View
45
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
teknik perkapalan
Citation preview
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
BAB VII
TONAGE DAN FREEBOARD
VII.1 Perhitungan GRT dan NRT
VII.1.1 Pengertian Tonnage
Kapal dalam fungsinya sebagai alat angkut yang dipergunakan dalam kegiatan
ekonomi, maka kapal tersebut tentulah dikenakan pajak-pajak serta memerlukan biaya
sehubungan dengan kegiatannya itu. Dapat dimaklumi, bahwa makin besar sebuah kapal,
akan makin besar pula pajak serta ongkos-ongkos yang harus dikeluarkannya. Sebagaimana
diketahui, pertambahan besar kapal itu sangat bervariasi baik terhadap panjang, lebar
maupun tingginya.
Besarnya panjang kapal atau bahkan panjang dan lebar sekalipun, belum dapat
dipakai sebagai pedoman untuk menunjukkan besarnya kapal. Sebab ukuran besarnya kapal
adalah persoalan kapasitas muat (carrying capacity). Oleh karena itu dalam menentukan
pajak, berlaku suatu pedoman bahwa besarnya pajak yang dikenakan pada sebuah kapal
haruslah sebanding dengan kemampuan kapal tersebut untuk memberikan penghasilan
(potensial earning capacity). Atas dasar pemikiran ini, karena tonnage kapal dianggap dapat
menggambarkan potensial earning capacity sebuah kapal, maka besar pajak-pajak yang
dikenakan pada suatu kapal dapat didasarkan atas besarnya tonnagenya.
Dapat disimpulkan guna tonnage adalah :
a. Untuk menunjukkan ukuran besarnya kapal, yaitu kapasitas muatnya.
b. Bagi pemerintah adalah untuk dasar pegangan dalam memungut pajak diantaranya adalah
pajak pelabuhan sebagai imbalan atas pelayanan yang telah diterima oleh kapal itu.
c. Bagi pemilik kapal adalah untuk memperkirakan pendapatan maupun pengeluaran (pajak-
pajak dan ongkos-ongkos) yang harus dikeluarkan pada kala waktu tertentu.
d. Tonnage dipergunakan pula sebagai batasan-batasan terhadap berlakunya syarat-syarat
keselamatan kapal ataupun beberapa syarat lain.
e. Di galangan kapal, tonnage banyak digunakan sebagai pedoman dalam menetapkan tarif
docking dan reparasi kapal.
Untuk pengukuran tonnage dipakai register tonnage. Ada 2 macam pengukuran
register tonnage yang dikenal, yaitu :
67
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
1. GRT (Gross Register Tonnage)
2. NRT (Netto Register Tonnage)
Tonnage adalah suatu besaran volume, karena itu satuannya adalah satuan
volume dimana 1 RT (satuan register) menunjukkan suatu ruangan sebesar 100 Cubic feet
atau m3 atau sama dengan 2,8328 m3.
Untuk menghitung besarnya Gross Register Tonnage dan Netto Register
Tonnage kapal dipakai peraturan International Convention On Tonnage Measurement Of
Ship 1969, dimana Gross Tonnage (GT) dari sebuah kapal ditentukan dengan rumus sebagai
berikut :
GT = K1 x V
Dimana :
V = Volume total dari semua ruangan tertutup dalam kapal (m3).
K1 = 0,2 + 0,02 Log V
Sedangkan Net Tonnage dari sebuah kapal ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
NT = K2 x Vc x ( 4×T
3×H )2
+ K3 (N1+
N2
10 )Dimana : Vc = Volume total dari ruang muat dalam m3.
K2 = 0,2 + 0,002 Log Vc
H = Tinggi Kapal (m).
T = Sarat kapal (m).
K3 = 1,25 x
GT +10 ,00010 ,000
N1 = Jumlah penumpang dalam kabin tak boleh lebih dari 8 orang
N2 = Jumlah dari penumpang lainnya
N1 + N2 = Jumlah total dari penumpang apabila disetujui untuk membawa
penumpang sesuai dalam The Ship Passanger Certificate; jika
N1 dan N2 nilainya lebih kecil dari 13, maka N1 dan N2 diambil
harganya sama dengan nol.
68
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
Karena jumlah dari penumpang yang dibawa pada kapal rancangan ini
jumlahnya lebih dari 13 orang sehingga rumus Nett Register Tonnage nya adalah :
NT = K2 x Vc x
( 4×T3×H )
2
Dimana :
Vc = Volume total dari ruang muat dalam m3.
K2 = 0,2 + 0,002 Log Vc
H = Tinggi kapal (m).
T = Sarat air kapal (m).
VII.2 Perhitungan Volume Ruangan Tertutup
Ruangan-ruangan yang termasuk dalam perhitungan muatan untuk mendapatkan
volume Gross Register Tonnage adalah :
Ruangan-ruangan di bawah tonnage deck.
Ruangan-ruangan di atas tonnage deck, terdiri dari :
- Main Deck
- Forecastle Deck
- Upper Forecastle Deck
- Bridge Deck.
VII.2.1 Volume Dibawah Tonnage Deck
Volume ruangan-ruangan dibawah tonnage deck terdiri dari dua, yaitu :
a. Volume maint part
b. Volume cant part. ( Volume di belakang AP dan didepan FP )
A. Volume Main Part
Tabel 12. Volume Main Part.
Ord. Luasan ( m2 ) Faktor Simpson HasilAP 11,987 0,5 5,9930,5 19,367 2 38,7341 32,747 1 32,747
69
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
1,5 52,040 2 104,0802 66,753 1,5 100,1293 87,377 4 349,5084 94,270 2 188,5405 95,909 4 383,6366 95,210 2 190,4207 90,483 4 361,9328 73,907 1,5 110,860
8,5 58,430 2 116,8609 41,383 1 41,383
9,5 22,920 2 45,840FP 2,00 0,5 1,00
Σ = 2071,662
Volume Maint Part =
13
xLBP10
xΣ
Dimana :
LBP = Panjang garis tegak kapal rancangan
= 62,00 m
Σ = Penjumlahan dari volume main part
= 2071,662m2
Maka :
Vol MP =
13
x62, 0010
x 2071,662
= 4281,435 m3
B. Volume Cant Part
Volume dibelakang AP
Tabel 13. Volume Cant Part.
Ord. Luasan m2 SM Hasil
AP 11,987 1 11,987
PP 4,99 4 19,96
AE 0,000 1 0,000Σ= 31,947
70
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
Volume Cant Part =
13
xhx Σ
Dimana :
h = Panjang cant part
=
3 ,002
=1,50 m
Σ = Penjumlahan dari volume cant part
= 31,947 m2
Maka :
Vol cP =
13
x1 , 50 x31,947
= 15,973 m3
Total Volume Dibawah Tonnage Deck ( V1 )
Vol MP + Vol CP = 4281,435 m3 + 15,973 m3
= 4297,408 m3
VII.2.2 Volume Diatas Tonnage Deck
Pada kapal rancangan ini volume ruangan-ruangan diatas tonnage deck terdiri dari :
a. Volume Ruangan Main Deck
b. Volume Forecastle Deck
c. Volume Upper Forecastle Deck
d. Volume Navigation Bridge Deck.
A.Volume Ruangan Main Deck
Untuk menentukan volume main deck kapal ini digunakan gambar yang diambil dari rencana
umum, yaitu :
Gambar 1. Volume Ruangan Main Deck
71
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
Volume Bidang I :
Tabel 14. Volume Bidang I Ruangan Main Deck.
Frame Luasan (m2) SM Hasil83 45,375 1 45,37584 45,375 4 181,5085 45,375 2 90,75086 45,375 4 181,5087 45,375 2 90,75088 44,825 4 179,3089 43,450 2 86,90090 42,625 4 170,5091 41,525 2 83,05092 40,370 4 161,4893 39,050 2 78,10094 37,290 4 149,1695 35,255 2 70,51096 33,429 4 133,71697 31,185 2 62,370
Σ= 1764,961
Volume =
13
xh frame xΣ
Dimana :
hframe = 0,60 m
Σ = Penjumlahan dari volume bidang I
= 1764,961m2
Maka :
V.Bidang I =
13
x 0 ,60 x 1764,961
= 352,992 m3
Volume Bidang II :
Volume Bidang II = P x L x T
Dimana :
72
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
P = Panjang Bangunan II
= 10,20 m
L = Lebar Bangunan II
= 16,50 m
T = Tinggi Bangunan II
= 2,70 m
Maka :
Volume Bidang II = 10,2 x 16,50 x 2,70
= 454,41 m3
Volume Bidang III :
Volume Bidang III = P x L x T
Dimana :
P = Panjang Bangunan III
= 0,60 m
L = Lebar Bangunan III
= 14,0 m
T = Tinggi Bangunan III
= 2,70 m
Maka :
Volume Bidang III= 0,60 x 14,00 x 2,70
= 22,68 m3
Volume Bidang VI :
Volume Bidang VI = P x L x T
Dimana :
P = Panjang Bangunan VI
= 4,2 m
L = Lebar Bangunan VI
= 5,05 m
73
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
T = Tinggi Bangunan VI
= 2,70 m
Maka :
Volume Bidang VI = 4,2 x 5,05 x 2,70
= 57,267 m3
Total Volume Ruangan Main Deck :
V Main Deck = V. Bid. I + V. Bid. II + V. Bid. III + V. Bid VI
= 352,992 + 454,41 + 22,68 + 57,67
= 887,752 m3
B.Volume Ruangan Fore Castle Deck
Untuk menentukan volume Fore Castle Deck kapal ini digunakan gambar yang diambil dari
rencana umum, yaitu :
Gambar 2. Volume Ruangan Forcastle Deck
Volume Bidang I :
Tabel 15. Volume Bidang I Ruangan Forcastle Deck.
Frame Luasan (m2) SM Hasil81 44,55 1 44,5582 44,55 4 178,0083 44,55 2 89,0084 44,55 4 178,0085 44,55 2 89,0086 44,361 4 177,44487 40,064 2 88,12888 43,686 4 174,74489 43,2 2 86,4090 42,66 4 170,6491 41,85 2 83,792 41,31 4 165,2493 40,405 2 80,8194 39,476 4 78,95695 38,434 2 76,868
74
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
96 37,316 4 149,26497 36,055 2 72,11
Σ= 1982,854
Volume =
13
xh frame xΣ
Dimana :
hframe = 0,600 m
Σ = Penjumlahan dari volume bidang I
= 1982,854m2
Maka :
V.Bidang I =
13
x 0 ,600 x 1982,854
= 396,570 m3
Volume Bidang II :
Volume Bidang II = P x L x T
Dimana :
P = Panjang Bangunan II
= 3,60 m
L = Lebar Bangunan II
= 16,50 m
T = Tinggi Bangunan II
= 2,70 m
Maka :
Volume Bidang II = 3,60 x 16,50 x 2,70
= 160,38 m3
Volume Bidang III :
Volume Bidang III = P x L x T
Dimana :
P = Panjang Bangunan III
= 4,80m
75
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
L = Lebar Bangunan III
= 8,50 m
T = Tinggi Bangunan III
= 2,70 m
Maka :
Volume Bidang III= 4,80 x 8,50 x 2,70
= 110,16 m3
Volume Bidang VI :
Volume Bidang VI = P x L x T
Dimana :
P = Panjang Bangunan VI
= 6,00 m
L = Lebar Bangunan VI
= 6,20 m
T = Tinggi Bangunan VI
= 2,70 m
Maka :
Volume Bidang VI = 6,00 x 6,20 x 2,70
= 100,44 m3
Total Volume Ruangan Fore Castle Deck :
V Fore Castle Deck = V. Bid. I + V. Bid. II + V. Bid. III + V. Bid VI
= 396,570 + 160,38 + 110,16 + 100,44
= 767,55 m3
76
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
C.Volume Ruangan Upper Fore Castle Deck
Untuk menentukan volume Upper Fore Castle Deck kapal ini digunakan gambar yang
diambil dari rencana umum, yaitu :
Gambar 3. Volume Ruangan Upper Forcastle Deck
Volume Bidang I :
Volume Bidang I = P x L x T
Dimana :
P = Panjang Bangunan I
= 4,7 m
L = Lebar Bangunan I
= 12,0 m
T = Tinggi Bangunan I
= 2,20 m
Maka :
Volume Bidang I = 4,70 x 12,00 x 2,20
= 124,080 m3
Volume Bidang II :
Volume Bidang II = P x L x T
Dimana :
P = Panjang Bangunan II
= 1,20 m
L = Lebar Bangunan II
= 4,70 m
T = Tinggi Bangunan II
= 2,20 m
Maka :
77
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
Volume Bidang II = 1,20 x 4,70 x 2,20
= 12,408 m3
Volume Bidang III :
Volume Bidang III = P x L x T
Dimana :
P = Panjang Bangunan III
= 4,40 m
L = Lebar Bangunan III
= 6,00 m
T = Tinggi Bangunan III
= 2,20 m
Maka :
Volume Bidang III = 4,40 x 6,00 x 2,20
= 58,08 m3
Volume Bidang IV :
Volume Bidang IV = P x L x T
Dimana :
P = Panjang Bangunan IV
= 3,30 m
L = Lebar Bangunan IV
= 4,3 m
T = Tinggi Bangunan IV
= 2,20 m
Maka :
Volume Bidang IV = 3,30 x 4,30 x 2,20
= 31,218 m3
78
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
Total Volume Ruangan Upper Fore Castle Deck :
V Upper Fore Castle Deck = V. Bid. I + V. Bid. II + V. Bid. III + V. Bid. IV
= 124,080 + 12,408 + 58,08 + 31,218
= 225,786 m3
D.Volume Ruangan Bridge Deck
Untuk menentukan volume Bridge Deck kapal ini digunakan gambar yang diambil dari
rencana umum, yaitu :
Volume Bidang :
Volume Bidang = P x L x T
Dimana :
P = Panjang Bangunan I
= 12,80 m
L = Lebar Bangunan I
= 15,00 m
T = Tinggi Bangunan I
= 3,40 m
Maka :
Volume Bidang = 12,80 x 15,00 x 3,40
= 652,8 m3
VII.2.3 Volume Total Ruangan Tertutup
Volume total dari ruangan tertutup pada kapal rancangan adalah :
1. Volume ruangan di bawah Tonnage Deck = 4297,408 m3
2. Volume ruangan di atas Tonnage Deck
Volume ruangan Main Deck = 887,752 m3
Volume ruangan Fore Castle Deck = 767,55 m3
Volume ruangan Upper Fore Castle Deck = 225,786 m3
Volume ruangan Bridge Deck = 652,800 m 3
Total Volume = 6831,296 m3
79
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
VII.3 Perhitungan Gross Register Tonnage ( GRT )
Untuk menghitung besarnya Gross Register Tonnage (GRT) pada kapal rancangan ini
dipergunakan peraturan International Convention On Tonnage Measurement of Ship 1969
(IMO 1983) dalam regulation 3 halaman 20, yaitu :
GT = K1 + V
Dimana :
GT = Gross register tonnage
V = Volume total dari semua ruangan tertutup dikapal
= 6831,296 m3
K1 = 0,2 + 0,02 Log V
= 0,2 + 0,02 Log (6831,296 m3)
= 0,276
Maka :
GT = 0,276 x 6831,296 m3
= 1885,437 Tonnage.
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga GT = 1885,437 Tonnage.
VII.4 Perhitungan Nett Register Tonnage ( NRT )
Untuk menghitung besarnya Nett Register Tonnage (NRT) pada kapal rancangan ini
dipergunakan peraturan International Convention On Tonnage Measurement of Ship 1969
(IMO 1983) dalam regulation 4 halaman 20, yaitu :
NT = K2 x V x ( 4 xT
3 xH )2
Dimana :
NT = Nett register tonnage
V = Volume total dari semua ruangan tertutup dikapal
= 6831,296 m3
K2 = 0,2 + 0,002 Log V
= 0,2 + 0,002 Log (6831,296 m3)
80
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
= 0,207
H = Tinggi kapal rancangan
= 6,00 m
T = Sarat air kapal rancangan
= 5,00 m
Maka :
NT = 0,207 x 6831,296 x ( 4 x 5 , 00
3 x6 ,00 )2
= 1745,775 Tonnage.
Dari perhitungan diatas ditetapkan harga NT = 1745,775 Tonnage .
VII.5 Pengertian Lambung Timbul
Lambung timbul adalah tanda pada lambung kapal yang menunjukkan batas pemuatan
kapal, merupakan salah satu pertimbangan sahbandar sebelum menerbitkan surat ijin
berlayar. Lambang lambung timbul berupa lingkaran beserta beberapa garis yang
menunjukkan batas pemuatan pada beberapa jenis atau daerah yang dilalui, hal ini penting
karena berat jenis air di sungaiakan berbeda dengan laut di daerah tropis ataupun di daerah
yang bersuhu dingin.
VII.6 Perhitungan lambung timbul pada kapal
Lambung timbul adalah tanda pada lambung kapal yang menunjukkan batas
pemuatan kapal, merupakan salah satu pertimbangan sahbandar sebelum menerbitkan surat
izin berlayar.¿1Dalam perhitungan lambung timbul untuk perencanaan kapal ini digunakan
ketentuan Non Convention Vessel Standard (NCVS), hal tersebut dikarenakan kapal Supply
Vessel rancangan ini hanya berlayar di wilayah perairan Indonesia.
Non Convention Vessel Standard (NCVS) merupakan peraturan tentang standar
kapal yang hanya berlayar di perairan Indonesia. Peraturan ini dikeluarkan oleh Menteri
Perhubungan Republik Indonesia.
Peraturan ini berlaku bagi kapal berbendera Indonesia dan kapal asing yang
beroperasi secara tetap sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan didalam
daerah pelayaran kawasan Indonesia.
81
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
Lambang lambung timbul berupa lingkaran beserta beberapa garis yang
menunjukkan batas pemuatan pada beberapa jenis/daerah yang dilalui, hal ini penting karena
berat jenis air di sungaiakan berbeda dengan laut di daerah tropis ataupun di daerah yang
bersuhu dingin.
Ketentuan lambung timbul dikelaskan oleh badan klasifikasi kapal Indonesia yaitu
Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) yang mengeluarkan sertifikat lambung timbul. Sertifikat
tersebut telah sesuai dengan Non Convention Vessel Standard (NCVS) yang berlaku bagi
pelayaran wilayah Indonesia selama 5 (lima) tahun.
Di dalam peraturan NCVS halaman VI-4 membagi tipe kapal menjadi dua, yaitu :
Kapal tipe A
Yaitu kapal-kapal tangki minyak yang memiliki muatan dengan lubang masuk yang kecil
dan kedap air dengan penutup baja atau material yang aquivalent.
Sifat-sifat khas dari kapal tipe A adalah :
1. Geladak cuaca yang sangat aman
2. Kapal mempunyai keselamatan yang tinggi terhadap kebocoran, karena permeability
dari ruang muatan pada waktu penuh adalah kecil.
Kapal tipe B
Adalah kapal-kapal yang bukan tipe A, umpamanya kapal barang dan
sebagainya.Khusus untuk kapal-kapal tipe B, konvemsi memberikan variasi-variasi yang
tergantung dari konstruksi penutup palkah (portable dari kayu atau baja, kekedapan airnya
dengan terpal dan batten atau dengan gasket dan plat penjepit), perlindungan awak kapal,
freeing ports.
Untuk itu kapal rancangan ini menggunakan kapal tipe B karena kapal ini bukan
termasuk kapal tipe A.
VII.7 Ukuran Yang Digunakan
1. Ukuran yang dipakai
a. Panjang Kapal (Length)
Untuk ukuran panjang kapal ditentukan panjang kapal dalam perhitungan lambung
timbul adalah L = 65,00 m
82
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
b. Lebar Kapal (Breadth)
Lebar kapal (B) adalah lebar maksimum diukur ditengah kapal hingga ke sisi luar
gading – gading (Moulded Line). Lebar kapal (B) = 16,50 m
c. Tinggi Kapal (Depth)
Untuk tinggi kapal (H) diukur secara vertikal dari sisi atas permukaan pelat lunas
hingga sisi atas balok geladak lambung timbul pada sisi kapal. Tinggi kapal (H) =
6,00 m
d. Sarat Air Kapal (Draft)
Sarat air (T) untuk perhitungan lambung timbul adalah 5,00 m
e. Panjang efektif bangunan atas
Merupakan panjang yang dikoreksi dengan perbandingan Bs/b. Dengan ketentuan :
a. b adalah lebar bangunan atas pada pertengahan panjang bangunan atas tersebut
b. Bs adalah lebar kapal pada pertengahan panjang dari bangunan atas
Diketahui : b kapal rancangan adalah 7,50 m
Bs kapal rancangan adalah 16,50 m
Maka : Bs / b = 16,50 / 7,50 m
= 2,20 m
VII.8 Perhitungan Lambung Timbul Untuk Supply Vessel
Perhitungan lambung timbul pada kapal menurut NCVS menggunakan kapal dengan tipe B.
perhitungan untuk lambung timbulnya adalah sebagai berikut dibawah ini.
a. Lambung timbul awal
Fb = 0,8 L
Dimana :
Fb = freeboard untuk kapal bukan tangki (cm)
L = panjang kapal dalam cm
= 650 cm
Maka :
83
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
Fb = 0,8 x 650
= 520,00 cm
b. Koreksi Koefisien Blok
Dikarenakan koefisien blok kapal rancangan dibawah yaitu 0,64 maka tidak dilakukan
koreksi.
c. Koreksi Tinggi
Dikarenakan tinggi dari kapal rancangan lebih besar (L/15) yaitu 6,00 m. Maka,
koreksi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
= 20 (D - L/15) cm
= 20 (6,00 – 65,00/15)
= 33,3 cm
d. Koreksi Bangunan Atas dan Trunk
Apabila kapal memiliki bangunan atas dan trunk tertutup, lambung timbul dikurangi
dengan :
50×∑ ( ls×hs )
Lcm
Dimana diketahui :
L = panjang kapal dalam meter
= 65,00 m
ls = jumlah panjang efektif bangunan atas dan trunk tertutup (m)
= 12,8 m
hs = tinggi standar bangunan atas dan trunk tertutup (m)
= 1,800 m
Maka :
50×∑ (12, 8×1 ,800 )65 , 00
cm
= 17,723m
= 1,772 cm
84
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
e. Koreksi Lengkung Memanjang
Koreksi lengkung dapat ditetapkan sebagai berikut :
B = 0,125 L (cm)
Dimana : L = panjang kapal
= 65,00 m
Maka :
B = 0,125 (650,00 cm)
= 81,25 cm
A = 1/6 [2,5 (L + 30) – 100 (sf + sa)] (0,75 – S / 2L) cm
Dimana :
L = panjang kapal
=65,00 m
sf = tinggi lengkung memanjang pada FP (diambil dari general arrangement)
= 1,700m
sa = tinggi lengkung memanjang pada AP (diambil dari general arrangement)
= 1,700 m
S = panjang bangunan atas (diambil dari general arrangement)
= 30,35 m
Maka :
A = 1/6 [2,5 (65,00 + 30) – 100 (1,700+ 1,700)] (0,75 – 30,35 / 2 x 65,00)]
= 3,81 cm
Berdasarkan ketetapan koreksi lengkung kapal dari nilai A, yaitu :
A lebih besar 0, koreksi ditetapkan = A cm
A lebih besar 0, dan harga mutlak A lebih besar dari B, koreksi ditetapkan = -
B cm
A lebih kecil 0, dan harga mutlak dari A lebih kecil dari B, koreksi ditetapkan
= A cm
Sehingga, dari ketentuan tersebut ditetapkan koreksi lengkung yaitu 3,81 cm.
85
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
f. Pengurangan Lambung Timbul
Apabila pada kapal bukan tangki dilengkapi dengan penutup palka baja, lambung
timbul kapal dikurangi sesuai dengan tabel sebagai berikut :
Panjang (L) <100 m 110 m 120 m 130 m
Pengurangan (cm) 4 5 8 12
Maka, pengurangan untuk kapal rancangan ini adalah 4 cm.
g. Lambung Timbul Minimum Air Laut (L)
1. Lambung timbul awal (fb) = 520,00 cm
2. Koreksi koefisien blok = 0,00 cm
3. Koreksi tinggi = 3,33 cm
4. Koreksi bangunan atas = 1,77 cm
5. Koreksi lengkung memanjang = 3,81 cm
6. Pengurangan lambung timbul = 4,00 cm
Lambung timbul air laut = 507,12 cm
h. Koreksi Air Tawar
Untuk menentukan koreksi ini diambil ketentuan sebagai berikut :
Lambung timbul air tawar = [ ∆40 xTPC ]
Dimana : d = sarat air laut pada gari muat air
= H – L
H = tinggi kapal (cm)
= 6,00 m = 60 cm
L = garis muat air laut kapal
= 650 cm
Jadi, d = 60 – 650 cm
= - 590,00 cm
Lambung timbul air tawar (T) = [ 3460,29740 x 9,473 ]
= 9,131 cm
Dari perhitungan tersebut ditetapkan T = 9,131 cm
86
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
Gambar 4. Lambung Timbul ( Plimsol Mark )
87
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
VII.9 Perhitungan Floodable Length
Keselamatan kapal dan penumpang dalam pelayaran dinasnya merupakan masalah
yang harus mendapat perhatian khusus dalam merancang kapal. Memperhatikan bahwa
banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya gangguan terhadap keselamatan tersebut, salah
satunya adalah pembagian sekat kedap air (Subdivision) di bawah geladak kapal.
Dalam peraturan SOLAS disebutkan dalam pembagian sekat kedap air, yaitu setiap
kapal yang mengangkut 12 (dua belas) penumpang atau lebih harus dipasang sekat kedap air
(Watertight Bulkhead). Bila terjadi kebocoran kapal pada satu atau lebih pada ruangan yang
berurutan kapal tidak tenggelam melampaui batas benam (Margin Line), yaitu garis yang
letaknya 76 mm (3 inchi) di bawah geladak sekat (Bulkhead deck). Jika ada geladak kayu,
maka Margin Line berada di bawah permukaan geladak kayu. Sedangkan geladak sekat
adalah geladak teratas yang merupakan batas sekat kedap air melintang (batas kompartemen).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan subdivision :
1. Lengkung Sekat Kedap Air (Floodable Length)
Lengkungan sekat kedap air (Floodable Length) adalah grafik dari panjang
maksimal ruangan, dengan letak sekat melintang dari panjang kapal bila ruangan
tersebut tergenang air sarat airnya akan tepat menyinggung garis batas tenggelam
(Margin Line), dimana kapal masih tepat dapat terapung atau pada saat kapal akan
tenggelam.
2. Koefisien Permeabilitas ()
Adalah jumlah (%) dari air yang dapat masuk atau menggenangi ruangan tersebut
μ= volume air yang masukvolume ruangan
(%)
Volume air yang menggenangi ruangan selalu lebih kecil dari volume ruangan
yang sebenarnya, hal ini dapat dijelaskan, karena dalam ruangan-ruangan tersebut
selalu ada barang yang mengurangi volume air yang masuk misalnya ; muatan,
mesin-mesin perlengkapan, bahkan adanya gading-gading dalam ruangan yang
kosong.
3. Faktor Pembagi Sekat
Adalah koefisien bervariasi antara 0,3 ~ 1 yang mana digunakan untuk menentukan panjang ruangan yang diperbolehkan. Faktor pembagi untuk kapal Full Container adalah 1.
88
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
* Perhitungan Floodable Length
Untuk menghitung panjang genangan, perhitungan dilakukan dengan Metode Webster.
Data kapal yang diperlukan untuk perhitungan ini adalah :
Lpp = 62,00 m
H = 6,00 m
T = 5,00 m
Cb = 0,64
H’ = H – ML
dimana :
H = Tinggi kapal
ML = (Margin Line) batas dalam dari Bulkhead Deck = 76 mm = 0,076 m
H' = 6,00 - 0,076
H’ = 5,924 m
Harga Ratio untuk lambung timbul (f)
f=
dimana :
Freeboard (Fb) = 1,00 m
f =
1 , 005 ,924
f = 0,168
Panjang genangan untuk ruangan ;
L’ = m (a + f)
dimana m, a = faktor perhitungan yang diperoleh dari Tabel Webster sesuai dengan
Cb kapal dan prosentase panjang kapal sebagai fungsi ratio lambung
timbul dan ratio sheer.
89
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
Panjang genangan untuk setiap jenis ruangan yang berbeda akan berbeda juga sebagai
dengan faktor fermeabilitas () untuk masing-masing jenis ruangan tersebut:
L' =
dengan : = 100 % untuk kapal kosong
= 85 % untuk ruang muat
= 63 % untuk ruang mesin
untuk Cb = 0,64 dari tabel Webster didapat harga “m” dan “a” dan panjang genangan
“L”. Setelah diperoleh nilai “L”, selanjutnya akan didapat panjang genangan untuk
tiap jenis ruangan (L’) dan akhirnya dapat digambarkan “Floodable Length Curve”.
90
Tabel 16. Webster untuk faktor "m", "a"
%LCb = 0.640
fL'
m a 100% 85% 80% 63%Gtb 40,6 0,261 0,168 17,417 20,491 21,771 27,640
15 55,9 0,067 0,168 13,136 15,454 16,420 20,85020 55,9 0,043 0,168 11,794 13,875 14,742 18,72030 65,1 0,027 0,168 12,694 14,943 15,867 20,14940 94,4 -0,004 0,168 15,481 18,212 19,351 24,57345 105,2 -0,014 0,168 16,200 19,059 20,250 25,71450 102,3 -0,012 0,168 18,775 22,088 23,443 29,76960 75,3 0,013 0,168 13,629 16,034 17,036 21,63370 56,2 0,044 0,168 11,914 14,016 14,892 18.91180 54,7 0,074 0,168 13,237 15,573 16,546 21,01185 59,9 0,104 0,168 16,292 19,168 20,365 25,860
Gth 39,9 0,359 0,168 21,027 24,738 26,283 33,376
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
91
Tugas Merancang Kapal II
Heiru Yan Angganois / 2008310003
Gambar 5. Floodable Length.
92
Recommended