dalam
mencari partner dagangnya.
Hubungan Tiongkok dengan AS dianggap sebagai hubungan yang lebih
penting daripada hubungan energi dengan Iran. Keputusan Tiongkok menyetujui
embargo atas Iran merupakan cerminan bahwa Tiongkok juga berusaha menjaga
hubungan dengan AS yang menjadi partner dagang terbesar kedua negaranya
sedangkan Iran hanya menjadi penyuplai energi terbesar ketiga bagi Tiongkok setelah
Arab Saudi dan Angola. Tiongkok berusaha menjadi negara yang baik dengan upaya
memiliki hubungan baik dengan AS dan di sisi lain menjalin kerjasama dengan Iran
demi menjaga kepentingan nasional Tiongkok.
Ketergantungan Tiongkok pada Iran tidak tercermin dari minyak Iran karena
pada dasarnya Tiongkok bisa mendapatkan minyak dari negara lain atau meminta
peningkatan suplai minyak dari Arab Saudi yang menjadi exportir utama Tiongkok.
Namun Tiongkok tidak bisa memutuskan hubungan dengan Iran karena
membutuhkan posisi strategis Iran yang bisa dijadikan sebagai alat multifungsi bagi
Tiongkok untuk menjaga kepentingan nasionalnya.
Sebagai negara yang pernah merasakan penindasan dari negara Barat,
Tiongkok berusaha meningkatakan pertumbuhan ekonomi dan militernya. Hal ini
dianggap bisa menjauhkan intervensi asing di negaranya. Tiongkok juga berusaha
92
meningkatkan kekuatan ekonomi dan militer negara agar bisa dianggap sebagai
negara yang berpengaruh di dunia.
Hubungan yang tidak harmonis antara Iran dengan AS juga dijadikan alat
negosiasi dalam menghadapi AS dan sebagai alat untuk memenuhi kepentingan
ekonomi. Iran dijadikan sebagai alat Tiongkok untuk membendung pengaruh AS di
kawasan Timur Tengah dan Asia Timur yang terlihat terlihat dari penolakan
Tiongkok menjual senjata ke Iran akibat AS yang masih menyuplai senjata ke
Taiwan. Tiongkok yang menggunakan Iran sebagai alat untuk memenuhi kepentingan
ekonomi terlihat dari suplai minyak yang diberikan oleh Iran baik dari negaranya
ataupun dari teluk yang menjadi saluran minyak dari Timur Tengah.
Posisi Iran yang strategis menjadi kunci utama Tiongkok menjalin kerjasama
pertahanan keamanan dengan Iran karena menganggap bahwa Iran adalah kunci
keamanan di Timur Tengah. Kehilangan negara ini merupakan kesalahan yang besar
apalagi jika Iran dengan posisi yang strategis jatuh ke tangan AS. Hal tersebut
tentunya akan menjadi ancaman besar bagi Tiongkok karena sumber-sumber utama
energinya akan berada di bawah pengaruh AS. Jika terjadi konflik diantara kedua
negara, AS bisa meminta negara sekutunya untuk menghentikan suplai minyak ke
Tiongkok yang tentunya akan merusak industri Tiongkok.
Upaya Tiongkok menjalin kerjasama pertahan keamanan dengan Iran
merupakan usaha Tiongkok untuk menjaga hubungan baik dengan Iran. Hubungan
93
yang baik dengan Iran tentunya akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi
Tiongkok. Kemungkinan Iran untuk mendapat serangan dari negara lain sangat kecil
mengingat kawasan ini berada diantara negara-negara penghasil energi di dunia. Iran
yang sudah memiliki kekuatan tersebut membuat Tiongkok tidak perlu repot untuk
mengeluarkan biaya untuk ikut bertempur jika kawasan ini diserang. Tiongkok
beranggapan bahwa Iran akan dilindungi setiap negara yang membutuhkan energi
dari kawasan Timur Tengah walaupun negara ini sedang berada dalam tekanan dunia
internasional.
Sesuai dengan konteks kepentingan nasional, setiap negara akan berusaha
melindungi kepentingan nasionalnya dengan cara apapun. Upaya AS melakukan
intervensi terhadap negara lain juga merupakan usaha untuk mencapai kepentingan
nasional. Jadi sangat kecil kemungkinan jika AS berniat menyerang Iran atau bahkan
membantu Israel untuk menyerang Iran karena serangan ke Iran akan menghancurkan
sumber-sumber energi yang melimpah di sekitar Iran.
Hubungan dengan Iran merupakan alat untuk menjaga kebutuhan energi jika
AS meminta negara aliansinya memutuskan hubungan energi dengan Tiongkok.
Merangkul Iran sama halnya dengan memegang kunci keamanan energi yang
bersumber dari Timur Tengah karena energi dari kawasan ini hanya bisa dibawa
keluar dari selat Hormuz yang selalu jadi alat bagi Iran untuk menentang embargo
ekonomi negaranya.
94
DAFTAR PUSTAKA
a. Buku
Bergsten, C. Fred. dkk. 2008. China’s rise: challenges and opportunities.
Washington DC: Peter Institute for International Economics and Center for
Strategic and International Studies.
Bitzinger, Richard A. and J.D Kenneth Boutin. 2009. China’s Defence Industry:
Change and Continuity in Rising China: power and reassurence. Ron
Huisken ed. Canberra: A.C.T: ANU E Press.
Cliff, Roger. dkk. 2011. Shaking the heavens & splitting the earth. Santa Monica:
RAND Corporation.
Cliff, Roger. 2001. The military potential of China’s commercial technology. Santa
Monica: RAND Corporation.
Cordesman, Anthony H. dan Martin Kleiber. 2007. Iran’s Military Forces and
Warfighting Capabilities. Washington DC: Peter Institute for International
Economics and Center for Strategic and International Studies.
Crane Keith. Dkk. 2005. Modernizing China’s Military: Opportunities and
Constraints. Santa Monica: RAND Corporation.
Davis, Lynn E. dkk. 2011. Iran’s Nuclear Future Critical U.S. Policy Choices. Santa
Monica: RAND Corporation.
95
Jones, David dan Michele Marion. 2014. The Dynamics of Cultural Counterpoint in
Asian Studies. New York: States University of New York Press.
Khan, Saira. 2009. Iran and NuclearWeapons Protracted conflict and proliferation.
New York: Taylor & Francis e-Library.
Medeiros, Evan S. 2009. Reluctant Restraint: The Evolution of China's
Nonproliferation Policies and practices, 1980-2004. National University of
Singapore Press.
Medeiros, Evan S. dkk. 2005. A New Direction for China’s Defense Industry. Santa
Monica: RAND Corporation.
Mintz, Alex and Karl Derouen. 2010. Understanding foreign policy decision making.
New York: Cambridge University Press.
N. Smith Finley, Joanne. 2013. The Art of Symbolic Resistance: Uyghur Identities
and Uyghur-Han Relations in Contemporary Xinjiang. Leiden: Koninklijke
Brill NV.
Peimani, Hooman. 2009. Conflict and Security in Central Asia and the Caucasus.
Santa Barbara: ABC-CLIO, LLC.
Po Ng, Ka. 2005. Interpreting China’s Military Power. New York: Taylor & Francis
e-Library.
W. Graver, John. 2006. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World.
Washington: University of Washington Press.
96
Waltz, Kenneth N. 1979. Theory of International Politics. Berkeley: Addison-Welesy
Publishing Company.
b. Jurnal
Byman, Daniel dan Roger Cliff. China’s Arms Sales Motivations and Implications.
http://www.rand.org/pubs/monograph_reports/MR1119.html.
Calabrese, John. China Iran Mismatched Partners.
www.jamestown.org/.../Jamestown-ChinaIranMis.
China’s Anti-Satellite Weapons and American National Security.
http://s3.amazonaws.com/thf_media/2007/pdf/hl990.pdf. Diakses pada
6/11/2014.
China White Paper on National Defense 2008.
www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm. Diakses pada
23/5/2014.
China Defence White Paper 2013.
http://www.nti.org/media/pdfs/China_Defense_White_Paper_2013.pdf.
Diakses pada 4/11/2014.
China’s Proliferation To North Korea And Iran Its Role In Addressing The Nuclear
And Missile Situations In Both Countries.
http://origin.www.uscc.gov/sites/default/files/06_09_14_rodman_statement.p
df.
97
China’s Proliferation To North Korea And Iran, And Its Role In Addressing The
Nuclear And Missile Situations In Both Nations.
http://origin.www.uscc.gov/sites/default/files/transcripts/9.14.06HearingTrans
cript.pdf.
Cordesman, Anthony H. dkk. The Gulf Military Balance: Volume I: The
Conventional and Asymmetric Dimensions. Diakses dari
csis.org/files/publication/1305022_Gulf_Mil_Bal_Volume_I.pdf.
Cordesman, Anthony H. dkk. Iran’s Rocket and Missile Forces and Strategic
Options. csis.org/files/publication/141007_Iran_Rocket_Missile_forces.pdf.
Cordesman, Anthony H. dan Bryan Gold. The Gulf Military Balance: Volume II: The
Missile and Nuclear Dimensions. Diakses dari cryptome.org/2014/03/gulf-mil-
balance.pdf.
Davis, Marybeth. Dkk. China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari
origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf .
Design Characteristics of China’s Ballistic and Cruise Missile Inventory.
http://www.nti.org/media/pdfs/design_characteristics_china_ballistic_cruise_
missiles.pdf?_=1396040660. Diakses pada 5/11/2014.
Gill, Bates. Chinese Arms Exports to Iran. www.gloria-
center.org/meria/1998/05/gates.pdf.
98
Hagt, Eric. China’s ASAT Test: Strategic Response.
http://kms1.isn.ethz.ch/serviceengine/Files/ISN/31974/ichaptersection_single
document/b4f934e3-cd9c-4013-b1aa-79e479e270cd/en/cs5_chapter3.pdf.
Diakses pada 6/11/2014.
Harold, Scott dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military
Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html.
Japan White Paper on National Defence. 2013.
http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/2013.html. Diakses pada 31/5/2014.
Japan Defence White Paper 2014.
http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/pdf/2014/DOJ2014_1-1-
3_web_1031.pdf. Diakse pada 4/11/2014.
Jiang, Julie dan Jonathan Sinton. Overseas Investments by Chinese National Oil
Companies. Diakses dari www.iea.org/.../overseas_china.pdf.
Johnson-Freese, Joan. China’s Space Ambitions.
http://mail.nuclearfiles.com/menu/key-issues/nuclear-
weapons/issues/policy/chinese-nuclear-
policy/PDFs/China_Space_Johnson_Freese[1].pdf. Diakses pada 6/11/2014.
Junn, LIU dan Lei, WU. China-Iran Relation. Diakses dari
mideast.shisu.edu.cn/.../2eb09457-0465-4db0-97...
99
Kan, Shirley A. China and Proliferation of Weapons of Mass Destruction and
Missiles: Policy Issues. fas.org/sgp/crs/nuke/RL31555.pdf. Diakses pada
6/3/2015.
Mackenzie, Peter. A Closer Look at China-Iran Relations.
http://www.cna.org/research/2010/closer-look-china-iran-relations.
Mazza, Michael. China-Iran Ties: Assessment and Implications for U.S. Policy.
http://www.aei.org/tag/china-iran-ties-assessment-and-implications-for-us-
policy/.
Medeiros, Evan S. China’s International Behaviour: Activism, Opportunism, and
Diversification.
www.rand.org/content/dam/rand/pubs/monographs/.../RAND_MG850.
Diakses pada 3/11/2014.
Nan Li. The evolution of China's naval strategy and capabilities: from “Near Coast”
and “Near Seas” to “Far Seas”. http://scholar.google.com/scholar?q=nan+li
the+evolution+of+china+naval+strategy+books&btnG=&hl=id&as_sdt=0%2
C5. Diakses pada 6/11/2014.
Nugroho Agung. Dukungan Cina Terhadap Program Nuklir Iran (2006-2009).
Diakses dari ejournal.unri.ac.id/index.php/JTS/article/download/78/72 on
18/6/2013.
100
The Impact Of The Sino-Iranian Strategic Partnership.
http://origin.www.uscc.gov/sites/default/files/06_09_14_berman_statement.pd
f.
c. Tesis
Wibisono, Ragil. Respon AS Terhadap Program Teknologi Nuklir Iran (2005-2010).
Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitad Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012.
d. Website
Anggaran pertahanan Cina melewati US$100 miliar.
www.bbc.co.uk/indonesia/mobile/dunia/2012/03/120304_cina_militer.shtml
Diakses pada 14/5/2014.
Brumberg. Daniel. http://iranprimer.usip.org/blog/2013/feb/09/iran%E2%80%99s-
successes-and-failures-34-years-later. Diakses pada 3/11/2014.
Cina dan AS terlibat lomba senjata baru?
www.bbc.co.uk/indonesia/mobile/dunia/2011/01/110111_uschinaarmrace.sht
ml, diakses pada 14/5/2014.
101
Connel, Michael. Iran's Military Doctrine. http://iranprimer.usip.org/resource/irans-
military-doctrine. Diakses pada 3/11/2014.
Cordesman. Anthony H. http://iranprimer.usip.org/resource/conventional-military.
Dikses pada 3/11/2014.
Iran's Ballistic Missile Program. http://www.american-iranian.org/policy-papers.
Diakses pada 2/11/2014.
Nader, Alireza. http://iranprimer.usip.org/resource/revolutionary-guards. Diakses
pada 3/11/2014.
Resolution 1803 (2008). http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2008.shtml.
Diakses pada 27/10/2014.
Resolution 1929 (2010). http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2010.shtml.
The Second Artillery Force of the PLA. http://www.chinadaily.com.cn/60th/2009-
08/26/content_8619520.htm. Diakses pada 20/5/2014.
http://www.un.org/sc/committees/1737/index.shtml. Diakses pada tanggal
11/10/2014.
http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2007.shtml. Diakses pada tanggal
11/10/2014.
http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada tanggal
11/10/2014.
102
https://www.cia.gov/news-information/speeches
testimony/2000/walpole_missile_092200.htm. Diakses pada tanggal
11/10/2014.
http://eng.mod.gov.cn/Database/AboutPLA/index.htm. Diakses pada 4/11/2014.
http://www.nti.org/country-profiles/iran/nuclear/. Diakses pada 12/10/2014.
http://www.batan.go.id/mediakita/current/mediakita.php?group=Aktualita&artikel=ak
t3&hlm=3. Diakses pada 12/10/2014.
http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 12/10/2014.
http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2009/10/091018_profiliran.shtml.
Diakse pada 28/10/2014.
http://iranprimer.usip.org/blog/2012/may/03/ties-grow-between-iran-and-china.
Diakses pada 4/12/2014.
http://www.upi.com/Business_News/Security-Industry/2010/04/23/China-opens-
missile-plant-in-Iran/UPI-82791272037022/. Diakses pada 3/12/2014.
http://www.janes.com/article/43499/china-sends-destroyer-frigate-to-iran-in-sign-of-
growing-naval-ties. Diakses pada 9/12/2014.
http://www.upi.com/Business_News/Security-Industry/2010/04/23/China-opens-
missile-plant-in-Iran/UPI-82791272037022/#ixzz278G8Yi20. Diakses pada
10/12/2014.
http://www.opec.org/opec_web/en/data_graphs/330.htm. Diakses pada 16/12/2014.
Recommended