View
21
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
gen
Citation preview
MAKALAH
GEN BERANGKAI DAN PINDAH
SILANG
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
SRI WAHYUNI 610 031
MARWATI 610 008
NURBULAN 610 022
SRI DEWI 610 027
HARNAWATI 610 012
AGUS FIRDAUS 610 010
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) MUHAMMADIYAH BONE
2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur disampaikan kepada ALLAH Subhanahu Wata’ala yang telah
menganugrahkan rahmat dan hidayahnya sehingga Makalah ini dapat kami
terselesaikan. Shalawat dan salam kepada Junjungan Kita Nabi Besar
MUHAMMAD Shallallahu’ Alihi Wasallam sebagai sang Revolusioner Sejati
penggulung tikar kebatilan pembentang Permadani ke emasan menuju keperadaban
Intektual serta Sosok pengusung kebenaran hakiki untuk seluruh Ummat.
Penulis juga sangat menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan untuk itu perlu adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun demi
terwujudnya kesempurnaan makalah ini.
Billahitaufiq walhidayah
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Watampone,30 April 2012
Penyusun
Kelompok III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 2
C. TUJUAN 2
BAB II PEMBAHASAAN
A. GEN BERANGKAI ATAU BERPAUTAN 3
B. PINDAH SILANG 4
C. FREKUENSI KIASMA 6
D. PINDAH SILANG GANDA 8
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Be;lakang
Genetika, yakni ilmu pengetahuan mengenai keturunan, adalah disiplin
ilmu yang mendasarkan dalam biologi. Semua mahlik hidup sebenarnya
merupakan hasil pengaruh dari “dalam dan luar”. Unit keturunan (gen)
merupakan dalam mahluk hidup (kemampuan/keterbatas secara biologis),
sedangkan lingkungan merupakan luar yang akan berpengaruh secara
timbale balik dengan gen-gen, sehingga mahluk hidup mempunyai
kekhususan secara anatomis, biokemis, fisiologis, dan watak-watak tingkah
laku.
Johan (Gregor) Mendel telah meletakkan dasar-dasar genetika modern
bersamaan dengan penerbitan hasil kerja kepoloporannya yang
menggunakan kacang polong pada tahun 1866. Tetapi hasil kerjanya tidak
dimengerti orang selama beliau masih hidup. Semenjak itu genetika
berkembang dengan cepat dan mempunyai sejumlah subdisiplin khusus.
Ada yang mengatakan bahwa suatu pengetahuan dapat mencapai derajat
ilmiah jika prinsip-prinsipnya dapat dinyatakan ke dalam istilah matematika.
Jika benar maka genetika telah merupakan ratu diantara cabang-cabang
biologi.
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini
penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan
bebe-rapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:
1. Apakah rekombinasi diantara gen-gen berangkai atau berpautan?
2. Bagaimana kah cara membedakan gamet-gamet dalam pindah
silang?
C. TUJUAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Genetika.
3. Untuk mengetahui rekombinasi diantara gen-gen yang berangkai
atau berpautan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gen Berangkai/ pautan seks
Bila dua gen lebih terletak di dalam kromosm yang sama, gen-gen
tersebut dikatakan berpautan, Gen-gen dapat saling berpautan pada salah
satu autosom atau saling berhubungan pada kromosom seks, Gen-gen
berbagai kromosom didistribusikan kedalam gamet-gamet secara bebas ke
yang lain ( Hukum Mendel tentang Pemilihan bebas ). Tetapi gen-gen pada
kromosom yang sama, cenderung untuk tinggal bersama selama
pembentukan gamet. Jadi uji silang individu-individu dihibrida akan
menghasilkan berbagai perolehan, tergantung pada apakah gen-gen itu
berpautan atau berada pada kromosom-kromosom yang berbeda.
Contoh:
Gen-gen kromosom yang berbeda, berpilih secara bebas, menghasilkan
rasio uji silang 1:1:1:1
P : AaBb X aabb
Gamet-gamet :
F1 :¼ AaBb : ¼ Aabb : ¼ aaBb : ¼ aabb
AB Ab aB ab
Contoh:
Gen-gen berpautanyang tidak berpilih secara bebas, tetapi cenderung tetap
bersama dalam kombinasi seperti keadaannya pada induknya. Gen-gen
disebelah kiri garis miring (/) terdapat pada suatu kromosom dan gen-gen
disebelah kanan garis miring terdapat pada kromosom homolognya.
P : AB/ab X ab/ab
Gamet-gamet :
F1 : ½ AB/ab : ½ ab/ab
Penyimpangan yang besar dari rasio 1:1;1;1 pada keturunan hasil uji
silang suatu dihibrida dapat digunakan sebagai bukti adanya. Tetapi, gen-
gen berpautan tidak selalu tetap bersama, karena kromatid kromatid
homolog yang bukan pasangannya dapat saling bertukaran segmen, yang
panjangnya beragam satu sama lain pada waktu profase meiosis.
Kromosom-kromosom homolog dapat berpasangan satu sama lain dalam
suatu proses yang disebut”Sinapsis” dan bahwa titik-titik pertukaran
genetika yang disebut “ kiasmata” menghasilkan gamet-gamet rekombinan
melalui pindah silang.
B. PINDAH SILANG
Pada waktu meiosis, tiap kromoson bereplikasi membentuk dua
pasangan kromoson kromatid yang identik, kromoson-kromoson yang
AB ab
homolog berpasangan ( bersinapsis) dan pindah silang terjadi antara
kromatid-kromatid yang tidak berpasangan. Proses terakhir ini meliputi
pemecahan dan penggabungan kembali hanya dua dari keempat benang
pada titik mana saja pada kromoson tersebut
Alel heterezigot ganda (dihibrida) pada dua lokus yang berpautan dapat
berada dalam salah satu dari dua posisi yang saling berhubungan. Jika kedua
alel dominan (tipe liar) terdapat pada satu kromoson dan dua alel resesif
(mutan) pada kromoson lain (AB/ab), hubungan pautaannya disebut fase
penggabungan (caupling phase). Bila alel dominan dari satu lokus dan alel
resesif dari lokus lain berada pada kromoson yang sama (Ab/aB), maka
hubungannya disebut fase penolakan (repolsion phase). Gamet-gamet
parental dan rekombinan akan mempunyai tipe yang berbeda,tergantung
pada bagaimana gen_gen ini berpautan pada induknya.
Contoh 1
Induk (parent) penggabungan: AB/ab
Parent:
Gamet-gamet:
Rekombinan:
AB ab
Ab aB
Contoh 2
Induk (parent) penolakan: Ab/aB
Bukan pindah silang:
Ganet-gamet:
Pindah silang:
C. FREKUENSI KIASMA
Sepasang kromoson yang melakukan sinapsis (bivalen) terdiri dari
atas 4 kromatid yang disebut tetrad. Setiap tetrad biasanya mengalami
sekurang_kurangnya satu kiasma pada salah satu tempat sepanjang tetrad
itu.pada umumnya, semakin panjang kromoson itu semakin besar pula
jumlah kiasmata. Setiap tipekromoson dalam satu spesies mempunyai
jumlah kiasma yang khas (rata-rata). Frekuensi kiasma yang terjadi antara
setiap 2 lokus genetik juga mempunyai probabilitas yang khas atau rata-
rata.Semakin jauh jarak 2 gen pada sebuah kromoson, semakin besar
kemungkinan terjadi kiasma antara gen-gen tersebut. Semakin rapat dua gen
berpautan, semakin kecil peluang terjadinya kiasma atntara gen-gen
tersebut. Probabilitas kiasmata ini berguna pada peramalan proporsi gemet-
gamet prental dan rekombinan yang diharapkan akan terbentuk dari
genotipe tertentu. Persentase gamet-gamet pindah silang (rekombinan) yang
dibentuk oleh suatu genotipe tertentu adalah refleksi langsung dari frekuensi
pembentukan kiasma diantara gen-gen yang bersangkutan. hanya bila terjadi
Ab aB
AB ab
pindah silang diantara lokus gen yang bersangkutan maka rekombinasi
dapat di deteksi.
Bila suatu kiasma terbentuk antara dua lokus gen, hanya setengah
produk-produk meiosis akan berupa tipe pindah silang. Oleh karena itu
frekuensi kiasma adalah dua kali frekuensi produk pindah silang.
% kiasma = 2 (% piindah silang) atau % pindah silang= 1
2 (%
kiasma)
Contoh 1
Jika suatu kiasma terbentuk diantara lokus gen A dan B pada 30%
dari tetrad–tetrad individu dengan genotipe AB/ab, maka 5% dari
gemet-gemet akan menjadi rekombinan (Ab atau aB) dan 85% akan
menjadi rekombinan (Ab atau aB) akan menjadi parental (AB atau
ab).
Contoh 2
Andaikan keturunan dari uji silang Ab/aB, x ab/ab ditemukan dalam
proporsi 40% Ab/ab, 40% aB/ab, 10% AB/ab dan 10% ab/ab.
Genotipe AB/ab dan ab/ab dihasilkana dari gamet-gamet pindah
silang. Jadi 20% dari semua gamet yang dibentuk oleh iasinduk
dihibrida adalah tipe-tipe pindah silang. Ini berarti bahwa suatu
kiasma terjadi antara kedua lokus ini pada 40% dari semua tetrad.
D. PINDAH SILANG GANDA
Bila dua benang pindah silang ganda terjadi antara dua penanda genetik,
maka produk-produknya seperti pada terlihat pada fenotipe keturunannya,
hanya mempunyai tipe parental.
Untuk dapat mendeteksi pindah silang ganda ini, harus digunakan lokus
gen ketiga(C) diantara penanda-penanda yang diluar.
Jika terdapat probabilitas tertentu bahwa akan terbentuk pindah silang
antara lokus-lokus A dan C dan suatu probabilitas bebas yang lain dari suatu
pindah silang antara lokus-lokus C dan B, maka probabilitas suatu pindah
silang ganda merupakan produk kedua probabilitas bebasnya.
Contoh 3
Jika pindah silang antara lokus A dan C terjadi pada 20% dari tetrad-
tetrad dan antara lokus-lokus C dan B pada 10% dari tetrad-tetrad
pada individu dengan genotipe ACB/acb, maka 2% (0,2 x 0,1)
gamet-gametnya diharapkan mempunyai tipe-tipe pindah silang
ganda AcB dan aCb.
Angka-angka ganjil pindah silang dua benang (1, 3, 5 dan seterusnya)
diantara dua lokus gen menghasilkan rekombinasi yang dapat di deteksi
diantara penanda-penanda yang diluar, tetapi angka-angka genap pindah
silang dua benang (2, 4, 6 dan seterusnya) tidak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah memperhatikan isi dalam pembahasan di atas, maka dapat
penulis tarik kesimpulan sebagai berikut:
Peristiwa berangkai dapat terjadi pada kromosom tubuh (autosom)
maupun pada kromosom kelamin (gonosom). Gen-gen jumlahnya hingga
ribuan pada tiap kromosom. Peristiwa terdapatnya dua atau lebih banyak
gen pada sebuat kromosom yang sama disebut “berangkai/Linkage”. Gen-
gennya dinamakan gen-gen terangkai.
Peristiwa pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenesis pada
semua mahluk hidup. Pindah silang ialah proses penukaran segmen dari
kromatid; terjadi antara kromatid yang bukan pasangannya dari kromosom
homolong dan berlangsung pada saat kromosom mengganda menjadi 2
kromatid berpasangan (bersinapsis) dan yang homolog bergandeng pada
bidang ekuator. Kejadiannya berlangsung pada tahap akhir profase dan
metaphase pada pembelahan meiosis I. Tempat persilangangan 2 kromatid
disebut chiasma. Kromatid-kromatid yang bersilanganitu akan melekat dan
putus di bagian chiasma, kemudia tiap potongan akan melekat pada
kromatid sebelahnya secara timbal balik. Akibat pindah silang adalah
tertukarnya materi kromosom.
DAFTAR PUSTAKA
Stansfield, W. D. 1991.GENETIKA.Jakarta: Penerbit Erlangga.
Koentjaraningrat. 1980. biologi umum. Jakarta: PT. Gramedia.
Nopirin. 1980. Ilmu pengatuhuan alam kelas 3 SMP. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Recommended