View
22
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
hjojkl
Citation preview
Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi dan Reperkolasi
dalam Pembuatan Ekstrak Pegagan
Hismiaty Bahua, Swasmi Purwajanti, Endah Pratiwi, Chaidir Pusat Teknologi Farmasi dan Medika (BPPT)
Laptiab Gdg. 611 Puspiptek Serpong
1
Presented by: Hismiaty Bahua
Simnas Perhipba XV
07/11/2011 Simnas Perhipba XV
Pendahuluan
• Ekstrak tanaman obat terstandar memegang peranan penting sebagai bahan baku dalam pengembangan obat herbal dan fitofarmaka karena dapat menjamin konsistensi uji klinik terhadap obat tersebut
• Dalam hal penyediaan ekstrak, pemilihan metode ekstraksi yang sesuai merupakan hal kunci yang harus diperhatikan
• Fokus dari penelitian ini adalah untuk membandingkan empat metode ekstraksi yaitu maserasi, remaserasi, perkolasi dan reperkolasi sehingga diperoleh metode ekstraksi yang paling sesuai dalam pembuatan ekstrak pegagan.
Simnas Perhipba XV 2 07/11/2011
Bahan dan Metode
3
Material
• Simplisia pegagan berasal dari B2PTO2T (Balai Besar Penelitian Tanaman Obat dan Obat Tradisional), Tawangmangu
• Etanol Teknis 70% M
eto
de
Ek
stra
ksi
• Penentuan Washing Time
• Maserasi
• Remaserasi
• Perkolasi
• Reperkolasi
Metode Analisis
• HPLC untuk menganalisis kadar asiaticoside dalam ekstrak kental
07/11/2011 Simnas Perhipba XV
Alat Perkolasi dan Reperkolasi
07/11/2011 Simnas Perhipba XV 4
Keterangan:
1. Penampung pelarut
2. Kolom tempat simplisia
3. Pompa peristaltik
4. Penampung ekstrak
1
2
3
4
Hasil dan Pembahasan Karakterisasi Bahan Baku
07/11/2011 Simnas Perhipba XV 5
Parameter FHI 2008 Eksperimen
Kadar Abu
Total
≤ 18,05% 15,66%
Kadar Sari
Larut
Etanol
≥ 2,1% 15,88%
Kadar Sari
Larut Air
≥ 28,3% 27,56%
Hasil karakterisasi bahan baku
menunjukkan bahwa simplisia
pegagan yang digunakan
mengandung zat-zat yang larut air
lebih sedikit dibandingkan standar
dalam FHI.
07/11/2011 Simnas Perhipba XV 6
Hasil dan Pembahasan Penentuan Washing Time
Grafik di samping menunjukan
washed out time untuk pegagan
tercapai setelah ekstraksi
berlangsung selama 2 jam.
Rendemen ekstrak yang diperoleh
setelah 2 jam maserasi tidak
bertambah secara signifikan.
0.00
4.00
8.00
12.00
16.00
20.00
0 60 120 180 240 300 360 420 480 540 600 660
Re
nd
em
en
(%b
/b)
Waktu Ekstraksi (menit)
07/11/2011 Simnas Perhipba XV 7
Hasil dan Pembahasan Perbandingan Rendemen Ekstraksi
pada 4 Metode Ekstraksi
6
8
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
Re
nd
em
en
(%b
/b)
Waktu ekstraksi (jam)
Maserasi
Remaserasi
perkolasi
Reperkolasi
FHI, 7,2%
• Pada proses remaserasi, perkolasi dan reperkolasi,penggunaan pelarut segar pada tahap ekstraksi kedua setelah maserasi 2 jam membuat gradien konsentrasi di fase padat dan cair semakin besar, sehingga transfer massa dari padatan ke cairan semakin besar dan cepat.
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode remaserasi dan reperkolasi memberikan rendemen ekstrak total pegagan yang paling besar, yaitu masing-masing 23,2% - 25,5% dan 23.1% - 24.8%.
07/11/2011 Simnas Perhipba XV 8
Perbandingan Rendemen Ekstraksi Hasil Penelitian dengan Metode Ekstraksi yang digunakan Mitra Industri untuk Waktu Ekstraksi 2 Jam
07/11/2011 Simnas Perhipba XV 9
14
15
16
17
18
19
Reperkolasi perkolasi Maserasi Mitra
18.58
17.78
15.99
15.59
Re
nd
me
n e
kstr
ak
Metode Esktraksi
Analisa Kuantitatif Asiaticoside Menggunakan HPLC
07/11/2011 Simnas Perhipba XV 10
Menurut FHI, kandungan
asiaticoside dalam
ekstrak total pegagan
adalah ≥0,9%.
Untuk waktu ekstraksi 4
jam, kadar asiaticoside
dalam ekstrak pegagan
hasil ekstraksi 4 metode
yang berbeda
menunjukkan telah
memenuhi standar
dalam FHI
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
Maserasi Remaserasi Perkolasi Reperkolasi
3.81 3.77
3.40
3.84
Asi
atic
osi
de
(%
b/b
)
Metode Ekstraksi
FHI 0,9%
Kesimpulan
• Dengan pertimbangan teknis maupun ekonomis pada proses produksi industri herbal, kombinasi dari remaserasi dan reperkolasi dapat diaplikasikan untuk memproduksi ekstrak dengan kualitas tinggi.
• Washing time yang dibutuhkan untuk ekstraksi pegagan adalah 2 jam
• Reperkolasi memberikan hasil ekstraksi yang relatif sama dengan remaserasi, hanya ± 1 % lebih kecil dari remaserasi. Hal ini mengindikasikan bahwa proses pengadukan pada remaserasi sedikit lebih baik dalam hal transfer massa dibandingkan proses resirkulasi pada reperkolasi.
07/11/2011 Simnas Perhipba XV 11
Thank You
07/11/2011 Simnas Perhipba XV 12
Recommended