View
4
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian
1. Profil Perusahaan
Perusahaan meubel CV. Patety Kupang merupakan perusahaan
yang bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi berbagai macam
jenis produk seperti meja, tempat tidur, lemari, kursi dan lain-lain. Pendiri
perusahaan ini adalah Bapak Nikodemus Bitin Berek (almarhum) tetapi
setelah beliau meninggal maka perusahaan ini diserahkan kepada anaknya
yang bernama Antonius Bitin Berek untuk meneruskan usahanya hingga
saat ini. CV.Patety Meubel Kupang didirikan pada tahun 1976 yang
beralamat di Kuanino Jln. John Amalo no.45 RT.011 RW.002 dan
mempekerjakan 10 orang tenaga kerja. Perusahaan ini memiliki beberapa
alasan untuk mendirikan usaha tersebut yakni:
1. Tujuan Sosial
- Untuk memenuhi permintaan konsumen
- Untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi orang-orang yang
belum mempunyai pekerjaan.
2.Tujuan Ekonomi, yaitu guna memperoleh laba atau keuntungan yang
diharapkan oleh perusahaan.
42
3. Adapun alasan lain yaitu dilihat dari peluang usaha yang pada waktu itu
masih kurangnya meubel di Kota Kupang serta peluang bisnis yang
masih terbuka dan bahan baku yang tersedia juga banyak.
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai sebuah mekanisme-
mekanisme formal dengan nama organisasi yang dikelola. Struktur
organisasi umumnya berbentuk bagan yang menggambarkan pola hubungan
kerja antara dua orang atau lebih dalam susunan yang sah dan
pertanggungjawaban masing-masing anggota untuk mencapai tujuan
tertentu. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan
pola tetap terhadap hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, bagan-bagan,
atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menujukan kedudukan, tugas
wewenang, dan tanggungjawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri atas beberapa orang
yang saling kenal dan melakukan kerja sama untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Struktur organisasi pada CV. Patety
Meubel meliputi skema organisasi yang digambarkan sebagai berikut:
43
Gambar 4.1
Struktur Organisasi CV. Patety Meubel Kupang
3
Sumber: CV.Patety Meubel Kupang
Dengan adanya struktur organisasi dalam sebuah perusahaan
maka dapat diketahui tugas dan wewenang masing-masing yang saling
bekerja sama untuk mencapai tujuan sesuai dengan tanggung jawab yang
dipegang masing-masing. Job description atau penjelasan mengenai tugas
masing-masing dari struktur organisasinya yaitu sebagai berikut :
1. Pimpinan perusahaan:
a. Membuat perencanaan yang menyangkut seluruh kegiatan perusahaan
b. Bertanggungjawab atas kelangsungan hidup perusahaan
c. Melakukan koordinasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan sekaligus
membuat keputusan di dalam perusahaan
d. Menjalin kerja sama dan hubungan yang baik dengan para karyawan,
konsumen maupun pihak lain.
Pimpinan Perusahaan
Bagian Produksi Bagian Administrasi dan Keuangan
Bagian Pemasaran
44
2. Bagian Administrasi dan Keuangan:
a. Melaksanakan kegiatan administrasi
b. Menyelenggarakan sistem pembukuan yang sederhana sehingga dapat
memberikan informasi pada pimpinan perusahaan.
3. Bagian Produksi:
a. Bertugas melaksanakan setiap kegiatan poduksi mulai dari proses
awal pembuatan meubel sampai produk siap dipasarkan
b. Meminta persetujuan dari pimpinan untuk melaksanakan pembelian
bahan baku maupun penolong yang digunakan dalam proses produksi
c. Melaksanakan pengecekan terhadap bahan-bahan sebelum diproses
d. Mengawasi lalu lintas bahan dari gudang untuk diproses menjadi
bahan jadi
e. Mengawasi pemeliharaan dan penyimpanan fasilitas produksi
f. Mengawasi proses produksi barang guna mendapatkan mutu yang
diharapkan.
4. Bagian Pemasaran:
a. Bersama-sama dengan pimpinan perusahaan merencanakan teknik
pemasaran yang akan dilaksanakan
b. Membuat strategi yang akan dilakukan dalam mempertahankan
pelanggan yang sudah ada
c. Bersama-sama dengan pimpinan menetapkan harga terhadap produk
yang sudah dihasilkan
45
d. Mengangkut produk yang telah dipesan atau dibeli oleh konsumen ke
tempat tujuan
e. Bertugas mengatur penjualan meubel ke pasar atau konsumen serta
seluruh kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kelancaran
penjualan produk meubel.
3. Produksi
Proses produksi yang dilakukan oleh CV.Patetty Meubel
Kupang yaitu berdasarkan pesanan.
Adapun proses produksi tersebut meliputi beberapa tahap sebagai berikut:
1. Tahap Pengerjaan Rangka
Pada tahap ini para pekerja harus mengenal terlebih dahulu
bentuk-bentuk dari jenis produk, biasanya ditunjukan lewat gambar
dengan ukuran yang telah ditentukan kemudian pekerja melanjutkan
dengan memilih serta menentukan bahan-bahan yang disediakan,
dilanjutkan dengan pengukuran penghalusan, memahat, sehingga
membuat setelan menurut bentuk dan ukuran seperti yang tertera dalam
produk yang digambarkan. Jika pekerjaan sudah selesai maka akan
keliatan bentuk dari produk tersebut.
Tahap dalam pengerjaan ini sangat membutuhkan waktu,
ketelitian, serta ketekunan dari para pekerja karena tahap ini dirasakan
paling berat atau merupakan dasar untuk menyelesaikan tahap
berikutnya.
46
2. Tahap Perakitan
Sesudah menyelesaikan tahap pengerjaan rangka produk,
selanjutnya masuk pada tahap perakitan, kegiatan merangkai rangka yang
sudah dibentuk pada tahap awal tadi, perakitan dalam hal ini adalah
proses menyatukan elemen-elemen rangka dilanjutkan dengan
pemasangan baut, pen, pegangan, serta tumpuan dan pemasangan kunci.
Jika pemasangan sudah selesai maka akan terlihat produk meubel secara
utuh sesuai dengan rencana (permintaan).
3. Tahap Penghalusan
Tahap yang ketiga ini adalah tahap terakhir dari keseluruhan
proses produksi meubel. Pekerjaan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Kegiatan penghalusan permukaan meubel
2. Mendumpul mengamplas
3. Kemudian mengkilapkan meubel dengan menggunakan pelitur.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa kegiatan mengerjakan
meubel menggunakan tiga tahap penyelesaian, dan setiap tahap perlu
dikerjakan secara teliti sehingga nantinya menghasilkan meubel yang
baik dan berkualitas.
Untuk menunjang kegiatan usaha maka perusahaan CV.Patety
Meubel menggunakan peralatan sebagai berikut:
47
Tabel 4.1 Daftar peralatan produksi pada CV.Patety Meubel Kupang
NO Nama Peralatan
Produksi Jumlah Harga Satuan
(Rp) Jumlah Harga ( Rp)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Skap listrik Gergaji listrik Skap tangan Gergaji tangan Mesin amplas Pahat Palu
1 1 4 4 1 5 5
750.000 1.250.000 500.000 75.000 750.000 25.000 50.000
750.000 1.250.000 2.000.000 300.000 750.000 125.000 250.000
Sumber : CV. Patety Meubel Kupang
B. Pembahasan
Sebelum dilanjutkan ke pembahasan, ada beberapa asumsi dasar yang
berhubungan dengan produk meubel. Asumsi-asumsi tersebut yaitu:
a. Poduk yang dianalisa ada dua macam yaitu lemari ukuran dua pintu dan
tempat tidur ukuran 120x200cm, sesuai dengan kriteria yang telah
dikemukakan pada bagian terdahulu yaitu pesanan yang paling banyak
diproduksi dan dilihat dari omset penjualan oleh perusahaan.
b. Data yang diambil adalah data tahun 2017. Pesanan produk lemari untuk
tahun 2017 adalah sebanyak 50 unit dan untuk produk tempat tidur
sebanyak 55 unit.
c. Bahan baku yang dibeli biasanya sesuai dengan kebutuhan.
d. Proses produksi berdasarkan pesanan.
1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan dan Metode
Full Costing
a. Perhitungan Menurut Perusahaan
48
1). Biaya Bahan Baku
Data bahan baku yang digunakan terdiri dari biaya bahan baku
dan biaya bahan penolong. Bahan-bahan yang digunakan untuk
memproduksi lemari dan tempat tidur adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Rincian Bahan Baku per unit untuk Pembuatan Lemari 2 Pintu
pada CV. Patety Meubel Kupang
No Nama Bahan Harga (Rp)/satuan
Kuantitas Biaya (Rp)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Kayu Jati Tripleks Kaca Paku Pelitur Engsel Amplas Kunci Silinder Skrup Lem putih
85.000 60.000 75.000 17.000 65.000 5.000 10.000
15.000 7.500 15.000
14 potong 1 lembar 1 lembar
1 kg 2 liter
2 pasang 2 meter 1 buah
1dos 1 kg
1.190.000 60.000 75.000 17.000 130.000 10.000 20.000 15.000 7.500 15.000
Jumlah 1.539.500 Sumber : CV. Patety Meubel Kupang
Berdasarkan tabel 4.2, maka dapat diketahui jumlah biaya bahan
baku yang digunakan untuk pembuatan satu unit lemari. Biaya yang
dikeluarkan untuk membeli bahan-bahan tersebut, CV. Patety
mengalokasikan biaya bahan baku sebesar Rp.1.539.500 per unit
lemari yang diproduksi.
49
Tabel 4.3 Rincian Bahan Baku per unit untuk Pembuatan Tempat Tidur
ukuran 120x200 pada CV.Patety Meubel Kupang
No Nama Bahan Harga (Rp)/satuan
Kuantitas Biaya (Rp)
1. 2. 3. 4. 5.
Kayu Jati Baut Pelitur Amplas Paku
85.000 10.000 65.000 10.000 17.000
10 potong 4 buah 1 liter
1 meter ¼ kg
850.000 40.000 65.000 10.000 4.250
Jumlah 969.250
Sumber : CV. Patety Meubel Kupang
Berdasarkan tabel 4.3, maka dapat diketahui jumlah biaya bahan
baku yang digunakan untuk satu unit tempat tidur. Biaya yang
dikeluarkan untuk membeli bahan-bahan tersebut, CV. Patety
mengalokasikan biaya bahan baku sebesar Rp.969.250 per unit tempat
tidur.
2). Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja merupakan balas jasa yang diberikan
perusahaan kepada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses
produksi. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan tidak membagi
proses produksinya kedalam beberapa departemen tertentu, dimana
semua proses produksi dari awal hingga akhir dikerjakan oleh tukang
tersebut. Perusahaan mengeluarkan biaya tenaga kerja untuk tenaga
kerja yang menyelesaikan satu buah lemari dan satu buah tempat tidur
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
50
Tabel 4.4 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Produk Lemari dan Tempat
Tidur
No Jenis Produk Upah (Rp)/ orang Jumlah (Rp) 1.
2. Lemari Tempat tidur
350.000 250.000
350.000 250.000
Sumber : CV. Patety Meubel Kupang
Berdasarkan tabel 4.4, maka dapat diketahui biaya tenaga kerja
langsung yang diberikan kepada pekerja untuk setiap unit produk
lemari dan tempat tidur yg diproduksi. Upah tenaga kerja langsung
untuk pembuatan satu unit lemari yaitu sebesar Rp.350.000 dan untuk
satu unit tempat tidur sebesar Rp.250.000.
3). Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan biaya tambahan selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja. Biaya tambahan menurut
CV.Patety Meubel Kupang yaitu biaya administrasi dan biaya lain-
lain.
Dalam penentuan biaya overhead pabrik CV.Patety Meubel
Kupang mengalami kesulitan karena biaya ini sangat kompleks. Untuk
mengatasi kesulitan ini, CV.Patety melakukan tafsiran untuk
menentukan biaya ini yaitu dengan menghitung biaya rata-rata dari
pengeluaran biaya non produksi yang timbul.
CV.Patety Meubel menetapkan biaya tambahan untuk produk lemari
dan tempat tidur sebagai berikut :
51
Tabel 4.5 Biaya Overhead pabrik untuk produk Lemari dan tempat tidur
No Jenis Produk Jumlah (Rp) 1. 2.
Lemari Tempat tidur
75.000 50.000
Sumber: CV.Patety Meubel Kupang
Tabel 4.5, menunjukan bahwa biaya overhead pabrik untuk
memproduksi satu unit lemari adalah sebesar Rp.75.000 sedangkan
untuk satu unit tempat tidur adalah sebesar Rp.50.000.
Berdasarkan perhitungan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik di atas maka dapat diketahui
harga pokok produksi untuk produk lemari ukuran dua pintu dan
tempat tidur ukuran 120x200cm.
Di bawah ini merupakan perhitungan harga pokok produksi untuk
kedua produk tersebut.
52
Tabel 4.6 Harga Pokok per unit Lemari Menurut CV.Patety
No Elemen Biaya Harga Satuan
(Rp) Jumlah Harga
(Rp) 1. 2.
3.
Biaya bahan baku: - Kayu Jati 14 potong - Tripleks 1 lembar - Kaca 1 lembar - Paku 1 kg - Pelitur 2 liter - Engsel 2 pasang - Amplas 2 meter - Kunci Silinder 1 buah - Skrup 1 dos - Lem putih 1 kg
Jumlah : Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik
85.000 60.000 75.000 17.000 65.000 5.000 10.000
15.000 7.500
15.000
1.190.000 60.000 75.000 17.000 130.000 10.000 20.000 15.000 7.500
15.000 1.539.500 350.000
75.000 Harga pokok per unit 1.964.500
Sumber : CV.Patety setelah diolah penulis
Berdasarkan tabel 4.6, maka dapat diketahui bahwa untuk
memproduksi satu unit lemari dibutuhkan biaya bahan baku sebesar
Rp.1.539.500, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.350.000 dan
biaya overhead pabrik sebesar Rp. 75.000. Sehingga harga pokok
untuk satu unit lemari ukuran dua pintu adalah sebesar Rp.1.964.500.
53
Tabel 4.7 Harga Pokok per unit Tempat Tidur Menurut CV.Patety
No Elemen Biaya Harga Satuan Jumlah
Harga 1.
2.
3.
Biaya Bahan - Kayu Jati 10 potong - Baut 4 buah - Pelitur 1 liter - Amplas 1 meter - Paku ¼ kg
Jumlah : Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik
85.000 10.000 65.000 10.000 17.500
850.000 40.000 65.000 10.000 4.250
969.250 250.000
50.000
Harga pokok per unit 1.269.250 Sumber : CV.Patety setelah diolah penulis
Berdasarkan tabel 4.7, maka dapat diketahui bahwa untuk
memproduksi satu unit tempat tidur dibutuhkan biaya bahan baku
sebesar Rp.969.250, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.250.000
dan biaya overhead pabrik sebesar Rp. 50.000. Sehingga harga pokok
untuk satu unit lemari ukuran dua pintu adalah sebesar Rp.1.269.250.
b. Perhitungan menurut metode full costing
Harga pokok produksi menurut metode full costing yaitu
menghitung seluruh biaya yang mempengaruhi proses produksi, seperti
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik baik
yang bersifat variabel maupun bersifat tetap. Metode full costing
merupakan metode yang mengutamakan kedetailan dalam setiap
penentuan biaya produksi. Berdasarkan data yang diterima dari
perusahaan dalam menghitung harga pokok produk meubel, terdapat
beberapa biaya yang tidak dihitung oleh perusahaan.
54
Biaya-biaya yang diabaikan oleh perusahaan yaitu biaya
pemeliharaan dan biaya perawatan alat produksi, biaya depresiasi alat
produksi, biaya listrik dan biaya telepon. Biaya-biaya tersebut akan
dihitung sebagai biaya produksi. Hal ini disebabkan karena dalam
metode full costing semua biaya harus diperhitungkan dalam menentukan
total harga pokok produksi yang akurat, yang nantinya akan dijadikan
dasar dalam penentuan harga jual.
a. Lemari
Pada tahun 2017 CV.Patety Meubel menerima pesanan
sebanyak 50 lemari ini dikarenakan pembuatan produk lemari
berdasarkan pesanan dari pelanggan.
Berdasarkan data pada tabel 4.2, maka dapat dihitung jumlah biaya
bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan suatu unit lemari.
1. Bahan baku
Bahan baku yang dipakai untuk menghasilkan sebuah lemari
adalah:
kayu jati, kaca dan tripleks.
(a) Kayu jati
Untuk menghasilkan satu unit produk lemari dibutuhkan 14
potong papan dengan harga Rp.85.000/lembar.
Perhitungannya: 14 potong x Rp.85.000 = Rp.1.190.000/unit.
Produk yang dihasilkan selama satu tahun sebanyak 50 lemari.
50 unit x Rp.1.190.000 = Rp. 59.500.000.
55
(b) Kaca
Untuk menghasilkan satu unit produk lemari dibutuhkan kaca
sebanyak satu lembar dengan harga Rp.75.000. Perhitungannya:
1 lembar x Rp.75.000 = Rp.75.000/unit. Produk yang dihasilkan
selama satu tahun sebanyak 50 unit. Jadi 50 unit x Rp.75.000 =
Rp.3.750.000.
(c) Tripleks
Untuk menghasilkan satu unit produk lemari dibutuhkan tripleks
sebanyak satu lembar dengan harga per lembar Rp.60.000/unit.
Perhitungannya : 1 lembar x Rp.60.000 = Rp.60.000/unit.
Produk yang dihasilkan selama satu tahun adalah sebanyak 50
unit. Jadi 50 unit x Rp.60.000 = Rp.3.000.000
2. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya tenaga kerja yang
diberikan langsung kepada pekerja yang melakukan kegiatan
produksi. Jumlah tenaga kerja yang dipakai untuk memproduksi
produk adalah tidak tetap, tergantung kebijakan pimpinan
perusahaan serta banyaknya pesanan.
Sistem upah yang diberikan kepada pekerja adalah sistem
borongan. Biaya tenaga kerja langsung untuk satu unit lemari
sebesar Rp.350.000, maka CV.Patety harus mengeluarkan biaya
tenaga kerja langsung sebesar Rp. 17.500.000. Perhitungannya: 1 x
56
Rp.350.000 = Rp.350.000. Jadi 50 unit x Rp.350.000 =
Rp.17.500.000.
3. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang tidak termasuk
dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya
overhead pabrik terdiri dari :
a. Biaya bahan penolong terdiri dari
(1) Paku
Untuk menghasilkan satu unit lemari dibutuhkan paku
sebanyak 1 kg dengan harga per kg Rp.17.000.
Perhitungannya: 1 x Rp.17.000 = Rp. 17.000. Produk yang
dihasilkan selama satu tahun sebanyak 50 unit. Jadi, 50 unit x
Rp.17.000 = Rp.850.000.
(2) Pelitur
Untuk menghasilkan satu unit lemari dibutuhkan pelitur
sebanyak 2 liter, dengan harga per liter Rp.65.000.
Perhitungannya: 2 liter x Rp. 65.000 = Rp.130.000. Produk
yang dihasilkan selama satu tahun sebanyak 50 unit. Jadi, 50
unit x Rp.130.000 = Rp.6.500.000.
(3) Engsel
Untuk menghasilkan satu unit lemari dibutuhkan engsel
sebanyak 2 pasang, dengan harga Rp.5000 per pasang.
Perhitungannnya: 2 pasang x Rp.5.000 = Rp.10.000. Produk
57
yang dihasilkan selama satu tahun sebanyak 50 unit. Jadi, 50
unit x Rp.10.000 = Rp.500.000.
(4) Amplas
Untuk menghasilkan satu unit lemari dibutuhkan amplas
sebanyak 2 meter, dengan harga Rp.10.000 per meter.
Perhitungannya: 2 meter x Rp.10.000 = Rp.20.000. Produk
yang dihasilkan selama 1 tahun sebanyak 50 unit. Jadi, 50
unit x Rp.20.000 = Rp.1.000.000.
(5) Kunci silinder
Untuk menghasilkan satu unit lemari dibutuhkan kunci
silinder sebanyak satu buah, dengan harga Rp.15.000/buah.
Perhitungannya: 1 buah x Rp.15.000 = Rp.15.000. Produk
yang dihasilkan selama satu tahun sebanyak 50 unit. Jadi, 50
unit x Rp. 15.000 = Rp.750.000.
(6) Skrup
Untuk menghasilkan satu unit lemari dibutuhkan skrup
sebanyak satu dus, dengan harga Rp.7.500/dus.
Perhitungannya: 1 dus x Rp.7.500 = Rp.7.500. Produk yang
dihasilkan selama satu tahun sebanyak 50 unit. Jadi, 50 unit x
Rp. 7.500 = Rp.375.000.
(7) Lem putih
Untuk menghasilkan satu unit lemari dibutuhkan lem putih
sebanyak satu kg, dengan harga Rp.15.000/kg.
58
Perhitungannya: 1 kg x Rp.15.000 = Rp.15.000. Produk yang
dihasilkan selama satu tahun sebanyak 50 unit. Jadi, 50 unit x
Rp. 15.000 = Rp.750.000.
b. Biaya listrik
Biaya listrik per bulan adalah Rp.1.500.000, dengan jenis produk
yang dihasilkan 8 jenis, termasuk lemari. Pembebanan biaya
listrik dibagi secara merata untuk 8 jenis produk dengan total
produksi per tahun 225 unit. Pembebanan biaya listrik perbulan
dihitung sebagai berikut: Rp.1.500.000/8 jenis =
Rp.187.500/bulan. Total biaya listrik selama satu tahun adalah
Rp.187.500 x 12 bulan = Rp. 2.250.000. Pembebanan tarif biaya
listrik untuk tiap unit produk adalah Rp.2.250.000/225 unit =
Rp.10.000 per unit. Pembebanan tarif biaya listrik untuk 50 unit
lemari adalah: 50 x Rp.10.000 = Rp.500.000.
c. Biaya Telepon
Pemakaian telepon untuk bagian produksi per bulan adalah
Rp.150.000, dengan jenis produk yang dihasilkan 8 jenis,
termasuk lemari. Pembebanan biaya telepon dibagi secara merata
untuk 8 jenis produk dengan total produksi pertahun adalah 225
unit. Pembebanan biaya telepon per bulan dihitung sebagai
berikut: Rp.150.000/8 jenis = Rp.18.750/bulan. Total biaya
telepon selama satu tahun adalah Rp.18.750 x 12 bulan = Rp.
225.000. Pembebanan biaya telepon untuk tiap unit produk
59
Rp.225.000/225 unit = Rp.1.000 per unit. Pembebanan tarif biaya
telepon untuk 50 unit lemari adalah: 50 x Rp.1.000 = Rp.50.000.
d. Biaya pemeliharaan
Biaya pemeliharaan mesin dibagi secara merata untuk 8 jenis
produk. Biaya pemeliharaan peralatan perbulan sebesar
Rp.225.000. Biaya pembebanan ini dialokasikan ke setiap jenis
produk secara merata termasuk lemari. Pembebanan biaya
pemeliharaan setiap bulan untuk produk lemari dihitung sebagai
berikut: Rp.225.000/8 jenis = Rp.28.125/bulan. Total
pemeliharaan mesin selama satu tahun adalah Rp.28.125 x 12
bulan = Rp.337.500. Pembebanan tarif biaya pemeliharaan untuk
tiap unit produk adalah Rp.337.500/225 unit = Rp.1.500. Maka
untuk 50 unit lemari adalah : 50 unit x Rp.1.814,51 = Rp.75.000.
e. Biaya penyusutan gedung pabrik :
� � � � = � �� � − � �� � �
= � . . . − � . . .
= � . . . / �ℎ
Pembebanan biaya penyusutan gedung dihitung secara merata
untuk 8 jenis produk. Umur ekonomis gedung 10 tahun. Nilai
awal sebesar Rp.75.000.000 dan nilai sekarang atau nilai sisa
sebesar Rp.40.000.000, maka biaya penyusutan dapat dihitung
menggunakan metode garis lurus. Pembebanan penyusutan
60
pertahun dapat dihitung sebagai berikut = Penyusutan per tahun/
total produksi pertahun
= Rp.3.500.000/225 unit
= Rp. 15.556/unit
Pembebanan penyusutan gedung untuk 50 unit lemari adalah
Rp.15.556 x 50 unit = Rp.777.800.
f. Biaya penyusutan mesin dan peralatan
Biaya penyusutan perlatan dan mesin dialokasikan secara merata
untuk 8 jenis produk. Umur ekonomis masing-masing untuk
peralatan dan mesin rata-rata 5 tahun. Peralatan dan mesin yang
mengalami penyusutan adalah:
1. Skap Listrik
Nilai awal dari skap listrik adalah Rp.750.000 dan nilai
sekarang Rp.400.000. Penyusutan per tahun dihitung sebagai
berikut: � . . − . = � . . / �ℎ
Pembebanan penyusutan pertahun adalah: � . . � = � . ,
Pembebanan penyusutan skap listrik untuk produk lemari
adalah: Rp.311,11 x 50 unit = Rp.15.556.
61
2. Gergaji listrik
Nilai awal dari gergaji listrik adalah Rp. 1.250.000, nilai
sekarang
Rp.850.000. Penyusutan per tahun dihitung sebagai berikut: � . . . − . = � . . / �ℎ
Pembebenan penyusutan gergaji listrik per unit adalah: � . . � = � . ,
Pembebanan penyusutan pada produk lemari adalah:
Rp.355,56 x 50 unit = Rp.17.778.
3. Skap tangan
Nilai awal dari skap tangan adalah Rp.500.000 nilai sekarang
Rp.300.000. Biaya penyusutan: � . . − � . . = � . . / �ℎ
Pembebanan penyusutan skap tangan per unit dapat dihitung
sebagai berikut: � . , � = � . ,
Pembebanan biaya penyusutan skap tangan pada produk lemari:
Rp.177,78 x 50 unit = Rp.8.889.
62
4. Gergaji tangan
Nilai awal dari gergaji tangan adalah Rp.75.000 dan nilai
sekarang Rp.40.000. Penyusutan per tahun dihitung sebagai
berikut: � . . − . = � . . / �ℎ
Pembebanan penyusutan pertahun adalah: � . . � = � . ,
Pembebanan penyusutan gergaji tangan untuk produk lemari
adalah: Rp.31,11 x 50 unit = Rp.1.555.5
5. Mesin amplas
Nilai awal dari mesin amplas adalah Rp.750.000 dan nilai
sekarang Rp.450.000. Penyusutan per tahun dihitung sebagai
berikut: � . . − . = � . . / �ℎ
Pembebanan penyusutan pertahun adalah: � . . � = ��. ,
Pembebanan penyusutan mesin amplas untuk produk lemari
adalah: Rp.266,67 x 50 unit = Rp.13.333,5
6. Pahat
Nilai awal dari pahat adalah Rp.25.000 dan nilai sekarang
Rp.15.000. Penyusutan per tahun dihitung sebagai berikut:
63
� . . − . = � . / �ℎ
Pembebanan penyusutan pertahun adalah: � . = � . ,
Pembebanan penyusutan pahat untuk produk lemari adalah:
Rp.0.008 x 50 unit = Rp.0,4.
7. Palu
Nilai awal dari palu adalah Rp.50.000 dan nilai sekarang
Rp.25.000. Penyusutan per tahun dihitung sebagai berikut: � . . − . = � . . / �ℎ
Pembebanan penyusutan pertahun adalah: � . . � = � . ,
Pembebanan penyusutan palu untuk produk lemari adalah:
Rp.22,22 x 50 unit = Rp. 1.111.
b. Tempat Tidur
1. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku diketahui apabila jumlah kebutuhan bahan
baku yang terserap untuk kegiatan produksi dapat dihitung. Selain
itu harus mengetahui jumlah tempat tidur ukuran 120x200cm yang
dihasilkan dalam periode tersebut.
Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan tempat tidur
adalah kayu jati. Untuk menghasilkan satu tempat tidur dibutuhkan
64
10 potong, dengan harga per potong Rp.85.000. Perhitungannya: 10
potong x Rp.85.000 = Rp.850.000/unit produk yang dihasilkan
selama 1 tahun adalah 55 unit. Jadi, Rp.850.000 x 55 unit = Rp.
46.750.000.
2. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang
langsung mempengaruhi proses produksi. Besarnya upah langsung
untuk satu unit tempat tidur ukuran 120x200cm adalah
Rp.250.000/unit. Maka biaya tenaga kerja langsung selama tahun
2017 dapat dihitung sebagai berikut:
55 unit x Rp.250.000 = Rp.13.750.000. Jadi, untuk memproduksi
tempat tidur sebanyak 55 unit dengan upah langsung Rp.250.000
maka CV. Patety harus mengeluarkan biaya sebesar
Rp.13.750.000/tahun.
3. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan salah satu elemen biaya yang
penting dalam menghitung harga pokok produk. Untuk menghitung
biaya overhead terlebih dahulu harus diketahui unsur-unsur biaya
overhead yang terdapat dalam proses produksi tersebut.
Biaya non produksi yang dikeluarkan CV. Patety yang secara
tidak langsung mempengaruhi kegiatan produksi untuk
menghasilkan tempat tidur. Biaya-biaya itu adalah biaya penolong,
biaya listrik, biaya telepon, biaya pemeliharaan, biaya penyusutan
65
gedung pabrik, biaya penyusutan mesin dan peralatan. Biaya tersebut
tidak dihitung secara terperinci oleh CV. Patety.
Berdasarkan hasil penelitian pada CV. Patety, jenis produk yang
dihasilkan berdasarkan pesanan terdiri dari: lemari, tempat tidur,
meja, kursi, daun pintu, bufet, dan kuseng.
Dibawah ini merupakan perhitungan biaya overhead pabrik
yang dibebankan pada produk tempat tidur yang dihasilkan pada
tahun 2017.
a. . Biaya bahan penolong
1). Paku
Untuk menghasilkan satu unit tempat tidur ukuran
120x200cm membutuhkan paku sebanyak ¼ kg, dengan
harga per kg sebesar Rp.17.000. Maka untuk satu unit
tempat tidur membutuhkan biaya sebanyak Rp.4.250.
Perhitungannya: ¼ kg x Rp.17.000 = Rp.4.250. Produk
yang dihasilkan selama tahun 2017 adalah 55 unit. Jadi, 55
unit x Rp.4.250 = Rp.233.750.
2). Baut
Untuk menghasilkan satu unit tempat tidur ukuran
120x200cm membutuhkan baut 4 buah, dengan harga
Rp.10.000/buah. Maka untuk satu unit tempat tidur
membutuhkan biaya sebanyak Rp.40.000. Produk yang
66
dihasilkan selama tahun 2017 adalah 55 unit. Jadi, 55 unit x
Rp.40.000 = Rp.2.200.000.
3). Pelitur
Untuk menghasilkan satu unit tempat tidur ukuran
120x200cm membutuhkan pelitur sebanyak 1 liter, dengan
harga Rp.65.000/liter. Maka untuk satu unit tempat tidur
membutuhkan biaya sebanyak Rp.65.000. Produk yang
dihasilkan selama tahun 2017 adalah 55 unit. Jadi, 55 unit x
Rp.65.000 = Rp.3.575.000.
4). Amplas
Untuk menghasilkan satu unit tempat tidur ukuran
120x200cm membutuhkan amplas sebanyak 1 meter,
dengan harga Rp.10.000/meter. Maka untuk satu unit
tempat tidur membutuhkan biaya sebanyak Rp.10.000.
Produk yang dihasilkan selama tahun 2017 adalah 55 unit.
Jadi, 55 unit x Rp.10.000 = Rp.550.000.
b. Biaya listrik
Biaya listrik untuk produk tempat tidur adalah Rp.1.500.000/8
jenis = Rp. 187.500.
Total biaya listrik selama satu tahun adalah Rp.187.500 x 12
bulan = Rp.2.250.000. Pembebanan tarif biaya listrik untuk tiap
unit produk adalah Rp.2.250.000/225 = Rp.10.000. Jadi, biaya
67
listrik untuk 55 unit tempat tidur adalah Rp.10.000 x 55 unit =
Rp.550.000.
c. Biaya telepon
Pembebanan biaya telepon untuk tiap unit produk
Rp.225.000/225 unit = Rp.1.000 per unit. Pembebanan tarif biaya
telepon untuk 55 unit tempat tidur adalah: 55 x Rp.1.000 =
Rp.55.000.
d. Biaya pemeliharaan
Pembebanan tarif biaya pemeliharaan untuk tiap unit produk
adalah Rp.337.500/225 unit = Rp.1.500. Maka untuk 55 unit
tempat tidur adalah : 55 unit x Rp.1.500 = Rp.82.500.
e. Biaya penyusutan gedung pabrik
Pembebanan penyusutan gedung untuk 55 unit tempat tidur
adalah Rp.15.556 x 55 unit = Rp.855.580.
f. Biaya penyusutan peralatan dan mesin
1). Skap listrik
Pembebanan penyusutan skap listrik untuk produk tempat tidur
adalah: Rp311,11 x 55 unit = Rp.17.111,05.
2). Gergaji listrik
Pembebanan penyusutan pada produk tempat tidur adalah:
Rp.355,56 x 55 unit = Rp.19.556.
68
3). Skap tangan
Pembebanan biaya penyusutan skap tangan pada produk
tempat tidur: Rp.177,78 x 55 unit = Rp.9.778
4). Gergaji tangan
Pembebanan penyusutan gergaji tangan untuk produk tempat
tidur adalah: Rp.31,11 x 55 unit = Rp.1.711,05.
5). Mesin amplas
Pembebanan penyusutan mesin amplas untuk produk tempat
tidur adalah: Rp.266,67 x 55 unit = Rp.14.667.
6). Pahat
Pembebanan penyusutan pahat untuk produk tempat tidur
adalah: Rp.0.008 x 55 unit = Rp.0,44.
7). Palu
Pembebanan penyusutan palu untuk produk tempat tidur
adalah: Rp.22,22 x 55 unit = Rp.1.222,1.
Untuk mengetahui harga pokok perunit lemari dan tempat tidur
menurut metode akuntansi biaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
69
Tabel 4.8 Harga pokok per unit lemari menurut metode full costing
No Elemen Biaya Harga
satuan (Rp)
Jumlah harga (Rp)
1.
2.
3.
Biaya bahan baku: - Kayu Jati 14 ptg - Tripleks 1 lembar - Kaca 1 lembar
Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik - Paku 1kg - Pelitur 2 liter - Engsel 2 pasang - Amplas 2 meter - Kunci silinder 1 buah - Skrup 1 dos - Lem putih 1kg - Penyusutan gedung 1 tahun =
50 unit lemari - Penyusutan mesin dan peralatan
1 tahun = 50 unit lemari - Biaya pemeliharaan mesin - Biaya listrik - Biaya telepon
85.000 60.000 75.000
17.000 65.000 5.000 10.000 15.000 7.500 15.000
777.800 58.223,4 75.000 500.000 50.000
1.190.000 60.000 75.000 1.325.000 350.000
17.000 130.000 10.000 20.000 15.000 7.500 15.000 15.556
1.164,5
1.500
10.000 1.000
Harga pokok per unit 1.918.721 Sumber: CV.Patety setelah diolah penulis
Berdasarkan tabel 4.8, maka dapat diketahui bahwa harga
pokok produk untuk lemari ukuran dua pintu yaitu sebesar
Rp.1.918.721 yang terdiri dari biaya bahan baku sebesar Rp.1.325.000,
biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.350.000, dan biaya overhead
pabrik sebesar Rp.243.721.
70
Tabel 4.9 Harga pokok per unit tempat tidur menurut metode full costing
No Elemen Biaya Harga
satuan (Rp) Jumlah
harga (Rp)
1.
2.
3.
Biaya bahan baku: - Kayu Jati 14 ptg
Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik - Paku ¼ kg - Pelitur 1 liter - Baut 4 buah - Amplas 1 meter - Penyusutan gedung 1 tahun =
55 unit tempat tidur - Penyusutan mesin dan peralatan
1 tahun = 55 unit tempat tidur - Biaya pemeliharaan mesin - Biaya listrik - Biaya telepon
85.000
17.000 65.000 10.000 10.000 855.580
64.045,64 82.500 550.000 55.000
850.000 250.000
4.250 65.000 40.000 10.000 15.556
1.164,46
1.554,5
10.000 1.000
Harga pokok per unit 1.248.525 Sumber: CV.Patety setelah diolah penulis
Berdasarkan tabel 4.9, maka dapat diketahui bahwa harga pokok
produk untuk lemari ukuran dua pintu yaitu sebesar Rp.1.248.525 yang
terdiri dari biaya bahan baku sebesar Rp.850.000, biaya tenaga kerja
langsung sebesar Rp.250.000, dan biaya overhead pabrik sebesar
Rp.148.525.
71
2. Perbandingan harga pokok menurut CV.Patety dengan metode full
costing
1.Lemari
Untuk mengetahui perbandingan antara harga pokok perunit lemari
menurut CV.Patety dan menurut metode full costing dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.10 Perbandingan harga pokok per unit lemari
Elemen Biaya CV.Patety
(Rp) Metode full costing
(Rp) Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik
1.539.500 350.000 75.000
1.325.000 350.000 243.721
Harga pokok per unit 1.964.500 1.918.721 Sumber: Hasil pengolahan penulis
Berdasarkan tabel 4.10, maka dapat diketahui selisih harga pokok
per unit antara perhitungan perusahaan dengan perhitungan menggunakan
metode full costing. Selisihnya yaitu sebesar Rp.45.779.
Tabel 4.11 Perbandingan harga pokok per unit tempat tidur
Elemen Biaya CV.Patety
(Rp) Metode full costing
(Rp) Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik
969.250 250.000 50.000
850.000 250.000 148.525
Harga pokok per unit 1.269.250 1.248.525
Sumber: Hasil pengolahan penulis
Berdasarkan tabel 4.11, maka dapat diketahui terjadi selisih
antara harga pokok yang dihitung oleh CV.Patety dengan harga pokok
yang dihitung dengan metode full costing. Selisihnya yaitu sebesar
72
Rp.20.725. Ini disebabkan karena CV. Patety tidak memasukan biaya
penyusutan peralatan dan mesin, biaya listrik, biaya telepon, biaya
pemeliharaan, dan biaya penyusutan gedung pabrik ke dalam perhitungan
harga pokok produk.
3. Penentuan Harga Jual
Untuk menghitung harga jual per unit produk dapat dihitung
dengan menggunakan metode cost plus pricing method. Dalam metode ini
harga jual dihitung dengan menggunakan mark up pricing method yaitu
penetapan harga jual untuk satu unit yang besarnya sama dengan harga pokok
ditambah dengan persentase mark up dikali dengan harga pokok. Rumusnya
adalah:
Harga jual = Biaya Total Per unit + Margin hartanto, : . 1. Menurut CV.Patety
a. Lemari
Untuk setiap unit produk yang dihasilkan CV. Patety menetapkan
margin sebesar 25% dari harga pokok per unit lemari sehingga harga
jual unit produk lemari setelah ditambah dengan laba akan menjadi
Rp.2.455.625. Perhitungannya: 25% x Rp.1.964.500 = Rp.491.125. Jadi
harga jual per unit produk diperoleh dari: Rp.1.964.500 + Rp.491.125 =
Rp.2.455.625. laba yang diperoleh perusahaan adalah Rp.491.125.
b. Tempat tidur
Harga jual unit produk lemari setelah ditambah dengan laba akan
menjadi Rp.1.586.563. Perhitungannya: 25% x Rp.1.269.250 =
73
Rp.317.313. Jadi harga jual per unit produk diperoleh dari:
Rp.1.269.250 + Rp.317.313 = Rp.1.586.563. Laba yang diperoleh
perusahaan adalah Rp.317.313.
2. Menurut Metode full costing
a. Lemari
Perhitungan harga jual untuk satu unit lemari menurut metode
full costing dengan menetapkan laba sebesar 25% dari harga pokok
produk yaitu Rp. 1.918.721 per unit lemari. Laba yang diperoleh
perusahaan adalah Rp.479.680. Harga jual produk lemari setelah
ditambah dengan laba adalah Rp.2.398.401.
b. Tempat tidur
Perhitungan harga jual untuk satu unit tempat tidur ukuran
120x200cm menurut metode full costing dengan menetapkan laba
sebesar 25% dari harga pokok produk yaitu Rp. 1.248.525 per unit
lemari. Laba yang diperoleh perusahaan adalah Rp.312.131. Harga jual
produk lemari setelah ditambah dengan laba adalah Rp.1.560.656.
Berdasarkan perhitungan harga jual per unit produk, baik lemari
maupun tempat tidur dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
antara harga jual yang ditentukan perusahaan dengan harga jual yang
dihitung menurut metode full costing. Hal ini terjadi karena CV.Patety
tidak memasukan biaya penyusutan peralatan dan mesin, biaya listrik,
biaya telepon, biaya pemeliharaan, dan biaya penyusutan gedung pabrik
ke dalam perhitungan harga pokok produk.
Recommended