Citation preview
Harapan Rasional Ekonomi Makro_16x23_setting_koreksi
2.indbanyak
HARAPAN RASIONAL EKONOMI MAKRO Penulis: Prof. Dr. Nyoman Djinar Se
awina, S.E., M.S. Hak Cipta © 2016 pada penulis.
Editor : Arie Pramesta Setter : Wahyu Desain Cover : Ditya Korektor
: Erang Risanto
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau
memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun,
baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotocopy,
merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis
dari Penulis.
Penerbit: CV ANDI OFFSET ( Penerbit ANDI ) Jl. Beo 38-40, Telp.
(0274) 561881 (Hunting), Fax. (0274) 588282 Yogyakarta 55281
Percetakan: ANDI OFFSET Jl. Beo 38-40, Telp. (0274) 561881
(Hunting), Fax. (0274) 588282 Yogyakarta 55281
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan ( KDT)
Se awina, Nyoman Djinar
Harapan Rasional Ekonomi Makro/Prof. Dr. Nyoman Djinar Se awina,
S.E.,M.S. – Ed. I. – Yogyakarta: Andi,
24 - 23 - 22 - 21 - 20 - 19 - 18 - 17 - 16
xiv + 300 hlm .; 16 x 23 Cm.
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
ISBN: 9 7 8 - 9 7 9 - 2 9 - 5 5 4 4 - 6
I. Judul
1. Economics
anyak
Saya mengucapkan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena buku yang
berjudul Harapan Rasional Ekonomi Makro bisa terselesaikan,
walaupun harus menghadapi berbagai tantangan dan kesabaran di
sela-sela kesibukan melaksanakan tugas mengajar dan penelitian.
Buku ini pernah saya terbitkan pada tahun 2003 sebagai edisi
pertama. Namun oleh karena perlu dilakukan perbaikan dan
penyempurrnaan lagi, maka dilakukan penerbitan untuk edisi kedua
kali ini. Plus minus buku ini adalah pertama, banyak menggunakan
rumus, sehingga pembaca yang tidak senang dengan rumus akan cepat
mengantuk, akan tetapi bagi yang senang dengan matematika akan
sebaliknya menjadi senang dan mau membacanya hingga tanpa disadari
sudah sampai beberapa bab. Kedua, isi buku ini pada hakikatnya
mengemukakan perdebatan antara beberapa pemikir ekonomi makro
dengan mengangkat materi hasil-hasil penelitian dalam jangkauan
beberapa negara maju dan negara berkembang di dunia. Temuan
hasil-hasil penelitian yang diperdebatkan adalah dalam sajian
model. Antara satu dengan yang lainnya saling
PENGANTAR
Harapan Rasional Ekonomi Makroiv
mengkoreksi, tetapi dalam ranah menuju suatu penyempurnaan.
Semuanya mengarahkan pikirannya tentang harapan rasional. Siapa dan
bagaimana mereka berdebat, perlu dibaca dari satu bab ke bab yang
lainnya. Saya secara pribadi sangat menyukai perdebatan dalam
konteks kajian ilmiah, sehingga saya melibatkan diri dalam konteks
ini dengan berusaha memahami isi perdebatan mereka.
Ide yang mengawali penulisan buku ini adalah dari sebuah renungan
“mengapa masalah dalam ekonomi makro selalu tumbuh dengan up to
date?” Lalu, saya menemukan sebuah buku berjudul “Rational
Expectation in Macroeconomics” yang ditulis oleh Attfield dkk,
sehingga penulisan buku ini langsung diilhami oleh karya tulis
tersebut.
Denpasar, 26 Februari 2016
arsi p m
BAB 1 PENTINGNYA HARAPAN DALAM EKONOMI MAKRO
................................ 1
1.1 Pentingnya Harapan dalam Ekonomi Makro .....................
1
1.1.1 Harapan-Harapan dalam Model IS-LM Keynesien ....... 2
1.1.2 Harapan-Harapan dan Fungsi Konsumsi .....................
5
1.1.3 Harapan dan Hipotesis Upah Alamiah ........................
6
1.2 Kebutuhan Teori Harapan
................................................. 8
1.3 Adaptasi Hipotesis Harapan
............................................... 9
file arsi
2.3 Karakteristik Harapan Rasional
........................................ 21
2.3.1 Kesalahan Harapan Rasional adalah Rata-rata Nol .....
22
2.3.2 Kesalahan Harapan Rasional Tanpa Pola ....................
22
2.3.3 Harapan Rasional yang Akurat
.................................... 23
2.4 Kritik Umum Teori Harapan Rasional
............................... 23
2.4.1 Kepercayaan Rasionalitas
........................................... 24
2.4.2 Ketersediaan Informasi
............................................... 24
2.4.4 Pengujian Hipotesis Perkiraan Rasional .....................
31
Kesimpulan
...............................................................................
34
BAB 3 HARAPAN RASIONAL TENTANG HARGA LUNAK DALAM MODEL EKONOMI
MAKRO .............................................. 37
3.1 Kurva Permintaan Agregat
............................................... 38
3.2. Harga Fleksibel pada Kurva Penawaran Agregat yang Alami
.............................................................................
43
3.3 Permintaan Agregat dan Output Keseimbangan ..................
50
3.4 Random dan Sistematika Kebijaksanaan Permintaan Agregat
.............................................................................
52
3.5 Variasi Kebijaksanaan Permintaan Agregat .....................
60
3.6 Pernyataan Formal dari Model Harapan Rasional ...........
61
Kesimpulan
...............................................................................
72
file arsi
4.1 Kritik dengan Fleksibilitas Harga
...................................... 73
4.1.1 Korelasi Serial dalam Variabel Agregat Riil .................
74
4.1.2 Penyederhanaan Model
.............................................. 75
4.1.3 Informasi Asimetris
.................................................... 80
4.2.1 Model McCallum
........................................................ 91
4.2.2 Model Fischer-Phelps-Taylor
..................................... 93
4.2.4 Model Harga-Harga Melekat dan Keseimbangan Umum
.......................................................................
101
4.3 Dasar Mikro untuk Harga yang Melekat ........................
106
Ringkasan
...............................................................................
111
5.1.1 Kasus Tingkat Pertukaran Tetap...............................
116
5.1.2 Kasus Tingkat Pertukaran Fleksibel .........................
117
5.2 Output dan Tingkat Harga: Tingkat Pertukaran Tetap ...
118
5.3 Output dan Tingkat Harga pada Kurs Mengambang ...... 119
5.4 Harga Melekat, Pertukaran Fleksibel, dan Kelebihan ....
121
Ringkasan
...............................................................................
124
file arsi
6.1 Pengujian Langsung pada Rasionalitas ..........................
128
6.2 Mengukur Harapan Rasional dari Variabel Bernilai Sebenarnya
....................................................................
134
6.3 Syarat Pengujian Perkiraan Rasional
.............................. 141
6.4 Model Barro
..................................................................
147
6.5 Padanan Pengamatan
................................................... 152
Ringkasan
...............................................................................
163
7.2 Model Barro
.................................................................
172
7.2.2 Estimasi Pertumbuhan Uang dan Pengangguran .......179
7.2.3 Konsep Produk Nasional Bruto ................................
186
7.2.4 Kebijaksanaan Kredit
................................................ 189
7.3 Pengujian Leiderman
..................................................... 191
Kesimpulan
.............................................................................
198
file arsi
Daftar Isi ix
BAB 8 KRITIK-KRITIK DAN PENILAIAN KEMBALI MODEL-MODEL LUCAS DAN
BARRO ............................ 199
8.1 Akibat Kesalahan Pengukuran dan Kekurangcocokan Model
.............................................................................
199
8.2 Pengembangan Model Barro
......................................... 208
Ringkasan
...............................................................................
211
BAB 9 ILUSTRASI STUDI KASUS HARAPAN RASIONAL EKONOMI MAKRO
........... 213
9.1 Noda dan Kekuatan Perubahan
..................................... 214
9.1.1 Pengujian yang Lemah
.............................................. 223
9.1.2 Sumber-Sumber Kesalahan Ramalan ........................
230
9.1.3 Pengujian Semikuat
.................................................. 235
9.2 Fungsi Konsumsi
.............................................................
242
9.2.2 Pengujian RE-LCH
..................................................... 251
Ringkasan
...............................................................................
266
file arsi
10.1 Hipotesis Harapan Rasional
.......................................... 267
10.2 Kesimpulan Kebijakan
................................................... 271
10.4
Kesimpulan.....................................................................
278
file arsi
anyak
Tabel 8.1 Perluasan Gordon untuk Mengetes Lucas
...................... 207 Tabel 9.1 Tes-Tes yang Lemah dari Efi
siensi Spekula f .................. 229 Tabel 9.2 Kelemahan
Percobaan dari RE-LCH ................................ 252 Tabel
9.3 Efek Konsumsi dari Pemasukan yang Dian sipasi dan Tak
Teran sipasi (seluruh data selama ga bulan melipu tahun 1964 sampai
1978) .............................................. 255
Tabel 9.4 Perkiraan untuk Kurs Obligasi 5 Tahun dan Kurs Tagihan 91
Hari ......................................................
266
DAFTAR TABEL
file arsi
Gambar 2.1 Suatu Perilaku dari Nilai Y Lewat Waktu ................
17
Gambar 2.2 Suatu Perilaku dari X dan Z Lewat Waktu ...............
18
Gambar 3.1 Keseimbangan Output pada Harga-Harga yang Berbeda.
................................................................
39
Gambar 3.2 Kurva Permintaan Agregat
..................................... 40
Gambar 3.3 Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang dan Jangka Pendek
....................................................... 48
Gambar 3.4 Kurva Permintaan dan Penawaran Agregat ...........
50
Gambar 3.5 Kebijakan Permintaan Agregat dan Popularitas Pemerintah
............................................................
59
DAFTAR GAMBAR
file arsi
Gambar 4.2 Respon Output Terhadap Kenaikan dalam Permintaan Agregat
Ketika Harga-Harga Sebagian Nampak Fleksibel
................................................... 99
Gambar 5.1 Permintaan Agregat di Bawah Tingkat Pertukaran Tetap
....................................................................
115
Gambar 5.2 Permintaan Agregat di Bawah Tingkat Pertukaran Fleksibel
...............................................................
117
Gambar 5.3 Output dan Tingkat Harga pada Kasus Kurs Tetap
............................................................
118
Gambar 5.4 Output dan Tingkat Harga : Tingkat Pengeluaran Fleksibel
...............................................................
120
Gambar 5.5 Kenaikan Penawaran Uang dengan Tingkat Perubahan
Fleksibel ............................................. 121
Gambar 5.6 Harga-Harga Melekat dan Melampaui Tingkat Pertukaran
...........................................................
122
Gambar 7.1 Permintaan Agregat dan Employment .................
188
Gambar 7.2 Pengaruh Trauma Moneter dan Perubahannya ... 198
Gambar 9.1 Siegel’s Paradox
.................................................... 220
file arsi
HARAPAN DALAM EKONOMI MAKRO
1.1 Pentingnya Harapan dalam Ekonomi Makro Ini akan menjadi sulit
untuk memperbesar pentingnya
aturan harapan-harapan dalam ekonomi makro secara menyeluruh.
Sangat sedikit, jika beberapa dari dukungan individual ekonomi
makro, seperti fungsi konsumsi atau kebutuhan uang, menjadi bebas
dari pengaruh variabel- variabel yang diharapkan seperti pada
tingkat pendapatan atau tingkat suku bunga. Ketika
hubungan-hubungan individual dikombinasikan ke dalam bentuk model
ekonomi makro secara utuh dari karakteristik-karakteristik umum
ilmu ekonomi dan implikasi kebijakan, maka model tersebut menjadi
sangat tergantung pada ketepatan bagaimana harapan-harapan
dibentuk. Buku ini mengutamakan suatu teori, yaitu bagaimana
harapan-harapan rasional dan teori harapan rasional dapat
terbentuk. Kami memulainya dengan menginstruksikan betapa
pentingnya harapan-harapan yang merembes pada makro ekonomi, dengan
menggunakan tiga contoh: Model IS- LM Keynes sederhana, hipotesis
pendapatan permanen, dan hipotesis upah alamiah.
file arsi
1.1.1 Harapan-Harapan dalam Model IS-LM Keynesien
Sebagai ilustrasi pertama dari pentingnya harapan- harapan, dasar
pemikiran ekonomi Keynes diungkapkan dalam model IS-LM
konvensional. Menurut pandangan ini, kurva IS adalah berubah-ubah.
Diubah oleh besarnya kuantitas, yaitu kuantitas pengeluaran
investasi yang akan dilakukan perusahan. Perubahan dalam kurva IS,
tidak begitu penting untuk tingkat kebutuhan agregat dalam ekonomi
jika kurva LM sangat curam. Hanya, menimbulkan perubahan yang tajam
pada tingkat bunga. Tetapi hal penting yang lain dari dasar
analisis Keynes, adalah kurva LM yang tidak curam, bahkan suatu
saat bisa horizontal. Fluktuasi tajam dalam permintaan agregat akan
terjadi sewaktu perubahan tajam dalam posisi kurva IS menyinggung
kurva LM yang horizontal. Sungguh hal tersebut dapat dilihat
sebagai pesan pokok Keynes dalam “General Theory”, yaitu fluktuasi
tajam dalam permintaan agregat dapat dimulai dari sektor swasta.
Karena mereka yang menimbulkan ketajaman itu. Fluktuasi-fluktuasi
tak diinginkan pada tingkat pengeluaran (output) dan tenaga kerja,
maka pemerintah hendaknya mengubah pengelurannya untuk menghambat
sektor swasta.
Mengapa Keynes percaya bahwa kurva IS berubah- ubah dan kurva LM
horizontal? Pada umumnya, jawaban untuk kedua pertanyaan itu adalah
sama. Sebab berdasarkan keyakinan mereka, bahwa bagaimana pun
harapan-harapan dari variabel-variabal tertentu dapat dibentuk.
Berubah-ubahnya kurva IS muncul dalam gagasan Keynes, karena
harapan-harapan perusahaan tentang keuntungan di masa datang dari
proyek investasinya mempunyai tingkat perubahan yang tinggi. Atau
subjek yang oleh Keynes disebut sebagai “Animal Spirits” yang
dijelaskan sebagai berikut:
file arsi
BAB 1--Pentingnya Harapan dalam EKonomi Makro 3
Banyak ........... keputusan kita untuk melakukan sesuatu yang posi
f ...... hanya dapat diterima sebagai suatu hasil dari “Animal
Spirits” yang dibutuhkan secara spontan untuk suatu ndakan daripada
hasilnya lamban dan bukan sebagai hasil dari bobot rata-rata
manfaat kuan ta f yang dilipatgandakan oleh kemungkinan-kemungkinan
kuan ta f. Perusahaan-perusahaan hanya menganggap diri mereka
sebagian besar digerakkan oleh pernyataan-pernyataan dalam
prospektus mereka sendiri, sangat jujur dan tulus ha . Jika ”Animal
Spirits” dikecilkan dan op misme spontan menjadi bimbang .......
perusahaan akan layu dan ma , setelah takut kehilangan basis dan
aset serta harapan dan keuntungan seper dipunyai dulu musnah. (JM.
Keynes,1936: 161-62).
Dapat diyakini bahwa suatu harapan-harapan memegang peranan kunci
dalam memainkan peristiwa berubah-ubahnya kurva IS. Yang lain
berkeyakinan bahwa harapan-harapan merupakan kunci dalam menentukan
slope kurva LM. Perhatian, harapan- harapan itu adalah tentang suku
bunga masa yang akan datang. Menurut pandangan Keynes mengenai
permintaan akan uang untuk tiap individu, mempunyai ciri yang khas.
Jika suku bunga pada kenyataannya berada di bawah nilai harapan
individu, maka mereka berarti mengharapkan suku bunga naik dan
harga obligasi diharapkan turun. Harapan kerugian saham obligasi
akan lebih besar daripada harapan keuntungan.
Tingkat suku bunga ini disebut sebagai suku bunga kritis.
Permintaan individual akan uang menjadi sangat peka. Jika suku
bunga jatuh di bawah suku bunga
file arsi
Harapan Rasional Ekonomi Makro4
kritis, ketakutan akan kerugian saham obligasi menjadi besar.
Mereka berharap, tidak memegang obligasi dan hal ini menyebabkan
permintaan akan uang naik secara tajam. Pada asumsi-asumsi
tertentu, bahwa suku bunga sangat rendah, maka permintaan uang pada
seluruh perekonomian akan menjadi sangat peka untuk perubahan suku
bunga. Kepekaan permintaan uang untuk perubahan suku bunga disebut
“liquidity trap”. Liquidity trap ini membuat kurva LM horizontal
dan tajamnya fluktuasi permintaan agregat akan terjadi pada reaksi
pergerakan kurva IS. Jika harapan-harapan tentang suku bunga
berubah dengan cepat atas perubahan suku bunga secara nyata, maka
fluktuasi- fluktuasi tajam pada permintaan agregat akan berumur
pendek. Kebijakan itu tidak penting. Akan tetapi, Keynes dan
pengikutnya percaya, bahwa harapan-harapan suku bunga masa datang
bergerak sangat lambat, sehingga untuk tujuan-tujuan penting
dianggap harapan atau suku bunga normal untuk tiap individu adalah
konstan. Demikian juga, kurva LM adalah horizontal pada tingkat
suku bunga konstan.
Harapan-harapan memainkan peranan ganda, yang sangat penting
sebagai dasar analisis Keynes, yaitu berubahnya harapan keuntungan
proyek investasi pada masa datang, merupakan sumber perubahan yang
tajam bagi kurva IS. Harapan-harapan yang hampir konstan pada suku
bunga di masa datang, adalah bagian dari mekanisme perubahan yang
menghasilkan pergerakan cepat pada permintaan agregat. Tentu saja,
asumsi tepat yang dibuat dalam tiap-tiap kasus sangat menentukan
bagi implikasi kebijakan pada model Keynes. Contoh, jika harapan
keuntungan proyek inventasi di masa datang adalah konstan. Tetapi,
harapan tingkat suku bunga di
file arsi
BAB 1--Pentingnya Harapan dalam EKonomi Makro 5
masa datang lebih sensitif daripada nilai suku bunga sekarang,
sehingga kurva IS tidak akan berubah-ubah dan kurva LM tidak datar
pada suku bunga konstan. Dengan demikian, maka hasil fluktuasi dari
sektor swasta tidak diperlukan. Implikasi kebijakan utama dari
“General Theory” tidak diikuti lagi.
1.1.2 Harapan-Harapan dan Fungsi Konsumsi
Perkembangan setelah teori fungsi konsumsi dari Keynes, adalah
pendapatan permanen. Kita akan mendiskusikannya lebih menyeluruh
dalam Bab 9. Inti dari pemikiran ini adalah ketika masyarakat
memutuskan tingkat pengeluaran konsumsi mereka, maka masyarakat
akan memperhitungkan secara terbuka tentang pandangan jangka
panjang dari prospek pendapatannya, sehingga dalam memutuskan
berapa banyak uang yang dibelanjakan dalam beberapa bulan atau
tahun, adalah dengan tidak mempertimbangkan pendapatan aktual pada
bulan atau tahun itu. Bahkan, konsumsi mereka dihubungkan dengan
apa yang mereka sebut dengan pendapatan permanen. Sulit untuk
mendefinisikan istilah pendapatan permanen secara tepat, akan
tetapi jelas terjadi bahwa, istilah itu dihubungkan dengan prospek
pendapatan. Friedman (1957:21), menggambarkan komponen permanen
dari pendapatan sejalan dengan nilai harapan dari sebuah
kemungkinan distribusi.
Nilai aktual pengeluaran konsumsi dalam beberapa periode yang
merupakan komponen kunci dari total pembelanjaan dalam ekonomi,
tergantung pada variabel yang diharapkan dari kasus pengharapan
atau pendapatan permanen. Jadi, harapan bisa memainkan peranan
penting. Misalnya jika pendapatan aktual
file arsi
naik, menyebabkan harapan pengeluaran konsumsi pendapatan naik
pula. Sedangkan ketika pendapatan aktual naik, harapan pendapatan
tetap tidak berubah termasuk juga pengeluaran konsumsi. Hasil ini
melibatkan ekonomi makro secara lebih luas. Jika pemerintah
menaikkan pengeluaran dalam usaha menyeimbangkan perekonomian, dan
jika hal ini menyebabkan kenaikan pendapatan aktual, maka menurut
Keynes, konsumsi keuangan akan mengakibatkan kenaikan pembelanjaan
sebab pengeluaran konsumsi naik seiring kenaikan pendapatan. Inilah
dasar dari ide pengganda (multiplier) Keynes. Akan tetapi, jika
pengeluaran konsumsi ditentukan oleh pendapatan permanen atau
harapan pendapatan, dan jika kenaikan dalam pengeluaran pemerintah
meninggalkan harapan pendapatan yang tidak berubah, maka kasus
tersebut bukan merupakan proses multiplier seperti yang diramalkan
Keynes. Masyarakat membentuk harapan pendapatan, tidak hanya
penting bagi kegunaan peramalan pengeluaran konsumsi, tetepi juga
adalah kemampuan kebijakan pemerintah untuk mengendalikan
permintaan agregat.
1.1.3 Harapan dan Hipotesis Upah Alamiah
Mengakhiri ilustrasi, betapa pentingnya mempertimbangkan
harapan-harapan, maka mereka menyebut hipotesis upah alamiah bagi
pengangguran yang dipelopori oleh Friedman (1968). Para pekerja
tertarik, tidak hanya pada nilai nominal dari tarif gaji mereka
(W), tetapi juga nilai nyata dari gaji mereka. Jumlah barang yang
dapat mereka beli W/P, dimana “P” adalah tingkat harga umum.
Pekerja mengetahui, tentang tarif gaji nominal yang akan mereka
terima, tetapi mereka tidak dapat mengetahui secara pasti
file arsi
BAB 1--Pentingnya Harapan dalam EKonomi Makro 7
harga barang-barang ketika mereka akan membelinya. Mereka
bagaimanapun juga harus membentuk harapan- harapan pada berbagai
tingkat harga umum. Jika gaji nominal dan harapan mereka pada
tingkat harga umum membuat mereka berpikir bahwa gaji riil (nyata)
mereka tinggi, maka tawaran tenaga kerja akan lebih banyak.
Sebaliknya, jika gaji riil mereka dilihat rendah, maka mereka tidak
akan menawarkan tenaga kerja. Bayangkan, jika kenaikan belanja
agregat mendorong perusahaan untuk menaikkan gaji nominal, itu
berarti penawaran yang bertujuan untuk menarik lebih banyak
pekerja. Jika pekerja “melihat ke depan” secara tepat mengenai
kenaikan harga yang akan mereka terima, bahwa gaji nominal yang
lebih tinggi yang ditawarkan oleh perusahaan, tidak menyebabkan
gaji riil yang lebih tinggi, maka pekerja tidak akan menawarkan
untuk bekerja lagi. Jadi, kenaikan belanja agregat mempunyai
sedikit atau tidak sama sekali mempunyai pengaruh pada tenaga
kerja. Jika pekerja “tidak melihat ke depan” tentang kenaikan
harga, tapi pemikiran bahwa gaji nominal yang ditawarkan lebih
tinggi, serta dapat menimbulkan gaji riil yang lebih tinggi pula,
maka mereka menawarkan banyak tenaga kerjanya.
Dalam kasus ini, kenaikan belanja agregat akan merangsang tenaga
kerja. Metode yang tepat, adalah bagaimana kerja membentuk
harapan-harapan mereka tentang harga di masa datang yang sangat
kritis dipengaruhi oleh pembelanjaan agregat pada tenaga
kerja.
Harapan Rasional Ekonomi Makro8
1.2 Kebutuhan Teori Harapan Pentingnya suatu harapan adalah pada
saat kegagalan
terjadi, dan merupakan tantangan bagi ekonomi makro. Kegagalan
disebabkan oleh sedikitnya data yang tersedia pada harapan-harapan.
Data sebaiknya tersedia pada setiap saat tentang harga, suku bunga,
pendapatan, pengangguran, dan lain-lain. Akan tetapi, hal tersebut
adalah nyata atau merupakan variabel ekspos. Ada beberapa rangkaian
harapan data variabel seperti harapan-harapan tingkat harga,
tingkat bunga, tingkat pendapatan, dan sebagainya. Tidak susah
melihat alasan, bahwa hal itu akan menjadi sangat besar dalam
bisnis yang mahal untuk meminta seseorang dalam suatu ekonomi. Apa
yang mereka harapkan terhadap tingkat bunga di masa datang. Apa
pendapat mereka tentang tingkat harga. Tentu saja, dari metode
sampling modern yang dipakai oleh riset pasar perusahaan, akan
menyebabkan hal itu tidak perlu meminta pendapat seseorang mengenai
apa yang mereka harapkan. Akan tetapi, hal itu masih status hasil
tunggal, kontinu, dan serangkaian harapan yang tepat. Apa yang
lebih penting, jika hasil pengumpulan data adalah untuk memulai
membutuhkan waktu pada beberapa tahun sebelum sejumlah data
tersedia dan mencukupi. Dalam waktu rata-rata, kegagalan
meninggalkan harapan teori penting tentang makro ekonomi. Tetapi
kita tidak dapat menguji atau mengukur pentingnya secara langsung,
karena secara sederhana tidak mempunyai data pada variabel yang
diharapkan. Sekalipun, derajat tersedianya data, namun akan timbul
masalah tambahan. Keyakinan pada masa datang, tidak mudah untuk
dapat diinterpretasikan. Seseorang secara pribadi, menanyakan
mengenai harapan harga masa depannya. Mungkin mempunyai pemikiran
tentang hal yang berhubungan dengan kesejahteraanya yang tergantung
pada haknya. Orang lain mengatakan, sebuah perdagangan serikat
buruh
file arsi
mengadakan negosiasi mengenai penawaran gaji untuk pekerja mereka.
Mereka mungkin akan berpikir secara hati-hati.
Rangkaian berbagai harapan akan meliputi kedua individu tersebut
untuk mempertimbangkan secara adil. Tetapi untuk maksud tersebut,
dijelaskan perilaku upah dari harapan serikat buruh yang mungkin
tidak begitu penting. Jadi, rangkaian harapan yang tidak berguna,
mungkin dengan berat dibatasi. Umum, tetapi tidak lengkap, bahwa
sesuatu yang dapat diharapkan untuk mengukur harapan-harapan secara
langsung, dan masalah digabungkan dengan mereka, para tetangga
untuk ahli ekonomi apakah mungkin untuk pengharapan teori ekonomi,
bagaimana harapan-harapan dibentuk, di mana umum penerapannya, dan
yang mana dapat diuji dan memperbolehkan mereka untuk mengestimasi
hubungan- hubungan makro ekonomi, termasuk waktu harapan yang tidak
dapat dinyatakan dengan nyata.
Teori harapan rasional dapat dilihat sebagai usaha untuk menentukan
beberapa bentuk teori harapan umum. Penjelasan teori itu
ditempatkan pada bab selanjutnya. Pada pendahuluan bab itu kita
mempertimbangkan di bagian awal tentang bentuk harapan yang sering
digunakan dalam pekerjaan empiris ekonomi makro yang disebut dengan
adaptasi hipotesis harapan. Hal itu sering digunakan dalam model
inflasi harapan (Cagan,1956), digunakan dalam pendapatan
permanen
(Friedman,1957) dan beberapa variabel harapan lainnya.
1.3 Adaptasi Hipotesis Harapan Pokok pikiran dari adaptasi
hipotesis harapan adalah
sederhana. Bayangkan, anda membantu suatu harapan tentang apakah
tingkat inflasi akan dialami pada tahun ini? Bayangkan tingkat
inflasi pada tahun lalu adalah 10%. Jika tingkat inflasi
file arsi
Harapan Rasional Ekonomi Makro10
tahun lalu 10%, maka masuk akal jika kita tidak akan merubah
harapan tingkat inflasi untuk tahun ini. Kita akan berharap tahun
ini inflasi tetap juga 10%. Akan tetapi, jika inflasi tahun lalu
lebih besar dari 10%, katakan saja 20%, maka kita mesti dapat
mengubah harapan inflasi untuk tahun ini agar menjadi lebih di atas
10%, tetapi tidak harus 20%. Jika tingkat inflasi tahun lalu di
bawah 10%, katakan saja 4%, maka harus membuat harapan menjadi
lebih rendah dari 10% dan 4%. Jumlah yang sebenarnya yang hendak
dicapai adalah lebih rendah. Tidak mudah untuk menentukannya,
tetapi ide yang umum cukuplah jelas. Orang diharapkan merubah
harapan pada beberapa variabel, jika terdapat perbedaan antara apa
yang diharapkan pada akhir periode dan kenyataan apa yang terjadi
pada akhir periode. Khususnya, untuk mencapai suatu harapan, jika
nilai aktual akhir periode lebih besar dari yang diharapkan.
Harapan akan lebih rendah jika nilai aktual akhir periode di bawah
tingkat yang diharapkan. Jika harapan benar, maka suatu harapan
tidak perlu diubah lagi.
Intinya, orang tidak akan beradaptasi atau mengubah harapannya
dalam menanggapi kesalahan akhir periode. Pertama, hal itu
mengimplikasikan (contoh: tingkat inflasi naik dari 5% menjadi
20%). Sebagian berharap agar inflasi meningkat secara perlahan,
jika mereka berharap inflasi kurang dari 20% sampai kembali ke
tingkat 20% yang baru. Tampaknya, jika inflasi aktual kembali lagi
dari 5%, kemudian diharapkan oleh orang agar menurun secara
perlahan, sampai kembali pada tingkat 5% yang baru. Jadi, adaptasi
hipotesis harapan mempunyai bentuk yang menarik. Orang dapat
diperbodoh dengan tipe perubahan dalam tingkat inflasi yang
diasumsikan. Orang yang tak diperbodoh, dalam jangka panjang
mengadaptasikan harapan mereka sepenuhnya. Akan tetapi, akhirnya
mereka menjadi populer. Di samping itu, daya tarik intuisi tersebut
adalah hipotesis secara jujur dan nyata. Kita mudah dapat
file arsi
mengganti pengangguran, tingkat bunga, tingkat pertumbuhan income
riil pada tingkat inflasi atas paragraf sebelumnya, dan hipotesis
itu dapat diterima.
Ketiga karakteristik hipotesis yang menarik tersebut, menghendaki
agar kita menghubungkan variabel-variabel harapan yang tak terlihat
dengan variabel nyata yang dapat dilihat. Untuk melihat hal
tersebut, pertama kita harus mengambil adaptasi hipotesis harapan
dalam sebuah bentuk aljabar sederhana. Misalnya kita ingin
menggunakan konsep permanen atau pendapatan yang diharapkan,
mungkin untuk menguji hipotesis harapan permanen Friedman. Tentu
saja, kita tidak mempunyai alat untuk pengukur langsung pendapatan
yang diharapkan, maka yang benar adalah berikut ini:
-------------------------(1.1) 1 11h h t t tY Y Y
h tY = Pendapatan yang diharapkan pada periode t
1 h tY
Jika persamaan (1.2) benar, berarti persamaan dari periode
sebelumnya telah benar dan seterusnya. Persamaan bisa disusun
secara aljabar berdasarkan persamaan (1.2) ke persamaan
(1.3)-(1.5). dan seterusnya.
file arsi
Berdasarkan penggunaan persamaan (1.3) sampai dengan persamaan
(1.5), maka dapat mengubah Yt-1 ke dalam persamaan (1.2) dan
diperoleh:
1 2 3 41 1 ² 1 ³ 1.6h t t t t tY Y Y Y Y
Ukuran tersebut merupakan variabel yang tak dapat dilihat atau
tidak diketahui, mengenai variabel pendapatan yang diharapkan dapat
dihubungakan dengan pendapatan aktual dalam periode sebelumnya.
Tentu saja, suatu persoalan yang masih tertinggal adalah meletakkan
kata demi kata. Persamaan (1.6) yang mengimplikasikan pengukuran
pendapatan yang dapat diharapkan pada periode tersebut, akan
kembali lagi ke awal periode. Akan tetapi, jika “α” kurang dari
satu, maka hal itu masuk akal. Kemudian, jika pendapatan aktual
pada periode lain, kurang berpengaruh terhadap pendapatan yang
diharapkan saat ini, maka akan kembali lebih jauh lagi ke dalam
periode tersebut. Dengan kata lain, pengamatan terakhir terhadap
dominasi pendapatan aktual, adalah formasi harapannya tentang
pendapatan di masa akan datang. Sebagai hasilnya, jika kita
mengukur pendapatan yang tak dapat diamati, maka akan membuat
kesalahan yang lebih jauh terhadap nilai pendapatan aktual yang
dapat diamati. Pengukuran ciri khas yang menarik, adalah hal yang
tidak menguntungkan.
Pertama, keseluruhan pengukuran tersebut tidak hanya menjadi kasus
saja, jika nilai aktual dari sebuah variabel
file arsi
BAB 1--Pentingnya Harapan dalam EKonomi Makro 13
yang diharapkan melampaui periode akhir, maka apa yang diharapkan
itu menjadi variabel harapan pada periode yang akan datang.
Contohnya asumsikan, bayangkan, dan anggap, pemerintah telah
meningkatkan penawaran uang pada tahun yang akan datang sebesar
10%. Pada awal tahun diharapkan, bahwa penawaran uang pada 6 bulan
pertama kira-kira akan lebih tinggi 5% daripada awal tahun
tersebut. Akan tetapi, bagaimana pertumbuhan tersebut menjadi lebih
tinggi dari 10%? Apakah hal tersebut akan membuat pengharapan pada
6 bulan yang akan datang tingkat pertumbuhan penawaran uang akan
lebih besar dari 5% sebagai akibat dari penyesuaian hipotesis
harapan yang disarankan? Atau apakah hal tersebut membuat harapan
agar tingkat pertumbuhan 0% sampai di atas tingkat yang telah
ditetapkan oleh pemerintah? Tidak mudah, menyatakan secara cepat.
Apa yang harus diharapkan. Satu hal yang tidak dapat dinyatakan
secara pasti, adalah kemungkinan yang kedua, yaitu apriori,
sehingga adaptasi hipotesis harapan adalah tidak penting.
Kedua, asumsikan bahwa keadaan ekonomi pada tiap periode mengalami
fluktuasi inflasi antara 0% dan 10%. Adaptasi hipotesis harapan
mengimplikasikan, bahwa orang akan selalu mengharapkan inflasi
berkisar antara 0% dan 10%. Akan tapi, kapan model inflasi nyata
itu muncul? Mengapa orang selalu mengharapkan agar inflasi tak
pernah terjadi dan tak pernah mengharapkan inflasi yang
terjadi?
Kelemahan hubungan adaptasi hipotesis harapan, adalah pada
variabel. Harapan dibentuk meningkat secara terus- menerus (turun
secara terus menerus), sehingga harapan selalu kurang dari (atau
lebih besar dari) variabel aktual. Sebagai contoh, dimulai dengan
seseorang mengharapkan tingkat inflasi 0%, dibiarkan tingkat
inflasi aktual tetap 0%, dan biarkan orang membentuk penyesuaian
harapan yang dihubungkan menurut
persamaan:
Inft h adalah tingkat inflasi yang diharapkan pada periode t.
Sekarang, inflasi dibiarkan naik 1% tiap tahun. Jadi, dalam 1 tahun
inflasi adalah 1%; dalam 2 tahun 2%; dalam 3 tahun 3%; dan
seterusnya. Dalam tahun pertama inflasi diharapkan 0%, sebab tahun
lalu harapan 0% adalah benar. Dalam tahun kedua diharapkan inflasi
akan naik setengah berbeda antara inflasi aktual dalam tahun
pertama 1%, dan apa yang diharapkan untuk tahun lalu yang 0%. Jadi,
untuk tahun kedua inflasi diharapkan akan menjadi 0,5%. Untuk tahun
ketiga harapan inflasi akan kembali diperbaiki menjadi 1,25%; Dalam
tahun keempat 2,125% dan seterusnya. Tetapi, masing-masing tahun
tingkat inflasi aktual lebih tinggi dari yang diharapkan. Apakah
hal ini masuk akal untuk mengasumsikan orang akan terus membentuk
harapan ke arah suatu kenyataan, ke pola sistematis dalam kesalahan
peramalan, dan tidakkah mereka (oleh karena merubah metode) dapat
meramalkan tingkat inflasi? Satu jalan yang mereka mungkin lakukan,
disarankan oleh Fleming (1976), adalah dengan “Shifting Gear“.
Mereka mulai membentuk harapan tentang tingkat perubahan inflasi
lebih dari tingkat inflasi. Tetapi, mereka benar-benar mengubah
metode dengan membentuk harapan. Jikalau dengan “Shifting Gear”
atau tidak, maka adaptasi hipotesis harapan sebagaimana
diformulasikan di atas, adalah tidak memadai. Sebab, ini tidak
memberikan petunjuk mengenai kapan atau dalam kondisi apa perubahan
metode formulasi harapan akan menempatinya, tidak juga tentang
bentuk tempat dari perubahan.
file arsi
Kritik akhir dari adaptasi hipotesis harapan adalah mengasumsikan
secara khas bahwa unsur ekonomi yang membatasi mereka untuk masuk
ke dalam aturan informasi yang sempit. Ketika mereka membentuk
harapan-harapan hipotesis mengasumsikan bahwa orang hanya melihat
pada nilai variabel yang lalu. Mereka mencoba meramalkan. Mengapa
harus melakukannya? Mengapa mereka tidak seharusnya membuat
penggunaan berbagai informasi yang telah siap tersedia dan mungkin
mempunyai hubungan variabel perilaku masa datang. Mereka mencoba
untuk memproduksi? Sebagai contoh nyata, ambil dalam keadaan
tingkat perubahan tetap (fixed exchange rates) pada awal tahun
1970. Dalam pada ini U.K. (United of Kingdom) melangkah ke suatu
sistem pemerintahan exchange rates lebih fleksibel yang ditandai
dengan rangsangan ekonomi dalam bentuk menggunakan pemerintah
tingkat atas dengan tingkat pertumbuhan moneter yang meningkat.
Fixed exchange rates ditinggalkan secara eksplisit, karena
dirasakan adanya tekanan nilai tukar. Untuk mendepresiasi batasan,
terdapat kenaikan yang dihasilkan dari permintaan agregat, dan
pemerintah tidak ingin tekanan ini bertentangan dengan kebijakan
permintaan agregat.
Keadaan seperti ini, menunjukkan secara pasti sesuatu yang
merupakan kebodohan yang mendasar pada harapan masa yang akan
datang. Secara praktis, akan dikatakan bahwa nilai tukar akan
mengalami penurunan. Mengapa tidak menggunakan informasi yang
tersedia secara bebas dalam membentuk harapan-harapan tentang nilai
tukar?
Hal ini secara dramatis, merupakan contoh dari sebuah hal umum.
Sering, hampir seluruhnya, informasi yang tersedia dapat membentuk
harapan orang-orang tentang variabel menjadi lebih luas daripada
nilai lampau, tetapi tetap hanya
file arsi
merupakan variabel. Pada adaptasi hipotesis harapan yang terbaru,
seharusnya menjelaskan tentang mengapa orang tidak menggunakan
informasi tersebut dan keseluruhan kritik-kritik tersebut. Secara
tidak langsung dikatakan bahwa adaptasi hipotesis harapan adalah
tidak cukup. Hal itu, bukanlah teori umum yang cukup memadai
mengenai bagaimana suatu harapan bisa terbentuk. Hal itu menjadi
pandangan yang terbaik atas kegunaannya, untuk beberapa tujuan yang
sangat berguna pada perkiraan empiris .
file arsi
RASIONAL
Bab ini mencoba mengkaji mengenai teori harapan rasional beserta
kritikannya. Dalam hal ini dicoba untuk memberikan penekanan pada
penerapan teori, meskipun tidak begitu tepat. Beberapa harapan
antara lain, baik dalam inflasi, pendapatan, mau pun dalam
variabel-variabel ekonomi yang lebih luas.
2.1 Variabel-Variabel sebagai Hasil Proses Peramalan dalam hal ini
dicoba tentang perilaku dari
variabel Y dengan berbagai nilai variabel lain, sebagaimana
diperlihatkan dalam Gambar 2.1
Gambar 2.1 Suatu Perilaku dari Nilai Y Lewat Waktu
file arsi
Harapan Rasional Ekonomi Makro18
Dimulai dari periode t, kita mencoba untuk meramalkan nilai Y.
Dalam beberapa periode, nilai Y sebesar 20 atau di bawahnya. Tiga
kasus dalam adaptasi harapan yaitu: pertama, inflasi bergerak dalam
satu periode antara 0 dan 10 persen; kedua, inflasi meningkat pada
masing-masing periode sebesar 1 persen; dan ketiga, kurs valuta
asing menghasilkan pengembangan moneter dan fiskal.
Kajian harapan rasional memerlukan data dan informasi untuk
melakukan peramalan, karena peramalan yang baik akan sangat
ditentukan oleh ketersediaan informasi yang berhubungan dengan
variabel yang akan diramalkan. Seseorang yang melakukan peramalan
yang tepat dan sempurna, maka ia memerlukan informasi yang terkait
dengan permintaan agregat, dengan kebijaksanaan pemerintah dan
dengan harapan kurs valuta asing dan sebagainya.
Gambar 2.2 Suatu Perilaku dari X dan Z Lewat Waktu
2.2 Proses dan Ramalan-Ramalan Rasional Kesadaran sangat diperlukan
dalam memakai informasi
yang tersedia, berhubungan dengan penentuan variabel
file arsi
bilamana ingin melakukan peramalan untuk harapan variabel. Dalam
ekonomi selalu diasumsikan, bahwa setiap orang mempunyai kesadaran
dan bersifat rasional. Ide sentral dari harapan rasional adalah
kemampuan untuk menyatakan variabel ekonomi yang sesungguhnya. Di
bawah ini, terdapat sebuah persamaan yang berhubungan dengan
variabel Y yang dalam model ekonomi dihubungkan dengan
ketertinggalan waktu, yaitu variabel X dan Z.
Dimana, X, Y, Z = adalah variabel,
a0 dan a1 = koefi sien konstanta.
Hipotesis harapan rasional merupakan hipotesis yang menyeluruh
tentang suatu harapan. Bukannya harapan mengenai inflasi dan
harapan mengenai pendapatan saja, tetapi penerapannya jauh lebih
luas sampai menyangkut berbagai fenomena ekonomi. Sebagai fakta,
harapan rasional merupakan penerapan yang masih asli tentang
permasalahan harga barang di masa depan. Pada persamaan 2.1,
diharuskan mencari nilai koefisien konstanta, dimana t-1 adalah
bentuk dari harapan nilai Y pada periode t. Bagian sebelah kanan
dari persamaan 2.1, dinamakan seperangkat informasi pada periode
t-1. Jika harapan rasional terhadap Y pada priode t didasarkan pada
periode t-1, maka proses penentuan harapan adalah seperti:
file arsi
Yt = Pendapatan baru terbentuk atas dasar periode sebelumnya
(Yt-1).
Ht-1Yt = H(Yt | It-1).
I t-1 = Informasi satu periode sebelumnya.
H = Harapan Rasional.
HYt = Harapan rasional pendapatan secara matema ka atas informasi
variabel.
Berdasarkan informasi yang tersedia, maka Hi = operasi harapan
rasional bagi informasi pada periode i.
Persamaan 2.1 bersifat stokastik, bukan deterministik. Di dalamnya
terdapat rata-rata yang tidak dapat diramalkan. Dengan demikian
persamaan tersebut adalah:
α adalah variabel acak yang koefi siennya bisa posi f atau nega
f.
Mengingat persamaan di atas variabelnya menyangkut perilaku
manusia, maka nilai u bisa besar dan bisa kecil. Biasanya ut
disebut distribusi peluang. Nilai u terdapat pada periode t atau
informasi yang tersedia pada periode t-1. Dengan demikian, harapan
terhadap nilai u adalah periode t. Sementara harapan rasional Y,
dalam periode t didasarkan atas informasi pada periode t-1.
file arsi
BAB 2--Teori Harapan Rasional 21
1t tH Y adalah harapan dari ut yang dibentuk berdasarkan informasi
pada periode t-1.
Dalam hal ini, nilai u pada periode t-1 sebagai variabel acak
dengan nilai rata-rata nol. Akan tetapi, nilainya diramalkan dengan
informasi t-1. Dengan demikian, maka dapat dinyatakan dengan
persamaan:
Harapan rasional Y pada periode t berdasarkan informasi dari t-1,
dapat dituliskan dengan:
Nilai Y ditentukan berdasarkan persamaan (2.3). Dengan demikian,
kesalahan harapan ditulis dengan:
2.3 Karakteristik Harapan Rasional Persamaan (2.4) memperlihatkan,
bahwa variabel Y
ditentukan oleh bagian sebelah kanan dari persamaan tersebut.
Harapan terhadap Y diketahui, sedangkan periode t-1, Xt-1, dan Z
t-1 merupakan harapan dari Y pada periode t. Nilai Y dalam
persamaan (2.6) ini, dipertahankan tidak berubah atau kesalahan
harapan terhadap nilai acak variabel Y adalah u. Dengan
file arsi
Harapan Rasional Ekonomi Makro22
demikian, ada beberapa hal penting yang perlu diketahui dalam
proses penentuan nilai Y, yaitu nilai rata-rata harus nol, harus
mampu membedakan kesalahan harapan dan harapan rasional adalah
harapan yang akurat.
2.3.1 Kesalahan Harapan Rasional adalah Rata-rata Nol
Persamaan 2.7 memperlihatkan bahwa penentuan nilai Y bersifat
stokastik dan termasuk di dalamnya adalah komponen acak dari u.
Harapan rasional dari Y, tidak akan selalu bersifat sempurna.
Komponen acak u, tidak dapat diramalkan. Proses penentuan Y,
tergantung dari Xt-1 dan Zt-1. Nilai ut tidak dapat diketahui,
tetapi nilai u diasumsikan nol. Jika rata-rata u tidak nol, tetapi
5 misalnya pada bagian sebelah kanan persamaan (2.7), maka hal ini
menunjukkan tingkat kesalahan yang tinggi. Nilai kesalahan, oleh si
peramal dapat dijadikan sebagai nilai aktual dari u pada suatu
periode. Kadang-kadang nilai kesalahan bisa positif atau negatif
dan kadang- kadang menjadi nol.
2.3.2 Kesalahan Harapan Rasional Tanpa Pola
Kesalahan seterusnya adalah harapan rasional yang tidak mempunyai
pola. Teori harapan dibentuk berdasarkan ramalan atau kesalahan
harapan sama dengan elemen acak dalam proses penentuan variabel
yang akan diramalkan, dengan menggunakan asumsi elemen acak yang
tidak mempunyai pola. Contoh nilai u berhubungan dengan periode
sebelumnya yang terlihat pada persamaan berikut ini.
t 1 t 1â 2.8tu u
Nilai t adalah kesalahan acak dengan nilai rata-rata nol dan tidak
dapat diramalkan berdasarkan informasi
file arsi
BAB 2--Teori Harapan Rasional 23
periode t-1. Sedangkan b1 adalah fraksi nilai u yang menentukan
suatu proses dalam persamaan (2.8). Dengan demikian, maka harapan
rasional ditentukan oleh nilai u. Di dalam suatu proses, nilai u
waktu sebelumnya atau t-1 dapat diramalkan, tetapi nilai Y tidak
bisa diramalkan.
2.3.3 Harapan Rasional yang Akurat
Meramalkan variabel Y dapat dilakukan dengan tersedianya informasi
yang benar. Di samping itu, ketepatan harapan rasional bisa
ditentukan oleh nilai u yang disebut sebagai variabel acak. Nilai
keragaman u adalah sangat rendah (absolut). Hal ini barangkali
dapat terjadi, bahwa keragaman u berhubungan dengan Y yang tidak
bisa menunjukkan ketidaktepatan ramalan nilai Y. Jika keragaman u
adalah nol, maka Y bersifat sempurna yang dapat diramalkan, lihat
persamaan (2.1) dan (2.2). Jika keragaman u tidak terbatas
(infinite), maka Y bersifat sempurna, tetapi tidak bisa
diramal.
2.4 Kritik Umum Teori Harapan Rasional Harapan rasional,
berhubungan dengan masalah
ketersediaan data yang aktual dalam proses penentuan variabel.
Dalam hal ini, akan diuraikan mengenai karakteristik kesalahan
peramalan dalam pembentukan harapan rasional. Dimana kesalahan
adalah rata-rata nol, karena tidak adanya pola dan rendahnya nilai
keragaman dalam berbagai metode peramalan. Kritikan terhadap
hipotesis harapan rasional dalam ilmu ekonomi makro adalah
kepercayaan terhadap rasionalitas; asumsi ketersediaan informasi;
batas penerapannya; dan ruang lingkup pengujian.
file arsi
Kepercayaan terhadap asumsi dalam pembentukan teori harapan
rasional, dimiliki oleh setiap individu yang memiliki akal sehat
dalam menggunakan informasi yang tersedia pada proses penentuan
variabel. Informasi tentang pertumbuhan pasokan uang berdasarkan
informasi itu, dapat diketahui dari tingkat pertumbuhan pasokan
uang. Ini adalah merupakan kunci dalam menentukan proses inflasi.
Pembentukan harapan rasional tentang inflasi, terlebih dahulu harus
dapat mengetahui pasokan uang. Beberapa kritik terhadap harapan
rasional yaitu:
(1) Setiap individu dapat dianggap mampu membuat kesempatan yang
baik secara bersama-sama dalam ekonomi. Sebagai contoh, setiap
individu dianggap dapat melakukan pilihan terhadap barang. Hal ini
akan muncul di saat terjadinya persinggungan antara kurva indifren
dengan masalah anggaran. Dengan pendekatan matematik, proses
tersebut dapat diselesaikan. Dengan pendekatan matematika yang
lengkap, asumsi perusahaan yang menyatakan bahwa marginal cost sama
dengan marginal revenue, akan dapat diselesaikan.
(2) Kepercayaan terhadap asumsi rasionalitas, adalah harapan yang
tidak rasional. Hal ini bisa menjadikan ramalan yang berlebihan
atau sebaliknya.
2.4.2 Ketersediaan Informasi
Teori harapan rasional mengasumsikan, bahwa proses penentuan nilai
Y tergantung dari nilai variabel pada periode t-1. Dalam hal ini,
bagaimanakah cara menentukan nilai variabel pada periode t-1
tersebut? Maka kita perlu melakukan peramalan terhadap Y pada
periode t, seperti terlihat pada persamaan (2.3)
file arsi
BAB 2--Teori Harapan Rasional 25
sebelumnya (ditulis ulang) sebagai berikut:
0 1 1 2 1 3 1 t t t t tY Y X Z u
Nilai Xt-1 tidak diketahui, sepertinya memperoleh data mengenai
produksi suatu industri akan sangat sulit untuk menghitungnya. Maka
itu, proses penentuan X dalam berbagai periode t, terlihat pada
persamaan (2.10).
0 1 -1 2 -1 1 2.9 - - - - - - - - -t t tX V W
V dan W adalah variabel-variabel lain. bi adalah
koefisien-koefisien. Sedangkan ε adalah kesalahan random dengan
rata-rata nol. Jika proses penentuan X diketahui pada periode t-1,
maka bi peramal harus dapat mengetahui nilai seluruh variabel yang
berpengaruh terhadap X pada periode t-1, kecuali pada masa random
et. Kemudian, ramalan harapan rasional dapat diikuti pada persamaan
(2.11).
-1 -1 0 1 -1 2 -1 1 2.10t t t tH X V W
Harapan nilai X pada priode t-1, dapat diketahui dengan menggunakan
nilai aktual X pada priode t-1 melalui peramalan Y pada periode t.
Nilai X pada periode t-1 tidak diketahui. Harapan rasional Y pada
priode t dapat digunakan sebagai informasi yang tersedia pada
periode t-1. Lihat persamaan (2.12).
file arsi
Harapan Rasional Ekonomi Makro26
1 0 1 1 2 0 2 1 0 1 2.11t t t t tH Y Y W Z
Peramalan kesalahan dapat ditunjukkan melalui persamaan berikut
ini.
1 2 1 2.12 t t t t tY H Y u
Berdasarkan nilai ut dan et yang keduanya adalah kesalahan acak
dengan rata-rata nol, maka harapan rasional sebagai konsep
keseimbangan model dalam berbagai variabel ekonomi, menjadi harapan
rasional yang tidak merupakan model keseimbangan penuh (full
equilibrium model).
2.4.3 Batasan pada Penyesuaian Perkiraan Rasional
Hipotesis perkiraan-perkiraan rasional (seperti yang telah kita
tegaskan), dapat dilihat sebagai pemakaian variabel-variabel yang
diukur dengan proses-proses pengulangan yang stokastik. Ciri-ciri
kesalahan dugaan rasional, telah didapatkan di atas dari sebuah
analisis yang hanya merupakan sebuah proses. Akan tetapi, variabel
perkiraannya telah dibentuk yang mungkin bukan merupakan jenis
ini.
Contoh terbaru yang dibuat pada awal-awal tahun oleh pemerintahan
Thatcher di Inggris dalam U.K. Pemerintahan ini berkomitmen untuk
“mengikat” kebijaksanaan moneter dan fiskal. Banyak orang
meragukan, bahwa kemampuan pemerintah untuk memelihara
kebijaksanaan-kebijaksanaan itu dapat dilakukan dalam jangka
panjang dan ada spekulasi tentang: apakah dan kapankah
pembantu-pembantu
file arsi
Nyonya Thatcher itu sendiri atau penggantinya akan meninggalkan
mereka. Ada beberapa alasan yang bagus untuk mempercayai, bahwa
semacam “putaran U” tidaklah terletak terlalu jauh. Signifikansi
dari MPs Konservatif dan bahkan Menteri Kabinet diketahui bersikap
tidak simpatik terhadap kebijaksanaan- kebijaksanaan yang telah
ditetapkan. Pengangguran meningkat dengan spektakuler setelah
periode Perang Dunia II. Pemerintah menyelenggarakan pemilihan yang
sangat jelek. Setelah krisis Falklands tentu saja spekulasi
mengenai “putaran U” benar-benar menghilang. Akan tetapi, nantinya
hal ini merupakan sesuatu yang benar-benar masuk akal bagi seorang
peneliti intelijen dalam mengharapkan pertumbuhan moneter yang
lebih tinggi di masa yang akan datang, dibandingkan dengan yang
benar-benar telah terjadi sebelumnya. Selanjutnya, hal ini
benar-benar masuk akal untuk terus mengharapkannya, walaupun
pertumbuhan moneter tersebut tetap saja belum muncul. Jadi, setelah
melewati periode krisis Falklands, seseorang yang benar-benar
berpikir rasional mungkin memperkirakan terjadi pertumbuhan moneter
pada masa yang akan datang, karena dia menambahkan kemungkinan yang
tidak nol pada sebuah “putaran U”. Kesalahan perkiraannya selama
periode ini setidak-tidaknya tidak mendapatkan rata-rata nol.
Contoh yang lebih baru, dipaparkan pada kutipan berikut ini.
Satu produk dari analisis kami adalah untuk mengilustrasikan sebuah
batasan dari banyak pekerjaan yang terbaru pada perkiraan-perkiraan
rasional. Satu jalan yang dikonsepkan telah dibuat operasional,
yaitu dengan mengenali secara rasional tentang
file arsi
perkiraan-perkiraan. Seper diketahui, perkiraan- perkiraan tersebut
adalah rata-rata benar. Oleh karena itu, dilakukan dengan mengetes
perkiraan-perkiraan tersebut secara rasional. Baik perbandingan
perkiraan- perkiraan secara langsung atau dak langsung dengan
nilai-nilai variabel berikutnya mengenai perkiraan- perkiraan
manakah yang akan dibentuk. Akan tetapi, per mbangkanlah periode
dari tahun 1880 sampai 1896. Hal tersebut benar-benar dak rasional.
Berdasarkan pada interpretasi bagian tersebut, para peserta dalam
pasar fi nansial memperkirakan, bahwa dukungan poli s yang tumbuh
terhadap perak yang akan menguasai Amerika Serikat, dipisahkan dari
standar emas guna mempengaruhi infl asi berikutnya. Oleh karena
itu, semakin panjang defl asi terjadi, semakin banyak tekanan yang
datang terhadap perak. Sehingga semakin nggi minat seorang peneli
intelijen, untuk membentuk pernyataan pribadinya, bahwa infl asi
bisa dikatakan ga tahun.
Seper yang terjadi, pengiriman emas telah dihindari. Hal tersebut
dak membuk kan bahwa orang- orang yang bertaruh dengan jalan lain
adalah salah. Daripada kehilangan dua atau satu taruhan, dimana
sebuah koin membuk kan akan membalikkan sisinya, bahwa untuk
mengambil langkah pendek dari taruhan tersebut adalah merupakan hal
yang salah. Dengan memberikan sebuah observasi jangka panjang
dengan cukup, tentu saja, seluruh kejadian tersebut akan bisa
terpelihara dan akhirnya akan terjadi keseimbangan.
file arsi
BAB 2--Teori Harapan Rasional 29
Dalam pengalamannya menurut data yang kami peroleh melipu : ada
beberapa bagian independen yang cukup dan hal ini cocok untuk dites
secara rasional dari perkiraan-perkiraan dengan ketepatan rata-rata
mereka. Akan tetapi, hal itu cukup nyaman, karena beberapa studi
melipu sebuah periode dengan jangka waktu yang panjang, dan tujuan
kami adalah benar- benar untuk mendapatkan usulan-usulan yang bisa
diterapkan untuk periode-periode yang lebih pendek (Friedman dan
Schwartz, 1982: 556-557).
Poin umum yang diilustrasikan oleh kedua contoh yang spesifik ini,
meliputi: banyak kejadian mengenai perkiraan-perkiraan mana yang
harus dibuat, tidak dapat dengan mudah melihat pemunculan sebagai
hasil dari sebuah proses, hal mana yang memungkinkan untuk dapat
dilihat dan dapat dibuat. Sebaliknya, banyak peristiwa ekonomi
lainnya dapat dilihat sebagai sesuatu yang unik. Atau
setidak-tidaknya, hal tersebut merupakan pengecualian atau hal yang
luar biasa. Dalam sudut pandang, apakah hipotesis perkiraan-
perkiraan rasional itu bisa dikatakan bisa dipakai untuk
kasus-kasus pengecualian seperti ini?
Poin utama yang akan dibuat di sini, adalah hal yang benar-benar
nyata. Dimana hipotesis perkiraan- perkiraan rasional dapat dipakai
dengan baik untuk variabel-variabel atau untuk peristiwa-peristiwa
yang dapat dilihat sebagai bagian dari sebuah proses pengulangan.
Akan tetapi, tingkatan peristiwa ini bisa jadi merupakan sesuatu
yang lebih besar daripada yang biasanya diperkirakan. Contoh pada
30 tahun
file arsi
terakhir, dalam kebijaksanaan Pemerintah Inggris yang cenderung
untuk berpaling di antara kebijaksanaan moneter dan fiskal yang
ketat ataupun yang longgar. Pada awal dari masing-masing tahapan
perluasan, perubahan kebijaksanaan telah sering dipresentasikan
sebagai sesuatu yang unik, sebagai sebuah percobaan yang baru dan
ditegaskan, ‘sedikit untuk pertumbuhan’. Tentu saja, hal ini selalu
memungkinkan untuk dianalisis dalam hal kepribadian para politisi
yang terlibat dalam model tersebut, perputaran politik khusus dan
sebagainya. Analisis seperti itu, akan menekankan keunikannya atau
ciri-ciri pengecualiannya. Akan tetapi, pada tingkat yang lebih
dalam, perubahan-perubahan kebijaksanaan seperti itu dapat dilihat
sebagai bagian dari suatu proses yang biasa dan dapat diprediksikan
secara rasional. Satu unsur yang merupakan keinginan pemerintah,
untuk mendapatkan kegiatan ekonomi pada tingkat tinggi pada saat
berlangsungnya pemilihan umum. Jadi, peristiwa yang dapat
digambarkan secara unik, bisa didapatkan dari sudut pandang lain
yang menjadi bagian dari sebuah proses yang berkelanjutan.
Bahkan, peristiwa-peristiwa tidak dapat dilihat dalam cara seperti
ini, tidak ada alasan nyata untuk menghapuskan asumsi yang
keseluruhannya merupakan sesuatu yang relevan, informasi yang
tersedia akan digunakan untuk membentuk perkiraan- perkiraan.
Kepercayaan seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa
pemerintahan Thatcher adalah sepertinya untuk membentuk ‘putaran U’
yang agaknya dipercepat dengan sebuah ujian dari perputaran politik
ditambah dengan beberapa ‘rasa’ untuk kekuatan yang akan mereka
gunakan dan perlawanan yang akan mereka temukan. ‘Rasa’ ini diukur
dengan pasti oleh pengalaman
file arsi
sebelumnya dari semacam perputaran yang sama. Dalam kasus
pemerintahan Thatcher, pengalaman administrasi Konservatif
sebelumnya yang telah membentuk ‘putaran U’ dalam kebijaksanaan
ekonominya. Bahkan, dalam kasus-kasus ini perkiraan-perkiraan
dibentuk dari taksiran perputaran-perputaran yang jelas, (setelah
tidak satu pun yang benar-benar serius memprediksikan sebuah
pengetatan kebijaksanaan yang drastis yang telah dikejar oleh
pemerintahan Thatcher), walaupun proses di balik
perputaran-perputaran itu sedikit lebih sulit untuk dapat
ditelaah.
2.4.4 Pengujian Hipotesis Perkiraan Rasional
Beberapa orang telah mengecam hipotesis perkiraan- perkiraan
rasional yang diterapkan di lapangan. Dimana pengujian tersebut
tidak dapat dibuktikan. Ada sejumlah kritik yang berhubungan dengan
hal yang dinyatakan tadi, yaitu:
Pertama, hipotesis perkiraan-perkiraan rasional lebih baik diambil
daripada hilang secara tidak langsung. Dimana orang-orang membuat
informasi bahwa mereka adalah yang terbaik. Oleh karena itu,
hipotesis tersebut menjadi kebal terhadap pemalsuan. Kritik ini
akan benar-benar sah, jika tes terhadap hipotesis perkiraan-
perkiraan rasional ditujukan untuk menggunakan bentuk lepas dari
hipotesis. Akan tetapi, ternyata hal tersebut tidak terjadi.
Sebaliknya, mereka cenderung untuk menggunakan versi hipotesis yang
sangat kuat dengan pengetahuan orang-orang mengenai proses
pengukuran sebuah variabel yang diasumsikan sama dengan perkiraan
yang terbaik yang dapat dibuat
file arsi
melalui proses teknik ekonometrik standar. Tema buku ini, adalah
asumsi yang sering dibuat mengawali prediksi-prediksi, yang mana
keduanya jelas dan berbeda dengan prediksi-prediksi dari
teori-teori lain, terutama mengenai perkiraan-perkiraan tersebut.
Letak perbedaan itu, adalah pembebanan dalam konteks varians yang
luas pada versi perkiraan-perkiraan rasional yang kuat, mengarah
pada pembatasan signifikan, dan pada apa yang harus dan tidak harus
diobservasi. Satu hal yang dapat menguji hipotesis
perkiraan-perkiraan rasional dalam konteks varians yang luas,
adalah dengan melihat, apakah mengobservasi apa yang diramalkan
oleh hipotesis perkiraan-perkiraan rasional yang tidak seharusnya
dilakukan, atau kita tidak mengobservasi pada apa yang diramalkan
oleh hipotesis perkiraan- perkiraan rasional yang seharusnya
dilakukan. Kritik pertama dari pengujian hipotesis
perkiraan-perkiraan rasional ini adalah merupakan salah satu kritik
yang kuat dan keras.
Kedua, sebuah kritik yang lebih halus, adalah perkiraan-perkiraan
mengenai suatu variabel, yang selalu hanya merupakan bagian dari
sebuah model. Pengujian terhadap model-model yang menggabungkan
hipotesis perkiraan-perkiraan rasional, selalu tergabung dalam
hipotesis perkiraan-perkiraan rasional itu sendiri. Jika
model-model tersebut menggagalkan pengujian- pengujian yang
dipermasalahkan, maka selalu dapat ‘menolong’ hipotesis
perkiraan-perkiraan rasional, dengan berdebat, bahwa hal ini
merupakan model yang salah. Contoh, seperti yang biasa kita lihat
pada bab sebelumnya, ketika dikombinasikan dengan asumsi, bahwa
pengeluaran konsumsi merupakan sebuah proporsi konstan dari
pendapatan permanen atau yang
file arsi
diharapkan. Hipotesis perkiraan rasional menghasilkan beberapa
prediksi-prediksi yang agak nyata. Jika melalui data, diketemukan
bahwa prediksi-prediksi ini benar-benar salah, maka hal ini sangat
memungkinkan untuk diperdebatkan. Dimana bentuk hubungan antara
konsumsi dan pendapatan permanen salah ditentukan dan ini merupakan
kesalahan penentuan asumsi perkiraan-perkiraan rasional yang
menyebabkan model tersebut ditolak atau model itu tidak
digunakan.
Ketiga, kritik ini memiliki beberapa kekuatan, walaupun sama-sama
digunakan pada teori-teori lainnya. Terutama mengenai, bagaimana
perkiraan- perkiraan tersebut terbentuk. Akan tetapi, hal ini
mungkin saja terjadi, seperti yang bisa kita lihat nanti dalam buku
ini, untuk membedakan antara pembatasan yang dibebankan pada data
oleh hipotesis perkiraan- perkiraan rasional itu sendiri dengan
pembatasan yang dibebankan oleh model lainnya. Hal ini mungkin saja
berlaku pada beberapa cara, melalui pengujian- pengujian hipotesis
perkiraan-perkiraan rasional itu sendiri. Akan tetapi hal ini tidak
selalu mungkin. Kegunaan hipotesis perkiraan-perkiraan rasional
hanya dapat diuji secara informal dan tidak terlalu memuaskan.
Contohnya, hipotesis perkiraan-perkiraan rasional dapat digunakan
atau diterapkan dalam konteks varians yang luas. Jika sepanjang
waktu model-model termasuk perkiraan-perkiraan rasional tidak
digunakan, maka hal ini berarti benar-benar menekan suatu penolakan
hipotesis perkiraan-perkiraan rasional.
Sebuah kritik pengujian model-model perkiraan rasional yang
berhubungan dan bahkan lebih halus, dikenal sebagai istilah
“persamaan observasional”. Kita harus mendiskusikan hal ini dengan
lebih lengkap
file arsi
Harapan Rasional Ekonomi Makro34
pada bab-bab selanjutnya. Akan tetapi, menjadi lebih berguna lagi
jika dapat memberikan sebuah gambaran yang jelas. Nyatanya, hal ini
merupakan permasalahan umum. Tidak hanya dalam ilmu ekonomi, tetapi
juga dalam ilmu-ilmu lain. Hal ini telah banyak didiskusikan dalam
konteks perkiraan-perkiraan rasional, dengan menggunakan bentuk
berikut ini. Untuk beberapa model perkiraan-perkiraan rasional yang
‘melengkapi data’ tersebut, akan selalu menjadi suatu model
perkiraan- perkiraan yang tidak rasional namun hanya melengkapi
data tersebut dengan baik. Hal itu selalu memungkinkan untuk
menemukan suatu model yang tidak rasional. Asalkan benar-benar
memiliki implikasi sama bagi beberapa data yang diberikan, seperti
model perkiraan rasional. Data itu sendiri tidak dapat membedakan,
antara kedua teori yang menurut pengamatan adalah sama. Implikasi
nyata dari hal ini terjadi, jika sebuah model perkiraan rasional
‘melewati’ pengujian empiris konvensional yang tidak perlu
dinyatakan secara langsung, sehingga salah satu harus menerima
hipotesis tersebut. Apakah anda melakukannya atau tidak, tidak
terlalu tergantung pada pengujian, tetapi tergantung pada apa yang
anda rasa lebih ‘masuk akal’ pada beberapa daerah yang tidak
ditentukan daripada model perkiraan-perkiraan yang tidak
rasional.
Kesimpulan Akhir bab ini sangat penting untuk menyimpulkan
tema
utamanya, karena pengembangan mereka atau aplikasinya dalam konteks
yang berbeda membentuk buku ini. Banyak variabel ekonomi dapat
dipikirkan, sebagaimana yang diukur dengan beberapa proses. Sebuah
perkiraan rasional dari suatu variabel, adalah salah satu yang
dibentuk berdasarkan
file arsi
pengukuran variabel itu dan yang berguna bagi keseluruhan informasi
yang tersedia, tapi yang berhubungan dengan proses itu. Akan lebih
natural untuk memikirkan perkiraan-perkiraan yang dibentuk,
mengenai variabel-variabel yang diukur dengan proses yang
berkelanjutan daripada variabel-variabel yang unik atau ‘tidak
biasa’, karena ciri-ciri proses itu memperbolehkannya untuk
dilihat. Perkiraan-perkiraan rasional ini merupakan konsep
keseimbangan, dimana mereka dapat dilihat dengan jelas sebagaimana
diterapkan pada proses-proses yang telah sering diulang.
Perkiraan-perkiraan secara rasional, dapat menolong memberikan
definisi keseimbangan penuh.
Ciri-ciri khas dari kesalahan-kesalahan dugaan rasional, adalah
rata-ratanya nol. Dimana mereka tidak menunjukkan adanya bentuk
beserta varians-variansnya yang setidak-tidaknya sama rendahnya
dengan varians kesalahan yang dihasilkan oleh bentuk
perkiraan-perkiraan dari metode-metode lain. Karena adanya aturan
perkiraan tembusan dalam ekonomi makro, maka memungkinkan untuk
memakai teori perkiraan-perkiraan rasional dalam variasi yang luas
dalam konteks ekonomi makro. Aplikasi tersebut menyatakan, bahwa
teori perkiraan- perkiraan rasional memiliki beberapa implikasi
kuat. Terutama bagi karakteristik umum dari model-model ekonomi
makro pada komponen individu, dan untuk kebijaksanaan ekenomi
pemerintah. Oleh karena prediksi-prediksinya nyata dan ku at, maka
memungkinkan untuk mengujinya. Pengujiannya dilakukan sampai pada
beberapa kesimpulan mengenai kegunaannya. Pada tiga bab berikutnya,
dipakai hipotesis perkiraan-perkiraan rasional dalam sejumlah
konteks ekonomi makro, terutama dalam mengilustrasikan
implikasi-implikasi perkiraan rasional seperti yang telah
dijelaskan di atas. Setelah itu, dipikirkan metode-metode pengujian
hipotesis perkiraan- perkiraan rasional tersebut dan beberapa
hasilnya.
file arsi
Perdebatan-perdebatan yang nampak dari kejadian hipotesis-
hipotesis yang diharapkan secara rasional, karena dikombinasikan
antara satu versi harga yang fleksibel dari standar permintaan
agregat / penawaran agregat model makro ekonomi dengan hipotesis
tingkat alami, maka model ekonomi makro dapat melawan kekuatan
(post-war) manipulasi fiskal dan kebijaksanaan keuangan. Model
tersebut bertujuan untuk mengeluarkan keseimbangan nyata dan
kesempatan kerja (employment), tetapi menjadi salah tempat,
sehingga pendekatan yang berbeda bagi kebijaksanaan makro ekonomi
itu akan mengakibatkan berkurangnya produksi barang jadi dan akan
terjadi barter.
file arsi
Harapan Rasional Ekonomi Makro38
Bab ini akan dilengkapi dengan menjelaskan akibat dari hasil- hasil
utama secara detail. Pemeliharaan melalui suatu asumsi, bahwa
harga-harga bergerak secara bebas untuk menyamakan penawaran dan
permintaan. Dalam bab yang lain, akan dijelaskan suatu serangan
yang merupakan sebab akibat dari suatu model yang didasarkan atas
hal tersebut. Kini dimulai dengan mengemukakan variasi laporan dari
kurva permintaan agregat.
3.1 Kurva Permintaan Agregat Gambar 3.1 menunjukkan diagram kurva
IS - LM. Kurva IS
menunjukkan kombinasi-kombinasi dari tingkat pendapatan riil dan
tingkat bunga (i) nominal. Itu ternyata benar, bahwa permintaan
output agregat sama dengan jumlah suatu output. Gambaran itu
menginformasikan tentang: tingkat-tingkat variabel kunci yang
pasti, tingkat pengeluaran pemerintah riil, tingkat-tingkat pajak,
dan tingkat-tingkat pengeluaran sementara. Kurva LM menunjukkan
kombinasi-kombinasi dari tingkat pendapatan riil dan tingkat bunga
nominal yang ada. Itu benar, bahwa jumlah uang yang diminta sama
dengan jumlah uang yang ditawarkan. Gambaran di atas, merupakan
suatu asumsi bahwa nilai-nilai variabel kunci yang pasti, adalah
untuk memberikan suatu jumlah uang dan memberikan kepada yang
berkepentingan, untuk suatu tingkat harga-harga umum.
file arsi
anyak
BAB 3--Harapan Rasional tentang Harga Lunak dalam Model Ekonomi
Makro 39
Gambar 3.1 Keseimbangan Output pada Harga-Harga yang Berbeda.
Kurva IS dinotasikan dengan IS0, relevan dengan kurva LM yang
menunjukkan harga-harga yang digambarkan dalam sebuah tingkat umum
dari harga-harga (P0) dengan notasi LM0. Pada suatu titik tertentu,
pada saat kedua kurva ini naik, mencerminkan kenaikan tingkat
keseimbangan. Pada tingkat keseimbangan itu, tingkat permintaan
agregat terjadi pada pertemuan antara tingkat bunga io dan pada
tingkat output YO. Tingkat permintaan agregat pada YO ini, adalah
perkecualian yang dihasilkan pada setiap periode, kemudian semua
output itu tidak akan melebihi barang yang diminta di setiap
periode. Jelasnya, tingkat keseimbangan permintaan agregat itu,
tergantung dari posisi-posisi kurva IS dan LM. Jika harga tingkat
umum lebih tinggi daripada P1, maka kurva LM akan bergeser ke kiri
dari LM0 ke LM1 dan tingkat keseimbangan permintaan agregat akan
lebih rendah menjadi Y1. Jika tingkat harga-harga umum lebih tinggi
dari semula, disebut P2, maka kurva LM akan menjadi lebih rata dan
bergeser ke kiri disebut LM2, memberi
file arsi
tingkat keseimbangan permintaan agregat pada Y2. Gambar 3.2
menunjukkan garis yang ada plot perbedaan nilai-nilai P.
Harga-harga tingkat umum, berlawanan dengan nilai-nilai
keseimbangan permintaan agregat yang mereka hasilkan. Nilai- nilai
lainnya yang menentukan posisi-posisi kurva IS dan LM, sebagai
tingkat pengeluaran pemerintah riil dan kuantitas uang.
Gambar 3.2 Kurva Permintaan Agregat
Garis AD0 menunjukan kurva permintaan agregat. Penampilan beberapa
harga tingkat umum merupakan tingkat keseimbangan permintaan
agregat (ceteris paribus). Jelasnya, (P0, Y0), (P1, Y1), dan (P2,
Y2), adalah kombinasi dari P dan Y di atas garis ini.
Penjelasan intuisi itu untuk slope negatif dari kurva permintaan
agregat, adalah suatu pernyataan tingkat harga lebih tinggi yang
tak langsung (ceteris paribus). Jumlah riil barang lebih rendah
daripada uang dalam suatu prekonomian, manakala jumlah riil uang
adalah ditegaskan menjadi jumlah uang nominal (M) dibagi dengan
harga-harga tingkat umum (P) yaitu M/P. Satu jalan ketika
masyarakat barangkali tertarik terhadap penundaan diri mereka
sendiri dengan mengurangi
file arsi
anyak
BAB 3--Harapan Rasional tentang Harga Lunak dalam Model Ekonomi
Makro 41
uang riil daripada sebelum mereka dapatkan, adalah melalui
kesepakatan penjualan perusahaan, kemudian membangun kembali
prusahaan-perusahaanya dari uang hasil penjualan mereka. Akan
tetapi, hal ini hanya bisa dikerjakan pada tingkat individu.
Pekerjaan itu tidak dapat dipergunakan sebagai landasan
perekonomian, bilamana jumlah uang nominal ditetapkan, dan
penerimaan pribadi menghasilkan uang lebih dari hasil penjualan.
Hasil penjualan menunjukkan hanya dari yang lainya. Usaha pribadi
yang membeli dengan tali keterikatan, membantu kebaikan dengan
kerugian atau kehilangan. Percobaan atau usaha umum dari
keterikatan penjualan, cenderung menurunkan keterikatan harga dan
mengangkat melalui tingkat bunga. Hal ini akan menghapuskan bantuan
atas kelebihan permintaan uang. Bilamana harga lebih tinggi
daripada tingkat bunga, maka permintaan uang menjadi lebih rendah.
Akan tetapi, kenaikan tingkat bunga dapat melakukan sesuatu yang
lainya termasuk akan menekan pengeluaran penanam modal. Dengan
demikian, kasus musim gugur (fall) dalam permintaan agregat,
merupakan suatu konsekuensi akan jatuhnya tingkat keseimbangan.
Kemudian kenaikan tingkat harga mengharapkan dapat menjatuhkan
tingkat keseimbangan permintaan agregat.
Posisi kurva permintaan agregat, ditentukan oleh nilai- nilai semua
variabel lainnya. Kemudian, tingkat harga umum yang ada, ditentukan
pada posisi-posisi kurva IS dan LM. Hal itu terjadi pada setiap
dilakukannya pengeluaran pemerintah secara riil dan saat
dilakukannya pengeluaran jumlah nominal suatu perekonomian.
Terjadinya kenaikan, baik kenaikan pengeluaran pemerintah maupun
kenaikan jumlah uang, maka akan menggeser kurva permintaan agregat
ke kanan. Luas yang persis kena pengaruh-pengaruh ketergantungan
nampak pada dasar slope-slope kurva IS dan LM. Pengaruh-pengaruh
atas permintaan agregat akibat perubahan pengeluaran riil
file arsi
pemerintah atau akibat dari perubahan jumlah uang, bisa dilihat
pada diagram melalui pergeseran / perubahan kurva IS atau LM. Itu
nampak tepat pada garis-garis panjang. Kenaikan pengeluaran
pemerintah secara langsung, akan menambah pengeluaran agregat dan
akan memelihara kenaikan tingkat keseimbangan permintaan agregat.
Keuangan seperti itu merupakan suatu kenaikan pengeluaran
pemerintah dengan penjualan yang sama dengan jumlah ikatan
pemerintah yang cenderung akan menaikan tingkat bunga dan mencekik
mati pengeluaran-pengeluaran kecil. Kecuali dengan elastisitas
bunga, pengeluaran-pengeluaran kecil adalah sangat tinggi. Atau
suatu elastisitas bunga, permintaan uang sangat rendah yang
merupakan pengaruh akhir atas kenaikan pengeluaran pemerintah,
menjadi hal yang sangat penting atau sangat berarti bagi
keseimbangan permintaan agregat untuk beberapa tingkat kerja. Suatu
kenaikan dalam pengeluaran riil pemerintah mengubah kurva
permintaan agregat ke kanan.
Kenaikan jumlah uang nominal menunjukkan beberapa pengaruh,
(sebelum ini sedikit berbeda dengan kenaikan jumlah uang yang
mengarah ke ceteris paribus), terhadap suatu kenaikan jumlah uang
riil. Hal ini merupakan satu jalan bagi masyarakat dalam menanggapi
pengeluaran mereka sendiri dengan uang yang lebih nyata
dibandingkan dengan keinginan mereka untuk mempergunakan kelebihan
yang mereka miliki. Masyarakat memakai sebagai suatu pegangan
pemakaian uang, untuk melakukan pembayaran suatu ikatan. Hal ini
juga merupakan suatu upaya umum, dimana untuk melalui perjalanan
tingkat bunga di atas dengan penurunan ikatan, akan mengarah pada
upaya untuk merangsang pengeluaran pemilik modal. Karena itu,
permintaan agregat terhadap kesediaan pengeluaran pemilik modal,
secara berarti dipengaruhi melalui perubahan-perubahan tingkat
bunga. Kenaikan jumlah uang riil akan merubah kurva permintaan
agregat secara berarti dengan menggeser ke kanan.
file arsi
anyak
BAB 3--Harapan Rasional tentang Harga Lunak dalam Model Ekonomi
Makro 43
Itu adalah beberapa perbedaan pendapat di antara ahli ekonomi
tentang kekuatan relatif dari fiskal dan kebijaksanaan keuangan
yang mempengaruhi posisi kurva permintaan agregat. Akan tetapi,
perdebatan-perdebatan ini tidak begitu besar menarik perhatian atas
pertanyaan yang dijanjikan seperti apakah lebih penting suatu
pengharapan melalui kurva permintaan agregat yang dapat
mempengaruhi kurva penawaran agregat dalam rangka menentukan
tingkat keseimbangan umum, daripada harga-harga dan tingkat
keseimbangan output? Secara khusus kita tertarik dengan alam, bahwa
kapan terjadi interaksi harapan-harapan rasional atau yang masuk
akal. Untuk mengetahui interaksi pertama, harus menganalisis harga
yang sederhana, versi tingkat kelaziman dari kurva penawaran
agregat.
3.2. Harga Fleksibel pada Kurva Penawaran Agregat yang Alami
Membayangkan suatu ekonomi pada pasar-pasar dibuat secara terpisah
atas kelangkaan unsur geografi. Hal itu barangkali membantu untuk
mulai memikirkan keadaan setiap pasar di sini yang ditempatkan di
atas pulau miliknya. Di atas semua pulau, dalam setiap pasar,
terdapat jenis-jenis barang yang sama yang dijual dan dibeli pada
tiap periode. Itu adalah suatu perekonomian yang baik, tetapi
barang itu diperdagangkan dalam beberapa pasar yang terpisah-pisah.
Selanjutnya, di masing-masing pulau, harga suatu barang disesuaikan
pada setiap periode dalam rangka menyamakan penawaran dan
permintaan barang di atas pulau itu. Pada setiap periode di setiap
pulau, ditemukan unsur kelangkaan penjual dan pembeli. Perdagangan
mereka melalui berbagai pesanan. Kemudian pada periode berikutnya,
di pulau yang berbeda, ditemukan lagi keseluruhan proses yang sama.
Melalui harga-harga ekonomi yang fleksibel ini, ditentukan
file arsi
Harapan Rasional Ekonomi Makro44
persaingan secara penuh. Dengan demikian, berarti mereka berpindah
ke persamaan penawaran dan permintaan. Mereka tidak mendesak
beberapa individu untuk mempengaruhi harga secara berarti. Dalam
bab sebelumnya, sudah dianalisis faktor- faktor yang menentukan
permintaan agregat dalam ekonomi ini. Misalnya, kurva permintaan
agregat dan kurva penawaran agregat diasumsikan, bahwa penjual
dipengaruhi secara primer dengan harga relatif pada suatu barang di
atas pulau mereka. Jika suatu harga barang di suatu pulau menjadi
lebih tinggi dibandingkan dengan harga rata-ratanya di semua pulau
yang lain, maka mereka akan membuat keuntungan dari harga relatif
yang tinggi. Jumlah penawaran ini, menjadi lebih tinggi atas barang
dibandingkan dengan akan berbalik kepada mereka. Jumlah barang yang
dijual, karena harga relatif barang di atas semua pulau yang
diterima secara kebetulan, maka semua itu disebut sesuatu yang
normal atau tingkat kelaziman output agregat.
Mengapa harga barang-barang di atas satu pulau itu pernah menjadi
beberapa perbedaan harga suatu barang yang didirikan di atas
beberapa pulau lainnya? Semua itu merupakan suatu tipe yang sama,
barang-barang mana saja bisa diperdagangkan di atas setiap pulau?
Karena suatu permintaan relatif berubah, maka di antara pulau-pulau
dapat diasumsikan, bahwa gambaran tersebut merupakan hal yang
penting bagi suatu perekonomian. Konsep ini dalam beberapa periode,
akan muncul di dalam pulau-pulau yang sama. Dimana yang satu
menjadi harga lebih tinggi dibandingkan unsur harga rata- rata
pembeli dan yang lainnya merupakan unsur harga yang lebih rendah
dibandingkan dengan harga rata-rata pembeli. Produksi-produksi ini
menunjukkan keadaan yang lebih tinggi untuk di beberapa pulau,
dibandingkan dengan permintaan rata-rata. Akan tetapi, bisa juga
menunjukkan keadaan yang
file arsi
anyak
BAB 3--Harapan Rasional tentang Harga Lunak dalam Model Ekonomi
Makro 45
lebih rendah dibandingkan dengan permintaan rata-rata. Tentu
kejadian semua perekonomian ini mencerminkan, bahwa jumlah
perubahan-perubahan permintaan relatif menjadi nol (0) dan
permintaan rata-rata agregat dapat dilihat kembali pada kurva
permintaan agregat dalam Gambar 3.1. Tetapi di beberapa pasar atau
di beberapa pulau, barangkali individu akan mengalami sesuatu
permintaan yang lebih tinggi atau permintaan lebih rendah
dibandingkan rata-rata. Permintaan yang lebih rendah itu
dibandingkan dengan penundaan permintaan rata-rata itu, akan muncul
melalui permintaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan
rata-rata. Kebingungan-kebingungan ini yang terjadi di sekitar
rata-rata itu, akan dilakukan dengan tidak membatalkan setiap
output lainnya. Mereka tidak dapat merefleksikan perubahan harga
relatif secara murni, karena semua itu akan berpengaruh terhadap
agregat akhir. Di setiap pulau-pulau itu, permintaan dengan harga
relatif yang tinggi, keseimbangan barang menjadi relatif tinggi dan
dalam pulau-pulau itu permintaan harga relatif akan menjadi rendah
untuk barang yang relatif rendah. Juga memberikan suatu lonjakan
model yang diberikan kepada pihak swasta. Hal itu dalam beberapa
periode, masyarakat hanya dapat membeli atau menjual di pulau itu,
barang-barang yang ditempatkan oleh mereka. Harga-harga
keseimbangan yang berbeda dapat dimunculkan untuk barang-barang
yang sama. Apakah ada hubungan antara harga-harga umum, atau harga
rata-rata suatu barang dalam perekonomian ini? Terutama terhadap
suatu total atau jumlah agregat untuk output yang dijual?
Jawaban untuk pertanyaan ini, tergantung pada jumlah informasi yang
dimiliki oleh masyarakat tentang apakah yang terjadi di dalam suatu
perekonomian. Jika penjual sudah tahu
file arsi
Harapan Rasional Ekonomi Makro46
mengenai arus keseimbangan harga dalam pasar yang mereka miliki,
dan arus harga keseimbangan di semua pasar-pasar lain pada tingkat
output agregat yang menjadi penyebab tingkat rata-rata suatu harga,
serta harga keseimbangan yang mereka miliki meningkat dengan
sepuluh persen, dan rata-rata semua harga lainnya meningkat sepuluh
persen juga, maka mereka tidak akan menaikkan output, karena mereka
sudah tahu bahwa mereka akan mengalami bukan kenaikan harga relatif
atas harga barang di atas pulau mereka. Jika kenaikan harga yang
mereka miliki sepuluh persen dan mereka mengetahui bahwa harga
rata-rata yang lain mencapai kenaikan dengan lima persen, maka
mereka akan menaikkan outputnya. Tetapi kenaikan harga rata-rata
yang lima persen di atas, akan membuat bahkan mengharuskan harga
jadi meningkat dengan kurang dari lima persen, di beberapa pulau
yang lain. Bayangan penyederhanaan di atas, harga barang-barang di
suatu pulau, tidak bisa dinaikkan semua. Output di pulau yang
terakhir menjadi lebih rendah, kemudian akan menjadi normal karena
semua harga relatif barang di pulau itu sudah diketahui. Pemberian
suatu kesejahteraan yang seimbang, dalam kasus ini, output agregat
juga akan tersisa. Pada tingkat normal, kenaikan barang-barang itu,
untuk dalam satu pasar, bisa melakukan penundaan terhadap jatuhnya
output yang lainnya. Kedua kasus output agregat itu, seperti
menyisakan barang-barang itu pada tingkat normal, merupakan suatu
fase perubahan dalam tingkat harga umum. Di sisi lain, jika
diasumsikan bahwa informasi tidak sempurna, dalam pengertian
penjual dan pembeli tahu tentang arus harga keseimbangan
barang-barang di pulau mereka. Tetapi, hanya mendapatkan suatu
pengetahuan harga keseimbangan dalam pasar-pasar yang lain dengan
satu periode waktu kelambatan hubungan, maka di antara penawaran
agregat dan tingkat harga umum akan menjadi lebih halus. Sekarang,
jika anda seorang penjual, di pulau anda sendiri, anda mengamati
suatu peningkatan harga suatu barang, dimana
file arsi
anyak
BAB 3--Harapan Rasional tentang Harga Lunak dalam Model Ekonomi
Makro 47
anda menangkap terjadinya kenaikan sepuluh persen, maka anda tidak
bisa memastikan bahwa di berbagai pasar yang lain akan terjadi
perbedaan kenaikan di atas rata-rata. Terjadinya perbedaan kenaikan
di atas rata-rata pada berbagai pasar yang lainnya, karena mereka
tidak menginginkan kenaikan output di atas normal, mengingat tidak
adanya kenaikan dalam harga relatif rendah.
Tetapi jika mereka mengalami kelebihan harga, sama dengan di atas
rata-rata satu, maka anda akan menginginkan kenaikan output di atas
normal. Berarti, membuat keuntungan dari suatu harga yang relatif
tinggi di pulau anda. Jika mereka mengalami satu kenaikan lebih
besar dari rata-rata, maka anda akan menginginkan untuk mengurangi
penawaran di bawah normal. Juga di dalam pesanan untuk menentukan,
apakah jumlah yang akan anda jual dapat memiliki bentuk suatu
harapan dari suatu rata-rata ekonomi dengan harga yang lebih luas
dari suatu barang. Anda akan membandingkan hal ini dengan harga
sederhana di pulau anda dan tergantung atas dasar, apakah
kesedehanaan harga anda lebih tinggi, lebih rendah, atau sama
seperti harapan anda dari harga rata-rata yang diberikan terhadap
jumlah output yang lebih tinggi, lebih rendah atau sama seperti
tingkat kelaziman normal anda. Apakah benar, dan untuk anda menjadi
benar, bahwa bagi setiap penjual lain mereka juga akan menjual
lebih daripada normal jika suatu harga di pulau mereka adalah atas
dasar, apakah yang menjadi harapan mereka adalah terjadinya suatu
harga rata-rata. Jika mengurangi sampai di bawah tingkat agregat
output, maka akan muncul harga di bawah kelazimannya atau di bawah
tingkat normal. Jika tingkat harga rata-rata didasarkan atas suatu
ekonomi dengan harapan yang lebih luas dari itu, misalnya tingkat
harga rata-rata berada di bawah suatu perekonomian dengan harapan
yang luas untuk itu, maka terjadi suatu kesamaan untuk
kelazimannya.
file arsi
Harapan Rasional Ekonomi Makro48
Jika tingkat rata-rata harga menunjukkan kesamaan, maka
perekonomian luas mengharapkan darinya bahwa pada tingkat di bawah
itu akan menunjukkan tingkat harga rata-rata, berada di bawah
perekonomian yang menjadi harapan lebih luas itu. Dan akan terjadi
kesamaan dengan tingkat kelaziman itu, jika tingkat harga rata-rata
sama-sama menjadi harapan perluasan perekonomian.
Suatu perekonomian dari yang tidak berguna dalam pengertian
ungkapkan kami, maka hubungan permintaan agregat dan tingkat
harga-harga umum bisa dilukiskan seperti Gambar 3.3 berikut
ini.
Gambar 3.3 Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang dan Jangka
Pendek
Normalitas agregat atau tingkat kelaziman output dinotasi “Y”.
Garis vertikal dari “Y” menunjukkan hubungan antara output dan
tingkat harga. Dimana tingkat harga sebenarnya adalah diramalkan
secara benar, seperti telah ditunjukkan bahwa output agregat akan
sama dengan tingkat kenormalanya. Ini sungguh konsisten dengan
beberapa kekuatan penjual yang secara relatif rendah atau
menurunkan produksi permintaan di bawah tingkat normal itu,
merupakan tingkat produksi permintaan yang secara relatif di bawah
normal.
file arsi
anyak
BAB 3--Harapan Rasional tentang Harga Lunak dalam Model Ekonomi
Makro 49
Garis SS0 menggambarkan asumsi bahwa secara umum pengharapan
tingkat harga rata-rata adalah P0. Jika harapan ini adalah benar
dan tingkat harga rata-rata adalah P0, kemudian tentu tingkat
output agregat menjadi sama normal dengannya atau tingkat
kelaziman. Itu adalah, mengapa potongan garis ini berbentuk garis
vertikal “Y” pada P0. Jika tingkat rata-rata didasarkan atas
tingkat umum, maka harga yang diharapkan sebesar P0. Kemudian,
seperti yang kami tunjukkan bahwa jumlah output itu didasarkan atas
kenormalannya atau tingkat kelazimannya, mengingat tingkat harga
umum berada di bawah tingkat yang diharapkan dibandingkan dengan
output agregat, sehingga akan menjadi lebih rendah dari tingkat
kenormalannya. Hubungan di antara tingkat harga-harga umum dan
output agregat, dimana tingkat harga yang diharapkan adalah
pegangan ketat pada P0, dapat digambarkan sebagai satu garis slope
melawan arah yang memotong satu garis vertikal dari “Y” pada
tingkat harga P0. Jika diasumsikan bahwa tingkat harga yang
diharapkan P1, dan gambaran suatu hubungan di antara tingkat
harga-harga yang lebih tinggi di antara output agregat di atas
asumsi, maka itu akan mendapatkan gambaran satu garis slope
berlawanan arah yang memotong garis vertikal dari “Y” pada P1.
Kurva penawaran agregat ini merupakan dasar penting untuk
kesimpulan-kesimpulan kebijaksanaan ekonomi makro yang sering
digambarkan hipotesis pengharapan rasional. Aspek-aspek penting
suatu kekacauan dari itu adalah suatu perubahan tingkat harga yang
ada dalam meramalkan tidak diharapakan adanya pengaruh pada tingkat
output riil. Jika tanpa meramalkan atau tanpa mengharapakan
perubahan- perubahan harga, maka output menyimpang darinya
merupakan kelaziman atau tingkat normal. Untuk mengetahui hasil
ini, kita dapat melakukan dengan mengkombinasikan kurva permintaan
agregat, seperti didapat dalam Gambar 3.1, dengan kurva
file arsi
3.3 Permintaan Agregat dan Output Keseimbangan Membayangkan bahwa
kurva permintaan agregat
ekonomi adalah AD0 dalam Gambar 3.4 dan itu adalah normal atau
tingkat kelaziman dari output “Y”. Jika suatu harapan harga-harga
pada tingkat umum dalam ekonomi ini adalah P0, hubungan di antara
tingkat sebenarnya dari harga-harga dan jumlah agregat output yang
ditawarkan dapat dibuat suatu garis yang dinotasi dengan SS0. Itu
adalah jelas dari diagram, bahwa jika tingkat harga adalah P0,
suatu perekonomian berada dalam keseimbangan penuh, dalam
pengertian bahwa tingkat harga yang diharapkan adalah sama dengan
tingkat harga sebenarnya, dan tingkat output itu sama dengan normal
atau berada pada tingkat kelazimannya. Keaslian posisi dari
keseimbangan ini, mempertimbangkan, apakah yang akan terjadi jika
di sana ada suatu perubahan, dalam kurva permintaan agregat dari
AD0 ke AD1.
Gambar 3.4 Kurva Permintaan dan Penawaran Agregat
file arsi
anyak
BAB 3--Harapan Rasional tentang Harga Lunak dalam Model Ekonomi
Makro 51
Jika harapan tingkat harga tetap pada P0, maka perekonomian akan
pindah naik pada posisi SS0. Output akan naik ke Yn dengan tingkat
harga menjadi P1. Itu adalah kenaikan di dalam tingkat rata-rata
atas dasar pengharapan masyarakat dalam tingkat harga umum P0, yang
merangsang kenaikan output di atas. Tipe-tipe penjual di pulau
adalah memelihara penemuan harga yang lebih tinggi dibandingkan
tingkat harga rata-rata yang mereka perkirakan. Hal ini menjadi
jawaban atas kenaikan output mereka, karena tipe-tipe kejadian
secara berlebihan di atas pulau ini, maka output agregat dapat
dirangsang.
Akan tetapi, hal ini bukan hanya jalan untuk memungkinkan timbulnya
dorongan perekonomian ke perubahan yang berlawanan dengan kurva
permintaan agregat. Kemungkinan yang lain adalah kurva permintaan
agregat bergeser dari AD0 ke AD1. Tingkat harga yang diharapkan
naik menjadi P2 dan hubungan di antara tingkat kebenaran dan
tingkat-tingkat kebenaran output menunjukkan garis SS1. Dalam kasus
ini, bukan kenaikan output. Sisa-sisa output pada kenormalannya
atau tingkat kelaziman kenaikan tingkat harga berpindah dari P0 ke
P2. Suatu penyebab, kenapa bukan kenaikan output yang terjadi,
tetapi tipe-tipe penjual itu pernah merilis secara benar, bahwa
suatu harga di pulaunya akan naik ke suatu tingkat yang sama
sebagai tingkat rata-rata sebelum mengalami perubahan harga yang
bukan harga relatif. Dan juga bukan insentif kenaikan output atas
dasar kenormalannya. Saat ini dua kemungkinan yang diperhatikan,
khusus kasus-kasus mereka, adalah bukan rata-rata sebagai jalan
tempat pembuangannya. Artinya ekonomi mendapat respon untuk dibahas
dalam kurva permintaan agregat sesuai yang telah diasumsikan. Jika
harapan-harapan tingkat harga umum adalah tingkat bunga di
kebeberapa tingkat di antara P0 dan P2, maka hal itu akan menjadi
beberapa perangsang output dan beberapa kenaikan
file arsi
Harapan Rasional Ekonomi Makro52
harga. Jika pengharapan harga umum adalah bunga di atas P2,
kemudian jatuh dalam output, maka itu adalah satu kenaikan dalam
harga-harga di atas P2. Jika pengharapan tingkat harga umum yang
sebenarnya jatuh di bawah P0, maka itu akan menjadi jatuh dalam
harga-harga kenaikan otuput. Semua kasus ini dapat diilustrasikan
secara sederhana, dengan mempergunakan peralatan yang terpisah
dalam Gambar 3.4.
Sesuatu untuk pembaca, agar melakukannya juga tentang titik
penting, atas tujuan-tujuan kita sampai pada beberapa asumsi yakni
membuat tingkat harga yang diharapkan secara umum, tapi tidak boleh
keluar dari peraturan yang merespon perekonomian, apalagi melawan
perubahan kurva permintaan agregat. Dengan asumsi, bahwa harapan
tingkat harga umum dapat dibentuk secara rasional, melalui suatu
batasan perekonomian dapat mendorong ke perubahan yang diasumsikan
dalam permintaan agregat. Kembali ke suatu model yang belum diuji,
yang belum bisa dipahami. Suatu model dapat dinyatakan benar atau
salah, hanya dapat dilakukan dengan pengujian data. Datalah yang
bisa membuktikan, bahwa model itu salah atau benar melalui suatu
proses pengujian.
3.4 Random dan Sistematika Kebijaksanaan Permintaan Agregat
Membayangkan suatu pemerintahan yang ada, berikut suatu tipe
pendekatan Keynesian untuk kebijaksanaan ekonomi makro dari
mengangkat pengeluaran miliknya itu, di mana suatu gerakan
perekonomian yang mengarah ke resesi atau pengunduran, dan
(beberapa tipe yang kurang) mengurangi pengeluaran miliknya itu,
bilamana suatu perekonomian adalah menguntungkan.
Di balik suatu ide, untuk tiap pendekatan kebijaksanaan, pemerintah
dapat mengurangi fluktuasi-fluktuasi output
file arsi
anyak
BAB 3--Harapan Rasional tentang Harga Lunak dalam Model Ekonomi
Makro 53
ekonomi dan kesempatan kerja. Terdapat satu kelebihan kelompok
lingkungan ekonomi. Beberapa telah dilakukan oleh pemerintah,
tentang pendekatan umum kebijaksanaan ekonomi, di mana saat
kekuatan berakhir dan jumlah penelitian ekonomi sangat banyak,
dilakukannya ramalan resesi dan ramalan ke