View
324
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
GREEN INFRASTRUCTURE
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Perencanaan Permukiman Kota
Disusun oleh:
DHANIA AYUSTALIA HADI (0910660032)
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010
Green Infrastructure
Pedoman penataan dan perancangan suatu wilayah dan kota selalu mengutamakan
pembangunan yang ramah lingkungan, walaupun pada kenyataannya masih banyak pihak-
pihak yang tidak bertanggung jawab yang mengesampingkan hal tersebut. Akibatnya
semakin marak pembangunan infrastruktur yang memenuhi ruang kota sehingga
menggusur lingkungan hijau yang seharusnya menjadi sarana resapan air dan CO2 dan
juga tempat rekreasi dan refreshing bagi masyrakat penghuni kota tersebut.
Green Infrastructure adalah suatu jaringan atau sarana yang behubungan dengan
free space atau ruang terbuka dan area alami. Infrastruktur sendiri merupakan sarana yang
disediakan guna menfasilitasi berbagai kegiatan fisik yang dilakukan oleh masyarakat,
seperti jalan raya, jembatan penyebrangan, pedestrian walk, bandara, pelabuhan, pabrik,
sekolah, perkantoran, dan taman kota. Sementara itu hal yang berhubungan dengan Green
Infrastructure adalah seperti greenways, wetlands, tempat parkir, hutan konservasi,
kawasan habitat liar, hutan kota dan suatu kawasan agro yang ditanami berbagai macam
tumbuh-tumbuhan, yang dapat secara alami mengurangi resiko penggenangan dan
meningkatkan mutu air bawah tanah.
Sebenarnya infrastruktur hijau menghabiskan biaya lebih sedikit dalam
pembangunan maupun pemeliharaan dibandingkan dengan infrastruktur modern biasa.
Proyek pembangunan infrastruktur yang hijau juga membantu perkembangan keterpaduan
masyarakat dalam aksi peduli lingkungan dengan melibatkan semua masyarakat dalam
perencanaan, pengembangan dan pemeliharaan lingkungan hijau di sekitar mereka.
“Penerapan infrastruktur hijau perlu memerhatikan prinsip-prinsip dasar
pembangunan berbasis lingkungan agar tercapai berbagai fungsi ekologis yang
diembannya untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Hal ini sesuai gagasan utama KTT
Bumi dan Konferensi Perubahan Iklim, yaitu adanya ”kebutuhan” dan ”keterbatasan”.
Keterhubungan (linkages) antarkawasan RTH dengan jalur dan koridor hijau merupakan
kunci keberhasilan infrastruktur hijau kota. Keterhubungan antar-ruang hijau, baik area
maupun jalur hijau, merupakan strategi dalam menanggulangi degradasi lingkungan kota,
seperti banjir, rob, longsor, krisis air tanah, pemanasan lingkungan kota, meningkatnya
pencemaran udara, rusaknya habitat satwa liar, dan kerusakan lingkungan lainnya” (Joga,
Nirwono, 2010)
Pengembangan Infrastruktur hijau dapat mendukung kehidupan warga, menjaga
proses ekologis, berlanjutan sumberdaya air dan udara bersih, serta memberikan
sumbangan kepada kesehatan dan kenyamanan warga kota. RTH atau yang dikenal dengan
Ruang Terbuka Hijau adalah bagian dari ruang-ruang terbuka ( open spaces ) suatu wilayah
perkotaan yang diisi oleh tumbuhan tanaman dan vegetasi dalam ( endemik, introduksi )
guna mendukung manfaat langsung dan tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam
kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan dan keindahan wilayah
perkotaan tersebut. Contohnya seperti bangunan Marina Barrage di Singapura yang
merupakan perpaduan antara bangunan dengan RTH.
Studi Kasus Marina Barrage di Singapura
Karakteristik Marina Barrage
Marina Barrage adalah bendungan yang mempunyai empat tujuan utama yaitu
sebagai tempat penampungan air, pengendali banjir, pengolahan air bersih dan tujuan
wisata. Proyek bendungan senilai 226 juta dolar atau lebih dari Rp 1,5 triliun yang
dibangun di muara Marina Channel itu berfungsi untuk membantu menahan pasang air laut
serta mengatasi persoalan banjir di beberapa daerah yang letaknya lebih rendah seperti di
Chinatown, Boat Quay, Jalan Besar, dan Geylang.
Damnya terdiri atas sembilan gerbang air dari baja masing-masing 30 meter, yang
dibangun memanjang sekitar 350 meter dan gerbang baja setinggi 5 meter. Keberadaan
dam itu juga dilengkapi dengan teknologi solar cell untuk menangkap sinar matahari yang
diubah menjadi tenaga listrik. Jadi tak sulit untuk mendapat pasokan listrik untuk
memenuhi permintaan pasar. Untuk menjangkau lokasi dam yang berada di 260 Marina
Way, ada layanan shuttle bus gratis dari Marina Bay MRT Station ke Marina Barrage yang
ada setiap 15-30 menit.
Di danau buatan itu, kita bisa menghabiskan waktu memandangi waduk atau
berjalan di sepanjang dam menikmati suasana dan udara bersih kala pagi atau sore hari.
Bahkan di sejumlah kesempatan tak jarang tempat ini jadi pusat olahraga air seperti jetski,
kayak serta berbagai aktivitas permainan air. Jika ingin sekadar bercengkerama, lapangan
utama serta ruang terbuka hijau yang juga memiliki greenroof untuk menurunkan suhu
bangunan, bisa juga jadi pilihan.
Fungsi Marina Barrage
Dengan menjaga keluar air laut, bendungan bentuk reservoir 15 Singapura dan
reservoir pertama di kota. Marina Reservoir, bersama dengan Punggol masa depan dan
waduk Serangoon, akan meningkatkan air Singapura daerah resapan dari setengah sampai
dua pertiga dari total luas lahan Singapura. Air asin yang ditampung dalam bendungan
secara perlahan akan tergantikan oleh air hujan. Jika air di bendungan mencapai ambang
batas makan air dibuang ke laut dengan membuka pintu dam. Namun bila laut pasang,
kelebihan air dibuang dengan pompa air. Tujuh pompa drainase raksasa berporos vertikal
masing-masing berkapasitas 40 m3/detik, menyalurkan limpahan air ke laut ketika terjadi
pasang dengan ombak tinggi.
Dulu sekitar tahun 60-an saat Singapura masih menjadi bagian dari Malaysia banjir
selalu menghantui kota. Sejumlah kawasan rendah seperti Chinatown, Boat Quay, Jalan
Besar, dan Geylang selalu dilanda banjir. Tidak hanya banjir akibat pasang, Singapura juga
mengalami krisis air bersih karena didalam tanah Singapura mengandung air lumpur
sehingga tidak bisa diminum. Pemkot ingin belajar dari bendungan Marina ini ketika air
laut pasang tidak membuat banjir seperti di kawasan Perak,Kenjeran atau tempat lainnya
yang berdekatan dengan selat Madura. Kini air bersih dari dam Marina Barrage bisa
menjadi air minum warga kota dengan tingkat kebersihan yang tinggi.
Damnya terdiri atas sembilan gerbang air dari baja masing-masing 30 meter, yang
dibangun memanjang sekitar 350 meter. Gerbang baja setinggi 5 meter itu dapat
diturunkan saat kemarau sehingga air dari waduk bisa dilepas ke laut, serta berfungsi
sebagai penahan saat ombak tinggi. Di Marina Barrage selain sebagai tempat penahan
gelombang dan banjir sekaligus menjadi tempat wisata, di bagian atas gedung ada
hamparan karpet hijau yang dapat digunkan untuk foto bersama.
Umumnya setiap akhir pekan tempat itu akan dipenuhi pengunjung yang bermain di
hamparan karpet hijau dilatarbelakangi bianglala raksasa Singapore Flyer. Tak hanya itu,
Marina Barrage juga memiliki Sustainable Singapore Gallery yang mengangkat tema
lingkungan hidup dengan simbol-simbol menarik untuk edukasi mulai dari pohon organik
rekaan, koran-koran bekas, botol plastik daur ulang sebagai tanda supaya kita selalu
menjaga lingkungan. Sebuah miniatur bendungan memberikan pemahaman lebih jauh
bagaimana cara kerja dam tersebut. Ditata dengan teknologi tinggi, galeri ini jadi mirip
seperti kafe atau pub dengan lampu warna-warni lengkap bernuansa hijau, merah, dan biru.
Sebenarnya sebelum mengunjungi Marina Barrage, kami semua juga sudah
menjajal ikon Singapura lain dengan teknologi tak kalah canggih yakni The Singapore
Flyer. Bianglala raksasa setinggi 165 meter dengan diameter 150 meter ini memberikan
pemandangan luar biasa, lanskap kota yang menarik termasuk sebagian Malaysia dan
Indonesia yang bisa diintip dari ketinggian kapsul yang bisa dimuat hingga 28 orang ini.
Untuk bisa menaiki satu putaran selama 30 menit, harga yang harus dibayar
lumayan mahal yang jika dirupiahkan bisa mencapai Rp 210 ribu untuk dewasa dan Rp
140 ribu untuk anak-anak. Pemandu kami yang lain Danny Lorenzo mengatakan, pernah
satu kali peranti raksasa itu ”ngambek” gara-gara urusan electricity. Selama enam jam
penumpang terkatung-katung di ketinggian. Setelah sempat ditutup sementara untuk
perbaikan, wahana itu kembali dibuka dengan jaminan keamanan tinggi. Tercatat di tahun
2008 saja setelah dibuka beberapa bulan, pengunjungnya sudah hampir 2 juta orang.
http://wisatasingapura.kiosgeek.com/2010/09/17/marina-barrage/
http://www.beritajatim.com/detailnews.php/2/Gaya_Hidup/2010-04-24/62197/
_Marina_Barrage,_Bendungan_Sekaligus_Sumber_Air_Singapura
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/gaya/2009/06/14/546/Marina-Barrage-Ikon-
Baru-Singapura
Recommended