View
234
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Hak Reproduksi
dan Hak Seksualitas
dalam ketidak pastian
Hukum dan kebijakan. Sebuah catatan lapangan.
Hak-hak Reproduksi
hak perempuan dan laki-laki untuk memperoleh informasi dan mempunyai akses terhadap berbagai metode keluarga berencana yang mereka pilih, aman, efektif, terjangkau, dan metode-metode pengendalian kelahiran lainnya yang mereka pilih dan tidak bertentangan dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku
hak-hak reproduksi meliputi
1. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual
2. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
3. Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya
4. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga 5. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam
kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi 6. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam
politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
Masalah yang dihadapi
kelompok khusus
Kekerasan Seksual ( perkosaan – Incest )
PMS - IMS – ISR – HIV/AIDS
KTD
Unsafe abortion
Kemandulan
Putus Sekolah
Single parent
Sosial, ekonomi, psikis, psikologis.
Siapa sesungguhnya “Anak”
UU Kesehatan no 23/1982 UU Kependudukan dan Kesejahteraan Keluarga no
10/1982 UU Perkawinan, I/10974 UUPA no 23/2002 UNICEF ILO UNFPA WHO ( remaja 15-24 tahun ) UU Konvensi Perempuan no 7/1984 Berbagai Perda sesuai kebutuhan. AMANDEMEN UU KES 23/1002 TERTULIS REMAJA
ADALAH 15 – 18 Tahun.
Kelompok khusus
Perempuan dengan berbagai akibat ketidak adilan gender.
“cacat” tidak berfungsinya salah satu organ tubuh ( infertil = stigma )
“cacat” fisik akan tidak sempurna untuk kesehatan reproduksi dan seksual, atau
“cacat” akan melahirkan Keturunan Cacat.
Kebutuhan seks menjadi tidak terkendali.
Tidak dapat merasakan / menikmati = “obyek”
Lanjutan …..
Pengungsi = Logistik, pemenuhan hak seksual, kespro.
Pengungsi anak = info kespro dan kes seksual yang tidak sehat
Lansia = tidak lagi ber”reproduksi” bagaimana perilaku seks yang merusak organ reproduksi.
Buruh (perempuan)= dukungan fasilitas untuk sehat secara reproduksi dan seksual
Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Seksual
Reproduksi manusia mayoritas melalui perliku seksual
Perilaku seksual yang tidak sehat akan berakibat kerusakan organ reproduksi, kemandulan, PMS,HIV/AIDS
Perkembangan organ reproduksi, biologis
Dorongan seksual, perilaku seksual, lebih banyak karena konstruksi sosial
Relasi kekuasaan, usia, jenis kelamin, sosial.
Dilema Pemenuhan Hak
Reproduksi dan Seksualitas Anak
Belum dewasa secara usia, sosial, budaya dan ekonomi Dewasa untuk Reproduksi Dewasa untuk dorongan seksualnya Memberikan informasi seksualitas artinya mengajari
berhubungan seks. Akibatnya terhambatnya kurikulum pendidikan
kesehatan reproduksi dan seksualitas UU Kependudukan dan kesejahteraan keluarga ( tidak
mengakui remaja atau manusia
Akibatnya
Anak akan mencari informasi (identitas) PKBI JATENG tentang Remaja dan Kesehatan Reproduksi.
Orang tua tidak mengetahui bagaimana harus bersikap, cenderung melarang
Media meraup hasil yang lebih berorientasi profit, penerbitan tontonan atau bacaan orang dewasa.
Standart ganda hampir disetiap pengambilan solusi khususnya solusi agama.
Tantangan
Otonomi daerah (tergantung persepsi Pemkab /pemkot)
Terbatasnya dana
Puskesmas sebagai PAD
Desakan dunia industri dan globalisasi, anak dan perempuan adalah konsumen potensial
Sekolah berbasis Kompetensi masih berkutat pada tataran yang bersifat phisik dan materi, belum yang bersifat non material.
Lebih bersifat “charity” belum ke arah perubahan system
Kebijakan untuk Menjamin
Pemenuhan Hak-Hak Asasi Manusia
melakukan reformasi hukum dan perundang-undangan yang berlaku;
melaksanakan hukum dan perundang-undangan yang ada, yang bersifat positif, terhadap upaya untuk melindungi hak-hak asasi perempuan; dan
melaksanakan sepenuhnya konvensi hak-hak asasi manusia yang bersifat universal tanpa harus membedakan atas dasar karakteristik tertentu
Perawatan Primer Kesehatan Reproduksi ICPD, 1994
1. bimbingan dalam pelaksanaan keluarga berencana, termasuk didalamnya ialah pemberiaan pendidikan, komunikasi, informasi, konseling, dan pelayanan kontrasepsi;
2. pendidikan dan pelayanan untuk perawatan prenatal;
3. penanganan proses kelahiran yang aman;
4. perawatan pascanatal, khususnya pemberian ASI, perawatan kesehatan bayi, anak dan ibu;
ICPD 1994, lanjutan….
5. pencegahan dan pengobatan yang memadai terhadap kemandulan (infertilitas);
6. penanganan masalah aborsi seperti diuraikan dalam Paragraf 8.25 ICPD, 1994
7. pengobatan infeksi saluran reproduksi; dan
8. Pelayanan PMS, termasuk HIV/AIDS serta kanker alat reproduksi; dan
9. informasi pendidikan dan konseling tentang seksualitas
Peluang
Kepedulian lembaga profesi, IBI, IDI, Perawat, PMR, LSM kesehatan dan LSM anak.
Paket - Merubah perilaku ke arah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (UKS)
Kunci utama
Merubah cara pandang bahwa kesehatan reproduksi bukan sesuatu yang hadir tanpa masalah.
Merubah cara pandang bahwa seksualitas tidak sebatas dorongan nafsu yang yang dapat dicegah dengan berbagai nasehat-nasehat belaka.
Merubah cara pandang bahwa anak bukan obyek untuk masa depan, namun subyek yang punya hak untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia.
Memberikan iklim yang kondusif agar anak dapat tumbuh menjadi generasi yang bertanggungjawab, bukan generasi instan tanpa kepribadian, karena dibesarkan dalam iklim yang sarat dengan kekerasan termasuk kekerasan dalam rumah tangga.
Komitmen semua stakeholder akan pentingnya perlindungan anak dalam arti yang sesungguhnya.
Akibat KEKERASAN
Akibat kekerasan terhadap kesehatan reproduksi dan seksual acap kali ntidak tampak secara fisik, karena erat dengan “kodrat”
Fisik = Anemia, perdarahan, tumbuh kembang tidak optimal.
Psikis = menstruasi tidak teratur. Sosial = Berusaha dengan hal-hal yang belum
tentun mendukung kesehatan reproduksi. Seksual = trauma Ekonomi = akan berdampak pada ke 4 hal yang
lain.
Kebutuhan Mendesak
Amandemen UU Kesehatan 23/1992 yang telah memasukan satu bab khusus tentang kesehatan reproduksi dan remaja.
Amandemen UU Perkawinan 1/1974
Mendesakan RUU Anti perdagangan anak dan perempuan
Mendesakan RUU Perlindungan saksi
Raperda Pendidikan Kesehatan reproduksi masuk Muatan Lokal
Raperda Perlindungan HIV/AIDS
Recommended