View
221
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Objek Penelitian
4.1.1. Profil PT Sygma Examedia Arkanleema
PT Sygma Examedia Arkanleema merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang percetakan dan pengembangan aplikasi islami, perusahaan
tersebut memulai karirnya dari usaha penerbitan buletin jumat dan pada saat ini
dapat dikatakan jika perusahaan tersebut telah menjelma menjadi salah satu
perusahaan yang terdepan dalam penerbitan al quran dan pengembangan aplikasi
islami. PT Sygma Examedia Arkanleema termasuk pada golongan industri
percetakan dan industri media rekaman yang ada di Jawa Barat.
PT Sygma Examedia Arkanleema didirikan berdasarkan akta pendirian No.
10 tanggal 14 januari 2008 di notaris Irma Rachmawati SH. Direktur utama PT
Sygma Examedia Arkanleema yaitu Arief Purnomo.
PT Sygma Examedia Arkanleema semakin berkembang hingga saat ini,
pada tahun 2009 perusahaan mendirikan Sygma Foundation sebagai bentuk
tanggung jawab dan kepedulian perusahaan terhadap pemberdayaan umat; satu
tahun kemudian yakni tahun 2010 Sygam Foundation mendirikan sebuah sekolah
dengan nama sekolah Bintang Madani; pada tahun yang sama yakni 2010 PT
Sygma Examedia Arkanleema mendirikan anak perusahaan yang bergerak
dibidang printing dengan nama Sygma Exa Grafika; tahun 2011 PT Sygma
45
Examedia Arkanleema bertransformasi menjadi Sygma Creative Media
Corporation guna menjawab tantangan yang ada dalam dunia industri kreatif;
tahun 2012 perusahaan menghadirkan quran epicentrum guna menfasilitasi
masyarakat mendapatkan informasi dan berinteraksi dengan al quran selain itu
ditahun yang sama perusahaan melahirkan dua anak perusahaan yakni PT Sygma
Media Inovasi (Sygma Inovation) dan PT Sygma Daya Insani (SDI).
PT Sygma Examedia Arkanleema atau Sygma Creative Media Corporation
(CMC) berlokasi di jalan Babakan Sari No. 71 Kiara Condong Bandung Jawa
Barat, lokasi tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan yang matang yakni lokasi
perusahaan dianggap strategis dikarenakan dekat dengan jalan raya dan dapat
memudahkan konsumen untuk mengunjungi perusahaan secara langsung.
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
Berikut adalah visi dan misi dari PT Sygma Examedia Arkanleema yang
merupakan objek penelitian yakni sebagai berikut:
Visi Perusahaan:
Menjadi korporasi media berbasis nilai keluarga yang paling berpengaruh di
Indonesia. Berfokus kepada industri media kreatif dengan kualitas internasional,
jaringan global dan profitabilitas tinggi.
Misi Perusahaan:
1. Mewujudkan perusahaan media kreatif nomor satu di Indonesia dengan
jalur-jalur pemasaran yang terintegrasi secara efektif.
46
2. Mengembangkan SDM yang profesional, berakhlak baik, loyal, dan
berkomitmen pada bidang pengembangan media.
3. Merancang dan menghasilkan produk-produk yang bermutu dengan
konten yang unggul, bermanfaat dan berorientasi kebaikan universal untuk
masyarakat Indonesia dan dunia.
4. Mewujudkan perusahaan berstandar internasional, yang memberikan
jaminan kepuasan kepada pelanggan secara optimal.
5. Memperoleh keuntungan terbaik untuk mensejahterakan segenap
pemangku kepentingan dan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.
4.1.3. Produk yang Dihasilkan
PT Sygma Examedia Arkanleema sebagai perusahan yang bergerak
dibidang percetakan memproduksi dua jenis produk yaitu al qur’an dan buku
islami.
1. Produk Al Qur’an
Berikut ini merupakan produk al qur’an yang diproduksi oleh PT Sygma
Examedia Arkanleema:
Tabel 4.1 Daftar Produk Al Quran di PT Sygma Examedia Arkanleema
Jenis Tipe
1. Bukhara Bukhara B5 RI
Bhukara B5 (Batik Cover)
Bukhara A5 HC
Bukhara A6 Jaket
Bukhara A6 HC
Al quran tajwid & terjemah Bukhara
B6 jaket
Al quran tajwid & terjemah Bukhara
B6 HC
47
Jenis Tipe
2. Hijaz Hijaz the practice
Hijaz A4 Besar
Hijaz Tihamah (4306
Hijaz A5 HC
Hijaz Klasik
Sedang - (HC) Edisi Special For
Woman
3. Mina Mina Tilawah A4 HC
Mina Tilawah A5 HC
Mina Tilawah A6 jaket
Mina Tilawah A6 SC
Mina Tilawah A7 jaket
Mina Tilawah A7 SC
Mina Kecil A6 Jaket Tajwid
Mina Tilawah -Kecil-SC (6 Jilid)
Mina A6 Jaket Tajwid
Mina Tilawah A4 HC
4. Tikrar Tikrar A4
Tikrar A5
Tikrar B6
5. Cordova Cordova A6 Jaket
Cordova A6 HC
Cordova A5 Jaket
Cordova A6 Jaket
6. Azalia Azalia A5 HC (5237)
Azalia Jaket Kerut
Azalia Agenda Magnet
Azalia Hishna
Azalia zaira Resleting
Al Quran azalia A5 - 100 Suede –
GRM
7. Yasmina
Yasmina B6 Jaket Reg Laser
Yasmina B6 HC RI (5234)
Yasmina A6 Jaket
Yasmina A6 HC
Yasmina A6 Jaket Mcn
Yasmina B6 Jaket
Yasmina Terjemah Kecil Jaket Bordir
Non Zipper Reg
8. Ekslusif Fadillah
Al-Qur’an A5 Rasm Ustmani Syaamil
Ghawtani HC
MyFA E-Peen (I) + Tas
Al-Qur’an Hafalan Besar Metode
48
Jenis Tipe
Yadain (I)
Paket Mushaf Tulis B5 (3 Jilid+Box) +
Wakaf
Buku Doa Dr. KH. Miftah Faridl HC
Buku Doa Dr. KH. Miftah Faridl Jaket
Miracle
Bukhara Agenda Exl Magnet
Azalia Tajwid Agenda Exl Magnet
Bukhara Agenda Exl Tali
Azalia Tajwid Agenda Exl Tali
Sumber: PT Sygma Examedia Arkanleema
2. Produk Buku
Berikut ini merupakan buku yang diproduksi oleh PT Sygma Examedia
Arkanleema:
Tabel 4.2 Daftar Produk Buku di PT Sygma Examedia Arkanleema
No Judul Buku No Judul Buku
1 101 Doa Penuntun Hidup Sukses 34 Agar Para Malaikat Berdoa
Untukmu
2 Agar Seks Tidak Salah Jalan 35 Aku Cinta Al Quran 2 (84-90)
3 Aku Cinta Al Quran 3 (78-83) 36 Aku Mau Ayah
4 Alangkah Lucunya Sekolah Negeri
Ini 37 Ashabul Kahfi
5 Ashabul Ukhdud 38 Asmaul Husna Effect
6 Asmaul Husna For Teens 39 Asyiknya Aku Berhaji
7 Asyiknya Aku Berwudhu 40 Asyiknya Aku Berzakat
8 Bantu Ibu, yuk! 41 Beramal Enteng Berpahala
Dahsyat
9 Buku Dream 42 Cara Gila Berlimpah Rezeki
10 EURECLE! 43 Fikih Kontroversi
11 Hadiah dari Sang Guru 44 Hadits- Hadits Pilihan untuk
Wanita
12 Haji Gratis Semua Bisa ke Baitullah 45 Hypnodiet
13 Ibadah Muslim Kosmopolitan 46 Jadi Ayah Baru Ternyata Asyik
Juga Ya
14 Jika Aku Menjadi Umar bin Abdul
Aziz 47
Jika Aku Menjadi Utsman bin
Affan
15 Journey Of The Hearts 48 Kak Seto Punya Mimpi
16 Kecantikan Surgawi 49 Ketika Bilqis Harus Cangkok
49
No Judul Buku No Judul Buku
Hati
17 Kisah Nabi Muhammad Saw. 2 50 Kisah-Kisah Moral Merajut
Cinta Ibu dan Anand
18 Laskar Sabrang Sangkan 51 Love Message
19 Marketing Communication
Orchestra 52
Melejitkan Potensi Moral dan
Spiritual Anak
20 Menabur Cinta Menuai Cinta 53 Menolong,yuk!
21 Miracle Of Love 54 Multiple Intellegences For
Islamic Teaching
22 Mutiara Hikmah Facebook 55 Nasihat Bagi Para Pencari
Cahaya
23 Paket Jika Aku Menjadi 56 Parasit Aqidah – SEA
24 Pengakuan Tokoh Non Muslim
Dunia tentang Islam 57
Pesona Cinta Manusia-Manusia
Pilihan
25 Rahasia Kekayaan Tertinggi 58 Rahasia Pengobatan Dengan
Puasa
26 Ramadhanku yang Hebat 59 Rantai Keajaiban
27 Semua Ayah Adalah Bintang 60 Seri Mewarnai "Sayuran"
28 Shalat,Thaharah dan Itikaf Special
Guide For Woman 61
Smart Communication For
Smart Couple
29 Smart Parenting with Love 62 Special Guide for Women Haji
& Umroh
30 Super Mentoring Senior 2 63 The Dream Manager
31 The Gathering 64 TITIK (Tidak Bisa) BALIK
32 Until Murder Do As Apart 65 Warna-Warni Salju Pingu
33 Arquella 1
Sumber: PT Sygma Examedia Arkanleema
50
4.1.4. Aktivitas Lantai Produksi PT Sygma Examedia Arkanleema
Mulai
Gudang Bahan Baku
(Material)
Mesin Potong Kertas
Mesin Cetak
QC in Line Scrap
Mesin Lipat
Mesin Jahit
Pasang Sitblat /
Cover Dalam
Mesin Press Buku/
Blok Lem
Proses Belah Buku
Mesin Potong Buku
½ Jadi
QC Buku ½ Jadi Repair
Cassing In
(Penggabungan Buku
Dengan Cover)
QC Outline Repair
Packaging
Selesai
Approved
Not Approved
Not Approved
Approved
Not Approved
Approved
Approved
Approved
Gambar 4.1 Aktivitas Produksi di PT Sygma Examedia Arkanleema
Sumber: PT Sygma Examedia Arkanleema
51
Area yang digunakan sebagai lantai produksi pada PT Sygma Examedia
Arkanleema memiliki total luas lantai 638,61 m2. Gambar 4.1 di atas merupakan
aktivitas produksi yang ada di PT Sygma Examedia Arkanleema, berikut
merupakan penjelasan secara rinci dari Gambar 4.1 di atas:
Aktivitas produksi buku dan al quran pada PT Sygma Examedia
Arkanleema dimulai atau diawali dari gudang bahan baku kemudian dilakukan
pemotongan kertas sesuai ukuran yang dibutuhkan, selajutnya kertas dibawa ke
mesin cetak, setelah melalui proses percetakan kemudian dilakukan QC in line
yang bertujuan untuk memastikan hasil cetak sudah memenuhi standar, apabila
lolos masuk ke bagian mesin lipat. Setelah melalui mesin lipat kemudian masuk
ke tahap selanjutnya yaitu mesin jahit, pasang siblat, press blok lem buku, belah
buku, dan mesin potong buku setengah jadi, setelah melalui proses tersebut
kemudian dilakukan QC buku setengah jadi, apabila lolos masuk ke bagian mesin
casing in yaitu penggabungan buku dan cover. Setelah itu dilakukan QC out line
untuk memastikan produk yang dihasilkan sudah memenuhi standar sebelum di
kirim ke konsumen, apabila lolos masuk ke bagian packaging kemudian produk
tersebut disimpan ke dalam gudang.
4.2. Tata Letak Awal Fasilitas Produksi di PT Sygma Examedia Arkanleema
Berikut ini merupakan tata letak atau layout awal lantai bagian produksi
yang terdapat di PT Sygma Examedia Arkanleema, jenis layout yang digunakan
oleh perusahaan menurut hasil selama observasi adalah jenis layout yang
berorientasi pada proses.
52
GUDANG
AREA MESIN JAHIT
AREA MESIN POTONG
AREA MESIN PRINTING
QC IN
LINE
AREA
MESIN
SHRINK
AREA QC OUT LINE
MEJA
UNTU
K
MEMA
SUKA
N
PRODU
K KE
PLASTI
K
AREA QC
BUKU ½ JADI
AREA
CASING INPASANG
SITBLAT
AREA
MESIN
PRESS
BLOK
LEM
AREA
REVI
SI
AREA
PROSES
BELAH
BUKU
6,10 m
6,10 m
10,60 m
5,8
m
9,3
2 m
9,32 m
14,84 m
8,1
1 m
8,1
1 m
1,55 m
9,9 m
8,1
1 m
17,8
4 m
8,11 m
2,6
6 m
8,2
0 m
7,04 m
3,93
m
2,10 m
3,26 m5,04 m
4,3
2 m
3,00 m
7,39 m
2,8
8 m
AR
EA
ME
SIN
LIP
AT
MESIN
POTONG
BUKU ½
JADI
2,88 m
Gambar 4.2 Layout Awal Lantai Produksi PT Sygma Examedia Arkanleema
Sumber: Olah Data
Pada tata letak atau layout awal lantai produksi yang ada di PT Sygma
Examedia Arkanleema luas lantai berdasarkan observasi yang dilakukan dapat
dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Luas Lantai Produksi Tata Letak Awal di PT Sygma Examedia
Arkanleema
No
Area Kerja
Bagian
Produksi
Kode Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
1. Gudang Bahan
Baku
A 9,32 9,32 86,86
2. Mesin Cutting
(Potong)
B 10,60 5,80 61,48
3. Mesin Printing
(Cetak)
C 14,84 8,11 120,35
53
No
Area Kerja
Bagian
Produksi
Kode Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
4. QC in line D 1,55 2,15 3,33
5. Mesin Lipat E 12,23 6,10 74,60
6. Mesin Jahit F 9,90 8,11 80,28
7. Pasang Sitblat G 2,10 3,93 8,25
8. Press Blok
Lem
H 5,04 4,47 22,52
9. Proses Belah
Buku
I 8,11 5,13 41,60
10. Mesin Potong
Buku Setengah
Jadi
J
2,88 3,54 10,19
11. QC Buku
Setengah Jadi
K 7,04 4,35 30,41
12. Ruang Revisi L 4,32 3,00 12,96
13. Mesin Cassing
In
(Penggabungan
Buku dan
Cover)
M
3,26 2,66 8,67
14. QC Outline N 7,39 8,10 59,85
15. Packaging
Manual
(Plastik)
O
4,28 2,88 12,32
16. Mesin Shrink P 2,66 1,86 4,94
Total 638,61
Sumber: Olah Data
4.2.1. Kapasitas Produksi
Dari data yang diperoleh dari PT Sygma Examedia Arkanleema, karyawan
yang mendapat pekerjaan pada bagian produksi bekerja efektif selama lima hari
kerja dalam satu minggu yakni hari senin-jumat atau 20 hari kerja tiap bulan.
Terdapat dua shift untuk setiap harinya, untuk shift pertama yakni dimulai dari
pukul 07.00-12.00 dan untuk shift kedua dimulai pukul 13.00-17.00 WIB. Untuk
setiap shift diberi waktu istirahat masing-masing selama satu jam, sehingga waktu
efektif bekerja untuk setiap shift pada bagian produksi adalah 5 jam (300 menit).
54
Dari data tersebut dapat diketahui kapasitas waktu kerja per workstation
perbulannya. Contoh perhitungan sebagai berikut:
Area gudang, jam kerja dalam sehari adalah 10 jam = 600 menit, dan 20 hari
kerja dalam satu bulan. Kapasitas waktu kerja pada bagian area gudang
perbulan adalah 600 menit x 20 hari kerja x 6 pekerja = 72.000 menit.
Area mesin cutting atau mesin potong, waktu operasional dimulai dari shift 1
yakni mulai pukul 07.00 sampai dengan 17.00, maka total waktu operasional
untuk bagian area mesin cutting adalah 10 jam (600 menit).
Area mesin printing, waktu operasional dimulai dari shift 1 yakni mulai
pukul 7.00 sampai dengan 17.00, maka total waktu operasional untuk bagian
area mesin printing adalah 10 jam (600 menit).
Area QC in line, waktu operasional dimulai dari shift 1 yakni pukul 07.00
sampai dengan 17.00, maka total waktu operasional untuk area QC in line
adalah 10 jam (600 menit).
Area mesin lipat, waktu operasional dimulai dari shift 1 yakni pukul 07.00
sampai dengan 17.00, maka total waktu operasional untuk area mesin lipat
adalah 10 jam (600 menit).
Area mesin jahit, waktu operasional dimulai dari shift 1 yakni pukul 07.00
sampai dengan 17.00, maka total waktu operasional untuk area mesin jahit
adalah 10 jam (600 menit).
Area pasang sitblat, waktu operasional dimulai dari shift 1 yakni pukul 07.00
sampai dengan 17.00, maka total waktu operasional untuk area pasang sitblat
adalah 10 jam (600 menit).
55
Area press/blok lem, waktu operasional dimulai dari shift 1 yakni pukul 07.00
sampai dengan 17.00, maka total waktu operasional untuk area mesin
press/blok lem adalah 10 jam (600 menit).
Area proses belah buku, waktu operasional dimulai dari shift 1 yakni pukul
07.00 sampai dengan 17.00, maka total waktu operasional untuk area proses
belah buku adalah 10 jam (600 menit).
Area mesin potong ½ jadi, waktu operasional dimulai dari shift 1 yakni pukul
07.00 sampai dengan 17.00, maka total waktu operasional untuk area mesin
potong buku ½ jadi adalah 10 jam (600 menit).
Qc buku ½ jadi, waktu operasional dimulai dari shift 1 yakni pukul 07.00
sampai dengan 17.00, maka total waktu operasional untuk area QC buku ½
jadi adalah 10 jam (600 menit).
Area mesin cassing in, waktu operasional dimulai dari shift 1 yakni pukul
07.00 sampai dengan 17.00, maka total waktu operasional untuk area mesin
cassing in adalah 10 jam (600 menit).
Area QC out line, waktu operasional dimulai dari shift 1 yakni pukul 07.00
sampai dengan 17.00, maka total waktu operasional untuk area QC out line
adalah 10 jam (600 menit).
Area revisi, dari shift 1 yakni pukul 07.00 sampai dengan 17.00, maka total
waktu operasional untuk area revisi adalah 10 jam (600 menit).
Area packaging manual (memasukan plastik), dari shift 1 yakni pukul 07.00
sampai dengan 17.00, maka total waktu operasional untuk area packaging
manual adalah 10 jam (600 menit).
56
Area shrink, dari shift 1 yakni pukul 07.00 sampai dengan 17.00, maka total
waktu operasional untuk area shrink adalah 10 jam (600 menit).
Tabel 4.4 Kapasitas Waktu Produksi Tersedia
Area Produksi Tenaga Kerja
(orang)
Kapasitas Waktu yang
Tersedia/Bulan (Menit)
Gudang 6 72.000
Mesin cutting
(potong)
4 48.000
Mesin printing 6 72.000
QC in line 6 72.000
Mesin lipat 4 48.000
Mesin jahit 6 72.000
Pasang sitblat 10 120.000
Press/blok lem 10 120.000
Proses belah buku 4 48.000
Mesin potong ½ jadi 4 48.000
Qc buku ½ jadi 9 108.000
Mesin cassing in 2 24.000
Qc out line 5 60.000
Revisi 8 96.000
Packaging manual
(memasukan plastik)
4 48.000
Shrink 4 48.000
Dari data waktu proses produksi yang diperoleh dan kapasitas waktu produksi
maka dapat dilakukan perhitungan kapasitas produksi per workstation. Contoh
perhitungan kapasitas produksi per workstation adalah sebagai berikut:
Area mesin cutting atau mesin potong (B), kapasitas waktu yang tersedia pada
area gudang dibagi dengan waktu proses yang diperlukan per eksemplar produk
per workstation. Sehingga kapasitas produksi dapat dihitung sebagai berikut:
= 48.000
2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 / 𝑒𝑘𝑠𝑒𝑚𝑝𝑙𝑎𝑟 = 24.000 eksemplar
Tabel 4.5 Kapasitas Produksi
57
Area Produksi
Kapasitas Waktu
yang Tersedia /
Bulan (Menit)
Waktu Proses
Produksi (Menit /
Eksemplar)
Jumlah Produk
yang Dapat
Dikerjakan /
Bulan
(Eksemplar)
Gudang bahan
baku
72.000 5 14.400
Mesin cutting
(potong)
48.000 2 24.000
Mesin printing 72.000 2 36.000
QC in line 72.000 5 14.400
Mesin lipat 48.000 3 16.000
Mesin jahit 72.000 3 24.000
Pasang sitblat 120.000 4 30.000
Press / blok lem 120.000 5 24.000
Proses belah buku 48.000 3 16.000
Mesin potong ½
jadi
48.000 2,15 22.325,58
Qc buku ½ jadi 108.000 4 27.000
Mesin cassing in 24.000 3 8.000
Qc out line 60.000 4 15.000
Revisi 96.000 5 19.200
Packaging manual
(memasukan
plastik)
48.000 2 24.000
Shrink 48.000 2,10 22.857,14
4.2.2. Penentuan Frekuensi Perpindahan dan Jarak Antar Workstation
Penentuan frekuensi perpindahan antar workstation adalah seberapa
banyak jumlah produk yang dapat dipindahkan dalam sekali perpindahan dan
perpindahan tersebut dilakukan berapa kali dalam satuan waktu (bulan). Data
perpindahan bahan dapat dilihat seperti pada tabel 4.6 contoh perhitungannya
adalah sebagai berikut:
B ke C, pada area mesin cutting (potong) untuk produk buku dan al quran
yang dapat dikerjakan yakni 24.000 eksemplar/bulan. Alat angkut yang digunakan
untuk pemindahan barang adalah forklift dengan kapasitas satu kali angkut forklift
58
sebanyak 850 eksemplar, maka frekuensi pengangkutan per bulan = 24.000/850
eksemplar = 28,23 kali pengangkutan.
Tabel 4.6 Frekuensi Material Handling
Dari Ke Alat Angkut
Kapasitas
Material
Handling
(Eksemplar)
Total Material
Handling / Bulan
(Kali)
A B Hand Pallet 850 16,94
B C Hand Pallet 850 28,23
C D Hand Pallet 850 16,94
D E Hand Pallet 850 18,82
E F Hand Pallet 850 28,23
F G Hand Pallet 850 35,29
G H Hand Pallet 850 28,23
H I Hand Pallet 850 18,82
I J Hand Pallet 850 26,26
J K Hand Pallet 850 31,76
K L Hand Pallet 850 22,58
K M Hand Pallet 850 9,41
M N Hand Pallet 850 17,64
N L Hand Pallet 850 22,58
N O Hand Pallet 850 28,23
O P Hand Pallet 850 26,89
Luas tata letak awal fasilitas produksi pada PT Sygma Examedia
Arkanleema adalah 638,61 m2 dengan ukuran panjang 105,52 meter dan ukuran
lebar 78,97 meter, untuk dapat dipahami dalam posisi titik koordinat (xA;yA) dan
(xB;yB) sebagai berikut (0;78,97) sebagai ukuran panjang dan (105,52;0) sebagai
ukuran lebar.
Penentuan jarak perpindahan antar workstation yang ada di PT Sygma
Examedia Arkanleema akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
59
perpindahan jarak eucliden, rectilinear, dan square euqliden sebagai pembanding
dalam perhitungan.
Tabel 4.7 Titik Pusat Area Kerja Tata Letak Awal
Area Kerja X (m) Y (m)
A 9,32 9,32
B 10,60 5,80
C 14,84 8,11
D 1,55 2,15
E 12,23 6,10
F 9,90 8,11
G 2,10 3,93
H 5,04 4,47
I 8,11 5,13
J 2,88 3,54
K 7,04 4,35
L 4,32 3,00
M 3,26 2,66
N 7,39 8,10
O 4,28 2,88
P 2,66 1,86
Sumber: Olah Data
1. Penentuan Jarak Antar Workstation Menggunakan Perhitungan
Jarak Eucliden
Berikut ini merupakan contoh perhitungan dalam menentukan jarak antar
workstation dengan menggunakan perhitungan jarak eucliden.
Luas area gudang (A) 86,862 m2 dengan titik pusat (xA;yA) yakni
(9,32;9,32)
Luas area mesin cutting atau potong (B) 61,48 m2 dengan titik
pusat (xB;yB) yakni (10,60;5,80)
60
Jarak antara area gudang dengan area mesin cutting atau mesin
potong (jarak A-B) yakni sebagai berikut:
Jarak A-B = √(𝑥𝑏 − 𝑥𝑎)² + (𝑦𝑏 − 𝑦𝑎)²
= √(10,60 − 9,32)² + (5,80 − 9,32)²
=√(1,28)² + (3,52)²
=√1,638 + 12,390
=3,74
Jadi, jarak antara area gudang dengan area mesin cutting (potong)
menggunakan perhitungan jarak euclidean adalah 3,74 meter. Untuk
hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.8 Jarak Antar Area Kerja Tata Letak Awal Menggunakan Perhitungan
Euclidean
Dari Ke Jarak (m)
A B 3,74
B C 4,82
C D 14,56
D E 11,38
E F 3,07
F G 8,84
G H 2,98
H I 1,73
I J 5,46
J K 4,23
K L 3,03
K M 4,14
M N 6,83
N L 5,95
N O 6,07
O P 1,91
Total 88,74
Sumber: Olah Data
61
2. Penentuan Jarak Antar Workstation Menggunakan Perhitungan
Jarak Rectilinear
Berikut ini merupakan contoh perhitungan jarak antar workstation
menggunakan perhitungan jarak rectilinear:
Luas area gudang (A) 86,862 m2 dengan titik pusat (xA;yA) yakni
(9,32;9,32)
Luas area mesin cutting atau potong (B) 61,48 m2 dengan titik
pusat (xB;yB) yakni (10,60;5,80)
Jarak antara area gudang dengan area mesin cutting atau mesin
potong (jarak A-B) yakni sebagai berikut:
Jarak A-B = |𝑥𝐵 − 𝑥𝐴| + |𝑦𝐵 − 𝑦𝐴|
= |10,60 − 9,32| + |5,80 − 9,32|
=1,28 + 3,52
=4,8
Jadi, jarak antar area gudang dengan area mesin cutting (potong)
setelah dilakukan perhitungan menggunakan perhitungan jarak
rectiliear adalah 4,8 meter. Untuk perhitungan selanjutnya akan
dipaparkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9 Jarak Antar Area Kerja Tata Letak Awal Menggunakan Perhitungan
Rectilinear
Dari Ke Jarak (m)
A B 4,8
B C 6,55
C D 19,25
D E 14,63
E F 4,34
62
Dari Ke Jarak (m)
F G 11,98
G H 3,48
H I 3,73
I J 6,82
J K 4,97
K L 4,07
K M 5,47
M N 9,57
N L 8,17
N O 8,33
O P 2,64
Total 118,8
3. Penentuan Jarak Atar Workstation Menggunakan Perhitungan
Jarak Square Euqliden
Berikut ini merupakan contoh perhitungan jarak antar workstation
menggunakan perhitungan jarak square euqliden:
Luas area gudang (A) 86,862 m2 dengan pusat (xA;yA) yakni
(9,32;9,32)
Luas area mesin cutting atau potong (B) ,48 m2 dengan titik pusat
(xB;yB) yakni (10,60;5,80)
Jarak antara luas gudang dengan area mesin cutting atau potong
(jarak A-B) yakni sebagai berikut:
Jarak A-B = |𝑥𝐵 − 𝑥𝐴|² + |𝑦𝐵 − 𝑦𝐴|²
= |10,60 − 9,32|² + |5,80 − 8,32|²
= 1,63 + 12,39
= 14,02
63
Jadi, jarak antar area gudang dengan area mesin cutting (potong)
setelah dilakukan perhitungan menggunakan perhitungan jarak
square euqliden adalah 14,02 meter. Untuk perhitungan
selanjutnya akan dipaparkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10 Jarak Antar Area Kerja Tata Letak Awal Menggunakan Perhitungan
Square Euclidean
Dari Ke Jarak (m)
A B 14,02
B C 23,3
C D 212,14
D E 129,66
E F 9,46
F G 78,31
G H 14,25
H I 9,85
I J 28,94
J K 17,95
K L 9,21
K M 17,13
M N 46,64
N L 35,43
N O 37,51
O P 3,5
Total 687,3
Berdasarkan perhitungan jarak antar workstation dengan menggunakan
perhitungan jarak euclidean, rectilinear, serta square euqliden sebelumnya maka
diputuskan perhitungan selanjutnya akan menggunakan perhitungan jarak
rectilinear karena jarak rectlinear dihitung secara garis lurus. Jarak ini juga sering
digunakan karena pengukurannya yang sederhana, mudah untuk dipahami serta
sesuai dengan masalah yang ada, misalnya jarak antar fasilitas dengan alat
pemindahan material yang hanya mampu bergerak secara lurus.
64
4.2.3. Penentuan Biaya Material Handling Tata Letak Awal
Biaya material handling setiap pengangkutan ditentukan berdasarkan biaya
per meter gerakan. Dalam penentuan biaya material handling tata letak awal ini
menggunakan ketentuan jarak rectilinear.
Biaya Material Handling dengan Menggunakan Hand Pallet
Biaya pembelian = @ Rp 3.450.000
Umur ekonomis = 3 tahun
Jumlah = 4 buah
1 bulan = 20 hari kerja, dan 1 tahun 240 hari
1 hari = 10 jam kerja
Biaya perawatan = Rp. 1.200.000 / 1 tahun
Tabel 4.11 Panjang Lintasan Perpindahan Alat Angkut Hand Pallet
Dari Ke Alat
Angkut
Frekuensi
(Kali)
Jarak
(m)
Frekuensi x
Jarak (m) /
Angkut
A B Hand Pallet 16,94 4,8 81,31
B C Hand Pallet 28,23 6,55 184,91
C D Hand Pallet 16,94 19,25 326,10
D E Hand Pallet 18,82 14,63 275,34
E F Hand Pallet 28,23 4,34 122,52
F G Hand Pallet 35,29 11,98 422,77
G H Hand Pallet 28,23 3,48 98,24
H I Hand Pallet 18,82 3,73 70,20
I J Hand Pallet 26,26 6,82 179,09
J K Hand Pallet 31,76 4,97 157,85
K L Hand Pallet 22,58 4,07 91,90
K M Hand Pallet 9,41 5,47 51,47
M N Hand Pallet 17,64 9,57 168,81
N L Hand Pallet 22,58 8,17 184,48
N O Hand Pallet 28,23 8,33 235,16
O P Hand Pallet 26,89 2,64 70,99
Jumlah 2721,13
65
a. Biaya depresiasi = Biaya pembelian x Jumlah alat angkut
Umur Ekonomis
Biaya depresiasi =3.450.000 x 4
3 tahun x 240 hari= Rp. 19.166,66/hari
b. Total biaya perawatan = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡
240 ℎ𝑎𝑟𝑖
Total biaya perawatan = 1.200.000 𝑥 4
240 = 20.000/ hari
c. Total jarak perpindahan = 2721,13 m
20 hari= 136,05 m/hari
d. BMH per meter hand pallet = Biaya Depresiasi+Total biaya perawatan
Total Jarak Perpindahan
BMH per meter hand pallet = (19.166,66+20.000)/hari
136,05 m/hari
BMH per meter hand pallet = Rp. 287,88/m
Berdasarkan panjang lintasan antar aktivitas atau area yang berhubungan,
besarnya frekuensi aliran bahan dan biaya material handling per meter, maka
biaya material handling perbulan dapat dihitung, seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.12 Total Biaya Material Handling (BMH) Perbulan Tata Letak Awal
Dari Ke Alat
Angkut
Frekuensi
(kali)
Jarak
(m)
Frekuensi
x Jarak
BMH/m
eter
(alat
angkut)
(Rp)
Total
BMH/meter
(Rp)
Total
BMH/Hari
(Rp)
[1] [2] [3]=[1]*[2] [4] [5] [6]=[3]*[5]
A B Hand Pallet 16,94 4,8 81,31 287,88 287,88 23.407,52
B C Hand Pallet 28,23 6,55 184,91 287,88 287,88 53.231,89
C D Hand Pallet 16,94 19,25 326,10 287,88 287,88 93.877,67
D E Hand Pallet 18,82 14,63 275,34 287,88 287,88 79.264,88
E F Hand Pallet 28,23 4,34 122,52 287,88 287,88 35.271,06
F G Hand Pallet 35,29 11,98 422,77 287,88 287,88 121.707,03
G H Hand Pallet 28,23 3,48 98,24 287,88 287,88 28.281,33
H I Hand Pallet 18,82 3,73 70,20 287,88 287,88 20.209,18
66
Dari Ke Alat
Angkut
Frekuensi
(kali)
Jarak
(m)
Frekuensi
x Jarak
BMH/m
eter
(alat
angkut)
(Rp)
Total
BMH/meter
(Rp)
Total
BMH/Hari
(Rp)
[1] [2] [3]=[1]*[2] [4] [5] [6]=[3]*[5]
I J Hand Pallet 26,26 6,82 179,09 287,88 287,88 51.556,43
J K Hand Pallet 31,76 4,97 157,85 287,88 287,88 45.441,86
K L Hand Pallet 22,58 4,07 91,90 287,88 287,88 26.456,17
K M Hand Pallet 9,41 5,47 51,47 287,88 287,88 14.817,18
M N Hand Pallet 17,64 9,57 168,81 287,88 287,88 48.597,02
N L Hand Pallet 22,58 8,17 184,48 287,88 287,88 53.108,10
N O Hand Pallet 28,23 8,33 235,16 287,88 287,88 67.697,86
O P Hand Pallet 26,89 2,64 70,99 287,88 287,88 20.436,60
Total 783361,78
Dapat diketahui jika biaya material handling (BMH) tertinggi terdapat pada
perpindahan antara area mesin jahit (F) dan area pasang sitblat (G). Hal tersebut
terjadi karena frekuensi perpindahan barang yang banyak.
4.2.4. Perhitungan Tingkat Efisiensi Tata Letak Awal Fasilitas Produksi di
PT Sygma Examedia Arkanleema
Dari data yang telah diperoleh maka dapat dihitung luas lantai yang
digunakan sebagai area produksi dan area yang digunakan sebagai gang. Total
luas lantai fasilitas produksi PT Sygma Examedia Arkanleema yaitu 638,61 m2,
total luas yang digunakan sebagai gang yaitu :
Indeks ruang gang = Luas gang seluruhnya
Luas tata letak seluruhnya
Indeks ruang gang =79,71 m²
638,61 m² = 12,48 %
67
Berdasarkan perhitungan indeks ruang gang atau pemanfaatan luas lantai sebagai
gang yang terpakai oleh perusahaan untuk pada tata letak awal yakni sebesar
12,48 % dari total luas tata letak awal 638,61 m2.
4.3. Perencanaan Tata Letak Usulan / Redesign Layout
4.3.1. Data Masukan
Langkah awal dalam peracangan tata letak dengan melakukan pengumpulan
data awal seperti aktivitas produksi dan data lain yang berkaitan dengan kegiatan
yang dilakukan di bagian fasilitas produksi. Data-data tersebut diperoleh dari
tahapan observasi dan pengumpulan data.
4.3.2. Membuat Activity Relationship Chart (ARC)
Pembuatan activity relationship chart (ARC) didapat dari data-data urutan
aktivitas dalam proses produksi yang akan dihubungkan secara berpasangan untuk
mengetahui tingkat hubungan antar aktivitas tersebut. Hubungan tersebut ditinjau
dari beberapa aspek diantaranya yaitu hubungan keterkaitan secara organisasi,
aliran material, peralatan yang digunakan, manusia, informasi, dan keterkaitan
lingkungan. Activity Relationship Chart (ARC) merupakan peta keterkaitan
aktivitas yang terdiri dari dua bagian atas yang menunjukan simbol derajat
keterkaitan antar dua departemen sedangkan bagian bawah merupakan alasan
yang dipakai untuk mengukur derajat keterkaitan.
Dalam Activity Relationship Chart (ARC) ada beberapa pertimbangan
sebagai berikut:
1. Hubungan kedekatan antar workstation disebabkan oleh aliran material.
68
2. Hubungan kedekatan antar workstation disebabkan oleh aliran data.
Seluruh workstation dianjurkan untuk saling berdekatan untuk
kelangsungan aktivitas produksi berjalan dengan baik.
3. Area gudang mutlak dekat dengan area mesin cutting atau mesin potong,
hal tersebut dilakukan guna mempermudah dan mempercepat
keberlangsungan aktivitas produksi.
4. Area mesin cutting atau mesin potong mutlak dekat dengan area printing /
cetak, hal tersebut untuk memudahkan aktivitas produksi dan
menyesuaikan dengan struktur bagian yang ada.
5. Area mesin printing penting dekat dengan area QC in line, hal itu untuk
memudahkan komunikasi ketika terjadi kesalahan.
6. Area QC in line mutlak dekat dengan area mesin lipat, hal itu untuk
mempercepat aktivitas proses produksi.
7. Area mesin lipat penting dekat dengan area mesin jahit, hal itu untuk
memudahkan dan mempercepat aktivitas proses produksi.
8. Area mesin jahit penting dekat dengan area sitblat, hal itu untuk
memudahkan dan mempercepat aktivitas proses produksi.
9. Area sitblat penting dekat dengan area mesin press buku / blok lem, mesin
belah buku, dan mesin potong buku ½ jadi, hal itu untuk memudahkan
aliran material dan mempercepat aktivitas proses produksi.
10. Area mesin potong buku ½ jadi mutlak dekat dengan area QC ½ jadi, hal
itu untuk memudahkan komunikasi jika terjadi kesalahan.
69
11. Area QC ½ jadi mutlak dekat dengan area cassing in, hal itu untuk
memudahkan aliran material.
12. Area cassing in mutlak dekat dengan area revisi, hal itu untuk
memudahkan komunikasi jika terjadi kesalahan.
13. Area QC out line mutlak dekat dengan area packaging manual
(memasukan produk ke dalam plastik) dan mesin shrink, hal itu untuk
memudahkan alirn material.
14. Berdasarkan permintaan perusahaan yakni mengubah area packaging
manual dan mesin shrink menjadi lebih dekat dari sebelumnya. Hal ini
diharapkan dapat merubah area tersebut supaya tidak terjadi lagi
hambatan aktivitas disekitar area qc out line dikarenakan qc out line
berada ditengah-tengah antara area packaging manual dengan area mesin
shrink.
Berdasarkan derajat hubungan antar workstation dan alasannya, maka peta
Activity Relationship Chart (ARC) untuk 16 workstation selengkapnya pada
gambar 4.2 di bawah ini.
70
1
23
4
56
78
910
1112
1314
1516
AU
U
UU
U
U
U
U
UU
U
UU
U
A
U
I U
UI
U
UU
I
U
U
U
UI
U
U
U
UU
I
U
U
UU
II
U
UU
UU
I
I
I
UU
UU
UU
U
UA
UU
U
U
UU
UU
U
A
U
U
U
UU
U
U
UU
AA
U
U
U
UU
U
U
UU
U
U
I
A
A
I
U
U
U
UU
U
UU
U
U
U
UU
U
U
U
U
U
U
UU
U
U
U
U
Gambar 4.3 Activity Relationship Chart
71
Tabel 4.13 Worksheet Activity Relationship Chart Antar Workstation
No. Area Kerja Kode
Area
B C D E F G H I J K L M N O P
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Gudang bahan
baku A A U U U U U U U U U U U U U U
2. Mesin cutting
(potong) B A U U U U U U U U U U U U U
3. Mesin printing C I U U U U U U U U U U U U
4. QC in line D I U U U U U U U U U U U
5. Mesin lipat E I U U U U U U U U U U
6. Mesin jahit F I U U U U U U U U U
7. Pasang sitblat G I A A A U U U U U
8. Press / blok lem H A A A U U U U U
9. Proses belah buku I A A U U U U U
10. Mesin potong ½
jadi J A U U U U U
11. Qc buku ½ jadi K A A U U U
12. Revisi L I A U U
13. Mesin cassing in M I A A
14. Qc out line N A I
15. Packaging manual
(memasukan
plastik)
O A
16. Shrink P
72
4.3.3. Penentuan Luas Area yang Dibutuhkan
Sebelum merancang tata letak usulan yang terlebih dahulu harus
diperhatikan adalah penentuan kebutuhan luas ruangan, hal yang diperlukan
dalam menentukan kebutuhan luas area yakni kebutuhan tingkat produksi
(production rate), peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi dan karyawan
yang dibutuhkan.
Dalam menentukan kebutuhan luas ruangan fasilitas produksi PT Sygma
Examedia Arkanleema, peneliti menggunakan “metode fasilitas industri” yaitu
metode penentuan kebutuhan ruangan berdasarkan fasilitas produksi dan fasilitas
pendukung proses produksi yang digunakan. Luas ruangan dihitung dari ukuran
masing-masing jenis mesin atau peralatan yang digunakan dikalikan dengan
jumlah mesin peralatan tersebut ditambah dengan kelonggaran untuk operator dan
gang (aisle). Untuk setiap mesin atau fasilitas pendukung digunakan toleransi 0,75
– 1 meter pada setiap sisi mesin, dan untuk kelonggaran operator (allowance =
50%) atau @150% berdasarkan referensi dari buku (James M. Apple, 1990).
Berikut ini akan diberikan perhitungan untuk menentukan luas area yang
dibutuhkan sebagai berikut:
Area Gudang Bahan Baku
Dalam area gudang bahan baku terdapat beberapa fasilitas pendukung
dalam penyimpanan material yang akan digunakan, berikut rinciannya:
a. Rak penyimpanan sedang 9 unit dengan ukuran 1 m x 2 m. Untuk
memudahkan operator mengambil bahan baku maka rak
73
penyimpanan diberikan toleransi untuk setiap sisinya sebesar 0,75
m, p = +1,50 m, l = 1,50 m. Sehingga luas yang dibutuhkan adalah
(2,50m x 3,50 m) x 9 = 78,75 m2
b. Meja untuk mencatat keluar dan masuk material 1 unit dengan
ukuran 1,40 m x 0,75 m. Untuk memudahkan operator melakukan
proses pencatatan keluar dan masuknya bahan baku maka lebar
meja ditambahkan toleransi sebesar 0,75 m, l = +0,75 m. Sehingga
luas yang dibutuhkan adalah (1,40 m x 1,50 m) x 1 = 2,10 m2
Jadi, total kebutuhan area gudang bahan baku adalah:
78,75 m2 + 2,10 m2 = 80,85 m2, dengan kelonggaran 50% = 80,85 m2 x 150%
= 121,27 m2.
Area mesin cutting atau mesin potong
Dalam area mesin cutting atau area mesin potong terdapat beberapa
fasilitas pendukung yang digunakan, berikut rinciannya:
Mesin potong sebanyak 3 unit dengan merk polar 115 EM masing-masing
memiliki ukuran 2,65 m x 3,00 m = 7,95 m2, untuk memudahkan operator
ketika melakukan proses pemotongan kertas maka mesin potong diberikan
toleransi setiap sisinya sebesar 0,75 m, p = +1,50 m, l = +1,50 m.
Sehingga luas yang dibutuhkan untuk 3 unit mesin cutting dengan merk
polar 115 EM adalah (4,15 m x 4,50 m) x 3 = 56,02 m2.
Jadi, total kebutuhan area mesin cutting atau mesin potong adalah 23,85
m2 dengan kelonggaran 50% = 56,02 m2 x 150% = 84,03 m2.
74
Area mesin printing atau mesin cetak
Dalam area mesin printing atau area mesin cetak terdapat fasilitas
pendukung yang digunakan yakni 2 unit mesin cetak dengan merk yang
berbeda.
a. 1 unit mesin cetak merk heidelberg dengan ukuran 8,65 m x 2,99
m. Untuk memudahkan operator mengoperasikan mesin cetak
tersebut maka diberikan toleransi untuk setiap sisinya sebesar 0,75
m, p = +1,50 m, l = +1,50 m. Sehingga untuk area mesin cetak
merk heidelberg luas yang dibutuhkan adalah (9,70 m x 4,49 m) x
1 = 43,55 m2
b. 1 unit mesin cetak merk komori dengan ukuran 4,92 m x 2,35 m.
Untuk memudahkan operator dalam mengoperasikan mesin cetak
tersebut maka diberikan toleransi untuk setiap sisinya sebesar 0,75
m, p = +1,50 m, l = +1,50 m. Sehingga untuk area mesin cetak
merk komori luas yang dibutuhkan adalah (4,92 m x 2,35 m) x 1 =
11,56 m2
Jadi, total kebutuhan area mesin cetak adalah 43,55 m2 + 11,56 m2 =
55,11 m2, dengan kelonggaran 50% = 55,11 m2 x 150% = 82,66 m2
Area qc in line
Dalam area qc in line terdapat fasilitas pendukung yakni 1 unit meja kerja
dengan ukuran 1,40 m x 0,75 m = 1,05 m2, untuk memudahkan operator
dalam melakukan pengecekan maka lebar meja kerja ditambahkan
75
toleransi sebesar 0,75 m, l = +0,75 m. Sehingga luas yang dibutuhkan
untuk 1 unit meja kerja adalah (1,40 m x 1,50 m) x 1 = 2,10 m2.
Jadi, total kebutuhan area qc in line adalah 1,05 m2 dengan kelonggaran
50% = 2,10 m2 x 150% = 3,15 m2.
Area mesin lipat
Dalam area mesin lipat terdapat fasilitas pendukung yakni 3 unit mesin
lipat dengan ukuran 4,85 m x 2,80 m = 13,58 m2, untuk memudahkan
operator dalam melakukan pekerjaannya maka diberikan toleransi untuk
setiap sisinya sebesar 0,75 m, p = +1,50 m, l = +1,50 m. Sehingga luas
yang dibutuhkan untuk 2 unit mesin lipat adalah (6,35 m x 4,30 m) x 3 =
81,9 m2.
Jadi, total kebutuhan area mesin lipat adalah 81,9 m2 dengan kelonggaran
50% = 81,9 m2 x 150% = 122,85 m2
Area mesin jahit
Dalam area mesin jahit terdapat fasilitas pendukung yakni 3 unit mesin
jahit dengan ukuran 2,66 m x 1,38 m = 3,67 m2, untuk memudahkan
operator dalam melakukan pekerjaannya maka diberikan toleransi untuk
setiap sisinya sebesar 0,75 m, p = +1,50 m, l = +1,50 m. Sehingga luas
yang dibutuhkan untuk 3 unit mesin jahit buku adalah (4,16 m x 2,88 m) x
3 = 35,94 m2.
Jadi, total kebutuhan area mesin jahit buku adalah 11,01 m2 dengan
kelonggaran 50% = 35,94 m2 x 150% = 53,91 m2.
76
Area pasang sitblat
Terdapat beberapa fasilitas pendukung yang terdapat di area pasang sitblat,
berikut rinciannya:
a. 1 unit meja panjang dengan ukuran 1,80 m x 0,60 m, untuk
memudahkan operator ketika melakukan kegiatan sitblat maka
meja ditambahkan toleransi sebesar 0,75 m setiap sisinya, l =
+1,50. Sehingga luas yang dibutuhkan adalah (1,80 m x 2,1 m) x 1
= 3,78 m2
b. 2 unit kursi panjang dengan ukuran 1,80 m x 0,40 m. Ditambahkan
toleransi untuk setiap sisinya sebesar 0,75 m, p = +1,50 m, l =
+1,50 m. Sehingga luas yang dibutuhkan adalah (3,3 m x 1,9 m) x
2 = 12,54 m2
Jadi, total kebutuan area sitblat adalah:
3,78 m2 + 12,54 m2 = 16,32 m2, dengan kelonggaran 50% = 16,32 m2 x
150% = 24,48 m2
Area press blok lem
Dalam area press blok lem buku terdapat fasilitas pendukung yakni 2 unit
mesin press dengan ukuran 1,02 m x 1,01 m. Untuk memudahkan operator
dalam melakukan pekerjaannya maka diberikan toleransi untuk setiap
sisinya sebesar 0,75 m, p = +1,50 m, l = +1,50 m. Sehingga luas yang
dibutuhkan adalah (2,25 m x 2,51 m) x 2 = 11,28 m2
Jadi, total kebutuhan area mesin press blok lem buku adalah 11,28 m2
dengan kelonggaran 50% = 11,28 m2 x 150% = 16,92 m2
77
Area proses belah buku
Dalam area proses belah buku terdapat fasilitas pendukung yakni sebagai
berikut:
a. 1 unit meja panjang dengan ukuran 1,80 m x 0,60 m, untuk
memudahkan operator ketika melakukan kegiatan sitblat maka
meja ditambahkan toleransi sebesar 0,75 m setiap sisinya, p =
+1,50 m, l = +1,50 m. Sehingga luas yang dibutuhkan adalah (3,3
m x 2,1 m) x 1 = 6,93 m2
b. 2 unit kursi dengan ukuran 0,45 m x 0,50 m. Untuk memudahkan
pengecekan maka setiap sisi diberikan toleransi sebesar 0,75 m, p =
+1,50 m, l = +1,50 m. Sehingga luas yang butuhkan adalah (1,95 m
x 2,00 m) x 2 = 7,8 m2
Jadi, total kebutuhan area proses belah buku adalah 6,93 m2 + 7,8 m2 =
14,73 m2, dengan kelonggaran 50% = 14,73 m2 x 150% = 22,09 m2
Area mesin potong buku ½ jadi
Dalam area mesin potong setengah jadi terdapt fasilitas pendukung yakni 2
unit mesin potong buku ½ jadi dengan ukuran 0,43 m x 0,30 m. Untuk
memudahkan operator ketika mengoperasikan mesin tersebut maka
ditambahkan toleransi sebesar 0,75 m, p = +1,50 m, l = +1,50 m. Sehingga
luas yang dibutuhkan adalah (1,93 m x 1,80 m) x 2 = 6,94 m2.
Jadi, total kebutuhan area mesin potong buku adalah 6,94 m2, dengan
kelonggaran 50% = 6,94 m2 x 150% = 10,41 m2
78
Area qc ½ jadi
Dalam area qc ½ terdapat beberapa fasilitas pendukung berikut rinciannya:
a. 1 unit meja panjang dengan ukuran 1,80 m x 0,60 m, untuk
memudahkan operator ketika melakukan pengecekan barang maka
meja ditambahkan toleransi sebesar 0,75 m setiap sisinya, p= +1,50
m, l = +1,50 m. Sehingga luas yang dibutuhkan adalah (3,30 m x
2,1 m) x 1 = 6,93 m2
b. 9 unit kursi dengan ukuran 0,45 m x 0,50 m. Untuk memudahkan
operator maka kursi ditambahka toleransi sebesar 0,75 m setiap
sisinya, p = +1,50 m, l = +1,50 m. Sehingga luas yang dibutuhkan
adalah (1,95 m x 2 m) x 9 = 35,1 m2
Jadi, total kebutuhan area qc ½ jadi adalah 6,93 m2 + 35,1 m2 = 42,03
m2, dengan kelonggaran 50% = 42,03 m2 x 150% = 63, 04 m2
Area revisi
Dalam area revisi terdapat fasilitas pendukung berikut rinciannya:
a. 4 unit meja kerja kecil dengan ukuran 0,80 m x 0,40 m. Sehingga
luas yang dibutuhkan adalah (0,80 m x 0,40 m) x 4 = 1,28 m2
b. 4 unit kursi dengan ukuran 0,45 m x 0,50 m. Untuk memudahkan
karyawan melakukan pengecekan revisi maka setiap sisi
ditambahkan toleransi sebesar 0,75 m, p = +1,50 m, l = +1,50 m.
Sehingga luas yang dibutuhkan adalah (1,95 m x 2,00 m) x 4 =
15,6 m2
79
Jadi, total kebutuhan area revisi adalah 1,28 m2 + 15,6 m2 = 16,88 m2,
dengan kelonggaran 50% = 16,88 m2 x 150% = 25,32 m2
Area mesin cassing in
Dalam area mesin cassing in terdapat fasilitas pendukung yakni 1 unit
mesin cassing in dengan ukuran 1,62 m x 1,05 m. Untuk memudahkan
operator dalam mengoperasikan mesin cassing in tersebut untuk setiap
sisinya diberikan toleransi sebesar 0,75 m, p = +1,50 m, l = +1,50 m.
Sehingga luas yang dibutuhkan adalah (3,12 m x 2,55 m) x 1 = 7,95 m2
Jadi, total kebutuhan area mesin cassing in adalah 7,95 m2 dengan
kelonggaran 50% = 7,95 m2 x 150% = 11,92 m2
Area qc out line
a. Dalam area qc out line terdapat fasilitas pendukung yakni 5 kursi
dengan ukuran 0,45 m x 0,50 m. Untuk memudahkan pengecekan
maka setiap sisi diberikan toleransi sebesar 0,75 m, p = +1,50 m, l
= +1,50 m. Sehingga luas yang butuhkan adalah (1,95 m x 2,00 m)
x 5 = 19,5 m2
b. 6 unit palet kayu untuk menumpuk produk dengan ukuran 1,10 m x
1,10 m, Untuk memudahkan pengecekan maka setiap sisi diberikan
toleransi sebesar 0,75 m, p = +1,50 m, l = +1,50 m. Sehingga luas
yang butuhkan adalah (2,60 m x 2,60 m) x 6 = 40,56 m2
Jadi, total kebutuhan area qc outline adalah 19,5 m2 + 40,56 m2 =
60,06 m2, dengan kelonggaran 50% = 60,06 m2 x 150% = 90,09 m2
80
Area packaging manual
Dalam area packaging manual terdapat fasilitas pendukung sebagai
berikut:
a. 1 units meja panjang dengan ukuran 1,80 m x 0,60 m, untuk
memudahkan operator ketika melakukan kegiatan sitblat maka
meja ditambahkan toleransi sebesar 0,75 m setiap sisinya, l = +1,50
m. Sehingga luas yang dibutuhkan adalah (1,80 m x 2,1 m) x 1 =
3,78 m2
b. 2 unit kursi dengan ukuran 0,45 m x 0,50 m. Untuk memudahkan
pengecekan maka setiap sisi diberikan toleransi sebesar 0,75 m, p =
+1,50 m, l = +1,50 m. Sehingga luas yang butuhkan adalah (1,95 m
x 2,00 m) x 2 = 7,8 m2
Jadi, total kebutuhan area packaging manual adalah 3,78 m2 + 7,8 m2 =
11,58 m2, dengan kelonggaran 50% = 11,58 m2 x 150% = 17,37 m2
Area shrink
Dalam area shrink terdapat fasilitas pendukung yakni 1 unit mesin
penyusut plastik dengan ukuran 1,05 m x 0,55 m. Untuk memudahkan
operator dalam melakukan pekerjaan menyusutkan plastik diberikan
toleransi sebesar 0,75 m, p = +1,50 m, l = +1,50. Sehingga luas yang
dibutuhkan adalah (2,55 m x 2,05 m) x 1 = 5,22 m2
Jadi, total kebutuhan area mesin shrink adalah 5,22 m2 dengan
kelonggaran 50% = 5,22 m2 x 150% = 7,83 m2
81
4.3.4. Gambar Tata Letak Usulan / Redesign Layout
Pada penerapannya tata letak usulan / redesign layout disesuaikan dengan
kondisi lahan pabrik dan struktur bangunan yang ada. Berikut ini penyesuaian tata
letak usulan / redesign layout. Berikut ini adalah penyesuaian redesign layput
berdasarkan pernyataan dari pihak perusahaan.
Tidak ada perubahan untuk luas area bangunan yang tersedia dari tata letak
sebelumnya.
Untuk area kerja / workstation yang lain tidak mengalami perubahan dari
tata letak sebelumnya.
Area qc out line tidak diubah yakni dibiarkan seperti sebelumnya yang ada
pada tata letak awal.
Area packaging manual (memasukan produk ke plastik) dan area shrink
(penyusutan plastik) digabungkan menjadi satu area hal ini dilakukan
perusahaan supaya tidak menghemat jarak dengan luas 32,89 m2.
Gambar tata letak usulan / redesign layout yang telah disesuaikan dapat
dilihat pada gambar dibawah ini
82
GUDANG
AREA MESIN JAHIT
AREA MESIN POTONG
AREA MESIN PRINTING
QC IN
LINE
AREA QC
BUKU ½ JADI
AREA
CASING INPASANG
SITBLAT
AREA
PRESS?
BLOK
LEM
AREA
REVI
SI
AREA
MESIN
BELAH
BUKU
6,10 m
6,10 m
10,60 m
5,8
m
9,3
2 m
9,32 m
14,84 m
8,1
1 m
8,1
1 m
1,55 m
9,9 m
8,1
1 m
17,8
4 m
8,11 m
8,2
0 m
7,04 m
3,93
m
2,10 m
3,26 m5,04 m
4,3
2 m
3,00 m
AR
EA
ME
SIN
LIP
AT
MESIN
POTONG
BUKU ½
JADI
2,88 m
AREA
PACKAGING
MANUAL &
SHRINK
AREA QC OUT
LINE
7,39 m6,94 m
4,7
4 m
8,1
0 m
Gambar 4.4 Tata Letak Usulan / Redesign Layout PT Sygma Examedia
Sumber: Olah Data
Dari gambar 4.4 tata letak usulan / Redesign Layout berdasarkan
penyesuaian di atas maka didapatkan luas lantai produksi sebagai berikut:
Tabel 4.14 Luas Lantai produksi Tata Letak Usulan / Redesign Layout
No
Area Kerja
Bagian
Produksi
Kode Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
1. Gudang
Bahan Baku
A 9,32 9,32 86,86
2. Mesin Cutting
(Potong)
B 10,60 5,80 61,48
3. Mesin
Printing
C 14,84 8,11 120,35
83
No
Area Kerja
Bagian
Produksi
Kode Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
(Cetak)
4. QC in line D 1,55 2,15 3,33
5. Mesin Lipat E 12,23 6,10 74,60
6. Mesin Jahit F 9,90 8,11 80,28
7. Pasang Sitblat G 2,10 3,93 8,25
8. Press Blok
Lem
H 5,04 4,47 22,52
9. Proses Belah
Buku
I 8,11 5,13 41,60
10. Mesin Potong
Buku
Setengah Jadi
J
2,88 3,54 10,19
11. QC Buku
Setengah Jadi
K 7,04 4,35 30,41
12. Ruang Revisi L 4,32 3,00 12,96
13. Mesin
Cassing In
(Penggabunga
n Buku dan
Cover)
M
3,26 2,66 8,67
14. QC Outline N 7,39 8,10 59,85
15. Packaging
Manual
(Plastik) &
Shrink
O
6,94 4,74 32,89
Total 654,24
Titik pusat antar workstation pada tata letak usulan atau redesign layout dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.15 Titik Pusat Tata Letak Usulan / Redesign Layout
Area Kerja X (m) Y (m)
A 9,32 9,32
B 10,60 5,80
C 14,84 8,11
D 1,55 2,15
E 12,23 6,10
84
Area Kerja X (m) Y (m)
F 9,90 8,11
G 2,10 3,93
H 5,04 4,47
I 8,11 5,13
J 2,88 3,54
K 7,04 4,35
L 4,32 3,00
M 3,26 2,66
N 7,39 8,10
O 6,94 4,74
Dengan menggunakan metode perhitungan jarak rectilinear, dengan titik
pusat pada tata letak usulan / redesign layout, maka akan diperoleh jarak antar
workstation tata letak usulan / redesign layout dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4.16 Jarak Antar Area Workstation Tata Letak Usulan / Redesign Layout
Dari Ke Jarak (m)
A B 4,8
B C 6,55
C D 19,25
D E 14,63
E F 4,34
F G 11,98
G H 3,48
H I 3,73
I J 6,82
J K 4,97
K L 4,07
K M 5,47
M N 9,57
N L 8,17
N O 3,81
Total 111,64
85
4.3.5. Menghitung Biaya Material Handling (BMH) Tata Letak Usulan /
Redesign Layout
Berikut ini merupakan rincian perhitungan biaya material handling pada tata letak
usulan atau redesign layout.
Tabel 4.17 Frekuensi Material Handling Tata Letak Usulan / Redesign Layout
Dari Ke Alat Angkut
Kapasitas
Material
Handling
(Eksemplar)
Total Material
Handling / Hari
(Kali)
A B Hand Pallet 850 16,94
B C Hand Pallet 850 28,23
C D Hand Pallet 850 16,94
D E Hand Pallet 850 18,82
E F Hand Pallet 850 28,23
F G Hand Pallet 850 35,29
G H Hand Pallet 850 28,23
H I Hand Pallet 850 18,82
I J Hand Pallet 850 26,26
J K Hand Pallet 850 31,76
K L Hand Pallet 850 22,58
K M Hand Pallet 850 9,41
M N Hand Pallet 850 17,64
N L Hand Pallet 850 22,58
N O Hand Pallet 850 98,20
Biaya material handling hand pallet tata letak usulan / redesign layout
Biaya pembelian = @ Rp 3.450.000
Umur ekonomis = 3 tahun
Jumlah = 4 buah
1 bulan = 20 hari kerja, dan 1 tahun 240 hari
1 hari = 10 jam kerja
Biaya perawatan = Rp 1.200.000 / 1 tahun
86
Tabel 4.18 Total Jarak Pemindahan Tata Letak Usulan / Redesign Layout
Dari Ke Alat
Angkut
Frekuensi
(Kali) Jarak (m)
Frekuensi x
Jarak (m) /
Angkut
A B Hand Pallet 16,94 4,8 81,31
B C Hand Pallet 28,23 6,55 184,91
C D Hand Pallet 16,94 19,25 326,10
D E Hand Pallet 18,82 14,63 275,34
E F Hand Pallet 28,23 4,34 122,52
F G Hand Pallet 35,29 11,98 422,77
G H Hand Pallet 28,23 3,48 98,24
H I Hand Pallet 18,82 3,73 70,20
I J Hand Pallet 26,26 6,82 179,09
J K Hand Pallet 31,76 4,97 157,85
K L Hand Pallet 22,58 4,07 91,90
K M Hand Pallet 9,41 5,47 51,47
M N Hand Pallet 17,64 9,57 168,81
N L Hand Pallet 22,58 8,17 184,48
N O Hand Pallet 141,17 3,81 537,85
Jumlah 2952,84
a. Biaya depresiasi = Biaya pembelian x Jumlah alat angkut
Umur Ekonomis
Biaya depresiasi =3.450.000 x 4
3 tahun x 240 hari= Rp. 19.166,66/hari
b. Biaya perawatan = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡
240 ℎ𝑎𝑟𝑖
Total biaya perawatan = 1.200.000 𝑥 4
240 = 20.000/ hari
c. Total jarak perpindahan = 2952,84 m
20 hari= 147,64 m/hari
d. BMH per meter hand pallet = Biaya Depresiasi+Biaya perawatan
Total Jarak Perpindahan
BMH per meter hand pallet = (19.166,66+20.000)/hari
147,64 m/hari
BMH per meter hand pallet = Rp 265,28/ m
87
Berdasarkan panjang lintasan antar area aktivitas yang berhubungan,
besarnya frekuensi aliran material dan biaya material handling per meter, maka
biaya material handling perbulan dapat dihitung selengkapnya pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.19 Total Biaya Material Handling (BMH) Perbulan Tata Letak Usulan /
Redesign Layout
Dari Ke Alat Angkut
Frekuensi
(kali)
Jarak
(m)
Frekuensi
x Jarak
BMH/meter
(alat angkut)
(Rp)
Total
BMH/meter
(Rp)
Total
BMH/Hari
(Rp)
[1] [2] [3]=[1]*[2
] [4] [5] [6]=[3]*[5]
A B Hand Pallet 16,94 4,8 81,31 265,28 265,28 21.569,92
B C Hand Pallet 28,23 6,55 184,91 265,28 265,28 49.052,92
C D Hand Pallet 16,94 19,25 326,10 265,28 265,28 86.507,81
D E Hand Pallet 18,82 14,63 275,34 265,28 265,28 73.042,20
E F Hand Pallet 28,23 4,34 122,52 265,28 265,28 32.502,11
F G Hand Pallet 35,29 11,98 422,77 265,28 265,28 112.152,43
G H Hand Pallet 28,23 3,48 98,24 265,28 265,28 26.061,11
H I Hand Pallet 18,82 3,73 70,20 265,28 265,28 18.622,66
I J Hand Pallet 26,26 6,82 179,09 265,28 265,28 47.509,00
J K Hand Pallet 31,76 4,97 157,85 265,28 265,28 41.874,45
K L Hand Pallet 22,58 4,07 91,90 265,28 265,28 24.379,23
K M Hand Pallet 9,41 5,47 51,47 265,28 265,28 13.653,96
M N Hand Pallet 17,64 9,57 168,81 265,28 265,28 44.781,92
N L Hand Pallet 22,58 8,17 184,48 265,28 265,28 48.938,85
N O Hand Pallet 98,20 3,81 374,14 265,28 265,28 99.251,86
Total 739.900,41
88
4.4. Perbandingan Tata Letak Awal dan Tata Letak Usulan / Redesign
Layout di PT Sygma Examedia Arkanleema
Perbandingan tata letak usulan / redesign layout dengan tata letak awal
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.20.
Tabel 4.20 Perbandingan Performasi Tata Letak Awal dengan Tata Letak Usulan
Tata Letak Awal Tata Letak
Usulan / Redesign
Layout
Efisiensi
Pemanfaatan lahan
produksi (space
utilization
efficiency)
638,61 m2 654,24 m2 15,63 m2
Jarak Perpindahan 118,8 meter 111,64 meter 7,16 meter
Biaya Material
Handling
Rp 783.361,78
Rp 739.900,41 Rp 43.461,37
(5,54 %)
Dari data perbandingan tata letak awal dengan tata letak usulan / redesign
layout pada tabel 4.20 dapat ditentukan bahwa tata letak usulan atau redesign
layout dapat dipilih oleh perusahaan ketika pada suatu waktu berencana untuk
mengubah tata letak bagian fasilitas produksi dengan alasan tata letak usulan atau
redesign layout dapat memberikan perbaikan terhadap tata letak awal, dapat
dilihat dari pemanfaatan lahan untuk produksi meningkat sebesar 15,63 m2, jarak
perpindahan antar area kerja berkurang 7,16 meter dan perusahaan dapat menekan
biaya material handling sebesar Rp 43.461,37 per hari .
89
4.4.1. Perhitungan Tingkat Efisiensi Tata Letak Usulan / Redesign Layout
Fasilitas Produksi di PT Sygma Examedia Arkanleema
Dari data yang telah diolah sebelumnya maka dapat dihitung luas lantai
yang digunakan sebagai area produksi dan area yang digunakan sebagai gang pada
tata letak usulan / redesign layout dengan total luas lantai tata letak usulan /
redesign layout yaitu 654,24 m2, total luas yang digunakan sebagai gang yaitu :
Indeks ruang gang = Luas gang seluruhnya
Luas tata letak seluruhnya
Indeks ruang gang =70,26 m²
654,24 m² = 10,73 %
Berdasarkan perhitungan tingkat efisiensi menggunakan indeks ruang gang pada
tata letak usulan / redesign layout diperoleh hasil sebesar 10,73 % yang dapat
digunakan sebagai gang dari total luas tata letak ususlan / redesign layout yakni
654,24 m2.
4.4.2. Perbandingan Tingkat Efisiensi Indeks Ruang Gang Tata Letak Awal
dengan Tata Letak Usulan / Redesign Layout Fasilitas Produksi di PT
Sygma Examedia Arkanleema
Perbandingan tingkat efisiensi untuk pemakaian ruang gang tata letak usulan
/ redesign layout dengan tata letak awal dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.21 Perbandingan Tingkat Efisiensi Ruang Gang Tata Letak Usulan /
Redesign Layout dengan Tata Letak Awal
Luas Gang Indeks Ruang
Gang
Tata Letak Awal 79,71 m2 12,48 %
Tata Letak 70,26 m2 10,73 %
90
Usulan /
Redesign Layout
Perbaikan 11,85% 14,02%
Dari data perbandingan tingkat efisiensi menggunakan indeks ruang gang
atau pemanfaatan luas lantai sebagai gang tata letak awal dengan tata letak usulan
/ redesign layout dikatakan dapat dipilih oleh perusahaan ketika perusahaan akan
melakukan perbaikan tata letak dikarenakan dikarenakan mengalami penurunan
dari 12,48 % menjadi 10,73 % atau seluas 9,45 m2 yang berarti pemanfaatan luas
lantai yang sebelumnya dipergunakan sebagai gang dapat digunakan untuk
keperluan lain seperti tempat penyimpanan produk yang belum selesai dikerjakan.
Terdapat perbaikan luas gang sebesar 11,85% dan perbaikan indeks ruang gang
sebesar 14,02%.
Recommended