View
169
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
Proses terbentuknya goa gong dan keadaan geografis
Citation preview
GOA GONG PACITAN
Bagimana Gua Itu Terbentuk ? Mungkin pertanyaan itu muncul untuk sebagian orang
yang ingin mengetahuinya. Sekarang, Teka-teki Pembentukan Gua Terpecahkan!
Tonjolan batuan kapur atau disebut stalaktit dan stalakmit berusia ratusan tahun yang
terbentuk secara alami, menghiasi dalam Goa Gong sekitar 30 kilometer arah barat
daya Kota Pacitan tepatnya di Desa Bomo.
Goa sedalam 256 meter ini menjadi tempat wisata unggulan bagi Kota Pacitan. Goa
ini juga diklaim wisatawan sebagai goa terindah di Asia Tenggara.
Selama lebih dari seabad para ilmuwan telah menemukan dan memercayai
mekanisme dasar pembentukan gua, yakni sebuah patahan kecil terbentuk pada
batuan dan air masuk ke dalamnya. Air yang masuk mengandung karbon dioksida,
lalu membentuk asam lemah yang mampu melarutkan kalsium karbonat pada batuan.
Namun, masalahnya, mekanisme tersebut menyisakan teka-teki. Bagaimana pelarutan
bisa berlangsung begitu cepat sehingga bisa mengakibatkan penetrasi yang begitu
dalam dan membentuk sistem gua? Sebagai informasi, sistem gua Mammoth Cave di
Kentucky bisa mencapai 580 kilometer.
Baru-baru ini, teka-teki itu terpecahkan lewat analisis matematis terbaru. Piotr
Szymczak, fisikawan dari Universitas Warsawa, dan rekannya, Anthony Ladd,
insinyur kimia dari University of Florida in Gainesville menguraikan analisisnya di
Earth and Planetary Science Letters.
Analisis itu menguraikan bahwa aliran air dalam batuan selalu memiliki
ketidakstabilan matematis. Singkatnya, ketika patahan mulai terbentuk, air
terkonsentrasi untuk mengalir ke dalam saluran tersebut, memperbesarnya dan
mengorbankan saluran lain.
"Mekanisme yang disebut channeling ini mempercepat pelarutan. Itulah yang
membuat air bisa memenetrasi begitu dalam. Kebanyakan dari model matematika
yang menguraikan pembentukan gua tidak memiliki mekanisme ini sama sekali,"
tutur Szymczak.
Analisis baru yang dikemukakan Szymczak bisa menjelaskan alasan mengapa
pembentukan gua di wilayah bendungan kadang lebih cepat dari yang diharapkan.
Model tersebut juga bisa membantu menjelaskan cara air merembes di celah batuan.
Banyak goa yang terbentuk pada daerah karst. Karst adalah sebuah bentukan di
permukaan bumi yang pada umumnya dicirikan dengan adanya closed depression,
drainase permukaan, dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan,
kebanyakan batu gamping. Potensi kawasan karst di Indonesia yang mencapai 140
ribu kilometer persegi belum dimanfaatkan secara baik oleh para pemangku
kepentingan. Akibatnya, kawasan ini sering identik dengan daerah tandus, gersang,
dan miskin. Padahal, kawasan karst dapat menjadi potensi wisata dengan panorama,
lanskap, dan keindahan ornamen goa, juga sebagai sumber kebutuhan air, serta
tersimpan bahan galian dan karbon.
Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa
Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah krst / krast' yang merupakan nama suatu
kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste .
Ciri-ciri daerah karst antara lain :
1.Daerahnya berupa cekungan-cekungan
2. Terdapat bukit-bukit kecil
3. Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke dalam tanah.
4.Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah
5.Adanya endapan sedimen lempung berwama merah hasil dari pelapukan batu
gamping.
6.Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing.
Gua terbentuk pada dasarnya karena masuknya air ke dalam tanah. Berikut ini
tahapan proses terbentuknya gua :
a. Tahap awal, air tanah mengalir melalui bidang rekahan pada lapisan batu gamping
menuju ke sungai
permukaan. Mineral-mineral yang mudah larut dierosi dan lubang aliran air tanah
tersebut semakin
membesar.
b. Sungai permukaan lama-lama menggerus dasar sungai dan mulai membentuk jalur
gua horisontal.
c. Setelah semakin dalam tergerus, aliran air tanah akan mencari jalur gua horisontal
yang baru dan langit
langit atas gua tersebut akan runtuh dan bertemu sistem gua horisontal yang lama dan
membentuk surupan
(sumuran gua).
Ornamen dan Keindahan Gua
Bentuk ornamen-ornamen gua merupakan keindahan alam yang jarang kita jumpai di
alam terbuka. Di tengah kegelapan abadi proses pengendapan berlangsung hingga
membentuk ornamen-ornamen gua ( speleotem ). Proses ini disebabkan karena air
tanah yang menetes dari atap gua mengandung lebih banyak CO2 daripada udara
sekitarnya. Dalam rangka mencapai keseimbangan, CO2 menguap dari tetesan air
tersebut. Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah asam karbonat, yang artinya
kemampuan melarutkan kalsit menjadi berkurang. Akibatnya air tersebut menjadi
jenuh kalsit (CaCO3) dan kemudian mengendap.
Berbagai ornamen gua yang sering di jumpai :
1. Stalaktit ( stalactite )
Terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium karbonat
(CaCO3 ) yang mengkristal,
dari tiap tetes air akan menambah tebal endapan yang membentuk kerucut
menggantung dilangit-langit gua.
2. Stalakmit ( stalacmite )
Merupakan pasangan dari stalaktit, yang tumbuh di lantai gua karena hasil tetesan
air dari atas langit-langit
gua.
3. Tiang ( Column )
Merupakan hasil pertemuan endapan antara stalaktit dan stalakmit yang akhirnya
membentuk tiang yang
menghubungkan stalaktit dan stalakmit menjadi satu.
4. Tirai (drapery)
Tirai (drapery) terbentuk dari air yang menetes melalui bidang rekahan yang
memanjang pada langit-langit
yang miring hingga membentuk endapan cantik yang berbentuk lembaran tipis
vertikal.
5. Teras Travertin
Teras Travertin merupakan kolam air di dasar gua yang mengalir dari satu lantai
tinggi ke lantai yang lebih
rendah, dan ketika mereka menguap, kalsium karbonat diendapkan di lantai gua
6. Geode
Batu permata yang terbentuk dari pembentukan rongga oleh aktifitas pelarutan
air`tanah. Kemudian dalam
kondisi yang berbeda terjadi pengendapan material mineral (kuarsa, kalsit dan
fluorit) yang dibawa oleh
air`tanah pada bagian dinding rongga.
Take nothing but picture, Kill nothing but the time, Leave nothing but footprint
motto tersebut merupakan pegangan para penelusur gua yang pada intinya bagaimana
menelusuri keindahan gua tanpa perlu merusak dan mengganggunya. Gua merupakan
salah satu ciri khas kawasan karst. Kawasan karst atau gunung gamping merupakan
kawasan yang unik serta kaya akan sumber daya hayati dan non hayati.
Indonesia mempunyai kawasan karst seluas 20% dari total wilayahnya. Salah satu
kawasan karst di Indonesia yang dikenal sebagai Gunung Sewu pernah didengungkan
akan dicalonkan sebagai salah satu Warisan Dunia (World Heritage) karena
keunikannya.
Karst yang ada di Pacitan merupakan pegunungan yang terbentuk terutama dari
formasi batugamping berumur Miosen Tengah –Pliosen (kira-kira 15 hingga 2 juta
tahun) yang dikenal sebagai Formasi Wonosari-Punung. Keberadaan formasi batu
gamping yang luas dan tebal ini menjadikan proses karstifikasi berjalan intensif,
terutama diperkirakan ketika Pulau Jawa mulai terangkat sekitar dua juta tahun yang
lalu. Proses pelarutan batuan itu pun berjalan hingga kini menghasilkan deretan bukit-
bukit yang terutama didominasi bentuk-bentuk kubah. Sekalipun arti namanya
“gunung seribu,” kenyataannya bukit-bukit kubah karst batugamping di sini dapat
mencapai jumlah lebih kurang lima ribu bukit.
Gua Gong terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Provinsi
Jawa Timur, Indonesia, merupakan satu dari gua-gua yang tersembunyi di perut
gunung-gunung kecil yang ada di Pacitan. Gua ini merupakan gua horizontal dengan
panjang sekitar 256 meter. Di gua itu terdapat stalaktit, batuan kapur berbentuk
kerucut di langit-langit gua, dan stalagmit, batuan kapur yang berdiri tegak di dasar
berusia ratusan tahun. Menurut beberapa peneliti dan wisatawan mancanegara, gua
ini merupakan gua dengan stalaktit dan stalagmit yang paling indah di Asia Tenggara
Jarak dari Kota Pacitan ke Gua Gong sekitar 30 kilometer. Jalan raya yang mulus
dengan beberapa petunjuk jalan akan memudahkan Anda menjangkau obyek wisata
tersebut. Untuk mencapai Gua Gong, Anda dapat menggunakan dua jalur. Jalur
pertama adalah jalur yang melalui Pracimantoro, Wonosari, Gunung Kidul.
Sedangkan jalur yang kedua dari Kota Pacitan. Cara termudah mencapai Pacitan
adalah melalui Solo. Dari kota itu tersedia cukup banyak bus dan jalannya lebar serta
mulus. Sebaliknya, jika kita berangkat dari Surabaya, kita harus berganti angkutan
tiga kali. Dari Surabaya menuju Madiun, lalu berganti bus ke Ponorogo. Dari
Ponorogo kita naik bus kecil jurusan Pacitan.
Tiket masuk Gua Gong terbilang murah. Dengan hanya membayar Rp4.000,00, Anda
sudah dapat menikmati keelokan gua tersebut. Bagi Anda yang ingin menggunakan
lampu senter sebagai penerang tambahan, Anda bisa menyewanya seharga
Rp3.000,00.
Fasilitas yang tersedia di kawasan Gua Gong antara lain toko suvenir, rumah makan,
tempat parkir, WC umum, dan musholla. Bagi wisatawan yang ingin mengetahui
seluk-beluk Gua Gong secara detail, mereka dapat menyewa pemandu yang ada di
kawasan ini. Namun, bagi yang tidak ingin menyewa pemandu dapat membeli buku
panduan yang ada. Bagi Anda yang ingin menginap, Anda dapat menyewa hotel
ataupun penginapan yang ada di Kota Pacitan
Gua ini dinamai Gua Gong karena menurut
cerita yang beredar di masyarakat, dari dalam gua ini sering terdengar bunyi-bunyian
yang menyerupai suara gong. Proses ditemukannya Gua Gong terjadi secara tidak
sengaja. Pada suatu ketika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan, Dusun Pule
terjadi kekeringan. Air sangat sulit untuk diperoleh. Jangankan untuk bercocok
tanam, untuk air minum dan keperluan sehari-hari saja mengalami kekurangan. Mbah
Noyo Semito dan Mbah Joyo berinisiatif untuk mencari air ke dalam gua yang ada di
tempat itu. Dengan menggunakan obor yang terbuat dari daun kelapa kering yang
diikat, mereka mecoba menelusuri lorong-lorong gua. Setelah menghabiskan tujuh
ikat obor, mereka menemukan beberapa sendang dan mandi di dalamnya. Penemuan
itu terjadi sekitar tahun 1930.
Selama 65 tahun gua itu dibiarkan terbengkalai begitu saja. Hingga akhirnya pada
hari Minggu Pon, 5 Maret 1995, dimulailah eksplorasi terhadap gua tersebut. Singkat
cerita satu rombongan yang berjumlah delapan orang berhasil menemukan dan
menyusuri lorong-lorong yang ada di gua tersebut (www.pacitanweb.com). Karena
usaha merekalah keindahan Gua Gong bisa dinikmati oleh wisatawan hingga saat ini.
Saat Kita memasuki gua ini, kita akan disambut oleh deretan ornamen ymemenuhi
langit-langit gua. Semakin melangkah ke dalam, semakin banyak stalaktit dan
stalagmit yang terlihat. Semua memadati lorong gua, menghiasi tiap meter sisi
tangga. Ornamen-ornamen itu diperkirakan berusia ratusan tahun. Di beberapa
tempat, stalaktit dan stalagmit bertemu hingga membentuk tiang (column) yang
menyerupai pilar-pilar bangunan gotik. Ornamen itu terlihat lebih indah karena
terkena pantulan cahaya lampu warna-warni.
Satu ornamen yang sangat indah adalah sekumpulan tirai (drapery) raksasa yang
dipenuhi oleh bintik-bintik mutiara laksana ribuan pendar cahaya kunang-kunang.
Suasana gua yang temaram semakin menambah gemerlap ribuan titik-titik kecil itu.
Keindahan ornamen Gua Gong yang sangat memukau diabadikan dengan berbagai
nama, misalnya Selo Cengger Bumi, Selo Gerbang Giri, Selo Citro Cipto Agung,
Selo Pakuan Bomo, Selo Adi Citro Buwono, Selo Bantaran Angin, dan Selo Susuh
Angin.
Selain keindahan stalaktit dan stalagmitnya, Goa Gong juga memiliki lima sendang
yang bernilai magis bagi yang mempercayainya. Sendang-sendang tersebut antara
lain: Sendang Jampi Rogo, Sendang Panguripan, Sendang Relung Jiwo, Sendang
Kamulyan, dan Sendang Relung Nisto yang dipercaya memiliki nilai magis untuk
menyembuhkan penyakit.
Gua Gong juga memiliki beberapa
ruangan. Ruang pertama adalah ruang Sendang Bidadari yang terdapat sendang
kecil dengan air dingin dan bersih di dalamnya.Ruang kedua adalah ruang Bidadari.
Menurut cerita, di ruangan ini kadang melintas bayangan seorang wanita cantik yang
menyerupai bidadari. Ruang ketiga dan keempat adalah ruang kristal dan marmer,
di mana di dalam ruangan tersebut tersimpan batu kristal dan marmer dengan kualitas
yang mendekati sempurna. Ruangan kelima merupakan ruangan yang paling lapang.
Di tempat ini pernah diadakan konser musik empat negara (Indonesia, Swiss, Inggris,
dan Perancis) dalam rangka mempromosikan keberadaan Gua Gong ke mancanegara.
Ruang keenam adalah ruang pertapaan, dan ruang terakhir adalah ruang Batu Gong.
Di ruangan ini terdapat batu-batu yang apabila kita tabuh akan mengeluarkan bunyi
seperti Gong.
Data Jumlah Kunjungan Wisata dan PAD Objek Wisata Goa Gong
Tahun Wisnu Wisman Jumlah PAD %
Target Realisasi2009 90.377 154 90.531 Rp242.450.000
Rp374.912.500 155%2010 102.218 212 102.430 Rp379.160.000
Rp427.060.000 113%2011 126.580 118 126.698 Rp499.609.000
Rp589.049.400 118%
Sumber: Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga KabupatenPacitan
Melihat potensi pendapatan yang sedemikian besarnya, maka PemerintahDaerah Kabupaten Pacitan perlu memberikan perhatian khusus pada objek-objekwisata alam yang mendominasi sektor pariwisata di Kabupaten Pacitan. Perbaikansarana dan prasarana serta fasilitas penunjang harus dilakukan setiap tahunnya,agar objek wisata alam tersebut dapat terpelihara dengan baik dan memberikankontribusi yang lebih besar lagi pada tahun berikutnya, namun terdapat suatukontradiksi, di mana adanya kontribusi sektor pariwisata yang besar tersebut tidakdiimbangi dengan peningkatan pengelolaan dan pengembangan objek wisata alamdi Kabupaten Pacitan.
Minimnya pengelolaan dan pengembangan objek wisata alam di KabupatenPacitan dalam hal ini objek wisata Goa Gong, karena belum didasarkan pada nilaiekonomi dari objek wisata itu sendiri sehingga tidak dapat berjalan denganoptimal. Nilai ekonomi ini sangat diperlukan sebagai bahan acuan PemerintahDaerah Kabupaten Pacitan dalam menentukan target PAD dan menentukan arah4kebijakan pengelolaan, serta pengembangan dari objek wisata Goa Gong.Pemahaman menyeluruh mengenai faktor-faktor yang menjadi daya tarik objekwisata Goa Gong juga perlu dilakukan, sehingga potensi objek wisata tersebutdapat tergali sepenuhnya.
Recommended