View
232
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2017
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan PendidikanProgram Studi Diploma III Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH
LILY WAHYUNIP00324014057
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANANKENDARI
2017
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Penulis1. Nama : Lily Wahyuni2. Tempat Tanggal lahir : Ambuulanu, 12 Desember 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
6. Alamat : Desa Sulemandara Kec. Pondidaha
Kab. Konawe
B. Riwayat Pendidikan1. SD Negeri Amertasari, Tamat Tahun 2008
2. SMP Negeri 2 PondidahaBaru, Tamat Tahun 2011
3. SMA Negeri 1 Pondidaha, Tamat Tahun 2014
4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari
Jurusan Kebidanan Tahun 2014 sampai sekarang
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran
status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
tahun 2017”.
Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini ada banyak pihak
yang membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan
segala kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih
sebesar-besarnya terutama kepada Ibu Dr. Kartini, S.Si.T, M.Kes selaku
Pembimbing I dan Ibu Farming, SST, M.Keb selaku Pembimbing II yang
telah banyak membimbing sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Petrus, SKM. M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari.
2. Ibu Halijah, SKM, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kendari.
3. drg. Hj. Fauziah , M.Kes Selaku Kepala Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari.
4. Ibu Sitti Aisa, AM.Keb, S.Pd, M.Pd, Ibu Arsulfa, S.Si.T, M.Keb, Ibu Andi
Malahayati N, S.Si.T, M.Kes selaku penguji dalam karya tulis ilmiah ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari
Jurusan Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu
pengetahuan selama mengikuti pendidikan yang telah memberikan
arahan dan bimbingan.
6. Seluruh teman-teman D-III Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kendari, yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan,
pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas
selama penulis menempuh pendidikan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan dalam penyempurnaan karya tulis ilmiah ini serta
sebagai bahan pembelajaran dalam penyusunan karya tulis ilmiah
selanjutnya.
Kendari, Agustus 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii
BIODATA.......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR......................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ ix
Abstrak............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian.................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 7
A. Telaah Pustaka.......................................................................... 7
B. Landasan Teori.......................................................................... 25
C. Kerangka Teori.......................................................................... 26
D. Kerangka Konsep...................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 28
A. Jenis Penelitian......................................................................... 28
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 28
D. Variabel Penelitian..................................................................... 29
E. Definisi Operasional.................................................................. 29
F. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................ 30
G. Instrumen Penelitian.................................................................. 31
H. Pengolahan dan Analisis Data.................................................. 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 33
A. Hasil Penelitian.......................................................................... 33
B. Pembahasan............................................................................. 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 48
A. Kesimpulan................................................................................ 48
B. Saran......................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 49
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jumlah Penduduk wilayah Puskesmas Puuwatu Tahun
2016....................................................................................34
Tabel 2. Jumlah dan Jenis Sarana Kesehatan Tahun 2016............. 36
Tabel 3. Sarana Prasarana Puskesmas Puuwatu Tahun 2016........ 36
Tabel 4. Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Puuwatu
Tahun 2016..........................................................37
Tabel 5. Karakteristik Responden...................................................... 38
Tabel 6. Distribusi Pengetahuan Ibu hamil Tentang Gizi Dalam
Kehamilan di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun
2017....................................................................................39
Tabel 7. Distribusi Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Puuwatu
Kota Kendari Tahun 2017...................................................40
Tabel 8. Distribusi Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Umur Ibu di
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017................40
Tabel 9. Distribusi Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Graviditas Ibu
di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017.....41
Tabel 10 Distribusi Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Pengetahuan
Ibu di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun
2017........................................................................42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat izin pengambilan data awal dari Poltekkes
Kemenkes kendari
Lampiran 2. Formulir persetujuan menjadi responden penelitian
Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4. Surat izin penelitian dari Badan Riset Propinsi Sultra
Lampiran 5. Surat keterangan melakukan penelitian dari Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari
Lampiran 6. Master tabel
Lampiran 7. Dokumentasi penelitian
ABSTRAK
GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2017
Lily Wahyuni 1 Kartini2 Farming2
Latar belakang: Gizi ibu hamil merupakan nutrisi yang diperlukan dalam jumlahyang banyak untuk pemenuhan gizi ibu sendiri dan perkembangan janin yangdikandungnya. Masalah gizi yang dialami ibu hamil d i I n d o n e s i a adalahgizi kurang seperti kurang energi kronis (KEK) dan anemia gizi (Depkes RI,2013).Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran status gizi ibuhamil di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2017.Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan ialah deskriptif. Sampelpenelitian adalah ibu hamil bulan Mei hingga Juni tahun 2017 yang berjumlah 72orang. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner mengenai pengetahuantentang gizi dalam kehamilan, status gizi, umur, graviditas. Data dianalisisdengan uji deskriptif.Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Status gizi ibu hamil di WilayahKerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2017 dalam kategori status gizibaik, umur ibu hamil di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2017 baik yangberstatus gizi baik maupun kurang dalam kategori umur tidak berisiko (20-35tahun). Graviditas ibu hamil di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2017baik yang berstatus gizi baik maupun kurang dalam kategori multigraviditas.Pengetahuan ibu hamil di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2017 yangberstatus gizi dalam kategori pengetahuan kurang sedangkan yang berstatus gizikurang dalam kategori pengetahuan baik.
Kata kunci : pengetahuan, status gizi, umur, graviditas
1 Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Poltekkes Kendari2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi selama
kehamilan adalah menilai status gizi. Gizi ibu hamil merupakan nutrisi
yang diperlukan dalam jumlah yang banyak untuk pemenuhan gizi ibu
sendiri dan perkembangan janin yang dikandungnya (Bobak, dkk,
2015). Kebutuhan makanan dilihat bukan hanya dalam porsi yang
dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang
terkandung dalam makanan yang dikonsumsi (Amiruddin, 2014).
Masalah gizi utama di Indonesia yaitu Kurang Energi Protein
(KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) (Supariasa, 2013).
Pada ibu hamil masalah gizi yang paling umum yaitu Kurang Energi
Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), dan Anemia Gizi Besi (AGB).
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan akan masalah gizi.
Menurut Depkes (2015) masih banyak ibu hamil yang mengalami
masalah gizi khususnya gizi kurang. Hal ini dapat menyebabkan
Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia Gizi Besi (AGB) yang
rentan dialami pada ibu hamil pada usia kandungan trimester III.
Akibatnya mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan
bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kematian saat
persalinan, pendarahan pasca persalinan yang sulit karena lemah
dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Ibu dengan status
gizi kurang sebelum hamil mempunyai risiko 4,27 kali untuk
melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai
status gizi baik (normal) (Nanni, 2007).
Menurut Riskesdas tahun 2012, prevalensi nasional kurang
energi kronis pada wanita usia subur (berdasarkan LILA yang
disesuaikan dengan umur) sebesar 24,4% (Depkes, 2013). Masalah
gizi yang dialami ibu hamil saat ini adalah gizi kurang seperti
kurang energi kronis (KEK) dan anemia gizi . Prevalensi anemia pada
ibu hamil di Indonesia adalah 70%, atau 7 dari 10 wanita hamil
menderita anemia. kekurangan energi kronis (KEK) dijumpai pada
wanita usia subur 15-49 tahun yang ditandai dengan proporsi Lingkar
Lengan Atas (LILA) <23,5 cm (Depkes RI, 2013).
Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 yang
dilakukan Kementerian Kesehatan memperlihatkan bahwa sekitar
45-50% ibu hamil di Indonesia tidak mendapatkan asupan energi
dan protein yang cukup. Sebanyak 49,5% perempuan hamil
mengkonsumsi protein dibawah 80% dari yang dibutuhkannya semasa
kehamilan dan 44,8% perempuan hamil itu juga kurang mendapatkan
asupan energi secara total yakni masih dibawah 70% dari yang
dibutuhkan. Selain itu, rata-rata 20% perempuan hamil juga
mengalami kurang energi kronik dengan persentase tertinggi di Sikka
Papua, dengan 27 % (Depkes RI 2013).
Status kesehatan dan gizi ibu terutama saat kehamilan akan
mempengaruhi status gizi dan kesehatan bayinya. Saat kehamilan
merupakan kesempatan emas yang akan berdampak signifikan
terhadap kesehatan bayi di masa datang. Di Indonesia lebih dari 500
balita meninggal setiap hari atau satu balita setiap 2 menit dimana
lebih dari sepertiga dari kematian ini terkait oleh masalah gizi
(Depkes RI 2013).
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal
pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan
melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.
Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada
keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Ganda, 2011).
Tingkat pendidikan rata-rata penduduk Indonesia khususnya di
kaum wanita masih rendah, hal ini berpengaruh pada kesehatan
mendorong terjadinya penyakit infeksi dan kurang gizi. Dalam
meningkatkan mutu kehamilan dan laktasi beberapa faktor ikut
berperan dalamnya. Salah satu faktor yang penting adalah gizi
makanan yang dimakan oleh ibu hamil mempunyai pengaruh yang
sangat penting (Admin, 2015).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi dewasa ini
yang berkembang sangat pesat masalah gizi yang timbul masih
sangat memprihatinkan dimana tingkat kemampuan maternal masih
sangat tinggi pada umumnya ibu hamil di lingkungan masyarakat
kita masih banyak yang di garis kemiskinan sehingga tidak dapat
memenuhi nutrisi yang baik ditunjang lagi oleh pendidikan rendah,
umur, pengetahuan, pekerjaan, pengalaman, paritas, budaya, status
ekonomi yang berdampak pada ibu hamil terhadap kebutuhan gizi
kehamilan masih sangat rendah (Admin, 2015).
Sebagian besar dari masalah gizi disebabkan oleh faktor-faktor
ekonomi. Namun demikian tidak dapat dipungkiri bahwa faktor-faktor
sosial, budaya dan faktor ketidaktahuan juga mempengaruhi secara
nyata gambaran menyeluruh mengenai masalah gizi. Kebiasaan
pemberian makanan yang telah terjadi karena kurangnya
pengetahuan, tahyul dan adanya kepercayaan yang salah. Beberapa
hal tersebut dapat dianggap sebagai faktor yang bertanggung jawab
ikut memberatkan masalah gizi pada masyarakat (Denok, 2014).
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari merupakan salah satu
puskesmas yang mengalami peningkatan jumlah ibu hamil. Jumlah ibu
hamil pada tahun 2014 sebanyak 653 ibu hamil, pada tahun 2015
jumlah ibu hamil meningkat menjadi 744 ibu, sedangkan pada tahun
2016 jumlah ibu hamil sebanyak 775 ibu. Prevalensi ibu hamil yang
berisiko KEK pada tahun 2014 sebesar 13,78%, tahun 2015 sebesar
15,86% dan tahun 2016 sebesar 18,08%. Berdasarkan fenomena
tersebut maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui
gambaran status gizi ibu hamil di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
tahun 2017.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian
adalah bagaimana gambaran status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2017?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi distribusi frekuensi status gizi ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2017.
b. Mengidentifikasi status gizi ibu hamil berdasarkan umur ibu di
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2017.
c. Mengidentifikasi status gizi ibu hamil berdasarkan graviditas
ibu di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2017.
d. Mengidentifikasi status gizi ibu hamil berdasarkan
pengetahuan ibu tentang gizi dalam kehamilan di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Ibu Hamil
Untuk menambah wawasan ibu hamil tentang status gizi dalam
kehamilan.
2. Manfaat Bagi Puskesmas
Dapat dijadikan sebagai masukan, sebagai bahan evaluasi,
program penyuluhan bagi puskesmas untuk lebih meningkatkan
program pelayanan kesehatan pada ibu hamil dalam upaya
penurunan angka kematian ibu dan bayi.
3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Andriani (2015) yang berjudul
gambaran status gizi ibu hamil berdasarkan lingkar lengan atas di
Kelurahan Sukamaju Kota Depok menyatakan ada hubungan antara
umur, pendidikan, pendapatan dengan status gizi ibu. Perbedaan
penelitian ini dengan Andriani adalah pada jenis penelitian dan
variabel penelitian. Jenis penelitian Andriani adalah analitik dengan
rancangan cross sectional, sedangkan jenis penelitian ini adalah
deskriptif. Variabel penelitian Andriani adalah umur, pendidikan,
pendapatan keluarga sedangkan pada penelitian ini adalah umur,
paritas, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan ibu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Status Gizi ibu Hamil
a. Pengertian Status Gizi
Status Gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih
dari nutriture seorang individu dalam suatu variabel. Status gizi
adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk
variabel tertentu (Supariasa, 2012), sedangkan menurut
Almatsier (2011) menyatakan status gizi adalah keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat- zat
gizi. Dibedakan gizi baik, kurang dan buruk.
b. Pengukuran Status Gizi
Status gizi ibu hamil dapat diketahui melalui mengukur tinggi
badan, penambahan berat badan, ketebalan jaringan lemak
bawah kulit serta lingkar lengan atas.
1) Tinggi Badan
Tinggi badan selain ditentukan oleh faktor genetis,
juga ditentukan oleh status gizi sewaktu masa kanak-kanak.
Keadaan ini dapat diartikan bahwa gangguan gizi sewaktu
masa kanak-kanak pengaruhnya sangat jauh, yaitu sampai
produk kehamilannya (Almatsier, 2011). Pengukuran tinggi
badan ibu hamil sedapat mungkin dilaksanakan pada
masa awal kehamilan untuk menghindari kesalahan akibat
perubahan postur tubuh. Perubahan postur tubuh dapat
mengurangi ukuran tinggi badan sepanjang 1 cm Ibu yang
mempunyai tinggi badan <143 cm akan melahirkan bayi yang
lebih kecil dibandingkan ibu yang mempunyai tinggi badan
normal (Paath, 2015).
2) Penambahan Berat Badan Ibu Hamil
Berat badan ibu hamil merupakan parameter yang
penting selama kunjungan antenatal. Bila berat badan ibu
pada kunjungan antenatal pertama < 47 kg kemungkinan
melahirkan bayi berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah 1,73
kali lebih besar bila dibandingkan dengan ibu hamil yang
berat badannya >47 kg (Bobak, 2015).
Peningkatan berat badan pada ibu hamil, bertambahnya
berat badan normal perminggu untuk ibu hamil adalah 0,35
kg, sedangkan untuk berat badan dengan kenaikan 0,90
kg/minggu atau 2,75 kg perbulan semenjak trimester pertama
akan mempengaruhi sirkulasi didalam tubuh sehingga
mencetuskan kejadian hipertensi dalam kehamilan, dapat
diketahui pada usia kehamilan 20 minggu terutama untuk
kehamilan anak pertama atau kehamilan lebih dari tiga kali
(Saifuddin, 2012).
Penambahan berat badan (BB) selama hamil idealnya
berbeda-beda setiap orangnya, tergantung berapa berat
badan sebelum hamil. Walaupun ada yang berpendapat
bahwa kenaikan BB ibu hamil sebaiknya sekitar 10-16 kg
selama hamil. Untuk menghitung seberapa BB ideal Anda
bertambah selama hamil, kita bisa menggunakan rumus
Indeks Massa Tubuh (IMT).
Rumus IMT adalah:
Nilai IMT = Berat Badan Sebelum HamilTinggi badan (m2)
Tabel 1Rekomendasi Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Berdasarkan IMT
Sebelum Kehamilan
Keadaan gizi berdasarkan IMT Kenaikan BB (Kg)
Gizi kurang/underweight (<19,8) 12,5 – 18.00Normal (19,8-26) 11,5 – 16,00Gizi lebih / over weight (> 26 – 29) 7,0 – 11,5Obesitas (29) 6,0
Sumber : Arisman,2010
Tabel 2.Penambahan Berat Badan Ibu
Hamil
Kategori IMT Penambahan Berat Badan (Kg)
Trimester I Trimester II/III PerMinggu
Kurus IMT < 19.8 2,3 0,49Normal IMT 19.8 – 25 1,6 0,44LebihObesitas
IMT 26 - 29IMT 29
0,9 0,3
Sumber : Arisman,2013
3) Ketebalan Jaringan Lemak Bawah Kulit
Ukuran ini merupakan indikator status gizi ibu hamil
dengan berat badan bayi sewaktu lahir. Tebal skinfold <10 cm
secara bermakna akan melahirkan bayi dengan berat bayi
lahir rendah (BBLR) 1,7 kali lebih besar bila dibandingkan
dengan ibu yang ukuran skinfoldnya >10 cm (Neel, 2013).
4) Lingkar Lengan Atas (LILA)
LILA dapat digunakan untuk skrining pada ibu
hamil, bila ukuran LILA <23,5 cm maka ibu hamil ini
menderita kekurangan energi kronis (Almatsier, 2011).
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko
kekurangan energi protein pada wanita usia subur (WUS).
Pengukuran LILA untuk memantau status gizi dalam jangka
panjang.
Tujuan pengukuran LILA adalah untuk mengetahui
risiko KEK (Kekurangan Energi Kronis) pada WUS,
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penanggulangan
KEK dan mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok
sasaran WUS yang menderita KEK.
Cara pengukuran LILA adalah :
1. Tetapkan posisi bahu dan siku.
2. Letakkan pita antara bahu dan siku.
3. Tentukan titik tengah.
4. Lingkarkan pita pada tengah lengan.
5. Pita jangan terlalu ketat atau longgar.
6. Lakukan pembacaan skala dengan benar (Supariasa,
2012)
c. Gizi Dalam Kehamilan
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan
selama masa kehamilan karena faktor gizi sangat
berpengaruh terhadap status kesehatan ibu guna
pertumbuhan dan perkembangan janin. Menurut
Hendrawan Nasedul yang dikutip oleh Mitayani (2014),
gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan atau menu
yang takaran semua zat gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil
setiap hari dan mengandung zat gizi seimbang dengan
jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.
Kondisi kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil
sangat menentukan kesehatan ibu hamil. Sehingga demi
suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu
konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil
harus mendapat tambahan energi, protein, vitamin, dan
mineral (Kusmiyati, 2013).
Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari
kondisi kesehatan si ibu. Kusmiyati (2013) mengungkapkan
dasar pengaturan gizi ibu hamil adalah adanya penyesuaian
faali selama kehamilan, yaitu sebagai berikut :
a. Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori.
Metabolisme basal pada masa 4 bulan pertama
mengalami peningkatanan kemudian menurun 20-25%
pada 20 minggu terakhir.
b. Perubahan fungsi alat pencernaan karena
perubahan hormonal, peningkatan HCG, estrogen,
progesteron menimbulkan berbagai perubahan seperti
mual muntah, motilitas lambung sehingga
penyerapan makanan lebih lama, peningkatan
absorbsi nutrien, dan motilitas usus sehingga
timbul masalah obstipasi.
c. Peningkatan fungsi ginjal sehingga banyak cairan
yang dieksresi pada pertengahan kehamilan dan
sedikit cairan dieksresi pada bulan-bulan terakhir
kehamilan.
d. Peningkatan volume dan plasma darah hingga 50%,
jumlah erytrosit 20-30% sehingga terjadi penurunan
hemodilusi dan konsentrasi hemoglobin.
Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang adekuat baik
jumlah maupun susunan menu serta mendapat akses
pendidikan kesehatan tentang gizi. Malnutrisi kehamilan
akan menyebabkan volume darah menjadi berkurang, aliran
darah ke uterus dan plasenta berkurang dan transfer nutrien
melalui plasenta berkurang sehingga janin pertumbuhan
janin menjadi terganggu. Adapun faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam meningkatkan
Kebutuhan gizi pada ibu hamil adalah (Aritonang, 2013):
1. Buruknya status gizi ibu
2. Usia ibu yang masih sangat muda
3. Kehamilan kembar
4. Jarak kehamilan yang rapat
5. Tingkat aktivitas fisik yang tinggi
6. Penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan
malabsorbsi
7. Konsumsi rokok dan alkohol
8. Konsumsi obat legal (antibiotik dan phenytoin) maupun
obat ilegal (narkoba).
Peningkatan berat badan sangat menentukan
kelangsungan hasil akhir kehamilan. Bila ibu hamil sangat
kurus makan akan melahirkan bayi dengan berat badan
rendah (BBLR) dan bayi prematur. Sebab-sebab
terjadinya penurunan atau peningkatan berat badan pada
ibu hamil yaitu edema, hipertensi kehamilan, dan makan
yang banyak/berlebihan (Salmah dkk, 2013). Menurut
Kusmiyati (2013), proporsi kenaikan berat badan selama
hamil adalah sebagai berikut :
a. Pada trimester I kenaikan berat badan ibu lebih
kurang 1 kg yang hampir seluruhnya merupaka
kenaikan berat badan ibu.
b. Pada trimester II sekitar 3 kg atau 0,3 kg/minggu.
Sebesar 60% dari kenaikan berat badan ini disebabkan
pertumbuhan jaringan ibu.
c. Pada Trimester III sekitar 6 kg atau 0,3-0,5
kg/minggu. Sebesar 60% dari kenaikan berat badan ini
karena pertumbuhan jaringan janin.
1. Energi
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan
energi yang meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan
janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan
yang baru (Almatsier, 2011). Selain itu, tambahan kalori
dibutuhkan sebagai cadangan lemak serta untuk proses
metabolisme jaringan baru (Mitayani, 2010). Ibu hamil memerlukan
sekitar 80.000 tambahan kalori pada kehamilan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan
penambahan sebesar 300 kkal/hari untuk ibu hamil trimester
ketiga. Dengan demikian dalam satu hari asupan energi ibu hamil
trimester ketiga dapat mencapai 2300 kkal/hari. Kebutuhan energi
Komponen Pertambahan Berat (gr) Protein (gr)Janin 3400 440Plasenta 650 100Cairan amnion 800 3Rahim 970 166Darah 1250 81Cairan Ekstrasellular 1680 135Total 8750 925
yang tinggi paling banyak diperoleh dari bahan makanan sumber
lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan, dan biji-
bijian. Setelah itu bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-
padian, umbi-umbian, dan gula murni (Almatsier, 2011).
2. Protein
Pada saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang
disebabkan oleh peningkatan volume darah dan pertumbuhan
jaringan baru (Aritonang, 2013). Jumlah protein yang harus
tersedia sampai akhir kehamilan adalah sebanyak 925 gr yang
tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Widyakarya
Pangan dan Gizi VIII 2004 menganjurkan penambahan sebanyak
17 gram untuk kehamilan pada trimester ketiga atau sekitar 1,3
g/kg/hr. Dengan demikian, dalam satu hari asupan protein
dapat mencapai 67-100 gr. Menurut Aritonang (2013), perkiraan
faktorial protein terhadap komponen-komponen pertambahan
pada kehamilan normal cukup bulan dapat dilihat dalam tabel
Sumber: Kebutuhan Gizi Ibu Hamil, Aritonang 2013
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein
yang baik dalam hal jumlah maupun mutu, seperti telur, susu,
daging, unggas, dan kerang. Selain sumber hewani, ada juga
yang berasal dari nabati seperti tempe, tahu, serta kacang-
kacangan (Almatsier, 2011).
3. Vitamin dan Mineral
Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai
vitamin dan mineral seperti vitamin C, asam folat, zat besi,
kalsium, dan zink. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan oleh
Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 untuk tambahan gizi ibu
hamil pada trimester ketiga adalah vitamin A +300 RE, vitamin
C +10 mg, tiamin +0,3 mg, riboflavin +0,3 mg, niasin +4 mg,
asam folat +200 µg, vitamin B12 +0,2 µg, kalsium +150 mg,
magnesium +40 mg, zat besi +13 mg, zink +10,2 mg,serta
iodium +50 µg.
4. Zat Besi
Selama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk
mensuplai pertumbuhan janin dan plasenta serta
meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Zat besi
merupakan senyawa yang digunakan untuk memproduksi
hemoglobin yang berfungsi untuk
a. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
b. Sintesis enzim yang terkait besi
c. Penggunaan oksigen untuk produksi energi sel (Aritonang,
2013).
Arisman (2014) menyatakan total besi yang diperlukan
selama hamil adalah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe
tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang.
Sebanyak 300 mg ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg
untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah
sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan
penambahan sebanyak 13 mg untuk kehamilan pada trimester
ketiga. Dengan demikian, angka kecukupan gizi yang dianjurkan
bagi ibu hamil trimester ketiga adalah 39 mg/hari.
Menurut Aritonang (2014), ada dua bentuk besi yang
terdapat dalam pangan, yaitu besi heme yang terdapat dalam
produk-produk hewani dan besi nonheme yang terdapat dalam
produk-produk nabati. Makanan dari produk hewani seperti hati,
ikan dan daging yang harganya relatif mahal dan belum
sepenuhnya terjangkau oleh kebanyakan masyarakat Indonesia.
Selain sumber hewani, ada juga makanan nabati yang kaya akan
zat besi seperti singkong, kangkung, dan sayuran berwarna hijau
lainnya. Namun, zat besi dalam makanan tersebut lebih sulit
penyerapannya. Dibutuhkan porsi besar sumber nabati untuk
mencukupi kebutuhan besi sehari (Almatsier, 2011).
Menurut Aritonang (2014), makanan-makanan yang dapat
meningkatkan absorpsi besi selama hamil diantaranya sebagai
berikut :
a. Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan absorpsi
besi, yaitu daging, sayur, dan buah yang kaya vitamin C.
b. Menghindari penghambat (inhibitor) absorpsi besi seperti teh
dan kopi.
Kebutuhan akan zat besi yang besar terutama pada
kehamilan yang menginjak usia trimester ketiga tidak akan
mungkin tercukupi hanya melalui diet. Oleh karena itu,
suplementasi zat besi sangat penting sekali, bahkan kepada
ibu hamil status gizinya sudah baik.
5. Asam Folat
Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik
seperti metabolisme beberapa asam amino, sintesis purin, dan
timidilat sebagai senyawa penting dalam sintesis asam nukleat
(Aritonang, 2014). Almatsier (2011) menyebutkan bahwa asam folat
juga dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah
putih dalam sumsum tulang belakang dan untuk pendewasaannya.
Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun yang
telah maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan
asam folat di dalam makanan mereka sehari-hari tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan disaat hamil. Kekurangan asam folat
berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan seperti
aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan dan
hemorrhage (pendarahan) (Aritonang, 2014).
Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan
penambahan sebanyak 200 µg untuk ibu hamil, yang dapat
dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen. Suplementasi
sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28
hari pertama kehamilan. Besarnya suplementasi adalah 280, 660,
dan 470 µg per hari, masing-masing pada trimester I, II, dan III
(Arisman, 2014). Jenis makanan yang banyak mengandung asam
folat antara lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau, kacang- kacangan,
ikan, daging, jeruk, dan telur.
6. Kalsium
Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk
menunjang perrtumbuhan tulang dan gigi serta persendian janin.
Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh
darah berkontrkasi dan berdilatasi. Jika kebutuhan kalsium
tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan
diambil dari tulang ibu yang mengakibatkan tulang ibu menjadi
keropos atau osteoporosis (Sophia, 2013).
Widya Karya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan
penambahan sebesar 150 mg kalsium untuk ibu hamil trimester
ketiga. Dengan demikian kebutuhan kalsium yang harus dipenuhi
oleh ibu hamil adalah 950 mg/hari. Makanan yang menjadi
sumber kalsium diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau,
dan berbagai produk olahan susu seperti keju dan yoghurt.
Kekurangan kalsium selama hamil akan menyebabkan tekanan
darah ibu menjadi meningkat.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
a. Faktor Langsung
Faktor ini terdiri dari asupan gizi, penyakit, suplemen makanan
Almatsier (2011).
b. Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi factor yang berperan dalam
menetukan status kesehatan seseorang adalah tingkat social
ekonomi. Ekonomi seseorang dapat mempengaruhi dalam
pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-
harinya.Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil
maka kemungkinan besar sekali gizi yang di butuhkan tercukupi
ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat gizi ibu hamil
terpantau.
Sosial ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan
seseorang dalam masyarakat yang di tentukan dengan variabel
pendapatan, pekerjaan, pendidikan, fasilitas kesehatan, riwayat
merokok, pengetahuan karena ini dapat mempengaruhi aspek
kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan.
1) Pendidikan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.Kemahiran
menyerap pengetahuan akan meningkat sesuai dengan
meningkatnya pendidikan seseorang dan kemampuan ini
berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap
pengetahuan yang diserapnya.
Pendidikan ibu adalah pendidikan formal ibu yang
terakhir yang ditamatkan dan mempunyai ijazah dengan
klasifikasi tamat SD,SMP,SMA dan perguruan tinggi dengan
diukur dengan cara dikelompokan dan dipresentasikan
dalam masing-masing klasifikasi. Faktor pendidikan dapat
mempengaruhi pola makan ibu hamil, tingkat pendidikan
yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi
tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi
asupan gizinya.
Faktor pendidikan mempengaruhi pola makan ibu hamil,
tingkat pendidikan yang lebih tinggi di harapkan pengetahuan
dan informasi tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga
bisa memenuhi asupan gizinya (Supariasa, 2012).
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu perbuatan atau sesuatu yang
dilakukan untuk mencari nafkah guna untuk kehidupan.Ibu
yang sedang hamil harus mengurangi beben kerja yang
terlalu berat karena akan memberikan dampak kurang baik
terhadap kehamilanya (Supariasa, 2012).
c) Pendapatan
Perubahan pendapatan secara langsung dapat
mempengaruhi konsumsi pangan keluarga. Meningkatnya
pendapatan berarti memperbesar peluang untuk membeli
pangan dengan kualitas dan kuntitas yang lebih baik.
Sebaliknya penurunan dalam hal kualitas dan kuantitas
pangan yang di beli (Hermawan, 2016). Kemampuan keluarga
untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung besar
kecilnya pendapatan keluarga,harga bahan makanan itu
sendiri, serta tingkat pengolahan sumber daya lahan dan
pekarangan.
Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan
besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan akan
makananya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
dalam tubuhnya.Tingkat pendapatan dapat menentukan pola
makan.Pendapatan merupakan factor yang paling
menentukan kualitas dan kuantitas hidangan.Semakin banyak
mempunyai uang mak semakin baik makanan yang diperoleh
dengan kata lain semakin tinggi penghasilan,semakin besar
pula presentase dari penghasilan tersebut untuk membeli
buah,sayuran dan beberapa jenis bahan makanan lainya.
c. Faktor Biologis
Faktor biologis ini diantaranya terdiri dari:
1) Usia ibu hamil
Melahirkan anak pada usia yang muda atau terlalu tua
mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan
merugikan kesehatan ibu.Karena pada ibu yang terlalu muda
(kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan
antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi
selama kehamilan.
Usia yang paling baik adalah lebih dai 20 tahun dan
kurang dari 35 tahun,sehingga di harapkan status gizi ibu
lebih baik terhadap jalanya kehamilan.Setelah mengalami haid
pertama ,yang rata-rata terjadi pada usia 13 tahun, seorang
perempuan menjalani proses pendewasaan hingga usia 18
tahun.Pada awal kehamilan, remaja cenderung mempunyai
berat badan kurang dari normal dan mengalami pertambahan
berat badan yang kurng selama hamil. Disamping itu,
tubuh remaja pada umumnya kuang matang untuk menjalani
proses kehamilan.
Akibatnya, bayi lahir dengan BBLR atau ibu mengalami
kesukaran dalam melahirkan. Hal ini bisa terjadi walaupun iya
mengikuti pelayanan masa hamil yang baik. Usia 25-34 tahun
merupakan usia paling baik untuk memperoleh hasil yang
baik dari kehamilan (Almatsier, 2011).
2) Jarak kehamilan
Ibu dikatakan sering melahirkan bayi bila jaraknya
kurang dari 2 tahun.Penelitian menunjukan bahwa apabila
keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya
lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas
hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat
disbanding dengan jarak kelahiran di bawah 2 tahun.
Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan
kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan
kesehatan ibu.Ibu tidak akan memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energy yang
cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan
anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan
menimbulkan masalah gizi ibu dan janin berikut yang
dikandung. Pengaturan kelahiran merupakan suatu upaya
agar setiap keluarga memahami dan menyadari tentang
prinsip keterbatasan (Hermawan, 2016).
3) Graviditas
Graviditas adalah jumlah kehamilan seorang wanita.
Graviditas juga merupakan faktor yang sanga berpengaruh
terhadap hasil konsepsi perlu di waspadai karena ibu pernah
hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih maka akan di
temukan keadaan seperti kesehatan terganggu (anemia
dan kurang gizi) dan kekondoran pada dinding perut dan
dinding rahim (Supariasa, 2012). Graviditas di klasifikasikan
menjadi beberapa yaitu:
a) Primigravida adalah seorang wanita yang telah pernah
melahirkan satu kali dengan janin yang pernah mencapai
batas viabilitas,tanpa mengingat janinnya hidup atau mati
pada waktu lahir.
b) Multigravida adalah seorang wanita yang telah
mengalami dua atau lebih kehamilan yang berakhir pada
saat janin telah mencapai batas viabilitas.
c) Grande multigravida adalah seorang wanita yang telah
mengalami lima atau lebih kehamilan yang berakhir pada
saat janin yang telah mencapai batas viabilitas.
B. Landasan Teori
Status Gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari
nutriture seorang individu dalam suatu variabel. Status gizi adalah
ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau
perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2012),
sedangkan menurut Almatsier (2011) menyatakan status gizi adalah
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi. LILA dapat digunakan untuk skrining pada ibu hamil, bila
ukuran LILA <23,5 cm maka ibu hamil ini menderita kekurangan energi
kronis (Almatsier, 2011). Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk
mengukur status gizi guna mengetahui risiko kekurangan energi protein
pada wanita usia subur (WUS).
Pengukuran LILA untuk memantau status gizi dalam jangka
panjang. Tujuan pengukuran LILA adalah untuk mengetahui risiko KEK
(Kekurangan Energi Kronis) pada WUS, meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam penanggulangan KEK dan mengarahkan pelayanan
kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK.
Faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu faktor langsung
(asupan gizi, penyakit, suplemen makanan) (Almatsier (2011). Faktor
Sosial ekonomi (pendapatan, pekerjaan, pendidikan) (Supariasa (2012).
Faktor biologis (umur, jarak kehamilan, graviditas) (Aritonang, 2013).
Faktor lainnya (sosial budaya, riwayat merokok, pengetahuan, fasilitas
kesehatan) (Hermawan, 2016).
C. Kerangka Teori
Faktor Langsunga. Asupan gizib. Penyakitc. Suplemen
makanan
Faktor Sosial Ekonomia. Pendapatanb. Pekerjaanc. Pendidikan
Status gizi ibu hamil
Gambar 1. Kerangka Teori dimodifikasi dari Supariasa (2012); Almatsier(2011); Hermawan (2016); Aritonang (2013)
Faktor Biologisa. Umurb. Jarak kehamilanc. Graviditas
Faktor Lainnyaa. Sosial budayab. Riwayat merokokc. Pengetahuand. Fasilitas
kesehatan
D. Kerangka Konsep
Umur
Graviditas
Pengetahuan
Status Gizi Ibu Hamil
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan:
Variabel Terikat (dependent): Status Gizi Ibu HamilVariabel Bebas (independent): umur, graviditas, pengetahuan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang status gizi
ibu.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di Poli KIA Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari pada bulan Mei hingga Juni tahun 2017.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di poli KIA
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari periode Juli sampai dengan
Desember tahun 2016 yang berjumlah 419 ibu hamil.
2. Sampel dalam penelitian adalah ibu hamil di poli KIA Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari. Penentuan jumlah sampel dengan rumus
besar sampling yaitu
n = pq( − 1) + ²
Keterangan :
n : besarnya sampel
N : populasi
d : tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05%)
Z : derajat kemaknaan dengan nilai (1,96)
p : perkiraan populasi yang diteliti (0,05)
q : proporsi populasi yang tidak di hitung (1-p)
(Notoatmodjo, 2012)
n = 419. (1,96 )0,05.0,95(0,05 ). 418 + (1,96 ). 0,05.0,95n = 419.3,84.0,05.0,950,0025.418 + 3,84.0,05.0,95n = 76,431,0632n = 71,88Jadi total jumlah sampel dalam penelitian ini 72 ibu hamil. Teknik
pengambilan sampel secara accidental sampling. Setiap ibu hamil di
Poli KIA Puskesmas Puuwatu Kota Kendari pada waktu penelitian
dijadikan sampel penelitian hingga mencapai jumlah sampel yang
diinginkan.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (dependent) yaitu status gizi.
2. Variabel bebas (independent) yaitu umur, pendidikan, graviditas,
pekerjaan, pengetahuan.
E. Definisi Operasional
1. Status gizi ibu hamil adalah gambaran terpenuhinya kebutuhan gizi
ibu hamil yang diukur dengan menggunakan pita LILA. Skala ukur
adalah nominal.
Kriteria objektif
a. Gizi baik: jika ukuran LILA ≥ 23,5 cm
b. Gizi kurang: jika ukuran LILA < 23,5 cm
2. Umur adalah lamanya seseorang hidup, yang dihitung dari lahir
hingga saat penelitian. Skala ukur adalah nominal.
Kriteria objektif
a. Berisiko (< 20 tahun dan > 35 tahun)
b. Tidak berisiko (20-35 tahun)
3. Graviditas adalah jumlah kehamilan yang dialami oleh responden.
Skala ukur adalah nominal.
Kriteria objektif
a. Primigraviditas: kehamilan pertama
b. Multigraviditas: kehamilan lebih dari satu
4. Pengetahuan tentang gizi dalam kehamilan adalah kemampuan
responden untuk mengetahui dan memahami sejumlah pertanyaan
yang berkaitan dengan gizi dalam kehamilan. Skala ukur adalah
nominal.
Kriteria objektif
a. Pengetahuan baik : jika persentase jawaban benar 76–100 %
b. Pengetahuan kurang : jika persentase jawaban benar ≤75 %
F. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data adalah data primer. Data diperoleh dari kuesioner yang
dibagikan pada ibu hamil di Poli KIA Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
mengenai gambaran status gizi ibu hamil, pengetahuan ibu tentang
gizi dalam kehamilan, umur dan graviditas ibu hamil. Pengetahuan
terdiri dari 15 pertanyaan yang terdiri dari 8 pertanyaan favorable dan
7 pertanyaan unfavorable dengan pilihan jawaban benar atau salah.
Skor jawaban untuk pertanyaan favorable, jawaban benar diberi nilai 1
dan jawaban salah diberi nilai 0. Skor jawaban untuk pertanyaan
unfavorable, jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi
nilai 1. Skor tertinggi adalah 15 dan terendah adalah 0.
Status gizi ibu hamil diukur menggunakan pita LILA yang diukur
pada pertengahan lengan ibu hamil yang jarang digunakan untuk
bekerja.status gizi ibudikategorikan menjadi dua yaitu gizi baik
(LILA≥23 cm) dan gizi kurang (LILA<23cm).
H. Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing
Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang
telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam
pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.
2. Coding
Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai
dengan petunjuk.
3. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta
pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk
tabel distribusi.
b. Analisis data
Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan uraikan
dalam bentuk table dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
f : variabel yang diteliti
n : jumlah sampel penelitian
K: konstanta (100%)
X : Persentase hasil yang dicapai
Kxn
fX
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah di Lakukan Penelitian di Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari telah dilaksanakan di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari pada
bulan Mei hingga Juni tahun 2017 pada ibu hamil di Poli KIA
Puskesmas ibu hamil di Poli KIA Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
yang berjumlah 72 ibu. maka di peroleh data gambaran umum lokasi
penelitian ,karakteristik responden, gambaran status gizi ibu hamil
berdasarkan umur, graviditas, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan
ibu.Data yang telah terkumpul di olah dan di analisis kemudian di
sajikan dalam bentuk tabel yang di sertai penjelasan. Hasil penelitian
akan ditampilkan sebagai berikut:
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Puuwatu berlokasi di Jln. Prof. Muh. Yamin No.
64 Kel. Puuwatu, Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara Kode Pos 93114, dan E-mail
puuwatupuskesmas@gmail.com. Luas wilayah kerja Puskesmas
Puuwatu yaitu 21,56 km2 dengan batas-batas administrasi
sebagai berikut :
W
I
Wilayah kerja Puskesmas Puuwatu meliputi 6 kelurahan
diantaranya Kelurahan Puuwatu, Kelurahan Watulondo, Kelurahan
Tobuuha, Kelurahan Punggolaka, Kelurahan Lalodati, Kelurahan
Abeli Dalam. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Puuwatu dapat di lihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1Jumlah Penduduk wilayah Puskesmas Puuwatu Tahun 2016
Sebelah Utara Berbatasan dengan Kelurahan Wawombalata
Kecamatan Mandonga (Wilayah Kerja
Puskesmas Labibia)
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kelurahan Lepo-lepo
Kecamatan Baruga (Wilayah Kerja Puskesmas
Lepo-lepo)
Sebelah Timur Berbatasan dengan Kelurahan Mandonga
Kecamatan Mandonga (Wilayah Kerja
Puskesmas Labibia)
Sebelah Barat Berbatasan dengan Desa Abeli Sawah
Kecamatan Anggalomoare (Wilayah Kerja
Puskesmas Anggalomoare)Kabupaten
Konawe.
NamaKelurahan
JmlRt
JmlRw
JmlKK
JmlPddk
Laki-laki
JmlPddk
Perempuan
Jml pddk
Puuwatu 27 9 1422 3053 2974 7485Watulondo 26 8 1560 3168 3063 7825Punggolaka 26 8 1493 4249 3614 9390Lalodati 12 4 776 1585 1596 3973Tobuuha 24 8 1117 2313 2214 5676Abeli dalam 6 2 157 306 285 756
Jumlah 121 39 6525 14674 13746 35105Sumber: Profil Kecamatan Puuwatu tahun 2016
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Puuwatu yang terdiri dari 6
kelurahan mempunyai penduduk 35105 Jiwa dengan bermacam-macam
suku diantaranya suku Tolaki, Muna, Buton, Jawa, Bugis / Makassar, Bali
dan Toraja. Dari jumlah penduduk tersebut menganut agama Islam,
Kristen, Hindu dan Budha. Perilaku masyarakat Sangat dipengaruhi oleh
adat istiadat setempat, seperti persatuan yang diwujudkan dalam sikap
kegotong royongan yang kokoh. Ini terlihat pada acara-acara seperti
selamatan, pernikahan dan masih banyak lagi acara-acara lain yang
sangat mencerminkan budaya atau adat istiadat setempat.
Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah pedagang,dan
Penyedia Jasa serta PNS/TNI/Polri. Sarana transportasi yang digunakan
adalah Taksi, angkutan umum (pete-pete), Bis Trans lulo dan ojek.
Puskesmas Puuwatu terbagi atas Ruang Rawat Jalan, Ruang Rawat
Inap dan Ruang Persalinan, dengan luas bangunan 1 Ha.
a. Ruang Rawat Jalan, terdiri dari Ruang Kepala Puskesmas, Ruang
Tata Usaha, Ruang Loket Kartu/Pendaftaran, Ruang Poli Umum,
Ruang Poli Anak, Ruang Poli Gigi, Ruang Farmasi, Ruang Kesling,
Promkes, Imunisasi, P2M, Ruang KIA / KB, Ruang Laboratorium.
b. Ruang Rawat Inap, terdiri dari 6 Kamar, Bangsal dewasa dan Bangsal
Anak, Kapasitas tempat tidur sebanyak 10 buah, Kamar mandi/ WC 4
buah, Ruang Jaga, Kamar tidur Perawat Jaga, Ruang Instalasi Gizi.
c. Ruang Persalinan, terdiri dari Ruang Tamu, Ruang Jaga, Ruang
Tindakan Persalinan, Ruang Bayi, Kamar mandi/ WC 2 buah.
Berikut distribusi jenis sarana kesehatan yang ada di puskesmas
puuwatu pada tahun 2016 dapat terlihat pada tabel berikut ini
Tabel 2Jumlah dan Jenis Sarana Kesehatan Tahun 2016
Jenis Sarana Kesehatan JumlahSarana kesehatan pemerintaha. Puskesmas Indukb. Puskesmas Pembantuc. Rumah Sakit Pemerintah
111
Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakata. Posyandu Balitab. Posyandu Lansiac. Pos Kesehatan Kelurahand. Bidan Praktek Swastae. Klinik Pratama
174223
Sumber: Puskesmas Puuwatu Tahun 2016.
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah dan jenis sarana kesehatan
tahun 2016 untuk sarana kesehatan pemerintah sebanyak 2 sarana,
diantaranya Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit
Pemerintah masing-masing 1 sarana. Sedangkan sarana kesehatan
bersumber daya masyarakat diantaranya Posyandu Balita sebanyak 17
sarana, Posyandu Lansia sebanyak 4 sarana, Pos Kesehatan Kelurahan
dan Bidan Praktek Swasta masing-masing 2 sarana, dan Klinik Pratama 3
sarana. Sarana prasarana yang ada di Puskesmas Puuwatu yaitu sebagai
berikut
Tabel 3Sarana Prasarana Puskesmas Puuwatu Tahun 2016
Jenis Sarana JumlahMobil Ambulans 1 BuahMobil Operasional 1 BuahMotor 14 Buah
Sumber: Puskesmas Puuwatu Tahun 2016
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Puuwatu dapat di lihat pada tabel
sebagai berikut
Tabel 4Jenis dan Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Puuwatu Tahun 2016
Jenis TenagaStatus Ketenagaan
JumlahPNS PTT Honorer Sukarela
Dokter Umum. 2 - 1 - 3Dokter Gigi. 2 - - - 2Sarjana Farmasi,Apoteker
1 - - 1 2
Asisten Apoteker 2 - - - 2Sarjana Keperawatan 7 - - 9 16Sarjana Gizi 1 - - - 1Sarjana Kesmas 11 - 2 4 17S2. Kespro 2 - - - 2D IV Kebidanan 1 - - 1D III Keperawatan. 9 - 5 26 40D III Kebidanan. 5 - - 24 29D III Kesling 3 - - 1 4D III Gizi 7 - - 1 8D III Komputer - - 1 - 1D III Gigi - - - - 0DIII Analis - - - 1 1
D III Farmasi 1 - - - 1SPK 8 - - - 8D I Bidan. 2 - - - 2SPPM 1 - - - 1Pekarya 2 - - - 2SPAG 2 - - - 2SPPH 1 - - - 1SMF 1 - - - 1SPRG 3 - - - 3SMA 2 - 4 3 9
J U M L A H 76 - 13 70 159Sumber: Puskesmas Puuwatu Tahun 2016
2. Karakteristik Responden
Karakteristik merupakan ciri atau tanda khas yang melekat pada diri
responden yang membedakan antara responden yang satu dengan yang
lainnya. Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari umur,
graviditas, pendidikan, pekerjaan. Karakteristik responden dapat dilihat
pada tabel 5.
Tabel 5Karakteristik Responden
KarakteristikJumlah
n %
Umur
Berisiko
Tidak Berisiko
5
67
6,9
93,1
Graviditas
Primigravida
Multigravida33
39
45,8
54,2
Pendidikan
Dasar dan Menengah
Tinggi
70
2
97,2
2,8
Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja
22
50
30,6
69,4
Sumber: Data Primer
Setelah dilakukan analisis data, dapat dilihat bahwa responden
yang berada pada umur tidak berisiko (20-35 tahun) sebanyak 67 ibu
(93,1%), multigraviditas sebanyak 39 ibu (54,2%), berpendidikan dasar
dan menengah sebanyak 70 ibu (97,2%), tidak bekerja sebanyak 50 ibu
(69,4%). Kesimpulan dari karakteristik responden adalah sebagian besar
ibu hamil berada pada umur reproduksi sehat, pernah hamil sebelumnya,
berpendidikan rendah dan merupakan ibu rumah tangga.
3. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dalam Kehamilan di
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Pengetahuan tentang gizi dalam kehamilan adalah kemampuan
responden untuk mengetahui dan memahami sejumlah pertanyaan yang
berkaitan dengan gizi dalam kehamilan. Pengetahuan dalam penelitian ini
dibagi menjadi 2 kategori, yaitu pengetahuan baik (persentase jawaban
benar 76–100%) dan pengetahuan kurang (persentase jawaban benar
≤75 %). Hasil penelitian tentang pengetahuan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6Distribusi Pengetahuan Ibu hamil Tentang Gizi Dalam Kehamilan di
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017
PengetahuanJumlah
n %
Baik
Kurang
34
38
47,2
52,8
Sumber: Data Primer
Pengetahuan responden tentang gizi dalam kehamilan sebagian
besar dalam kategori kurang sebanyak 38 orang (52,8%). Hal ini berarti
ibu hamil di Puskesmas Puuwatu memiliki pengetahuan yang kurang
tentang gizi dalam kehamilan.
4. Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Status gizi ibu hamil adalah gambaran terpenuhinya kebutuhan gizi
ibu hamil yang diukur dengan menggunakan pita LILA. Skala ukur adalah
nominal. Status gizi ibu hamil dalam penelitian ini dibagi menjadi dua,
yaitu gizi baik (jika ukuran LILA ≥ 23,5 cm) dan gizi kurang (jika ukuran
LILA < 23,5 cm). Status gizi ibu hamil di Puskesmas Puuwatu sebagian
besar dalam kategori status gizi baik sebanyak 66 orang (91,7%) (tabel 7).
Tabel 7Distribusi Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Tahun 2017
Status GiziJumlah
n %
Baik
Kurang
66
6
91,7
8,3
Sumber: Data Primer
Kesimpulan dari tabel 7 adalah sebagian besar status gizi ibu hamil
di Puskesmas Puuwatu sudah baik.
5. Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Umur Ibu di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari
Status gizi ibu hamil berdasarkan umur ibu adalah gambaran
terpenuhinya kebutuhan gizi berdasarkan umur ibu. Umur ibu dibagi
menjadi dua, yaitu umur berisiko (< 20 tahun dan > 35 tahun) dan tidak
berisiko (20-35 tahun). Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8Distribusi Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Umur Ibu di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017
Umur Ibu
Status GiziTotal
Baik Kurang
N % n %
Berisiko
Tidak berisiko
4
62
5,6
86,1
1
5
1,4
6,9
5
67
7,0
93,0
Sumber: Data Primer
Tabel 8 menyatakan bahwa responden yang berstatus gizi baik
sebagian besar berumur 20-35 tahun sebanyak 62 orang (86,1%),
demikian pula yang berstatus gizi kurang sebagian besar berumur 20-35
tahun sebanyak 5 orang (6,9%).
6. Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Graviditas Ibu di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari
Status gizi ibu hamil berdasarkan graviditas ibu adalah gambaran
terpenuhinya kebutuhan gizi berdasarkan jumlah kehamilan yang pernah
dialami ibu. graviditas ibu dibagi menjadi dua, yaitu primigravida dan
multigravida. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9Distribusi Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Graviditas Ibu di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017
Graviditas
Status GiziTotal
Baik Kurang
N % n %
Primigravida
Multigravida
31
35
43,1
48,6
2
4
2,8
5,5
33
39
45,9
54,1
Sumber: Data Primer
Tabel 9 menyatakan bahwa responden yang berstatus gizi baik
sebagian besar graviditas ibu dalam kategori multigravida sebanyak 35
orang (48,6%), demikian pula yang berstatus gizi kurang sebagian besar
graviditas ibu dalam kategori multigravida sebanyak 4 orang (5,5%).
7. Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Pengetahuan Ibu di
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Status gizi ibu hamil berdasarkan graviditas ibu adalah gambaran
terpenuhinya kebutuhan gizi berdasarkan jumlah kehamilan yang pernah
dialami ibu. graviditas ibu dibagi menjadi dua, yaitu primigravida dan
multigravida. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10Distribusi Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Pengetahuan Ibu di
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017
Pengetahuan
Status GiziTotal
Baik Kurang
N % n %
Baik
Kurang
30
36
41,7
50,0
4
2
5,5
2,8
34
38
47,2
52,8
Sumber: Data Primer
Tabel 10 menyatakan bahwa responden yang berstatus gizi baik
sebagian besar pengetahuan ibu dalam kategori kurang sebanyak 36
orang (50,0%), sedangkan yang berstatus gizi kurang sebagian besar
pengetahuan ibu dalam kategori baik sebanyak 4 orang (5,5%).
B. Pembahasan
Penelitian gambaran status gizi ibu hamil di Puskesmas Puuwatu
Kota Kendari telah dilaksanakan di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
pada bulan April hingga Mei tahun 2017. Hasil penelitian menyatakan
bahwa sebagian besar status gizi ibu hamil dalam kategori gizi baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Andriani (2015)
yang berjudul gambaran status gizi ibu hamil berdasarkan lingkar lengan
atas di Kelurahan Sukamaju Kota Depok bahwa status gizi ibu hamil
dalam kategori baik.
Status Gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari
nutriture seorang individu dalam suatu variabel. Status gizi adalah
ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau
perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa dkk,
2012), sedangkan menurut Almatsier (2011) menyatakan status gizi
adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat- zat gizi. Dibedakan gizi baik, kurang dan buruk.
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan selama masa
kehamilan karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status
kesehatan ibu guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Menurut
Hendrawan Nasedul yang dikutip oleh Mitayani (2014), gizi pada saat
kehamilan adalah zat makanan atau menu yang takaran semua zat
gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil setiap hari dan mengandung zat gizi
seimbang dengan jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.
Kondisi kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat
menentukan kesehatan ibu hamil. Sehingga demi suksesnya kehamilan,
keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan
selama hamil harus mendapat tambahan energi, protein, vitamin, dan
mineral (Kusmiyati, 2013).
Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari kondisi
kesehatan si ibu. Kusmiyati (2013) mengungkapkan dasar pengaturan
gizi ibu hamil adalah adanya penyesuaian faali selama kehamilan. Status
kesehatan dan gizi ibu terutama saat kehamilan akan mempengaruhi
status gizi dan kesehatan bayinya. Saat kehamilan merupakan
kesempatan emas yang akan berdampak signifikan terhadap kesehatan
bayi di masa datang.
Di Indonesia lebih dari 500 balita meninggal setiap hari atau
satu balita setiap 2 menit dimana lebih dari sepertiga dari kematian
ini terkait oleh masalah gizi (Depkes RI 2013). Bila status gizi ibu
normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan
melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal.
Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada
keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Ganda, 2011).
Faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu faktor langsung
(asupan gizi, penyakit, suplemen makanan) (Almatsier, 2011). Faktor
Sosial ekonomi (pendapatan, pekerjaan, pendidikan) (Supariasa, 2012).
Faktor biologis (umur, jarak kehamilan, graviditas) (Aritonang, 2013).
Faktor lainnya (sosial budaya, riwayat merokok, pengetahuan, fasilitas
kesehatan) (Hermawan, 2016).
Hasil penelitian menyatakan bahwa ibu hamil baik yang berstatus
gizi baik maupun kurang, sebagian besar berusia 20-35 tahun sehingga
dapat disimpulkan bahwa ibu hamil di Puskesmas Puuwatu hamil dalam
usia reproduksi sehat. Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin (2012) bahwa
ibu hamil sebaiknya hamil dalam usia reproduksi sehat agar kehamilannya
bisa berjalan dengan baik.
Hamil pada usia yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu karena
umur yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi
makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa
pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi selama
kehamilan, sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan
kurang dari 35 tahun (Almatsier, 2011).
Selain umur, faktor yang mempengaruhi kehamilan adalah
graviditas. Hasil penelitian menyatakan bahwa ibu hamil baik yang
berstatus gizi baik maupun kurang, sebagian besar graviditasnya dalam
kategori multigraviditas, sehingga dapat disimpulkan bahwa ibu hamil di
Puskesmas Puuwatu sudah pernah hamil sebelumnya.
Graviditas adalah jumlah kehamilan seorang wanita. Graviditas
juga merupakan faktor yang sanga berpengaruh terhadap hasil konsepsi
perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali
atau lebih maka akan ditemukan keadaan seperti kesehatan terganggu
(anemia dan kurang gizi) dan kekondoran pada dinding perut dan
dinding rahim demikian pula status gizi ibu hamil (Supariasa, 2012). Hasil
penelitian ini sudah sesuai dengan teori bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi status gizi ibu adalah graviditas ibu.
Hasil penelitian menyatakan bahwa ibu hamil yang berstatus gizi
baik sebagian besar pengetahuan ibu dalam kategori kurang sedangkan
yang berstatus gizi kurang sebagian besar pengetahuan ibu dalam
kategori baik sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tidak
berpengaruh terhadap status gizi ibu. hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan teori Notoatmodjo (2012) bahwa dasar dari seseorang akan
bertindak adalah pengetahuan.
Pengetahuan merupakan hasil tahu y ang terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui p anca indera manusia yang terdiri dari indera p englihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian diperoleh melalui
penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,
2012). Pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku ibu
dalam mengkonsumsi makanan bergizi yang berdampak pada status gizi
ibu, sehingga pengetahuan sangat penting untuk membentuk perilaku
seseorang. Tingkat pengetahuan dikategorikan baik apabila ibu hamil
mengetahui dengan benar tentang gizi dalam kehamilan sehingga
status gizi ibu menjadi baik.
Teori menyatakan bahwa semakin baik pengetahuan ibu hamil
tentang gizi dalam kehamilan, maka perilaku yang ditunjukkan semakin
baik. Pengetahuan yang baik akan mempengaruhi sikap ibu hamil untuk
mengkonsumsi makanan bergizi sehingga status gizinya menjadi baik.
Menurut Azwar (2013), hal tersebut karena pengetahuan seseorang
tentang sesuatu hal akan mempengaruhi sikapnya. Sikap positif maupun
negatif tergantung dari pemahaman individu tentang suatu hal tersebut,
sehingga sikap ini selanjutnya akan mendorong individu melakukan
perilaku tertentu pada saat dibutuhkan, tetapi kalau sikapnya negative,
justru akan menghindari untuk melakukan perilaku tersebut. Individu
mengerti dampak positif atau negatif suatu perilaku yang terkait. Ibu hamil
yang memiliki pengetahuan yang kurang akan cenderung mengabaikan
kesehatan dan pada akhirnya akan memiliki tindakan yang akan
membahayakan bagi dirinya sendiri.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori tersebut, sehingga
dapat diasumsikan bahwa selain pengetahuan ada faktor lain yang
mempengaruhi status gizi ibu hamil. Faktor lain yang mempengaruhi
status gizi ibu hamil yaitu faktor langsung (asupan gizi, penyakit, suplemen
makanan) (Almatsier, 2011). Faktor Sosial ekonomi (pendapatan,
pekerjaan, pendidikan) (Supariasa, 2012). Faktor biologis (umur, jarak
kehamilan, graviditas) (Aritonang, 2013). Faktor lainnya (sosial budaya,
riwayat merokok, fasilitas kesehatan) (Hermawan, 2016).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
a. Status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari tahun 2017 dalam kategori status gizi baik.
b. Umur ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari tahun 2017 baik yang berstatus gizi baik maupun kurang
dalam kategori umur tidak berisiko (20-35 tahun).
c. Graviditas ibu hamil Di Wilayah Kerja di Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari tahun 2017 baik yang berstatus gizi baik maupun kurang
dalam kategori multigraviditas.
d. Status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja di Puskesmas Puuwatu
Kota Kendari tahun 2017 terbanyak pada pengetahuan kurang
dan status gizi baik ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas
Puuwatu kota kendari tahun 2017 Terbanyak pada pengetahuan
baik
B. Saran
1. Petugas kesehatan khususnya di Puskesmas diharapkan selalu
menginformasikan kepada ibu hamil tentang pentingnya gizi dalam
kehamilan.
2. Ibu hamil diharapkan selalu memeriksakan kehamilannya agar
kehamilannya selalu dalam keadaan sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Admin, (2015) Paska Persalinan. http://link-link-perempuan blogspot.com/2009/11/pasca-bersalin.html. Diakses tanggal 19 Januari 2017.
Amiruddin, (2014) Asupan Gizi Pada Ibu Hamil. http:www.scribd.com/doc/47810533/makalah-anemia-bumil diakses 25Januari 2017.
Almatsier, S. ( 2011). Gizi Sembang dalam Daur Kehidupan. J a k a r t a :PT Gramedia Pustaka.
Andriani (2015 ) Gambaran Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan LingkarLengan Atas Di Kelurahan Sukamaju Kota Depok. Skripsi.Jakarta :UIN Syarif Hidayatullah
Arisman, ( 2013). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.
Aritonang,E. (2010) .Kebutuhan Gizi ibu Hamil .Bogor :IPB .Press
Badan Pusat Statistik, Kantor Menteri Negara Kependudukan/BadanKoordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan,& Macro International Inc. (2013). Survei Demografi dan KesehatanIndonesia 2012. Jakarta.
Bobak,I.M., Lowdermilk,D.L., Jensen,M.D. (2015). Buku ajar keperawatanmaternitas. Jakarta: EGC.
Chapman, L., & Durham, R. (2014). Maternal-newborn nursing: The criticalcomponents of nursing care. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Dewi, Wawan, A. ( 2013) Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikapdan Perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
Depkes RI (2013) Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)tahun 2010. Badan Penelitian Pengembangan KesehatanDepertemen Kesehatan Republik Indonesia.
Denok. (2014). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi status Gizi Ibu hamil DiRumah bersalin Indarwati Jatinom Klaten.Naskah Publikasi
Dinkes Sultra. (2013) Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara. Kendari.
Dinkes Kota Kendari (2013) Profil Kesehatan Kota Kendari. Kendari.
Hailu, M., Gebremariam, A., & Alemseged, F. (2010). Knowledge aboutobstetric danger sign among pregnant women in aleta wondodistrict, Sidama Zone, Southern Ethiophia. Ethiophia Journal HealthScience, 20(1), 25–32.
Ganda, S. (2011). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakar ta: Dian Rakyat.
Hermawan W. (2016) Faktor- faktor yang Berpengaruh Terhadap ResikoKurang Energi Kronit ( KEK ) Pada Ibu Hamil di KecamatanCimalaka Kabupaten Sumedang. Skripsi. Fakultas Pertanian IPB.Bogor.
Isdiaty, F.N., Ungsianik, T. (2013) Pengetahuan Tanda Bahaya KehamilanDan Perilaku Perawatan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III.Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 16 No.1, Maret 2013, hal18-24 pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203
Kabakyenga, J.K., Ostergren, P.O., Turyakira, E., & Petterson, K.O.(2011). Knowledge of obstetric danger signs and birth preparednesspractices among women in rural Uganda. Reproductive Health, 8(33). doi:10.1186/1742-4755-8-33.
Kementerian Kesehatan RI. (2011) Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia Nomor 2562/Menkes/Per/Xii/2011 Tentang PetunjukTeknis Jaminan Persalinan. Jakarta: Kementerian KesehatanRepublik Indonesia.
Kusmiyati, (2013 ) Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Mitayani, (2010). Asuhan keperawatan Maternitas. Jakarta : SalembangMedika
Nanni, C.T. (2014). Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press.
Neil, W. R. (2015) Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan . Jakarta. :Dian Rakyat
Notoatmodjo, S. (2012) Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.
____________ ( 2012) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.
Nursalam, ( 2013) Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan.Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Paath, E.F. (2015 ) . Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : ECG
Pembe, A.B., Urassa, D.P., Carlstedt, A., Lindmark, G., Nyström, L.,& Darj, E. (2009). Rural Tanzanian women’s awareness of dangersigns of obstetric complications. BMC Pregnancy and Childbirth, 9(12). doi: 10.1186/1471-2393-9-12.
Panthumas, S., Kittipichai, W., Pitikultang, S., & Chamroonsawasdi, K.(2012). Self-care behaviors among Thai primigravida teenagers.Global Journal of Health Science, 4 (3), 139–147.
Pillitteri, A. (2014). Maternal & child health nursing: Care of thechildbearing & childrearing family. Philadelphia: LippincottWilliams & Wilkins.
Puskesmas Puuwatu (2017) Laporan Tahunan Ibu Hamil Tahun 2016Kendari: Puskesmas Puuwatu
Rashad, W.A., & Essa, R.M. (2013) Women’s Awareness of Danger Signof Obsetrics Complications. Journal of American Science. 6 (10),1299–1306.
Saifuddin, A.B. (2012) Buku Panduan Praktis Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawiroharjdo
Supariasa. (2013) Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.World Health Organization. (2013) Promoting Proper Feeding For Infants
and Young Children. Geneva: WHO.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Ibu / saudara responden
di PuskesmasPuuwatu
Nama saya LILY W AHYUNI mahasiswa Program D-III
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan. Saat ini
saya sedang melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui
gambaran status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu,
yang mana penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan tugas akhir di Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan
Kebidanan.
Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu untuk
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi ibu
dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak akan memberi dampak
yang membahayakan. Jika ibu bersedia, saya akan memberikan
lembar kuesioner (lembar pertanyaan) yang telah disediakan untuk
diisi dengan kejujuran dan apa adanya. Peneliti menjamin
kerahasiaan Jawaban dan identitas ibu. Jawaban yang ibu berikan
digunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.
Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan
partisipasinya disampaikan terima kasih
Kendari, 2017
Responden Peneliti
…………… (Lily Wahyuni)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Ibu / saudara responden
di PuskesmasPuuwatu
Nama saya LILY W AHYUNI mahasiswa Program D-III
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan. Saat ini
saya sedang melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui
gambaran status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu,
yang mana penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam
menyelesaikan tugas akhir di Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan
Kebidanan.
Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu untuk
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi ibu
dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak akan memberi dampak
yang membahayakan. Jika ibu bersedia, saya akan memberikan
lembar kuesioner (lembar pertanyaan) yang telah disediakan untuk
diisi dengan kejujuran dan apa adanya. Peneliti menjamin
kerahasiaan Jawaban dan identitas ibu. Jawaban yang ibu berikan
digunakan hanya untuk kepentingan penelitian ini.
Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan
partisipasinya disampaikan terima kasih.
Kendari, 2017
Responden Peneliti
…………… (Lily Wahyuni)
MASTER TABEL PENELITIAN
GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMASPUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2017
NO NAMA UMUR(Tahun) GRAVIDITAS PENDIDIKAN PEKERJAAN PENGETAHUAN LILA
( CM )1 Ny.C 36 4 SMU Tidak bekerja 86.6 % 252 Ny.I 23 1 SMU Tidak bekerja 86,6 % 273 Ny.R 30 4 SMP Tidak bekerja 86,6 % 254 Ny.E 27 2 SMU Swasta 80 % 295 Ny.E 32 3 SMU Swasta 93,3 % 256 Ny.Y 27 2 SMU Swasta 60 % 297 Ny.L 26 2 SMP Wiraswasta 80 % 238 Ny.A 22 1 SMU Wiraswasta 73,3 % 249 Ny.S 22 3 SD Tidak bekerja 86,6 % 26
10 Ny.H 32 3 SD Tidak bekerja 86,6 % 2411 Ny.N 23 2 SMU Tidak bekerja 80 % 2912 Ny.S 19 1 SMP Tidak bekerja 93,3 % 2213 Ny.H 22 3 SMP Tidak bekerja 86,6 % 2214 Ny.A 21 1 SMU Tidak bekerja 80 % 2115 Ny.D 22 2 SMP Tidak bekerja 73,3 % 2316 Ny.I 32 3 SMU Wiraswasta 73,3 % 2217 Ny.Y 24 1 SMU Tidak bekerja 60 % 2318 Ny. A 26 2 SMU Tidak bekerja 73,3 % 2619 Ny.R 26 2 SMU Wiraswasta 73,3 % 2420 Ny.S 27 2 SMU Swasta 93,3 % 24,621 Ny. A 31 3 SMP Tidak bekerja 86,6 % 2522 Ny.A 29 2 SMP Swasta 66 % 22,523 Ny.I 24 1 SMP Tidak bekerja 66 % 2424 Ny.S 30 3 SMU Tidak bekerja 86,6% 2525 Ny.S 21 1 SMU Tidak bekerja 86,6 % 23,526 Ny.D 29 2 SMU Tidak bekerja 80 % 2327 Ny.S 22 1 SMU Tidak bekerja 80 % 2428 Ny.A 27 2 SMU Wiraswasta 66 % 2429 Ny.H 32 4 SMU Wiraswasta 80 % 2430 Ny.D 23 1 SMU Tidak bekerja 66 % 23,531 Ny.Y 19 1 SMU Tidak bekerja 66 % 2332 Ny.R 24 1 SMU Tidak bekerja 86,6 % 23,533 Ny.A 20 1 SMU Tidak bekerja 66 % 2434 Ny.I 35 3 SMU Tidak bekerja 66 % 2535 Ny.F 29 2 SMU Tidak bekerja 66 % 23,536 Ny.F 25 2 SMU Wiraswasta 66 % 2437 Ny.S 21 1 SMU Wiraswasta 73,3 % 24
38 Ny.F 27 2 SMU Tidak bekerja 80 % 2539 Ny.R 25 1 SMU Wiraswasta 73,3 % 2640 Ny.I 20 1 SMU Wiraswasta 80 % 23,541 Ny.A 21 1 SMU Tidak bekerja 60 % 23,542 Ny.D 24 1 SMU Tidak bekerja 66 % 24,543 Ny.U 22 1 SMU Tidak bekerja 66 % 2444 Ny.H 22 1 SMU Tidak bekerja 60 % 2345 Ny.V 21 1 SMU Wiraswasta 66 % 2446 Ny.L 24 2 SMU Tidak bekerja 80 % 24,547 Ny.V 22 1 SMU Tidak bekerja 66 % 2648 Ny.H 23 1 SMU Tidak bekerja 86,6 % 24,549 Ny.L 20 1 SMP Tidak bekerja 66 % 2450 Ny.I 32 2 SMU Tidak bekerja 66 % 2551 Ny.I 26 1 Perguruan T Wiraswasta 93,3 % 2552 Ny.T 23 1 SMP Tidak bekerja 93,3 % 23,553 Ny.S 24 2 SMU Tidak bekerja 73,3 % 2454 Anita 22 1 SD Tidak bekerja 80 % 23,555 Ny.H 31 3 SMP Tidak bekerja 60 % 2556 Ny.M 22 2 SMU Tidak bekerja 86,6 % 2157 Ny.E 21 1 SMA Wiraswasta 73,3 % 2358 Ny.A 21 1 Perguruan T Swasta 100 & 23,559 Ny.P 25 3 SMP Tidak bekerja 73,3 % 25,760 Ny.N 38 3 SD Tidak bekerja 93,3 % 2761 Ny.H 29 3 SMU Tidak bekerja 73,3 % 2662 Ny.A 27 2 SMU Tidak bekerja 80 % 2463 Ny.K 23 2 SMU Wiraswasta 80 % 2364 Ny.M 21 1 SMP Tidak bekerja 66 % 2365 Ny.A 26 2 SMU Tidak bekerja 73,3 % 2466 Ny.T 24 2 SMU Wiraswasta 73,3 % 2567 Ny.Y 30 4 SMU Tidak bekerja 73,3 % 2668 Ny.H 20 1 SMP Tidak bekerja 73,3 % 2469 Ny.T 24 1 SMU Tidak bekerja 60 % 24,570 Ny.H 28 3 SMU Wiraswasta 80 % 2871 NY.A 19 1 SMU Tidak bekerja 80 % 23,572 NY.R 21 1 SMU Tidak bekerja 66% 25
Recommended