View
218
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR TANGKAP BOLA
MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA
KELAS IV SD NEGERI 04 BEJEN KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Oleh :
YUKY ANTONI
X 4610127
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Yuky Antoni
NIM : X4610127
Jurusan/Program Studi : JPOK/Penjaskesrek KG
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “ UPAYA PENINGKATAN HASIL
BELAJAR LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI PENERAPAN
PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04
BEJEN KARANGANYAR 2012/2013” ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Oktober 2012
Yang membuat pernyataan
Yuky Antoni
NIM. X4610127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR TANGKAP BOLA
MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA
KELAS IV SD NEGERI 04 BEJEN KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh :
YUKY ANTONI
NIM. X4610127
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
# Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang!#
( Penulis )
# Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit
kembali setiap kali kita jatuh #
( Penulis )
#Apa artinya matahari terbit jika aku tidak berolah raga#
( Penulis )
#Bahagia bukan berarti kita mendapatkan apa yang kita inginkan atau memiliki
banyak uang tapi bahagia adalah tentang bagaimana kita mensyukuri apapun
yang telah diberikan oleh Tuhan #
( Penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
“Bapak dan Ibu”
Doamu yang tak pernah putus dan tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi
kasih sayangmu dan selalu membimbingku.
“Adik-adikku tercinta”
“Sang pujaan hatiku yang sedang belajar”
“Pak Tri Harso dan Mas Tri widodo”
Terima kasih selalu memberi suport,Memberikan pengarahan dalam
Mengerjakanskripsi .
“Teman-teman S1 Transfer Angkatan 2010”
“Teman (ikhsan, muklis, taufik, davit, triplek dan nuri)”
kalian-lah teman-teman yang selalu membantu aku sewaktu aku
mengalami kesulitan.
“Almamater”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Yuky Antoni. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR
TANGKAP BOLA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 BEJEN KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2012 / 2013.Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk: meningkatan hasil belajar lempar tangkap
bola melalui penerapan pendekatan bermain pada siswa kelas IV SD Negeri 04
Bejen Karanganyar Tahun Ajaran 2012 / 2013.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dalam penelitian dilaksanakan dalam dua siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas
IV SD Negeri 04 Bejen Karanganyar Tahun Ajaran 2012 / 2013 yang berjumlah
42 siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Data hasil
belajar lempar tangkap bola diperoleh melalui tes unjuk kerja, lembar observasi
digunakan untuk mengumpulkan data kegiatan siswa di dalam mengikuti proses
pembelajaran gerak dasar lempar tangkap bola melalui penerapan pendekatan
bermain dengan menggunakan teknik prosentase untuk melihat kecenderungan
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil penelitian kemampuan siswa dalam melakukan rangkaian gerakan
lempar tangkap bola meningkat dari 35,8 % atau 15 siswa yang mencapai batas
tuntas pada kondisi awal menjadi 64,2 % atau 27 siswa yang mencapai batas tuntas
pada akhir siklus I dan meningkat menjadi 83, 4% atau 35 siswa yang mencapai batas
tuntas pada akhir siklus II.
Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan pendekatan bermain dapat
meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola siswa kelas IV Sekolah Dasar
Negeri 04 Bejen Karanganyar tahun ajaran 2012/2013.
Kata kunci : gerak dasar, pendekatan bermain, hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu,
inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul ” UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LEMPAR
TANGKAP BOLA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 BEJEN KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2012/2013”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan
gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi, Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis
menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Yang Terhormat Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Drs. H. Sunardi, M.Kes selaku pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi.
5. Bapak Drs. Tri Aprilijanto Utomo ,M.Kes selaku pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan semangat dalam menyusun skripsi.
6. Sutardi S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 04 Bejen Karanganyar yang telah
memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Tri Harso, S.Pd selaku Guru Penjasorkes SD Negeri 04 Bejen Karanganyar yang
telah memberikan ijin dan menjadi guru kolaborasi dalam penelitian ini.
8. Bapak dan ibu tercinta yang tidak henti-hentinya mendoakan dan mendukung
saya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
9. Siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen Karanganyar yang telah bersedia menjadi
subyek penelitian.
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Oktober 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka.............................................................................. 5
1. Belajar ....................................................................................... 5
a. Pengertian Belajar ................................................................. 5
b. Prinsip-prinsip Belajar ......................................................... 8
2. Pembelajaran ............................................................................ 10
a. Konsep Pembelajaran ........................................................... 10
b. Hakekat Pembelajaran ........................................................ 11
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran ................................................ 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
3. Hasil Belajar .............................................................................. 14
a. Pengertian Hasil Belajar ....................................................... 14
b. Faktor-faktor Yang mempengaruhi Hasil Belajar................. 16
4. Permainan Kasti ......................................................................... 16
a. Sejarah Permainan Kasti ...................................................... 16
b. Pengertian Permainan Kasti ................................................. 17
c. Permainan Kasti Sebagai Pembelajaran Penjas ................... 18
5. Lempar Tangkap Bola ............................................................... 18
a. Cara Melempar...................................................................... 18
b. Cara Menangkap .................................................................. 21
6. Pendekatan Pembelajaran .......................................................... 24
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran ................................... 24
b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran .................................. 25
7. Pendekatan Bermain .................................................................. 26
a. Bermain ................................................................................ 26
b. Fungsi Bermain ..................................................................... 26
c. Pengertian Pengdekatan Bermain ........................................ 28
d. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Bermain .................. 30
8. Macam-macam Permainan .................................................... 31
a. Memasukkan bola ke dalam ember ...................................... 31
b. Estafet lempar tangkap bola ................................................. 32
c. Lempar tangkap bola berpasangan ....................................... 32
d. Melempar bola dengan sasaran nilai .................................... 33
e. Lempar tangkap bola antar pos ............................................ 33
f. Lempar tangkap bola melewati mistar ................................. 34
B. Kerangka Berfikir ............................................................................ 35
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 37
A. Waktu Dan Tempat Penelitian ......................................................... 37
1. Waktu Penelitian ......................................................................... 37
2. Tempat Penelitian ....................................................................... 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
B. Subjek Penelitian ............................................................................. 38
C. Teknik Pengumpulan Data Dan Sumber Data ................................ 38
D. Teknik Analisis Data ....................................................................... 39
E. Prosedur Penelitian .......................................................................... 40
F. Rancangan Siklus I .......................................................................... 43
1. Tahap Perencanaan ..................................................................... 43
2. Tahap Pelaksanaan ...................................................................... 43
3. Pengamatan Tindakan ................................................................. 44
4. Tahap Evaluasi atau Refleksi ...................................................... 44
G. Rancangan Siklus II ......................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 45
A. Deskripsi Tiap Siklus ...................................................................... 45
1. Pra Siklus ................................................................................... 45
2. Siklus I ....................................................................................... 47
a. Rencana Tindakan I .............................................................. 47
b. Pelaksanaan Tindakan I ........................................................ 48
c. Observasi dan Tindakan I ..................................................... 51
d. Analisis dan Tindakan I ........................................................ 54
e. Data Deskripsi Tindakan I .................................................... 55
3. Siklus II ..................................................................................... 56
a. Rencana Tindakan I .............................................................. 56
b. Pelaksanaan Tindakan II ....................................................... 58
c. Observasi dan Interprestasi II .............................................. 61
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II ........................................ . 63
e. Deskripsi Data Tindakan II ................................................... 64
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 65
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................................... 67
A. Simpulan .......................................................................................... 67
B. Implikasi .......................................................................................... 68
C. Saran ............................................................................................... 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 71
LAMPIRAN ..................................................................................................... 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rincian kegiatan dan waktu pelaksanaan..................................................... 37
2. Teknik Pengumpulan data penelitian ........................................................... 38
3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ........................................................... 40
4. Prosentasi Target Capaian ............................................................................ 44
5. Data Awal Lempar Tangkap Bola Sebelum Diberi Tindakan ..................... 46
6. Data Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Setelah Tindakan I .................... 56
7. Data Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Setelah Tindakan I .................... 64
8. Perbandingan Hasil Lempar Tangkap Bola Setelah Diberi Tindakan ......... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Sikap Permulaan Melempar ......................................................................... 19
2 Sikap Pertama Melempar ............................................................................. 19
3 Sikap Terakhir Melempar ............................................................................ 20
4 Sikap Melempar Melambung ....................................................................... 20
5 Sikap Melempar Mendatar ........................................................................... 21
6 Menangkap Bola Melambung ...................................................................... 22
7 Menangkap Bola Datar ................................................................................ 22
8 Menangkap Bola Rendah ............................................................................. 23
9 Menangkap Bola Bergulir Di Tanah ............................................................ 24
10 Menangkap Bola Datar Samping Kanan Kiri .............................................. 25
11 Permainan Memasukkan Bola Ke Dalam Ember ( bakul ) .......................... 31
12 Permainan Estafet Lempar Tangkap Bola ................................................... 32
13 Lempar Tangkap Bola Berpasangan ............................................................ 32
14 Permainan Melempar Bola Dengan Sasaran Nilai ....................................... 33
15. Permainan Lempar Tangkap Bola Antar Pos ............................................... 34
16 Lempar Tangkap Bola Melewati Tali (mistar ) ........................................... 34
11 Kerangka Berfikir ........................................................................................ 36
12 Alur Tahapan Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas .............................. 42
13 Dokumentasi Penelitian .............................................................................. 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar pustaka ............................................................................ 71
2. Silabus pembelajaran .................................................................. 73
3. Rpp siklus I ................................................................................. 75
4. Rpp siklus II ................................................................................ 94
5. Lampiran data hasil siklus I ........................................................ 113
6. Lampiran data siklus II................................................................ 121
7. Lampiran data hasil akhir ............................................................ 127
8. Dokumentasi penelitian .............................................................. 129
9. Dokumentasi surat permohonan ijin penelitian........................... 133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif serta kecerdasan emosi. Pendidikan
jasmani juga sebagai proses dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia yang
berlangsung seumur hidup, selain itu juga salah satu alat yang penting untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia, karena pendidikan jasmani
sangat erat kaitanya dengan gerak manusia. Oleh karena itu, pendidikan
merupakan hak asasi setiap manusia dalam proses mempersiapkan dirinya menuju
masa depan yang lebih baik.
Pendidikan jasmani di SD telah menjadi bagian dari proses pendidikan
secara keseluruhan. Pembelajaran olahraga adalah suatu proses yang dilakukan
secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh
pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan
keterampilan, kecerdasan dan pekembangan watak serta kepribadian yang
harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas berdasarkan pancasila.
Materi pendidikan jasmani dibedakan menjadi dua kelompok yaitu materi
pokok dan materi pilihan. Materi pokok merupakan mata pelajaran yang wajib
diajarkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Sedangkan materi pilihan
merupakan kegiatan olahraga di luar jam pelajaran sekolah berupa kegiatan
ekstrakulikuler olahraga. Gerak Dasar Lempar tangkap merupakan salah satu
pembelajaran yang termasuk dalam materi pokok pendidikan jasmani.
Gerak Dasar Lempar tangkap memiliki manfaat yang cukup besar dalam
pembentukan individu yang sportif dalam perkembangan jasmani maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
rohaninya. Perkembangan jasmani ditujukan untuk membentuk sikap tubuh yang
baik meliputi anatomis, fisiologis, kesehatan serta kemampuan jasmani yang
merupakan komponen kebugaran jasmani seperti kekuatan, daya tahan dan lain
sebagainya. Manfaat bagi rohani yaitu kejiwaan, kepribadian dan karakter akan
tumbuh ke arah yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Langkah awal dalam proses pembelajaran gerak dasar lempar tangkap
yaitu memperkenalkan macam-macam gerakan dasar melempar dan menangkap.
Di sekolah-sekolah, gerak dasar lempar diajarkan melalui proses pembelajaran
pendidikan jasmani, mulai dari melempar melambung, melempar mendatar dan
menangkap bola lambung, mendatar dan bola menyusur tanah.
Berdasarkan observasi di SD Negeri 04 Bejen Karanganyar pada awal tahun
2012, dapat diketahui bahwa guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di
dalam pembelajaran lempar tangkap bola cenderung pada pelaksanaan lempar
tangkapnya saja, kurang inovatif, sehingga banyak siswa yang kurang tertarik dan
merasa bosan pada saat pembelajaran lempar tangkap bola. Akibatnya banyak
siswa yang malas dan kurang semangat saat pembelajaran lempar tangkap bola.
Hal ini mengakibatkan banyak siswa yang perkembangan motoriknya terlambat
termasuk kemampuan gerak dasar melempar dan menangkap, sehingga hasil
belajar lempar tangkap bola kelas IV hanya mencapai 35, 8% atau 15 siswa dari
42 siswa (dari guru pamong / kolaborator).
. Dengan demikian guru dapat memanfaatkan bermain ini untuk memotivasi
siswa dalam kemampuan lempar tangkap bola anak dengan memberikan materi
melalui pembelajaran model-model bermain yang mengarah pada kemampuan
lempar tangkap bola. Contohnya menggunakan permainan melempar bola ke
sasaran, melempar dengan sasaran ember, permainan estafet bola, dan masih
banyak bentuk permainan lainnya yang bisa merangsang gerakan melempar dan
menangkap.
Seorang guru pendidikan jasmani sering kali kurang memahami tentang
penerapan pendekatan yang tepat bagi anak didiknya. Hal ini kemudian
berdampak pada pencapaian hasil akhir yang kurang memuaskan. Kesalahan-
kesalahan penggunaan pendekatan pembelajaran sering kali kita jumpai dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
banyak cabang olahraga, salah satunya pembelajaran olahraga lempar tangkap
bola. Pembelajaran lempar tangkap bola yang menggunakan pendekatan bermain
merupakan bentuk pembelajaran lempar tangkap bola yang bertujuan agar siswa
mampu melakukan melempar dan menangkap bola dengan benar. Namun dari
bentuk pendekatan tersebut belum diketahui efektifitasnya, karena masing-
masing penerapan pendekatan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan,
sehingga belum diketahui apakah penerapan pendekatan bermain memiliki
pengaruhnya terhadap hasil belajar lempar tangkap bola tersebut. Dari semua yang
diuraikan diatas, maka peneliti memandang perlu untuk mengadakan penelitian
dengan judul:
“ Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lempar Tangkap bola Melalui
Penerapan Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Bejen
Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah
yang akan di bahas dalam penelitian ini , yaitu :
Bagaimanakah pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lempar
tangkap bola pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen Karanganyar tahun ajaran
2012/2013?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini
bertujuan untuk :
Untuk mengetahui penerapan pendekatan bermain untuk meningkatkan hasil
belajar lempar tangkap bola pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen
Karanganyar tahun ajaran 2012/2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi guru pendidikan jasmani, dapat dijadikan pedoman untuk menentukan
dan memilih pendekatan pembelajaran yang lebih baik dan efektif untuk
meningkatkan hasil belajar lempar tangkap bola.
2. Bagi siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen Karanganyar Tahun Pelajaran
2012/2013, memacu siswa agar lebih berpartisipasi dan berperan serta secara
aktif dalam kegiatan belajar mengajar agar mendapatkan hasil belajar yang
lebih baik dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2003: 2) Pengertian secara psikologis, “belajar merupakan
suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut
akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku”.
Atau juga dapat didefinisikan sebagai berikut belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun
jenisnya, karena tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan
perubahan dalam arti belajar. Menurut Slameto (2003: 3) ciri-ciri perubahan
tingkah laku dalam pengertian belajar sebagai berikut:
1) Perubahan terjadi secara sadar
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan
pengetahuan saja. Sifat perubahan relatif permanen, tidak akan kembali kepada
keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat,
seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk dan sebagainya. Perubahan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
harus langsung mengikuti pengalaman belajar perubahan yang segera terjadi
umumnya tidak dalam bentuk perilaku tapi terutama hanya dalam potensi
seseorang untuk berperilaku. Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai
adanya penguat berupa ganjaran yang diterima, hadiah atau hukuman sebagi
konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut.
Ngalim Purwanto (1990: 84) menyatakan, “definisi belajar adalah perubahan
yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman”. Dengan demikian perubahan yang terjadi karena proses
pertumbuhan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan fisik pada
seorang bayi sejak lahir.
Menurut pandangan Skinner yang dikutip dari Dimyati dan Mudjono (1994:
24) berpendapat bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar,
maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya jika tidak belajar maka responnya
akan menurun. Dalam belajar ditemukan hal berikut:
a) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pebelajar.
b) Respon si pebelajar
c) Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat
tejadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut.
Menurut pandangan Piaget yang dikutip dari Dimyati dan Mudjiono
(1994:24) berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab individu
melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan, maka fungsi intelek
semakin berkembang. Perkembangan intelek melalui tahap-tahap berikut (i).
Sensori motor (0-2 tahun), (ii). Pra-operasional (2-7 tahun), (iii) Operasional
kongkret (7-11 tahun), (iv) Oprasi formal (11- keatas).
Pada tahap sensori motor anak mengenal lingkungan dengan kemampuan
sensori dan motorik. Anak mengenal lingkungan dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran, perabaan, dan menggerak-gerakannya. Pada tahap pra-operasional,
anak mengandalkan diri pada persepsi tentang realitas. Ia mampu menggunakan
symbol, bahasa, konsep sederhana, berpartisipasi membuat gambar, dan
mengolong-golongkan. Pada tahap kongkret, anak dapat mengembangkan pikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
logis. Menurut piaget yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono (1999:14)
Pembelajaran terdiri dari empat langkah,yaitu:
a) Langkah satu menentukan topik yang dapat dipelajari oleh anak sendiri.
b) Langkah dua memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan topik
tersebut
c) Langkah tiga mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk
mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan
permasalahan
d) Langkah empat menilai tiap pelaksanaan kegiatan, memperhatikan tiap
keberhasilan, dan melakukan revisi
Menurut Rogers yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam buku
belajar dan pembelajaran (1999: 16) mengemukakan pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan. Prinsip pendidikan dan pembelajaran tersebut
sebagai berikut:
a) Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar. Siswa
tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
b) Siswa akan mempelajari hal-yang bermakna baginya
c) Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan
ide baru, sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
d) Belajar bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses-
proses
e) Belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berprestasi secara
bertanggung jawab belajar, keterbukaan belajar mengalami sesuatu,
bekerja sama dengan melakukan perubahan diri terus-menerus dalam
proses belajar.
f) Belajar mengalami (experiental learning) dapat terjadi, bila siswa
mengevaluasi diri sendiri. Belajar dapat memberi peluang untuk belajar
kreatif, self evaluation dan kritik diri. Hal ini berarti bahwa evaluasi dan
instruktur bersifat sekunder.
g) Belajar mengalami menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan
sungguh-sungguh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Ketiga pandangan tentang belajar tersebut merupakan bagian kecil dari
pandangan yang ada untuk kepentingan pembelajaran, para guru dan calon guru
masih perlu memilih teori yang relevan bagi bidang studi asuhannya. Guru juga
perlu memodifikasi secara praktis sesuai dengan karakter siswa tersebut.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut
Dimyati dan Mudjiono (1999: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi
perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan,
tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”. Untuk lebih
jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara singkat sebagai
berikut:
1) Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peran penting dalam proses belajar, Gagne dan
Berliner yang dikutip Dimyati Mudjiono (1999: 42) mengatakan, “tanpa
adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar”. Disamping perhatian,
motivasi mempunyai peran penting dalam kegiatan belajar. Motivasi
merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran.
2) Keaktifan
Proses kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik jika siswa
mempunyai keaktifan yang tinggi. Sehingga kegiatan belajar mengajar
akan berjalan lancar dan tujuan pembelajaran akan tercapai.
3) Keterlibatan langsung
Menurut John Dewey yang dikutip Dimyati Mudjiono (1999: 43) dengan
“learning by Doing”. Belajar harus dialami melalui keterlibatan langsung.
Belajar harus dilakukan siswa secara aktif, baik individual kelompok
dengan cara memecahkan masalah. Keterlibatan siswa dalam belajar
jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun keterlibatan mental
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
emosional, keterlibatan dengan kognitif dalam pencapaian dan perolehan
pengetahuan.
4) Pengulangan
Teori Psikologi daya yang mengemukakan melatih daya-daya pada
manusia yang terdiri atas daya mengamat, menganggap, mengingat
mengkhayal, berfikir, dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya
tersebut akan berkembang. Hal ini juga diperkuat dengan teori psikologi
assosiasi atau koneksionisme dengan tokoh Thorndike yang didasarkan
pada hukum belajarnya ”Low of Exercise”, ia mengemukakan bahwa
belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan
pengulangan terhadap pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya
respons benar (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 46)
5) Tantangan
Teori medan (field teory) dari kurt lewin mengemukakan bahwa siswa
dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis.
Dalam situasi belajar siswa menghadapi tujuan yang ingin dicapai, tapi
selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan ajar, maka timbullah
motif itu untuk mengatasi hambatan itu yaitu mempelajari bahan ajar
tersebut.apabila hambatan tersebut telah diatasi, artinya tujuan belajar
tercapai, maka ia masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian
seterusnya.
6) Balikan dan penguatan
Teori belajar Operant dari BF Skinner. Yang diperkuat dalam teori ini
adalah responnya. Sebagai kuncinya adalah teori belajar Low of Effect
dari Thorndike yaitu siswa yang akan belajar lebih bersemangat apabila
mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik (Aunurrahman, 2011: 127).
7) Perbedaan individual
Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua siswa yang
sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain.
Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-
sifatnya.perbedaan itu berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
karena itu perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru. sistem
pendidikan klasikal yang dilakukan sekolah kurang memperhatikan
masalah perbedaan individu, umumnya pelaksanaan pembelajaran dikelas
dengan melihat siswa individu dengan kemampuan rata-rata.
2. Pembelajaran
a. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku
dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun
mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai
sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga dapat mempengaruhi
perubahan sikap(aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seseorang
pserta didik.
Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning)
agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa. Pembelajaran
mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang
mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran
merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman
untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan mencapai tujuan pendidikan.
Moh. Uzer usman (2001: 62) mengemukakan bahwa : “Proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik, berlangsung untuk mencapai tujuan tertentu”.
b. Hakekat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran
merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif
antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar
dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya,
sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses
belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi
dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan
sebagai pengelola.
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut
Purwadarminta 1976 yang dikutip H.J.Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan
Sutijan (1998:30) bahwa, “pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar
atau mengajarkan”. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006: 74) bahwa,
“mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada
siswa”.
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan
antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran
adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta
didik.
Pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk
memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran
berkaitan erat jenis hakikat dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Kegiatan
belajar merupakan masalah yang sangat kompleks dan melibatkan keseluruhan
aspek psiko-fisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neuro-fisiologis.
Pada tahap baru mengenal substansi yang dipelajari, baik yang menyangkut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pembelajaran kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi siswa materi
pembelajaran itu menjadi sesuatu yang pada mulanya. Namun setelah guru
berusaha untuk memusatkanya dan menangkap perhatian siswa pada peristiwa
pembelajaran maka sesuatu yang asing itu menjadi berangsur-angsur berkurang.
Oleh karena itu, guru harus mengupayakan semaksimal mungkin penataan
lingkungan belajar dan perencaan materi agar terjadi proses pembelajaran didalam
maupun diluar kelas.
Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan sekolah,
dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi social kultural
melalui media massa. Dalam konteks pendidikan non formal justru sebaliknya
proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan masyarakat,
termasuk dunia kerja, media massa dan lain sebagainya. Hanya Sebagian kecil
saja pembelajaran terjadi dikelas dan lingkungan.
Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini
berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas. Jika
tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga tidak
mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus menyadari benar-benar
keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan bahkan cara mengukur
perubahan atau kemajuan yang dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu
menerapkan cara mengajar cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan
suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegitan mengajar meliputi
pengetahuan, menularkan sikap kecakapan atau ketrampilan yang diatur sesuai
dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, ini sesuai dengan yang
dikemukakan Nana Sudjana (2005:19) yaitu: Untuk keperluan analisis tugas guru
sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak
hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat
diguguskan kedalam empat kemampuan yakni:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
1) Merencanakan program belajar mengajar.
2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.
3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.
4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang
studi atau mata pelajaran yang dipegangnya.
Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan
menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki
kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan
diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika
seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses
pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek
kegiatan. Husdarta dan Yudha M.Saputra (2000: 4) bahwa:
Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya
proses belajar terjadi dikelas dilapangan,ciri utamanya terjadinya proses belajar
adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam proses pembelajaran. Para
guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan.walau
demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran.
Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam
menyampaikan tugas ajar,agar tujuan pengajran dapat tercapai. Hal yang
terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu
menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa
manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu
perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.Gino
dkk (1998: 51) bahwa, “perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah
pengetauhan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek
organisme atau pribadi seseorang”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut
Wina Sanjaya (2006: 30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:
1) Berpusat pada siswa
2) Belajar dengan melakukan
3) Mengembangkan kemampuan sosial
4) Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah
5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah
6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9) Belajar sepanjang hayat
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh
seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang
didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil
belajar yang optimal.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Seorang siswa dikatakan telah belajar jika adanya perubahan tingkah laku
pada siswa tersebut, yaitu perubahan tingkah laku yang menetap. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa perubahan tingkah laku pada siswa tersebut
merupakan hasil dari belajar. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Sudjana
(2005:3) bahwa:” hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku.”
Menurut pendapat Hudojo (1988:44) bahwa:” Hasil belajar adalah
penguasaan hubungan yang telah diperoleh sehingga orang itu dapat menampilkan
pengalaman dan penguasaan bahan pelajaran yang telah dipelajari.” Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
sejalan dengan yang dinyatakan Sudjana (2005:22) bahwa:” Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.”
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diketahui bahwa hasil belajar yang
telah diperoleh siswa merupakan pedoman bagi guru untuk mengetahui
sejauhmana siswa menguasai materi yang diajarkan. Hasil belajar siswa
mencerminkan kemampuan yang dimiliki siswa setelah belajar. Hal ini berarti
hasil belajar tidak terlepas dari pembelajaran yang diberikan guru. Namun, untuk
mengetahui hasil belajar tersebut diperlukan evaluasi. Dengan mengadakan
evaluasi kita mengetahui kebaikan dan kekurangan usaha kita yang memperkaya
kita sebagai pengajar, yang dapat kita gunakan di masa mendatang dengan
anggapan bahwa keberhasilan sekarang juga akan memberikan hasil yang baik
bagi murid-murid lain di kemudian hari.
Dengan evaluasi, guru dapat memperhatikan sejauhmana keberhasilan dia
mengajar seperti ketepatan memilih metode, memilih alat peraga yang digunakan
terhadap proses belajar mengajar. Menurut Suryosubroto (1996:48) bahwa:”
efektivits guru mengajar nyata dari keberhasilan siswa menguasai apa yang
diajarkan guru itu.” Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa:” Keberhasilan
proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam
mengelola proses belajar mengajar.
Bloom (dalam Sardiman 2003:23) mengemukakan kemampuan sebagai hasil
belajar, terdiri dari 3 kemampuan yaitu:
1) Kemampuan kognitif yaitu kemampuan dalam mengingat materi yang telah
dipelajari dan kemampuan mengembangkan intelegensi.
2) Kemampuan afektif, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan sikap
kejiwaan seperti kecenderungan akan minat dan motivasi.
3) Kemampuan psikomotor, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan dan fisik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil usaha
yang diperoleh siswa melalui proses belajar berdasarkan tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan, yang diukur melalui tes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil
belajar matematika adalah hasil usaha yang diperoleh siswa melalui proses belajar
pada perkalian melalui metode bermain tahun ajaran 2008/2009 yang dinyatakan
dalam bentuk angka atau huruf yang diukur melalui tes pada subjek didik
didasarkan pada taksonomi Bloom , pada ranah kognitif.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor
dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari
pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan
kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 : 21)
menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor
dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas
pembelajaran (Sudjana, 2002 : 39).
"Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan
lingkungannya" (Ali Muhammad, 204 : 14). Perubahan perilaku dalam proses
belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya
berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila
terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam
diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas
pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki
oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual),
bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
4. Permainan Kasti
a. Sejarah Permainan Kasti
Permainan Kasti di Indonesia telah dikenal sejak zaman penjajahan
Belanda (Hindia Belanda). Kata kasti berasal dari bahasa Belanda yang artinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
permainan di lapangan yang menggunakan bola kecil dan alat pemukul kayu.
Permainan kasti dimainkan oleh dua regu pemain, masing-masing regu pemukul
dan regu lapangan. Permainan kasti dimainkan khusus oleh anak laki-laki saja
atau oleh anak perempuan, terutama dimainkan oleh anak-anak Sekolah Dasar.
Sejak dulu telah diselenggarakan pertandingan kasti antar sekolah, pertandingan
persahabatan maupun pertandingan untuk memperebutkan suatu kejuaraan,
Permainan kasti juga pernah dipertandingkan dibeberapa acara nasional. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa permainan ini merupakan permainan yang
sangat menarik untuk dipertandingkan karena sejak zaman Belanda sampai
sekarang permainan ini masih di ajarkan dan di berikan melalui program
pendidikan jasmani khususnya di sekolah dasar.
b. Pengertian Permainan Kasti
Menurut Waryati, Sulistyo, dan Soetarti (1993: 105) kasti berasal dari
bahasa Belanda, termasuk dalam jenis olahraga permainan dengan menggunakan
bola kecil atau permainan bola kecil. Kasti adalah permainan beregu (tim) yang
dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 12 orang pemain, bagi regu
yang mendapat kesempatan memukul disebut regu pemukul atau pihak memukul,
dan regu yang bertugas menjaga di lapangan disebut regu lapangan atau pihak
lapangan. Permainan kasti dimainkan di atas lapangan rumput yang rata berbentuk
empat persegi panjang di mana lebar dan panjangnya kurang lebih berbanding 1
dengan 2. Diatas lapangan terdapat sebuah tiang hinggap untuk pertolongan pelari
disebut tiang pertolongan, dan 2 buah tiang hinggap bebas yang terdapat pada
bagian akhir lapangan disebut tiang bebas. Dalam permainan kasti dipergunakan
alat pemukul bola dibuat dari kayu, disebut kayu pemukul, dan bola kecil.
Permainan dipimpin oleh seorang wasit yang dibantu oleh 3 orang
pembantu wasit dan seorang penulis nilai. Pemain regu pemukul setelah memukul
bola berusaha segera berlari ke tiang bebas dengan melalui tiang pertolongan lebih
dulu atau langsung lari ke tiang bebas dan kembali ke ruang bebas dengan selamat
untuk mendapat nilai. Sebaliknya regu lapangan berusaha menggagalkan usaha
pemain pemukul untuk mendapatkan nilai dengan menangkap bola yang dipukul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
oleh pemain pemukul dan melempar atau menembak pelari dengan bola atau
menghanguskan ruang bebas dengan bola pada waktu ruang bebas kosong (belum
ada pelari yang masuk ke ruang bebas) untuk menjadi pemukul. Adapun tujuan
dari masing-masing regu adalah untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya.
Permainan kasti dilakukan 2 babak, antara babak pertama dan babak kedua diberi
waktu istirahat. Regu yang dinyatakan menang adalah regu yang sampai akhir
permainan atau akhir pertandingan lebiah banyak mengumpulkan nilai.
c. Permainan Kasti Sebagai Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar
Permainan kasti dapat dijadiikan alat untuk pencapaian tujuan pembelajaran
penjas di sekolah dasar, melalui permainan kasti secara langsung siswa terlibat
dalam peraturan yang ada dalam permainan selain itu dengan permainan kasti
guru dapat menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam permainan, seperti
nilai kerjasama, sportivitas, kejujuran, disiplin, tanggung jawab. Jika nilai-nilai
tersebut dapat tertanam pada diri siswa maka pembelajaran penjas tujuannya dapat
tercapai dengan baik, aspek-aspek yang masuk dalam pendidikan jasmani juga
dapat dilihat dalam permainan ini seperti aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Guru harus bisa mengembangkan aspek tersebut jika salah satu ditinggalkan misal
aspek afektif, jika siswa tidak suka dilempar dengan bola maka dia akan mengejar
dan membalasnya. Hal seperti ini tidak akan terjadi bila siswa memiliki sikap
positif dalam permainan kasti dan paham tentang maksud tujuan permainan. Jadi
guru harus memberikan pemahaman terlebih dahulu kepada siswa agar siswa tau
dan paham tentang maksud dan tujuan permainan kasti dalam pendidikan jasmani.
Dengan demikian melalui permainan kasti dapat dijadikan alat untuk pencapaian
tujuan pendidikan jasmani.
5. Lempar Tangkap Bola
a. Cara Melempar
Program pengajaran kemampuan jasmani melalui pelajaran bentuk-bentuk
gerakan melempar pada kelas permulaan Sekoah Dasar bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan anak dalam bertindak melakukan suatu bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
gerakan dengan anggota badanya agar lebih terampil dengan menggunakan alat-
alat yang sesuai dengan tingkat kemampuannya. Djumidar (2007:3.42)
berpendapat bahwa melempar adalah ”gerakan yang menyalurkan tenaga pada
suatu benda yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki
kekuatan kedepan atau keatas”. Alat yang digunakan untuk kepentingan
pengembangan gerakan dasar melempar bagi anak dapat dilakukan dengan bola
kasti, bola tenis, atau bola plastik. Untuk dapat mengajarkan gerakan dasar
melempar kepada anak guru harus memahami dan menguasai prosedur untuk
melakukan gerakan melempar serta konsep cara melakukannya. Gerakan
Melakukan Lemparan yang benar menurut Srihati Waryati (1993: 21) adalah
sebagai berikut :
1. Sikap permulaan
Berdiri menghadap sasaran yang akan dilempar dengan kaki kangkang
muka belakang dan kaki kiri didepan kaki kanan dengan jarak 1,5-2
panjang kaki. Berat badan berada pada kaki . Ujung jari kaki kiri dan
pandangan mata menghadap ke arah lemparan, sedangkan ujung jari kaki
kanan menghadap ke kanan disertai badan miring ke arah kanan. Semua
otot-otot rileks (kendor). Bola dipegang kedua tangan di depan dada.
Gambar 1. Sikap permulaan melempar
Srihati Waryati (1993: 21)
2. Gerakan pertama
Tangan kanan yang memegang bola dijulurkan ke belakang dengan badan
condong ke belakang, sehingga berat badan berada di kaki kanan dengan
sedikit menekuk kedua lutut. Kaki kiri yang berada di depan pasif, ujung
kaki menyentuh tanah dan pandangan ke arah sasaran dengan
mengacungkan tangan kiri ke depan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Gambar 2. Sikap pertama melempar
Srihati Waryati (1993: 21)
3. Gerakan kedua
Tangan kanan diayunkan ke depan dengan kuat, lutut kaki kanan
diluruskan bersamaan dengan badan dan pinggang diputar ke arah depan
menuju sasaran. Berat badan dari kaki kanan dipindahkan ke kaki kiri dan
untuk membantu gerakan, bagian badan selah kiri ditarik ke belakang.
4. Gerakan terakhir
Setelah lengan diayunkan ke depan, bola dilepaskan dengan diikuti lecutan
pergelangan tangan kemudian diteruskan gerak lanjutan kaki kanan
melangkah ke depan di muka kaki kiri dan berat badan berada di kaki
kanan, sedangkan lutut kaki kiri lurus dengan ujung jari di tanah.
Pandangan tetap ke arah sasaran.
Gambar 3. Gerakan terakhir melempar
Srihati Waryati (1993: 22)
Srihati Waryati (1993: 22) atas dasar tinggi rendahnya lambungan bola,
lemparan ada 2 macam, yaitu; lemparan bola melambung tinggi dan lemparan
bola datar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1) Lemparan bola melambung tinggi
Gerakan pertama, sikap badan condong ke belakang, sehingga tangan
kanan yang memegang bola sangat rendah dan dekat dengan tanah. Pada
saat melepas bola dan titik lepas bola berada di atas kepala.
Gambar 4. Sikap melempar melambung
Srihati Waryati (1993: 22)
2) Lemparan bola datar
Pada gerakan pertama sikap badan tidak condong ke belakang. Gerakan
lengan agak mendatar, sehingga titik lepas bola dari tangan di samping
badan (tidak melebihi kepala).
Gambar 5. Sikap melempar mendatar
Srihati Waryati (1993: 23)
b. Cara menangkap bola
Menurut Srihati Waryati (1993: 23) berdasarkan tinggi rendahnya bola, maka
teknik menangkap bola dibedakan menjadi 5 macam yaitu :
1) Menangkap bola melambung
Sikap permulaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Badan menghadap ke arah datangnya bola. Berdiri kangkang ke samping
kanan-kiri, kedua lutut sedikit ditekuk. Pandangan ke arah datangnya
bola.
Kedua lengan kiri dan kanan kedua tangan dijulurkan ke depan ke atas
kepala, arah datangnya bola. Posisi pangkal telapak kedua tangan rapat
dengan kedua ibu jari dan kelingking rapat, sedangkan ujung jari-jari yang
lain direnggangkan dan menunjuk ke arah atas, sehingga kedua tangan
membentuk mangkuk. Semua otot-otot lemas (rileks).
Gambar 6. Menangkap bola melambung
Srihati Waryati (1993: 24)
Pada waktu bula menyentuh tangan, semua jari ditutup dan kedua tangan
segera ditarik ke belakang bawah agar :
o Bola tidak melenting keluar
o Tangan tidak terasa sakit
o Segera sudah dalam posisi siap melempar.
2) Menangkap bola mendatar setinggi dada
sikap permulaan
seperti saat menangkap bola melambung
sikap kedua
kedua lengan kanan dan kiri sejajar diluruskan ke depan dada arah
datangnya bola. Posisi kedua pangkal telapak kanan rapat, ujung ibu jari
kiri rapat dengan ujung ibu jari kanan, ujung kelingking kiri rapat
dengan ujung kelingking kanan, sedangkan ujung jari-jari yang lain
direnggangkandan kedua tangan membentuk mangkukmenunjuk ke
arah datangnya bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gambar 7. Menangkap bola datar
Srihati Waryati (1993: 25)
Pada bola menyentuh tangan semua jari kedua tangan dirapatkan kedua
tangan segera ditarik ke depan dada mengikuti arah jalannya bola,
semua otot kendor.
3) Menangkap bola rendah
Artinya bola datang kira-kira antara setinggi lutut sampai pinggang
Sikap permulaan
Seperti sikap permulaan menangkap bola melambung tinggi tetapi
kedua lutut ditekuk lebih rendah.
Sikap kedua
Kedua lengan kiri dan kanan sejajar dijulurkan lurus ke depan bawah
menghadap ke arah datangnya bola. Kedua telapak tangan terbuka
dirapatkan hingga kelingking tangan kiri rapat dengan kelingking
tangan kanan. Semua otot kendor.
Gambar 8. Menangkap bola rendah
Srihati Waryati (1993: 26)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Pada waktu bola menyentuh tangan, semua jari ditutup, kedua tangan
sedikit ditarik ke belakang bawahmengikuti arah datangnya bola.
4) Menangkap bola menggulir di atas tanah
Sikap permulaan badan menghadap arah datangnya bola.
Ada tiga macam sikap permulaan, yaitu ;
o Sikap duduk berlutut, kedua lutut rapat menyentuh tanah.
o Sikap berjongkok berlutut, kaki kiri jongkok kaki kanan berlutut
menyentuh tanah. Lutut kanan rapat dengan lutut kiri. Dengan
sikap ini bola yang sudah terpegang lebih cepat.
o Sikap berdiri, badan dibengkokkan ke depan bawah kedua lutut
ditekuk dan sikap kedua lengan lurus ke bawah.
Gambar 9. Menangkap bola bergulir di tanah
Srihati Waryati (1993: 26)
Sikap kedua badan membongkok ke depan, keduan lengan sejajar
dijulurkan lurus ke bawah menghadap kea rah datangnya bola. Kedua
telapak tangan terbuka sedangkan jari kelingking kiri rapat dengan jari
kelingking kanan, dan posisi jari yang lain merenggang da sikit ditekuk
ke depan, sehingga ujung-ujung jari menyentuh tanah.
Pada waktu bola menyentuh tangan, semua jari ditutup, kedua tangan
segera ditarik ke depan.
5) Menangkap bola di samping badan
Apabila bola datangnya di sebelah kanan atau kiri badan, maka cara
menangkap bola dapat dilakukan dengan menjulurkan kedua tangan ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
samping kanan atau kiri badan , dengan ibu jari saling bersentuhan dan jari-jari
agak merenggang serta telapak tangan menghadap ke arah datangnya bola.
Gambar 10. Menangkap bola datar di samping kanan dengan dua dan satu tangan
Srihati Waryati (1993: 27)
6. Pendekatan Pembelajaran
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang mempunyai sistem
untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa
guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Wahjoedi (1999: 121) bahwa ,”pendekatan pembelajaran adalah
cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan
tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal”.
Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran yang dikemukakan diatas
menunjukkan bahwa, dalam suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian
secara bersama yaitu: (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini guru, (2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
pihak lain yang menerima adalah peserta didik atau siswa. Kedua komponen
tersebut tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar.
b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian integral yang dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Berhasil dan tidaknya tujuan
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang diterapkan
oleh guru. Penerapan metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru akan
mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan
metode pebelajaran yang tepat akan dapat membangkitkan motifasi belajar siswa,
sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih optimal. Dalam proses
pembelajaran terdapat komponen siswa sebagai obyek yang sedang belajar dan
guru sebagai pengajar untuk memberikan materi pelajaran guna terjadi perubahan
pada diri siswa. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang
yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih dari pada yang diajar,
untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan atau ketangkasan. Seperti
dikemukakan oleh Slameto (1995: 97) bahwa, ”kegiatan mengajar meliputi
penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan atau keterampilan yang
diatur sesuai dengan lingkungan dan yang menghubungkannya dengan subyek
yang sedang diajar”.
Upaya untuk menyampaikan materi atau keterampilan kepada siswa,
maka harus diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan
pembelajaran yang diterapkan hendaknya mengacu pada penemuan yang terarah
dan pemecahan masalah. Penemuan dan pemecahan masalah tersebut merupakan
pendekatan yang membantu tercapainya dengan pembelajaran yang memberi
urutan pembelajaran terhadap tujuan yang telah dirumuskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
6. Pendekatan Bermain
a. Bermain
Bermain sangat disukai oleh anak karena sifat dari bermain sendiri
menyenangkan. Menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) menyatakan ”bermain
adalah kegiatan yang menyenangkan”. Sedangkan Aip Syarifudin (2004: 17)
mengartikan” bermain adalah bentuk kegiatan yang bermanfaat/produktif untuk
menyenangkan diri”. Bermain adalah aktifitas yang menyenangkan serius dan
sukarela, di mana anak berada dalam dunia yang tidak nyataatau sesungguhnya.
Bermain bersifat menyenangkan karena anak diikat oleh sesuatu yang
menyenangkan, dengan tidak banyak memerlukan pemikiran. Bermain bersifat
serius karena bermain memberikan sifat kesempatan untuk meningkatkan
perasaan anak untuk menguasai sesuatu dan untuk memunculkan rasa untuk
menjadi manusia penting. Bermain bersifat tidak nyata karena anak berada di luar
kenyataan, denganmemasuki suatu dunia imajiner. Bermain memberikan suatu
arena di mana anak masuk dan terlibat untuk menghilangkan dirinya, namun
secara berlawanan asas anak kadang-kadang menemukan dirinya dari bermain”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas jasmani siswa
yang dilakukan dengan rasa senang dan mempunyai tujuan pegembangan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga melalui bermain dapat
memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga untuk siswa. Siswa dan
bermain merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bermain
bagi siswa merupakan kebutuhan hidup seperti halnya kebutuhan akan makan,
minum, tidur, dan lain-lain. Melalui bermain anak dapat mengaktualisasikan diri
dan mempersiapkan diri untuk menjadi dewasa. Seperti halnya atletik adalah
nuansa permainan menyediakan pengalaman gerak yang kaya yang
membangkitkan motivasi pada siswa untuk berpartisipasi. Menurut Yudha M.
Saputra (2001: 9-10) kegiatan atletik bernuansa permainan mengandung beberapa
ciri sebagai berikut:
1) Siswa terlibat dalam tugas gerak yang berfariasi dengan irama tertentu.
2) Mengakibatkan kegemaran berlomba/bersaing secar sehat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
3) Menyalurkan hasrat siswa untuk mencoba menggunakan alat-alat berlatih
4) Tugas gerak yang mengandung resiko yang sepasdan dengan kemampuan
siswa dan menjadi tantangan.
5) Menguji ketangkasan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak yang baru.
Hibanna S. Rahman (2002: 85) mengartikan ”Bermain adalah segala kegatan
yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak”. Selanjutnya menurut kamus
besar bahasa indonesia (2003: 698) bahwa ”Bermain adalah melakukan sesuatu
untuk bersenang-senang”. Sedangkan menurut Agus Mahendra (2004: 4) yaitu
”Bermain adalah dunia anak, sambil bermain mereka belajar, dalam belajar, anak-
anak adalah ahlinya”, selanjutnya menurut M. Furqon (2008: 4) menyatakan
bahwa :
Bermain adalah aktifitas yang menyenangkan, serius dan sukarela, di mana
anak berada dalam dunia yang tidak nyata atau sesungguhnya. Bermain bersifat
menyenangkan karena anak diikat oleh sesuatu hal yang menyenangkan,
dengan tidak banyak memerlukan pemikiran. Bermain juga bersifat serius
karena bermain memberi kesempatan untuk meningkatkan perasaan anak untuk
menguasai sesuatu dan memunculkan rasa untuk di luar kenyataan, dengan
memasuki suatu dunia imajiner. Bermain member suatu area dimana anak
masuk dan terlibat untuk menghilangkan dirinya, namun secara berlawanan
asas anak kadang-kadang menemukan dirinya dari bermain.
Dari pengertian di atas di tarik kesimpulan yang di maksud bermain adalah
dunia anak yang menjadi aktifitas jasmani dengan cara melakukan sesuatu untuk
bersenang-senang.
b. Fungsi Bermain
Anak yang bermain akan melakukan aktifitas bermain dengan sukarela dan
akan melakukan aktifitas bermain tersebut dengan kesungguhan, demi untuk
memperoleh kesenangan dari aktifitas tersebut. Menurut Sukintaka (1992: 7)
”Bermain dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan, kadang
memerlukan kerjasama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui
kemampuan teman, patuh pada peraturan, dan mengetahui kemampuan dirinya”.
Selanjutnya meurut Yudha M. Saputra (2001: 6) ”Dengan bemain dapat
memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga untuk siswa”. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) kegiatan bermain dapat meningkatkan siswa
dengan sasaran aspek yang dapat di kembangkan menurut lima aspek. Aspek-
aspek tersebut adalah:
1) Manfaat bermain untuk perkembangan fisik.
2) Manfaat bermain untuk perkembangan motorik.
3) Manfaat bermain untuk perkembangan sosial.
4) Manfaat bermain untuk perkembangan emosional.
5) Manfaat bermain untuk perkembangan keterampilan olahraga
c. Pengertian Pendekatan Bermain
Model bermain merupakan suatu cara penyampaian bahan latihan dalam
pembelajaran dengan memberikan macam-macam bentuk bermain. Mengajar
dalam bentuk bermain dapat juga disebut dengan bahasa yang berbeda yaitu
mengajar dalam bentuk model taktis. Menurut Beltasar Tarigan (2001: 17),
”pengajaran melalui pendekatan taktis adalah meningkatkan ketrampilan bermain
siswa, dengan melibatkan kombinasi dari kesadaran taktis dan penerapan
ketrampilan teknik dasar dalam bentuk yang sebenarnya”. Sedang menurut hasil
penelitian Wahjoedi (1999; 121) bahwa,”model/pendekatan bermain adalah
latihan yang diberikan dalam bentuk situasi permainan”.
Berdasarkan pendapat di atas menunjukkan bahwa, pendekatan taktis atau
bermain dapat meningkatkan ketrampilan bermain siswa, dengan melibatkan
kombinasi dari kesadaran taktis dan penerapan ketrampilan teknik dasar dalam
bentuk yang sebenarnya. Pendekatan bermain dalam lempar tangkap bola
menekankan pada aspek bagaimana membelajarkan siswa untuk memahami
konsep bermain. Sebagai contoh latihan dalam pembelajaran lempar tangkap bola
yang harus diajarkan adalah konsep bermain dan dasar-dasar lempar tangkap bola,
bukan mengajarkan lempar tangkap bola tingkat tinggi yang sulit dilakukan oleh
siswa. Melalui model bermain, diharapkan akan meningkatkan motivasi dan minat
para siswa terhadap konsep bermain, yang pada akhirnya akan meningkatkan
kemampuannya dalam melakukan gerakan lempar tangkap bola. Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa latihan dalam pembelajaran dengan model bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
yaitu suatu cara pembelajaran lempar tangkap bola dengan memberikan macam-
macam bentuk bermain. Model bermain dipilih karena didasarkan asumsi dasar
bahwa manusia suka bermain.
Menurut Djumidar (2007: 10.3) merangsang minat siswa dapat dilakukan dengan
cara:
1. Memberikan bentuk-bentuk permainan anak yang dapat meningkatkan
ketrampilan.
2. Bermain dengan aktivitas yang berhubungan dengan rasa sosial, untuk
mempertinggi kesadaran individu-individu.
3. Memberikan penghargaan dan menambah pengetahuan dan kerjasama
kelompok atau gotong royong.
4. Mengadakan suatu permainan yang berisikan rasa kejujuran, sportivitas,
kebersamaan untik meningkatkan nilai-nilai spiritual.
Anak dan bermain merupakan dua hal yang hampir tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Selanjutnya menurut Djumidar (2007: 11.31) “dunia anak lebih
dekat dengan situasi permainan daripada yang serius, di dalam pembelajaran
disajikan banyak variasi-variasi agar supaya tidak mudah jenuh sebab siswa kerap
kali juga cepat bosan melaksanakan kegiatannya”. Model bermain, dimaksudkan
untuk mengembangkan aspek-aspek kemampuan motorik melalui aktivitas
bermain yang variatif, berjenjang tingkat kesulitannya. Menurut Yudha M.
Saputra (2001: 10) “permainan atletik merupakan kombinasi antara kegembiraan
gerak dan tantangan tugas gerak yang dekat dengan pengalaman nyata”
d. Kelebihan dan Kelemahan Dengan Pendekatan Bermain
Pembelajaran lempar tangkap bola dengan pendekatan bermain mempunyai
kelebihan antara lain meningkatkan ketrampilan penguasaan lempar tangkap bola,
meningkatkan motivasi, pembelajaran menjadi sangat menarik sehingga lebih
menyenangkan menambah semangat dan tidak cepat bosan dalam melakukan
pembelajaran. Sedangkan kelemahannya antara lain siswa dapat terkena lemparan
bola apabila tidak hati-hati. Pembelajaran ini jika ditinjau dalam melakukan
gerakan melempar dan menangkap bermanfaat terhadap peningkatan kemampuan
gerak dasar lempar tangkap bola. Selain siswa yang tidak sedang melakukan dapat
mengamati bagaimana cara melempar dan menangkap dengan benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
e. Macam-macam Permainan Lempar Tangkap Bola
1. Melempar bola ke dalam bakul
Cara permainan :
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan susunan seperti gambar
tiap kelompok diberi 5 bola tennis. Siswa yang berada di barisan paling
belakang berada di belakang bakul. Dengan aba-aba guru, siswa pertama
melempar bola satu per satu ke dalam bakul. Dihitung berapa banyak bola
yang masuk. Kemudian siswa yang mengambil bola tadi memberikan bola
ke pelempar ke 2. Pelempar pertama kemudian berpindah ke barisan
paling belakang. Pemain lain maju menunggu giliran permainan berjalan
terus hingga semua anggota memperoleh giliran melempar. Kelompok
yang paling banyak memasukan bola dinyatakan menang.
Gambar 11. Gambar permainan memasukkan bola ke dalam bakul
M, Furqon Hidayatullah ( 2008: 54)
Keterangan :
: siswa
: Bola kasti.
: Arah lemparan
: bakul (ember)
2. Estafet lempar tangkap bola
Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok tiap kelompok terdiri dari 8
anak kemudian tiap kelompok baris 1 berbanjar dengan jarak 5-7meter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
antar anak. Tiap kelompok diberi 5 buah bola. Lalu tiap kelompok
berusahan secepat mungkin mengestafet bola itu satu persatu.
Gambar 12. Gambar estafet lempar tangkap bola
M, Furqon Hidayatullah ( 2008: 37)
Keterangan :
: siswa
: Bola kasti.
: Arah lemparan
: Ban atau simpai sebagai tempat bola
3. Lempar tangkap bola berpasangan.
Gambar 13. Gambar lempar tangkap bola berpasangan
M, Furqon Hidayatullah ( 2008: 53)
Keterangan :
: bola
: siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
: arah lemparan
Cara permainan ;
Siswa berdiri berpasangan, Tiap pasangan diberi 1 buah bola, setelah
berhadap-hadapan bola dilempar dengan gerakan benar kepada
pasangannya. Setelah tertangkap, dilempar kembali ketemannya begitu
seterusnya. Mula-mula jarak 5-6 meter, makin lama makin jauh
4. Permainan melempar sasaran dengan nilai
Siswa di bagi dua kelompok, setiap anak melakukan 3 kali lemparan jika
tepat ke sasaran mendapat nilai 3 regu yang paling banyak mengumpulkan
nilai ialah pemenangnya.
Gambar 13. Gambar melempar sasaran dengan nilai
M, Furqon Hidayatullah ( 2008: 54)
Keterangan :
: siswa
: arah lemparan
: Bola tennis
5. Permainan Lempar Tangkap Bola antar Pos
Cara Permainan :
siswa di bagi empat kelompok saling melakukan lemparan atas kearah
teman, setelah melempar kemudian berlari ke arah teman yang menerima
bola.
1 2 3
1 2 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Gambar 14. Gambar lempar tangkap bola antar pos
M, Furqon Hidayatullah ( 2008: 34)
Keterangan:
: siswa
: bola
: arah lemparan
: arah lari
6. Lempar tangkap bola berpasangan dengan melewati tali
Siswa berdiri berpasangan, Tiap pasangan diberi 1 buah bola, setelah
berhadap-hadapan bola dilempar dengan gerakan benar kepada
pasangannya. Setelah tertangkap, dilempar kembali ketemannya begitu
seterusnya. Mula-mula jarak 6-7 meter, makin lama makin jauh.
Gambar15. Lempar tangkap bola berpasangan melewati mistar
M, Furqon Hidayatullah ( 2008: 53)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
B. Kerangka Berfikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar yakni menggunakan kegiatan
siswa sendiri secara efektif di dalam pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
melakukan latihan yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sedang
dipelajari. Dalam hal ini peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator. Siswa
diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya
dengan melakukan latihan yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Kurangnya kreatifitas guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil
belajar siswa. Kurang kreatifnya guru Pendidikan jasmani di sekolah dalam
membuat dan mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru kurang akan
model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru
hanya menggunakan metode ceramah dan metode tugas, karena mereka hanya
mengejar bagaimana materi pelajaran tersebut dapat selesai tepat waktunya, tanpa
memikirkan bagaimana pembelajaran itu bermakna dan dapat diaplikasikan oleh
siswa dalam kesehariannya
Permasalahan umum dalam pembelajaran Penjas adalah kurangnya model
/ strategi pembelajaran sehingga mempengaruhi peran aktif siswa dalam kegiatan
belajar. Selama ini metode yang digunakan guru belum sesuai dengan
karakteristik pembelajaran Penjas bagi siswa. Seperti yang telah diuraikan di atas,
di mana karakteristik pembelajaran Penjas bagi siswa SD melalui pendekatan
bermain yang melibatkan ilmu lain.
Pendekatan bermain dapat dilakukan dengan menggunakan variasi-variasi
bentuk permainan yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran. Guru
dapat mendesain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dengan
bentuk-bentuk permainan. Dalam pembelajaran lempar tangkap bola, guru dapat
menggunakan berbagai bentuk permainan. Secara lebih rinci desain pembelajaran
dengan bentuk-bentuk permainan tersebut akan dijabarkan dalam RPP, setiap
pertemuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran dapat dijadikan
sarana untuk menyampaikan dan menjelaskan gerak dasar lempar tangkap bola.
Sehingga untuk memecahkan masalah yang terurai diatas, pembelajaran yang
digunakan berorientasi pada penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran
gerak dasar lempar tangkap bola.
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 11. Kerangka Pemikiran Penelitian
Kondisi
awal
Tindakan
Kondisi
akhir
Guru:
kurang kreatif &
inovatif dalam
mengajar Pendidikan
Jasmani
Meningkatkan
kemampuan gerak
dasar lempar
tangkap bola
melalui penerapan
pendekatan bermain
Melalui penerapan
pendekatan bermain
dapat meningkatkan
hasil belajar lempar
tangkap bola (siswa
lebih bersemangat
dan prestasi belajar
meningkat)
Siklus II: upaya
perbaikan dari tindakan
dari siklus I sehingga
melalui penerapan
pendekatan bermain
dapat berhasil
meningkatkan hasil
belajar lempar tangkap
bola
Siklus I: guru &
peneliti menyusun
bentuk bentuk
permainan yang
menarik dan bervariasi
dengan bertujuan untuk
meningkatkan hasil
belajar lempar tangkap
bola
Siswa:
- siswa kurang tertarik &
cepat bosan dengan
pelajaran lempartangkap
bola
- hasil belajar Penjas
rendah
- pemahaman gerak dasar
siswa rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan di SD Negeri 04 Bejen
Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian telah dilakukan selama satu setengah bulan sesuai dengan
jadwal pelajaran penjas siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen Karanganyar. Setiap
siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan intensitas pertemuan
seminggu satu kali waktu pelaksanaanya adalah semester 1 bulan Agustus-
September 2012.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Rencana Kegiatan Tahun 2012
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt
1 Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi Masalah
c. Penentuan Tindakan
d. Pengajuan Judul
e. Penyusunan Proposal
f. Pengajuan Izin Penelitian
2 Pelaksanaan
a. Seminar Proposal
b. Pengumpulan Data
Penelitian
3 Penyusunan laporan
a. Penulisan Laporan
b. Ujian Skripsi dan Revisi
c. Penggandaan dan
Pengumpulan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. Subjek penelitian
Subjek yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas
IV SD Negeri 04 Bejen Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 , yang berjumlah
42 siswa, yang terdiri dari 19 laki-laki dan 23 siswa perempuan.
C. Teknik pengumpulan data dan sumber data
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini diantaranya melalui
tes praktek, observasi lapangan, dan penyebaran angket atau kuisioner. Secara
terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat dideskripsikan dalam
tabel berikut :
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
1 Siswa Hasil belajar
siswa
Afektif Skala sikap melalui
observasi lapangan
(sesuai dengan rubrik
penilaian aspek afektif
pada RPP)
Kognitif Soal tes (sesuai dengan
rubrik penilaian aspek
kognitif pada RPP)
Psikomotor Unjuk kerja praktik
yang meliputi
kemampuan gerak dasar
lempar tangkap bola
sesuai dengan rubrik
penilaan aspek
psikomotorik pada RPP
2 Siswa Respon siswa
terhadap metode
dan media
pembelajaran
yang di gunakan
Penyebaran
kuisoner
Angket atau kuisoner
tanggapan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Menurut H.E. Mulyasa (2009: 183) data penelitian dikumpulkan dan
disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi: sumber data, jenis data, teknik
pengumpulan data, dan instrument yang digunakan.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang
keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni
hasil pengukuran kemampuan gerak dasar lempar tangkap bola pada siswa kelas
IV SD Negeri 04 Bejen Karangayar tahun pelajaran 2012/2013. Sedangkan aspek
kualitatif didasarkan atas hasil pengamatan dan catatan pembelajaran selama
penelitian berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber,
diantaranya :
a) Informasi mitra kolaboratif (guru pendidikan jasmani yang bersangkutan) dan
siswa
b) Tempat peristiwa dan berlangsungnya aktifitas pembelajaran
c) Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, skenario
pembelajaran, silabus, buku penelitian dan buku refrensi mengajar.
D. Teknik Analisis Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari:
tes dan observasi.
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang kemampuan gerak dasar
lempar tangkap bola yang dilakukan siswa.
2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar dan mengajar saat penerapan
pendekatan bermain dan sesungguhnya dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 3. Teknik dan alat pengumpulan data
No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
1 Siswa Hasil belajar gerak dasar
lempar tangkap bola
Tes Praktek Tes keterampilan
gerak dasar
lempar tangkap
bola
2 Siswa Pemahaman siswa
terhadap proses
pembelajaran dan
semangat serta keaktifan
siswa
Praktek dan
unjuk kerja
Melalui lembar
observasi dan
pengamatan
lapangan
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh
peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian.
Langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan
dalam setiap siklus. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan
tindakan yang berlangsung secara terus menerus kepada subjek penelitian.
Langkah–langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara
partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim lainya) bekerjasama, mulai
dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama,
diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi – evaluatif
atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian
mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, dan
penyempurnaan pada siklus berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Survey Awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah
atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Meninjau sejauhmana pelaksanaan pembelajaran lempar tangkap bola yang
diterapkan dalam sekolah tersebut.
2. Tahap Seleksi Informan, Penyiapan Instrumen, dan Alat
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah :
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian
yang terdiri atas :
a. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
b. Pelaksanaan pembelajaran
c. Semangat dan keaktifan siswa
4. Tahap Analisis Data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kuantitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul
berupa uraian diskrptif tentang perkembangan belajar serta hasil test lempar
tangkap bola siswa yang dideskriptifkan memalui hasil kuantitatif
5. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas dari mulai awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam
penelitian
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Supadi (2008:
104) yakni penelitian tindakan yang diawali dengan perencanaan (planning),
penerapan tidakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi tindakan
(observation and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya
sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan). Penjelasan mengenai prosedur penelitian tindakan tersebut
dipaparkan memalui penjelasan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planing) adalah tahap dimana dijelaskannya apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana penelitian itu dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. Penerapan Tindakan (Action) adalah tahap implementasi atau pelaksanaan
rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya.
3. Observasi dan Evaluasi Tindakan (Observation and Evaluation) adalah tahap
pengamatan dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan selama penelitian
berlangsung.
4. Refleksi (Reflection) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi dan
evaluasi dalam penerapan tindakan dalam diskusi, sehingga dapat digunakan
untuk merancang program penelitian pada siklus berikutnya
Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas merupakan rancangan
tindakan dalam satu siklus penelitian. Pada siklus berikutnya rancangan program
penelitian yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang dihasilkan pada
siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian tercapai. Adapun
tahapan siklus pada Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diterangkan melalui
gambar sebagai berikut:
Siklus I
Siklus II
Gambar 12 : Alur Tahapan Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas
Agus Kristiyanto (2010: 19)
Tahap I perencanaan
Perencanaan Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1. Rancangan Siklus
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario
pembelajaran yang terdiri dari :
1. Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) lempar tangkap bola.
2. Menyusun instrument test lempar lempar tangkap bola.
3. Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran
4. Menyusun lembar observasi
5. Menyiapkan lembar tes dan angket
6. Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran
7. Penyiapkan tempat penelitian
8. Penetapan alokasi waktu pelaksanaan
9. Sosialisaisi kepada subjek
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan
tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan
yang dilakukan dalalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan
dengan langkah - langkah kegiatan adalah :
Guru bersama peneliti menyusun bentuk gerakan dan permainan untuk
meningkatkan kemampuan siswa
Guru bersama peneliti membuat media yang diperlukan dalam
pembelajaran lempar tangkap bola yaitu meliputi pembelajaran melempar
bola tenis tanpa awalan ke dalam ember , siswa melakukan permainan
estafet bola, mempraktekan gerak dasar lempar tangkap bola dengan
bola tenis secara berpasangan, berhadapan dan bergantian, siswa
mempraktekan gerak dasar lempar tangkap bola menggunakan bola
tangan ( gerak awal, ayunan lengan, saat lepas, gerak lanjut ),siswa
mempraktikan gerak dasar lempar tangkap bola (gerak awal,saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
menangkap, gerak lanjut ) Media yang digunakan yaitu bola tenis,bola
kasti.
c. Tahap Observasi
Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap pembelajaran
langsung pendidikan jasmani melalui penerapan pendekatan bermain yang
diterapkan terhadap proses pembelajaran lempar tangkap bola.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi)
Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi
sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja
yang perlu dipertahankan. Tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari
pelaksanaan tindakan I yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut:
Tabel 3. Prosentase Target Capaian
Aspek yang
diukur
Prosentase target capaian
Cara mengukur Kondisi
awal
Siklus
1
Siklus
2
gerak dasar
melempar dan
menangkap
35, 8 % 55 % 75%
Diamati saat guru
memberikan materi lempar
tangkap bola
2. Rancangan Siklus II
Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan
jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan
refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tiap Siklus
1. Pra Siklus
Sebelum melaksanakan poses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu
peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang
ada di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut.
a) Siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013,
yang mengikuti materi pelajaran penjas khususnya atletik adalah 42 Siswa,
yang terdiri atas 23 siswa putri dan 19 siswa putra. Dilihat dari proses
pembelajaran lempar tangkap bola, dapat dikatakan proses pembelajaran
dalam kategori kurang berhasil.
b) Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaran lempar
tangkap bola, sebab guru kurang memiliki motode mengajar yang tepat dalam
materi lempar tangkap bola dalam jumlah siswa yang terlampau banyak.
c) Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa
cenderung sulit diatur saat pembelajaran lempar tangkap bola berlangsung. Hal
ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan secara langsung
di lapangan. Saat mengikuti pembelajaran lempar tangkap bola, siswa
menunjukkan sikap seenaknya sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru,
tidak memperhatikan pelajaran dengan sepenuhnya, ada yang berbicara dengan
teman, bahkan ada yang bermain sendiri dengan temannya.
d) Guru kurang bisa menghandel keadaan kelas, sebab situasi tempat belajar yang
cukup ramai, menjadikan situasi belajar menjadi kurang dapat diatur dengan
baik. Sehingga tingkat kemampuan siswa dalam lempar tangkap bola tidak
dapat maksimal.
e) Guru kesulitan menemukan model dan penerapan pendekatan pembelajaran
yang tepat. Model pembelajaran yang monoton atau konvensional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun, sehingga akan berdampak
pada rendahnya kemampuan lempar tangkap bola pada siswa.
Sebelum melakukan pelaksanaan tidakan maka Peneliti dan kolaborator
melakukan pengambilan data awal penelitian. Ini dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi awal keadaan kelas pada pembelajaran lempar tangkap bola pada kelas IV
SD Negeri 04 Bejen Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. Adapun diskripsi data
yang diambil terdiri dari: kemampuan melakukan lempar tangkap bola, afektif
siswa dan hasil belajar lempar tangkap bola siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen
Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.
a. Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Sebelum Diberi Penerapan
Pendekatan Bermain.
Kondisi hasil belajar lempar tangkap bola siswa kelas IV SD Negeri 04
Bejen Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013 sebelum diberikan tidakan model
pembelajaran langsung disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Sebelum
Diberikan Tidakan Penerapan Pendekatan Bermain.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
>80 Baik Sekali Tuntas 6 14.4%
75 – 79 Baik Tuntas 9 21.4%
70 – 74 Cukup Tidak Tuntas 9 21.4%
65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 18 42, 8%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan
tindakan maka dapat dijelaskan bawa mayoritas siswa belum menujukan hasil
yang baik, dengan prosentase ketuntasan belajar 35.8 % siswa.
Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tesebut masing-masing
aspek menujunkan kriteria keberhasilan pembelajaran yang Kurang. Maka disusun
sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran lempar tangkap bola
pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dengan pendekatan bermain. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sebanyak 2
siklus, yang masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) Perencanaan,
(2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis dan
Refleksi.
2. Siklus I
Pembelajaran lempar tangkap bola dengan penerapan pendekatan
bermain pada Siklus I adalah perkenalan gerak dasar lempar tangkap bola, yang
meliputi; (1) Mempraktekkan gerakan lempar tangkap sasaran dalam permainan
berburu rusa (2) Mempraktekkan gerak dasar lempar tangkap dalam permainan
memasukkan bola kedalam ember atau bakul (3) Mempraktekkan gerakan lempar
tangkap bola dalam bentuk permainan estafet lempar tangkap bola (4)
mempraktekkan gerakan lempar tangkap bola berpasangan secara bergantian
Pembelajaran lempar tangkap bola Siklus I tersebut dilakukan selama dua
kali pertemuan.
a. Rencana Tindakan I
Kegiatan perencanaan tidakan I dilaksanakan pada hari kamis, 30 agustus
2012, di SD Negeri 04 Bejen Karanganyar. Peneliti dan kolaborator yang
bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I
termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. melalui RPP
siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silkus I
diadakan selama dua kali pertemuan. Guru bersama peneliti melakukan
pengukuran kemampuan lempar tangkap bola pada siswa kelas IV SD Negeri 04
Bejen Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013, dengan melakukan tes lempar
tangkap bola. Dari hasil belajar lempar tangkap bola pada siswa kelas SD Negeri
04 Bejen Karanganyar, diperoleh hasil yang kurang maksimal, dari keseluruhan
siswa yang meingkuti tes keseluruhannya sama sekali belum mengetahui gerak
dasar lempar tangkap bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan kolaborator
merancang rencana pelaksanaan tindakan Siklus I sebagai berikut :
1) Peneliti bersama guru pamong dan kolaborator, merancang skenario model
pembelajaran melalui penerapan pendekatan bermain untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam lempar tangkap bola.
2) Peneliti dan kolaborator penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
lempar tangkap bola dengan penerapan pendekatan bermain.
3) Peneliti dan kolaborator menyiapkan media yang akan digunakan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran lempar tangkap bola seperti; bola tenis,
ember, cones dan simpai.
4) Peneliti dan kolaborator menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan
non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan lempar tangkap bola dan
motivasi belajar siswa dengan model pembelajaran melalui peneran
pendekatan bermain. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan
pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktivan
dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui
formulir penilaian / rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.
5) Peneliti dan kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan gerak
dasar lempar tangkap bola.
6) Penelti dan kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan tindakan I, yakni di
halaman sekolah SD Negeri 04 Bejen Karanganyar.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Tidakan I dilaksanakan dua kali pertemuan, selama dua minggu yakni
pada hari kamis tanggal 30 Agustus 2012, dan 6 september 2012, di halaman SD
Negeri 04 Bejen Karanganyar. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x
35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh
Peneliti dan kolaborator yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi
terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelaksanaan tindakan I,pertemuan pertama (kamis , 30
Agustus 2012) adalah praktek gerakan lempar tangkap bola dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
permainan berburu rusa, materi kedua adalah mempraktekkan gerakan lempar
tangkap sasaran dalam bentuk permainan memasukkan bola ke dalam ember,
materi ketiga mempraktekkan gerakan lempar tangkap bola dalam bentuk
permainan estafet lempar tangkap, materi keempat adalah mempraktekkan gerakan
lempar tangkap bola berpasangan dengan jarak yang sudah ditentukan.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan
berdoa kemudian mempresensi.
2) Penelitimenyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi
dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Penelitimemberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi lempar
tangkap bola.
5) Peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni gerak
dasar lempar tangkap dan menangkap bola. Siswa diminta memperhatikan
pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh guru .
6) Siswa melakukan gerakan lempar tangkap,dengan formasi siswa baris empat
berbanjar, masing-masing barisan memiliki sebuah ember sebagai sasaran
lempar tangkap bola, sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.
7) Peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan
yang dilakukannya.
8) Peneliti mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa
sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan
materi pertama.
9) Siswa diminta berbaris 4 berbanjar seperti tadi namun jarak siswa agak
diperjauh antara 5-6 meter antar siswa.
10) Tiap banjar barisan di beri 5 buah bola. Kemudian siswa disuruh untuk
memindahkan bola tersebut dengan cara lempar tangkap bola Arah lemparan
diarahkan ke kelompok didepannya agar bisa ditangkap oleh teman, teman
yang lain menangkap dan lempar tangkapkannya ke teman yang lain lagi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
begitu seterusnya sampai pada siswa terakhir ( estafet lempar tangkap bola ),
sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
11) Peneliti memberi bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan
lempar tangkap dan menangkap yang akan dilakukannya serta memberikan
kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan.
12) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memperisapkan materi lanjutan yang
akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang
diperoleh pada pelaksanaan materi sebelumnya
13) Peneliti dan kolaborator menyampaikan materi ketiga yakni gerakan lempar
tangkap bola berpasangan. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh
gerakan lempar tangkap bola berpasangan dan menggunakan gerak lanjut
yang dilakukan oleh peneliti.
14) Siswa diminta melakukan gerakan lempar tangkap bola berpasangan dengan
menggunakan gerak lanjut, sesuai dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti
dan guru.
15) Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk selanjutnya
mengikuti pelajaran selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan siklus I, pertemuan kedua (kamis, 6 September
2012) adalah ujian siklus I, berupa rangkaian permainan lempar tangkap bola.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta
memulai proses pembelajaran dengan berdoa dan mempresensi.
2) Peneliti dan kolaborator menyampiakan motivasi dan tujuan pembelajaran,
serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti dan kolaborator memulai proses pembelajaran diawali dengan proses
stretching atau penguluran.
4) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memulai pembelajaran dengan
mengulang materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, yakni:
gerakan lempar tangkap bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
5) Peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan
praktik yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback)
kepada siswa yang melakukan praktik, serta menyiapkan materi selanjutnya.
6) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes
akhir pada siklus I dengan memanggil satu persatu untuk melakukan lempar
tangkap bola secara berpasangan dengan yang telah diajarkan.
7) Peneliti, guru pamong dan kolaborator melakukan posttest untuk siklus I,
dengan mencatat dan menilai kualitas gerakan lempar tangkap bola pada
blangko penilaian yang telah disiapkan.
8) Diakhir pertemuan Peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi tehadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai
materi yang akan disampaikan minggu depan.
a. Observasi Dan Tindakan I
Observasi dan interpelasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I
berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan I peneliti
berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun
pelaksanaan tindakan I, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lempar tangkap bola melalui
penerapan pendekatan bermain pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen
karanganyar Tahun Ajaran 2012-2013. Pada pertemuan pertama (Kamis, 30
agustus 2012 selama 2 x 35 menit), peneliti mengajarkan permainan berburu
rusa, permainan memasukan bola kedalam ember, permainan estafet lempar
tangkap bola dan lempar tangkap bola berpasangan. Di pertemuan kedua
(Kamis, 6 September 2012), peneliti melakukan tes akhir siklus I, untuk
mengetahi hasil perkembangan proses pembelajaran selama siklus I.
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan Peneliti dan kolaborator bersangkutan
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman atau
acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan
bermain, seperti permainan berburu rusa, permainan lempar tangkap bola ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dalam ember atau bakul, dan permainan estafet lempar tangkap bola
berpasangan.
4) Peneliti dan kolaborator memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas
siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebelum siklus, yaitu
sebagai berikut:
a) Siswa yang aktif selama pemberian materi lempar tangkap bola sebesar
30%, sedangkan 70% lainnya tampak berbicara dengan temannya,
melamun, dan bermain sendiri bersama teman yang lain. Dari hasil
wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada
yang kurang menyukai materi, dan tidak bisa melakukan ujuk kerja
praktik lempar tangkap bola.
b) Siswa yang antusias selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
sebesar 20%, sedangkan 80% lainnya kurang memperhatikan penjelasan
dari peneliti. Siswa tersebut bermain sendiri dengan temannya. Karena
peneliti berada pada satu tempat yang kurang dapat menjangkau siswa
yang lain, sebab kondisi tempat yang cukup luas dan ramai, sehingga
siswa yang tidak terjangkau merasa diabaikan, sehingga mereka
cenderung bermain sendiri.
5) Peneliti bersama guru pamong melakukan penilaian melalui lembar obeservasi
siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam
menerima pembelajaran materi lempar tangkap bola melalui penerapan
pendekatan bermain.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan I
berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Hasil belajar siswa dalam materi lempar tangkap bola setelah Tindakan I
dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik sekali adalah
14,4%, sedangkan sisanya ( Baik 49,8%; Cukup21.4%; Kurang 14,4%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dalam hal ini sejumlah 27 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan
sedangkan 15 siswa Tidak Tuntas dengan prosentase ketuntasan 64, 2%.
Dalam pelaksanaan Tidakan I terdapat kelebihan yang dapat digunakan
sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun kelebihan dan
pelaksanaan Tindakan I diantaranya :
1) Siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti
yakni dengan penyampaian materi model inovatif dengan penerapan
pendekatan bermain, sebab siswa merasa senang dengan kegiatan belajar,
melalui penjelasan guru dan peneliti, disamping itu model pelaksanaan
pembelajaran ini dianggap langka dan jarang digunakan dalam proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran Penjasorkes.
2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan melalui intruksi
langsung, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan terkomando
dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah
melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti.
3) Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga materi yang
diberikan terarah.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I, adapun kelemahan
dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I tersebut adalah:
1) Sistuasi halaman sekolah yang ramai membuat pelaksanaan pembelajaran
kurang maksimal, serta menggangu konsentrasi siswa dalam melaksanakan
instruksi materi dari peneliti dan guru.
2) Mayoritas siswa belum dapat mempraktekkan beberapa gerakan dasar lempar
tangkap bola yang didemonstrasikan oleh peneliti secara benar.
3) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan Peneliti sebab sebagian siswa
kurang konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan oleh peneliti dan
guru.
4) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada materi
sebelumnya, sehingga Peneliti dan kolaborator seringkali mengulangi
pelaksanaan materi sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
5) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerakan
maupun gerak dasar yang dilakukan siswa kurang dapat dipantau oleh guru
dan peneliti.
6) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerak dasar karena malu.
7) Siswa kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan gerakan lengan dan
memutar pinggang pada lempar tangkap bola sehingga sebagian siswa belum
dapat menunjukan kualitas gerakan yang maksimal
b. Analisis dan Reflesi Tindakan I
Berdasarkan hasil observasi pada Tinakan I tersebut, peneliti melakukan
analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukan hasil yang
sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaiakan banyak dan bervariasi
serta alokasi waktu dalam mengajar yang sedikit.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat
apa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.
3) Model pembelajaran yang diterapkan oleh Peneliti dan kolaborator mampu
mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi
dapat berlangsung lebih maksimal.
4) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukan hasil
yang maksimal walaupun telah menujukan peningkatan dan sudah sesuai
dengan target capaian pada siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa
selama Tindakan I, dijelaskan sebagagai berikut :
Hasil belajar siswa dalam materi lempar tangkap bola setelah
Tidakan I dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik
sekali adalah 14, 4%, Baik 49, 8%; Cukup 21.4%; Kurang 14, 4%. Dalam
hal ini sejumlah 27 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan
sedangkan 15 siswa Tidak Tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada proses Siklus I, hasil belajar siswa dalam materi lempar tangkap bola
dalam kategori baik. Dibandingkan dengan data awal yang dimiliki hasil
belajar siswa dalam materi lempar tangkap bola menunjukan hasil yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
meningkat dari data awal hanya 33, 8% siswa yang tuntas menjadi 64, 2%
siswa yang tuntas
Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tidakan pada siklus I, akan
dipertahankan dan ditingkatkan.
5) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama
pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni :
a) Untuk mengantisipasi situasi halaman yang ramai maka siswa diminta
untuk sesegera mungkin menuju halaman.
b) Siswa diminta mengingat gerakan lempar tangkap sesuai yang telah
diajarkan.
c) Guru dan peneliti memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan
lempar tangkap bola secara benar.
d) Peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan penjelasan kepada
siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian
belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
e) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat membantu
mengatur jalannya proses pembelajaran.
Peneliti dan kolaborator sepakat menyusun tindakan perbaikan dan menganulir
sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik
diantaranya; Gerak dasar lempar tangkap, gerak dasar menangkap, serta
menguatkan materi-materi yang dianggap kurang seperti; gerakan lempar tangkap
maksimal dan arah yang tepat serta menangkap dengan gerakan benar.
c. Data Diskripsi Tindakan I
Selama pelaksanaa Tindakan I maka Peneliti dan kolaborator melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari;
ketangkasan lempar tangkap bola; kemampuan melakukan lempar tangkap bola:
aktifitas siswa dan hasil belajar lempar tangkap bola siswa kelas IV SD Negeri 04
Bejen Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
1) Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Setelah Diberikan
Penerapan Pendekatan Bermain.
Kondisi hasil belajar lempar tangkap bola siswa kelas IV SD Negeri 04
Bejen Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013 setelah diberikan Tindakan I model
pembelajaran dengan pendekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 6. Deskripsi Data Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Melalui Penerapan
Pendekatan Bermain Tindakan I
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
>80 Baik Sekali Tuntas 6 14, 4%
75 – 79 Baik Tuntas 21 49, 8%
70 – 74 Cukup Tidak Tuntas 9 21. 4%
65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 6 14, 4%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar lempar tangkap bola
siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013 setelah
diberikan Tidakan I adalah Cukup dengan prosentase 21, 4%, Kurang dengan
prosentase 14, 4%, dan sisanya (Baik 49, 8%; Baik sekali 14, 4%). Sejumlah 27
siswa telah mencapai kriteria Tuntas sedangkan 15 siswa Tidak Tuntas.
3. Siklus II
Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refkesi yang
dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I. Rata-
rata siswa menunjukan hasil yang kurang maksimal dan sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan.Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I,
karena merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun tahapan yang dilakuan pada
Siklus II ini diantarannya;
a. Rencana Tindakan II
Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Kamis, 13
September 2012, di SD negeri 04 Bejen Karanganyar. Peneliti dan kolaborator
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
penjas yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan
yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada
siklus II, mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang termuat dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan kolaborator
merancang rencana pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut :
1) Peneliti, guru pamong dan kolaborator merancang skenario penerapan
pendekatan bermain, untuk meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa
dalam melakukan lempar tangkap bola. Dengan pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang
pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
b) Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan
informasi tahap demi tahap.
c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.
d) Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik,
memberi umpan balik.
e) Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan
kehidupan sehari-hari.
2) Peneliti dan kolaborator penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Siklus II lempar tangkap bola melalui penerapan pendekatan bermain dalam
pembelajaran.
3) Peneliti dan kolaborator menyiapkan media,serta menyiapkan sarana yang
akan digunakan seperti; bola tangan, ban bekas warna, simpai cones, dsb.
4) Peneliti dan kolaborator menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan
non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan ketangkasan lempar tangkap
bola dengan model pembelajaran melalui penerapan pendekatan bermain.
Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang
dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik
penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
5) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyusun standar penilaian pada
penguasaan gerak dasar lempar tangkap bola.
6) Peneliti dan kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan tindakan II, yakni
pada halaman SD Negeri 04 Bejen karanganyar.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan II dilaksanakan selama dua kali pertemuan, selama dua minggu
yakni pada setiap hari kamis tanggal 13 september 2012 dan 20 September 2012
di halaman SD Negeri 04 Bejen Karanganyar. Masing-masing pertemuan
dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini
pembelajaran dilakukan oleh Peneliti dan kolaborator yang bersangkutan, dan
sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses
pembelajaran dalam Tindakan II ini adalah penguatan materi sebab materi secara
dasar telah diberikan pada Tidakan sebelumnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan II,pertemuan pertama (Kamis, 13
September 2012) yaitu melakukan lemparan dengan menggunakan bola tenis
dengan menggunakan awalan lari dan lemparan menggunakan satu tangan dan
lempar tangkap dengan menggunakan bola tenis berekor dengan sasaran simpai
yang digantung dengan rangsangan jarak semakin lama semakin jauh dan
menangkap dengan dua tangan. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Peneliti menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan
berdoa kemudian mempresensi.
2) Penelitimenyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi
dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3) Peneliti memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau
penguluran.
4) Penelitimemberikan gerakan pemanasan yang berkaitan dengan materi lempar
tangkap bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
5) Peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni gerak dasar
lempar tangkap dan menangkap bola. Siswa diminta memperhatikan
pelaksanaan contoh yang dicontohkan oleh guru .
6) Siswa melakukan gerakan lempar tangkap,dengan formasi siswa baris empat
berbanjar, masing-masing barisan memiliki tiga buah ember sebagai sasaran
lempar tangkap bola, tiap ember memiliki nilai satu sampai tiga dilakukan
denngan kompetisi,sesuai dengan instruksi dari peneliti dan guru.
7) Peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan
yang dilakukannya.
8) Peneliti mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa
sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi
pertama.
9) Siswa diminta dibagi menjai 4 kelompok sesuai absen. Kemudian tiap
kelompok menuju pos yang telah disediakan guru.
10) Lalu siswa kelompok 1 lempar tangkap bola ke siswa kelompok 2 dan berlari
ke arah kelompok 2 tersebut, siswa kelompok 2 berusaha menangkap dan
selanjutnya lempar tangkap dan lari ke kelompok 3 begitu seterusnya,sesuai
dengan contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
11) Peneliti memberi bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan
lempar tangkap dan menangkap yang akan dilakukannya serta memberikan
kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan.
12) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memperisapkan materi lanjutan yang
akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang
diperoleh pada pelaksanaan materi sebelumnya
13) Peneliti dan kolaborator menyampaikan materi ketiga yakni gerakan lempar
tangkap bola berpasangan. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh
gerakan lempar tangkap bola berpasangan dan menggunakan gerak lanjut yang
dilakukan oleh peneliti.
14) Siswa diminta melakukan gerakan lempar tangkap bola berpasangan dengan
menggunakan gerak lanjut, dengan aturan lemparan harus melewati simpai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
dan selanjutnya melewati tali yang telah disiapakan oleh guru, sesuai dengan
contoh yang dilakukan oleh peneliti dan guru.
15) Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk selanjutnya
mengikuti pelajaran selanjutnya.
16) Diakhir pertemuan Peneliti, guru pamong dan kolaborator melakukan evaluasi
tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi
mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Kamis, 20
September 2012) adalahpengambilan data akhir tindakan II. Urutan pelaksanaan
tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyiapkan siswa danbardoa, serta
memulai proses pembelajaran dengan mempresensi.
2) Peneliti, guru pamong dan kolaborator menyampaikan motivasi dan tujuan
pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa
secara singkat.
3) Peneliti, guru pamong dan kolaborator memulai proses pembelajaran diawali
dengan proses stretching atau penguluran.
4) Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh gerakan lempar
tangkap bola yang dilakukan oleh peneliti.
5) Peneliti meminta siswa untuk melakukan gerakan lempar tangkap bola
berpasangan secara bergantian.
6) Siswa melakukan lempar tangkap bola, sesuai dengan instruksi dari peneliti
dan guru.
7) Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung Peneliti dan kolaborator
mengadakan observasi, serta memberikan penguatan kepada siswa dalam
pelaksanaan lempar tangkap bola.
8) Pengambilan data akhir siklus II
9) Diakhir pertemuan Peneliti, guru pamong dan kolaborator melakukan evaluasi
terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
c. Observasi Dan Interprestasi Tindakan II
Observasi dan interpelasi tindakan II dilakukan selama Tindakan II
berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan II peneliti
berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun
pelaksanaan Tindakan II, yakni :
1) Peneliti mengamati proses pembelajaran lempar tangkap bola melalui
penerapan pendekatan bermain pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen
Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. Pada pertemuan pertama (Kamis, 13
September 2012 selama 2 x 35 menit), (Kamis, 20 September 2012, selama 2 x
35 menit).
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan Peneliti dan kolaborator bersangkutan
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, sebagai
pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.
3) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model instruksi
langsung, dalam hal ini peneliti mengacu pada alur pembelajaran pada model
pembelajaran melalui penerapan pendekatan bermain, yakni adanya penjelasan
materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara
langsung oleh siswa.
4) Peneliti dan kolaborator memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya Peneliti dan kolaborator
memberikan contoh dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa
yang di perintah oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses
belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu Siswa yang aktif selama
pemberian materi teknik dasar lempar lembin meningkat sebesar 80%,
sedangkan 20% lainnya masih memberikan respon yang kurang serius
terhadap materi. Dari hasil wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara
mereka ada yang kurang menyukai materi, dan tidak bisa melakukan unjuk
kerja praktik lempar tangkap bola .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
5) Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap penampilan
siswa. Guru dan peneliti juga memberikan reward berupa pujian, seperti:
“Bagus sekali”, “Ayo semangat”, “ Ya Bagus”, dan lain-lain. Suasana tampak
hidup dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi.
6) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa,
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima
pembelajaran materi lempar tangkap bola melalui penerapan pendekatan
bermain dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan
II berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi:
1) Hasil belajar siswa dalam materi lempar tangkap bola setelah Tidakan II
dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali 30, 9%
sedangkan sisanya Baik 52, 5%; Cukup 16, 6%; Kurang0 %. Sejumlah 35
Siswa mencapai kriteria Tunas sedangkan 7 siswa Tidak Tuntas. Telah
memenui target dengan capaian berhasil lebih dari target capaian yang
diharapkan.
Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan yang dapat diguanakan
sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan dan
pelaksanaan Tindakan II diantaranya :
1) Sebagian siswa telah mampu menunjukan gerakan lempar tangkap bola
dengan baik.
2) Melalui proses pengelompokan siswa dalam permainan sebagian besar siswa
dapat perpartisipasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan
peneliti.
3) Dengan dibantu oleh beberapa teman Peneliti dan kolaborator tidak kerepotan
dalam proses transfer materi kepada siswa.
4) Melalui penguatan kegiatan permainan siswa lebih berani dan beradaptasi
dengan kegiatan lempar tangkap.
Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat kelemahan
sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II, adapun kelemahan
dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
1) Masih ada siswa yang kurang serius sehingga penerimaan materi pembelajaran
kurang maksimal diterima.
2) Siswa yang merasa sudah lulus pada siklus I kurang serius mengikuti
pembelajaran,walaupun tetap mendapat nilai kriteria tuntas, tapi hasil yang
diperoleh pada siklus ke II kurang maksimal.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II
Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan II tersebut, peneliti
melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menunjukan hasil yang
sesuai yakni 1 kali pertemuan pembelajaran dengan 1 kali pertemuan untuk
pengambilan data akhir siklus II, sebab materi yang diberikan sedikit hanya
penguatan pada sebagian siswa sedangkan sebagian lain adalah
penyempurnaan gerakan.
2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat
apa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II.
3) Melalui pendekatan bermain yang diterapkan oleh Peneliti dan kolaborator
mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta
transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan materi yang
dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik.
4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan II,
cenderung naik menjadi 80% sedangkan antusias siswa selama mengikuti
proses belajar naik menjadi 70%. Adanya antusias dan respon siswa terhadap
materi karena Peneliti, guru pamong dan kolaborator meminta bantuan teman
dalam membantu memberikan pengawasan dan kontrol terhadap siswa dalam
belajar.
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukan hasil yang
meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Secara
lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan II, dijelaskan sebagagai berikut :
Hasil belajar siswa dalam materi lempar tangkap bola setelah Tidakan
II dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Baik Sekali 30,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
9% sedangkan sisanya ( Baik 52, 5%; Cukup 16, 6%; Kurang0 %). Sejumlah
35 Siswa mencapai kriteria Tunas sedangkan 7 siswa Tidak Tuntas. Telah
memenui target dengan capaian berhasil lebih dari target capaian yang
diharapkan.Melihat hasil yang diperoleh pada Tidakan II maka penelitian
tidakan kelas telah memenuhi target dari rencana target yang diharapkan.
e. Diskripsi Data Tindakan II
Selama pelaksanaan Tindakan II maka Peneliti dan kolaborator
melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil
terdiri dari kemampuan melakukan lempar tangkap bola dan hasil belajar lempar
tangkap siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen Karanganyar Tahun Ajaran
2012/2013.
1) Hasil Belajar Lempar Tangkap Bola Setelah Diberikan Penerapan
Pendekatan Bermain Dalam Pembelajaran.
Kondisi hasil belajar lempar tangkap siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen
Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013 setelah diberikan Tindakan II model
pembelajaran dengan pendekatan bermain disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 7. Deskripsi Data Hasil Belajar Lempar tangkap bola Setelah Diberikan
Penerapan Pendekatan Bermain Tindakan II.
Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase
>80 Baik Sekali Tuntas 13 30, 9%
75 – 79 Baik Tuntas 22 52, 5%
70 – 74 Cukup Tuntas 7 16, 6%
65 – 69 Kurang Tidak Tuntas 0 0%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar lempar tangkap siswa
kelas IV SD Negeri 04 Bejen Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013 setelah
diberikan Tidakan II adalah Baik Sekali 30, 9% sedangkan sisanya Baik 52, 5 %;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Cukup 16, 6%; dan kurang 0 %). Sejumlah 35 Siswa mencapai kriteria Tunas
sedangkan 7 siswa Tidak Tuntas.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat
disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil lempar tangkap bola siswa kelas IV
SD Negeri 04 Bejen Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.
Tabel 8. Hasil Perbandingan Hasil Belajar Lempar Tangkap bola Setelah
Diberikan Penerapan Pendekatan Bermain Siklus I dan Siklus II
Rentang
Nilai Keterangan
Prosentasi
Data Awal Siklus I Siklus II
>80 Baik Sekali 14, 4%
6 siswa
14, 4%
6 siswa
30, 9%
14 siswa
75 – 79 Baik 21,4%
9 siswa
49, 9%
21 siswa
52, 5%
22 siswa
70 – 74 Cukup 21,4%
9 siswa
21,4%
9 siswa
16, 6%
7 siswa
65 – 69 Kurang 42,8%
18 siswa
14, 4%
6 siswa
0%
Melalui tabel perbandingan hasil belajar diatas apabila didistribusikan
dalam grafik perbandingan, disajikan sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
Data Awal Siklus I Siklus II
Chart Title
Column1
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Melalui grafik perbandingan hasil belajar lempar tangkap bola siswa
kelas IV SD Negeri 04 Bejen Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013, terjadi
peningkatan hasil belajar siswa mulai dari data awal, Siklus I dan Siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas IV SD Negeri 04 Bejen
Karanganyar dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat
tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan
interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh
simpulan bahwa :
Penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar lempar
tangkap bola kasti pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 04 Bejen tahun
pelajaran 2012/2013. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang tuntas
kondisi awal 15 siswa atau 35, 8% dan pada siklus I meningkat menjadi 27 siswa 64,
2% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 35 siswa atau 83, 4%.
Simpulan penelitian ini adalah melelui penerapan pendekatan bermain
dapat meningkatkan kemampuan lempar tangkap bola pada siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 04 Bejen Karanganyar Tahun ajaran 2012/2013.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
berasal dari pihak guru maupun siswa serta penerapan pendekatan pembelajaran
yang digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam
mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi,
kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk
menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penerapan pendekatan bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
dalam pembelajaran dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa sehingga
akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di
lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan
materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan
prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik.
Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat
dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif,
efektif, dan efisien.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan
penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran lempar tangkap bola dapat
meningkatkan hasil belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian
ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin
menggunakan media pengajaran dengan pendekatan bermain dalam pembelajaran.
Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran
Penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar lempar tangkap
bola yang efektif dan menarik yang membuat siswa lebih aktif serta menghapus
persepsi siswa mengenai pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan
menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Apalagi bagi guru yang memiliki
kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model pendekatan
pembelajaran yang lebih banyak. Ia dapat menyalurkan kemampuannya tersebut
dan memanfaatkan fasilitas yang tersedia di sekolah dalam upaya meningkatkan
kinerja sebagai seorang pendidik yang profesional dan inovatif.
Dengan diterapkannya model pembelajaran dengan penerapan
pendekatan bermain dalam pembelajaran untuk peningkatan hasil belajar siswa
terhadap pembelajaran lempar tangkap bola, maka siswa memperoleh pengalaman
baru dan berbeda dalam proses pembelajaran Penjas. Pembelajaran Penjas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
pada awalnya membosankan bagi siswa, menjadi pembelajaran yang
menyenangkan bagi siswa.
Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa
terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada
pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan
yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat
dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses
maupun hasil) dan peningkatan hasil belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran
Penjas, penerapan model pembelajaran melalui penerapan pendekatan bermain
dalam pembelajaran ini dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini
siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjas yang nantinya dapat
bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan
kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap kompettetif yang
kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan jasmani.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya pada guru SD Negeri 04 Bejen Karanganyar, sebagai berikut:
1. Kepada guru penjas SD Negeri 04 Bejen Karanganyar disarankan menerapkan
model pendekatan bermain dalam pembelajaran lempar tangkap bola, karena
sesuai dengan penelitian penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan
hasil belajar lempar tangkap bola.
2. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas,
sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat
seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru
hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan,
saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
3. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk
menyampaikan materi pembelajaran.
4. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain. Namun
tentu saja dalam penerapannya harus diikuti oleh penyesuaian seperlunya
sesuai dengan konteks kelas ataupun sekolah masing-masing. Hal ini
disebabkan meskipun sekolah-sekolah yang ada di Indonesia ini pada dasarnya
hampir sama satu dengan yang lainnya, namun tetap memiliki suatu
karakteristik khusus yang hanya dimiliki oleh masing-masing kelas atau
sekolah sebagai akibat dari keanekaragaman yang dimiliki oleh masing-masing
individu yang ada di kelas atau sekolah tersebut.
Recommended